PENDALAMAN MATERI
Pemimpin perubahan, yaitu pemimpin yang berhasil membawa perubahan pada unit
organisasi yang dipimpinnya :
Dalam mewujudkan perubahan, pemimpin mencari dimensi yang bermasalah kemudian
menyusun langkah untuk mengubahnya
Pemimpin menetapkan tujuan, kemudian memobilisasi
Stakeholdernya untuk melaksanakan perubahan, karena mustahil perubahan itu dilaksanakan
sendiri
Tujuan perubahan tidak ambisius sehingga sulit diwujudkan, tetapi tidak juga bersifat business
as usual sehingga tidak mampu membawa perubahan yang signifikan bagi organisasinya.
Kepemimpinan perubahan, secara khusus dalam bidang pendidikan, bisa dimaknai
sebagai upaya untuk menciptakan kondisi-kondisi baru agar hubungan antara guru dan siswa
berkembang (Ken Robinson: 2015: 72).
Menurut Eggen & Kauchak (2004), kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang
dilakukan kepala sekolah dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan
memuaskan bagi guru, serta pada akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat.
Daresh dan Playco (1995), kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar
mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya.
figur kepala sekolah yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran,
Kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah,
Sistem/struktur yang utuh dan benar. Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan
karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan.
Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran khususnya di madrasah antara lain :
1. Memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi,
bakat, minat dan kebutuhannya.
2. Memfasilitasi pembelajaran agar siswa prestasi belajar meningkat, kepuasan belajar semakin
tinggi, motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan terwujudkan, kreativitas terpenuhi,inovasi
terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat.
Komponen Pemimpim Pembelajaran yang harus dimiliki seorang kepala madrasah :
Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin
dicapai dari proses pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan supervisi
pendidikan adalah:
Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan
fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang
dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.
Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka
meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif
untuk bersana-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta mengembang-kan
kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan
tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan-
tindakan perbaikannya.
Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar baik tuntutan itu
datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip
yang kokoh demi kesuksesan tugasnya, yaitu:
Supervisi harus konstruktif dan kreatif
Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah yang lebih baik dengan
mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisitaif orang-orang yang disupervisinya.
Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasarkan hubungan pribadi
Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
Metode utama yang mesti dilakukan oleh pengawas satuan Pendidikan dalam supervisi manajerial
tentu saja adalah :
a. Monitoring/Pengawasan
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan sekolah, apakahsudah sesuai dengan rencana, program, atau standar yang
telahditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program
(Rochiat, 2008: 115).
Sesuai dengan paradigma baru manajemen sekolah yaitu pemberdayaan dan partisipasi,
maka judgement keberhasilan atau kegagalan sebuah sekolah dalam melaksanakan program atau
mencapai standar bukan hanya menjadi otoritas pengawas.
d. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi,
misi dan tujuannya.
e. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam
melakukan supervisi manajerial.
Pedoman Observasi: instrumen yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. Untuk
memudahkan pengolahan data, sebaiknya pedoman observasi menggunakan skala penilaian,
antara lain; skala angka, skala grafik, skala grafik deskriptif, atau kartu nilai.
Pedoman Wawancara. Wawancara termasuk salah satu alat dalam pengumpulan data yang dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tambahan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran.
Untuk kelancaran dan efektifitas proses wawancara diperlukan intrumen dan pedoman
wawancara.
Daftar Cek/Kendali, yaitu suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi
kondisi nyata dari suatu kegiatan yang terjadi di dalam kelas secara rinci.
Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka tenaga kependidikan
guna meningkatkan mutu dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Ruang lingkup penyelenggaraan supervisi tenaga kependidikan antara lain : Tenaga Administasi Sekolah
(TAS), tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium.
Pengembangan instrumen supervisi tenaga kependidikan dikembangkan oleh kepala sekolah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tenaga kependidikan (Kepala TAS, Kepala
Laboratorium, Kepala Program Studi, dan Kepala Perpustakaan).
Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan
pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik.
Agar kepala madrasah inovatif, kerja keras, memiliki motivasi kuat, pantang menyerah, dan
kreatif dalam mencari solusi terbaik sehingga mampu mengembangkan dan meningkatkan mutu
pengelolaan pendidikan di madrasah.
