1. ENDOKRIN METABOLIK 2
2. GASTROINTESTINAL 31
3. GENITO-URINARIA 112
4. INDERA 169
5. INTEGUMEN 255
6. KARDIO 413
7. MUSKULOSKELETAL 462
8. NEUROLOGI 483
9. PSIKIATRI 573
10. REPRODUKSI 630
11. RESPIRASI 745
1
ENDOKRIN DAN METABOLIK
CUSHING DISEASE
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
1. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk
1. Memperkenalkan diri, Salam, Senyum, Sapa, 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan 2. Menanyakan Identitas
pertanyaan-pertanyaan yang Nama
sesuai untuk mendapatkan Umur/usia, Neonates/bayi belita/prasekolah
informasi yang relevan, adekuat, Jenis kelamin
dan akurat Alamat
Umur/pendidikan/pekerjaan ortu
Agama dan suku bangsa
2
Hal-hal yang perlu tentang keluhan/gejala
Menanyakan onset? (onset akut, tiba-tiba)
Menanyakan keluhan penyerta? (pasien mual (+) muntah (+) hebat, frekuensi
sering. Pasien merasa lemas sekali, diare, anoreksia, diare, syok, demam,
nyeri abdomen(+) dan pinggang (+) menonjol yg berhubungan dengan
perdarahan kelenjar adrenal, delirium, keluar air susu pada pria atau wanita
yang tidak dalam masa menyusui)
Menanyakan factor memperingan : (-), memperberat (-)
Menanyakan Kuantitas
Menanyakan kualitas
Riwayat kehamilan
Kesehatan ibu saat kehamilan
Pernah sakit panas (rubella dsb)
Makan obat-obatan
6. Riwayat kelahiran
Tanggal lahir
Tempat lahir
Ditolong oleh siapa
Cara kelahiran
Kehamilan ganda
Keadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupan
Masa kehamilan
Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa
kehamilan, kurang atau besar).
7. Riwayat pertumbuhan
Syndrome cushing bisa timbul dengan hirsutisme,berat badan
bertambah,perubahan bentuk badan atau wajah,mudah melar,atau
ditemukan secara tidak sengaja terhadap umur
8.
3
Riwayat perkembangan
Patokan perkembangan (milestones)
Pada bidang: motor kasar, motor halus, sosial-personal, bahasa pada balita
Prestasi belajar pada anak usia sekolah
Masa pubertas
Riwayat imunisasi
Riwayat makanan
Riwayat penyakit yang pernah di derita
Riwayat keluarga
Tanda Vital :
TD : meningkat
N/RR/t : dapat normal
Pemeriksaan Fisik :
Berat badan : Obesitas, Pasien mengalami peningkatan jaringan adiposa di
wajah atau (moon face ), punggung atas di pangka leher
(buffalo hump). Obesitas sentral dengan jaringan adiposa
meningkat,
4
Kulit : Kulit tipis, hiperpigmentasi, mudah memar, Facial plethora terutama di
pipi. Violaceous (striae ungu) umumnya di abdomen, punggung
bawah, pantat, paha atas, lengan atas, dan payudara.
Acanthosis nigricans, yang berhubungan dengan resistensi insulin,
umumnya di temukan di axial, siku, leher, dan di bawah payudara
Hidung : Nafas cuping hidung dapat terjadi
Mulut : mukosa bibir kering
Leher : penumpukan jaringan adipose di pangkal leher (buffalo hump)
Dada : pergerakan dada simetris, galaktorea, pertumbuhan rambut berlebihan
Cor/Pulmo : dapat normal
Abdomen : terdapat striae, Nyeri tekan dapat +
Otot, tulang : kelemahan otot proksimal, osteoporosis dapat menyebabkan
fraktur, kyphosis
Tambahan :
1. Pada pria, penghambatan LHRH dan FSH/LH fungsi dapat
menyebabkan penurunan libido dan impotensi
2. Pada wanita dapat terjadi haid tidak teratur, amenore, infertilitas, dan
penurunan libido dapat terjadi pada wanita karena inhibisi sekresi
berdenyut dari luteinizing hormon (LH ) dan follicle-simulati hormone
yang kemungkinan di sebabkan gangguan luteinizing hormone –
releasing hormone (LHRH).
3. Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium
Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan laboratorium sederhana, didapati limfositofeni, jumlah
netrofil antara 10.000 – 25.000/mm3. eosinofil 50/ mm3 hiperglekemi (Dm
pada 10 % kasus) dan hipokalemia.
2. Pemeriksaan laboratorik diagnostik. Pemeriksaan kadar kortisol dan
“overnight dexamethasone suppression test” yaitu memberikan 1 mg
dexametason pada jam 11 malam, esok harinya diperiksa lagi kadar kortisol
5
plasma. Pada keadaan normal kadar ini menurun. Pemerikaan 17 hidroksi
kortikosteroid dalam urin 24 jam (hasil metabolisme kortisol), 17
ketosteroid dalam urin 24 jam.
3.
1.
3. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Dx : Cushing Disease 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dd/ Sindroma ACTH Ektopik
diagnosis bandingnya secara lengkap Tumor Adrenal
banding
4. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah satu 2. Menanyakan identitas pasien
prinsip berikut: 3. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
6
1. Mampu membina 4. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
hubungan baik dengan arah respon
pasien secara verbal non 5. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
verbal (ramah terbuka 6. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
kontak mata salam empati 7. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
dan hubungan komunikasi 8. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
dua arah respon)
2. Mampu memberikan
kesempatan pasien untuk
bercerita dan mengarahkan
cerita
3. Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4. Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
5. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan 2. Memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, 3. Pasang akses intravena dan pengambilan sample darah
proteksi diri (sepsis asepsis) 4. Terapi obat: metirapon (menghambat sisntesis kortisol) atau ketokonazol
(menghambat sitokrom P450) menurunkan kadar kortisol untuk jangka
pendek sebelum pembedahan atau jangka panjang apabila pembedahan
tidak mungkin dilakukan.
5. Penderita harus dikonsultasikan dengan endokrinologist, spesialis penyakit
Infeksi, ahli critical care, kardiologis, ahli bedah.
6. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1. Memakai APD 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan 2. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
dan melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri
lengkap sebagai berikut: 3. Memperhatikan kenyamanan pasien
7
1. Melakukan setiap tindakan 4. Melakukan tindakan sesuai prioritas
dengan berhati-hati dan teliti 5. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
sehingga tidak membahayakan 6. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
pasien dan diri sendiri diperlukan
2. Memperhatikan kenyamanan 7. Merujuk kepada Spesialis Penyakit Dalam
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
8
Anamnesis berkaitan dengan sistem :
Gastrointestinal : gangguan selera makan, nafsu makan meningkat, berat badan
turun, cepat lapar,haus, mual muntah
Respirasi : sesak nafas
Kardiovaskular : hipertensi
Urogenitalia : banyak kencing,sakit bila berkemih
Syaraf : baal pada ekstrimitas
Mata : penglihatan kabur, mata terasa perih,
Kulit : gatal selangkangan, luka sulit sembuh
Kebidanan : melahirkan BBL > 4000 gr
Ginekolagi : keputihan
Muskoloskeletal : lemas
Disfungsi ereksi
Apakah pasien pernah mengalami hal seperti ini (operasi)
Apakah ada yang sakit seperti ini dikeluarga
Apakah bapak memiliki penyakit seperti hipertensi, gula, dll
Apakah pasien memiliki kebiasaaan makan (berlemak, pedas, minyak),
merokok , alkohol, narkoba. Olahraga
Tanyakan riwayat apakah penyakitnya tekah diobati atau belum, juka sudah
tanyakan obatnya dan didapat dari mana
Jelaskan pada pasien bahwa fase ini hanyalah fase awal dari serangkaian
pemeriksaan dan masih ada fase lanjutan berupa pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lab untuk mempertajam diagnosis
Membuat rencana penatalaksaaan dan pemeriksaan penun
2. Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 1. mohon ijin,cuci tanga 1 3x1
tangan sebelum dan setelah . pengukuran tinggi dan berat badan (bmi meningkat)
pemeriksaan menggunakan sarung 2. pengukuran tekanan darah (hipertensi),termasuk pengukuran tekanan darah
tangan dalam melakukan dalam posisi berdiri untuk mencari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik.
pemeriksaan fisik sesuai masalah 3. pemeriksaan mata visus menurun
klinik pasien
9
4. pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid (mulut kering, bisa juga tiroid
membesar)
5. pemeriksaan jantung (batas jantung melebar ke kiri)
6. pemeriksaan abdomen dbn
7. pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin)
usul pemeriksaan penunjang
hba1c (>6,5)
gds (>200)
gdp (>125)
elektrolit (kad)
3. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan dm tipe 2 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya dd/-dm tipe 1
diagnosis banding secara lengkap -toleransi glukosa terganggu
4. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan
menerapkan salah satu prinsip partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi
berikut: pasien dalam menuju perubahan perilaku. kurangi makan gula,kurangi
1. Mampu membina hubungan cemilan,rutin olahraga,ganti karbohidrat simpleks (nasi putih,gula) dengan
baik dengan pasien secara karbohidrat kompleks (nasi merah,kentang,gandum)
verbal non verbal (ramah
terbuka kontak mata salam
empati dan hubungan
komunikasi dua arah respon)
2. Mampu memberikan
kesempatan pasien untuk
bercerita dan mengarahkan
cerita
3. Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
10
4. Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
5.Tata laksana non Peserta melakukan tindakan meminta persetujuan kepada pasien untuk memberikan obat yamg harus 5 3x5
farmako terapi (tindakan) /pemberian terapi dengan informed diminum secara teratur dan bila habis untuk harap segera kontrol
consent yang jelas, proteksi diri kembali
(sepsis asepsis) R/metformin tab 500 mg no.x
s 2 dd tab I
6. Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan diri 1.Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
dan meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
1. Melakukan setiap tindakan 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
dengan berhati-hati dan teliti 5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
sehingga tidak membahayakan diperlukan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada
pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan
merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
HIPERTIROID DISEASE
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
11
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan I Identitas
pertanyaan-pertanyaan yang Nama
sesuai untuk mendapatkan Umur
informasi yang relevan, adekuat, Jenis kelamin
dan akurat Alamat
Pekerjaan
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Keluhan/gejala yang menyebebkan pasien di bawa berobat
12
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci Keadaan Umum : 1 3x1
tangan sebelum dan setelah Sadar, tampak lemah, sesak.
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda Vital :
tangan dalam melakukan Nadi : takikardi
pemeriksaan fisik sesuai masalah RR : takipnue
klinik pasien Suhu : Meningkat
TD : meningkat/bisa normal
BMI : kurus
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: tak
Mata : eksofthalmus
tht: normal
kulit : halus, hangat, kemerahan, rambut tipis, mengkilat, lurus
Leher : ditemukan benjolan yang ikut bergerak saat menelan, letak, jumlah,
konsistensi, permukan, batas, mobile, nyeri tekan/tidak, benjolan nnll
membesar atau tidak.
Paru : RR: takipue, dispnue
Jantung : Takikardi, Bising.
Abdomen : normal
Ekstremitas : clubbing finger bila ada komplikasi ke jantung
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin : leukositisis
Hormon T3 meningkat, T4 menigkat, TSH menurun, free T4 meningkat
EKG: takikardi
USG tiroid
13
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Hipertiroid 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis DD: toxic,non toxic, ca tiroid
bandingnya secara lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
Mampu membina hubungan
baik dengan pasien secara
verbal non verbal (ramah
terbuka kontak mata salam
empati dan hubungan
komunikasi dua arah respon)
Mampu memberikan
kesempatan pasien untuk
bercerita dan mengarahkan
cerita
Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik, pemeriksaan
klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya sesuai
dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. pemberian terapi pendahulu dengan obat anti tiroid : golongan 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan thionamides: PTU,carbimazole, methimazole
(tindakan) informed consent yang jelas, 2. mengedukasi pasien untuk mau dilakukan rujukan ke dokter yang lebih
proteksi diri (sepsis asepsis) berkompeten dan dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya
3. menjelaskan kepada pasien bahwa jika tidak mendapatkan terapi yang
baik bisa mengakibatkan komplikasi: jantung, gagal ginjal, krisis tiroid.
4. mengedukasi pasien jika diperlukan bisa dilakukan operasi untuk
pengangkatan kelenjar tiroid.
14
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
1. Melakukan setiap tindakan
dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
HIPOGLIKEMI
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk
1. Identitas
menceritakan penyakitnya dengan Nama
pertanyaan-pertanyaan yang Usia
sesuai untuk mendapatkan Alamat
informasi yang relevan, adekuat, Pekerjaan
dan akurat Pendidikan
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama: penurunan kesadaran
15
Menanyakan lamanya penurunan kesadaran, Mendadak, terus-menerus,
perlahan-lahan, hilang timbul, sesaat
sudah berapa lama?
Sampai menganggu aktivitas?
periksa gula darah sewaktu, hasilnya berapa?
Disertai mual, muntah, panas, nyeri kepala, gatal-gatal pada kulit, lebih sering
lapar, haus, jika malam hari sering BAK, BAB dan BAK normal atau tidak?
Yang mendahului keluhan penurunan kesadaran, sebelumnya pemberian
obat-obatan apa, apakah sebelumnya minum obat kencingmanis atau insulin?
Pertama kali dirasakan/ pernah sebelumnya penurunan kesadaran seperti ini
Keluhan yang sama adalah pada anggota keluarga, orang serumah,
sekelilingnya
Upaya yang dilakukan dan hasilnya
5. Riwayat penyakit yang pernah di derita
6. Apakah menderita kencing manis sebelumnya?
7. darah tinggi, penyakit jantung, penyakit paru, sakit ginjal
A
12. Riwayat keluarga
Apakah ada keluarga yang sakit seperti ini?
Sakit jantung, kencing manis, darah tinggi sebelumnya?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci Keadaan Umum : 1 3x1
tangan sebelum dan setelah Sadar, tampak lemah,
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda Vital :
tangan dalam melakukan TD : rendah
pemeriksaan fisik sesuai masalah N/RR/t : dapat normal
klinik pasien
Pemeriksaan Fisik :
Berat badan : dapat
Rambut : normal
Mata : konjungtiva palpebra pucat bisa ada atau tidak
Kulit : turgor kulit normal
Telinga : discharge (-)
16
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : mukosa bibir kering (-)
Leher: pembesaran kelenjar limfe(-)
Thorax
1. Inspeksi :, pergerakan dada simetris.saat statis dinamis
Palpasi : stem fremitus kanan=kiri, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
17
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya sesuai
dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Pada stadium lanjut (koma hipoglikemi) diberikan larutan dekstrosa 40% 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan sebanyak 2 flakon (=50 ml) bolus ointravena dan diberikan cairan dekstrosa
(tindakan) informed consent yang jelas, 10 % per infus sebanyak 6 jam per kolf. Glukosa darah sewaktu diperiksa.
proteksi diri (sepsis asepsis) Jika GDS < 50 mg/dl, ditambahkan bolus dekstrosa 40% 50 ml secara
intravena; jika GDS <100 mg/dl ditamnahkan bolus dekstrosa 40% 25 ml
intravena. jika GDS 100-200 mg/dl maka tidak perlu diberikan bolus
dekstrosa 40%; jika GDS >200 mg/dl maka dipertimbangkan untuk
menurunkan kecepatan drip dekstroa 10%. Jika GDS .100 mg/dl sebanyak 3
kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam dengan protokol
sesuai di atas. Jika gds >200 mg/dl, pertimbangkan mengganti infus dengan
dekstrosa 5% atau NaCL 0,9%. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali
berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan protokol
sesuai di atas. Jika GDS >100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, dilakukan
sliding scale setiap 6 jam dengan regular insulin. Bila belum teratasi, diberi
antagonis insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0.5-1
mg i.v/i.m. Jika pasien belum sadar, dengan GDS sekitar 200 mg/dl, diberikan
hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg i.v
bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5-2 g/kgBB iv setiap 6-8 jam
dan dicari penyebab lain penurunan kesadaran. Untuk menghindari terjadinya
hipoglikemi pasien perlu diedukasi bagaimana menyesuaikan penyuntikan
insulin dengan waktu dan jumlah makanan (karbohidrat), pengaruh aktivitas
jasmani terhadap kadar glukosa darah, tanda dini hipoglikemi, dan cara
penanggulangannya
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
1. Melakukan setiap tindakan
dengan berhati-hati dan teliti
18
sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
19
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Pasien datang TIDAK SADAR diantar oleh keluarga 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Lakukan ALOANAMESIS dengan anggota keluarga (istri/ anak/ orang tua/
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai rekan terdekat pasien)
untuk mendapatkan informasi yang
relevan, adekuat, dan akurat 1. Persilahkan pasien masuk kedalam ruangan
2. Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
3. Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan
4. Persilahkanlah pasien dan keluarganya untuk duduk
5. Tunjukan sikap empati pada pasien dan keluarganya
6. Inform concent :
Meminta ijin keluarga untuk mengajukan beberapa pertanyaan tentang
pasien, riwayat penyakit, obat-obatan yang pernah dikomsumsi , kebiasaan
pasien sehari-hari, dan semua informasi yang saya dapat dari keluarga sangat
berguna untuk mengetahui apa penyakit pasien dan segala informasi yang
akan saya dapatkan akan saya jaga sesuai dengan kode etik kedokteran.
Tanyakan apakah keluarga bersedia atau tidak?
a) Identitas pasien :
nama , umur , alamat, perkerjaan , status
b) Keluhan Utama : pasien KAD datang dengan keluhan tidak sadar
c) Riwayat penyakit sekarang
Sejak kapan mulai tidak sadar, apakah tiba-tiba atau perlahan, apakah
disertai dengan kelemahan anggota gerak, apakah disertai dengan keluhan
nyeri kepala, apakah ada keluhan muntah? Adakah keluhan mual? Apakah
ada keluhan badan terasa lemah ? Apakah ada keluhan demam? Adakah
keluhan batuk? Pilek? Nyeri telinga? Mata merah? Mata nrocos?
Penglihatan kabur? Sakit gigi? Nyeri dada? Sesak nafas? Nyeri perut?
Mencret? Nyeri saat BAK? Sakit Kulit?
Apakah pasien mengeluh gangguan selera makan, nafsu makan meningkat,
berat badan turun, cepat lapar,haus?
20
Apakah ada keluhan luka yang susah sembuh?menimbulkan bau yang tidak
sedap? Apakah ada keluhan terasa baal pada telapak kaki?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci tangan 1. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan 1 3x1
sebelum dan setelah pemeriksaan 2. Mencuci tangan sebelumnya, menggunakan alat pelindung diri (sarung
menggunakan sarung tangan dalam tangan)
melakukan pemeriksaan fisik sesuai 3. Pasien TIDAK SADAR Primary Survey
masalah klinik pasien Airway: Apakah ada sumbatan jalan nafas? Apakah ada gurgling? Apakah
ada snooring? Stridor
Breathing: RR: meningkat, nafas kussmaul (nafas cepat dan pendek) (+),
Saturasi O2, apakah dada simestris saat statis dan dinamis? Adakah retraksi
dada? Nafas bau keton (+)
Circulation: Tekanan darah: bisa normal, Laju Nadi:meningkat , cappilary
refill: bisa normal, menurun
Disability: GCS abnormal, kesadaran koma, Pupil: bisa normal
21
Eksposure: warna kulit: bisa normal, adakah jejas?, adakah luka ulkus pada
ekstremitas?
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital: takikardi, takipneu, hipotermi/ hipertemi (jika ada infeksi)
Tanda-tanda umum :
kulit kering
napas kussmaul
selaput lendir kering
penurunan turgor kulit
penurunan refleks karena hipokalemi
mual muntah
nyeri perut
Sianosis
Tanda2 lain akibat faktor pencetus
Tanda khusus :
napas keton (bau aseton)
koma
Pemeriksaan Laboratorium
Gula darah > 300 mg/dl
Peningkatan keton total >30 bisa sampai 30M/L (N=0,15). Benda2 keton
utama yaitu betahidroksibutirat, asetoasetat, aceton
BGA: Asidosis metabolik dengan pH arteri < 7.3, HCO3<
15mEq/L,peningkatan pCO2
Elektrolit bervariasi. K+ turun, Na biasanya naik.
Osmolalitas <350 mOsm, N=275-295
Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
BUN sekitar 20-30
Lekositosis
Amilase meningkat
22
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : Ketoasidosis diabetikum 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis bandingnya
secara lengkap Diagnosis Banding :
Krisis adrenal
Krisis Tiroid
Syok sepsis
Syok hipovolemik
23
REHIDRASI
NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama
4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)
INSULIN
4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi minimal
Infus K (TIDAK BOLEH BOLUS)
Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
Infus Bicarbonat
Bila pH<7,0 atau bicarbonat < 12mEq/L
Berikan 44-132 mEq dalam 500cc NaCl 0.9%, 30-80 tpm
Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x BB x 0.4
Antibiotik dosis tinggi: Spektrum Luas (gram positif dan gram
negatif serta kuman anaerob)
24
5. Mengetahui keterbatasan dengan
merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
25
Hiperkalemia
Hipokortisol <20 mcg/dl
Hipoaldosteron
Hipoandrogen
Peningkatan ACTH dan aktifitas plasma rennin
Eosinofilia dan limfositosis
CT Scan abdomen : kelenjar adrenal perdarahan, atrofi atau pembesaran
kelenjar adrenal bilateral
EKG : pemanjangan interval QT, dan T inverted
Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : Krisis Adrenal 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
banding Koma hipoglikemi
Krisis Tiroid
Syok sepsis
Syok hipovolemik
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah satu Menanyakan identitas pasien
prinsip berikut: Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
Mampu membina hubungan Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
baik dengan pasien secara arah respon
verbal non verbal (ramah Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
terbuka kontak mata salam Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
empati dan hubungan Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
komunikasi dua arah respon)
Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Mampu memberikan
kesempatan pasien untuk
bercerita dan mengarahkan
cerita
26
Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik, pemeriksaan
klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya sesuai
dengan masalah pasien
Tata laksana Peserta melakukan tindakan Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan Memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, Nilai Airway, Breathing, dan Circulation, dan status GCS pasien
proteksi diri (sepsis asepsis) Pasang akses intravena dan pengambilan sample darah
Gagal sirkulasi(+) berikan 20 ml/kg NaCl0,9 % bolusIV maintenance
destrose 5%
Steroid IV secepatnya : dexametason 4 mg atau hydrokortisone 100 mg.
Setelah penderita stabil lanjutkan dengan dexametasone 4 mg IV tiap 12 jam
atau hydrokortison 100 mg IV tiap 6-8 jam.
4.Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan perdarahan, untuk infeksi dapat
diberikan antibiotik.
Untuk meningkatkan tekanan darah dapat diberikan dopamin atau
norepineprin.
Terapi pengganti mineralokortikoid dengan fludricortisone
Penderita harus dikonsultasikan dengan endokrinologist, spesialis penyakit
Infeksi, ahli critical care, kardiologis, ahli bedah.
Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Memakai APD 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
dan melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri
lengkap sebagai berikut: Memperhatikan kenyamanan pasien
1. Melakukan setiap tindakan Melakukan tindakan sesuai prioritas
dengan berhati-hati dan teliti Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
sehingga tidak membahayakan Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
pasien dan diri sendiri diperlukan
27
2. Memperhatikan kenyamanan Merujuk kepada Spesialis Penyakit Dalam
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
28
Menjelaskan Pendahuluan mengenai penilaian status gizi cara antropometrik Lingkar Lengan Atas
Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran lingkar lengan Atas
Menjelaskan tempat pengukuran lingkar lengan atas
Menjelaskan syarat-syarat pengukuran Lingkar Lengan Atas
Menjelaskan cara pengukuran Lingkar Lengan Atas
Menyebutkan nilai standar dari Lingkar Lengan Atas
Menjelaskan Penentuan Status Gizi berdasarkan Lingkar Lengan Atas dan Interpretasinya
4. Tebal Lipatan Kulit
Menjelaskan alat yang digunakan dalam pengukuran Tebal Lipatan Kulit (TLK)
Menjelaskan tempat-tempat pengukuran Tebal Lipatan Kulit
Menyebutkan nilai standar dari Tebal Lipatan Kulit
Menjelaskan rumus penetuan status gizi secara antropometrik berdasarkan Tebal Lipatan Kulit
5. Hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LLA) dengan Tebal Lipatan Kulit
6. Waist-Hip Circumference Ratio
Menjelaskan Definisi dari Waist-Hip Circumference Ratio (WHR)
Menjelaskan tipe obesitas berdasarkan Waist-Hip Circumference
Menjelaskan alat yang digunakan dalam pengukuran Waist-Hip Circumference Ratio
Menjelaskan tempat pengukuran Waist-Hip Circumference Ratio
Menjelaskan cara pengukuran dari Waist-Hip Circumference Ratio
Menjelaskan rumus pengukuran Waist-Hip Circumference Ratio
Menjelaskan nilai standar dari pengukuran Waist-Hip Circumference Ratio
Menentukan Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120% BB standar
diagnosis dan Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.
diagnosis Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau >
banding 120% atau Z-score ≥ + 2 SD
Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila
TLK Triceps > persentil ke 85.
OBESITAS : Obesitas
29
terapi 3. Pengaturan Pola Hidup
4. Konseling problem psikososial, terutama untuk peningkatan rasa percaya diri
PEMERIKSAAN TIROID
No Point Penilaian
Pembuka dan Mempersiapkan Pemeriksaan pasien
1 Memberikan salam pembuka saling memperkenalkan diri*
2 Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan, serta meminta untuk melakukan apa yang diinstruksikan oleh
pemeriksa.
3 Mempersiapkan ruangan nyaman, cukup cahaya, meteran dan Stetoscope
Melakukan anamnesis sehubungan penyakit kelenjar tiroid
4 Menemukan senang udara dingin/panas, Menemukan banyak/kurang keringat
5 Menemukan keluhan penurunan/peningkatan berat badan, nafsu makan meningkat/menurun
Melakukan Pemeriksaan Fisik sehubungan penyakit kelenjar tiroid
6 Menemukan kegelisahan atau mata menonjol (inspeksi dari samping)
7 Mengambil posisi dibelakang/samping pasien, Meminta posisi kepala pasien sesuai kebutuhan, mengukur besar kelenjar tiroid
8 Meminta pasien menelan sewaktu inspeksi/palpasi, Melakukan palpasi dengan jari-jari digeser-geserkan
9 Melakukan auskultasi diatas kelenjar tiroid
Membuat Interpretasi
10 Menentukan grade pembesaran kelenjar
11 Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan meliputi: Menentukan difus/noduler, konsistensi kelenjar, adanya nyeri tekan, ukuran
kelenjar, Suhu dan Warna kulit, Perlengketan ke sekitarnya
12 Menentukan status klinis fungsi tiroid dengan menggunakan indeks Wayne
13 Menentukan status klinis fungsi tiroid dengan menggunakan indeks New Castle
30
GASTROINTESTINAL
ABSES APPENDIKS
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien MEMBUKA WAWANCARA 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya Menyapa pasien
dengan pertanyaan-pertanyaan Memperkenalkan diri
yang sesuai untuk mendapatkan Menunjukkan sikap hormat dan respek pada pasien
informasi yang relevan, adekuat, Mengidentifikasi dan mengkonfirmasi permasalahan pasien
dan akurat Menegosiasikan agenda konsultasi
ANAMNESIS
Menanyakan identitas penderita
Menanyakan keluhan utama mual, muntah, sakit pada daerah umbilical,
kemudian beralih ke area fossa illiaca kanan
Menanyakan lokasi sakit dimulai, dan lokasi sakit sekarang secara klasik
dimulai sekitar pusar dan kemudian berpindah ke kwadrant kanan bawah
Menanyakan onset dan kronologi
Menanyakan kualitas keluhan
Menanyakan kuantitas keluhan
Menanyakan faktor-faktor pemberat batuk meningkatkan sakit
Menanyakan faktor-faktor peringan Membungkuk
Menanyakan gejala penyerta
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
Menanyakan riwayat sosial ekonomi
Menanyakan kebiasaan pribadi
Penggunaan bahasa yang mudah dipahami pasien
Menggunakan pertanyaan terbuka secara tepat
Menggunakan pertanyaan tertutup secara tepat
MENUTUP WAWANCARA
31
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat
Menutup wawancara dengan membuat suatu ringkasan
Membuat kesepakatan dengan pasien (contracting)
SAMBUNG RASA DENGAN PASIEN
Menunjukkan tingkah laku (non verbal) yang sesuai
Bila melakukan kegiatan lain (misal melihat catatan atau menulis), tidak
sampai mengganggu proses wawancara dengan pasien.
Tidak menghakimi
Memberikan empati dan dukungan terhadap pasien
Tampak percaya diri
KETERAMPILAN MENSTRUKTUR WAWANCARA
Menjalankan wawancara dengan urutan yang logis/ tepat
Memperhatikan waktu
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci Informed Consent 1 3x1
tangan sebelum dan setelah Menyampaikan tujuan pemeriksaan abdomen sesuai dengan keluhan
pemeriksaan menggunakan Menjelaskan kemungkinan ketidaknyamanan ketika dilakukan pemeriksaan.
sarung tangan dalam melakukan Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik sesuai masalah Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman untuk pemeriksaan
klinik pasien abdomen, penderita posisi tiduran dengan flexi sendi lutut dan sendi panggul
kanan, meletakkan bantal di bawah lutut, dan memberikan selimut pada
pasien agar tidak merasa dingin.
Mencuci tangan
Berdiri di sebelah kanan pasien
Melakukan pemeriksaan Tanda Vital : Suhu febris
Periksa adakah nyeri tekan dan nyeri tekan lepas pada titik Mc. Burney
(terlokalisir pada kwadrant kanan bawah, bahkan di flank kanan)
Perkusi di kwadrant kanan bawah apakah menimbulkan sakit. Bila terdapat
sakit menunjukkan adanya rangsang peritoneal.
Palpasi : teraba masa daerah kuadran kana bawah berfluktuasi, nyeri tekan.
Tes Iliopsoas
Dilakukan ekstensi pada sendi panggul dan lutut kanan, bila nyeri +
Tes Obturator
32
Dilakukan endorotasi pada tungkai kanan, bila nyeri +
Tes Rovsing
Dilakukan palpasi dalam pada perut kiri bawah, bila terasa nyeri pada perut
kanan bawah +
Rasakan adanya defans muskuler. Adanya defans muskuler menunjukkan
inflamasi telah mencapai peritoneum (ada rangsang peritoneal)
Hiperesthesia Kulit
Lipatlah kulit daerah perut kanan bawah dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan (tidak sampai mencubit)
Adanya sakit (hiperensthesia) bisa menyertai appendiksitis
Rectal Toucher
Memberi salam dan memperkenalkan diri, menanyakan identitas penderita
Menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan colok dubur yang akan
dilakukan, dan tujuannya. Mengatakan bila pemeriksaan mungkin kurang
nyaman, meminta persetujuan lisan kepada pasien
Pasien dalam posisi litotomi, pemeriksa di sebelah kanan penderita
Pakai handschoen, lumuri dengan pelicin pada jari telunjuk tangan kanan
pemeriksa
Masukkan jari telunjuk tangan kanan yang telah dilumuri pelicin ke dalam
anus dengan cara menekan di jam 6, masuk pelan-pelan
Pada appendiksitis, nyeri tekan rektum pada arah jam 9 - 11
Menyebutkan hasil pemeriksaan dan mengucapkan terima kasih
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Alvarado Score 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis Tanda:
bandingnya secara lengkap Ketegangan perut kanan bawah (+2)
Rebound Tenderness (+1)
Kenaikan suhu > 37,3oC (+1)
Gejala:
Nyeri yang berpindah ke kuadran kanan bawah abdomen (+1)
Anorexia (+1)
Mual atau muntah (+1)
Pemeriksaan Laboratorium:
33
Leukositosis > 10.000 (+2)
Shift to the Left (+1)
Diagnosis banding
- Periapendicular mass
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai
dengan menerapkan salah satu anamnesis
prinsip berikut: Menanyakan identitas pasien
Mampu membina hubungan Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
baik dengan pasien secara Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi
verbal non verbal (ramah dua arah respon
terbuka kontak mata salam Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
empati dan hubungan cerita
komunikasi dua arah Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan
respon) klinik
Mampu memberikan Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada
kesempatan pasien untuk pasien
bercerita dan mengarahkan Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
cerita
Menjelaskan bahwa penyakit pasien harus ditangani dokter spesialis,
Mampu untuk melibatkan sebagai dokter umum saya hanya dapat melakukan tindakan awal
pasien dalam membuat dalam mengatasi kegawatan dan setelah itu membuat rujukan ke
keputusan klinik, dokter spesialis untuk penanganan selanjutnya. Menanyaka kepada
pemeriksaan klinik keluarga apakah bersedia untuk dilakukan rujukan
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Posisikan pasien senyaman mungkin (posisi setengah duduk) 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Pasang infus
(tindakan) informed consent yang jelas, 3. Bila terdapat tanda peritonitis
proteksi diri (sepsis asepsis)
34
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan Memakai APD 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga
dan melakukan poin di bawah ini tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
lengkap sebagai berikut: Memperhatikan kenyamanan pasien
1. Melakukan setiap tindakan Melakukan tindakan sesuai prioritas
dengan berhati-hati dan teliti Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
sehingga tidak membahayakan Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi
pasien dan diri sendiri bila diperlukan spesialis Bedah Digestive
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
35
3. Menanyakan lokasi: ( di bawah rahang )
4. Menanyakan onset dan kronologis: (bengkak sekitar 7hari, sulit makan
dan menelan.)
5. Menanyakan kuantitas keluhan: (Bengkak dirasakan mengganggu
makan, penampilan dan aktivitas sehari-hari)
6. Menanyakan kualitas keluhan: (Bengkak semakin lama semakin
membesar)
7. Menanyakan faktor-faktor memperberat: (nyeri saat makan)
8. Menanyakan faktor-faktor memperingan: (-)
9. Menanyakan gejala penyerta: (demam, pusing, sesak)
10. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
( adanya riw.sakit gigi)
11. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
12. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
13. Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup
wawancara dengan membuat suatu ringkasan.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 1. Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
pemeriksaan menggunakan 3. Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin dan
sarung tangan dalam melakukan membuka baju
pemeriksaan fisik sesuai masalah 4. Mencuci tangan
klinik pasien 5. Menilai keadaan umum dan kesadaran (Baik, sadar, tampak bengkak
pada leher).
36
6. Pemeriksaaan tanda vital ( TD: 140/80mmHg, N:80x/’, RR: 28x/’, t:
38,2oC)
7. Pemeriksaan Wajah (Apakah didapatkan asimetri)
8. Pemeriksaan Telinga Hidung (Apakah didapatkan discharge, tanda-
tanda peradangan)
Pemeriksaan Mulut ,Tenggorok dan Leher
Mulut : ins: lidah terangkat keatas, elevasi lidah, terdapat karies
Tenggorok : faring dapat hiperemis
Leher : ins : tampak bengkak, kemerahan,mengkilat,nnll pembesaran -
Pal: bengkak sulit digerakkan, hangat, nyeri tekan.
9. Thoraks
Inspeksi: (Simetris saat statis dan dinamis, adakah deformitas)
Palpasi: (Apakah ada krepitasi, stem fremitus kanan dan kiri)
Perkusi: (Apakah sonor kedua lapangan paru)
Auskultasi (suara dasar paru, suara tambahan wheezing, ronkhi)
10. Abdomen (Inspeksi cembung/datar, adakah venektasi; auskultasi bising
usus; perkusi timpani, pekak sisi dan pekak alih; palpasi, supel, perabaan
hepar dan lien.)
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 1. Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon)
37
dengan menerapkan salah satu 2. Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
prinsip berikut: mengarahkan cerita
Mampu membina hubungan 3. Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
baik dengan pasien secara pemeriksaan klinik
verbal non verbal (ramah 4. Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
terbuka kontak mata salam pasien
empati dan hubungan
komunikasi dua arah respon)
Mampu memberikan
kesempatan pasien untuk
bercerita dan mengarahkan
cerita
Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik, pemeriksaan
klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya sesuai
dengan masalah pasien
Tata laksana Peserta melakukan tindakan Farmakoterapi: 5 3x5
farmakoterapi dan non /pemberian terapi dengan Inj.cefotaxime 1gram
farmako terapi informed consent yang jelas, Asam mefenamat 3x500mg
(tindakan) proteksi diri (sepsis asepsis) Paracetamol 3x500mg
Non farmakoterapi:
Posisi setengah duduk bila sesak
Oksigenasi 3lpm
Konsul dokter spesialis untuk tatalaksana lebih lanjut
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di bawah ini 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
38
1. Melakukan setiap tindakan 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
dengan berhati-hati dan teliti 5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
sehingga tidak membahayakan diperlukan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
39
2. Menanyakan onset (satu hari yang lalu)
3. Menanyakan kuantitas nyeri (terus menerus)
4. Menanyakan kualitas nyeri (seperti terbakar)
5. Menanyakan faktor yang memperberat (bila tersentuh)
6. Menanyakan faktor yang memperingan (-)
7. Menanyakan gejala penyerta (nafsu makan menurun)
8. Menanyakan riwayat penggunaan obat ( sering minum obat
kortikosteroid)
9. Menanyakan riwayat penyakit dahulu (DM,sakit seperti ini berulang)
10. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
11. Menanyakan riwayat penyakit keluarga adakah yang sakit DM,HIV
(Ada keluarga yang sakit DM)
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 1. mohon ijin,cuci tangan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah . pengukuran tinggi dan berat badan
pemeriksaan menggunakan 2. Memeriksa tanda vital (dalam batas normal)
sarung tangan dalam melakukan 3. Inspeksi pada lesi mulut (plak mukosa putih,difus,bergerombol)
pemeriksaan fisik sesuai masalah4. Melakukan goresan/menghapus (meninggalkan permukaan merah dan
klinik pasien kasar
5. pemeriksaan jantung (dbn)
6. pemeriksaan abdomen dbn
7. pemeriksaan kulit (bekas tempat penyuntikan insulin)
usul pemeriksaan penunjang
Kultur jamur
Pemeriksaan mikroskopis langsung dari kerokan kulit
hba1c (>6,5)
gds (>200)
gdp (>125)
elektrolit (kad)
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Kandidiasia pseudomembranosus akut 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis dd/kandidiasis atropik akut
bandingnya secara lengkap
40
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan oleh jamur yang seringkali 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi timbul saat sistem kekebalan tubuh sedang menurun. Salah satu keadaan
dengan menerapkan salah satu yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun adalah Diabetes
prinsip berikut: melitus (kencing manis) yang dialami oleh pasien. Untuk itu keadaan
Mampu membina hubungan kencing manis pada pasien perlu untuk ditangani atau terkontrol supaya
baik dengan pasien secara penyakit di mulut pasien bisa sembuh.
verbal non verbal (ramah Candidiasis oral dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan mulut dan
terbuka kontak mata salam sering-seringlah minum apalagi sehabis makan.
empati dan hubungan Candidiasis harus diobati dengan obat antijamur. Masa penyembuhan relatif
komunikasi dua arah respon) lama, yaitu seminggu. Jika tak segera diobati, dapat berkelanjutan meski
Mampu memberikan hanya menyebar di sekitar mulut saja. Tapi jamur yang tertelan dan melewati
kesempatan pasien untuk pembuluh darah, juga bisa menyebabkan diare.
bercerita dan mengarahkan Makan Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B serta zat
cerita besi, dapat memercepat proses penyembuhan. Misalnya buah-buahan
Mampu untuk melibatkan dan sayuran hijau. Kekurangan vitamin C dapat memudahkan pasien
pasien dalam membuat mengalami candidiasis oral.
keputusan klinik, Jika telah diberi obat, tetapi tak juga sembuh, kemungkinan ada
pemeriksaan klinik penyebab lain. Misalnya kuman yang telah bertambah, pemakaian
Mampu memberikan obat dengan dosis tak tepat. Bisa juga lantaran daya tahan tubuh yang
penyuluhan yang isinya rendah., lebih banyak akibat daya tahan tubuhnya rendah dan
sesuai dengan masalah pasien kebersihan mulut dan gigi yang tak terjaga.
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan 1.Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di bawah ini 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
41
1. Melakukan setiap tindakan 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
dengan berhati-hati dan teliti 5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
sehingga tidak membahayakan diperlukan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
CARIES GIGI
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya I Identitas
dengan pertanyaan-pertanyaan Nama
yang sesuai untuk mendapatkan Umur
informasi yang relevan, adekuat, Jenis kelamin
dan akurat Alamat
Pekerjaan
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Keluhan/gejala yang menyebebkan pasien di bawa
berobat ( nyeri )
42
Menanyakan nyeri dirasakan di daerah gigi yang mana
Menanyakan apakah nyeri dirasakan terus-menerus
Menanyakan apakah nyeri dirasakan jika terkena air dingin, air
panas, atau kemasukan makanan
Menanyakan apakah nyeri mengalami perbaikan jika diberi obat
penghilang rasa sakit
Menanyakan apakah ada rasa bau mulut
Menanyakan apakah ada demam, nyeri kepala, penglihatan kabur,
bengkak
Apakah pasien tidak mau makan
Riwayat penyakit Dahulu
apakah pernah menderita penyakit ini sebelumnya
apakah suka mengkonsumsi makanan yang manis
berapa kalikah menggosok gigi
apakah mempunyai kebiasaan menggosok gigi
apakah rutin mengontrol kesehatan gigi
apakah ada DM, hipertensi
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: tak
Mata : tak
43
tht: normal
Mulut :
Inspeksi : extraoral : edema/ tidak
Intraoral : tampak gigi berlubang lokasi? Warna?
Palpasi : nyeri goyang/tidak
Perkusi : nyeri/tidak
Leher : tak
Paru : tak
Jantung : tak
Abdomen : tak
Ekstremitas : tak
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin : leukositisis
Foto rotgen gigi ( Panoramik )
44
bercerita dan mengarahkan
cerita
Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan TERAPI FARMAKOLOGIS 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 1. terapi simptomatis : analgetik, antibiotik, antipiretik jika diperlukan
(tindakan) informed consent yang jelas, 2. rujuk
proteksi diri (sepsis asepsis) TERAPI NON FARMAKOLOGIS
1. mengedukasi pasien tentang penyakit, pemeriksaan yang dideritanya
sekarang
2. mengedukasi pasien bahwa terapi yang diberikan hanya bersifat
sementara
3. mejelaskan kepada pasien bahwa gigi yang berlubangnya tersebut
sudah menimbulkan nyeri karena infeksi nya telah menembus pulpa
tempat adanya saraf.
4. menjelaskan kepada pasien bahwa pasien harus dirujuk ke dokter gigi
untuk dilakukan penambalan gigi, pencabutan gigi, atau perawatan
saluran saraf gigi sesuai dengan kondisi masing-masing gigi.
45
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
46
Riw.sosial ekonomi : pembiayan jamkesmas
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 1. Informed consent sebelum dilakukan pemeriksaan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah menginformasikan kepada orantua pasien tentang tujuan
pemeriksaan menggunakan pemeriksaan dan meminta orang tua pasien untuk melakukan
sarung tangan dalam melakukan apa yang diinstruksikan
pemeriksaan fisik sesuai masalah 2. Mempersiapkan alat dan ruangan pemeriksaan
klinik pasien 3. Cuci tangan
4. Melakukan pemeriksaan fisik
Menilai keadaan umum pasien : pasien tampak sakit
sedang
Menilai kesadaran : composmentis
Melakukan pemeriksaan tanda vital
RR: 32 kali/’
N: 96 kali/’, regular, i/t cukup
t :37,8
Pemeriksaan ubun-ubun besar: belum menutup,
cekung (-)
Pemeriksaan Mata: mata cowong -/-
Pemeriksaan THT :dbn
Pemeriksaan Dada : C/P dbn
Pemeriksaan Abdomen :
I: cembung
Au: bising usus meningkat
Pe: hipertimpani
Pa: nyeri tekan sulit dinilai, H/L tak teraba, turgor
kulit cukup
Pemeriksaan Ekstrimitas
Akral dingin -/- -/-
Capp.refill <2”/<2” <2”/<2”
Sianosis -/- -/-
47
Anus: ekskoriasi -
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Dx: Diare akut tanpa dehidrasi e,c intoleransi laktosa 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis
bandingnya secara lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
dengan menerapkan salah satu arah respon)
prinsip berikut: Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
cerita
Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Penyuluhan. 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan a. Rawat jalan
(tindakan) informed consent yang jelas, b. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya
proteksi diri (sepsis asepsis) c. Kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah
berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare
makin sering, atau belum mebaik dalam 3 hari.
2. Pengobatan
a. Oralit 100 cc tiap buang air besar
Cara membuat oralit:
1 bungkus oralit formula baru dilarutkan dalam 1 liter air
matang, untuk persediaan 24jam. Berikan 100cc oralit tiap
kali buang air besar.
b. Zinc 1 x 20mg selama 10 hari
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di bawah ini 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
48
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
DEMAM TIFOID
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 1. Pembukaan dan Perkenalan diri 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya Memberikan salam dan berjabat tangan.
dengan pertanyaan-pertanyaan 2. Memperkenalkan diri.
yang sesuai untuk mendapatkan 3. Menanyakan identitas pasien seperti nama, usia, alamat, agama, pekerjaan,
informasi yang relevan, adekuat, pendidikan.
dan akurat 4. Mendengarkan riwayat pasien tanpa menginterupsi.
5.
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Demam
49
- Menanyakan adanya gejala penyerta seperti nyeri kepala/ nyeri otot/
tidak nafsu makan/ lemas?
- Menanyakan apakah pasien sudah pernah berobat?
- Menanyakan apakah demam berkurang dengan minum obat?
(Pada penyakit demam tifoid dari anamnesis didapatkan demam naik secara
bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama,
minggu kedua demam terus menerus tinggi. Pasien sering mengigau
(delirium), malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diare atau
konstipasi, mual, muntah, perut kembung. Pada demam tifoid berat dapat
dijumpai penurunan kesadaran, kejang dan ikterus)
50
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : epitaksis (-)
Mulut : lidah kotor (+), gusi berdarah (-)
Telinga : discharge (-)
Tenggorok: dalam batas normal
Leher: pembesaran nnll (-), deviasi trakea (-)
Cor:
- Inspeksi: ictus cordis tak tampak
- Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS, tidak kuat
angkat
- Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal
- Auskultasi: BJ I/II murni, ST(-), kadang dapat ditemukan ronki.
Pulmo:
- Inspeksi: simetris, statis, dinamis
- Palpasi: stem fremitus kanan=kiri
- Perkusi: sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi: SD vesikuler (+/+), ST (-)
Abdomen:
- Inspeksi: datar, venektasi (-)
- Auskultasi: BU(+) meningkat pada diare atau menurun pada
konstipasi
- Perkusi: timpani, PS (+) N, PA (-)
- Palpasi: nyeri tekan (+), hepatomegali (+), splenomegali (+)
Ekstremitas: dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
51
- Anemia, pada umumnya terjadi karena suspensi sumsum tulang,
defisiensi Fe, atau perdarahan usus.
- Leukopenia
- Limfositosis relatif
- Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
Serologi
- Serologi widal: kennaikan titer S. Typhi titer O 1:200 atau kenaikan
4 kali titer fase akut ke fase konsvalesens
- Kadar IgM dan IgG
Biakan Salmonella
- Biakan darah terutama pada minggu 1-2
- Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke 4
Radiologi
- X-foto thorax, apabila terjadi komplikasi penumonia
- Foto Abdomen, apabila diduga terjadi kompilkasi intraintestinal
seperti perforasi usus atau perdarahan saluran cerna. Pada perforasi
usus tampak distribusi udara tidak merata, air fluid level, bayangan
radiolusen di daerah hepar dan udara bebas pada abdomen.
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : demam tifoid 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis
bandingnya secara lengkap Diagnosis banding:
Gastroenteritis, demam dengue, malaria, tuberkulosis, bronkitis,
bronkopneumonia, penyakit jamur sistemik, sepsis, leukemia, limfoma
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
Mampu membina
hubungan baik dengan
pasien secara verbal non
verbal (ramah terbuka
52
kontak mata salam
empati dan hubungan
komunikasi dua arah
respon)
Mampu memberikan
kesempatan pasien untuk
bercerita dan
mengarahkan cerita
Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Non farmakologis: 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Tirah baring
(tindakan) informed consent yang jelas, - Makanan rendah serat dan mudah dicerna
proteksi diri (sepsis asepsis) - Setelah demam reda, dapat segera diberikan makanan yang lebih
padat dengan kalori cukup
Farmakologis:
- Simtomatis (antipiretik, anti muntah, analgetik)
- Antibiotik
Kloramfenikol 4x500 mg sampai 7 hari bebas demam.
Alternatif lain:
o Tiamfenikol 4x500 mg
o Kotrimoksazol 2x2 tab selama 2 minggu
o Amoksisilin 50-150 mg/kgBB selama 2 minggu
o Seftriaxon 3-4 gr dalam dextrosa 100 cc
o Sefotaxim 2-3 x 1 gram
53
o Siprofloksasin 2x500 mg/hr selama 6 hari.
7. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
1. Melakukan setiap tindakan
dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan
pasien
3. Melakukan tindakan sesuai
prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
Gastroenterologi_Esofagitis Reflux
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 3. memperkenalkan diri, Salam, Senyum, Sapa, 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya4. Menanyakan Identitas
dengan pertanyaan-pertanyaan Nama
yang sesuai untuk mendapatkan Umur/usia, Neonates/bayi belita/prasekolah
informasi yang relevan, adekuat, Jenis kelamin
dan akurat Alamat
Umur/pendidikan/pekerjaan ortu
Agama dan suku bangsa
54
2. Menanyakan Keluhan Utama
rasa panas/tidak nyaman pada daerah ulu hati, muntah, penurunan nafsu
makan, batuk, nyeri dada non kardial, suara serak.
H
55
Tanda Vital :
TD : dapat normal
N/RR/t : dapat normal
Pemeriksaan Fisik :
Mata : dapat normal
Hidung : dapat normal
Mulut : dapat normal
Leher : dapat normal
Dada : dapat normal
Cor/Pulmo : dapat normal
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (+)
Ektremitas : dapat normal
1.
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Dx : Esofagitis Reflux 1 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis Dd/ Akalasia
bandingnya secara lengkap Gastritis kronik
Gastritis akut
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah satu Menanyakan identitas pasien
prinsip berikut: Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
Mampu membina hubungan Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi
baik dengan pasien secara dua arah respon
verbal non verbal (ramah Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
terbuka kontak mata salam cerita
empati dan hubungan Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan
komunikasi dua arah respon) klinik
Mampu memberikan Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
kesempatan pasien untuk Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
56
bercerita dan mengarahkan
cerita
Mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah pasien
8. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan Memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, Terapi obat : Antasida, Proton pump inhibitor, Reseptor H-2 bloker,
proteksi diri (sepsis asepsis) obat-obatan prokinetik
57
SISTEM : GASTROINTESTINAL – GASTROENTERITIS
KOMPETENSI TILIKAN
Anamnesis 8. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
9. Tanyakan Keluhan utama :
Mencret
- Sejak kapan mencret?
- Berapa kali mencret per hari?
- Bagaimana konsistensi mencretnya? Apakah ada ampas, atau hanya air saja yang keluar?
- Apakah berlendir dan berdarah? (jika curiga disentri)
- Apakah berwarna seperti air cucian beras dan berbau busuk? (jika curiga cholera)
- Setiap kali mencret, kira-kira berapa gelas aqua? (gelas plastik 240 ml)
Demam
Tanyakan apakah ada demam atau tidak. Jika pasien demam, tanyakan hal-hal berikut:
- Sejak kapan demam?
- Apakah ada mengukur suhu ketika demam? Jika ada, berapa suhunya?
- Apakah demam dirasakan terus menerus sepanjang hari atau tidak? Jika tidak, apakah penurunan suhu mencapai batas
normal?
Tanyakan apakah ada mual dan muntah, atau tidak. Jika pasien mengalami mual dan muntah, tanyakan hal berikut:
- Sejak kapan mual dan muntah?
- Kapan saja mengalami mual dan muntah? Apakah ada waktu-waktu khusus seperti sehabis makan, atau lainnya?
58
Dehidrasi
- Kapan BAK terakhir kali? Apakah frekuensi BAK seperti biasa?
- Apakah warna BAK pekat atau tidak?
- Kira-kira berapa banyak BAK yang terakhir? (aqua gelas 240 ml)
59
5. Apakah ada mata cekung
6. Periksa Ubun-ubun besar, bila masi terbuka dinilai datar atau cekung
7. Periksa mukosa mulut, kering atau tidak?
8. Periksa jantung adakah kelainan?
9. Periksa paru adakah kelainan?
10. Periksa abdomen: meteorismus? Sakit daerah abdomen?bising usus?
11. Periksa hati: ada hepatomegali
12. Periksa lien ada splenomegali?
13. Ekstrimitas adakah kelainan?
14. Anus adakah ekskoriasi?
Pemeriksaan 1. Periksa darah rutin
Penunjang 2. Periksa feses rutin
3. Periksa Clinitest
4. Periksa Sudan III
5. Periksa pH faeses
6. Periksa kultur faeces atas indikasi
Menentukan Berdasarkan hasil anamnesis
diagnosis dan Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
diagnosis Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium
banding Tentukan Diare dengan derajat dehidrasinya: tanpa tanda dehidrasi,tanpa tanda dehidrasi, dengan tanda dehirasi
60
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi Memperkenalkan diri, senyum, salam, sapa 1 3x1
pasien untuk menceritakan Menanyakan identitas pasien
penyakitnya dengan Menanyakan keluhan utama? (nyeri ulu hati)
pertanyaan-pertanyaan Menanyakan onset? (onset akut, < 1 minggu)
yang sesuai untuk Menanyakan keluhan penyerta? (pasien nyeri ulu hati (+) mual (+) muntah (+),
mendapatkan informasi frekuensi sering. Pasien merasa perutnya kembung, sering bersendawa, pusing-
yang relevan, adekuat, dan pusing, lemas, perasaan penuh dan terbakar di bagian perut atas. BAB dan BAK
akurat tak ada kelainan
Menanyakan factor memperingan : (+) bila minum antasida, memperberat (+)
bila terlambat makan
Menanyakan Kuantitas : nyeri di ulu hati sering hingga mengganggu
beraktifitas, mual-mual dan muntah sering)
Menanyakan kualitas : (nyeri ulu hati, mual, muntah dan kembung sering)
Menanyakan riwayat makan tidak teratur, stress, mengkonsumsi minuman yang
mengandung kafein, obat-obatan penghilang rasa nyeri dan jamu-jamauan
pegel linu.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan Informed consent ke pasien 1 3x1
cuci tangan sebelum dan Melakukan cuci tangan
setelah pemeriksaan PF : KU lemas. TD (TD,N,RR,t) dbn. Kepala dbn, bibir kering, thoraks (cor,
menggunakan sarung pulmo) dbn, abdomen nyeri tekan abdomen (+) di derah epigastrium,
tangan dalam melakukan hipertympani di daerah epigastrium, bising usus (+) normal, turgor kulit
pemeriksaan fisik sesuai melambat. Ekstremitas dbn.
masalah klinik pasien Mencuci tangan kembali
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis : Gastritis akut 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya Diagnosis Banding :
secara lengkap GERD
Gatric Ulcers
Gastroenteritis
61
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
edukasi pasien kemampuan anamnesis
berkomunikasi dengan Menanyakan identitas pasien
menerapkan salah satu Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
prinsip berikut: Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
Mampu membina arah respon
hubungan baik dengan Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
pasien secara verbal Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
non verbal (ramah Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
terbuka kontak mata
Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
salam empati dan
hubungan komunikasi
dua arah respon)
Mampu memberikan
kesempatan pasien
untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
Mampu untuk
melibatkan pasien
dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan Non Farmakoterapi : 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi Informed consent ke pasien/ keluarga pasien
(tindakan) dengan informed consent Memakai APD
yang jelas, proteksi diri Nilai Airway, Breathing, dan Circulation
(sepsis asepsis) Pasang NGT (bila diperlukan)
62
Hindari perut kosong
Atur jadwal makan dengan porsi kecil, frekuensi lebih sering
Makan makanan lunak/ mudah dicerna
Hindari makanan/ minuman yang mengandung alcohol, gas karbondioksida
(softdrink), caffeine, dan hindari makanan minuman yang terlalu pedas dan
asam
Farmakoterapi
1. Atasi fase akut dengan menetralkan asam lambung, Antasida 3x1 dikunyah ½
jam sebelum makan
2. Atasi dehidrasi pada pasien
3. Atur produksi asam lambung sementara dengan H2 blocker (ranitidine,
cimetidine) 3x1 sebelum makan atau saat makan, dijeda dengan pemberian
antasida minimal 15 menit.
4. Atau dengan pemberian Proton Pump Inhibitor (omeprazole), 3x1 sebelum
makan, dijeda dengan pemberian antasida minimal 15 menit
5. Pemberian sukralfat tetap dianjurkan meskipun efek terapeutiknya masih
diragukan. (opsional)
Pemasangan NGT
Indikasi
1. Aspirasi cairan lambung
2. Untuk memasukkan nutrisi atau makanan bagi pasienyang sulit menelan.
3. Untuk mendiagnosis suatu penyakit
4. Bilas lambung pada keracunan
Kontraindikasi
1. Pasien dengan trauma cervical
2. Pasien dengan fraktur facialis
3. Pasien dengan varises oesophagus
63
1. Selang nasogastrik tube
2. Jelly
3. Pinset steril
4. Sarung tangan
5. Stetoskop
6. Spoit 10cc
7. Plester
8. Senter kecil
Cara Pemasangan :
1. Mintalah persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan pemasangan NGT.
Jelaskan kepada pasien tentang tujuan pemasangan, proses pemasangan, serta
alat yang digunakan
2. Persiapkan alat dan bahannya. Setelah itu letakkan di tempat yang mudah
dijangkau.
3. Cuci tangan rutin. Gunakan sarung tangan.
4. Posisikan pasien. Jika pasien dalam keadaan sadar, posisikan pasien setengah
berbaring. Namun jika pasien dalam keadaan tidak sadar, posisikan pasien
dalam keadaan berbaring, kepala diangkat sedikit atau diberi pengganjal agar
lurus.
5. Perhatikan cavum nasi (rongga hidung) pasien, apakah ada polip, benda asing,
yang menyebabkan sumbatan pada hidung
6. Pilihlah cavum nasi yang paling longgar untuk selang NGT masuk.
7. Ukurlah panjang selang yang akan dimasukkan mulai dari puncak hidung ke
telinga, lalu dari telinga ke Proc. Xiphoideus. Berikan tanda
8. Oleskan selang dengan jelly
9. Jepit selang dengan pinset dan masukkan perlahan ke dalam cavum nasi, jika
terjadi tahanan, instruksikan pasien untuk menelan agar epiglottis terbuka.
10. Setelah selang NGT masuk mencapi tanda yang telah diukur tadi, ujilah apakah
selang telah masuk ke dalam lambung dengan cara isilah udara ke dalam spoit
10cc lalu hembuskan secara cepat ke dalam selang NGT lalu dengarkan dengan
stetoskop yang telah diletakkan pada epigastrium. Jika terdengar bunyi suara,
64
berarti selang telah masuk ke dalam lambung. Tes ini wajib dilakukan karena
ditakutkan NGT masuk ke dalam paru-paru yang dapat menyebabkan aspirasi.
11. Rekatkan NGT dengan menggunakan plester, plester jangan sampai menutupi
rongga hidung.
12. Jika cairan lambung banyak yang keluar, maka berikanlah wadah
penampungan.
13. Selang harus diganti setiap 10 hari (bila NGT masih diperlukan).
65
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi Persilahkan pasien masuk kedalam ruangan 1 3x1
pasien untuk menceritakan Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
penyakitnya dengan Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan pasien
pertanyaan-pertanyaan Persilahkanlah pasien dan keluarganya untuk duduk
yang sesuai untuk Tunjukan sikap empati pada pasien dan keluarganya
mendapatkan informasi Inform concent : baik bapak pada pemeriksaan kali ini saya akan mengajukan
yang relevan, adekuat, dan beberapa pertanyaan , mohon bapak ceritakan saja apa yang bapak rasakan , semua
akurat informasi yang saya dapat dari bapak akan sangat berguna untuk mengetahui apa
penyakit bapak dan segala informasi yang akan saya dapatkan akan saya jaga
sesuai dengan kode etik kedokteran. Bagaimana ada yang mau bapak tanya? Apa
bapak bersedia?
Identitas pasien : nama , umur , alamat, perkerjaan , status
Riwayat penyakit sekarang
Tanyakanlah apa yang membuat pasien datang kedokter Riwayat Penyakit
Sekarang
Keluhan umum : nyeri pada lidah
Lokasi : lidah
Onset : bisa akut maupun kronis
Kuantitas : terus-menerus
Kualitas : nyeri seperti terbakar
Faktor yang memperberat : makan pedas, panas dan asam
Faktor yang memperingan : (-)
Gejala penyerta :
Rasa tidak enak pada lidah
Lidah bengkak
Kesulitan mengunyah, menelan dan berbicara
Demam
Riwayat Penyakit Dahulu (cari etiologi) :
- Riwayat makan & minum (trauma akibat makanan, defisiensi vitamin,
alkohol)
66
- Riwayat terpapar iritan (merokok)
- Riwayat trauma (terbakar, aplikasi alat-alat kesehatan gigi)
- Riwayat penggunaan obat-obatan tertentu (kortikosteroid inhaler atau
imunosupressan lain, bronchodilator, ganglion blocker, ACE-inhibitor)
- Riwayat alergi (pasta gigi, mouthwash, penyegar nafas)
- Riwayat infeksi (HSV)
- Riwayat penyakit lain (penyakit kulit : vaskulitis, penyakit
immunocompromized : HIV,penyakit gastrointestinal )
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Sosial Ekonomi : pekerjaan, tanggungan, gaji, biaya pengobatan
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan 1. Informed consent sebelum dilakukan pemeriksaan, menginformasikan kepada 1 3x1
cuci tangan sebelum dan pasien tentang tujuan pemeriksaan serta meminta pasien untuk melakukan apa
setelah pemeriksaan yang diinstruksikan oleh pemeriksa
menggunakan sarung 2. Memepersiapkan ruangan dan alat yang akan digunakan
tangan dalam melakukan 3. Cuci tangan
pemeriksaan fisik sesuai 4. Melakukan pemeriksaan fisik
masalah klinik pasien Melihat keadaan umum pasien
Menilai kesadaran pasien
Periksa tanda vital
Timbang berat badan dan ukur berat badan, nilai status gizi pasien
Pemeriksaan status generalis
Pemeriksaan status lokalis :
Sesuai gambaran klinisnya, glossitis dibagi menjadi 5 kriteria, yaitu :
Atrophic Glossitis
67
Pa : nyeri tekan
I : patches pada papil lidah, berbentuk seperti peta, lesi eritem dengan tepi
keputihan, lesi putih dapat berubah-ubah sepanjang waktu
Pa : nyeri tekan (+/-)
Geometric Glossitis
68
I : fissure dalam pada garis tengah lidah dan bercabang, lesi keputihan
berbentuk geometric, lesi putih di area yang sama. Kadang terdapat ulkus.
Pa : sangat nyeri
Strawberry Tongue
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis sesuai gambaran klinis 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya
secara lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 1. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya 3x3
edukasi pasien kemampuan 2. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit pasien yang meliputi :
berkomunikasi dengan Terapi medikamentosa
Tujuan :
69
menerapkan salah satu - Mengurangi peradangan
prinsip berikut: Kortikosteroid prednison
Mampu membina - Eradikasi penyebab penyakit
hubungan baik dengan Antibiotik, antijamur
pasien secara verbal Terapi non farmakologi (non tindakan medis)
non verbal (ramah - Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi 2x sehari,
terbuka kontak mata flossing dan pembersihan professional regular.
salam empati dan - Minimalkan iritasi atau cedera di mulut bila memungkinkan.
hubungan komunikasi - Hindari penggunaan berlebihan makanan atau zat yang mengganggu
dua arah respon) mulut dan lidah
Mampu memberikan 3. Menjelaskan kepada pasien tentang komplikasi yang mungkin terjadi, yaitu
kesempatan pasien :
untuk bercerita dan - Kegelisahan
mengarahkan cerita - Sumbatan jalan nafas bila pembengkakan berlebihan
Mampu untuk - Kesulitan berbicara, mengunyah dan menelan
melibatkan pasien
dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan Pembersihan professional regular berikan rujukan kepada dokter gigi 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi
(tindakan) dengan informed consent
yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
70
dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
1. Melakukan setiap
tindakan dengan berhati-
hati dan teliti sehingga
tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan
kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan
sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa
hormat kepada pasien
5. Mengetahui
keterbatasan dengan
merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
71
Menanyakan onset dan kronologis: (benjolan perut bagian bawah sejak 1
tahun yang lalu. Benjolan awalnya sebesar kelereng lalu membesar hingga
sebesar telor ayam. Benjolan dapat hilang timbul. Selama 3 hari ini benjolan
tidak dapat hilang dan dirasakan nyeri.)
Menanyakan kuantitas keluhan: (Benjolan dirasakan nyeri, mengganggu dan
aktivitas sehari-hari terutama saat di sekolah)
Menanyakan kualitas keluhan: (Benjolan semakin lama semakin membesar
awal sebesar kelereng hingga sekarang sebesar telur ayam)
Menanyakan faktor-faktor memperberat: (Benjolan biasanya muncul saat
anak beraktifitas di sekolah, saat batuk, atau saat mengejan)
Menanyakan faktor-faktor memperingan: (Benjolan dapat hilang jika anak
istirahat atau berbaring)
Menanyakan gejala penyerta:
(Anak tidak merasakan demam, tidak ada mual maupun muntah. Benjolan
dirasakan nyeri terutama jika anak memakai pakaian. Anak masih bisa kentut
dan tidak ada keluhan BAB. BAB terakhir sehari sebelumnya, jumlah dan
konsistensi normal. BAK tak ada keluhan terakhir sebelum ke RS warna
kuning jernih jumlah banyak.)
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
(Anak riwayat lahir prematur. Saat usia 2 bulan anak pernah menderita
benjolan di perut sseperti saat ini, namun hilang sendiri setelah anak berusia
5 bulan)
Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
Menanyakan riwayat sosial ekonomi
Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup wawancara
dengan membuat suatu ringkasan.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
cuci tangan sebelum dan Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
setelah pemeriksaan Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin dan membuka
menggunakan sarung baju
72
tangan dalam melakukan Mencuci tangan
pemeriksaan fisik sesuai Menilai keadaan umum dan kesadaran (Baik, sadar, tampak kesakitan ringan,
masalah klinik pasien tampak benjolan pada pertengahan perut bagian bawah).
Pemeriksaaan tanda vital ( TD: 110/80mmHg, N:80x/’, RR: 20x/’, t: 36,8oC)
Pemeriksaan Kepala (Tidak ada rambut mudah rontok/alopesia)
Pemeriksaan Wajah (Tidak ada asimetri wajah)
Pemeriksaan Mata (Tidak ada eksoftalmus, retraksi palpebra, konjungtivitis,
khemosis)
Pemeriksaan Telinga Hidung (Tidak didapatkan discharge, tanda-tanda
peradangan)
Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok (Pemeriksaan gigi geligi, bibir, lidah,
mukosa mulut, tonsil; ukuran, warna, detritus, mukosa faring
Pemeriksan Leher
(Tidak didapatkan pembesaran kelenjar limfe leher dan pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada deviasi trakhea, dan tidak ada meningkatan JVP.
Thoraks
Inspeksi: (Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada deformitas, tidak ada
venektasi)
Palpasi: (Tidak ada krepitasi, tidak ada diskontinuitas jaringan, stem fremitus
kanan dan kiri)
Perkusi: (Sonor kedua lapangan paru)
Auskultasi (suara dasar paru vesikuler, tidak ada suara tambahan wheezing,
ronkhi)
Abdomen
Inspeksi: (Tampak datar, tidak ada venektasi, tidak ada gambaran gerak usus)
Auskultasi (Bising usus (+) normal)
Perkusi (timpani, pekak sisi (+) normal dan pekak alih (-)
Palpasi (supel,hepar dan lien tak teraba)
Ekstremitas
Pemeriksaan Refleks (Refleks fisiologis lengan dan tungkai dalam batas
normal, Refleks patologis (-) )
73
Kekuatan motorik, dan sensorik (Kekuatan motorik 5 di keempat ekstremitas,
tidak ada tremor, ukuran dan tonus otot normal, sensibilitas 4 ekstremitas
dalam batas normal)
Adakah edema (Tidak ada edema tungkai)
Perabaan akral (Tidak ada akral dingin)
Pemeriksaan cappilary refill (<2’/<2’)
Pemeriksaan kulit (Tidak ada pucat, sianosis, ikterik, kulit kering atau basah,
palmar erythema)
Pemeriksaan kuku (Tidak ada kelainan kuku)
Genital
(Labia mayor menutup labia minor, tidak ada kelaingan kongenital)
Status Lokalis (Abdomen Regio Hipokhondria)
Inspeksi
(Tampak benjolan ukuran sebesar telur ayam, warna tampak seperti kulit
sekitar)
Palpasi
(Tampak benjolan ukuran 5x3x2cm, batas tegas, permukaan rata, konsistensi
kenyal, perabaan hangat, nyeri tekan (+))
Auskultasi
(Bising usus (+))
Pemeriksaan penunjang
Lab : kultur jaringan limfe untuk menyingkirkan diagnosis adenitis
tuberkuloid
Foto polos abdomen: gambaran udara bebas di peritoneum jika sudah ada
komplikasi perforasi.
USG abdomen: menyingkirkan diagnosis untuk menilai massa pada skrotum,
atau massa dibawah ligamentum inguinal
CT scan (dengan kontras): memperlihatkan bagian hernia daerah
ekstarcoelemic pada usus, vesika, atau organ lain
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis: Hernia Umbilikalis 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
74
diagnosis bandingnya Hernia Femoralis
secara lengkap Hernia Inguinalis Lateralis
Hernia inguinalis Medialis
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada orangtua bahwa saat ini anak sedang menderita suatu 3 3x3
edukasi pasien kemampuan keadaan dimana usus anak terjepit pada cincin yang dibentuk oleh dinding
berkomunikasi dengan perut yang lemah.
menerapkan salah satu Akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu dengan pemeriksaan foro
prinsip berikut: rontgen perut dan usg untuk memastikan kelainan pada dinding perut.
Mampu membina Karena tonjolan usus tersebut tidak kembali sempurna, maka diperlukan
hubungan baik dengan tindakan operatif.
pasien secara verbal Tindakan operatif tersebut akan menilai vitalitas usu, jika masih baik akan
non verbal (ramah dipertahankan, jika sudah mati maka akan dipotong. Selain itu tindakan
terbuka kontak mata operatif bertujuan untuk mempertkuat dinding perut yang lemah sehingga
salam empati dan usus tidak akan keluar kembali melalui cincin tersebut.
hubungan komunikasi Mnejlaskan kepada orang tua untuk mengawasi keadaan anak, dan segera
dua arah respon) melapor jika ada tanda-tanda kegawatan seperti perut anak menjadi tegang
Mampu memberikan nyeri, muntah, tidak dapat kentut ataupun buang air besar.
kesempatan pasien
untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
Mampu untuk
melibatkan pasien
dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
75
Tata laksana non Peserta melakukan Reduksi (pada hernia yang sudah inkarserata) dapat diberikan : 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi - Sedasi
(tindakan) dengan informed consent - Analgetik
yang jelas, proteksi diri - Posisi Trendelenburg
(sepsis asepsis) Cincin hernia < 2cm
Umumnya regresi spontan sebelum bayi umur 6 bulan; kadang cincin baru
tertutup setelah umur 1 tahun.
Usaha untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan:
- Mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian memancangkannya dengan pita
perekat/plester selama 2-3 minggu; atau
- Dapat digunakan uang logam yang dipancangkan di umbilikus untuk
mencegah penonjolan isi rongga perut.
Jika sampai usia satu setengah tahun masih menonjol, umumnya diperlukan
koreksi operasi.
Cincin hernia >2cm
Jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan dengan
tindakan konservatif.
Pada orang dewasa, merupakan lanjutan dari hernia umbilikalis pada anak.
Inkarserasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan anak-anak. Terapi hernia
umbilikalis pada orang dewasa hanya operatif.
Perilaku profesional Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
dan melakukan poin di 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
bawah ini lengkap sebagai 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
berikut: 5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk ke dokter spesialis Bedah
1. Melakukan setiap
tindakan dengan berhati-
hati dan teliti sehingga
tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
76
2. Memperhatikan
kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan
sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa
hormat kepada pasien
5. Mengetahui
keterbatasan dengan
merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
77
Riwayat pemasangan kateter umbilical
Menanyakan riwayat menyusui
Malas menetek bisa menjadi indikasi awal dari infeksi.
Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Menanyakan riwayat social ekonomi
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan Informed consent ke orang tua pasien 1 3x1
cuci tangan sebelum dan Melakukan cuci tangan
setelah pemeriksaan PF :
menggunakan sarung KU: lemas, merintih, retraksi (+).
tangan dalam melakukan Kesadaran: letargis –somnolence (pada infeksi sistemik)
pemeriksaan fisik sesuai TD: sistol < 60 pada aterm (pada infeksi sistemik/gejala sepsis)
masalah klinik pasien Nadi: Takikardi > 180 x/menit (pada infeksi sistemik/gejala sepsis)
RR: takipneu (>60x/menit) – apneu (pada infeksi sistemik/gejala sepsis)
Suhu: hipertermi (>38 0C) / hipotermi (<36 0C)
78
Pada infeksi yang lebih berat seperti myonecrosis atau necrotizing fasciitis
mungkin tersebar tidak hanya pada umbilical, tapi bisa juga pada seluruh
abdomen, punggung, pinggang, scrotum:
- ekimosis, warna kevioletan
- bullae
- peaud’orange appearance
- krepitasi
- petechiae
- selulitis progresif karena pemberian antibiotic
Kelainan laboratorium :
Routinely obtain specimens from umbilical infection and submit specimens
for Gram stain and culture for aerobic and anaerobic organisms. If
myonecrosis is suspected, obtain specimens from the involved muscle
rather than the wound surface.
79
Other nonspecific laboratory tests, either alone or in combination with a
defined scoring system, have been evaluated for their usefulness in rapid
detection of bacterial infection in neonates, although none has
demonstrated sensitivity or specificity sufficiently high to dictate clinical
care. The tests include the following:
- C-reactive protein levels
- Procalcitonin
- Erythrocyte sedimentation rate
- Neutrophil CD64
- Limulus lysate test, which detects endotoxin
Kelainan imaging
- Abdominal radiography may reveal intra-abdominal wall gas.
80
diagnosis bandingnya
secara lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
edukasi pasien kemampuan anamnesis
berkomunikasi dengan Menanyakan identitas pasien
menerapkan salah satu Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
prinsip berikut: Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
Mampu membina arah respon
hubungan baik dengan Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
pasien secara verbal Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
non verbal (ramah Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
terbuka kontak mata
Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
salam empati dan
hubungan komunikasi
dua arah respon)
Mampu memberikan
kesempatan pasien
untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
Mampu untuk
melibatkan pasien
dalam membuat
keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi Memakai APD
(tindakan) dengan informed consent Nilai Airway, Breathing, dan Circulation, dan status GCS pasien
Pasang akses intravena dan pengambilan sample darah
81
yang jelas, proteksi diri Treatment of omphalitis (periumbilical edema, erythema, and tenderness) in
(sepsis asepsis) the newborn includes antimicrobial therapy and supportive care.
Antimicrobial therapy
A combination of an antistaphylococcal penicillin vancomycin and an
aminoglycoside antibiotic is recommended. Metronidazole or clindamycin
may provide anaerobic coverage. Additional topical therapy with triple dye,
bacitracin, and other antimicrobials has been suggested in addition to
parenteral antibiotic therapy, but such treatment is unproven.
Supportive care:
In addition to antimicrobial therapy, supportive care is essential to survival.
These measures include the following:
Provide ventilatory assistance and supplementary oxygen for hypoxemia or
apnea unresponsive to stimulation.
Administer fluid, vasoactive agents, or both (as indicated) for
hypotension.Administration of platelets, fresh frozen plasma, or
cryoprecipitate for disseminated intravascular coagulation (DIC) and clinical
bleeding is suggested.
Treat infants at centers capable of supporting cardiopulmonary function.
Monitor patients for progression of disease. Early surgical intervention may be
lifesaving.
Surgical Care
Management of necrotizing fasciitis and myonecrosis involves early and
complete surgical debridement of the affected tissue and muscle. Several
surgical procedures may be required before all nonviable tissue is removed.
Once omphalitis is suspected, do not feed the infant enterally. Enteral feedings
may be resumed once the acute infection resolves. Parenteral nutrition is
required in infants with omphalitis.
82
Perilaku profesional Peserta ujian Memakai APD 1 3x1
memeperkenalkan diri dan Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di Memperhatikan kenyamanan pasien
bawah ini lengkap sebagai Melakukan tindakan sesuai prioritas
berikut: Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
Merujuk kepada Spesialis Penyakit Bedah Anak
PERDARAHAN GI
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi
1. Identitas 3x1
pasien untuk menceritakan Nama
penyakitnya dengan Umur
pertanyaan-pertanyaan Jenis kelamin
yang sesuai untuk Alamat
mendapatkan informasi Pekerjaan
yang relevan, adekuat, dan
akurat 2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : BAB berdarah, muntah darah (hematemesis, hematochezia,
melena)
83
Gejala: nafsu makan menurun, penurunan berat badan, kesulitan menelan, diare,
konstipasi
Riwayat mengkonsumsi obat yang dapat mengiritasi lambung (contoh: aspirin)
Riwayat makanan yang dikonsumsi
Riwayat trauma
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit pada anggota keluarga
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
•Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Ht, peningkatan leukosit
•Elektrolit: penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa serum dan
laktat.
•Profil hematologi: perpanjangan masa protrombin, tromboplastin
•Gas darah arteri: alkalosis respiratori, hipoksemia.
Radiologis
•Dilakukan dengan pemeriksaan esopagogram untuk daerah esopagus dan double
contrast untuk lambung dan duodenum.
Endoskopi
84
• Untuk menentukan asal dan sumber perdarahan, keuntungan lain: dapat diambil
foto, aspirasi cairan dan biopsi untuk pemeriksaan sitopatologik, dilakukan sedini
mungkin setelah hematemesis berhenti.
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Ulkus peptikum 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Varises esophagus
diagnosis bandingnya Gastritis erosive/ ulseratif
secara lengkap Esofagitis
Karsinoma lambung
Ruptura aneurisma aorta
Laserasi hepar
Hemoroid
Fisura ani
Fistula ani
Karsinoma, polip, radang, divertikulum rectum dan usus besar
Volvulus, enterokolitis nekrotikans, invaginasi, divertikulum Meckel, tifoid
Trauma tumpul abdomen
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan
berkomunikasi dengan
menerapkan salah satu
prinsip berikut:
Tata laksana non Peserta melakukan Bila darah hilang dalam jumlah besar, mungkin dibutuhkan transfusi. Untuk 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi menghindari kelebihan cairan dalam pembuluh darah, biasanya lebih sering
(tindakan) dengan informed consent diberikan transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell) daripada transfusi
yang jelas, proteksi diri darah utuh (whole blood).
(sepsis asepsis) Setelah volume darah kembali normal, penderita dipantau secara ketat untuk
mencari tanda-tanda perdarahan yang berlanjut, seperti peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah atau kehilangan darah melalui mulut atau anus.
Vasopressin dan Epinephrine diberikan untuk mengecilkan pembuluh darah
(vasokonstriksi) sehingga perdarahan pada saluran cerna bagian bawah dapat
berkurang
85
Perilaku profesional Peserta ujian 1 3x1
memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
86
Apakah ada alergi terhadap makanan tertentu? Apakah disertai merah di
kulit? Batuk pilek? -> menyingkirkan alergi makanan
8. Mencari faktor risiko malabsorbsi:
Apakah sering mengkonsumsi alkohol?
Apakah pernah menjalani bedah usus?
Apakah sering mengkonsumsi antibiotik?
Menanyakan RPD
9. Apakah sudah diobati? Setelah pengobatan, apakah membaik/ memburuk?
10. Apakah pernah mengalami sakit pankreas (fibrosis kistik), penyakit hati
(hepatitis neonatal, atresia bilier),
11. Apakah keluarga ada yang menderita penyakit serupa?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan 1. Mempersilakan penderita untuk berbaring terlentang 1 3x1
cuci tangan sebelum dan 2. Berdiri di sebelah kanan penderita
setelah pemeriksaan 3. Menerangkan maksud pemeriksaan
menggunakan sarung 4. Meminta penderita membuka baju seperlunya agar daerah pemeriksaan
tangan dalam melakukan terbuka
pemeriksaan fisik sesuai 5. Membuat penderita rileks dengan menekuk lutut
masalah klinik pasien 6. Meminta penderita memberikan respon terhadap pemeriksaan (rasa sakit dll)
7. Cuci tangan
8. Menentukan keadaan umum penderita
9. Melakukan pemeriksaan vital sign (TD, nadi, RR, temp)
10. Periksa apakah ada tanda atopi di kulit, hidung, paru? Periksa leher : kelopak
mata, bengkak? (untuk menyingkirkan alergi makanan)
11. Periksa tanda dehidrasi : mata cekung
12. Inspeksi : bentuk perut (meteorismus)
13. Auskultasi :
menghangatkan stetoskop dengan mengusap-nguspanya dengan telapak
tangan
mendengarkan peristaltik usus (n = 5-25 x/menit)
14. Perkusi :
87
Menghangatkan tangan dengan cara menggosok-gosokkan kedua telapak
tangan
Melakukan perkusi general di 13 titik
15. Palpasi :
Palpasi dangkal dan dalam
Adakah nyeri tekan? Adakah nyeri lepas?
Periksa kemungkinan adanya dehidrasi (periksa turgor)
16. Menyatakan pemeriksaan selesai dan mempersilakan pasien duduk kembali
17. Mencuci tangan
18. Mencatat ke dalam rekam medik
19. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien serta pemeriksaan lab yang
perlu dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Periksa feses rutin (pH tinja, kadar gula dalam tinja
Lactose loading (tolerrance) test
Barium meal lactose
Darah lengkap (eosinofilia --> alergi makanan)
88
yang jelas, proteksi diri Jika malabsorbsi lemak, berikan susu MCT
(sepsis asepsis) 3. Berikan antiinflamasi, bila perlu terapi pengganti enzim
4. Perbaikan nutrisi dengan alternatif makanan lain
5. Jangan berikan tambahan cairan bening atau larutan elektrolit encer berlebihan
untuk menghindari hiponatremia atau pengurasan kalori pasca infeksi, yang
bisa menyebabkan diarenya berkepanjangan.
6. Follow up pasien, evaluasi hasil pengobatan, asupan makanan, apakah ada
komplikasi atau membaik (dehidrasi, malnutrisi, penurunan berat badan)
89
Nyeri ulu hati yang menyebar ke punggung kelainan kandung empedu atau
pankreas. Nyeri hilang timbul disertai penjalaran ke bahu kanan kolelitiasis.
Nyeri ulu hati menyebar ke seluruh perut peritonitis e.c perforasi ulkus
gaster/duodenum. Nyeri ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan bawah
appendisitis akut.
Nyeri ulu hati yg terlokalisir gastritis, gastropati NSAID, ulkus peptikum
˗ Kualitas: tanyakan bagaimana sifat nyeri:
Perih saluran cerna (gastritis, ulkus gaster, ulkus pepticum)
Panas/rasa terbakar ulkus gaster yang perforasi atau pankreatitis
Seperti diperas kelainan kandung empedu
90
menggunakan sarung 3. Meminta pasien tidur di meja periksa dan melepaskan pakaian. Periksa dari sisi
tangan dalam melakukan kanan pasien
pemeriksaan fisik sesuai 4. Menilai keadaan umum : tampak sakit sedang/berat
masalah klinik pasien Menilai kesadaran : sadar/ gelisah/apatis/koma
5. Tanda vital
Tekanan darah : N/↓
Frekuensi nadi: teratur, cepat, dan lemah
Frekuensi napas: ↑
Suhu: N/↑
6. Abdomen
Inspeksi : tampak datar/cembung, kulit tampak mengkilat, umbilikus menonjol
91
- Laboratorium : darah rutin leukositosis, kultur sensitivitas
- Radiologi : foto polos abdomen (BNO) 3 posisi adanya udara bebas pada
subdiafragma
92
Tata laksana non Peserta melakukan 1. Informed consent 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi 2. Memakai APD
(tindakan) dengan informed consent 3. Terapi farmakologis:
yang jelas, proteksi diri Ciprofloxacin 2 x 1 gr iv
(sepsis asepsis) 4. Terapi non farmakologis:
O2 nasal kanul 3 lpm
Pemasangan NGT untuk dekompresi
Pemasangan infus, rehidrasi dengan kristaloid
Pemasangan kateter untuk monitoring cairan
Puasa untuk persiapan operasi
Perilaku profesional Peserta ujian 8. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan 9. Memperhatikan kenyamanan pasien
dan melakukan poin di 10. Melakukan tindakan sesuai prioritas
bawah ini lengkap sebagai 11. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
berikut: 12. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
13. Merujuk kepada Spesialis Bedah
93
-apakah ada nyeri didaerah bengkak?
-apakah ada demam?
-apakah ada pembesaran ditempat lainnya?
-Apakah air liur semakin banyak?
-Apakah ada riwayat trauma sebelumnya?
-Apakah ada riwayat sakit gigi sebelumnya?
- apakah ada penurunan nafsu makan?
- apakah ada penurunan berat badan?
RPD:
-apakah ada riwayat sakit serupa sebelumnya
- apakah ada riwayat sakit gula sebelumnya
- apakah ada riwayat Hipertensi
- apakah ada riwayat sakit gigi sebelumnya
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit serupa?
-apakah ada anggota keluarga yang menderita DM, hipertensi?
94
-Pulmo : dbn
Abdomen: dbn
Ekstremitas: dbn
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium:
Hb, Ht, leukosit, Trombosit, LED
Hitung jenis leukosit
glukosa darah
X foto Panoramik, X foto cranial AP lateral
Amilase serum
Serologi :
Hemaglutination inhibition (HI) test
Neutralization (NT) test
Complement Fixation (CF) test
95
- Menjaga kontak mata saat berkomunikasi dengan pasien
- Menanyakan kepada pasien apakah penjelasan yang telah diberikan cukup
jelas
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
penyakitnya
- Menjelaskan pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien, Analgetik-
antipiretik bila perlu metampiron : anak > 6 bulan 250-500 mg/hari
maksimum 2 g/hari
parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
dan bisa ditambahkan anti inflamasi metil prednisolon
- Menjelaskan resiko dari masing-masing pilihan terapi
- Menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang guna
menegakkan diagnosis.
- Menjelaskan cara untuk pencegahan tidak terkena penyakit parotitis ini.
Tata laksana non Peserta melakukan - Menjelaskan saat akan memeriksa pasien 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi - Informed consent perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang
(tindakan) dengan informed consent - Menjelaskan mengenai penyakit gondong terhadap pasien maupun
yang jelas, proteksi diri keluarga. Kalau penyakit ini dapat sembuh sendiri karena disebabkan oleh
(sepsis asepsis) virus
- Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan
umum cukup baik)
a. Istirahat yang cukup, di berikan kompres
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Kompres panas dingin bergantian
- Penderita rawat inap (Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah,
nyeri kepala hebat,gejala saraf)
a. rawat inap diruang isolasi.
b. Diet lunak, cair dan TKTP (pasang Infus D5%)
- Melibatkan pasien dalam membuat keputusan terapi yang akan diberikan
pada pasien
96
Perilaku profesional Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
97
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan 1. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan pada mulutnya dan mencuci 1 3x1
cuci tangan sebelum dan tangan sebelum melakukan pemeriksaan
setelah pemeriksaan 2. Menggunakan sarung tangan
menggunakan sarung 3. Memeriksa keadaan umum dan tanda vital
tangan dalam melakukan 4. Meminta pasien membuka mulut dan memeriksa ujud kelainan
pemeriksaan fisik sesuai 5. Melakukan inspeksi : campuran vesikel,ulkus,krusta d extra oral
masalah klinik pasien bilateral(herpes simpleks),unilateral(zoster),bau mulut,karang
gigi,perdarahn gusi,pseudomembran,ulkus datar(ANUG),hanya ulkus
saja,sembuh tapa skar,<1cm(stomatitis aftosa rekuren
minor),ulkus>1cm,sembuh dg skar(stomatitis aftosa rekuren mayor),
6. Melakukan pemeriksaan pembesaran nnll
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Ulkus oral 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan dd infeksi herpes simplek
diagnosis bandingnya infeksi varicella zoster
secara lengkap
98
Ulkus traumatik
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 9. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai anamnesis 3 3x3
edukasi pasien kemampuan 10. Menanyakan identitas pasien
berkomunikasi dengan 11. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
menerapkan salah satu 12. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua arah
prinsip berikut: respon
13. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
14. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
15. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
8. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan Ulkus oral 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi dd infeksi herpes simplek : menghindari stress,menjaga kesehatan dengan
(tindakan) dengan informed consent makanan bergizi dan istirahat yang cukup,asiklovir 5x200-400mg,paracetamol
yang jelas, proteksi diri 3x500mg,asam mefenamat 3x500mg
(sepsis asepsis) infeksi varicella zoster : asiklovir 5x200-400mg selama 7 hari,paracetamol
3x500mg,asam mefenamat 3x500mg,prednison 3x5mg 5 hari untukmencegah
neuralgia post herpetik
Acute necrotizing ulcerative ginggivitis(ANUG) : menjaga kebersihan
mulut,sikat gigi minimal 2 kali sehari dengan cra yang benar,menghindri
stres,istitrahat cukup,kumur H2O2 1,5-2%,vitamin C dan BC 1x1 tab,amoxicillin
3x500 mg
99
Stomatitis aftosa rekuren mayor/minor : kortikosteroid topikal seperti
triamsinolon topikal,tetrasiklin untuk mengurangi nyeri dan jumlah ulserasi
Ulkus traumatik: kortikosteroid topikal,menghindari trauma
Perilaku profesional Peserta ujian 14. Memakai APD 1 3x1
memeperkenalkan diri dan 15. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di 16. Memperhatikan kenyamanan pasien
bawah ini lengkap sebagai 17. Melakukan tindakan sesuai prioritas
berikut: 18. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
19. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
100
dengan minum obat atau dengan muntah. Apakah rasa sakit timbul bila terlambat
makan.
