Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MAF’ULLAHU DAN MA’AHU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab

Yang Diampu Ibu Nihayatur Rahmah, M.PD.I

Disusun Oleh:
Ach saifi haromain (21380201047)
Alisatun nadjah (21382042053)
Iis nur hakimah (21382042096)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI MADURA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Maf’ullahu dan Ma’ahu”. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah BAHASA ARAB. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka
dari itu saya sangat terbuka untuk menerima kritikan dan saran dari pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.

Pamekasan, 15 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................4
A. Latar Belakang .....................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................5
A. Maf’ul liajlih ........................................................................................5
B. Maf’ul ma’ah .......................................................................................6
BAB III PENUTUP .........................................................................................11
A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran ....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesungguhnya mengajarkan bahasa Arab kepada kaum muslim
adalah kewajiban kita. Sebab bahas Arab adalah bahasa Al-Qur’an, kitab
suci bagi kita semua. Walaupun bahasa Arab di Indonesia merupakan
bahasa asing, tetapi bagi kaum muslimin seharusnya tidak menjadikanya
asing di lidahnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui salah
satu hakikat bahasa Arab yaitu Maf’ul Li Ajlih (sebab-akibat pekerjaan),
karena kata sebab-akibat ini sering dipakai dalam percakapan,
pembelajaran, dan firman Allah swt.
Qoul ulama mengatakan bahwasanya ”barang siapa yang tabahhur
(menguasai secara mendetail dan mendalam layaknya lautan) terhadap
ilmu nahwu sharaf,maka orang tersebut akan mampu tabahhur dengan
ilmu lainya.”Dari sepenggal qoul ulama di atas kita dapat menyimpulkan
bahwasanya betapa pentingya kita mempelajari ilmu nahwu sharaf.karena
dengan mempelajari ilmu tersebut dan memahami secara mendalami ilmu-
ilmu yang lainya.Dengan maksud setelah kita mempelajari dan memahami
nahwu sharaf. diharapkan kita bisa mengamalkan ilmu nahwu sharaf
sebagai perantara terbukanya ilmu-ilmu yang lain.
Dalam makalah ini kami akan menyampaikan salah satu bab yang
dibahas di dalam kitab-kitab nahwu yaitu maf’ul ma’ah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dinamakan maf’ul liajlih
2. Apa yang dinamakan maf’ul ma’ah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui maf’ul liajlih
2. Untuk mengetahui maf’ul ma’ah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Maf’ul liajlih
1. Pengertian Maf’ul Li Ajlih ) ‫( باب المفعول من اجله‬

‫بو‬ َ ‫ب الَّذِى يُذْ َك ُر بَيَا ًنا ِل‬


ِ َ‫سب‬ ُ ‫اال ْس ُم ال َم ْن‬
ُ ‫ص ْو‬ َ ‫قُ ْوعِ ال ِف ْع ِل‬
ِ ‫ُُوه َُو‬
Isim mansub yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi penyebab
terjadinya fi’il (perbuatan).1
Maf’ul min ajlih dikenal dengan nama maf’ul liajlih dan maf’ul lah
maful min ajlih ialah isim mansub yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi
penyebab terjadinya fi’il(perbuatan) 2
Mafu’l lah/min ajlih yaitu masdar yang dipahami illah’yang mengikuti
amilnya (pekerjaanya) pada waktu dan pelakunya. 3
Contoh :
‫ام زَ ْيد ٌ اِجْ الَالً ِل َع ْمر‬
َ َ‫ق‬:zaid telah berdiri sebagai penghormatan bagi Amar.
Pengertian maf’ul li ajlih menurut bahasa adalah objek yang menjadi
factor Pekerjaan.
Menurut Ilmu Nahwu maf’ul li ajlih adalah isim masdar yang
menjelaskan tentang faktor/alasan dari penyebutan amil sebelumnya. dan
bersatu dalam hal waktu dan subjeknya.
2. Macam Macam Maf’ul Liajlih
1. Karena hormat
Contoh:
‫جئتك اليوم لإلكرام غدا‬
(ji’tuka alyauma lil ikroomi ghodan)
aku mendatangimu hari ini untuk penghormatan esok hari.
‫علي له‬
ِّ ‫جاء خالد إلكرام‬
(jaa’a khoolidun li ikroomi ‘aliyyun lahu)
khalid datang agar ali menghormatinya

