Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bagi bangsa Indonesia, agama merupakan sesuatu yang urgen dan


menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Dari perspektif historis,
masyarakat Nusantara dari dahulu dikenal oleh masyarakat internasional
sebagai masyarakat religious. Dengan demikian, sekalipun bukan Negara
Agama, Indonesia meletakkan agama sebagai sesuatu yang sangat penting.
Bahkan, sila pertama Pancasila sebagai dasar negara berbunyi : Ketuhanan
Yang Maha Esa. Dari pemahaman di atas, dapat dipahami bahwa Negara
Indonesia dibangun di atas pondasi religiusitas masyarakatnya.

Menyadari pentingnya posisi agama dalam kehidupan bangsa


Indonesia, maka dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkan mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.

Dari amanat perundang-undangan sebagaimana di atas, maka


pendidikan agama menempati posisi penting dalam konfigurasi sistem
kurikulum nasional. Matapelajaran agama wajib diberikan kepada peserta
didik, dari jenjang Taman kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT),
baik untuk jenjang pendidikan madrasah maupun sekolah. Meskipun
demikian, tampaknya pendidikan agama sejauh ini hasilnya masih jauh dari
harapan. Pendidikan Agama masih belum mampu mengangkat moralitas
bangsa. Bahkan, ajaran agama yang mestinya menjadi dorongan dan semangat
untuk beretos kerja yang tinggi dan berprilaku tertib serta disiplin, ternyata
belum sepenuhnya mampu menjawab persoalan tersebut.

1
Kondisi yang demikian tentunya menjadi dorongan sekaligus
tantangan khususnya bagi guru rumpun/matapelajaran agama untuk selalu
membenahi diri dan meningkatkan kompetensinya agar mampu menanamkan
nilai-nilai ajaran agama secara efektif kepada peserta didiknya. Mengingat
mengajar agama kepada anak mempunyai karakteristik dan tingkat kesulitan
yang berbeda dengan matapelajaran lainnya, maka guru perlu memahami
strategi pembelajaran dengan menyesuaikan dengan karakteristik rumpun
matapelajaran atau materinya. Di sisi lain, orientasi pendidikan agama bukan
saja menekankan pada tingkat kecerdasan (IQ) anak semata, namun yang lebih
penting adalah menanamkan aspek-aspek kecerdasan spiritual (SQ) dan
kecerdasan emosional (EQ) anak secara simultan. Oleh karena itu, guru agama
harus mampu merumuskan model pembelajaran yang efektif sehingga mampu
mengembangkan kecerdasan anak secara jamak.

Pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian


integral dari pendidikan Agama, memang bukan satu – satunya faktor yang
menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi
secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan nila-nilai
keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakul karimah dalam kehidupan sehari
– hari. Mata pelajaran PAI dicantumkan dalam struktur kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) madrasah tsanawiyah (MTs/SMP) yang
penggunaannya ditetapkan berdasarkan Permen Nomor 24 Tahun 2006.

Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam


menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengiamani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari – hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Dalam kehidupan masyarakat
yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada
peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling
menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan
kesatuan dan persatuan bangsa.

2
Mata pelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam Akhlaknya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat
kualitas keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah Swt, serta beraklak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah berfungsi untuk : (a)


Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagian
hidup di dunia dan akhirat ; (b) Penegukahan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah Swt, serta pengembangan aklak mulia peserta didik seoptimal mungkin,
melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga;
(c) Penyesuaian menytal dan diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
social dengan bekal Aqidah Akhlak; (d) Perbaikan masalah – masalah,
kelemahan – kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemgamalan ajaran
agama Islam dalam kehidupan sehari – hari; (e) Pencegahan peserta didik dari
hal – hak negatif dari lingkunganya atau dari budaya asing yang idhadapinya
sehari – hari; (f) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan
Akhlak, serta sistem fungsionalnya; (g) Pembekalan peserta didik untuk
mendalami Aqidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah berisi bahan


pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar peserta
didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan
dan pembiasan beraklak islam secara sederhana, untuk dapat dijadikan
landasan perilaku dalam kehidupan sehari – hari serta sebagai bekal untuk
jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak
meliputi :

Aspek Keimanan

Aspek keimanan ini meliputi sub – sub aspek : Memahami sifat-sifat


wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah SWT, Meyakini adanya malaikat-malaikat

3
Allah SWT, Meyakini adanya makhluk ghaib selain malaikat, Meningkatkan
keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT; Meningkatkan keimanan kepada
Rasul-rasul Allah; Memahami mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya;
Meyakini adanya hari akhir dan alam ghaib yang berhubungan dengan hari
akhir; Meyakini adanya Qadha dan Qadar;

Aspek Akhlak

Aspek Akhlak yang meliputi : Menerapkan akhlak terpuji kepada Allah


dan menghindari akhlak tercela kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari;
Menerapkan perilaku terpuji pada diri sendiri; Menghindari perilaku tercela
pada diri sendiri; Memahami akhlak terpuji terhadap lingkungan social;
Menghindari akhlak tercela terhadap sesama manusia; Membiasakan
berakhlak terpuji terhadap lingkungan flora dan fauna; Menghindari akhlak
tercela terhadap lingkungan flora dan fauna.

Aspek Kisah Keteladanan

Aspek kisah keteladanan yang meliputi : Memahami perilaku kehidupan


Nabi Muhammad SAW; Meneladani sifat dan perilaku kehidupan sahabat;
Memahami sifat dan perilaku Rasul dan sahabat; Memahami sifat-sifat Rasul
Ulul Azmi.

Modul pendalaman materi Aqidah Akhlak ini terdiri atas berbagai topik
yang disesuaikan dengan ruang lingkup, standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang terdapat dalam Standar Isi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Modul yang sedang anda baca sekarang ini, mengurai tentang sifat-sifat wajib,
mustahil dan jaiz bagi Allah. Modul ini secara spesifik membahas Standar
Kompetensi : "Meneladani sifat dan perilaku kehidupan sahabat” yang
dijabarkan dalam Kompetensi Dasar : Menunjukkan sifat dan perilaku baik
dari kehidupan sahabat Bilal bin Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat
Umar bin Khattab dan Menjelaskan nilai-nilai yang patut diteladani dari
sabahat Bilal bin Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat Umar bin Khattab.

4
B. DESKRIPSI SINGKAT

Sahabat adalah orang-orang yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad


saw. Hampir setiap hari, mereka bergaul dan mendukung dakwah yang
dilakukan oleh Nabi. Keberhasilan dakwah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad untuk menyebarkan ajaran Islam, tentunya tidak bisa dipisahkan
dari jasa para sahabat. Bukan hanya sekedar mengorbankan harta benda dan
tenaga, tidak sedikit para sahabat yang juga mengorbankan nyawanya dalam
berjihad untuk menegakkan dakwah Islam bersama Rasulullah.

Untuk dapat memahami tentang prilaku dan sikap para sahabat,


sebaiknya kita mempelajari secara mendalam tentang kisah dari beberapa
sahabat Rasulullah, terutama Bilal bin Rabah, Yasir bin Ammar dan Umar bin
Khattab.

Dalam Modul ini diberikan penjelasan, berturut turut tentang kisah dan
keteladanan Bilal bin Rabah, Yasir bin Ammar dan Umar bin Khattab. Modul
ini diharapkan dapat menjadi upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan siswa yang diwujudkan dalam Akhlaknya yang terpuji dengan
belajar dari prilaku dan sikap para sahabat.

Modul ini terdiri dari 6 (enam) bab, dengan bahasan bab I


(pendahuluan), terdiri atas latar belakang, deskripsi singkat, standar
kompetensi, peta konsep, manfaat, tujuan dan petunjuk penggunaan modul.
Bab II (pembelajaran I) berisi bahasan tentang Keteladanan Sikap dan Prilaku
Sahabat Bilal bin Rabah. Bab III (pembelajaran II) berisi bahasan tentang
Keteladanan Sikap dan Prilaku Sahabat Ammar bin Yasir. Bab IV
(pembelajaran III) berisi bahasan tentang Keteladanan Sikap dan Prilaku
Sahabat Umar bin Khattab. Bab V (evaluasi) berisi bahasan maksud dan
tujuan evaluasi, materi evaluasi, soal-soal evaluasi. Bab VI (penutup) berisi
tindak lanjut, harapan serta kata penutup.

5
C. STANDAR KOMPETENSI

Standar Kompetensi : Meneladani sifat dan perilaku kehidupan sahabat:

Standar kompetensi di atas dijabarkan dalam kompetensi dasar,


sebagai berikut :

1. Menunjukkan sifat dan perilaku baik dari kehidupan sahabat Bilal bin
Rabah dan Amar bin Yasir, serta sahabat Umar bin Khattab.

2. Menjelaskan nilai-nilai yang patut diteladani dari sabahat Bilal bin Rabah
dan Amar bin Yasir, serta sahabat Umar bin Khattab.

Dari kompetensi dasar di atas, perlu dijabarkan dalam indikator-


indikator sebagai berikut :

 Mengkisahkan kembali riwayat Bilal bin Rabah.

 Menyebutkan sikap keteladanan yang diambil dari kisah Bilal bin


Rabah

 Mengkisahkan kembali riwayat Amar bin Yasir.

 Menyebutkan sikap keteladanan yang diambil dari kisah Amar bin


Yasir

 Mengkisahkan kembali riwayat Umar bin Khattab.

 Menyebutkan sikap keteladanan yang diambil dari kisah Umar bin


Khattab.

6
D. PETA KONSEP

Allah
Bilal bin Rabah
K
E
Muhammad Amar bin Yasir T
E
L
A
Sahabat Umar bin Khattab
D
A
Dan lain-lain N
A
N

UMAT MUHAMMAD
KEPRIBADIAN MUSLIM

E. MANFAAT

Modul ini bermanfaat bagi Saudara agar :

1. Menguasai dalam pengembangan indikator pencapaian berdasarkan


contoh pengembangan yang ada.

2. Menguasai materi-materi pembelajaran Aqidah Akhlak

3. Mempermudah dalam memilih materi-materi pembelajaran Aqidah


Akhlak berdasarkan contoh-contoh yang ada.

4. Menjadi bahan kajian dalam rangka peningkatan penguasaan


materi pembelajaran Aqidah Akhlak.

5. Uraian substansi materi dalam modul ini akan bermanfaat bagi


Saudara dalam merancang model pembelajaran yang efektif, agar Saudara

7
dapat memilih strategi yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum :

Setelah membaca dan mempelajari modul ini, Saudara diharapkan mampu


memahami Akhlak, terutama terkait dengan keteladanan dari sikap dan prilaku
para sahabat Nabi, dalam upaya untuk mempersiapkan siswa yang mempunyai
akhlakul karimah yang terfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Secara khusus tujuan pembelajaran ini adalah agar Saudara dapat :

1. Mengembangkan pemahaman tentang keteladanan sikap dan prilaku


sahabat.

2. Mengembangkan ketrampilan untuk mendapatkan informasi terkait dengan


riwayat dan keteladanan sikap dan prilaku para sahabat.

3. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam hal menerapkan


sumber belajar terkait dengan keteladanan sikap dan prilaku sahabat.

G. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Agar efektif, maka hendaknya Saudara memperhatikan petunjuk


penggunaan modul sebagai berikut :

1. Keseluruhan materi yang ada dalam modul ini hendaknya dibaca


terlebih dahulu secara seksama.

2. Bab Pendahuluan merupakan informasi yang menguraikan bagian


penting dalam modul ini, karena itu untuk memahami benar Saudara perlu
melakukan diskusi dan tanya jawab baik dengan sesama peserta diklat
maupun dengan narasumber.

8
3. Modul ini akan lebih bermakna apabila Saudara mempelajari dan
mengkaji secara berkelompok untuk memahami keseluruhan isi modul ini
baik yang terkait dengan teknis maupun teoritis.

4. Apabila ada materi-materi yang kurang dipahami, Saudara dapat


bertanya kepada narasumber yang menyampaikan materi modul ini.

5. Tugas dan latihan yang terdapat pada setiap bab harap dikerjakan
tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu.