8. Apakah disertai gejala penyerta, seperti: rasa mual, muntah, demam, nyeri
kepala, muntah darah, berak darah, BAK normal atau tidak
9. Apakah pasien memiliki sakit maag sebelumnya, memiliki riwayat sakit kencing
manis, tekanan darah tinggi, sakit jantung.
10. Apakah di keluarga ada yang memiliki sakit maag, kencing manis, tekanan
darah tinggi, sakit jantung
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan 11. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik, pasien diminta berbaring di 1 3x1
cuci tangan sebelum dan tempat tidur
setelah pemeriksaan 12. Cuci tangan terlebih dahulu
menggunakan sarung 13. pemeriksaan keadaan umum, apakah pasien tampak sakit ringan, sedang, berat.
tangan dalam melakukan Apakah pasien kesadarannya composmentis, GCS EMV berapa?
pemeriksaan fisik sesuai 14. Memeriksa tanda vital: tekanan darah, nadi, kecepatan nafas, suhu tubuh
masalah klinik pasien 15. Kulit : turgor kulit normal, tampak pucat (-)
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), edem
palpebra (-/-)
Telinga : discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring hiperemis (-)
Leher : JVP R+0 cm, deviasi trachea (-), tiroid tidak membesar,
limfadenopati (-/-), Pasteur Rondot Test (-)
Dada : bentuk normal, retraksi (-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial linea midclavicula
sinistra, kuat angkat (-), melebar (-), thrill (-) pulsasi
parasternal (-) pulsasi epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
101
batas jantung kanan : SIC V linea parasternal dextra
batas jantung kiri : SIC V 2 cm medial linea midclavicula
sinistra
Auskultasi : HR 98 x/menit, regular, BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)
Paru-paru :
Pulmo depan :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler (+) , ST : ronkhi basah halus (+/+) pada apex
paru kanan, wheezing (-/-)
Pulmo Belakang :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST (-/-), wheezing (-)
Vesikuler Vesikuler,
Vesikuler,
ST (-) ST (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, venektasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, area traube timpani, pekak sisi (+) N, pekak alih (-
)
Palpasi : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)
102
Ekstremitas : Superior Inferior
103
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Ulkus gastroduodenum 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan dd/ ulkus duodenum
diagnosis bandingnya ulkus gastric
secara lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan
berkomunikasi dengan
menerapkan salah satu
prinsip berikut:
104
Tata laksana non Peserta melakukan Penatalaksanaan pasien ulkus duodenum: 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian terapi 1. Makan secara teratur dan tepat waktu
(tindakan) dengan informed consent 2. Menghindari makanan yang asam
yang jelas, proteksi diri 3. Terapi medikamentosa:
(sepsis asepsis) a. Golongan antasida untuk menetralkan asam lambung: contoh:
aluminium hidroksida
b. Penenang (transkuilizer) untuk mengurangi aktivitas vagal
c. antikolinergik; mengurangi astelkin dengan menghambat reseptor
kolinergik
d. Penghambat histamin H2
e. Menekan sekresi asam lambung; contoh omeprazol
f. Penghambat pepsin; contoh sukralfat
Perilaku profesional Peserta ujian 1 3x1
memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
105
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 3x1
untuk menceritakan Persilahkan pasien masuk kedalam ruangan
penyakitnya dengan Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
pertanyaan-pertanyaan yang Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan
sesuai untuk mendapatkan Persilahkanlah pasien dan keluarganya untuk duduk
informasi yang relevan, Tunjukan sikap empati pada pasien dan keluarganya
adekuat, dan akurat Inform concent :
Meminta ijin keluarga untuk mengajukan beberapa pertanyaan tentang pasien,
riwayat penyakit, obat-obatan yang pernah dikomsumsi , kebiasaan pasien
sehari-hari, dan semua informasi yang saya dapat dari keluarga sangat berguna
untuk mengetahui apa penyakit pasien dan segala informasi yang akan saya
dapatkan akan saya jaga sesuai dengan kode etik kedokteran. Tanyakan apakah
keluarga bersedia atau tidak?
g) Identitas pasien :
nama , umur , alamat, perkerjaan , status
h) Keluhan Utama : rasa nyeri dan terbakar di tenggorokan setelah menelan cairan
asam/ basa kuat (misal: larutan pembersih atau disinfektan)
i) Riwayat penyakit sekarang
Kapan pasien meminum zat asam/ basa kuat?
Sejak kapan keluhan nyeri telan disertai rasa terbakar dirasakan? Apakah terasa
terus menerus atau hilang timbul? Apakah keluhan tersebut hingga membuat
pasien tidak bisa menelan sama sekali/ bisa menelan cair/ menelan makanan
lunak/ menelan makanan padat? keluhan tersebut membaik jika? Keluhan
tersebut memburuk jika? Apakah ada keluhan suara serak? Tidak bisa
mengeluarkan suara saat bicara? Sesak? Batuk?ada riak/tidak? Ada darah?
Nyeri dada? Nyeri perut? Mual? Muntah? Makanan? Atau darah? Demam?
Mengeluarkan liur berlebihan?
106
Apakah riwayat alergi? Tanyakan riwayat apakah penyakitnya telah diobati
atau belum, jika sudah tanyakan obatnya dan didapat dari mana?Apakah pasien
memiliki kebiasaaan makan (berlemak, pedas, minyak), merokok , alkohol
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 5. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 6. Mencuci tangan sebelumnya, menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan)
pemeriksaan menggunakan 7. Pemeriksaan Fisik
sarung tangan dalam Tanda Vital:
melakukan pemeriksaan fisik TD: bisa normal, atau turun (jika terjadi peritonitinis syok)
sesuai masalah klinik pasien N: bisa normal atau meningkat (jika terjadi peritonitinis syok)
T: bisa normal
RR: bisa normal/meningkat (jika ada obstruksi nafas)
Kepala: dbn
Mata: dbn
Telinga:dbn
Hidung: dbn
Mulut:
bau mulut atau muntahan (membuktikan adanya zat korosif yang masuk
adanya luka bakar keputihan di mukosa mulut, keabu-abuan di bibir dan dagu
asam kuat: luka bakar bersifat koagulatif nekrosis terjadi denaturasi
protein yang akan menimbulkan bekuan, krusta yang akan melindungi
jaringan dibawahnya dari kerusakan. Lambung merupakan organ yang paling
parah jka tertelan asam kuat. Krusta dalam 3-4 hari digantikan jaringan
granulasi.
107
bada kuat : luka bakar bersifat nekrosis likuitatif terjadi saponifikasi
lemak dan pelarutan protein, kematian sel disebabkan oleh emulsifikasi dan
perubhan struktur membran sel. Ion hidroksi bereaksi dengan jaringan
kolagen menyebabkan pembekakan dan pemendekan, trombosis pada PD
kapiler, produksi panas oleh jaringan. jaringan paling parah tekena adalah
epitel squamos orofaring, hipfaring dan esofagus, luka akibat basa kuat pada
esofagus lebih parah dibandingkan di lambung. Dalam 48 jam timbul edem
jaringan sehingga dpt terjadi obstruksi jalan nafas, 2- 4 minggu dapat
terbentuk striktur.
Thorax:
Cor: dbn
Pulmo:
I: jika terjadi obstruksi dapat terdapat retraksi, pergerakan dada dapat normal
Pa: dapat normal
Pe: dapat normal
Au: dapat normal
Abdomen:
I:bisa normal, bisa cembung (jika terjadi peritonitis)
Au: dapat normal
Pe: bisa normal, jika peritonitis pekak/ hipertimpani, pekak hepar menghilang
Pa: bisa normal, bisa nyeri tekan (jika terjade peritonitis)
Ekstremitas: dbn
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mencari komplikasi:
Darah lengkap, elektrolit, fungsi hepar (SGOT/SGPT), fungsi ginjal
(ureum/creatinin) untuk melihat tanda-tanda keracunan sistemik
2. Pemerksaan Radiologis
a. X foto thorax dan esofagogram
108
fase akut: posisi AP/L dapat menunjukan adanya tanda-tanda perforasi ( udara
mediastinum, pneumotorak, cairan pada pleura atau gambaran udara bebas dibawah
diagfragma. Pemeriksaan esofagogram menunjukan adanya striktur esofagus,
lumen menyempit, pinggir tidak rata, tampak kaku, umumnya terjadi didekat bagian
arkus aorta
stenosis esofagus
c. Endoskopi (Esofagoskopi)
Dilakukan pada hari ketiga setelah luka pada bibir,
mulut, tenggorokan tenang
Jika saat melakukan esofagoskopi terdapat ulkus maka
tidak boleh dipaksakan melewati ulkus tersebut karena bisa terjadi perforasi.
Esofagoskopi tidak boleh dilakukan pada pasien dengan tanda-tanda
perforasi saluran cerna, edem/ nekrosis saluran nafas hebat, pasien dengan
hemodinamik tidak stabil.
Derajat luka bakar berdasarkan esofagoskopi:
I: eritem, dan edem mukosa
IIA: perdarahan, erosi, lepuh, ulkus, eksudat
IIB: circumferensial lesion pada esofagus
III: ulkus dalam, multipel, berwarna hitam kecoklatan
IV: perforasi
109
Esofagitis Korosif ec Basa Kuat
110
Penggunaan NGT sangat baik untuk kasus tertelan asamkarena mencegah zat
kausatif masuk ke usus kecil
Terapi medikamentosa
Antibiotik broad spektrum golongan Sefalosporin (ceftriakson 2x1gr IV)
Preparat inhibitor pompa proton dapat mengurangi paparan zat asam lambung
ke esofagus yang dapat mengurangi resiko terjadi striktur (omeprazol
3x30mg po)
Kortikosteroid: hari pertama 200-300mg sampai hari ke-3 diturunkan
bertahap setiap 2 hari sampai dosis maintenance 2x50mg diteruskan sampai
6 minggu
GENITO-URINARIA
FIMOSIS
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
111
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien
5. memperkenalkan diri, Salam, Senyum, Sapa, 1 3x1
untuk menceritakan
6. Menanyakan Identitas
penyakitnya dengan Idetitas bayi
pertanyaan-pertanyaan yang Identitas orang tua
sesuai untuk mendapatkan
informasi yang relevan,
2. Menanyakan Keluhan Utama
adekuat, dan akurat Menangis keras ketika BAK
Riwayat kehamilan
6. Riwayat kelahiran
Tanggal lahir
Tempat lahir
Ditolong oleh siapa
Cara kelahiran
Kehamilan ganda
Keadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupan
Masa kehamilan
112
Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan,
kurang atau besar).
7. Riwayat pertumbuhan
Riwayat perkembangan
Patokan perkembangan (milestones)
Pada bidang: motor kasar, motor halus, sosial-personal, bahasa pada balita
Prestasi belajar pada anak usia sekolah
Masa pubertas
9. Riwayat imunisasi
10. Riwayat makanan
11. Riwayat penyakit yang pernah di derita
12. Riwayat keluarga
Tanda Vital :
Pemeriksaan Fisik :
Kepala :
ubun-ubun kecil : sudah menutup
keadaan : baik
sutura : tidak ada molase,
caput succedaneum : (-)
cephal hemathoma : (-)
tidak ada kelainan.
B. Mata :
Bentuk mata : normal
kotoran : tidak ada
113
konjungtiva : berwarna merah muda,
sklera : putih
pelvebra : normal
reflek pupil : (+)
reflek berkedip : (+)
tidak ada kelainan.
C. Hidung :
Lubang hidung : normal,
cuping hidung : (-)
pernafasan cuping hidung : (-)
tidak ada secret
tidak ada kelainan normal.
D. Bibir dan mulut :
warna : kemerahan
bentuk : simetris
palatum : (+)
lidah : bersih
gusi : bagus
reflek suckling : (+)
reflek rooting : (+)
tidak ada kelainan.
E. Telinga :
Bentuk : simetris
tidak ada pengeluaran cairan,
daun telinga tulang rawan lentur,
posisi telinga : normal
fungsi pendengaran : baik.
F. Leher :
pembengkakan kelenjar getah bening : (-)
kelenjar thyroid : (-)
114
reflek tonik neck : (+)
pergerakan leher : (+)
tidak ada kelainan.
G. Dada:
bentuk dada : simetris
lingkar dada : normal
gerakan dada : kembang kempis dengan normal,
tonjolan puting : menonjol
tulang rusuk atau sternum : tidak terlihat.
H. Abdomen :
bentuk : simetris
bising usus : (-)
pembesaran hepar : (-)
kelainan tali pusat : tidak ada
Genetalia
lubang uretra : (+)
puerperium tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh
bagian kepala penis.
I. Keadaan punggung :
spina bifidika (-)
J. Anus:
anus (+)
tidak ada kelainan
K. Ektremitas atas :
gerakan tangan : baik
tidak ada kelainan.
L. Ektremitas bawah :
gerakan : baik
tidak ada kelainan.
115
1.
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Dx : Fimosis 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 25. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai anamnesis 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi 26. Menanyakan identitas pasien
dengan menerapkan salah satu 27. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
prinsip berikut: 28. Menanyakan identitas orang tua
29. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon
30. Memberikan kesempatan orang tua pasien untuk bercerita dan mengarahkan
cerita
31. Melibatkan orang tua pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan
klinik
32. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada orang tua
pasien
33. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Memberitahukan kemungkinan kelainan yang diderita bayinya adalah
(tindakan) informed consent yang jelas, fimosis, karena dilihat dari hasil pemeriksaan dan tanda – tanda seperti bayi
proteksi diri (sepsis asepsis) selalu menangis keras saat akan BAK.
3. Memberitahukan kepada ibu agar tidak menarik puerpetium bayinya
kebelakang secara paksa karena bisa menyebabkan infeksi
4. Menjaga kebutuhan personal hygiene terutama penis dan tidak mencuci penis
dengan sabun berlebihan
5. Memberikan terapi obat dengan salep yang meningkatkan elastisitas kulup
penis
6. Melakukaan terapi peregangan bertahap pada kulup yang dilakukan setelah
mandi dengan air hangat selama 5 sampai 10 menit setiap hari, dan lakukan
dengan hati – hati untuk menghindari luka yang menyebabkan pembentukan
parut.
116
7. Menjaga kebersihan alat kelamin dengan secara rutin membersihkannya
tanpa penarikan kulit preputium secara berlebihan ke belakang batang penis
dan mengembalikan kembali kulit preputium kedepan batang penis setiap
selesai membersihkan.
8. Menganjurkan ibu untuk segera melakukan tindakan sirkumsisi.
117
Menanyakan RPD : sakit seperti ini sebelumnya,nyeri tenggorokan
sebelumnya,riw hipertensi,riwayat DM,riwayat minum obat2an
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 7. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan pada mulutnya dan mencuci 1 3x1
tangan sebelum dan setelah tangan sebelum melakukan pemeriksaan
pemeriksaan menggunakan 8. Menggunakan sarung tangan
sarung tangan dalam 9. Memeriksa keadaan umum(kesadaran) dan tanda vital (Hipertensi dan
melakukan pemeriksaan fisik sesak?)
sesuai masalah klinik pasien 10. Memeriksa konjungtiva palpebra pucat atau tidak,
11. memeriksa thorax apakah ada edem pulmo dan pembesaran jantung,nafas
kussmaul
12. memeriksa abdomen adakah ascites,memeriksa adanya nyeri ketok
costovertebra angle,
13. memeriksa adakah oedem ekstremitas
14. Mengusulkan pemeriksaan penunjang darah
rutin,ureum,kreatinin,elektrolit,BGA,protein urin,kliren kreatinin,apus
tenggorok(antisterptozim, ASTO, antihialuronidase),imunologi untuk
SLE,antibodi anti membran basal glomerolus,foto thorax(edem
pulmo/kardiomegali),biopsi ginjal
118
40. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
41. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak
(tindakan) informed consent yang jelas, mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya
proteksi diri (sepsis asepsis) infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin ini
dianjurkan hanya untuk 10 hari, sedangkan pemberian profilaksis yang lama
sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena
terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis seorang anak dapat terinfeksi lagi
dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil sekali.
Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3
dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan
eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.
3. Makanan. Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari)
dan rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita dengan
suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. Bila ada anuria
atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pada penderita
tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan
bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka
jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.
4. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian
sedativa untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup beristirahat. Pada
hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula
diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara intramuskular. Bila terjadi
diuresis 5-10 jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan
dosis rumat, 0,03 mg/kgbb/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan
lagi karena memberi efek toksis.
5. Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari
dalam darah dengan beberapa cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis,
bilasan lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi tukar). Bila
119
prosedur di atas tidak dapat dilakukan oleh karena kesulitan teknis, maka
pengeluaran darah vena pun dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.
6. diurektikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-
akhir ini pemberian furosemid (Lasix) secara intravena (1 mg/kgbb/kali) dalam
5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi
glomerulus
7. Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedativa dan oksigen
10. Perilaku Peserta ujian 32. Memakai APD 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan 33. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 34. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 35. Melakukan tindakan sesuai prioritas
36. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
37. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
120
7. Menanyakan identitas pasien (nama, alamat, umur, pendidikan, pekerjaan,
dll)
8. Melakukan anamnesis sehubungan dengan penyakit pasien
(Glomerulonefritis Kronik)
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : kencing darah, bengkak-bengkak, kencing sedikit
Onset : > 2 minggu
Kronologis : Awalnya tidak menunjukkan gejala, bisa sampai beberapa
tahun. Sebelumnya ada riwayat infeksi, bengkak-bengkak diawali dari
muka kemudian ke ekstremitas.
Kualitas : masih bisa beraktivitas sehari-hari/tidak
Kuantitas : keluhan dirasakan terus-menerus/hilang timbul
Gejala lain : demam, nyeri kepala, lemah, lesu, penglihatan turun, sesak
nafas, gangguan pencernaan seperti mual dan muntah, nyeri ulu hati, BB
turun, kencing sering di malam hari, kencing berbusa, gatal di seluruh
tubuh, penurunan libido, impotensi, tremor, sering mengantuk, bingung,
kejang
Riwayat Penyakit Dahulu (mencari etiologi) :
Lanjutan Glomerulonefritis Akut, dengan atau tanpa riwayat infeksi
tenggorokan
Keracunan
Diabetes Melitus
Hipertensi Kronik
SLE
Dll
Riwayat Penyakit Keluarga : apakah terdapat riwayat penyakit serupa pada
keluarga
Riwayat Sosial Ekonomi : pekerjaan, pendapatan, tanggungan, biaya
pengobatan
121
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci
5. Informed consent sebelum dilakukan pemeriksaan, menginformasikan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan serta meminta pasien untuk
pemeriksaan menggunakan melakukan apa yang diinstruksikan oleh pemeriksa
sarung tangan dalam
6. Memepersiapkan ruangan dan alat yang akan digunakan
melakukan pemeriksaan fisik7. Cuci tangan
sesuai masalah klinik pasien
8. Melakukan pemeriksaan fisik
Melihat keadaan umum pasien : tampak edema, pucat, lemas
Menilai kesadaran pasien
Periksa tanda vital (TD,nadi, RR, suhu)
Timbang berat badan dan ukur berat badan, nilai status gizi pasien
Pemeriksaan mata : conungtiva palpebra anemis,mata merah, penurunan
visus
Pemeriksaan THT : discharge, keadaan membran timpani, nafas kussmaul,
pembesaran tonsil, faring hiperemis
Pemeriksaan leher : pembesaran nnll leher, pembesaran kelenjar tiroid,
JVP
Pemeriksaan thorax:
Jantung : tanda-tanda pembesaran jantung, bising jantung
Paru : edema paru, efusi pleura
Pemeriksaan abdomen :
Au : bising usus
I : tampak cembung, frog belly
Pe : pekak alih, pekak sisi
Pa : undulasi, nyeri tekan epigastric, nyeri ketok CVA
Pemeriksaan ekstremitas : edema
Pemeriksaan kulit : pucat, mudah lecet, pruritus, rapuh
Pemeriksaan neurologis : tremor, flap mioklonus, kejang
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Suspek Glomerulobefritis Kronik 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan dd/ GGA
diagnosis bandingnya secara GGK
lengkap (perlu dilakukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis)
122
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 1. Menjelaskan kepada pasien tentang kondisi pasien saat ini dan untuk 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi penegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang
dengan menerapkan salah satu 2. Memberikan surat pengantar untuk pemeriksaan tambahan : darah rutin,
prinsip berikut: asam urat, kolesterol, TGI, albumin, urin lengkap, ureum, kreatinin, x-foto
thorax
3. Meminta pasien untuk kembali bila hasil lab sudah ada
GNK hiperkolesterol, hipoalbumin, hematuri, proteinuri, peningkatan
kadar ureum dan kreatinin serum.
Komplikasi :
- Anemia : ↓Hb
- gagal jantung (ditemukan kardiomegali pada X-foto thorax)
4. Menjelaskan kepada pasien jika diagnosis sudah tegak, maka harus dirujuk
ke dokter spesialis penyakit dalam sub bagian nefrologi untuk tatalaksana
lanjutan berkaitan dengan penyakit pasien seperti pemeriksaan usg abdomen
maupun biopsi jika memungkinkan, dan juga untuk pengobatan penyakit
pasien.
5. Memberikan terapi pendahuluan kepada pasien berupa :
Antihipertensif ACE-inhibitor : captopril
Diuretik Furosemid, digunakan untuk meringankan edema dan
mencegah gagal jantung
Antibiotik, digunakan jika ada infeksi apada traktus urionarius
Obat simptomatik, untuk mengurangi keluhan yang dirasakan pasien :
antipiretik, antiemetik, dll
6. Mengedukasi pasien untuk mengurangi makan makanan asin
7. Menjelaskan kepada pasien kemungkinan komplikasi dari penyakit yang
diderita pasien seperti :
- gagal jantung, akibat gangguan sirkulasi
- kerusakan ginjal lebih lanjut gagal ginjal. Bilasudah mencapai stadium
ini terapi utama dengan hemodialisis, bisa juga transplantasi ginjal jika
memungkinkan
- ensefalopati hipertensif koma
- anemia (hipervolemia dan penurunan sintesis eritropoietin)
123
8. Memberikan dukungan kepada pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
PRIAPISMUS
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien
1. Identitas 3x1
untuk menceritakan Nama
penyakitnya dengan Umur
pertanyaan-pertanyaan yang Jenis kelamin
sesuai untuk mendapatkan Alamat
informasi yang relevan, Pekerjaan
adekuat, dan akurat Agama
Status perkawinan
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : gangguan ereksi
124
Gejala: Ereksi tidak diinginkan yang berlangsung selama lebih dari empat jam
dan tidak berhubungan dengan rangsangan seksual, ereksi yang menyakitkan,
kepala penis yang pendek dengan tubuh yang keras kaku
Riwayat konsumsi obat antipsikotik dan antidepresi
Riwayat injeksi obat impotensi
Riwayat konsumsi alkohol
Riwayat cedera tulang belakang, perineum, genitalia
Riwayat penyakit dahulu (penyakit hematologi)
125
2. Aspirasi dan irigasi intrakavernosa, aspirasi darah intrakavernosa saja atau
kemudian disusul irigasi (instilasi) zat adrenergik yang diencerkan (pada
priapismus akibat injeksi vasodilator intrakavernosal, priapismus spontanea non
iskemik atau iskemia derajat ringan)
126
17. Menanyakan onset dan kronologis: (Keluar cairan warna putih dari ujung
lubang kemaluan sejak 2 hari yang lalu. Riwayat berhubungan dengan
pekerja seks komersial sekitar 5 hari yang lalu. Sebelumnya pasien merasa
gatal dan panas pada ujung kemaluan, nyeri saat berkemih, dan anyang-
anyangen)
18. Menanyakan kuantitas keluhan: (Cairan keluar setiap pagi setelah bangun
tidur)
19. Menanyakan kualitas keluhan: (Cairan kental warna keputihan, terkadang
disertai darah)
20. Menanyakan faktor-faktor memperberat: (-)
21. Menanyakan faktor-faktor memperingan: (-)
22. Menanyakan gejala penyerta:
Tanda-tanda uretritis
Apakah ada nyeri saat berkemih
Apakah ada rasa gatal/panas di ujung kemaluan
Apakah ada benjolan pada inguinal
Tanda-tanda prostatitis
Apakah ada rasa tidak nyaman pada daerah perineum dan suprapubis.
Apakah terdapat demam
Apakah ada nyeri saat berkemih/keluar darah saat berkemih
Apakah ada sulit buang air besar
Apakah ada kesulitan saat berkemih
23. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
(Baru pertama kali menderita seperti ini. Riwayat berhubungan seks dengan
pekerja seks komersial 5 hari yang lalu)
24. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
25. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
26. Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup wawancara
dengan membuat suatu ringkasan.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 12. Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 13. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
127
pemeriksaan menggunakan 14. Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin dan
sarung tangan dalam membuka baju
melakukan pemeriksaan fisik 15. Mencuci tangan
sesuai masalah klinik pasien 16. Menilai keadaan umum dan kesadaran (Baik, sadar, tampak sakit ringan).
17. Pemeriksaaan tanda vital ( TD: 140/80mmHg, N:80x/’, RR: 20x/’, t: 36,1oC)
18. Pemeriksaan Kepala (Apakah rambut mudah rontok/alopesia)
Pemeriksaan Wajah (Apakah didapatkan asimetri wajah)
19. Pemeriksaan Mata (Apakah ada mata injeksi konjungtiva, ekimosis,
konjungtivitis, eksudat mukopurulen, fotofobia)
20. Pemeriksaan Telinga Hidung (Apakah didapatkan discharge, tanda-tanda
peradangan)
Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok (Pemeriksaan gigi geligi, bibir, lidah,
mukosa mulut, tonsil; ukuran, warna, detritus, mukosa faring apakah
didapatkan faringitis (faring hiperemis), tonsilitis (tonsil hiperemis) disertai
eksudat mukopurulen.
21. Pemeriksan Leher
Apakah tampak pembesaran kelenjar limfe leher
Apakah asimetris leher
Apakah ada perubahan warna dibanding kulit sekitar
22. Thoraks
Inspeksi: (Simetris saat statis dan dinamis, adakah deformitas)
Palpasi: (Apakah ada krepitasi, stem fremitus kanan dan kiri)
Perkusi: (Apakah sonor kedua lapangan paru)
Auskultasi (suara dasar paru, suara tambahan wheezing, ronkhi)
23. Abdomen
Inspeksi: (Tampak datar, tidak ada venektasi, tidak ada gambaran gerak usus)
Auskultasi (Bising usus (+) normal)
Perkusi (timpani, pekak sisi (+) normal dan pekak alih (-)
Palpasi (supel,hepar dan lien tak teraba)
24. Ekstremitas
Pemeriksaan Refleks (Refleks fisiologis lengan dan tungkai dalam batas
normal, Refleks patologis (-))
128
Kekuatan motorik, dan sensorik (Kekuatan motorik 5 di keempat ekstremitas,
tidak ada tremor, ukuran dan tonus otot normal, sensibilitas 4 ekstremitas
dalam batas normal)
Adakah edema (Tidak ada edema tungkai)
Perabaan akral (Tidak ada akral dingin)
Pemeriksaan cappilary refill (<2’/<2’)
Pemeriksaan kulit (Tidak ada pucat, sianosis, ikterik, kulit kering atau basah,
palmar erythema)
Pemeriksaan kuku (Tidak ada kelainan kuku)
25. Urogenital
Inspeksi
Edema dan eritema pada orificium urethra eksterna
Palpasi (milking)
Keluar eksudat mukopurulen dari orificium urethra eksterna.
Inguinal kanan-kiri: teraba massa ukuran 0,5x0,5 cm, konsistensi kenyal,
batas tegas, permukaan rata, warna seperti kulit sekitar, perabaan tidak
hangat, tidak nyeri tekan.
129
26. Pemeriksaan penunjang
Sediaan langsung, bahan duh tubuh, dengan pewarnaan Gram; ditemukan
Diplokokus Gram negatif intraseluler dan ekstraseluler.
130
Test Definitif
- Test Oksidasi
Reagen yang mengandung tetra-metyl-P-N diamin hidrochloryda 1%
ditambahkan pada koloni Gonokokus tersangka. Positif jika warna
menjadi merah muda hingga merah lembayung
- Test fermentasi
Test oksidasi yang positif dilanjutkan dengan fermentasi dengan
glukosa, maltosa, dan sukrosa. Kuman Gonokokus hanya meragikan
glukosa.
Test B-laktamase
Dengan cefinase TM disc, perubahan warna dari kuning menjadi merah,
jika kuman mengandung B-laktame.
Test Thomson
Berguna untuk mengetahui sampai mana infeksi berlangsung. Syarat:
- Dilakukan setelah bangun pagi
- Urin dibagi dalam 2 gelas
- Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II
- Mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml
Hasil pembacaan:
Gelas I Gelas II Arti
Jernih Jernih Tidak ada arti
Keruh Jernih Infeksi di urethritis anterior
Keruh Keruh Panurethritis
Jernih Keruh Tidak mungkin
131
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 5. Menjelaskan kepada pasien bahwa saat ini pasien menderita infeksi pada 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi saluran kemihnya.
dengan menerapkan salah satu 6. Menjelaskan kepada pasien bahwa infeksi pada saluran kemih disebabkan
prinsip berikut: oleh infeksi kuman yang ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak
aman.
7. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lanjutan
untuk menentukan penyebab pasti dari penyakitnya.
8. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan diberikan obat kepada pasien yang
diberikan dalam bentuk suntikan dan diminum hingga habis.
9. Menjelaskan kepada pasien untuk selalu menggunakan kondom setiap
melakukan hubungan seksual yang tidak aman.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Injeksi Penicillin G Procain 4,8 juta unit diencerkan aqua + 1 gram Probenasid 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan IV, atau;
(tindakan) informed consent yang jelas, 2. Injeksi Ampicilllin 3,5 gram + 1 gram Probenasid IV, atau;
proteksi diri (sepsis asepsis) 3. Injeksi Amoxciciliin 3 gram + 1 gram Probenasid IV, atau;
4. Injeksi Ceftriaxon 250 mg IM, atau;
5. Cefixim 400 mg p.o dosis tunggal atau;
6. Injeksi Spektinomisin 2 g IM, atau;
7. Injeksi Kanamisin 2g IM, atau;
8. Tiamfenikol 3,5mg p.o, atau;
9. Ciprofolksasin 250-500 mg p.o dosis tunggal.
132
SISTEM : GENITOURINARIA…………….., PENYAKIT : ISK
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Memperkenalkan diri. 1 3x1
untuk menceritakan Menanyakan identitas, pekerjaan,usia,alamat.
penyakitnya dengan Keluhan utama : demam + 5hari
pertanyaan-pertanyaan yang RPS:
sesuai untuk mendapatkan -sejak kapan?
informasi yang relevan, - apakah demam muncul terus-menerus?
adekuat, dan akurat - apakah ada riw. Berpergian keluar kota endemis malaria?
- apakah ada tanda-tanda perdarahan ( petechie, mimisan, gusi berdarah)?
-apakah masih bisa beraktivitas seperti biasa?
-apakah sudah pernah periksa?
-apakah sudah pernah diberi obat?
-apakah ada gejala” lain ( nyeri saat buang air)?
- apakah ada cairan yg keluar dari kemaluan?
- apakah ada riw. Berganti pasangan?
-apakah nyeri di pinggang?
RPD:
-apakah ada riwayat sakit infeksi saluran kemih sebelumnya
- apakah ada riwayat sakit gula sebelumnya
- apakah ada riwayat Hipertensi
-apakah ada riwayat menggunakan obat-obat spermaticid ( bagi wanita)?
- apakaha ada keluhan sakit serupa pada pasangan ?
RPK:
-apakah ada anggota keluarga yang menderita DM, hipertensi?
133
melakukan pemeriksaan fisik Kepala: dbn
sesuai masalah klinik pasien Mata: CPP -/-, sklera ikterik +/+
THT:dbn
Mulut: dbn
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo : dbn
Abdomen: hepatomegali
Ekstremitas: dbn
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium:
Lab darah rutin leukositosis
Urin rutin bakteri +, leukosit, eritrosit pengecatan gram secretbiakan bakteri uji
sensitivitas antibiotic
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis: ISK dd/ uretritis, cystitis, PMS 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Komplikasi : pielonefritis 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu Komunikasi
prinsip berikut: - Menyapa pasien
- Menjelaskan kepada pasien tentang ISK secara umum, rencana
penatalaksanaan komplikasi dan prognosis
- Menjelaskan kepada pasien tentang Penyebabnya karena adanya infeksi
pada sal.kemih
- Menjaga kontak mata saat berkomunikasi dengan pasien
134
- Menanyakan kepada pasien apakah penjelasan yang telah diberikan
cukup jelas
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
penyakitnya
- Menjelaskan pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien
- Menjelaskan tentang bagaimana cara hidup sehat
- Menjelaskan resiko dari masing-masing pilihan terapi
- Menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang guna
menegakkan diagnosis.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - Menjelaskan saat akan memeriksa pasien 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Informed consent perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang
(tindakan) informed consent yang jelas, - Melibatkan pasien dalam membuat keputusan terapi yang akan diberikan
proteksi diri (sepsis asepsis) pada pasien
- Cuci tangan dan menggunakan alat proteksi diri
Terapi :
- doksisiklin 2x100mg p.o 4-5hr
- paracetamol 3x500mg
Non farmako:
Edukasi : - banyak minum.
- menjaga kebersihan alat vital
Perilaku profesional Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan dan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di bawah ini Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
135
SISTEM_UROGENITAL_____________________________________________PARAFIMOSIS______________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 20. Memperkenalkan diri, senyum, salam, sapa 1 3x1
untuk menceritakan 21. Menanyakan identitas pasien
penyakitnya dengan 22. Menanyakan keluhan utama? (Nyeri pada penis,penis bengkak(pada orang
pertanyaan-pertanyaan yang dewasa)/anak sulit berkemih (mungkin pada pasien anak))
sesuai untuk mendapatkan 23. Menanyakan onset? (setelah penile examination,membersihkan penis,
informasi yang relevan, pemasangan kateter urin, post cystoscopy)
adekuat, dan akurat 24. Menanyakan keluhan penyerta?
25. Menanyakan factor memperingan : (-), memperberat (-)
26. Menanyakan Kuantitas
27. Menanyakan Kualitas
28. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
29. Menanyakan riwayat social ekonomi
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 5. Informed consent ke orang tua pasien 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 6. Melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 7. PF :
sarung tangan dalam KU: kesakitan
melakukan pemeriksaan fisik Status lokalis:
sesuai masalah klinik pasien On examination, the glans penis is enlarged and congested with a collar of
edematous foreskin. A constricting band of tissue is noted directly behind the
head of the penis. The remainder of the penile shaft is unremarkable. An
indwelling urethral catheter is often present. Simply removing the catheter
may help treat paraphimosis caused by an indwelling urethral catheter. The
136
image below depicts mild-to-moderate paraphimosis.
If paraphimosis is left untreated for too long, necrosis of the glans penis can
occur. Partial amputation of the distal penis has been reported.
Severe form of paraphimosis. The distal penis has begun the process of
autoamputation.
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis : Parafimosis 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara DD: Fimosis
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 42. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai anamnesis 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi 43. Menanyakan identitas pasien
137
dengan menerapkan salah satu 44. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
prinsip berikut: 45. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon
46. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
47. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
48. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
49. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 6. Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 7. Memakai APD
(tindakan) informed consent yang jelas, 8. Terapi dan pencegahan
proteksi diri (sepsis asepsis) Paraphimosis can be avoided by bringing the foreskin back into its reduced
position after retraction is no longer necessary (for instance, after cleaning
the glans penis or placing a Foley catheter).
Phimosis (both pathologic and normal childhood physiologic forms) is a risk
factor for paraphimosis.
Physiologic phimosis resolves naturally as a child matures, but it may be
advisable to treat pathologic phimosis via long-term stretching or elective
surgical techniques (such as preputioplasty to loosen the pruptial orifice or
circumcision to amputate the foreskin tissue partially or completely).
138
Perilaku profesional Peserta ujian 38. Memakai APD 1 3x1
memeperkenalkan diri dan 39. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 40. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 41. Melakukan tindakan sesuai prioritas
42. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
43. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
44. Merujuk kepada Spesialis Penyakit Bedah Urogenital
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Keluhan/gejala yang menyebebkan pasien di bawa berobat (
nyeri pinggang )
139
16. Menanyakan apakah nyeri nya dijalarkan? Kemana?
17. Menanyakan apakah nyerinya berkurang jika istirahat, tiduran atau
minum obat
18. Menanyakan apakah ada demam tinggi yang disertai menggigil
19. Menanyakan apakah ada mual dan muntah
20. Menanyakan apakah kesulitan dalam BAK
21. Menanyakan apakah ada nyeri saat BAK
22. Menanyakan apakah sering BAK, berapa kali?
23. Menanyakan apakah tidak bisa nenahan BAK
24. Menanyakan apakah BAK berwarna merah
25. menanyakan apakah ada anyang-anyangan
26. Menanyakan apakah ada benjolan disekitar pinggang
Riwayat penyakit Dahulu
Apakah pernah sakit seperti ini
Apakah pernah kencing bernanah, berpasir atau batu
Apakah pernah sakit infeksi saluran kencing
Apakah ada riwayat sakit jantung, darah tinggi atau kencing manis
140
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: tak
Mata : cpa pucat/normal
tht: normal
Leher : normal
Paru /jantung : dbn
Abdomen : BU melemah, nyeri tekan perut (+), nyeri ketok sudut costovertebra
(+), bimanual ginjal (+) teraba membesar
Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin : leukositisis, LED meningkat
Urinalisis : piuria, bakteriuria, dan hematuria
Kultur urine : bakteriuria
Foto polos abdomen : adanya kekaburan dari bayangan otot psoas
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Nyeri pinggang 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan DD: pielonefritis
diagnosis bandingnya secara Pankreatitis : nyeri menembus ke belakang
lengkap Appendisitis : titik mc burney,
Kolesistitis : khas murphy sign
141
akan tetapi jika dalam 48-72 jam setelah pemberian antibiotik keadaan
klinis tidak menunjukkan perbaikan mungkin kuman tidak sensitif
terhadap antibiotik yang diberikan
2. antipiretik
3. analgetik
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
1. menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan
pemeriksaan yang akan dilakukan
2. menjelaskan kepada pasien tentang terapi yang diberikan
3. menjelaskan kepada pasien bahwa prognosis kesembuhan baik jika
diterapi dengan tepat
4. menjelaskan kepada pasien komplikasi yang terjadi akan memperparah
ginjalnya sampai dengan terjadi gagal ginjal.
142
pada tractus urinarius seperti : frekuensi, urgency, disuria, nokturtia,
hesistansi, pancaran lemah, pengosongan yang incomplete)
35. Menanyakan factor memperingan : (-), memperberat (-)
36. Menanyakan Kuantitas : (terus menerus)
37. Menanyakan kualitas : (mengganggu aktifitas)
38. Menanyakan riwayat hubungan seksual aktif, menanyakan riwayat
kebersihan daerah kelamin seperti kebersihan pasca BAB dan BAK
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 8. Informed consent ke pasien untuk dilakukan PF dan Rectal Toucher 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 9. Melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 10. PF : KU tampah kesakitan memegangi perut daerah suprapubik. Tanda vital
sarung tangan dalam dbn, febris, Cor an pulmo dbn. Abdomen : nyeri tekan suprapubik,
melakukan pemeriksaan fisik pembesaram kandung kemih karena retensi urine.
sesuai masalah klinik pasien 11. Memasang handscoon
12. Mengoleskan gel pada handscoon bagian telunjuk
13. Melakukan pemeriksaan RT : TSA cukup, mukosa licin, ampula recti
longgar, didapatkan nyeri tekan prostat, perabaan prostat terasa hangat, dapat
terdapat nodul atau tidak, darah (-), feces (+/-)
14. Melepaskan handscoon dan membuangnya di tempat sampah kuning
15. Mencuci tangan kembali
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis : Prostatitis bacterial akut 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara Diagnosis Banding :
lengkap Sistitis
Epididimitis
Urethritis
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 50. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai anamnesis 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi 51. Menanyakan identitas pasien
dengan menerapkan salah satu 52. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
prinsip berikut: 53. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon
143
54. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
55. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
56. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
57. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 9. Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 10. Perawatan di rumah termasuk minum air putih yang banyak, obat-obat
(tindakan) informed consent yang jelas, antibiotic, antipiretik dan pengontrol nyeri, dan istirahat
proteksi diri (sepsis asepsis) 11. Obat per oral : ciprofloksasin 10-15 mg/kgBB/12 jam, paracetamol 500mg
3x1, asam mefenamat 500mg 3x1
12. Penderita harus dikonsultasikan dengan Spesialis Penyakit Dalam bagian
urologi untuk penatalaksanaan diagnosis dan terapi yang adekuat
Perilaku profesional Peserta ujian 45. Memakai APD 1 3x1
memeperkenalkan diri dan 46. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 47. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 48. Melakukan tindakan sesuai prioritas
49. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
50. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
144
informasi yang relevan, ANAMNESIS
adekuat, dan akurat Menanyakan identitas penderita
Menanyakan keluhan utama nyeri di daerah pinggang
Menanyakan lokasi sakit dimulai, dan lokasi sakit sekarang
Menanyakan onset dan kronologi
Menanyakan kualitas keluhan
Menanyakan kuantitas keluhan
Menanyakan faktor-faktor pemberat
Menanyakan faktor-faktor peringan
Menanyakan gejala penyerta
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
Mekanisme trauma
Riwayat trauma daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut
bagian atas dengan disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu.
Hematuria
Fracture costa sebelah bawah (T8 – T12) atau fracture processus spinosus
vertebra
Trauma tembus pada daerah abdomen atau pinggang
Cedera deselerasi yang berat akibat jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu
lintas
Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
Menanyakan riwayat sosial ekonomi
Menanyakan kebiasaan pribadi
Penggunaan bahasa yang mudah dipahami pasien
Menggunakan pertanyaan terbuka secara tepat
Menggunakan pertanyaan tertutup secara tepat
MENUTUP WAWANCARA
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat
Menutup wawancara dengan membuat suatu ringkasan
Membuat kesepakatan dengan pasien (contracting)
SAMBUNG RASA DENGAN PASIEN
Menunjukkan tingkah laku (non verbal) yang sesuai
145
Bila melakukan kegiatan lain (misal melihat catatan atau menulis), tidak sampai
mengganggu proses wawancara dengan pasien.
Tidak menghakimi
Memberikan empati dan dukungan terhadap pasien
Tampak percaya diri
KETERAMPILAN MENSTRUKTUR WAWANCARA
Menjalankan wawancara dengan urutan yang logis/ tepat
Memperhatikan waktu
146
diagnosis bandingnya secara Grade 1 : Hematuria mikroskopik atau gross, radiografi normal, subkapsular
lengkap hematoma tanpa laserasi parenkim
Grade II : Laserasi kortek dengan kedalaman < 1 cm
Grade III : Laserasi > 1 cm ke dalam parenkim tanpa ekstravasasi
Grade IV : Laserasi > 1 cm dengan ekstravasaasi, atau thrombosis arteri
segmental
Grade V : Laserasi multiple mayor, atau pedicle injury
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Atasi kegawatan, terapi cairan 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Tatalaksana disesuaikan dengan grading.
(tindakan) informed consent yang jelas, Pada pasien dengan trauma minor (grade I dan II) hanya membutuhkan observasi
proteksi diri (sepsis asepsis) Indikasi absolute operasi : instabilitas hemodinamik karena trauma ginjal dan
injury pada pedicle pada satu ginjal
Indikasi operatif yang lain : laserasi mayor pada sistem koletivus, segmen
devaaskularisasi yang kuat, dan laserasi parenkim mayor.
Perilaku profesional Peserta ujian 1 3x1
memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
RUPTUR URETRA
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
147
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien
6. Pembukaan dan Perkenalan diri 1 3x1
untuk menceritakan Memberikan salam dan berjabat tangan.
penyakitnya dengan
7. Memperkenalkan diri.
pertanyaan-pertanyaan yang 8. Menanyakan identitas pasien seperti nama, usia, alamat, agama, pekerjaan,
sesuai untuk mendapatkan pendidikan.
informasi yang relevan,
9. Mendengarkan riwayat pasien tanpa menginterupsi.
adekuat, dan akurat 10.
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : tidak bisa kencing
148
- Menanyakan apakah pasien pernah mengalami trauma daerah
panggul? (fraktur pelvis/ trauma tumpul)
- Menanyakan apakah terdapat riwayat penyakit saluran kemih?
(gejala klinis: kencing merah, nyeri saat kencing, kencing tidak
lancar, kencing batu/pasir)
- Menanyakan apakah terdapat riwayat operasi daerah panggul
sebelumnya?
- Menanyakan apakah pernah dilakukan pemasangan kateter urin
sebelumnya?
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : mesosefal
Mata : bisa didapatkan konjungtiva palpebra anemis (+)
THT: dalam batas normal
Leher: pembesaran nnll (-), deviasi trakea (-)
Cor:
- Inspeksi: ictus cordis tak tampak
149
- Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS, tidak kuat
angkat
- Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal
- Auskultasi: BJ I/II murni, ST(-)
Pulmo:
- Inspeksi: simetris, statis, dinamis
- Palpasi: stem fremitus kanan=kiri
- Perkusi: sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi: SD vesikuler (+/+), ST (-)
Abdomen:
- Inspeksi: datar, venektasi (-)
- Auskultasi: BU(+) normal
- Perkusi: timpani, PS (+) N, PA (-)
- Palpasi: supel, nyeri tekan (+) suprapubik, buli-buli teraba penuh,
defans muskuler (-), H/L ttb,
Genitalia eksterna:
- Keluarnya darah pada ostium urethra eksterna
- Pada ruptur urethra anterior ditemukan adanya hematoma pada penis
dan scrotum kadang disertai pembengkakan pada perineum dan penis
yang disebut sebagai hematoma kupu-kupu/ butterfly hematoma.
Rectal Touche: prostat mengapung (floating prostate) pada ruptura total
dari uretra pars membrancea oleh karena terputusnya ligamen
puboprostatika.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
- Anemia
- Pemeriksan urin, kadang tidak bisa diperiksa bila ada retensi.
Radiologi
- Fraktur pelvis
- Urethrogram retrograd, akan menunjukkan ekstravasasi.
Menentukan diagnosis dan Peserta ujian dapat Diagnosis : Ruptur urethra anterior/ posteior 3 3x3
diagnosis banding menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
150
diagnosis bandingnya secara - Ruptur buli-buli
lengkap
Komunikasi dan edukasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
Tata laksana non farmako Peserta melakukan tindakan a. Atasi kegawatan: 5 3x5
terapi (tindakan) /pemberian terapi dengan Perdarahan diatasi dengan pemasangan infus, pemberian elektrolit atau
informed consent yang jelas, darah tergantung derajat perdarahan yang ditemui
proteksi diri (sepsis asepsis) b. Segera rujuk ke spesialis bedah untuk dilakukan sistotomi suprapubik
c. Kateterisasi uretra merupakan kontraindikasi ruptur uretra.
Perilaku profesional Peserta ujian 1 3x1
memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
151
5. Menanyakan keluhan utama: Kencing bercampur darah
6. Kencing bercampur darah terjadi sejak kapan? Selalu timbul atau kedang –
kadang saja? Darah bercampur kencing pada awal kencing, akhir kencing, atau dari
awal sampai akhir kencing? Darah berwarna merah atau hitam?
9. Apakah pasien pernah merasakan gejala yang sama sebelumnya, apakah pasien
sebelum timbul keluhan ini mengalami benturan atau kecelakaan yang mengenai
bagian perut?
10. Apakah di keluarga ada yang memiliki keluhan serupa, sakit ginjal, batu ginjal,
tumor atau keganasan, kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit jantung ?
152
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan 11. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik, pasien diminta berbaring di 1 3x1
cuci tangan sebelum dan tempat tidur
setelah pemeriksaan
menggunakan sarung 12. Cuci tangan terlebih dahulu
tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai 13. pemeriksaan keadaan umum, apakah pasien tampak sakit ringan, sedang, berat
masalah klinik pasien (Visual Analog Scale berapa). Apakah pasien kesadarannya composmentis, GCS
EMV berapa?
14. Memeriksa tanda vital: tekanan darah, nadi, kecepatan nafas, suhu tubuh
153
batas jantung kanan : SIC V linea
parasternal dextra
batas jantung kiri : SIC V 2 cm medial
linea midclavicula sinistra
Auskultasi : HR 120 x/menit, regular, BJ I-II murni,
bising (-), gallop (-)
Paru-paru :
Pulmo depan :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler (+) , ST : ronkhi basah halus (+/+) pada apex
paru kanan, wheezing (-/-)
Pulmo Belakang :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST (-/-), wheezing (-)
Vesikuler Vesikuler,
Vesikuler,
ST (-) ST (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, venektasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) turun, lemah
154
Perkusi : Hiper timpani, area traube timpani, pekak sisi (+) meningkat,
pekak alih (+), pekak hepar menghilang, tes undulasi (-)
Palpasi : Tegang, panas, hepar dan lien tak teraba,
nyeri tekan (+)
Ekstremitas : Superior Inferior
Rectal Toucher :
Tonus sphinchter ani (+) kuat, ampula recti tidak koplaps, mucosa datar, licin,
prostat diameter latero-lateral 1 jari, sulcus medianus teraba, permukaan datar licin,
konsistensi kenyal, panas (-), nyeri tekan (-), floating prostat (-), tidak teraba
fragmen pecahan tulang pada rectal toucher, sarung tangan : lendir (-), darah (-),
feces (+)
155
6. Urine Rutin
7. Sedimen Urine
8. Foto Polos Abdomen 3 posisi
9. Foto Pelvis AP / Lateral True Size
10. USG FAST
11. IVP atau Cystografi
12. CT Urografi
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Shock hemorrhagic dd/ hipovolemik 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Trauma abdomen
diagnosis bandingnya Susp. Peritonitis
secara lengkap Susp. Trauma VU dengan susp. Ruptur VU
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan
berkomunikasi dengan
menerapkan salah satu
prinsip berikut:
156
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
157
*Lihat abses, fistel, udema, ganggren (skrotum tegang, kemerahan, nyeri, panas, mengkilap, hilang rasa, basah→
ganggren, ca srotum
* Lihat pembesaran scrotum : orchitis/epididimitis: nyeri dgn tanda radang.Skrotum udem, merah
Ca testis: skrotum besar berbenjol, tak ada tanda radang & tdk nyeri
Hydrocele testicularis: skrotum besar dan rata, tidak berbenjol
Hydrocele funicularis : sisi yg hidrocele ada 2 biji, jadi terlihat 3 benjolan dengan testis sebelahnya
Hernia Inguinalis : usus dapat masuk atau didorong masuk ke dalam rongga abdomen ketika berbaring
Varicocele: gambaran kebiruan menonjol dan berkelok-kelok sepanjang skrotum, menghilang bila berbaring
Hematocele : perdarahan akibat trauma, skrotum bengkak kebiruan ada bekas trauma
Torsi testis : testis terpuntir lebih tinggi dari yg normal(Deming's sign) posisi lebih horisontal dari yang normal (Angell's
sign)
Palpasi
* Raba jumlah testis, monorchidism/anorchidism, kriptokismus uni/bilateral
* Testis teraba keras sekali tidak nyeri tekan → seminoma
* Hydrocele→ testis tdk teraba, fluktuasi, tes transluminasi (+)
* Hernia skrotalis→ teraba usus/massa dr skrotum sampai kanalis inguinalis
* Varicocele →seperti meraba cacing dlm kantung (big of worm)
* Torsio testis →teraba horisontal dan nyeri, diangkat keatas lewat sympisis os pubis nyeri tetap/bertambah (Prehn's
sign)
* Vas deferens teraba seperti benang besar dan keras dalam skrotum. Tidak teraba →agenesis vas deferens, TBC→
teraba seperti tasbih
Menentukan Berdasarkan hasil anamnesis
diagnosis dan Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
diagnosis Diagnosis Banding : Torsio testis, orchitis, epididimidis, seminoma, hydrocele, varicocele, hernia scrotalis,
banding
Tata laksana 10. Detorsi manual dengan anestesi lokal
11. Pembedahan
158
Anamnesis Peserta memfasilitasi 1. Mengucapkan salam, pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan 1 3x1
pasien untuk menceritakan 2. Mempersilakan duduk berseberangan/ berhadapan
penyakitnya dengan 3. Menciptakan suasana membnatu dan menyenangkan
pertanyaan-pertanyaan 4. Berbicara dengan lafal yang jelas dan menggunakan bahasa verbal, non
yang sesuai untuk verbal yang mudah dipahami
mendapatkan informasi 5. Menanyakan identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan
yang relevan, adekuat, dan 6. Menyebutkan nama pasien saat mengajukan pertanyaan
akurat 7. Menanyakan keluhan utama nyeri pinggang/nyeri perut bagian kanan/ nyeri
saat kencing
8. Menggali riwayat penyakit saat ini
- Onset dan durasi keluhan: sejak kapan?, terasa terus menerus atau hilang
timbul? Nyeri seperti ditusuk atau terasa pegal?
- Bentuk, warna dan jumlah urin, ada batu atau tidak, kencing berpasir,
kencing bercampur darah
- Gejala lain yang berhubungan: mual, nyeri pinggang, nyeri saat buang
air kecil, rasa tidak enak pada perut, nyeri tekan pada perut bagian kanan,
kencing kurang lancar, kencing menetes, pancaran kencing lemah,
kencing tak tuntas, bengkak.luka pada alat kelamin
9. Menggali penyakit dahulu yang berkaitan: riwayat batu, isk, hipertensi, dm,
jantung, operasi, keganasan
10. Menggali riwayat kebiasaan: makan jengkol/pete/jeroan, menggunakan obat
non steroid, antibiotk, antiinflamasi, jamu, kopi, merokok, alkohol
11. Menggali riwayat pengobatan sebelumnya
12. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada yang sakit seperti ini dikeluarga,
apakah ada keluarga yang memiliki riwayat sakit kencing manis? Riwayat
darah tinggi? Riwayat sakit jantung? Riwayat keganasan
159
setelah pemeriksaan 2. Beri informasi umum pada klien dan keluarganya tentang pemeriksaan
menggunakan sarung fisik yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya untuk klien
tangan dalam melakukan 3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan hasil
pemeriksaan fisik sesuai pemeriksaan fisik yang dilakukan
masalah klinik pasien 4. Jelaskan pada klien tentang hak klien atau keluarganya tentang hak untuk
menolak pemeriksaan fisik
5. Mintalah persetujuan klien untuk pemeriksaan fisik
6. Periksa dan letakan semua alat yang diperlukan pada tempatnya
7. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang tenang dan cahaya yang cukup
terang
8. Perawat sebaiknya mendampingi dokter selama pemeriksaan
9. Sebelum pemeriksaan lakukan cuci tangan dengan sabun kemudian
menggosok kedua tangan untuk menghangatkan tangan
10. Pakaian klien sebaiknya dibuka sesuai dengan bagian tubuh yang akan
diperiksa
11. Memakai sarung tangan steril (bila diperlukan)
12. Pemeriksa berdiri disamping kanan pasien
13. Melakukan pemeriksaan urologik:
a. Pemeriksaan perut ( regio cotovertebralis)
- Pemeriksa dapat dengan duduk, tapi paling baik dan biasa dilakuakn
adalah dalam posisi baring terlentang ( supine position), dilihat dari
depan atau belakang
- Inspeksi: perhatikan tanda radang hebat, trauma, benjolan di RCV/
lateral abdomen
- Palpasi: pemeriksaan posisi baring, 1 tangan di cotovertebralis dan satu
tangan didepan dinding perut, pemeriksaan dalam keadaan inspirasi dan
ekspirasi. Ginjal kanan lebih rendah, kadang teraba ballotement pada
inspirasi maksimal. Periksa adanya nyeri saat palpasi dan konsistensi
ginjal
- Perkusi: apakah terdapat nyeri ketok pda daera CVA, perkusi didaerah
cotovertebralis, lihat perluasan dan progresifitas daerah pekak (dullness)
dinding lateral abdomen
160
- Auskultasi: didapat normal
b. Pemeriksaan suprapubik
- Inspeksi: normal( kosong/ volume <150cc), dapat terlihat cembung (
pada kasus retensi)
- Palpasi: nyeri tekan supra pubis sistitis, urin sisa banyak teraba
dengan colok dubur bimanual
- Perkusi: pekak isi buli-buli . 150 cc
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis: mikroskopik ditemukan darah, nanah, kristal batu
Usg ginjal dan kandung kemih: hiperechoic dengan accoustic shadow
Foto BNO-IVP :
Teknik memeriksa BNO-IVP
- Pasang foto pada light box
- Periksa identitas pasien
161
- Periksa marker R/L, D/S pada foto
- Periksalah kondisi foto mencakup T12- simfisi os pubis, perhatikan
faecal mass
- Lakukan identifikasi contour ginjal, psoas line, dan tulang-tulang
- Lakukan identifikasi ada tidaknya bayangan radioopak pada lintasan
traktus urinarius (bila ada tuliskan ukuran dan letak)
- Pada IVP: perhatikan bentuk dan ukuran serta letak ginjal, perhatikan
fungsi ekresi dan sekresi kedua ginjal, perhatikan pelvicocalycal sistem
kedua ginjal ( apakah terdapat tanda-tanda bendungan), perhatikan
bentuk, ukuran ureter dan apakah terdapat tanda bendungan, perhatikan
vesika urinaria, tuliskan hasil pengamatan
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Batu saluran kemih 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Dd: batu saluran kemih dengan komplikasi
diagnosis bandingnya ISK
secara lengkap Appendisitis
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan 58. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai anamnesis
berkomunikasi dengan 59. Menanyakan identitas pasien
menerapkan salah satu 60. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
prinsip berikut: 61. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua arah
respon
62. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
63. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
64. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
65. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
11. Tata laksana Peserta melakukan Biasanya tidak perlu diobati, kecuali bila ada komplikasi 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian terapi Konservatif ( batu ukuran <5mm):
terapi (tindakan) dengan informed consent - Minum banyak cairan
yang jelas, proteksi diri - Mnghindari dan atau mengurangi makanan/minuman yang dapat
(sepsis asepsis) mempercepat timbulnya batu saluran kemih seperti coklat, teh, cola,
kacang, jeroan, konsumsi vit D berlebih
162
- Olahraga teratur
12. Perilaku Peserta ujian 51. Memakai APD 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan 52. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di 53. Memperhatikan kenyamanan pasien
bawah ini lengkap sebagai 54. Melakukan tindakan sesuai prioritas
berikut: 55. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
1. Melakukan setiap Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila diperlukan
tindakan dengan berhati-
hati dan teliti sehingga
tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan
kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan
sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa
hormat kepada pasien
5. Mengetahui
keterbatasan dengan
merujuk atau diperlukan
konsultasi bila diperlukan
163
mendapatkan informasi 16. Onset dan kronologis : Sejak kapan luka? Apakah luka timbul setelah
yang relevan, adekuat, dan berhubungan intim?
akurat 17. Lokasi : genital (penis)
18. Kualitas : apakah nyeri? Mengganggu aktivitas?
19. Kuantitas : seberapa besar luka?
20. Faktor memperberat : -
21. Faktor memperingan : -
22. Gejala penyerta :
Apakah terdapat demam? Nyeri saat BAK?
Pada wanita : apakah terdapat dispareunia, keluar duh tubuh dari jalan
lahir?
23. Mencari faktor risiko chanchroid:
Apakah pernah berhubungan intim dengan wanita/ pria berisiko tinggi?
Apakah sering berganti pasangan seksual?
Apakah ketika berhubungan seksual memakai kondom?
Menanyakan RPD
24. Apakah sudah diobati? Setelah pengobatan, apakah membaik/ memburuk?
Menanyakan RPK
25. Apakah keluarga ada yang menderita penyakit serupa?
26. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan 20. Pemeriksaan didampingi minimal satu orang 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan 21. Mempersilakan penderita untuk berbaring
setelah pemeriksaan 22. Berdiri di sebelah kanan penderita
menggunakan sarung 23. Menerangkan maksud pemeriksaan
tangan dalam melakukan 24. Meminta penderita membuka baju seperlunya agar daerah pemeriksaan terbuka
pemeriksaan fisik sesuai 25. Cuci tangan
masalah klinik pasien 26. Menentukan keadaan umum penderita
27. Melakukan pemeriksaan vital sign (TD, nadi, RR, temp)
28. Memakai handschoen
29. Periksa apakah terdapat ulkus di tempat predileksi seperti jari, mulut, dada
164
30. Pada pria, periksa preputium, glans penis, batang penis, frenulum dan anus, serta
pada wanita periksa vulva, klitoris, servix, dan anus, apakah terdapat ulkus
genital dengan ciri-ciri:
Bentuk bulat / lonjong / seperti cawan
Kecil, multipel
Dikelilingi halo eritematosa & edematus
Tepi ulkus tidak teratur / tidak rata
Dinding bergaung
Dasar ulkus – jaringan granulasi – mudah berdarah, isi sekret keruh, tertutup
sekret kotor berwarna kuning, jaringan nekrotik
Perabaan ulkus – lunak, tanpa indurasi, mudah berdarah & terasa nyeri.
Pembesaran KGB inguinal medial (+)
Peradangan KGB disertai demam & tanda-tanda radang akut, disertai dg
periadenitis.
Bila perlunakan, kulit di atasnya merah, tipis & abses yg nyeri tekan. Proses
perlunakan selanjutnya membentuk sinus-sinus yg tidak teratur.
31. Periksa kelenjar limfe inguinal, apakah terdapat pembesaran KGB
32. Menyatakan pemeriksaan selesai dan mempersilakan pasien duduk kembali.
33. Melepas dan membuang handshcoen, cuci tangan
34. Mencatat ke dalam rekam medik.
35. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien serta pemeriksaan lab yang perlu
dilakukan.
165
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan langsung bahan ulkus yang diambil dengan mengorek tepi
ulkus yang diberi pewarnaan gram. Pada sediaan yang positif ditemukan
kelompok basil gram negatif yang tersusun seperti barisan ikan (school of
fish).
2. Kultur pada media agar coklat, agar Muller Hinton atau media yang
mengandung serum dengan vancomysin. Positif bila kuman tumbuh dalam
waktu 2-4 hari (dapat sampai 7 hari).
3. Tes serologi ito-Reenstierna, caranya 0,1 ml antigen disuntikkan intradermal
pada kulit lengan bawah. Positif bila setelah 24 jam atau lebih timbul
indurasi yang berdiameter 5 mm. Hasil positif setelah infeksi berlangsung 2
minggu akan terus positif seumur hidup.
4. Tes ELISA dengan menggunakan whole analysed H. ducreyi.
5. Tes lain yang dapat digunakan adalah tes fiksasi komplemen, presipitin, dan
agglutinin.
166
6. Menentukan Peserta ujian dapat 1. Herpes genitalis (HG) 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan PF: vesikel berkelompok, bila pecah, erosi, inflamasi lebih ringan dari
diagnosis diagnosis bandingnya chanchroid
banding secara lengkap PP : pem. Sediaan hapus didapatkan sel raksasa berinti banyak (sel datia)
2. Sifilis stadium I (S I) atau Ulkus durum (UD)
PF : tidak nyeri, ulkus soliter, indurasi (+), dasar bersih
PP : pem. dengan tinta burry ditemukan spirochaeta berbentuk spiral
(Treponema pallidum)
3. Limfogranuloma venereum (LGV)
Efek primer tidak spesifik, cepat menghilang/ sembuh sendiri,
Lab : ikatan komplemen untuk LGV, titer <1/16, tes ulang titer
4. Granuloma inguinale (GI)
Ulkus dengan granuloma
7. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 4. Menyampaikan hasil pemeriksaan dan diagnosis kepada pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan 5. Menyampaikan penjelasan mengenai rencana pengobatan kepada pasien.
berkomunikasi dengan 6. Menyampaikan komplikasi yang dapat timbul dari penyakit kepada pasien
menerapkan salah satu seperti perluasan ulkus ke preputium, abses inguinal yang dapat pecah menjadi
prinsip berikut: ulserasi chan chroid, fistula uretra
167
7. Menyarankan agar pasangan seksual pasien diperiksa dan diobati juga karena
penyakit ini dapat timbul tanpa keluhan (asimtomatis).
8. Menyarankan agar pasien tidak berhubungan intim dahulu untuk sementara
waktu atau agar menggunakan kondom ketika berhubungan intim.
9. Menyarankan kepada pasien agar berperilaku seks yang sehat untuk
menghindari penyakit seksual lain dan mencegah berulangnya penyakit seksual.
10. Menyampaikan kepada pasien untuk datang kembali bila keluhan berlanjut atau
tidak membaik
168
INDERA
169
Faktor yang memperberat :
-
Faktor yang memperingan :
Apakah bisul sudah pernah diobati sebelumnya?
Gejala penyerta :
Apakah nyeri? Apakah gatal? Apakah demam? Apakah ada cairan keluar dari
bisul? Apakah berdarah?
170
Palpasi: nyeri tekan (+/-), ukuran....cm
29. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: furunkel pada hidung 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan
diagnosis diagnosis bandingnya secara
banding lengkap
30. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan tentang penyakit pasien dan komplikasi yang mungkin timbul. 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Menjelaskan supaya bisul jangan dipegang-pegang, jangan digaruk
dengan menerapkan salah Menjelaskan supaya pasien menjaga higienitas diri
satu prinsip berikut:
15. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Gentamisin salep 3x sehari 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan
terapi (tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis
asepsis)
171
penyakitnya dengan 3. Keluhan utama : mata kanan cekot-cekot
pertanyaan-pertanyaan 4. Riwayat penyakit sekarang
yang sesuai untuk - Onset : sejak kapan dirasa cekot-cekot pada mata kanan? Mendadak atau
mendapatkan perlahan?
informasi yang - Kronologis : Apakah sebelumnya jatuh? Terkena benda tajam? Terkena benda
relevan, adekuat, dan tumpul?
akurat - Kualitas : apakah menyebabkan penglihatan mata kanan kabur? Adakah mata
berair? Nyeri kepala sebelah kanan?
- Kuantitas : apakah nyeri dirasakan terus menerus?
- Faktor memperberat
- Faktor memperingan
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan mata merah? Rasa sakit? Mual
muntah? Nrocos? Apakah ada hilang rasa pada kelopak mata? Apakah disertai
penglihatan ganda?
172
melakukan 1/60 VISUS 6/6
pemeriksaan fisik Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukan
sesuai masalah klinik Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan
pasien Gerak bola mata ke PARASE/PARALYSE Gerak bola mata ke segala
segala arah baik arah baik
Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), spasme (-)
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (-), spasme (-)
Hiperemis (+), sekret CONJUNGTIVA PALPEBRALIS Hiperemis (-), sekret (-),
(-), edema (-) edema (-)
Hiperemis (+), sekret CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemis (-), sekret (-),
(-), edema (-) edema(-)
Hiperemis (+), Injeksi CONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-), sekret (-)
(-), sekret (-)
Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan
Keruh CORNEA Jernih
dangkal, CAMERA OCULI ANTERIOR Kedalaman cukup,
Tyndall Effect (-) Tyndall Effect (-)
Kripte (+) IRIS Kripte (+)
Bulat, central, regular, PUPIL Bulat, central, regular,
refleks cahaya (-) diameter: 3 mm, RP (+) N
diameter: 8 mm
Keruh LENSA Jernih
(+) cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) cemerlang
T(digital) meningkat TENSIO OCULI T(digital)
normal
Tidak dilakukan SISTEM CANALIS LACRIMALIS Tidak dilakukan
Tidak dilakukan TEST FLUORESCEIN Tidak dilakukan
25,8 mmHg TONOMETER 17,3 mmHg
33. Menentukan Peserta ujian dapat Glaukoma akut okuli dextra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis
173
diagnosis dan diagnosis
banding bandingnya secara
lengkap
34. Komunikasi dan Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
menerapkan salah satu dengan pasien
prinsip berikut: Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dengan hormat,
Mohon konsul dan penatalaksanaan pasien atas nama ny A, usia 28 th dengan diagnosa
Glaukoma akut oculi dextra. Sudah diberikan glaucon tablet dan timolol tetes mata.
Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
Salam sejawat
Ttd
Dr.Anang
17. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri Memperkenalkan diri
174
dan meminta izin Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
secara lisan dan Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di Menjelaskan hasil pemeriksaan
bawah ini lengkap Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
sebagai berikut: Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
175
e. Riwayat mengkonsumsi obat – obatan : obat alergi
36. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit ringan 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan
setelah pemeriksaan suhu tubuh
menggunakan sarung - - Memeriksa Kepala :paralisis n.VII?
tangan dalam melakukan - Memeriksa mata :Adakah anemis,injeksi konjungtiva
pemeriksaan fisik sesuai - Memeriksa THT :
masalah klinik pasien 1. Telinga : Apakah terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik
telinga, nyeri ketok mastoid, discharge , tuli sensorineural
UKK : vesikel pada liang telinga dan daun telinga. Bintik – bintik merah
dapat terlihat juga pada kulit belakang telinga, dinding lateral hidung,
palatum molle, dan lidah anterolateral.
2. Hidung :
Inspeksi :Ada tidaknya kelainan bentuk hidung,tanda-
tanda infeksi dan secret yang keluar dari rongga
hidung
Palpasi : Ada tidaknya nyeri, massa tumor atau tanda
krepitasi
Menggunakan speculum nilai strukturdari dasar rongga hidung,konka,meatus
dan septum nasi.perhatikan warna dan permukaan mukosa rongga hidung,ada
tidaknya masa,tanda peradangan,benda asing dan secret dan fenomena
pallatum molle
3. Tenggorokan : Faring hiperemis, Tonsil
membesar,hiperemis,kripte
membesar,detritus,pseudomembran
- Memeriksa Mulut : Adakah sianosis,pursed lip
breathing,Pucat,mulut kering?
- Memeriksa leher: Adakah pembesaran nnl
- Memeriksa Thorax secara sistematis,urut dari atas kebawah
Inspeksi depan dan belakang : bentuk dada,deviasi,ruang
176
intercostalis,iktus cordis dan
bendungan venosa)
Palpasi depan dan belakang : Apakah gerakan nafas kanan
dan kiri, iktus cordis teraba
177
Herpes zooster
38. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut kemungkinan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan diakibatkan karena reaktivasi virus cacar, respon imun terganggu, kelelahan,
berkomunikasi dengan pertambahan usia
menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien untuk meggunakan antivirus oral selama 7 hari
prinsip berikut: diminum 5kali sehari masing – masing tablet 4 tablet. Dianjurkan juga untuk
meminum obat antinyeri 3x1 tablet selama nyeri saja.
- Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus penyakit yang
mendasari.
- Pada kondisi tertentu dimana keluhan tidak membaik atau terjadi paralisis
nervus VII perlu dijelaskan kepada pasien bahwa pasien akan dirujuk ke dokter
yang lebih berkompeten agar dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lebih
lanjut
18. Tata laksana Peserta melakukan 1. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian terapi 2. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
terapi (tindakan) dengan informed consent 3. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
yang jelas, proteksi diri penunjang
(sepsis asepsis) 4. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan prognosisnya
178
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
179
- Kuantitas
hilang timbul ? atau terus menerus ?
- Faktor memperberat
- Faktor memperingan ?
riwayat trauma? mata merah? Keluar air mata yang berlebihan? Panas? Nyeri
tekan? Apa ada trauma mata sebelumnya? Gatal? Nyeri saat membuka mata?
Ada kotoran mata yang keluar?
RPD:
-apakah ada riwayat nyeri mata seperti ini sebelumnya?
- apakah ada riwayat trauma pada mata?
- apakah ada riwayat hipertensi ?
- apakah ada riwayat infeksi pada mata?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama?
180
Status lokalis: okuli sinistra
Inspeksi: tampak eritem dan edem pada kedua mata, tampak penumpukan darah
di kamera okui anterior memenuhi < ¼ volume bilik mata depan yang terlihat
Palpasi: nyeri tekan
41. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: Hifema okuli sinistra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD/
diagnosis diagnosis bandingnya secara Perdarahan intraokuli
banding lengkap Iridosiklitis
42. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan tentang penyakit yg diderita pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Menjelaskan terapi dan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
dengan menerapkan salah Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin akan terjadi
satu prinsip berikut: Menjelaskan tentang prognosis penyakit
21. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Tirah baring dengan posisi terlentang dengan posisi elevasi kepala 30 – 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan 45 derajat
terapi (tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis
asepsis)
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp M
181
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn M
Umur : 34 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Hifema okuli sinistra
182
- Kuantitas : apakah benjolan hanya di kelopak mata bagian luar saja atau di
bagian dalam juga terdapat benjolan?
- Faktor memperberat
- Faktor memperingan
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan mata merah? Rasa sakit? Mual
muntah? Nrocos? Apakah ada hilang rasa pada kelopak mata? Apakah
disertai penglihatan ganda?
183
Gerak bola mata ke PARASE/PARALYSE Gerak bola mata ke
segala arah baik segala arah baik
Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), tampak
sebuah benjolan (+)
hiperemis (+), nyeri
tekan (+), spasme (-)
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (-), spasme (-)
Hiperemis (-), sekret CONJUNGTIVA PALPEBRALIS Hiperemis (+), sekret
(-), edema (-) (+), edema (-)
Hiperemis (-), sekret CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemis (-), sekret (-),
(-), edema (-) edema(-)
Injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-), sekret (-)
Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan
Jernih CORNEA Jernih
Kedalaman cukup, CAMERA OCULI ANTERIOR Kedalaman cukup,
Tyndall Effect (-) Tyndall Effect (-)
Kripte (+) IRIS Kripte (+)
Bulat, central, PUPIL Bulat, central, regular,
regular, diameter: 3 mm, RP (+)
diameter: 3 mm, RP N
(+) N
Jernih LENSA Jernih
(+) cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) cemerlang
T(digital) normal TENSIO OCULI T(digital)
normal
Tidak dilakukan SISTEM CANALIS Tidak dilakukan
LACRIMALIS
Tidak dilakukan TEST FLUORESCEIN Tidak dilakukan
45. Menentukan Peserta ujian dapat Hordeolum eksterna palpebra superior okuli sinistra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis
184
diagnosis dan diagnosis
banding bandingnya secara
lengkap
46. Komunikasi dan Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
menerapkan salah satu dengan pasien
prinsip berikut: Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
23. Tata laksana Peserta melakukan - Insisi hordeolum dengan arah insisi horizontal 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian - Berikan antibiotik lokal pada lokasi insisi
terapi (tindakan) terapi dengan - Analgetik bila perlu (asam mefenamat 500mg 3x1)
informed consent
yang jelas, proteksi
diri (sepsis asepsis)
185
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tilikan BOBO SKOR
Tertinggi bila T MAK
S
47. Anamnesis Peserta No. Aspek yang dinilai 1 3x1
memfasilitasi 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
pasien untuk 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
menceritakan 3. Keluhan utama? Mata merah, nrocos
penyakitnya 4. Riwayat penyakit sekarang
dengan a. Lokasi :
pertanyaan- Terletak dimana? Kedua mata
pertanyaan yang b. Onset dan kronologis : sejak kapan mata merah dan nrocos dirasakan? Sudah
sesuai untuk berapa lama? Sejak 2 hari yang lalu
mendapatkan c. Kualitas : merah sekali? Apakah mengganggu aktifitas? Ringan sedang atau
informasi yang berat? Masi dapat melakukan pekerjaan secara mandiri? Merah, mengganggu
relevan, adekuat, aktivitas
dan akurat d. Kuantitas : apakah terus menerus?hilang timbul? Terus menerus
e. Faktor yang memperberat : apakah memberat jika dikucek- kucek? ya
f. Faktor yang memperingan : membaik dengan istirahat? Membaik dengan
meneteskan obat mata? Membaik dengan istirahat
g. Keluhan penyerta : mengganjal? Gatal? Ada kotoran mata? Mata bengkak?
Penglihatan terganggu? Ada benjolan dileher? Ketiak? Tidak ada kotoran
mata, gatal, masih dapat melihat normal, ada benjolan dileher bulat kecil, tidak
nyeri,kenyal.
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat alergi? Tidak
Riwayat sakit asma? Tidak
Riwayat alergi obat? Tidak
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa? Ya
Riwayat asma dalam keluarga? tidak
Riwayat alergi dalam keluarga? Tidak
186
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
48. Pemeriksaa Peserta ujian KU : normal/tampak sakit 1 3x1
n Fisik melakukan cuci TV : TD normal
tangan sebelum Nadi normal
dan setelah RR normal, suhu normal
pemeriksaan Status Gizi : normal atau meningkat
menggunakan Pemeriksaan fisik : Kepala : mesosefal
sarung tangan Thoraks : cor : tidak ada kelainan
dalam melakukan paru : tidak ada kelainan
pemeriksaan fisik Abdomen : tidak ada kelainan
sesuai masalah Ekstremitas : tidak ada kelainan
klinik pasien Status Oftalmologi
Oculus Dexter Oculus Sinister
Dalam batas normal VISUS Dalam batas normal
Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukan
Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan
Gera k bola mata ke segala PARASE/PARALYSE Gerak bola mata ke segala arah
arah baik baik
Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA Edema (-), spasme (-)
SUPERIOR
Edema (-), spasme (-) PALPEBRA Edema (-), spasme (-)
INFERIOR
Hiperemis (+), kemosis CONJUNGTIVA Hiperemis (+), kemosis (+), sekret
(+),sekret(+), edema (-), papil (-), PALPEBRALIS (+), edema (+), papil (-), folikel (+)
folikel (+)
187
Hiperemis (+), sekret (-), CONJUNGTIVA Hiperemis (+), sekret (+), edema(-
edema (-), kemosis (-) FORNICES )
Hiperemis (+), Injeksi (+), CONJUNGTIVA Hiperemis (+), Injeksi (-),
sekret (-), kemosis (-), BULBI sekret (-), kemosis (-)
Putih, Tidak ada kelainan SCLERA Putih, Tidak ada kelainan
Edema (-), fluorescein test (-), CORNEA Edema (-), fluorescein test (-),
infiltrat (-), sensibilitas (+) normal infiltrat (-), sensibilitas (+) normal
Kedalaman cukup, CAMERA OCULI Kedalaman cukup,
Tindal Efek (-) ANTERIOR Tindal Efek (-)
Kripte (+), sinekia (-) IRIS Kripte (+), sinekia (-)
Bulat, central, regular, PUPIL Bulat, central, regular,
d : 3mm, RP (+) N d : 3mm, RP (+) N.
Keruh tak rata LENSA Keruh tidak rata
(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) kurang cemerlang
T (dig) normal TENSIO OCULI T (dig) Normal
Tidak dilakukan SISTEM CANALIS Tidak dilakukan
LACRIMALIS
(-) TEST FLUORESCEIN (-)
Status Lokalis
Pemeriksaan nnll : Pre auricular : +/+ atau -/-
Sub mandibuler : +/+ atau -/-
Pemeriksaan Penunjang :
Kerokan konjungtiva + cat sitologi
Virus : Mononuklear
Bakteri : PMN
Alergi : Eosinofil
Klamidia : inclusion bodies
49. Menentuka Peserta ujian Diagnosis : Konjungtivitis virus 3 3x3
n diagnosis dapat Diagnosis Banding : Konjungtivitis bakteri
dan menentukan Konjungtivitis alergi
diagnosis diagnosis dan
banding diagnosis
188
bandingnya
secara lengkap
50. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
pasien kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah dengan
dengan pasien
menerapkan salah Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
satu prinsip Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
berikut: Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien mengerti.
25. Tata laksana Peserta Menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh virus yang tergantung dari daya tahan tubuh, makan- 5 3x5
non melakukan makanan yang bergizi
farmako tindakan Menjaga kebersihan mata
terapi /pemberian terapi Meneteskan obat dengan teratur
(tindakan) dengan informed Kompres dingin agar nyaman
consent yang Istirahat
jelas, proteksi Kontrol secara teratur
diri (sepsis
asepsis)
189
SISTEM KARDIOVASCULER PENYAKIT rhinitis Kronik
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
51. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien - Menyapa pasien dan mempersilahkannya duduk dengan nyaman 1 3x1
untuk menceritakan - Memperkenalkan diri kepada pasien
penyakitnya dengan - Menanyakan kembali identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan,
pertanyaan-pertanyaan yang status keluarga
sesuai untuk mendapatkan - Menjelaskan tujuan wawancara
informasi yang relevan, - Menanyakan keluhan utama pasien : nyeri belakang telinga
adekuat, dan akurat - Menanyakan onset dan kronologi gejala tersebut : timbul mendadak atau
bertahap (history of present illness),sudah berapa lama,
- Menanyakan Kuantitas dan kualitas :nyeri terus menerus apa tidak,
mengganggu aktivitas
- Menanyakan faktor memperingan maupun memperberat : Pernahkah periksa
ke dokter, diberi obat apa, sembuh atau tidak,
- Menanyakan apakah ada gejala penyerta : gatal di dalam telinga, tidak ada
penurunan pendengaran, keluar cairan dalam telinga, tidak ada keluhan
telinga berdengung, tidak ada keluhan nyeri kepala, tinitis, sekret bersifat
purulen atau mukoid
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu:
1. Adakah riwayat seperti ini sebelumnya
2. Adakah riwayat keluar cairan lewat teling
- Menanyakan riwayat penyakit keluarga : Adakah yang menderita penyakit
seperti ini
- Menanyakan riwayat social ekonomi
52. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan, sesak 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah nafas,
pemeriksaan menggunakan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
sarung tangan dalam dan suhu tubuh
melakukan pemeriksaan fisik - Memeriksa Kepala : Adakah laserasi,hematom,nyeri tekan,krepitasi pada
sesuai masalah klinik pasien tulang wajah?
190
- Memeriksa mata :Adakah anemis,injeksi konjungtiva
- Memeriksa THT :
4. Telinga : Apakah terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik
telinga, nyeri ketok mastoid, discharge ?
penurunan pendengaran, membran timpani perforasi,
5. Hidung :
Inspeksi :Ada tidaknya kelainan bentuk hidung,tanda-
tanda infeksi dan secret yang keluar dari rongga
hidung
Palpasi : Ada tidaknya nyeri, massa tumor atau tanda
krepitasi
Menggunakan speculum nilai strukturdari dasar rongga
hidung,konka,meatus dan septum nasi.perhatikan warna dan permukaan
mukosa rongga hidung,ada tidaknya masa,tanda peradangan,benda asing
dan secret dan fenomena pallatum molle
6. Tenggorokan : Faring hiperemis, Tonsil
membesar,hiperemis,kripte
membesar,detritus,pseudomembran
- Memeriksa Mulut : Adakah sianosis,pursed lip
breathing,Pucat,mulut kering?
- Memeriksa leher: Adakah pembesaran nnl
- Memeriksa Thorax secara sistematis,urut dari atas kebawah
Inspeksi depan dan belakang : bentuk dada,deviasi,ruang
intercostalis,iktus cordis dan
bendungan venosa)
Palpasi depan dan belakang : Apakah gerakan nafas kanan
dan kiri, iktus cordis teraba
191
atau vesicular, suara
tambahan(RBK,RBH) ?
- Memeriksa Abdomen secara urut dan sistematis
Inspeksi : Apakah cembung,datar, terdapat sikatrik, spider
naevi ?
Auskultasi: Apakah terdapat bising usus ?
Perkusi : Tentukan batas hepar,limpa, apakah terdapat pekak
sisi,pekak alih?
Palpasi : Apakah terdapat nyeri tekan atau lepas, teraba
massa atau tidak, pembesaran hepar,lien?
- Memeriksa urogenital : Adakah hematom dan pembengkakan
skrotum/perineum,Adakah discharge pada pemeriksaan
genitalia
- - memeriksa extremitas : cap refill,akral
- dingin,sianosis,sensibilitas
192
27. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 5. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan 6. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, 7. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
proteksi diri (sepsis asepsis) penunjang
8. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
prognosisnya
9. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
193
- Faktor memperingan
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan keluarnya darah dari telinga kiri?
Gangguan pendengaran? Sakit kepala? Demam? Batuk? Pilek?
Benjolan (-), fistel (-), PEMERIKSAAN AURICULAR Benjolan (-), fistel (-),
Nanah (-), darah (-). INSPEKSI Nanah (-), darah (-).
Granulasi (-). Granulasi (-).
Nyeri tekan (-). PALPASI Nyeri tekan (-).
Tampak discharge (-) LIANG TELINGA Tampak discharge (+)
benjolan (-), granulasi INSPEKSI kental, berbau, warna
kekuningan, benjolan (-),
194
(-), hiperemis (-), granulasi (-), hiperemis
polip (-), fistel (-) (+), polip (-), fistel (-)
Nyeri tekan (-) PALPASI Nyeri tekan (-)
hiperemis (-), Reflek MEMBRAN TYMPANI Bentuk dbn, hiperemis (+),
cahaya (+), Atrofi (-), Reflek cahaya (-), Atrofi (-
Pengapuran (-), ), Pengapuran (-), Perforasi
Perforasi (-) , Retraksi (+) sentral , Retraksi (-),
(-), Granulasi (-) Granulasi (-)
Tes Rinne (+), Tes TES PENDENGARAN Tes Rinne (-), Tes Webber
Webber ( tidak ada ( lateralisasi ke arah yang
lateralisasi) sakit)
Tes Schwabach (sama Tes Schwabach
dengan pemeriksa) (memanjang)
58. Menentukan Peserta ujian dapat Otitis Media Supuratif Krnonik Auricula Sinistra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis
diagnosis dan diagnosis
banding bandingnya secara
lengkap
59. Komunikasi dan Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
menerapkan salah satu dengan pasien
prinsip berikut: Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
195
29. Tata laksana Peserta melakukan Edukasi : 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian
terapi (tindakan) terapi dengan informed Hindari air masuk ke telinga ketika mandi
consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis Hindari aktivitas yang berhubungan dengan air yang memungkinkan air
asepsis) masuk ke telinga seperti berenang
Nutrisi yang cukup dan seimbang untuk mencegah penyakit
ISPA Medikamentosa :
Cefadroxil 500 mg 2x1
196
60. Anamnesis Peserta memfasilitasi No. Aspek yang dinilai 1 3x1
pasien untuk menceritakan 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
penyakitnya dengan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
pertanyaan-pertanyaan 3. Keluhan utama : Keluar cairan telinga kiri
yang sesuai untuk 4. Riwayat penyakit sekarang
mendapatkan informasi - Onset : sejak kapan keluar cairan dari telinga kiri?
yang relevan, adekuat, dan - Kronologis : Apakah telinga kiri pernah terkena benda tajam? Terkena
akurat benda tumpul?
- Kualitas : warna cairan yang keluar? Berbau? Kental?
- Kuantitas : apakah keluarnya cairan dari telinga kiri terjadi terus menerus?
- Faktor memperberat
- Faktor memperingan
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan keluarnya darah dari telinga
kiri? Gangguan pendengaran? Sakit kepala? Demam? Batuk? Pilek?
197
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
198
62. Menentukan Peserta ujian dapat Otitis Media Supuratif Krnonik Auricula Sinistra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan
diagnosis diagnosis bandingnya
banding secara lengkap
63. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien kemampuan Dokter memperkenalkan diri
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
menerapkan salah satu Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
prinsip berikut: dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
199
32. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
200
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
65. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan Pemeriksaan telinga : 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan Membran timpani berwarna kekuningan
setelah pemeriksaan
Ot Otitis media serosa akut : pada otoskopi terlihat mebrana timpani retraksi. Kadang- kadang
menggunakan sarung tampak gelembung udara (air bubles) atau permukaan cairan dalam kavum timpani (air-fluid
tangan dalam level).
melakukan pemeriksaan
fisik sesuai masalah - otitis media serosa kronik : pada otoskopi terlihat mebrana timpani utuh, retraksi, suram,
klinik pasien kuning kemerahan atau keabu-abuan.
b. Timpanogram : mengukur gerakan gendang telinga, ketika cairan didalam telinga tengah,
gerakan gendang telinga akan terbatas
66. Menentukan Peserta ujian dapat Otitis media serosa dd/ akut 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis kronik
diagnosis dan diagnosis
banding bandingnya secara
lengkap
201
67. Komunikasi dan Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
menerapkan salah satu dengan pasien
prinsip berikut: Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
33. Tata laksana Peserta melakukan - Lini pertama : Amoksisilin 500 mg p.o 7-10 hari atau 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian jika alergi, Eritromycin 333 mgp.o 7-10 hari
terapi (tindakan) terapi dengan informed
consent yang jelas, - Lini kedua : Augmentin (amoxicillin dan asam clavulanic ) 875 mg 7-10 hari
proteksi diri (sepsis atau Pediazole (Pediatrics) atau Sefalosporin generasi 3
asepsis) -
202
68. Anamnesis Peserta memfasilitasi No. Aspek yang dinilai 1 3x1
pasien untuk menceritakan 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
penyakitnya dengan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
pertanyaan-pertanyaan 3. Keluhan utama? Kemasukan kelereng
yang sesuai untuk 4. Riwayat penyakit sekarang
mendapatkan informasi h. Lokasi :
yang relevan, adekuat, dan Terletak dimana? Lubang hidung kanan
akurat i. Onset dan kronologis : sejak kapan ? bagaimana kronologis ceritanya?
