Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDALAMAN MATERI

A. KEPEMIMPINAN PERUBAHAN DAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN


1. Kepemimpinan Perubahan
Kepemimpinan perubahan adalah sebuah upaya untuk menciptakan sebuah perubahan dalam
organisasi, sehingga membawa perubahan yang menjadikan semua komponen dalam organisasi itu
menyatu dan saling berempati untuk membawa perubahan yang dibuatnya agar lebih bermanfaat dan
memiliki nilai positif terhadap organisasi.

Kepemimpinan perubahan dalam bidang organisasi adalah tindakan beralihnya suatu


organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang menurut yang
diinginkan guna meningkatkan keefektifannya

Pemimpin perubahan, yaitu pemimpin yang berhasil membawa perubahan pada unit
organisasi yang dipimpinnya :
 Dalam mewujudkan perubahan, pemimpin mencari dimensi yang bermasalah kemudian
menyusun langkah untuk mengubahnya
 Pemimpin menetapkan tujuan, kemudian memobilisasi
 Stakeholdernya untuk melaksanakan perubahan, karena mustahil perubahan itu dilaksanakan
sendiri
 Tujuan perubahan tidak ambisius sehingga sulit diwujudkan, tetapi tidak juga bersifat business
as usual sehingga tidak mampu membawa perubahan yang signifikan bagi organisasinya.
Kepemimpinan perubahan, secara khusus dalam bidang pendidikan, bisa dimaknai
sebagai upaya untuk menciptakan kondisi-kondisi baru agar hubungan antara guru dan siswa
berkembang (Ken Robinson: 2015: 72).

Fokus perubahan pada upaya untuk menciptakan kondisi agar:


 Siswa mau belajar dan bisa belajar;
 Guru bisa memfasilitasi pembelajaran siswa;
 Kepala sekolah bisa membuat guru mampu memenuhi perannya;
 Pengambil kebijakan/birokrat pendidikan, baik daerah, provinsi, nasional bisa membuat
kepala sekolah dan sekolah bisa memenuhi peran dan tanggungjawabnya.
Peran kepala sekolah sebagai agen perubahan di sekolah sesuai dengan kompetensi kepala
sekolah :
a. Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Kepribadian dan Sosial (Memanusiakan/Humanizer
b. Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Pembelajaran (Katalis Budaya/Cultural Catalist
c. Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Pengembangan Sekolah (Pembangun
Komunitas/Community Builder)

Laporan OJT-1 1 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


d. Peran kepala sekolah dalam perubahan manajemen sumber daya (pembuat kerangka
kerja/Framework Maker)
e. Peran kepala sekolah dalam perubahan kewirausahaan sekolah (Perantara Keunggulan / Power
Broker)
f. Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Supervisi Pembelajaran (Penantang yang
Bersahabat/Friendly Challenger)
g. Peran Kepala Sekolah dalam Perubahan Teknologi dan Informasi (Technological Influencer).
Kepala Madrasah harus mempunyai nilai yang diperjuangkan dan memimpin untuk
memperjuangkan :
 menentukan dan memperjuangkan nilai.
 nilai ini hasil pengetahuan, pengalaman, perenungan, baik yang berasal dari diri sendiri maupun
bersama-sama orang lain.
 Madrasah akan diapresiasi karena mempunyai nilai lebih, nilai positif, nilai kreatif, dan
inovatif.
Contoh :
kepala madrasah memperjuangkan dan menawarkan nilai pendidikan ramah anak, pendidikan
berbasis alam, pendidikan berbasis entrepreneur, pendidikan berbasis kehidupan, pendidikan
multiple intelegence, dan sebagainya.
Idealisme dan karakter serta mengembangkannya di madrasah adalah karakter kepala madarsah:
jujur, cerdas, pandai berkomunikasi dan dapat dipercaya. Karakter yang perlu ditanamkan dan
dikembangkan di sekolah,diantaranya adalah:
a) Nilai-nilai perilaku misalnya religiusitas, nasionalisme, anti Korupsi-Kolusi-
Nepotisme, anti memperkaya diri sendiri, musyawarah-mufakat, gotong royong
b) Kebiasaan dan habitat baru, misalnya cara-cara hidup dan kebiasaan yang dibiasakan sesuai
dengan kebutuhan dan kepentingan komunitas sekolah;
c) Kode hidup bersama misalnya solidaritas, kolaborasi, kepedulian, simpati,
empati, dsb
2. Kepemimpinan Pembelajaran

Menurut Eggen & Kauchak (2004), kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang
dilakukan kepala sekolah dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan
memuaskan bagi guru, serta pada akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat.

