Anda di halaman 1dari 29

Sang Bos Besar

• Orang tua mengontrol seluruh aspek kehidupan anak


• Orangtua secara konsisten terus berupaya
memanipulasi atau memerintahkan anak untuk
selalu meng ‘iya’ kan kehendak mereka
• Orang tua mengatur pilihan hidup anak, perasaan
anak terhadap sesuatu, bahkan menagatur bagaimana
anak harus berperilaku
• Sering mengkritik anak & tidak membiarkan anak
mengemukakan pendapat
Contoh
Orang tua memaksa anak dalam jurusan kuliah

Dampak :
Kecemasan yang tinggi
Depresi
Sang Pemimpi
• Orang tua yang menaruh ekpektasi
yang tidak realistis pada anaknya.
• Apa itu ekpektasi yang tidak realistis?
Orang tua menginginkan yang terbaik
untuk anaknya namun tidak mengukur
sejauh mana kemampuan anaknya.
Dampak:
• Anak menjadi sangat takut jika tidak memenuhi stadar, cita –
cita, keinginan atau harapan orang tua.
• Anak menjadi sangat cemas mengecewakan orang tua.
• Anak rentan terhadap stress
• Merasa selalu tidak bisa
• Tidak memiliki PD
Sang Otoriter
• Orang tua yang melakukan kekerasan verbal pada anak

• Ada perbedaan antara memarahi atau menegur anak, dengan verbal abuse

• kok gak belajar? kalau gak ada PR coba lebih banyak latihan soal!”

• Verbal abuse = bentuk komunikasi yang destruktif

• “kok gak belajar? dasar malas…anak gak berguna”

• depan guru sekolahnya, orang tua mengatakan “ya bagaimana mau punya nilai bagus
Bu, wong di rumah kerjaannya main games terus”.  “si A ini tidak seperti adiknya yang rajin
dan hemat. A ini kalau mau belajar harus disuruh terlebih dahulu dan boros sekali dalam
penggunaan uang. Adiknya IPK nya sampai tiga koma Bu, beda sekali dengan A”
Dampak :
• Hilangnya percaya diri
• Merasa rendah diri
Sang Detektif
• Orang tua yang selalu ingin tahu dan
memata – matai anak, menduga – duga
setiap hal yang anak kerjakan, dan tidak
memberikan ruang bagi anak untuk
memiliki privasinya sendiri.

• Rutin mengecek diari atau hp anak,


tanpa IZIN.
Dampak :
• Anak menjadi sulit untuk mengembangkan kemampuan
membangun hubungan dengan orang lain.
• Hubungan anak – orang tua yang jauh
Sang Superstar
• Orang tua yang sangat jarang hadir
secara fisik maupun emosional
dengan anaknya. Anak hanya
dipenuhi secara materil.
• Orang tua sibuk, pemabuk,sosialita

Dampak:
• Anak memunculkan perilaku negatif
baik secara sosial maupun kognitif.
• Tidak adanya bonding antara orang
tua – anak
Sang rentenir
Orang tua yang sering sekali mengungkit tentang
besarnya biaya yang telah dikeluarkan orang tua
untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

Hal ini biasanya dilakukan orang tua sebagai


“senjata” agar anak selalu mengikuti apa yang
diinginkan oleh orang tua sehingga anak merasa
“tidak enak hati” jikalau harus menolak keinginan
orang tua atau dengan dalih “orang tua melakukan
ini dan itu semuanya demi kebaikan anak
nantinya”.
Sang Tukang
Menyalahkan
Orang tua menyalahkan anak untuk hal-hal
buruk yang terjadi dalam keluarga. padahal
penyebabnya bisa dari berbagai macam faktor.

Misalnya : usaha keluarga turun ketika anak


kedua lahir. Kemudian orang tua sering sekali
membahas hal tersebut. Akibatnya anak merasa
bahwa dialah yang menjadi penyebab dari
kemalangan keluarga.
HUKUM PSIKOLOGI BELAJAR (MODELLING) :

ANAK MENG-IMITASI SEMUA


SIKAP ORANG TUANYA

Orang tua yang menjadi “ROLE MODEL”


penanaman kesabaran

Akan mendapatkan Anak yang MAMPU


BERSABAR
Tips Menghindari Perilaku Toxic Dalam Islam

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.


Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (Q.S
Lukman[31] : 19)

Artinya, dalam parenting harus :


• Berbicara dengan lemah lembut
• Berkata – kata yang baik
• Berkata – kata yang sopan
• Tidak berkata kasar
Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya,
ketika dia member pelajaran kepadanya, “wahai bunayya
(anakku) janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesugguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman yang besar.”(Q.S Lukman: 13)”

Artinya, dalam parenting harus :


• Menasehati anak dengan kelembutan
• Gunakan panggilan yang mengandung kasih sayang
misalnya sayangku, bunayya, humaira…
“Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian
pada diri Rasulullah. Yaitu bagi siapa saja yang
mengharapkan Allah dan hari akhir dan dia banyak
mengingat Allah.” (Q.S Al – Ahzab :21)

Artinya, dalam parenting tirulah metode:


• Contoh mendidik anak yang terbaik adalah dengan
mencontoh perilaku dan cara Rasulullah SAW dalam
mendidik anak - anaknya
“Abu Hurairah berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
mencium Al-Hasan bin 'Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro' bin Haabis
At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro' berkata, "Aku
punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah
kucium". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallampun melihat
kepada Al-'Aqro' lalu beliau berkata, "Barangsiapa yang tidak
merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati" (HR Al-
Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)

Artinya, dalam parenting:


• Melimpahkan dan menunjukkan afeksi
"Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat
saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka
(karena meninggalkan solat) saat usia sepuluh tahun. Dan
pisahkan tempat tidur mereka." (HR. Abu Daud no 495
dengan sanad hasan) Namun rasul tidak pernah memukul
anaknya. Kenapa? “Dan Allah tidak menyukai
kerusakan.” (QS. AL-Baqarah: 205)

Artinya, dalam parenting :


Memberikan aturan, batasan, dan konsekuensi yang jelas.
Lalu Bagimana Menghukum Anak?
hukuman dalam Islam ialah sesutau yang bermaksud sebagai tuntunan dan
perbaikan, agar tahu apa yang harus dilakukan kedepannya, bukan sebagai
hardikan atau pembalasan agar menyakiti dan tidak mengulangi karena takut
sakit.

Sebelum menghukum cek dulu metode hukuman anda


 Apakah hukuman anda membuat anak tahu kesalahannya?
 Apakah hukuman anda membuat anak tahu apa yang harus dilakukan
kedepannya?
 Apakah hukuman anda menimbulkan trauma bagi anak?

Anda mungkin juga menyukai