Konsep kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif
dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002), Kreatif berarti menghasilkan sesuatu
yang belum pernah ada sebelumnya, Inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan
sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.
Cara mengembangkan jiwa kewirausahaan adalah :
1. Evaluasi diri tentang tingkat kepemilikan jiwa kewirausahaan
2. Melalui “belajar”.
3. Melalui membaca, magang, kursus, dialog/belajar dengan wirausahawan sukses, pengamatan
langsung di lapangan, dan mencoba berusaha
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
sekolah/madrasah,
5. Memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa, dan
6. Menjadi teladan bagi guru dan siswa di sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi
kewirausahaan
7. Pengelolaan dan Supervisi Manajerial.
Identifikasi masalah adalah langkah yang sangat penting dalam proses penelitian. Menemukan dan
mengidentifikasi masalah yang tepat sangat penting dalam proses untuk meneliti dan menyelesaikan
masalah belajar Artinya bahwa desain pembelajaran dan lain-lain yang terkait ujung-ujungnya adalah
agar semuanya untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisifasi berbagai
kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tujuan pembelajaran. Guru dapat membuka
solusi yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah dui dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Ada tiga tahapan yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi suatu masalah.
Pengertian Inovasi adalah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan yang lain atau
berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana.
( Fuad Ihsan, 2003;191 ). inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam
proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang
mendukung untuktercapainya tujuan pembelajaran.
Inovasi pembelajaran merupakan sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen
yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik
kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung.
Konsep dasar inovasi pendidikan adalah :
1. Pembaharuan, penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. (Zaltman dan Duncan (1973:
7)
2. Inovasi adalah ide, produk, kejadian, atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok
orang atau unit adopsi yang lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery. ( Ibrahim, 1998: 1; Hanafi,
1986: 26; Rogers, 1983: 11).
3. Perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi (Idris,Lisma Jamal,1992: 71).
Tujuan Inovasi bisa dilakukan melalui dua tahap yaitu :
A. Tahap demi Tahap
1. Mengejarketertinggalanyang dihasilkanoleh kemajuan ilmudan teknologi sehingga semakin
lama pendidikan di Indonesia semakinberjalansejajardengankemajuan tersebut;
2. 2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di Madrasah dan luar Madrasah bagi setiap
warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia MI, MTs, MA dan UIN/STAIN.
B. Jangka Panjang
1. Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
2. Untukmemecahkanmasalahpendidikandan menyongsongarahperkembangandunia
kependidikanyang lebihmemberikan harapan kemajuan lebih pesat.
Masalah Internal MAN Solusi/gagasan/Inovasi
KOTIM
A.Guru
1 Administrasi kurang Perlu diadakan supervisi secara berkala agar administrasi
. lengkap guru bisa diperhatikan
Penggunaan IT bagi guru Perlu mengadakan whorkshop multimedia pembelajaran di
2 yang sudah sepuh masih madrasah dan mewajibkan semua guru mengikuti agar
rendah semua guru mampu mengajar melalui daring
Guru mengajar tidak linier 1. Perlu mengusulkan permintaan guru mapel yang belum
dengan mapel yang di ada ke Kanwil setempat
3
ampuh karena tidak 2. Menerima guru honor sementara untuk mengisi guru
memiliki guru yang sesuai mapel yang kosong melalui seleksi oleh pihak sekolah
Laporan OJT-1 12 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021
kompetensi
dengan kompetensinya
B.Siswa
Perlu mengadakan lomba literasi dan pojok baca antar kelas
Kurangnya minat belajar untuk merangsang minat baca siswa. Dengan penilaian
1
bagi siswa selama sebulan sehingga diharapkan budaya membaca jadi
kebiasaan.
Siswa kurang memahami Guru dituntut memberi penjelasan melalui vidio tutorial
2 materi melalui daring sehingga siswa bisa mengulang-ulang menyimak vidio
terutama materi eksakt tersebut
- Pihak sekolah perlu membangun komunikasi dengan orang
tua dengan melibatkan orang tua pada kegiatan tertentu di
Orang tua belum
madrasah
3 sepenuhnya mendukung
- Perlu mengundang orang tua secara berkala mengevaluasi
program sekolah
proses pembelajaran di madrasah terutama pada saat
penerimaan raport persemester.