Tadi pagi, saat bermain
j. Kualitas : -
k. Kuantitas : -
l. Faktor yang memperberat : -
m. Faktor yang memperingan : -
n. Keluhan penyerta : sesak nafas? Ingus kental? Bau? Darah?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat alergi?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat alergi pada keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
69. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan KU : normal/tampak sakit 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan TV : TD normal
setelah pemeriksaan Nadi normal atau meningkat
menggunakan sarung RR normal atau meningkat, suhu normal
tangan dalam melakukan Status Gizi : normal atau meningkat
pemeriksaan fisik sesuai Status presens dalam batas normal
masalah klinik pasien Status Lokalis:
203
Hidung
Pemeriksaan Luar :
Hidung : asimetris. Deformitas (+), terdapat benda asing
Sinus : nyeri tekan sinus paranasalis -/-
Rhinoskopi anterior
Discharge : (+) seromukos warna putih/(-)
Mukosa : Hiperemis (+)/ (-)
Konka : bisa edema (+)/(-)
Tumor : -/-
Septum deviasi : -/-
Telinga
Mastoid : dbn
Pre- aurikular : dbn
Aurikula : dbn
CAE : dbn
Membran timpani : dbn
Orofaring
Palatum : simetris, bombans (-)
Arkus faring : simetris, uvula di tengah, hiperemis (-)
Mukosa : hiperemis (-), edema (-), granulasi (-)
Tonsil : ukuran T1/T1, warna hiperemis (-), permukaan rata, kripte tidak
melebar, detritus (-/-), membran (-)
Peritonsil : abses (-)
70. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Corpus alienum Nasal Dextra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis Banding : -
diagnosis diagnosis bandingnya
banding secara lengkap
71. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien kemampuan Dokter memperkenalkan diri
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
204
menerapkan salah satu Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua
prinsip berikut: arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien mengerti.
35. Tata laksana Peserta melakukan Menjaga kebersihan hidung, telinga, tenggorok 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian terapi Meminta ijin untuk pengambilan benda asing di hidung
terapi (tindakan) dengan informed consent Benda asing bulat :
yang jelas, proteksi diri Ekstraksi benda asing dihidung
(sepsis asepsis)
205
mendapatkan informasi o. Lokasi : mata kiri
yang relevan, adekuat, p. Onset dan kronologis : sejak 1 minggu yang lalu?berulang?apakah pernah
dan akurat didahului radang?
q. Kualitas : menganggu aktifitas?menganggu istirahat?
r. Kuantitas : apakah nyeri dirasakan terus menerus?hilang timbul?
s. Faktor yang memperberat :beraktifitas?di dahului radang sebelumnya?
t. Faktor yang memperingan : membaik dengan istirahat? Membaik dengan
minum obat pereda nyeri?
u. Keluhan penyerta : demam?bengkak di daerah kantung mata? Warna
kemerahan?nyeri tekan ?mata nrocos?semakin nyeri dan nrocos jika kena
angina?kotoran mata berwarna putih kehijauan kental?penglihatan terganggu?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat infeksi mata berulang?
Riwayat penyakit jantung?
Riwayat kencing manis?
Riwayat penyakit ginjal?
Riwayat penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama?
Riwayat merokok?
Riwayat alergi obat?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat infesi mata berulang keluarga?
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga?
Riwayat kencing manis dalam keluarga?
Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga?
Riwayat alergi obat dalam keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
206
73. Pemeriksaan Peserta ujian KU : tampak sakit, mata kiri tampak merah 1 3x
Fisik melakukan cuci tangan Kesadaran : compos mentis
sebelum dan setelah TV : TD normal
pemeriksaan Nadi, RR, suhu menigkat
menggunakan sarung Status Gizi : normoweight
tangan dalam Pemeriksaan fisik :
melakukan Kepala : mesosefal
pemeriksaan fisik Thoraks : cor/pulmo dalam batas normal
sesuai masalah klinik Abdomen : dalam batas normal
pasien Ekstremitas : dalam batas normal
Status oftalmologis :
OS : oedem palpebral superior/duktus lakrimalis, hiperemis
Nyeri tekan (+), sekret mukopurulent (+)
207
perifer ,sensibilitas (+)
menurun
Kedalaman cukup, camera oculi anterior Kedalaman cukup, TE (-)
Kripte (+) iris Kripte (+)
RP (+) N pupil RP (+) N
jernih lensa jernih
Tidak dilakukan fundus refleks Tidak dilakukan
T (dig) N tensio oculi Tidak Dilakukan
Tidak dilakukan sistem canalis lacrimalis Tidak dilakukan
Pemeriksaan nll : pre aurikula : - / -, sub mandibuler : - / -
75. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x
dan edukasi menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
pasien kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah dengan pasien
menerapkan salah satu Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
prinsip berikut: Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien mengerti.
208
proteksi diri (sepsis
asepsis)
Surat rujukan :
Kepada TS Sp.M
Di Tempat
Dengan hormat
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut atas pasien :
Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Karyadi No.95, Semarang
Diagnosos sementara : dakriosistitis akut OS
Diagnosis banding : dakriodenitis akut OS, Kalazion, konjungtivitis Akut, keganasan kelenjar lakrimal
Telah diberikan terapi sementara : gentamicine eye drop 6 x gtt I OS, ciprofloxacine 3 x 500 mg,
betamethasone eye drop 3 x gtt I OS, bebat mata kiri
209
76. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien - Menyapa pasien dan mempersilahkannya duduk dengan nyaman 1 3x1
untuk menceritakan - Memperkenalkan diri kepada pasien
penyakitnya dengan - Menanyakan kembali identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan,
pertanyaan-pertanyaan yang status keluarga
sesuai untuk mendapatkan - Menjelaskan tujuan wawancara
informasi yang relevan, - Menanyakan keluhan utama pasien : mata perih
adekuat, dan akurat - Menanyakan onset dan kronologi gejala tersebut : timbul mendadak atau
bertahap (history of present illness)
- Menanyakan faktor-faktor yang memperingan atau memperberat gejala
tersebut : aktivitas fisik, istirahat, tidur, obat-obatan, ruangan berAC,
lingkungan berangin, setelah bekerja dengan komputer atau setelah membaca
- Menanyakan kualitas dan kuantitas : terus menerus atau hilang timbul, sampai
mengganggu aktivitas atau tidak
- Menanyakan gejala sistemik : demam, malaise, anoreksia, berat badan turun
- Menanyakan gejala penyerta : mata terasa berpasir,panas, pedih, lengket
terutama saat bangun dan pagi hari, penglihatan kabur, mata terasa gatal,
nrocos, mulut kering, nyeri sendi
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu dan investigasi fungsional :
a. Riwayat penyakit kronis : Diabetes mellitus, hipertensi, artritis
b. Riwayat mengkonsumsi obat – obatan : obat hipertensi, obat alergi
c. Riwayat menonton tv dalam jarak dekat atau bermain komputer dalam jangka
waktu lama
d. Riwayat terkena polusi dalam jangka waktu lama
e. Riwayat penggunaan lensa kontak
77. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit ringan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
pemeriksaan menggunakan dan suhu tubuh
sarung tangan dalam - Memeriksa mata
melakukan pemeriksaan fisik Inspeksi Oculi dextra & oculi sinistra:
sesuai masalah klinik pasien 1. Palpebra : Adakah edema,benjolan
2. Apparatus lakrimalis: Adakah lakrimasi
3. Silia :Adakah sekret
210
4. Konjungtiva :adakah injeksi konjunctiva
5. Kornea : Jernih atau tidak
6. Bilik mata depan : normal atau tidak
7. Iris :warna,Adakah kripte
8. Pupil :bentuk,ukuran,di sentral atau tidak, reflek cahaya
9. Lensa : Jernih atau tidak
Palpasi Oculi dextra dan oculi sinistra
1. Tensi ocular
2. Nyeri tekan
3. Massa tumor
4. Kelenjar preaurikuler
Tonometri dan visus tidak dilakukan
Penyinaran obliq pada konjungtiva,kornea,Iris,pupil dan
lensa
- Telinga : normal
- Hidung : nafas cuping hidung (-)
- Mulut : sianosis (-)
- Tenggorok : normal
- Leher : JVP (-), pembesaran nnll (-),
- Dada : pergerakan dada simetris, retraksi (-)
-Pulmo : pergerakan simetris, stem fremitus paru kanan=kiri , sonor seluruh
lapangan paru, suara dasar vesikuler
- Cor : Ictus cordis tak tampak, bunyi jantung I-II murni, konfigurasi jantung
dalam batas normal
-Abdomen : inspeksi cembung, auskultasi BU (+)N, palpasi nyeri tekan (-),
perkusi pekak sisi (-), pekak alih (-)
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/>2”
211
78. Menentukan Peserta ujian dapat 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Blefaritis
diagnosis diagnosis bandingnya secara Konjunctivitis alergi
banding lengkap Komplikasi lensa kontak
Keratokonjunctivitis
Keratopathy
Manifestasi okular akibat HIV
Tyroid ophtalmopathy
79. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut kemungkinan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diakibatkan karena ketidakstabilan produksi dan fungsi air mata dan
dengan menerapkan salah satu meingkatkan kejadiannya seiring pertambahan usia
prinsip berikut: - Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk menghilangkan keluhan tersebut
5. harus menyembuhkan penyakit yang mendasarinya terlebih dahulu
- Menjelaskan kepada pasien untuk meggunakan tetes mata yang merupakan
air mata buatan sebagai pelumas, dapat dipakai 1-2 tetes tiap 4 jam
- Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus penyakit
yang mendasari misalnya menggunakan humidifler di saat cuaca kering,
kaca mata pelindung saat cuaca berangin. Asap rokok dan cuaca panas pun
sebaiknya dihindari.
- Pada kondisi tertentu dimana keluhan tidak membaik perlu dijelaskan
kepada pasien bahwa pasien akan dirujuk ke dokter yang lebih berkompeten
agar dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut
39. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 10. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan 11. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, 12. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
proteksi diri (sepsis asepsis) penunjang
13. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
prognosisnya
212
meminta izin secara lisan dan Memperkenalkan diri
melakukan poin di bawah ini Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
41. Menyapa pasien
Memperkenalkan diri
Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
213
5. Riwayat penyakit dahulu
- Pernahkah menderita keluhan serupa?
- Adakah riwayat alergi?
6. RiwayatPenyakitKeluarga
- Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
- Adakah keluarga yang mempunyai riwayat alergi?
7. Riwayatsosialdanekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
81. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah
pemeriksaan menggunakan Dextra sinistra
sarung tangan dalam Hidung Bentuk (N) Bentuk (N)
melakukan pemeriksaan fisik Sekret mukoserous mukoserous
sesuai masalah klinik pasien Mukosa
Konka : media Hiperemis (-), hipertrofi (-), Hiperemis (-), hipertrofi (-),
udem (-) udem (-)
Inferior Hiperemis (-), hipertrofi (-), Hiperemis (-), hipertrofi (-),
udem (-) udem (-)
Meatus : media Hiperemis (-), hipertrofi (-), Hiperemis (-), hipertrofi (-),
udem (-) udem (-)
inferior Hiperemis (-), hipertrofi (-), Hiperemis (-), hipertrofi (-),
udem (-) udem (-)
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Massa (-) (-)
82. Menentukan Peserta ujian dapat Rhinitis akut 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Dd/rhinitis alergi
diagnosis diagnosis bandingnya secara Rhinitis vasomotor
banding lengkap
214
83. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
pasien dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
215
penyakitnya dengan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
pertanyaan-pertanyaan yang 3. Keluhan utama : pilek kambuh-kambuhan
sesuai untuk mendapatkan 4. Riwayat penyakit sekarang
informasi yang relevan, sejak kapan ? (biasanya lama)
adekuat, dan akurat lokasi di kedua hidung atau salah satu? (Bisa dua-duanya)
Apakah disertai bersin-bersin? (bersin-bersin)
Apakah hilang timbul atau terus menerus? (hilang timbul tergantung
faktor pencetusnya)
Apakah ada faktor yang memperberat? (jika ada faktor pencetusnya)
Adakah faktor yang memperingan?
Apakah sudah berobat? (berobat tetapi tetap muncul)
Apakah ada keluhan lain? (bisa disertai mata nrocos, tenggorokan
gatal)
5. Riwayat Penyakit Dahulu
6. apakah sebelumnya pernah seperti ini?
7. apakah ada riwayat alergi/asma? ( biasanya ada)
6. Riwayat Penyakit Keluarga
apakah ada riwayat alergi/ asma pada keluarga?
Apakah ada anggota kelurga yang menderita seperti ini?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
2. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : pasien tampak pilek, keluar ingus dari hidung 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah kesadaran : CM
pemeriksaan menggunakan Tanda vital :
sarung tangan dalam TD :
melakukan pemeriksaan N :
fisik sesuai masalah klinik RR :
pasien T :
216
Status lokalis
a. Telinga
inspeksi
bentuk dan ukuran (N/N)
benjolan (-)
lasaerasi (-)
serumen (-)
otore (-)
edema (-)
hiperemi (-)
palpasi
tragus pain (-)
nyeri tarik suricula (-)
pembesaran kel.limfe (-)
Otoskopi
auricula dx sin
membran tympani intake (+)
serumen (-)
hiperemis (-)
perforasi (-)
cone of light (+)
otore (-)
B. Hidung
inspeksi
tidak terdapat kelainan congenital
217
jaringan parut (-)
deviasi septum (-)
bengkak/hiperemi konka hidung (+)
oedem mukosa (-)
hiperemis (+)
palpasi
nyeri tekan (-)
krepitasi (-)
rhinoskopi anterior
hiperemis (+)
oedem (-)
konka merah
konka oedem (+)
permukaan konka licin
discharge (+) serous
massa (-)
rhinoskopi posterior tidak dilakukan
C.Tenggorokan
tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
tes alergi (biasanya akan +)
218
dengan menerapkan salah Dokter menanyakan kembali identitas pasien
satu prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi
2. dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
6. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Usahakan menghindari faktor pencetus/alergen 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, Terapi farmakologi :
proteksi diri (sepsis antihistamin
asepsis) dekongestan
kortikosteroid
219
4. Menunjukkan rasa hormat
kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau
diperlukan konsultasi bila
diperlukan
220
85. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan
setelah pemeriksaan suhu tubuh
menggunakan sarung tangan - Memeriksa status internus
dalam melakukan - Kepala : dbn
pemeriksaan fisik sesuai - Mata : mata gatal (-)
masalah klinik pasien - THT
Telinga : dbn
Hidung :
inspeksi : deformitas (-), septum deviasi (-), sekret berlebihan (+)/(-)
palpasi : nyeri tekan (-)
rhinoskopi anterior : edema konka (+), warna livid (-), sekret berlebihan (+)/(-
), septum deviasi (-), benda asing (-)
Tenggorok : dbn
- Leher : dbn
- Dada : dbn
Abdomen: dbn
Ektermitas: dbn
221
88. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit hidung yang dialaminya disebabkan 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi penggunaan obat tetes hidung yang berlebihan
dengan menerapkan salah - Menjelaskan kepada pasien untuk menghentikan pemakaian obat – obatan tetes
satu prinsip berikut: hidung yang sering digunakan
6. - Memjelaskan kepada untuk rutin meminum obat yang diberikan dokter
44. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 14. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan 15. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, 16. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
proteksi diri (sepsis penunjang
asepsis) 17. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan prognosisnya
18. Melakukan informed consent rujukan
222
- Menanyakan Kuantitas dan kualitas :Jumlah nya banyak atau tidak,sering atau
tidak atau muncul pada saat tertentu, warna ingus(jernih,kekuningan atau kuning
kehijauan),konsistensi(encer atau kental),bau atau tidak,ingus bercampur darah
atau tidak,hidung gatal atau tidak
- Menanyakan faktor memperingan maupun memperberat : Pernahkah periksa ke
dokter, diberi obat apa, sembuh atau tidak, aktivitas maupun istirahat bagaimana,
cuaca dingin maupun berdebu
- Menanyakan apakah ada gejala penyerta : bersin tapi tidak sering, pilek kental
berwarna bening, tidak ada rasa gatal, tidak ada nyeri tekan, batuk berdahak.
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu:
3. Adakah riwayat seperti ini sebelumnya
4. Adakah riwayat Alergi makanan,dingin
5. Adakah riwayat Asma
6. Adakah riwayat Batuk lama
7. Adakah riwayat konsumsi obat-obatan(aspirin/NSAID,nasal
decongestan,bromokriptin,ophtalmica beta blocker,estrogen/oral
kontrasepsi,antihipertensi
8. Adakah riwayat masuknya benda asing
- Menanyakan riwayat penyakit keluarga : Adakah yang menderita penyakit
seperti ini, batuk lama(tuberculosis),alergi,asma
- Menanyakan riwayat social ekonomi
90. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan, sesak nafas, 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan
setelah pemeriksaan suhu tubuh
menggunakan sarung tangan - Memeriksa Kepala : Adakah laserasi,hematom,nyeri tekan,krepitasi pada tulang
dalam melakukan wajah?
pemeriksaan fisik sesuai - Memeriksa mata :Adakah anemis,injeksi konjungtiva
masalah klinik pasien - Memeriksa THT :
7. Telinga : Apakah terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik
telinga, nyeri ketok mastoid, discharge ?
8. Hidung :
223
Inspeksi :mukosa hipremiss, konka hipertrofi, warna gelap merah tua, sekret
mukoid atau serous
Palpasi : Ada tidaknya nyeri, massa tumor atau tanda
krepitasi
Menggunakan speculum nilai strukturdari dasar rongga hidung,konka,meatus
dan septum nasi.perhatikan warna dan permukaan mukosa rongga hidung,ada
tidaknya masa,tanda peradangan,benda asing dan secret dan fenomena
pallatum molle
9. Tenggorokan : Faring hiperemis, Tonsil
membesar,hiperemis,kripte
membesar,detritus,pseudomembran
- Memeriksa Mulut : Adakah sianosis,pursed lip
breathing,Pucat,mulut kering?
- Memeriksa leher: Adakah pembesaran nnl
- Memeriksa Thorax secara sistematis,urut dari atas kebawah
Inspeksi depan dan belakang : bentuk dada,deviasi,ruang
intercostalis,iktus cordis dan
bendungan venosa)
Palpasi depan dan belakang : Apakah gerakan nafas kanan
dan kiri, iktus cordis teraba
224
sisi,pekak alih?
Palpasi : Apakah terdapat nyeri tekan atau lepas, teraba
massa atau tidak, pembesaran hepar,lien?
- Memeriksa urogenital : Adakah hematom dan pembengkakan
skrotum/perineum,Adakah discharge pada pemeriksaan
genitalia
- - memeriksa extremitas : cap refill,akral
- dingin,sianosis,sensibilitas
46. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 19. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan 20. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, 21. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
proteksi diri (sepsis penunjang
asepsis) 22. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan prognosisnya
23. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
225
47. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
226
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Pernahkah mengonsumsi obat dalam waktu lama?
Kebiasaan merokok?
Riwayat asma?
Riwayat DM?Hipertensi?Penyakit jantung?
Pernah melakukan pengobatan? Riwayattrauma/ opname/alergi?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat penyakit jantung?DM?Hipertensi?Asma?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
95. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan KU : tampak sakit ringan 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan TV : normal
setelah pemeriksaan Status Gizi : normal
menggunakan sarung Kulit : normal
tangan dalam melakukan Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-)
pemeriksaan fisik sesuai Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik telinga (-/-), nyeri ketok mastoid (-/-),
masalah klinik pasien discharge (-/-)
Hidung :
Inspeksi :kelainan bentuk hidung (-), Septum deviasi (-), Sekret (-/-)
Palpasi : nyeri tekan pada pipi (+/+), massa (-), tanda krepitasi (-)
Perkusi : nyeri ketok pipi (-/-)
Rhinoskopi anterior : mukosa konka hiperemis (+/+), edema (+/+), sekret (+/+) warna
kuning/ mukopurulen, massa (-/-), benda asing (-)
Rhinoskopi posterior : tampak sekret warna mukopurulen pada rinofaring, fenomena
pallatal (+)
Mulut : gigi karies (+), sianosis 9-), pursed lip breathing (-)
227
Tenggorok : Faring hiperemis (-), T1-1,hiperemis (-/-),kripte membesar(-/-),detritus(-
/-),pseudomembran(-/-)
Leher : pembesaran nnll (-)
Dada : pergerakan dada simetris, retraksi (-), bentuk dada normal
Pulmo : pergerakan simetris, stem fremitus paru kanan=kiri, perkusi sonor seluruh
lapangan paru, SD vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak tampak, IC teraba di SIC V 2cm medial linea midclavicula
sinistra, perkusi konfigurasi jantung dalam batas normal, auskultasi BJ I/II murni
reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen : inspeksi datar, auskultasi BU (+)N, palpasi nyeri tekan (-), perkusi pekak sisi
(+) normal, pekak alih (-)
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
96. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Sinusitis maksilaris akut 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis Banding :
diagnosis diagnosis bandingnya - Rinitis alergi
banding secara lengkap - Rinitis kronik
- Corpus alienum
- Infeksi gigi molar rahang atas
97. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
edukasi pasien kemampuan Dokter memperkenalkan diri
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
menerapkan salah satu Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua
prinsip berikut: arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
228
48. Tata laksana Peserta melakukan Irigasi sinus maksilaris 5 3x5
non farmako tindakan /pemberian terapi Diatermi gelombang pendek
terapi (tindakan) dengan informed consent Tindakan pembedahan
yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
229
- Menanyakan gejala penyerta : sakit pada wajah (pipi, dahi, hidung), ingus
kental atau purulen sepanjang hari, kurang bisa membau, suara yang kadang
sengau, sakit kepala, batuk, merasa mencium bau tidak enak, bau mulut, terasa
ada riak di tenggorokan, mimisan atau tidak, terasa ada benjolan dalam hidung
atau tidak
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu dan investigasi fungsional :
a. Riwayat penyakit kronis : Diabetes mellitus, hipertensi, artritis
b.Riwayat rhinitis alergi
c. Riwayat ISPA berulang
d. Riwayat penyakit yang menekan sistem imun
e. Riwayat mengkonsumsi obat – obatan : obat hipertensi, obat alergi
c. Riwayat polusi udara
d. Riwayat merokok
e. Riwayat sakit gigi atau gigi berlubang
99. Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit ringan 1 3x1
cuci tangan sebelum dan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
setelah pemeriksaan dan suhu tubuh
menggunakan sarung - - Memeriksa Kepala : nyeri tekan wajah
tangan dalam melakukan - Memeriksa mata :Adakah anemis,injeksi konjungtiva
pemeriksaan fisik sesuai - Memeriksa THT :
masalah klinik pasien 10. Telinga : Apakah terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik
telinga, nyeri ketok mastoid, discharge ?
11. Hidung :
Inspeksi :Ada tidaknya kelainan bentuk hidung,tanda-
tanda infeksi dan secret yang keluar dari rongga
hidung, mukosa edema dan hiperemis, pus di meatus medius atau
di meatus superior
Palpasi : Ada tidaknya nyeri, massa tumor atau tanda
krepitasi
Menggunakan speculum nilai strukturdari dasar rongga
hidung,konka,meatus dan septum nasi.perhatikan warna dan permukaan
230
mukosa rongga hidung,ada tidaknya masa,tanda peradangan,benda asing
dan secret dan fenomena pallatum molle
12. Tenggorokan : Faring hiperemis, Tonsil
membesar,hiperemis,kripte
membesar,detritus,pseudomembran, post
nasal drip
231
skrotum/perineum,Adakah discharge pada pemeriksaan
genitalia
- - memeriksa extremitas : cap refill,akral
- dingin,sianosis,sensibilitas
100. Menentukan
pemeriksaan CT scan/ foto polos posisi waters,PA, dan lateral
penunjang Transiluminasi
102. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut kemungkinan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diakibatkan ISPA, rhinitis, kelainan anatomi, infeksi amandel, infeksi gigi,
dengan menerapkan salah kelainan imun.Lingkungan berpolusi, udara kering dan dingin juga dapat
satu prinsip berikut: berpengaruh.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk menghilangkan keluhan tersebut
harus menyembuhkan penyakit yang mendasarinya terlebih dahulu
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan ditujukan untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah komplikasi, dan mencegah perubahan menjadi
kronik.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa akan diberikan antibiotik selama 14 hari
meskipun gejala klinik telah hilang dan pelega hidung tersumbat.
- Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus penyakit.
232
- Pada kondisi tertentu dimana keluhan tidak membaik perlu dijelaskan kepada
pasien bahwa pasien akan dirujuk ke dokter yang lebih berkompeten agar
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut
50. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 24. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 25. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
(tindakan) informed consent yang 26. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
jelas, proteksi diri (sepsis penunjang
asepsis) 27. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
prognosisnya
233
103. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama : mata seperti ada yang mengganjal 1 3x1
untuk menceritakan Riwayat Penyakit Sekarang:
penyakitnya dengan Onset dan kronologi :
pertanyaan-pertanyaan yang Sejak kapan dirasakan?
sesuai untuk mendapatkan Kualitas :
informasi yang relevan, Apakah dirasa nyeri? Apakah mengganggu penglihatan?
adekuat, dan akurat Kuantitas :
Apakah dirasakan terus menerus atau hilang timbul?
Faktor yang memperberat :
Apakah terasa lebih mengganjal bila mata dikucek-kucek?
Faktor yang memperingan :
Apakah berkurang dengan menutup mata, dikompres atau dicuci dengan air?
Apakah sudah pernah diobati?
Gejala penyerta :
Apakah ada mata merah? Apakah ada penurunan penglihatan, penglihatan
jadi kabur? Apakah nrocos? Apakah ada kotoran mata? Apakah silau bila
melihat cahaya? Apakah ada gatal?
234
pemeriksaan fisik sesuai Mata: CPP -/-,sklera ikterik -/-
masalah klinik pasien THT:dbn
Mulut: dbn
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo : dbn
Abdomen: dbn
Ekstremitas: dbn
235
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
1. Melakukan setiap
tindakan dengan berhati-
hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan
diri sendiri
2. Memperhatikan
kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan
sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa
hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan
dengan merujuk atau
diperlukan konsultasi bila
diperlukan
236
- Menanyakan faktor-faktor yang memperingan atau memperberat gejala
tersebut : aktivitas fisik, istirahat, tidur, atau faktor lainnya, terasa nyeri atau
tidak
- Menanyakan kualitas dan kuantitas : benjolan semakin membesar atau tidak,
nyeri atau tidak, jumlah benjolan, kulit pada benjolan kemerahan atau tidak
- Menanyakan gejala sistemik : mata perih, berair,merah
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu : Pernah sakit seperti
ini atau tidak
- Menanyakan riwayat penyakit keluarga : Adakah anggota keluarga yang sakit
seperti ini
- Menanyakan riwayat sosial ekonomi
108. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
setelah pemeriksaan dan suhu tubuh
menggunakan sarung - Memeriksa mata
tangan dalam melakukan Inspeksi Oculi dextra & oculi sinistra:
pemeriksaan fisik sesuai 10. Palpebra : Adakah edema,benjolan
masalah klinik pasien Memeriksa benjolan :
a. inspeksi : lokasi, jumlah, warna, luka, darah/nanah
b. palpasi : tidak nyeri, ukuran, permukaan,konsistensi,
suhu, mobilitas, fluktuasi
11. Apparatus lakrimalis: Adakah lakrimasi
12. Silia :Adakah sekret
13. Konjungtiva :adakah hiperemis
14. Kornea : Jernih atau tidak
15. Bilik mata depan : normal atau tidak
16. Iris :warna,Adakah kripte
17. Pupil :bentuk,ukuran,di sentral atau tidak, reflek cahaya
18. Lensa : Jernih atau tidak
Palpasi Oculi dextra dan oculi sinistra
5. Tensi ocular
237
6. Nyeri tekan
7. Massa tumor
8. Kelenjar preaurikuler
Tonometri dan visus tidak dilakukan
Penyinaran obliq pada konjungtiva,kornea,Iris,pupil dan
lensa
111. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut(benjolan) dapat 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi disebabkan oleh berbagai penyakit
dengan menerapkan salah - Menjelaskan kemungkinan penyakitnya berdasarkan anamnesis dan
satu prinsip berikut: pemeriksaan fisik beserta menjelaskan diagnosis banding.
- Menjelaskan kepada pasien untuk minum obat dan memberi obat topical
secara teratur dengan terapi kompres hangat 3-4kali sehari selama 10-
15menit, doksisiklin dosis pertama 1x200mg,dosis kedua dan selanjutnya
1x100mg dan pemberian topical cendocitrol sebagai profilaksis infeksi dan
analgesic atau pemberian salep antibiotic topical
- Menjelaskan Anjuran untuk penderita
1. Hindari mengucek-ucek atau menekan calazion.
2. Jangan memencet calazion. Biarkan calazion pecah dengan
sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar
nanah atau cairan dari calazion.
238
3. Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
4. Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
- Menjelaskan cara pencegahan kepada penderita
1. Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di
sekitar mata dan Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak
mata secara perlahan.
2. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum
menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
3. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat
untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
4. Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi
oleh kuman.
5. Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
*misalnya di jalanan pedesaan.
- Bila selama seminggu kondisi tidak membaik,maka sebaiknya di rujuk ke
dokter spesialis mata untuk di incisi
54. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 28. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 29. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
(tindakan) informed consent yang 30. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
jelas, proteksi diri (sepsis prognosisnya
asepsis) 31. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
239
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOB SKO
OT R
MAK
S
112. Anamne Peserta memfasilitasi pasien No. Aspek yang dinilai 1 3x1
sis untuk menceritakan 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
penyakitnya dengan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
pertanyaan-pertanyaan yang 3. Keluhan utama : kedua matatidak bisa melihat pada sore hari
sesuai untuk mendapatkan 4. Riwayat penyakit sekarang
informasi yang relevan, - sejak kapan mulai tidak bisa melihat pada sore hari?Mendadak atau
adekuat, dan akurat perlahan?
- Apakah sebelumnya jatuh? Terkena benda tajam? Terkena benda tumpul?
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan mata merah? Rasa sakit? Mual
muntah? Nrocos? Apakah ada hilang rasa pada kelopak mata? Apakah
disertai penglihatan ganda?
- Apakah sudah diobati?apakah keluhan berkurang?
5. Riwayat penyakit dahulu
- Pernahkah menderita keluhan serupa?
- Apakah pernah menderita campak dalam waktu < 3 bulan?
- Apakah anak sering menderita diare atau ISPA?
- Apakah anak mendapatkan ASI ekslusif?
- Apakah anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
- Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
113. Pemerik Peserta ujian melakukan Oculus Dexter Oculus Sinister 1 3x1
saan Fisik cuci tangan sebelum dan
setelah pemeriksaan
240
menggunakan sarung tangan
dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
241
T(digital) normal TENSIO OCULI T(digital)
normal
Tidak dilakukan SISTEM CANALIS LACRIMALIS Tidak dilakukan
Tidak dilakukan TEST FLUORESCEIN Tidak dilakukan
114. Menentu Peserta ujian dapat Xerophtalmia 3 3x3
kan diagnosis menentukan diagnosis dan Dd/ buta senja
dan diagnosis diagnosis bandingnya secara Xerosis konjungtiva
banding lengkap Xerosis konjungtiva dan bercak bitot
Xerosis kornea
Ulkus kornea
Sikatrik Kornea
Fundus Xeroftalmia
115. Komuni Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
kasi dan edukasi kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
pasien dengan menerapkan salah Dokter menanyakan kembali identitas pasien
satu prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
8. dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
56. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Obat tetes mata/ salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid (tetrasiklin 1%, 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan kloramfenikol 0,25-1%, gentamicin 0,3 %) dan tetes mata atropin 1%
terapi (tindakan) informed consent yang jelas, - Bebat mata
proteksi diri (sepsis - Rujuk spesialis mata
asepsis)
Kepada yth dr. Spesialis mata
Di tempat
242
Dengan hormat,
Mohon konsul dan penatalaksanaan pasien atas nama an. A, usia 6 th dengan
diagnosa Xerophtalmia. Sudah dilakukan bebat mata dan pemberian tetes mata
gentamicin 0,3%.
Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
Salam sejawat
Ttd
Dr.Anang
57. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
243
- Kuantitas
Kuarang pendengaran dirasakan terus menerus atau hilang timbul ?
- Faktor yang memperberat (-)
- Faktor yang memperingan
apakah sudah diobati sebelumnya?
- Gejala penyerta
Apakah ada keluhan dari hidung atau tenggorokan?
Telinga berdenging? Nyeri pada telinga? Pusing berputar? Apakah sampai
mengganggu aktivitas? Apakah ada darah? Nyeri kepala? Apakah ada
cairan yang keluar dari telinga?
RPD:
- apakah ada riwayat trauma pada telinga sebelumnya
- apakah ada riwayat benda asing masuk ke liang telinga?
- apakah ada riwayat infeksi ?
-apakah ada riwayat keluar cairan dari dalam telinga ?
- riwayat DM ?
- Riwayat hipertensi ?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang sakit seperti ini?
244
-Cor: dbn
-Pulmo : dbn
Abdomen: dbn
Ekstremitas: dbn
245
- Menjelaskan pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien,
disesuaikan dengan penyebabnya
- Menjelaskan resiko dari masing-masing pilihan terapi
- .Menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang guna
menegakkan diagnosis.
58. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Terapi: 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Pemberian dimenhidrinat 3 x 50 mg
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp THT-KL
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn M
Umur : 34 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : suspek otosklerosis
246
SISTEM INDERA PENYAKIT PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tilikan BOBOT SKOR
Tertinggi bila MAKS
120. Anamnesis Peserta No. Aspek yang dinilai 1 3x1
memfasilitasi pasien 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
untuk menceritakan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
penyakitnya dengan 3. Keluhan utama : mata merah
pertanyaan- 4. Riwayat penyakit sekarang
pertanyaan yang dd. Lokasi : kedua mata?mata kanan/kiri?
sesuai untuk ee. Onset : sejak kapan? timbul mendadak/perlahan?
mendapatkan ff. Kronologis : semakin lama semakin bertambah merah/makin berkurang?
informasi yang gg. Kualitas : warna merah terang?
relevan, adekuat, hh. Kuantitas : terus menerus?
dan akurat ii. Faktor yang memperberat : saat aktivitas makin sesak? Aktivitas
ringan/berat?
jj. Faktor yang memperingan : istirahat membaik?
kk. Keluhan penyerta : mata nyeri? Sulit membuka mata? Mata kabur? Mata
gatal? nyerocos? Keluar kotoran mata?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Adakah riwayat trauma?
Pernahkah mengonsumsi obat nyeri/antibiotik/tekanan darah tinggi dalam waktu
lama?
Kebiasaan merokok?
Riwayat asma?
Riwayat DM?Hipertensi?Penyakit jantung?penyakit gondok?Stroke?
Pernah melakukan pengobatan? Riwayat opname/alergi?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat penyakit jantung?DM?Hipertensi?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
247
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
121. Pemeriksaan Peserta ujian KU : tampak sakit ringan 1 3x1
Fisik melakukan cuci TV : normal
tangan sebelum dan Status Gizi : normal
setelah pemeriksaan Kulit : normal
menggunakan Mata :
sarung tangan dalam Inspeksi Oculi dextra & oculi sinistra:
melakukan 19. Palpebra : edema (-/-), benjolan(-/-), hematom (-/-)
pemeriksaan fisik 20. Apparatus lakrimalis: lakrimasi(-/-)
sesuai masalah 21. Silia : secret (-/-)
klinik pasien 22. Konjungtiva : injeksi konjungtiva (+/-), tampak perdarahan dengan permukaan
berwarna merah terang, halus, pada sebagian sklera
23. Kornea : Jernih (+/+)
24. Bilik mata depan : normal
25. Iris :warna coklat, kripte (+)
26. Pupil :bentuk bulat,ukuran 3/3mm, di sentral, reflek cahaya (+/+)
27. Lensa : Jernih (+/+)
Palpasi Oculi dextra dan oculi sinistra
9. Tensi ocular
10. Nyeri tekan
11. Kelenjar preaurikuler
Tonometri dan visus : normal
Penyinaran obliq pada kornea,Iris,pupil dan lensa: normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Tenggorok : normal
Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-), pembesaran tiroid (-)
248
Dada : pergerakan dada simetris, retraksi (-), bentuk dada normal
Pulmo : pergerakan simetris, stem fremitus paru kanan=kiri, perkusi sonor seluruh
lapangan paru, SD vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak tampak, IC teraba di SIC V 2cm medial linea midclavicula
sinistra, perkusi konfigurasi jantung dalam batas normal, auskultasi BJ I/II murni
reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen : inspeksi datar, auskultasi BU (+)N, palpasi nyeri tekan (-), perkusi pekak sisi
(+) normal, pekak alih (-)
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
122. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Perdarahan subkonjungtiva OD 3 3x3
diagnosis dan menentukan Diagnosis Banding :
diagnosis banding diagnosis dan - Konjungtivitis
diagnosis - Keratokonjungtivitis
bandingnya secara - Hifema
lengkap
123. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
dengan menerapkan dengan pasien
salah satu prinsip Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
berikut: Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
249
59. Tata laksana non Peserta melakukan Tirah baring 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian Kompres dingin pada mata yang sakit
(tindakan) terapi dengan
informed consent
yang jelas, proteksi
diri (sepsis asepsis)
250
- Pernahkah menderita keluhan serupa?
- Apakah mempunyai riwayat bekerja di tempat bising?
- Adakah riwayat hipertensi?
- Adakah riwayat kencing manis?
- Adakah riwayat konsumsi antibiotik lama?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
- Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
125. Pemeriksaan Peserta ujian Pemeriksaan telinga dalam batas normal 1 3x1
Fisik melakukan cuci Serumen (+)
tangan sebelum dan
setelah pemeriksaan
menggunakan
sarung tangan dalam
melakukan
pemeriksaan fisik
sesuai masalah
klinik pasien
126. Menentukan Peserta ujian dapat Presbiskusis dd/ sensori 3 3x3
diagnosis dan menentukan Neural
diagnosis banding diagnosis dan Metabolik
diagnosis Koklea konduktif
bandingnya secara
lengkap
127. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi
251
dengan menerapkan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
salah satu prinsip dengan pasien
berikut: Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
61. Tata laksana non Peserta melakukan - Pemberian alat bantu dengar untuk pasien 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian - Pemeriksaan audiometri nada murni
(tindakan) terapi dengan
informed consent
yang jelas, proteksi
diri (sepsis asepsis)
252
pertanyaan- 4. Riwayat penyakit sekarang
pertanyaan yang ll. Lokasi : kedua mata?mata kanan/kiri?
sesuai untuk mm. Onset : sejak kapan? timbul mendadak/perlahan?
mendapatkan nn. Kronologis : semakin lama semakin bertambah berat?
informasi yang oo. Kualitas : saat melihat jauh/dekat?
relevan, adekuat, dan pp. Kuantitas : terus menerus?
akurat qq. Faktor yang memperberat : saat membaca dekat makin berat? Saat
malam hari makin berat? Saat cahaya redup?
rr. Faktor yang memperingan : -
ss. Keluhan penyerta : mata lelah? Mata berair? mata merah? mata perih?
Sulit membuka mata? Mata gatal? Keluar kotoran mata?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Pernahkah menggunakan kacamata?
Riwayat DM?Hipertensi?Penyakit jantung?
Pernah melakukan pengobatan? Riwayat opname/alergi/trauma?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat penyakit jantung?DM?Hipertensi?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
129. Pemeriksaan Peserta ujian KU : tampak sakit ringan 1 3x1
Fisik melakukan cuci TV : normal
tangan sebelum dan Status Gizi : normal
setelah pemeriksaan Kulit : normal
menggunakan sarung Mata :
tangan dalam Inspeksi Oculi dextra & oculi sinistra:
melakukan 28. Palpebra : edema (-/-), benjolan(-/-), hematom (-/-)
pemeriksaan fisik
253
sesuai masalah klinik 29. Apparatus lakrimalis: lakrimasi(-/-)
pasien 30. Silia : secret (-/-)
31. Konjungtiva : injeksi konjungtiva (-/-), hiperemis (-/-)
32. Kornea : Jernih (+/+)
33. Bilik mata depan : normal
34. Iris :warna coklat, kripte (+)
35. Pupil :bentuk bulat,ukuran 3/3mm, di sentral, reflek cahaya (+/+)
36. Lensa : Jernih (+/+)
Palpasi Oculi dextra dan oculi sinistra
12. Tensi ocular
13. Nyeri tekan
14. Kelenjar preaurikuler
Tonometri : normal
Visus : OD: 3/6 +1,0 D 6/6 OS: 3/6 +1,0 D 6/6
Penyinaran obliq pada kornea,Iris,pupil dan lensa: normal
Telinga : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Tenggorok : normal
Leher : JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-), pembesaran tiroid (-)
Dada : pergerakan dada simetris, retraksi (-), bentuk dada normal
Pulmo : pergerakan simetris, stem fremitus paru kanan=kiri, perkusi sonor seluruh
lapangan paru, SD vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak tampak, IC teraba di SIC V 2cm medial linea midclavicula
sinistra, perkusi konfigurasi jantung dalam batas normal, auskultasi BJ I/II murni
reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen : inspeksi datar, auskultasi BU (+)N, palpasi nyeri tekan (-), perkusi pekak sisi
(+) normal, pekak alih (-)
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
254
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
130. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Presbiopi ODS 3 3x3
diagnosis dan menentukan Diagnosis Banding :
diagnosis banding diagnosis dan - Hipermetropi
diagnosis bandingnya - Miopi
secara lengkap - Katarak
131. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
dengan menerapkan dengan pasien
salah satu prinsip Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
berikut: Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
10.
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien mengerti.
63. Tata laksana non Peserta melakukan Menggunakan kacamata untuk presbiopi 5 3x5
farmako terapi tindakan /pemberian
(tindakan) terapi dengan
informed consent
yang jelas, proteksi
diri (sepsis asepsis)
255
INTEGUMEN
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : CUTANEUS LARVA MIGRAN
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
132. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal biasanya timbul pada daerah bokong, tangan, kaki. Lesi
informasi yang relevan, kemerahan, bentuk seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok,
adekuat, dan akurat menimbul. Rasa gatal disertai panas lebih hebat pada malam hari.
Kualitas: gatal terus-menerus, lebih gatal pada malam hari.
Kuantitas: dapat ringan-berat.
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles.
Gejala penyerta: rasa panas.
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini? riwayat atopi? riwayat
alergi obat?
256
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
133. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
257
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
Predileksi: daerah tungkai, plantar, bokong, tangan, anus, paha, juga bagian
tubuh mana saja yang sering kontak dengan tempat larva berada.
UKK: Lesi kemerahan. Bentuk linier seperti benang yang lurus atau
berkelok-kelok, polisiklik, serpiginosa. Menimbul dengan diameter 2-3
mm, membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa cm,
dan terdapat papul ertematosa atau vesikel diatasnya.
134. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: diagnosis cutaneus larva migran ditegakkan berdasarkan 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan anamnesis dan gambaran klinisnya yang khas.
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Diagnosis banding:
lengkap - Skabies
- Dermatofitosis
- Insect bite
- Herpes zozter stadium permulaan
258
135. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah diderita.
satu prinsip berikut: - Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
PITIARIASIS ROSEA 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama? 1 3x1
untuk menceritakan Contoh:jerawat
penyakitnya dengan Sejak kapan?
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi?
sesuai untuk mendapatkan Contoh: pipi dahi
259
informasi yang relevan, Gatal atu tidak?
adekuat, dan akurat Semakin parah atau tidak?
Setelah makan makanan laut?
Sudah diobati apa belum?
Bekurang dengan istirahat?
RPK:Ada anggota kelurga yg seperti ini ?
RPD:pernah sakit seperti ini?penyakit yang lain?
Ada alergi?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Umum 3x1
tangan sebelum dan setelah a. Keadaan umum :baik
pemeriksaan menggunakan Kesadaran :composmentis
sarung tangan dalam b. Tanda-tanda vital
melakukan pemeriksaan fisik TD :
sesuai masalah klinik pasien Nadi :
Respirasi :
Suhu :
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesosefal
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sclera ikterik -/-
Hidung : discharge -/-
Telinga : discharge -/-
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Leher : Pembesaran nnll -/-
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
260
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen: tampak datar, venektasi -, bising usus + normal, timpani, pekak
sisi + normal, pekak alih, area troube timpani, supel, hepar tak teraba, lien tak
teraba, nyeri tekan -, nyeri ketok costovertebral –
Status Lokalis:
Kulit berminyak, komedo,papul bentu jaringan parut.
Kista (-)
Extremitas
Edema (-)/(-) (-)/(-)
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan motoric 5/5 5/5
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Acne vulgaris ringan 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan -Menyapa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi -Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya.
dengan menerapkan salah -mengindari factor pencetus seperti stress, makanan berlemak, dan untuk
satu prinsip berikut: hidup sehat berolahraga
pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan
perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore
dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit
karena reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang
normal.
Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa mengurangi dan
mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.
Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi.
Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek
samping.
92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.
261
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Non farmakologis; edukasi 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 1) Perawatan di muka
(tindakan) informed consent yang jelas, Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan
proteksi diri (sepsis asepsis) pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne
bertambah hebat (akne venenata).
Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan
bertambah hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka
hanya menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak
mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.
2) Perawatan kulit kepala dan rambut
Seperti halnya membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak
berpengaruh terhadap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe
dan dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne,
penyelidikan Plewig dan Kligman gagal membuktikan hal itu. Pemakaian
sampo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe,
sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat
kumat kembali dalam beberapa minggu.
3) Kosmetika dan bahan-bahan lain
Bahan-bahn yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne.
Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit
penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian
kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak
berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).
4) Diet
Menurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak
penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.
5) Emosi dan faktor psikosomatik
Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat
menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula
dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne,
sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut “ akne
mekanika”.Farmakologis
262
Topical: komedolitik/keratolitik
Contoh:tretinoin
137. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 1. Peserta melakukan inform consent kepada pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 2. Peserta melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 3. Peserta melakukan pemeriksaan status generalis
sarung tangan dalam KU, Tanda Vital (termasuk berat badan dan tinggi badan)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan kepala (mata: anemia? Ikterik? THT: discharge?)
sesuai masalah klinik pasien Pemeriksaan thorax ( cor: adakah kelainan pada jantung, pulmo:
adakah kelainan pada pulmo)
263
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
264
DERMATITIS SEBOROIK 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama? 1 3x1
untuk menceritakan Contoh:kemerahan
penyakitnya dengan Sejak kapan?
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi?
sesuai untuk mendapatkan Contoh: kulit kepala, alis, bulu mata, dada, ketiak,lipatan paha
informasi yang relevan, Gatal atu tidak?
adekuat, dan akurat Semakin parah atau tidak?
Setelah makan makanan laut?ganti popok?ganti bedak?
Sudah diobati apa belum?
Bekurang dengan istirahat?
RPK:Ada anggota kelurga yg seperti ini ?
RPD:pernah sakit seperti ini?penyakit yang lain?
265
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen: tampak datar, venektasi -, bising usus + normal, timpani, pekak
sisi + normal, pekak alih, area troube timpani, supel, hepar tak teraba, lien tak
teraba, nyeri tekan -, nyeri ketok costovertebral –
Status Lokalis:
Kulit kepala di daerah ftontal dan parietal ditutupi krusta berminyak dan
tebal.tampak fisura.rambut tidak rontok.
Terdapat eritema dan diatasnya dilapisi skuama berminyak
Extremitas
Edema (-)/(-) (-)/(-)
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan motoric 5/5 5/5
Pemeriksaan KOH;negative, tidak ada hifa atau blastokonidia
Pemeriksaan lampu wood; negatif
266
dengan menerapkan salah -untuk dilakukan terapi agar penyembuhanya maksima. Karena penyakit ini
satu prinsip berikut: cenderung kronik dan sering kambuh.
-hindari factor pencetus sperti makanan berlemak,stress emosional.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Vitamin B kompleks
(tindakan) informed consent yang jelas, Kortikosteroid oral
proteksi diri (sepsis asepsis)
267
Apakah ada riwayat kontak dengan orang lain yang sakit seperti ini?
Ya
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
141. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran hiperpigmentasi coklat kemerahan di daerah
pemeriksaan menggunakan lipat kulit dengan batas tegas dan terdapat likenifikasi
sarung tangan dalam Nyeri tekan(-)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang:
sesuai masalah klinik pasien Pengambilan sampel kerokan kulit untuk pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan lampu wood:
143. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
268
dengan menerapkan salah Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
satu prinsip berikut: Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kulit
11. Pemakaian sabun antiseptik
69. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Pemakaian sabun antiseptic 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Pengangkatan likenifikasi
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
70. Perilaku profesional Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan
dan melakukan poin di jujur
bawah ini lengkap sebagai Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
berikut:
269
Apakah pasien mengalami demam?Tidak
Apakah kelluhan terjadi lama atau timbul berulang?ya
Apakah pasien memiliki riwayat alergi? Tidak
Apakah ada riwayat luka atau infeksi pada dareah yang terkena? Ya
Apakah ada riwayat kontak dengan orang lain yang sakit seperti ini?
Ya
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
145. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran papul dan pustule di daerah berambut dengan
pemeriksaan menggunakan lesi pada folikel rambut
sarung tangan dalam Terdapat gambaran kerontokan pada daerah berambut yang terkena
melakukan pemeriksaan fisik lesi
sesuai masalah klinik pasien Terdapat gambaran krusta berwarna kekuningan
Nyeri tekan(+)
Pemeriksaan penunjang:
Darah rutin( leukositosis)
Pengambilan sampel pus untuk pemeriksaan mikroskopis dan
kultur( gambaran bulat bergerombol gram negatif)
146. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan folikulitis
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara DD:
lengkap Skabies
Tinea
Impetigo
Acne vulgaris
Combustion
Dermatitis atopic
herpes
Pediculosis
270
Stapilococcal scalded skin syndrome
Terapi:
Analgetik
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan terapi spesifik bila hasil kultur
sudah ada
Antibiotik topical
147. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kulit
satu prinsip berikut: Pemakaian sabun antiseptik
71. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Pemakaian sabun antiseptic 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Mencukur rambut di daerah yang terkena untuk pemakaian
(tindakan) informed consent yang jelas, antibiotic topikal
proteksi diri (sepsis asepsis)
72. Perilaku profesional Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan
dan melakukan poin di jujur
bawah ini lengkap sebagai Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
berikut:
271
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
148. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Nama 1 3x1
untuk menceritakan Usia
penyakitnya dengan Jenis kelamin
pertanyaan-pertanyaan yang Pekerjaan
sesuai untuk mendapatkan Keluhan utama: Terdapat benjolan kemerahan dan bernanah di kulit
informasi yang relevan, terutama di daerah yang banyak berkeringat
adekuat, dan akurat Apakah benjolan bergerombol?
Ya: karbunkel
Tidak: furunkel
Apakah benjolan terasa sakit: ya
Apakah disekitar benjolan terdapat pembengkakan? Ya
Apakah benjolan semakin lama semakin besar hingga bernanah? ya
Apakah pasien mengalami demam?
Apakah kelluhan terjadi lama atau timbul berulang?ya
Apakah pasien memiliki riwayat alergi? Tidak
Apakah ada riwayat luka atau infeksi pada dareah yang terkena? Ya
Apakah ada riwayat kontak dengan orang lain yang sakit seperti ini? Ya
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
149. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran [papul dan pustule baik bergerombol
pemeriksaan menggunakan (karbunkel)atau tidak(furunkel) dengan daerah sekitar kemerahan
sarung tangan dalam Nyeri tekan(+)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang:
sesuai masalah klinik pasien Darah rutin( leukoitosis)
Pengambilan sampel pus untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur
272
150. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD:
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Furunkel (tunggal)\
lengkap Kabunkel(berkelompok)
Terapi:
Analgetik
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan terapi spesifik bila hasil kultur sudah
ada
151. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah satu Meminta pasien untuk menjaga kebersihan
prinsip berikut:
73. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Insisi dan drainase abses 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
74. Perilaku profesional Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan dan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan
melakukan poin di bawah ini jujur
lengkap sebagai berikut: Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
273
pertanyaan-pertanyaan yang Pekerjaan
sesuai untuk mendapatkan Keluhan utama: Terdapat benjolan bernanah yang pecah dan
informasi yang relevan, membentuk keropeng berwarna kuning
adekuat, dan akurat Apakah benjolan bergerombol?
Ya
Apakah lesi makin lama makin meluas?
Apakah benjolan terasa sakit: ya
Apakah pada awalnya lesi berupa kulit kemerahan? Ya
Apakah disekitar benjolan terdapat pembengkakan? Ya
Apakah benjolan semakin lama semakin besar? tidak
Apakah pasien mengalami demam?Tidak
Apakah kelluhan terjadi lama atau timbul berulang?ya
Apakah pasien memiliki riwayat alergi? Tidak
Apakah ada riwayat luka atau infeksi pada dareah yang terkena? Ya
Apakah ada riwayat kontak dengan orang lain yang sakit seperti ini? Ya
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
153. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran bulla bergelomboldengan tepi meninggi dan ulcus
pemeriksaan menggunakan tertutup krusta berwarna kekuningan
sarung tangan dalam Nyeri tekan(+)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang:
sesuai masalah klinik pasien Darah rutin( leukositosis)
Pengambilan sampel pus untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur(
gambaran bulat bergerombol gram negatif)
154. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Impetigo bulosa
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara DD:
lengkap Skabies
274
Tinea
Combustion
Dermatitis atopic
Erpes
Pediculosis
Stapilococcal scalded skin syndrome
Terapi:
Analgetik
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan terapi spesifik bila hasil kultur sudah
ada
Antibiotik topical
155. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah satu Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kulit
prinsip berikut:
75. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Pengangkatan krusta 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
76. Perilaku profesional Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan dan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan
melakukan poin di bawah ini jujur
lengkap sebagai berikut: Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
SISTEM : INTEGUMEN
275
PENYAKIT : FILARIASIS
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
156. Anamnesis Peserta memfasilitasi Keluhan utama: tungkai kaki membesar 1 3x1
pasien untuk menceritakan Onset: kronik
penyakitnya dengan Kronologis: Manisfestasi kronis filariasis jarang terlihat sebelum usia lebih dari
pertanyaan-pertanyaan 15 tahun dan hanya sebagian kecil dari populasi yang terinfeksi mengalami
yang sesuai untuk stadium ini. Hidrokel, limfedema, elephantiasis tungkai bawah, lengan atau
mendapatkan informasi skrotum, kiluria adalah manifestasi utama dari filariasis kronik.
yang relevan, adekuat, dan
akurat Hidrokel merupakan pembesaran testis akibat terkumpulnya cairan limfe dalam
tunika vaginalis testis. Kelainan ini disebabkan oleh W. bancrofti dan merupakan
manifestasi kronis yang paling sering ditemukan pada infeksi filariasis. Pada
daerah endemik, 40-60% laki-laki dewasa memiliki hidrokel Cairan yang
terkumpul biasanya bening. Uji transluminasi dapat membantu menegakkan
diagnosis.
276
Faktor yang memperingan: hygiene yang baik
Gejala penyerta: limfedema, elephantiasis tungkai bawah, lengan dan skrotum,
kiluria,hidrokel, limforea, milky urine
157. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik yang 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
setelah pemeriksaan Status Generalis
menggunakan sarung Keadaan umum : Baik
tangan dalam melakukan Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
pemeriksaan fisik sesuai Tanda Vital:
masalah klinik pasien T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal,
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-, pembesaran kel.getah bening
retroaurikula (+)
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat angkat,
tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial (-), sternal
lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
277
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-), gallop
(-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar getah bening inguinal (+), nyeri tekan (-)
Genitalia : Hidrokel (+),
Extremitas
SUPor INFor
Limfedema -/- +/+
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Ujud Kelainan Kulit :
Regio : ekstremitas inferior
Hyperkeratosis (+), hipotrikosis atau hipertrikosis,ulkus kronik (+), nodul dermal
dan subepidermal (+), peau d’ orange (+)
158. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: elefantiasis 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
diagnosis banding diagnosis bandingnya - Limfangitis bacterial
secara lengkap - Limfogranuloma inguinale
- Limfangitis tuberculosis
278
159. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang diderita 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi pasien.
dengan menerapkan salah - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan yang
satu prinsip berikut: akan dilakukan
12. - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa hygene dan sanitasi yang baik
dapat membantu mencegah dan mempercepat proses penyembuhan penyakit
77. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - Diethylcarbamazine citrate 6mg/kgBB untuk 12 hari atau 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Ivermectin dosis tunggal 200 atau 400 mikrogram/kgBB atau
(tindakan) informed consent yang - Albendazol dosis tunggal 400 mg dikombinasi dengan diethylcarbamazine
jelas, proteksi diri (sepsis citrate atau ivermectin
asepsis) - Menjaga kebersihan hygiene dan sanitasi
78. Perilaku profesional Peserta ujian - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
memeperkenalkan diri dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri.
dan melakukan poin di - Memperhatikan kenyamanan pasien.
bawah ini lengkap sebagai - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
berikut: - Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : TINEA PEDIS
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
160. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
279
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal biasanya timbul pada sela-sela jari kaki dan telapak kaki,
informasi yang relevan, makin lama makin meluas, makin gatal, hingga dapat terjadi infeksi sekunder.
adekuat, dan akurat Kualitas: gatal terus-menerus
Kuantitas: dapat ringan-berat
Faktor yang memperberat: kelembaban
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles
Gejala penyerta: pada kasus yang berat atau kronis dapat terjadi infeksi
sekunder, kulit kering, pecah-pecah
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini, riwayat atopi? riwayat alergi
obat? riwayat sering memakai sepatu tertutup? Riwayat perawatan kaki yang
buruk?
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
161. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
280
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial
(-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
281
a. Tinea pedis interdigitalis: maserasi skuamasi, erosi celah jari, infeksi
sekunder, fisura dilingkari sisik halus dan tipis, kulit putih dan rapuh.
Predileksi: diantara sela jari kaki IV-V.
b. Tinea pedis hiperkeratotik: penebalan kulit, sisik, kering, hiperkeratosis
hebat, keras, fisura dalam, nyeri karena kulit pecah. Predileksi telapak kaki
lateral.
c. Tinea pedis vesikobulosa: vesikel, bula, basah, kotor, bau amis, gatal hebat,
terkadang deep vesikel, vesikel pecah terjadi erosi lalu skuama basah atau
kotor dapat mengakibatkan infeksi sekunder. Predileksi sela jari kaki,
punggung kaki, telapak kaki.
162. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: diagnosis tinea pedis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan pemeriksaan fisik.
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Diagnosis banding:
lengkap - Dermatitis kontak alergi
- Dermatitis kontak iritan
- Skabies
- Psoriasis pustulosa
163. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah satu diderita.
prinsip berikut: - Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
79. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - Oral: ketokonazol 2x200 mg 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Topikal:
(tindakan) informed consent yang jelas, Ketokonazol krim oles 2x1
proteksi diri (sepsis asepsis) Bedak gatal
Sapoviridis (sabun kaki)
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : PITIRIASIS VESIKOLOR
LEVEL KOMPETENSI : 4A
282
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
164. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut-kronik residif
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal dapat timbul pada seluruh tubuh, bercak hipopigmentasi,
informasi yang relevan, putih bersisik halus bentuk folikuler atau konfluens, gatal terutama bila
adekuat, dan akurat berkeringat
Kualitas: gatal bila berkeringat
Kuantitas: dapat ringan-berat
Faktor yang memperberat: keringat (kelembaban)
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles
Gejala penyerta: -
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini? riwayat atopi? riwayat alergi
obat?
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
165. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
283
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
284
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
Makula hipopigmentasi berwarna putih dengan skuama halus bentuk
folikuler atau konfluens.
Bila lokasi pada daerah tertutup, lesi berwarna coklat atau hitam (PV nigra).
Pada orang asing, lesi berwarna kemerahan (eritema).
166. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: diagnosis pitiriasis vesikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis, 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan gambaran klinis, pemeriksaan penunjang flouresensi, dan sediaan langsung.
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Diagnosis banding:
lengkap - Vitiligo
- Hipopigmentasi sekunder
- Dermatitis seboroik
- Eritrasma
- Sifilis stadium II
- Morbus Hansen
- Achromia parasitik dari Pardo-Castello dan Dominiquez
- Pitiriasis alba
167. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah satu diderita.
prinsip berikut: - Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
- Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
- Menjelaskan bahwa kulit yang sembuh tetap hipopigmentasi → pajankan
sinar matahari kurang dari jam 10.00
80. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - Oral: ketokonazol 1x200 mg selama 10 hari 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Topikal:
(tindakan) informed consent yang jelas, Salep whietfield
proteksi diri (sepsis asepsis) Larutan thiosulfat natricus 25% dapat dioles 2xsehari sehabis mandi selama
2 minggu.
285
Undecylic acid
Selenium sulfit dapat dipakai sebagai sampo 2-3 kali seminggu, obat
digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit, sebelum mandi.
81. Perilaku profesional Peserta ujian - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
memeperkenalkan diri dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri.
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : KANDIDOSIS MUKOKUTAN RINGAN
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
168. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut-kronik
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal biasanya timbul pada daerah predileksi daerah oral, sudut
informasi yang relevan, mulut, vagina, penis, ketiak, inguinal, interdigital, lipat paha, lipat leher,
adekuat, dan akurat pusar. Lesi berbatas tegas, bersisik, gambaran seperti induk ayam dan anak-
anaknya.
Kualitas: gatal terus-menerus
Kuantitas: dapat ringan-berat
Faktor yang memperberat: kelembaban
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles
Gejala penyerta: -
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini? riwayat atopi? riwayat alergi
obat?
286
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
169. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
287
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
Predileksi: daerah oral, sudut mulut, vagina, penis, ketiak, inguinal,
interdigital, lipat paha, lipat leher, pusar
UKK: lesi berbatas tegas, tampak erosi, skuama mengelupas, khas lesi satelit
berupa vesikel-vesikel atau pustul-pustul atau bual dengan hen and chicken
pattern seperti gambaran induk ayam dan anak-anaknya.
170. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: diagnosis kandidosis mukokutan ringan ditegakkan berdasarkan 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan anamnesis, gambaran klinis, dan sediaan langsung.
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Diagnosis banding:
lengkap - Eritrasma
- Dermatitis intertriginosa
- Dermatofitosis (tinea)
288
171. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah satu diderita, yang terpenting adalah menghindari atau menghilangkan faktor
prinsip berikut: predisposisi seperti kegemukan.
- Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
- Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
82. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi seperti kegemukan. 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Oral:
(tindakan) informed consent yang jelas, Untuk kandidosis vaginalis: kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal,
proteksi diri (sepsis asepsis) sistemik ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau itrakonazol 2x200 mg
dosis tunggal atau flukonazol 150 mg dosis tunggal.
Untuk kandidosis vulvovaginal: itrakonazol 2x100 mg selama 3 hari
- Topikal:
Larutan gentian violet ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, oles
sehari 2 kali selama 3 hari
Niststin krim, salep, emulsi
Amfoterisin B
Mikonazol krim 2% atau bedak
Klotrimazol 1% krim, bedak, larutan
Siklopiroksolamin 1% krim, larutan
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Atau antimikotik lain spektrum luas.
83. Perilaku profesional Peserta ujian - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
memeperkenalkan diri dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri.
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
289
SISTEM ____INTEGUMEN________________________________ PENYAKIT_________LUKA BAKAR DERAJAT 1 DAN 2________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
172. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 1. Peserta mengucapkan salam, memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan 2. Peserta menanyakan identitas pasien
penyakitnya dengan 3. Peserta menanyakan keluhan pasien
pertanyaan-pertanyaan yang 4. Peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang
sesuai untuk mendapatkan Kapan terjadi trauma terbakar?
informasi yang relevan, Bagaimana mekanisme trauma terbakar?
adekuat, dan akurat Apa penyebab luka bakar?
Apakah pasien merasa nyeri?
Apakah luka tampak kemerahan?
Apakah luka tampak bengkak ?
Apakah terdapat cairan di luka?Apakah ada yang pecah? Apakah kulit
bawah luka berwarna kemerahan atau pucat?
5. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM, hipertensi
6. Peserta menanyakan riwayat social ekonomi
173. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 1. ABC 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
pemeriksaan menggunakan 3. Pemeriksaan status generalis secara singkat
sarung tangan dalam 4. Pemeriksaan status lokalis (Rule of nine)
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
5. Menentukan Peserta ujian dapat 1. Peserta mendiagnosis pasien dengan luka bakar derajat 1 dan 2 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara
lengkap
6. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami luka bakar derajat 1 dan 2serta memberitahukan tatalaksana
yang akan dilakukan dan prognosis
290
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
84. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Resusitasi cairan rumus Baxter : 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan % luka bakar x BB x 4 cc
(tindakan) informed consent yang jelas, ½8 jam bertama, ½ 16 jam berikutnya
proteksi diri (sepsis asepsis) Perawatan luka wound toilet, salep antibiotic, balut luka jika luka
derajat 2
291
175. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 7. ABC 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 8. Pemeriksaan tanda-tanda vital
pemeriksaan menggunakan 9. Pemeriksaan status generalis secara singkat
sarung tangan dalam 10. Pemeriksaan status lokalis (Rule of nine)
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
11. Menentukan Peserta ujian dapat 2. Peserta mendiagnosis pasien dengan luka bakar derajat 3 dan 4 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara
lengkap
12. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami luka bakar derajat 3 dan 4serta memberitahukan tatalaksana
dengan menerapkan salah satu yang akan dilakukan dan prognosis
prinsip berikut:
13.
86. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Resusitasi cairan rumus Baxter : 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan % luka bakar x BB x 4 cc
(tindakan) informed consent yang jelas, ½8 jam bertama, ½ 16 jam berikutnya
proteksi diri (sepsis asepsis) Perawatan luka wound toilet, salep antibiotic, balut luka
Rujuk Sp BP
87. Perilaku profesional Peserta ujian Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus dirujuk ke 1 3x1
memeperkenalkan diri dan doker spesialis bedah plastic untuk penatalaksaan lebih lanjut.
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
SISTEM THT_______________________________________________
292
PENYAKIT ABSES BEZOLD__________________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
176. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Nama : 1 3x1
untuk menceritakan Jenis kelamin :
penyakitnya dengan Usia :
pertanyaan-pertanyaan yang Agama :
sesuai untuk mendapatkan Pendidikan terakhir :
informasi yang relevan, Pekerjaan :
adekuat, dan akurat Suku bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : rasa nyeri daerah mastoid, kesulitan saat menelan, suara
serak, kesulitan saat nafas, demam
2. onset :
3.kronologis : biasanya diakibatkan karena mastoiditis
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
Fundamental 4
1.RPK hipetensi, diabetes melitus
2.RPD pernah menderita otitis media, hipertensi, diabetes melitus, HIV
3.sosial ekonomi
293
177. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Cuci tangan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Informed concen
pemeriksaan menggunakan KU
sarung tangan dalam Kesadaran
melakukan pemeriksaan fisik Tekanan Darah
sesuai masalah klinik pasien Nadi :
Frekuensi nafas:
Suhu:
Hidung: apakah terdapat secret,deformitas hidung, pembesaran konka, nyeri
tekan,dan nyeri ketok sinus
Telinga: apakah terdapat secret, deformitas pada telinga kanan dan kiri, nyeri
tekan tragus, nyeri ketok mastoid, melihat membran timpani
Tenggorok : dilihat apakah terdapat faring hiperemis,tonsil hiperemis dan
pembesaran, detritus, kripte
Leher inspeksi apakah ada benjolan,perabaan
kenyal/keras,warna,nyeri,mobile, pada abses bezold terdapat benjolan pada
muskulus sternocledomastoideus
Tes rinne, scwabah, weber
294
informed consent yang jelas, Rujuk spesialis THT untuk dilakukan eksisi
proteksi diri (sepsis asepsis)
89. Perilaku profesional Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3
memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
181. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan Tanda vital :
sarung tangan dalam melakukan TD : 100 /70
pemeriksaan fisik sesuai N : 83x/min
masalah klinik pasien RR : 23x/min
T : 36 C
Status Internus :
295
Lokasi pergelangan tangan kanan
Makula eritem, edema, papula, batas tegas dengan bentuk menyerupai
bekas plester.
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, venektasi (-)
Au : BU (+) Normal
Pa : H/L tak teraba
Pe : timpani. PS (+) normal. PA (-)
296
Edema +/- -/-
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, patch test.
182. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dermatitis Kontak Alergi ec. bekas plester
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Atopik
90. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Terapi Farmakologi 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Difenhidramine 4 x 25 mg
(tindakan) informed consent yang jelas, Kompres dengan sol Permanganas Kalikus 1 ; 10.000
proteksi diri (sepsis asepsis)
Terapi Non Farmakologi
Menghindarkan dari kontak alergi tersebut
91. Perilaku profesional Peserta ujian - Menyapa pasien 1 3x1
memeperkenalkan diri dan - Mengucapkan salam
meminta izin secara lisan dan - Memperkenalkan nama
melakukan poin di bawah ini - cuci tangan
lengkap sebagai berikut: - Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
297
184. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Sejak kapan? 1 3x1
untuk menceritakan Lokasi gatal dimana saja? satu tempat atau banyak tempat?
penyakitnya dengan Bertambah gatal jika apa?
pertanyaan-pertanyaan yang Sebelumnya apakah ada kontak dengan bahan yang membuat gatal?
sesuai untuk mendapatkan Selain gatal, apakah juga terasa perih atau panas?
informasi yang relevan, Sudah dikasih apa saja? berkurang atau tidak?
adekuat, dan akurat Sebelumnya pernah seperti ini atau tidak?
Apakah memiliki riwayat alergi?
185. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan Tanda vital :
sarung tangan dalam melakukan TD : 100 /70
pemeriksaan fisik sesuai N : 83x/min
masalah klinik pasien RR : 23x/min
T : 36 C
Status Internus :
Lokasi pergelangan tangan kanan
Vesikel, bula, eskoriasi
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
298
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, venektasi (-)
Au : BU (+) Normal
Pa : H/L tak teraba
Pe : timpani. PS (+) normal. PA (-)
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, patch test.
186. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dermatitis Kontak Iritan ec. sabun cuci deterjen
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
Dermatitis Kontak alergik
Dermatitis Atopik
299
92. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Terapi Farmakologi 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Difenhidramine 4 x 25 mg
(tindakan) informed consent yang jelas, Kompres dengan sol Permanganas Kalikus 1 ; 10.000
proteksi diri (sepsis asepsis)
Terapi Non Farmakologi
Menghindarkan dari kontak iritan tersebut
93. Perilaku profesional Peserta ujian - Menyapa pasien 1 3x1
memeperkenalkan diri dan - Mengucapkan salam
meminta izin secara lisan dan - Memperkenalkan nama
melakukan poin di bawah ini - cuci tangan
lengkap sebagai berikut: - Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
300
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
190. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Melasma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
191. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
94. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - krim yang mengandung hidrokinon,asam retinoat 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
95. Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
diri dan meminta izin secara - salam dan perkenalkan diri
lisan dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
301
14. Peserta menanyakan apakah benjolan tersebut menggangggu
aktivitas?
15. Peserta menanyakan apakah sudah pernah diobati? Sembuh atau
tidak atau kambuh lagi?
16. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
17. Peserta menanyakan riwayat penyakit keluarga
18. Peserta menanyakan factor risiko, seperti merokok, obesitas
(ditanyakan BB/ dilakukan pengukuran TB, BB)
193. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 5. Peserta melakukan inform consent kepada pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 6. Peserta melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 7. Peserta melakukan pemeriksaan status generalis
sarung tangan dalam melakukan KU, Tanda Vital (termasuk berat badan dan tinggi badan)
pemeriksaan fisik sesuai Pemeriksaan kepala (mata: anemia? Ikterik? THT: discharge?)
masalah klinik pasien Pemeriksaan thorax ( cor: adakah kelainan pada jantung, pulmo:
adakah kelainan pada pulmo)
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
302
96. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Peserta memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan menderita suatu radang pada kelejar keringat, memberitahukan
(tindakan) informed consent yang jelas, tatalaksana berikutnya dan prognosis
proteksi diri (sepsis asepsis) Pengobatan berdasarkan criteria Hurley
Terapi akut:
r/ amoxicillin 3x 500 mg
r/ metyl prednisolon 1x 1 tab
menganjurkan kepada penderita untuk mengurangi factor risiko
seperti merokok, menurunkan BB, serta agar penderita tidak
berpakaian ketat
97. Perilaku profesional Peserta ujian 1 3x1
memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
303
pemeriksaan menggunakan -Periksa tanda vital
sarung tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan status generalis
pemeriksaan fisik sesuai - status lokalis
masalah klinik pasien
198. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Hiperpigmentasi paska trauma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
199. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
98. Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - krim yang mengandung hidrokinon,asam retinoat 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
99. Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
diri dan meminta izin secara - salam dan perkenalkan diri
lisan dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
304
informasi yang relevan, - kualitas
adekuat, dan akurat - kuantitas
- gejala klinis
- riwayat trauma
201. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah -Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan -Periksa tanda vital
sarung tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan status generalis
pemeriksaan fisik sesuai - status lokalis
masalah klinik pasien
202. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Hiperpigmentasi paska trauma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
203. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
100. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - krim yang mengandung hidrokinon,asam retinoat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
101. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara - salam dan perkenalkan diri
lisan dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
305
SISTEM ____INTEGUMEN________________________________ PENYAKIT_________LUKA AKIBAT BAHAN KIMIA________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
204. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 13. Peserta mengucapkan salam, memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan 14. Peserta menanyakan identitas pasien
penyakitnya dengan 15. Peserta menanyakan keluhan pasien
pertanyaan-pertanyaan yang 16. Peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang
sesuai untuk mendapatkan Kapan terjadi trauma?
informasi yang relevan, Bagaimana mekanisme trauma?
adekuat, dan akurat Apa bahan yang menyebabkan luka?
Apakah pasien merasa kulit gatal?
Apakah pasien merasa kulit mengelupas?
Apakah pasien merasa kulit kemerahan?
Apakah pasien merasa kulit melepuh?
Apakah pasien merasa kulit berwarna gelap?
Apakah pasien merasa nyeri?
Apakah pasien merasa kulit seperti terbakar?
Apakah pasien merasa kulit bernanah?
17. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM, hipertensi
18. Peserta menanyakan riwayat social ekonomi
205. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 13. Pemeriksaan tanda-tanda vital 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 14. Pemeriksaan status generalis secara singkat
pemeriksaan menggunakan 15. Pemeriksaan status lokalis
sarung tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
16. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 3. Peserta mendiagnosis pasien dengan luka akibat bahan kimia 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
306
17. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami luka akibat bahan kimia serta memberitahukan tatalaksana
dengan menerapkan salah satu yang akan dilakukan dan prognosis
prinsip berikut:
102. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Melepaskan bahan kimia yang terkena pada bagian tubuh dengan cara 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan irigasi
(tindakan) informed consent yang jelas, Perawatan luka wound toilet, salep antibiotic, balut luka
proteksi diri (sepsis asepsis) Rujuk Sp BP
103. Perilaku Peserta ujian Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus dirujuk ke 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan doker spesialis bedah plastic untuk penatalaksaan lebih lanjut.
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
307
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama :
2. onset :
3.kronologis : penyebab bahan kimia nya apa
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
Fundamental 4
1.RPK
2.RPD
3.sosial ekonomi
208. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Luka bakar karena bahan kimia .... berapa % dari seluruh total tubuh 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
308
209. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan ke pasien bahwa luka bakar akibat bahan kimia 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Perlu pengawasan dan perawaan yang intensif untuk penyembuhan luka
dengan menerapkan salah satu bakar ini
prinsip berikut: Perlu dirujuk ke rumah sakit
104. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Informedconsen 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Proteksi diri handscon
(tindakan) informed consent yang jelas, Buka pakaian penderita, beri air mengalir selama 20-30 menit
proteksi diri (sepsis asepsis) menggunakan NaCl untuk bahan kimia yang korosif/gliserin untuk
bahan kimia fenol
Luka ditutup dengan perban/kain kering yang tidak melekat pada
luka
Berikan analgetik, antibiotik
Cegah kontraktur dan perlekatan jari tangan
Hitung pemberian cairan dengan formula baxter dengan rumus
4ccxBBx luas luka bakar,berikan 50% dari total cairan pada 8 jam
pertama, dan sisanya pada 16 jam berikutnya
Kemudian rujuk ke spesialis bedah
105. Perilaku Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3
profesional memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
309
210. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Nama : 1 3x1
untuk menceritakan Jenis kelamin :
penyakitnya dengan Usia :
pertanyaan-pertanyaan yang Agama :
sesuai untuk mendapatkan Pendidikan terakhir :
informasi yang relevan, Pekerjaan :
adekuat, dan akurat Suku bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama :
2. onset :
3.kronologis :
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
Fundamental 4
1.RPK
2.RPD
3.sosial ekonomi
310
pemeriksaan fisik sesuai Circulation hitung nadi,tensi
masalah klinik pasien Disability apakah terdapat fraktur,kontraktur
Exposure luka bakar yang terkena mana saja,derajat luka bakar
Dicari luka masuk dan luka keluar,luka masuk adalah luka berbentuk
lubang kecil dan yang paling parah
Status lokalis luka bakar yang terkena dan hitung jumlah luka bakar berapa
%
212. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Luka bakar derajat 3B karena sengatan listrik .... berapa % dari seluruh total 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis tubuh
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
213. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan ke pasien bahwa luka bakar akibat sengatan listrik merupakan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi luka bakar yang berbahaya
dengan menerapkan salah satu Komplikasinya meskipun tidak muncul sekarang, dapat muncul beberapa
prinsip berikut: hari,karena listrik mengenai organ2 dalam seperti jantung
Perlu pemeriksaan penunjang seperti EKG untuk mengetahui kondisi organ
dalam yang terkena
Perlu pengawasan dan perawaan yang intensif untuk penyembuhan luka
bakar ini
Perlu dirujuk ke rumah sakit
106. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Informedconsen 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Proteksi diri handscon
(tindakan) informed consent yang jelas, Jika masih didaerah sumber listrik , matikan sumber listrik
proteksi diri (sepsis asepsis) Gunakan selimut basah pada luka bakar, selimut dibasahi dengan
air/NaCl
Berikan analgetik, antibiotik
Cegah kontraktur dan perlekatan jari tangan
Hitung pemberian cairan dengan formula baxter dengan rumus
4ccxBBx luas luka bakar,berikan 50% dari total cairan pada 8 jam
pertama, dan sisanya pada 16 jam berikutnya
Kemudian rujuk ke spesialis bedah
311
107. Perilaku Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3
profesional memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : CUTANEUS LARVA MIGRAN
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
214. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal biasanya timbul pada daerah bokong, tangan, kaki. Lesi
informasi yang relevan, kemerahan, bentuk seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok,
adekuat, dan akurat menimbul. Rasa gatal disertai panas lebih hebat pada malam hari.
Kualitas: gatal terus-menerus, lebih gatal pada malam hari.
Kuantitas: dapat ringan-berat.
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles.
Gejala penyerta: rasa panas.
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini? riwayat atopi? riwayat
alergi obat?
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
215. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
312
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam melakukan Keadaan umum : baik
pemeriksaan fisik sesuai Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
313
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
Predileksi: daerah tungkai, plantar, bokong, tangan, anus, paha, juga bagian
tubuh mana saja yang sering kontak dengan tempat larva berada.
UKK: Lesi kemerahan. Bentuk linier seperti benang yang lurus atau
berkelok-kelok, polisiklik, serpiginosa. Menimbul dengan diameter 2-3
mm, membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa cm,
dan terdapat papul ertematosa atau vesikel diatasnya.
216. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: diagnosis cutaneus larva migran ditegakkan berdasarkan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis anamnesis dan gambaran klinisnya yang khas.
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis banding:
- Skabies
- Dermatofitosis
- Insect bite
- Herpes zozter stadium permulaan
217. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah satu diderita.
prinsip berikut: - Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
314
108. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Oral: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Thiabendazol 50 mg/KgBB/hari 2x1 selama 2 hari, dosis max 3 gr/hari.
(tindakan) informed consent yang jelas, Efek samping pusing, mual, muntah.
proteksi diri (sepsis asepsis) Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari.
- Topikal:
Semprot chlorethyl, nitrogen (N2) cair sepanjang lesi.
Cryotherapy dengan CO2 snow (dry ice) dengan penekanan selama 45
menit-1 jam, 2 hari berturut-turut.
Albendazol 2% oles 2xsehari.
109. Perilaku Peserta ujian - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri.
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
PITIARIASIS ROSEA 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama? 1 3x1
untuk menceritakan Contoh:jerawat
penyakitnya dengan Sejak kapan?
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi?
sesuai untuk mendapatkan Contoh: pipi dahi
informasi yang relevan, Gatal atu tidak?
adekuat, dan akurat Semakin parah atau tidak?
Setelah makan makanan laut?
Sudah diobati apa belum?
Bekurang dengan istirahat?
315
RPK:Ada anggota kelurga yg seperti ini ?
RPD:pernah sakit seperti ini?penyakit yang lain?
Ada alergi?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Umum 3x1
tangan sebelum dan setelah a. Keadaan umum :baik
pemeriksaan menggunakan Kesadaran :composmentis
sarung tangan dalam b. Tanda-tanda vital
melakukan pemeriksaan fisik TD :
sesuai masalah klinik pasien Nadi :
Respirasi :
Suhu :
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesosefal
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sclera ikterik -/-
Hidung : discharge -/-
Telinga : discharge -/-
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Leher : Pembesaran nnll -/-
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen: tampak datar, venektasi -, bising usus + normal, timpani, pekak sisi +
normal, pekak alih, area troube timpani, supel, hepar tak teraba, lien tak teraba,
nyeri tekan -, nyeri ketok costovertebral –
316
Status Lokalis:
Kulit berminyak, komedo,papul bentu jaringan parut.
Kista (-)
Extremitas
Edema (-)/(-) (-)/(-)
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan motoric 5/5 5/5
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Acne vulgaris ringan 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan -Menyapa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi -Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya.
dengan menerapkan salah -mengindari factor pencetus seperti stress, makanan berlemak, dan untuk hidup
satu prinsip berikut: sehat berolahraga
pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan
perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore dan
bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit karena reaksi
kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang normal.
Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa mengurangi dan mengontrol
aknenya dan bukan menyembuhkannya.
Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi.
Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek samping.
92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Non farmakologis; edukasi 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 1) Perawatan di muka
(tindakan) informed consent yang jelas, Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan pemakaian
proteksi diri (sepsis asepsis) sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne bertambah hebat
(akne venenata).
Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan bertambah
hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka hanya
317
menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak mempengaruhi
lemak yang ada di dalam folikel.
2) Perawatan kulit kepala dan rambut
Seperti halnya membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak
berpengaruh terhadap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe dan
dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne, penyelidikan
Plewig dan Kligman gagal membuktikan hal itu. Pemakaian sampo yang
mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe, sebaiknya dilarang sebab
dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat kumat kembali dalam beberapa
minggu.
3) Kosmetika dan bahan-bahan lain
Bahan-bahn yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne.
Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit
penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian
kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak
berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).
4) Diet
Menurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak
penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.
5) Emosi dan faktor psikosomatik
Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat
menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula dianjurkan
untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne, sebab dapat
menyebabkan keadaan yang disebut “ akne mekanika”.Farmakologis
Topical: komedolitik/keratolitik
Contoh:tretinoin
318
SISTEM ________Intergumen_______________________________________ PENYAKIT ___dermatitis perioral______________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
218. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 19. Peserta menanyakan identitas 1 3x1
untuk menceritakan 20. Peserta menanyakan keluhan utama benjolan kemerahan)
penyakitnya dengan 21. Peserta menanyakan letak (mulut, hidung, sekitar mata)
pertanyaan-pertanyaan yang 22. Peserta menanyakan onset?
sesuai untuk mendapatkan 23. Peserta menanyakan gatal? Adanya rasa panas?
informasi yang relevan, 24. Peserta menanyakan apakah menggangggu aktivitas?
adekuat, dan akurat 25. Peserta menanyakan apakah sudah pernah diobati? Sembuh atau tidak
atau kambuh lagi?
26. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu. Apakah pasien
menggunakan kortikosteroid topikal dalam jangka lama?
219. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 9. Peserta melakukan inform consent kepada pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 10. Peserta melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 11. Peserta melakukan pemeriksaan status generalis
sarung tangan dalam KU, Tanda Vital (termasuk berat badan dan tinggi badan)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan kepala (mata: anemia? Ikterik? THT: discharge?)
sesuai masalah klinik pasien Pemeriksaan thorax ( cor: adakah kelainan pada jantung, pulmo:
adakah kelainan pada pulmo)
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
319
Warna: merah? Sama dengan kulit sekitar?
Discharge?
Pa: hangat? Sama dengan kulit sekitar?
220. Menentukan Peserta ujian dapat Peserta mendiagnosis dengan dermatitis perioral 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Peserta mendiagnosis rosaea, acne, dermatitis seboroik
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara
lengkap
221. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah
satu prinsip berikut:
14.
110. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Peserta memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan menderita suatu radang pada kelejar keringat, memberitahukan
(tindakan) informed consent yang jelas, tatalaksana berikutnya dan prognosis
proteksi diri (sepsis asepsis) Terapi akut:
r/ tetrasiklin 2x 1 tab
atau doksisiklin 100mg/ hari
menganjurka penderita agar menghentikan pemakaian kortikostreroid
topikal
111. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
DERMATITIS SEBOROIK 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
320
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama? 1 3x1
untuk menceritakan Contoh:kemerahan
penyakitnya dengan Sejak kapan?
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi?
sesuai untuk mendapatkan Contoh: kulit kepala, alis, bulu mata, dada, ketiak,lipatan paha
informasi yang relevan, Gatal atu tidak?
adekuat, dan akurat Semakin parah atau tidak?
Setelah makan makanan laut?ganti popok?ganti bedak?
Sudah diobati apa belum?
Bekurang dengan istirahat?
RPK:Ada anggota kelurga yg seperti ini ?
RPD:pernah sakit seperti ini?penyakit yang lain?
321
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen: tampak datar, venektasi -, bising usus + normal, timpani, pekak sisi +
normal, pekak alih, area troube timpani, supel, hepar tak teraba, lien tak teraba,
nyeri tekan -, nyeri ketok costovertebral –
Status Lokalis:
Kulit kepala di daerah ftontal dan parietal ditutupi krusta berminyak dan
tebal.tampak fisura.rambut tidak rontok.
Terdapat eritema dan diatasnya dilapisi skuama berminyak
Extremitas
Edema (-)/(-) (-)/(-)
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan motoric 5/5 5/5
Pemeriksaan KOH;negative, tidak ada hifa atau blastokonidia
Pemeriksaan lampu wood; negatif
322
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan - antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Vitamin B kompleks
(tindakan) informed consent yang jelas, Kortikosteroid oral
proteksi diri (sepsis asepsis)
323
pemeriksaan menggunakan Terdapat gambaran hiperpigmentasi coklat kemerahan di daerah lipat
sarung tangan dalam kulit dengan batas tegas dan terdapat likenifikasi
melakukan pemeriksaan fisik Nyeri tekan(-)
sesuai masalah klinik pasien Pemeriksaan penunjang:
Pengambilan sampel kerokan kulit untuk pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan lampu wood:
225. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kulit
satu prinsip berikut: Pemakaian sabun antiseptik
324
112. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pemakaian sabun antiseptic 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Pengangkatan likenifikasi
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
113. Perilaku Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan dan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan jujur
melakukan poin di bawah ini Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
lengkap sebagai berikut:
325
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
227. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran papul dan pustule di daerah berambut dengan lesi
pemeriksaan menggunakan pada folikel rambut
sarung tangan dalam Terdapat gambaran kerontokan pada daerah berambut yang terkena lesi
melakukan pemeriksaan fisik Terdapat gambaran krusta berwarna kekuningan
sesuai masalah klinik pasien Nyeri tekan(+)
Pemeriksaan penunjang:
Darah rutin( leukositosis)
Pengambilan sampel pus untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur(
gambaran bulat bergerombol gram negatif)
228. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan folikulitis
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara DD:
lengkap Skabies
Tinea
Impetigo
Acne vulgaris
Combustion
Dermatitis atopic
herpes
Pediculosis
Stapilococcal scalded skin syndrome
Terapi:
Analgetik
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan terapi spesifik bila hasil kultur sudah
ada
Antibiotik topical
326
229. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kulit
satu prinsip berikut: Pemakaian sabun antiseptik
114. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pemakaian sabun antiseptic 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Mencukur rambut di daerah yang terkena untuk pemakaian antibiotic
(tindakan) informed consent yang jelas, topikal
proteksi diri (sepsis asepsis)
115. Perilaku Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan dan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan jujur
melakukan poin di bawah ini Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
lengkap sebagai berikut:
327
Apakah benjolan terasa sakit: ya
Apakah disekitar benjolan terdapat pembengkakan? Ya
Apakah benjolan semakin lama semakin besar hingga bernanah? ya
Apakah pasien mengalami demam?
