Anda di halaman 1dari 23

PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

DASAR
MAKALAH

Oleh :

Muhammad Baikuni
Tugas yang Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk
Memperoleh Nilai Mata Kuliah Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


.................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.................................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan
.................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Perkembangan
.................................................................................................
3
1. Pengertian Perkembangan
............................................................................................
3
2. Prinsip-prinsip Perkembangan
............................................................................................
5
3. Aspek-aspek Perkembangan
............................................................................................
10
4. Fase-fase Perkembangan
............................................................................................
12
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
............................................................................................
13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
.................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori
belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori
belajar sibernetik adalah pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti
psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar penting dari hasil
belajar, namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri
adalah sistem informasi, system informasi inilah yang pada akhirnya akan
menentukan proses belajar.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar
pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa.
Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa
dapat memperoleh informasi dengan satu proses, dan siswa yang lain
juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses
belajar yang berbeda.
Sebenarnya teori belajar sibernetik tergolong teori belajar yang
relatif baru dan berkaitan erat dengan teori kognitif, terutama yang
digagas oleh beberapa tokoh, di antaranya Bruner dengan discovery
learningnya, yang beranggapan untuk mewujudkan belajar yang baik, ada

beberapa cara seperti; memiliki kepahaman terhadap konsep, arti,


ataupun hubungan, dimana kepahaman ini ditemukan melalui proses
intuitif, yang pada akhirnya peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
baru atau mampu melahirkan sebuah kesimpulan. Kemudian Jhon Dewey
dengan berfikir reflektif atau dengan istilah lain pendekatan inkuiri yaitu
suatu pendekatan problem solving dalam belajar, di mana tujuan umum
penggunaan inkuiri pada siswa adalah untuk menolong siswa
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan
dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
keingintahuan mereka. Selanjutnya Ausubel dengan model advance
organizernya, yang dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa,
yaitu memperkuat pengetahuan siswa tentang pelajajaran tertentu dan
bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan
tersebut dengan baik.1
Teori Sibernetik atau teori pengolah informasi memiliki kajian yang
lebih luas dari psikologi kognitif. Anderson mengungkapkan perbedaan
antara keduanya, yaitu psikologi kognitif adalah upaya untuk memahami
mekanisme dasar yang mengatur berpikirnya orang. Sedangkan
pengolahan informasi menitikberatkan usahanya pada pelacakan dan
pemberian urutan operasi pikiran dan hasil operasi itu. Dan karena teori ini
berdasarkan perkembangan zaman yang erat kaitannya dengan

1 Bruce Joyce, et..al, Models of Teaching, cet. 1, (Yogyakarta :


Pustaka Pelajar, 2009), h. 281

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka teori sibernetik ini


tidak bercirikan karya hanya dari satu orang tokoh saja.
Pemrosesan informasi sendiri secara sederhana dapat diartikan
suatu proses yang terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi,
memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi
tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memori dan cara
berpikir.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Pendekatan Pemrosesan Informasi ?
2. Apakah pengertian dari memori ?
3. Apakah pengertian dari keahlian ?
4. Apakah pengertian dari metakognisi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendekatan
Pemrosesan Informasi.
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari memori.
3. Untuk mengetahui apa pengertian dari keahlian.
4. Untuk mengetahui apa pengertian dari metakognisi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat Pendekatan Pemrosesan Informasi.


Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di
mana anak mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi
berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah

proses memori dan proses berpikir . Menurut pendekatan ini, anak secara
bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan
karenanya secara bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan
dan keahlian yang kompleks.2
Pada latar belakang telah disampaikan bahwa teori belajar
sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dan sangat berkaitan
dengan teori kognitif, Jika pada psikologi kognitif, proses belajar lebih
penting dari hasil belajar, namun pada teori sibernetik yang lebih penting
proses belajar adalah sistem informasi dan sistem informasi inilah yang
pada akhirnya akan menentukan proses belajar
Secara sederhana analogi sistem pemrosesan informasi aktif
yang dikemukakan oleh psikologi kognitif untuk menggambarkan
hubungan antara kognisi dengan otak adalah dengan melihat sistem kerja
komputer yang se akan-akan menjelaskan bagaimana kognisi manusia
bekerja dengan menganalogikan hardware sebagai otak fisik dan
software sebagai kognisi.
1. Pandangan Siegler
Robert Siegler mendeskripsikan tiga karakteristik dari
pendekatann pemrosesan informasi: proses berpikir, mekanisme
pengubah, dan modifikasi diri.3

2 Jhon. W Santrock,.Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S,


(Jakarta: Kencana, 2011), h. 310.
3 Ibid.