6. Untuk menguji kemampuan terhadap penguasaan modul ini,


Saudara diharapkan juga mengerjakan soal-soal tes secara individual.

7. Apabila Saudara belum mampu menjawab sebagian besar dari soal


yang ditampilkan dalam latihan maupun tes formatif, Saudara dapat
mengulangi lagi dalam mempelajarinya agar setiap kompetensi yang
diharapkan dalam setiap babnya dapat Saudara penuhi.

9
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1
KETELADANAN SAHABAT BILAL BIN RABAH

A. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan materi tentang keteladanan Sahabat Bilal bin Rabah.

B. MATERI POKOK
Berdasarkan standar kompetensi sebagaimana disebut di atas, maka
materi pokok dari pembelajaran ini adalah :

1. Prilaku Kehidupan Sahabat Bilal bin Rabah


2. Nilai-nilai keteladanan dari sikap dan prilaku Sahabat Bilal bin
Rabah

C. URAIAN MATERI

Uraian substansi materi tentang "Keteladanan Sahabat Bilal bin Rabah",


dijabarkan dalam sub bab bahasan antara lain tentang prilaku kehidupan
sahabat Bilal bin Rabah dan nilai-nilai keteladanan dari sikap dan prilaku
sahabat Bilal bin Rabah.

Adapun uraian lebih lengkapnya tentang sub-sub bahasan diatas adalah


sebagai berikut :

10
Ilustrasi

Saiyidina Bilal bin Rabah (seorang budak berkulit hitam) adalah


salah satu dari 7 sahabat yang masuk Islam pertama (ashabihuna
al awwalun), meskipun mendapat tekanan yang hebat dari kafir
musyrik. Peristiwa masuknya Islam sahabat Bilal merupakan suatu
peristiwa yang sarat dengan ibrah bagi kaum muslim. Bagaimana
tidak? Masuknya Islam sahabat Bilal dilalui dengan berbagai
tantangan, siksaan bahkan hampir-hampir mengorbankan jiwanya.
Ia memilih terus memegang keteguhan iman walaupun harus
melawan rasa sakit dan penderitaan. Baginya, iman lebih berharga
ketimbang nyawanya.
Saiyidina Bilal adalah sebuah symbol “keteguhan iman”. Sebagai
sahabat Nabi Muhammad saw, sahabat Bilal termasuk sahabat
yang sangat setia bagi perjuangan dan dakwah Islam. Kontribusi
Bilal dalam sejarah Dakwah Islam, jelas-jelas sangat signifikan. Ia
selalu ambil bagian dalam perang perjuangan melawan kafir
musyrik bersama Nabi. Ia juga dikenal sebagai muadzin yang
hebat.

Patutlah Saiyidina Bilal bin Rabah dapat diteladani sikap dan


prilakunya, terutama dalam keteguhan imannya dan kesetiaannya
dalam mendampingi Nabi Muhammad saw.

1. Perilaku Kehidupan Sahabat Bilal bin Rabah

Bilal bin Rabah adalah seorang budak berkulit hitam. Ia,


merupakan penduduk Mekkah keturunan Habsyi. Ia adalah seorang budak
dari tokoh kafir Quraisy yang bernama Umayyah bin Khalaf. Sebagaimana
lazimnya seorang budak, Bilal bekerja keras untuk keperluan majikannya.
Siang malam tanpa henti ia harus bekerja melayani majikannya.

11
Pada saat Nabi Muhammad SAW berdakwah menyiarkan agama
tauhid (Islam) secara sembunyi-sembunyi, Bilal mendengarnya dan
membuatnya penasaran. Seperti apakah ”ajaran” yang disyiarkan oleh
Muhammad? Secara diam-diam, ia mengikuti dakwah Rasulullah. Sampai
kemudian terbuka kesadaran Bilal untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW
tersebut. Dengan cara sembunyi-sembunyi ia pun datang menemui
Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam dan menerima petunjuk-
petunjuknya.

Bilal bin Rabbah merasa tenang, karena agama yang baru itu telah
memberi semangat hidup untuk bercita-cita. Kini nuraninya telah dipenuhi
cahaya iman yang sejuk, yang akan dipertahankannya dengan pertaruhan
jiwa dan raga. Saiyidina Bilal bin Rabah sadar bahwa mengikuti dakwah
Rasulullah SAW bukan tanpa resiko. Apalagi, majikan Bilal adalah salah
seorang tokoh kafir Qurays yang cukup disegani oleh masyarakat Arab.

Masuknya Islam Bilal bin Rabbah akhirnya diketahui oleh


majikannya yaitu Umayyah bin Khalaf. Hal ini membuat Umayyah marah,
karena dianggap manjatuhkan kehormatannya. Akhirnya Umayyah
memanggil Bilal dan memerintahkan agar secepatnya untuk meninggalkan
ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut. Dengan segala cara Bilal dipaksa
untuk mau meninggalkan kepercayaan barunya tersebut. Dengan sangat
kejam ia disiksa dan dianiaya. Pada suatu hari ketika panas matahari
menyengat, Bilal dibawa ke padang pasir dalam keadaan telanjang dan
dilentangkan di atas pasir yang panas. Anak buah Umayyah mengangkat
batu besar yang ditindihkan di atas dada Bilal sampai ia tak berdaya.
Penyiksaan seperti itu diulang sampai beberapa hari lamanya hingga anak
buah Umayyah menaruh kasihan kepadanya.

Bilal bin Rabbah adalah seorang budak yang memiliki keteguhan


iman yang luar biasa. Setiap kali Bilal disuruh menyebut nama berhala
Latta dan Uzza yang menjadi sesembahan orang-orang kafir Quraisy, Bilal
selalu menjawab, “Ahad …, Ahad … (Allah Maha Esa, Allah Maha Esa)”.

12
Setelah sore, Bilal dibangunkan dan diberi tali pada lehernya,
kemudian diarak keliling Mekkah. Namun, Bilal tetap mengatakan “Ahad
…, Ahad …, Ahad …” anak buah Umayyah yang menaruh kasihan kepada
Bilal meminta agar Bilal menghormati majikannya dengan cara menyebut
Tuhan-Tuhan mereka. Akan tetapi Bilal tetap mengatakan “Ahad …, Ahad
…, Ahad …”.

‫إذلن َا قل ق قذذيِقن َ قق ققاَلوُا َقربَقبنَقق ققاَ َاللق ق قله َلثلق قق َايسق ق قتَققققاَلموُا َتققتَققنَقق ق قلزلل َقعلقييذهق ق قلم‬
‫لل قذة َالذتقق َلكينَتَقلقيم‬
‫اليقملَئذقكق قلة َقألَ َقتقققاَفلوُا َقوُلَ َ قيتقزنقلقوُا َقوُأقبَيذشق قلروُا َذبَاَ يقنَق‬
‫لتوُقعلدوُقن‬
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami
ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
(QS. Al-Fushilat : 30)

Kekejaman Umayyah dan anak buahnya terhadap Bilal


berlangsung beberapa hari. Dan pertolongan Allah swt. pun akhirnya tiba,
ujian keimanan yang sangat berat itu htelah berhasil dilalui dengan
sempurna. Dan budak hitam dari golongan rendah ini telah
mendemonstrasikan keunggulannya di hadapan mata dunia yang
terkagum-kagum akan ketabahannya.

Ketika pada siang hari yang sangat panas itu mereka kembali
menyiksa budak yang semakin lemah jasmaninya tersebut dan Bilal tetap
sabar dan tawakal, tiba-tiba datang Abu Bakar As Siddiq. Abu Bakar
berkata kepada anak buah Umayyah, ”Apakah kalian akan membunuh
orang laki-laki yang mengatakan bahwa Tuhanku Allah”. Terhadap
Umayyah, Abu Bakar berkata, ”Terimalah uang ini sebagai tebusan dan
bebaskan dia!” Uang tebusan yang diberikan Abu Bakar lebih banyak

13
daripada harga budak saat itu. Akhirnya, Umayyah melepaskan Bilal,
karena telah merasa untung dengan pemberian Abu Bakar. Sejak itu Bilal
menjadi seorang yang bebas. Bilal bukan lagi seorang budak sehingga ia
memiliki waktu dan peluang yang besar untuk mempelajari tentang agama
Islam dan menjalankan ibadah. Ia menjadi salah seorang sahabat Nabi
yang setia.

Ketika Rasulullah SAW dan kaum muslimin hijrah ke Madinah,


beliau mensyariatkan adzan sebagai panggilan untuk melakuan shalat. Dan
Rasulullah SWT menunjuk Bilal bin Rabbah sebagai mu’adzim pertama
dalam Islam.

Pada waktu kota Mekkah ditaklukkan pasukan Islam, Rasulullah


SAW segera masuk ke Ka’bah bersama Bilal. Beliau menyuruh Bilal
untuk mengumandangkan adzan. Sungguh mengharukan suasana pada saat
itu. Kebiasaan yang dilakukan masyarakat jahiliyah berhenti total secara
mendadak dan berganti suasana baru. Kaum muslimin berbisik menirukan
kalimat adzan yang dikumandangkan Bilal. Mulai saat itu tidak ada lagi
orang menyebut-nyebut nama berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubal. Pada
saat itu ada beberapa bangsawan Quraisy yang sedang duduk-duduk di
sekeliling Ka’bah, mereka tertegun melihat Tuhan-Tuhan mereka telah
dihancurkan kaum muslimin. Tuhan-Tuhan yang sebelumnya masih
disebut-sebut dan diagungkan, ternyata telah terinjak-injak oleh kaki Bilal
ketika mengumandangkan adzan. Mereka pun teringat akan Bilal yang
dahulu disiksa dan dianiaya oleh majikannya, tetapi ternyata Bilal telah
menginjak-injak Tuhan mereka yang selama ini disembah dan diagung-
agungkan. Melihat keadaan seperti itu, para sahabat Rasulullah SAW pun
menangis karena terharu. Air matanya bercucuran karena kejadian seperti
itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada masa-masa berikutnya Bilal melanjutkan hidupnya bersama


Rasulullah SAW. Ia pun berjuang dalam berbagai peperangan melawan
kaum kafir. Pada perang Badar Bilal bertemu Umayyah bekas majikannya.

14
Dan rupanya sudah takdir Allah, Umayyah orang yang pernah menyiksa
Bilal harus mati di tangan bekas budaknya sendiri yaitu Bilal bin Rabbah.

Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa setelah Rasulullah SAW


wafat, Bilal pergi dan menetap di Syiria hingga wafat. Dia dikenang dan
dihormati oleh kaum muslimin meskipun ia berasal dari warna kulit hitam,
karena Islam tidak memandang warna kulit melainkan ketaqwaan
seseorang.

Bilal bin Rabbah pulang ke Rahmatullah pada tahun 20 Hijriyah di


Syiria pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Ia meninggal sebagai
pejuang di jalan Allah. Ia patut dikenang sebagai salah satu pahlawan
Islam yang hebat, walaupun ia seorang bekas budak. Di mata Allah, tidak
ada majikan lebih tinggi derajatnya daripada budak. Di mata Allah,
taqwalah yang paling menentukan derajat seseorang. Walaupun budak,
namun karena taqwanya kepada Allah SWT, maka ia bisa menjadi orang
terhormat dan mendapatkan tempat di hadapan Allah. Sebaliknya,
”majikan” atau bahkan ”presiden” sekalipun, namun jika ia kafir, kufur
dan tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah, yakinlah mereka adalah
orang-orang yang rendah derajatnya di sisi Allah.

Sisipan / Tugas !

Kisah Bilal akan mudah disampaikan dalam pembelajaran melalui


visualisasi seperti drama / teater. Oleh karena itu cobalah
kembangkan materi tentang “Kisah Sahabat Bilal” ini menjadi
naskah ”skenario teatrikal/ drama” yang akan ditampilkan dalam
suatu pertunjukan sekolah / madrasah. !