Apakah kelluhan terjadi lama atau timbul berulang?ya
Apakah pasien memiliki riwayat alergi? Tidak
Apakah ada riwayat luka atau infeksi pada dareah yang terkena? Ya
Apakah ada riwayat kontak dengan orang lain yang sakit seperti ini? Ya
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
231. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran [papul dan pustule baik bergerombol
pemeriksaan menggunakan (karbunkel)atau tidak(furunkel) dengan daerah sekitar kemerahan
sarung tangan dalam Nyeri tekan(+)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang:
sesuai masalah klinik pasien Darah rutin( leukoitosis)
Pengambilan sampel pus untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur
232. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD:
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Furunkel (tunggal)\
lengkap Kabunkel(berkelompok)
Terapi:
Analgetik
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan terapi spesifik bila hasil kultur sudah
ada
233. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah Meminta pasien untuk menjaga kebersihan
satu prinsip berikut:
328
116. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Insisi dan drainase abses 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
117. Perilaku Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan jujur
dan melakukan poin di Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
329
Apakah pasien mengalami demam?Tidak
Apakah kelluhan terjadi lama atau timbul berulang?ya
Apakah pasien memiliki riwayat alergi? Tidak
Apakah ada riwayat luka atau infeksi pada dareah yang terkena? Ya
Apakah ada riwayat kontak dengan orang lain yang sakit seperti ini? Ya
Apakah pasien memiliki riwayat kencing manis? Ya
Apakah memiliki riwayat imunodefisiensi? Tidak
235. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital( Normal) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Terdapat gambaran bulla bergelomboldengan tepi meninggi dan ulcus
pemeriksaan menggunakan tertutup krusta berwarna kekuningan
sarung tangan dalam Nyeri tekan(+)
melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang:
sesuai masalah klinik pasien Darah rutin( leukositosis)
Pengambilan sampel pus untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur(
gambaran bulat bergerombol gram negatif)
236. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Impetigo bulosa
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara DD:
lengkap Skabies
Tinea
Combustion
Dermatitis atopic
Erpes
Pediculosis
Stapilococcal scalded skin syndrome
Terapi:
Analgetik
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan terapi spesifik bila hasil kultur sudah
ada
Antibiotik topical
330
237. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada kulit 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur
dengan menerapkan salah Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kulit
satu prinsip berikut:
118. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pengangkatan krusta 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
119. Perilaku Peserta ujian Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan menceritakan kondisinya
meminta izin secara lisan Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan jujur
dan melakukan poin di Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : FILARIASIS
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
238. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama: tungkai kaki membesar 1 3x1
untuk menceritakan Onset: kronik
penyakitnya dengan Kronologis: Manisfestasi kronis filariasis jarang terlihat sebelum usia lebih dari
pertanyaan-pertanyaan yang 15 tahun dan hanya sebagian kecil dari populasi yang terinfeksi mengalami
sesuai untuk mendapatkan stadium ini. Hidrokel, limfedema, elephantiasis tungkai bawah, lengan atau
informasi yang relevan, skrotum, kiluria adalah manifestasi utama dari filariasis kronik.
adekuat, dan akurat
331
Hidrokel merupakan pembesaran testis akibat terkumpulnya cairan limfe dalam
tunika vaginalis testis. Kelainan ini disebabkan oleh W. bancrofti dan
merupakan manifestasi kronis yang paling sering ditemukan pada infeksi
filariasis. Pada daerah endemik, 40-60% laki-laki dewasa memiliki hidrokel
Cairan yang terkumpul biasanya bening. Uji transluminasi dapat membantu
menegakkan diagnosis.
332
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal,
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-, pembesaran kel.getah bening
retroaurikula (+)
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial
(-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-)
333
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar getah bening inguinal (+), nyeri tekan (-)
Genitalia : Hidrokel (+),
Extremitas
SUPor INFor
Limfedema -/- +/+
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Ujud Kelainan Kulit :
Regio : ekstremitas inferior
Hyperkeratosis (+), hipotrikosis atau hipertrikosis,ulkus kronik (+), nodul
dermal dan subepidermal (+), peau d’ orange (+)
240. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: elefantiasis 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara - Limfangitis bacterial
lengkap - Limfogranuloma inguinale
- Limfangitis tuberculosis
241. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diderita pasien.
dengan menerapkan salah - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan yang
satu prinsip berikut: akan dilakukan
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa hygene dan sanitasi yang baik
dapat membantu mencegah dan mempercepat proses penyembuhan penyakit
334
120. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Diethylcarbamazine citrate 6mg/kgBB untuk 12 hari atau 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Ivermectin dosis tunggal 200 atau 400 mikrogram/kgBB atau
(tindakan) informed consent yang jelas, - Albendazol dosis tunggal 400 mg dikombinasi dengan diethylcarbamazine
proteksi diri (sepsis asepsis) citrate atau ivermectin
- Menjaga kebersihan hygiene dan sanitasi
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : TINEA PEDIS
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
242. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal biasanya timbul pada sela-sela jari kaki dan telapak kaki,
informasi yang relevan, makin lama makin meluas, makin gatal, hingga dapat terjadi infeksi sekunder.
adekuat, dan akurat Kualitas: gatal terus-menerus
335
Kuantitas: dapat ringan-berat
Faktor yang memperberat: kelembaban
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles
Gejala penyerta: pada kasus yang berat atau kronis dapat terjadi infeksi
sekunder, kulit kering, pecah-pecah
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini, riwayat atopi? riwayat alergi
obat? riwayat sering memakai sepatu tertutup? Riwayat perawatan kaki yang
buruk?
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
243. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik yang 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
336
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial
(-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
d. Tinea pedis interdigitalis: maserasi skuamasi, erosi celah jari, infeksi
sekunder, fisura dilingkari sisik halus dan tipis, kulit putih dan rapuh.
Predileksi: diantara sela jari kaki IV-V.
e. Tinea pedis hiperkeratotik: penebalan kulit, sisik, kering, hiperkeratosis
hebat, keras, fisura dalam, nyeri karena kulit pecah. Predileksi telapak kaki
lateral.
337
f. Tinea pedis vesikobulosa: vesikel, bula, basah, kotor, bau amis, gatal hebat,
terkadang deep vesikel, vesikel pecah terjadi erosi lalu skuama basah atau
kotor dapat mengakibatkan infeksi sekunder. Predileksi sela jari kaki,
punggung kaki, telapak kaki.
244. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: diagnosis tinea pedis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan pemeriksaan fisik.
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Diagnosis banding:
lengkap - Dermatitis kontak alergi
- Dermatitis kontak iritan
- Skabies
- Psoriasis pustulosa
245. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah diderita.
satu prinsip berikut - Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
122. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Oral: ketokonazol 2x200 mg 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Topikal:
(tindakan) informed consent yang jelas, Ketokonazol krim oles 2x1
proteksi diri (sepsis asepsis) Bedak gatal
Sapoviridis (sabun kaki)
123. Perilaku Peserta ujian - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri.
dan melakukan poin di - Memperhatikan kenyamanan pasien.
bawah ini lengkap sebagai - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
berikut:
338
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : PITIRIASIS VESIKOLOR
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
246. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut-kronik residif
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal dapat timbul pada seluruh tubuh, bercak hipopigmentasi,
informasi yang relevan, putih bersisik halus bentuk folikuler atau konfluens, gatal terutama bila
adekuat, dan akurat berkeringat
Kualitas: gatal bila berkeringat
Kuantitas: dapat ringan-berat
Faktor yang memperberat: keringat (kelembaban)
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles
Gejala penyerta: -
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini? riwayat atopi? riwayat
alergi obat?
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
247. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam melakukan Keadaan umum : baik
pemeriksaan fisik sesuai Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
339
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
340
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
Makula hipopigmentasi berwarna putih dengan skuama halus bentuk
folikuler atau konfluens.
Bila lokasi pada daerah tertutup, lesi berwarna coklat atau hitam (PV nigra).
Pada orang asing, lesi berwarna kemerahan (eritema).
248. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: diagnosis pitiriasis vesikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis, 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis gambaran klinis, pemeriksaan penunjang flouresensi, dan sediaan langsung.
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis banding:
- Vitiligo
- Hipopigmentasi sekunder
- Dermatitis seboroik
- Eritrasma
- Sifilis stadium II
- Morbus Hansen
- Achromia parasitik dari Pardo-Castello dan Dominiquez
- Pitiriasis alba
249. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah satu diderita.
prinsip berikut: - Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis.
- Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
- Menjelaskan bahwa kulit yang sembuh tetap hipopigmentasi → pajankan
sinar matahari kurang dari jam 10.00
341
124. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Oral: ketokonazol 1x200 mg selama 10 hari 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Topikal:
(tindakan) informed consent yang jelas, Salep whietfield
proteksi diri (sepsis asepsis) Larutan thiosulfat natricus 25% dapat dioles 2xsehari sehabis mandi
selama 2 minggu.
Undecylic acid
Selenium sulfit dapat dipakai sebagai sampo 2-3 kali seminggu, obat
digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit, sebelum mandi.
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : KANDIDOSIS MUKOKUTAN RINGAN
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
250. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa. 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan Keluhan utama: gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset: akut-kronik
sesuai untuk mendapatkan Kronologis: gatal biasanya timbul pada daerah predileksi daerah oral, sudut
informasi yang relevan, mulut, vagina, penis, ketiak, inguinal, interdigital, lipat paha, lipat leher,
adekuat, dan akurat pusar. Lesi berbatas tegas, bersisik, gambaran seperti induk ayam dan anak-
anaknya.
Kualitas: gatal terus-menerus
Kuantitas: dapat ringan-berat
Faktor yang memperberat: kelembaban
Faktor yang memperingan: pemberian obat oles
342
Gejala penyerta: -
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini? riwayat atopi? riwayat
alergi obat?
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami/istri, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
251. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam melakukan Keadaan umum : baik
pemeriksaan fisik sesuai Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
343
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status lokalis
Predileksi: daerah oral, sudut mulut, vagina, penis, ketiak, inguinal,
interdigital, lipat paha, lipat leher, pusar
UKK: lesi berbatas tegas, tampak erosi, skuama mengelupas, khas lesi
satelit berupa vesikel-vesikel atau pustul-pustul atau bual dengan hen and
chicken pattern seperti gambaran induk ayam dan anak-anaknya.
252. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: diagnosis kandidosis mukokutan ringan ditegakkan berdasarkan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis anamnesis, gambaran klinis, dan sediaan langsung.
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis banding:
- Eritrasma
- Dermatitis intertriginosa
- Dermatofitosis (tinea)
344
253. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
dengan menerapkan salah satu diderita, yang terpenting adalah menghindari atau menghilangkan faktor
prinsip berikut predisposisi seperti kegemukan.
- Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis.
- Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk minum dan oles obat teratur.
- Menganjurkan pasien untuk kotrol bila tidak ada perbaikan.
126. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi seperti kegemukan. 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Oral:
(tindakan) informed consent yang jelas, Untuk kandidosis vaginalis: kotrimazol 500 mg per vaginam dosis
proteksi diri (sepsis asepsis) tunggal, sistemik ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau itrakonazol
2x200 mg dosis tunggal atau flukonazol 150 mg dosis tunggal.
Untuk kandidosis vulvovaginal: itrakonazol 2x100 mg selama 3 hari
- Topikal:
Larutan gentian violet ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, oles
sehari 2 kali selama 3 hari
Niststin krim, salep, emulsi
Amfoterisin B
Mikonazol krim 2% atau bedak
Klotrimazol 1% krim, bedak, larutan
Siklopiroksolamin 1% krim, larutan
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Atau antimikotik lain spektrum luas.
127. Perilaku Peserta ujian - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri.
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
345
SISTEM ____INTEGUMEN________________________________ PENYAKIT_________LUKA BAKAR DERAJAT 1 DAN 2________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
254. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 19. Peserta mengucapkan salam, memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan 20. Peserta menanyakan identitas pasien
penyakitnya dengan 21. Peserta menanyakan keluhan pasien
pertanyaan-pertanyaan yang 22. Peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang
sesuai untuk mendapatkan Kapan terjadi trauma terbakar?
informasi yang relevan, Bagaimana mekanisme trauma terbakar?
adekuat, dan akurat Apa penyebab luka bakar?
Apakah pasien merasa nyeri?
Apakah luka tampak kemerahan?
Apakah luka tampak bengkak ?
Apakah terdapat cairan di luka?Apakah ada yang pecah? Apakah kulit
bawah luka berwarna kemerahan atau pucat?
23. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM, hipertensi
24. Peserta menanyakan riwayat social ekonomi
255. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 18. ABC 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 19. Pemeriksaan tanda-tanda vital
pemeriksaan menggunakan 20. Pemeriksaan status generalis secara singkat
sarung tangan dalam melakukan 21. Pemeriksaan status lokalis (Rule of nine)
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
22. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 4. Peserta mendiagnosis pasien dengan luka bakar derajat 1 dan 2 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
23. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami luka bakar derajat 1 dan 2serta memberitahukan tatalaksana
yang akan dilakukan dan prognosis
346
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
128. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Resusitasi cairan rumus Baxter : 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan % luka bakar x BB x 4 cc
(tindakan) informed consent yang jelas, ½8 jam bertama, ½ 16 jam berikutnya
proteksi diri (sepsis asepsis) Perawatan luka wound toilet, salep antibiotic, balut luka jika luka
derajat 2
347
257. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 24. ABC 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 25. Pemeriksaan tanda-tanda vital
pemeriksaan menggunakan 26. Pemeriksaan status generalis secara singkat
sarung tangan dalam melakukan 27. Pemeriksaan status lokalis (Rule of nine)
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
28. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 5. Peserta mendiagnosis pasien dengan luka bakar derajat 3 dan 4 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
29. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami luka bakar derajat 3 dan 4serta memberitahukan tatalaksana
dengan menerapkan salah satu yang akan dilakukan dan prognosis
prinsip berikut:
130. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Resusitasi cairan rumus Baxter : 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan % luka bakar x BB x 4 cc
(tindakan) informed consent yang jelas, ½8 jam bertama, ½ 16 jam berikutnya
proteksi diri (sepsis asepsis) Perawatan luka wound toilet, salep antibiotic, balut luka
Rujuk Sp BP
131. Perilaku Peserta ujian Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus dirujuk ke 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan doker spesialis bedah plastic untuk penatalaksaan lebih lanjut.
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
SISTEM THT_______________________________________________
PENYAKIT ABSES BEZOLD__________________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
348
258. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Nama : 1 3x1
untuk menceritakan Jenis kelamin :
penyakitnya dengan Usia :
pertanyaan-pertanyaan yang Agama :
sesuai untuk mendapatkan Pendidikan terakhir :
informasi yang relevan, Pekerjaan :
adekuat, dan akurat Suku bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : rasa nyeri daerah mastoid, kesulitan saat menelan, suara
serak, kesulitan saat nafas, demam
2. onset :
3.kronologis : biasanya diakibatkan karena mastoiditis
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
Fundamental 4
1.RPK hipetensi, diabetes melitus
2.RPD pernah menderita otitis media, hipertensi, diabetes melitus, HIV
3.sosial ekonomi
349
sarung tangan dalam melakukan Kesadaran
pemeriksaan fisik sesuai Tekanan Darah
masalah klinik pasien Nadi :
Frekuensi nafas:
Suhu:
Hidung: apakah terdapat secret,deformitas hidung, pembesaran konka, nyeri
tekan,dan nyeri ketok sinus
Telinga: apakah terdapat secret, deformitas pada telinga kanan dan kiri,
nyeri tekan tragus, nyeri ketok mastoid, melihat membran timpani
Tenggorok : dilihat apakah terdapat faring hiperemis,tonsil hiperemis dan
pembesaran, detritus, kripte
Leher inspeksi apakah ada benjolan,perabaan
kenyal/keras,warna,nyeri,mobile, pada abses bezold terdapat benjolan pada
muskulus sternocledomastoideus
Tes rinne, scwabah, weber
133. Perilaku Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3
profesional memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
350
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
263. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan Tanda vital :
sarung tangan dalam melakukan TD : 100 /70
pemeriksaan fisik sesuai N : 83x/min
masalah klinik pasien RR : 23x/min
T : 36 C
Status Internus :
Lokasi pergelangan tangan kanan
Makula eritem, edema, papula, batas tegas dengan bentuk menyerupai
bekas plester.
Kepala : mesosefal
351
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, venektasi (-)
Au : BU (+) Normal
Pa : H/L tak teraba
Pe : timpani. PS (+) normal. PA (-)
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, patch test.
352
264. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dermatitis Kontak Alergi ec. bekas plester
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis Atopik
353
266. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Sejak kapan? 1 3x1
untuk menceritakan Lokasi gatal dimana saja? satu tempat atau banyak tempat?
penyakitnya dengan Bertambah gatal jika apa?
pertanyaan-pertanyaan yang Sebelumnya apakah ada kontak dengan bahan yang membuat gatal?
sesuai untuk mendapatkan Selain gatal, apakah juga terasa perih atau panas?
informasi yang relevan, Sudah dikasih apa saja? berkurang atau tidak?
adekuat, dan akurat Sebelumnya pernah seperti ini atau tidak?
Apakah memiliki riwayat alergi?
267. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan Tanda vital :
sarung tangan dalam melakukan TD : 100 /70
pemeriksaan fisik sesuai N : 83x/min
masalah klinik pasien RR : 23x/min
T : 36 C
Status Internus :
Lokasi pergelangan tangan kanan
Vesikel, bula, eskoriasi
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
354
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, venektasi (-)
Au : BU (+) Normal
Pa : H/L tak teraba
Pe : timpani. PS (+) normal. PA (-)
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, patch test.
268. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dermatitis Kontak Iritan ec. sabun cuci deterjen
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
Dermatitis Kontak alergik
Dermatitis Atopik
355
136. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi Farmakologi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Difenhidramine 4 x 25 mg
(tindakan) informed consent yang jelas, Kompres dengan sol Permanganas Kalikus 1 ; 10.000
proteksi diri (sepsis asepsis)
Terapi Non Farmakologi
Menghindarkan dari kontak iritan tersebut
137. Perilaku Peserta ujian - Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan - Mengucapkan salam
meminta izin secara lisan dan - Memperkenalkan nama
melakukan poin di bawah ini - cuci tangan
lengkap sebagai berikut: - Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
356
pemeriksaan fisik sesuai - status lokalis
masalah klinik pasien
272. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Melasma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
273. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
138. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - krim yang mengandung hidrokinon,asam retinoat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
139. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara - salam dan perkenalkan diri
lisan dan melakukan poin di
bawah ini lengkap sebagai
berikut:
357
32. Peserta menanyakan apakah benjolan tersebut menggangggu
aktivitas?
33. Peserta menanyakan apakah sudah pernah diobati? Sembuh atau
tidak atau kambuh lagi?
34. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
35. Peserta menanyakan riwayat penyakit keluarga
36. Peserta menanyakan factor risiko, seperti merokok, obesitas
(ditanyakan BB/ dilakukan pengukuran TB, BB)
275. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 13. Peserta melakukan inform consent kepada pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 14. Peserta melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 15. Peserta melakukan pemeriksaan status generalis
sarung tangan dalam melakukan KU, Tanda Vital (termasuk berat badan dan tinggi badan)
pemeriksaan fisik sesuai Pemeriksaan kepala (mata: anemia? Ikterik? THT: discharge?)
masalah klinik pasien Pemeriksaan thorax ( cor: adakah kelainan pada jantung, pulmo:
adakah kelainan pada pulmo)
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
358
140. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Peserta memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan menderita suatu radang pada kelejar keringat, memberitahukan
(tindakan) informed consent yang jelas, tatalaksana berikutnya dan prognosis
proteksi diri (sepsis asepsis) Pengobatan berdasarkan criteria Hurley
Terapi akut:
r/ amoxicillin 3x 500 mg
r/ metyl prednisolon 1x 1 tab
menganjurkan kepada penderita untuk mengurangi factor risiko
seperti merokok, menurunkan BB, serta agar penderita tidak
berpakaian ketat
141. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
359
pemeriksaan menggunakan -Periksa tanda vital
sarung tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan status generalis
pemeriksaan fisik sesuai masalah - status lokalis
klinik pasien
280. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Hiperpigmentasi paska trauma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
281. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
142. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - krim yang mengandung hidrokinon,asam retinoat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
143. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan - salam dan perkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
360
- kualitas
- kuantitas
- gejala klinis
- riwayat trauma
283. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah -Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan -Periksa tanda vital
sarung tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan status generalis
pemeriksaan fisik sesuai masalah - status lokalis
klinik pasien
284. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Hiperpigmentasi paska trauma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
285. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
144. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - krim yang mengandung hidrokinon,asam retinoat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
145. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan - salam dan perkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
361
286. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 31. Peserta mengucapkan salam, memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya 32. Peserta menanyakan identitas pasien
dengan pertanyaan-pertanyaan 33. Peserta menanyakan keluhan pasien
yang sesuai untuk mendapatkan 34. Peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang
informasi yang relevan, adekuat, Kapan terjadi trauma?
dan akurat Bagaimana mekanisme trauma?
Apa bahan yang menyebabkan luka?
Apakah pasien merasa kulit gatal?
Apakah pasien merasa kulit mengelupas?
Apakah pasien merasa kulit kemerahan?
Apakah pasien merasa kulit melepuh?
Apakah pasien merasa kulit berwarna gelap?
Apakah pasien merasa nyeri?
Apakah pasien merasa kulit seperti terbakar?
Apakah pasien merasa kulit bernanah?
35. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
Riwayat DM, hipertensi
36. Peserta menanyakan riwayat social ekonomi
287. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 30. Pemeriksaan tanda-tanda vital 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 31. Pemeriksaan status generalis secara singkat
pemeriksaan menggunakan 32. Pemeriksaan status lokalis
sarung tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai masalah
klinik pasien
33. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 6. Peserta mendiagnosis pasien dengan luka akibat bahan kimia 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
34. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami luka akibat bahan kimia serta memberitahukan tatalaksana
dengan menerapkan salah satu yang akan dilakukan dan prognosis
prinsip berikut:
362
146. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Melepaskan bahan kimia yang terkena pada bagian tubuh dengan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan cara irigasi
(tindakan) informed consent yang jelas, Perawatan luka wound toilet, salep antibiotic, balut luka
proteksi diri (sepsis asepsis) Rujuk Sp BP
147. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus dirujuk ke 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan doker spesialis bedah plastic untuk penatalaksaan lebih lanjut.
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
363
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama :
2. onset :
3.kronologis : penyebab bahan kimia nya apa
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
Fundamental 4
1.RPK
2.RPD
3.sosial ekonomi
290. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Luka bakar karena bahan kimia .... berapa % dari seluruh total tubuh 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
291. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan ke pasien bahwa luka bakar akibat bahan kimia 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Perlu pengawasan dan perawaan yang intensif untuk penyembuhan luka
dengan menerapkan salah satu bakar ini
prinsip berikut: Perlu dirujuk ke rumah sakit
364
148. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Informedconsen 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Proteksi diri handscon
(tindakan) informed consent yang jelas, Buka pakaian penderita, beri air mengalir selama 20-30 menit
proteksi diri (sepsis asepsis) menggunakan NaCl untuk bahan kimia yang korosif/gliserin untuk
bahan kimia fenol
Luka ditutup dengan perban/kain kering yang tidak melekat pada luka
Berikan analgetik, antibiotik
Cegah kontraktur dan perlekatan jari tangan
Hitung pemberian cairan dengan formula baxter dengan rumus
4ccxBBx luas luka bakar,berikan 50% dari total cairan pada 8 jam
pertama, dan sisanya pada 16 jam berikutnya
Kemudian rujuk ke spesialis bedah
149. Perilaku Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1
profesional memeperkenalkan diri dan
membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut:
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
SISTEM INTEGUMENTAL _______________________________________________
PENYAKIT LUKA BAKAR AKIBAT SENGATAN LISTRIK__________________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
292. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Nama : 1 3x1
untuk menceritakan Jenis kelamin :
penyakitnya dengan Usia :
pertanyaan-pertanyaan yang Agama :
sesuai untuk mendapatkan Pendidikan terakhir :
informasi yang relevan, Pekerjaan :
adekuat, dan akurat
365
Suku bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama :
2. onset :
3.kronologis :
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
Fundamental 4
1.RPK
2.RPD
3.sosial ekonomi
366
294. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Luka bakar derajat 3B karena sengatan listrik .... berapa % dari seluruh total 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis tubuh
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
295. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan ke pasien bahwa luka bakar akibat sengatan listrik merupakan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi luka bakar yang berbahaya
dengan menerapkan salah satu Komplikasinya meskipun tidak muncul sekarang, dapat muncul beberapa
prinsip berikut hari,karena listrik mengenai organ2 dalam seperti jantung
Perlu pemeriksaan penunjang seperti EKG untuk mengetahui kondisi organ
dalam yang terkena
Perlu pengawasan dan perawaan yang intensif untuk penyembuhan luka
bakar ini
Perlu dirujuk ke rumah sakit
150. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Informedconsen 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Proteksi diri handscon
(tindakan) informed consent yang jelas, Jika masih didaerah sumber listrik , matikan sumber listrik
proteksi diri (sepsis asepsis) Gunakan selimut basah pada luka bakar, selimut dibasahi dengan
air/NaCl
Berikan analgetik, antibiotik
Cegah kontraktur dan perlekatan jari tangan
Hitung pemberian cairan dengan formula baxter dengan rumus
4ccxBBx luas luka bakar,berikan 50% dari total cairan pada 8 jam
pertama, dan sisanya pada 16 jam berikutnya
Kemudian rujuk ke spesialis bedah
151. Perilaku Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1
profesional memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
367
SISTEM ________Intergumen_______________________________________ PENYAKIT ___Miliaria_______________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
296. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 37. Peserta menanyakan identitas 1 3x1
untuk menceritakan 38. Peserta menanyakan keluhan utama (vesikel jernih)
penyakitnya dengan 39. Peserta menanyakan letak (leher, daerah lipatan)
pertanyaan-pertanyaan yang 40. Peserta menanyakan onset
sesuai untuk mendapatkan 41. Peserta menanyakan gatal? Demam?
informasi yang relevan, 42. Peserta menanyakan apakah menggangggu aktivitas?
adekuat, dan akurat 43. Peserta menanyakan apakah sudah pernah diobati? Sembuh atau tidak
atau kambuh lagi?
44. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
297. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 17. Peserta melakukan inform consent kepada pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 18. Peserta melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 19. Peserta melakukan pemeriksaan status generalis
sarung tangan dalam melakukan KU, Tanda Vital (termasuk berat badan dan tinggi badan)
pemeriksaan fisik sesuai Pemeriksaan kepala (mata: anemia? Ikterik? THT: discharge?)
masalah klinik pasien Pemeriksaan thorax ( cor: adakah kelainan pada jantung, pulmo:
adakah kelainan pada pulmo)
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
368
298. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Peserta mendiagnosis dengan miliaria 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Peserta mendiagnosis banding miliaria kristalina, miliaria rubra, miliaria
diagnosis banding bandingnya secara lengkap profunda
299. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
152. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Peserta memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan menderita suatu radang pada kelejar keringat, memberitahukan
(tindakan) informed consent yang jelas, tatalaksana berikutnya dan prognosis
proteksi diri (sepsis asepsis) Terapi akut:
r/ PCT 3x 500mg (jika demam)
r/ lotio faberi
r/ antihistamin; loratadine 1x1
menganjurkan kepada penderita dan keluarga untuk menjaga
kebersihan penderita dan lingkungan
menganjurkan agar pasien tidak berpakaian terlalu tebal
153. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
369
300. Anamne Peserta memfasilitasi pasien untuk Identitas (nama,usia, jenis kelamin,pekerjaan,pendidikan, agama) 1 3x1
sis menceritakan penyakitnya dengan Keluhan utama : kulit kepala gatal
pertanyaan-pertanyaan yang Onset : 7 bulan lalu
sesuai untuk mendapatkan Lokasi : daerah kulit kepala, gatal, rambut mudah patah dan mudah dicabut,
informasi yang relevan, adekuat, kebotakan (+) di sedikit tempat. Gatal dirasakan sering mncul saat pasien
dan akurat berkeringat sehabis beraktivitas.
Riwayat Penyakit dahulu
Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat atopi Tidak ada keluarga yang menderita asma maupun
dermatitis
RPK : Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
RSE : ekonomi cukup
370
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Dermatologis :
Lokasi : kulit kepala
Effloresensi : Makula hipopigmetasi, skuama halus diatasnya, menyebar dengan
ukuran yang bervariasi
371
SISTEM___ Integumen____________________________ PENYAKIT_______Tinea barbae________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBO SKOR
T MAKS
304. Anamne Peserta memfasilitasi pasien Identitas (nama,usia, jenis kelamin,pekerjaan,pendidikan, agama) 1 3x1
sis untuk menceritakan Keluhan utama : gatal di daerah jenggot
penyakitnya dengan Onset : 7 bulan lalu
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi : daerah jenggot, gatal, rambut jenggpot mudah patah dan mudah
sesuai untuk mendapatkan dicabut, Gatal dirasakan sering mncul saat pasien berkeringat sehabis beraktivitas.
informasi yang relevan, Riwayat Penyakit dahulu
adekuat, dan akurat Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat atopi Tidak ada keluarga yang menderita asma maupun dermatitis
RPK : Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
RSE : ekonomi cukup
372
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Dermatologis :
Lokasi : daerah jenggot
Effloresensi : eritema, papul dan skuama bervariasi ukurannya, ada gambaran
polisiklik dengan tepi aktif
373
SISTEM___ Integumen____________________________ PENYAKIT_______Tinea Fasialis________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBO SKOR
T MAKS
308. Anamne Peserta memfasilitasi pasien Identitas (nama,usia, jenis kelamin,pekerjaan,pendidikan, agama) 1 3x1
sis untuk menceritakan Keluhan utama : pipi kiri gatal
penyakitnya dengan Onset : 7 bulan lalu
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi : daerah pipi kiri karena tergaruk menyebar ke depan telinga
sesuai untuk mendapatkan Setelah itu muncul bintik bintik warnamerah yang kini menimbulkan bercak
informasi yang relevan, putih dengan permukaan yang rata di darah pipi kiri. Gatal dirasakan sering mncul
adekuat, dan akurat saat pasien berkeringat sehabis beraktivitas.
Riwayat Penyakit dahulu
Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat atopi Tidak ada keluarga yang menderita asma maupun dermatitis
RPK : Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
RSE : ekonomi cukup
374
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Dermatologis :
Lokasi : pipi kiri sampai telinga
Effloresensi : Makula hipopigmetasi, polisiklik dengan skuama halus
diatasnya,plakat, regio: pipi kiri, berbatas tegas , tepiaktif, sentral healing, papul dan
vesikel multiple yang menyebar dengan ukuran yang bervariasi
375
159. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : PEDIKULOSIS PUBIS
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
312. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama: gatal pada bagian tubuh yang ditumbuhi rambut kemaluan 1 3x1
untuk menceritakan Onset: akut
penyakitnya dengan Kronologis: gatal terjadi pada awitan akut, gatal dirasakan terutama pada bagian
pertanyaan-pertanyaan yang tubuh yang ditumbuhi rambut kemaluan yang dapat meluas sampai ke daerah
sesuai untuk mendapatkan abdomen dan dada, dapat dijumpai bercak-bercak warna abu-abu atau keniruan
informasi yang relevan, yang disebut sebagai macula serulae, dapat ditemukan bercak-bercak hitam
adekuat, dan akurat yang tampak jelas pada celana dalam warna putih (black dot), kadang dapat
dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional.
Kualitas: -
Kuantitas: gatal tejadi pada bagian tubuh yang ditumbuhi rambut kemaluan
yang dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada
Faktor yang memperberat: hygiene yang buruk
Faktor yang memperingan: hygiene yang baik
Gejala penyerta: dapat dijumpai bercak-bercak warna abu-abu atau keniruan
yang disebut sebagai macula serulae, dapat ditemukan bercak-bercak hitam
yang tampak jelas pada celana dalam warna putih (black dot), kadang dapat
dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional.
313. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik yang 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
376
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : Baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal,
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-, pembesaran kel.getah bening
retroaurikula (+)
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial
(-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
377
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-), pembesaran kelenjar getah bening inguinal
(+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar getah bening inguinal (+), nyeri tekan (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Ujud Kelainan Kulit :
Regio : cruris
Macula serulae (+), black dot (+), krusta (+)
314. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: Pedikulosis pubis 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara - Dermatitis seboroika
lengkap - Dermatomikosis
315. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diderita pasien.
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan yang
prinsip berikut: akan dilakukan
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa hygene dan sanitasi yang baik
dapat membantu mencegah dan mempercepat proses penyembuhan penyakit
378
160. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Gama benzene heksaklorida (gameksan) 1% topical dioleskan dan didiamkan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan selama 24 jam, jika belum sembuh pengobatan diulangi 4 hari kemudian atau
(tindakan) informed consent yang jelas, - Benzil benzoate 25% dioleskan dan didiamkan selama 24 jam, jika belum
proteksi diri (sepsis asepsis) sembuh pengobatan diulangi 4 hari kemudian emultion topical
- Mencukur rambut kemaluan
- Pakaian dalam direbus atau diseterika
- Mitra seksual harus diperiksakan dan jika perlu diobati
- Menjaga kebersihan hygiene dan sanitasi
PITIARIASIS ROSEA 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama? 1 3x1
untuk menceritakan Contoh:kemerahan, sisik halus
penyakitnya dengan Sejak kapan?
pertanyaan-pertanyaan yang Lokasi?
sesuai untuk mendapatkan Contoh: badan, lengan, paha atas
informasi yang relevan, Gatal atu tidak?
adekuat, dan akurat Semakin parah atau tidak?
Pagi hari?
Setelah makan makanan laut?
Sudah diobati apa belum?
379
Bekurang dengan istirahat?
RPK:Ada anggota kelurga yg seperti ini ?
RPD:pernah sakit seperti ini?penyakit yang lain?
Ada alergi?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Umum 3x1
tangan sebelum dan setelah a. Keadaan umum :baik
pemeriksaan menggunakan Kesadaran :composmentis
sarung tangan dalam b. Tanda-tanda vital
melakukan pemeriksaan fisik TD :
sesuai masalah klinik pasien Nadi :
Respirasi :
Suhu :
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesosefal
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sclera ikterik -/-
Hidung : discharge -/-
Telinga : discharge -/-
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Leher : Pembesaran nnll -/-
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
380
Abdomen: tampak datar, venektasi -, bising usus + normal, timpani, pekak sisi +
normal, pekak alih, area troube timpani, supel, hepar tak teraba, lien tak teraba,
nyeri tekan -, nyeri ketok costovertebral –
Status Lokalis:
Lesi di badan, solitary,berbentuk oval, dan anular, diameter 3cm, ruam terdiri
atas eritema dan skuama halus di pinggir.
Extremitas
Edema (-)/(-) (-)/(-)
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan motoric 5/5 5/5
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Pitiriasis Rosea 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan
diagnosis bandingnya secara
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan -Menyapa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi -Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya.
dengan menerapkan salah satu -untuk dilakukan terapi agar penyembuhanya maksimal. Karena penyakit ini
prinsip berikut: cenderung kronik dan sering kambuh.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan Topical: bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 1% 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Antihistamin (bila sangat gatal)
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
381
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
316. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Sejak kapan? 1 3x1
untuk menceritakan Gatal – gatal hanya di tempat tertentu atau seluruh badan?
penyakitnya dengan Jika berkeringat bertambah gatal atau tidak?
pertanyaan-pertanyaan yang Apakah selain gatal juga disertai bengkak?
sesuai untuk mendapatkan Apakah selain itu ada mual, muntah ?
informasi yang relevan, Apakah memiliki alergi terhadap obat – obatan?
adekuat, dan akurat Alergi terhadap makanan tertentu?
Apakah sebelumnya digigit serangga atau hewan?
Bagian tubuh mana yang digigit serangga?
317. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan Tanda vital :
sarung tangan dalam TD : 120 /70
melakukan pemeriksaan fisik N : 83x/min
sesuai masalah klinik pasien RR : 23x/min
T : 36 C
Status Lokalis :
Kulit ekstremitas superior dan inferior
UKK : macula hiperemis, papular, edema setempat, urtikaria
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra anemis
(-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
382
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, Venekstasi (-)
Au : BU (+) Normal
Pa : H/L tak teraba
Pe : timpani, PS (+) Normal, PA (-)
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin, diff count, prick test
318. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Reaksi Akibat gigitan serangga
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Diagnosa Banding :
lengkap Urtikaria
383
319. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Mengucapkan salam
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit pasien ini adalah suatu
prinsip berikut: reaksi kulit terhadap gigitan serangga, menganjurkan kepada pasien
agar menggunakan repellent dan menggunakan baju lengan panjang
untuk menghindari gigitan serangga
SISTEM : INTEGUMEN
PENYAKIT : SCABIES
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
320. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama: gatal kulit 1 3x1
untuk menceritakan Onset: akut
penyakitnya dengan Kronologis: gatal terjadi pada awitan akut, gatal terutama dirasakan pada
pertanyaan-pertanyaan yang malam hari (pruritus nokturna), menyerang pada sekelompok manusia dimana
sesuai untuk mendapatkan seluruh anggota keluarga dapat terkena penyakit ini, terdapat terowongan
384
informasi yang relevan, (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksiwarna putih/keabu-abuan bentuk
adekuat, dan akurat garis lurus atau berkelok,rata-rata panjang 1 cm dan pada ujung terowongan
ditemukan papul/vesikel. Dapat ditemukan stadium hidup dari tungau
Kualitas: -
Kuantitas: gatal tejadi terutama pada bagian tubuh sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
areola mammae (wanita), umbilicus, pantat, genitalia eksterna (laki-laki), dan
perut bagian bawah
Faktor yang memperberat: hygiene yang buruk
Faktor yang memperingan: hygiene yang baik
Gejala penyerta: pruritus nokturna, kanalikulus, menyerang sekelompok
manusia, terdapat tungau stadium hidup pada area yang gatal
321. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam Keadaan umum : Baik
melakukan pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
sesuai masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal,
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-, pembesaran kel.getah bening
retroaurikula (+)
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
385
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial
(-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-), pembesaran kelenjar getah bening
inguinal (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar getah bening inguinal (+), nyeri tekan (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Ujud Kelainan Kulit :
Regio : manus, art.cubiti, aksila, areola mammae (perempuan), umbilicus,
glutea, genitalia eksterna (laki-laki)
386
Kanalikulus (+), papule (+) vesikel (+) pada ujung kanalikulus, jiks timbul
infeksi sekunder : pustule (+), ekskoriasi (+), erosi (+), krusta (+)
322. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: Skabies 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara - Prurigo
lengkap - Pedikulosis korporis
323. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diderita pasien.
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan
prinsip berikut: yang akan dilakukan
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa hygene dan sanitasi yang
baik dapat membantu mencegah dan mempercepat proses penyembuhan
penyakit
164. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Sulfur presipitatum 4-20% ointment atau krim 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Gama benzene heksaklorida (gameksan) 1% krim atau lotion topical atau
(tindakan) informed consent yang jelas, - Benzil benzoate 20-25% emultion topical atau
proteksi diri (sepsis asepsis) - Krotamiton 10% krim atau lotion topical atau
- Permetrin 5% krim topikal
- Menjaga kebersihan hygiene dan sanitasi
387
SISTEM ___Kulit______________________________ PENYAKIT__________Erisipelas________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
324. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas diri: 1 3x1
untuk menceritakan Nama
penyakitnya dengan Alamat
pertanyaan-pertanyaan yang Usia
sesuai untuk mendapatkan Jenis kelamin
informasi yang relevan, Pekerjaan
adekuat, dan akurat Anamnesis:
Keluhan utama: Bercak merah nyeri
Onset : berlangsung cepat
Kronologis: Erisipelas pada umumnya diawali dengan gejala-gejala
prodormal, yaitu panas,menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa
lemah. Pada kulit nampak kemerahan,
berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba panas pada area
tersebut. Dipermukaan kulit adakalanya dijumpai gelembung kulit (bula) yang
berisi cairan kekuningan
(seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit nampak melepuh dan kadang
timbul erosi (kulit mengelupas). Biasanya menyerang wajah, ekstremitas atas
atau bawah, badan dan genitalia.Kelenjar getah bening di sekitar daerah yang
terinfeksi, sering membesar dan terasa nyeri.
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak)
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
388
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
325. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan Memakai Handscon
sarung tangan dalam
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
326. Menentukan Peserta ujian dapat -Selulitis 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Pada penyakit ini terdapat infiltrat yang difus pada subkutan dengan tanda-
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara tandaradang akut
lengkap Urtikaria
Pada urtikaria warna merah akan hilang dengan enekanan
Furunkulosis
Biasanya nyeri, berbentuk seprti kerucut dan berbatas tegas.
327. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
dengan menerapkan salah satu arah respon)
prinsip berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien(bahwa kista ini tidak berbahaya, jika tidak mengganggu tidak usah
dieksisi tidak apa-apa, tetapi jika khawatir bisa dilakukan eksisi kemudian
biopsi agar kecurigaan anas tidak ada. Jika tidak di eksisi jika kista membesar
harus segera kontrol)
166. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Penisilin merupakan obat pilihan untuk erisipelas. Biasanya digunakan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan ProcainePenicilline G 600.000-1200000 IU IM atau dengan pengobatan secara
(tindakan) oral dengan penisilin V500mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari. Pada anak-anak
389
informed consent yang jelas, Penisilin G prokain,untuk berat badan <30 kg: 300,000 U/d , sedangkan >30kg:
proteksi diri (sepsis asepsis) dosis seperti pada orang dewasa . Untuk Penicillin VK: <12 years: 25-50
mg/kg/hr PO dibagi tid / qid; tidak melebihi 3 g /hr, sedangkan >12 tahun: dosis
seperti pada orang dewasa.3 Perbaikan secara umum terjadi dalam 24-48 jam
tetapi penyembuhan lesi kulit memerlukan beberapa hari. Pengobatan yang
adekuat minimal selama 10 hari.2 Pada penderita yang alergi terhadap penisilin
diberikan eritomisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50
mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin
(dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6- 8jam).
Penderita dianjurkan istirahat (masuk rumah sakit) atau bed rest total dirumah.
Bila lokasi lesi pada tungkai bawah dan kaki, maka bagian yang terserang ini
ditinggikan. Secara lokal, dapat diberikan kompres terbuka yaitu kompres
dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Bila terdapat vesikula atau bulla dapat dikompres dulu dengan rivanol 1%,
setelah cairan mengering dilanjutkan dengan pemberian topikal antibiotika
seperti kombinasi basitrasin dan polimiksin B atau framisetin sulfat.
167. Perilaku Peserta ujian Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
meminta izin secara lisan dan 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri
lengkap sebagai berikut: 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
390
penyakitnya dengan Alamat
pertanyaan-pertanyaan yang Usia
sesuai untuk mendapatkan Jenis kelamin
informasi yang relevan, Pekerjaan
adekuat, dan akurat Anamnesis:
Keluhan utama: Bercak kemerahan di kedua pipi dan benjol-benjol pada kedua
daun telinga.
Onset : berlangsung lama
Kronologis Timbul bercak-bercak kemerahan pada kedua pipi sejak 1 tahun
lalu. Bercak-bercak tersebut tidak gatal dan terasa menebal. Awalnya muncul
benjol - benjol di kedua daun telinga, terasa menebal dan kurang rasa.
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak)
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
329. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan Memakai Handscon
sarung tangan dalam Memakai masker
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
330. Menentukan Peserta ujian dapat Morbus Hansen multibasiler 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara Pitiriasis versikolor
lengkap Pitiriasis rosea
391
331. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
dengan menerapkan salah satu arah respon)
prinsip berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien(bahwa kista ini tidak berbahaya, jika tidak mengganggu tidak usah
dieksisi tidak apa-apa, tetapi jika khawatir bisa dilakukan eksisi kemudian
biopsi agar kecurigaan anas tidak ada. Jika tidak di eksisi jika kista membesar
harus segera kontrol)
168. Tata laksana Peserta melakukan tindakan MDT MH multibasiler WHO selama 1 tahun yang terdiri dari: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Rifampisin600 mg 1x1 / bulan
(tindakan) informed consent yang jelas, DDS100 mg1x1 / hari
proteksi diri (sepsis asepsis) Lampren (klofazimin)300 mg1x1 /bulan kemudian dilanjutkan dengan 50 mg
1x1 / hari
Non Farmakologi:
1. Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, tetapi
pengobatan akan berlangsung lama, antara 12-18 bulan, untuk itu pasien harus
rajin mengambil obat di puskesmas Bahu dan tidak boleh putus obat.
2. Penyakit ini mengganggu saraf, sehingga pasien akan merasakan mati rasa,
oleh karena itu disarankan agar pasien menghindari trauma agar tidak
memungkinkan terjadinya infeksi lain, misalnya dengan cara :
- Menggunakan sepatu atau pelindung kaki yang berbahan aman dari trauma.
- Rajin membersihkan sepatu dari kerikil atau batu yang bisa masuk ke
dalamnya.
169. Perilaku Peserta ujian Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
meminta izin secara lisan dan
392
melakukan poin di bawah ini 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lengkap sebagai berikut: membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
393
bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika mongering
menjadi krusta berwarna kuning. Ulkusulkus tersebut dapat sembuh spontan
menjadi sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur. Kadang-
kadang di atas sikatriks tersebut terdapat jembatan kulit (skin bridge),
bentuknya seperti tali, yang kedua ujungnya melekat pada sikatriks tersebut,
hingga sonde dapat dimasukkan.
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak)
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
333. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan Memakai Handscon
sarung tangan dalam
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
334. Menentukan Peserta ujian dapat Skrofuloderma 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD:
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara 1. Aktinomikosis
lengkap Pada skrofuloderma di leher biasanya gambaran klinisnya khas, sehingga tidak
perlu diadakan diagnosis banding. Walaupun demikian aktinomikosis sering
dijadikan diagnosis banding terhadap skrofuloderma di leher. Aktinomikosis
biasanya menimbulkan deformitas atau benjolan dengan beberapa muara fistel
produktif.
2. Hidradenitis supurativa
Jika di di daerah ketiak, dibedakan dengan hidradenitis supurativa, yakni
infeksi oleh piokokus pada kelenjar apokrin.
394
Penyakit tersebut bersifat akut disertai tanda-tanda radang akut yang jelas,
terdapat gejala konstitusi dan leukositosis.
3. Limfogranuloma venereum
Skrofuloderma di daerah lipat paha kadang-kadang mirip penyakit venerik
limfogranuloma venereum (LGV). Perbedaan yang penting ialah pada LGV
terdapat senggama tersangka (coitus suspectus), disertai gejala konstitusi
(demam, malese, artralgia) dan terdapat kelima tanda radang akut.
Lokalisasinya juga berbeda, pada LGV yang diserang ialah kgb inguinal medial,
sedangkan pada skrofuloderma kgb inguinal lateral dan femoral. Pada stadium
lanjut LGV terdapat gejala bubo bertingkat yang berarti pembesaran kgb di
inguinal medial dan fossa iliaka. Pada LGV es Frei positif, pada skrofuloderma
tes tuberkulin positif.
335. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua arah
dengan menerapkan salah satu respon)
prinsip berikut: Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
cerita
Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien(bahwa kista ini tidak berbahaya, jika tidak mengganggu tidak usah
dieksisi tidak apa-apa, tetapi jika khawatir bisa dilakukan eksisi kemudian
biopsi agar kecurigaan anas tidak ada. Jika tidak di eksisi jika kista membesar
harus segera kontrol)
170. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. Non medikamentosa: istirahat dan isolasi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Medikamentosa:
(tindakan) informed consent yang jelas, a. Sistemik
proteksi diri (sepsis asepsis) Digunakan kombinasi 3 obat:
· INH: 5-10 mg/kgBB
· Rifampisin: 10 mg/kgBB
395
· Pirazinamid: 20-35 mg/kgBB, hanya diberikan 2 bulan; bila belum sembuh
diteruskan dengan etambutol dengan dosis bulan I/II 25 mg/kgBB, berikutnya
15 mg/kgBB
b. Topikal
Pada ulkus dengan pus diberi kompres permanganas kalikus 1/5000.
171. Perilaku Peserta ujian Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
meminta izin secara lisan dan 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri
lengkap sebagai berikut: 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
396
1. Tipe Tuberkuloid (TT)
Lesi ini mengenai baik kulit maupun syaraf, jumlah lesi bisa satu atau beberapa,
dapat berupa makula atau plakat yang berbatas jelas dan pada bagian tengah dapat ditemukan lesi
yang regresi atau central healing. Permukaan lesi
dapat bersisik dengantepi yang meninggi, bahkan dapat menyerupai gambaran psoriasis atau tinea sirsinata.
Dapat disertai penebalan saraf perifer yang biasanya teraba, kelemahan otot, dan sedikit rasa gatal. Tidak adanya
kuman merupakan tanda terdapatnya respon imun pejamu yang adekuat terhadap kuman kusta.
1. Tipe Borderline Tuberkuloid (BT)
Lesi pada tipe ini menyerupai tipe TT, yakni berupa makula atau plakat yang
sering disertai lesi satelit di tepinya. Jumlah lesi dapat satu atau beberapa, tetapi
gambaran hipopigmentasi, kekeringan kulit atau skuama tidak sejelas tipe TT. Adanya gangguan saraf tidak
seberat tipe TT dan biasanya asimetris. Lesi satelit biasanya ada dan terletak dekat saraf perifer yang menebal
1. Tipe Mid Borderline (BB)
Merupakan tipe yang paling tidak stabil, disebut juga sebagai bentuk dismorfik
dan jarang dijumpai. Lesi sangat bervariasi, dapat berbentuk makula infiltratif,
permukaan lesi dapat mengkilap dan batas lesi kurang jelas. Ciri khasnya adalah lesi
punched out, yaitu, suatu lesi hipopigmentasi dengan bagian tengah oval dan berbatas jelas
1. Tipe Borderline Lepromatosus (BL)
Secara klasik lesi dimulai dengan makula, awalnya sedikit dan dengan cepat menyebar ke seluruh badan.
Walaupun masih kecil, papul dan nodul lebih tegas dengan distribusi lesi yang hampir simetris dan beberapa nodul
nampaknya melekuk pada bagian
tengah. Lesi bagian tengah sering tampak normal dengan infiltrasi di pinggir dan
beberapa tampak seperti punched out. Tanda-tanda kerusakan saraf lebih cepat muncul dibandingkan
dengan tipe LL.
1. Tipe Lepromatous Leprosy
Jumlah lesi pada tipe ini sangat banyak, simetris, permukaan halus, lebih eritematus, berkilap,
berbatas tidak tegas, dan pada stadium dini tidak ditemukan anestesi dan anhidrosis. Distribusi lesi khas, yakni di
daerah wajah, mengenai dahi, pelipis, dagu, cuping telinga; sedangkan di badan mengenai bagian badan yang
dingin, seperti lengan, punggung tangan, dan ekstensor tungkai. Pada stadium lanjut, tampak penebalan kulit
yang progresif, cuping telinga menebal, facies leonina, madarosis, iritis, keratitis,
deformitas pada hidung, pembesaran kelenjar limfe, dan orkitis yang selanjutnya dapat menjadi atrofi
testis.Kerusakan saraf yang luas menyebabkan gejala stocking and glove
397
anesthesia dan pada stadium lanjut serabut-serabut saraf perifer mengalami degenerasi hialin atau fibrosis
yang menyebabkan anastesi dan pengecilan otot tangan dan kaki.
Namun ada juga tipe kusta yang tidak termasuk dalam klasifikasi Ridley dan Jopling, tetapi diterima secara
luas oleh para ahli kusta, yaitu tipe Intermediate (I). Lesi
biasanya berupa makula hipopigmentasi dengan sedikit sisik dan kulit disekitarnya
normal. Lokasi biasanya di bagian ekstensor ekstremitas, bokong atau muka, kadang- kadang dapat
ditemukan makula hipostesia atau sedikit penebalan saraf.3,5
Deformitas dapat terjadi pada kusta. Pada kusta sesuai patofisiologinya ada dua
yaitu primer dan sekunder. Deformitas primer sebagai akibat langsung oleh granuloma yang terbentuk
sebagai reaksi terhadap M.leprae, yang mendesak dan merusak jaringan
disekitarnya, yaitu kulit, mukosa traktus respiratorius atas, tulang – tulang jari, dan wajah. Deformitas
sekunder terjadi sebagai akibat kerusakan saraf, umumnya deformitas diakibatkan keduanya, tetapi terutama
karena kerusakan saraf.5
Gejala kerusakan saraf pada nervus ulnaris adalah anestesia pada ujung jari
anterior kelingking dan jari manis, clawing kelingking dan jari manis, dan atrofi
hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis medial. Pada N.medianus adalah anestesia pada
ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan jari tengah, tidak mampu aduksi ibu jari, clawing ibu jari, telunjuk,
dan jari tengah, ibu jari kontraktur, dan juga atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral. Pada N.radialis
adalah anestesi dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk, tangan gantung (wrist drop) dan tak
mampu ekstensi jari – jari atau pergelangan tangan. Pada N. Poplitea lateralis adalah
anestesi tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis, kaki gantung (foot drop) dan kelemahan otot
peroneus. Pada N.tibialis posterior adalah anestesi telapak kaki, claw toes dan paralisis otot intrinsik kaki dan
kolaps arkus pedis. Pada N. Fasialis adalah cabang
temporal dan zigomatik menyebabkan lagoftalmus dan cabang bukal, mandibular serta servikal
menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir. Pada N.trigeminus adalah anestesi
kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata.
Kerusakan mata pada kusta dapat primer dan sekunder. Primer mengakibatkan
alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak jaringan mata lainnya.
Sekunder disebabkan oleh rusaknya N. Facialis yang menyebabkan paralisis orbikularis
palpebrarum sebagian atau seluruhnya, mengakibatkan lagoftalmus yang selanjutnya, menyebabkan kerusakan
bagian – bagian mata lainnya. Secara sendirian atau bersama – sama akan menyebabkan kebutaan.5,6
398
Infiltrasi granuloma ke dalam adneksa kulit yang terdiri atas jaringan keringat,
kelenjar palit, dan folikel rambut dapat mengakibatkan kulit kering dan alopesia. Pada
tipe lepromatous dapat timbul ginekomastia akibat gangguan keseimbangan hormonal dan oleh karena
infiltrasi granuloma pada tubulus seminiferus testis.5,6
Kusta histioid, merupakan variasi lesi pada tipe lepromatous yang titandai dengan adanya nodus yang berbatas
tegas, dapat juga berbentuk nodus yang berbatas tegas, dapat
juga berbentuk plak. Bakterioskopik positif tinggi. Umumnya timbul sebagai kasus
relapse sensitive atau relape resistent. Relapse sensitive terjadi, bila penyakit kambuh
setelah menyelesaikan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dapat terjadi oleh karena kuman
yang dorman aktif kembali atau pengobatan yang diselesaikan tidak adekuat, baik dosis maupun lama
pemberiannya.3,5
Gejala pada reaksi kusta tipe I adalah perubahan lesi kulit, demam yang tidak
begitu tinggi, gangguan konstitusi, gangguan saraf tepi, multiple small satellite skin
makulopapular skin lesion dan nyeri pada tekan saraf. Reaksi kusta tipe I dapat dibedakan atas reaksi
ringan dan berat. Pada reaksi kusta tipe II adalah neuritis, gangguan konstitusi, dan komplikasi organ tubuh.
Reaksi kusta tipe II juga dapat dibedakan atas reaksi ringan dan berat.3
Fenomena lucio berupa plak atau infiltrat difus, merah muda, bentuk tidak teratur, dan nyeri. Lesi lebih berat
tampak lebih eritematosa, purpura, bula, terjadi nekrosis dan
ulserasi yang nyeri. Lesi lambat sembuh dan terbentuk jaringan parut. Dari hasil
histopatologi ditemukan nekrosis epidermal iskemik, odem, proliferasi endotelial pembuluh darah dan
banyak basil M.leprae di endotel kapiler.3
Eritema nodosum lepromatous (ENL), timbul nodul subkutan yang nyeri tekann dan meradang, biasanya
dalam kumpulan. Setiap nodul bertahan selama satua atau dua minggu tetapi bisa timbul kumpulan nodul baru.
Dapat terjadi demam, limfadenopati, dan athralgia.1
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak)
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat DM,HT
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
399
337. Pemeriksaan Peserta ujian Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1
Fisik melakukan cuci Cuci tangan
tangan sebelum Memakai Handscon
dan setelah
pemeriksaan
menggunakan
sarung tangan
dalam melakukan
pemeriksaan fisik
sesuai masalah
klinik pasien
338. Menentukan Peserta ujian Reaksi Lepra 3
diagnosis dan dapat menentukan DD
diagnosis banding diagnosis dan MH
diagnosis Vitiligo
bandingnya
secara lengkap
339. Komunikasi Peserta ujian 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah terbuka kontak mata salam 3
dan edukasi pasien menunjukkan empati dan hubungan komunikasi dua arah respon)
kemampuan 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
berkomunikasi 3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
dengan 4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien(bahwa kista ini tidak berbahaya,
menerapkan salah jika tidak mengganggu tidak usah dieksisi tidak apa-apa, tetapi jika khawatir bisa dilakukan eksisi kemudian
satu prinsip biopsi agar kecurigaan anas tidak ada. Jika tidak di eksisi jika kista membesar harus segera kontrol)
berikut:
172. Tata laksana Peserta Regimen Pengobatan Kusta tersebut (WHO/DEPKES RI).PB dengan lesi tunggal diberikan ROM (Rifampicin 5
non farmako terapi melakukan Ofloxacin Minocyclin). Pemberian obat sekali saja langsung RFT/=Release From Treatment. Obat diminum di
(tindakan) tindakan depan petugas. Anak-anak Ibu hamil
/pemberian terapi tidak di berikan ROM. Bila obat ROM belum tersedia di Puskesmas diobati dengan
dengan informed regimen pengobatan PB lesi (2-5).Bila lesi tunggal dgn pembesaran saraf diberikan: regimen pengobatan PB
consent yang lesi (2-5)
400
jelas, proteksi Rifampicin Ofloxacin Minocyclin
diri (sepsis Dewasa(50-70 600 mg 400 mg 100 mg
asepsis) kg)
Anak 300 mg 200 mg 50 mg
(5-14 th)
PB dengan lesi 2 – 5.Lama pengobatan 6 dosis ini bisa diselesaikan selama (6-9)
bulan. Setelah minum 6 dosis ini dinyatakan RFT (Release From Treatment) yaitu berhenti minum obat.
Rifampicin Dapson
Dewasa 600 mg/bulan 100 mg/hr diminum dirumah
Diminum didepan
petugas kesehatan
Anak-anak 450 mg/bulan Diminum 50 mg/hari diminum di
(10-14 th) didepan petugas kesehatan rumah
MB dengan lesi > 5.Lama pengobatan 12 dosis ini bisa diselesaikan selama 12-18
bulan. Setelah selesai minum 12 dosis obat ini, dinyatakan FT/=Realease From
Treatment yaitu berhenti minum obat. Masa pengamatan setelah RFT dilakukan secara pasif untuktipe PB
selama 2 tahun dan tipe MB selama 5 tahun.
Rifampicin Dapson Lamprene
Dewasa 600 100 mg/hari 300
mg/bulandiminum di diminumdi rumah mg/bulandiminum di
depan petugas depan petugas
kesehatan kesehatan dilanjutkan
dgn 50 mg/hari
diminum di rumah
Anak-anak(10- 450 50 mg/hari 150
14 th) mg/bulandiminum di diminumdi rumah mg/bulandiminum di
depan petugas depan petugas
kesehatan dilanjutkan
dg 50 mg selang
sehari diminum di
rumah
401
173. Perilaku Peserta ujian Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan melakukan poin di bawah ini lengkap 1
profesional memeperkenalkan sebagai berikut:
diri dan meminta 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
izin secara lisan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
dan melakukan 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
poin di bawah ini 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
lengkap sebagai 5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila diperlukan
berikut:
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : gatal di badan
2. onset : akut / kronis (menahun)
402
3.kronologis : penderita merasakan gatal di hampir seluruh badannya.
Penderita mempunyai kebiasaan sering memakai pakaian ketat,dari bahan
yang tidak menyerap keringat, sehingga sering dalam keadaan lembab, dan
kurang menjaga kebersihan. Gatal terus-menerus sehingga penderita
menggaruknya, dan timbul lecet-lecet.
4. faktor memperingan: daerah gatal dalam keadaan kering
5. faktor memperberat: bila berkeringat
6.kualitas : gatal sampai menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
aktifitas
kuantitas : terus-menerus
7.gejala penyerta: gatal, rasa panas
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat kebiasaan memakai pakaian ketat(+), riwayat sering lembab
atau berkeringat banyak di badan (+), riwayat kontak dengan penderita (+)
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
403
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
- lokasi: kulit tubuh tidak berambut, badan, bagian terbuka
- UKK: lesi bulat/lonjong, batas tegas, eritema, skuama, vesikel, papul
di tepi daerah tengah lebih tenang. Erosi, krusta
- Distribusi: menyebar, polisiklik
Pemeriksaan penunjang:
Kerokan tepi lesi yang meninggi atau aktif dengan dengan KOH 20%
343. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan penyakit yang dialami penderita yaitu Tinea Korporis 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Menjelaskan kepada penderita bahwa rasa gatal disebabkan karena jamur.
dengan menerapkan salah satu Menjelaskan kepada penderita bahwa penyakit jamur ini timbul akibat
prinsip berikut: kebiasaan penderita yang suka memakai pakaian ketat, memakai pakaian dari
bahan yang tidak menyerap keringat, sehingga badan menjadi lembab, dan
kelembaban tersebut memicu tumbuhnya jamur yang menyebabkan rasa
gatal. Penyakit ini juga bisa dipicu karena kurangnya kebersihan pada daerah
tersebut.
Menjelaskan kepada penderita bahwa selain obat, untuk mengatasi penyakit
ini dengan menghindari faktor-faktor penyebab tersebut di atas.
404
Menganjurkan kepada penderita untuk selalu menjaga kebersihan, mencegah
kelembaban, selalu mengusahakan agar badan tetap kering, tidak berkeringat
berlebih, tidak memakai pakaian ketat dan memakai pakaian dari bahan yang
menyerap keringat.
174. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi non farmakologi: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Menghilangkan faktor predisposisi
(tindakan) informed consent yang jelas, Terapi farmakologi:
proteksi diri (sepsis asepsis) - Topical: preparat imidazole dan alilamin, pagi dan sore hari selama 2-
4 minggu, diteruskan sekurangnya 2 minggu setelah lesi menyembuh
- Sistemik:
Griseofulvin microsized 500-1000mg/hari selama 2-6 minggu
Ketokonazole 200mg/hari selama ± 4 minggu
Itrakonazole 100mg/hari selama 2 minggu atau 200mg/hari selama 1
minggu
Terbinafin 250mg/hari selama 1-2 minggu
175. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
405
sesuai untuk mendapatkan Pendidikan terakhir :
informasi yang relevan, Pekerjaan :
adekuat, dan akurat Suku bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : gatal di lipat paha
2. onset : akut / kronis (menahun)
3.kronologis : penderita sering memakai pakaian ketat dan tidak menyerap
keringat, lama-lama muncul gatal di lipat paha. Penderita menggaruknya.
Gatal menyebar sampai ke sekitar anus, bokong, perut bagian bawah. Akibat
garukan yang terus-menerus, menjadi luka,mengeluarkan cairan, lecet.
Disertai rasa panas.
4. faktor memperingan: daerah gatal dalam keadaan kering
5. faktor memperberat: bila daerah lipat paha lembab
6.kualitas : gatal sampai menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
aktifitas
kuantitas : terus-menerus
7.gejala penyerta: gatal, rasa panas
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat kebiasaan memakai celana ketat(+), riwayat sering lembab
pada daerah lipat paha (+), riwayat kontak dengan penderita (+)
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
406
345. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci o Status internus 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit RR : 22 x/menit S : 36,6°C BB : 69
pemeriksaan menggunakan kg, TB : 176
sarung tangan dalam melakukan - Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
pemeriksaan fisik sesuai - Toraks :
masalah klinik pasien · Inspeksi : simetris kiri = kanan
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
- lokasi: lipat paha, perineum, sekitar anus, gluteus, perut bagian
bawah
- UKK: lesi berbatas tegas, tepi meninggi berupa papulovesikel
eritematosa, pustule, daerah tengah menyembuh berupa daerah coklat
kehitaman berskuama, likenifikasi, erosi, keluarnya cairan.
Pemeriksaan penunjang:
Kerokan tepi lesi yang meninggi atau aktif dengan dengan KOH 20%
407
- Kandidiasis
347. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan penyakit yang dialami penderita yaitu Tinea Kruris 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Menjelaskan kepada penderita bahwa rasa gatal di lipat paha, sekitar anus,
dengan menerapkan salah satu bokong, dan perut bagian bawah disebabkan karena jamur.
prinsip berikut: Menjelaskan kepada penderita bahwa penyakit jamur ini timbul akibat
kebiasaan penderita yang suka memakai celana ketat, memakai celana dari
bahan yang tidak menyerap keringat, sehingga daerah lipat paha dan
sekitarnya tersebut menjadi lembab, dan kelembaban tersebut memicu
tumbuhnya jamur yang menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini juga bisa dipicu
karena kurangnya kebersihan pada daerah tersebut.
Menjelaskan kepada penderita bahwa selain obat, untuk mengatasi penyakit
ini dengan menghindari faktor-faktor penyebab tersebut di atas.
Menganjurkan kepada penderita untuk selalu menjaga kebersihan, mencegah
kelembaban, selalu mengusahakan daerah tersebut agar tetap kering, tidak
memakai pakaian ketat dan memakai pakaian dari bahan yang menyerap
keringat.
Menganjurkan penderita untuk tidak melakukan hubungan intim dengan
orang lain selama penyakit tersebut belum sembuh agar tidak menularkan
kepada orang lain.
176. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi non farmakologi: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Menghilangkan faktor predisposisi
(tindakan) informed consent yang jelas, Terapi farmakologi:
proteksi diri (sepsis asepsis) - Topical: preparat imidazole dan alilamin, pagi dan sore hari selama 2-
4 minggu, diteruskan sekurangnya 2 minggu setelah lesi menyembuh
- Sistemik:
Griseofulvin microsized 500-1000mg/hari selama 2-6 minggu
Ketokonazole 200mg/hari selama ± 4 minggu
Itrakonazole 100mg/hari selama 2 minggu atau 200mg/hari selama 1
minggu
Terbinafin 250mg/hari selama 1-2 minggu
177. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
408
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : gatal-gatal di tangan dan jari-jari
2. onset : akut / kronis (menahun)
3.kronologis : penderita merasakan gatal di tangan, terutama telapak tangan.
Penderita sering berkeringat berlebih di tangannya. Gatal terus-menerus
sehingga penderita menggaruknya, dan timbul lecet-lecet.
409
4. faktor memperingan: daerah gatal dalam keadaan kering
5. faktor memperberat: bila berkeringat
6.kualitas : gatal sampai menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu
aktifitas
kuantitas : terus-menerus
7.gejala penyerta: gatal, rasa panas, rasa terbakar
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
410
- lokasi: satu atau kedua tangan pada daerah palmar dan interdigitalis
- UKK: terdapat 2 bentuk lesi:
1. Dishidrosis: vesikel pada tangan sisi lateral dan palmar jari-jari
atau telapak tangan.
2. Hiperkeratotik: vesikel berdeskuamasi, macula eritema ditutupi
skuama tebal berwarna putih.
- Distribusi: menyebar di seluruh telapak tangan, jari-jari
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan sediaan langsung dengan larutan KOH 20%
351. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan penyakit yang dialami penderita yaitu Tinea Manus 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Menjelaskan kepada penderita bahwa rasa gatal disebabkan karena jamur.
dengan menerapkan salah satu Menjelaskan kepada penderita bahwa penyakit jamur ini timbul akibat
prinsip berikut: keringat berlebih pada tangan, selain itu juga dapat disebabkan karena
adanya penyakit alergi sebelumnya.
Menjelaskan kepada penderita bahwa selain obat, untuk mengatasi penyakit
ini dengan menghindari faktor-faktor penyebab tersebut di atas.
Menganjurkan kepada penderita untuk selalu menjaga kebersihan, mencegah
kelembaban, selalu mengusahakan agar tangan tetap kering, tidak berkeringat
berlebih
178. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi non farmakologi: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Menghilangkan faktor predisposisi
(tindakan) informed consent yang jelas, Terapi farmakologi:
proteksi diri (sepsis asepsis) - Topical:
411
Krim imidazole
Krim ketokonazol
Krim terbinafin
- Sistemik:
Griseofulvin microsized 500-1000mg/hari selama 2-6 minggu
Ketokonazole 200mg/hari selama ± 4 minggu
Itrakonazole 100mg/hari selama 2 minggu atau 200mg/hari selama 1
minggu
Terbinafin 250mg/hari selama 1-2 minggu
179. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
412
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : kuku tangan dan kaki berwarna putih
2. onset : akut / kronis (menahun)
3.kronologis : kuku tangan dan kaki berwarna keputihan, mula-mula pada
ujung kemudian meluas ke pangkal. Lama-lama kuku tampak rapuh.
4. faktor memperingan: -
5. faktor memperberat: -
6.kualitas : warna keputihan meluas ke seluruh permukaan kuku
kuantitas : warna keputihan pada kuku tidak pernah berkurang.
7.gejala penyerta: -
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat trauma(+), riwayat hiperhidrosis palmar dan plantar(+),
imunosupresi(+), riwayat distrofi lempeng kuku(+), riwayat gangguan
sirkulasi perifer(+), riwayat dermatofitosis di tempat lain(+)
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
413
- Abdomen:
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
- lokasi: kuku tangan dan kaki
- UKK: terdapat 3 bentuk:
3. Bentuk subungual distal
Mulai dari tepi distal atau distolateral kuku, menjalar ke
proksimal, di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh, kuku
rapuh menyerupai kapur.
4. Leukonikia trikofita
Keputihan di permukaan kuku yang dapat dikerok
5. Bentuk subungual proksimal
Mulai pangkal kuku bagian proksimal, kuku di bagian distal utuh
sedangkan kuku bagian proksimal rusak.
- Distribusi: menyebar di seluruh telapak tangan, jari-jari
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan sediaan kerokan kuku dengan larutan KOH 20%
414
180. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi non farmakologi: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Menghilangkan faktor predisposisi
(tindakan) informed consent yang jelas, Terapi farmakologi:
proteksi diri (sepsis asepsis) Topical:
- Antidermatofita topical: gol.azol, haloprogin, siklopiroksilamin, dan
alilamin.solusio glutaraldehida 10% dank rim tiabendazole 10%
dengan bebat oklusif.
- Menghilangkan bagian yang rusak dengan pengikiran atau kuretase
kuku.
- Avulse kuku diikuti pemberian antidermatofita topical
- Cat kuku berisi siklopiroksolamin 5% dan amorofilin 5%.
Sistemik:
- Griseofulvin 0,5-1 gram/hari selama 4-6 bulan (kuku tangan), 8-18
bulan (kuku kaki)
- Itrakonazole 200mg/hari selama 3 bulan (kuku kaki)
- Terbinafine 250mg/hari selama 1,5 bulan (kuku tangan), 3 bulan
(kuku kaki)
CARDIO
415
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
356. Anamnesis Peserta memfasilitasi Keluhan utama : nyeri dada 1 3x1
pasien untuk menceritakan
penyakitnya dengan Riwayat penyakit sekarang :
pertanyaan-pertanyaan - Sejak kapan nyeri dada dirasakan?
yang sesuai untuk - Nyeri dada hilang timbul atau terus menerus?(hilang timbul)
mendapatkan informasi - Nyeri dada dirasakan disebelah mana?( di bagian dada sebelah tengah ke
yang relevan, adekuat, dan kanan dan ke kiri )
akurat - Nyeri dada menjalar atau tidak? (biasanya menjalar, melalui bahu kiri,
turun ke lengan kiri sampai ke daerah pergelangan tangan)
- Nyeri dada timbul saat apa? (timbul biasanya setelah
beraktifitas/emosi/pajanan udara dingin/makan terlalu banyak)
- Nyeri dada biasanya timbul berapa lama? (kurang lebih 15 menit)
- Nyeri dada akan terasa lebih ringan jika apa? (jika beristirahat)
- Nyeri dada akan terasa lebih berat jika apa? (beraktifitas berat, emosi,
udara dingin dan makan terlalu banyak)
- Apakah nyeri dada mengganggu aktifitas? (mengganggu)
- Adakah keluhan lain selain nyeri dada? (keringat dingin, mual, muntah,
berdebar-debar, lemas dan rasa ingin pingsan)
416
357. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan Pemeriksaan Fisik 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan
setelah pemeriksaan Keadaan umum : tampak kesakitan
menggunakan sarung Kesadaran : composmentis
tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai Tanda Vital :
masalah klinik pasien TD : biasanya hipertensi
RR : takipneu
T : dapat normal
N : dapat normal
BB/TB: dapat normal-obesitas
Kepala : normal
Mata : dapat normal
THT : normal
Mulut : normal
Thorax :
Cor : dapat normal, tapi jika diperiksa waktu serangan dapat terdengar suara
murmur/gallop
Pulmo : dapat normal, jika diperiksa saat seranga dapat terdengar ronkhi basah
halus
Abdomen : normal
Extremitas : normal
Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram :
bisa normal atau jika serangan akan muncul depresi segmen ST
417
2. Pemeriksaan laboratorium :
Kadar kolesterol, SGPT, LDH, CKMB, Troponin I/T : dapat normal/meningkat
4. Treadmill test
Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau
lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih – lebih bila di samping depresi
segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka
kemungkinan besar pasien memang menderita angina pektoris.
418
2. Dokter memberikan edukasi kepada pasien agar menjaga asupan makanan
yaitu rendah lemak/kolesterol
3. Dokter memberikan edukasi kepada pasien agar pasien tidak terkena udara
terlalu dingin karena dapat mengakitbatkan peningkatan tekanan darah
182. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi Farmakologis : 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Beta blocker
(tindakan) informed consent yang - Nitrat
jelas, proteksi diri (sepsis - Kalsium antagonis
asepsis)
Terapi Non-Farmakologis :
- Pemberian oksigen
- Tirah baring
- Mengurangi aktifitas berat
Terapi Pembedahan :
- Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasti (PTCA)
- Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp JP
Di tempat
Dengan hormat,
419
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn. Y
Umur : 55 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Angina Pektoris
420
a. Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis
b. Riwayat pernah menderita sakit gondok
c. Riwayat sering minum cafein
361. Pemerik Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan, anemis, 1 3x1
saan Fisik cuci tangan sebelum dan ikterik, sesak nafas, syok, tanda-tanda perdarahan
setelah pemeriksaan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi (cepat irreguker),
menggunakan sarung tangan frekuensi nafas dan suhu tubuh
dalam melakukan - Memeriksa status internus
pemeriksaan fisik sesuai - Kepala : dbn
masalah klinik pasien - Mata : dbn
- Leher : memeriksa JVP, adakah benjolan
- THT : dbn
- Dada :
Paru : Inspeksi inspirasi dan ekspirasi apakah simetris
Palpasi stem fremitus
Perkusi sonor
Auskultas suara dasar, adakah suara tambahan
Jantung: Inspeksi
Palpasi : hitung denyut jantung
tentukan letak ictus cordis
Perkusi: tentuka batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung, bising?
Suara tambahan?
Abdomen: dbn
Ektermitas: apakah teraba dingin?
362. Melakuk Peserta mampu Laboratorium (darah rutin, fungsi tyroid T3, T4, TSH)
an pemeriksaan menyarankan pemeriksaan EKG
penunjang yang menunjang diagnosis
363. Menentu Peserta ujian dapat Atrial Fibrilasi 3 3x3
kan diagnosis menentukan diagnosis dan CHF
421
dan diagnosis diagnosis bandingnya secara Hipertiroid
banding lengkap
364. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut dapat disebabkan 3 3x3
kasi dan edukasi kemampuan berkomunikasi oleh berbagai penyakit
pasien dengan menerapkan salah - Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk menghilangkan keluhan tersebut
satu prinsip berikut: harus menyembuhkan penyakit yang mendasarinya terlebih dahulu
- Menjelaskan kepada pasien untuk minum obat secara teratur
- Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus penyakit yang
mendasari
- Menjelaskan bahwa pasien perlu melakukan pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding lainnya
- Pada kondisi tertentu perlu dijelaskan kepada pasien bahwa pasien akan
dirujuk ke dokter yang lebih berkompeten
184. Tata Peserta melakukan tindakan 32. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
laksana non /pemberian terapi dengan 33. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
farmako terapi informed consent yang 34. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
(tindakan) jelas, proteksi diri (sepsis penunjang
asepsis) 35. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan prognosisnya
36. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
422
365. Anamnesis Peserta memfasilitasi No. Aspek yang dinilai 1 3x1
pasien untuk 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
menceritakan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
penyakitnya dengan 3. Keluhan utama? Berdebar- debar
pertanyaan-pertanyaan 4. Riwayat penyakit sekarang
yang sesuai untuk tt. Lokasi :
mendapatkan informasi Terletak dimana? Dada
yang relevan, adekuat, uu. Onset dan kronologis : sejak kapan berdebar- debar dirasakan? Sudah
dan akurat berapa lama? Perlahan-lahan atau langsung?
vv. Kualitas : berdebar seperti saat sedang olahraga (cepat), irama teratur?
Apakah mengganggu aktifitas? Ringan sedang atau berat? Masi dapat
melakukan pekerjaan secara mandiri?
ww. Kuantitas : apakah terus menerus?hilang timbul?
xx. Faktor yang memperberat : apakah memberat saat olahraga?
yy. Faktor yang memperingan : membaik dengan istirahat? Membaik
dengan minum obat?
zz. Keluhan penyerta : sesak nafas? Nyeri seperti tertekan atau tidak
nyaman didada? Terdapat pusing?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat hipertensi dalam keluarga?
Riwayat operasi sebelumnya?
Riwayat gangguan kel tiroid?
Riwayat sakit paru kronis?
Riwayat penyakit jantung?
Riwayat kencing manis?
Riwayat merokok?
Riwayat minum alcohol?
Riwayat alergi obat?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat hipertensi dalam keluarga?
423
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga?
Riwayat kencing manis dalam keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
366. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan KU : normal/tampak sakit 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan TV : TD normal atau meningkat
setelah pemeriksaan Nadi normal atau meningkat
menggunakan sarung RR normal atau meningkat, suhu normal
tangan dalam melakukan Status Gizi : normal atau meningkat
pemeriksaan fisik sesuai Status presens dalam batas normal
masalah klinik pasien Kepala, Leher, Mata , Tenggorok normal
Dada : pada auskultasi jantung didapatkan suara fibrilasi atrial dengan 240-440
beats/menit
EKG :
2. Atrial rate bervariasi antara 250-340 denyut per menit. Ventrikel rate bervariasi,
pada tipe konduksi 2:1 ventrikel rate biasanya sekitar 150 denyut per menit.
3. Bentuk "sawtooth" atau gelombang F pada lead II, III, dan aVF. Kadang-
kadang gelombang F ini tidak terlihat karena bertemu dengan kompleks QRS.
424
bandingnya secara
lengkap
368. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi dengan Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua
menerapkan salah satu arah dengan pasien
prinsip berikut: Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien mengerti.
186. Tata laksana Peserta melakukan Modifikasi gaya hidup, berolahraga, diet , hentikan rokok, alkohol kontrol penyakit 5 3x5
non farmako terapi tindakan /pemberian lain (hipertensi, kencing manis, tiroid) bila ada
(tindakan) terapi dengan informed Meminum obat dengan teratur
consent yang jelas, Kontrol secara teratur
proteksi diri (sepsis
asepsis)
425
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi Tilikan BOBOT SKOR
bila MAKS
369. Anamnesis Peserta memfasilitasi No. Aspek yang dinilai 1 3x1
pasien untuk 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
menceritakan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
penyakitnya dengan 3. Keluhan utama : kolaps
pertanyaan-pertanyaan 4. Riwayat penyakit sekarang
yang sesuai untuk - Kapan dan dimana pasien kolaps?
mendapatkan informasi - Apa yang sedang dilakukan pasien?
yang relevan, adekuat, - Selama berapa lama dia tidak sadar?
dan akurat
5. Riwayat penyakit dahulu
- Adakah riwayat penyakit jantung?
- Adakah riwayat pengobatan hipertensi?
- Adakah riwayat pasien menggunakan pacu jantung?
6. RiwayatPenyakitKeluarga
- Adakah keluarga yang mengalami kematian mendadak?
7. Riwayatsosialdanekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
370. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan a. Keadaan umum : tampak lemah 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan b. Kesadaran : GCS :
setelah pemeriksaan c. TV : nadi : tak teraba
menggunakan sarung Tensi : -
tangan dalam melakukan RR : -
pemeriksaan fisik sesuai Suhu : -
masalah klinik pasien d. Cor :
Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V 2 cm medial linea mid clavicularis
sinistra, tidak melebar, kuat angkat (-)
426
Perkusi : batas atas setinggi SIC II sinistra linea parasternal sinistra batas
kanan jantung SIC V linea sternalis dextra batas kiri jantung SIC
V 2 cm medial linea mid clavicularis sinistra pinggang jantung
(+) di SIC III Linea parasternal kiri
Auskultasi : suara jantung I-II regular, bising (-), gallop (-)
Pemeriksaan penunjang :
EKG
Ventrikel takhikardi
Ventricular fibrilasi
427
Asystole
428
PADA KASUS CARDIOPULMONARY ARREST anamnesis dilakukan bersama
dengan pemeriksaan fisik, karena pertolongan pertama sangat dibutuhkan yaitu CPR.
429
188. Tata laksana Peserta melakukan 5 3x5
non farmako terapi tindakan /pemberian
(tindakan) terapi dengan informed
consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis
asepsis)
430
189. Perilaku Peserta ujian Menyapa keluarga pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri Memperkenalkan diri
dan meminta izin secara Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lisan dan melakukan Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
poin di bawah ini Menjelaskan hasil pemeriksaan
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
431
Kontak dengan penderita batuk lama?
Kebiasaan merokok?
Riwayat asma?
Riwayat DM?Hipertensi?Penyakit jantung?
Pernah melakukan pengobatan? Riwayat opname/trauma/alergi?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat penyakit jantung?DM?Hipertensi?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
374. Pemeriksaan Peserta ujian KU : tampak sakit berat, sesak 1 3x1
Fisik melakukan cuci TV : normal
tangan sebelum dan Status Gizi : normal/overweight
setelah pemeriksaan Kulit : pucat/normal
menggunakan sarung Mata : konjungtiva palpebra anemis
tangan dalam Telinga : normal
melakukan
Hidung : nafas cuping hidung (+)
pemeriksaan fisik
Mulut : sianosis (+)
sesuai masalah klinik
pasien Tenggorok : normal
Leher : JVP meningkat, pembesaran nnll (-),
Dada : pergerakan dada simetris, retraksi (+), sela iga melebar (+), barel chest
Pulmo : pergerakan simetris, stem fremitus paru kanan=kiri melemah, perkusi hipersonor,
redup pada basal paru, SD vesikuler/bronkhial, ekspirasi memanjang, ronkhi basah halus
pada basal paru (+/+), wheezing (+/+)
Cor : Ictus cordis tampak di SIC V 2cm lateral linea midclavicula sinistra, IC teraba di
SIC V 2cm lateral linea midclavicula sinistra, perkusi konfigurasi jantung bergeser ke
lateral, auskultasi BJ I/II reguler, bising regurgitasi tricuspid (sistolik) 3/6 punctum
maximum di SIC IV linea parastenal sinistra
432
Abdomen : inspeksi cembung, auskultasi BU (+)N, palpasi nyeri tekan (-), perkusi pekak sisi
(+) meningkat, pekak alihb (+)
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- +/+
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/>2”
375. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Cor Pulmonal Kronik 3 3x3
diagnosis dan menentukan Diagnosis Banding :
diagnosis banding diagnosis dan - CHF
diagnosis bandingnya - Hipertension Heart Disease
secara lengkap - PPOK
376. Komunikasi Peserta ujian Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien menunjukkan Dokter memperkenalkan diri
kemampuan Dokter menanyakan kembali identitas pasien
berkomunikasi Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi dua arah
dengan menerapkan dengan pasien
salah satu prinsip Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
berikut: Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
190. Tata laksana Peserta melakukan Usahakan jalan napas tetap terbuka 5 3x5
non farmako terapi tindakan /pemberian Pemberian oksigen
(tindakan) terapi dengan Pembatasan asupan cairan
informed consent Diet rendah garam
yang jelas, proteksi Istirahat cukup
diri (sepsis asepsis)
433
diri dan meminta izin Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
secara lisan dan Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di Menjelaskan hasil pemeriksaan
bawah ini lengkap Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
sebagai berikut: Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp JP
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Ny. X
Umur : 50 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Cor Pulmonale Kronik
434
yang relevan, adekuat, dan factor yg memperberat : posisi tidur
akurat gejala penyerta : edem tungkai, sputum berwarna pink
RPD : riw. Hipertensi (+) tak rutin control
riw. DM (+)
riw. Asma (-)
riw. Sakit jantung disangkal
RPK : riw. Keluarga dg keluhan serupa (-)
435
380. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1. Menerangkan bahwa dari anamnesis (sesak mendadak yg tidak 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dipengaruhi aktifitas, riw.HT yg tak terkontrol, riw.DM) dan pem.fisik
dengan menerapkan salah (didapatkan tanda2 edem pulmo dan pembesaran ventrikel kiri) dicurigai
satu prinsip berikut: adanya gagal jantung e.c susp peny.jantung hipertensif dan perlu
mendapat penangan di RS segera.
192. Tata laksana Peserta melakukan tindakan o O2 masker 6 L/’ 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan o Iv line RL
(tindakan) informed consent yang o Posisi setengah duduk
jelas, proteksi diri (sepsis o Pasang DC
asepsis) o Furosemid 20mg iv
o EKG
o Rujuk
193. Perilaku Peserta ujian Kepada yth dr.IGD RSUP Dr.kariadi 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Di tempat
meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di Dengan hormat,
bawah ini lengkap sebagai Mohon konsul dan penatalaksanaan lebih lanjut atas pasien
berikut: Nama : Tn.X
Umur : 55 th
Dx : gagal jantung akut e.c susp peny.jantung hipertensif
Telah diberikan O2 masker 6 L/mnt, Iv line, furosemid 20 mg iv, berikut kami
lampirkan hasil EKG.
Atas perhatiannya, Banyak Terimakasih
Salam hormat,
Dr. M di Pkm jati
436
381. Anamnesis Peserta memfasilitasi Keluhan utama : sesak nafas 1 3x1
pasien untuk menceritakan Riwayat Penyakit Sekarang:
penyakitnya dengan Onset dan kronologi :
pertanyaan-pertanyaan - Sesak dirasakan sejak kapan? Sesak dirasakan saat istirahat atau aktivitas?
yang sesuai untuk *sesak nafas timbul perlahan saat penderita istirahat, makin lama makin berat
mendapatkan informasi Kualitas :
yang relevan, adekuat, dan Apakah sesak dirasakan berbunyi? Saat sesak, apakah penderita bisa
akurat mengucapkan kalimat secara lengkap atau terputus-putus?
*Sesak nafas tidak berbunyi, penderita tidak bisa mengucapkan kalimat secara
lengkap
Kuantitas :
Apakah sesak dirasakan terus menerus atau hilang timbul?
*Sesak nafas dirasakan terus menerus
Faktor yang memperberat :
Apakah sesak dirasakan semakin bertambah bila beraktivitas berat (jalan jauh
tambah sesak)?
*jika penderita beraktivitas, sesak semakin bertambah
Faktor yang memperingan :
Apakah sesak berkurang dengan beristirahat atau minum obat?Apakah sesak
berkurang dengan posisi duduk, tidur, atau tidur posisi setengah duduk?
*Sesak berkurang dengan posisi tidur setengah duduk
Gejala penyerta :
Apakah penderita sering terbangun malam hari karena sesak nafas? Apakah
penderita merasa lebih nyaman tidur dengan menggunakan lebih dari 1 bantal?
Apakah penderita merasa nyeri dada seperti terbakar, ditusuk, dijalarkan ke
lengan, leher, rahang, punggung? Apakah penderita merasa berdebar-debar?
Apakah pasien batuk saat malam hari?Batuk disertai dahak atau darah? Apakah
terdapat rasa penuh, rasa tidak nyaman di ulu hati?Apakah terdapat perut
membesar? Apakah terdapat demam, pusing, batuk, mual, muntah, lemas?