Pemikiran atau proses berpikir (thinking) adalah pemrosesan


informasi. Dalam hal ini Siegler memberikan perspektif luas tentang
apa itu berpikir. Dia menyatakan bahwa ketika anak merasakan
(perceive), melakukan penyandian (encoding), merepresentasikan,
dan menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya, mereka sedang
melakukan proses berpikir.
Pada bagian mekanisme pengubah dia juga mengungkapkan
bahwa dalam pemrosesan informasi fokus utamanya adalah pada
peran mekanisme dalam perkembangan. Dia percaya bahwa ada
empat mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam
keterampilan kognitif anak: encoding (penyandian), otomatisasi,
konstruksi strategi , dan generalisasi.4
a. Encoding
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam
memori. Aspek utama dari pemecahan problem adalah
menyandikan informasi yang relavan dan mengabaikan informasi
yang tidak relevan. Karena biasanya dibutuhkan waktu dan usaha
untuk menyusun strategi baru, anak harus melatihnya untuk
melaksanakan peyandian secara otomatis maksimalkan
efektivitasnya.
b. Otomatisitas
Istilah otomatisitas (automaticity) adalah kemampuan untuk
memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring
dengan bertambahnya usia dan pengalaman, pemrosesan

4 Ibid. h. 311

informasi menjadi makin otomatis, dan anak bisa mendeteksi


hubungan-hubungan baru antara ide dan kejadian.
c. Konstruksi Strategi
Mekanisme ketiga adalah kontruksi strategi yaitu penemuan
prosedur baru untuk memproses informasi. Anak perlu menyadikan
informasi kunci untuk suatu problem dan mengoordinasikan
informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relavan
untuk memecahkan masalah.
d. Generalisasi
Agar mendapat manfaat penuh dari strategi baru itu,
diperlukan generalisasi. Anak perlu melakukan generalisasi, atau
mengaplikasikan, strategi pada problem lain. Transfer terjadi saat
anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya
untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang
baru.
Selanjutnya pada modifikasi diri, pendekatan pemrosesan
informasi kontemporer menyatakan bahwa seperti dalam
perkembangan kognitif piaget, anak memainkan peran aktif dalam
perkembangan mereka. Mereka menggunakan pengetahuan dan
strategi yang telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada
situasi pembelajaran yang baru. Dengan cara ini, anak membangun
respons baru dan lebih canggih berdasarkan pengetahuan dan strategi
sebelumnya.
B. Memori

Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Para psikologi


pendidikan memepelajari bagaimana informasi diletakan atau disimpan
dalam memori, bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah
disediakan (encoded), dan bagaimana ia ditemukan atau diungkap
kembali untuk tujuan tertentu dikemudian hari. Memori membuat diri kita
terasa berkesinambungan. Tanpa memori, anda tidak akan mampu
menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang anda alami
sekrang. Dewasa ini, para psikolog pendidikan menyatakan bahwa adalah
penting untuk tidak memandang memori dari segi bagaimana anak
menambahkan sesutu kedalam ingatan, tetapi harus dilihat dari segi
bagaimana anak menyusun memori mereka.
1. Enconding
Dalam bahasa sehari-hari, encoding banyak kemiripan dengan
atensi dan pembelajaran. Saat murid mendengarakan guru bicara,
menonton film, mendengarkan musik, atau bicara dengan kawan, dia
sedang menyediakan informasi kedalam memori. Ada enam konsep
yang berhubungan dengan encoding, yakni atensi, pengulangan,
pemrosesan mendalam, elaborasi, mengkonstruksi citra (imaji), dan
penatann organisasi.
a. Atensi
Atensi adalah mengonsentrasikan dan memfokuskan
sumber daya mental. Salah satu keahlian penting dalam
memerhatikan adalah seleksi. Atensi bersifat selektif karena
sumber daya otak terbatas.

