Disusun Oleh:
Ach saifi haromain (21380201047)
Alisatun nadjah (21382042053)
Iis nur hakimah (21382042096)
FAKULTAS SYARI’AH
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Maf’ullahu dan Ma’ahu”. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah BAHASA ARAB. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka
dari itu saya sangat terbuka untuk menerima kritikan dan saran dari pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya mengajarkan bahasa Arab kepada kaum muslim
adalah kewajiban kita. Sebab bahas Arab adalah bahasa Al-Qur’an, kitab
suci bagi kita semua. Walaupun bahasa Arab di Indonesia merupakan
bahasa asing, tetapi bagi kaum muslimin seharusnya tidak menjadikanya
asing di lidahnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui salah
satu hakikat bahasa Arab yaitu Maf’ul Li Ajlih (sebab-akibat pekerjaan),
karena kata sebab-akibat ini sering dipakai dalam percakapan,
pembelajaran, dan firman Allah swt.
Qoul ulama mengatakan bahwasanya ”barang siapa yang tabahhur
(menguasai secara mendetail dan mendalam layaknya lautan) terhadap
ilmu nahwu sharaf,maka orang tersebut akan mampu tabahhur dengan
ilmu lainya.”Dari sepenggal qoul ulama di atas kita dapat menyimpulkan
bahwasanya betapa pentingya kita mempelajari ilmu nahwu sharaf.karena
dengan mempelajari ilmu tersebut dan memahami secara mendalami ilmu-
ilmu yang lainya.Dengan maksud setelah kita mempelajari dan memahami
nahwu sharaf. diharapkan kita bisa mengamalkan ilmu nahwu sharaf
sebagai perantara terbukanya ilmu-ilmu yang lain.
Dalam makalah ini kami akan menyampaikan salah satu bab yang
dibahas di dalam kitab-kitab nahwu yaitu maf’ul ma’ah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dinamakan maf’ul liajlih
2. Apa yang dinamakan maf’ul ma’ah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui maf’ul liajlih
2. Untuk mengetahui maf’ul ma’ah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Maf’ul liajlih
1. Pengertian Maf’ul Li Ajlih ) ( باب المفعول من اجله
1
K.H.Moch Anwar,kitab jurumiah ilmu nahwu terjemah (2014),h.155
2
Syamsuddin Muhammad,Mutamimah al jurumiah (2015),h.254
3
Muhammmad bin Abdullah,Alfiyah ibnu malik,h.82
5
2. karena senang
Contoh:
جئت رغبةً فيك
(ji’tu rughbatan fiika)
aku datang karena senang kepadamu.
Pada contoh diatas lafal “rughbatan”=senang adalah isim masdar yg
difahami sebagai faktor bagi amil/kata kerja lafal “ji’tu”=aku datang.
secara maknanya contoh diatas berbunyi seperti ini:
جئت للرغبة فيك
(ji’tuka lir-rughbati fiika)
aku datang karena senang kepadamu.
Lafal “rughbatan” isim masdar yang menjadi maf’ul lah, juga
bersekutu dalam hal waktu dengan amil lafal “ji’tu”, karena waktu aku
senang, itulah waktu aku mendatanginya. Juga bersekutu dalam satu
subjek yaitu satu fa’il berupa dhamir mutakallim/aku.
3. karena iri/dengki
Contoh FirmanNya:
سدًا م ْن ع ْند أ َ ْنفُسهم ً َّلَ ْو يَ ُردُّونَكُ ْم م ْن بَ ْعد إي َمانكُ ْم كُف
َ ارا َح
(lau yarudduunakum mimba’di iimaanikum kuffaaron hasadan min ‘indi
anfusihim)
Agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri (al-baqoroh
:109)
Lafal “kaffaaron” menjadi hal sebagai amil, dan lafal “hasadan” sebagai
maf’ul lah.
B. Maf’ul Ma’ah
1. Definisi maf’ul ma’ah
َ ص َل الف ْع ُل ب ُم
صا َحبته َ شيْئ َح َ َّا َ ْل َم ْفعُو ُل َم َعه ُ ه َُو ا ْس ٌم َم ْنصُبٌ َوقَ َع بَ ْعدَ َوا ٍو ب َم ْعنَى َم َع ل َيد ُل
َ علَى
4
4
K.H. Moch. Anwar,” Ilmu nahwu Terjemah” Bandung, Sinar Baru ALGESINDO,2006
6
Yaitu isim yang dibaca nashab yang jatuh sesudah waw ( )واوyang
berarti; menyertai, untuk menunjukkan sesuatu hasil perbuatan dengan
menyertainya Atau redaksi lain :
Yaitu isim yang dibaca nasab yang disebutkan setelah wawu ma’iyyah
tanpa bersamaan dengan hukumnya
Contoh:
ار تُونُو َوال َج َب َل
َ سَ Tono berjalan menyertai gunung
7
maksudnya adanya isim tersebut termasuk kelebihan artinya tanpa
adanya isim terebut sebenarnya jumlah tersebut sudah bisa dipahami,
contoh:
َّ دَع الajak lah orang – orang dholim bersamaan hari – hari”
َ ظال َم َوال َي
َّام
Seperti yang kita tahu pada definisi maf’ul ma’ah di atas kita ketahui
bahwa yang membuat maf’ul ma’ah dibaca nashob adalah fi’ilnya atau
isim yang menyerupai fi’il (syibhu fi’il)
contoh:
ْس ُ “ َجا َء االَمraja datang bersamaan dengan prajurit”
َ ير َوال َجي
Akan tetapi terkadang amil maf’ul ma’ah juga dikira-kirakan. Hal itu
jika jatuh setelah “ وكيف
َ “ماistifhamiyyah.