1
K.H.Moch Anwar,kitab jurumiah ilmu nahwu terjemah (2014),h.155
2
Syamsuddin Muhammad,Mutamimah al jurumiah (2015),h.254
3
Muhammmad bin Abdullah,Alfiyah ibnu malik,h.82

5
2. karena senang
Contoh:
‫جئت رغبةً فيك‬
(ji’tu rughbatan fiika)
aku datang karena senang kepadamu.
Pada contoh diatas lafal “rughbatan”=senang adalah isim masdar yg
difahami sebagai faktor bagi amil/kata kerja lafal “ji’tu”=aku datang.
secara maknanya contoh diatas berbunyi seperti ini:
‫جئت للرغبة فيك‬
(ji’tuka lir-rughbati fiika)
aku datang karena senang kepadamu.
Lafal “rughbatan” isim masdar yang menjadi maf’ul lah, juga
bersekutu dalam hal waktu dengan amil lafal “ji’tu”, karena waktu aku
senang, itulah waktu aku mendatanginya. Juga bersekutu dalam satu
subjek yaitu satu fa’il berupa dhamir mutakallim/aku.
3. karena iri/dengki
Contoh FirmanNya:
‫سدًا م ْن ع ْند أ َ ْنفُسهم‬ ً َّ‫لَ ْو يَ ُردُّونَكُ ْم م ْن بَ ْعد إي َمانكُ ْم كُف‬
َ ‫ارا َح‬
(lau yarudduunakum mimba’di iimaanikum kuffaaron hasadan min ‘indi
anfusihim)
Agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri (al-baqoroh
:109)
Lafal “kaffaaron” menjadi hal sebagai amil, dan lafal “hasadan” sebagai
maf’ul lah.

B. Maf’ul Ma’ah
1. Definisi maf’ul ma’ah

َ ‫ص َل الف ْع ُل ب ُم‬
‫صا َحبته‬ َ ‫شيْئ َح‬ َ َّ‫ا َ ْل َم ْفعُو ُل َم َعه ُ ه َُو ا ْس ٌم َم ْنصُبٌ َوقَ َع بَ ْعدَ َوا ٍو ب َم ْعنَى َم َع ل َيد ُل‬
َ ‫علَى‬
4

4
K.H. Moch. Anwar,” Ilmu nahwu Terjemah” Bandung, Sinar Baru ALGESINDO,2006

6
Yaitu isim yang dibaca nashab yang jatuh sesudah waw ( ‫ )واو‬yang
berarti; menyertai, untuk menunjukkan sesuatu hasil perbuatan dengan
menyertainya Atau redaksi lain :

َ ‫ب ا َ ْل َمذْكُ ُر بَ ْعدَ ْالواو ال َمعيَّة م ْن‬


‫غيْر ت َ ْقر ٍن فى ال ُح ْكم‬ ُ ‫ا َ ْل َم ْفعُو ُل َمعَه ُ ه َُو اال ْسمٌ ال َم ْن‬
ُ ‫ص‬

Yaitu isim yang dibaca nasab yang disebutkan setelah wawu ma’iyyah
tanpa bersamaan dengan hukumnya

Contoh:
‫ار تُونُو َوال َج َب َل‬
َ ‫س‬َ Tono berjalan menyertai gunung

Jadi maf’ulma’ahu adalah isim yang mempunyai


kedudukan jabatannya sesudah waw ( ‫ )واو‬yang berarti;
menyertai atau serta, maka di sini kalau diartikan secara
harfiyah, kalimat tersebut di atas menjadi : Tono berjalan dan
gunung, tetapi berjalan dan gunung di sini maksudnya ialah
Tono berjalan di lereng gunung, bukan berarti Tono berjalan
bersama dengan gunung, dengan kata lain ia senantiasa
berjalan seolah –olah di sebelah gunung.