Daresh dan Playco (1995), kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar
mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya.

Laporan OJT-1 2 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang menekankan pada komponen-
komponen yang terkait erat dengan pembelajaran, meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian,
pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.

Karakteristik Kepemimpinan Pembelajaran yaitu :

1. Mengembangkan misi dan tujuan


2. Mengelola program pembelajaran
3. Mendorong iklim pembelajaran akademis
4. Mengembangkan fungsi produksi pendidikan
5. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif.
Peran Kepala Madrasah dalam kepemimpinan Pembelajaran di Madrasah adalah :
 Kepala sekolah yang hebat adalah pemimpin dan manager yang hebat, dan sebaliknya Semua
pemimpin adalah guru
 Situasi yang berbeda membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda
 Tugas kepala sekolah adalah membangun komunitas diantara siswa, guru, orang tua dan staf untuk
berbagi tujuan.
 Kepala sekolah harus membangun konteks dan kapasitas komunitas untuk menjalankan ide-ide dan
mengamati apa yang terjadi sampai mereka percaya diri untuk menyelaminya sendiri.
Kepemimpinan Pembelajaran Akan Berjalan Dengan Baik Apabila Didukung oleh :

 figur kepala sekolah yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran,
 Kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah,
 Sistem/struktur yang utuh dan benar. Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan
karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan.
Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran khususnya di madrasah antara lain :

1. Memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi,
bakat, minat dan kebutuhannya.
2. Memfasilitasi pembelajaran agar siswa  prestasi belajar meningkat, kepuasan belajar semakin
tinggi, motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan terwujudkan, kreativitas terpenuhi,inovasi
terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat.
Komponen Pemimpim Pembelajaran yang harus dimiliki seorang kepala madrasah :

 Merumuskan dan mengartikulasikan tujuan pembelajaran


 Mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum
 Membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar (PBM)
 Mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya
 Membangun komunitas pembelajaran
 Menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional

Laporan OJT-1 3 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


 Melayani siswa dengan prima
 Melakukan perbaikan secara terus menerus
 Menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif
  Membangun Warga Sekolah agar Pro-perubahan
 Membangun teamwork yang kompak
 Memberi contoh dan menginspirasi warga sekolah
Tujuh Langkah-langkah kepemimpinan pembelajaran yang harus dimiliki :
1. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas
2. Menjadi Nara sumber bagi staf
3. Menciptakan Budaya dan iklim sekolah yang kondusif bagi pembelajaran
4. Mengkomunikasikan visi dan misi sekolah ke staf
5. Mengkondisikan staf untuk mencapai cita-cita profesional tinggi.
6. Mengembangkan kemampuan profesional guru
7. Bersikap positif terhadap siswa, staf, dan orang tua.
Fungsi manajemen kepala sekolah untuk melakukan tindak perubahan harus memahami
fungsi manajemen, yakni:
a. Planning (perencanaan)
b. Implementing (pelaksanaan), dan
c. Evaluating (evaluasi)
Strategi Implementasi Perubahan maka kepala sekolah harus melakukan perencanaan tindak
perubahan dengan :
1. menetapkan permasalahan di sekolah (framing the problem)
2. menentukan solusi perbaikan atas sebuah permasalahan (making solutions), dan
3. melaksanakan perubahan (implementing a change).
Strategi Implementasi Perubahan :
1. Permasalahan yang dipilih adalah permasalahan yang sifatnya kompleks dan dibutuhkan tindakan
kepala sekolah secara komprehensif.
2. Masalah diangkat dari hasil potret mutu pendidikan, hasil akreditasi sekolah atau kajian kepala
sekolah berupa data empiris 8 standar nasional yang bisa dipertanggungjawabkan
3. kepala sekolah menemukan alternatif solusi bersifat inovatif, aplikatif, berorientasi jauh ke depan
dan tidak menimbulkan konflik di sekolah.
4. Selanjutnya laksanakan tindakan kepemimpinan perubahan di sekolah sesuai solusi yang sudah
ditetapkan.
Kepemimpinan pembelajaran menfokuskan pada upaya untuk mengembangkan kurikulum,
mengembangkan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan dan meningkatkan supervisi
akademik di sekolah/madrasah.