Contoh:
ً ما أنتَ وخالدا ً وما لك وسعيدا
5
Muhammad Abdullah Bin Hasan’Tashilul masalik fi tarjamah alfiah ibnu malik”SUKABUMI
8
:Bahasan yang menjadi catatan penting adalah pada bab maf’ul ma’ah
ini, maf’ul ma’ah tidak boleh didahulukan dari amilnya. 6
Isim yang terletak setelah huruf waw mempunyai beberapa hukum, di antaranya
adalah:
Isimnya wajib dibaca nashab (berbaris fatah) apabila terletak setelah huruf
waw ma’iyah. Dan dalam hal ini apabila memenuhi 3 syarat di atas.
Contoh :
َسافر خلي ٌل والليل
َ
Isimnya wajib athaf (mengikuti baris isim yang sebelumnya) apabila
terletak setelah huruf waw athaf. Dan dalam hal ini jika tidak memenuhi
tiga syarat di atas.
Contoh :
ٌ جاء خالد ٌ وسعيد
Isimnya boleh dibaca dengan dua cara tapi lebih utama dibaca nashab
Kalimat yang jatuh setelah wawu pada poin ini ada dua kemungkinan :
6
Yahya,aly”Methode Mudah Untuk Mempelajari Bahasa Arab dan Nahwu” Yogyakarta, IAIN
Sunan Kalijaga,1402 H
9
يعجبْكَ األكل والش َب َع َ َال يَغُ َّركَ ال ِغنى والب
ِ وال.ط َر
Isimnya boleh dibaca dengan dua cara tapi lebih utama dijadikan athof
Athof lebih diutamakan dari Ma’iyyah jika memungkinkan serta efek dalam
kalam tidak membuat kegaduhan kalamnya atau maknanya.
Contoh :
ٌ وسرتُ أنا وخالد.والجيش
ُ المير
ُ سار
KOSA KATA:
Ketidakhadiran yang lama - buku yang luar biasa – suguhan - perawatan - marah -
lakukan keadilan - wajahnya menang - meminjam
10
DIALOG:
Aisyah: Sebenarnya saya sangat sibuk akhir akhir ini, ayah saya telah
membelikan saya buku yang bagus judulnya adalah "wanita nabi" oleh seorang
penulis terkenal bernama aisha abdul rahman binti al-shati
Zainab: saya telah mendengar tentang penulis ini dan tahu dia memiliki banyak
buku, tapi sayangnya, saya belum membaca apapun
Aisyah: dalam buku ini, penulis membahas kehidupan istri istri nabi saya
menyukai mereka semua, betapa hebatnya mereka! Saya menyadari dari buku ini
bahwa nabi hebat di dalam rumahnya dia juga hebat di luar rumahnya
11
Zainab: tidak heran saudaraku, karna rosulullah (saw) bisa memperlakukan
wanita dengan baik, dan dia mengatakan bahwa yang terbaik dari anda adalah
yang terbaik dari anda untuk keluarganya, dan saya adalah yang terbaik dari anda
untuk keluarga saya "kemenangan wanita hanya islam"
Zainab: saya sangat menyukai buku ini, bolehkah saya meminjamnya dari anda?
Aisyah: tentu saja, anda bisa meminjamnya, tunggu sebentar, aku akan
mengambilnya untukmua
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. karena hormat
b. karena senang
c. karena iri/dengki
3. Hukum maf’ul li ajlih adalah boleh nashob
Maf’ul ma’ah ialah isim yang dibaca nasob yang jatuh sesudah
huruf wawu. Dimana huruf wawu tersebut berkedudukan sebagai wawu
ma’iyyah.
Dalam pembentukan maf’ul ma’ah mempunyai beberapa syarat sebagai
berikut:
Adanya isim yang manshub sebagai fadhlatan;
Adanya jumlah yang terdapat sebelumnya, fi’il atau isim yang semakna
dengan huruf-huruf hijaiyyah fi’il tersebut;
Adanya al-wawu yang mendahului isim tersebut jelas nasnya sebagai wawu
al-ma’iyyah.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin karena
kami yakin makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga kami mengharap
masukan, kritik, dan saran dari pembicaraan kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
Syarif Ibrahin ,Alqadrie, .Konflik Etnis di Ambon dan Sambas, Suatu Tinjauan
Sosiologis,1999
widagdho DJoko, ilmu social budaya dasar,Jakarta:PT Budi aksara, 2008.
Setiadi M elly, ilmu social budaya, dasar, Jakarta:kencana prenada media, 2006
14