Masalah dalam inovasi pendidikan adalah : 1. Kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar,
Penanganannya: Dengan menciptakan sistem pendidikan yang mampu menampung anakdidik sebanyak
mungking di berbagai daerah; 2.Kualitas; Kurangnyadana, kurangnya jumlah guru, dan kurangnya
fasilitas pendidikan memengaruhi merosotnya mutu Pendidikan 3. Relevansi; Kurang
sesuainyamateripendidikandenganmenyusunkurikulum baru; 4.Efisiensi dan keefektifan;
pendidikanharusdiusahakanagar memperolehhasilyang baikdengan dana dan waktuyang sedikit.
DIMENSI KEPRIBADIAN
TINGKAT PENILAIAN BUKTI PRAKTIK
CONTOH KEMUNGKINAN
NO KOMPETENSI YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN
CALONKEPALA
SEKOLAH
Perkataan baik saya A. Tidak pernah Perkataan yang saya
1
selaras dengan B. Hampir tidak sampaikan sebagian besar
tindakan yang saya pernah ditiru oleh siswa dan guru
lakukan. C. Terkadang
D....Sering
2 Cara saya dalam berbicara, A. Tidak pernah Dalam melaksanakan
bersikap, dan berperilaku B. Hampir tidak pernah
tugas sebagai wakamad
diteladani oleh warga C. Terkadang
D. Sering kesiswaan ada beberapa
sekolah dan masyarakat.
E. perkataan saya yang ditiru
pengurus Osim.
3 Saya melaksanakan tugas- A. Tidak pernah Dalam melaksanakan
tugas saya dengan B. Hampir tidak
pernah tugas saya membuat RPP,
perencanaan yang matang melaksanakan KBM,
C. Terkadang
dan evaluasi berkelanjutan.
D. Sering mengadakan penilaian,
E. remedial dan pengayaan.
Saya mampu mengen- A. Tidak pernah
4 Saya berusaha bahwa
dalikan diri dalam B. Hampir tidak pernah
menghadapi masalah- C. Terkadang masalah pasti ada cara
masalah terkait peker-jaan D.....Sering penyelesainnya.perkataan
saya dengan baik. saya juga ditiru oleh
5 A. Tidak pernah teman guru.
Saya aktif meningkatkan
pengetahuan dan B. Hampir tidak kalau saya sudah jadi
keterampilan dalam pernah kepala sekolah saya akan
C. Terkadang
melaksanakan tugas-tugas aktif meningkatkan
D. Sering
kepala sekolah, melalui pengetahuan dan
berbagai kegiatan pengem- ketrampilan dalam
bangan diri. melaksanakan tugas-tugas
6 A. Tidak pernah kepala sekolah
Saya berbagi penge-tahuan
dan pengalaman kepada B. Hampir tidak
pernah Saya sering berbagi
teman-teman sejawat pengetahuan dan
C. Terkadang
berkaitan dengan tugas saya pengalaman kepada teman
D....Sering
sehari-hari
sejawat yang masih yunior
berkaitan dengan tugas
mengajar.
19
DEMINSI SOSIAL
BUKTI PRAKTIK
TINGKAT
CONTOH KEMUNGKINAN YANGDILAKUKAN
NO PENILAIAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI
SEKOLAH
1 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham Saya sering
program kerja sama dengan pihak B. Kurang paham mengadakan
lain, baik perseorangan maupun kerjasama dengan
institusi dengan baik, untuk C. Cukup Paham DLH dalam rangka
mendukung pelaksana-an D. Sangat paham mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah. adiwiyata di
madrasah
2 Saya memiliki pengalaman A.
Tidak ada Saya selaku
dalam melakukan kerja sama B.
Sedikit wakamad sering
dengan perseorangan dan C.
Cukup banyak bekerjasama dengan
institusi lain, baik institusi D.
Sangat Banyak pihak PTN untuk
pemerintah atau swasta untuk memberi sosialisasi
mendukung penyelenggaraan kepada siswa kelas
pendidikan di sekolah dimana XII di madrasah.
saya bertugas.