Apakah terdapat kelainan pada BAK (apakah BAK berwarna berwarna kuning
seperti teh, nyeri saat BAK, BAK berkurang)? Apakah terdapat kelainan pada
BAB ( BAB putih seperti dempul, harus mengejan saat BAB)? Apakah keringat
437
dingin? Apakah tangan dan kaki dingin?Apakah terdapat bengkak pada tangan
dan kaki?
*Sering terbangun malam hari karena sesak nafas (+), tidur harus dengan 3
bantal (+), nyeri dada (-), dada berdebar debar (+), keringat dingin (+), tangan
dan kaki dingin (+), bengkak pada kaki (+) tanpa rasa nyeri, nyeri dan rasa tidak
enak di ulu hati (+), perut membesar (-), batuk (+) berdahak putih tanpa disertai
darah, demam (-), pusing (-), mual (+), muntah (-), lemas (-), BAK warna
kuning jumlah banyak, BAB tidak ada keluhan.
438
382. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan Pemeriksaan Fisik: 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan KU : tampak sakit sedang/ berat, dispneu (+), ortopneu (+)
setelah pemeriksaan Kesadaran : compos mentis
menggunakan sarung TV : kadang didapatkan hipertensi, takikardi
tangan dalam melakukan Kepala: dbn
pemeriksaan fisik sesuai Mata: CPP -/-, sklera ikterik -/-
masalah klinik pasien THT:dbn
Mulut: dbn
Leher: JVP meningkat, trakea di tengah, pembesaran nnll (-)
Thorax :
-Cor: Konfigurasi jantung bergeser ke kaudolateral , S3 gallop (+)
-Pulmo : ronki basah halus (+/+)
Abdomen: hepatomegali, refluks hepatojugular (+)
Ekstremitas: edem ektremitas inferior (+/+)
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium: darah lengkap, elektrolit
X-foto thoraks : kardiomegali, efusi pleura
EKG
383. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis: gagal jantung kronik 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan -Etiologi : Penyakit jantung hipertensi
diagnosis banding diagnosis bandingnya Penyakit jantung iskemik
secara lengkap Kardiomiopati
-Anatomis : Hipertrofi ventrikel kiri
Hipertrofi atrium kiri
Hipertrofi ventrikel kanan
384. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan -Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang penyakitnya dan komplikasi 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi yang dapat timbul.
dengan menerapkan salah -Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan.
satu prinsip berikut: -Menjelaskan pada penderita untuk beristirahat di tempat tidur.
-Mengedukasi pada penderita dan keluarga untuk menampung kencing penderita.
439
-Mengedukasi tentang pentingnya gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan.
- Merujuk pasien ke dokter spesialis penyakit dalam
194. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menangani kegawatan : O2 3 liter/ menit via nasal kanul 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Infus RL 15 tpm
(tindakan) informed consent yang Bila ada edema ektremitas inferior : Inj Furosemid 1x1 amp
jelas, proteksi diri (sepsis Bila ada hipertensi : Captopril 2 x 12,5 mg (oral)
asepsis) Pasang kateter
Merujuk ke dokter spesialis penyakit dalam (pasien dewasa), dan dokter spesialis
anak (pasien anak)
440
Sakit kepala? Nyeri tengkuk? Vertigo? Gangguan penglihatan?
Kesemutan? Nyeri dada? Sesak nafas? BAK? BAB? Kaki dan tangan
dingin? Kelemahan anggota gerak?
Gaya hidup seperti diet lemak hewani, garam dan alkohol, merokok,
aktifitas fisik dan penambahan berat badan sejak awal usia dewasa
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat darah tinggi
- Riwayat stroke/jatuh
- Riwayat sakit kencing manis
- Riwayat penyakit jantung
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat keluarga menderita sakit darah tinggi, kencing manis, penyakit
386. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan Keadaan Umum : tampak lemah 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan Kesadaran : komposmentis
setelah pemeriksaan Tanda Vital : T : > 140/ > 90 mmHg
menggunakan sarung N : 80 x/menit, irama reguler, isi dan
tangan dalam melakukan tegangan cukup
pemeriksaan fisik sesuai RR : 24 x/menit
masalah klinik pasien t : 37o C (axilla)
BB : 80 kg
TB : 165 cm
BMI : 29,38 kg/mm2
Kesan : obesitas
Kepala : mesosefal, turgor dahi cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera
ikterik -/-, pupil Isokor, hiperemis (+/+)
Telinga : discharge (-), nyeri ketok mastoid (-)
Hidung : discharge (-), septum deviasi (-), epistaksis (-), nafas cuping (-)
Mulut : bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-).
Tenggorok : T 1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : simetris, JVP R-2 cm, trakea di tengah, pembesaran nnll (-)
441
Dada : simetris, retraksi otot pernafasan (-), deformitas
iga (-), sela iga melebar (-), venektasi dinding dada (-)
Paru I : simetris statis dinamis
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapangan paru
Au : SD vesikuler, ST ronkhi (-), wheezing (-
Lapangan paru depan dan belakang dalam batas normal
442
387. Menentukan Peserta ujian dapat Hipertensi 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD: primer
diagnosis banding diagnosis bandingnya sekunder
secara lengkap
388. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Komunikasi 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menyapa pasien
dengan menerapkan salah - Menjelaskan kepada pasien tentang hipertensi secara umum, rencana
satu prinsip berikut: penatalaksanaan komplikasi dan prognosis
- Menjaga kontak mata saat berkomunikasi dengan pasien
- Menanyakan kepada pasien apakah penjelasan yang telah diberikan cukup
jelas
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
penyakitnya
- Menjelaskan pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien, disesuaikan
dengan penyebabnya, antara lain obat-obatan hipertensi
- Menjelaskan resiko dari masing-masing pilihan terapi
- Menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang guna
mengetahui factor resiko yang lain seperti kadar gula darah, kolesterol
- Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya dan agar selalu
tetap tenang.
- Edukasi mengenai perubahan life style:
- Mengurangi diet makanan berlemak & mengurangi makanan yang banyak
mengandung garam
- Exercise / Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
443
Farmakologis:
Golongan diuretik: thiazid, aldosteron antagonis
Beta blocker (BB)
Calsium chanel blocker (CCB, Ca antagonis)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Angiotensin II receptor blocker (ARB)
444
nnn. Faktor yang memperingan : membaik dengan istirahat?
Membaik dengan minum obat penurun tekanan darah?
ooo. Keluhan penyerta : batuk? Demam? pusing?migrein?sesak
nafas?sering berdebar-debar?mata berkunaang-kunang?sulit tidur?
Merasa pusing ketika berhanti posisi?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat hipertensi dalam keluarga?
Riwayat penyakit jantung?
Riwayat kencing manis?
Riwayat penyakit ginjal?
Riwayat penggunaan obat-obatan dalam jangkaa waktu lama?
riwayat penggunaan kontrasepsi oral?
Riwayat merokok?
Riwayat minum alcohol?
Riwayat paparan radiasi?
Riwayat alergi obat?
Riwayat makan –makanan asin dan jeroan?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat hipertensi dalam keluarga?
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga?
Riwayat kencing manis dalam keluarga?
Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga?
Riwayat keganasan?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
390. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan KU : normal/tampak sakit 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan TV : TD meningkat
445
setelah pemeriksaan Nadi, RR, suhu normal
menggunakan sarung Status Gizi : normal atau meningkat
tangan dalam melakukan Statuds presens dalam batas normal
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
391. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : hipertensi sekunder ec. Penggunaan kontraseepsi oral 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis Banding : hipertensi primer
diagnosis banding diagnosis bandingnya
secara lengkap
392. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah Dokter menanyakan kembali identitas pasien
satu prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi
dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien
mengerti.
197. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menggaanti penggunaan kontrasepsi oral dengan kontrasepsi non hormonal 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan dengaan modifikasi gaya hidup
(tindakan) informed consent yang meliputi kontrol diet ( tidak akan makanan yang banyak mengandung banyak
jelas, proteksi diri (sepsis garam dan jeroan)
asepsis) melakukanaktivitas fisik dan berolah raga
tidak merokok atau konsumsi alkohol (jika mengkonsumsi), dan
melakukankontrol kesehatan rutin/control tekanan darah secara rutin
446
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien ke Sp.OG untuk penggunaan kontrasepsi non hormonal yang lebih
aman
447
RPD:
- apakah ada riwayat tekanan darah tinggi?
- apakah ada riwayat asma/sesak napas?
- apakah ada riwayat maag?
-apakah ada riwayat kencing manis?
-apakah ada riwayat merokok?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit
seperti ini?
- apakah ada anggota keluarga yang sakit jantung?
- apakah ada anggota keluarga mempunyai sakit darah tinggi?
448
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: bisa ditemui suara jantung yang melemah, irama ireguler
-Pulmo :bisa ditemui ronkhi basah halus
Abdomen: dapat normal
Ekstremitas: pucat , akral dingin
Pemeriksaan Penunjang:
1. EKG : -Gelombang Q (signifikan infark) atau Q patologis
- Segmen ST (elevasi atau non elevasi)
- Gelombang T (meninggi atau menurun)
Perubahan EKG pada infark miokardium, inversi gelombang T ,elevasi
segmen ST, gelombang Q yang menonjol gelombang Q menunjukkan
nekrosis miokardium dan
bersifat Irreversibel. Perubahan pada segmen ST gelombang T diakibatkan
karena iskemia dan akan menghilang sesudah jangka waktu tertentu
2. Kenaikan enzim otot jantung (CKMB, Troponin I/T)
3. Elektrolit : hipokalemia/ hiperkalemia
4. Foto thorax : dapat normal, dapat disertai pembesaran jantung
5. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: acute miocard infark (STEMI / Non-STEMI) 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD/
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Angina pectoris
6. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan -Hindari diet tinggi lemak dan kolesterol 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi -Kontrol dan minum obat teratur
dengan menerapkan salah satu -Hindari faktor pencetus seperti beraktivitas berat, merokok dan terlalu
prinsip berikut: lelah/emosi (jangan sering cemas atau gelisah)
449
Terapi non farmakologis:
-pemberian O2
-tirah baring
Terapi farmakologis:
-Vasodilator
untuk mengurangi nyeri jantung,missal;NTG (nitrogliserin)
-Anti koagulan
Misal :heparin (untuk mempertahankan integritas jantung)
-Trombolitik
Streptokinase (mekanisme pembekuan dalam tubuh)
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan Menyapa pasien 1 3x1
diri dan meminta izin secara Memperkenalkan diri
lisan dan melakukan poin di Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp JP
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn. X
Umur : 50 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Akut miokard infark
450
SISTEM KARDIOVASKULER_____________PENYAKIT JANTUNG RHEUMATIK_______________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
395. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama : sesak napas 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan -sejak kapan?
pertanyaan-pertanyaan yang - apakah sesak napas muncul mendadak atau bertahap?
sesuai untuk mendapatkan - apakah sesak napas dirasakan terus menerus atau hilang timbul ?
informasi yang relevan, -apakah masih bisa beraktivitas seperti biasa?
adekuat, dan akurat -Apakah sesak napas membaik dengan beristirahat ?
-apakah sesak membaik jika dalam posisi bantal tinggi ?
-Apakah tampak biru ?
-apakah sudah pernah periksa?
-apakah sudah pernah diberi obat?
-apakah ada pusing, pucat, lesu?
-apakah sering merasa nyeri dada, nyeri dada, sering merasa berdebar – debar,
sering merasa keringat dingin ?
-demam ?
- nyeri sendi ?
- Nyeri telan ?
-bagaimana buang air kecil,? Jumlah ? warna ?
-apakah ada keluar darah lewat anus? Benjolan keluar dari anus ?
- apakah mata dan badan menjadi kuning?
- apakah ada penurunan nafsu makan?
- apakah ada penurunan berat badan?
- apakah kejang ? gemetar ?
451
RPD:
-apakah ada riwayat demam disertai nyeri sendi sebelumnya?
- apakah ada riwayat infeksi?
-apakah ada riwayat ruam kulit yang menyebabkan demam dan mengeluarkan
nanah ?
- riwayat hipertensi ?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit jantung?
- apakah ada anggota keluarga yang sakit seperti ini?
- riwayat hipertensi di keluarga ?
452
Cor : Ictus cordis tampak di SIC V 2cm lateral linea midclavicula sinistra, IC
teraba di SIC V 2cm lateral linea midclavicula sinistra, perkusi konfigurasi
jantung dalam batas normal , auskultasi BJ I/II ireguler, bising regurgitasi mitral
(sistolik) 3/6 punctum maximum di SIC II linea parastenal sinistra menjalar
sampai axilla kiri
Abdomen : inspeksi datar, auskultasi BU (+)N, palpasi nyeri tekan (-), perkusi
pekak sisi (+)N, pekak alihb (-)
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- +/+
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/>2”
397. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Penyakit jantung rheumatik 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis Banding :
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara - Mitral stenosis
lengkap - Aorta stenosis
398. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah Dokter menanyakan kembali identitas pasien
satu prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi
dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
200. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Usahakan jalan napas tetap terbuka 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Pemberian oksigen
(tindakan) informed consent yang jelas, Bed rest
proteksi diri (sepsis asepsis)
453
201. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp JP
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : An. X
Umur : 14 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Penyakit Jantung rheumatik
454
informasi yang relevan, - Menanyakan keluhan utama pasien : penurunan kesadaran
adekuat, dan akurat - Menanyakan onset dan kronologi gejala tersebut : timbul mendadak atau
bertahap (history of present illness)
- Menanyakan apakah pernah terjadi perdarahan,batuk darah,sesak
napas,nyeri dada,muntah-muntah,diare,BAB kecoklatan,banyak
kencing,luka bakar
- Menanyakan apakah pernah terpajan alergen potensial(makanan,obat,bisa
ular)
- Menanyakan apakah ada gejala
septik(demam,menggigil,berkeringat,infeksi lokal(batuk,nyeri dada,sesak
nafas,abses,ruam-ruam dikulit,nyeri sendi).
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu:
9. Adakah riwayat seperti ini sebelumnya
10. Adakah riwayat penyakit jantung
11. Adakah riwayat kelainan abdomen( pankreatitis,perforasi
usus,obstruksi usus)
12. Adakah riwayat trauma
13. Adakah riwayat alergi
14. Adakah riwayat konsumsi obat-obatan(imunosupresan seperti
steroid,obat Diabetes mellitus,antibiotik,antikoagulan,imunisasi
tetanus)
15. Adakah riwayat minum alkohol
16. Adakah riwayat jatuh dari ketinggian
455
- Memeriksa disability :bagaimana tingkat kesadaran
(GCS),periksa ukuran,kesimetrisan dan reaktiifitas pupil
- Memeriksa exposure :logroll sehingga dapat memeriksa
Punggung
Secondary Primer
- Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan,
anemis,sanosis, sesak nafas, tanda-tanda perdarahan
- Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
nafas dan suhu tubuh
Secondary survey
- Memeriksa Kepala : Adakah laserasi,hematom,nyeri tekan,krepitasi pada
tulang wajah?
- Memeriksa mata :Adakah anemis,pupil
isokor/anisokor,reflek pupil,mata cekung
- Memeriksa THT : Adakah keluar darah dari
hidung,telinga,nafas cuping hidung?
- Memeriksa Mulut : Adakah sianosis,pursed lip
breathing,Pucat,mulut kering?
- Memeriksa leher: Adakah pembengkakan,hematom,nyeri
tekan,JVP
- Memeriksa thorax : memeriksa kesimetrisan dinding
dada,krepitus,nyeri tekan,perkusi,suara napas,posisi denyut
jantung,thrill,konfigurasi,bunyi jantung
- Memeriksa Abdomen :Distensi,bising usus,nyeri tekan,
defans muscular,Nyeri ketok vertebra,turgor kulit
menurun,ascites
- - Memeriksa urogenital : Adakah hematom dan pembengkakan
skrotum/perineum,Adakah darah pada pemeriksaan rektal dan meatus
ureter externa
- - memeriksa extremita : Adakah deformitas,pembengkakan,cedera
kulit,periksa semua nadi perifer, fungsi motorikdan sensasi kulit jika
456
tingkat kesadaran memungkinkan, cap refill, Reflek fisiologis,reflek
patologis
- - Memeriksa deficit neurolgis :nn.craniales
401. Melakukan Peserta mampu menyarankan Laboratorium (darah rutin, urin rutin)
pemeriksaan pemeriksaan yang menunjang CVP
penunjang diagnosis EKG
X-foto thorax
CT-scan/MRI
11
402. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan DD/Syok hipovolemik : Trauma,perdarahan,diare dengan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis dehidrasi,muntah,luka bakar,ascites,peritonitis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Syok kardiogenik : coroner(infark miokard) dan non
coroner(kardiomiopati,keruakan katup,tamponade
jantung dan disritmia)
Syok distributive : Syok neurogenick (cedera medulla
spinalis,anestesi spinal,kekurangan glukosa karena kerja
obat depresan) syok anafilaktik (riwayat obat-obatan)
Syok septicemia : bakteremia
403. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut dapat 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi disebabkan oleh berbagai penyakit
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk menghilangkan keluhan
prinsip berikut: tersebut harus menyembuhkan penyakit yang mendasarinya terlebih
dahulu
- Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus penyakit
yang mendasari
- Menjelaskan bahwa pasien perlu melakukan pemeriksaan penunjang
untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding
lainnya
457
202. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 37. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 38. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
(tindakan) informed consent yang jelas, 39. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau
proteksi diri (sepsis asepsis) pemeriksaan penunjang
40. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
prognosisnya
41. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
458
rrr. Kualitas :Langsung tidak sadar? berdebar seperti saat sedang
olahraga (cepat), irama teratur?
sss. Kuantitas : apakah terus menerus?hilang timbul?
ttt. Faktor yang memperberat : apakah dipicu saat aktivitas? Atau
istirahat?
uuu. Faktor yang memperingan : membaik dengan istirahat?
Membaik dengan minum obat?
vvv. Keluhan penyerta : sesak nafas? Nyeri seperti tertekan
atau tidak nyaman didada? Terdapat pusing?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat hipertensi dalam keluarga?
Riwayat operasi sebelumnya?
Riwayat gangguan kel tiroid?
Riwayat sakit paru kronis?
Riwayat penyakit jantung?
Riwayat kencing manis?
Riwayat merokok?
Riwayat minum alcohol?
Riwayat alergi obat?
Pekerjaan sebelumnya apa?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat hipertensi dalam keluarga?
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga?
Riwayat kencing manis dalam keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
459
405. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci KU : Tidak sadar, GCS 3 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah TV : TD tidak dapat dihitung
pemeriksaan menggunakan Nadi lemah dan cepat irreguler atau tidak teraba (karotis, radialis,
sarung tangan dalam femoralis)
melakukan pemeriksaan fisik RR menurun dan lemah, suhu normal
sesuai masalah klinik pasien Status Gizi : normal atau meningkat
Status presens dalam batas normal
Kepala, Leher, Mata , Tenggorok normal
JVP meningkat
Dada : Palpasi ictus cordis : thrill , kuat angkat -, pada auskultasi jantung
didapatkan HR > 200 irreguler lemah, gallop
EKG :
4. Irama :ireguler
5. P, T bentuk dan ukuran bervariasi atau tidak ada
6. Gelombang QRS tidak teratur dan lebar
406. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis : Ventrikel fibrilasi 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis Banding : Ventrikel takikardi
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara
lengkap
407. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk keluarga 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
460
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien oleh keluarga
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien ledan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien keluarga pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga pasien
Dokter meminta ijin keluarga pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan keluarga pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan keluargapasien dengan baik dan benar sehingga
pasien mengerti.
204. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Dilakukan CPR, dan Defibrilasi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Modifikasi gaya hidup, berolahraga, diet , hentikan rokok, alkohol kontrol
(tindakan) informed consent yang jelas, penyakit lain (hipertensi, kencing manis, tiroid) bila ada
proteksi diri (sepsis asepsis) Meminum obat dengan teratur
Kontrol secara teratur
461
sesuai untuk mendapatkan 4. Riwayat penyakit sekarang
informasi yang relevan, - Kapan dan dimana pasien kolaps?
adekuat, dan akurat - Apa yang sedang dilakukan pasien?
- Apa yang dirasakannya tepat sebelum episode?
- Adakah gejala prodromal?
- Apakah terjadi setelah berdiri, batuk hebat, mual?
- Berapa lama yang dibutuhkan pasien untuk pulih?
- Apakah pasien tidak sadar?
- Selama berapa lama dia tidak sadar?
- Adakah gejala yang menunjukkan kehilangan darah?
- Apa warna tubuh pasien sebelum, saat dan sesudah serangan?
- Adakah mual? berkeringat? nyeri dada? sesak?
5. Riwayat penyakit dahulu
- Pernahkah menderita keluhan serupa?
- Adakah riwayat penyakit jantung?
- Adakah riwayat pengobatan hipertensi?
- Adakah riwayat pasien menggunakan pacu jantung?
6. RiwayatPenyakitKeluarga
- Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
- Adakah keluarga yang mengalami kematian mendadak?
7. Riwayatsosialdanekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
409. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci g. Keadaan umum : tampak lemah 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah h. Kesadaran : somnolen
pemeriksaan menggunakan i. TV : nadi : 160x/menit
sarung tangan dalam Tensi : 120//70
melakukan pemeriksaan fisik RR : 16x/mnt
sesuai masalah klinik pasien Suhu : 370c
j. Kepala : mesosefal
462
k. Mata : CPA (-/-)
l. THT : dbn
m. Leher : tidak ada peningkatan JVP
n. Cor :
Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V 2 cm medial linea mid
clavicularis sinistra, tidak melebar, kuat angkat (-)
Perkusi : batas atas setinggi SIC II sinistra linea parasternal sinistra
batas kanan jantung SIC V linea sternalis dextra batas kiri
jantung SIC V 2 cm medial linea mid clavicularis sinistra
pinggang jantung (+) di SIC III Linea parasternal kiri
Auskultasi : suara jantung I-II regular, bising (-), gallop (-)
o. Pulmo : dbn
p. Abdomen : dbn
q. Ekstrimitas : sianosis (-/-), cap refill <2’ , edema (-/-)
Pemeriksaan penunjang :
EKG
463
Heart Rate : > 100 kali/menit (250-300 kali/menit)
Gelombang P : tidak terlihat
Interval PR : tidak terukur
Gelombang QRS : lebar > 0,12 detik
464
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien
mengerti.
206. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Amiodaron 150 mg iv (bolus 10 menit). Bila tidak berhasil dilanjutkan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan dengan dosis pemeliharaan 360 mg/ 6 jam pertama kemudian 540 mg/18
(tindakan) informed consent yang jelas, jam berikutnya. Dosis maksimal kumulatif adalah 2,2 gr/24 jam termasuk
proteksi diri (sepsis asepsis) yang diberikan pada saat tindakan resusitasi
- Lidokain merupakan obat pilihan lain selain amiodaron atau jika
amiodaron tidak tersedia. Dosis lidokain adalah 0,5-0,75 mg/kgBB
diberikan bolus intra vena, dapat diulang 5-10 menit sampai dosis
maksimal 3 mg/kgBB, dosis pemeliharaan adalah 1-4 mg/menit
- Kardioversi merupakan tindakan berikutnya jika obat-obatan gagal
mengatasi takikardi ventrikel
207. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan dan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di bawah ini Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
MUSKULOSKELETAL
465
penyakitnya dengan - mekanisme trauma
pertanyaan-pertanyaan yang - riwayat mual, muntah, nyeri kepala, gangguan BAK dan BAB
sesuai untuk mendapatkan - riwayat penggunaan alkohol
informasi yang relevan, - GCS
adekuat, dan akurat
413. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci - cuci tangan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah - Primary survey : airway, breathing, circulation, disability, exposure
pemeriksaan menggunakan - secondary survey : status lokalis (look, feel, movement)
sarung tangan dalam
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
414. Menentukan Peserta ujian dapat Close fracture clavicula dekstra atau sinistra 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan
diagnosis banding diagnosis bandingnya secara
lengkap
415. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
208. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Foto rontgen regio klavikula sinistra AP, rontgen thorax, rontgen cervi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan lateral
(tindakan) informed consent yang jelas, - analgetik
proteksi diri (sepsis asepsis) - pasang mitela atau ransel verband
- rujuk Sp.B untuk dilakukan ORIF
209. Perilaku Peserta ujian - rujuk Sp.B untuk dilakukan ORIF 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
466
SISTEM ___________MUSKULOSKELETAL____________________________________
PENYAKIT____________________________FRAKTUR TERBUKA______________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
416. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Identitas (nama,alamat,umur,jenis kelamin,pekerjaan) 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Keluhan utama
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Kronologi kejadian (lokasi, onset, mekanisme trauma, bantuan yang
untuk mendapatkan informasi yang sudah diberikan)
relevan, adekuat, dan akurat
417. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan A-B-C (Airway-Breathing-Circulation) 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Status lokalis:
menggunakan sarung tangan dalam Inspeksi: Lokasi, derajat fraktur terbuka
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Palpasi: Motorik, sensorik lokasi fraktur terbuka
masalah klinik pasien
418. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Fraktur terbuka grade... 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya
diagnosis banding secara lengkap
419. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan kemampuan Menjelaskan bahwa pasien menderita patah tulang terbuka serta 3 3x3
dan edukasi pasien berkomunikasi dengan menerapkan memberikan informed consent
salah satu prinsip berikut: Merujuk ke pelayanan kesehatan (spesialis ortopedi)
210. Tata laksana Peserta melakukan tindakan /pemberian Mempersiapkan alat-alat dan informed consent (handschoen, bidai, 5 3x5
non farmako terapi terapi dengan informed consent yang infus, kasa steril)
(tindakan) jelas, proteksi diri (sepsis asepsis) Stabilisasi pasien (A-B-C, pasang bidai, infus)
Rujuk
211. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri dan 1 3x1
profesional meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini lengkap
sebagai berikut:
467
SISTEM _______________________________________________ PENYAKIT__________________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
420. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk 37. Peserta mengucapkan salam, memperkenalkan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan 38. Peserta menanyakan identitas pasien
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai 39. Peserta menanyakan keluhan pasien
untuk mendapatkan informasi yang 40. Peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang
relevan, adekuat, dan akurat Sejak kapan pasien merasakan keluhan nyeri lutut
Apakah pasien merasa lutut kaku?
Apakah pasien merasa sendi lututnya goyang jika digerakkan?
Apakah pasien merasa sendi lutut berbunyi saat digerakkan?
Apakah bertambah berat atau ringan jika pasien beraktivitas atau
istirahat ?
Apakah ada riwayat trauma sendi lutut? Jika iya, bagaimana
mekanisme trauma?
41. Peserta menanyakan riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien menderita arthritis gout, OA, AR?
42. Peserta menanyakan riwayat social ekonomi
421. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan 35. Pemeriksaan tanda-tanda vital 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan 36. Pemeriksaan status generalis secara singkat
menggunakan sarung tangan dalam 37. Pemeriksaan status lokalis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
38. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 7. Peserta mendiagnosis pasien dengan lesi meniscus medial 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya dan atau lateral
diagnosis banding secara lengkap 8. Peserta mendiagnosis banding dengan
OA, tendinitis, arthralgia
39. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan kemampuan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien berkomunikasi dengan menerapkan mengalami lesi meniscus medial dan atau lateral serta
salah satu prinsip berikut: memberitahukan tatalaksana yang akan dilakukan dan prognosis
468
Memberitahukan pasien agar sementara tidak banyak
menggerakkan sendi lutut.
212. Tata laksana Peserta melakukan tindakan /pemberian Fisioterapi 5 3x5
non farmako terapi terapi dengan informed consent yang
(tindakan) jelas, proteksi diri (sepsis asepsis)
Autoanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : terdapat benjolan
2. onset : beberapa bulan dengan pembesaran yg lama
469
3.kronologis : bebrapa bulan hingga tahun yang lalu tidak ada
pembesaran
4. faktor memperingan :-
5. faktor memperberat:-
6.kualitas :tidak semakin membesar, tergantung letaknya mengganggu
atau tidak dan tergantung kosmetik
7.kuantitas: benjolan sebuah, tidak berbenjol, mobile
Fundamental 4
1.RPK:-
2.RPD:-
3.RSE
423. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci tangan Keadaan Umum : compos mentis 1 3x1
saan Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Tekanan Darah :dbn
menggunakan sarung tangan dalam Nadi : dbn
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Frekuensi nafas: dbn
masalah klinik pasien Suhu:dbn
Status Lokalis:
Teraba massa padat, lunak ukuran tidak semakin membesar, batas
tegas, mobile, tidak ada rasa nyeri, hiperemis(-)
424. Menentu Peserta ujian dapat menentukan diagnosis Diagnosis: lipoma 3 3x3
kan diagnosis dan diagnosis bandingnya secara lengkap DD: neurofibroma
dan diagnosis Kista ateroma
banding
425. Komuni Peserta ujian menunjukkan kemampuan - Mampu Memberikan informasi mengenai lipoma kepada 3 3x3
kasi dan berkomunikasi dengan menerapkan salah keluarganya
edukasi pasien satu prinsip berikut: - Meberikan informasi bahwa tidak ada pengobatan khusus obat-
obatan diberikan bisa disembuhkan dengan pembedahan incisi
tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya lipoma berulang.
470
- Lipoma bisa dieksisi atau tidak, lipom harus dilakukan eksisi
jika disertai gejala: tumbuhnya semakin membesar
- Memberikan komunikasi mengenai komplikasi dari
pembedahan tersebut.
- Memberikan informasi untuk berhati-hati jika lipoma ini
semakin cepat membesar, menetap, hiperemis dan terasa sakit,
berhati-hati jika berkembang menjadi keganasan.
214. Tata Peserta melakukan tindakan /pemberian 1.Non eksisi: 5 3x5
laksana non terapi dengan informed consent yang -Penyuntikan steroid injeksi TCA dengan lidokain 1:1
farmako terapi jelas, proteksi diri (sepsis asepsis) -Liposuction
(tindakan)
2. eksisi
-Informed consent untuk melakukan terapi eksisi
-Mencuci Tangan
-Siapakan alat dan bahan
-Gunakan sarung tangan
-Tindakan asepsis sepsis
Persiapan
1. Anestesi lokal atau umum tergantung pada
lokasi dan ukuran lipoma.
2. Posisi tergantung pada posisi lesi.
Prosedur
-Lakukan insisi di atas lesi sepanjang garis Langer.
-Perdalam insisi dengan menggunakan daun gunting untuk membuka
ruang antara kapsul dan jaringan lemak sekitarnya.
-Gunakan sebuah jari untuk ‘mengorek’ lipoma.
-Hentikan setiap titik perdarahan dengan diatermi atau benang jahit
halus yang bisa diserap.
-Hilangkan sisa ruang dengan beberapa jahitan terputus yang bisa
diserap. Kulit ditutup juga dengan jahitan terputus dengan benang yang
bisa diserap.
-lakukan sepsis dan asepsis lagi
471
-Tutup dengan kassa
-Lepaskan sarung tangan
-cuci tangan
215. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri dan 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga 1 3x1
profesional meminta izin secara lisan dan melakukan tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
poin di bawah ini lengkap sebagai 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
berikut: 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Jika menemui curiga keganasan rujuk ke spesialis bedah.
SISTEM : MUSKULOSKELETAL
PENYAKIT : OSTEOMIELITIS
LEVEL KOMPETENSI : 3B
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
426. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Keluhan utama: nyeri sendi 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Onset: akut
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Kronologis: nyeri makin lama makin berat hingga mengganggu
untuk mendapatkan informasi yang pekerjaan, lama-lama terjadi keterbatasan gerak sendi, bengkak,
relevan, adekuat, dan akurat kemerahan, hangat, hingga kematian tulang, badan demam
Kualitas: nyeri makin lama makin bertambah berat (kronik progresif)
Kuantitas: nyeri hingga mengganggu aktivitas, pekerjaan
Faktor yang memperberat: pergerakan, aktivitas
Faktor yang memperingan: konsumsi obat penghilang rasa nyeri
Gejala penyerta: demam, malaise, rasa tidak nyaman
427. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
menggunakan sarung tangan dalam Status Generalis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Keadaan umum : baik, pasien tampak kesakitan
masalah klinik pasien Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital:
472
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 38◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran
nnll (-), pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS,
tidak kuat angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal
(-), pulsasi epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni,
bising(-), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-)
473
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status Lokalis
Predileksi : art.genue, art.cubiti, art.coxae, tulang panjang
Edema
Hiperemis, eritem
Perabaan hangat
Nyeri tekan (+)
Fluktuasi (+)
Keterbatasan gerak sendi (+)
Nyeri gerak aktif (+)
Nyeri gerak pasif (+)
ROM menurun
Drainase saluran sinus (biasanya ditemukan pada stadium lanjut
atau jika terjadi infeksi kronis)
428. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: osteomielitis mudah didiagnosis secara klinis 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
diagnosis banding secara lengkap penunjang yang dapat dilakukan diantaranya yaitu pemeriksaan
darah rutin, kultur dan test sensitivitas aspirasi cairan sendi,
radiologis, CT-scan, MRI, USG.
Diagnosis banding:
- Histiositosis sel langerhans
- Sarkoma Ewing
429. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan kemampuan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit 3 3x3
dan edukasi pasien berkomunikasi dengan menerapkan yang diderita pasien.
salah satu prinsip berikut:
474
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
penatalaksanaan dari penyakit yang diderita.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
- Menganjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang perjalanan
penyakit.
- Menganjurkan pasien untuk kontrol bila tidak ada perbaikan.
- Menjelaskan tentang sistem rujukan yang akan dilakukan.
216. Tata laksana Peserta melakukan tindakan /pemberian - Antibiotik 5 3x5
non farmako terapi terapi dengan informed consent yang - Analgetik
(tindakan) jelas, proteksi diri (sepsis asepsis) - Pembedahan (sekuesterektomi), dilakukan dengan indikasi:
1. Adanaya sequester.
2. Adanya abses.
3. Rasa sakit yang hebat.
4. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan
(karsinoma Epidermoid).
217. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri dan - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional meminta izin secara lisan dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga
melakukan poin di bawah ini lengkap tidak membahayakan pasien dan diri sendiri.
sebagai berikut: - Memperhatikan kenyamanan pasien.
- Melakukan tindakan sesuai prioritas.
- Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan
konsultasi bila diperlukan.
475
mendapatkan informasi yang relevan, Onset : beberapa tahun
adekuat, dan akurat Lokasi : daerah punggung dan lutut
Kualitas : rasa nyeri timbul setelah bekerja, memakai baju,
pekerjaan rumah tangga, taman dll.
Kuantitas : Terus menerus
Faktor memperberat : bila beraktivitas makin memberat
Faktor memperingan : istirahat
Gejala penyerta :
476
431. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci tangan Pemeriksaan Fisik : 1 3x1
saan Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan o Status internus
menggunakan sarung tangan dalam T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit P : 22 x/menit S : 36,6°C BB :
melakukan pemeriksaan fisik sesuai 49 kg, TB : 147
masalah klinik pasien - Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
- Toraks :
· Inspeksi : simetris kiri = kanan
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
Punggung : I gibbus : (-), kifosis (+)
Pa : deformitas (+), nyeri tekan (+)
Pemeriksaan radiologis : X Foto thorax
477
218. Tata Peserta melakukan tindakan /pemberian Menganjurkan pasien untuk sering berolahraga 5 3x5
laksana non terapi dengan informed consent yang Mengajurkan pasien untuk sering minum susu kalsium
farmako terapi jelas, proteksi diri (sepsis asepsis) Menganjurkanpasien untuk tidak mengangkat barang yang
(tindakan) berat2
Menganjurkan pasien untukmempernbaiki posisi tubuh
219. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri dan 1 3x1
profesional meminta izin secara lisan dan melakukan
poin di bawah ini lengkap sebagai
berikut:
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
478
1. keluhan utama : sendi sulit digerakkan dan nyeri
2. onset : akut (1 hari yang lalu)
3.kronologis : pasca trauma setalah mngangka- angkat beban berat
kemudian sendi terasa nyeri saat digerakkan
4. faktor memperingan: istirahat dan di kompres es
5. faktor memperberat: bila digerakkan
6.kualitas : kesulitan menggerakkan sendi
7.kuantitas : terus-menerus
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat trauma (+)
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
435. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan o Status internus 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit RR : 22 x/menit S : 36,6°C
menggunakan sarung tangan dalam BB : 69 kg, TB : 176
melakukan pemeriksaan fisik sesuai - Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
masalah klinik pasien - Toraks :
· Inspeksi : simetris kiri = kanan
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
479
regio Brachii sinistra
inspeksi: deformitas (+), eksorotasi (+), edema (-)
Palpasi: nyeri tekan (+), krepitasi (-), pulsasi a.radialis (+)
Move: sendi bahu: ekstensi(+) terbatas, fleksi (+) terbatas, internal
rotasi (+) terbatas, eksternal rotasi (+) terbatas
Sendi siku: ekstensi (+) normal, fleksi (+) normal, supinasi (+)
normal, pronasi (+) normal
Pemeriksaan radiologis : X Foto Shoulder sinistra
436. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Disklokasi Sendi Bahu Kiri 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya
diagnosis banding secara lengkap
437. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan trauma pada sendi bahu kiri sehingga menyebabkan pergeseran sendi
menerapkan salah satu prinsip berikut: bahu kiri
Menjelaskan kepada keluarga bahwa sementara akan di lakukan
pembidaian untuk mencegah gerakan berlebihan pada sendi bahu
tersebut
Menjelaskan kepada keluarga bahwa akan dilakukan rujukan kepada
dokter spesialis bedah tulang untuk penatlaksanaan selanjutnya
Menjelaskan bahwa untuk sementara jangan melakukan aktivitas yang
berat terutama pada sendi kiri karena di khawatirkan akan
mempeburuk kondisi sendi tsb
220. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Fiksasi dengan pemasangan bidai 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed Rujuk Sp.OT
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
480
sebagai berikut:
439. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Kesadaran : composmentis
menggunakan sarung tangan dalam Tanda vital :
melakukan pemeriksaan fisik sesuai TD : 120/80
masalah klinik pasien N : 80x/min
RR : 20x/min
T : 36 C
Status lokalis :
481
Inspeksi : Luka bentuk tidak teratur di daerah maleolus medialis
ukuran 4x5 cm dengan pinggir kehitaman. pus (+) perabaan hangat,
denyut a. Tibialis (+)
Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesosefal
Mata: konjungtiva palpebra pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
Telinga: discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Hidung: sekret (-), epistaksis (-), napas cuping hidung (-)
Mulut : bibir pucat (-), pursed lips breathing (-), sianosis (-), oral thrush
(-)
Tenggorakan : T1-1, tonsil dan faring hiperemis (-)
Leher: pembesaran nnll (-/-), JVP R+0, deviasi trakhea (-)
Thorax :
Paru Depan
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapangan paru
Aus : SD vesikuler di seluruh lapangan paru, ST (-/-)
Paru Belakang
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapangan paru
Aus : SD vesikuler di seluruh lapangan paru, ST (-/-)
Jantung
I : Ictus cordis tak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC VI 2 cm medial Linea
Midclavicula sinistra, kuat angkat (-), tidak melebar,
pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial (-), sternal
lift (-), thrill (-)
Pe : Batas atas : SIC II linea parasternalis sinistra
482
Batas kanan : SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial linea
midclavicula sinistra
Aus : HR 76x/menit, reguler, S1 – II murni, bising (-),
gallop (-)
Abdomen
I : datar, venektasi (-)
Aus : bising usus (+) normal
Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-), area
troube tympani
Pa : supel, hepar tak teraba, lien tak teraba, nyeri tekan (-
)
483
440. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis Banding : 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya 1. Ulkus Vena
diagnosis banding secara lengkap 2. Ulkus Diabetic
441. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan -Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan -Menjelaskan kepada pasien bahwa ini merupakan penyakit pembuluh
menerapkan salah satu prinsip berikut: darah sehingga harus diperbaiki dan perawatan luka untuk
menghindari komplikasi – komplikasi yang mungkin terjadi.
-Memberikan motivasi agar mau dirujuk ke dokter spesialis bedah
untuk penanganan ulkus selanjutnya.
484
Sejak kapan terjadinya
Apaka nyeri makin lama makin berat
Apakah terdapat pembengkakan pada sendi berwarna
kemerahan yang terasa panas dan nyeri bila disentuh
Apakah nyeri terjadi setiap menggerakkan sendi
Apakah nyeri mengganggu dalam meakukan pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari
Apakah nyeri dan pembengkakan membaik apabila sendi
diistirahatkan
Apaka nyeri dan bengkak makin berat apabila sendi banyak
digerakkan
Apakah pasien banyak melakukan gerakan pada daerah yang
terasa sakit
Apakah ada riwayat operasi, cedera infeksi atau luka pada
sendi yang terkena
Apakah pasien memiliki riwayat alergi, penyakit asam urat
tinggi, kencing manis, darah tinggi, atau penyakit jantung
Apakah pasien memiliki anggota keluarga dengan riwayat
sakit seperti ini
443. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Keadaan umum dan tanda vital 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Pemeriksaan kekuatan dan tonus otot
menggunakan sarung tangan dalam Pemeriksaan reflex fisiologis dan patologis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Pekeriksaan inspeksi dan palpasi pada sendi yang terkena
masalah klinik pasien didapatkan inflamasi, hiperemis, dan nyeri tekan dan gerak
Pemeriksaan penunjang:
Darah rutin
Asam urat
Kolesterol
X-foto antebrachii dan manum
Kultur apabila terdapat nanah
485
444. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya Tendosinovitis
diagnosis banding secara lengkap DD:
Gout
Demam rematik
Artritis
Infeksi sendi
Bursitis
Selulitis
Carpal tunnel syndrome
Terapi:
Analgetik
Obat anti inflamasi non steroid
445. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi peradangan pada 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan selubung sendi pasien
menerapkan salah satu prinsip berikut: Melakukan rujukan ke bagian bedah apabila terapi
farmakologis tidak memberikan perbaikan terhadap kondisi
pasien
224. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Meminta pasien untuk mengurangi aktivitas pada sendi yang 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed terkena bila memungkinkan
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri Meminta pasien untuk mengistirahatkan sendi yang terkena
(sepsis asepsis) sesering mungkin
Menganjurkan pasien untuk mengurangi mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam, gula, asam urat,
dan lemak\
225. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan menceritakan kondisinya
melakukan poin di bawah ini lengkap Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
sebagai berikut:
NEUROLOGI
486
SISTEM SARAF PENYAKIT AKUT MEDULLA KOMPRESI
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
446. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama : tidak dapat berjalan 1 3x1
untuk menceritakan
penyakitnya dengan Riwayat penyakit sekarang :
pertanyaan-pertanyaan yang - sejak kapan keluhan dirasakan ?
sesuai untuk mendapatkan - awal mulanya bagaimana mendadak / perlahan?
informasi yang relevan, - Didahului trauma/terjatuh atau tidak?
adekuat, dan akurat - Apakah mengganggu aktivitas?
- Apakah ada keluhan lain? (tidak dapat menahan BAK)
- Apakah ada kelemahan anggota gerak?
- Apakah ada keluhan lain seperti demam, mual muntah, nyeri kepala,
dll?
Riwayat penyakit dahulu :
- Apakah penderita mengalami trauma?
- Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit seperti ini?
- Apakah sebelumnya penderita mengkonsumsi obat-obatan?
- Apakah penderita memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus ?
Riwayat penyakit keluarga :
- Apakah ada anggota keluarga yang menderita serupa?
- Apakah ada yang menderita hipertensi, diabetes melitus?
447. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Fisik : 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah
pemeriksaan menggunakan Keadaan umum : (tampak lemah)
sarung tangan dalam melakukan Kesadaran : (composmentis)
pemeriksaan fisik sesuai Tanda vital :
masalah klinik pasien TD : (normal/hipertensi)
N : (normal)
487
RR : (normal)
T : (normal)
Kepala : mesosephal
Mata : CPP (-)
Leher : kaku kuduk (-)
Dada : (normal)
Jantung : (normal)
Perut : (normal)
Status Psikikus :
Cara berpikir : (realistik)
Perasaan hati : (euthyme-hipotyme)
Ingatan : (cukup)
Kecerdasan : (cukup)
N. I : normal
N. II : normal
N. III : normal
N. IV : normal
N. V : normal
N. VI : normal
N. VII : normal
N. VIII : normal
N. IX : normal
N. X : normal
N. XI : normal
N. XII : normal
488
Klonus : (+)
Sensibilitas : (menurun pada anggota gerak bawah)
Kekuatan : (menurun pada anggota gerak bawah)
Pemeriksaan penunjang
1. MRI
2. Laboratorium darah
448. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Kompresi medulla spinalis 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD/
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
449. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
226. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. mempertahankan usaha nafas 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. mencegah syok
(tindakan) informed consent yang jelas, 3. imobilisasi leher
proteksi diri (sepsis asepsis)
Terapi utama :
- Faramakoterapi : metilprednisolon 30mg/kg bolus selama 15 menit
lalu 45 menit setelah pemberian bolus pertama lanjutkan dengan
infus 5,4mg/kg/jam selama 23 jam
489
- Imobilisasi ; traksi, untuk menstabilkan medula spinalis
- Bedah : untuk mengeluarkan fragmen tulang, dll
227. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan dan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di bawah ini Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp S
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn. Y
Umur : 52 Tahun
Alamat : Semarang
Diagnosis : suspek spinal cord injury
490
informasi yang relevan, - Apakah mengganggu aktivitas?
adekuat, dan akurat - Apakah ada keluhan lain? (tidak dapat menahan BAK)
- Apakah ada kelemahan anggota gerak?
- Apakah ada keluhan lain seperti demam, mual muntah, nyeri kepala,
dll?
Riwayat penyakit dahulu :
- Apakah penderita mengalami trauma?
- Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit seperti ini?
- Apakah sebelumnya penderita mengkonsumsi obat-obatan?
- Apakah penderita memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus ?
Riwayat penyakit keluarga :
- Apakah ada anggota keluarga yang menderita serupa?
- Apakah ada yang menderita hipertensi, diabetes melitus?
451. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Fisik : 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah
pemeriksaan menggunakan Keadaan umum : (tampak lemah)
sarung tangan dalam melakukan Kesadaran : (composmentis)
pemeriksaan fisik sesuai Tanda vital :
masalah klinik pasien TD : (normal/hipertensi)
N : (normal)
RR : (normal)
T : (normal)
Kepala : mesosephal
Mata : CPP (-)
Leher : kaku kuduk (-)
Dada : (normal)
Jantung : (normal)
Perut : (normal)
Status Psikikus :
Cara berpikir : (realistik)
491
Perasaan hati : (euthyme-hipotyme)
Ingatan : (cukup)
Kecerdasan : (cukup)
N. I : normal
N. II : normal
N. III : normal
N. IV : normal
N. V : normal
N. VI : normal
N. VII : normal
N. VIII : normal
N. IX : normal
N. X : normal
N. XI : normal
N. XII : normal
Pemeriksaan penunjang
1. MRI
2. Laboratorium darah
452. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Kompresi medulla spinalis 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD/
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
492
453. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
228. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. mempertahankan usaha nafas 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. mencegah syok
(tindakan) informed consent yang jelas, 3. imobilisasi leher
proteksi diri (sepsis asepsis)
Terapi utama :
- Faramakoterapi : metilprednisolon 30mg/kg bolus selama 15 menit
lalu 45 menit setelah pemberian bolus pertama lanjutkan dengan
infus 5,4mg/kg/jam selama 23 jam
- Imobilisasi ; traksi, untuk menstabilkan medula spinalis
- Bedah : untuk mengeluarkan fragmen tulang, dll
229. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan dan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di bawah ini Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp S
493
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn. Y
Umur : 52 Tahun
Alamat : Semarang
Diagnosis : suspek spinal cord injury
494
Pernahkah mengonsumsi obat dalam waktu lama?
Riwayat bepergian ke daerah endemis?
Kebiasaan merokok?
Riwayat asma?
Riwayat DM?Hipertensi?Penyakit jantung?Penyakit hati?Penyakit
ginjal?
Pernah melakukan pengobatan? Riwayat trauma/ opname/alergi?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat penyakit jantung?DM?Hipertensi?Asma?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
455. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci KU : E2M4V2 GCS 8 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah TV : TD: 80/50mmHg N:115x/menit RR:28x/menit t:38,3oC
pemeriksaan menggunakan Status Gizi : normal
sarung tangan dalam Kulit : ptechie (+), pucat (-), ikterik (-)
melakukan pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), pupil isokor 3mm/3mm,
sesuai masalah klinik pasien
refleks pupil (+/+)
Telinga : nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik telinga (-/-), nyeri ketok
mastoid (-/-), discharge (-/-)
Hidung : sekret (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : sianosis (-), pursed lip breathing (-)
Tenggorok : Faring hiperemis (-), T1-1,hiperemis (-/-),kripte membesar(-
/-),detritus(-/-),pseudomembran(-/-)
Leher : pembesaran nnll (-), JVP tidak meningkat, kaku kuduk (-),
Brudzinsky I/II (-)
Dada : pergerakan dada simetris, retraksi (-), bentuk dada normal
495
Pulmo : pergerakan simetris, stem fremitus paru kanan=kiri, perkusi
sonor seluruh lapangan paru, SD vesikuler, RBH pada basal paru
(+/+), wheezing (-/-)
Cor : Ictus cordis tidak tampak, IC teraba di SIC V 2cm medial linea
midclavicula sinistra, perkusi konfigurasi jantung dalam batas
normal, auskultasi BJ I/II murni reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen : inspeksi datar, spider naevi (-), caput medusa (-) auskultasi
BU(+)N, palpasi nyeri tekan (-), perkusi pekak sisi (+) normal, pekak
alih (-), hepar/lien tidak membesar
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Refleks fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks patologis -/- -/-
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus +N/+N +N/+N
Klonus -/- -/-
Lasigue -/-
Kernig -/-
Nn. Craniales : I-XII dalam batas normal
456. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : Malaria serebral 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis Banding :
diagnosis banding bandingnya secara lengkap - Tifoid ensefalopati
- DHF grade III
- Encephalitis
457. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
Dokter menanyakan kembali identitas pasien
496
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
prinsip berikut: komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
230. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Bebaskan jalan nafas pikirkan intubasi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Beri O2
(tindakan) informed consent yang jelas, Pasang iv line pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
proteksi diri (sepsis asepsis) Pasang DC
Monitor keadaan umum dan tanda vital
497
sesuai untuk mendapatkan Kualitas :
informasi yang relevan, Apakah demam lebih tinggi saat pagi, sore atau malam hari?
adekuat, dan akurat Kuantitas :
Apakah demam terus menerus atau hilang timbul?
Faktor yang memperberat :
-
Faktor yang memperingan :
Apakah demam berkurang dengan dikompres atau minum obat?
Gejala penyerta :
Apakah ada pusing? Apakah ada nyeri kepala hebat? Apakah ada mual
muntah? Apakah silau bila melihat cahaya? Apakah ada batuk pilek?
Apakah ada nyeri telan? Apakah ada nyeri telinga? Apakah ada nyeri
otot? Apakah ada gangguan buang air kecil (BAK terasa sakit, BAK
sedikit, BAK warna seperti teh)? Apakah ada gangguan buang air besar
(diare, BAB tidak lancar, BAK seperti dempul)? Apakah ada kejang?
Apakah ada penurunan kesadaran (dipanggil-panggil tidak menanggapi)?
Apakah ada batuk lama? Apakah ada penurunan nafsu makan? Apakah
ada penurunan berat badan? Apakah ada mimisan, gusi berdarah, bintik-
bintik merah di tubuh?
*penderita nyeri kepala hebat, muntah, fotofobia, penurunan
kesadaran, kejang, nyeri lengan dan/atau tungkai
Riwayat Penyakit Dahulu:
- apakah sebelumnya pernah sakit seperti ini?
- apakah ada riwayat bepergian ke luar kota?
-apakah penderita memiliki riwayat hipertensi?
-apakah penderita memiliki diabetes melitus ?
498
459. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Fisik: 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah KU : lemah, gelisah
pemeriksaan menggunakan Kesadaran : bervariasi mulai dari iritable, somnolen, delirium, atau koma
sarung tangan dalam melakukan TV : suhu ≥ 38o
pemeriksaan fisik sesuai Bradikardi
masalah klinik pasien Hipertensi
Respirasi ireguler
Kepala: dbn
Mata: refleks pupil menurun, CPP -/-,sklera ikterik -/-
THT: ada sinusitis, otitis media, mastoiditis
Mulut: dbn
Leher: kaku kuduk (+)
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo : dbn
Abdomen: dbn
Ekstremitas : tangan dan kaki dingin, kulit papula sampai ekimosis pada
ekstremitas, ruam kemerahan pada kulit
Status neurologis :
nn. craniales: dapat didapatkan paresis nn craniales terutama NIII, NIV,
NVI, NVII, NVIII
Refleks fisiologis : (+) meningkat
Refleks patologis: (+)
Sensorik : + normal
Motorik : bisa didapatkan hemiparese
Tes rangsang meningeal : Kernig sign (+)
Brudzinski I dan II (+)
Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap
499
2. Pungsi lumbal dan analisis cairan cerebrospinal (untuk mengetahui
penyebab apakah karena bakteri, virus atau tuberkulosis)
3. Kadar gula darah
4. Elektrolit serum dan faal ginjal
6. X-foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi)
7. CT scan
Permulaan penyakit CT scan normal.
Adanya eksudat purulen di basal, ventrikel yang mengecil disertai oedem
otak, atau ventrikel yang membesar akibat obstruksi cairan serebrospinalis
Bila penyakit berlanjut, dapat terlihat adanya daerah infark akibat
vaskulitis
8. MRI
Lebih baik dibandingkan CT scan dalam menunjukkan daerah edema dan
iskemi di otak
Penambahan kontras gadolinium menunjukkan “diffuse meningeal
enhancement”
500
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. SpS
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut atas pasien:
Nama : Tn. X
Umur : 48 Tahun
Alamat : Semarang
Diagnosis : suspek meningitis
Terapi yang sudah diberikan : ampisilin 12 gram iv, infus RL, O2 3 L per
menit
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih
501
SISTEM saraf PENYAKIT migren
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
462. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan Utama: nyeri di separuh kepala 1 3x1
untuk menceritakan RPS:
penyakitnya dengan - Lokasi:
pertanyaan-pertanyaan yang Di kepala bagian mana letak nyeri tersebut?Seluruh kepala, tengkuk (tension Headache) ,
sesuai untuk mendapatkan sekitar mata (Cluster), separuh kepala (migren), menetap pada satu lokasi (tumor)
informasi yang relevan, - Apa yang di maksud pasien dengan nyeri kepala?
adekuat, dan akurat - Bagaimana rasa nyeri kepala tersebut? (Berat, denyut, tarik, ikat, pindah-
pindah,tegang, seperti ditusuk-tusuk)
- Kapan nyeri (keadaan khusus yang menyebabkan nyeri)
- Bagaimana awal nyerinya?Apakah timbul mendadak atau bertahap?
Cluster headache (nyeri sewaktu tidur atau baru bangun tidur), tension headache(lebih
sering siang dan sore hari, rangsangan emosi), migren (cahaya, cuaca, alkohol),neuralgia
trigeminal (tercetus waktu menelan, bicara, sikat gigi), penyakit sinus (ISPA,pergantian
musim, alergi)
- Onset:
Sudah berapa lama nyeri berlangsung?Kronis (tension headace, post trauma, neurosis,
sinusitis) Akut (perdarahan non trauma, meningitis, glaucoma, stroke)
- Kuantitas:
Apakah nyerinya berlangsung terus menerus atau hilang timbul?Terus menerus (tension
headache), episode (migren)
Berapa lama nyeri kepala tersebut berlangsung?Migren (dalam jam), tension headache
(hari-bulan), neuralgia trigeminal(menyengat, detik-menit)
- :Kualitas
502
Bagaimana kualitas dan intensitas dari sakit kepala yang anda rasakan?Migren (denyut
hebat, susah bekerja), cluster headache (denyut seperti bor), tensionheadache (seperti
memakai topi baja berat)
Apakah kualitas dan intensitasnya bertambah?Progresif (tumor)
- Gejala penyerta
Apakah ada gejala lain yang menyertai nyeri kepala tersebut?Migren (muntah, vertigo,
diplopia, fotofobia), Cluster (ptosis ipsi lateral, miosis, konjungtivamerah), tension headache
(fotofobia), muntah, dan defisit neurologi.
RPD
Apakah anda pernah menderita sakit kepala seperti ini sebelumnya?
Apakah anda memiliki riwayat hipertensi (darah tinggi)?
Jika menderita hipertensi, apakah anda meminum obat secara teratur?
Tanyakan pula tentang faktor presipitasi, pola tidur, faktor emosional/
stress,riwayat keluarga, riwayat trauma kepala, riwayat operasi, riwayat
alergi,prahaid (pada wanita), riwayat pemakaian obat (analgetik, narkotik,
penenang,vasodilator, dll)
RPK:
Apakah ada anggota keluarga lain yang sering sakit kepala seperti anda?
Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita stroke, hipertensi?
463. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Fisik: 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah KU : sakit sedang/berat,lemah
pemeriksaan menggunakan Kesadaran : compos mentis
sarung tangan dalam melakukan TV : TD : 130/80 mmHg, N; 88x/menit
pemeriksaan fisik sesuai Kepala: dbn
masalah klinik pasien Mata: CPP -/-, sklera ikterik -/-
THT:dbn
Mulut: dbn
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: dbn
503
-Pulmo : dbn
Abdomen: dbn
Ekstremitas: dbn
Pemeriksaan penunjang:
CT-scan,MRI untuk menghilangkan diagnosis banding
464. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Migren 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dd: Migren dengan aura
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Migren tanpa aura
504
- Diet
• Menghindari makanan tertentu cukup membantu pada 25-30%
penderita migrain. Secara umum, makanan yang harus dihindari adalah:
MSG, beberapa minuman beralkohol (anggur merah, prot, sherry, scotch,
bourbon), keju (Colby, Roquefort, Brie, Gruyere, cheddar, bleu,
mozzarella, Parmesan, Boursault, Romano), coklat, dan aspartame.
2. Terapi farmaka migrain
Terapi Abortif
Pada terapi abortif dapat diberikan analgesia nonspesifik yaitu analgesia
yang dapat diberikan pada kasus nyeri lain selain nyeri kepala, dan atau
analgesia spesifik yang hanya bekerja sebagai analgesia nyeri kepala.
Secara umum dapat dikatakan bahwa terapi memakai analgesia
nonspesifik masih dapat menolong pada migrain dengan intensitas nyeri
ringan sampai sedang. Pada kasus sedang sampai berat atau berespons
buruk dengan OAINS pemberian analgesia spesifik lebih bermanfaat.
Domperidon atau metoklopramid sebagai antiemetik dapat diberikan saat
serangan nyeri kepala atau bahkan lebih awal yaitu pada saat fase
prodromal. Fase prodromal migrain dihubungkan dengan gangguan pada
hipotalamus melalui neurotransmiter dopamin dan serotonin. Pemberian
antiemetik akan membantu penyerapan lambung di samping meredakan
gejala penyerta seperti mual dan muntah. Kemungkinan timbulnya efek
samping antiemetik seperti sedasi dan parkinsonism pada orang tua patut
diperhatikan.
Analgesik nonspesifik
Yang termasuk analgesia nonspesifik adalah asetaminofen (parasetamol),
aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS). Pada umumnya
pemberian analgesia opioid dihindari. Beberapa obat OAINS yang telah
diteliti diberikan pada migrain antara lain adalah:
- Diklofenak.
- Ketorolak.
- Ketoprofen.
- Indometasin.
505
- Ibuprofen.
- Naproksen.
- Golongan fenamat.
Ketorolak IM membantu pasien dengan mual atau muntah yang berat.
Kombinasi antara asetaminofen dengan aspirin atau OAINS serta
penambahan kafein dikatakan dapat menambah efek analgetik, dan
dengan dosis masing-masing obat yang lebih rendah diharapkan akan
mengurangi efek samping obat. Mekanisme kerja OAINS pada umumnya
terutama menghambat enzim siklooksigenase sehingga sintesa
prostaglandin dihambat.
Analgesik spesifik
Yang termasuk analgesik spesifik yang sering digunakan adalah
ergotamin, dihidroergotamin (DHE) dan golongan triptan yang
merupakan agonis selektif reseptor serotonin pada 5-HT1, terutama
mengaktivasi reseptor 5HT I B / 1 D. Di samping itu ergotamin dan DHE
juga berikatan dengan reseptor 5-HT2, α1dan α 2- nonadrenergik dan
dopamin.
Analgesik spesifik dapat diberikan pada migrain dengan nyeri sedang
sampai berat. Pertimbangan harga kadang menjadi penghambat
dipakainya analgesia spesifik ini, walaupun golongan ini merupakan
pilihan sebagai antimigren. Ergot lebih murah dibanding golongan triptan
tetapi efek sampingnya lebih besar. Penyebab lain yang menjadi
penghambat adalah preparat ini di Indonesia hanya tersedia dalam bentuk
oral dan dari golongan triptan hanya ada sumatriptan. Ergotamin dan
DHE diberikan pada migrain sedang sampai berat apabila analgesia
nonspesifik kurang terlihat hasilnya atau memberi efek samping. Dosis
dan cara pemberian ergotamin dan DHE harus diperhatikan. Kombinasi
ergotamin dengan kafein bertujuan untuk menambah absorpsi ergotamin
selain sebagai analgesik pula. Hindari pada kehamilan, hipertensi tidak
terkendali, penyakit serebrovaskuler, kardiovaskuler dan penyakit
pembuluh perifer (hati-hati pada pasien > 40 tahun) serta gagal ginjal,
gagal hati dan sepsis. Efek samping yang mungkin timbul antara lain
506
mual, dizziness, parestesia, kramp abdominal. Ergotamin biasanya
diberikan pada episode serangan tunggal. Dosis dibatasi tidak melebihi
10 mg/minggu.1
Sumatriptan dapat meredakan nyeri, mual, fotofobia dan fonofobia
sehingga memperbaiki disabilitas pasien. Diberikan pada migrain berat
atau pasien yang tidak memberikan respon dengan analgesia nonspesifik
dengan atau tanpa kombinasi. Dosis awal sumatriptan adalah 50 mg
dengan dosis maksimal dalam 24 jam 200 mg. Kontra indikasi antara lain
adalah pasien, yang berisiko penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler, hipertensi yang tidak terkontrol, migrain tipe basiler.
Efek samping berupa dizziness, heaviness, mengantuk, nyeri dada non
kardial, disforia.
Golongan triptan generasi kedua (zolmitriptan, eletriptan, naratriptan,
rizatriptan) yang tidak ada di Indonesia sebenarnya mempunyai respons
yang lebih baik, rekurensi nyeri kepala yang lebih rendah dan lebih dapat
ditoleransi.
507
meminta izin secara lisan dan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di bawah ini Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
508
RPD:
-apakah ada riwayat darah tinggi?
-apakah ada riwayat sakit stroke?
-apakah ada riwayat operasi sebelumnya?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit
seperti ini?
- apakah ada anggota keluarga yang sakit jantung?
509
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo :dbn
Abdomen: dapat normal
Ekstremitas: hangat, cap.refill time <2”
Status Psikikus :
Cara berpikir : (realistik/non)
Perasaan hati : (euthyme-hipotyme)
Ingatan : tidak bisa mengingat kejadian sesaat sebelum dan saat trauma
Kecerdasan : (cukup/kurang)
N. I : dapat normal
N. II : dapat normal
N. III : dapat normal
N. IV : dapat normal
N. V : dapat normal
N. VI : dapat normal
N. VII : dapat normal
N. VIII : dapat normal
N. IX : dapat normal
N. X : dapat normal
N. XI : dapat normal
N. XII : dapat normal
510
Tes Laseque : (-)
Tes Kernig : (-)
Extremitas : normal
Pemeriksaan Penunjang:
1. Tes Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG) (jika skor diatas 75
maka fungsi kognitif masih baik)
2. Neurobehavial Rating Scale (NRS)
3. MMSE (Mini Mental State Examination) (terdapat gangguan kognitif
jika nilai <17)
4. CT-Scan
7. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Amnesia retrograde pasca trauma 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD/
diagnosis banding bandingnya secara lengkap -Alzheimer’s disease
-Dementia
8. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan -Memberi kesempatan pasien untuk bertanya 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi -Memberi resume anamnesis
dengan menerapkan salah satu -Menjelaskan hasil yang ditemukan dari pemeriksaan fisik
prinsip berikut: -Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
-Mengedukasi pasien agar rawat inap dan minum obat teratur
511
-Terapi pembedahan
Terapi farmakologis:
-Antibiotik
-Kortikosteroid
-Terapi simptomatik (antikonvulsan, manitol)
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan Menyapa pasien 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan Memperkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp S
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : An
Umur : 50 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Amnesia Retrograde Pasca Trauma
512
5. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk No. Aspek yang dinilai 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
pertanyaan-pertanyaan yang 2. Menanyakan identitas (nama,usia diatas,alamat,pekerjaan)
sesuai untuk mendapatkan 3. Keluhan utama : mulut miring disebelah sisi
informasi yang relevan, adekuat, 4. Riwayat penyakit sekarang
dan akurat sejak kapan ? akut/ kronis? Saat istirahat atau setelah
beraktifitas?
lokasi? Kronologis?
Sudah berapa lama? Tiba- tiba atau makin lama makin
bertambah?
Apakah hilang timbul atau terus menerus?
Apakah ada faktor yang memperberat?
Adakah faktor yang memperingan? Dengan istirahat?
Apakah sudah berobat?
Apakah ada keluhan lain?terasa tebal disebelah wajah? Mata
bisa menutup tidak? Makan minum tersedak? Nyeri kepala?
Mual muntah? Lemah separuh badan? Gangguan pendengaran?
Pernah jatuh? Gangguan pengecapan? Keluar air mata nerocos?
Keluar liur ?
5. Riwayat Penyakit Dahulu
8. apakah sebelumnya pernah seperti ini?
9. Apakah terdapat penyakit lain?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota kelurga yang menderita seperti ini?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
6. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : baik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah kesadaran : CM
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
513
tangan dalam melakukan TD : dbn
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : dbn
klinik pasien RR : dbn
T : dbn
Status lokalis
Wajah : lagoftalmus (kelopak mata lebih lambat) Plika nasolabialis datar Nyeri
dibelakang telinga
Mata : Lakrimasi
Fungsi pendengaran Dapat terganggu/normal Tergantung letak lesi
Dada dan abdomen dbn
Nervi Kraniales
N VII paralysis unilateral otot wajah, gangguan pengecapan lidah 2/3 depan
Reflek fisiologis dan patologis dbn
514
8. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menghindari faktor penyebab 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan
terapi informed consent yang jelas, Terapi farmakologi :kortikosteroid
(tindakan) proteksi diri (sepsis asepsis)
GLOBAL PERFORMANCE
SISTEM SARAF, PENYAKIT CLUSTER HEADACHE
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
468. Anamne Peserta memfasilitasi pasien - Menyapa pasien dan mempersilahkannya duduk dengan nyaman 1 3x1
sis untuk menceritakan penyakitnya - Memperkenalkan diri kepada pasien
dengan pertanyaan-pertanyaan - Menanyakan kembali identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal,
yang sesuai untuk mendapatkan pekerjaan, status keluarga
informasi yang relevan, adekuat, - Menjelaskan tujuan wawancara
dan akurat - Menanyakan keluhan utama pasien : nyeri kepala
- Menanyakan onset dan kronologi gejala tersebut : sejak kapan, kepala
bagian mana, nyeri seluruh kepala/separuh bagian kepala/kaku bagian
tengkuk/ nyeri terlokalisir di dahi hingga mata. berapa lama
- Menanyakan kualitas dan kuantitas : berdenyut/berputar/cekot-cekot,
intensitas nyerinya ringan/sedang/berat. Hilang timbul atau terus- menerus
sepanjang hari
515
- Menanyakan faktor-faktor yang memperingan atau memperberat gejala
tersebut : apakah nyeri berkurang dengan minum obat sakit kepala, apakah
berkurang dengan istirahat. Apakah nyeri bertambah berat dengan aktivitas/
- Menanyakan gejala penyerta : mual, muntah, silau, mata berair
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu dan investigasi fungsional :
h. Riwayat pernah sakit kepala yang sama sebelumnya
i. Riwayat penyakit jantung, penyakit kencing manis
- Menanyakan riwayat penyakit keluarga
a. Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis
469. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan 1 3x1
saan Fisik tangan sebelum dan setelah - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
pemeriksaan menggunakan sarung nafas dan suhu tubuh
tangan dalam melakukan - Memeriksa status internus
pemeriksaan fisik sesuai masalah - Mata : injeksi konjungtiva (+), konjungtiva palpebra anemis (-), mata
klinik pasien cowong (-), keluar air mata (+)
- THT : dbn
- Leher : dbn
- Dada : dbn
- Abdomen: dbn
- Ektermitas: dbn
516
471. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Cluster headache 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis
dan diagnosis bandingnya secara lengkap
banding
472. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa nyeri kepala yang dialami pasien 3 3x3
kasi dan edukasi kemampuan berkomunikasi adalah cluster headche, nyeri terlokalisir di daerah mata
pasien dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus
prinsip berikut: - Menjelaskan kepada pasien akan dirujuk ke dokter yang lebih kompeten
menangani kasus nyeri kepala tipe cluster
- Menjelaskan pasien untuk meminum obat secara teratur
236. Tata Peserta melakukan tindakan 42. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
laksana non /pemberian terapi dengan 43. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
farmako terapi informed consent yang jelas, 44. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau
(tindakan) proteksi diri (sepsis asepsis) pemeriksaan penunjang
45. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
prognosisnya
46. Terapi: Analgetik
R/ asam mefenamat tab 500 mg no.X
S 3 dd tab I
47. Merujuk pasien ke dokter spesialis Saraf
237. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Menyapa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan Memperkenalkan diri
517
dan melakukan poin di bawah ini Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
518
Riwayat penyakit ginjal?
Riwayat alergi obat?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat sering trauma dalam keluarga?
Riwayat rematik/asam urat tinggi dalam keluarga?
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga?
Riwayat kencing manis dalam keluarga?
Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga?
Riwayat alergi obat dalam keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
474. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci KU : tampak sakit sedang 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : compos mentis
pemeriksaan menggunakan TV : TD normal
sarung tangan dalam melakukan Nadi, RR, normal
pemeriksaan fisik sesuai masalah Status Gizi : normoweight
klinik pasien Pemeriksaan fisik :
Kepala : mesosefal
Thoraks : cor/pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Status neurologis :
Tes Phalen : +
Tes Tinel : +
Tes tourniquet : +
Tes Flick : +
519
475. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : Carpal Tunnel syndrome 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis Banding : cervical radiculopathy
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Inoracic outlet syndrome
Pronator teres syndrome
De Quervain’s syndrome
476. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien
mengerti.
238. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. Istirahatkan pergelangan tangan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan
(tindakan) informed consent yang jelas, 3. Fisioterapi
proteksi diri (sepsis asepsis)
520
Surat rujukan :
Kepada TS Sp.S
Di Tempat
Dengan hormat
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut atas pasien :
Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Karyadi No.95, Semarang
Diagnosos sementara : Carpal Tunnel Syndrome
Diagnosis banding : cervical radiculopathy
Inoracic outlet syndrome
Pronator teres syndrome
De Quervain’s syndrome
Telah diberikan terapi sementara : inj. Deksametasin 4 mg, vitamin 6 2x1
tab,ibuprofen 3x500mg
521
-Apakah terjadi secara perlahan atau tiba-tiba?
-Apakah ada riwayat trauma?
-Apakah pasien sebelumnya demam? Mendadak tinggi atau
perlahan?
-Apakah pasien sebelumnya kejang? Jika iya, Kejang dibagian
tubuh tertentu atau seluruhnya ? frekuensi? Lamanya kejang?
bagaimana kesadaran pasien saat kejang dan sesudah kejang?
-Apakah pasien sebelumnya mengeluh nyeri kepala?
-Apakah pasein sebelumnya mual / muntah?
-Apakah pasien sebelumnya tampak sering bingung?
-Apakah pasien sebelumnya batuk pilek?
-Apakah sebelumnya ada bagian tubuh pasien yang mengalami
kelemahan?
RPD:
-apakah pernah sakit seperti ini sebelumnya?
- apakah ada riwayat sakit jantung?
-apakah ada riwayat darah tinggi?
-apakah ada riwayat sakit stroke?
-apakah ada riwayat berpergian?
-apakah ada riwayat operasi sebelumnya?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit
seperti ini?
- apakah ada anggota keluarga yang sakit jantung?
522
478. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Fisik: 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah KU : pasien tidak sadar
pemeriksaan menggunakan Kesadaran : E2M4V2 GCS 8
sarung tangan dalam melakukan TV : TD : dapat normal
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : dapat normal
klinik pasien RR : dapat normal
T : febris hingga hiperpirexia
Mata: pupil anisokor (+), konjungtiva anemis (-), reflek cahaya (+), sclera
ikterik (-)
THT: discharge (-)
Mulut: dbn
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo :dbn
Abdomen: dapat normal
Ekstremitas: hangat, cap.refill time <2”
Status Psikikus :
Cara berpikir : (realistik/non)
Perasaan hati : (euthyme-hipotyme)
Ingatan : (cukup/kurang)
Kecerdasan : (cukup/kurang)
N. I : dapat normal
N. II : dapat normal
N. III : dapat normal
N. IV : dapat normal
N. V : dapat normal
N. VI : dapat normal
N. VII : dapat normal
N. VIII : dapat normal
523
N. IX : dapat normal
N. X : dapat normal
N. XI : dapat normal
N. XII : dapat normal
Pemeriksaan Penunjang:
5. Darah (leukosit, hitung jenis, LED, kadar elektrolit)
6. Pungsi lumbal dan analisis cairan cerebrospinal (untuk mengetahui
penyebab apakah karena bakteri dan virus)
7. Pemeriksaan mikrobiologi (kultur darah/urin)
8. CT-Scan
524
dengan menerapkan salah satu -Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
prinsip berikut: -Mengedukasi pasien agar rawat inap dan minum obat teratur
Terapi farmakologis:
-Antibiotik
-Kortikosteroid
-Terapi simptomatik (antikonvulsan, manitol)
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan Menyapa pasien 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan Memperkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp S
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : An
525
Umur : 50 Tahun
Alamat : Tembalang
Diagnosis : Encephalitis
526
- Menanyakan riwayat penyakit keluarga : Adakah anggota keluarga yang
sakit seperti ini,Riwayat batuk lama(-),
- Menanyakan riwayat sosial ekonomi
480. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit sedang,sesak napas (-) 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
pemeriksaan menggunakan nafas dan suhu tubuh
sarung tangan dalam melakukan - Memeriksa mata : anemis (-),ikterik(-),pupil bulat
pemeriksaan fisik sesuai isokor,reflek pupil (+),injeksi konjungtiva(-)
masalah klinik pasien - Memeriksa THT : →dbn
1. Telinga : Apakah terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik
telinga, nyeri ketok mastoid, discharge →dbn
2. Hidung :tidak adanya kelainan bentuk hidung,tanda-
tanda infeksi dan secret yang keluar dari rongga
hidung(-),tidak adanya nyeri, massa tumor atau
tanda Krepitasi(-)
3.Tenggorokan : Faring hiperemis, Tonsil
membesar,hiperemis,kripte
membesar,detritus,pseudomembran→dbn
- Memeriksa Mulut : Adakah sianosis,pursed lip
breathing,Pucat,mulut kering,kandidiasis oral(-)?→dbn
- Memeriksa leher: Adakah pembesaran nnl(-)→dbn
- Memeriksa Thorax secara sistematis,urut dari atas
kebawah→dbn
Inspeksi depan dan belakang : bentuk dada,deviasi,ruang
intercostalis,iktus cordis dan
bendungan venosa)
Palpasi depan dan belakang : Apakah gerakan nafas kanan
dan kiri, iktus cordis teraba
Perkusi depan dan belakang : Apakah sonor, redup seluruh
527
lapangan paru
Auskultasi depan dan belakang :Apakah terdapat bising,
gallop, suara dasar bronchial
atau vesicular, suara
tambahan(RBK,RBH) ?
-Memeriksa Abdomen secara urut dan sistematis→dbn
Inspeksi : Apakah cembung,datar, terdapat sikatrik, spider
naevi ?
Auskultasi: Apakah terdapat bising usus ?
Perkusi : Tentukan batas hepar,limpa, apakah terdapat pekak
sisi,pekak alih?
Palpasi : Apakah terdapat nyeri tekan atau lepas, teraba
massa atau tidak, pembesaran hepar,lien?
- Memeriksa urogenital : Adakah hematom dan pembengkakan
skrotum/perineum,Adakah discharge pada pemeriksaan
genitalia →dbn
-Memeriksa extremitas : cap refill,akral
dingin,sianosis,sensibilitas→dbn
-Memeriksa pemeriksaan neurologis→dbn
1. Pemeriksaan nn.craniales
2. Pemeriksaan kakukuduk
3. Sensorik (Nyeri,taktil,thermal,lokasi,diskriminasi)
4. Motorik (pergerakan,kekuatan,tonus,trofi)
5. Refleks fisiologis
6. Refleks patologis
7. Koordinasi Gait dan keseimbangan(cara berjalan,tes
romberg,disdiadokinesis,Ataksia,Rebound phenomen,Dismetria)
8. Gerakan abnormal(Tremor,athetosis,miokloni,khorea)
9. Alat vegetative(miksi dan defekasi)
528
481. Melakukan Peserta mampu menyarankan Laboratorium (darah rutin,feses rutin)
pemeriksaan pemeriksaan yang menunjang CD4
penunjang diagnosis HBSAG
Foto polos Abdomen
Di
482. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis: HIV tanpa komplikasi
Gambaran infeksi HIV : sindroma primer akut,Infeksi
asimptomatis,Limfadenitis persisten
generalisata(PGL),infeksi HIV
simptomatis(AIDS)
Infeksi HIV simptomatis :
1. Sub grup A : demam>1bulan,BB↓>10%,Diare>1bulan,keringat
malam hari,badan lemah,pembesaran kelenjar limfe,infeksi ringan
2. Sub grup B :penyakit neurologi
3. Sub grup C: penyakit infeksi sekunder termasuk infeksi kulit
4. Sub grup D :kanker sekunder
5. Sub grup E:kondisi-kondisi lain
Gejala mayor : penurunan BB>10% (+),diare
kronik>1bulan (+) ,demam>1bulan (+)
Gejala minor : Batuk>1bulan,pruritus/dermatitis meluas(-
),Herpes zoster rekuren(-),kandidosis
orofaring(-),herpes simpleks klinik progresif
dan luas(-),PGL (virus bersifat limfotropik)
Diagnosis HIV : minimal 2 gejala mayor dan 2 gejala minor
DIAGNOSIS BANDING
HIV dengan komplikasi
Tanda gejala HIV dengan komplikasi seperti oral lesi(leukoplakia,kandidiasis
oral),neurologic(perubahan kepribadian,disfasia,kelemahan dan kerusakan
motoric),enselopati akut,infark serebral,Hepatitis,Infeksi respirasi
(TB),Dermatologik(gatal-gatal pada kulit,lesi kulit stafilokokok),sensorik
529
483. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut dapat 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi disebabkan oleh berbagai penyakit
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kemungkinan penyakitnya berdasarkan anamnesis dan
prinsip berikut: pemeriksaan fisik beserta menjelaskan diagnosis banding.
- Menjelaskan kepada pasien untuk menegakkan diagnosis dengan
melakukan beberapa pemeriksaan penunjang
- Menjelaskan kepada pasien untuk minum obat ARV secara teratur
- Menjelaskan kepada penderita mengenai prognosis penyakit tersebut
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai cara penularan dan
pencegahan :
1. Jauhi hubungan seksual berganti-ganti pasangan tanpa kondom
2. Bersikap setia kepada pasangan
3. Cegah dengan kondom
4. Hindari narkoba suntik
5. Edukasi/pendidikan
- Menjelaskan kepada pasien jika salah satu sudah terkena HIV :
1. Jangan obati sendiri
2. Jangan didiamkan
3. Periksakan ke dokter
4. Dapat dilakukan dengan skrining rutin
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya lebih baik dirujuk untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut
241. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 48. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 49. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
(tindakan) informed consent yang jelas, 50. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
proteksi diri (sepsis asepsis) prognosisnya
51. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
530
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
531
c. Riwayat keluarga menderita epilepsi
d. Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis
485. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit berat atau ringan 1 3x1
saan Fisik tangan sebelum dan setelah - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
pemeriksaan menggunakan sarung dan suhu tubuh
tangan dalam melakukan - Memeriksa status internus
pemeriksaan fisik sesuai masalah - Kepala : ukur lingkar kepala, UUB sudah menutup/belum
klinik pasien - Mata :konjungtiva palpebra anemis (-), mata cowong (-)
- THT :
Telinga : discharge, tanda infeksi telinga
Hidung : sekret berlebihan,
Tenggorokan : ukuran tonsil, hiperemis/tidak, ada detritus/tidak, faring
hiperemis/tidak
- Leher : kaku kuduk (-)
- Dada : dbn
- Abdomen: dbn
- Ektermitas: dbn
- Pemeriksaan saraf kranialis
- Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis
- Pemeriksaan rangsang meningeal
532
487. Menentu Peserta ujian dapat menentukan 1. Observasi kejang 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis bandingnya DD/ Cerebral DD/ Akut sesaat DD/ Infeksi
dan diagnosis secara lengkap DD/ Ekstrakranial dd/ Kejang Demam Simpleks
banding Kejang Demam Kompleks
2. Tonsilofaringitis kronik
3. Otitis Media akut
4. Infeksi Saluran Kemih
488. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kejang yang dialami pasien 3 3x3
kasi dan edukasi kemampuan berkomunikasi dengan disebakan demam, hal ini terjadi karena demam dapat menurunkan nilai
pasien menerapkan salah satu prinsip ambang kejang pada anak-anak
berikut: - Menjelaskan kepada keluarga pasien pentingnya mengobati sesegera
mungkin saat anak demam untuk mencegah kejang
- Menyarankan kepada keluarga pasien agar sedapat mungkin menghindari
makanan, minuman atau keadaan yang berpotensi menyebabkan pasien
sakit sehingga demam (menghindari terkena infeksi)
- Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk memberikan obat pemutus
kejang segera saat pasien kejang
- Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kejang yang terjadi tidak
mempengaruhi kognitif pasien kecuali mengalami kejang berkali - kali
- Menyarankan kepada keluarga pasien agar meminumkan obat secara rutin
243. Tata Peserta melakukan tindakan 52. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
laksana non /pemberian terapi dengan informed 53. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
farmako terapi consent yang jelas, proteksi diri 54. Melakukan informeed consent untuk melakukan tindakan atau pemeriksaan
(tindakan) (sepsis asepsis) penunjang
55. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
prognosisnya
56. Terapi: misalkan BB10 kg
Saat kejang diberi diazepam stesolid 0,5 mg/kgBB
R/ diazepam supp 5 mg tube I
S 1 dd supp I
533
Bila masih kejang diberi diazepam stesolid 0,5 mg/kgBB
R/ diazepam supp 5 mg tube I
S 1 dd supp I
534
pertanyaan-pertanyaan yang 3. Keluhan utama? Nyeri pada wajah
sesuai untuk mendapatkan 4. Riwayat penyakit sekarang
informasi yang relevan, kkkk. Lokasi :
adekuat, dan akurat Terletak dimana? Nyeri pada wajah disekitar pipi kanan
llll. Onset dan kronologis : sejak kapan ? bagaimana kronologis
ceritanya? Sejak kemarin, nyeri hilang timbul, sakit sekali, nyeri
sebentar kurang lebih 2 menit, diantara serangan tidak nyeri
mmmm. Kualitas : nyeri sekali, seperti disayat, mengganggu
aktivitas,
nnnn. Kuantitas : nyeri hilang timbul, 2 menit
oooo. Faktor yang memperberat : mengunyah, saat berbicara,
saat menguap, dan saat sikat gigi
pppp. Faktor yang memperingan : -
qqqq. Keluhan penyerta : -
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat sakit demam sebelumnya?
Riwayat trauma kepala sebelumnya?
Riwayat sakit hipertensi?
Riwayat sakit kencing manis?
Riwayat sakit alergi?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga sakit seperti ini?
Riwayat keluarga sakit hipertensi?
Riwayat keluarga sakit kencing manis?
Riwayat alergi pada keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
490. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci KU : normal/tampak sakit 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah TV : TD normal
pemeriksaan menggunakan Nadi normal
535
sarung tangan dalam RR normal, suhu normal
melakukan pemeriksaan fisik Status Gizi : normal
sesuai masalah klinik pasien Kepala : mesosefal, lesi (-), deformitas (-)
Mata : Isokor, Reflek pupil (+/+)
Leher : lesi (-), pembesaran nnll -/-, peningkatan JVP (-/-)
Thorax secara sistematis,urut dari atas kebawah (dbn)
Inspeksi depan dan belakang : Apakah terdapat dinding dada dari depan
samping
belakang penderita (bentuk
dada,deviasi,ruang
intercostalis,iktus cordis dan bendungan
venosa)
Palpasi depan dan belakang : hitung frekuensi denyut jantung,
Perkusi depan dan belakang : Apakah sonor, redup seluruh lapangan paru
Auskultasi depan dan belakang :Apakah terdapat bising, gallop, suara
dasar bronchial atau vesicular, suara tambahan(RBK,RBH) ?
Abdomen secara urut dan sistematis (dbn)
Inspeksi : Apakah cembung,datar, terdapat sikatrik, spider naevi ?
Auskultasi: Apakah terdapat bising usus ?
Perkusi : Tentukan batas hepar,limpa, apakah terdapat pekak sisi,pekak
alih?
Palpasi : Apakah terdapat nyeri tekan atau lepas, teraba massa atau
tidak, pembesaran
hepar,lien?
Extremitas:
Reflek fisiologis : +/+|+/+
Reflek patologis : -/-|-/-
Pemeriksaan neurologis : dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Neuroimaging : CT-Scan, MRI, PET
536
491. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis :Neuralgia Trigeminal 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis Banding :
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Neuralgia Trigeminal idiopatil
Neuralgia Trigeminal Simptomatik
492. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien
mengerti.
245. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Modifikasi gaya hidup, berolahraga, diet , hentikan rokok, alkohol kontrol 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan penyakit lain (hipertensi, kencing manis, tiroid) bila ada
(tindakan) informed consent yang jelas, Nutrisi
proteksi diri (sepsis asepsis) Meminum obat dengan teratur
Kontrol secara teratur
Medikamentosa
Obat lini pertama : Karbamazepin 200-1200mg/hari
Obat lini kedua : Lamotrigin, pregabalin 150-600mg/hari
537
SISTEM ____________INDRA____________________________ PENYAKIT___POLIOMYELITIS_(SK: 3B)_______________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
493. Anamn Peserta memfasilitasi pasien No. Aspek yang dinilai 1 3x1
esis untuk menceritakan 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
penyakitnya dengan 2. Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
pertanyaan-pertanyaan yang 3. Keluhan utama : kaki kanan lemah
sesuai untuk mendapatkan 4. Riwayat penyakit sekarang
informasi yang relevan, - Onset : sejak kapan kaki kanan lemah? Mendadak atau perlahan?
adekuat, dan akurat - Kronologis : aktivitas apa yang sedang dilakukan pasien? Apakah
sebelum keluhan diawali dengan demam? mual muntah? Pusing? Nyeri
tenggorok?
- Kualitas : apakah kaki kanan masih bisa digerakkan? Apakah lemah
bertambah berat atau sama sepanjang hari?
- Kuantitas : apakah kegiatan sehari-hari masih bisa dikerjakan sendiri atau
dibantu oleh keluarga?
- Faktor memperberat: apakah bertambah berat saat pagi hari bangun
tidur?
- Faktor memperingan:-
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan kesemutan? Rasa tebal? Rasa
nyeri? Apakah kelemahan bertambah pada bagian tubuh yang lain?
5. Riwayat penyakit dahulu
- Pernahkah menderita keluhan serupa?
- Apakah imunisasi sudah lengkap?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
- Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
538
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
494. Pemeri Peserta ujian melakukan cuci Status praesens : dbn 1 3x1
ksaan Fisik tangan sebelum dan setelah TV : dbn
pemeriksaan menggunakan Kepala : mesosefal
sarung tangan dalam THT : dbn
melakukan pemeriksaan fisik Cor: dbn
sesuai masalah klinik pasien Pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Status neurologikus:
A. Kepala : mesosefal, simetris, nyeri tekan (-), pulsasi(+)
B. Leher : sikap lurus, pergerakan bebas, kaku kuduk (+)
C. SSP:
Nervus Dextra Sinistra
I dbn dbn
II dbn dbn
V dbn Dbn
X dbn
539
XI dbn dbn
XII dbn
Motorik
Respirasi Thoracoabdominal
Dbn
Bentuk columna vertebralis Bebas
Pergerakan columna vertebralis
Sensibilitas
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lokasi
Reflek
Reflek kulit perut atas Dbn Dbn
Reflek kulit perut tengah Dbn Dbn
Reflek kulit perut Dbn Dbn
bawah
540
Anggota Gerak Atas Dextra Sinistra
Motorik
Pergerakan - +
5-5-5 5-5-5
Kekuatan Normal Normal
Tonus eutrofi eutrofi
Trofi
Sensibilitas
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lokasi
Reflek
541
Biceps +N +N
+N +N
+N +N
Triceps +N +N
- -
Radius
Ulna
Hoffman-Tromner
Tonus
Trofi
Sensibilitas
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lokasi
542
Reflek
Patella +↓ +N
+↓ +N
- -
Achilles - -
- -
Babinsky - -
- -
Chaddock - -
- -
Rossolimo - -
Mendel-Bechterew
Schaefer
Oppenheim
Klonus
paha
Klonus
kaki
543
Miokloni : Tidak ada kelainan
Khorea : Tidak ada kelainan
G. Tes tambahan
Brudzinski : (+)
Kernig : (+)
Dengan hormat,
544
Mohon konsul dan penatalaksanaan pasien atas nama ny A, usia 28 th dengan
diagnosa sementara poliomyelitis. Belum diberikan terapi, hanya dilakukan
stabilisasi.
Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
Salam sejawat
Ttd
Dr.Anang
248. Perilak Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
u profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan dan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
melakukan poin di bawah ini Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
545
vvvv. Faktor yang memperberat : -
wwww. Faktor yang memperingan : istirahat
xxxx. Keluhan penyerta : wajah kaku, seperti topeng, jalan kaku,
langkah- langkah kecil, kadang tangan bergerak cepat dan tak terkendali
tiba- tiba, sulit saat memulai gerakan, kadang liur menetes sendiri,
tulisan menjadi semakin mengecil
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat sakit demam sebelumnya?
Riwayat trauma kepala sebelumnya?
Riwayat sakit hipertensi?
Riwayat sakit kencing manis?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga sakit seperti ini?
Riwayat keluarga sakit hipertensi?
Riwayat keluarga sakit kencing manis?
Riwayat alergi pada keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
498. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan KU : normal/tampak sakit 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan TV : TD normal
setelah pemeriksaan Nadi normal
menggunakan sarung RR normal, suhu normal
tangan dalam melakukan Status Gizi : normal
pemeriksaan fisik sesuai Kepala : mesosefal, lesi (-), deformitas (-)
masalah klinik pasien Mata : Isokor, Reflek pupil (+/+), meyerson sign (+)
Leher : lesi (-), pembesaran nnll -/-, peningkatan JVP (-/-)
Thorax secara sistematis,urut dari atas kebawah (dbn)
Inspeksi depan dan belakang : Apakah terdapat dinding dada dari depan
samping
546
belakang penderita (bentuk dada,deviasi,ruang
intercostalis,iktus cordis dan bendungan venosa)
Palpasi depan dan belakang : hitung frekuensi denyut jantung,
Perkusi depan dan belakang : Apakah sonor, redup seluruh lapangan paru
Auskultasi depan dan belakang :Apakah terdapat bising, gallop, suara dasar
bronchial atau vesicular, suara tambahan(RBK,RBH) ?
Abdomen secara urut dan sistematis (dbn)
Inspeksi : Apakah cembung,datar, terdapat sikatrik, spider naevi ?
Auskultasi: Apakah terdapat bising usus ?
Perkusi : Tentukan batas hepar,limpa, apakah terdapat pekak sisi,pekak alih?
Palpasi : Apakah terdapat nyeri tekan atau lepas, teraba massa atau tidak,
pembesaran
hepar,lien?
Extremitas:
Reflek fisiologis : +/+|+/+
Reflek patologis : -/-|-/-
Pemeriksaan nervus kranial: dalam batas normal
Rigiditas : chogwel +/+
Tes memegang kertas kertas : Tremor +/+ at rest
Test keseimbangan : + terganggu
Pemeriksaan Penunjang
Neuroimaging : CT-Scan, MRI, PET
Labolatorium (Penyakit Parkinson sekunder) Patologi anatomi, pemeriksaan kadar
bahan Cu (Wilson disease, prion)
Skala Penilaian Terpadu Penyakit Parkinson
499. Menentukan Peserta ujian dapat Diagnosis :Possible Penyakit Parkinson 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan Diagnosis Banding :
diagnosis banding diagnosis bandingnya Tremor esensial
secara lengkap Penyakit Bingswanger
Hidrosefalus bertekanan normal
Degenerasi striatonigra
Parkinsonism akibat pengaruh obat- obatan
547
500. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah Dokter menanyakan kembali identitas pasien
satu prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi
dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien
mengerti.
249. Tata laksana Peserta melakukan Modifikasi gaya hidup, berolahraga, diet , hentikan rokok, alkohol kontrol penyakit 5 3x5
non farmako terapi tindakan /pemberian terapi lain (hipertensi, kencing manis, tiroid) bila ada
(tindakan) dengan informed consent Latihan fisik ROM
yang jelas, proteksi diri Terapi okupasi, wicara, Psikoterapi, terapi sosial medik
(sepsis asepsis) Nutrisi
Meminum obat dengan teratur
Kontrol secara teratur
Medikamentosa
Antagonis NMDA : Amantadin 100mg, 300 mg per hari
Antikolinergik :
Benztropine mesylate, 8 mg/hari
Trihexyphenidyl 3-15 mg per hari
Dopaminergik
Carbidopa + Levodopa 10/100 mg, 25/100 mg per hari
Dopamin agonis
Bromocriptine mesylate 5-40 mg per hari
Pramipaxole 1,5-4,5 mg per hari
COMT inhibitor
Entacapone 200 mg per hari bersamaan dengan setiap
dosis levodopa
MAO-B Inhibitor
548
Selegiline 10 mg perhari (pagi dan siang)
Antioksidan
Vit C 500-1000 mg per hari
Betabloker
Propanolol 10-30 mg per hari
Pembedahan:
- Talamotomi ventrolateral : bila tremor menonjol
- Polidotomi : bila akinesia dan tremor
- Transplantasi substansia nigra
- Stimulasi otak dalam
549
- Menanyakan faktor-faktor yang memperingan atau memperberat gejala
tersebut : Tidak membaik saat maupun setelah istirahat,membaik setelah
pasien latihan berjalan di rehabilitasi medik.
- Menanyakan kualitas dan kuantitas : Kaki kanan seperti kaki ayam yang sedang
melangkah yaitu kaki tidak bisa menapak tanah dengan rata.kaki juga tidak
punya kekuatan untuk melangkah sehingga seakan kaki diseret disebut juga
steppage gait. aktivitas fisik sebagian dibantu keluarga,
- Menanyakan gejala sistemik : badan terasa lemah, kemampuan motoric(-
),disfasia(-),nyeri kepala(-),muntah(-),penurunan kesadaran(-),rasa tebal pada
kaki kanan(+),kesemutan pada kaki kanan(+),Tremor (-),hilangnya atau
perlambatan gerakan spontan(-),wajah kaku seperti topeng(-),penglihatan
kabur(-),penglihatan ganda(-),kehilangan keseimbangan(-),sering lupa(-),BAB
BAK dalam batas normal
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu : tidak pernah sakit
seperti ini,DM sejak 5 tahun yang lalu tetapi tidakkontrol dan
minum obat secara teratur(+),hipertensi(-),riwayat stroke
sejak 1 tahun yang lalu,riwayat trauma(-),riwayat sering
duduk dengan kaki meyila(+)
- Menanyakan riwayat penyakit keluarga : Adakah anggota keluarga yang sakit
seperti ini,RiwayaT Hipertensi(-), DM(-),stroke(-)
- Menanyakan riwayat sosial ekonomi
502. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan - Memeriksa keadaan umum pasien : tampak sakit sedang,sesak napas (-) 1 3x1
Fisik cuci tangan sebelum dan - Memeriksa tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
setelah pemeriksaan dan suhu tubuh
menggunakan sarung - Memeriksa mata : anemis (-),ikterik(-),pupil bulat
tangan dalam melakukan isokor,reflek pupil (+),injeksi konjungtiva(-)
pemeriksaan fisik sesuai - Memeriksa THT : →dbn
masalah klinik pasien 1.Telinga : Apakah terdapat nyeri tekan tragus, nyeri tarik
telinga, nyeri ketok mastoid, discharge →dbn
2. Hidung :tidak adanya kelainan bentuk hidung,tanda-
tanda infeksi dan secret yang keluar dari rongga
550
hidung(-),tidak adanya nyeri, massa tumor atau
tanda Krepitasi(-)
3.Tenggorokan : Faring hiperemis, Tonsil
membesar,hiperemis,kripte
membesar,detritus,pseudomembran→dbn
- Memeriksa Mulut : Adakah sianosis,pursed lip
breathing,Pucat,mulut kering,kandidiasis oral(-)?→dbn
- Memeriksa leher: Adakah pembesaran nnl(-)→dbn
- Memeriksa Thorax secara sistematis,urut dari atas
kebawah→dbn
Inspeksi depan dan belakang : bentuk dada,deviasi,ruang
intercostalis,iktus cordis dan
bendungan venosa)
Palpasi depan dan belakang : Apakah gerakan nafas kanan
dan kiri, iktus cordis teraba
Perkusi depan dan belakang : Apakah sonor, redup seluruh
lapangan paru
Auskultasi depan dan belakang :Apakah terdapat bising,
gallop, suara dasar bronchial
atau vesicular, suara
tambahan(RBK,RBH) ?
-Memeriksa Abdomen secara urut dan sistematis→dbn
Inspeksi : Apakah cembung,datar, terdapat sikatrik, spider
naevi ?
Auskultasi: Apakah terdapat bising usus ?
Perkusi : Tentukan batas hepar,limpa, apakah terdapat pekak
sisi,pekak alih?
Palpasi : Apakah terdapat nyeri tekan atau lepas, teraba
massa atau tidak, pembesaran hepar,lien?
- Memeriksa urogenital : Adakah hematom dan pembengkakan
551
skrotum/perineum,Adakah discharge pada pemeriksaan
genitalia →dbn
-Memeriksa extremitas : cap refill,akral
dingin,sianosis,sensibilitas→dbn
-Memeriksa pemeriksaan neurologis
10. Pemeriksaan nn.craniales→dbn
11. Pemeriksaan kakukuduk (-)→dbn
12. Sensorik (Nyeri(+/+ +↓/+),taktil(+/+ +↓/+),thermal(+/+ +↓/+),lokasi(+/+
+↓/+),diskriminasi(+/+ +↓/+))
13. Motorik (pergerakan(+/+ +↓/+),kekuatan (555/555 443/555),tonus( +/+
+↑/+),trofi (E/E E/E))
14. Refleks fisiologis(+/+ +↑/+)→dbn
15. Refleks patologis→(-/- -/-)
16. Koordinasi Gait dan keseimbangan(cara berjalan steppage gait,tes
Romberg (-),disdiadokinesis(-),Ataksia,Rebound phenomen (-
),Dismetria(-))→dbn
17. Gerakan abnormal(Tremor(-),athetosis(-),miokloni(-),khorea(-))→dbn
18. Alat vegetative(miksi dan defekasi)→dbn
552
perifer,stroke,neuropati,toksisitas obat,diabetes,multiple sclerosis,amyotropic
lateral sclerosis(ALS),Parkinson,penyakit logehring dan distrofi otot. Gejalanya
kaki dorsofleksi,lemah,matirasa,steppage gait,kehilangan fungsi kaki.
505. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien bahwa keluhan pasien tersebut dapat disebabkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi oleh berbagai penyakit
dengan menerapkan salah - Menjelaskan kemungkinan penyakitnya berdasarkan anamnesis dan
satu prinsip berikut: pemeriksaan fisik
- Menjelaskan kepada pasien untuk menegakkan diagnosis dengan melakukan
beberapa pemeriksaan penunjang
- Menjelaskan kepada pasien keluarga bahwa terapi pada penyakit ini yaitu pada
tatalaksana non bedah(orthostatic,latihan berjalan) serta tatalaksana
bedah(bedah yang menyebabkan trauma yaitu dengan bedah dekompresi atau
sutura saraf,nerve grafting,transfer saraf atau tendon transfer)
- Menjelaskan kepada penderita mengenai prognosis penyakit tersebut
251. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 59. Informed consent akan melakukan pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 60. Melakukan teknik cuci tangan dan memakai APD
(tindakan) informed consent yang 61. Melakukan edukasi kepada pasien mengenai penyakit,terapi dan
jelas, proteksi diri (sepsis prognosisnya
asepsis) 62. Melakukan informed consent rujukan bila perlu
553
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
506. Anamnesis Peserta memfasilitasi Keluhan utama : nyeri kepala, penurunan kesadaran 1 3x1
pasien untuk menceritakan
penyakitnya dengan Riwayat penyakit sekarang :
pertanyaan-pertanyaan - sejak kapan keluhan dirasakan ?
yang sesuai untuk - timbul secara mendadak atau perlahan?
mendapatkan informasi - Saat serangan penderita sedang melakukan aktivitas apa?
yang relevan, adekuat, dan - Setelah serangan apakah gejala makin memburuk atau gejala-gejala
akurat semakin berkurang?
- Berapakali serangan telah dialami penderita?
- Nyeri kepala terjadi sebelum/sesudah serangan?
- Apakah penderita merasa mual/muntah sebelum serangan?
- Apakah terjadi kejang?
- Apakah intelektualitas penderita akhir-akhir ini menurun?
- Apakah kesadaran penderita berkurang?
- Apakah terdapat gangguan penglihatan?
- Apakah separuh badan terasa kesemutan?
- Apakah ada keluhan lain yang dirasakan?
554
tangan dalam melakukan Tanda vital :
pemeriksaan fisik sesuai TD : (normal/hipertensi)
masalah klinik pasien N : (normal)
RR : (normal)
T : (normal)
Kepala : mesosephal
Mata : CPP (-)
Leher : kaku kuduk (+)
Dada : (normal)
Jantung : (normal)
Perut : (normal)
Status Psikikus :
Cara berpikir : (realistik/non)
Perasaan hati : (euthyme-hipotyme)
Ingatan : (cukup/kurang)
Kecerdasan : (cukup/kurang)
N. I : normal/terjadi kelemahan
N. II : normal/terjadi kelemahan
N. III : normal/terjadi kelemahan
N. IV : normal/terjadi kelemahan
N. V : normal/terjadi kelemahan
N. VI : normal/terjadi kelemahan
N. VII : normal/terjadi kelemahan
N. VIII : normal/terjadi kelemahan
N. IX : normal/terjadi kelemahan
N. X : normal/terjadi kelemahan
N. XI : normal/terjadi kelemahan
N. XII : normal/terjadi kelemahan
555
Refleks Fisiologi : (+ meningkat)
Refleks Patologis : (+)
Tonus : (normo-hipertonus)
Klonus : (+)
Sensibilitas : (normal – menurun)
Kekuatan : (normal – menurun)
Pemeriksaan penunjang
1. CT Scan
Terdapat perdarahan
2. EKG
3. Kadar gula darah
4. Elektrolit serum dan faal ginjal
5. Darah lengkap
6. X-foto toraks
508. Menentukan Peserta ujian dapat Perdarahan subarachnoid 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan DD/
diagnosis banding diagnosis bandingnya Ensefalitis
secara lengkap Cluster headache
Migraine headache
Emergensi hipertensif
Meningitis
Stroke hemoragik
Stroke iskemik
Arteritis temporal
556
509. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah Dokter menanyakan kembali identitas pasien
satu prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk komunikasi
15. dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
253. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Perawatan pra-rumah sakit 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Menilai prosedur ABC
(tindakan) informed consent yang Triase dan pindahkan pasien dengan tingkat kesadaran berubah/
jelas, proteksi diri (sepsis pemeriksaan neurologis abnormal ke pusat medis terdekat yang memiliki
asepsis) CT scan dan bedah saraf.
Idealnya, diarahkan untuk mencegah sedasi pada pasien ini.Perawatan
departemen emergensi
Pada pasien yang diduga dengan PSA grade I atau II, perawatan departemen
emergensi dibatasi pada diagnosa dan terapi suportif.
Identifikasi awal nyeri kepala sentinel merupakan kunci untuk
mengurangi angka mortalitas dan morbiditas
Penggunaan sedasi dengan bijaksana.
Amankan akses intravena selama menetap di departemen emergensi dan
pantaustatus neurologis pasien.
Pada pasien dengan PSA grade III,IV atau V (misal pemeriksaan neurologi
berubah), perawatan departemen emergensi lebih luas.
Menilai prosedur ABC
557
254. Perilaku Peserta ujian Menyapa pasien 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Memperkenalkan diri
meminta izin secara lisan Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
dan melakukan poin di Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
bawah ini lengkap sebagai Menjelaskan hasil pemeriksaan
berikut: Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
Surat rujukan :
Kepada Yth. Dr. Sp S
Di tempat
Dengan hormat,
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut pasien dengan identitas :
Nama : Tn. Y
Umur : 55 Tahun
Alamat : Semarang
Diagnosis : perdarahan sub arachnoid
558
aaaaa. Kualitas : menganggu aktifitas?menganggu istirahat?
bbbbb. Kuantitas : apakah nyeri dirasakan terus
menerus?hilang timbul?
ccccc. Faktor yang memperberat :beraktifitas?
ddddd. Faktor yang memperingan : membaik dengan istirahat?
Membaik dengan minum obat pereda nyeri?
eeeee. Keluhan penyerta : demam?sakit kepala?lemah?
anoreksia? rasa takut? Cemas? Agitasi? Kejang?
5. Riwayat penyakit dahulu
Pernahkah menderita keluhan serupa?
Riwayat digigit anjing atau hewan peliharaan lainya?
Riwayat penyakit jantung?
Riwayat kencing manis?
Riwayat penyakit ginjal?
Riwayat alergi obat?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
Riwayat digigit anjing dalam keluarga?
Riwayat anggota keluarga meninggal karena digigit anjing atau hewan
peliharaan lainnya?
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga?
Riwayat kencing manis dalam keluarga?
Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga?
Riwayat alergi obat dalam keluarga?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
511. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci KU : tampak sakit 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : compos mentis
pemeriksaan menggunakan TV : TD normal
sarung tangan dalam melakukan
559
pemeriksaan fisik sesuai masalah Nadi, RR, suhu normal/menigkat
klinik pasien Status Gizi : normoweight
Pemeriksaan fisik :
Kepala : mesosefal
Thoraks : cor/pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Status loklis :
Inspeksi : tampak luka bekas gigitan anjing ukuran 5x6 cm, dasar luka :
dermis
Palpasi : nyeri di daerah sekitar luka
512. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : suspek rabies ec. Gigitan anjing 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis Banding : tetanus
diagnosis banding bandingnya secara lengkap encefalitis
513. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
Dokter mempersilakan pasien untuk bertanya tentang penyakitnya.
Dokter menjawab pertanyaan pasien dengan baik dan benar sehingga pasien
mengerti.
560
informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
Surat rujukan :
Kepada TS Sp.S
Di Tempat
Dengan hormat
Mohon penatalaksanaan lebih lanjut atas pasien :
Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Karyadi No.95, Semarang
Diagnosos sementara : suspek rabies ec.gigitan anjing
Diagnosis banding : tetanus
Telah dilakukan : wound toilet, diberikan terapi sementara : ciprofloxacine
3 x 500 mg, paracetamol 3x500 mg, asam mefenamat 3x500mg suntik TT
1x1 ampul
561
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
514. Anamne Peserta memfasilitasi pasien untuk No. Aspek yang dinilai 1 3x1
sis menceritakan penyakitnya dengan 1.
Memberi salam dan memperkenalkan diri
pertanyaan-pertanyaan yang 2.
Menanyakan identitas (nama,usia,alamat,pekerjaan)
sesuai untuk mendapatkan 3.
Keluhan utama : pergelangan kaki kanan nyeri
informasi yang relevan, adekuat, 4.
Riwayat penyakit sekarang
dan akurat - Onset : sejak kapan pergelangan kaki kanan nyeri? Mendadak atau perlahan
- Kualitas : apakah nyeri seperti ditusuk-tusuk? Apakah terasa panas? Apakah nyeri
dirasakan terus menerus atau hilang timbul?
- Kuantitas : apakah kegiatan sehari-hari masih bisa dikerjakan sendiri atau dibantu
oleh keluarga?
- Faktor memperberat: apakah bertambah berat saat berjalan? Berdiri lama?
- Faktor memperingan: apakah berkurang dengan istirahat?
- Keluhan penyerta : apakah disertai dengan kesemutan? Rasa tebal? Apakah nyeri
dijalarkan? Apakah dijalarkan sampai di telapak kaki? Tumit atau dijalarkan naik ke
atas?
5. Riwayat penyakit dahulu
- Pernahkah menderita keluhan serupa?
- Apakah sebelumnya pasien terjatuh?
- Apakah sebelumnya pasien terkilir ?
6. Riwayat Penyakit Keluarga
- Adakah keluarga dengan keluhan serupa?
7. Riwayat sosial dan ekonomi
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
515. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci Status praesens : dbn 1 3x1
saan Fisik tangan sebelum dan setelah TV : dbn
pemeriksaan menggunakan sarung Kepala : mesosefal
tangan dalam melakukan THT : dbn
562
pemeriksaan fisik sesuai masalah Cor: dbn
klinik pasien Pulmo : dbn
Abdomen : dbn
Status neurologikus:
H. Kepala : mesosefal, simetris, nyeri tekan (-), pulsasi(+)
I. Leher : sikap lurus, pergerakan bebas, kaku kuduk (-)
J. SSP:
Nervus Dextra Sinistra
I dbn dbn
II dbn dbn
V dbn Dbn
X dbn
XI dbn dbn
XII dbn
563
K. Badan dan Anggota Gerak:
Motorik
Respirasi Thoracoabdominal
Dbn
Bentuk columna vertebralis Bebas
Pergerakan columna
vertebralis
Sensibilitas
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lokasi
Reflek
Reflek kulit perut atas Dbn Dbn
Reflek kulit perut tengah Dbn Dbn
Reflek kulit perut Dbn Dbn
bawah
564
Pergerakan - +
5-5-5 5-5-5
Kekuatan Normal Normal
Tonus eutrofi eutrofi
Trofi
Sensibilitas
Taktil + +
Nyeri + +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lokasi
Reflek
Biceps +N +N
+N +N
+N +N
Triceps +N +N
- -
Radius
565
Ulna
Hoffman-Tromner
Tonus
Trofi
Sensibilitas
Taktil +↓ +
Nyeri ++ +
Thermal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Diskriminasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lokasi
Reflek
566
Patella +N +N
+N +N
- -
Achilles - -
- -
Babinsky - -
- -
Chaddock - -
- -
Rossolimo - -
Mendel-Bechterew
Schaefer
Oppenheim
Klonus
paha
Klonus
kaki
567
Khorea : Tidak ada kelainan
N. Tes tambahan
Tinel test : (+)
Phalen test : (+)
516. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Tarsal tunnel syndrome 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis Dd/ ankle sprain
dan diagnosis bandingnya secara lengkap
banding
517. Komuni Peserta ujian menunjukkan Dokter menyapa pasien dan mempersilakan duduk 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi Dokter memperkenalkan diri
edukasi pasien dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
568
Dengan hormat,
Mohon konsul dan penatalaksanaan pasien atas nama ny A, usia 28 th
dengan diagnosa sementara tarsal tunnel syndrome. Sudah diberikan
terapi piroxicam 1x20 mg.
Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
Salam sejawat
Ttd
Dr.Anang
258. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Menyapa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan Memperkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
569
cemas), migren (cahaya, cuaca, alkohol), neuralgia trigeminal (tercetus
waktu menelan, bicara, sikat gigi), penyakit sinus (ISPA,pergantian
musim, alergi)
Kualitas :
-Bagaimana rasa nyeri kepala tersebut? (Berat, denyut, tarik, ikat, pindah-
pindah, tegang,atau seperti ditusuk-tusuk)
*TTH: nyeri kepala terasa menekan/mengikat (tidak berdenyut)
Apakah nyeri sampai mengganggu aktivitas? Saat nyeri tidak dapat
beraktivitas?
*TTH dapat mengganggu aktivitas tetapi tidak menghalangi intensitas
(intensitas nyeri ringan atau sedang)
Kuantitas :
-Apakah nyerinya berlangsung terus menerus atau hilang timbul? Terus
menerus (tension headache), episode (migren)
-Berapa lama nyeri kepala tersebut berlangsungg?tension headache (30
menit-7 hari), migren (4-72 jam), claster (15-180 menit), neuralgia
trigeminal (menyengat, detik-menit)
Faktor yang memperberat :
Apakah saat beraktivitas nyeri bertambah berat?
*TTH tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga
Gejala penyerta :
Apakah ada gejala lain yang menyertai nyeri kepala tersebut? Apakah ada
mual, muntah? Apakah silau bila melihat cahaya? Apakah nyeri saat
mendengar suara? Apakah mata berair dan merah? Apakah ada hidung
570
buntu atau pilek? Apakah kelopak mata bengkak? Apakah dahi dan wajah
berkeringat? Apakah ada perasaan gelisah?
*TTH tidak disertai mual munta, juga tidak ada fotofobia maupun
fonofobia. Migren disertai muntah, vertigo, diplopia, fotofobia). Cluster
disertai ptosis ipsi lateral, miosis, konjungtiva merah, lakrimasi, oedem
palpebra, kongesti nasal, rhinorrhea
571
520. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: tension type headache (nyeri kepala tipe tegang) 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD/ migren
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Vertigo
Nyeri kepala klaster
521. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada pasien tentang tension type headache secara
dengan menerapkan salah satu umum, rencana penatalaksanaan komplikasi dan prognosis
prinsip berikut: - Menjaga kontak mata saat berkomunikasi dengan pasien
- Menanyakan kepada pasien apakah penjelasan yang telah diberikan
cukup jelas
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
penyakitnya
- Menjelaskan agar pasien menghindari faktor pencetus seperti dingin,
cemas, stres
259. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 2. Serangan akut (tidak boleh > 2hari/minggu): aspirin 1000 mg/hari, 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan asetaminofen 1000mg/hari
(tindakan) informed consent yang jelas, 3. Untuk akut dan kronik:
proteksi diri (sepsis asepsis) - Antidepresan : amitriptilin
- Antiansietas :
572
lengkap sebagai berikut: Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
573
8. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
9. Memberi resume anamnesis
10. Memberi kemungkinan diagnosis penyakit
11. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan
10. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : kejang, epistotonus 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah kesadaran : CM
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : dbn
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : dbn, takikardia
klinik pasien RR : dbn
T : dbn, hipotermia, hipertermia
Status lokalis
Didapatkan luka?
Kepala : risus sardonicus (alis keatas, sudut mulut keluar dan bawah, bibir
tertekan kuat)
Mata :dbn
Mulut : kekakuan otot massetter , trismus
Leher : kaku kuduk
Dada : kaku pada otot pectoralis
Abdomen : perut papan pada palpasi
Ekstremitas : Rigiditas, kontraksi otot kuat,ekstensi mengepal dan kaku
574
dengan menerapkan salah satu Dokter menanyakan kembali identitas pasien
prinsip berikut: Dokter menanyakan keluhan yang dirasakan pasien dan membentuk
komunikasi dua arah dengan pasien
Dokter menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien
Dokter meminta ijin pasien ketika akan melakukan pemeriksaan fisik
10. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Usahakan menghindari faktor penyebab 5 3x5
non farmako /pemberian terapi dengan Obati luka kotor, apabila terkena benda berkarat segera ke petugas kesehatan
terapi informed consent yang jelas, Minum obat dengan teratur imunisasi dan suntik TT
(tindakan) proteksi diri (sepsis asepsis)
Terapi farmakologi :
Putus kejang dan pelemas otot diazepam 0,5-1mg/kgbb IM
Maintenance 20mg/kg/hari dibagi dalam 8 kali
Pada kasus berat bisa dirawat di ICU, lakkukan intubasi, NGT , kateter,
rontgen foto ,
575
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
576
Mulut: dbn
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo : dbn
Abdomen: dbn
Ekstremitas: dbn
524. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Vertigo non vestibular 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dd: vertigo central
diagnosis banding bandingnya secara lengkap vertigo perifer dd/bppv
Penyakit meniere
577
scopolamine dan atropin. Semua obat antikolinergik memiliki efek samping
mulut kering, dilatasi pupil dan sedasi.
b. - Antihistamin memiliki efek sentral dalam mengurangi severitas gejala
vertigo. Secara umum, antihistamin juga memiliki efek antikolinergik dan
blok kanal kalsium. Dalam hubungannya dengan vertigo, obat antihistamin
bekerja pada reseptor H2.
c. Benzodiazepin adalah modulator GABA yang secara sentral bekerja
mensupresi respon vestibuler. Zobat ini memiliki efek terapi pada dosis kecil
dan masa kerja singkat.
d. - Antiemetik bekerja mempercepat pengosongan lambung. Jika gejala mual
dan muntah menonjol, dapat diberikan secara supositoria atau injeksi.
e. - Calcium channel blocker seperti flunarizin dan sinarizin adalah terapi yang
pada saat ini sering digunakan di eropa untuk vertigo akut. Sinarizin juga
memiliki efek antihistamin, antinorefinefrin, antinikotindan anti angiotensin.
Obat ini memiliki efek samping sedasi, menigkatkan berat badan, depresi dan
parkinsonism.
f. - Agonis histamine juga memiliki efek antivertigo. Mekanismenya diduga
dengan menigkatkan volume vena dn arteriol dan sebagai regulator
mikrosirkulasi.
g. - Steroid dianjurkan pada pengobatan vertigo yang didasari kelainan
autoimun seperti penyakit meniere dan neuritis vestibular.
h.
3. Terapi rehalibitatif
Terapi rehalibitasi vestibular merupakan terapi fisik yang menggunakan
latihan khusus dengan tujuan untuk meningkatkan kompensasi organ
vestibular terhadap gangguan keseimbangan.
Mekanisme kerja terapi ini adalah:
a. Adaptasi terhadap sistem visual dan somatosensori terhadap fungsi
vestibular yang terganggu.
578
b. Kompensasi dengan mengaktifkan kendali tonus pada inti vestibular di
serebelum, system visual dan somatosensori.
c. Habituasi terhadap posisi yang merangsang munculnya vertigo secara
bertahap akan mengurangi beratnya gejala.
579
PSIKIATRI
580
Pemeriksaan laboratorium
sisa racun
sisa bahan yang diduga sebagai penyebab bilasan
wadah muntahan
bilasan lambung
urin
darah
42. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 9. Peserta mendiagnosis pasien dengan intoksikasi akut zat psikoaktif 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis 10. Peserta mendiagnosis banding
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Intoksikasi opioid
Intoksikasi ampetamin atau zat yang menyerupai
Intoksikasi halusinogen
43. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami intoksikasi zat psikoaktif serta memberitahukan tatalaksana
dengan menerapkan salah satu yang akan dilakukan dan prognosis
prinsip berikut:
262. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan dikonsulkan dan dirujuk ke dokter spesialis jiwa untuk tatalaksana
(tindakan) informed consent yang jelas, selanjutnya
proteksi diri (sepsis asepsis)
581
SISTEM _______________________________________________ PENYAKIT__________________________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
528. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk 50. Peserta mengucapkan salam, memperkenalkan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan 51. Peserta menanyakan identitas pasien
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai 52. Peserta menanyakan keluhan pasien dan keluarga
untuk mendapatkan informasi 53. Peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang
yang relevan, adekuat, dan akurat Apakah pasien tiba-tiba merasakan berikut ini:
• Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga pingsan
• Merasa kehilangan kontrol, seperti mau gila
• Takut mati
• Leher serasa dicekik
• Palpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah cepat
• Nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada
• Merasa sesak, bernapas pendek
• Mual atau distress abdominal
• Gemetaran
• Berkeringat
• Rasa panas dikulit, menggigil
• Mati rasa, kesemutan
• Derealisasi, depersonalisasi (merasa seperti terlepas dari diri sendiri)
Apakah selama serangan panik pasien senantiasa berkeinginan untuk
kabur dan merasa ajalnya hampir menjelang akibat perasaan terkecekik
dan berdebar-debar.
Apakah timbul tangan terasa dingin, timbulnya pemikiran-pemikiran
yang mengganggu, dan merenung
Apakah sebelumnya pasien mengalami :
• Penyakit somatik
• Adanya konflik dengan orang lain
• Penggunaan ganja
• Penyalahgunaan stimulan seperti caffeine, decongestant, cocaine dan
obat-obatan simpatomimetik (seperti amfetamin, MDMA)
582
• Berada pada tempat-tempat tertutp atau tempat umum (terutama pada
gangguan panik yang disertai agoraphobia)
• Penggunaan sertraline, yang dapat menginduksi pasien gangguan
panik yang awalnya asimptomatik
• Sindrom putus obat golongan SSRI, yang dapat mendinduksi gejala-
gejala yang menyerupai gangguan panik
54. Peserta menanyakan riwayat psikiatri dahulu
55. Peserta menanyakan riwayat premorbid
529. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 44. Pemeriksaan status mentalis 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Deskripsi umum : penampilan, sikap dan perilaku, mood dan afek
pemeriksaan menggunakan sarung Pembicaraan
tangan dalam melakukan Gangguan persepsi
pemeriksaan fisik sesuai masalah Pikiran
klinik pasien Sensorium dan kognitif
Tilikan
45. Pemeriksaan status generalis secara singkat
46. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 1. Peserta mendiagnosis pasien sesuai dengan diagnosis psikiatri: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis axis I: gangguan panik
diagnosis banding bandingnya secara lengkap axis II: ( gangguan kepribadian dan retardasi mental)
axis III: kondisi medis umum
axis IV: stressor
axis V: GAF
2. Peserta mendiagnosis banding dengan
Gangguan cemas menyeluruh
47. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi mengalami gangguan panic serta memberitahukan tatalaksana yang
dengan menerapkan salah satu akan dilakukan dan prognosis
prinsip berikut:
264. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed dikonsulkan dan dirujuk ke dokter spesialis jiwa untuk tatalaksana
(tindakan) selanjutnya
583
consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
584
531. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 1. Pemeriksaan status mentalis 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah a. Deskripsi umum :
pemeriksaan menggunakan sarung Penampilan : dapat sesuai usianya ataupun tidak sesuai dengan usianya
tangan dalam melakukan Sikap : sering tidak kooperatif, dapat bersikap katatonik, perhatian
pemeriksaan fisik sesuai masalah terganggu
klinik pasien Perilaku : sering berperilaku agresif
Mood : suasana hati labil atau depresi
Afek : serasi
b. Pembicaraan : kualitas dan kuantitas berlebihan, bicara tidak teratur
c. Gangguan persepsi : sering ditemukan halusinasi
d. Pikiran :
Proses pikir : dapat ditemukan flight of idea, verbigerasi, asosiasi longgar
Isi pikir : dapat ditemukan delusi, kemiskinan isi pikir, gagasan bunuh diri
e. Sensorium dan Kognitif
Kesadaran : bingung
Orientasi : disorientasi
Daya Ingat : gangguan memori
Konsentrasi dan Perhatian : terganggu
Kapasitas Untuk Membaca dan Menulis : baik
Kemampuan visuospasial : baik
Pikiran abstrak : terganggu
f. Pengendalian Impuls : kurang
g. Tilikan : dapat baik maupun buruk
h. Pertimbangan : dapat baik maupun buruk
i. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
Status Internus
Kesadaran : composmentis
Tanda vital :
Tekanan darah : dalam batas normal
Nadi : dalam batas normal
RR : dalam batas normal
585
Suhu : dalam batas normal
Kepala : Mesosefal
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sclera ikterik -/-
Hidung : discharge -/-
Telinga : discharge -/-
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Leher : Pembesaran nnll -/-
Thorak : bentuk normal, retraksi -
Pulmo :
Pulmo depan : simetris saat statis dan dinamis, stem fremitus hemithorax
kanan=kiri, sonor di seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler, tidak
didapatkan suara tambahan
Pulmo belakang : simetris saat statis dan dinamis, stem fremitus hemithorax
kanan=kiri, sonor di seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler, tidak
didapatkan suara tambahan
Cor : iktus tak tampak, teraba di SIC V 2 cm med LMCS, batas jantung
kanan : linea parasternal dekstra, batas jantung atas : SIC II linea parasternal
sinistra, batas jantung kiri sesuai ictus, BJ I-II murni, HR 83 x/menit, bising
-, gallop -.
Abdomen: tampak datar, venektasi -, bising usus + normal, timpani, pekak
sisi + normal, pekak alih, area troube timpani, supel, hepar tak teraba, lien
tak teraba, nyeri tekan -, nyeri ketok costovertebral -
Extremitas
Edema (-)/(-) (-)/(-)
Sensibilitas N/N N/N
Kekuatan motorik 5/5 5/5
532. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Axis I : F23 Gangguan Psikotik Akut 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD :
diagnosis banding bandingnya secara lengkap F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Dengan Gejala Skizofrenia
F23.2 Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia
F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya Dengan Predominan Waham
586
F23.8 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Lainnya
F23.9 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara YTT
Axis II : Z03.2 Tidak Ada Diagnosis
Axis III : Tidak Ada Diagnosis
Aksis IV : Stressor Yang Dimiliki Pasien
Axis V : Nilai GAF 1 tahun terkhir (terbaik)
GAF saat masuk
GAF saat diperiksa
533. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien memiliki 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi gangguan jiwa berupa gangguan gangguan psikotik
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien memerlukan
prinsip berikut: dukungan keluarga dalam mengatasi penyakitnya serta dukungan
keluarga agar pasien dapat meminum obat secara teratur
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tatalaksana yang
akan dilakukan dan prognosis
266. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Memberikan terapi awal berupa haloperidol 2 x 5 mg, 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Triheksifenidil 2 x 2 mg
(tindakan) informed consent yang jelas, Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus
proteksi diri (sepsis asepsis) dikonsulkan dan dirujuk ke dokter spesialis jiwa untuk tatalaksana
selanjutnya
267. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
587
534. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untukKeluhan utama : cemas 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengance
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai B. Riwayat gangguan sekarang
untuk mendapatkan informasi o Keluhan dan gejala :
yang relevan, adekuat, dan akurat Ansietas dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan
gejala fisik dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri
punggung dan kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering
kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardi,
palpitasi, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing.
Rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di
tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.Gejala utama dari depresi
adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang
nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala
lainnya dari depresi adalah:
• konsentrasi dan perhatian berkurang;
• harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
• gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
• pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
• gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
• tidur terganggu;
• nafsu makan berkurang.
Untuk gangguan campuran anxietas dan depresi, kedua gejala baik gejala
anxietas maupun gejala depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak
menunjukkan gejala yang cukup berat atau lebih menonjol antara satu dengan
lainnya.
Hendaya / disfungsi :
Hendaya sosial (-)
Hendaya pekerjaan (-)
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (-)
o Faktor stressor psikososial :
ada
588
o Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit psikis sebelumnya :
tidak ada
C. Riwayat gangguan sebelumnya
a. Riwayat penyakit terdahulu:
o
Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
TIDAK ADA
589
Penderita tidak memiliki kelainan dalam orientasi
• Daya ingat
Daya ingat dan kondisi kognitif lainnya baik
• Kejujuran
Penderita biasanya dapat dipercaya informasinya
536. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan DIAGNOSISBerdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut:
diagnosis banding bandingnya secara lengkap • Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus
ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau
kekhawatiran berlebihan.
• Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka
harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan
anxietas fobik.
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis
maka gangguan depresif harus diutamakan.
• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang
jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
Diagnosis Gangguan campuran cemas dan depresi:
Axis I : F.
Axis II: tad
Axis III: tad
Axis IV: stressor jelas, kejadian traumatik
Axis V: GAF 70
Diagnosis Banding:
Gangguancemas menyeluruh
Gangguan anxietas
590
537. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien agar memberikan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dukungan kepada pasien.
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
268. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Psikoterapi pada penderita dapat berupa terapi kognitif atau 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan modifikasi perilaku. Farmakoterapi dapat termasuk obat antiansietas
(tindakan) informed consent yang jelas, obat antidepresan atau keduanya. Di antara obat ansiolitik,
proteksi diri (sepsis asepsis) penggunaan triazolobenzodiazepin mungkin diindikasikan karena
efektivitas obat tersebut dalam mengobati depresi yang disertai
kecemasan. Suatu obat yang mempengaruhi reseptor serotim seperti
buspiron, dapat diindikasikan. Di antara antidepresan, antidepresan
serotonergik mungkin yang paling efektif.
269. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Meminta ijin secara lisan : 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
dan melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri
lengkap sebagai berikut: - Memperhatikan kenyamanan pasien
- Melakukan tindakan sesuai prioritas
- Mengetahui eterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi
bila diperlukan
591
Apakah pasien mengalami kesulitan dalam konsentrasi belajar/ bekerja? Sejak
kapan?
Apakah ada perubahan pada pola tidur penderita?
Apakah pasien menggunakan obat – obatan terlarang? mengonsumsi alkohol?
Apakah pasien merasa kelelahan yang berlebih di malam hari ?
Apakah pasien ada masalah dalam kehidupan keluarga/ sekolah/ pekerjaan?
539. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci Status Mental 1 3x1
saan Fisik tangan sebelum dan setelah Kerapian dan kebersihan : cukup
pemeriksaan menggunakan sarung Sikap : Kooperatif
tangan dalam melakukan Perilaku : normoaktif
pemeriksaan fisik sesuai masalah Bahasa :
klinik pasien Kualitas : cukup
Kuantitas : cukup
Mood : Euthym
Afek : Serasi
Arus Pikir : -
Ilusi (-)
Isi Pikir :
Waham (-)
Halusinasi (-)
Diagnosa :
Axis 1 : Insomnia
Axis 2 : TAD
Axis 3 : TAD
Axis 4 : stressor psikososial
Axis 5 : 80
592
541. Komuni Peserta ujian menunjukkan Penanganan : 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi dengan Non Farmakologi :
edukasi pasien menerapkan salah satu prinsip - Pengaturan higiene tidur ( memberikan kondisi dan lingkungan yang
berikut: kondusif untuk tidur)
- Terapi pengontrolan stimulus (memutus siklus masalah yang sering
dikaitkan dengan kesulitan memulai atau jatuh tidur)
- Sleep restriction therapy (pembatasan waktu di tempat tidur yang
dapat membantu mengkonsolidasikan tidur. Terapi ini bermanfaat
untuk pasien yang berbaring di tempat tidur tanpa bisa tertidur)
- Terapi relaksasi dan Biofeedback (terapi hipnosis diri, relaksasi
progresif, dan latihan nafas dalam sehingga terjadi keadaan relaks
cukup efektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan
yang cukup dan serius
270. Tata Peserta melakukan tindakan 5 3x5
laksana non /pemberian terapi dengan informed
farmako terapi consent yang jelas, proteksi diri
(tindakan) (sepsis asepsis)
271. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1. Perkenalan diri dan membina raport 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan 2. Menanyakan identitas pasien
dan melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan Anamnesis ( Alloanamnesis/ Autoanamnesis)
lengkap sebagai berikut: 4. Melakukan Pemeriksaan Fisik
5. Menegakkan Diagnosis
6. Memeberikan Terapi dan Edukasi
7. Mengucapkan Salam
593
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai 3. peserta menanyakan keluhan pasien dan keluarga
untuk mendapatkan informasi 4. peserta menanyakan riwayat penyakit sekarang meliputi:
yang relevan, adekuat, dan akurat a. onset
b. adanya perubahan suasana hati ibu yang bergantian dan sulit
diprediksi seperti menangis, kelelahan, mudah tersinggung,
kebingungan atau mudah lupa
c. adanya pola tidur yang tidak teratur karena kebutuhan bayi yang
baru dilahirkan, adanya ketidaknyamanan karena kelahiran anak
dan perasaan asing terhadap tempat bersalin
d. adanya perasaaan kesepian, jauh dari keluarga, menyalahkan diri
sendiri karena suasana hati yang berubah-ubah
5. peserta menanyakan riwayat psikiatri dahulu
6. peserta menanyakan riwayat premorbid
543. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 1. Pemeriksaan status mentalis 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah a. Deskripsi umum: penampilan, sikap dan perilaku, mood dan afek
pemeriksaan menggunakan sarung b. Pembicaraan
tangan dalam melakukan c. Gangguan persepsi
pemeriksaan fisik sesuai masalah d. Pikiran
klinik pasien e. Sensorium dan kognitif
f. Tilikan
a. Baby blue
b. PTSD
594
545. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi depresi pasca persalinan (babyblue) serta memberitahukan tata laksana
dengan menerapkan salah satu yang akan dilakukan serta prognosis.
prinsip berikut:
272. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien harus 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan dikonsulkan dan dirujuk ke dokter psikiatri untuk tatalaksana
(tindakan) informed consent yang jelas, selanjutnya.
proteksi diri (sepsis asepsis)
SISTEM Psikiatri_______________________________________________ PENYAKIT Delirium yang diinduksi alkohol atau zat psikoaktif lainnya____
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
546. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk - memperkenalkan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan - salam
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai -Tanyakan identitas pasien
untuk mendapatkan informasi -Tanyakan keluhan utama pasien
yang relevan, adekuat, dan akurat -Onset : cepat, hilang timbul sepanjang hari kurang dari 6 bulan
-Kronologis
-Gejala penyerta
- Apakah terdapat gangguan kesadaran? seperti kesadaran berkabut-koma
- Apakah terdapat gangguan perhatian ?
- Gangguan kognitif secara umum : distorsi persepsi (ilusi, halusinasi),
disorientasi, hendaya daya ingat segera dan pendek
595
- Gangguan psikomotor : hipo/hiperaktivitas
- Gangguan siklus tidur-bangun : insomnia, gejala memburuk di malam
hari
- Gangguan emosional : depresi, anxietas, mudah marah, apatis,
kehilangan akal
-Riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lainnya
547. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah -Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan sarung -Periksa tanda vital
tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan fisik secara sistematis
pemeriksaan fisik sesuai masalah
klinik pasien
548. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Axis 1 : F.0.3 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Axis 2 : tak ada diagnosa
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Axis 3 : tak ada diagnosa
Axis 4 : stresor
Axis 5 : GAF 70
549. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan -modifikasi perilaku menggunakan alkohol atau zat psikoaktif lainnya 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi -Orientasi realitas untuk mengurang disorientasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
16. penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien
274. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - psikoterapi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - rujuk Sp.KJ
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
275. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
596
dan melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: - Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
1. Melakukan setiap tindakan - Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
dengan berhati-hati dan teliti diperlukan
sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendi
597
CT scan dan MRI
Liver function test
Mental status test
Erum magnesium
Te fungi tiroid
Urinalisis
Kadar vitamin B1 dan B12
552. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Axis 1: Anemia, gangguan metabolisme, penyakit organik
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Axis 2: F.05(Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol dan zat
psikoaktif lainnya)
Axis 3: Tak ada diagnosis
Axis 4: Tak ada diagnosis
Axis 5: 70-80
Gangguan psikotik akut dan sementara
Skizofrenia dalam keadaan akut
Delirium akibat alkohol atau zatpsikoaktif lainnya
553. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada paien bahwa gangguan mentalnya mungkin 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi disebabkan oleh gangguan dalam fungsi tubuh dan diperukan
dengan menerapkan salah satu pemeriksaan penunjang seperti yang sudah diebutkan diatas untuk
prinsip berikut: menegakkan diagnosis
Menjelaskan bahwa penyakit pasien dapat disembuhkan atau tidak
tergantung pada penyakit yang menyebabkannya dan menjelaskan
prognosisnya
Menelaskan terapi yang diperlukan, tujuan, kemungkinan
keberhasilannya, dan resikonya
Menjelaskan resiko komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak
dilakukan terapi
276. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Melatih pasien untuk mengontrol emosi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Perubahan gaya hidup sesuai dengan dugaan penyebab
(tindakan)
598
informed consent yang jelas, Psikoterapi untuk mengendalikan emosi dan melatih
proteksi diri (sepsis asepsis) orientasiterhada pkenyataan
Memberikan terapi farmakologik sesuai dengan penyakit organik
yang menyebabkannya
Memberikan terapi antidepresan apabila pasien mengalami
depresi, dopamine blocker, dan thiamine
Merujuk pasien ke dokter spesialis jiwa untuk terapi lebih lanjut
Merujuk ke spesialis terkait untuk mengatasi penyakit organic
yang mendasarinya
277. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan menceritakan kondisinya
dan melakukan poin di bawah ini Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
lengkap sebagai berikut:
599
Apakah pasien merasa kurang percaya diri dan sering mengurung diri?
Bagaimana hubungan dengan tetangga, keluarga dan teman sekitar?
Apakah pasien masih mau makan, mandi sendiri?
Apakah pernah ingin bunuh diri?
Bagaimana pasien sebelum ini? Apakah punya teman dekat ? terbiasa
cerita jika ada masalah?
Akhir – akhir ini apakah ada masalah yang mengganggu pasien baik
dengan keluarga atau pekerjaannya?
Diagnosa :
600
Axis 1 : F31.1. Gangguan Afektif Bipolar Episode depresi
Axis 2 : TAD
Axis 3 : TAD
Axis 4 : stressor psikososial
Axis 5 : 60
557. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien agar pasien menjadi 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi lebih terbuka dan mau menceritakan masalahnya kepada keluarganya
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
278. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Membuat terapi kelompok bermain agar pasien dapat berkomunikasi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
279. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1. Perkenalan diri dan membina raport 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan 2. Menanyakan identitas pasien
dan melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan Anamnesis ( Alloanamnesis/ Autoanamnesis)
lengkap sebagai berikut: 4. Melakukan Pemeriksaan Fisik
5. Menegakkan Diagnosis
6. Memeberikan Terapi dan Edukasi
7. Mengucapkan Salam
601
2. Autoanamnesis : merasa tidak sakit apa-apa
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
(1) Suasana perasaan yang meningkat, ringan dan menetap sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut , disertai perasaan sejahtera yang
mencolok.
(2) Peningkatan aktivitas, berupa :
– Bercakap-cakap, bergaul dan akrab berlebih
– Peningkatan energi seksual
– Pengurangan kebutuhan tidur
(3) Tidak terdapat kekacauan berat dalam pekerjaan atau penolakan oleh
masyarakat
c. Riwayat Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatrik
Pasien pernah mengalami gangguan mood : depresi.
2. Riwayat penyakit medis umum
Riwayat kejang demam, epilepsi, trauma kepala, hipertensi,
diabetes mellitus, nyeri dada/sakit jantung, nyeri ulu hati/sakit
maag, pingsan/kehilangan kesadaran, asma sebelumnya disangkal.
3. Riwayat penyalahgunaan alkohol dan zat terlarang
Riwayat penggunaan rokok, minuman beralkohol, dan NAPZA
disangkal
D. Riwayat Pribadi / Pramorbid
1. Masa Prenatal dan Perinatal
2. Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun)
- Makan dan minum.
- Riwayat imunisasi.
- Toilet training
- Perkembangan fisik
- Perkembangan komunikasi
602
3. Masa anak-anak pertengahan (3-11 thn)
4. Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja)
5. Masa dewasa (riwayat pendidikan, pekerjaan, keagamaan,
perkawinan, kemiliteran, pelanggaran hokum, social, riwayat hidup
sekarang)
E. Riwayat psikoseksual
Tidak mengalami penyiksaan seksual pada masa anak & remaja. Dari kecil
penderita memakai baju perempuan, mau bergaul dengan teman laki-laki.
Tidak pernah mengalami kekerasan seksual.
F. Riwayat Keluarga
Di keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa (silsilah keluarga)
G. Mimpi, Fantasi dan nilai-nilai
Pasien memiliki keinginan untuk bekerja lagi dan memiliki keluarga yang
bahagia.
B. Pembicaraan
Kualitas dan kuantitas: cepat dan banyak
603
C. Gangguan persepsi
Halusinasi dan ilusi (-)
D. Pikiran
1. Bentuk piker: realistik
2. Arus pikir: flight of idea, asosiasi longgar, sirkumstantiality
3. Isi pikiran : waham kebesaran (+), over valued idea (+)
E. Sensorium dan kognitif
1. Kesadaran: jernih
2. Orientasi tempat, waktu, personal, situasional (baik)
3. Daya ingat segera, jangka pendek, jangka sedang, jangka panjang (baik)
4.Kosentrasi : cukup
5. Perhatian : hipervigil
6. Kemampuan baca dan tulis : baik
7. Kemampuan visuospasial : baik
8. Pikiran abstrak : baik
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : baik
Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 18 kali/menit
Suhu : afebris
Status internum :
Kepala : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra pucat (-/-)
Leher : pembesaran nnll (-/-)
Toraks : Cor : SI-SII murni, suara tambahan (-)
604
Pulmo : suara vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+) normal
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Capp. refill <2”/<2” <2”/<2”
Nyeri sendi -/- -/-
Pembengkakan sendi -/- -/-
Tremor -/- -/-
Status neurologis : d.b.n
605
281. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
SISTEM PSIKIATRI
PENYAKIT GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
562. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas (nama,alamat,umur,jenis kelamin,pekerjaan,status pernilkahan) 1 3x1
untuk menceritakan
penyakitnya dengan Keluhan utama/keluhan keluarga
pertanyaan-pertanyaan yang -kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit
sesuai untuk mendapatkan konsetrasi dll)
informasi yang relevan, -ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
adekuat, dan akurat -overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-
debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering)
Contoh :
Apakah anda merasa cemas?
Cemas mengenai hal apa? Apakah yang anda cemaskan merupakan hal yang
nyata? Atau hanya imajinatif?
Bisa anda deskripsikan tentang objek yang anda cemaskan?
Apakah anda sering kesulitan berkonsentrasi?
Apakah anda sering gelisah?
Apakah anda sering gemetaran?
Apakah sering berkeringat saat cemas?
Apakah anda serig mengalami jantung berdebar-debar?
Apakah disertai sesak nafas?
Apakah disertai dengan mual atau muntah?
606
Onset
Penderita harus menunjukkan cemas sebagai gejala primer yang berlangsung
hampir tiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
berbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja
Contoh:
Kapan Anda pertama kali mengalami kecemasan?
Apakah cemas tsb terjadi setiap hari?
Sudah berapa laa anda mengalami kecemasan?
Pada saat apa saja kecemasan anda muncul? Apakah dlm kondisi kondisi
tertentu atau muncul setiap saat (muncul bkn di saat tertentu)?
Riwayat pendidikan
Riwayat pekerjaan
Riwayat pernikahan
A.Status Mental
DESKRIPSI UMUM
1.Penampilan
Rapi atau tidak rapi
2. Komunikasi
Pasien dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan tenang..
3. Pembicaraan
Bicara jelas, suara pelan, intonas kurang, , artikulasi jelas, pertanyaan
pemeriksa mampu dijawab dengan baik
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pada umumnya sikap pasien selama wawancara kooperatif. Ada kontak mata
607
B. MOOD DAN AFEK
1. Mood: hipotim
1. Afek: disforik
3. Keserasian : serasi
C.PEMBICARAN
Bicara jelas, suara pelan, intonas kurang, artikulasi jelas, pertanyaan
pemeriksa mampu dijawab dengan baik
D. GANGGUAN PRESEPSI
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derelisasi : tidak ada
608
2. Daya konsentrasi
Pasien dapat berkonsentrasi selama berbicara dengan pemeriksa dari awal
hingga akhir.
D. PROSES BERPIKIR
1. Arus Pikiran :
a. Produktivitas : menurun
b. Kontimuitas :Pembicaraan lancar akan tetapi bicaranya singkat
c. Hendaya Bahasa :Tidak ada
2. Isi Pikiran
F. PENGENDALIAN IMPULS
Pasien dapat mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara.
609
H. TILIKAN (INSIGHT)
Tilikan 1
282. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Mengedukasi pasien bahwa akan pasien akan dirujuk kepada dokter spesialis 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan jiwa untuk penatalksanaan selanjutnya
(tindakan) informed consent yang jelas, Mengedukasi kan bahwa pasien menderita gangguan jiwa berupa gangguan
proteksi diri (sepsis asepsis) cemas menyeluruh
610
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
SISTEM ___________PSIKIATRI____________________________________
PENYAKIT____________________________SEXUAL PAIN DISORDER______________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
566. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas (nama,alamat,umur,jenis kelamin,pekerjaan,status pernilkahan) 1 3x1
untuk menceritakan Keluhan utama/keluhan pasangan
penyakitnya dengan Onset
pertanyaan-pertanyaan yang Riwayat perkembangan masa kecil,remaja,dewasa
sesuai untuk mendapatkan Riwayat pendidikan
informasi yang relevan, Riwayat pekerjaan
adekuat, dan akurat Stressor
611
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
612
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
572. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Axis 1 : F.45 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Axis 2 : -
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Axis 3 : -
Axis 4 : stressor (keluarga,pendidikan,pekerjaan)
Axis 5 : GAF 50-60
573. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Psikoterapi 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Rujuk dokter spesialis jiwa
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
286. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
PENYAKIT____________________________GANGGUAN ORGASMUS______________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
574. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas (nama,alamat,umur,jenis kelamin,pekerjaan,status pernilkahan) 1 3x1
untuk menceritakan Keluhan utama/keluhan pasangan
penyakitnya dengan Onset
pertanyaan-pertanyaan yang Riwayat perkembangan masa kecil,remaja,dewasa
sesuai untuk mendapatkan Riwayat pendidikan
informasi yang relevan, Riwayat pekerjaan
adekuat, dan akurat Stressor
613
575. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan Umum 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Tanda Vital
pemeriksaan menggunakan Status lokalis
sarung tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
576. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Axis 1 : F.52 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Axis 2 : -
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Axis 3 : -
Axis 4 : stressor (keluarga,pendidikan,pekerjaan)
Axis 5 : GAF 70-80
577. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Psikoterapi 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Rujuk dokter spesialis jiwa
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
614
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
578. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas: 1 3x1
untuk menceritakan Nama
penyakitnya dengan Alamat
pertanyaan-pertanyaan yang Usia
sesuai untuk mendapatkan Jenis Kelamin
informasi yang relevan, Pekerjaan
adekuat, dan akurat Agama
Pendidikan
Suku Bangsa
Status Perkawinan
Sacred sevev fundamental 4:
Keluhan Utama: (pada TIC sering terjadi gemetar tertentu pada bagian-
bagian tertentu atau menggerak-gerakan jari )
Sejak kapan( pada TIC biasanya sering dimulai sejak kecil)
Kronologis( dimulai sejak kecil dan sering terjadi saat keadaan tertekan)
Lokasi(dapat pada semua bagian)
Kualitasnya mengganggu pekerjaan atau tidak dan kuantitas nya terus
menerus atau tidak
Faktor memperingan( jika pasien rileks)
Faktor memperberat( jika terjadi tekanan)
Riwayat penyakit dahulu ( sering terjadi kejadian seperti ini)
Riwayat penyakit keluarga( tidak diturunkan)
Riwayat pengobatan
Riwayat sosial ekonomi
Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Sebelumnya pasien belum pernah atau sudah pernah berobat di bagian
psikiatri.
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik
615
3. Riwayat Penggunaan Zat
Pasien merokok sejak usia belasan tahun sampai dengan sekarang. Pasien
tidak ada riwayat mengkosumsi alkohol dan penggunaan zat – zat terlarang
616
Pasien berpenampilan baik
2. Kesadaran
Compos Mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan tenang. Pasien
gemetaran dan kadang terjadi bicara yang terbata-bata saat terjadi TIC
4. Pembicaraan.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pada umumnya sikap pasien selama wawancara kooperatif. Pasien menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pemeriksa.
617
c. Segera : Baik. Pasien dapat mengulang kalimat yang baru
saja disampaikan pemeriksa.
5, Pikiran Abstrak
Pasien memiliki pemikiran abstrak yang cukup baik.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derelisasi : Tidak ada
.
E. PROSES BERPIKIR
1. Arus Pikiran
a. Produktivitas : Pasien menjawab sesuai pertanyaan dan sesuai topik,
namun jika ditanya lebih mendalam pasien menjawab “Gak tau saya, udah
lupa. Sayakan gak mungkin inget detail semua”.
b. Kontimuitas :Pembicaraan lancar akan tetapi bicaranya singkat
c. Hendaya Bahasa :Tidak ada
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : baik
b. Gangguan Pikiran : baik
F. PENGENDALIAN IMPULS
Pasien dapat mengendalikan impuls untuk tetap kooperatif saat wawancara
tetapi saat ada tekanan dia tidak dapat mengendalikan impuls.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Pasien banyak memiliki banyak teman.
2. Uji Daya Nilai : baik
3. Daya Nilai Realita :baik.
618
H. TILIKAN (INSIGHT)
Pasien merasa keadaan ini mengganggu.
579. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci a.cuci tangan dan ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah b. membuat pasien senyaman mungkin
pemeriksaan menggunakan c. Mulai pemeriksaan fisik, pasien di tidurkan
sarung tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai PEMERIKSAAN FISIK
masalah klinik pasien A. INTERNA
Keadaan Umum :
Kesadaran :
Tekanan Darah :
Nadi :
Respirasi :
Suhu :
Tinggi badan
Berat :
Status Gizi :
Pemeriksaan Mata
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Ikterik (-/-)
Pemeriksaan dada:
Cor/Pulmo
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Neurologi
619
Tidak ada Rangsangan meningeal:
Tidak ada kaku kuduk,test brudzinsky negative, test kernig negative
620
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama :
2. onset :
3.kronologis :
4. faktor memperingan
5. faktor memperberat
6.kualitas
7.kuantitas
621
Fundamental 4
1.RPK
2.RPD
- Riwayat Gangguan Psikiatri
- Riwayat Gangguan Medik
- Riwayat Penggunaan Zat
1. Riwayat Prenatal
ANC: ANC 2x di bidan, ibu mengkonsumsi tablet besi, kontrol tidak teratur, TT
(-), kebiasaan merokok dan alkohol
2. Masa Kanak-kanak
Riwayat tumbuh kembang pasien tidak sesuai dengan anak seusianya. Tidak
dapat bersosialisasi
3. Masa Remaja
pasien berusia 6 th
4. Masa Dewasa
Pasien berusia 6 th
5. Pohon Keluarga
6. Riwayat Psikoseksual
7. Riwayat Militer
8. impian fantasi dan nilai -nilai
a. Riwayat Pernikahan
belum menikah
b. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan
pasien mempunyai riwayat tidak naik kelas
c. Agama : pasien beragama Islam
d. Aktivitas Sosial
tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
3.RSE
4.RPS
A.Status Mental
DESKRIPSI UMUM
622
1.Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 6 tahun dengan rambut pendek. Pasien
berpakaian kurang rapi, memakai kaos lengan pendek serta celana panjang.
Kebersihan diri pasien baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tidak dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan tenang..
3. Pembicaraan
Bicara tidak jelas, suara pelan, intonas kurang, , artikulasi tidak jelas, pertanyaan
pemeriksa tidak mampu dijawab dengan baik
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pada umumnya sikap pasien selama wawancara tidak kooperatif. Tidak ada
kontak mata, pasien asik dengan dirinya sendiri
C.PEMBICARAN
Bicara tidak jelas, suara pelan, intonas kurang, artikulasi tidak jelas, pertanyaan
pemeriksa tidak mampu dijawab dengan baik
D. GANGGUAN PRESEPSI
1. Halusinasi : sulit dinilai
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : sulit dinilai
4. Derelisasi : sulit dinilai
623
F. KESADARAN DAN KOGNISI
1. Kesadaran: composmentis
2. kognisi :sulit dinilai
H. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Daya konsentrasi
Pasien tidak dapat berkonsentrasi selama berbicara dengan pemeriksa dari awal
hingga akhir.
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang)
Waktu : sulit dinilai
Tempat : sulit dinilai
Orang : sulit dinilai
4. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : sulit dinilai
b. Jangka Pendek : sulit dinilai
c. Segera : sulit dinilai.
5, Pikiran Abstrak
sulit dinilai
624
-Pulmo:
Abdomen:
Ektremitas:
Pemeriksaan Neurologi
584. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis Aksis I: F.70 Retardasi Mental
dan diagnosis bandingnya secara lengkap Aksis II: gangguan kepribadian
banding Aksis III: tidak ada kelainan
Aksis IV:
Aksis V:
585. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Mampu Memberikan informasi mengenai RM kepada orang tua 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi - Meberikan informasi bahwa tidak ada pengobatan khusus obat-obatan
edukasi pasien dengan menerapkan salah satu diberikan jika RM disertai gangguan fisik atau mental lainnya.
prinsip berikut: - Menyarankan untuk mengikuti program latihan khusus yang intensif
berupa keterampilan hidup yang mendasar
- Mengikuti program pendidikan luar biasa
- Konsultasi dengan profesional dibidang kesehatan jiwa dan anak.
292. Tata Peserta melakukan tindakan 5 3x5
laksana non /pemberian terapi dengan
farmako terapi informed consent yang jelas,
(tindakan) proteksi diri (sepsis asepsis)
SISTEM ___________PSIKIATRI____________________________________
PENYAKIT____________________________ADIKSI PENYALAH GUNAAN NARKOBA______________________________
625
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
586. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Identitas (nama,alamat,umur,jenis kelamin,pekerjaan,status pernilkahan) 1 3x1
untuk menceritakan Keluhan utama/keluhan keluarga
penyakitnya dengan Onset
pertanyaan-pertanyaan yang Riwayat perkembangan masa kecil,remaja,dewasa
sesuai untuk mendapatkan Riwayat pendidikan
informasi yang relevan, Riwayat pekerjaan
adekuat, dan akurat Stressor
Gejala adiksi (keinginan yang kuat untuk memakai, merasa tidak bahagia jika
tidak memakai)
626
295. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
627
D. Riwayat kehidupan pribadi :
o
o Pasien agak pendiam tetapi mudah bergaul, memiliki banyak teman.
E. Riwayat kehidupan keluarga :
o
o Belum menikah
o Hubungan dengan keluarga baik.
o Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
F. Situasi hidup sekarang:
G. Pasien merasa terganggu pikirannya dan membutuhkan pertolongan.
591. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci Status mental 1 3x1
saan Fisik tangan sebelum dan setelah • Deskripsi umum
pemeriksaan menggunakan Penampilan secara umum, keseluruhan baik, berpakaian baik, tanpa adanya bukti
sarung tangan dalam melakukan adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktivitas harian.
pemeriksaan fisik sesuai • Mood, perasaan dan afek
masalah klinik pasien Mood: euthyme-hipothyme
Perasaan: sedih
Afek: datar-depresif
• Gangguan persepsi: tidak ada
• Pikiran
Pola pikir cenderung masih realistis, arus pikir lancar, tidak ada gangguan isi
pikir.
• Orientasi
Penderita dengan PTSD tidak memiliki kelainan dalam orientasi.
• Daya ingat
Baik
• Kejujuran
Penderita dengan PTSD biasanya berkata jujur, informasi yang disampaikna
benar
592. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Axis I: Post traumatic stress disorder 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis Axis II: t.a.d.
bandingnya secara lengkap Axis III: t.a.d.
628
dan diagnosis Axis IV: kejadian trauma, kecelakaan lalu lintas
banding Axis V: GAF 70
DD:
- Gangguan cemas menyeluruh
- Gangguan panik
- Depresi mayor
593. Komuni Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien agar memberikan dukungan 3 3x3
kasi dan edukasi kemampuan berkomunikasi kepada pasien.
pasien dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
Psikoterapi:
- Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok.
- Terapi kognitif. Jenis terapi bicara membantun mengenali cara berpikir (pola
kognitif) yang membuat pasien terjebak misalnya, cara-cara negatif atau tidak
akurat dalam memahami situasi normal. Dalam pengobatan PTSD, terapi kognitif
sering digunakan bersama dengan terapi perilaku yang disebut terapi eksposur.
- Terapi paparan (eksposur). Teknik terapi perilaku membantu secara aman
menghadapi hal yang sangat menakutkan bagi pasien, sehingg dapat belajar untuk
mengatasi secara efektif. Sebuah pendekatan baru untuk terapi pemaparan
menggunakan program “virtual reality” yang memungkinkan untuk masuk
kembali ke pengaturan di mana pasien mengalami trauma misalnya, sebuah
program “Virtual Irak”.
- Gerakan desensitisasi mata dan pengolahan ulang (EMDR). Jenis terapi ini
menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata dipandu
yang membantu memproses kenangan traumatik.
629
297. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - Meminta ijin secara lisan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
lisan dan melakukan poin di membahayakan pasien dan diri sendiri
bawah ini lengkap sebagai - Memperhatikan kenyamanan pasien
berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas
- Mengetahui eterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan
630
D. Riwayat kehidupan pribadi :
o
o Pasien agak pendiam tapi mudah bergaul.
E. Riwayat kehidupan keluarga :
o
o Belum menikah/ ONSET BIASANYA> 30 tahun
o Hubungan dengan keluarga baik.
o Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada
F. Situasi hidup sekarang
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien tidak merasa sakit dan membutuhkan pertolongan.
631
Penderita dengan gangguan waham tidak memiliki kelainan dalam orientasi
kecuali pada mereka yang memiliki waham spesifik tentang orang, tempat dan
waktu
• Daya ingat
Daya ingat dan kondisi kognitif lainnya adalah intak pada pasien dengan
gangguan waham
• Kejujuran
Penderita dengna gangguan waham biasanya dapat dipercaya
informasinya,kecuali jika hal tersebut membahayakan wahamnya,
596. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan • Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu
diagnosis banding bandingnya secara lengkap system waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus
bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat
• Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap
mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham
tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu
• Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak
• Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan
bersifat sementara
• Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar
pikiran, penumpulan afek, dsb)
• Penyakit fisik dan neurologic sering disertai dengan waham (ganglia basalis,
system limbic)
• Delirium
632
• Demensia
• Penyalahgunaan alcohol
• Malingering
• Skizofrenia
• Gangguan obsesif kompulsif, gangguan somatoform, dan gangguan
kepribadian paranoid
597. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien agar memberikan dukungan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi kepada pasien.
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
298. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Indikasi rawat nginap 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Menditeksi penyebab nonpsikiatrik
(tindakan) informed consent yang jelas, Mengamati kemampuan mengendalikan impuls kekerasan
proteksi diri (sepsis asepsis) Menstabilkan hubungan sosial/ kerja
Farmakoterapi
Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan gangguan waham
menetap
Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol 2 mg) dan naikan
bertahap.
Dosis maintenance biasanya rendah
Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan
3. Psikoterapi
Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok
Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku sering
afektif.
Bina hubungan dan kepercayaan
Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh meremehkan
ataupun mendukung isi waham tersebut.
4. Terapi Keluarga
633
Target hubungan sosial yang baik.
299. Perilaku Peserta ujian Meminta ijin secara lisan : 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas
- Mengetahui eterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi
bila diperlukan
634
Riwayat Penyakit Keluarga; apakah ada anggota keluarga yang sakit seperti
ini
Riwayat kelahiran
Riwayat perkembangan mental
Riwayat pendidikan
Riwayat pekerjaan
Riwayat perkembangan seksual
Sikap dan kegiatan moral spiritual
Riwayat perkawinan
Riwayat kehidupan sosial keluarga dan teman
Keadaan ekonomi
599. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah -Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan -Periksa tanda vital
sarung tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan fisik secara sistematis
pemeriksaan fisik sesuai
masalah klinik pasien
600. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Axis 1 : F. 25.0 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Axis 2 : tak ada diagnosa
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Axis 3 : tak ada diagnosa
Axis 4 : stresor
Axis 5 : GAF 50
601. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan -memberikan psikoterapi suportif 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Edukasi untuk lebih memaklumi kondisi pasien sehingga tidak terlalu
dengan menerapkan salah satu memberikan beban kepada pasien
prinsip berikut: Tetap memberikan kasih sayang kepada pasien agar merasa tidak terkucilkan
Untuk dirujuk ke spesialis penyakit jiwa
635
informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
301. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara membahayakan pasien dan diri sendiri
lisan dan melakukan poin di - Memperhatikan kenyamanan pasien
bawah ini lengkap sebagai - Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
berikut: - Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
SISTEM ___________PSIKIATRI____________________________________
PENYAKIT____________________________TRIKOTILOMANIA______________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
602. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Identitas (nama,alamat,umur,jenis kelamin,pekerjaan,status pernilkahan) 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Keluhan utama/keluhan keluarga
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Onset
untuk mendapatkan informasi Riwayat perkembangan masa kecil,remaja,dewasa
yang relevan, adekuat, dan akurat Riwayat pendidikan
Riwayat pekerjaan
Stressor
636
604. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Axis 1 : F.63.8 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Axis 2 : -
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Axis 3 : -
Axis 4 : stressor (keluarga,pendidikan,pekerjaan)
Axis 5 : GAF 50-60
605. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Psikoterapi 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Rujuk dokter spesialis jiwa
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
637
Sejak kapan terjadinya
Apakah nyeri terus menerus dirasakan atau dipicu oleh gerakan
Apakah nyeri dapat dilokalisir pada satu titik?( tidak, perut terasa
mulas)
Apaka nyeri makin lama makin berat (ya)
Apakah pasien sedang hamil?(tidak)
Kapan hari terakhir pasien haid terakhir kali?
Apakah pasien baru melahirkan? (mungkin)
Apakah nyeri mengganggu dalam meakukan pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari (ya)
Apakah dati kemaluan pasien keluar cairan berbau? Jika ya seperti
apa? (ya, cairan kekuningan atau hijau, berbau amis)
Apakah ada perdarahan pervaginam? Jika ya apakah perdarahan
berbau busuk? Apakah perdarahan berupa cairan, berupa gumpalan
darah atau jaringan? (ya, dapat berupa lochia berbau busuk jika
pasien baru melahirkan)
Apakah pasien mengalami nyeri atau gangguan berkemih? (Tidak)
Apakah pasien mengalami demam dan merasa lemas?
Apakah ada riwayat infeksi, operasi, atau luka pada kemaluan? (ya,
riwayat abortus, atau kuretase)
Apakah pasien memakai KB?
Jika ya apa jenisnya, apakah ada keluhan selama memakai?
Jika tidak apakah pernah memakai KB? Apa jemisnya, kapan
berhentinya?
Apakah pasien memiliki riwayat alergi, penyakit asam urat tinggi,
kencing manis, darah tinggi, atau penyakit jantung
Apakah pasien memiliki anggota keluarga dengan riwayat
keganasan
Apakah pasien pernah sakit seperti ini sebelumnya?
Apakah pasien memiliki riwayat keguguran?
Bagaimana riwayat persalinan pasien?
638
Riwayat menstruasi pasien (menstruasi teratur)
Apakah pasien atau suami memiliki riwayat berganti-ganti pasangan
seks? (ya)
607. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum dan tanda vital 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Tanda tanda anemia: conjunctiva anemis
pemeriksaan menggunakan sarung Nyeri daerah pelvistak telokalisir
tangan dalam melakukan Uterus teraba lunak
pemeriksaan fisik sesuai masalah Pemeriksaan kehamolan (-)
klinik pasien Pengeluaran pervaginam berbau dan perdarahan pervaginam
Pemeriksaan inspikulo dan vaginal/rectal toucher ( tak terdapat
massa )
Jika pasien baru melahirkan adanya lochia berbau
Pemeriksaan penunjang:
Darah rutin (leukositosis)
Pemeriksaan kehamilan negatif
Dopler/ fetoskop Laennec negatif
USG janin (-), massa (-)
Pengambilan sampel discharge untuk pemeriksaan mikroskopis dan
kultur
Biopsi endometrium normal
608. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Endometritis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap DD:
Pelvic inflammatory disease( jika pasien hamil)
ISK
Keganasan
Abortus
Placenta restan
Terapi:
Analgetik
639
Antibiotik spectrum luas dilanjutkan spesifik jika hasil tes sensitivitas
sudah ada
609. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan pada pasien bawa terjadi infeksi pada dinding dalam 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi rahim
dengan menerapkan salah satu Rujuk ke spesialis obsgyn untuk terapi dan diagnosis lebih lanjut
prinsip berikut:
304. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Meminta pasien untuk melakukan pengobatan secara teratur 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed Meminta pasien untuk menjaga kebersihan kemaluan
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri Meminta pasien dan suami untuk tidak berganti ganti pasangan
(sepsis asepsis) seksual
305. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi pasien untuk 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan menceritakan kondisinya
dan melakukan poin di bawah ini Mampu mendorong pasien untuk menceritakan keluhannya dengan
lengkap sebagai berikut: jujur
Mampu memotivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
640
Riwayat preeklamsi pada keluarga
Riwayat kontrasepsi
Riwayat imunisasi tetanus
Faktor resiko antara lain seperti:
611. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Dilakukan jika kejangnya sudah tertangani. 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 1. Status Present
pemeriksaan menggunakan sarung- Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
tangan dalam melakukan - Kesadaran : Compos Mentis
pemeriksaan fisik sesuai masalah - Tekanan Darah : 150/110 mmHg
klinik pasien - Nadi : 94 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 °C
-
2. Status Generalis
- Kulit : Cloasma gravidarum (+)
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
- Gigi/mulut : Exoriasi lidah (+) Caries (-)
- Thoraks : Mammae tegang, Pernafasan vesikuler, BJ I-II murni,
murmur (-)
- Abdomen : Membuncit, Hepar dan Lien sulit dinilai
- Ekstremitas : Oedem
3. Status Obstetrik
641
A. Pemeriksaan Luar
Leopold 1 : 3 jari bawah proc.xyphoideus (32 cm), di fundus teraba bagian
lunak, tidak melenting, kesan bokong
Leopold 2 : Teraba tahanan terbesar pada sebelah kiri, teraba bagian kecil
pada bagian kanan, kesan punggung kiri, letak janin memanjang
Leopold 3 : Bagian terbawah teraba bagian keras,bulat dan melenting, kesan
kepala.
Leopold 4 : Sudah masuk PAP (3/5)
B. Pemeriksaan Dalam
- Inspekulo : Tidak dilakukan
- Vaginal Toucher
Portio : Lunak
Pembukaan Servik : 7 cm
Ketuban :+
Bag.terendah janin : Kepala
Penurunan : Hodge II
Petunjuk : Tidak dapat dinilai
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium : Hb 12,4 gr%
Proteinuria (500mg/dL)
612. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Kriteria minimum preeklamsia: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis •Didapatkan tekanan darah lebih atau sama dengan 140/90 mmHg setelah
diagnosis banding bandingnya secara lengkap kehamilan 20 minggu
•Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1 + Dipstick
•Gejala menghilang setelah 12 minggu post partum.
642
Gejala yang mennambah ketepatan diagnosis
• Didapatkan peningkatan tekanan darah sampai 160/110 mm Hg atau lebih
•Proteinuria 2.0 g/24 dijam atau urine dipstick 2+
•Peningkatan kreatinin serum >1.2 mg/dL kecuali kalau sebelumnya sudah
memiliki riwayat gangguan ginjal.
•Trombosit < 100,000/L
•Adanya anemia mikroangiopqti hemolisis—peningkatan LDH
•Peningkatam serum transaminase—ALT or AST
•Nyeri kepala yang hebat dan atau gangguan visus
•Nyeri epigastrik persisten
EKLAMPSIA
•Adanya kejang yang timbul pada penderita preeklampsia,
•Atau didapatkan kejang pada usia kehamilan di atas 20 minggu.
DD:
1. Epilepsi
Dari anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil
muda dan tekanan darahnya normal serta tidak adanya tanda preeklampsia.
2. Kejang karena obat anestesi
Apabila obat anestesi local tersuntikkan ke dalam vena bisa menimbulkan
kejang.
3. Koma karena sebab lain seperti diabetes, perdarahan otak, meningitis,
ensefalitis, dll.
613. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Penanganan dasar untuk eklampsia adalah : 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi 1. Pengendalian kejang
dengan menerapkan salah satu 2. Koreksi hipoksia dan asidosis
prinsip berikut: 3. Penurunan tekanan darah bila meningkat nyata
643
4. Langkah-langkah menuju persalinan bayi segera setelah ibu bebas
kejang dan sadar kembali
306. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Harus ditangani di rumah sakit!! 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan Pengobatan awal sebelum merujuk ke RS (mengatasi kejang dan
(tindakan) informed consent yang jelas, hipertensi):
proteksi diri (sepsis asepsis) O2 4 – 6 l/menit
Infus dekstrosa 5% 500 ml/6 jam 20 tetes/menit
Pasang kateter urin
Pasang goedel/spatel
Bahu diganjal dengan kain setebal 5 cm agar leher defleksi sedikit
Posisi tempat tidur sedikit fowler agar kepala tetap tinggi
Fiksasi pasien agar tidak jatuh
Tindakan obstetric
1.Konservatif Kehamilan dipertahankan , sehingga ditunggu sampai
persalinan spontan.
2. Aktif ( terminasi )
Indikasi :
1. Umur kehamilan >37 minggu
2. Terdapat kegagalan terapi konservatif medicinal
- 6 jam setelah pengobatan medicinal terjadi kenaikan tekanan darah
- Tidak terdapat perbaiakan setelah 48 jam perawatan, dengan criteria
tekanan diastolic >100 mmHg
3. Terdapat tanda-tanda gawat janin
4. Terdapat tanda-tanda IUGR
5. Terdapat HELP sindrom
307. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Harus ditangani di rumah sakit!! 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan Pengobatan awal sebelum merujuk ke RS (mengatasi kejang dan
dan melakukan poin di bawah ini hipertensi):
lengkap sebagai berikut: O2 4 – 6 l/menit
644
Infus dekstrosa 5% 500 ml/6 jam 20 tetes/menit
Pasang kateter urin
Pasang goedel/spatel
Bahu diganjal dengan kain setebal 5 cm agar leher defleksi sedikit
Posisi tempat tidur sedikit fowler agar kepala tetap tinggi
Fiksasi pasien agar tidak jatuh
Identitas Suami:
Nama :
Usia :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan:
645
Suku bangsa:
Alamat Rumah :
Autoanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama: mual dan muntah
2. onset : umur kehamilan trimester pertama
3.kronologis : mengeluh mual dan muntah sering, yang dimuntahkan seperti
makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Badan Karena terasa
lemah dan aktivitas sehari – hari terganggu, merasa haus, nafsu makan menurun
mengeluh nyeri ulu hati .
4. faktor memperingan : -
5. faktor memperberat: -
6.kualitas :muntah mula terus menerus setiap habis makan dan minum
7.kuantitas: mual dan muntah makanan yang dikeluarkan jumlahnya ½- ¾ gelas
belimbing
Riwayat Haid :
Menarach :
Lama haid :
Siklus :
HPHT:
Tafsiran persalinan:
Riwayat Pernikahan
Riwayat Obstetri:
Riwayat ANC:
Riwayat KB:
Fundamental 4
1.RPK :
646
2.RPD : Asma, darah tinggi kencing manis, alergi, sakit jantung, riwayat
operasi sebelumnya
3.RSE :
647
616. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: hiperemesis gravidarum 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis bandingnya Diagnosa banding:
dan diagnosis secara lengkap - Gastroenteritis
banding
617. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Mampu Memberikan informasi mengenai hiperemesis gravidarum 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi dengan kepada pasien dan keluarganya
edukasi pasien menerapkan salah satu prinsip - Menjelaskan tentang keadaan pasien dan penatalaksanaanya
berikut: - Menjelaskan terapi yang akan diberikan
- Menjelaskan dapat memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup agar menghindarakan kehamilannya dari bahaya dan komplikasi
- Segera lapor ke petugas apabila terdapat tanda – tanda dehidrasi berat
seperti tampak kehausan, bibir kering, tangan dan kakiingin, hingga
penurunan kesadaran.
648
5. Jika menemui keterbatasan rujuk ke spesialis obstetri ginekologi
SISTEM : REPRODUKSI
PENYAKIT : INVERSIO UTERUS
LEVEL KOMPETENSI : 3B
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
618. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan, agama, suku/bangsa. Riwayat 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan menarche, haid (lama haid, jumlah, siklus, teratur/tidak), pernikahan,
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai kehamilan, persalinan, riwayat KB
untuk mendapatkan informasi RPS:
yang relevan, adekuat, dan akurat Keluhan utama: pasien dengan inversio uteri dapat datang dengan keluhan
utama perdarahan dari jalan lahir, nyeri hebat, dan syok.
Onset: akut.
Kronologis: perdarahan dari jalan lahir, nyeri hebat, hingga dapat terjadi
syok, terus-menerus.
Kualitas: perdarahan dan atau nyeri berlangsung terus-menerus.
Kuantitas: penonjolan fundus uteri dapat hanya sedikit ke dalam kavum uteri,
mencapai kanalis servikalis, mencapai ostium uteri externum hingga
mencapai vagina atau keluar vagina.
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan: pemberian obat uterotonika.
Gejala penyerta: pucat, lemas, jantung berdebar-debar.
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
619. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan sarung Status Generalis
tangan dalam melakukan Keadaan umum : tampak lemah
649
pemeriksaan fisik sesuai masalah Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
klinik pasien Tanda Vital:
T : 100/70 mmHg RR : 24 x/menit
N : 100 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
650
Abdomen:
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : nyeri tekan perut bagian bawah (+), fundus uteri tidak teraba
VT:
- Inversio uteri inkomplet: pada simphisis uterus teraba fundus cekung ke
dalam
- Inversio uteri komplet: diatas simphisis uterus kosong, dalam vagina teraba
tumor lunak
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
620. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: diagnosis inversio uteri ditegakkan berdasarkan anamnesis dan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis pemeriksaan fisik.
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis banding:
- Mioma uteri submukosum
- Mioma geburt
621. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diderita pasien.
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan
prinsip berikut: dari penyakit yang diderita.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang perjalanan
penyakit.
- Menjelaskan tentang sistem rujukan yang akan dilakukan.
309. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Pemasangan infus line, pemberian cairan untuk perbaikan keadaan umum 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - Pemberian obat uterotonika
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri - Reposisi
(sepsis asepsis) - Tamponade vaginal
- Jika kegawatan telah tertangani, rujuk penderita ke rumah sakit.
651
310. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
dan melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri.
lengkap sebagai berikut: - Memperhatikan kenyamanan pasien.
- Melakukan tindakan sesuai prioritas.
- Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan.
652
51. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 11. Peserta mendiagnosis pasien dengan inverted nipple 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
52. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi puting susu tenggelam, memberitahukan kepada pasien untuk tidak
dengan menerapkan salah satu khawatir tentang pemberian ASI kepada bayinya, serta memberitahukan
prinsip berikut: tatalaksana yang akan dilakukan dan prognosis
311. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Dengan pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed keluar seperti keadaan normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri menonjol, usaha selanjutnya adalah dengan memakai Breast Shield atau
(sepsis asepsis) dengan pompa payudara(Breast Pump). Jika dengan cara-cara tersebut diatas
tidak berhasil (ini merupakan True Inverted Nipple) maka usaha koreksi
selanjutnya adalah dengan merujuk pasien ke spesialis bedah plastik untuk
tindakan pembedahan (operatif).
312. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
653
625. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 21. Peserta melakukan inform consent kepada pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 22. Peserta melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan sarung 23. Peserta melakukan pemeriksaan status generalis
tangan dalam melakukan KU, Tanda Vital (termasuk berat badan dan tinggi badan)
pemeriksaan fisik sesuai masalah Pemeriksaan kepala (mata: anemia? Ikterik? THT: discharge?)
klinik pasien Pemeriksaan thorax ( cor: adakah kelainan pada jantung, pulmo:
adakah kelainan pada pulmo)
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
24. Peserta melakukan pemeriksaan Leopold
Leopold 1. Peserta mengukur TFU dan mencocokan dengan
rumus naegle untuk umur kehamilan dan menentukan taksiran berat
janin dengan rumus Johnson, menentukan presentasi atas bayi
Leopold 2-4
626. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Peserta mendiagnosis dengan IUGD 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Peserta mendiagnosis banding dengan janin kecil pada ibu berukuran tubuh
diagnosis banding bandingnya secara lengkap kecil
627. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
313. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Peserta memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed kehamilan pasien saat ini mengalami gangguan berupa janin tumbuh
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri lambat dan memberitahukan sebab dari gangguan tersebut
(sepsis asepsis) Peserta menganjurkan kepada pasien untuk merujuk pasien ke
dokter spesialis kandungan untuk tata laksana selanjutnya.
314. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
654
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : benjolan terasa nyeri dan dispareuni
2. onset : kronis (menahun)
3.kronologis : diawali dengan penyakit infeksi pada alat kelamin (missal
gonorrhea), kemudian menjadi bartholinitis menyebabkan retensi sekresi
dan dilatasi kistik. Kelenjar bartholini membesar, merah, nyeri, dan lebih
panas dari daerah sekitarnya. Isi di dalam berupa nanah, dapat keluar
melalui duktus, atau bila tersumbat mengumpul di dalam menjadi abses.
Radang pada glandula bartholini dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya
dapat menjadi menahun dalam bentuk kista bartholini.
4. faktor memperingan: istirahat
655
5. faktor memperberat: bila melakukan hubungan seksual
6.kualitas : dirasakan sebagai benda berat dan/atau menimbulkan kesulitan
pada koitus
7.kuantitas : kadang-kadang (terutama saat koitus)
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat penyakit infeksi genitalia (gonorrhea, streptokokus, basil
koli), bartholinitis
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
656
teraba massa kistik (kista bartholini)
630. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Abses Kelenjar Bartholini 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Kista Kelenjar bartholini
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
631. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami abses 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi kelenjar bartholini atau kista kelenjar bartholini akibat penyakit infeksi
dengan menerapkan salah satu pada kelenjar bartholini sebelumnya.
prinsip berikut: Menjelaskan pada pasien bahwa rasa nyeri yang dirasakan saat melakukan
hubungan seksual akibat adanya abses atau kista tersebut.
