Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

“Pengaruh Profesionalitas Kepala Sekolah terhadap Motivasi


Kerja Guru”

Dosen pengampu: Euis Ratna Dewi M.A

Disusun oleh Kelompok 1:

Nurul Mukaramah

Rika Fatmawati

Siti Zumala Sari

Sekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim - Cikarang

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah


SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Administrasi Pendidikan yang berjudul: “Pengaruh
Profesionalitas Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru”. Dalam
penyelesaian makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah.

Demikian tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat


memenuhi tugas mata kuliah administrasi pendidikan dan kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan umumnya untuk semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................1


B. Rumusan masalah......................................................................1
C. Tujuan masalah..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Profesionalisme Kepala Sekolah?.............................................2


B. Hakikat Motivasi Kerja?...........................................................3
C. Hakikat Kinerja Guru?..............................................................4
D. Upaya Peningkatan Profesionalisme Kepala Sekolah?.............5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................7
B. Saran..........................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan agenda


bependidikan di Indonesia. Dalam rangka mewujudkan pendidikan
yang bermutu tentu tidak terlepas dari peranan berbagai pihak, salah
satunya adalah peran tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan
merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan
pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan
pelayanan teknis dalam bidang kependidikan.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, aspek utama yang


ditentukan adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan
titik sentral dalam pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan,
dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi peningkatan mutu
pendidikan adalah apabila pelaksanaan proses belajar mengajar
dilakukan oleh pendidik-pendidik yang dapat diandalkan
keprofesionalannya.

Kinerja guru mencerminkan performance seorang guru


dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam kenyataannya maksimal tidaknya kinerja guru dipengaruhi
banyak faktor. Kepemimpinan kepala sekolah dan profesionalisme
guru merupakan dua faktor diantara faktor-faktor yang lain yang
dapat mempengaruhi kinerja guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Profesionalisme Kepala Sekolah?
2. Apa Hakikat Motivasi Kerja?
3. Apa Hakikat Kinerja Guru?
4. Bagaimana Upaya Peningkatan Profesionalisme Kepala
Sekolah?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Profesionalisme Kepala Sekolah?
2. Untuk Mengetahui Hakikat Motivasi Kerja?
3. Untuk Mengetahui Hakikat Kinerja Guru?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Upaya Peningkatan
Profesionalisme Kepala Sekolah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan


nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005), menetapkan delapan
Standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan.

Kedelapan standar yang dimaksud meliputi: standar isi, standar


proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Salah satu standar yang
dinilai langsung berkaitan dengan mutu lulusan yang diindikasikan oleh
kompetensi lulusan adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Ini
berarti bahwa untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan, mutu
tenaga pendidik (guru), dan tenaga kependidikan (kepala sekolah,
pengawas, laboran, pustakawan, tenaga administrasi, pesuruh) harus
ditingkatkan.

A. Profesionalisme Kepala Sekolah

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”
kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi
atau sebuah lembaga. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus
dilaksankannya. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang
dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) bahwa kepala sekolah bekerja
dengan dan melalui orang lain. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran
komunikasi di lingkungan sekolah.

Kepala sekola bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan


yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru,
siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab
kepala sekolahengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala
sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala
keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas
secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara
kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.

Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional.


Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis,

2
kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta
harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling
berkaitan.

Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam


lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa
menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam
konflik tersebut.

Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam


pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolahlah yang mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada
satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula
sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-
kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan
berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit
tersebut.

Jadi, profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu


bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan
mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas
keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya
ayang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai
tujuan bersama.

B. Hakikat Motivasi Kerja

Perilaku kerja seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh


keinginannya untuk mencapai tujuan tertentu. Keinginan merupakan istilah
lain dari motivasi. Menurut Hasibuan (2003:95), motivasi berasal dari kata
dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang. keinginan dan daya
penggerak kemauan bekerja seseorang. Sedangkan menurut Robbins
(2007:166). motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya
yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.

Motivasi kerja seorang guru adalah keadaan yang membuat guru


mempunyai kemauan atau keinginan untuk mencapai tujuan tertentu
melalui pelaksanaan tugas tugas keguruan. Motivasi kerja guru akan
memberikan kekuatan untuk melaksanakan aktivitas pekerjaan sehingga
menyebabkan seorang guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara
tujuan organisasi dengan tujuan pribadinya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dan sasaran-sasaran dalam organisasi sekolah

3
akan tercapai apabila semua komponen organisasi termasuk guru memiliki
motivasi yang tinggi secara optimal.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru menurut


Roth et al (2007) yaitu:

a. Motivasi ekstrinsik yang meliputi:

1) Penghargaan atas usaha dan prestasi guru

2) Kepuasan terhadap cara mengajar

3) Pengamatan Kepala terhadap pekerjaan guru

b. Motivasi intrinsik yang meliputi:

1) Cara mengajar yang menyenangkan

2) Hubungan dengan orang tua siswa yang harmonis

3) Hubungan dengan siswa yang harmonis

C. Hakikat Kinerja Guru

Kinerja merupakan terjemah dari bahasa inggris work performance


atau job performance atau performance saja. Dalam kamus besar bahasa
indonesia "Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan
dalam kemampuan kerja" (Depdiknas, 2003). Kinerja sangat berkaitan
dengan hasil kerja Hasibuan (2003:94) menyatakan bahwa kinerja atau
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Mangkuprawira dalam Yamin (2007: 155) menjelaskan bahwa


kinerja merupakan suatu kontruksi multi dimensi yang mencakup banyak
faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut adalah :

a. Faktor Personal/individual, meliputi unsur (skill), pengetahuan,


keterampilan kemampuan. diri,motivasi dan kepecayaan komitmen yang
dimiliki oleh tiap individu guru.
b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader
dalam memberikan dorongan, semangat. arahan, dan dukungan kerja
pada guru.

4
c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesema anggota tim.
kekompakan, dan keeratan anggota tim.
d. Faktor system, meliputi system kerja,fasilitas kerja yang diberikan oleh
pimpinan sekolah. proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi
(sekolah).
e. Faktor kontekstual (situasional). meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal Guru merupakan faktor utama penentu
keberhasilan prestasi peserta didik.

Ivor K. Davies (1987:35) mengatakan bahwa seorang mempunyai empat


fungsi umum yang merupakan ciri pekerja seorang guru, adalah sebagai
berikut:

a. Merencanakan yaitu pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar.


b. Mengorganisasikan yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan
menghubungkan sumber sumber belajar sehingga dapat mewujudkan
tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efesien, dan ekonomis
mungkin.
c. Memimpin yaitu pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan,
menstimulasikan mendorong. dan murid-muridnya, sehingga mereka siap
mewujudkan tujuan belajar.
d. Mengawasi yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah
fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil
dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum
dapat diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali
situasinya dan bukunya mengubah tujuan.

D. Upaya Peningkatan Profesionalisme Kepala Sekolah

merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus


dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu
dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga
kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada
istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya professional belum tentu akan
terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya
tidak professional belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari
pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut
adanya penyasuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut
dengan penuh persiapan.

5
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala
sekolah harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut.
Dan yang berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah
adalah pengawas sekolah dan pengajar atau Pendidik yang bersama-sama
kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.

Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud


begitu tanpa adanya motivasi kinerja guru dan adanya kesadaran dalam diri
kepala sekolah tersebut serta semangat mengabdi yang akan melahirkan visi
kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas.

Dan ini merupakan faktor yang paling penting sebab kesadaran dan
motivasi kinerja guru serta kepala sekolah untuk selalu semangat mengabdi
inilah semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalannya
maka hasilnyapun akan maksimal dan realisasianyapun akan optimal.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepala sekolah merupakan pemimipin formal yang tidak bisa diisi


oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu
kepala sekolah bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim sekolah yang kondusif
yang menumbuhnkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik.
Dengan kepemimpinan kepala sekolah inilah, kepala sekolah
diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan
untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses
pencapaian tujuan.

Motivasi kerja yang dimiliki guru akan mendorong guru untuk


bekerja atau mengarahkan aktivitas selama bekerja serta menyebabkan
guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi
dengan tujuan pribadinya. Jika seorang guru mempunyai motivasi kerja
yang tinggi, maka guru tersebut akan melakukan pekerjaannya dengan
keras, tekun, dan dengan dedikasi tinggi sehingga akan tercapai hasil
yang maksimal. Sehingga motivasi erat hubungannya dengan perilaku
dan kinerja atau prestasi kerja pada kepala sekolah. Dengan demikian
semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya
begitu pula sebaliknya.

B. Saran

Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas


antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman sudi


memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://akhmadsudrajat-wordpress
com.cdn.ampproject.org/v/s/akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/pr
ofesionalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16235995044172&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A
%2F%2Fakhmadsudrajat.wordpress.com
%2F2008%2F07%2F18%2Fprofesionalisme-kepemimpinan-kepala-
sekolah%2F (diakses tanggal 13 Juni 2021)

https://docplayer.info/18570-Pengaruh-kepemimpinan-kepala-sekolah-dan-
profesionalisme-guru-terhadap-kinerja-guru-sekolah-dasar-negeri-di-
kecamatan-paguyangan-kabupaten-brebes.html (Diakses tanggal 13 Juni
2021)

https://media.neliti.com/media/publications/162610-ID-pengaruh-
profesionalisme-guru-dan-motiva.pdf (Diakses tanggal 13 Juni 2021)

Anda mungkin juga menyukai