Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Manajemen Kelas

Disusun Oleh :

Anggun Amalia (2105116065)


Nur Yasmi (2105116066)
Aldi Fernando (2105116067)
Meyliana Sintikhe (2105116068)
Chindy Diah Ambarfatih (21051169)
Alycia Savitri (2105116070)
Mariska Juliana Putri ( 2105116071 )
Mira ( 2105116072 )
Selita Natasya ( 2105116073 )

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Manajemen Kelas

Nama: Kusdar, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
serta karunia-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Kelas” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang-benderang
seperti saat sekarang ini.

Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Kelas yang diampu oleh bapak Kusdar, M.Pd.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada:

1. Bapak Kusdar, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas,
terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

2. Teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan pikiran maupun


materinya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini.

Makalah ini disusun agar menjadi sumber bahan bacaan dan dapat menambah
wawasan kepada pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 23 Oktober 2022

Penyusun

Kelompok I

1I
DAFTAR ISI
Halaman Sampul I
Kata Pengantar II
Daftar Isi III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepala Sekolah
B. Tugas Kepala Sekolah
C. Fungsi Kepala Sekolah
D. Sistem Informasi Manajemen
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

2I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah bahwa : serangkaian kegiatan ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan secara efektif sumber daya manusia dan efisien untu
hanya menegaskan apa yang telah hasil pekerjaan melalui orang la
standar yang menggambarkan tingkat keberhasilan efektif, efisien dan or
ang lain untuk mencapai tujuan Scanlan dan Key dan sumber dayasumber
daya lainnya k suatu tujuan tertentu”. Definisi ini tidak dikemukakan
sebelumnya tentang in, tetapi menjelaskan tentang pencapaian adanya
ukuran atau seoran proses manajemen akan terjadi g manajer yaitu
apabila seseorang melibatkan organisasi.
Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin
sekolah.5Berarti secara terminologi kepala sekolah dapat diartikan
sebagaitenaga fungsionalguru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah di manadiselenggarakan proses belajar mengajar
atau tempat di mana terjadi interaksi antaraguru yang memberi pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran.Kepala Sekolahadalah pimpinan
tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan sangat berpengaruh
bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah pemimpin yang tidak bisa
diisi oleh orang. Kepala sekolah jabatan orang tanpa didasarkan atas
pertimbanganpertimbangan. Siapapun yang akan diangkat menjadi
kepala sekolah harus di tentukan melalui prosedur serta
persyaratanpersyaratan tertentu seperti: latar belakang pendidikan,
pengalaman, usia, pangkat, dan integrita s. Kepala sekolah pada
hakekatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui suatu
proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Secara sistem jabatan kepala sekolah sebagai jabatan atau pemimpin
formal dapat diuraikan melalui tanggung jawab. Teori H. Mintzberg. 6

4
berbagai pendekatan: pengangkatan, pembinaan, Seorang kepala sekolah
hendaknya mempunyai tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan personal,
kecerdasan professional, dan kecerdasan manajerial. Kecerdasan personal
adalah kemampu an, skill dan keterampilan untuk melakukan hubungan
sosial dalam konteks tata hubungan professional maupun sosial.
Sedangkan, kecerdasan professional merupakan kecerdasan yang
diperoleh melalui pendidikan yang berupa keahlian tertentu di
bidangnya. Adapun kecerdasan manajerial adalah kecerdasan yang
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan kerja sama dengan
mengerjakan sesuatu melalui orang lain, baik kemampuan mencipta,
membuat perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, memberikan
motivasi, maupun melakukan evaluasi

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa pengertian kepala sekolah?


2. Apa saja tugas kepala sekolah?
3. Apa saja fungsi kepala sekolah?
4. Bagaimana sistem informasi manajemen?
C. Tujuan
1. Untuk pengertian kepala sekolah
2. Untuk mengetahui tugas kepala sekolah
3. Untuk mengetahui fungsi kepala sekolah
4. Untuk mengetahui sistem informasi manajemen

5
6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepala Sekolah


Kepala sekolah tersusun dari dua kata yaitu kepala dan sekolah. Kepala
dapat diartikan sebagai ketua atau pemimipin dalam suatu organisasi atau
lembaga. Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat bernaungnya peserta
didik untuk memperoleh pendidikan formal. Secara sederhana, kepala
sekolah dapat didefinisikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin sekolah tempat diselenggarakan proses belajar mengajar,
atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. Maksud memimpin
tersebut adalah Leadership, yaitu kemampuan untuk mengerakan sumber
daya, baik internal maupun eksternal, dalam rangka mencapai tujuan
sekolah dengan lebih optimal.1 Atau dengan kata lain, kepala sekolah adalah
guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang
diselenggarakan proses belajar-mengajar atau tempat terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Keterangan lain menyebutkan bahwa kepala sekolah merupakan padanan
dari school principal yang tugas kesehariannya menjalankan principalship
atau kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
sebagai kepala sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat
beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti
administrasi sekolah (school administrator), pimpinan sekolah (school
leader), manajer sekolah (school manager), dan sebagainya.
B. Tugas Kepala Sekolah