Menjelaskan kepada keluarga bahwa akan dilakukan rujukan kepada dokter
spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk penatlaksanaan selanjutnya
657
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Alamat
untuk mendapatkan informasi Usia
yang relevan, adekuat, dan akurat Jenis kelamin
Pekerjaan
Anamnesis:
Keluhan utama: terasa gatal dan terbakar pada kulit
Sejak kapan: -
Kronologis: s u b j e k t i f , t e r a s a g a t a l d a n t e r b a k a r t e r u t a m a
p a d a f o l i k u l i t i s profunda. Terdapat riwayat trauma, gigitan
serangga, bekas goresan ataugorekan di kulit yang terinfeksi.
Dijumpai terutama pada anak-anak. Faktorpredisposisi yaitu higiene
yang jelek, udara yang lembab dan panas,
malnutrisi.oklusi,maserasi,danfriksi.
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat: -
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak)
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Gejala Penyerta -
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
633. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan sarung Memakai Handscon
tangan dalam melakukan Informed consent bahwa pemeriksaan sudah selesai
pemeriksaan fisik sesuai masalah
klinik pasien
634. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Folikulitis 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD : Akne Vulgaris
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
658
635. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi verbal (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
dengan menerapkan salah satu komunikasi dua arah respon)
prinsip berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien(bahwa kista ini tidak berbahaya, jika tidak mengganggu tidak usah
dieksisi tidak apa-apa, tetapi jika khawatir bisa dilakukan eksisi kemudian
biopsi agar kecurigaan anas tidak ada. Jika tidak di eksisi jika kista
membesar harus segera kontrol)
317. Tata laksana Peserta melakukan tindakan a. Atasi faktor predisposisi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan b. Medikamentosa Kausatif dengan antibiotik, terutama topikal,
(tindakan) informed consent yang jelas, yang efektif terhadap stafilokokus misalnya gentamisin atau
proteksi diri (sepsis asepsis) neomisin sulfat(Cicatrin ) dengan BSOc reamataulosion, 3-4kali
sehari selama7-10 hari .
Antibiotik sistemik digunakan bila lesi berjumlah banyak dan pada
pasien immunocompromissed , digunakan dari golongan
aminopenisilin (amoksisilin dengan dosis dewasa 3x250-
500mg,anak < 10 tahun 3x125-250 mg, diminum sesudah
makan,atau ampisilin4x250-500 mg, anak < 10 tahun dosisnya
setengah dosis dewasa diminum 30meni tsebelum makan) atau
eritromisin dengan dosis dewasa 4x500mg, anak 2-8thn 4x250mg ,
anak <2tahun 4x125mg, sesudah makan. Selain itu,anjurkan pasien
membersihkan lesi dengan sabun antiseptik 2 kali sehari(Betadine )
untuk mempercepat drainase, kompres dengan air hangat atau
povidoniodine 1% (encerkan 1:10) 2 kali sehari selama 10-15 menit,
setelah itu baru dioleskan antibiotik Simptomatik diberikan bila
terasa sangat gatal, dapat diberikan anti pruritus oral yaitu
659
antihistamin sedatif dan atautopikal yaitu hidrokortisoncream 1%
dioleskan tipis diatas antibiotik 2 kali sehari.
318. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
dan melakukan poin di bawah ini 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lengkap sebagai berikut: membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
660
Pemeriksaan genital
Pemeriksaan ekstremitas
28. Peserta melakukan pemeriksaan Leopold
Leopold 1. Peserta mengukur TFU dan mencocokan dengan
rumus naegle untuk umur kehamilan dan menentukan taksiran berat
janin dengan rumus Johnson, menentukan presentasi atas bayi
Leopold 2-4
29. Pasien meminta pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, leukosit,
trombosit)
638. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Peserta mendiagnosis dengan anemia defisiensi besi pada kehamilan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Peserta mendiagnosis banding anemia pada kehamilan ec perdarahan
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
639. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
319. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Peserta memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed kehamilan pasien saat ini mengalami anemia defisiensi besi dan
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri memberitahukan factor resiko serta memberitahukan tatalaksana
(sepsis asepsis) sejanjutnya dan prognosis penyakitnya
Peserta memberikan resep sulfas ferrous 2x 320 mg
Dan jika Hb <9 gr% 3x320 mg
320. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
661
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
640. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Nama : 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Jenis kelamin :
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Usia :
untuk mendapatkan informasi Agama :
yang relevan, adekuat, dan akurat Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Suku bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : terasa benda asing di dalam vagina
2. onset : akut / kronis
3.kronologis: terasa adanya benda asing di dalam vagina yang sebelumnya
tidak ada.
4. faktor memperingan: -
5. faktor memperberat: bila beraktifitas
6.kualitas : menyebabkan rasa tidak nyaman saat beraktifitas, nyeri, sampai
mengganggu aktifitas dan hubungan seksual
7.kuantitas : terus-menerus
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat penyakit di alat kelamin sebelumnya, riwayat trauma
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
662
641. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci o Status internus 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit RR : 22 x/menit S : 36,6°C BB : 69
pemeriksaan menggunakan sarung kg, TB : 176
tangan dalam melakukan - Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
pemeriksaan fisik sesuai masalah - Toraks :
klinik pasien · Inspeksi : simetris kiri = kanan
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
regio genitalia eksterna
inspeksi: terlihat benda asing/ massa/ benjolan
warna seperti kulit sekitar/tidak
palpasi: teraba massa/ benjolan
nyeri tekan (+/-)
suhu seperti kulit sekitar/tidak
fluktuatif/tidak
642. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Corpus Alienum Vagina 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
663
643. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perasaan tidak nyaman 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi yang dirasakan pasien adalah akibat adanya benda asing di dalam vagina
dengan menerapkan salah satu yang berupa massa/benjolan
prinsip berikut: Menjelaskan kepada keluarga bahwa penatalaksanaan sementara yang akan
dilakukan adalah sesuai dengan hasil pemeriksaan yang ditemukan
Menjelaskan kepada keluarga bahwa akan dilakukan rujukan kepada dokter
spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk penatlaksanaan selanjutnya
321. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Sesuai dengan hasil temuan dari pemeriksaan fisik 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
664
Apakah puting susu tampak lecet atau retak?
Apakah saat menyusui bayi tidak melekat dengan baik dengan dada ibu?
66. Peserta menanyakan riwayat menstruasi, kehamilan, persalinan dan nifas
67. Peserta menanyakan riwayat sosial ekonomi
645. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 53. Pemeriksaan tanda-tanda vital 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 54. Pemeriksaan status generalis secara singkat
pemeriksaan menggunakan sarung 55. Pemeriksaan status lokalis
tangan dalam melakukan
pemeriksaan fisik sesuai masalah
klinik pasien
56. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan 12. Peserta mendiagnosis pasien dengan cracked nipple 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
57. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Peserta menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien mengalami 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi lecet puting susu yang dapat disebabkan karena
dengan menerapkan salah satu tehnik menyusui yang kurang tepat, pembengkakan payudara,iritasi dari
prinsip berikut: bahan kimia, misalnya sabun, Moniliasis (infeksi jamur)serta
memberitahukan tatalaksana yang akan dilakukan dan prognosis
323. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Posisi bayi sewaktu menyusu harus baik 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - Hindari pembengkakan payudara dengan lebih seringnya bayi disusui,
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri atau
(sepsis asepsis) mengeluarkan air susu dengan urutan (massage)
- Payudara dianginkan di udara terbuka
- Putting susu diolesi dengan lanolin
- Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.
- Untuk mengurangi rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika.
324. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
665
SISTEM Obsgin_______________________________________________ PENYAKIT vagonosis bakterialis____
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
646. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk - memperkenalkan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan - salam
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai -Tanyakan identitas pasien
untuk mendapatkan informasi -Tanyakan keluhan utama pasien
yang relevan, adekuat, dan akurat - Onset
- lokasi
- kualitas
- kuantitas
- cairan vagina berbau amis
647. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah -Cuci tangan
pemeriksaan menggunakan sarung -Periksa tanda vital
tangan dalam melakukan -Lakukan pemeriksaan status generalis
pemeriksaan fisik sesuai masalah - periksa sekret vagina: homogen, tipis, berbau amis
klinik pasien - pH vagina > 4,5
- Tes amin positif
- Adanya clue cells pada sediaan basah
648. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Vaginosis bakterialis 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
649. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - berikan empati terhadap pasien
dengan menerapkan salah satu
prinsip berikut:
666
325. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - metronidazol 2x500mg selama 7 hari 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
326. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan - salam dan perkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
667
tangan dalam melakukan TD : 120 /80
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 90x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 37,7 C
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar
Au : BU (+) Normal
Pa : nyeri tekan (+)
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Pemeriksaan Penunjang : USG Abdomen
668
652. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: salpingitis 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
653. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada ibu mengenai penyakit salpingitis
dengan menerapkan salah satu - Pemberian doxycyclin
prinsip berikut:
669
-mual muntah
655. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : 120 /80
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 120x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 39 C
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar
Au : BU (+) Normal
Pa : nyeri tekan (+) pada bagian bawah
670
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Pemeriksaan Penunjang : USG Abdomen
656. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: abses tubaovarium 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
657. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada ibu mengenai penyakit abses tubaovarium
dengan menerapkan salah satu - Pemberian doxycyclin 2x100mg/hari atau ampisilin 4x500mg/hari
prinsip berikut: selama 1 minggu
- Rujuk spesialis obsgyn
329. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Menterapi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
671
Riwayat kehamilan sebelum nya
Riwayat persalinan
659. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : 120 /80
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 80x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 37 C
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar
Au : BU (+) Normal
672
Pa : nyeri tekan (-)
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Pemeriksaan Penunjang : USG Abdomen
660. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: infertilitas 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
661. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada ibu mengenai infertilitas
dengan menerapkan salah satu - Rujuk spesialis obsgyn
prinsip berikut:
673
untuk mendapatkan informasi -Riwayat Haid
yang relevan, adekuat, dan akurat -Riwayat pernikahan
Menikah sudah berapa lama?
-Riwayat Kehamilan
Hamil anak keberapa? Usia kehamilan? Lahir normal/ tidak? Berat lahir?
Sebelumnya pernah keguguran atau tidak?
Keguguran sampai hamil sekarang berapa lama jaraknya?
Riwayat kehamilan kurang bulan sebelumnya?
Riwayat ketuban pecah ? Ngepyok/ Merembes? Sudah berapa lama?
-Riwayat KB : pakai KB apa? Berapa lama?
-Riwayat ANC : berapa kali periksa ke bidan/dokter selama kehamilan?
TT?
-RPD : asma ? Penyakit jantung? Hipertensi? DM? Riwayat operasi daerah
kandungan? Brp tahun yang lalu?
663. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : 120 /80
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 90x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 37,7 C
BMI : normoweight
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
674
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : membuncit, striae gravidarum?
Au : BU (+) Normal
Pa : TFU 20 cm
Leopold 1 : teraba satu bagian bulat lunak
Leopold 2 : teraba satu bagian memanjang di sebelah kiri
Leopold 3 : teraba satu bagian keras
Leopold 4 : Convergen
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Status Obstetrikus :
1. TFU
2. Leopold I-IV
3. His
4. DJJ
5. UPD
6. VT : menilai vagina, diameter cervix(pembukaan), KK utuh/pecah,
presentasi (penurunan kepala), point of direction (UUK)
Pemeriksaan Penunjang : USG Abdomen
675
664. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Kehamilan Preterm usia kehamilan… minggu 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
665. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menyapa pasien 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi - Menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan kehamilannya, baik
dengan menerapkan salah satu kondisi ibu sendiri maupun janinnya.
prinsip berikut: - Rujuk ke spesialis obgyn
676
-Riwayat Kehamilan
Hamil anak keberapa? Usia kehamilan? Lahir normal/ tidak? Berat lahir?
Sebelumnya pernah keguguran atau tidak?
Keguguran sampai hamil sekarang berapa lama jaraknya?
Riwayat kehamilan kurang bulan sebelumnya?
Riwayat ketuban pecah ? Ngepyok/ Merembes? Sudah berapa lama?
-Riwayat KB : pakai KB apa? Berapa lama?
-Riwayat ANC : berapa kali periksa ke bidan/dokter selama kehamilan?
TT?
-RPD : asma ? Penyakit jantung? Hipertensi? DM? Riwayat operasi daerah
kandungan? Brp tahun yang lalu?
667. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : 120 /80
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 90x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 37,7 C
BMI : normoweight
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
677
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : membuncit, striae gravidarum?
Au : BU (+) Normal
Pa : TFU 20 cm
Leopold 1 : teraba satu bagian bulat lunak
Leopold 2 : teraba satu bagian memanjang di sebelah kiri
Leopold 3 : teraba satu bagian keras
Leopold 4 : Convergen
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Status Obstetrikus :
7. TFU
8. Leopold I-IV
9. His
10. DJJ
11. UPD
12. VT : menilai vagina, diameter cervix(pembukaan), KK utuh/pecah,
presentasi (penurunan kepala), point of direction (UUK)
Pemeriksaan Penunjang : tes lakmus, inspekulo, USG Abdomen
668. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis G2P1A0, 25 tahun, hamil 39 minggu
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Janin 1 hidup intrauterine
Pres Kep U puka
678
Belum inpartu
KPD … jam
679
Identitas Suami:
Nama :
Usia :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan:
Suku bangsa:
Alamat Rumah :
Autoanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama: keluar darah dari jalan lahir
2. onset : kehamilan < 20 minggu
Riwayat Haid :
Menarach :
Lama haid :
Siklus :
HPHT:
Tafsiran persalinan:
Riwayat Pernikahan
Riwayat Obstetri:
Riwayat ANC:
Riwayat KB:
680
Fundamental 4
1.RPK :
2.RPD : Asma, darah tinggi kencing manis, alergi, sakit jantung, riwayat
operasi sebelumnya
3.RSE :
681
DJJ:
HIS:
LEOPOD I-IV:
Pemeriksaan dalam:
VT: Ostium uteri masih tertutup, perdarahan (+)
672. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: abortus Imminens 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis bandingnya
dan diagnosis secara lengkap
banding
673. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Mampu Memberikan informasi mengenai abortus imminens kepada 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
edukasi pasien menerapkan salah satu prinsip - Memberikan informasi bahwa tidak ada pengobatan khusus obat-
berikut: obatan diberikan tetapi dengan istirahat total, makan yang bergizi akan
membantu mepertahankan janin.
- Memberikan komunikasi mengenai komplikasi dari abortus ini, apabila
terus keluar dan terdapat jaringan yang keluar segera datang ke
pelayanan kesehatan.
338. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di bawah ini 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Jika menemui keterbatasan rujuk ke spesialis obstetri ginekologi
682
SISTEM__ Reproduksi____________________________ PENYAKIT_______Abortus Inkomplit _______________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
674. Anamne Peserta memfasilitasi pasien untuk Identitas Pasien 1 3x1
sis menceritakan penyakitnya dengan Nama :
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Usia :
untuk mendapatkan informasi yang Agama :
relevan, adekuat, dan akurat Pendidikan terakhir :
Pekerjaan:
Suku bangsa:
Alamat Rumah :
Tanggal masuk RS :
Identitas Suami:
Nama :
Usia :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan:
Suku bangsa:
Alamat Rumah :
Autoanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama: keluar darah dari jalan lahir banyak, disertai keluarnya
jaringan
2. onset : kehamilan < 20 minggu
683
3.kronologis : mengeluh keluar darah dari jalan lahir banyak, keluar jaringan,
biasanya pasien mengeluh mulas
4. faktor memperingan : -
5. faktor memperberat: aktivitas
6.kualitas :keluar darah dari jalan lahir semakin banyak dan sering beserta
jaringan
7.kuantitas: darah berwarna merah kehitaman
Riwayat Haid :
Menarach :
Lama haid :
Siklus :
HPHT:
Tafsiran persalinan:
Riwayat Pernikahan
Riwayat Obstetri:
Riwayat ANC:
Riwayat KB:
Fundamental 4
1.RPK :
2.RPD : Asma, darah tinggi kencing manis, alergi, sakit jantung, riwayat
operasi sebelumnya
3.RSE :
684
Berat badan:
Gizi (BMI) :
Status Internus
kepala:
kulit:
mata: Conjuctiva Palpebra Anemis (+/+)
leher:
Telinga:
Hidung:
Tenggorok:
Thorax:
-cor:
-pulmo:
-abdomen:
Ekstremitas:
Status Obstetri:
Pemeriksaan Luar
TFU: Tidak sesuai umur kehamilan (lebih kecil dari Ukuran kehamilan)
DJJ:
HIS:
LEOPOD I-IV:
Pemeriksaan dalam:
VT: Kanalis servikalis masih terbuka, teraba jaringan pada cavum uteri/
menonjol pada ostium uteri eksternum, perdarahn dapat banyak/ sedikit
tergantung jumlah jaringan yang tertinggal
676. Menentu Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: abortus Inkomplit 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis bandingnya
dan diagnosis secara lengkap
banding
677. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Mampu Memberikan informasi mengenai abortus inkomplit kepada 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
edukasi pasien
685
menerapkan salah satu prinsip - Memberikan informasi bahwa perlu dilakukan tindakan kuretase untuk
berikut: mengeluarkan sisa jaringan yang belum keluar seluruhnya.
- Memberikan komunikasi mengenai komplikasi dari abortus ini apa bila
tidak segera di lakukan pengeluaran jaringan, dan tindakan ini harus
dilakukan kepaada orang yang lebih ahli yaitu spesialis Obtetri dan
ginekologi
686
Sebelumnya pernah keguguran atau tidak?
Keguguran sampai hamil sekarang berapa lama jaraknya?
Keguguran sebelumnya dikuret atau tidak? dimana?
679. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : 100 /70
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 83x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 36 C
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (+)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
687
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar
Au : BU (+) Normal
Pa : Ballotemen +
Pemeriksaan Gyn
I:
V : keluar darah disertai jaringan hasil konsepsi +
Inspekulo :
Perdarahan dari cavum uteri, ostium uteri tertutup, jarinagn hasil konsepsi
(+), cairan berbau (-)
VT :
Porsio sudah menutup dengan jaringan hasil konsepsi (+), besar uterus
sebesar telur bebek. Nyeri goyang porsio (-), nyeri pada adnexa (-), cavum
douglasi tidak menonjol.
688
dengan menerapkan salah satu - Menyarankan agar ibu saat ini jangan hamil dulu untuk sementara
prinsip berikut: waktu dan menggunakan kontrasepsi terlebih dahulu saat
melakukan hubunga seksual. Pasien dapat memilih kontrasepsi
pasca keguguran seperti kondom, pil KB, suntik, susuk atau AKDR
.
689
Apakah ibu sering merasa lelah?
Apakah ibu suka memelihara hewan peliharaan seperti kucing, atau anjing?
Apakah di sekitar rumah banyak kucing liar atau tikus?
Apakah ibu suka makan makanan yang kurang matang seperti sate?
683. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Kesadaran : composmentis
pemeriksaan menggunakan sarung Tanda vital :
tangan dalam melakukan TD : 120 /80
pemeriksaan fisik sesuai masalah N : 90x/min
klinik pasien RR : 23x/min
T : 37,7 C
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
690
Abdomen
I : membujur
Au : BU (+) Normal
Pa : TFU 20 cm
Leopold 1 : teraba satu bagian bulat lunak
Leopold 2 : teraba satu bagian memanjang di sebelah kiri
Leopold 3 : teraba satu bagian keras
Leopold 4 : Convergen
Pemeriksaan penunjang :
IgG dan IgM anti CMV dan screening TORCH, USG
684. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis Banding : 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis - Infeksi Toxoplasma
diagnosis banding bandingnya secara lengkap - Infeksi CMV
- Infeksi Rubella
691
343. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan - Menyapa pasien 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan - Mengucapkan salam
dan melakukan poin di bawah ini - Memperkenalkan nama
lengkap sebagai berikut: - cuci tangan
- Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
687. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan -Cuci tangan
menggunakan sarung tangan dalam -Periksa tanda vital
melakukan pemeriksaan fisik sesuai -Lakukan pemeriksaan status generalis
masalah klinik pasien - status lokalis :febris, nyeri tekan supra pubis, nyeri ketok CVA
- lab : darah rutin, urin rutin, kultur urin
692
688. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan ISK 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya
diagnosis banding secara lengkap
689. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan - berikan empati terhadap pasien
menerapkan salah satu prinsip
berikut:
345. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - salam dan perkenalkan diri
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
693
- riwayat berhubungan seksual
- riwayat oenurunan berat badan
- pengobatan yang telah dilakukan sebelumnya
691. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan -Cuci tangan
menggunakan sarung tangan dalam -Periksa tanda vital
melakukan pemeriksaan fisik sesuai -Lakukan pemeriksaan status generalis
masalah klinik pasien - status dermatologis : lokasi lesi, eff, mukosa, rambut, saraf, pembesaran
KGB
692. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Kondiloma akuminata dd/ kondiloma lata 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya
diagnosis banding secara lengkap
693. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - bangun rapport dengan baik 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan - berikan empati terhadap pasien
menerapkan salah satu prinsip
berikut:
346. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - tinktura podofilin 20% oleskan pada lesi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - edukasi : jangan berhubungan suami istri terlebih dahulu
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
347. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - salam dan perkenalkan diri
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
694
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
694. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk - memperkenalkan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan - salam
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai -Tanyakan identitas pasien
untuk mendapatkan informasi yang -Tanyakan keluhan utama pasien
relevan, adekuat, dan akurat - Onset
- lokasi
- kualitas
- kuantitas
- demam tinggi, sakit kepala, malaise, nyeri perut bagian bawah, sekret
vagina yang purulen, riwayat pemakian AKDR
- riwayat hubungan seksual
695. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan -Mohon izin pemeriksaan 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan -Cuci tangan
menggunakan sarung tangan dalam -Periksa tanda vital
melakukan pemeriksaan fisik sesuai -Lakukan pemeriksaan status generalis
masalah klinik pasien - nyeri tekan
- nyeri goyang genitalia interna
- lab : darah rutin, urinalisis, tes kehamilan, USG, kuldosistesis
695
348. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - bila masih memakai AKDR, harus diangkat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - rawat inap
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
349. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - minta izin saat akan memeriksa pasien 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - salam dan perkenalkan diri
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
696
Perasaan adanya benda yang menonjol / mengganjal di vagina
-Teraba ada yang keluar / menonjol di vagina
- Rasa sakit / nyeri pinggang dan berkurang atau hilang bila berbaring
-Perasaan sering berkemih dan sedikit-sedikit
-Perasaan kandung kemih tidak dapat dikosongkan secara lampias
- Tidak dapat menahan kencing bila batuk atau meneran
- Gangguan defekasi
-Perasaan penuh di vagina / berat di rongga panggul
- Kesulitan untuk berjalan
- Kesulitan coitus
- Perdarahan pervaginam
Sejak kapan:
Gejala Penyerta
Kronologis
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas:
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat menstruasi
Riwayat obsetri:kehamilan, persalinan, berat badan lahir anak
Riwayat kontrasepsi
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
699. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Pasien disuruh duduk dalam posisi lithotomi
menggunakan sarung tangan dalam Cuci tangan
Memakai Handscon
697
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Tindakan asepsis di daerah vagina
masalah klinik pasien Lakukan pemeriksaan inspeksi di daerah vagina
Yakinkan bahwa pasien sudah menikah atau kawin kemudian lakukan
pemeriksaan inspekulo
-Pasang cocor bebek, kemudian liahtlah didinding vagina dan mulut rahim
Nilai Derajat Prolapsus;
a. perhatikan keadaan introitus vagina, besarnya keadaaan perimenal,
apakah ada robek lama
b. Adakah sistokel atau rektokel
c. Nilai keadaan serviks dan uterus adakah lesi
d. Ukur panjang serviks dengan sondase
e. Bila perlu lakukan test Valsava, untuk mengetahui bagian yang
prolaps
698
Penderita asimptomatik dengan prolapsus alat genitalia derajat I dan II
Latihan Kegel
701. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan verbal (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
menerapkan salah satu prinsip komunikasi dua arah respon)
berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan
masalah pasien:
a. Bila ditemukan kelainan medis lainnya lakukan pemeriksaan
laboratorium lengkap dan radiologis untuk menegakkan diagnosis
b.Pemeriksaan pap smear/biopsi bila terdapat lesi pada serviks (
erosi porsio, suspek keganasan )
c.Pemeriksaan IVP bila prolapsus uteri yang besar sekali
699
350. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed Konservatif
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri Penderita asimptomatik dengan prolapsus alat genitalia derajat I dan II
(sepsis asepsis) Latihan Kegel
Mengobati penyakit batuk kronik
Pengurangan berat badan
Mengurangi keadaan-keadaan yang menimbulkan peningkatan
tekanan intra abdominal
Penggunaan Pessarium
Penderita menolak pembedahan
Terdapat kontra indikasi untuk tindakan pembedahan
Pada kasus-kasus yang ingin ditunda tindakan operasi (seperti
pertimbangan biaya, kehadiran keluarga, dan lain-lain)
351. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
700
melakukan poin di bawah ini 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lengkap sebagai berikut: membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
701
352. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Rujuk spesialis kulit dan kelamin 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
702
menerapkan salah satu prinsip Menjelaskan pada pasien untuk tidak berhubungan dahulu selama
berikut: pengobatan
354. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Asam mefenamat 3x500mg 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed Doksisiklin 3x500mg
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri Ceftriakson single dose IM
(sepsis asepsis)
703
dari perut atas dan bawah dan juga dirasakan sampai ke punggung, makin lama
irasakan makin sering.Pasien juga mengeluh keluar lendir campur darah 5 jam
yang lalu, Tidak ada keluhan keluar air, gerak anak dirasakan baik, dominan
di sisi kanan,BAB/BAK normal
Anamnesis Khusus:
Riwayat Menstruasi
- Menarche pada umur 13 tahun dengan siklus teratur tiap 28 hari,
lamanya 3-5 hari tiap menstruasi
- HPHT : 23 Desember 2012
- Taksiran Persalinan : 30 September 2013
Riwayat Pernikahan : Pasien menikah 1 kali selama kurang lebih 4
tahun
Riwayat persalinan :
1. Perempuan, lahir spontan, dokter , 2800 gram, usia 3 tahun
2. Hamil saat ini
Riwayat Ante natal Care
Di dokter, > 5 x selama kehamilan, suntik TT 2 kali
Riwayat Penggunaan kontrasepsi
Penderita pernah menggunakan KB suntik 3 bulanan, stop sejak
september 2012
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada dalam keluarga penderita memiliki riwayat yg berhubungan
dengan kehamilan saat ini (asma, jantung, kencing manis,darah tinggi)
RSE : ekonomi baik
711. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci tangan Pemeriksaan Fisik : 23.00 1 3x1
saan Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Status present
menggunakan sarung tangan dalam Keadaan umum :Baik
704
melakukan pemeriksaan fisik sesuai T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit P : 22 x/menit S : 36,6°C BB : 70 kg,
masalah klinik pasien TB : 163
Status Generalis
Kepala : Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-)
- Toraks :
· Inspeksi : simetris kiri = kanan
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
Auskultasi
Djj janinterdengar paling keras di sebelah kiri bawah umbilikus dengan
frekuensi 12.11.12
705
Vagina :
Blood slym (+), karankula himenalis(+)
Pemeiksaan Vaginal Toucher :
Pembukaan serviks 4 cm, efficement 25%, ketuban (+), teraba kepala,
denominator belum jelas, penurunan hodge 1
01.00
S: Penderita ingin mengejan dan ingin BAB, ketuban pecah spontan, jernih
O: His (+), 3-4 kali/ 10 menit durasi 40-45 detik tiap kali, Djj 12.12.12
(144x/menit), vulva membuka dan anus menonjol
VT Pembukaan lengkap, ketuban (-)jernih, teraba UUK kiri depan, H III
(+),Tidak teraba bagian kecil/ tali pusat
Tindakan : Pimpin persalinan
01.10
Lahir bayi,perempuan,langsung menangis, BB 3200 gram,PB 48 cm
Manajemen Aktif Kala III
1. Injeksi oksitosin 1 amp (IM) 10 IU
2. Lakukan perasat PTT
3. Masase fundus uteri
01.15
Lahir plasenta,kesan lengkap, injeksi methergin 1 amp (IM),kalsifikasi (-),
perdarahan minimal,perinem intake
712. Menentu Peserta ujian dapat menentukan G2P1A0, Hamil 39 minggu, Janin I hidup intrauterine, taksiran berat bayi 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis bandingnya 3255 gram
dan diagnosis secara lengkap
banding
713. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Mampu Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi dengan tentang keadaan janin dan rencana tindakan
edukasi pasien
706
menerapkan salah satu prinsip - Mampu memberikan infomasi kepada pasien akan pentingnya IMD
berikut: dan ASI ekslusif, dan untuk menjaa higienitas diri.
356. Tata Peserta melakukan tindakan Mampu melakukan VT dengan baik an benar 5 3x5
laksana non /pemberian terapi dengan informed
farmako terapi consent yang jelas, proteksi diri
(tindakan) (sepsis asepsis)
707
- Menarche pada umur 13 tahun dengan siklus teratur tiap 28 hari,
lamanya 3-5 hari tiap menstruasi
- HPHT : 23 Desember 2012
- Taksiran Persalinan : 30 September 2013
Riwayat Pernikahan : Pasien menikah 1 kali selama kurang lebih 4
tahun
Riwayat persalinan :
3. Perempuan, lahir spontan, dokter , 2800 gram, usia 3 tahun
4. Hamil saat ini
Riwayat Ante natal Care
Di dokter, > 5 x selama kehamilan, suntik TT 2 kali
Riwayat Penggunaan kontrasepsi
Penderita pernah menggunakan KB suntik 3 bulanan, stop sejak
september 2012
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada dalam keluarga penderita memiliki riwayat yg berhubungan
dengan kehamilan saat ini (asma, jantung, kencing manis,darah tinggi)
RSE : ekonomi baik
715. Pemerik Peserta ujian melakukan cuci tangan Pemeriksaan Fisik : 23.00 1 3x1
saan Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Status present
menggunakan sarung tangan dalam Keadaan umum :Tampak lemah
melakukan pemeriksaan fisik sesuai T : 110/70 mmHg N : 118 x/menit P : 22 x/menit S : 38,1°C BB : 70
masalah klinik pasien kg, TB : 163
Status Generalis
Kepala : Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-)
- Toraks :
· Inspeksi : simetris kiri = kanan
708
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
Ekstremitas :
Akral dingin : ekstremitas atas -/-, ekstremitas bawah +/+
Oedem : ekstremitas atas -/-, ekstremitas bawah -/-
o Status Obstetri :
Mammae : Hiperpigmentasi aerola mammae
Abdomen :
Inspeksi : Tampak perut membesar ke depan, disertai adanya striae
gravidarum, tidak tampak luka bekas operasi
Palpasi : Pemeriksaan Leopold
V. Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus xyphoideus, teraba
bagian bulat dan lunak, kesan : bokong
VI. Teraba tahanan keras di kiri (kesan punggung) dan teraba
bagiankecil di kanan
VII. Teraba bagian bulat, keras dan susah digerakkan (kesan kepala)
VIII. Bagian bawah sudah masuk 4/5 bagian dari pintu atas panggul
Tinggi Fundus uteri 32 cm
His (+) 2-3 kali/ 10 menit durasi 25-30detik tiap kali
Gerak janin (+)
Auskultasi
Djj janinterdengar paling keras di sebelah kiri bawah umbilikus dengan
frekuensi 150 kali/menit
Vagina :
Blood slym (+), karankula himenalis(+)
Pemeiksaan Vaginal Toucher :
709
Pembukaan serviks 4 cm, efficement 25%, ketuban (+), teraba kepala,
denominator belum jelas, penurunan hodge 1
716. Menentu Peserta ujian dapat menentukan G2P1A0, Hamil 39 minggu, Janin I hidup intrauterine, taksiran berat bayi 3 3x3
kan diagnosis diagnosis dan diagnosis bandingnya 3255 gram
dan diagnosis secara lengkap Suspek korioamnionitias
banding Ketuban pecah dini
717. Komuni Peserta ujian menunjukkan - Mampu Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien 3 3x3
kasi dan kemampuan berkomunikasi dengan tentang keadaan janin dan rencana tindakan
edukasi pasien menerapkan salah satu prinsip - Mampu memberikan infomasi kepada pasien bahwa pasien akan
berikut: dirujuk ke spesialis obstetri dan ginekologi
PERSALINAN LAMA
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Keluhan utama? 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Contoh:ibu tidak kuat mengejan
710
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Sejak kapan?
untuk mendapatkan informasi yang Mules-mues?
relevan, adekuat, dan akurat Kenceng-kenceng?teratur atau tidak
Merasa ada yang keluar dari jalan lahir?
Lemas atau tidak?
Sanggup mengedan atau tidak?
Mual?
Muntah?
Keluar flek darah dari jalan lahir?
Keluar air dari jalan lahir?
Riwayat haid:
Menarche?
Siklus?
Banyaknya?
Lamanya?
Sifat darah?
HPHT?
TP?
Riwayat Perkawinan:
Berapa kali?
Berapa lama?
Riwayat Kehamilan:
G..P..A
1.jenis kelamin,cara lahir,ditolong oleh,BB lahir, umur sekarang, keadaan
saat ini sehat/tidak
2. jenis kelamin,cara lahir,ditolong oleh,BB lahir, umur sekarang, keadaan
saat ini sehat/tidak
Riwayat ANC
1.kunjungan ke bidan
2.pemberian nutrisi
3.pemberian vitamin
Riwayat KB
711
1.pemakain Kb saat ini dan sebelmunya
2.jenis Kb
3.Lama memakai Kb
Riwayat penyakit dahulu/operasi
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci tangan Pemeriksaan Umum 3x1
sebelum dan setelah pemeriksaan a. Keadaan umum :tampak lemah
menggunakan sarung tangan dalam Kesadaran :composmentis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai BB sebelum hamil :
masalah klinik pasien BB saat hamil :
LILA :
TB :
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 370C
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucat,
sklera : tidak ikterik, simetris kanan kiri
b. Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan
kiri, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae,
tidak ada nyeri, abses dan pembengkakan, kolostrum belum keluar.
Pemeriksaan pulmo dan cor:dbn
c. Abdomen
· Inspeksi
Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak
ada strie gravidarum.
· Palpasi
Leopold I : TFU 32 cm, pada fundus teraba bagian lunak
Leopold II : teraba janin tunggal, letak memanjang, puka (punggung janin di
kanan, bagian kecil di sebelah kiri), HIS (+) 2-3x/ 35-40/ kuat
712
Leopold III : bagian terbawah janin teraba bulat dan keras, kesan masuk
panggul
Leopold IV : bagian terbawah janin teraba 1/5 bagian
Kesimpulan: janin tunggal, letak memanjang, puka, preskep, kepala teraba
1/5 bagian, HIS (+) 2-3x/ 35-40/ kuat, DJJ (+) 144x/menit/teratur, TBJ 3255
gram
· Auskultasi
DJJ : ada, frekuensi 145x/menit, reguler
d. Genetalia :
· Pemeriksaan Dalam:
Tampak vulva hematom dan laserasi di labia mayor, dinding vagina licin,
serviks tipis, Ф lengkap, selket (-), kepala ↓ H3-4, promontorium tak teraba,
STLD (+), AK (+).
e. Ekstremitas:
Ekstremitas atas:
Normal kanan-kiri, jari-jari tidak ada oedem, kuku dan telapak tangan tidak
pucat
Ekstremitas bawah;
kanan-kiri, jari dan tibia tidak ada oedem,tidak terdapat varises, reflex
patella (+) kanan kiri
3. Pemeriksaan dalam
- Dinding vagina : Normal, tidak ada varises, tidak
ada
oedema, bisul, tumor, fistula dan kelainan- kelainan lain.
- Porsio : Tidak teraba
- Introitus vagina:Ketuban pecah, bagian terendah kepala.
- Penurunan kepala : station +3, UUK kiri depan
- Pembukaan serviks: 10 cm (lengkap)
His dengan frekuensi 2 x dalam 10 menit dengan lama 25 detik, kekuatan :
kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang adekuat, teratur, dan
dalam waktu yang lama.
713
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan G2P0A0, hamil 39 minggu 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis bandingnya bayi I hidup intrauterin, presekep
secara lengkap partus lama
oedem vulva
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan -Menyapa pasien 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan -Menjelaskan kepada pasien tentanguntuk menghindari komplikasi –
menerapkan salah satu prinsip komplikasi yang mungkin terjadi. penyakitya
berikut: -Memberikan motivasi agar mau dirujuk ke dokter spesialis bedah untuk
Mampu membina hubungan baik penanganan ulku selanjutnya.
dengan pasien secara verbal non
verbal (ramah terbuka kontak mata
salam empati dan hubungan
komunikasi dua arah respon)
Mampu memberikan kesempatan
pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
Mampu untuk melibatkan pasien
dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
Mampu memberikan penyuluhan
yang isinya sesuai dengan masalah
pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan -Cuci tangan 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan informed -Tindakan proteksi
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri -Membersihkan luka
(sepsis asepsis) -Balut tekan
-Rujuk
714
SISTEM : REPRODUKSI
PENYAKIT : PERDARAHAN POST PARTUM
LEVEL KOMPETENSI : 3B
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
718. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan, agama, suku/bangsa. Riwayat 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan menarche, haid (lama haid, jumlah, siklus, teratur/tidak), pernikahan,
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai kehamilan, persalinan, riwayat KB
untuk mendapatkan informasi yang RPS:
relevan, adekuat, dan akurat Keluhan utama: perdarahan dari jalan lahir
Onset:
a. Early <24 jam
b. Late >24 jam hingga 2 minggu setelah persalinan
Kronologis: perdarahan yang keluar dari jalan lahir jumlah banyak dan
dalam waktu pendek, perdarahan terus-menerus. Dapat terjadi segera
(kurang dari 24 jam) maupun lebih dari 24 jam, hingga 2 minggu setelah
persalinan.
Kualitas: perdarahan terjadi terus-menerus hingga dapat membuat pasien
syok
Kuantitas: perdarahan lebih dari 500 cc
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan: pemberian obat uterotonika
Gejala penyerta: pucat, lemas, jantung berdebar-debar
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
719. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
715
menggunakan sarung tangan dalam Status Generalis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Keadaan umum : tampak lemah
masalah klinik pasien Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital:
T : 100/70 mmHg RR : 24 x/menit
N : 100 x/menit, regular, t : 36,5◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-
), pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-
), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
716
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : TFU teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi lemah-tidak
ada, uterus lembek
PPV: (+) lokhea, perdarahan (+) jumlah banyak warna merah tua
ASI (+), BAK (+), BAB (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
720. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: diagnosis perdarahan post partum ditegakkan berdasarkan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya anamnesis dan pemeriksaan fisik.
diagnosis banding secara lengkap Diagnosis banding:
- Retensio plasenta
- Plasenta restan
- Inversio uteri
- Ruptur uteri
- Hipofibrinogenesia
721. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan diderita pasien.
menerapkan salah satu prinsip - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan
berikut: dari penyakit yang diderita.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang perjalanan
penyakit.
- Menjelaskan tentang sistem rujukan yang akan dilakukan.
717
360. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Injeksi oksitosin 1 ampul i.m. jika plasenta belum lahir 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - Injeksi ergometrin 0,2 mg i.m. jika plasenta sudah lahir
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri - Massage uterus
(sepsis asepsis) - Bila uterus tetap lembek, mulai intervensi:
5 U oksitosin i.v. bolus
Oksitosin 20 U dalam Nacl/RL guyur
10 U oksitosin langsung diinjeksi ke uterus bila tidak dapat melalui i.v.
- Bila uterus tetap lembek dan perdarahan masih berlanjut:
a. Injeksi ergot 0,25 mg i.m. atau 0,125 mg i.v. max tiap 5 menit, dosis
max 1,25 mg, atau
b. Misoprostol 800-1000 mcg (4-5 tablet) per rektal
- Kompresi bimanual pada uterus: tangan kiri penolong dimasukkan ke
dalam vagina dan sambil membuat kepalan diletakkan pada forniks
anterior vagina. Tangan kanan diletakkan pada pedrut penderita dengan
memegang fundus uteri dengan telapak tangan dan ibu jari di depan serta
jari-jari lain di belakang uterus. Tangan kanan melakukan massage pada
uterus dan sekalian menekannya terhadap tangan kiri.
- Eksplorasi uterus untuk menyingkirkan kemungkinan sisa plasenta,
jendalan darah, inversio uteri, ruptur uteri.
- Kosongkan kandung kemih.
- Memasang tampon pada uterus dan vagina.
- Analgetik
- Jika kegawatan telah tertangani, rujuk penderita ke rumah sakit.
361. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri.
lengkap sebagai berikut: - Memperhatikan kenyamanan pasien.
- Melakukan tindakan sesuai prioritas.
- Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan.
718
SISTEM REPRODUKSI_________ PENYAKIT_PREEKLAMSIA (KOMPETENSI 3B)
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
722. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk Nama, Jenis kelamin, Umur, Agama, Pendidikan terakhir, Suku bangsa, 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Alamat, Pekerjaaan, Tanggal pemeriksaan, Tanggal masuk.
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Keluhan
untuk mendapatkan informasi yang Riwayat haid
relevan, adekuat, dan akurat Riwayat perkawinan
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Terdahulu
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat preeklamsi pada keluarga
Riwayat kontrasepsi
Riwayat imunisasi tetanus
Faktor resiko antara lain seperti:
723. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan 2. Status Present 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan - Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
menggunakan sarung tangan dalam- Kesadaran : Compos Mentis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai- Tekanan Darah : 150/110 mmHg
masalah klinik pasien - Nadi : 94 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 °C
- Status Gizi : Cukup
719
3. Status Generalis
- Kulit : Cloasma gravidarum (+)
- Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
- Gigi/mulut : Exoriasi lidah (+) Caries (-)
- Thoraks : Mammae tegang, Pernafasan vesikuler, BJ I-II murni,
murmur (-)
- Abdomen : Membuncit, Hepar dan Lien sulit dinilai
- Ekstremitas : Oedem
4. Status Obstetrik
A. Pemeriksaan Luar
Leopold 1 : 3 jari bawah proc.xyphoideus (32 cm), di fundus teraba bagian
lunak, tidak melenting, kesan bokong
Leopold 2 : Teraba tahanan terbesar pada sebelah kiri, teraba bagian kecil
pada bagian kanan, kesan punggung kiri,
letak janin memanjang
Leopold 3 : Bagian terbawah teraba bagian keras,bulat dan
melenting, kesan kepala.
Leopold 4 : Sudah masuk PAP (3/5)
B. Pemeriksaan Dalam
- Inspekulo : Tidak dilakukan
- Vaginal Toucher
Portio : Lunak
Pembukaan Servik : 7 cm
Ketuban :+
Bag.terendah janin : Kepala
720
Penurunan : Hodge II
Petunjuk : Tidak dapat dinilai
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium : Hb 12,4 gr%
Proteinuria (500mg/dL)
724. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Preeklampsia 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya
diagnosis banding secara lengkap Kriteria diagnosis preeklampsia ringan :
Apabila pada kehamilan lebih 20 minggu didapatkan satu atau lebih tanda
berikut: .
1. Hipertensi antara 140mmHg/90mmHg atau kenaikan sis-tolik dan
diastolik 30 mmHg/15mmHg.
2. Edema tungkai, lengan atau wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg/
minggu.
3. Proteinuri 0,3 g/24 jam atau plus 1-2.
4. Oliguri.
721
DD:
1. Trombotik angiopati
2. Kelainan konsumtif fibrinogen
Misalnya : - acute fatty liver of pregnancy
- hipovolemia berat / perdarahan berat
- sepsis
3. Kelainan jaringan ikat : SLE
4. Penyakit ginjal primer
725. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan
menerapkan salah satu prinsip
berikut:
362. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pengelolaan preeklampsia RINGAN dapat secara : 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed a. Rawat jalan (ambulatoir)
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri b. Rawat inap (hospitalisasi)
(sepsis asepsis) a. Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir)
1. Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan ambulasi sesuai
keinginannya. Di Indonesia tirah baring masih diperlukan
2. Diet regular : tidak perlu diet khusus
3. Vitamin prenatal
4. Tidak perlu restriksi konsumsi garam
5. Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum
6. Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu
b. Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi)
1. Indikasi preeklampsia ringan dirawat inap (hospitalisasi)
a. Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
b. Proteinuria menetap selama > 2 minggu
c. Hasil tes laboratorium yang abnormal
d. Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih preeklampsia berat
722
Pengukuran desakan darah setiap 4 jam kecuali ibu tidur
Pengamatan yang cermat adanya edema pada muka dan abdomen
Penimbangan berat badan pada waktu ibu masuk rumah sakit dan
penimbangan dilakukan setiap hari
Pengamatan dengan cermat gejala preeklampsia dengan impending
eclampsia : nyeri kepala frontal atau oksipital, gangguan visus,
nyeri kuadran kanan atas ,nyeri epigastrium
3. Pemeriksaan laboratorium
Proteinuria dengan dipstick pada waktu masuk dan sekurangnya
diikuti 2 hari setelahnya
Hematokrit dan trombosit : 2 x seminggu
Tes fungsi hepar 2 x seminggu
Tes fungsi ginjal dengan pengukuran kreatinin serum, asam urat,
dan BUN
Pengukuran produksi urine setiap 3 jam (tidak perlu dengan kateter
tetap)
4. Pemeriksaan kesejahteraan janin
Pengamatan gerakan janin setiap hari
NST 2 x seminggu
Profil biofisik janin, bila NST nonreaktif
Evaluasi pertumbuhan janin dengan USG, setiap 3-4 minggu
Ultrasound Doppler arteria umbilikalis, arteria uterina
Pengelolaan obstetrik tergantung umur kehamilan
723
Perjalanan persalinan dapat diikuti dengan Partograf Friedman atau
Partograf WHO.
363. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri Pemberian terapi medikamentosa 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan a. Segera masuk rumah sakit
melakukan poin di bawah ini b. Tirah baring miring ke kiri secara intermiten
lengkap sebagai berikut: c. Infus Ringer Laktat atau Ringer Destrose 5 %
d. Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang.
e. Pemberian MgSO4 dibagi :
- Loading dose (initial dose) : dosis awal
- Maintainance dose : dosis lanjutan
f. Anti hipertensi
Diberikan : bila tensi ≥ 180/110 mmHg atau MAP ≥ 126
Jenis obat : Nifedipine : 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit,
maksimum 120 mg dalam 24 jam.
724
Nifedipine tidak dibenarkan diberikan di bawah mukosa lidah (sublingual)
karena absorbsi yang terbaik adalah melalui saluran pencernaan makan.
Desakan darah diturunkan secara bertahap :
1) Penurunan awal 25 % dari desakan sistolik
2) Desakan darah diturunkan mencapai : - < 160/105
- MAP < 125
g. Diuretikum
Diuretikum tidak dibenarkan diberikan secara rutin, karena :
1) Memperberat penurunan perfusi plasenta
2) Memperberat hipovolemia
3) Meningkatkan hemokonsentrasi.
Diuretikum yang diberikan hanya atas indikasi :
1) Edema paru
2) Payah jantung konggestif
3) Edema anasarka
h. Diet
Diet diberikan secara seimbang, hindari protein dan kalori yang berlebih
725
1. Diuretik : tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia bahkan
memperberat hipovolemia
2. Anti hipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia
3. Kalsium : 1500-2000 mg/hari, dapat dipakai sebagai suplemen
pada risiko tinggi terjadinya preeklampsia, meskipun belum
terbukti bermanfaat untuk mencegah preeklampsia.
4. Seng : 200 mg/hari
5. Magnesium 365 mg/hari
6. Obat anti trombotik : aspirin dosis rendah , rata-rata di bawah 100
mg/hari, tidak terbukti mencegah preeklampsia.
7. Carotene, CoQ10,N-Acetylcysteine asam lipoik.Obat-obat
antioksidan: vitamin C, vitamin E.
726
-RPD : asma ? Penyakit jantung? Hipertensi? DM? Riwayat operasi
daerah kandungan? Brp tahun yang lalu?
727. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Keadaan umum : Tampak sakit sedang 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Kesadaran : composmentis
menggunakan sarung tangan dalam Tanda vital :
melakukan pemeriksaan fisik sesuai TD : 120 /80
masalah klinik pasien N : 90x/min
RR : 23x/min
T : 37,7 C
BMI : normoweight
Kulit : turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : edema palpebra (-),injeksi konjungtiva (-), conjungtiva palpebra
anemis (-)
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-),epistaksis (-/-),nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : bibir kening (-), bibir sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, Faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-), deviasi trakea (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan dan kiri
Pe : sonor di seluruh kedua lapangan paru
Au: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
Pe : konfigurasi jantung dbn
Au : bunyi jantung 1-2 normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
727
I : membuncit, striae gravidarum?
Au : BU (+) Normal
Pa : TFU 20 cm
Leopold 1 : teraba satu bagian bulat lunak
Leopold 2 : teraba satu bagian memanjang di sebelah kiri
Leopold 3 : teraba satu bagian keras
Leopold 4 : Convergen
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Status Obstetrikus :
13. TFU
14. Leopold I-IV
15. His
16. DJJ
17. UPD
18. VT : menilai vagina, diameter cervix(pembukaan), KK
utuh/pecah, presentasi (penurunan kepala), point of direction
(UUK)
Pemeriksaan Penunjang : USG Abdomen
728. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya G2P1A0, 25 tahun, hamil 41 minggu 3 hari
diagnosis banding secara lengkap Janin 1 hidup intrauterine
Pres Kep U puka
Belum inpartu
Serotinus
728
364. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Rujuk 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
729
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak)
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat obsetri:kehamilan, persalinan, berat badan lahir anak
Riwayat kontrasepsi
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
731. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Pasien disuruh duduk dalam posisi lithotomi
menggunakan sarung tangan dalam Cuci tangan
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Memakai Handscon
masalah klinik pasien Tindakan asepsis di daerah vagina
Lakukan pemeriksaan inspeksi di daerah vagina
Yakinkan bahwa pasien sudah menikah atau kawin kemudian lakukan
pemeriksaan inspekulo
-Pasang cocor bebek, kemudian liahtlah didinding vagina dan mulut
rahim( jika itu kista nabothian akan tampak kista dan lesi didaerah serviks)
-Keluarkan cocor bebek
-Lakukan pemeriksaan VT apakah terdapat tonjolan disekitar serviks dan
pada daerah serviks apakah terdapat tonjolan, mudah berdarah atau tidak)
-Lakukan tindakan aseptik
-Informed consent bahwa pemeriksaan sudah selesai
732. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan -Prognosis kista nabothian ini dianggap berbahaya dan perlu dilakukan 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya pemeriksaan biopsi dan kolposkopi untuk mengetahui keganasan atau
diagnosis banding secara lengkap tidak.
-Eksisi dengan elektrokauter merupakan salah satu metode untuk
menghilangkan kista ini dan cryofreezing.
DD:
730
Sevisitis kronis
733. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan verbal (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
menerapkan salah satu prinsip komunikasi dua arah respon)
berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien( kista ini dapat erbahaya dapat juga tidak, maka perlu dikonsulkan
ke spesialis obsetri ginekologi)
366. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pada kasus ini tidak perlu dilakukan penanganan farmakologis, 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed jika mengganggu dilakukan cryoterapi dan kauter tetapi dirujuk di
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri spesialiskandungan.
(sepsis asepsis)
367. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
melakukan poin di bawah ini 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lengkap sebagai berikut: membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
SISTEM : REPRODUKSI
PENYAKIT : RUPTUR PERINEUM GRADE 2
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
731
734. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untukKeluhan utama: perdarahan jalan lahir 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Onset: akut
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Kronologis: perdarahan yang tidak berhenti secara spontan, ada riwayat
untuk mendapatkan informasi yang persalinan dengan penyulit seperti curiga bayi besar, tidak ada tanda-tanda
relevan, adekuat, dan akurat penyebab perdarahan jalan lahir selain laserasi jalan lahir, badan lemah,
buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan
Kualitas: perdarahan tidak berhenti secara spontan
Kuantitas: luka pada jalan lahir berupa robekan yang mengenai selaput
lender vagina dan otot perineum bagian luar
Faktor yang memperberat: aktivitas fisik
Faktor yang memperingan: perdarahan dapat berhenti bila dilakukan balut
tekan namun perdarahan muncul kembali bila balut tekan dilepas
Gejala penyerta: badan lemas, badan pucat, nyeri pada jalan lahir
735. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
menggunakan sarung tangan dalam Status Generalis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Keadaan umum : Pasien tampak pucat
masalah klinik pasien Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat +/+, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-
), pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
732
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-
), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status Gynecology
Inspekulo/Vaginal Touche :
Vulva : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
Uretra : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
733
Vagina : tampak laserasi dari mukosa vagina sampai musculus perinealis
superficialis, perdarahan merembes (+), hiperemis (+), edema (-)
Portio Uteri : licin, laserasi (-), nodul (-), perdarahan (-)
Corpus Uteri : dalam batas normal
Adnexa/Parametrium : massa (-), laserasi (-), perdarahan (-)
736. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Ruptur perineum Grade 2 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya Diagnosis banding:
diagnosis banding secara lengkap - Ruptur perineum grade 1
737. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan diderita pasien.
menerapkan salah satu prinsip - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan
berikut: yaitu dengan penjahitan robekan selaput lendir dan otot perineum bagian
luar
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
368. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Infus kristaloid untuk menangani kemungkinan terjadinya shock 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed hipovolemik
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri - Hecting laserasi
(sepsis asepsis) - Antibiotik profilaksis pencegah terjadinya infeksi sekunder
- Analgetik
- Asam traneksamat 2x500 mg
369. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
melakukan poin di bawah ini membahayakan pasien dan diri sendiri.
lengkap sebagai berikut: - Memperhatikan kenyamanan pasien.
- Melakukan tindakan sesuai prioritas.
SISTEM : REPRODUKSI
PENYAKIT : RUPTUR PERINEUM GRADE 4
734
LEVEL KOMPETENSI : 4A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
738. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untukKeluhan utama: perdarahan jalan lahir 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Onset: akut
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai Kronologis: perdarahan yang tidak berhenti secara spontan, ada riwayat
untuk mendapatkan informasi yang persalinan dengan penyulit seperti curiga bayi besar, tidak ada tanda-tanda
relevan, adekuat, dan akurat penyebab perdarahan jalan lahir selain laserasi jalan lahir, badan lemah,
buang air kecil dan dapat terjadi permasalahan pada buang air besar
karena terdapat robekan pada anus
Kualitas: perdarahan tidak berhenti secara spontan
Kuantitas: luka pada jalan lahir berupa robekan yang mengenai perineum
sampai otot sfingter ani dan mukosa rektumFaktor yang memperberat:
aktivitas fisik
Faktor yang memperingan: perdarahan dapat berhenti bila dilakukan balut
tekan namun perdarahan muncul kembali bila balut tekan dilepas
Gejala penyerta: badan lemas, badan pucat, nyeri pada jalan lahir, nyeri
pada anus
739. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
menggunakan sarung tangan dalam Status Generalis
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Keadaan umum : Pasien tampak pucat
masalah klinik pasien Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat +/+, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
735
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-
), pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-
), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
736
Status Gynecology
Inspekulo/Vaginal Touche :
Vulva : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
Uretra : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
Vagina : tampak laserasi dari mukosa vagina sampai musculus sfingter ani
dan mukosa rektum, perdarahan merembes (+), hiperemis (+), edema (-)
Portio Uteri : licin, laserasi (-), nodul (-), perdarahan (-)
Corpus Uteri : dalam batas normal
Adnexa/Parametrium : massa (-), laserasi (-), perdarahan (-)
740. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Ruptur perineum Grade 4 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya Diagnosis banding:
diagnosis banding secara lengkap - Ruptur perineum grade 3
741. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan diderita pasien.
menerapkan salah satu prinsip - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan
berikut: awal yaitu pencegahan terjadinya kondisi shock akibat kehilangan darah
yang banyak
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien akan dirujuk ke dokter
spesialis obstetry gynecology mengingat luka robekan telah mengenai
anus
370. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Infus kristaloid untuk menangani kemungkinan terjadinya shock 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed hipovolemik
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri - Pasang kateter urin
(sepsis asepsis) - Antibiotik profilaksis pencegah terjadinya infeksi sekunder
- Analgetik
- Asam traneksamat 2x500 mg
371. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri.
737
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
- Melakukan sistem rujukan sesuai alur yang telah ditentukan
SISTEM : REPRODUKSI
PENYAKIT : SERVISITIS
LEVEL KOMPETENSI : 3A
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
742. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untukIdentitas: nama, umur, alamat, pekerjaan, agama, suku/bangsa. Riwayat 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan menarche, haid (lama haid, jumlah, siklus, teratur/tidak), pernikahan,
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai kehamilan, persalinan, riwayat KB
untuk mendapatkan informasi yang RPS:
relevan, adekuat, dan akurat Keluhan utama: keputihan
Onset: akut-kronis
Kronologis: keputihan pada jalan lahir keluar terus-menerus, warna putih-
kuning, kental, berbau, jumlah dapat sedikit atau banyak
Kualitas: keputihan terus-menerus
Kuantitas: jumlah sedikit hingga banyak
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan: penggunaan obat pencuci vagina
Gejala penyerta: demam, malaise
RPD: pasien baru pertama kali sakit seperti ini
RPK: tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini
RSE: pekerjaan pasien, suami, pendapatan, pembiayaan untuk berobat,
tanggungan jumlah anak
743. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
menggunakan sarung tangan dalam Status Generalis
Keadaan umum : baik
738
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 110/70 mmHg RR : 24 x/menit
N : 100 x/menit, regular, t : 38◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-
), pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi
epigastrial (-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-
), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
739
Abdomen:
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tak teraba
Inspekulo: serviks dapat terlihat normal sampai hiperemis yang tidak
dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya,
udem. Dapat keluar sekret mukopurulen.
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
744. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: diagnosis servisitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang swab vagina.
diagnosis banding secara lengkap Diagnosis banding:
- Karsinoma serviks
745. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita pasien. 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan dari penyakit yang
menerapkan salah satu prinsip diderita.
berikut: - Menjelaskan kepada pasien tentang penatalaksanaan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan untuk mencari penyebab penyakit.
- Menjelaskan kepada pasien tentang perjalanan penyakit.
- Menjelaskan tentang sistem rujukan yang akan dilakukan.
372. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Pemberian terapi simtomatis berdasarkan etiologi. 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - Pada servisitis kronis merujuk ke SpOG
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri
(sepsis asepsis)
373. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri - Meminta ijin secara lisan. 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan - Melakukan setiap tindakan dengan berhati hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri.
740
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
- Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan.
Autoanamnesis :
Alloanamnesis :
Sacred 7 fundamental 4
1. keluhan utama : perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau
menonjol di genitalia eksterna
2. onset : akut (segera setelah partus atau dalam masa nifas)
3.kronologis : keluhan terjadi setelah melahirkan dengan riwayat partus
lama dan sulit, mengejan sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding
vagina pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-
otot dasar panggul yang tidak baik. Dapat juga terjadi pada menopause
karena hormone estrogen berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi
atrofi dan melemah.
741
4. faktor memperingan: istirahat dan berbaring
5. faktor memperberat: bila berjalan, bekerja, atau beraktifitas
6.kualitas : mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja, gesekan
portio uteri oleh celana menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus
pada portio uteri
7.kuantitas : hilang timbul (saat berjalan,bekerja,atau beraktifitas)
Gejala penyerta:
Sistokel: miksi sering dan sedikit-sedikit, mula-mula pada siang hari,
kemudian bila lebih berat juga pada malam hari. Perasaan seperti kandung
kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya. Tidak dapat menahan
kencing jika batuk, mengejan. Kadang-kadang terjadi retensio urine pada
sistokel yang besar sekali.
Rektokel: gangguan pada defekasi. Obstipasi. Baru dapat defekasi setelah
diadakan tekana pada rektokel dari vagina.
Fundamental 4
1.RPK: tidak ada
2.RPD: riwayat persalinan dengan penyulit, partus lama
3.RSE : sosek cukup
4.RPS
747. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan o Status internus 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit RR : 22 x/menit S : 36,6°C BB :
menggunakan sarung tangan dalam 69 kg, TB : 176
melakukan pemeriksaan fisik sesuai - Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
masalah klinik pasien - Toraks :
· Inspeksi : simetris kiri = kanan
· Palpasi : MT (-), NT (-)
· Perkusi : sonor kiri = kanan
· Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
742
· Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
· Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
· Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
· Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Status Lokalis :
regio Genitalia eksterna:
Prolapsus uteri
posisi jongkok:
- penderita disuruh mengejan
- dengan pemeriksaan jari, apakah portio uteri dalam posisi normal,
atau portio sampai introitus vagina, atau apakah serviks uteri sudah
keluar dari vagina.
Posisi berbaring Litotomi:
-ditentukan pula panjangnya serviks uteri.
Sistokel
Region genitalia eksterna:
- Inspeksi: Terlihat di dinding vagina depan benjolan kistik lembek
- Palpasi: tidak nyeri tekan, benjolan bertambah besar jika penderita
mengejan.
- Jika dimasukkan ke dalam kandung kencing kateter logam, kateter
itu diarahkan ke dalam sistokel, dapat diraba kateter tersebut dekat
sekali pada dinding vagina.
Rektokel
Regio genitalia eksterna
- Inspeksi: terlihat penonjolan rectum ke dalam vagina sepertiga
bagian bawah, penonjolan berbentuk lonjong, memanjang dari
proksimal ke distal
- Palpasi: tidak nyeri, kistik
743
- Rectal Toucher: Jari dimasukkan ke dalam rectum, dan selanjutnya
dapat diraba dinding rektokel yang menonjol ke lumen vagina
374. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Latihan-latihan otot dasar panggul 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - Stimulasi otot-otot dengan alat listrik
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri - Pengobatan dengan pessarium
(sepsis asepsis) - Operatif:
Ventrofiksasi
Operasi Manchester
Histerektomi vagina
Kolpokleisis
Sistokel: kolporafia anterior
Rektokel: kolpoperineoplastik
375. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan
744
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
745
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
751. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Pasien disuruh duduk dalam posisi lithotomi
menggunakan sarung tangan dalam Cuci tangan
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Memakai Handscon
masalah klinik pasien Tindakan asepsis di daerah vagina
Lakukan pemeriksaan inspeksi di daerah vagina
Yakinkan bahwa pasien sudah menikah atau kawin kemudian lakukan
pemeriksaan inspekulo
-Pasang cocor bebek, kemudian liahtlah didinding vagina dan mulut
rahim( jika itu kista gardner biasanya terdapat benjolan di dinding vagin)
-Keluarkan cocor bebek
-Lakukan pemeriksaan VT apakah terdapat tonjolan disekitar vagina dan
pada daerah pelvis apakah terdapat tonjolan
-Lakukan tindakan aseptik
-Informed consent bahwa pemeriksaan sudah selesai
752. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan -Prognosis kista gartner ini baik, jika tidak mengganggu tidak usah 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya dilakukan eksisi tidak masalah tetapi jika terdapat pembesaran mak perlu
diagnosis banding secara lengkap diperiksa dan dilakukan pengawasan rutin.
-Eksisi dilakukan jika gejala mengganggu, eksisi dilakukan di spesialis
obsgin.
DD:
Kista bartolini
753. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan verbal (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
menerapkan salah satu prinsip komunikasi dua arah respon)
berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
746
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien(bahwa kista ini tidak berbahaya, jika tidak mengganggu tidak usah
dieksisi tidak apa-apa, tetapi jika khawatir bisa dilakukan eksisi kemudian
biopsi agar kecurigaan anas tidak ada. Jika tidak di eksisi jika kista
membesar harus segera kontrol)
376. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pada kasus ini tidak perlu dilakukan penanganan farmakologis, 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed jika mengganggu dilakukan eksisi tetapi dirujuk di
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri spesialiskandungan.
(sepsis asepsis)
377. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
melakukan poin di bawah ini 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lengkap sebagai berikut: membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
747
Anak keberapa
Riwayat penggunaan kontrasepsi
Anamnesis:
Keluhan utama:benjolan di daerah kemaluan , leukorhea dan Abnormal
pendarahan vagina yang terjadi antara periode :
a. menstruasi,
b. setelah menopause
c. setelah hubungan seksual
d. dan setelah douching.
Sejak kapan:
Kronologis
Faktor yang memperingan:-
Faktor yang memperberat:
Kualitas(mengganggu hubungan atau tidak, terasa sakit atau tidak,
perdarahan semakin berkurang atau tidak
Kuantitas(terus menerus atau hilang timbul)
Riwayat:
Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita seperti ini atau tidak,riwayat
DM,HT
Riwayat menstruasi
Riwayat obsetri:kehamilan, persalinan, berat badan lahir anak
Riwayat kontrasepsi
Riwayat Pengobatan: apakah sudah pernah berobat sebelumnya
Riwayat Sosial Ekonomi
755. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci tangan Informed consent untuk dilakukan pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik sebelum dan setelah pemeriksaan Pasien disuruh duduk dalam posisi lithotomi
menggunakan sarung tangan dalam Cuci tangan
melakukan pemeriksaan fisik sesuai Memakai Handscon
masalah klinik pasien Tindakan asepsis di daerah vagina
Lakukan pemeriksaan inspeksi di daerah vagina
Yakinkan bahwa pasien sudah menikah atau kawin kemudian lakukan
pemeriksaan inspekulo
748
-Pasang cocor bebek, kemudian liahtlah didinding vagina dan mulut
rahim( akan tampak tonjolan bertangaki di daerah serviks yang menjalar
hingga vagina)
-Keluarkan cocor bebek
-Lakukan pemeriksaan VT apakah terdapat tonjolan disekitar serviks dan
pada daerah serviks apakah terdapat tonjolan, mudah berdarah atau tidak,
pertambahan jaringan di vagina)
-Lakukan tindakan aseptik
-Informed consent bahwa pemeriksaan sudah selesai
756. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan -Prognosis nya baik jika dilakukan kuretase segera dan dibiopsi untuk tahu 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis bandingnya tumor tersebut ganas atau jinak.
diagnosis banding secara lengkap
DD:
Polip endometrium
757. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1Mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan verbal (ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan
menerapkan salah satu prinsip komunikasi dua arah respon)
berikut: 2Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan
mengarahkan cerita
3.Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik,
pemeriksaan klinik
4.Mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah
pasien( kista ini dapat erbahaya dapat juga tidak, maka perlu dikonsulkan
ke spesialis obsetri ginekologi)
378. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Pada kasus ini dapat dilakukan terapi farmakologis jika terdapat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed peradangan karena pada dasarnya adalah reaksi radang, maka ada
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri kemungkinan :
(sepsis asepsis) 1. radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian hilang
dengan sendirinya
2. polip menetap ukurannya
3. polip membesar.
749
Jika terjadi hal tersebut terjadi maka penatalaksanaannya yaitu:
1.konservatif, yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu,
dan tidak menimbulkan keluhan (misal sering bleeding, sering
keputihan). dokter akan membiarkan dan mengobservasi
perkembangan polip secara berkala.
2. agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar,
mengganggu aktifitas, atau menimbulkan keluhan. tindakan agresif
ini berupa tindakan curettage atau pemotongan tangkai polip.
tindakan kauter ini bisa dilakukan dengan rawat jalan, biasanya
tidak perlu rawat inap.
379. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan diri Peserta ujian memeperkenalkan diri dan meminta izin secara lisan dan 1 3x1
profesional dan meminta izin secara lisan dan melakukan poin di bawah ini lengkap sebagai berikut:
melakukan poin di bawah ini 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lengkap sebagai berikut: membahayakan pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
SISTEM : REPRODUKSI
PENYAKIT : RETENSIO PLASENTA
LEVEL KOMPETENSI : 3B
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
758. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien Keluhan utama: ari-ari tidak lahir 1 3x1
untuk menceritakan Onset: 30 menit setelah bayi lahir
penyakitnya dengan
750
pertanyaan-pertanyaan yang Kronologis: ari-ari tidak lahir 30 menit setelah bayi lahir walaupun telah
sesuai untuk mendapatkan dilakukan manajemen aktif kala tiga secara legeartis, badan lemah,nyeri perut
informasi yang relevan, bagian bawah, nyeri pada jalan lahir, buang air kecil dan buang air besar tidak
adekuat, dan akurat ada keluhan
Kualitas: -
Kuantitas: ari-ari tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan: -
Gejala penyerta: badan lemas, badan pucat, nyeri pada jalan lahir, nyeri perut
bagian bawah
759. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Informed consent: menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan fisik 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah yang akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis.
pemeriksaan menggunakan Status Generalis
sarung tangan dalam melakukan Keadaan umum : Pasien tampak pucat
pemeriksaan fisik sesuai Kesadaran : compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
masalah klinik pasien Tanda Vital:
T : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit, regular, t : 37◦C
isi dan tegangan cukup
Kepala : mesosefal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat +/+, sklera ikterik -/-
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : disharge (-), nyeri tekan tragus -/-
Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher : trakhea di tengah, JVP tidak meningkat, pembesaran nnll (-),
pembesaran tiroid (-)
Dada : bentuk normal, simetris
Jantung:
Inspeksi : iktus kordis tak tampak
751
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS, tidak kuat
angkat, tidak melebar, pulsasi parasternal (-), pulsasi epigastrial
(-), sternal lift (-)
Perkusi : Batas atas : SIC II LPS sinistra
Batas kanan : LPS dextra
Batas kiri : SIC V 2 cm medial LMC
Auskultasi : HR 80x /menit, reguler, bunyi jantung I-II murni, bising(-),
gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : simetris, statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler, ST (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Extremitas SUPor INFor
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Cap refill <2”/<2” <2”/<2”
Status Gynecology
Inspekulo/Vaginal Touche :
Vulva : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
Uretra : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
Vagina : hiperemis (-), laserasi (-), perdarahan (-)
Portio Uteri : licin, laserasi (-), nodul (-), perdarahan (-)
752
Corpus Uteri : Tinggi Fundus Uteri setinggi umbilicus, kontraksi uterus lemah,
plasenta masih berimplantasi pada dinding dalam uterus secara parsial maupun
komplit
Adnexa/Parametrium : massa (-), laserasi (-), perdarahan (-)
760. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Retensio Plasenta 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis banding:
diagnosis banding bandingnya secara lengkap - Plasenta restans
761. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi diderita pasien.
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penatalaksanaan
prinsip berikut: awal dengan menggunakan manajemen aktif kala tiga
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien akan dirujuk kepada
tenaga kesehatan yang lebih ahli
380. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Infus kristaloid untuk menangani kemungkinan terjadinya shock hipovolemik 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Inj. Oksitosin 10 IU im pertama, jika 15 menit plasenta belum lahir inj.
(tindakan) informed consent yang jelas, Oksitosin 10 IU kedua
proteksi diri (sepsis asepsis) - Peregangan Tali Pusat Terkendali
- Masase uterus segera setelah plasenta lahir
- Jika plasenta belum lahir dapat dipertimbangkan manual plasenta
- Jika terdapat tanda-tanda plasenta akreta (pada manual plasenta implantasi
plasenta hanya dapat dilepaskan sebagian dan bagian lainnya melekat erat)
pasien dapat diberikan uterotonika tambahan misoprostol 600 mcg/rectal)
sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
- Antibiotik profilaksis pencegah terjadinya infeksi sekunder
- Analgetik
753
melakukan poin di bawah ini - Memperhatikan kenyamanan pasien.
lengkap sebagai berikut: - Melakukan tindakan sesuai prioritas.
- Melakukan sistem rujukan sesuai sistem yang telah ditentukan.
RESPIRASI
754
sesuai untuk mendapatkan 18. Berbicara dengan lafal yang jelas dan menggunakan bahasa verbal, non
informasi yang relevan, verbal yang mudah dipahami
adekuat, dan akurat 19. Menanyakan identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan
20. Menyebutkan nama pasien saat mengajukan pertanyaan
21. Menanyakan keluhan utama? Keluhan utama biasanya Batuk
22. Menggali riwayat penyakit saat ini
- Onset dan durasi keluhan: sejak kapan?terasa terus menerus atau
hilang timbul? Batuk diserati dahak berwarna hijau kekuningan?
Dahak makin lama makin banyak terutama pada pagi hari sewaktu
bangun tidur? Dahak berbau? Demam? Penderita mengeluh batuk
sudah bertahun-tahun. Dahak makin lama makin banyak, terutama
pagi hari sewaktu bangun tidur. Jumlah dahak bisa sampai sekitar 1
gelas atau lebih setiap pagi. Dahak berkisar antara mukopurulen (saat
remisi) sampai purulent (saat eksaserbasi akut). Dahak berbau nanah
atau berbau busuk. Penderita sering mengeluh sesak (tanpa suara
ngiik/wheeze) kalau bekerja sedikit saja. Bisa juga pasien mengalami
hemoptoe. Suhu badan hangat dan akan meninggi saat eksaserbasi
akut.
755
melakukan pemeriksaan fisik 17. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan hasil
sesuai masalah klinik pasien pemeriksaan fisik yang dilakukan
18. Jelaskan pada klien tentang hak klien atau keluarganya tentang hak untuk
menolak pemeriksaan fisik
19. Mintalah persetujuan klien untuk pemeriksaan fisik
20. Periksa dan letakan semua alat yang diperlukan pada tempatnya
21. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang tenang dan cahaya yang cukup terang
22. Perawat sebaiknya mendampingi dokter selama pemeriksaan
23. Sebelum pemeriksaan lakukan cuci tangan dengan sabun kemudian
menggosok kedua tangan untuk menghangatkan tangan
24. Pakaian klien sebaiknya dibuka sesuai dengan bagian tubuh yang akan
diperiksa
25. Memakai sarung tangan steril (bila diperlukan)
Tanda Vital:
Tekanan darah: bisa normal
Nadi: bias normal
RR: biasanya meningkat
Suhu: biasanya meningkat
Status Generalis:
Mata: bisa normal
THT : bisa normal, sianosis?
Thorax
INSPEKSI
Gerakan dada asimetri : gerakan paru sakit tertinggal. .
PALPASI
Gerakan paru yang sakit tertinggal
Fremitus meningkat
PERKUSI
• Redup pada paru yang sakit.
AUSKULTASI
Suara napas bronkovesikuler s/d bronkial
756
Ronki basah sedang sampai kasar para hiler dan atau parakardial
(tergantung letak bronkus yang terserang)
Ekstremitas: jari tabuh menunjukkan adanya hipoksemia kronis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FOTO THORAKS
Gambaran cincin kecil di daerah para-hiler/para-kardial di atas dasar yang
agak suram (infiltrat) cincin ini adalah bayangan dinding bronkus yang
menebal dan mengalami dilatasi
Bila gambaran cincin terlalu banyak akan terbentuk gambaran sarang
tawon (honeycomb appearance) di daerah parakardial kiri atau kanan atau
keduanya
757
Honeycom appearance di paracardial dekstra dan parahiler sinistra. Honeycomb
appearance diperbesar.
PEMERIKSAAN SPUTUM
Makroskopis Dahak 3 lapis (khas pada bronkiektasis)
A.Buih
A B.Saliva/cairan jernih
B
C.Pus/Endapan
C
758
382. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi Non Farmakologi 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - mengedukasi pasien untuk menghindari polutan udara (debu/obat
(tindakan) informed consent yang jelas, nyamuk/pewangi/asap rokok aktif/pasif, asap2 lain, uap bahan kimia,
proteksi diri (sepsis asepsis) abu,dll)
-mengedukasi pasien untuk tidak merokok
-Temperatur udara jangan terlalu kering
- Optimalisasi kesehatan umum dengan tidak begadang
-makan makanan gizi tinggi kalori tinggi kalori
FARMAKOTERAPI
- Antibiotika:
Antibiotika dibatasi hanya bila terjadi eksaserbasi akut atuau bila ada super
infeksi untuk mencegah resistensi kuman thd antibiotika yang sering
digunakan, dapat diberikan antibiotika broad spectrum ( cyprofloxacin atau
levofloxacin ).
- Simptomatik ( tergantung keluhan yang ada )
-Meningkatkan hygiene paru
Membatukkan dahak setuntas mungkin, dengan
- Ekspektoran
- Ambroxol Hcl
BRONKITIS AKUT
759
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
766. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien untuk11. Pembukaan dan Perkenalan diri 1 3x1
menceritakan penyakitnya dengan Memberikan salam dan berjabat tangan.
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai12. Memperkenalkan diri.
untuk mendapatkan informasi yang13. Menanyakan identitas pasien seperti nama, usia, alamat, agama, pekerjaan,
relevan, adekuat, dan akurat pendidikan.
14. Mendengarkan riwayat pasien tanpa menginterupsi.
15.
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : batuk
(Anamnesis bronkitis akut dapat ditemui adanya demam, nyeri kepala, nyeri
otot selama 3-4 hari diikuti dengan batuk. Pada awalnya batuk bersifat kering
dan keras, kemudian berkembang menjadi batuk yang produktif, dahak bisa
jernih atau purulen. Batuk biasanya berlangsung 7-10 hari, tetapi dapat juga
berlangsung sampai 3 minggu. Dapat disertai nyeri dada pada keadaan yang
lebih berat. Pada umumnya gejala akan menghilang dalam 10-14 hari. Bila
760
gejala dan tanda klinis menetap sampai 2-3 minggu, perlu dicurigai adanya
proses kronis atau terjadi infeksi bakteri sekunder)
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
761
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : dapat ditemukan sianosis
Telinga : discharge (-)
Tenggorok: dapat ditemukan faring hiperemis
Leher: pembesaran nnll (-), deviasi trakea (-)
Cor:
- Inspeksi: ictus cordis tak tampak
- Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS, tidak kuat
angkat
- Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal
- Auskultasi: BJ I/II murni, bising(-), gallop (-)
Pulmo:
- Inspeksi: simetris, statis, dinamis
- Palpasi: stem fremitus kanan=kiri
- Perkusi: sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi: dapat ditemukan ada nya ronki atau wheezing.
Abdomen:
- Inspeksi: datar, venektasi (-)
- Auskultasi: BU(+) normal
- Perkusi: timpani, PS (+) N, PA (-)
- Palpasi: supel, nyeri tekan (-), H/L ttb
Pemeriksaan Penunjang
Lab darah: leukosit meningkat (>17.500)
Kultur sputum
X-foto thorax: dapat normal atau ditemukan corakan bronkial meningkat
Tes fungsi paru
768. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : bronkitis akut 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis banding: bronkitis kronis, bronkiolitis, pneumonia
diagnosis banding bandingnya secara lengkap
769. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dengan
762
menerapkan salah satu prinsip
berikut:
384. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Non farmakologis: 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan informed - Istirahat
(tindakan) consent yang jelas, proteksi diri - Asupan makanan dan cairan cukup
(sepsis asepsis) - Menghentikan kebiasaan merokok
- Menghindari terpajan polusi udara
- Memakai masker
Farmakologis:
- Simtomatis (antipiretik, analgetik, mukolitik)
- Antibiotika diberikan kepada penderita yang gejalanya
menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (
dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi
) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru.
385. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
763
- apakah ada keluhan bab cair?
- apakah ada keluhan rewel saat bak?
-apakah pnurunan berat badan?
RPD:
-apakah ada riwayat seperti ini sebelumnya
- apa riwayat imunisasi sebelumnya?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita sakit demam? Sakit
batuk?
771. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci Pemeriksaan Fisik: 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah KU : tampak sesak,lemah
pemeriksaan menggunakan Kesadaran : compos mentis
sarung tangan dalam melakukan BB : 7kg PB: 55cm
pemeriksaan fisik sesuai masalah TV : TD : - mmHg, N; 130x/menit,RR=40x, t>37,5
klinik pasien Kepala: dbn
Mata: CPP -/-, sklera ikterik +/+
THT: discharge+, nafas cuping
Mulut: dbn
Leher: dbn
Thorax :
-Cor: dbn
-Pulmo : inspeksi : retraksi +
Auskultasi : RBH +, kadang Rbk
Abdomen: dbn
Ekstremitas: dbn
Pemeriksaan Penunjang:
Lab.darah rutin
leukositosis
764
X-Foto Thorax peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat
kecil dan halus
BGA
765
Paracetamol 10-15mg/kgbb/dosis
DIFTERI
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
774. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan I Identitas
penyakitnya dengan Nama
pertanyaan-pertanyaan yang Umur
sesuai untuk mendapatkan Jenis kelamin
informasi yang relevan, Alamat
adekuat, dan akurat Pekerjaan
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Keluhan/gejala yang menyebebkan pasien di bawa berobat
( sulit telan )
766
29. menanyakan apakah kesulitan menelan untuk makanan padat atau cair
atau kedua-duanya
30. Menanyakan apakah dengan istirahat atau minum air hangat keluhan
berkurang
31. Menanyakan apakah nyerinya berkurang jika istirahat, tiduran atau
minum obat
32. menanyakan apakah ada rasa mengganjal di leher
33. menanyakan apakah ada kelemahan pada otot
34. menanyakan apakah ada demam, serak, sesak, bau mulut, nyeri dada
Riwayat penyakit Dahulu
Apakah pernah sakit seperti ini
Apakah sudah diimunisasi DPT
Apakah sering mengalami radang tenggorokan
Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga atau tetangga yang sakit seperti ini
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: tak
Mata : normal
tht: normal
Leher : pembsaran kelenjar getah bening (+), bullneck
767
Paru /jantung : dbn
Abdomen : normal
Ekstremitas : dbn
Status lokalis: tonsil kanan/kiri
Inspeksi: tonsil tampak membesar ditutupi pseudomembran berwarna putih
keabuan
Palpasi : sulit dilepas jika dipaksa untuk dilepas mudah berdarah dan mudah
timbul lagi
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin : leukositisis
Swab tonsil : ditemukan kuman berbentuk batang yang berbentuk gada, gram
(+)→corynebacterium diftheriae
EKG rutin
Foto thorax untuk mencari komplikasi
777. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 1. menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya yang termasuk gawat 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi darurat, harus mendapatkan penanganan segera. Karena penyakitnya ini
dengan menerapkan salah satu disebabkan oleh kuman yang dapat mengeluarkan toksin /racun yang
prinsip berikut: sangat berbahaya. Toksin dari kuman ini dapat mengenai laring, jantung,
saraf, hati dan organ lainnya. Sehingga harus dilakukan penangan segera
dan dirujuk ke dokter yang lebih berkompeten.
2. menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya sangat menular sehingga
harus dipisahkan dari orang yang sehat
768
387. Tata laksana Peserta melakukan tindakan TERAPI FARMAKOLOGIS 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 4. antitoxin difteri, uji kulit dulu Uji kulit dilakukan dengan penyuntikan
(tindakan) informed consent yang jelas, 0,1 ml ADS dalam larutan garam fisiologis 1:1.000 secara intrakutan.
proteksi diri (sepsis asepsis) Hasil positif bila dalam 20 menit terjadi indurasi > 10 mm. Suntikkan
ADS (Anti Dhifteri Serum) 20.000 unit i.m selama 2 hari
5. antibiotik: penisiline, tetrasiklin, eritromisin
Penisilin prokain 25.000-50.000 U/kgBB/hari i.m. , tiap 2 jam selama 14 hari
atau bila hasil biakan 3 hari berturut-turut (-).
Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari, maks 2 g/hari, p.o. , tiap 6 jam selama 14 hari.
Penisilin G kristal aqua 100.000-150.000 U/kgBB/hari, i.m. atau i.v. , dibagi
dalam 4 dosis.
6. antipiretik
7. Prednison 5 mg/KgBB/hari selama 3 minggu
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
5. diet cair
6. isolasi
7. Lakukan pengamatan klinis terhadap komplikasi
8. rujuk
388. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
769
778. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 39. Memperkenalkan diri, senyum, salam, sapa 1 3x1
untuk menceritakan 40. Menanyakan identitas pasien
penyakitnya dengan 41. Menanyakan keluhan utama? (sesak napas)
pertanyaan-pertanyaan yang 42. Menanyakan onset? (onset akut, tiba-tiba)
sesuai untuk mendapatkan 43. Menanyakan keluhan penyerta? (sesak napas tiba-tiba, memberat saat
informasi yang relevan, aktifitas, bangun tengah malam saat tidur karena sesak napas, keringat
adekuat, dan akurat dingin, batuk-batuk produktif, batuk darah, lemah, jantung berdebar-debar,
mengi)
44. Menanyakan factor memperingan : posisi duduk, memperberat bila
berbaring dan beraktifitas
45. Menanyakan Kuantitas : (terus menerus)
46. Menanyakan kualitas : (mengganggu aktifitas, tidak dapat istirahat tidur)
47. Menanyakan riwayat sakit jantug, bengkak pada kedua tungkai, sesak
napas sebelumnya.
779. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 16. Informed consent 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 17. Melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 18. PF : KU penderita tampak sesak nafas dan posisi duduk, Tanda Vital
sarung tangan dalam Tekanan Darah hipertensi, Nadi takikardia, JVP meningkat, Cor : dapat
melakukan pemeriksaan fisik kardiomegali, takikardia, Pulmo : Inspeksi dinding thoraks tampak
sesuai masalah klinik pasien mengembang, palpasi SF kanan=kiri menurun, perkusi redup seluruh
lapangan paru, auskultasi terdengar ronkhi basah setengah lapangan paru
atau lebih, wheezing. Abdomen dbn. Ekstremitas akral dingin dengan
sianosis.
19. Mencuci tangan kembali
770
780. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : Edema Paru 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
Edema Paru kardiogenik
781. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 74. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah satu 75. Menanyakan identitas pasien
prinsip berikut: 76. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
77. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon
78. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
79. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
80. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
81. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
771
389. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Terapi Umum 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 1. Istirahat posisi setengah duduk
(tindakan) informed consent yang jelas, 2. O2 masker 6-8 liter/menit
proteksi diri (sepsis asepsis) 3. Diet rendah garam
4. Medikamentosa :
Obat pilihan pertama :
- Nitrogliserin subling/IV : 0,3-0,5 mg/kgBB atau nitroprosit : 15
mikrogram per menit sampai ada perbaikan atau hipotensi.
Ditingkatkan setiap 5 menit, maksimal 400 mikrogram/menit
- Morfin sulfat : 3-5 mg IV/15 menit, total 15 mg
- Furosemida : 4-8 mg, dosis dinaikan stelah 4 jam, dilanjutkan
dengan drips sampai produksi urine cukup 1 ml/kg/jam
5. Pasang Kateter urine
390. Perilaku Peserta ujian 62. Memakai APD 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan 63. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 64. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 65. Melakukan tindakan sesuai prioritas
66. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
67. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
EFUSI PLEURA
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
782. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 48. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya 49. Memperkenalkan diri melalui jabat tangan
dengan pertanyaan-pertanyaan 50. Menjelaskan tujuan anamnesis
772
yang sesuai untuk mendapatkan 51. Menciptakan suasana bersahabat dalam rangka membina sambung rasa
informasi yang relevan, adekuat, 52. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan akurat 53. Menanyakan identitas pasien, nama umur alamat pekerjaan
54. Menanyakan keluhan utama? (sesak/ batuk)
55. Menanyakan onset? Onset dan lamanya keluhan sesak/batuk
56. Menanyakan keluhan penyerta?
batuk, sifat batuk kering atau produktif, warna dahak disertai darah
atau kehijauan, nyeri dada, demam, kaki bengkak, tidur dengan bantal
tinggi, sesak bila berjalan
57. Menanyakan factor memperingan : tidur miring ke salah satu sisi lebih
nyaman, posisi duduk, memperberat: tidur terlentang, aktifitas
58. Menanyakan Kuantitas a;mengganggu aktifitas sehari-hari
59. Menanyakan kualitas : terus-menerus
60. Menanyakan riwayat pengobatan sebelumnya
Pengobatan tuberkulosis, pengobatan infeksi saluran nafas bawah
61. Menanyakan riwayat penyakit dahulu: riwayat sakit TB, pneumonia,
alergi, sakit jantung
62. Menanyakan riwayat penyakit keluarga: riwayat alergi, sakit jantung,
pengobatan lama, keganasan
63. Menanyakan riwayat social ekonomi
783. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 20. Informed consent ke pasien 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 21. Melakukan cuci tangan
pemeriksaan menggunakan 22. PF : KU gelisah ,takipnea, sianosis (pada kasus berat)
sarung tangan dalam melakukan TD: dapat normal
pemeriksaan fisik sesuai masalah RR: meningkat
klinik pasien N: normal/meningkat
T: meningkat
23. Hidung : nafas cuping
24. Mulut : sianosis, purse lip breathing
25. Thorax:
773
Inspeksi: asimetris, cembung salah satu sisi, bernafas dengan
bantuan otot-otot tambahan, gerakan tertinggal salah satu dinding
dada
Palpasi: stem fremitus salah satu melemah
Perkusi: pekak, batasnya merupakan garis lengkung dari medial
bawah ke lateral atas (garis Ellis-Damoiseau), pekak seluruh lapang
paru ( pada keadaan efusi pleura massive)
Auskultasi: suara dasar melemah/ menghilang pada sisi sakit
Mediastinum terdesak ke sisi sehat
26. Abdomen : dalam batas normal
27. Ekstremitas: pucat, kebiruan
Pemeriksaan penunjang:
1. Darah rutin : leukositosis, shift to the left
2. X-foto Thorax: perselubungan homongen di salah satu paru,
sudut costophrenicus menumpul, mediastinum terdorong ke
kontralateral
3. Punksi pleura:
- Warna cairan : kekuning-kuningan (normal), kemerahan
(trauma, infark, keganasan), kuning kehijauan/purulen
(empyema), merah coklat (abses amoeba)
- Biokimia/uji rivalta: transudat/eksudat
- Sitologi: sel netrofil dominan (infeksi akut), sel limfosit
(infeksi kronik, pleuritis tuberkulosa, limfoma maligna), sel
mesotel (infark paru), sel mesotel maligna (mesotelioma),
sel-sel besar dengan banyak i nti (artritis rheumatoid, SLE)
784. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : efusi pleura 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis banding:
Efusi pelura e.c TB paru
Emfisema paru
Emboli pulmonal
774
Gagal jantung
785. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 82. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah satu 83. Menanyakan identitas pasien
prinsip berikut: 84. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
85. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi
dua arah respon
86. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
cerita
87. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan
klinik
88. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
89. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
391. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 13. Informed consent ke pasien/ keluarga pasien 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 14. Memakai APD
(tindakan) informed consent yang jelas, 15. Nilai Airway, Breathing, dan Circulation, dan status GCS pasien
proteksi diri (sepsis asepsis) 16. Pemberian O2 nasal kanul 2 l/menit
17. Pasang IVFD NS 20 tpm
18. Diet tinggi kalori tinggi protein
19. Thorakosintesis (evakuasi cairan pleura sebanyak 600cc) sebagai terapi
teurapeutik dan diagnostik (warna cairan, uji rivalta, sitologi)
20. Pemberian analgetik
Codein 3 x 10 mg untuk mengurangi nyeri
21. Antibiotik (curiga HCAP)
Ciprofloksasin 2 x 400 mg
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
22. Pemsangan WSD pada keadaan efusi pleura masif
775
dan melakukan poin di bawah ini 70. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 71. Melakukan tindakan sesuai prioritas
72. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
73. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi
bila diperlukan
74. Merujuk kepada Spesialis Penyakit Dalam/ spesialis bedah thorax
EMFISEMA PARU
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
786. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri 1 3x1
untuk menceritakan I Identitas
penyakitnya dengan Nama
pertanyaan-pertanyaan yang Umur
sesuai untuk mendapatkan Jenis kelamin
informasi yang relevan, Alamat
adekuat, dan akurat Pekerjaan
2. Riwayat penyakit
Keluhan utama : Keluhan/gejala yang menyebebkan pasien di bawa berobat
( sesak)
776
41. menanyakan apakah dengan istirahat sesak berkurang
42. menanyakan apakah ada demam, batuk, nyeri dada, bengkak pada
tungkai, BB menurun?