2. Nilai-Nilai yang Patut Diteladani dari Perilaku Kehidupan


Sahabat Bilal bin Rabah

15
Banyak sekali nilai yang patut diteladani dari perilaku kehidupan
Bilal bin Rabah diantaranya adalah:

a. Meskipun sebagai budak yang tingkah laku dan perbuatannya


diatur dan diawasi oleh tuannya, tetapi Bilal masih mau dan berani
menerima kebenaran sekalipun mengandung resiko yang sangat berat.

b. Meskipun mendapat ancaman dan siksaan yang berat Bilal tetap


memegang teguh kebenaran yang diyakininya, ia tetap taat kepada
ajaran Nabi Muhammad SAW.

c. Bilal adalah orang yang sabar dan tabah menghadapi siksaan dan
cobaan. Allah memberikan kasih sayangnya kepada Bilal berupa
kebahagiaan yang kekal di akhirat.

d. Keindahan iman tidak ada bandingannya di dunia dan di akhirat.

e. Allah meninggikan derajat seseorang bukan karena pangkat atau


keadaan fisik seseorang, namun karena keteguhan iman dan
ketaqwaannya kepada Allah.

f. Allah menguji hamba-hambaNya dengan segala kesusahan dan


kepedihan. Hanya orang-orang yang beriman teguhlah yang lulus ujian
tersebut.

D. RANGKUMAN

Bilal bin Rabah adalah seorang sahabat Nabi yang masuk Islam pertama
kali dari golongan budak. Keteladanan Bilal terutama terkait dengan sikap
keteguhannya dalam menegakkan iman, walaupun harus mengalami banyak
penderitaan akibat penyiksaan yang dilakukan oleh tuannya. Sebelum
akhirnya dibebaskan oleh sahabat Abu Bakar, Bilal mengalami berbagai
siksaan yang dilakukan oleh tuannya yang kebetulan seorang tokoh kafir
Qurays yang kejam, yang bernama Umayyah bin Khalaf.

Setelah ditebus oleh Abu Bakar dan akhirnya dibebaskan, Bilal bin
Rabah menjadi salah seorang sahabat yang sangat setia melayani dakwah
Rasulullah SAW. Ia selalu menjadi bagian dari pasukan Rasulullah dalam

16
perang-perang melawan orang-orang kafir untuk menegakkan Islam.
Keteguhannya, ketulusan dan keikhlasannya dalam membantu dakwah
Rasulullah SAW patut menjadi teladan umat muslim.

E. LATIHAN/TUGAS

Diskusikan secara berkelompok ! Untuk masing-masing kelompok membahas


permasalahan sebagai berikut :

1. Islam dan perbudakan

2. Kebebasan beragama dan berkeyakinan.

3. Partai Islam di Indonesia

F. TES MANDIRI

I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c atau d !

1. Sebutan orang para sahabat yang masuk Islam pertama adalah....

a. sahabat al awwalun
b. awwalu al Islam
c. ashabihuna al awwaluna
d. khulafaurrasyidin

2. Bilal bin Rabah adalah salah seorang sahabat yang mula-mula


masuk Islam (pertama) dari golongan ....

a. Qurays
b. Badui
c. orang berkulit hitam
d. budak

17
3. Bilal bin Rabbah masuk Islam karena ...

a. bosan menjadi budak


b. mendengar dan tertarik dengan sifat-sifat terpuji Rasulullah SAW
c. dimerdekakan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq
d. disiksa oleh majikannya yang kejam

4. Bilal bin Rabbah berasal dari suku....

a. Qurays
b. Yaman
c. Badui
d. Kan’an

5. Meskipun disiksa dengan kejam oleh majikannya, Bilal tetap tidak


mau meninggalkan agama Islam, karena ia memiliki ...

a. badan yang kuat


b. keteguhan hati
c. keteguhan iman
d. kekekalan yang hebat

6. Bilal bin Rabbah dimerdekakan oleh sahabat Rasulullah SAW yang


bernama ...

a. Ali bin Abi Thalib


b. Usman bin Affan
c. Umar bin Khattab
d. Abu Bakar Ash Shiddiq

7. Pada waktu penaklukan kota Mekkah, Bilal diperintahkan


Rasulullah SAW untuk adzan di ...

a. Ka’bah
b. Padang Arafah
c. Bukit Safa
d. atas mimbar

18
8. Karena kelantangan dan kemerduan suara Bilal, Rasulullah SAW
mengangkatnya sebagai ...

a. sahabat nabi
b. muadzin Rasulullah SAW
c. imam masjid
d. qori’ Al-Qur’an

9. Diantara keteladanan sikap dan prilaku Bilal yang patut dijadikan


contoh adalah....

a. kerja keras
b. suaranya bagus
c. qori’ Al-Qur’an
d. keteguhan dalam menegakkan iman

10. Saiyidina Bilal bin Rabah meninggal pada tahun 20 H dan


dimakamkan di ....

a. Makkah
b. Madinah
c. Syiria
d. Baghdad

II. Jawablah Pertanyaan di Bawah ini

1. Kemukakan bukti keteguhan iman dari Bilal bin Rabbah!

2. Mengapa perilaku kehidupan Bilal bin Rabbah perlu diteladani?


Jelaskan!

3. Sebutkan nilai-nilai yang patut dicontoh dari sifat dan perilaku


kehidupan Bilal bin Rabbah!

4. Mengapa Bilal bin Rabbah selalu dikenang dan dihormati oleh


kaum muslimin meskipun ia berasal dari warna kulit hitam? Jelaskan!

19
5. Apa yang menyebabkan Bilal bin Rabbah masuk Islam? Jelaskan!

20
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2
KETELADANAN SAHABAT AMMAR BIN YASIR

A. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan materi tentang keteladanan Sahabat Ammar bin Yasir

B. MATERI POKOK

Berdasarkan standar kompetensi sebagaimana disebut di atas, maka


materi pokok dari pembelajaran ini adalah :
1. Perilaku Kehidupan Sahabat Ammar bin Yasir
2. Nilai-nilai keteladanan dari sikap dan prilaku Sahabat Ammar bin Yasir

C. URAIAN MATERI

Uraian substansi materi tentang "Keteladanan Sahabat Ammar bin


Yasir", dijabarkan dalam sub bab bahasan antara lain tentang prilaku
kehidupan sahabat Ammar bin Yasir dan nilai-nilai keteladanan dari sikap dan
prilaku sahabat Ammar bin Yasir.

Adapun uraian lebih lengkapnya tentang sub-sub bahasan diatas adalah


sebagai berikut :

21
Ilustrasi

Mengikuti ajaran Rasulullah pada awal-awal penyebarannya


ternyata menyimpan banyak resiko dan banyak tantangan. Hampir
seperti kisah Saiyidina Bilal bin Rabah, sahabat Ammar bin Yasir
adalah seorang dari keluarga budak yang mendapat siksaan akibat
mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Masuknya Islam sahabat
Ammar hampir-hampir mengorbankan jiwanya, karena kejamnya
orang-orang Qurays yang terus menyiksa Ammar tanpa henti.
Karena siksaan semakin keras dan terus menerus akhirnya Ammar
merasa tidak kuasa lagi. Ia pun berpura-pura mengikuti orang-
orang kafir Qurays. Akhirnya penyiksaanpun dihentikan. Namun
itu semua hanya strategi Ammar saja. Ia tetap menjadi pengikut
Rasulullah yang setia dalam perjuangan dan dakwah Rasulullah.

Ammar bin Yasir adalah sebuah symbol “keteguhan iman”.


Sebagai sahabat Nabi Muhammad saw, sahabat Ammar termasuk
sahabat yang sangat setia bagi perjuangan dan dakwah Islam.
Bahkan Rasulullah menjaminnya sebagai salah seorang penghuni
surga. Berbahagialah Ammar, karena dia adalah satu dianatara
sahabat Nabi yang oleh Nabi dijaminkan untuk surga.

Patutlah Saiyidina Ammar bin Yasir dapat diteladani sikap dan


prilakunya, terutama dalam keteguhan imannya dan kesetiaannya
dalam mendampingi Nabi Muhammad saw.

1. Perilaku Kehidupan Sahabat Ammar bin Yasir

Ammar adalah putra pasangan suami istri Yasir bin Amir dan
Sumayyah binti Khayyati. Mereka adalah keluarga budak dari tuannya
yang bernama Abu Khudzalifah bin Mughirah. Keluarga Yasir termasuk
golongan orang yang pertama masuk Islam. Yasir adalah penduduk Yaman
yang mencari Saudaranya di Mekkah. Dia menetap di Mekkah karena
merasa nyaman. Kemudian ia menikah dengan seorang budak dari Abu

22
Hudzalifah yang bernama Sumayyah dan dikaruniai seorang anak laki-laki
yang diberi nama Ammar.

Saat itu adalah awal datangnya Islam. Orang-orang kafir Quraisy


selalu meneror dan mengganggu kaum muslimin. Apabila yang masuk
Islam dari golongan orang-orang terhormat, Abu Jalal dan kawan-
kawannya selalu memperingatkan dengan ancaman. Apabila yang masuk
Islam itu golongan rakyat biasa atau budak, mereka langsung
menyiksanya.

Yasir, Sumayyah dan Ammar termasuk golongan rakyat biasa atau


budak yang termasuk dalam kelompok yang pertama kali masuk agama
Islam. Hal ini tentu saja tidak disenangi oleh Abu Hudzalifah. Keluarga
Yasir diperingatkan oleh Abu hudzalifah agar segera meninggalkan agama
baru yang dipeluknya yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tersebut.
Akan tetapi Yasir bersama keluarganya tidak menghiraukan peringatan
Abu Hudzalifah. Mereka tetap memegang teguh kebenaran yang
diyakininya. Hal ini membuat Abu Hudzalifah sangat tersinggung dan
akhirnya ia mengancam jika dalam waktu tiga hari tidak juga
meninggalkan keyakinan mereka yang baru itu, mereka akan disiksa.

Waktu tiga haripun berlalu, keluarga Yasir menjawab ancaman Abu


Hudzalifah itu, bahwa apapun yang terjadi mereka tetap pada pendiriannya
yaitu sebagai penganut agama Islam. Mendengar jawaban itu, Abu
Hudzalifah sangat kecewa dan marah. Akhirnya Abu Hudzalifah pun
melaksanakan ancamannya. Ayah, Ibu dan anak yang teguh imannya itu
diikat tangan dan kakinya, kemudian diseret di tengah padang pasir yang
panas. Di sana mereka di dera dengan berbagai bentuk siksaan. Akan tetapi
mereka tetap sabar dan tabah menjalaninya. Bahkan penyiksaan terhadap
keluarga Yasir semakin kejam dan ganas, akan tetapi hamba-hamba Allah
itu tetap teguh memegang janji yang diikrarkan.

Akhirnya penyiksaan terhadap keluarga Yasir oleh Abu Hudzalifah


diserahkan kepada seorang pemuka kafir Quraisy yang terkenal kejam,
yang bernama Abu Jahal. Karena sudah diserahkan, Abu Jahal pun

23
memulai aksinya. Yasir, istri dan anaknya disiksa dengan sangat kejam
oleh Abu Jahal dengan tanpa batas-batas kemanusiaan. Karena berbagai
macam siksaan yang mereka terima, akhirnya kedua orang tua Ammar
tidak tahan dan meninggal dunia dengan memegang teguh keimanannya.
Kini tinggallah Ammar sendirian, namun ia tetap tabah dan sabar
menerima berbagai cobaan dan siksaan.

Pada suatu hari Rasulullah SAW melewati tempat penganiayaan


yang dilakukan kaum kafir Quraisy. Ammar bin Yasir memanggil beliau
sambil berkata, ”Wahai Rasulullah, adzab yang kami derita telah
mencapai puncaknya”. Rasulullah SAW menjawab, ”Bersabarlah hai
Abal Yaqson! Bersabarlah keluarga Yasir, sungguh tempat yang dijanjikan
kepadamu adalah surga”.

Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW memegang kepala Ammar


bin Yasir sambil berkata, ”Hai api! Dinginlah engkau dan selamatkan
Ammar, sebagaimana engkau telah menjadi dingin dan menyelamatkan
Nabi Ibrahim”.