Kemampuan berpindah dari satu aktivitas ke aktifias yang


lain secara tepat adalah tantangan lain yang berhubungan dengan
atensi. Misalnya, belajar menulis cerita yang bagus membuuthkan
kemampuan unutk berpindah-pindah dari aktivitas mneulis huruf,
menata kalimat, menyuun paragraf, dan menyampaikan cerita
secara keseluruhan. Kamampuan meggeser atensi anak yang lebih
tua dan orang dewasa lebih baik ketimbang anak yang lebih muda
dan anak kecil.
b. Pengulangan (rehearsal)
Pengulangan (rehearsal) adalah repitisi informasi dari waktu
ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori.
Pengulangan akan bekerja dengan baik apabila murid perlu
menyandikan dan mengingat daftar item untuk periode waktu yang
singkat. Saat mereka mempertahamkan informasi untuk
jangka waktu yang panjang, seperti saat mereka belajar untuk
ujian yang akan dilakukan lebih dari seminggu lagi, maka lebih
dilakukan strategi selain pengulangan. Alasan utama kenapa cara
pengulangan tidak bisa bekerja baik untuk mempertahankan
imformasi untuk jangka panjang adalah karena pengulangan sering
kali hanya berupa mengulang-ulang informasi tanpa memberikan
makna pada informasi itu. Ketika murid mengkonstruksi memori
mereka dengan cara yang bermakna, mereka kan bisa mengingat
dengan lebih baik. Seperti yang kan kita lihat nanti, mereka juga

mengingat dengan lebih baik jika mereka memeproses materi


secara mendalam dan mengelaborasinya.
c. Perosesan mendalam
Setelah diketahui bahwa pengulangan (rehearsal) bukan
cara yang efisien untuk menyediakan informasi untuk memori
jangka panjang, memproses informasi dapat terjadi pada berbagai
level. Teori level pemrosesan, menyatakan bahwa pemrosesan
memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke dalam, dimana
pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang
lebih baik. Ciri indrawi atau fisik dari suatu stimuli akan dianalisis
terlebih dahulu pada level dangkal. Ini dialkukan dengan
mendeteksi garis, sudut, garis, dan kontur (countur) dari huruf cetak
atau frekuensi, durasi, dan kekrasan suara. Para peneliti telah
menemukan bhwa individu mengingat informasi dengan lebih baik
jika mereka memprosesnya pada level yang lebih dalam
d. Elaborasi
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan informasi dalam
penyandian. Jadi, saat pendidik menyajikan konsep demokrasi
pada peserta didik, maka mereka akan mengingatnya dengan lebih
baik jika diberikan contoh yang bagus tentang demokrasi. 5
e. Mengkonstruksi citra
Ketika kita mengkonstruksi citra dari sesuatu, kita sedang
mengelaborasi informasi. Allan Paivio percaya bahwa memori
disimpan melalui satu atau dua cara yaitu sebagai kode verbal atau

5Ibid, h.316.

kode citra/imaji dan menggunakan kode mental.6 Sebagai contoh


pada saat seseorang mengkonstruksi citra berarti ia telah
mengelaborasi informasi, seperti menghitung jumlah jendela di
rumahnya. Mungkin seseorang akan mengalami kesulitan saat
menyebutkan jumlah jendela secara keseluruhan, tetapi ia akan
mudah menjawab ketika menggunakan kode mental yaitu dalam
mengkonstruksi citra ia dapat menyebutkan jumlah jendela dengan
berjalan secara mental di seluruh bagian rumahnya.
f. Penataan
Penataan atau pengorganisasian informasi dalam kaitannya
dengan penyandian pada memori, maka hal ini akan membawa
pengaruh terhadap pemahaman, dengan kata lain, semakin baik
seorang pendidik menata informasi dalam menyajikan materi
pelajaran, maka semakin mudah peserta didik untuk memahami
dan mengingatnya dalam memori.
2. Penyimpanan
Penyimpanan memori melibatkan tiga simpanan utama, yaitu :
memori sensoris, Short Term (memori jangka pendek) dan Long Term
(memori jangka panjang).
a. Memori sensoris
Memori sensori berfungsi mempertahankan informasi dari
dunia, dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat,
tidak lebih lama ketimbang waktu murid menerima sensasi visual,
suara, dan sensasi lainnya. 7[31]
b. Memori jangka pendek (working memory)
6 Ibid, h.318.
7 Ibid, h. 320.

