Anda di halaman 1dari 5

NEUROLOGI

ANATOMI SISTEM MOTORIK 3. Cortex kontrol gerakan mata (area 8)


ANATOMI SENSORIK 4. Cortex pusat pengontrol berkemih (bagian medial lobus
SARAF KRANIAL (V, VII, IX, X) frontalis)
NYERI KEPALA 5. Broca speech area
EPILEPSI 6. Control personality and social behavior
INFEKSI SSP
KASUS RUJUKAN (NYERI NEUROPATIK, STROKE, TUMOR OTAK)  Piramidal Tract / Tractus Pyramidalis

MOTORIC SYSTEM AND CRANIAL NERVES


 Sistem Saraf Pusat

Brain (Encephalon) Spinal Cord

Cerebrum Diencephalon Brainstem Cerebellum Cervical

2 Hemispheres Thalamus Mes

Frontal Epithalamus Pons

Parietal Subthalamus MO

Occipital Hypothalamus

Temporal

Thinencephalon
 Besar kecilnya gambar menentukan jumlah otot
 Otot tangan > otot kaki
 Bagian abu-abu: korteks – dalam: substansia alba – capsula
Insula
interna
 Homunculus motoric
 Decussation of pyramids / decussatio pyramidalis – menyilang
 Hemisphere Cerebri
agar bergerak bersamaan – kalau berbeda  kelainan
 Dua hemisphere
 Tractus corticospinalis
 Struktur otak yang terbesar
 Daerah korteks: terdapat 7 lapisan sel; lapisan 5? Penting untuk
 Dipisahkan oleh fissure longitudinalis cerebri
sel motorik (sampai ke otak melalui
 Permukaan terdapat sulcus dan fissure yang di antaranya
 Sel piramid: mengolah stimulus
terdapat konvolusi atau gyrus
 Motorik berakhir di cornu anterior

 Lobus Hemisphere
 Sel Saraf
 Frontal: motorik  berfikir, behavior, terdapat pusat bicara
Penghambat
(motorik; tidak bisa berbicara)
Banyak – epilepsi
 Parietal: sensorik
 Oksipital: penglihatan  Saraf Kranial
 Temporal: sensorik untuk bicara dan pendengaran; temporalis
superior (?)
 Aplasia Global: kelainan sensorik dan motorik

 Lobus Frontal
 Kedua hemisphere anterior sampai fissura rolandic
 Kedua lobus kanan dan kiri dihubungkan oleh corpus callosum
 Daerah fungsional:
1. Cortex motorik (area 4); 4a
2. Cortex motorik tambahan (area 6) – asosiasi - merah
 Dikatakan saraf kranial karena mempunyai inti di batang otak
 3 saraf kranial yang berinti ganda yaitu di batang otak dan di
medulla spinalis yaitu N. V, XI, dan XII
 Medulla oblongata keseimbangan  pusat muntah
 Pons bawah: pendengaran
 Selain I dan II, berakhir di batang otak, nama: nukleus
 Gigi hanya menganggap sebagai rasa nyeri karena hanya ada
serabut nyeri (myelin dan tidak bermyelin) melalui V berakhir di
alveolar atas dan bawah
 Mempunyai domain:
- Motorik
- Somato sensorik (rasa di kulit pipi, pengecapan)
- Sensori khusus (pendengaran, penciuman, rasa)
- Otonom

 N. Opticus
 Reseptor: retina mata, fovea sentralis (sel batang untuk
ketajaman penglihatan (fisus), luas pandangan, dan penglihatan
malam hari;dan sel kerucut untuk melihat warna dan penglihatan
siang hari)
 Sel bipolar
 Serabut saraf kiri dan kanan
 N. opticus
 Masuk ke diencephalon
 Chiasma opticum
 ... laterale (lateral geniculate nucleus)
I) N. olfactorius  Masuk ke occipitalis melalui radioceo optical (optic radiation)
Langsung ke otak, tanpa batang otak  Berakhir di gyrus calcarina
Bulbus  traktus olfaktorius
Uncus: rasa murni
Hipotalamus (pusat lapar): rasa lapar
Reseptor di mukosa hidung
II) N. opticus
Langsung ke otak, tanpa batang otak
Lobus oksipital
Masuk ke diencephalon menjadi chiasma opticum
III) N. occulomotorius
Mesencephalon
IV) N. trochlearis
Mecencephalon
V) N. trigeminus
Pons
VI) N. abducent
Pons
VII) N. facialis
Pons
VIII) N. vestibulocochlearis
Pons dan medulla oblongata
IX) N. glossopharyngeus
Medulla oblongata
X) N. vagus
Medulla oblongata
XI) N. accesorius
Medulla oblongata
XII) N. hypoglossus
Medulla oblongata