Berbagai siksaan telah dialami oleh Ammar, tetapi ia tetap teguh


mempertahankan Aqidah Islam yang melekat pada jiwanya. Siksaan
terhadap Ammar semakin ditingkatkan sambil terus didesak untuk
meninggalkan keyakinannya. Karena siksaan yang sangat berat dan
keterlaluan, hingga Ammar tidak kuat lagi menanggungnya, dalam
keadaan setengah sadar Ammar mengucapkan nama-nama Tuhan mereka
dan berpura-pura meninggalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Penyiksaan terhadap Ammar pun dihentikan. Orang-orang kafir mengira
Ammar meninggalkan agama barunya.

Ketika berjumpa dengan Rasulullah, Ammar mengatakan bahwa ia


telah terpaksa berbohong telah keluar dari Islam, karena tidak tahan lagi
menerima siksaan yang sangat berat. Ia menyatakan kepada Rasulullah
bahwa dia sangat menyesal atas sikapnya tersebut. Mendengar pengakuan
Ammar, Nabi berkata, ”Kalau mereka datang lagi, katakanlah seperti
itu...” maksudnya Rasulullah membolehkan Ammar berbohong kepada

24
orang yang menyiksanya keluar dari Islam. Sehubungan dengan peristiwa
tersebut turunlah wahyu yang berbunyi:

‫رمممنن ركرفمرر بممماِللم مممنن برنعممد مإيِرمماِنممه مإلِ رمممنن أمنكممرهر روقرنلمبمهم مم ن‬
‫طرمئمممنن‬
‫ب ممممرن‬
َ‫ضمم ب‬ ‫مباِليِرماِمن رولرمكنن رمنن رشرررح مباِنلمكنفمر ر‬
‫صممندرراً فررعلرنيمهممنم رغ ر‬
‫ل‬
َ‫ام رولرهمنم رعرذاً ب‬
‫ب رعمظيبَم‬
Artinya:
”Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah beriman (ia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap
tenang dalam beriman (ia tidak berdosa). Akan tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah
menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS. An-Nahl: 106)

Setelah mendengar ucapan Rasulullah SAW, seketika itu hati


Ammar diliputi ketenangan dan kebahagiaan. Siksaan fisik yang menimpa
tubuhnya bertubi-tubi tidak terasa sakit lagi. Ammar menghadapi cobaan
dan siksaan dengan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. Orang-orang
kafir yang menyiksa Ammar akhirnya tak kuasa lagi menerobos tembok
keimanan Ammar yang sangat kokoh.

Kesabaran dan ketabahan, kepahlawanan dan kemuliaan Ammar


bin Yasir telah menarik simpati Rasulullah SAW dan para sahabat beliau.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab memilih calon-calon gubernur,
pandangan khalifah tertuju kepada Ammar bin Yasir. Maka dari itu
Khalifah Umar bin Khattab segera menemui Ammar untuk diangkat
menjadi gubernur Kuffah. Ia memang pahlawan yang pantas menempati
kedudukan yang tinggi.

Demikianlah akhir dari penderitaan Ammar yang sangat setia


dalam menegakkan syiar Islam. Ammar tidak pernah ketinggalan dalam
peperangan memperjuangkan agama Islam antara lain perang Badar,
perang Uhud, perang Khandaq, dan perang Tabuk.

25
Akhir hayat Ammar bin Yasir datang ketika terjadi perang Shiffin,
yaitu perang antara pasukan Mu’awiyah bin Abi Sufyan melawan pasukan
Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ketika terjadi peperangan Ammar berada di
pihak Ali bin Abi Thalib. Ia gugur sebagai syuhada’. Ia meninggal dengan
tenang karena surga merindukannya. Sebagaimana telah diucapkan oleh
Rasulullah SAW, yang artinya ”Surga telah merindukan Ammar”

2. Nilai-Nilai yang patut diteladani dari perilaku kehidupan


Sahabat Ammar bin Yasir

Banyak nilai yang patut diteladani dari perilaku kehidupan Ammar bin
Yasir

1) Ammar bin Yasir adalah orang yang tingkah laku dan perbuatannya
diatur dan diawasi oleh tuannya, akan tetapi mereka masih mau
menerima kebenaran, walaupun mengandung resiko yang sangat
tinggi.

2) Walaupun mendapat ancaman dan siksaan yang berat, Ammar tetap


memegang teguh kebenaran yang diyakininya.

3) Ammar adalah orang yang sabar dan tabah menghadapi siksaan


dan cobaan. Allah memberikan kasih sayangNya kepada Ammar
berupa kebahagiaan yang kekal di akhirat.

4) Jika tidak kuat menahan siksaan dari orang kafir yang memaksa
kita agar mengikuti mereka dalam kekafiran seperti yang telah dialami
oleh Ammar, kita dibolehkan berpura-pura mengikuti kehendak
mereka, asalkan hati kita tetap beriman kepada Allah SAW.

26
D. RANGKUMAN

Ammar bin Yasir adalah seorang sahabat Nabi, yang masuk Islam
dengan susah payah melalui berbagai tantangan dan penyiksaan. Keteladanan
Bilal terutama terkait dengan sikap keteguhannya dalam menegakkan iman,
walaupun harus mengalami banyak penderitaan akibat penyiksaan yang
dilakukan oleh tuannya.

Kesabaran dan ketabahan, kepahlawanan dan kemuliaan Ammar bin


Yasir telah menarik simpati Rasulullah SAW dan para sahabat beliau. Ia
adalah salah seorang sahabat yang sangat setia pada dakwah Rasulullah.
Ammar tidak pernah ketinggalan dalam peperangan memperjuangkan agama
Islam antara lain perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq, dan perang
Tabuk. Bahkan karena kemuliaan Ammar, ia pernah diangkat menjadi
gubernur Kuffah pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

E. LATIHAN/TUGAS

Diskusikan secara berkelompok! Untuk masing-masing kelompok


membahas permasalahan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Islam
2. Perda Syariah
3. Negara Islam Indonesia

F. TES MANDIRI

1. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)


pada huruf a, b, c atau d !

1. Ammar bin Yasir termasuk salah seorang sahabat....

a. ashabihuna al awwaluna
b. sahabat al awwalun

27
c. awwalu al Islam
d. khulafaurrasyidin

2. Orang-orang kafir Qurays selalu dan meneror dan mengganggu


kaum muslimin, dengan cara....

a. meneror dengan ancaman untuk keluarga budak


b. memperingatkan dengan lemah lembut
c. meneror dengan penyiksaan bagi keluarga terhormat
d. menyiksa apabila dari keluarga budak

3. Ayah Ammar bin Yasir bernama....

a. Abi Hudzalifah
b. Yasir bin Amir
c. Umayyah bin Khalaf
d. Yasar bin Yasir

4. Kedua orang tua Ammar disiksa sehingga meninggal karena....

a. masuk Islam
b. melanggar
peraturan
c. berbuat jahat
d. membantah
majikannya

5. Ibu Ammar adalah seorang hamba sahaya yang bernama....

a. Hamamah
b. Sumayyah binti Khayyath
c. Ummu Ruman
d. Ummu Aiman

6. Yang ditugasi menyiksa keluarga Ammar bin Yasir adalah....

a. Bani Makhzum
b. Suku Quraisy

28
c. Abi Jahal
d. Bani Qoinuqo’

7. Tuan dari Ammar bin Yasir bernama....

a. Abi Jahal
b. Abu Hudzalifah bin Mughiroh
c. Umayyah bin Khalaf
d. Abu Lahab

8. Strategi Ammar untuk menghentikan siksaan dari tuannya


adalah ....

a. pura-pura keluar dari Islam


b. ditebus
c. melawan
d. perdamaian

9. Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, Ammar bin Yasir


diangkat menjadi gubernur di ...

a. Yaman
b. Kuffah
c. Syiria
d. Mekkah

10. Ammar bin Yasir meninggal pada saat perang ....

a. Badar
b. Uhud
c. Siffin
d. Jamal

II. Jawablah Pertanyaan di Bawah ini

1. Uraikan perilaku kehidupan Ammar bin Yasir berkaitan dengan


keteguhan aqidahnya!

29
2. Sebutkan nilai-nilai yang patut dicontoh dari sifat dan perilaku
kehidupan Ammar bin Yasir!

3. Jelaskan apa yang akan kamu lakukan seandainya disiksa untuk


melepaskan keimananmu kepada Allah!

4. Jelaskan bukti keimanan Ammar bin Yasir dalam memegang teguh


aqidah Islam yang diyakininya!

5. Tulislah ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan peristiwa yang


dialami Ammar bin Yasir ketika dipaksa untuk meninggalkan agama
Islam!

30
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3
KETELADANAN SAHABAT UMAR BIN KHATTAB

A. KOMPETENSI DASAR

Menjelaskan materi tentang keteladanan Sahabat Umar bin Khattab

B. MATERI POKOK

Berdasarkan standar kompetensi sebagaimana disebut di atas, maka


materi pokok dari pembelajaran ini adalah :

1. Perilaku Kehidupan Sahabat Umar bin Khattab pada Masa


Jahiliyah

2. Perilaku Kehidupan Sahabat Umar bin Khattab sebagai Sahabat


Rasulullah

3. Perilaku Kehidupan Sahabat Umar bin Khattab sebagai Khalifah


4. Nilai-nilai Keteladanan dari Sikap dan Prilaku Sahabat Umar bin
Khattab

C. URAIAN MATERI

Uraian substansi materi tentang "Keteladanan Sahabat Umar bin


Khattab", dijabarkan dalam sub bab bahasan antara lain tentang prilaku
kehidupan sahabat Umar bin Khattab pada masa jahiliyah, perilaku kehidupan
Umar bin Khattab sebagai sahabat Rasulullah, perilaku kehidupan Umar bin
Khattab sebagai sahabat khalifah dan nilai-nilai keteladanan dari sikap dan
prilaku sahabat Umar bin Khattab.

Adapun uraian lebih lengkapnya tentang sub-sub bahasan diatas adalah


sebagai berikut :

31
Ilustrasi

Siapa yang tidak kenal Sahabat Umar bin Khattab ? Siapapun yang
mengenal Rasulullah, pasti mengenal Umar bin Khattab.
Mengapa ? Karena Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat
Rasulullah yang sangat terkenal. Beliau dikenal karena
keberaniannya. Dia juga seorang pemimpin Islam yang sangat
bijaksana. Lebih dari itu, dia juga seorang sufi, sederhana dan
bersahaja. Walaupun dia dari golongan terhormat, namun dia
sangat dekat dengan masyarakat bawah.

Masuknya Islam sahabat Umar bin Khattab, yang sebelumnya


memusuhi Islam dan Rasulullah adalah suatu anugerah besar bagi
perjuangan Islam. Bagaimana tidak ? Ketika umat Islam terdesak
dan teraniaya oleh kafir Qurays, umat Islam menjadi tidak aman.
Mereka selalu diburu diancam untuk dibunuh. Akibatnya, banyak
umat Islam yang jadi korban. Sebagian lagi bersembunyi untuk
menyelamatkan diri. Ketika situasi demikian, mendengan berita
masuknya Islam Umar bin Khattab, ibaratnya seperti hujan di
musim kemarau atau di padang pasir. Masuknya Islam Umar bin
Khattab secara langsung membangkitkan kembali moral dan
semangat umat Islam. Demikian halnya, kafir Qurays dalam
upayanya memerangi umat Islam dan Rasulullah harus
memperhitungkan keberadaan Umar bin Khattab yang memang di
kalangan suku Qurays termasuk salah seorang yang disegani.

Sahabat Umar bin Khattab adalah seorang pejuang yang sangat


luar biasa. Ia setia mendampingi Rasulullah dalam berdakwah. Ia
adalah teladan besar bagi sekalian umat Islam sepanjang masa ¡

1. Perilaku Kehidupan Sahabat Umar bin Khattab pada Masa Jahiliyah

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab adalah seorang pemuda


yang sudah terkenal. Di samping berasal dari keluarga terhormat, dia juga
dikenal sebagai seorang yang keras hati dan kasar serta sosok pemberani.
Sebelum masuk Islam Umar dikenal sebagai orang yang memusuhi Islam,
dia tidak rela kalau agama nenek moyangnya direndahkan. Tuhan berhala

32
yang biasa dipuja-puja harus tetap diagungkan. Siapapun yang dianggap
menghina agamanya harus diberantas. Pada dasarnya Umar adalah orang
kuat yang cerdas, jujur dan konsekuen. Kejahatannya pada orang-orang
Islam hanya berdasarkan naluri Jahiliyah yang belum pernah
direnungkannya dengan serius.