7
Tugas Kepala Sekolah yaitu sebagai edukator, manajer, administrator,
supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator yang dijabarkan
berikut ini:

1. Edukator
Tugas kepala sekolah sebagai edukator, kepala sekolah harus memiliki
strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim kondusif di sekolah,
memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada segenap tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan
mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas
normal. Kepala Sekolah juga senantiasa berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh tiap guru. Dalam hal ini faktor
pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalismenya, terutama
dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan
terhadap pelaksanaan tugasnya.
2. Manajer
Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong kelibatan seluruh tenaga kependidikan dalam
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
3. Administrator
Kepala Sekolah sebagai administrator memiliki hubungan sangat erat
dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.
Untuk menunjang kemampuannya dalam administrasi, Kepala Sekolah
harus memiliki kemampuan mengelola kurikulum, administrasi peserta
didik, mengelola administrasi personalia, administrasi sarana dan
prasarana, administrasi kearsipan,dan mengelola administrasi keuangan.
Sebagai Kepala Sekolah professional kegiatan administrasi diatas perlu
dilakukan dengan efektif dan efisien agar menunjang produktivitas
sekolah.
4. Supervisor
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah mensupervisi pekerjaan yang
dilakukan oleh guru atau pegawai administrasi sekolah. Supervisi yang
dimaksud adalah melakukan pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja tenaga pendidikan. Ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Kepala Sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam menyusun
dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan
hasilnya. Kemampuan supervisi Kepala Sekolah dapat diwujudkan
dengan penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program
supervisi kegiatan ekstrakulikuler, perpustakaan, laboratorium, dan ujian.

8
5. Leader
Tugas Kepala Sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kepala
Sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan
mengambil keputusan, dan kemampuan komunikasi. Pengunaan strategi
yang tepat ini sesuai dengan tingkat kematangan para tenaga
kependidikan, dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan
perilaku hubungan.
6. Inovator
Sebagai innovator Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang baik
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan
kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan
model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala Sekolah sebagai
inovator tercermin dari cara-cara yang dilakukan pekerjaannya secara
kontrukstif, kreatif, delegatif, integrative, rasional dan objektif, pragmatis,
keteladanan, disiplin, adaptabel dan fleksibel.
7. Motivator
Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai
tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan
lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,
pengahargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar
melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar.
8. Figure
Kepala Sekolah sebagai figure merupakan fungsi yang sangat berkaitan
dengan sosok teladan sebagi pemimpin yang ada di sekolah. Diharapkan
Kepala Sekolah mempunyai figure yang dapat dijadikan contoh dan
teladan bagi tenaga kependidikan maupun peserta didik. Dengan figure
yang baik Kepala Sekolah akan memiliki kewibawaan dalam memimpin
sekolah.
9. Mediator
Mediator dalam hal ini adalah memediasi setiap kebijakan atau
permasalahan yang terjadi di sekolah baik permasalahan antar Kepala
Sekolah dengan guru, antar guru dengan guru, antar guru dengan siswa,
antar orang tua/wali siswa dengan guru atau sekolah atau permasalahan
lain yang bekaitan dengan sekolah. Selain itu dapat menjadi mediator
yang baik antara sekolah dengan lingkungan masyarakat untuk kelancaran
proses pembelajaran di sekolah. Dengan peran mediator ini, diharapkan
Kepala Sekolah dapat menjadi mediator yang baik dalam memperlancar
produktivitas sekolah.

9
C. Fungsi Kepala Sekolah
Ada 7 fungsi utama kepala sekolah :

1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru
merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala
sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan
senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara
terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan
kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan
profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi
dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan
pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti:
MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di
luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya


peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar
sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya
akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu

10
kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi
upaya peningkatan kompetensi guru.

4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara


berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan
kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan
dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada
sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim mengemukakan bahwa
menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar
dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau
para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari
ungkapan ini, mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul
menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat
memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak
menguasainya dengan baik.

5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)

Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-


suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan
kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat

11
berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin
akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung
jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi
yang stabil, dan (7) teladan.

6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis
dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,
memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan
mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah
sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara
konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan

7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber
Belajar (PSB).

D. Sistem Informasi Manajemen

Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:


1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun
budaya sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi
siswa, rasa tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan
rasa nyaman dalam bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran
tentang arti penting kemajuan, dan menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
2. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi
warga sekolah berbasis kinerja;
3. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;

12
4. didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
5. didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki
tingkat sustainabilitas tinggi;
6. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada
semua pihak untuk memberikan informasi dan pemahaman yang
sama sehingga sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara
maksimal;
7. penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi
dan reorganisasi intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa
mengubah atau bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai
bentuk pengembangan dan pemberdayaan potensi sekolah;
8. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang
lebih luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri,
yang dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman (MoU);
9. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan
rasa kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah;
10. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai
fasilitas (perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar
implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih
efektif.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per-
masalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,
pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah
melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk
memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti.