Pemeriksaan Fisik :
Kepala: tak
Mata : normal
tht: normal
mulut: pursed lip breathing
Leher : jvp tidak meningkat
Paru :
Inspeksi : tampak bentuk dada emfisematous, tampak retraksi, dispnue,
sela iga melebar
777
Palpasi : SF menurun
Perkusi : hipersonor
Auskultasi : SD vesikuler menurun, wheezing, expirasi diperpanjang,
ronki kering
Abdomen : normal
Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin : leukositisis
Foto thorax : corakan bronkial meningkat, infiltrat (-)
Spirometri : FEV1 paska bronkodilator < 80%, FEV1/FVC < 70%
789. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 4. menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya bahwa sesak yang 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi dialami oleh pasien dikarenakan adanya peradangan pada saluran nafas
dengan menerapkan salah satu dan paru, yang proses sudah berlangsung lama, jika tidak mendapatkan
prinsip berikut: penanganan akan lebih memperberat sakitnya sehingga harus dilakukan
pengobatan yang tepat
5. menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
6. menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ini harus ditangani oleh
dokter yang lebih berkompeten
7. menjelaskan kepada pasien untuk menghindari faktor pencetusnya
seperti: merokok, asap, polusi udara lainnya
8. olahraga yang teratur denagan olahraga yang teratur dapat meningkatkan
kapasitas paru-paru
778
393. Tata laksana Peserta melakukan tindakan TERAPI FARMAKOLOGIS 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan 8. prednison 40 mg/ hari
(tindakan) informed consent yang jelas, 9. bronkodilatorantagonis β-adrenergik (metoproterenol, isoproterenol)
proteksi diri (sepsis asepsis) dan metilxantin (teofilin, aminofilin),
10. ekpektoran atau mukolitik
11. ANTIBIOTIK JIKA DIPERLUKAN< JIKA ADA TANDA-TANDA
INFEKSI SEKUNDER
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
9. diet biasa
10. rujuk
394. Perilaku Peserta ujian 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan
meminta izin secara lisan dan
melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
779
5. Menanyakan keluhan utama: suara serak
6. Sejak kapan suara serak
7. Sudah berapa lama, terus-menerus atau hilang timbul, sampai mengganggu
aktivitas atau tidak
8. Apakah disertai gejala penyerta, seperti: nyeri telan, susah menelan, jika
ada nyeri telan apakah nyeri telan dulu baru serak, atau sebaliknya, sesak
nafas, batuk, berdahak atau tidak, pilek, demam, nyeri kepala, nyeri sendi,
muntah, BAB normal atau tidak, BAK normal atau tidak
9. Apakah pasien pekerjaanya sebagai penyanyi, MC, atau sering teriak-
teriak, apakah pasien sebelumnya pernah trauma leher, memiliki riwayat sakit
kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit jantung.
10. Apakah di keluarga ada yang memiliki sakit seperti ini, kencing manis,
tekanan darah tinggi, sakit jantung
791. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 11. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik, pasien diminta 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah berbaring di tempat tidur
pemeriksaan menggunakan 12. Cuci tangan terlebih dahulu
sarung tangan dalam melakukan 13. pemeriksaan keadaan umum, apakah pasien tampak sakit ringan, sedang,
pemeriksaan fisik sesuai masalah berat. Apakah pasien kesadarannya composmentis, GCS EMV berapa?
klinik pasien 14. Memeriksa tanda vital: tekanan darah, nadi, kecepatan nafas, suhu tubuh
15. Kulit : turgor kulit normal, tampak pucat (-)
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
edem palpebra (-/-)
Telinga : discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1 hiperemis (+), faring hiperemis (+),
detritus (-), epiglottis hiperemis (+), epiglottis odem(+), uvula di tengah,
Leher : JVP R+0 cm, deviasi trachea (-), tiroid tidak
membesar, limfadenopati (-/-), Pasteur Rondot Test (-)
Dada : bentuk normal, retraksi (-)
780
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial linea
midclavicula sinistra, kuat angkat (-), melebar (-), thrill
(-) pulsasi parasternal (-) pulsasi epigastrial (-), sternal
lift (-)
Perkusi : batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
batas jantung kanan : SIC V linea parasternal dextra
batas jantung kiri : SIC V 2 cm medial linea
midclavicula sinistra
Auskultasi : HR 98 x/menit, regular, BJ I-II murni, bising (-), gallop
(-)
Paru-paru :
Pulmo depan :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler (+) , ST : ronkhi basah halus (+/+) pada
apex paru kanan, wheezing (-/-)
Pulmo Belakang :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST (-/-), wheezing (-)
781
Paru depan Paru Belakang
Vesikuler Vesikuler,
Vesikuler,
ST (-) ST (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, venektasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, area traube timpani, pekak sisi (+) N, pekak alih
(-)
Palpasi : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Superior Inferior
782
2. Laringoskopi
783
penyakitnya dengan Memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien dan binalah
pertanyaan-pertanyaan yang rapport. Jelaskan pada pasien bahwa akan mencatat hasil anamnesis. Duduk
sesuai untuk mendapatkan menghadap pasien agar tercipta kontak mata yang baik. Bersikap simpatik,
informasi yang relevan, dengarkan pasien, dan biarkan pasien menceritakan riwayat penyakitnya.
adekuat, dan akurat 28. Menanyakan identitas pasien:
Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan
(Seorang laki-laki, umur 35 tahun, pekerjaan guru)
Menanyakan keluhan utama: (nyeri telan)
29. Menanyakan lokasi: (tenggorok)
30. Menanyakan onset dan kronologis: (nyeri telan dirasakan sejak 1 hari yang lalu,
didahului rasa tidak nyaman dan panas pada tenggorok)
31. Menanyakan kuantitas keluhan: (nyeri telan terus menerus sepanjang hari)
32. Menanyakan kualitas keluhan: (nyeri telan semakin lama dirasakan semakin
memberat)
33. Menanyakan faktor-faktor memperberat: (untuk menelan terutama menelan
cairan, berbicara)
34. Menanyakan faktor-faktor memperingan: (beeristirahat)
35. Menanyakan gejala penyerta:
Apakah terdapat demam
Apakah terdapat batuk
Apakah terdapat pilek
Apakah terdapat cairan yang terasa mengalir pada tenggorok
Apakah terdapat benjolan pada leher bagian depan
Apakah terdapat mencret
36. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
(pernah menderita penyakit seperti ini)
37. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
38. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
39. Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup wawancara
dengan membuat suatu ringkasan.
784
795. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 27. Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 28. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
pemeriksaan menggunakan 29. Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin dan membuka
sarung tangan dalam baju
melakukan pemeriksaan fisik 30. Mencuci tangan
sesuai masalah klinik pasien 31. Menilai keadaan umum dan kesadaran (Baik, sadar, tampak sakit ringan).
32. Pemeriksaaan tanda vital ( TD: 140/80mmHg, N:80x/’, RR: 20x/’, t: 38,5oC)
33. Pemeriksaan Kepala (Apakah rambut mudah rontok/alopesia)
Pemeriksaan Wajah (Apakah didapatkan asimetri wajah)
34. Pemeriksaan Mata (Apakah ada mata injeksi konjungtiva, ekimosis,
konjungtivitis, eksudat mukopurulen, fotofobia)
35. Pemeriksaan Telinga Hidung (Apakah didapatkan discharge, tanda-tanda
peradangan)
Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok (Pemeriksaan gigi geligi, bibir, lidah,
mukosa mulut)
Pemeriksaan tenggorok menggunakan saptel tongue
(tonsil: ukuran, warna, kripte, detritus; mukosa faring apakah didapatkan
faring hiperemis disertai eksudat mukopurulen/post nasal drip, apakah
didapatkan granulasi, edema)
36. Pemeriksan Leher
Apakah tampak pembesaran kelenjar limfe leher
Apakah asimetris leher
Apakah ada perubahan warna dibanding kulit sekitar
37. Thoraks
Inspeksi: (Simetris saat statis dan dinamis, adakah deformitas)
Palpasi: (Apakah ada krepitasi, stem fremitus kanan dan kiri)
Perkusi: (Apakah sonor kedua lapangan paru)
Auskultasi (suara dasar paru, suara tambahan wheezing, ronkhi)
38. Abdomen
Inspeksi: (Tampak datar, tidak ada venektasi, tidak ada gambaran gerak usus)
Auskultasi (Bising usus (+) normal)
Perkusi (timpani, pekak sisi (+) normal dan pekak alih (-)
785
Palpasi (supel,hepar dan lien tak teraba)
39. Ekstremitas
Pemeriksaan Refleks (Refleks fisiologis lengan dan tungkai dalam batas normal,
Refleks patologis (-))
Kekuatan motorik, dan sensorik (Kekuatan motorik 5 di keempat ekstremitas,
tidak ada tremor, ukuran dan tonus otot normal, sensibilitas 4 ekstremitas dalam
batas normal)
Adakah edema (Tidak ada edema tungkai)
Perabaan akral (Tidak ada akral dingin)
Pemeriksaan cappilary refill (<2’/<2’)
Pemeriksaan kulit (Tidak ada pucat, sianosis, ikterik, kulit kering atau basah,
palmar erythema)
Pemeriksaan kuku (Tidak ada kelainan kuku)
40. Urogenital
Inspeksi
Edema dan eritema pada orificium urethra eksterna
Palpasi (milking)
Nyeri tekan (-), perabaan hanta (-)
41. Pemeriksaan penunjang
Sediaan langsung, bahan swab tenggorok, dengan pewarnaan Gram;
Kultur dengan sediaan swab tenggorok, media chocolate agar. Keprluan
dilakukan kultur atau tidak dengan menggnakan system skor Mc Isaac
Kriteria Point
o
Temperatur > 38 C 1
Tidak ada batuk 1
Pembesaran Kelenjat leher anterior 1
Pembengkakan/eksudat tonsil 1
Usia:
3-14 tahun 1
15-44 tahun 1
45 tahun -1
786
Skor Risiko Infeksi Tatalaksana
Streptococcus
<0 1-2,5% Kultur tidak dilakukan
Antibiotik (-)
1 5-10% Kultur tidak dilakukan
Antibiotik (-)
2 11-17% Kultur dilakukan
Antibiotik jika kultur (+)
3 28-35% Kultur dilakukan
Antibiotik jika kultur (+)
4 51-53% Kultur dilakukan
Antibiotik empiris/sesuai kultur
796. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Faringitis (akut/kronik/kronik eksaserbasi akut) 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Diagnosis banding:
diagnosis banding bandingnya secara lengkap - Tonsilitis
- Tonsilofaringitis
- Laryngitis
797. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 10. Menjelaskan kepada pasien bahwa saat ini pasien menderita peradangan pada 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi tenggoroknya yang disebabkan karena infeksi
dengan menerapkan salah satu 11. Menjelaskan kepada pasien bahwa infeksi pada tenggorok dapat disebabkan
prinsip berikut: oleh infeksi kuman atau pun virus.
12. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
menentukan penyebab pasti dari penyakitnya.
13. Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat cukup, mengurangi aktvitas
berbicara dengan suara keras.
787
14. Menjelaskan kepada pasien untuk tetapmakan dan minum secara perlahan.
15. Menjelaskan kepada pasien untuk banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-
sayuran, dan makanan yang banyak mengandung vitamin
16. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan diberikan obat kepada pasien yang
diberikan dalam bentuk diminum hingga habis.
397. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. Antipiretik paracetamol 3x500 mg (dewasa) atau 3x 10mg/kgBB (anak) 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan diberikas jika perlu
(tindakan) informed consent yang jelas, 2. Antiinflamasi kortikosteroid metilprednisolon 4 mg (1-0-0) untuk dewasa atau
proteksi diri (sepsis asepsis) 0,5mg/kgBB/hari (1-0-1) untuk anak
3. Imunomodulator, vitamin C 1 x 100 mg atau ekstrak Echinacea 1x1 tablet
4. Penisilin V oral 15-30 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis selama 10 hari; atau
5. Amoksisilin 50mg/kgBB/hari dibagi 2 selama 6 hari
6. Bila alergi penisilin diberikan Eritromisin etil suksinat 40mg/kgBB/hari;atau
7. Eritromisin estolat 20-40 mg/kgBB/hari dengan 3 kali per hari selama 10 hari
8. Azitromisin dosis tunggal 10 mg/kgBB/hari selama 3 hari
398. Perilaku Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
HEMATOTHORAX
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
788
798. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 16. Keluhan utama : sesak nafas post trauma 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya17.
dengan pertanyaan-pertanyaan 18. Anamnesa yang lengkap dan cepat. Anamnesa termasuk dari pengantar yang
yang sesuai untuk mendapatkan mungkin melihat kejadian
informasi yang relevan, adekuat,19. Yang ditanyakan:
dan akurat 20. – Waktu kejadian
21. – Tempat kejadian
22. – Kronologis kejadian
23. – Bagaimana keadaan penderita selama dalam transport
24.
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-), sklera ikterik (-)
THT : dalam batas normal
Mulut : pucat (+)
Leher: pembesaran nnll (-), deviasi trakea (-)
Pulmo:
- Inspeksi: gerakan nafas tertinggal
789
- Palpasi: fremitus lebih keras dari sisi yang lain
- Perkusi: redup pada bagian basal karena darah menempati tempat yang
rendah
- Auskultasi: suara nafas mungkin tidak terdengar atau menghilang.
Cor:
- Inspeksi: ictus cordis tak tampak
- Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS, tidak kuat
angkat
- Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal
- Auskultasi: BJ I/II murni, bising(-), gallop (-)
Abdomen:
- Inspeksi: datar, venektasi (-)
- Auskultasi: BU(+) normal
- Perkusi: timpani, PS (+) N, PA (-)
- Palpasi: supel, nyeri tekan (-), H/L ttb
Ekstemitas: pucat, akral dingin
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
X-foto thorax
790
399. Tata laksana Peserta melakukan tindakan Atasi kegawatan: 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - ABCD
(tindakan) informed consent yang jelas, - Infus
proteksi diri (sepsis asepsis) - WSD
Rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut oleh
spesialis bedah.
400. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan
dan melakukan poin di bawah ini
lengkap sebagai berikut:
RPD:
-apakah ada riwayat seperti ini sebelumnya
- apakah ada riwayat sakit gula
791
- apakah ada riwayat Hipertensi
-apakah ada riwayat alergi?
RPK:
- apakah ada riwayat anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini?
- apakah ada riwayat keluarga alergi?
Pemeriksaan Penunjang:
Lab darah rutin bila perlu.
Serologis secret hidung
804. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis: Influenza 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis DD/ common cold
diagnosis banding bandingnya secara lengkap faringitis akut
805. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan Komplikasi : - infiltrate paru 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi Komunikasi
- Menyapa pasien
792
dengan menerapkan salah satu - Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit secara umum, rencana
prinsip berikut: penatalaksanaan komplikasi dan prognosis
- Menjaga kontak mata saat berkomunikasi dengan pasien
- Menanyakan kepada pasien apakah penjelasan yang telah diberikan
cukup jelas
- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya tentang
penyakitnya
- Menjelaskan pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien.
- Menjelaskan resiko dari masing-masing pilihan terapi
- Menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang guna
menegakkan diagnosis.
401. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Menjelaskan saat akan memeriksa pasien 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan - Informed consent perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang
(tindakan) informed consent yang jelas, - Melibatkan pasien dalam membuat keputusan terapi yang akan
proteksi diri (sepsis asepsis) diberikan pada pasien
- Cuci tangan dan menggunakan alat proteksi diri
- Terapi non farmakologi
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
- Terapi farmakologi
Paracetamol 10-15mg/kgbb kali pemberian
Pseudoephedrine 20-30mg/ kali pemberian
Vit c
Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan Menyapa pasien 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan Memperkenalkan diri
dan melakukan poin di bawah ini Menjelaskan saat akan memeriksa pasien
lengkap sebagai berikut: Mencuci tangan saat akan memeriksa pasien
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Menjelaskan pemeriksaan lanjutan yang diperlukan
Merujuk pasien untuk penanganan lebih lanjut
793
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
806. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 27. Mengucapkan salam, pemeriksa berdiri dan melakukan jabat tangan 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya 28. Mempersilakan duduk berseberangan/ berhadapan
dengan pertanyaan-pertanyaan 29. Menciptakan suasana membnatu dan menyenangkan
yang sesuai untuk mendapatkan 30. Berbicara dengan lafal yang jelas dan menggunakan bahasa verbal,
informasi yang relevan, adekuat, non verbal yang mudah dipahami
dan akurat 31. Menanyakan identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan
32. Menyebutkan nama pasien saat mengajukan pertanyaan
33. Menanyakan keluhan utama? Keluhan utama pada abses peritonsil
biasanya hampir sama dengan tonsilitis akut (nyeri tenggorok, nyeri
menelan, demam, dll)
34. Menggali riwayat penyakit saat ini
- Onset dan durasi keluhan: sejak kapan?terasa terus menerus atau
hilang timbul? Nyeri tenggorok satu sisi/ kedua sisi? (pada abses
peritonsil biasanya nyeri tenggorok dirasakan satu sisi), Nyeri
telan hingga pasien hanya dapat makan makanan cair/lunak/ masih
dapat makan makanan padat? (nyeri telan pada abses peritonsil
bersifat progresif makin lama makin berta bahkan sebelum abses
timbul(prodromal))
- Gejala lain yang berhubungan: demam? Nyeri telinga satu sisi?
(satu sisi dengan nyeri tenggorok), nyeri telan hebat? Perubahan
suara menjadi sengau (seperti mengulum kentang panas (hot
potato voice))? Mual?muntah? baut nafas berbau? Mengeluarkan
banyak air liur?kesulitan membuka mulut? Benjolan di leher?
Nyeri tekan? Keterbetasan gerak leher? Lemas? Pusing?
35. Menggali penyakit dahulu yang berkaitan: riwayat radang amandel
berulang?sudah diobati/belum? Obatnya apa? Berapa lama
pengobatan? Riw Alergi? Riw hipertensi? Riw DM?
36. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada yang sakit seperti ini
dikeluarga, apakah ada keluarga yang memiliki riwayat sakit kencing
794
manis? Riwayat darah tinggi? Riwayat sakit jantung? Riwayat
keganasan
37. Riwayat Sosial ekonomi
38. Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan beberapa
diagnosis sementara
807. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 26. Sapalah klien atau keluarganya dan persilahkan duduk. 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah Perkenalkan diri, tanyakan keadaan
pemeriksaan menggunakan 27. Beri informasi umum pada klien dan keluarganya tentang
sarung tangan dalam melakukan pemeriksaan fisik yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya
pemeriksaan fisik sesuai untuk klien
masalah klinik pasien 28. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan
hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan
29. Jelaskan pada klien tentang hak klien atau keluarganya tentang hak
untuk menolak pemeriksaan fisik
30. Mintalah persetujuan klien untuk pemeriksaan fisik
31. Periksa dan letakan semua alat yang diperlukan pada tempatnya
32. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang tenang dan cahaya yang
cukup terang
33. Perawat sebaiknya mendampingi dokter selama pemeriksaan
34. Sebelum pemeriksaan lakukan cuci tangan dengan sabun
kemudian menggosok kedua tangan untuk menghangatkan tangan
35. Pakaian klien sebaiknya dibuka sesuai dengan bagian tubuh yang
akan diperiksa
36. Memakai sarung tangan steril (bila diperlukan)
37. Pemeriksa THT pasien dan pemeriksa duduk berhadapan dengan
kaki saling menyilang. Pemeriksa memakai lampu kepala dan
memastikan lampu menyala.
38. Melakukan pemeriksaan tenggorokan:
- Pasien diminta membuka mulut, dengan batuan spatel tongue
menekan pangkal lidah agar lapangan pengamatan semakin luas
Tanda Vital:
Tekanan darah: bisa normal
795
Nadi: bisa normal
RR: bisa normal
Suhu: meningkat
Status Generalis: bisa normal
Telinga : bisa normal, dapat didapatkan nyeri alih ke telinga
(otalgia) unilateral
Hidung : dalam batas normal
Tenggorok:
Orofaring:
Palatum: bombans (-)
Arkus faring : asimetris, uvula terdorong ke arah kontra lateral
Mukosa: hiperemis (-)
Tonsil: T4-4, hiperemi (+), permukaan rata (-/-), kripte melebar (dapat
melebar), detritus (bisa ditemukan), membran (-/-), abses (+) dapat
dilakukan aspirasi abses pada daerah fluktuatif untuk diagnosis pasti
Nasofaring : bisa normal
Laringofaring : bisa normal
Gigi Mulut: bisa normal
Leher: pembesaran nnll sisi unilateral dapat ditemukan
796
39. Selesai melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan, persilahkan
klien duduk kembali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap (complete blood count), pengukuran kadar
elektrolit (electrolyte level measurement), dan kultur darah (blood
cultures). biasanya akan didapatkan leukositosis
2. Tes Monospot (antibodi heterophile) perlu dilakukan pada pasien
dengan tonsillitis dan bilateral cervical lymphadenopathy. Jika hasilnya
positif, penderita memerlukan evaluasi/penilaian hepatosplenomegaly.
Liver function tests perlu dilakukan pada penderita dengan
hepatomegaly.
3. “Throat culture” atau “throat swab and culture”: diperlukan untuk
identifikasi organisme yang infeksius. Hasilnya dapat digunakan untuk
pemilihan antibiotik yang tepat dan efektif, untuk mencegah timbulnya
resistensi antibiotik.
4. Plain radiographs: pandangan jaringan lunak lateral (Lateral soft tissue
views) dari nasopharynx dan oropharynx dapat membantu dokter dalam
menyingkirkan diagnosis abses retropharyngeal.
797
5. Computerized tomography (CT scan): biasanya tampak kumpulan
cairan hypodense di apex tonsil yang terinfeksi (the affected tonsil),
dengan “peripheral rim enhancement”.
6. Ultrasound, contohnya: intraoral ultrasonography.
808. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Abses Peritonsil 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis Dd/ Infiltrat peritonsil
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Tumor
abses retrofaring
abses parafaring
aneurisma arteri karotis interna
mastoiditis
mononucleosis
Parotitis
infeksi gigi
adenitis tonsil
809. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi 90. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai
dengan menerapkan salah satu anamnesis
prinsip berikut: 91. Menanyakan identitas pasien
92. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
93. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon
94. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
95. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
96. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
97. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
402. Tata laksana Peserta melakukan tindakan - Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis tinggi dan obat 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan simtomatik. Juga perlu kumur-kumur dengan air hangat dan kompres
(tindakan) informed consent yang jelas, dingin pada leher. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin 600.000-
proteksi diri (sepsis asepsis) 1.200.000 unit atau ampisilin/amoksisilin 3-4 x 250-500 mg atau
sefalosporin 3-4 x 250-500 mg, metronidazol 3-4 x 250-500 mg2.
798
- Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses,
kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah. Tempat insisi ialah di
daerah yang paling menonjol dan lunak, atau pada pertengahan garis
yang menghubungkan dasar uvula dengan geraham atas terakhir.
Intraoral incision dan drainase dilakukan dengan mengiris mukosa
overlying abses, biasanya diletakkan di lipatan supratonsillar. Drainase
atau aspirate yang sukses menyebabkan perbaikan segera gejala-gejala
pasien.
- Bila terdapat trismus, maka untuk mengatasi nyeri, diberikan analgesia
lokal di ganglion sfenopalatum.
- Kemudian pasien dinjurkan untuk operasi tonsilektomi “a” chaud. Bila
tonsilektomi dilakukan 3-4 hari setelah drainase abses disebut
tonsilektomi “a” tiede, dan bila tonsilektomi 4-6 minggu sesudah
drainase abses disebut tonsilektomi “a” froid. Pada umumnya
tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi tenang, yaitu 2-3 minggu
sesudah drainase abses2.
- Tonsilektomi merupakan indikasi absolut pada orang yang menderita
abses peritonsilaris berulang atau abses yang meluas pada ruang
jaringan sekitarnya. Abses peritonsil mempunyai kecenderungan besar
untuk kambuh. Sampai saat ini belum ada kesepakatan kapan
tonsilektomi dilakukan pada abses peritonsil. Sebagian penulis
menganjurkan tonsilektomi 6–8 minggu kemudian mengingat
kemungkinan terjadi perdarahan atau sepsis, sedangkan sebagian lagi
menganjurkan tonsilektomi segera10.
- Penggunaan steroids masih kontroversial. Penelitian terbaru yang
dilakukan Ozbek mengungkapkan bahwa penambahan dosis tunggal
intravenous dexamethasone pada antibiotik parenteral telah terbukti
secara signifikan mengurangi waktu opname di rumah sakit (hours
hospitalized), nyeri tenggorokan (throat pain), demam, dan trismus
dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberi antibiotik parenteral
799
403. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 75. Memakai APD 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara 76. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
lisan dan melakukan poin di membahayakan pasien dan diri sendiri
bawah ini lengkap sebagai 77. Memperhatikan kenyamanan pasien
berikut: 78. Melakukan tindakan sesuai prioritas
79. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
80. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan abses peritonsil bukan keadaan gawat darurat namun perlu
dilakukan penangan lebih lanjut dari dokter Sp.THT (mis: tonsilektomi),
sebagai dokter umum, membuat rujukan ke dokter Sp.THT untuk
penatalaksanaan selanjutnya.
800
sarung tangan dalam melakukan 30. PF : KU penderita tampak sesak nafas dan gelisah, Tanda Vital Nadi
pemeriksaan fisik sesuai masalah takikardia, Cor : pekak jantung mengecil, takikardia, Pulmo : Inspeksi
klinik pasien dinding thoraks tampak mengembang, diafragma terdorong ke bawah,
palpasi SF kanan=kiri, perkusi hipersonor seluruh lapangan paru,
auskultasi terdengar wheezing, ekspirasi memanjang. Abdomen dan
ekstremitas dbn.
31. Mencuci tangan kembali
Laboratorium :
a. Darah rutin didapat peningkatan eosinofil dan IgE
b. Sputum didapat adanya eosinofil, spiral crushman, kristal charcot Leyden.
c. Foto toraks dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan,
adanya penyakit lain
d. Faal paru (spirometri /peak flow meter) menilai berat obstruksi,
reversibilitas, variabilitas
e. Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis
812. Menentukan Peserta ujian dapat menentukan Diagnosis : Asma Bronkial 3 3x3
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis
diagnosis banding bandingnya secara lengkap Diagnosis Banding :
Bronkitis Kronis
Emfisema paru
Gagal jantung kiri
Emboli paru
PPOK (bila pasien orang tua)
813. Komunikasi Peserta ujian menunjukkan 98. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
dan edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah satu 99. Menanyakan identitas pasien
prinsip berikut: 100. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
101. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi
dua arah respon
801
102. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan
cerita
103. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan
klinik
104. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada
pasien
105. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
404. Tata laksana Peserta melakukan tindakan 1. Tujuan pengobatan asma 5 3x5
non farmako terapi /pemberian terapi dengan a. Menghilangkan & mengendalikan gejala asma
(tindakan) informed consent yang jelas, b. Mencegah eksaserbasi akut
proteksi diri (sepsis asepsis) c. Meningkatkan & mempertahankan faal paru optimal
d. Mengupayakan aktivitas normal (exercise)
e. Menghindari ESO
f. Mencegah airflow limitation irreversible
g. Mencegah kematian
2. Terapi Awal
a. Pasang kanul O2 2-4 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5%
b. Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan
pemberian dapat diulang dalam 1 jam
c. Aminofilin bolus intravena 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan
obat ini dalam 12 jam sebelumnya cukup diberikan setengah dosis
d. Anti inflamasi (kortikosteroid) menghambat inflamasi jalan nafas dan
mempunyai efek supresi profilaksis : Metil Prednisolon atau
Dexamethason (oral/injeksi)
e. Ekspektorant : OBH, OBP, GG (oral)
f. Antibiotik (hanya diberikan jika serangan asma dicetuskan atau
disertai oleh rangsangan infeksi saluran pernafasan, yang ditandai
dengan suhu yang meninggi)
405. Perilaku Peserta ujian memeperkenalkan 81. Memakai APD 1 3x1
profesional diri dan meminta izin secara lisan 82. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
802
dan melakukan poin di bawah ini 83. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 84. Melakukan tindakan sesuai prioritas
85. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
86. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
803
17. Menanyakan faktor yang memperingan (-)
18. Menanyakan gejala penyerta (nafsu makan menurun,muka kemerahan)
19. Menanyakan riwayat penyakit seperti ini(-)
20. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
21. Menanyakan riwayat penyakit keluarga adakah yang sakit seperti ini
22. Menanyakan riwayat imunisasi DPT
804
- Darah rutin (leukositosis)
- X-foto Thorak (infiltrat perihiler)
- Kultur swab Nasofaring (ovoid kokobasil, tidak bergerak, gram
negative , tidak berspora, berkapsul)
15. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan bahwa sakit Pertusis disebabkan oleh bakteri yang mudah menular 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi ke orang lain. Untuk mencegah sebaiknya anak menggunakan masker.
dengan menerapkan salah satu Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi DPT, yaitu Difteri-Pertusis-Tetanus.
prinsip berikut: Imunisasi ini diberikan tiga kali berturut-turut pada bayi usia 2,3,4 bulan
13.
Pengobatan pertusis ditujukan pada kuman penyebabnya dengan pemberian
5.Tata laksana non Peserta melakukan tindakan antibiotika yang sesuai, seperti eritromisin 30 – 50 mg/kgBB 4 x sehari. 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan Untuk batuk dapat diberikan kodein 0,5 mg/tahun/kali.
(tindakan) informed consent yang jelas,
proteksi diri (sepsis asepsis)
6. Perilaku profesional Peserta ujian memeperkenalkan 1.Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
diri dan meminta izin secara lisan membahayakan pasien dan diri sendiri
dan melakukan poin di bawah ini 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
805
Anamnesis 6. Mengucapkan salam, dan jabat tangan
7. Menanyakan identitas : nama, umur , alamat, pekerjaan
8. Menanyakan keluhan utama nyeri dada dan menggali riwayat penyakit sekarang
a. Onset dan durasi keluhan utama: sejak kapan?apakah mendadak nyeri?
b. Nyeri dada dirasakan dibagian mana?apakah dirasakan menjalar kebahu?
c. Bagaimana keadaan sebelum mengalami nyeri?
d. Nyerinya menetap atau hilang timbul?
e. Nyerinya semakin lama semakin memberat?
f. Kapan nyerinya timbul?
g. Apa ada faktor pencetus timbulnya nyeri?
h. Nyerinya pada saat menarik nafas atau menghembuskan nafas?
i. Apakah ada posisi tertentu yang memperberat nyerinya?
j. Apakah ada keluhan batuk?
k. Pada saat kapan timbul batuk?
l. Batuknya kering atau berdahak?
m. Apakah telapak tangan suka berkeringat berlebihan?
n. Apakah suka merasa berdebar-debar?
o. Apakah disertai sesak napa?
p. Berapa banyak bantal yang digunakan pada saat tidur?
q. Kalau sedang sesak, biasanya mengatasinya dengan cara apa?
r. Apakah ada keluhan lain yang dikeluhkan?
9. Menanyakan Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan nyeri
Apakah memiliki riwayat alergi obat-obatan ? Apa memiliki riwayat alergi makanan?
Apakah sebelumnya pernah mengalami hal yang sama?
Apakah memiliki riwayat penyakit atshma?
Apakah memiliki riwayat dermatitis atopi/eksim?
Apakah memiliki riwayat rhinitis alergika?
Apakah memiliki riwayat penyakit jantung?
Apakah saat ini/pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu secara rutin?
Apa nama obat yang bapak konsumsi itu?
Apakah pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya? Karena sakit apa? Atau pernah dioperasi?
Apakah bapak memiliki kebiasaan merokok?
806
Apakah bapak rutin olahraga? Berapa kali dalam seminggu?
10. Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga apakah pernah ada yang menderita sakit serupa?
apakah orangtua keadaannya sehat?
Apakah dalam keluarga ada yang mengalami hal yang sama
Apakah dalam keluarga ada yang memiliki riwayat asthma/rhinitis alergika/dermatitis atopi
Tata laksana
Mengontrol nyeri dada pleuritis ( NSAID) :indometasin dengan dosis 50-100mg/oral 3x1.7
807
SISTEM _______________RESPIRATORI________________________________ PNEUMONIA
ASPIRASI____________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
16. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 1.Persilahkan pasien masuk kedalam ruangan 1 3x1
untuk menceritakan Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
penyakitnya dengan 2. Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan pasien
pertanyaan-pertanyaan yang 3. Persilahkanlah pasien dan keluarganya untuk duduk
sesuai untuk mendapatkan 4. Tunjukan sikap empati pada pasien dan keluarganya
informasi yang relevan, 5. inform concent : baik bapak pada pemeriksaan kali ini saya akan mengajukan
adekuat, dan akurat beberapa pertanyaan , mohon bapak ceritakan saja apa yang bapak rasakan ,
semua informasi yang saya dapat dari bapak akan sangat berguna untuk
mengetahui apa penyakit bapak dan segala informasi yang akan saya dapatkan
akan saya jaga sesuai dengan kode etik kedokteran. Bagaimana ada yang mau
bapak tanya? Apa bapak bersedia?
6. Identitas pasien : nama , umur (30 tahun) , alamat, perkerjaan , status
Riwayat penyakit sekarang
Tanyakanlah apa yang membuat pasien datang kedokter
23. Menanyakan keluhan utama pada pasien ( Batuk dan demam)
24. Menanyakan onset batuk dan demam (1 minggu yang lalu)
25. Menanyakan kuantitas batuknya (terus menerus)
26. Menanyakan kualitas batuknya (batuk dengan dahak,awalnya batuk-
batuk dan sesak setelah minum kurang lebih 1 minggu yang lalu)
27. Menanyakan apakah memang pernah tersedak saat makan atau minum
(pernah)
28. Menanyakan warna dahak (purulen)
29. Menanyakan riwayat kontak dengan keluhan seperti ini (-)
30. Menanyakan sesak nya setiap saat atau hilang timbul (setiap saat)
31. Sesak membaik dengan perubahan posisi atau dengan istirahat (tidak)
32. Menanyakan gejala penyerta (nafsu makan menurun,berat badan
menurun,lemas)
808
33. Menanyakan riwayat penyakit seperti ini(-)
34. Menanyakan riwayat merokok (tidak pernah)
35. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
36. Menanyakan riwayat penyakit keluarga adakah yang sakit seperti ini
17. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah
pemeriksaan menggunakan
sarung tangan dalam
melakukan pemeriksaan fisik
sesuai masalah klinik pasien
809
18. Menentukan Peserta ujian dapat Pneumonia aspirasi 3 3x3
diagnosis dan menentukan diagnosis dan dd/bronkopneumonia
diagnosis diagnosis bandingnya secara Atelektasis
banding lengkap
19. Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan bahwa sakit Pneumonia aspirasi ini dapat disebabkan oleh bakteri 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi yang masuk terinhalasi saat kita makan atau minum (tersedak). Dengan
dengan menerapkan salah satu pengobatan, bila penyebabnya adalah karena bakteri,bisa sembh dalam 1-2
prinsip berikut: minggu. Bila pasien memang memiliki kelemahan dalam menelan maka pasien
perlu makan makanan lunak serta takaran yang lebih sedikit namun sering.
6. Perilaku profesional Peserta ujian 1.Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
810
lengkap sebagai berikut: 5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
SISTEM RESPIRASI
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
814. Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 7. memperkenalkan diri, Salam, Senyum, Sapa, 1 3x1
untuk menceritakan 8. Menanyakan Identitas
penyakitnya dengan Nama
pertanyaan-pertanyaan yang Umur/usia, Neonates/bayi belita/prasekolah
sesuai untuk mendapatkan Jenis kelamin
informasi yang relevan, Alamat
adekuat, dan akurat Umur/pendidikan/pekerjaan ortu
Agama dan suku bangsa
811
73. Menanyakan onset? (onset akut, tiba-tiba)
74. Menanyakan keluhan penyerta? (batuk berdahak (+), sesak, nyeri dada,
sianosis.
75. Menanyakan factor memperingan : (-), memperberat (-)
76. Menanyakan Kuantitas
77. Menanyakan kualitas
Riwayat kehamilan
Kesehatan ibu saat kehamilan
Pernah sakit panas (rubella dsb)
Makan obat-obatan
6. Riwayat kelahiran
Tanggal lahir
Tempat lahir
Ditolong oleh siapa
Cara kelahiran
Kehamilan ganda
Keadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupan
Masa kehamilan
Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa
kehamilan, kurang atau besar).
7. Riwayat pertumbuhan
Riwayat perkembangan
Patokan perkembangan (milestones)
Pada bidang: motor kasar, motor halus, sosial-personal, bahasa pada balita
Prestasi belajar pada anak usia sekolah
Masa pubertas
9. Riwayat imunisasi
10. Riwayat makanan
11. Riwayat penyakit yang pernah di derita
812
12. Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : dapat normal
Mata : Terdapat konjungtiva anemis
Telinga : dapat normal
Hidung : Pernapasan cuping hidung (+)
Mulut : bibir Sianosis sekitar mulut dan hidung.
Leher : pembesaran nnll (-/-)
Thoraks : retraksi subclavikula (+), retraksi intercostals (+)
Paru : Inspeksi : retraksi (+)
Palpasi : stem fremitus meningkat pada sisi yang sakit
Perkusi : suara redup pada sisi yang sakit
Auskultasi : suara dasar bronchial (+), RBH (+)
Jantung : dapat normal
Abdomen : Hepar dapat membesar
Genital : dapat normal
Ekstrimitas : dapat normal
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
813
1. Pemeriksaan laboraturium
Leukosit : Meningkat
Hitung jenis : shift to the left
LED : meningkat
2. X-foto dada
Terdapat bercak – bercak infiltrate yang tersebar atau yang meliputi
satu/sebagian besar lobus/lobule.
814
27. Terapi obat :
Kasus pneumonia community base :
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari dalam 4 kali pemberian
Klorampenikol 75 mg/kgbb/hari dalam 4 kali pemberian
Kasus pneumonia hospital base :
Sefotaksim 100 mg/kgbb/hari dalam 2 kali pemberian
Amikasin 10-15 mg/kgbb/hari dalam 2 kali pemberian
28. Penderita harus dikonsultasikan dengan spesialis penyakit dalam
407. Perilaku Peserta ujian 87. Memakai APD 1 3x1
profesional memeperkenalkan diri dan 88. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 89. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 90. Melakukan tindakan sesuai prioritas
91. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
92. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
93. Merujuk kepada Spesialis Penyakit Dalam
815
46. Menggali riwayat penyakit saat ini
- Onset dan durasi keluhan: sejak kapan?terasa terus menerus atau
hilang timbul? Apakah sesak didahhului atau dicetus dengan batuk
keras, bersin, mengangkat barang-barang berat, kencing atau
mengejan. Penderita mengeluh sesak nafas yang makin lama makin
berat setelah mengalami hal-hal tersebut diatas.Tetapi pada beberapa
kasus gejala –gejala masih gampang ditemukan pada aktifitas biasa
atau waktu istirahat.Apakah terasa bernafas terasa berat, nyeri dada
dan batuk. Sesak sering mendadak dan makin lama makin berat.
Apakah ada nyeri dada yangdirasakan pada sisi yang sakit? terasa
berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerakan pernafasan.( Rasa
sakit bisa menghebat atau menetap bila terjadi perlengketan antara
pleura viseralis dan pleura parietalis), adakah riwayat trauma
sebelumnya?
47. Menggali penyakit dahulu yang berkaitan: riwayat sakit paru-paru
sebelumnya? sudah diobati/belum? Obatnya apa? Berapa lama
pengobatan? Riw Alergi? Riw hipertensi? Riw DM?
48. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada yang sakit seperti ini
dikeluarga, apakah ada keluarga yang memiliki riwayat sakit kencing
manis? Riwayat darah tinggi? Riwayat sakit jantung? Riwayat
keganasan
49. Riwayat Sosial ekonomi
50. Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan beberapa
diagnosis sementara
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 40. Sapalah klien atau keluarganya dan persilahkan duduk. Perkenalkan diri, 1 3x1
tangan sebelum dan setelah tanyakan keadaan
pemeriksaan menggunakan 41. Beri informasi umum pada klien dan keluarganya tentang pemeriksaan fisik
sarung tangan dalam yang akan dilakukan, tujuan dan manfaatnya untuk klien
melakukan pemeriksaan fisik 42. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang kerahasiaan hasil
sesuai masalah klinik pasien pemeriksaan fisik yang dilakukan
43. Jelaskan pada klien tentang hak klien atau keluarganya tentang hak untuk
menolak pemeriksaan fisik
816
44. Mintalah persetujuan klien untuk pemeriksaan fisik
45. Periksa dan letakan semua alat yang diperlukan pada tempatnya
46. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang tenang dan cahaya yang cukup
terang
47. Perawat sebaiknya mendampingi dokter selama pemeriksaan
48. Sebelum pemeriksaan lakukan cuci tangan dengan sabun kemudian
menggosok kedua tangan untuk menghangatkan tangan
49. Pakaian klien sebaiknya dibuka sesuai dengan bagian tubuh yang akan
diperiksa
50. Memakai sarung tangan steril (bila diperlukan)
Tanda Vital:
Tekanan darah: bisa normal
Nadi: biasanya meningkat
RR: biasanya meningkat
Suhu: bisa normal
Status Generalis:
Mata: bisa normal
THT : bisa normal, sianosis?
Thorax
INSPEKSI
Gerakan dada asimetri : lokasi sakit gerakannya tertinggal.
Bentuk dada asimetri: lokasi sakit bentuk dada lebih cembung
Luas Inter Costal Space: lokasi sakit lebih melebar
Lokasi Mediastinum bergeser: ke sisi paru yang sehat, akibat terdorong nya
posisi jantung oleh adanya udara dalam cavum pleura.
PALPASI
Gerakan dada asimetri : lokasi sakit gerakannya tertinggal.
Sela Iga ( Inter Costal Space ): lokasi sakit lebih melebar
Fremitus vokal : lokasi sakit lebih menurun atau bahkan menghilang
dibanding lokasi paru yang sehat.
Phenomena Succusio Hipocrates :yaitu suara kocakan air dalam ruang yang
mengandung Udara , hal ini sering di jumpai pada kasus luidopneumotorak
817
Hidropneumotoraks ( gambaran ini dapat kita analog kan dengan suara
kocakan balon yang diisi air )
PERKUSI
• Suara ketok: Hipersonor pada sisi paru yang sakit serta batas jantung
bergeser ke sisi paru yang sehat .
AUSKULTASI
Fremitus vokal : Melemah / menghilang pada sisi paru yang sakit .
Suara amforik : yang menandakan adanya fistel / cavitas pada parenkhim
paru, sehingga terdengar suara brokhus yang jelas dapat di dengar di
permukaan dinding dada.
Bronkofoni positip: terjadi pada kasus Fluidopneumotorak /
Hidropneumotoraks , yaitu suara percakapan terdengar jelas pada lokasi sakit
/ tepat nya di perbatasan antara udara dan air dalam cavum pleura.
Suara metalik positip, yaitu suara yang terdengar jelas bila di dengarkan
dengan stetoskop pada lokasi Pneumothoraks .
Cara melakukan pemeriksaan Suara Metalik
2 orang pemeriksa , pada posis di depan dan di belakang penderita. Pemeriksa
pertama berada di depan penderita dan mengetokkan 2 buah uang logam di
diketokkan bagian dada penderita yang mengalami pneumothoraks, sedangkan
pemeriksa kedua berada di punggung penderita sambil menempelkan stetoskop
di lokasi yang mengalami Pneumothoraks.
Hasil pemeriksaan Suara Metalik Positip, artinya:
Suara ketokan antara 2 buah uang logam yang di lakukan oleh pemeriksa
pertama, akan di dengar jelas oleh pemeriksa ke dua dengan suara “ Ting – Ting
“
51. Selesai melakukan pemeriksaan, lakukan cuci tangan, persilahkan klien
duduk kembali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PROVE PUNGSI:
Prove pungsi, artinya pungsi / aspirasi / penyedotan percobaan yang dilakukan
dengan memakai alat sederhana berupa spuit biasa.
818
Caranya: pada pasien yang dicurigai adanya pneumothoraks, maka pada lokasi
yang di curigai terdapat pneumothoraks, di buktikan dengan prove pungsi
dengan menusukkan jarum spuit pada lokasi penumothorak, selanjutnya di coba
dilakukan aspirasi, apabila tersedot udara dalam spuit, maka terbukti bahwa
Pneumothoraks terjadi pada penderita . .
FOTO THORAKS
Pneumotoraks Partial :
nampak gambaran foto dengan Paru kolaps berwarna kehitaman dengan garis
kolaps berwarna abu – abu.
Pneumotoraks Total:
nampak gambaran foto dengan bentukan seperti “massa” berwarna putih yang
menempel pada hilus paru / dasar paru / di perifer.
819
Pneumothoraks kolaps sebagian dekstra ( ujung panah adalah garis kolaps )
820
Pneumothoraks kolaps total dekstra ( nampak ujung panah adalah garis kolaps
)
Pneumothoraks kolaps total sinistra ( nampak ujung panah adalah garis kolaps
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Pneumotoraks 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Dd / -Pleurisi dan Perikarditis
821
diagnosis bandingnya secara -Infark miokard dan Emboli paru
lengkap -Bronkhitis kronis dan Emphisema
-Hernia Diafragmatika
-Discecting aneurisma Aorta
822
hal ini menandakan bahwa udara keluar dari cavum pleura lewat selang
infus set menuju ke dalam air pada botol .
Selama gelembung-gelembung udara masih nampak keluar dari slang
menuju dalam air pada botol, maka jarum yang ada pada dada penderita
jangan di lepas, sehingga lakukan fixasi dengan plester agar jarum tetap
menempel masuk dalam cavum pleura. Selanjutnya penderita dapat di
rujuk ke RS yang berkompetensi.
Kesulitannya:
Slang buntu akibat tersumbat darah atau akibat slang menekuk, sehingga
udara dari cavum pleura tidak keluar lagi, padahal kolaps nya masih luas
/ pasien masih nampak sesak berat.
Hasilnya:
Apabila tindakan pemasangan Kontra Ventil tidak mengalami kesulitan,
artinya slang lancar tanpa hambatan, maka apabila tidak nampak lagi
gelembung-gelembung udara yang keluar dari slang menuju dalam air
pada botol, di duga paru sudah mengembang maksimal, hal ini dapat
dilihat dari klinis penderita nampak sesak nya berkurang atau RR nya
menurun. Selanjutnya dapat di lakukan foto thoraks ulang ( Pasca
Kontra ventil ), apabila pasca Kontra Ventil, nampak paru masih kolaps
/ belum mengembang seluruhnya , di sarankan selanjutnya penderita
dirujuk ke Rumah Sakit Prinsipnya sama dengan pemasangan Thorakal
drain, namun yang di pasang hanya tranfusi set saja.
- PENANGANAN SELANJUTNYA (RS)
- Penanganan penderita lanjutan ( pasca Kontra ventil )
- PADA PNEUMOTORAKS DENGAN LUAS KOLAPS < 20%
Dilakukan terapi Konservatif dengan cara tiup-tiup balon atau meniup air
dalam botol melaui sedotan minuman.
- PNEUMOTORAKS DENGAN LUAS KOLAPS > 20%
- Dilakukan Pemasangan Thoracal drain / Bullau Drainage yang di
hubungkan dengan botol WSD yang memakai sistim Continous Suction.
FARMAKOTERAPI
823
- Antibiotika:
Apabila penyebab pneumotoraks adalah infeksi akibat kuman
Mycobacterium Tuberkulose, maka terapi yang di berikan adalah obat TB,
namun bila penyebabnya akibat bakteri lain, maka pemberian antibiotika
broad spectrum ( cyprofloxacin atau levofloxacin ).
- Simptomatik ( tergantung keluhan yang ada )
824
Apakah sering mengalami batuk/ sesak? (PPOK: min. 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut)
824. Faktor memperberat :
Apakah gejala bertambah berat bila menghirup debu, makan makanan/
obat tertentu (menyingkirkan asma)?
Apakah gejala bertambah berat saat malam?
Apakah sesak bertambah saat aktivitas?
825. Faktor memperingan : apakah gejala berkurang bila tidur dengan bantal
tinggi?
826. Gejala penyerta :
Apakah merasa?
Apakah ada berat badan menurun, batuk darah? (menyingkirkan TB)
827. Mencari faktor risiko PPOK:
Apakah penderita merokok/ pernah merokok?
Apakah di lingkungan pasien ada yang merokok?
Apakah penderita bekerja di tempat yang banyak polusi udaranya?
Menanyakan RPD
828. Apakah pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya?
829. Apakah sudah diobati? Setelah pengobatan, apakah membaik/ memburuk?
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 36. Mempersilakan penderita untuk berbaring terlentang 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 37. Berdiri di sebelah kanan penderita
pemeriksaan menggunakan 38. Menerangkan maksud pemeriksaan
sarung tangan dalam melakukan 39. Meminta penderita membuka baju seperlunya agar daerah pemeriksaan
pemeriksaan fisik sesuai terbuka
masalah klinik pasien 40. Mencuci tangan
41. Menentukan keadaan umum penderita
42. Melakukan pemeriksaan vital sign (TD, nadi, RR, temp)
43. Inspeksi :
Memeriksa bentuk dada apakah berbentuk empisematous/ barrel chest
825
Menentukan jenis pernapasan apakah : thoraco-abdominal, abdomino-
thoracal
Melihat apakah dada simetris saat statis maupun dinamis, apakah ada
yang tertinggal (dari ujung kaki penderita)
44. Palpasi :
Melakukan palpasi trakea dengan 3 jari, apakah normal, terjadi
pergeseran
Meminta penderita memberikan respon terhadap pemeriksaan
Melakukan palpasi dinding thoraks apakah ada perbedaan pengembangan
antara hemithoraks kanan dengan kiri, atau ketertinggalan salah satu
hemithoraks
Melakukan pemeriksaan stem fremitus pada seluruh lapangan thoraks
45. Perkusi :
Melakukan perkusi pada seluruh lapangan thoraks
Membandingkan suara perkusi hemithorax kanan dan kiri, apakah
normal, redup, hipersonor
46. Auskultasi :
Mendengarkan inspirasi dan ekspirasi pada seluruh lapangan paru
Memeriksa apakah ada suara tambahan seperti wheezing, rhonki, stridor
47. Mempersilakan penderita duduk dan memeriksa lapangan thoraks belakang
:
Melakukan stem fremitus, melakukan pemeriksaan ekspansi dada paru
kanan dan kiri
Melakukan perkusi dan membandingkan antara hemithoraks kanan dan
kiri
Melakukan auskultasi suara nafas hemithoraks kanan dan kiri
48. Menyatakan pemeriksaan selesai dan mempersilakan pasien duduk kembali
49. Mencuci tangan
50. Mencatat ke dalam rekam medik
51. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
826
Pemeriksaan Penunjang
Periksa darah rutin
Periksa elektrolit
X foto thorax
Dapat normal, bisa juga didapatkan berkurangnya gambaran vaskuler,
bayangan jantung yang sempit, dan kadang-kadang bulae.
Kapasitas fungsi paru (VEP, dll)
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan PPOK eksaserbasi akut 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis Asma bronkiale
bandingnya secara lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 11. Menyampaikan hasil pemeriksaan dan diagnosis kepada pasien, bahwa 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi paru-paru tidak bisa megembang secara maksimal lagi
dengan menerapkan salah satu 12. Menyampaikan penjelasan mengenai rencana pengobatan kepada keluarga
prinsip berikut: pasien, agar pasien menyesuaikan aktivitas dengan penyakitnya.
13. Mempraktekkan cara menggunakan inhaler (bila perlu)
14. Menyampaikan komplikasi yang dapat timbul dari penyakit kepada pasien
15. Menyarankan agar pasien berhenti merokok atau menghindari asap rokok,
serta memakai masker saat bekerja.
16. Menyampaikan kepada pasien untuk datang kembali bila keluhan berlanjut
atau tidak membaik
827
Pao2 <60 mmHg atau Sat O2 <90%
Pao2 diantara 55-59 mmHg atau Sat O2 >89% disertai Kor Pulmonal,
perubahan P pulmonal, Ht>55% dan tanda-tanda gagal jantung kanan,
sleep apnea, penyakit paru lain
12. Follow up pasien, evaluasi hasil pengobatan, asupan makanan, apakah ada
komplikasi atau membaik
828
disertai buih atau tidak, apakah batuk berkurang dengan minum obat, istirahat
atau minum air hangat.
8. Apakah disertai gejala penyerta, seperti: rasa mual, muntah, demam, nyeri
kepala, sesak nafas, muntah darah, nyeri sendi, penurunan berat badan, keringat
malam hari, berak darah, BAK normal atau tidak
9. Apakah pasien memiliki riwayat batuk darah sebelumnya, riwayat
pengobatan 6 bulan, riwayat minum obat yang menyebabkan urin berwarna
merah, memiliki riwayat sakit kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit
jantung.
10. Apakah di keluarga ada yang memiliki batuk darah sebelumnya, riwayat
pengobatan 6 bulan, riwayat minum obat yang menyebabkan urin berwarna
merah, memiliki riwayat sakit kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit
jantung.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 11. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik, pasien diminta berbaring 1 3x1
tangan sebelum dan setelah di tempat tidur
pemeriksaan menggunakan 12. Cuci tangan terlebih dahulu
sarung tangan dalam melakukan 13. pemeriksaan keadaan umum, apakah pasien tampak sakit ringan, sedang,
pemeriksaan fisik sesuai berat. Apakah pasien kesadarannya composmentis, GCS EMV
masalah klinik pasien 14. Memeriksa tanda vital: tekanan darah, nadi, kecepatan nafas, suhu tubuh
15. Kulit : turgor kulit normal, tampak pucat (-)
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), edem
palpebra (-/-)
Telinga : discharge (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
Hidung : discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1 hiperemis, faring hiperemis (+)
Leher : JVP R+0 cm, deviasi trachea (-), tiroid tidak membesar,
limfadenopati (-/-), Pasteur Rondot Test (-)
Dada : bentuk normal, retraksi (-)
Jantung :
829
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial linea
midclavicula sinistra, kuat angkat (-), melebar (-), thrill (-
) pulsasi parasternal (-) pulsasi epigastrial (-), sternal lift (-
)
Perkusi : batas jantung atas : SIC II linea parasternal sinistra
batas jantung kanan : SIC V linea parasternal dextra
batas jantung kiri : SIC V 2 cm medial linea
midclavicula sinistra
Auskultasi : HR 98 x/menit, regular, BJ I-II murni, bising (-), gallop
(-)
Paru-paru :
Pulmo depan :
Inspeksi : asimetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan ≠ kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler (+) , ST : ronkhi basah halus (+/+) pada
apex paru kanan, wheezing (-/-)
Pulmo Belakang :
Inspeksi : Asimetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan ≠ kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, ST : ronkhi nasah halus (+/+) pada apex
paru kanan, wheezing (-/-)
830
Vesikuler Vesikuler,
Vesikuler, ST (-)
ST (+) RBH
Abdomen :
Inspeksi : Datar, venektasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, area traube timpani, pekak sisi (+) N, pekak alih (-
)
Palpasi : Supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Superior Inferior
831
15. Kultur dahak
832
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 9. Persilahkan pasien masuk ke dalam ruang periksa (UGD) 1 3x1
untuk menceritakan penyakitnya 10. Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
dengan pertanyaan-pertanyaan 11. Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan pasien
yang sesuai untuk mendapatkan 12. Persilahkanlah pasien dan keluarganya untuk duduk
informasi yang relevan, adekuat, 13. Tunjukan sikap empati pada pasien dan keluarganya
dan akurat 14. Tangani kegawatan terlebih dahulu sebelum melakukan anamnesis kepada
pasien
15. Jika kegawatan sudah teratasi, lakukan autoanamnesis pada pasien, jika
tidak memungkinkan lakukan alloanamnesis dengan keluarga pasien
16. Inform concent :baik bapak pada pemeriksaan kali ini saya akan
mengajukan beberapa pertanyaan , mohon bapak ceritakan saja apa yang
bapak rasakan , semua informasi yang saya dapat dari bapak akan sangat
berguna untuk mengetahui apa penyakit bapak
17. Menanyakan identitas pasien (nama, alamat, umur, pendidikan, pekerjaan,
dll)
18. Melakukan anamnesis sehubungan dengan penyakit pasien (SARS)
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : sesak nafas
Onset : mendadak
Kronologis : pasien mengeluh mendadak sesak. ±10 hari sebelum onset
pasien memiliki riwayat bepergian ke luar negeri (Cina, Hongkong,
Singapura, Ontario, Kanada), atau memiliki kontak dengan orang yang
menderita sakit serupa (cairan tubuh, dahak, kontak langsung lewat udara)
Kuantitas : sesak terus-menerus
Kualitas : mengi (-)
Faktor yang memperberat : aktivitas (-)
Faktor yang memperingan : (-)
Gejala penyerta : flu-like syndrome seperti demam tinggi (>380C), batuk,
nyeri telan, nyeri otot, badan lemas nafas pendek-pendek
Riwayat Penyakit Dahulu :
833
Riwayat asma (-), sakit jantung (-)
Riwayat pemberian antibiotik (+) tidak ada respon
Riwayat batuk lama > 2 minggu (-)
Riwayat trauma thorax
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa ada/tidak
Riwayat Sosial Ekonomi : Pekerjaan, pendapatan, tanggungan, biaya
pengobatan
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 1. Informed consent kepada keluarga pasien 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 2. Cuci tangan, pakai sarung tangan + masker
pemeriksaan menggunakan 3. Tangani kegawatan
sarung tangan dalam melakukan A : snoring, gurgling, bicara lancar/tidak bebaskan jalan nafas
pemeriksaan fisik sesuai B : RR, nafas cuping, retraksi oksigenasi
masalah klinik pasien C : TD, frek nadi, isi dan tegangan, akral, cap refill, sianosis pasang iv
line
D : GCS
E : jejas
4. Lakukan pemeriksaan fisik
Melihat keadaan umum pasien : tampak sesak
Menilai kesadaran pasien
Periksa tanda vital (TD,nadi, RR, suhu)
Pemeriksaan mata : conungtiva palpebra anemis, pupil isokor/anisokor,
reflek cahaya
Pemeriksaan telinga : discharge
Pemeriksaan hidung : nafas cuping, discharge
Pemeriksaan mulut : bibir sianosis
Pemeriksaan tenggorok : pembesaran tonsil, faring hiperemis
Pemeriksaan leher : pembesaran nnll leher, pembesaran kelenjar tiroid,
JVP, kaku kuduk
Pemeriksaan thorax:
Jantung : tanda-tanda pembesaran jantung, bising jantung
834
Paru :
I : retraksi
Pa : stem fremitus meningkat
Pe : redup
Au : suara dasar, suara tambahan : ronkhi +, wheezing -
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan ekstremitas : sianosis,akral dingin, edema
Pemeriksaan neurologis
5. Cuci tangan
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat menentukan Suspek SARS 3 3x3
dan diagnosis banding diagnosis dan diagnosis dd/ Atypical Pneumonia
bandingnya secara lengkap Reapiratory Distress Syndrome
(perlu dilakukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis)
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 4. Menjelaskan kepada pasien tentang kondisi pasien saat ini. Kegawatan pada 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi pasien sudah tertangani dan untuk penegakan diagnosis diperlukan
dengan menerapkan salah satu pemeriksaan penunjang (X-foto thorax)
prinsip berikut: 5. Menjelaskan kepada keluarga pasien berdasarkan riwayat pasien dan juga
temuan klinis, penyakit pasien mengarah ke penyakit SARS, bila hasil X-
foto thorax memberikan gambaran pneumonia maka pasien dapat dikatakan
“probable” SARS.
6. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa penyakit pasien ini harus
ditangani oleh spesialis penyakit dalam sub bagian infeksi tropis dan
pulmonologi. Dan mungkin untuk diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui penyebab penyakit berupa pemeriksaan
laboratorium (ELISA, immunofluorescence atau PCR).
7. Menjelaskan bahwa pasien perlu diisolasi di ruangan khusus.
8. Memberikan terapi pendahuluan :
Terapi yang diberikan adalah terapi suportif, seperti antipiretik,
suplementasi oksigen dan ventilasi mekanik bila diperlukan.
Terapi antibiotic tidak diberikan karena tidak efektif
9. Menyiapkan rujukan
835
10. Mengedukasi keluarga untuk melakukan pencegahan agar tidak terjangkit
penyakit serupa dengan :
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien
Gunakan masker
Hindari kontak dengan cairan tubuh pasien
Lakukan pencegahan sampai 10 hari setelah tanda dan gejala pasien
menghilang
Cegah anak untuk berangkat sekolah jika anak menunjukkan gejala
demam atau gejala pernafasan dalam waktu 10 hari setelah kontak
dengan pasien SARS
Cuci barang pribadi pasien dengan air panas dan air sabun, termasuk
peralatan makan dan pakaian
Pasien harus diisolasi di ruangan tersendiri
Tidak ada vaksin untuk penyakit SARS
836
13. Menanyakan keluhan utama sesak napas dan menggali riwayat penyakit sekarang
a. Onset dan durasi keluhan utama: sejak kapan?apakah mendadak sesak?
b. Bagaimana keadaan sebelum mengalami sesak?
c. Apakah sebelumnya pernah sesak seperti ini?
d. Sesaknya menetap atau hilang timbul?
e. Sesaknya semakin lama semakin memberat?
f. Kapan sesaknya timbul?
g. Apa ada faktor pencetus timbulnya sesak?
h. Sesaknya pada saat menarik nafas atau menghembuskan nafas?
i. Apakah ada posisi tertentu yang memperberat sesak nafasnya?
j. Apakah terdengar suara ngik saat bernapas?
k. Apakah ada nyeri di dada?
l. Apakah sering bersin ketika pagi hari?
m. Apakah ada keluhan batuk?
n. Pada saat kapan timbul batuk?
o. Batuknya kering atau berdahak?
p. Apakah telapak tangan suka berkeringat berlebihan?
q. Apakah suka merasa berdebar-debar?
r. Apakah sesak nafas disertai demam?
s. Berapa banyak bantal yang digunakan pada saat tidur?
t. Kalau sedang sesak, biasanya mengatasinya dengan cara apa?
u. Apakah ada keluhan lain yang dikeluhkan?
14. Menanyakan Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan sesak
Apakah memiliki riwayat alergi obat-obatan ? Apa memiliki riwayat alergi makanan?
Apakah sebelumnya pernah mengalami hal yang sama?
Apakah memiliki riwayat penyakit atshma?
Apakah memiliki riwayat dermatitis atopi/eksim?
Apakah memiliki riwayat rhinitis alergika?
Apakah memiliki riwayat penyakit jantung?
Apakah saat ini/pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu secara rutin?
Apa nama obat yang bapak konsumsi itu?
Apakah pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya? Karena sakit apa? Atau pernah dioperasi?
837
Apakah bapak memiliki kebiasaan merokok?
Apakah bapak rutin olahraga? Berapa kali dalam seminggu?
15. Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga apakah pernah ada yang menderita sakit serupa?
apakah orangtua keadaannya sehat?
Apakah dalam keluarga ada yang mengalami hal yang sama
Apakah dalam keluarga ada yang memiliki riwayat asthma/rhinitis alergika/dermatitis atopi
838
diagnosis dan Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
diagnosis Diagnosis Banding :
banding 4. Benda asing di salur pernafasaN
5. Sindrom aspiraasi
6. Bronkiektasis
7. Cystic fibrosis
8. Congestive Heart Failure
9. Cedera inhalasi
10. Limfadenopati
11. Infeksi RSV
12. Trakeomalasia
839
sesuai untuk mendapatkan menghadap pasien agar tercipta kontak mata yang baik. Bersikap simpatik,
informasi yang relevan, dengarkan pasien, dan biarkan pasien menceritakan riwayat penyakitnya.
adekuat, dan akurat 41. Menanyakan identitas pasien:
Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan
(Seorang laki-laki, 40 tahun, pekerjaan pengrajin kayu.
42. Menanyakan keluhan utama: (Batuk darah)
43. Menanyakan lokasi: (dada)
44. Menanyakan onset dan kronologis: (Batuk dirasakan selama 3 minggu ini,
semakin lama semakin berat. Awalnya bisa sembuh dengan obat warung,
semakin lama batuk semakin ngekel dan sesak nafas. Setiap kali batuk keluar
dahak putih kental bercampur darah segar @sekitar 1 sendok makan.
45. Menanyakan kuantitas keluhan: (Batuk ngekel dirasakan sepanjang hari, dahak
keluar bercampur darah, setiap keluar dahak sekitar 1 sendok makan)
46. Menanyakan kualitas keluhan: (Batuk ngekel disertai dahak mukoid warna putih
keruh bercampur darah segar, hingga mengganggu aktifitas sehari sekarang
pasien tidak bekerja)
47. Menanyakan faktor-faktor memperberat: (Beraktivitas, merokok)
48. Menanyakan faktor-faktor memperingan: (istirahat, minum obat batuk beli di
warung)
49. Menanyakan gejala penyerta:
Apakah ada sesak nafas
Apakah ada nyeri dada
Apakah ada badan terasa lemah
Apakah ada penurunan nafsu makan
Apakah ada penurunan berat badan
Apakah sering berkeringat malam hari
Apakah ada demam tidak tinggi
50. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
- Pasien baru pertama kali menderita sakit batuk lama seperti ini.
- Pasien tidak ada riwayat pengobatan lama,atau pengobatan yang
menyebabkan kencing berwarna merah.
- Pasien tidak memiliki riwayat asma
840
- Pasien seorang perokok sejak usia 18 tahun, sehari menghabiskan 1 bungkus
rokok.
51. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
- Keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit batuk lama seperti ini.
- Keluarga pasien tidak ada riwayat pengobatan lama,atau pengobatan yang
menyebabkan kencing berwarna merah.
- Keluarga pasien tidak memiliki riwayat asma
52. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
53. Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup wawancara
dengan membuat suatu ringkasan.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 42. Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 43. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
pemeriksaan menggunakan 44. Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin dan membuka
sarung tangan dalam baju
melakukan pemeriksaan fisik 45. Mencuci tangan
sesuai masalah klinik pasien 46. Menilai keadaan umum dan kesadaran (Kompos mentis, tampak lemah, tampak
sesak, status gizi kurang).
47. Pemeriksaaan tanda vital ( TD: 140/80mmHg, N: 92x/’, RR: 32x/’, t: 37,3oC)
48. Pemeriksaan Kepala (Apakah rambut mudah rontok/alopesia)
Pemeriksaan Wajah (Apakah didapatkan asimetri wajah)
49. Pemeriksaan Mata (Apakah ada Eksoftalmus, retraksi palpebra, konjungtivitis,
khemosis)
50. Pemeriksaan Telinga Hidung (Apakah didapatkan discharge, tanda-tanda
peradangan)
Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok (Pemeriksaan gigi geligi, bibir, lidah,
mukosa mulut, tonsil; ukuran, warna, detritus, mukosa faring
51. Pemeriksan Leher
Apakah tampak pembesaran kelenjar limfe leher
Apakah tampak pembesaran kelenjar tiroid
Apakah asimetris leher
Apakah ada perubahan warna dibanding kulit sekitar
841
Apakah tampak skar
Apakah tampak pulsasi (pada trigonum karotis)
52. Thoraks
Inspeksi:
(Simetris saat statis dan dinamis, tak tampak deformitas)
Palpasi:
(Stem fremitus kanan lebih melemah dibandingkan kiri, tidak ditemukan
krepitasi,)
Perkusi
(Redup pada lapangan paru atas kanan, redup pada lapangn paru bawah kanan
dan kiri
Auskultasi
(Suara dasar vesikuler melemah pada paru kanan, suara dasar vesikuler pada
paru kiri, suara tambahan wheezing (-), ronkhi basah kasar di kedua basal paru)
53. Abdomen
Inspeksi: (Tampak datar, tidak ada venektasi, tidak ada gambaran gerak usus)
Auskultasi (Bising usus (+) normal)
Perkusi (timpani, pekak sisi (+) normal dan pekak alih (-)
Palpasi (supel,hepar dan lien tak teraba)
54. Ekstremitas
Pemeriksaan Refleks (Refleks fisiologis lengan dan tungkai dalam batas normal,
Refleks patologis (-))
Kekuatan motorik, dan sensorik (Kekuatan motorik 5 di keempat ekstremitas,
tidak ada tremor, ukuran dan tonus otot normal, sensibilitas 4 ekstremitas dalam
batas normal)
Adakah edema (Tidak ada edema tungkai)
Perabaan akral (Tidak ada akral dingin)
Pemeriksaan cappilary refill (<2’/<2’)
Pemeriksaan kulit (Tidak ada pucat, sianosis, ikterik, kulit kering atau basah,
palmar erythema)
Pemeriksaan kuku (Tidak ada kelainan kuku)
55. Pemeriksaan penunjang
842
Lab darah: LED meningkat
Pemeriksaan mikorobiologis
- BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS
- Kultur Mycobacterium tuberculosis positif (diagnosis pasti)
Radiologis
- Foto toraks PA ± lateral (hasil bervariasi); infiltrat, pembesaran KGB
hilus/KGB paratrakeal, milier, atelektasis, efusi pleura, kalsifikasi,
bronkiektasis, kavitas, destroyed lungs
Imuno-serologis:
- Uji kulit tuberkulin (Mantoux) positif > 15mm pada orang Indonesia
yang immunokompeten
- Test PAP, ICT-TB: positif
PCR-TB dari sputum (hanya menunjang klinis)
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis: Tuberkulosis paru 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
diagnosis bandingnya secara Pneumonia
lengkap Tumor/keganasan paru
Infeksi jamur pada paru
Penyakit paru akibat kerja
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, yaitu suatu infeksi pada 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi saluran nafasnya yang dapat disebabkan oleh bakteri M.tuberculosis.
dengan menerapkan salah Menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
satu prinsip berikut: memastikan bahwa penyebab dari penyakitnya, dengan pemeriksaan dahak
Sewaktu-Pagi-Sewaktu, dan pemeriksaan foto rontgen dada.
Menjelaskan kepada pasien mengenai program terapi yang akan dilaksanakan
pada pasien, dimana pasien harus dilakukan rawat inap karena saat ini pasien
dalam keadaan sesak nafas dan sulit untuk makan atau minum. Akan diberikan
beberapa obat antara lain obat anti-tuberculosis yang harus diminum dalam
waktu lama minimal 6 bulan.
Menjelaskan kepada orangtua hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan
oleh keluarga pasien untuk mengawasi keadaan pasien seperti serta melapor
jika ada tanda-tanda sumbatan nafas.
843
Menerangkan tentang prognosis dari penyakitnya.
Menjelaskan pentingnya membuka jendela dan ventilasi lain setiap harinya
terutama pada pagi hari, untuk memperlancar sirkulasi udara dan mengurangi
kelembapan di dalam rumah.
Menjelaskan kepada pasien untuk mengurangi frekuensi merokok dan tidak
merokok jika di dalam rumah, karena akan membahayakan anggota keluarga
lain.
Menjelaskan kepada keluarga pasien, untuk menjaga asupan makanan anak
yang bergizi untuk menjaga kesehatan.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai bahaya TB apabila tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan bahaya komplikasi seperti
penyebaran ke otak, tulang, dan seluruh organ tubuh lain.
Menjelaskan kepada pasien untuk menutup mulut ketika batuk dan tidak
membuang dahak pada sembarang tempat.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Non-farmakologi: 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan - Istirahat cukup
(tindakan) informed consent yang jelas, - Stop merokok
proteksi diri (sepsis asepsis) - Hindari polusi
- Tata laksana pada penyakit komorbid
- Nutrisi
- Vitamin
2. Farmakologi:
Obat Anti Tuberkulosis/OAT (R:Rifampisin; H: Isoniazid; Z: Pirazinamid; E:
Ethambutol; S: S: Streptomisin):
Kategori 1: (2RHZE/4RH-2RHZE/4R3H3-2RHZE/6HE untuk :
- Penderita baru TB Paru, sputum BTA positif
- Penderita TB Paru, sputum BTA negatif, rontgen positif dengan kelinan
paru luas
- Penderita TB ekstra paru berat
Kategori 2: (2RHZES/1RHZE/5RHE atau 2RHZES/1RHZE/5R3H3E3
untuk :
- Penderita kambuh
844
- Penderita gagal
- Penderita after default
Kategori 3: (2 RHZ/4RH atau 2 RHZ/4 R3H3 atau 2 RHZ/6 HE untuk :
- Penderita baru TB paru, sputum BTA negatif, rontgen positif dengan
kelainan paru tak luas)
Kategori 4: (H seumur hidup atau bila mampu OAT lini kedua) untuk
- Penderita TB kronik
Terapi tambahan untuk mencegah efek samping obat:
- Vitamin B6
- Curcuma
Perilaku profesional Peserta ujian 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
845
17. Menanyakan Kronologis: sebelumnya ada riwayat lahir prematur
biasanya <32 minggu,menggunakan ventilator jangka panjang(28 hari)
saat usia bayi 2 minggu pertama
18. Menanyakan Kualitas : sesak hingga kesadaran menurun
19. Menanyakan Kuantitas : sesak terus menerus
20. Menanyakan Gejala penyerta : nafas cepat/kulit biru/nafas mengi/sesak
nafas,batuk,demam(komplikasi pneumoni),keterlambatan
perkembangan
21. Menanyakan RPD : prematur, penggunaan VTP lama
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 15. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan pada mulutnya dan mencuci 1 3x1
tangan sebelum dan setelah tangan sebelum melakukan pemeriksaan
pemeriksaan menggunakan 16. Menggunakan sarung tangan
sarung tangan dalam 17. Melakukan pemeriksaan Airway,Breathing,Circulation,Disability dan
melakukan pemeriksaan fisik melakukan penatalaksanaan
sesuai masalah klinik pasien
18. Memeriksa keadaan umum(kesadaran,sesak,sianosis) dan tanda vital
19. Memeriksa konjungtiva palpebra pucat atau tidak
20. memeriksa thorax apakah ada edem pulmo dan pembesaran jantung,nafas
kussmaul
21. Mengusulkan pemeriksaan penunjang darah X-foto thorax,BGA
846
diagnosis bandingnya secara
lengkap
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 122. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebelum memulai 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi anamnesis
dengan menerapkan salah 123. Menanyakan identitas pasien
satu prinsip berikut: 124. Memanggil pasien dengan menyebutkan namanya
125. Ramah terbuka kontak mata salam empati dan hubungan komunikasi dua
arah respon
126. Memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
127. Melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik
128. Menjelaskan kemungkinan diagnosis dan prognosis nya kepada pasien
129. Memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. mencegah kelahiran prematur 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Ventilator biasanya diperlukan untuk memberikan tekanan pada paru-paru
(tindakan) informed consent yang jelas, agar jaringan paru mengembang dan memberi oksigen tambahan. Jika bayi
proteksi diri (sepsis asepsis) sudah dapat menyesuaikan diri, maka tekanan dan konsentrasi oksigen akan
dikurangi secara bertahap. Bayi bisa saja meninggal.
3. Pada bayi yang selamat, gangguan pernafasan akan hilang perlahan. Meski
demikian, pada tahun-tahun pertama, bayi tersebut memiliki risiko tinggi
terkena pneumonia. Pencegahan Untuk mencegah terjadinya displasia
bronkopulmoner, sebaiknya alat bantu pernafasan dilepaskan secepat mungkin
atau pemakaiannya dipersingkat.
4. Displasia Bronkopulmoner dapat berbeda tergantung pada kondisi pasien dan
penyakit yang dideritanya. Pilihan pengobatan adalah:
* Antibiotikampicilin 50 mg/kg/hari dibagi 4 dosis
* Bronkolidatorsalbutamol 0,3 mg/kg/hari dibagi 3 dosis
* Diuretikfurosemid 1-2 mg/kg/kali
* Nutrisi Parenteral Total
* Terapi Oksiden
847
Perilaku profesional Peserta ujian 100. Memakai APD 1 3x1
memeperkenalkan diri dan 101. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
meminta izin secara lisan dan membahayakan pasien dan diri sendiri
melakukan poin di bawah ini 102. Memperhatikan kenyamanan pasien
lengkap sebagai berikut: 103. Melakukan tindakan sesuai prioritas
104. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
105. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau diperlukan konsultasi bila
diperlukan
848
61. Menanyakan faktor-faktor memperingan:
Apakah batuk berkurang dengan istirahat ?
Apakah sebelumnya sudah dibawa berobat ? membaik/tidak ?
62. Menanyakan gejala penyerta:
Apakah disertai pilek ? sesak ?
Apakah disertai demam ? tinggi/ngelemeng ? sejak kapan ?
Apakah disertai keringat pada malam hari ?
Apakah disertai penurunan berat badan drastis ? (10% dalam 1 bulan)
Tanda-tanda immunocompromised
Apakah ada riwayat sariawan yang tidak sembuh
Apakah ada riwayat diare lama (±1 bulan)
Apakah ada riwayat lesi putih di rongga mulut
63. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah melakukan pengobatan 6 bulan dengan pipis
merah
Apakah pasien merokok
Apakah pasien menggunakan jarum suntik secara bergantian, berganti-ganti
pasangan sexual, tato
Apakah pernah mendapatkan tranfusi
64. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga dengan riwayat pengobatan flek
Apakah pernah kontak dengan penderita batuk lama
65. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
66. Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup wawancara
dengan membuat suatu ringkasan.
830. Pemeriksaan Peserta ujian melakukan cuci 56. Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
Fisik tangan sebelum dan setelah 57. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
pemeriksaan menggunakan 58. Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin dan membuka
sarung tangan dalam baju
melakukan pemeriksaan 59. Mencuci tangan
60. Menilai keadaan umum dan kesadaran
849
fisik sesuai masalah klinik 61. Pemeriksaaan tanda vital ( TD: N, N: N, RR: ↑, t: ↑)
pasien 62. Pemeriksaan Mata (Apakah ada konjungtiva palpebra anemis)
63. Pemeriksaan Telinga Hidung (Apakah didapatkan discharge, napas cuping,
tanda-tanda peradangan)
64. Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok (Apakah ada pursed lips breathing,
sianosis, mukosa mulut stomatitis, candidiasis (gambaran papul puith difus
dan plakat putih yang bila dirobek berdarah)
65. Pemeriksan Leher
Apakah tampak pembesaran kelenjar limfe leher
Apakah ada deviasi trachea
66. Thoraks
Paru depan
Inspeksi: (bentuk dada, simetris saat statis dan dinamis, adakah deformitas,
retraksi, pelebaran sela iga)
Palpasi: (Apakah ada krepitasi, stem fremitus kanan dan kiri)
Perkusi: (Apakah sonor kedua lapangan paru dan area Kronig)
Auskultasi (suara dasar paru, suara tambahan wheezing, ronkhi)
Paru belakang
= paru depan
Perkusi : (bagaimana peranjakan paru)
67. Abdomen
Inspeksi: (Tampak datar, tidak ada venektasi, tidak ada gambaran gerak usus)
Auskultasi (Bising usus (+) normal)
Perkusi (timpani, pekak sisi (+) normal dan pekak alih (-)
Palpasi (supel,hepar dan lien tak teraba)
68. Ekstremitas
Adakah edema (Tidak ada edema tungkai)
Perabaan akral (Tidak ada akral dingin)
Pemeriksaan cappilary refill (<2’/<2’)
Pemeriksaan kulit (Tidak ada pucat, sianosis, ikterik, kulit kering atau basah,
palmar erythema)
Pemeriksaan kuku (Tidak ada kelainan kuku)
850
69. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : darah rutin (LED N/↑, limfositosis)
Foto thoraks PA dan lateral
- TB aktif :
o Bayangan berawan / nodular di segmen apical dan posterior lobus atas
paru dan segmen superior lobus bawah.
o Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular.
o Bayangan bercak milier.
o Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang).
851
- TB lama :
o Fibrotik
o Kalsifikasi
o Schwarte atau penebalan pleura
852
Pemeriksaan sputum BTA: SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) dengan
pengecatan Ziehl Nielsen
853
Komunikasi dan edukasi Peserta ujian menunjukkan 17. Menjelaskan kepada pasien bahwa saat ini pasien menderita flek paru yang 3 3x3
pasien kemampuan berkomunikasi mungkin sebagai infeksi ikutan dari HIV
dengan menerapkan salah 18. Menjelaskan kepada pasien bahwa infeksi ini disebabkan oleh kuman TB.
satu prinsip berikut: 19. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lanjutan
untuk menentukan pengobatan lanjut untuk pasien
20. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan diberikan obat untuk mengurangi
gejala-gejala yang ada
21. Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien akan dirujuk ke Spesialis Penyakit
Dalam untuk mrndapatkan terapi lanjut.
Tata laksana non farmako Peserta melakukan tindakan Waktu pemberian Regimen OAT dan ARV 5 3x5
terapi (tindakan) /pemberian terapi dengan Kondisi Rekomendasi
informed consent yang jelas, TB Paru, CD4 <200 sel/mm3, Mulai terapi OAT. Segera
proteksi diri (sepsis asepsis) atau TB ekstrapulmonal mulai terapi ARV jika
toleransi terhadap OAT telah
tercapai
TB Paru, CD4 200-350/mm3 Mulai terapi OAT. Terapi
atau hitung limfosit total ARV dimulai setelah fase
<1200 sel/mm3 intensif selesai (2 bulan).
TB Paru, CD4 >350 sel/mm3 Mulai terapi OAT.
atau hitung limfosit total Monitoring jumlah CD4.
>1200 sel/mm3 Mulai ARV sesuai indikasi
setelah terapi OAT selesai.
854
SISTEM RESPIRASI____________________________________________PENYAKIT: TONSILITIS___________________________________________
KOMPETENSI Tilikan Nilai Tertinggi bila Tilikan BOBOT SKOR
MAKS
Anamnesis Peserta memfasilitasi pasien 67. Membuka Wawancara 1 3x1
untuk menceritakan Memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien dan binalah
penyakitnya dengan rapport. Jelaskan pada pasien bahwa akan mencatat hasil anamnesis. Duduk
pertanyaan-pertanyaan yang menghadap pasien agar tercipta kontak mata yang baik. Bersikap simpatik,
sesuai untuk mendapatkan dengarkan pasien, dan biarkan pasien menceritakan riwayat penyakitnya.
informasi yang relevan, 68. Menanyakan identitas pasien:
adekuat, dan akurat Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan
69. Menanyakan keluhan utama: (Sakit saat menelan)
70. Menanyakan onset dan kronologis: (Sakit saat menelan sejak 3 hari yang lalu,
sudah sering seperti ini sejak 1 tahun yang lalu, biasanya hanya minum obat
warung)
71. Menanyakan kuantitas keluhan: (Sakit saat menelan terutama saat makan
makanan padat, panas dan berminyak)
72. Menanyakan kualitas keluhan: (Sakit saat menelan sehingga pasien makan
makanan lunak)
73. Menanyakan faktor-faktor memperberat: (-)
74. Menanyakan faktor-faktor memperingan: (-)
75. Menanyakan gejala penyerta:
Apakah disertai demam
Apakah bernapas melalui mulut
Apakah mendengkur saat tidur
Apakah disertai serak
Apakah disertai nyeri di telinga
76. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
(Sering seperti ini sejak 1 tahun yang lalu, biasanya hanya minum obat warung)
77. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
855
78. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
79. Menutup wawancara
Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat. Menutup wawancara
dengan membuat suatu ringkasan.
Pemeriksaan Fisik Peserta ujian melakukan cuci 70. Meminta ijin melakukan pemeriksaan 1 3x1
tangan sebelum dan setelah 71. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan melakukan informed consent
pemeriksaan menggunakan 72. Mempersilahkan pasien menempatkan diri senyaman mungkin
sarung tangan dalam 73. Mencuci tangan
melakukan pemeriksaan fisik 74. Menilai keadaan umum dan kesadaran (Baik, sadar, tampak sakit ringan)
sesuai masalah klinik pasien 75. Pemeriksaaan tanda vital (TD: N, N: N’, RR: N, t: ↑)
76. Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok (Pemeriksaan gigi geligi, bibir, lidah,
mukosa mulut, tonsil; ukuran, warna, permukaan, kripte, detritus
Tonsilitis akut : tonsil bengkak, hiperemis, permukaan licin mengkilap, kripte
(+) tertutup detritus, detritus jelas (tonsilitis folikularis), detritus membentuk
alur (tonsilitis lakunaris), atau berupa pseudomembran
Tonsilitis kronis : tonsil bengkak, hiperemis, permukaan tidak rata, kripte (+)
melebar
mukosa faring apakah didapatkan faringitis (faring hiperemis)
77. Pemeriksan Leher
Apakah tampak pembesaran kelenjar limfe leher
78. Pemeriksaan penunjang
Kultur (bila perlu)
Uji resistensi (bila perlu)
Menentukan diagnosis Peserta ujian dapat Diagnosis: Tonsilitis kronis eksaserbasi akut 3 3x3
dan diagnosis banding menentukan diagnosis dan Diagnosis banding:
diagnosis bandingnya secara - Tonsilitis difteri
lengkap - Angina plaut vincent (Stomatitis Ulseromembranosa)
Komunikasi dan Peserta ujian menunjukkan 22. Menjelaskan kepada pasien bahwa saat ini pasien menderita infeksi pada 3 3x3
edukasi pasien kemampuan berkomunikasi amandel.
dengan menerapkan salah 23. Menjelaskan kepada pasien bahwa infeksi pada amandel disebabkan oleh
satu prinsip berikut: infeksi kuman atau virus.
17.
856
24. Menjelaskan kepada pasien bahwa akan diberikan obat kepada pasien yang
diberikan yang harus diminum hingga habis.
25. Menjelaskan kepada pasien untuk istirahat cukup, minum cukup dan makan
makanan lunak.
Tata laksana non Peserta melakukan tindakan 1. Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari 5 3x5
farmako terapi /pemberian terapi dengan 2. Antipiretik : parasetamol
(tindakan) informed consent yang jelas, 3. Obat kumur yang mengandung disinfektan
proteksi diri (sepsis asepsis) 4. Roboransia : vitamin C
5. Tonsilektomi
Indikasi :
˗ Tonsilitis akut yang berulang (1 tahun serangan 3-4x)
˗ Abses peritonsil (>2x)
˗ Tonsilitis kronik
˗ Tonsil sebagai carier difteri
˗ Tumor ganas tonsil stadium dini
˗ Tumor jinak tonsil
˗ Hipertrofi yang mengganggu pernapasan atau penelanan
Perilaku profesional Peserta ujian 1.Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak 1 3x1
memeperkenalkan diri dan membahayakan pasien dan diri sendiri
meminta izin secara lisan dan 2. Memperhatikan kenyamanan pasien
melakukan poin di bawah ini 3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
lengkap sebagai berikut: 4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
857