PESERTA DIDIK
Ashaoliya (220407551015)
Multiani (220407552031)
Dosen Pengampu:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayah
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Kohlbeg
Perkembangan Moral dan Spiritual Pada Peserta Didik” yang di dalamnya berisikan
Didik.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Usman, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
sebagai dosen pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah banyak
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan masalah ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Definisi Perkembangan Moral dan Spiritual Peserta Didik ............................ 3
2.1.1Definisi Moral dan Perkembangan Moral .............................................. 3
2.1.2Definisi Spiritual dan Perkembangan Spiritual ..................................... 3
2.2 Teori-Teori dari Perkembangan Moral Spiritual Peserta Didik ..................... 4
2.2.1Teori Perkembangan Moral ..................................................................... 4
2.2.2Teori Perkembangan Spiritual ................................................................ 5
2.3 Proses Perkembangan Moral dan Spiritual pada Peserta Didik .................. 8
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral dan Spiritual Peserta Didik
............................................................................................................................. 9
2.5 Dampak Perkembangan Moral dan Spiritual terhadap Pendidikan ............ 10
2.5.1Implikasi Perkembangan Moral .............................................................. 11
2.5.2Implikasi Perkembangan Spiritual ......................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
optimal. Sebagai seorang manusia memiliki beberapa peran dan fungsi seperti
holistik yang terdiri atas aspek fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural, moral, dan
spiritual. Tiap bagian dari individu tersebut tidaklah akan mencapai kesejahteraan
Salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan yakni pendidikan,
dimana pendidikan tidak hanya dalam lingkup akademik namun juga mendidik,
dan agama bagi perserta didik. Dalam pendidikan dan pembelajaran diperlukan
dalam memahami cara belajar dan tentunya sikap maupun tingkah laku peserta
didik. Selain itu, aspek pembelajaran yang diberikan kepada para peserta didik.
yang sesuai dengan harapan bangsa yang dituliskan pada tujuan pendidikan
bangsa Indonesia.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari perkembangan moral dan spiritual peserta didik?
1
2. Apa saja teori dari perkembangan moral dan spiritual peserta didik?
3. Bagaimana proses perkembangan moral dan spiritual pada peserta didik?
4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan moral dan spiritual
pesertadidik?
ruanglingkup pendidikan?
2
1.3Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui defenisi dari perkembangan moral dan spiritual peserta didik.
2. Untuk mengetahui saja teori dari perkembangan moral dan spiritual peserta didik.
3. Untuk memahami bagaimana proses perkembangan moral dan spiritual pada
pesertadidik.
1.4Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui defenisi dari perkembangan moral dan spiritual
pesertadidik.
2. Pembaca dapat mengetahui apa saja teori dari perkembangan moral dan
spiritualpeserta didik.
pesertadidik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah moral berasal dari kata Latin “ mos” (Morsis), yang berarti adat
Tingkah laku yang bermoral merupakan tingkah laku yang sesuai dengan
nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat.
Nilainilai moral tersebut tidak sama tergantung dari faktor kebudayaan
setempat. Nilai moral merupakan sesuatu yang bukan diperoleh dari lahir
melainkan dari luar.
Spiritual berasal dari bahasa latin “ spiritus” yang berarti nafas atau udara,
spirit memberikan hidup, menjiwai seseorang. Mempunyai kepercayaan atau
keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu
4
atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama
kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga
keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan
didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan denganKetuhanan, Kekuatan
5
memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal
(hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain
dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu
suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Jadi
Penalaran prakonvensional
6
Tahap 1: punishment and obedience orientation. Pada tahap orientasi
hukuman dan kepatuhan ini pemikiran moral didasarkan pada hukuman.
Contohnya, seorang menjadi berperilaku patuh karena takut kalau-kalau
hukuman menimpa dirinya.
Tahap 2: Individualism and purpose. Pada tahap ini perkembangan moral lebih
berdasar pada hadiah dan minat pribadi anak atau remaja. Anak atau remaja
menjadi patuh karena dia berharap akan mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan setelah diamenjalankan perilaku patuh.
7
Penalaran konvensional
Tahap 4: social system morality. Pada tahap keempat ini ukuran moralitas
didasarkan pada sistem sosial yang berlaku saat itu. Artinya, kehidupan
masyrakat didasarkan pada aturan hukum yang dibuat dengan maksud
Penalaran postkonvensional
8
2.2.2Teori perkembangan spiritual.
9
orientasi holistik yang menunjukan hubungan antara individu dengan alam
semesta.
b. Tahap perkembangan spiritual sufistik
Menurut Islam, manusia yang lahir dengn jiwa yang suci (nafsi zakiya).
Namun, manusia juga lahir di dunia dengan memiliki eksistensi fisik yang
terdiri daridaging dan tulang. Keberadaan fisik manusia menimbulkan
umum pada tahap ini adalah kelembutan, kasih sayang, kreativitas dan
tindakan moral. Secara keseluruhan, orang yang berada pada tahap ini
memiliki emosi yang matang, menghargai dan dihargai orang lain.