Jenis-jenis karya ilmiah yang paling banyak diterbitkan oleh manusia adalah
makalah, skripsi, dan artikel. Makalah berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang
digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: pertama,
makalah deduktif, kedua, makalah induktif, dan ketiga, makalah komparatif.
Skripsi memuat karya sistematis yang mengutarakan pendapat penulis
berlandaskan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh
data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian kualitatif atau
kuantitatif. Artikel ilmiah didapat dari suatu pemikiran serta kajian pustaka atau
hasil pengembangan proyek. Istilah artikel mengacu kepada seluruh jenis hasil
karya tulis ilmiah yang dibuat berdasarkan kaidah, metode, dan sistematika karya
ilmiah. Pada dasarnya, artikel dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu artikel
hasil penelitian lapangan (field research paper) dan telaah artikel jurnal (paper
review).

Secara umum, ciri-ciri makalah terletak pada sifat keilmiahannya, yaitu


objektif, tidak memihak, faktual, sistematis, dan logis. Secara umum penulisan
karya ilmiah dalam bentuk skripsi memiliki ciri-ciri cenderung bersifat teknis,
substantif, lugas, dan objektif serta format pelaporannya bersifat baku mengikuti
ketentuan yang disepakati oleh masyarakat akademik perguruan tinggi tersebut.
Secara umum ciri-ciri artikel diantaranya: 1) Memiliki isi yang bersumber pada

15
fakta dan tidak hanya sekedar realita, 2) Berisikan tulisan yang singkat, padat,
jelas dan tuntas, 3) Hasil tulisannya original, 4) Isi artikel bisa berupa pemaparan
mengenai biografi seorang tokoh, peristiwa, kisah perjalanan seseorang,
argumentasi, hasil riset, berita terkini. 5) Gagasan yang diangkat harus
menyangkut kebutuhan para pembaca atau khalayak umum.

Secara garis besar, sistem penulisan makalah terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Pada isi bagian awal terdiri dari
halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel serta gambar. Pada isi bagian awal
ini penting untuk menampilkan maksud penulisan, memberikan gambaran dan
panduan tentang garis besar isi makalah, serta memudahkan pembaca
menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah dan ada isi bagian
akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran. Secara umum, sistematika
proposal skripsi tidak jauh berbeda dengan setiap jenis penelitian; hanya ada
perbedaan format dan penekanan sesuai dengan pendekatan penelitian yang
digunakan. Penulisan artikel hasil penelitian (field research paper) dan artikel
jurnal (paper review/artikel konseptual/telaah pustaka) dalam jurnal
menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad dan hanya berisi hal-hal
yang sangat penting. Bagian yang dianggap
paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah temuan
penelitian, pembahasan, dan kesimpulan.

B. Saran
Dalam menulis karya ilmiah, sering kita jumpai plagiasi atau penjiplakan
karya tulis orang lain yang dilakukan oleh seseorang untuk kepentingan pribadi
atau kepentingan akademik yang dimana tindakan plagiasi ini sudah diatur dalam
Pasal 70 UU No.20 Tahun 2003 tentang plagiasi dan sanksi yang diberikan serta
UU No. 28 Tahun 2014 tentang hak cipta, oleh karena itu pencegahan tindakan
plagiasi perlu ditingkatkan lagi mengingat pengambilan karya tulis orang lain
merupakan hal yang tidak baik dan agar generasi-generasi yang lulus murni hasil

16
dari pemikiranya sendiri tanpa melakukan plagiasi atau mengatasnamakan karya
tulis orang lain sebagai karyanya sendiri.

Sistematika penulisan karya ilmiah yang baik juga sangat penting dalam
menyusun sebuah karya ilmiah seperti skripsi, makalah atau artikel untuk itu
sebaiknya membahasnya secara detail.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djuharie, O Setiawan. (2001) Pedoman Penulisan Skripsi Tesis dan Disertasi.

Bandung: Yrama Widya.

Bambang Dwiloka dan Rati Riana (2005). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Panjaitan, H. (2017). Sanksi Pidana Plagiarisme Dalam Hukum Positif Di


Indonesia. To-Ra, 3(2), 551. https://doi.org/10.33541/tora.v3i2.1152

Kosim, Mohammad. ( 2020). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Madura: IAIN


Madura

Widodo, A. P. A. ( 2018). Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Sidoarjo: Nizamia Learning


Center

Suhartina. (2021). MENULIS KARYA ILMIAH : Bukan Hanya Sekadar Teori.


Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media

18
19

Anda mungkin juga menyukai