Disusun Oleh:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, petunjuk serta karuniaNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan dalam bentuk makalah yang berjudul Perkembangan
Moral dan Spiritual.Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik.Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan perbaikan untuk tulisan-tulisan
yang akan datang.Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami telah banyak mendapat bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun ingin mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah, Ibu Siti Raihan yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini, juga
pada rekan-rekan kelompok 10 atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan. Kami berharap
semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya serta untuk menambah
pembendaharaan pengetahuan dalam memahami perkembangan pada peserta didik.Semoga bantuan,
dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dalam penyusunan laporan ini mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Peserta didik merupakan aset utama dalam misi memajukan bangsa. Mereka perlu didik dengan benar
supaya tidak menjadi generasi penerus yang salah kaprah. Pendidikan yang diberikan tidak hanya dalam
lingkup akademik namun mendidik disini dimaksudkan untuk membentuk kepribadian yang sesuai
dengan norma hukum dan agama. Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), Bab II Pasal 4, dijelaskan bahwa: ”Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan bangsa”1. Ini merupakan salah satu dasar dan tujuan dari pendidikan nasional yang seharusnya
menjadi acuan bangsa Indonesia. Dipasal tersebut juga membahas tentang tujuan pendidikan nasional
untuk mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Maka dari itu
diperlukan pengembangan moral dan religius pada peserta didik. Ditambah lagi dengan semakin
menurunnya moral dan akhlak remaja masa kini yang ditandai dengan aksi anarkis, penggunaan
narkoba, free sex, dan pornografi sehingga urgensi pengembangan moral dan agama harus lebih
ditekankan dalam lingkup pendidikan.
Interaksi sosial awal terjadi didalam kelompok keluarga. Anak belajar dari orang tua, saudara kandung,
dan anggota keluarga lain tentang apa yang dianggap benar dan salah oleh kelompok sosial tersebut.
Disini anak memperoleh motivasi yanjg diperlukan untuk mengikuti standar perilaku yang ditetapkan
anggota keluarga.
Melalui interaksi sosial, anak tidak saja mempunyai kesempatan untuk belajar kode moral, tetap mereka
juga mendapat kesempatan untuk belajar bagaimana orang lain mengevaluasi perilaku mereka. Karena
pengaruh yang kuat dari kelompok sosial pada perkembangan moral anak, penting sekali jika kelompok
sosial, tempat anak mengidentifikasikan dirinya mempunyai standar moral yang sesuai dengan
kelompok sosial yang lebih besar dalam masyarakat.
BAB III
ANALISIS
3.1 Analisis Teoretis
Usia transisi yang dialami remaja cenderung membawa dampak psikologis disamping membawa dampak
fisiologis, dimana perilaku mereka cenderung berfikir pendek dan ingin cepa dalam memecahkan
berbagai permasalahan kehidupan. Namun, tidak sedikit jalan yang ditempuh adalah jawan yang sesat
dan mengandung risiko. Karena proses berfikir seperti itu, remaja tidak mampu lagi membedakan hal
baik dan hal buruk untuk dijadikan acuan prilaku yang sesuai dengan perintah dan larangan agama yang
dianutnya. Selain itu remaja cenderung menutupi eksistensi kehidupannya dengan mengabaikan ajaran
agama yang dianutnya dan nilai normatif yang ditanamkan pada dirinya dalam menyelesaikan
persoalan.
Dengan kondisi prilaku remaja tersebut, seringkali mereka mengalami kegagalan dalam menjalani
pemulihan dan tidak mampu lagi membankitkan kesadaran spiritual. Sesungguhnya, kesadaran dan
kekuatan spiritual akan diperoleh jika remaja mendekatkan dirinya dengan ketaatan dan amaliyah
ibadah kepada Tuhannya ketika dihadapkan pada berbagai persoalan hidupnya.
Hubungan spiritual manusia dengan Rabbnya ketika beribadah akan memunculkan kekuatan spiritualnya
berupa limpahan Illahiah atau ketikan spiritual berupa al-hikmah. Tekadnya bertambah kuat,
kemauannya semakin keras, dan semangatnya kian meningkat sehinga ia pun lebih memiliki kesiapan
untuk menerima ilmu pengetahuan atau hikmah (Najati, 2005:456)
Hikmah merupakan karunia Allah berupa pemahaman ma’rifat Allah. Hikmah dapat menambah
kemuliaan atau mengangkat (derajat) manusia sebagai hamba-Nya. Pemiiknya akan mencerminkan ciri-
ciri para Nabi yang ada pada mereka. Hikmah yang milikinya akan menuntun dirinya kepada
kemaslahatan yang tepat dalam melaksanakan semua aktivitas dan perbuatan sehari-hari sehingga
mampu mencegah dan menjaga diri dari akhlak-akhlak yang tidak diridhoi-Nya. Karena itu hikmah tidak
dianugerahkan kedapa setiap orang, akan tetapi terlahir dari sejumlah faktor dan sebab yang
merupakan fadhilah dan nikmat dari Allah.
Faktor meraih hikmah ialah, meliputi :
a. Berdasarkan ilmu syariat;
b. Ikhlas;
c. Syukur dan sabar; dan
d. Berdoa dan tawakal
Sedangkan faktor penghalang ibadah meliputi :
a. Hawa nafsu;
b. Kebodohan;
c. Kesombongan; dan
d. Keras dan kasar (Nashir, 1995:19)
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
Perkembangan religius remaja tergantung bagaimana dan apa yang diperolehnya sejak masa anak-anak.
Umumnya, apabila pendidikan agama yang diberikan kuat maka perkembangan religius remaja akan
menjadi positif dan boleh jadi semakin kuat. Begitu pula sebaliknya, apabila terdapat banyak kerancuan
pemahaman terhadap keagamaan, maka perkembangan religius remaja tersebut akan terganggu. Pada
masa remaja, keagamaan sama pentingnya dengan moral.
4.2. Rekomendasi
Karakteristik perkembangan moral dan religi pada peserta didik sangat penting diterap dalam lingkup
pendidikan mengingat perkembangan zaman dan moderenisasi yang membuat moral generasi muda
semakin terperosok. Oleh karena itu kami memberikan rekomendasi untuk beberapa pihak terkait
masalah ini.
4.2.1 Untuk Dosen atau Guru
Guru berperan tidak hanya memberikan pendidikan dalam bidang akademis saja namun juga mendidik
dalam membentuk kepribadian anak. Maka dari itu diperlukan metode mengajar yang tidak monoton.
Perlu adanya dorongan motivasi pada anak juga paparan mengenai tindakan-tindakan yang baik dalam
bentuk cerita. Menghukum anak terlalu berat pun berpotensi anak semakin tidak suka pada mata
pelajaran yang diajarkan bahkan pada sosok guru tersebut.
4.2.2 Untuk Orang tua
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan moral dan spiritual anak. Untuk itu perlu
diciptakan kehidupan keluarga yang harmonis mengingat anak akan selalu merekam apa yang terjadi
dalam keluarganya. Disini peran orang tua sangat dibutuhkan karena tingkah laku orang tua merupakan
cerminan dari prilaku anaknya kelak. Untuk membangun moral anak, maka orang tua harus selalu
memberikan perhatian dan dukungan untuk anaknya namun juga harus bias bersikap tegas dalam
menangani permasalahan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
ISSN 1411-5026.(2010).Jurnal Bimbingan dan Konseling. Pengurus Besar Asosisi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN):Bandung
Syamsuddin, Abin.2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya
Yusuf, Syamsu.2011.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Rajawali Pers
http://newijayanto.blogspot.com/2011/12/karakteristik-perkembangan-moralitas.html