4. Nafs Muthma’ innah ( The contended Self)
Pada tahap ini orangmerasakan kedamaian. Pergolakan pada tahap
awal telal lewat. kebutuhan dan ikatan-ikatan lama tak lagi penting.
10
Kepentingan diri mulai lenyap, membuat orang lebih dekat dengan
Tuhannya. Tingkatan ini membuat seseorang menjadi berpikiran terbuka,
bersyukur, dapat di percaya, dan penuh kasih sayang.
11
beroreantasi pada hal yang bersifat duniawi, prinsip memenuhi
kesenanagan(pleasure principle) dan menghindari rasa sakit (pain
priciple).
6. Nafs Madhiyah (The self Pleasing to God)
Mereka yang telah mencapai tahap lanjutmenyadari bahwa segala
kekuatan berasal dari Allah, dan tidak dapatvterjadi begitu saja. Mereka
tidak lagi mengalami rasa takut dan tidak lagi meminta. Mereka yang
berada dalam tahapini telah mencapai kesatuan internal.
7. Nafs Safiyah ( The Pure Self )
Mereka yang telah mencapai tahap akhir telah mengalami trandensi
diri yang seutuhnya. Tidak ada nafs yang tersisa, pada pencapaian
dengan Allah di tahap ini, ia telah menyadari kebenaran sejati, “ Tidak
ada Tuhan selain Allah” . sekarang ia menyadari tidak ada apa-apa lagi
kecuali Allah dan setiap indra manusia atau keterpisahan adalah suatu
ilusi.
4. Malaikat adalah orang yang baik hidupnya akan masuk Surga setelah
12
meninggaldan menjadi malaikat, berjubah putih.
5. Al-Qur’ an atau Alkitab. Sebuah buku yang ditulis Tuhan. Setiap kata
dalam Al-Qur’ an benar dan yang meragukan kebenarannya adalah dosa
13
ada yang berjalan secara alamiah dan ada juga yang mendapat bimbingan dari
para rasul Allah SWT, sehingga fitrahnya itu berkembang sesuai kehendak
Allah SWT. Keyakinan bahwa manusia itu mempunyai fitrah atau kepercayaan
kepada Tuhan didasarkan pada firman Allah:
1. Surat Al-‘ araf ayat 172 yang artinya: “ dan ingatlah ketika tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘ bukankah
aku ini tuhanmu?’ mereka menjawab: ‘ betul (engkau tuhan kami). Kami
menjadi saksi (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat tidak
mengatakan, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengahterhadap ini
(keesaan tuhan).
dengan lurus kepada agama allah, (tetaplah atas) fitrah allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. Ituah agam lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
14
Setiap aspek perkembangan peserta didik memiliki tahapan atau proses hingga mencapai
suatu tahapan atau tingkatan yang matang. Perkembangan moral pada peserta didik dapat
berlangsung melaluibeberapa cara yaitu,
1. Pendidikan langsung, melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar
dan salah, ataubaik dan buruk oleh orangtua, guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu,
yang paling penting dalam pendidikan moral ini, adalah keteladanan dari orangtua, guru atau
orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai-nilai moral.
15
2. Identifikasi, dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku
moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, artis atau orang dewasa
lainnya).
3. Proses coba-coba (trial & error), dengan cara mengembangkan tingkah laku moral
secara coba-coba. Jika tingkah laku tersebut mendatangkan pujian atau penghargaan maka
akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan
maka akan dihentikan.
Didik
Berbagai aspek perkembangan pada peserta didik dipengaruhi oleh interaksi atau
gabungan dari pengruh internal dan faktor eksternal. Begitu pula dengan perkembangan moral
dan spiritual dari peserta didik. Meskipun kedua aspek perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal yang hampir sama tetapi kadar atau bentuk pengaruhnya
berbeda.
Pada perkembangan moral peserta didik faktor internal meliputi faktor genetis atau
pengaruh sifat- sifat bawaan yang ada pada diri peserta didik. Selanjutnya sifat-sifat yang
Meskipun faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup besar pada perkembangan moral
peserta didik, peserta didik tetap mampu menentukan hal-hal atau nilai-nilai yang akan dianut
atau digunakan sebagai pembentuk jati diri. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh
pengetahuan peserta didik akan nilai-nilai moral yang tenyunya pertama kali akan dilihat dari
sosok atau jati diri orang tua. Meskipun terkadang orang tua tidak secara formal memberikan
nilai-nilai moral tersebut, peserta didik tetap mampu menginternalisasi atau memasukkan nilai-
16
nilai tersebut ke dalam jati dirinya yang diwujudkandengan sikap dan tingkah laku peserta
didik. Oleh karena itu, para sosiolog beranggapan bahwa masyarakat sendiri mempunyai
peran penting dalam pembentukan moral. Dimana dalam usaha membentuk tingkah laku
sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya
diantaranya yaitu:
17
3. Lingkungan meliputi segala segala unsur lingkungan sosial yang berpengaruh, yang
tampaknya sangat penting adalah unsur lingkungan berbentuk manusia yang langsung
dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu.
5. Interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan
menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam
pergaulan dengan orang lain.
Perkembangan spiritual juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal pula. Faktor
internal padaperkembangan spiritual juga berupa faktor keturunan yaitu berupa pembawaan
dimana faktor ini merupakan karakteristik dari orang itu sendiri, dasar pemikiran dari individu
berdasarkan kepercayaan dan budaya yang dimilikinya. Faktor eksternal dapat berupa
keluarga yang sangat menentukan pula dalam perkembangan spiritual anak karena orang tua
memiliki peran yang sangat penting sebagai pendidik atau penentu keyakinan yang mendasari
anak. Kemudian pendidikan keagamaan yang diterapkan di sekolah juga dapat menjadi faktor
penentu perkembangan spiritual anak, karena dengan adanya pendidikan anak akan mulai
berpikir secara logika dan menentukan apa yang baik dan tidak bagi dirinya dan kelak akan
menjadi karakter dari peserta didik. Selain itu, adanya budaya yang berkembang di masyarakat
akan mempengaruhi perkembangan spiritual peserta didik pula. Baik perkembangan yang
menuju arah yang baik (positif) atau menuju ke arah yang buruk (negatif), itu semua
tergantung pada bagaimana cara anak berinteraksi dengan masyarakat tersebut.
berbagai media dan sumber belajar sehingga memungkinkan anak terlibat secara penuh
dengan menggunakan berbagai proses perkembangannya.
Purwanto (2006) berpendapat bahwa moral bukan hanya memiliki arti bertingkah laku
sopan santun, bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti kepada orang tua saja, melainkan
lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur, bertindak konsekuen, bertanggung jawab, cinta
bangsa dan sesama manusia, mengabdi kepada rakyat dan negara, berkemauan keras,
berperasaan halus, dan sebagainya, termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan
dan ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak. Adapun perkembangan moral menurut
Santrock yaitu perkembangan yang berkaitan dengan aturan mengenai hal yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, salah satunya melalui
pendidikan langsung. Pendidikan langsung yaitu melalui penanaman pengertian tentang
tingkah laku yang benar-salah atau baik-buruk oleh orang tua dan gurunya. Selanjutnya pada
usia sekolah dasar anak sudah dapat mengikuti tuntutan dari orang tua atau lingkungan
sosialnya. Pada akhir usia ini, anak dapat memahami alasan yang mendasari suatu bentuk
perilaku dengan konsep baik-buruk. Misalnya, dia memandang bahwa perbuatan nakal,
berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu hal yang buruk. Sedangkan
perbuatan jujur, adil, dan sikap hormat kepada orang tua merupakan suatu hal yang baik.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan juga menjadi sarana yang kondusif bagi
pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat
berfungsi sebagai kawasan yang sejuk untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam
pengembangan moral dan segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di
kelas hendaknya dihubungkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas. Dengan demikian,
19
pembinaan perkembangan moral peserta didik sangat penting karena percuma saja jika
mendidik anak-anak hanya untuk menjadi orang yang berilmu pengetahuan, tetapi jiwa dan
wataknya tidak dibangun dan dibina.
Zohar dan Marshall pertama kali meneliti secara ilmiah tentang kecerdasan spiritual, yaitu
kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yang
menempatkanperilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.
untuk mengenal penciptanya, yang membedakan antara manusia dengan binatang. Fitrah ini
berkaitan dengan aspek spiritual.
20
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
1. Moral merupakan tingkah laku manusia yang berdasarkan atas baik-buruk dengan
landasan nilai
dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Spiritual merupakan kepercayaan peserta didik
terhadap suatu keyakinan yang didasarkan pada adat istiadat maupun ketuhanan.
2. Teori perkembangan moral menurut Kohlberg terdapat tiga tingkatan yaitu penalaran
3.2Saran
Karakteristik perkembangan moral dan religi pada peserta didik sangat penting diterap dalam
lingkuppendidikan mengingat perkembangan zaman dan moderenisasi yang membuat moral
generasi muda semakin terperosok. Sebagai tenaga pendidik atau guru tidak hanya
memberikan pendidikan dalam bidang akademis saja namun juga mendidik dalam
membentuk kepribadian anak. Maka dari itu diperlukan metode mengajar yang tidak monoton.
21
DAFTAR PUSTAKA
Cipta
Pengurus Besar Asosisi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). 2010. Jurnal
Bimbingan danKonseling ISSN 1411-5026. Bandung: AKBIN
Ali, Mohammad., dkk. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik . Jakarta: PT.
BumiAksara.
22