Memori jangka pendek adalah system memori berkapasitas


terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali
informasi itu diulang atau diproses lebih lanjut. 8 Trianto mengutip
dari Nur, menurut Miller memori jangka pendek mempunyai
kapasitas 5-9 bits informasi. 9 Lebih lanjutnya Trianto menjelaskan
bahwa untuk mempertahankan informasi pada memori jangka
pendek maka harus melakukan pengulangan dengan cara
c.

menghafal.
Memori jangka panjang
Memori jangka panjang adalah tipe memori yang
menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama
secara relative permanen. Kapasitas yang dimiliki memori ini
menurut ilmuan computer Jhon Von Neumann tidak terbatas. 10
Ketiga konsep di atas dikembangkan oleh Atkinson dan Shiffrin,

mereka mengatakan bahwa semakin lama informasi dipertahankan


dalam memori jangka pendek dengan bantuan pengulangan, semakin
besar kemungkinannya untuk masuk ke memori jangka panjang.
3. Mengambil kembali dan Melupakan
Kemudian pemrosesan informasi terakhir dalam memori adalah
pengambilan kembali dan melupakan. Ketika seseorang mengambil
informasi dari gudang data, maka ia melakukan penelusuran untuk

8Ibid.
9Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, cet.4, (Jakarta:
Kencana, 2009). h.35
10Jhon. W Santrock, op. cit., h. 322.

mencari informasi yang relevan, pengambilan informasi ini bisa


dilakukan secara otomatis, bisa juga harus memerlukan usaha.
Dalam melupakan, ada beberapa istilah yang berkaitan yaitu
cue-dependent forgetting atau kegagalan dalam mengambil kembali
informasi karena kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif, teori
interferensi yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita
kehilangan memori dari tempat penyimpanan, tetapi karena ada
informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat kembali
informasi yang kita inginkan, dan decay teory yang menyatakan bahwa
berlalunya waktu bisa membuat orang menjadi lupa.
C. Keahlian
Keahlian disini berhubungan dengan kemampuan kita untuk
mengingat informasi baru tentang subjek. Kemampuan kita untuk
mengingat informasi suatu subjek bergantung apa yang telah kita ketahui
tentangnya. Sebagai contoh, kemampuan seorang siswa untuk
menceritakan apa yang ia lihat ketika ia berada di perpustakaan sebagian
besar ditentukan oleh apa yang telah ia ketahui tentang perpustakaan,
seperti dimanakah letak buku dengan topic tertentu dan cara meminjam
buku. Apabila pengetahuannya akan perpustakaan sangat sedikit, siswa
tersebut akan memiliki lebih banyak kesulitan dalam meceritakan apa
yang ada di sana. Salah satu alasan mengapa anak mengingat lebih
sedikit ketimbang orang deawasa adalah karena mereka kurang ahli
dalam banyak bidang.
1. Keahlian dan Pembelajaran

Mempelajari perilaku dan proses pikiran para ahli bisa


memberikan kita wawasan tentang cara membimbing para siswa untuk
menjadi pelajar yang lebih efektif. Menurut National Reserch Council
(1999), mereka lebih baik dari pada pemula dalam: Cara yang anda
bisa gunakan untuk membantu siswasiswa anda mempelajari dan
mengingat ketrampilanketrampilan yang digunakan para ahli: 11
a. Mendeteksi fiturfitur dan pola informasi yang bermakna.
b. Mengakumulasi lebih banyak pengetahuan materi dan
mengukurnya dalam cara yang menunjukkan pemahaman topik.
c. Mendapatkan kembali aspek pengetahuan yang penting dengan
sedikit usaha.
d. Menyesuaikan satu pendekatan untuk situasi baru.
e. Menggunakan stratetegi yang efektik.
2. Pola Organisasi yang Bermakna
Di dalam mendeteksi fitur dan pola organisasi yang berarti ini
para ahli lebih baik dalam memperhatikan fitufitur penting dari
masalah dan konteks yang mungkin diabaikan oleh para pemula. Para
ahli juga memiliki pengingatan kembali yang lebih baik akan informasi
dalam bidang keahlian mereka. Proses chunking, yang telah kita
bahas sebelumnya, merupakan satu cara mereka mencapai
pengingatan kembali yang unggul ini.
3. Organisasi dan Kedalaman Pengetahuan
Pengetahuan para ahli diatur di sekitar idea tau konsep penting
lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan para pemula. Ini
memberi para ahli pemahaman yang jauh lebih mendalam akan
pengetahuan dibandingkan yang dimiliki para pemula. Para ahli bidang
11