Perkembangan Islam berjalan terus, penindasan oleh para


pemimpin kafir tidak dapat menghentikannya. Orang yang telah beriman
tidak beriman tidak pernah ada yang menjadi murtad karena ditindas.
Keadaan yang demikian ini demikian ini membuat Umar bin Khattab
sadar, ia mulai berpikir dan merenung. Ada semacam pergolakan batin
yang hebat dalam dadanya. Mengapa demikian kuatnya keyakinan orang-
orang yang telah menjadi pengikut Muhammad.

Kebimbangan yang menyelimuti hati Umar pada akhirnya berubah


sama sekali ketika ada cahaya petunjuk yang menerangi. Dalam
perjalanannya untuk membunuh Rasulullah SAW, ia bertemu dengan
Nu’aim bin Mas’ud, yang mengatakan bahwa adiknya telah masuk Islam,
iapun akhirnya membelokkan langkah ke rumah adiknya. Adiknya itu
dipukulnya sampai bercucuran darah, tetapi tidak menunjukkan rasa takut.
Melihat darah yang mengalir dari pipi adiknya, Umar terharu. Diapun
meminta kepada adiknya lembaran-lembaran yang di dalamnya terdapat
ayat Allah SWT, segera diambilnya dan dibacanya. Ia terpesona sambil
bergumam ”Alangkah indahnya kata-kata ini...!”.

Musnahlah sudah kejahatan pikiran dalam dirinya. Umar pun


bergegas pergi untuk menemui Rasulullah SAW dan menyatakan
keislamannya. Allah Maha Besar, orang kuat dari Quraisy Mekkah sangat
terkejut dengan berita besar tersebut.

2. Perilaku Kehidupan Sahabat Umar bin Khattab sebagai sahabat


Rasulullah SAW

Umar masuk Islam menjadi seorang sahabat yang selalu dimintai


pertimbangan oleh Rasulullah SAW. Dia menjadi pemeluk Islam yang

33
keempat puluh dan merupakan ”Assabiqunal Awwalun”, yaitu angkatan
pertama dalam barisan kaum muslimin. Dia juga minta kepada Rasulullah
SAW tidak lagi menyampaikan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi,
siapa saja yang berani menghalangi dakwah Rasulullah SAW akan
berhadapan dengannya. Dengan demikian banyak dari keluarganya dan
tokoh-tokoh arab lainnya yang memeluk agama Islam. Sehingga jumlah
kaum muslimin semakin banyak. Tentu saja hal ini memicu meningkatnya
ketakutan dan kekhawatiran para pembesar Quraisy.

Kehebatan Umar bin Khattab tidak banyak dari tokoh-tokoh Islam


yang menandinginya, ia telah berhasil memberikan semangat juang kepada
kaum muslimin yang tadinya ketakutan dan bersembunyi dari teror kaum
kafir Quraisy. Sejak Umar masuk Islam kaum muslimin berani unjuk gigi,
menantang setiap teror dari lawan-lawan mereka, suara takbir sering
dikumandangkan dengan lantang di tengah kota Mekkah sesudah Umar
bergabung dengan Muhammad SAW.

Rasulullah SAW telah memberinya gelar Al-Faruq kepada Umar


sebab Umar berani memisahkan antara hak dan yang bathil. Umar
merupakan salah seorang sahabat yang selalu dimintai pertimbangan oleh
Rasulullah SAW. Bahkan tidak jarang wahyu turun memperkuat
pandangannya. Misalnya Umar pernah menginginkan agar minuman keras
diharamkan. Allah SWT pun menurunkan firmanNya yang dapat kita baca
dalam surat Al-Maidah ayat 90.

‫ب‬ ‫يِرمماِ أريَيِهرمماِ اًللمممذيِرن آرمنممموُاً إمنلرممماِ اًنلرخنممممر رواًنلرمنيمسمممر رواًلنن ر‬


‫صمماِ م‬
‫طاِمن رفمماِنجترنممبوُهم لررعللمكممنم‬
‫س ممممنن رعرممممل اًللشممني ر‬
َ‫رواًلنزلِمم مرنجمم ب‬
‫تمنفلممحوُرن‬
Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamer,


berjudi, berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan tersebut agar kamu dapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90).

34
Umar bin Khattab adalah orang yang pertama melontarkan ide
tentang perlunya dilakukan pengumpulan Al-Qur’an, pada waktu itu ayat-
ayat Al-Qur’an banyak tersebar di berbagai pelepah kurma, tulang,
bebatuan dan sebagainya. Tempatnya pun berserakan di tangan para
sahabat tidak terkumpul dalam satu tempat.

3. Perilaku Kehidupan Sahabat Umar sebagai Khalifah

Sebelum Abu Bakar wafat, ia memanggil beberapa sahabat untuk


dimintai pendapatnya tentang rencana penunjukan khalifah yang akan
menggantikannya. Pada akhirnya Umar bin Khattab ditetapkan sebagai
khalifah, kedudukan sebagai khalifah tidak merubah imannya bahkan
semakin menunjukkan kebesaran jiwanya, kekuatan imannya, ketegasan
sikapnya, kecemerlangan berpikirnya, kebijaksanaannya dan semua sifat-
sifat bagi seorang kepala pemerintahan yang besar.

Umar bin Khattab adalah khalifah yang pertama dan satu-satunya


yang mendapat gelar Amirul Mukminin sebagai khalifah, Umar dikenal
sangat adil dalam menjalankan kepemerintahannya. Hidupnya bersama
keluarganya sangat sederhana, ia juga seorang pemimpin yang dekat
dengan rakyat. Ia sering keluar malam berkeliling kampung untuk
mengamati secara langsung keadaan rakyatnya. Ia tidak membeda-
bedakan antara tuan dengan budak, kaya dengan miskin, serta penguasa
dan rakyat jelata, semua mendapat perlakuan yang sama.

Dalam bidang pemerintahan, Umar melanjutkan kebijakan Abu


Bakar yaitu dalam perluasan wilayah Islam keluar semenanjung Arabia. Di
bidang administrasi, Umar berjasa membentuk Majelis Permusyawaratan
Anggota Dewan dan memisahkan lembaga peradilan. Ia juga membagi
wilayah Islam menjadi 8 propinsi, yaitu Mekkah, Madinah, Suriah,
Jazirah, Kuffah, Basra, Mesir dan Palestina. Kebijakan Umar lainnya
adalah mendaftar seluruh kekayaan pejabat yang akan dilantik, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan
tindakan korupsi.

35
Khalifah Umar juga telah menetapkan kalender Tahun Islam yang
diawali dengan hijrahnya Nabi SAW sehingga disebut tahun Hijriyah. Di
kalangan ahli fiqih, ia dikenal sebagai sahabat yang berani melakukan
ijtihad atau perubahan. Dalam bidang peribadatan, antara lain pendapatnya
mengenai shalat jenazah dengan empat takbir, penyelenggaraan shalat
tarawih berjamaah, penambahan kalimat Assholatu khoirum minan naum”
(shalat itu lebih baik daripada tidur) dalam adzan subuh.

Dalam bidang kesejahteraan Umar diantara gagasannya adalah


pemberian honor bagi imam masjid dan muadzin, pendirian Baitul Mal.
Pembangunan irigasi dan kota-kota seperti Basra, Kuffah, Fustat dan
Mosul serta pembangunan sekolah-sekolah.Pada masa pemerintahan Umar
bin Khattab kemakmuran rakyat meningkat dengan cepat, ekonomi rakyat
juga meningkat dengan pesat.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kebesaran jiwa Umar bin
Khattab antara lain adalah:

1) Umar berpegang teguh kepada tuntutan Allah yang dengan tegas


tersebut dalam Al-Qur’an.

Jika dalam Al-Qur’an telah disebutkan dengan tegas Umar akan


mematuhinya dengan sepenuh hati. Apabila mencari tuntunan dalam
Al-Qur’an tidak ditemukan, baru dia minta pendapat dari sahabat. Bila
Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah SAW tidak ditemukan, barulah dia
mengambil keputusan dengan jalan musyawarah.

2) Umar berpegang teguh petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW dan


meneruskan keputusan-keputusan Abu Bakar.

Bagi Umar, Rasulullah SAW dan Abu Bakar adalah guru-guru yang
sangat dihormati dan ditaati kebijakan-kebijakannya. Keduanya adalah
panutan yang sangat terpercaya karena pribadi mereka sudah dipenuhi
cahaya iman dari Allah Yang Maha Besar.

Masalah ketaatan yang harus dilaksanakan kepada Rasulullah SAW,


dijelaskan dalam Firman Allah QS. An-Nisa’ ayat 80.

36
ِ‫ارمم رورمممنن ترممروُللىَّ فررممما‬ ‫رمنن يِممطمممع اًللرمسمموُرل فرقرممند أر ر‬
‫طمماِرع ل‬
‫ك رعلرنيمهنم رحمفي ر‬
ِ‫ظا‬ ‫أرنررسنلرناِ ر‬
Artinya:

”Barangsiapa yang menaati Rasulullah SAW sesungguhnya ia telah


menaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling maka kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka”. (QS. An-Nisa’:
80)

3) Umar sangat mementingkan musyawarah

Pada waktu Umar ditetapkan menjadi khalifah maka musyawarah


dijadikan dasar utama dalam kehidupan bernegara. Orang-orang yang
mempunyai keahlian diajak bermusyawarah hal-hal penting sesuai
dengan keahlian mereka. Bila hasil musyawarah telah tercapai, maka
dijadikan ketetapan yang dipegang teguh.

4) Umar adalah orang yang kuat jasmaninya, cerdas pikirannya dan


kuat hatinya.

Seorang pemimpin harus mempunyai tiga hal, yaitu fisik, otak dan hati
nurani. Umar bin Khattab memiliki ketiga hal tersebut. Dia orang yang
kuat fisiknya karena bekas jago gulat yang tak terkalahkan. Otaknya
juga brilian. Dari beberapa ayat turun kepada Rasulullah SAW seolah-
olah menyetujui pendapatnya. Hati nuraninya bersih penuh kasih
sayang, rendah hati, jauh dari sombong, dengki ataupun bathil.

5) Tujuan misi Umar bukan mencari kemegahan atau kekayaan


melainkan pengabdian

Umar adalah sosok orang kuat lahir dan batin yang tidak pernah tertipu
oleh godaan duniawi. Tujuan hidupnya adalah hanya untuk mengabdi
kepada kebenaran, hanya mengabdi kepada Allah untuk mengharapkan
ampunan, rahmat serta inayah-Nya. Umar berpandangan bahwa
kemegahan atau kekayaan pada saatnya akan kalah dan hancur.

37
Kemegahan duniawi yang berupa pangkat, kedudukan, kekayaan,
ketenaran, keindahan, lahir dan sebagainya. Semuanya adalah
kesenangan yang semu dan palsu.

6) Umar jeli dalam memilih pejabat-pejabat pembantunya

Dalam mengangkat pejabat-pejabatnya baik gubernur, panglima


perang maupun pejabat-pejabat di pemerintahan, Umar mampu
mencari dan menempatkan pada posisi-posisi yang tepat.

S I S I PA N :
Kisah Khalifah Umar bin Khattab dan Seorang Nenek

Pada suatu hari Khalifah Umar Al-Khatab baru saja pulang dari
melawat Negeri Syria. Seperti biasa Saiyidina Umar akan berjalan-jalan
dan meninjau sekitar kawasan untuk melihat keadaan rakyat untuk
mengetahui sendiri akan keadaan mereka. Pada kali ini Saiyidina Umar
menuju ke sebuah pondok buruk yang didiami oleh seorang nenek tua.