 Saraf ekstraokular
 N. III, IV, VI untuk pergerakan bola mata
 Otot:
1. Rectus superior – N. III
2. Rectus inferior – N. III
3. Rectus medial – N. III
4. Rectus lateral – N. VI
5. Oblique inferior – N. III – liat atas
6. Oblique superior – N. IV – liat bawah

 N. Trigeminus

Fungsi sensorik dan motorik


Sensorik: pengecapan 2/3 depan lidah

 N. IX
Rasa pahit

 N. Vestibulococchlear
Untuk keseimbangan
Labirin: keseimbangan
Rumah siput: pendengaran

 N. Glossopharyngeus
Faring
Uvula: tes muntah  mau muntah  baik; tidak ada refleks muntah
 ke paru-paru

 N. Vagus
Paru-paru
Hati
 Ganglion gaseri / semilunar / trigeminale): sakit
Ginjal
 Trigeminal neuralgia
Usus
 Terdapat sensorik dan motorik
Lambung
Suara
 N. facialis
Plica voccalis

 N. Accessorius
Sternocleido mastoid  nengok kanan dan kiri
Distomia?
Trapezius  mengangkat bahu
Dari cervical di vertebralis (C1-C5) naik ke atas bersinaps di medulla
oblongata  nukleus  sternocleidomatoid

 N. Hipoglossus
Motorik lidah

Telinga: N. VII

NYERI KEPALA
 Kelainan lokal di kepala  arteritis temporalis  Myelitis : radang medulla spinalis
 Nyeri yang berasal dari saraf kranial  trigeminal neuralgia  Meninggoencephalitis (selaput otak tengah + ..)
 Nyeri yang berasal dari intrakranial (infeksi, meningitis; desakan,  Encephalomyelitis
tumor otak; vaskular, migrain)
 Nyeri yang berasal dari kontraksi otot Pembuluh darah terdapat di mening, namun di luar otak. Ketika
 Nyeri pasca trauma kepala pembuluh darah membesar, mening akan tertekan. Nyeri
 Nyeri rujukan (glaukoma, sinusitis, gangguan gigi, telinga) disebabkan karena pembuluh darah yang membesar tersebut
 Nyeri psikogenik mengikuti irama jantung