http://ecep-mulyana.blogspot.co.id/2013/05/pendekatan-pemrosesan-

informasi.html.

Diakses pada tanggal 30 Juli 2016 Pkl. 20.15

tertentu biasanya memiliki jaringan informasi yang jauh lebih


terelaborasi tentang bidang tersebut dibandingkan para pemula.
Informasi yang mereka hadirkan dalam memori mempunyai lebih
banyak titik temu, lebih banyak keterkaitan, dan organisasi hierarki
yang lebih baik.
4. Pemanggilan Cepat
Pengambilan kembali informasi yang relevan dapat dilakukan
dengan banyak usaha, sedikit usaha, atau tanpa usaha sama sekali.
Para ahli mendapatkan mendapatkan kembali informasi dalam cara
yang hamper tanpa usaha dan otomatis, sementara para pemula
mengembangkan banyak usaha untuk mendapatkan kembali
informasi. Sebagai contoh, para pembaca yang sudah ahli bisa dengan
cepat menandai kata2 dari sebuah kalimat dan paragraph, namun
kemampuan para pembaca yang masih pemula untuk mengkodekan
katakata masih belum lancar, sehingga mereka harus
mengalokasikan banyak perhatian dan waktu untuk pekerjaan ini.
5. Keahlian Adaptif
Pertanyaan penting lainnya adalah apakah beberapa cara
dalam menata pengetahuan adalah lebih baik ketimbang cara lainnya
dalam rangka membantu orang lebih fleksibel dan beradaptai dengan
situasi baru. Pakar adaptif mampu untuk memahami situasi baru
secara fleksibel, tidak acara kaku atau tetap.
6. Strategi
Para ahli menggunakan strategi yang efektif dalam memahami
informasi dalam bidang keahlian mereka dan dalam mengajukannya.
Sebelumnya kita membahas mengenai strategi yang bisa digunakan

siswa untuk mengingat informasi. Adapun beberapa strategi efektif


yang bisa dikembangkan siswasiswi untuk menjadi ahli dalam
pembelajaran:
a. Menyebarkan dan mengonsolidasi pembelajaran
Proses belajar murid akan banyak tertolong apabila guru
bicara dengan mereka tentang arti penting dari review atas apa
yang telah mereka pelajari. Contohnya seperti pembelajaran yang
membutuhkan periode yang lebih lama seperti mempersiapkan
ujian nasional. Anakanak yang mepersiapkan ujian akan
mendapatkan manfaat dari distribusi pembelajaran selama periode
yang lebih lama daripada hanya pembelajaran yang tergesagesa
yang cenderung menghasilkan memori jangka pendek yang
diproses secara dangkal, bukanya secara mendalam.
b. Mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri
Strategi pengajuan pertanyaan untuk diri sendiri ini bisa
membantu anak dalam mengingat informasi. Ketika anakanak
menanyai diri mereka sendiri tentang apa yang telah mereka baca
atau tentang satu aktivitas, mereka memperluas jumlah asosiasi
informasi yang perlu mereka dapatkan kembali.
c. Mencatat dengan baik
Mencatat ini juga adalah strategi yang bagus untuk
menjadikan anak ahli dalam pembelajaran karena hal ini akan
memberikan manfaat untuk mereka. Adapun beberapa strategi
pencatatan yang bagus yaitu ringkasan, menulis garis besar, peta
konsep. Ketiga strategi pencatatan tersebut membantu anak anak
memgevaluasi ide yang paling penting untuk diingat.
d. Menggunakan sistem studi