Penjelasannya: Isim yang dijadikan maf’uul ma’ah harus

َ ‫ار تُونُو َوال‬


dijadikan berharokat nashab contoh: ‫جبَل‬ َ ‫س‬َ Tono berjalan
menyertai gunung.

Lafazh ‫ َوال َج َب َل‬harus berharokat nashab fathah

2. Syarat-syarat Maf’ul Ma’ah

1. Berbentuk isim Fadhlah

7
maksudnya adanya isim tersebut termasuk kelebihan artinya tanpa
adanya isim terebut sebenarnya jumlah tersebut sudah bisa dipahami,

contoh:
َّ ‫ دَع ال‬ajak lah orang – orang dholim bersamaan hari – hari”
َ ‫ظال َم َوال َي‬
‫َّام‬

2. Sebelum Wawu Ma’iyyah ada Jumlah contoh ‫ْس‬ ُ ‫ “ َجا َء االَم‬raja


َ ‫ير َوال َجي‬
datang bersamaan dengan prajurit”

3. Wawutersebut bermakna “ Ma’ah “‫ار تُونُو َوال َجبَ َل‬


َ ‫ َس‬Tono berjalan
menyertai gunung5

3. Amil Pada Maf’ul Ma’ah

Seperti yang kita tahu pada definisi maf’ul ma’ah di atas kita ketahui
bahwa yang membuat maf’ul ma’ah dibaca nashob adalah fi’ilnya atau
isim yang menyerupai fi’il (syibhu fi’il)

contoh:
‫ْس‬ ُ ‫ “ َجا َء االَم‬raja datang bersamaan dengan prajurit”
َ ‫ير َوال َجي‬

Akan tetapi terkadang amil maf’ul ma’ah juga dikira-kirakan. Hal itu
jika jatuh setelah “ ‫وكيف‬
َ ‫ “ما‬istifhamiyyah.

Contoh:
ً ‫ما أنتَ وخالدا ً وما لك وسعيدا‬

Hal tersebut tetap menggunakan amil fi’il akan tetapi dikira-kirakan,

َ ‫ ما تَكُونُ وخالداً؟ وما َحا‬Catatan


jika ditampakkan berbunyi : َ‫ص َل لك‬

5
Muhammad Abdullah Bin Hasan’Tashilul masalik fi tarjamah alfiah ibnu malik”SUKABUMI

8
:Bahasan yang menjadi catatan penting adalah pada bab maf’ul ma’ah
ini, maf’ul ma’ah tidak boleh didahulukan dari amilnya. 6

4. Hukum-hukum Kalimat Isim Yang Jatuh Setelah Wawu

Isim yang terletak setelah huruf waw mempunyai beberapa hukum, di antaranya
adalah:

 Isimnya wajib dibaca nashab (berbaris fatah) apabila terletak setelah huruf
waw ma’iyah. Dan dalam hal ini apabila memenuhi 3 syarat di atas.

Contoh :
َ‫سافر خلي ٌل والليل‬
َ
 Isimnya wajib athaf (mengikuti baris isim yang sebelumnya) apabila
terletak setelah huruf waw athaf. Dan dalam hal ini jika tidak memenuhi
tiga syarat di atas.

Contoh :
ٌ ‫جاء خالد ٌ وسعيد‬

 Isimnya boleh dibaca dengan dua cara tapi lebih utama dibaca nashab

Kalimat yang jatuh setelah wawu pada poin ini ada dua kemungkinan :

1. Kalimat tersebut diathafkan pada dhamir rafa’ muttashil bariz, atau


mustatir dengan tanpa dipisah dengan kalimat lain,
Contoh:

ً ‫ واذهبْ وسليما‬.ً‫جئتُ وخالدا‬

2. Adanya fungsi wawu ma’iyyah itu dikehendaki oleh mutakallim,


Contoh:

6
Yahya,aly”Methode Mudah Untuk Mempelajari Bahasa Arab dan Nahwu” Yogyakarta, IAIN
Sunan Kalijaga,1402 H

9
‫يعجبْكَ األكل والش َب َع‬ َ َ‫ال يَغُ َّركَ ال ِغنى والب‬
ِ ‫ وال‬.‫ط َر‬

 Isimnya boleh dibaca dengan dua cara tapi lebih utama dijadikan athof

Athof lebih diutamakan dari Ma’iyyah jika memungkinkan serta efek dalam
kalam tidak membuat kegaduhan kalamnya atau maknanya.
Contoh :
ٌ ‫ وسرتُ أنا وخالد‬.‫والجيش‬
ُ ‫المير‬
ُ ‫سار‬

KOSA KATA:

Ketidakhadiran yang lama - buku yang luar biasa – suguhan - perawatan - marah -
lakukan keadilan - wajahnya menang - meminjam

10
DIALOG:

Zainab: kemana kamu temanku? Kenapa absen lama?

Aisyah: Sebenarnya saya sangat sibuk akhir akhir ini, ayah saya telah
membelikan saya buku yang bagus judulnya adalah "wanita nabi" oleh seorang
penulis terkenal bernama aisha abdul rahman binti al-shati

Zainab: saya telah mendengar tentang penulis ini dan tahu dia memiliki banyak
buku, tapi sayangnya, saya belum membaca apapun

Aisyah: dalam buku ini, penulis membahas kehidupan istri istri nabi saya
menyukai mereka semua, betapa hebatnya mereka! Saya menyadari dari buku ini
bahwa nabi hebat di dalam rumahnya dia juga hebat di luar rumahnya

11
Zainab: tidak heran saudaraku, karna rosulullah (saw) bisa memperlakukan
wanita dengan baik, dan dia mengatakan bahwa yang terbaik dari anda adalah
yang terbaik dari anda untuk keluarganya, dan saya adalah yang terbaik dari anda
untuk keluarga saya "kemenangan wanita hanya islam"

Aisyah: sesungguhnya hanya kamilah yang memperlakukan wanita dengan adil,


dan masa jahiliyah, seorang laki-laki biasa marah dan wajahnya menghitam jika
seorang seorang anak perempuan lahir darinya, dan allah berfirman tentang hal itu
dan jika salah seorang perempuan di antara kamu di beri kabar gembira,
perempuan wajahnya akan tetap hitam dan dia pemarah.

Zainab: saya sangat menyukai buku ini, bolehkah saya meminjamnya dari anda?

Aisyah: tentu saja, anda bisa meminjamnya, tunggu sebentar, aku akan
mengambilnya untukmua

Zainab: Sekarang, aku menunggumu.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari Pembahasan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan:

1. Maf’ul li ajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab


terjadinya perbuatan.

2. Macam-macam maf’ul li ajlih yaitu:

a. karena hormat
b. karena senang
c. karena iri/dengki
3. Hukum maf’ul li ajlih adalah boleh nashob

Maf’ul ma’ah ialah isim yang dibaca nasob yang jatuh sesudah
huruf wawu. Dimana huruf wawu tersebut berkedudukan sebagai wawu
ma’iyyah.
Dalam pembentukan maf’ul ma’ah mempunyai beberapa syarat sebagai
berikut:
Adanya isim yang manshub sebagai fadhlatan;
Adanya jumlah yang terdapat sebelumnya, fi’il atau isim yang semakna
dengan huruf-huruf hijaiyyah fi’il tersebut;
Adanya al-wawu yang mendahului isim tersebut jelas nasnya sebagai wawu
al-ma’iyyah.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin karena
kami yakin makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga kami mengharap
masukan, kritik, dan saran dari pembicaraan kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syarif Ibrahin ,Alqadrie, .Konflik Etnis di Ambon dan Sambas, Suatu Tinjauan
Sosiologis,1999
widagdho DJoko, ilmu social budaya dasar,Jakarta:PT Budi aksara, 2008.

Setiadi M elly, ilmu social budaya, dasar, Jakarta:kencana prenada media, 2006

Syekh syamsuddin Muhammad araa’ini,ilmu nahwu terjemah mutamimah


ajurumiah(Bandung:sinar baru algensindo,2015)

K.H.Moch Anwar,kitab jurumiah ilmu nahwu terjemah (2014),h.155


Muhammmad bin Abdullah,Alfiyah ibnu malik,h.82

14

Anda mungkin juga menyukai