Saiyidina Umar pergi ke rumah nenek tersebut dengan menyamar


sebagai orang biasa. Sudah menjadi kebiasaan kepada Khalifah Umar
menyamar menjadi orang awam karena beliau ingin melihat sendiri akan
keadaan dan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya dan ingin mendapat
maklumat atau pandangan rakyat terhadapnya. Ketika tiba di rumah nenek
tersebut Khalifah memberi salam dan berkata. "Adakah nenek mendengar
berita tentang Umar?". Jawab nenek tua itu "Khabarnya Umar baru saja
pulang dari Syria dengan selamat". Kata khalifah lagi "Bagaimana
pendapat nenek tentang khalifah kita itu". Jawab nenek "Semoga Allah
tidak memberi ganjaran baik kepadanya". Umar bertanya lagi " Mengapa
nenek berkata begitu?".

Jawab nenek "Ia sangat jauh dari rakyatnya. Semenjak menjadi


khalifah dia belum pernah menjenguk pondokku ini apalagi lagi memberi
uang ". Jawab Umar "Bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan

38
nenek, sedangkan tempat ini jauh dan terpencil" Nenek mengeluh dan
berkata "Subhanallah! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui
keadaan rakyatnya walau dimana mereka berada".

Mendengar kata-kata tadi Khalifah Umar bin Khattab tersentak lalu


berkata didalam hatinya "Celakalah aku karena semua orang dan nenek ini
pun mengetahui perihal diriku". Saiyidina Umar menyesal sambil
menitiskan air mata. Saiyidina Umar berkata lagi "Wahai nenek, berapakah
kamu akan menjual (minta ganti) atas kezaliman Umar terhadap nenek?.
Saya kasihan kalau Umar mati nanti akan masuk neraka. Itu pun kalau
nenek mau menjualnya". Kata nenek "Jangan engkau bergurau dengan aku
yang sudah tua ini".

Sambung Umar lagi "Saya tidak bergurau nek, saya betul-betul ini,
berapakah nenek akan menjualnya. Saya akan menebus dosanya, maukah
nenek menerima uang sebanyak 25 dinar sebagai harga kezalimannya
terhadap nenek ?" Sambil menyerahkan uang tersebut kepada nenek.
"Terima kasih nak, baik benar budi mu" kata nenek sambil mengambil
uang tersebut.

Sementara itu Saiyidina Ali Abu Talib bersama Abdullah bin


Mas'ud kebetulan melewati di kawasan itu. Melihat Khalifah Umar bin
Khattab berada disitu, mereka pun memberi salam. "Assalamualaikum ya
Amirul Mukminin". Mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek bahwa
tamu yang berbincang denganya tadi adalah Khalifah Umar Al-Khatab.
Dengan perasaan takut dan gementar nenek berkata "Masya Allah,
celakalah aku dan ampunilah nenek diatas kelancangan nenek tadi ya
Amirul Mukminin. Nenek tadi telah memaki Khalifah Umar dihadapan
tuan sendiri". Ratapan nenek telah menyadarkan Saiyidina Umar.

"Tidak apa-apa nek, mudah-mudah Allah memberi restu kepada


nenek" kata Saiyidina Umar. Ketika itu juga Khalifah Umar telah
membuka bajunya dan menulis surat keterangan berikut diatas
bajunya."Bismillahirrahmanirrahim, Dengan ini Umar telah menebus
dosanya atas kezalimannya terhadap seorang nenek yang merasa

39
dirinya dizalimi oleh Umar, semenjak menjadi khalifah sehingga
ditebusnya dosa itu dengan 25 dinar. Dengan ini jika perempuan itu
mendakwa Umar di hari Mahsyar, maka Umar sudah bebas dan tidak
bersangkut paut lagi". Pernyataan tersebut ditandatangani oleh
Saiyidina Ali bin Abu Talib dan di saksikan oleh Abdullah bin Mas'ud.
Baju tersebut diserahkan kepada Abdullah bin Mas'ud seraya berkata
"Simpahlah baju ini dan jika aku mati masukkan kedalam kain kafanku
untuk dibawa mengadap Allah s.w.t.".

Camkan ! dan Hayatilah sepenggal kisah di atas !


Bagaimana menurut pendapatmu ?
Sosok seperti apakah pemimpin yang ideal itu ?
Apakah Umar bin Khattab bias menjadi model sebagai pemimpin
ideal ?

4. Nilai-nilai Keteladanan dari Sikap dan Prilaku Sahabat Umar bin


Khattab

Akhir-akhir ini banyak umat Islam yang melupakan keteladanan


dari tokoh-tokoh Islam sendiri, dan cenderung mengangumi tokoh-tokoh
selain Islam. Kalau kita perhatikan kehidupan dari Nabi Muhammad dan
para sahabat dekatnya lebih mengutamakan kesederhanaan, kita
sebaliknya berlomba-lomba untuk bergaya hidup mewah. Para tokoh Islam
lebih mengutamakan pengabdian kepada keutamaan akhlak sedangkan
diantara kita malah mencari jalan penyelewengan dan seterusnya.

Pedoman hidup umat Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits


Rasulullah SAW dan ajaran-ajaran para ulama, baik dari zaman sahabat,
Tabi’in, Tabi’it Tabi’in dan terus sepanjang zaman tidak pernah kosong
dari ulama-ulama yang saleh-saleh.

Sebagai umat Islam kita harus meneladani Rasulullah SAW, para


Nabi terdahulu, para sahabat Rasul, para ulama saleh dan para tokoh-tokoh
keutamaan yang dikisahkan di dalam Al-Qur’an.

40
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah keteladanan Umar antara
lain adalah:

a. Umar mempunyai rasa takut berbuat salah di hadapan Tuhannya.

Karena rasa takutnya kepada Allah SWT, Umar dalam berbuat lebih
hati-hati, perbuatan yang mubahpun dia memilih jalan hati-hati,
apalagi berbuat yang haram. Coba kita berusaha dari diri kita sendiri
untuk takut berbuat dosa meskipun nampaknya menarik hati, dan kuat
memilih perbuatan yang baik meskipun kelihatan berat dan merugikan.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah ayat 100

‫ك ركنثممررةم‬
‫ب رولرممنوُ أرنعرجبرمم ر‬
‫ث رواًلطلييمم م‬
‫قمنل لِ يِرنسترموُيِ اًنلرخمبي م‬
‫ار ريِاِ مأومليِ اًلنلرباِ م‬
‫ب لررعللمكنم تمنفلممحوُرن‬ ‫اًنلرخمبي م‬
‫ث رفاِتلمقوُاً ل‬
Artinya:

”Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun


kebanyakan yang banyak itu menarik hatimu, maka takutlah kepada
Allah (jangan berbuat buruk) hai orang-orang yang berakal agar kamu
beruntung”. (QS. Al-Maidah: 100)

b. Umar tidak pernah merasa bahwa dirinya orang baik, apalagi


merasa sebagai orang suci.

Perasaan Umar selalu diliputi rasa dosa merasa tidak punya kebaikan.
Dia sering sekali sangat khawatir bahwa di akhirat nanti dapat bertemu
dengan dua sahabat karibnya, Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Dia
sering menangisi dirinya akan kelemahan-kelemahannya padahal dia
bukan orang lemah.

c. Umar dengan imannya yang kuat sudah banyak berbuat


keutamaan, baik dalam bentuk ibadah murni maupun ibadah sosial.

Umar sering berkeliling daerahnya untuk mengamati keadaan


rakyatnya. Ia khawatir kalau saja ada di antara mereka mengalami
kesulitan seperti sakit atau kelaparan. Dia tidak segan-segan

41
memberikan bantuan langsung bahkan sering dijumpai Umar
mengangkat sendiri bahan makanan untuk orang-orang yang
membutuhkannya.

Marilah kita mencoba meneladani amal dan niat dari Umar bin
Khattab. Berbuat baiklah hanya karena mengharap karunia Allah dan
ridho-Nya.

S I S I PA N
Umar bin Khattab : Sosok yang Toleran terhadap
Pengikut Agama Lain

Saiyidina Umar r.a. adalah seorang Khalifah Islam yang tegas


dalam menjalankan pemerintahan. Sungguhpun demikian baginda suka
berlaku lembut dan santun terhadap orang miskin, lemah, kaum kafir
Zimmi bahkan terhadap pendukuk bukan Islam yang telah ditaklukinya.

Ketika tentera Islam berhasil menaklukkan wilayah Il'ya di Baitul-


Maqdis, penduduk-penduduk yang beragama Kristian menghendaki
Kalifah Umar sendiri datang untuk membuat perjanjian damai dengan
mereka. Lalu berangkatlah baginda ke sana untuk membuat perjanjian
damai yang berisi jaminan terhadap jiwa, serta harta benda, gereja-gereja,
salib-salib dan hal-hal yang berkenaan soal-soal hubungan antara agama.
Dalam perjanjian tersebut Khalifah Umar r.a. melarang berlaku keras
terhadap penganut-penganut agama Kristian serta tindakan-tindakan yang
mendatangkan kesusahan kepada mereka.

Ketika Umar r.a. di gereja Al-Qiamah, masuklah waktu shalat.


Saiyidina Umar bergegas keluar untuk bersembahyang pada suatu sudut
gereja itu. Hal ini diketahui oleh penganut Kristian, lalu berkata kepada
Saiyidina Umar r.a.: "Silahkan shalat di dalam Ya Amirul Mukminin."
Jawab Umar r.a. "Terima kasih tuan. Saya sengaja shalat di luar supaya di
belakang hari kelak jangan ada orang berkata Umar mau menukarkan
gereja kepada masjid, lalu diikuti pula oleh kaum muslimin yang lain."

42
Demikianlah ketinggian akhlak Saiyidina Umar r.a. dalam hal
sekecilpun ditimbangkannya juga. Sungguh suatu sikap yang sangat
bijaksana dan toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama lain.

D. RANGKUMAN

Sahabat Umar bin Khattab adalah seorang sahabat Nabi, yang termasuk
masuk Islam golongan pertama (ashabiquna al awwaluna). Di samping berasal
dari keluarga terhormat, dia juga dikenal sebagai seorang yang keras hati dan
kasar serta sosok pemberani. Sebelum masuk Islam Umar dikenal sebagai
orang yang memusuhi Islam. Namun setelah masuk Islam, Umar bin Khattab
adalah salah seorang yang gigih berani mendakwahkan ajaran Rasulullah
secara terbuka.

Keteladanan Umar bin Khattab terutama terkait dengan sikap


keteguhannya dalam menegakkan iman. Dia juga menjadi salah satu sahabat
Nabi yang paling disegani karena keberaniannya. Umar bin Khattab adalah
khalifah yang pertama dan satu-satunya yang mendapat gelar Amirul
Mukminin, Umar dikenal sangat adil dalam menjalankan kepemerintahannya.
Hidupnya bersama keluarganya sangat sederhana, ia juga seorang pemimpin
yang dekat dengan rakyat. Ia juga dikenal sebagai orang yang adil, tidak
membeda-bedakan antara tuan dengan budak, kaya dengan miskin, serta
penguasa dan rakyat jelata, semua mendapat perlakuan yang sama. Di
samping itu dia seorang yang sangat toleran dalam menyikapi perbedaan
agama dan keyakinan.

E. LATIHAN/TUGAS

Diskusikan secara berkelompok! Untuk masing-masing kelompok membahas


permasalahan sebagai berikut :
1. Sosok pemimpin Indonesia yang ideal
2. Gerakan Islam di Indonesia
3. Antara fundamentalime Islam dan Liberalisme Islam

43
F. TES MANDIRI

I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c atau d !