Sistem studi yang baru dikembangkan untuk menjadikan


anak ahli dalam pembelajaran adalah PQ4R yang merupakan
singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect,
Recite dan Review.
1) Preview adalah memberitahu siswa siswi untuk secara singkat
menyurvei materi guna mendapatkan organisasi secara
keseluruhan.
2) Question berarti mendorong siswa mananyai diri mereka sendiri
tentang materi tersebut.
3) Read berarti mendorong siswa siswi untuk membaca dan
menjadi pembaca yang aktif.
4) Reflect berarti mendorong siswa siswi untuk bersikap analitis
dalam belajar.
5) Recite berarti Mendorong anak untuk membuat pertanyaan
mengenai materi tersebut.
6) Review berarti memeberitahu siswa siswi untuk membaca lagi
seluruh materi dan mengevaluasi apa yang mereka ketahui.
7. Memperoleh Keahlian
Dalam memperoleh kehlian, maka ada dua hala yang harus
menjadi perhatian, yaitu:
a. Latihan dan motivasi
Salah satu pandangan mengenai keahlian menyatakan
bahwa latihan yang disengaja adalah syarat untuk menjadi seorang
ahli atau pakar. Ini bukan hanya satu jenis latihan. Ini meliputi
latihan tugas pada level kesulitan yang tepat untuk individual,
memberikan umpan balik informasi, mengizinkan kesempatan
untuk repitisi, dan mengizinkan koreksi kesalahan. Latihan yang
panjang itu membutuhkan motivasi yang besar. Murid yang tidak

termotivasi untuk latihan berjam-jam biasanya tidak akan menjadi


pakar dalam area tertentu.
b. Bakat
Sejumlah psikolog yang mempelajari keahlian, berpendapat
bahwa keahlian bukan hanya membutuhkan latihan dan motivasi
(bloom, 1985; Shiffrin, 1996; Stenberg & Ben-Zeev, 2001), tetapi
harus ada bakat yang dibawa sejak lahir. Hereditas memang
penting, meskipun demikian bakat yang dibawa tidak akan berhasil
tanpa adanya motivasi dan latihan ekstensif. Bakat saja tidak cukup
membuat orang menjadi pakar.
D. Metakognisi
Pengetahuan metakognitif bisa dibedakan dari aktivitas
metakognitif. Pengetahuan metakognitif melibatkan pemantauan dan
refleksi pemikiran terbaru seseorang. Ini mencakup pengetahuan factual,
seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan diri sendiri dan pengetahuan
strategis, seperti bagaimana kita menggunakan prosedur tersebut dalam
menyelesaikan suatu masalah. Aktivitas metakognitif terjadi ketika para
siswa secara sadar menyesuaikan dan mengatur strategi pemikiran
mereka selama menyelesaikan permasalahan dan pemikiran yang
memiliki maksud tertentu.
1. Perubahan Developmental
Banyak studi developmental yang diklasifikasikan sebagai
metakognitif memfokuskan pada meta memori, atau pengetahuan
tentang mamori. Ini mencakup pengetahuan umum tantang memori,
seperti pengtahuan bahwa tes pengenalan lebih mudah ketimbang tes

mengingat. Ini juga mencakup pengtahuan tentang memori seseorang,


seprti kamampuan murid memonitor apakah dirinya sudah cukup
belajar untuk menghadapi ujian yang akan dilangsungkan minggu
depan. Pada usia lima atau enam tahun, anak biasnya mengetahui
bahwa item yang familiar labih mudah unutk dipelajari ketimbang item
yang kurang dikenal, bahwa daftar pendek lebih mudah ketimabnag
menginagat dan bahwa lupa lebih mungkin terjadi seiring dengan
berjalannya waktu.
2. Model Pemrosesan Informasi yang Baik
Para ahli yakin bahwa ada tiga langkah utama untuk menjadikan
kognisi anak-anak menjadi baik, yaitu:
a. Anak-anak diajari oleh orang atau guru untuk menggunakan
strategi tertentu. Semakin sering anak-anak diberikan stimulasi
intelektual baik disekolah maupun dirumah maka akan
memperbanyak strategi spesifik yang akan mereka temui dan
mereka pelajari.
b. Guru mungkin menuujukkan persamaan dan perbedaan dalam
banyak strategi dalam bidang tertentu.
c. Siswa mengenali manfaat umum dari penggunaan strategi yang
nantinya menghasilkan pengetahuan strategi umum. Mereka
berusaha menggabungkan hasil pembelajaran yang dirasa berhasil
dengan hasil pembelajaran dengan usaha yang mereka kerahkan
dalam mengevaluasi, memilih dan memantau penggunaan strategi
(pengetahuan dan aktivitas metakognitif).
3. Strategi dan Regulasi Metakognitif
Kunci dari pendidikan adalah membantu para siswa mempelajari
strategi yang kaya yang nantinya dapat menghasilkan solusi dari

