KARANGANYAR SOLO
Oleh :
NURUL ISTIQOMAH
NIM : 2001021194
LAMONGAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia serta rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diampu oleh Dosen Ibu Irma Indira, S.Ak.,
M.Ak. Saya juga berterima kasih kepada beliau karena telah membimbing dan memberikan
saran dalam proses pembuatan laporan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu.
Saya sangat berharap dengan adanya laporan ini dapat berguna bagi semua orang
yang telah membacanya sehingga dapat bertambah pengetahuan serta wawasan dalam
pembahasan yang ada dalam laporan ini. Saya juga menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya memohon maaf serta mengharap
saran dan kritik yang dapat membangun kesempurnaan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
kekiri. Pemupukan dasar menggunakan pupuk urea . Penanaman bibit dari pollybag
(bibit berasal dari bandung) Terdapat 2 macam bibit yaitu Teh ri 24 dan teh ri 25.
Dari pertumbuhan ranting dikenal ranting peko dan ranting burung. Ranting
peko adalah ranting yang masih mempunyai kuncup (peko) yang masih tergulung dan
merupakan ranting yang tumbuh aktif. Secara garis besarnya dikenal 3 macam
petikan, yaitu :
1. Petikan halus adalah petikan pucuk teh dimana yang dipetik adalah kuncup yang
masih tergulung (peko) + 1 helai daun muda.
2. Petikan sedang adalah petikan pucuk ditambah dengan 2 helai daun tua atau 3
helai daun muda.
3. Petikan kasar adalah petikan pucuk + 3 helai daun tua atau lebih.
Setelah 6 bulan dipetik tapi tidak banyak dan melakukan perawatan lagi, dalam 1
tahun pemupukan 3x jadi 4 bulan sekali pemupukan. Kemudian panen, terdapat 2
macam jenis yaitu :
Belum mekar atau kuncup namanya peko super ( P+1 ) daun muda
Burung ( sudah mekar ) B+1
4
2.3.2 Proses Pembuatan Teh
Mesin Rotary Panner digunakan untuk proses pelayuan pucuk daun teh.
Mesin ini berfungsi untuk mengurangi kadar air pada pucuk sampai dengan 30-35%
hingga pucuk daun teh menjadi layu dan menonaktifkan enzim folivenol oksidasi.
Cara kerja mulai dari memasukkan pucuk daun teh yang sudah dihampar terlebih
dahulu ke dalam mesin rotary panner, mesin ini mencapai panas 100-150˚C.
2. Mesin Pelayuan II
5
Mesin ini sama dengan mesin rotary panner, berfungsi untuk melayukan daun
teh namun tidak boleh terlalu kering.
3. Mesin Penggilingan (Open Top Roller)
Mesin ECP digunakan dalam proses pengeringan awal untuk teh hijau.
Berfungsi untuk mempertahankan bentuk gulungan–gulungan, mengurangi kadar air
6
(tidak kering dan tidak basah) yang masih terkandung dalam pucuk daun teh yang
sudah tergulung hingga 25-30 %.
5. Mesin Pengeringan II
Prinsip kerja mesin ini yaitu daun teh yang telah mengalami pengeringan awal
dimasukan sedikit demi sedikit kedalam tempat pemanas yang berputar sehingga
terjadi penguapan.
6. Mesin Boting
7
7. Sortasi (Mexy)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, setelah dilakukannya observasi ke perusahaan PT. Rumpun
Sari Kemuning, dapat disimpulkan bahwa Tahap pembuatan teh hijau di PT. Rumpun
Sari Kemuning sudah sesuai dengan produksi pengolahan teh hijau meliputi
penghamparan, pelayuan, penggulungan, pengeringan awal, pengeringan akhir,
pengemasan dan penyimpanan.
Pemetikan yang dilakukan di PT. Rumpun Sari Kemuning menggunakan
sistem pemetikan jendangan dan pemetikan produksi. Serta, standar mutu teh hijau
dari sebagian besar poduk teh di PT. Rumpun Sari Kemuning sudah sesuai dengan
standar SNI.