1. Umar bin Khattab masuk Islam setelah ...

a. Kehabisan daya upaya pencegahannya


b. Terpesona dengan isi ayat Al-Qur’an
c. Malu dengan adiknya
d. Melihat adiknya bercucuran darah

2. Sebagai seorang khalifah yang adil, Umar bin Khattab


memperoleh suatu gelar ...

a. Amirul Mukminin
b. Amir Al Faruq
c. Amir Al Adil
d. Amirullah

3. Dalam mengambil keputusan, yang dijadikan pedoman oleh


Umar tersebut di bawah ini, kecuali ...

a. Al-Qur’an
b. Musyawarah
c. Undang-Undang Negara
d. Al Hadits

4. Al Faruq adalah gelar yang diberikan kepada Umar bin


Khattab, artinya ...

a. pemberani
b. gagah perkasa
c. berani memisahkan yang hak dan yang bathil
d. kuat dan teguh pendiriannya

44
5. Sahabat Nabi yang pertama kali mencetuskan tentang
pengumpulan Al-Qur’an adalah ...

a. Abu Bakar Ash Shiddiq


b. Umar bin Khattab
c. Usman bin Affan
d. Ali bin Abi Thalib

6. Tujuan Umar dalam memimpin negara adalah ...

a. Memakmurkan rakyat
b. Mengabdi kepada Allah SWT
c. Menjaga keamanan negara
d. Memberantas penjahat

7. Umar bin Khattab wafat karena dibunuh oleh ...

a. Abu Lu’lu
b. Abu Sufyan
c. Abu Jahal
d. Umayyah Bin Khalaf

8. Sebelum masuk Islam Umar ikut menindas kaum muslimin


karena ...

a. Ia orang yang jahat


b. Ia belum memahami kebenaran Islam
c. Ia orang yang bodoh
d. Ia orang kuat dan berani

9. Sejak Umar masuk Islam, agama Islam disiarkan dengan ...

a. Sembunyi-sembunyi
b. Dari mulut ke mulut
c. Terang-terangan
d. Sangat hati-hati

45
10. Selama kepemimpinan Umar bin Khattab umat Islam dan
lainnya merasakan ...

a. Kesejahteraan
b. Ketakutan
c. Kekurangan
d. Biasa saja

11. Umar bin Khattab, Bilal bin Rabbah dan Ammar bin Yasir
termasuk angkatan pertama yang masuk Islam yang dikenal dengan
sebutan ...

a. Awwalul Islam
b. Assabiqunal Awwalun
c. Baiturridwan
d. Ashabul Kahfi

12. Dalam kehidupannya Umar bin Khattab meneladani perilaku ...

a. Para sahabat
b. Nabi Muhammad SAW
c. Nenek moyangnya
d. Orang-orang Quraisy

13. Umar bin Khattab masuk Islam pada tahun ...

a. Ke-1 kenabian
b. Ke-5 kenabian
c. Ke-6 kenabian
d. Ke-2 kenabian

14. Kebiasaan Umar setelah menjabat sebagai kepala negara adalah


...

a. Berkunjung ke luar negeri


b. Berkeliling daerah mengamati keadaan rakyatnya
c. Menghancurkan orang-orang kafir
d. Membagi-bagikan hadiah pada keluarganya

46
15. Kalimat adzan subuh yang merupakan tambahan Umar bin
Khattab berbunyi ...

a. Hayya ’alas shalat


b. Assholatu khoirumminannaum
c. Hayya ’alal falah
d. Qodqomatisshalat

II. Jawablah Pertanyaan di Bawah ini

1. Sebutkan faktor-faktor penyebab suksesnya Umar bin Khattab


dalam memimpin umat Islam waktu menjabat sebagai khalifah?

2. Apakah tujuannya Umar bin Khattab hampir setiap malam


berkeliling ke daerahnya?

3. Mengapa Umar bin Khattab mendapatkan gelar Amirul Mukminin?

4. Apa buktinya kalau khalifah Umar dekat dengan rakyat?

5. Apakah langkah pertama yang diambil oleh Umar bin Khattab


ketika diangkat menjadi khalifah?

6. Tulislah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keharusan taat


kepada Rasulullah SAW!

7. Sebutkan unsur-unsur pokok figur seorang pemimpin, seperti yang


dipunyai oleh Umar bin Khattab!

8. Mengapa masuknya Umar ke agama Islam memicu meningkatnya


ketakutan dan kekhawatiran para pembesar Qurays?

9. Apakah artinya Al Faruq gelar yang diberikan kepada Umar bin


Khattab?

10. Tuliskan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang haramnya


minum-minuman yang memabukkan?

47
BAB V
EVALUASI

A. MAKSUD DAN TUJUAN EVALUASI

Setelah mendalami modul ini, diharapkan peserta diklat dapat

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang tertuang dalam modul ini

secara keseluruhan, sehingga akan lebih memahami bahan ajar yang

seharusnya dimiliki oleh seorang guru Aqidah Akhlak madrasah tsanawiyah.

Dengan bahan ajar ini, peserta diklat akan lebih mudah menjelaskan kepada

anak didik, serta mampu menerapkannya melalui pembelajaran yang tepat,

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Tujuan dan maksud evaluasi ini sebenarnya untuk mengetahui apakah

para peserta diklat telah dapat menerima, memahami dan mampu mencerna

materi yang diberikan instruktur tanpa ada penyimpangan dari garis besar isi

modul dan selanjutnya akan menjadi bahan awal yang akan dikembangkan

untuk pembelajaran peserta didik di Madrasah Tsanawiyah.

Di samping itu, setelah membaca dan menerima pengetahuan dari

modul ini, para peserta diklat akan dapat mengembangkan wawasannya

sendiri dengan mengambil contoh-contoh lain terutama dari ayat-ayat Al-

Qur’an atau dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan.

Pengembangan wawasan oleh para peserta diklat tentu saja tidak sama,

bergantung pengalaman dan kemampuan merangkum dan menganalisis bahan

dalam modul.

Untuk mengukur tingkat penguasaan substansi materi modul para

peserta diklat, maka diperlukan standar evaluasi. Standar evaluasi ini

48
diperlukan untuk menilai tingkat capaian para peserta diklat dengan skore-

skore tertentu, sampai kemudian bisa dianggap menguasai materi pelatihan.

Adapun standar evaluasi yang digunakan dalam modul ini adalah sebagai

berikut :

No Interval Skor Tingkat Penguasaan

1 <= 50 Sangat kurang

2 51 - 60 Kurang

3 61 – 70 Cukup

4 71 – 80 Baik

5 81 - 90 Baik Sekali

6 91 – 100 Istimewa

B. MATERI EVALUASI

Materi evaluasi ini diambil dari kegiatan belajar 1 sampai dengan

kegiatan belajar 3. Pada kegiatan belajar 1, kompetensi yang dijabarkan untuk

dikuasai adalah pemahaman tentang keteladanan perilaku dan sikap Sahabat

Bilal bin Rabah. Kegiatan belajar 2, menguraikan kompetensi untuk dikuasai

yang terkait dengan pemahaman tentang keteladanan perilaku dan sikap

Sahabat Ammar bin Yasir. Sedangkan kegiatan belajar 3 lebih menekankan

pada capaian kompetensi yang berhubungan dengan pemahaman tentang

keteladanan perilaku dan sikap Sahabat Umar bin Khattab.


Dalam konteks evaluasi terhadap penguasaan modul ini, maka dapat
dilihat dari seberapa jauh penguasaan peserta diklat dalam menguasai subtansi

49
materi modul ini. Adapun indikator capaian dalam modul ini dapat dijabarkan
dalam daftar kisi-kisi di bawah ini :

No Indikator Capaian Catatan


1 Menjelaskan tentang prilaku
kehidupan Bilal bin Rabah
2 Menceritakan kembali riwayat
kehidupan Bilal bin Rabah
3 Menyebutkan nilai-nilai
keteladanan dari sikap dan prilaku
sahabat Bilal bin Rabah
4 Menjelaskan tentang prilaku
kehidupan Ammar bin Yasir
5 Menceritakan kembali riwayat
kehidupan Ammar bin Yasir
6 Menyebutkan nilai-nilai
keteladanan dari sikap dan prilaku
sahabat Ammar bin Yasir
7 Menjelaskan tentang prilaku
kehidupan Umar bin Khattab pada
masa Jahiliyah
8 Menjelaskan tentang perilaku
kehidupan Umar bin Khattab
sebagai sahabat Rasulullah
9 Menjelaskan tentang perilaku
kehidupan Umar bin Khattab
sebagai khalifah
10 Menyebutkan nilai-nilai
keteladanan dari sikap dan prilaku
sahabat Umar bin Khattab
11 Menjelaskan tentang prilaku
kehidupan Umar bin Khattab pada

50
masa Jahiliyah

C. SOAL-SOAL EVALUASI

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d yang merupakan


jawaban paling benar !

1. Sahabat yang termasuk kelompok ashabiquna al awwaluna


adalah....

a. Muawiyah bin Safyan


b. Khalid bin Walid
c. Abu Hurairah
d. Bilal bin Rabah

2. Bilal bin Rabbah masuk Islam karena ...

a. dimerdekakan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq


b. bosan menjadi budak
b. mendengar dan tertarik dengan sifat-sifat terpuji Rasulullah SAW
d. disiksa oleh majikannya yang kejam

3. Meskipun disiksa dengan kejam oleh majikannya, Bilal tetap tidak


mau meninggalkan agama Islam, karena ia memiliki ...

a. badan yang kuat


b. keteguhan hati
c. keteguhan iman
d. kekekalan yang hebat

4. Pada waktu penaklukan kota Mekkah, diantara sahabat yang


diperintahkan Rasulullah SAW untuk adzan di Ka’bah adalah....

a. Bilal bin Rabah


b. Ammar bin Yasir

51
c. Umar bin Khattab
d. Ali bin Abi Thalib

5. Diantara keteladanan sikap dan prilaku Bilal yang patut dijadikan


contoh adalah....

a. kerja keras
b. suaranya bagus
c. qori’ Al-Qur’an
d. keteguhan dalam menegakkan iman

6. Saiyidina Bilal bin Rabah meninggal pada tahun ....

a. 15 H
b. 16 H
c. 17 H
d. 20 H

7. Orang-orang kafir Qurays selalu dan meneror dan mengganaggu


kaum muslimin, dengan cara ....

a. meneror dengan ancaman untuk keluarga budak


b. memperingatkan dengan lemah lembut
c. meneror dengan penyiksaan bagi keluarga terhormat
d. menyiksa apabila dari keluarga budak

8. Ayah Ammar bin Yasir bernama ...

a. Abi Hudzalifah
b. Yasir bin Amir
c. Umayyah bin Khalaf
d. Yasar bin Yasir

9. Kedua orang tua Ammar disiksa sehingga meninggal karena ...

a. masuk Islam
b. melanggar peraturan
c. berbuat jahat

52
d. membantah majikannya

10. Ibu Ammar adalah seorang hamba sahaya yang bernama ...

a. Hamamah
b. Sumayyah binti Khayyath
c. Ummu Ruman
d. Ummu Aiman

11. Yang ditugasi menyiksa keluarga Ammar bin Yasir adalah ...

a. Bani Makhzum
b. Suku Quraisy
c. Abi Jahal
d. Bani Qoinuqo’

12. Tuan dari Ammar bin Yasir bernama....

a. Abi Jahal
b. Abu Hudzalifah bin Mughiroh
c. Umayyah bin Khalaf
d. Abu Lahab

13. Strategi Ammar untuk menghentikan siksaan dari tuannya


adalah ....

a. pura-pura keluar dari Islam


b. ditebus
c. melawan
d. perdamaian

14. Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, Ammar bin Yasir diangkat
menjadi gubernur di ...

a. Yaman
b. Kuffah
c. Syiria
d. Mekkah

53
15. Ammar bin Yasir meninggal pada saat perang ....

a. Badar
b. Uhud
c. Siffin
d. Jamal

16. Sebagai seorang khalifah yang adil, Umar bin Khattab memperoleh
suatu gelar ...

a. Amirul Mukminin
b. Amir yang pemberani
c. Amir yang adil
d. Amirullah

17. Dalam mengambil keputusan, yang dijadikan pedoman oleh Umar


bin Khattab, tersebut di bawah ini, kecuali ...

a. Al-Qur’an
b. Musyawarah
c. Undang-Undang Negara
d. Al Hadits

18. Al Faruq adalah gelar yang diberikan kepada Umar bin Khattab,
artinya ...

a. pemberani
b. gagah perkasa
c. berani memisahkan yang hak dan yang bathil
d. kuat dan teguh pendiriannya

19. Sahabat Nabi yang pertama kali mencetuskan tentang


pengumpulan Al-Qur’an adalah ...

a. Abu Bakar Ash Shiddiq


b. Umar bin Khattab
c. Usman bin Affan

54
d. Ali bin Abi Thalib

20. Tujuan Umar dalam memimpin negara adalah ...

a. Memakmurkan rakyat
b. Mengabdi kepada Allah SWT
c. Menjaga keamanan negara
d. Memberantas penjahat

21. Sebelum masuk Islam Umar ikut menindas kaum muslimin


karena ...

a. Ia orang yang jahat


b. Ia belum memahami kebenaran Islam
c. Ia orang yang bodoh
d. Ia orang kuat dan berani

22. Sejak Umar masuk Islam, agama Islam disiarkan dengan ...

a. Sembunyi-sembunyi
b. Dari mulut ke mulut
c. Terang-terangan
d. Sangat hati-hati

23. Dalam kehidupannya Umar bin Khattab meneladani perilaku ...

a. Para sahabat
b. Nabi Muhammad SAW
c. Nenek moyangnya
d. Orang-orang Quraisy

24. Kebiasaan Umar setelah menjabat sebagai kepala negara adalah ...

a. Berkunjung ke luar negeri


b. Berkeliling daerah mengamati keadaan rakyatnya
c. Menghancurkan orang-orang kafir
d. Membagi-bagikan hadiah pada keluarganya

55
25. Kalimat adzan subuh yang merupakan tambahan Umar bin Khattab
berbunyi ...

a. Hayya ’alas shalat


b. Assholatu khoirumminannaum
c. Hayya ’alal falah
d. Qodqomatisshalat

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini !

1. Jelaskan riwayat masuknya Islam sahabat Bilal bin Rabah!


2. Kemukakan bukti keteguhan iman dari Bilal bin Rabbah!
3. Sebutkan nilai-nilai yang patut dicontoh dari sifat dan perilaku
kehidupan Bilal bin Rabbah!
4. Apa yang menyebabkan Bilal bin Rabbah masuk Islam? Jelaskan!
5. Uraikan perilaku kehidupan Ammar bin Yasir berkaitan dengan
keteguhan aqidahnya!
6. Sebutkan nilai-nilai yang patut dicontoh dari sifat dan perilaku
kehidupan Ammar bin Yasir!
7. Jelaskan bukti keimanan Ammar bin Yasir dalam memegang teguh
aqidah Islam yang diyakininya!
8. Tulislah ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan peristiwa yang
dialami Ammar bin Yasir ketika dipaksa untuk meninggalkan agama
Islam!
9. Sebutkan faktor-faktor penyebab suksesnya Umar bin Khattab
dalam memimpin umat Islam waktu menjabat sebagai khalifah?
10. Apakah tujuannya Umar bin Khattab hampir setiap malam
berkeliling ke daerahnya?

11. Mengapa Umar bin Khattab mendapatkan gelar Amirul Mukminin?


12. Apa buktinya kalau khalifah Umar dekat dengan rakyat?

56
13. Sebutkan unsur-unsur pokok figur seorang pemimpin, seperti yang
dipunyai oleh Umar bin Khattab!
14. Mengapa masuknya Umar ke agama Islam memicu meningkatnya
ketakutan dan kekhawatiran para pembesar Qurays?
15. Tuliskan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang haramnya
minum-minuman yang memabukkan?

57
BAB VI
PENUTUP

A. TINDAK LANJUT

Dalam bab II s./d. IV seperti di atas, merupakan suatu penjabaran dari


standar isi seperti yang tertuang dalam kurikulum 2006 mata pelajaran Aqidah
Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah. Dari uraian singkat dalam modul ini,
diharapkan dapat mendukung pelaksanakan tugas Saudara dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah masing-masing. Tentunya uraian substansi materi
ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan melalui penulusuran-
penulusuran kepustakaan sehingga akan lebih lengkap lagi.

Untuk lebih mendalami materi pendalaman pembelajaran Aqidah


Akhlak, Saudara dianjurkan untuk mengkaji lebih mendalam antara lain :

- bahan bacaan yang digunakan untuk menulis modul ini,


sebagaimana tersebut dalam daftar bacaan

- modul pendalaman mata pelajaran lain yang memuat berbagai


informasi yang berbeda

- berijtihad sendiri dengan melakukan inovasi untuk menyusun


desain yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah/madrasah
masing-masing.

- berusaha untuk mencari informasi terkait dengan pengembangan


materi pembelajaran secara terus menerus.

B. HARAPAN
Melalui modul pendalaman materi Aqidah Akhlak untuk Madrasah
Tsanawiyah ini diharapkan Saudara dapat memahami dan menguasai berbagai
informasi seputar subtansi materi tentang “Sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz
bagi Allah”. Isi modul ini sangat penting karena akan membantu Saudara

58
dalam melakukan pengayaan dan pengembangan strategi pembelajaran di
kelas.

C. KATA PENUTUP

Demikian modul ini disajikan, tentunya masih banyak kekurangan di


sana-sini. Semoga modul ini dapat menjadi bahan pembelajaran yang baik
dan bermanfaat bagi Saudara untuk menstimulasi agar lebih kreatif dalam
menjalankan tugas mulia mencerdaskan kehidupan bangsa.

59
KUNCI JAWABAN TES MANDIRI

Kegiatan Belajar 1

I:

1. c 6. d

2. d 7. a

3. b 8. b

4. a 9. d

5. c 10. c

II :

1. walaupun dia disiksa untuk meninggalkan keyakinan Islamnya,


namun ia tetap teguh keyakinan dan imannya

2. keteguhan dalam memegang keyakinan dan agamanya

3. a. Meskipun mendapat ancaman dan siksaan yang berat Bilal tetap


memegang teguh kebenaran yang diyakininya, ia tetap taat kepada
ajaran Nabi Muhammad SAW.

b. Bilal adalah orang yang sabar dan tabah menghadapi siksaan dan
cobaan. Allah memberikan kasih sayangnya kepada Bilal berupa
kebahagiaan yang kekal di akhirat.tunggal

4. karena keteladanan dalam menegakkan keimanan

5. karena kebenaran ajaran Islam dan lembutnya perilaku Nabi


Muhammad saw.

60
Kegiatan Belajar 2

I:

1. a 6. c

2. d 7. b

3. b 8. a

4. a 9. c

5. b 10. c

II :

1. Ia berpura-pura mengikuti ajakan kafir Qurays keluar dari Islam,


padahal ia tetap teguh pada pendiriannya. Hal itu semata-mata dilakukan
untuk menghentikan penyiksaan yang dilakukan oleh kafir Qurays.

2. Nilai-nilai keteladanan Ammar bin Yasir antara lain :


a. Walaupun mendapat ancaman dan siksaan yang berat, Ammar tetap
memegang teguh kebenaran yang diyakininya.

b. Ammar adalah orang yang sabar dan tabah menghadapi siksaan


dan cobaan. Allah memberikan kasih sayangNya kepada Ammar
berupa kebahagiaan yang kekal di akhirat.

c. Jika tidak kuat menahan siksaan dari orang kafir yang memaksa
kita agar mengikuti mereka dalam kekafiran seperti yang telah dialami
oleh Ammar, kita dibolehkan berpura-pura mengikuti kehendak
mereka, asalkan hati kita tetap beriman kepada Allah SAW.

3. akan memegang teguh keimanan sampai titik darah penghabisan

4. ia tidak meninggalkan aqidah Islam

5. QS. Ananaml 106

61
‫رمممنن ركرفمرر بممماِللم مممنن برنعممد مإيِرمماِنممه مإلِ رمممنن أمنكممرهر روقرنلمبمهم مم ن‬
‫طرمئمممنن‬
‫ب ممممرن‬
َ‫ضمم ب‬ ‫مباِليِرماِمن رولرمكنن رمنن رشرررح مباِنلمكنفمر ر‬
‫صممندرراً فررعلرنيمهممنم رغ ر‬
‫ل‬
َ‫ام رولرهمنم رعرذاً ب‬
‫ب رعمظيبَم‬
Artinya:

”Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah beriman (ia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap
tenang dalam beriman (ia tidak berdosa). Akan tetapi orang yang
melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah
menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS. An-Nahl: 106)

Kegiatan Belajar 3

I:

1. b. 6. a 11. b

2. a 7. a 12. b

3. c 8. b 13. d

4. a 9. c 14. b

5. b 10. a 15. b

II :

1. Tegas, adil, memilih pejabat yang tepat, didasari dengan


pengabdian / ibadah kepada Allah

2. Untuk mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung

3. Karena dia pemimpin yang adil

4. Setiap saat ia selalu turba, mengamati langsung keadaan rakyat.


Dia juga berkunjung ke rumah-rumah fakir miskin untuk mengirimkan
makanan dan uang.

62
5. Membuat komitmen untuk minta diawasi dan ditegur jika dia salah
dalam menjalankan pemerintahan.

6. QS. An Nisa’ 80

ِ‫ارمم رورمممنن ترممروُللىَّ فررممما‬ ‫رمنن يِممطمممع اًللرمسمموُرل فرقرممند أر ر‬


‫طمماِرع ل‬
‫ك رعلرنيمهنم رحمفي ر‬
ِ‫ظا‬ ‫أرنررسنلرناِ ر‬
Artinya:

”Barangsiapa yang menaati Rasulullah SAW sesungguhnya ia telah


menaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling maka kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka”. (QS. An Nisa’: 80)

7. Tegas, pemberani, jujur, adil, sederhana, meneladani Rasulullah


dan didasari dengan ibadah atau pengabdian kepada Allah

8. Karena Umar di samping berasal dari keluarga terhormat yang


disegani kafir Qurays, ia juga dikenal sebagai orang pemberani, kuat dan
pandai.

9. pemberani

10. QS. Al Maidah 90

‫ب‬ ‫يِرمماِ أريَيِهرمماِ اًللمممذيِرن آرمنممموُاً إمنلرممماِ اًنلرخنممممر رواًنلرمنيمسمممر رواًلنن ر‬


‫صمماِ م‬
‫طاِمن رفمماِنجترنممبوُهم لررعللمكممنم‬
‫س ممممنن رعرممممل اًللشممني ر‬
َ‫رواًلنزلِمم مرنجمم ب‬
‫تمنفلممحوُرن‬
Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamer, berjudi,


berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan
keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan tersebut
agar kamu dapat keberuntungan. (QS. Al Maidah: 90).

63
GLOSARIUM

Amir: ketua

Kognitif : pengetahuan

Jazirah : wilayah

Afektif : sikap

Budak : hamba sahaya yang bisa diperdagangkan

Psikomotorik : ketrampilan

Wajir : menteri

Muadzin : orang yang adzan

Sahabat : teman dekat

Khalifah : presiden

Mahar : tebusan

Jahiliyah : bodoh

Ghazwah : perang

64
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ludjito, PAI sebagai sub sistem pendidikan nasional, dalam PBM PAI di
Sekolah, Fakultas Tarbiyah & Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 1998

Armai Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat


Pers, 2002).

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005)

Departemen Agama, Ditjen Bagais, Kurikulum 2004, Standar kompetensi


Madrasah Tsanawiyah, Jakarta, 2004

Imam Muslim, Sahih Muslim bi Syarh al-Imam an-Nawawi (Beirut: Dar Ihya' at-
Turas al-Arabi, 1984)

M. Rasjidi, Hukum Islam dan Pelaksanaannya dalam Sejarah (Jakarta: Bulan


Bintang, 1976).

Melvin L. Silberman, Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung :
Nusamedia, 2004).

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo,
Bandung, 2002

Mulyasa E., Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung, Remaja Rosdakarya,


2006)

.................... , Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005).

Suparta dan Hery Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama islam, Amissco,
Jogjakarta, 2003

Syuaeb Kurdi, M. Pd dan Abdul Aziz, M. Ag, Model Pembelajaran Efektif PAI di
SD dan MI, Bani Quraisy, Bandung, 2006

Tim Rahmatika, Aqidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah, Aneka Ilmu,


Semarang, 2005

65
Wina Sanjaya, Dr, M. Pd, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2006

Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Disempurnakan oleh Lajnah Pentashih


Mushaf Al-Qur’an, Al-Quran dan Terjemahnya (Edisi revisi 2004),
Bandung: CV. Diponegoro, 2005.

66

Anda mungkin juga menyukai