Anda di halaman 1dari 5

Anatomi Formasio Retikularis

Formasio retikularis adalah kumpulan neuron dan serabut saraf yang terletak sepanjang
batang otak, membentang dari mesencehalon, pons, hingga medulla oblongata. Bagian ini
berhubungan kebawah dengan sel-sel interneuron medulla spinalis dan meluas ke atas ke
diensefalon. Memiliki sekiar 30.000 sinaps. Fungsi utama dari sistem retikularis ini adalah
menentukan status kesadaran dan keadaan bangun serta pengaturan siklus tidur-bangun.

Pada formasio retikularis terdapat beberapa nucleus yang berhubungan dengan fungsi tidur
antara lain nucleus raphei yang berfungsi sebagai pengaturan tidur, bangun, dan waspada, serta
locus ceruleus yang berfungsi sebagai pusat atensi, mood, dan siklus tidur-bangun.

Anatomi ARAS (Ascending Reticular Activating System)


ARAS merupakan area pada otak yang berpengaruh terhadap kesadaran dan dipersarafi oleh
beberapa “neuronal groups” yang berpusat di pontine dan medullary reticular formation dan
meluas hingga ke hypothalamus. Pada sistem ini terdapat sistem proyeksi “ascending” ke
forebrain dan proyeksi “descending” ke area brainstem dalam regulasi status tidur atau tebangun.
Neurotransmiter yang berperan dalam mekanisme ini ialah:
 Histamine – Sel histaminergik di nucleus tuberomammillary (TMN) di hipotalamus
posterior
 Norepinephrine – Diproduksi oleh neuron di locus coeruleus (LC)
 Serotonin – Diproduksi oleh neuron di dorsal raphe nuclei (DRN)
 Dopamine – Diproduksi oleh neuron di ventral tegmental area (VTA)
 Acetylcholine – Diproduksi oleh neuron di basal forebrain

Hipotalamus anterior termasuk ventrolateral preoptic nucleus (VLPO), mengandung gamma-


aminobutyric acid (GABA) dan peptide galanin, yang memicu tidur. Neurotransmiter tersebut
akan di proyeksikan ke TMN dan brainstem untuk inhibisi keadaan terjaga (bangun).

Fisiologi Tidur
Tidur terdiri dari 2 tipe tidur, yaitu tidur NREM (non rapid eye movement) dan REM (rapid
eye movement).
Tidur NREM
Tidur NREM dicapai selama 70-100 menit dan terdiri dari 4 fase, yaitu:
 Fase I, berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggap
stadium tidur paling ringan. EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur yang khas,
bervoltase rendah, dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus perdetik, yang disebut gelombang
teta.
 Fase II, berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. EEG
menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering dengan
frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal sebagai
kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah.
 Fase III, berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkan
gelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik, yaitu
gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar dibangunkan.
 Fase IV, berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. Gambaran EEG hampir sama
dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang delta. Stadium 3
dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau Slow Wave Sleep
(SWS).
Pada orang normal, tidur NREM adalah fase tenang. Nadi biasanya menurun 5-10 detak
jantung per menit. Respirasi dan tekanan darah juga menurun. Selain itu, terdapat juga Gerakan-
gerakan tubuh yang involunter pada tidur NREM. Peredaran darah ke seluruh jaringan, termasuk
CBF juga sedikit menurun.
Tidur REM merupakan jenis tidur yang secara kualitatif berbeda, ditandai dengan tingginya
tingkat aktivitas otak dan tingkat aktivitas fisiologis yang menyerupai tingkat aktivitas saat
terjaga. Kira-kira 90 menit setelah awitan tidur, NREM menghasilkan episode REM pertama
malam tersebut. Latensi REM 90 menit ini merupakan temuan yang konsisten pada orang
dewasa normal, pemendekan latensi REM sering terjadi pada gangguan seperti gangguan
depresif dan narkolepsi. Elektroensefalogram (EEG) merekam gerakan mata konjugat cepat yang
merupakan ciri pengidentifikasi keadaan tidur (tidak ada atau hanya sedikit REM dalam tidur
NREM); pola EEG terdiri atas aktivitas cepat bertegangan rendah dan acak dengan gelombang
gigi gergaji. Elektromiograf (EMG) menunjukkan berkurangnya tonus otot yang nyata.
Sifat siklik pada tidur adalah regular; periode REM terjadi kira-kira setiap 90 hingga 100
menit sepanjang malam. Periode REM pertama cenderung menjadi yang paling singkat, biasanya
berlangsung kurang dari 10 menit; periode REM selaniutnya masing-masing dapat berlangsung
l5 hingga 40 menit. Sebagian besar periode REM terjadi pada dua pertiga akhir malam,
sedangkan sebagian besar tidur tahap 4 terjadi pada sepertiga pertama malam.
Saat dewasa muda, distribusi tahap tidur sebagai berikut. NREM (75 persen), dengan
pembagian Fase I: 5%; Fase II: 45%; Fase III: 12%; Fase IV: 13%, dan REM (25 persen).

Distribusi ini relatif tetap konstan sampai usia tua, walaupun pengurangan terjadi pada tidur
gelombang pendek dan tidur REM pada orang yang berusia lebih tua.

Anda mungkin juga menyukai