 Pemeriksaan  Meningitis
 Foto vertebrae cervical  Infeksi di selaput otak
Nyeri bagian kepala belakang  Gejala:
 CT Scan Kepala o Nyeri kepala
Stroke, tumor otak o Demam
 EEG (Elektroensefalografi) o Tanda rangsang meninggeal. Kaku kuduk (tiduran lurus,
Kejang atau sering pingsan kepala kita pegang, kepala diangkat. Kalo kaku pas ditekuk
 TCD berarti kaku kuduk), laseque, kernig, brudzinski I & II
 LP  Meningitis purulenta (karena bakteri)
 Lab lainnya o Timbul akut
 Konsultasi disiplin ilmu lain o Suhu tinggi
o Nyeri kepala
Sinusitis  diobati terlebih dahulu, kalau tidak  meningitis  mati o Kaku kuduk
o Kesadaran menurun
 Pengobatan o Gambaran LCS : keruh, kekuningan
o Analisa LCS : sel meningkat, protein meningkah,
 Tergantung penyebab sakit kepala
glukosa menurun
 Sementara simptomatis
o Sel yang meningkat: PMN
o Penyebab:
 Migrain
 Streptococcus
 Sakit kepala yang mempunyai kriteria berdenyut, berkala,
 Stapilococcus
berulang. Baik satu sisi maupun keduanya yang dapat terjadi
 Pheumonococcus
pada anak-anak, remaja, dan dewasa
 Meningococcus
 Biasanya genetik
 Hemophilus influenza
 Biasanya paling sering satu sisi, di depan atau di tengah
Tetanus badannya melengkung
 Paling sering remaja
 Infeksi melalui hematogen, penjalaran infeksi di tempat
 Common migrain atau migrain tanpa aura lain seperti Mastoiditis, infeksi gigi, dsb
Gangguan pembuluh darah otak tanpa bermanifestasi klinis  Kontak dengan udara dari trauma kepala terbuka
organik otak
o Pengobatan: antibiotika dosis tinggi, ampisilin dan
 Classic migrain atau migrain dengan aura, misal sebelum sakit chloramphenicol
kepala mules dulu (aura)  Meningitis serosa
Gangguan pembuluh darah otak yang bermanifestasi kelainan
o Dasarnya karena warna LCS jernih walaupun protein
klinis organik otak
meningkat
Contoh: sakit kepala kemudian lumpuh o Penyebab: TBC, virus
 Patofisiologi: gangguan / perubahan yang terjadi pada pembuluh o Gambaran LCS jernih juga dapat ditemukan pada M.
darah dan otak purulenta yang telah diobati
 Arteritis temporalis  Meningitis tuberkulosa
 Unilateral atau bilateral  Meningitis serosa
 50 tahun, kedua jenis kelamin  Meningitis basalis
 Berdenyut terus menerus dan terasa panas / terbakar dari  Akut, subakut, kronik
intermittent sampai continue  Gejala: demam, nyeri kepala, muntah, silau, kejang, kesadaran
 Perabaan arteri temporalis menebal dan nyeri menurun disertai paresis saraf kranial
 Gejala: demam, loss of vision, loss of weight, polymialgia, ...  Meningitis tuberkulosa
o Kaku kuduk, rangsang meningeal, paresis saraf krania,
 Radang Susunan Saraf ada/tidak kontak dengan penderita TB, KU umumnya jelek
 Meningitis : radang selaput otak (prognosis?)
(selaput mening tengah) o Gambaran LCS: jernih
 Encephalitis : radang otak o Sel meningkat MN tetapi tidak setinggi M.Pur
o Glukosa menurun a) Classical (idiopathic) form
o Pengobatan: kombinasi streptomisin, INH, ethambutol, PZA b) Symptomatic (secondary) form
o Pemberian INH harus disertai B6  Compression of the trigeminal ganglion
a) vascular
 Epilepsi - tortous atherosclerotic branch of the basilar artery
 Gangguan lepas muatan listrik di sel-sel otak yang bermanifestasi - basillar arteru aneurysm
klinik dalam bentuk serangan, berulang, dan periodik b) cerebello-pontine angle (CPA) mass
 Epilepsi parsial sederhana (kesadaran tak terganggu)  Clinical Finding or Manifestasion
 Epilepsi parsial komplek (disertai gangguan kesadaran) Facial pain dideskripsikan paroxysmal, pendek, jabbing, shooting,
 Epilepsi parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum electrical like, lancinating, stabbing, ‘red hot needle’, ‘forked
 Epilepsi umum: lightning’
o Epilepsi lena (absance) khas EEG tri spike and wave Affects the face unilaterally near the nose or mouth (trigger point)
o Epilepsi mioklonik  Diagnostic Work-Up
o Epilepsi klonik Brain MRI / MRa
o Epilepsi tonik Brain CT / CTA
o Epilepsi tonik klonik Audiometry
o Epilepsi atonik Evoked potential studies
 Pencetus serangan epilepsi ..
o Alkohol
o Hipoglikemi BELL’S PALSY
o Kurang tidur 
o Gangguan keseimbangan hormon (menstruasi)
o Emosi
 Hal-hal yang penting pada epilepsi:
o Kejang pertama bukan epilepsi
o Tidak semu kejang epilepsi
o Tidak semua epilepsi harus disertai kejang
o Epilepsi yang timbul setelah dewasa harus dicari
penyebabnya (sekunder epilepsi, tumor, dsb)
o Serangan yang terjadi terus menerus disebut status
epileptikus
 Pemeriksaan epilepsi: anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang EEG, CT Scan, MRI, MRA
 Pengobatan epilepsi: obat hodantoin dilantin, barbiturat luminal
nitrazepam, klonazepam, karbamazepim, gabapentin, dll.
 Minum obat teratur sampai 3 tahun bebas serangan kemudian
dosis diturunkan
 Dalam hal mendapat pengobayan apapun, obat antiepilepsi
harus diberikan

FACIAL PAIN FOCUSED ON TRIGEMINAL NEURALGIA


 Cranial Neuralgias and Central Causes of Facial Pain (IHS)
1. Trigeminal neuralgia
2. Glossopharyngeal neuralgia
 di daerah tenggorokkan
3. Nervus intermedius nerualgia
4. Superior laryngeal neuralgia
5. Nasicilliary neuralgia
6. Supraorbital neuralgia
7. Other terminal branch neuralgias
8. Occipital neuralgia
 Trigeminal nerualgia (TN) or Tic ...
Epidemiology
a) Incidence
3-5 new cases per 100,000 people per year, higher in women (3:2)
b) Age of onset
 Pathophysiology

Anda mungkin juga menyukai