Laporan OJT-1 4 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


B. SUPERVISI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai


berikut : “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal,
material, technique, method, teacher, student, an envirovment).

Supervisi Guru/Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru


mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesional, yang muaranya kepada peningkatan
mutu lulusan peserta didik (Glickman:2007).

Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin
dicapai dari proses pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu
mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih efektif. Tujuan supervisi
pendidikan adalah:
 Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan
fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
 Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-masalah yang
dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.
 Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka
meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif
untuk bersana-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
 Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta mengembang-kan
kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
 Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
 Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan
tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
 Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan-
tindakan perbaikannya.
 Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar baik tuntutan itu
datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip
yang kokoh demi kesuksesan tugasnya, yaitu:
 Supervisi harus konstruktif dan kreatif
 Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke arah yang lebih baik dengan
mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisitaif orang-orang yang disupervisinya.
 Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasarkan hubungan pribadi
 Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.

Laporan OJT-1 5 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


 Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan untuk mencapai
kemajuan.
 Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik yang dinamik.
 Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das Sein) menuju sesuatu yang
dicita-citakan (Das Sollen).
 Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi kemajuan.
Menurut Piet Suhertian, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam supervisi yaitu
 Pendekatan langsung (direktif)
Pendekata direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat lansung. Supervisor
memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan.
 Pendekatansupervisi pembelajaran Non-Direktif (Tidak Langsung) Yang dimaksud pendekatan
supervisi non-direktif adalah (tidak langsung) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang
sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia
terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. 
 Pendekatan supervisi pembelajaran kolaboratifPendekatan supervisi pembelajaran kolaboratif adalah
cara ppendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara
pendekatan baru.
Pada hakekatnya terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan program supervisi pendidikan.
Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran ditinjau dari banyak guru dan tenaga
kependidikan dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian :
 Teknik Individual
Supervisi yang diberikan kepada Kepala Sekolah, guru, staf lain yang mempunyai masalah
khusus dan bersifat perorangan. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang kepala sekolah,
guru, atau staf lain yang dipandang memiliki persoalan tertentu.
 Teknik Kelompok
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih kepala sekolah, guru, atau staf lain yang
memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama .

Metode utama yang mesti dilakukan oleh pengawas satuan Pendidikan dalam supervisi manajerial
tentu saja adalah :

a. Monitoring/Pengawasan

Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
penyelenggaraan sekolah, apakahsudah sesuai dengan rencana, program, atau standar yang
telahditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program
(Rochiat, 2008: 115).

Laporan OJT-1 6 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


b. Evaluasi

Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan pelaksanaan


penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.

c. Refleksi dan Focused Group Discussion ( FGD)

Sesuai dengan paradigma baru manajemen sekolah yaitu pemberdayaan dan partisipasi,
maka judgement  keberhasilan atau kegagalan sebuah sekolah dalam melaksanakan program atau
mencapai standar bukan hanya menjadi otoritas pengawas.

d.  Metode Delphi

Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi,
misi dan tujuannya.

e.  Workshop

Workshop  atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam
melakukan supervisi manajerial. 

Instrumen supervisi guru antara lain :

 Pedoman Observasi: instrumen yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. Untuk
memudahkan pengolahan data, sebaiknya pedoman observasi menggunakan skala penilaian,
antara lain; skala angka, skala grafik, skala grafik deskriptif, atau kartu nilai.

 Pedoman Wawancara. Wawancara termasuk salah satu alat dalam pengumpulan data yang dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tambahan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran.
Untuk kelancaran dan efektifitas proses wawancara diperlukan intrumen dan pedoman
wawancara.