3 Saya memahami cara A.
Tidak paham Saya selalu
melakukan evaluasi dan B.
Kurang paham mengevaluasi
perbaikan terhadap kegiatan kerjasama
C.
Cukup Paham dengan PTN terkait
Program dan kegiatan kerjasama D.
Sangat paham
dengan perseorangan dan dengan kurangnya
institusi pemerintah atau swasta minat siswa masuk
PTN/PTS
4 Saya terlibat aktif menjadi A.
Tidak pernah -Pengurus Pramuka
pengurus organisasi sosial
B.
Hampir Kab. 2003-sekarang
tidak
kemasyarakatan di lingkungan pernah -Pengurus BKPRMI
tempat tinggal saya C.
Kadang- 2012-sekarang
kadang
D...Sering
5 Saya memiliki pengalaman A.
Tidak ada Saya sering
dalam menggalang bantuan mengumpulkan dana
B.
Sedikit
dari semua warga sekolah sosial setiap ada
C.
Cukup banyak warga yang tertimpa
tempat saya bertugas untuk
D..Sangat banyak musibah kepada
meringankan penderitaan warga
masyarakat yang sedang guru, siswa di
tertimpa bencana/musibah atau madrasah.kemudian
mengalami kesulitan ekonomi saya salurkan kepada
warga yang
membutuhkan
20
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN (AKPK)
BAGI CALON KEPALA MADRASAH
TAHUN 2021
KABUPATEN : KOTAWARINGIN
TIMUR
KEMENTERIAN AGAMA
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN
2021
21
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil kajian dan pelaksanaan on the job Training 1 (OJT-1) yang
penulis laksanakan, maka dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendidikan dan Latihan yang dikaksanakan oleh badan litbang dan pusdiklat tenaga teknis
pendidikan dan keagamaan sangat memberi motivasi, pengetahuan dan pengalaman yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan madrasah khusunya
madrasah tempat bekerja masing-masing peserta.
2. Kegiatan praktek mandiri pada OJT-1 dapat meningkatkan kompetensi akademik yang
mencakup Pendalaman Materi ( Kepemimpinan pembelajaran, Supervisi guru dan tenaga
kependidikan, Manajerial dan Kewirausaan ), Identifikasi masalah Pembelajaran,Perumusan
ide/gagasan inovasi dan AKPK.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil kajian dan pelaksanaan on the job learning (OJL),
maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru kedepannya
terus ditingkatkan agar dapat membantu guru-guru memecahakan persoalan-persoalan
yang dihadapi sehari-hari sesuai dengan tupoksinya sebagai guru profesional.
Untuk membantu guru meningkatkan kepampuannya dalam menyusun perencaanaan
dan pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, di madrasah
2. harus melaksanakan supervisi akademik minimal tiga kali dalam satu semester.
Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala madrasah harus menganalisis
dan menelaah perangkat pembelajaran yang dibuatnya agar dapat terus menghasilkan
perangkat bembelajaran yang sesuai dengan standar proses yang berlaku.
22
DAFTAR PUSTAKA
Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982,
Andriani, D. 2008. Peran Kepala Sekolah Dalam Upaya Mewujudkan Perubahan Sekolah.
(Online), (http://media. neliti.com/media/publications/114328-ID-peran-kepala-sekolah-dalam-
upaya-mewujud.pdf), diakses pada 24 Juni 2018
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan Adminstrasi Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.
23
LAMPIRAN FOTO-FOTO PRAKTEK MANDIRI DI MAN KOTAWARINGIN TIMUR
DIKLAT OJT-1 CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II TAHUN 2021
1. Supervisi guru Al Qur’an Hadis ( Hj. Umu Lathifah, S.Ag ) Melalui Zoom Meeting di Ruang Guru
2. Identifikasi masalah Kepemimpinan dengan Kepala MAN Kotim ( M. Rusidi, S.Ag., M.Pd.I )
24
3. Identifikasi masalah dengan Waka Kurikulum MAN Kotim ( Noor Syaifullah, S.Ag.M.Pd.I)
25
5. Identifikasi Masalah dengan Kaur TU ( Tenaga Tendik ) ( Hj. Yuli Purwanti, S.Ag.)
26