sebuah masalah. Pemikir yang baik pasti tahu kapan dan dimana
harus menggunakan strategi yang dimilikinya. Mempelajari cara
menggunakan strategi dengan efektif seringkali membutuhkan waktu
yang lama. Awalnya, dibutuhkan waktu untuk menjalankan strategi
tersebut, dan dibutuhkan bimbingan serta dukungan dari para guru.
Dengan latihan, para siswa belajar untuk menjalankan strategi tersebut
dengan lebih mudah dan lebih cepat. Latihan berarti para siswa
meggunakan strategi yang efektif secara terus menerus sampai
mereka benar-benar dapat melakukannya secara otomatis. Untuk
menjalankan strategi dengan efektif mereka harus menyimpan strategi
tersebut dalam jangka panjang, dan latihan. Para pelajar juga harus
termotivasi untuk menjalankan strategi ini, jadi implikasi yang penting
untuk membantu para siswa mengembangkan strategi adalah setelah
strategi dipelajari, mereka biasanya membutuhkan lebih banyak waktu
untuk mempelajarinya sebelum dapat menggunakannya secara
efisien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di
mana anak mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi
berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah
proses memori dan proses berpikir . Menurut pendekatan ini, anak secara

bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan


karenanya secara bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan
dan keahlian yang kompleks.
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Para psikologi
pendidikan memepelajari bagaimana informasi diletakan atau disimpan
dalam memori, bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah
disediakan (encoded), dan bagaimana ia ditemukan atau diungkap
kembali untuk tujuan tertentu dikemudian hari. Memori membuat diri kita
terasa berkesinambungan. Tanpa memori, anda tidak akan mampu
menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang anda alami
sekrang.
Keahlian disini berhubungan dengan kemampuan kita untuk
mengingat informasi baru tentang subjek. Kemampuan kita untuk
mengingat informasi suatu subjek bergantung apa yang telah kita ketahui
tentangnya. Sebagai contoh, kemampuan seorang siswa untuk
menceritakan apa yang ia lihat ketika ia berada di perpustakaan sebagian
besar ditentukan oleh apa yang telah ia ketahui tentang perpustakaan,
seperti dimanakah letak buku dengan topic tertentu dan cara meminjam
buku. Apabila pengetahuannya akan perpustakaan sangat sedikit, siswa
tersebut akan memiliki lebih banyak kesulitan dalam meceritakan apa
yang ada di sana. Salah satu alasan mengapa anak mengingat lebih
sedikit ketimbang orang deawasa adalah karena mereka kurang ahli
dalam banyak bidang.
Pengetahuan metakognitif bisa dibedakan dari aktivitas
metakognitif. Pengetahuan metakognitif melibatkan pemantauan dan

refleksi pemikiran terbaru seseorang. Ini mencakup pengetahuan factual,


seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan diri sendiri dan pengetahuan
strategis, seperti bagaimana kita menggunakan prosedur tersebut dalam
menyelesaikan suatu masalah.

Daftar Pustaka
Jhon. W Santrock,.Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo. B.S,
(Jakarta: Kencana, 2011).
Joyce, Bruce, et. al, Models of Teaching, cet. 1, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2009).
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, cet.4, (Jakarta: Kencana,
2009).
http://ecep-mulyana.blogspot.co.id/2013/05/pendekatan-pemrosesan-informasi.html.

Diakses pada tanggal 30 Juli 2016 Pkl. 20.15

Anda mungkin juga menyukai