 Daftar Cek/Kendali, yaitu suatu instrumen untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi
kondisi nyata dari suatu kegiatan yang terjadi di dalam kelas secara rinci.

 Supervisi tenaga kependidikan

Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka tenaga kependidikan
guna meningkatkan mutu dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Ruang lingkup penyelenggaraan supervisi tenaga kependidikan antara lain : Tenaga Administasi Sekolah
(TAS), tenaga perpustakaan dan tenaga laboratorium.
Pengembangan instrumen supervisi tenaga kependidikan dikembangkan oleh kepala sekolah
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing tenaga kependidikan (Kepala TAS, Kepala
Laboratorium, Kepala Program Studi, dan Kepala Perpustakaan).

Laporan OJT-1 7 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


Dalammengembangkan instrumen supervisi kependidikan mengacu kepadapanduan tenaga kerja
administrasi sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga laboratorium sekolah yang terdapat dalam
bahan bacaan.
 Langkah-Langkah Kegiatan Supervisi Tendik
1. Perencanaan
 Menyusun program supervisi tendik
 Latar belakang, Landasan hukum, Merumuskan tujuan
 dan indikator keberhasilan
 Hasil supervisi tahun sebelumnya
 Menetapkan sasaran dan jadwal
 Memilih pendekatan, teknik, dan model
 Memilih dan menetapkan instrument
2. Pelaksanaan
Kepala sekolah minta tendik untuk memaparkan hasil kinerjanya. Pemaparan difokuskan pada
komponen-komponen yang terdapat pada instrument :
 Kepala Sekolah melakukan pengamatan terhadap bukti-bukti fisik yang disajikan tendik
 Kepala sekolah melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan hasil kinerja Tenaga Kependidikan
yang bersangkutan.
 Kepala sekolah melakukan pencatatan hasil supervisi yang telah dilaksanakan
 Kepala sekolah menyampaikan hasil catatan supervisinya dan memberikansaran-saran untuk
perbaikan kinerja tendik yang bersangkutan.
3. Tindak lanjut Hasil
 Mengumpulkan hasil supervisi tendik
 Menginventaris item-item komponen yang rendah-rendah
 Menganalisis hasil supervisi tendik
 Membuat program perbaikan kinerja tendik
 Pembinaan umum tentang perbaikan kinerja tendik
 Melaksanakan program perbaikan kinerja tendik

C. KEPEMIMPINAN DAN KEWIRAUSAAN


Menurut Suparman Sumohamijaya istilah wirausaha sama dengan istilah wiraswasta
wiraswasta. Wiraswasta berarti keberanian, keutamaan dan keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan
serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (Sumohamijaya,
1980: 115).
Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat pada individu yang
mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan
kreatif dan inovatif yang dimiliki ke dalam kegiatan yang bernilai.

Laporan OJT-1 8 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


Karakteristik kewirausahaan menyangkut tiga dimensi, yakni inovasi, pengambilan risiko
dan proaktif. Sifat inovatif mengacu pada pengembangan produk, jasa atau proses unik yang
meliputi upaya sadar untuk menciptakan tujuan tertentu, memfokuskan perubahan pada potensi
sosial ekonomi organisasi berdasarkan pada kreativitas dan intuisi individu. Nilai karakter yang
ditanamkan adalah Religiusitas, pada sub nilai percaya diri dan persahabatan, Kemandirian, pada
sub nilaikerja keras, tidak mudah menyerah, kreatif inovatif, dan Integritas, pada sub nilai jujur
dan komitmen

Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan
pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik.
Agar kepala madrasah inovatif, kerja keras, memiliki motivasi kuat, pantang menyerah, dan
kreatif dalam mencari solusi terbaik sehingga mampu mengembangkan dan meningkatkan mutu
pengelolaan pendidikan di madrasah.
Konsep kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif
dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002), Kreatif berarti menghasilkan sesuatu
yang belum pernah ada sebelumnya, Inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan
sesuatu yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.
Cara mengembangkan jiwa kewirausahaan adalah :
1. Evaluasi diri tentang tingkat kepemilikan jiwa kewirausahaan
2. Melalui “belajar”.
3. Melalui membaca, magang, kursus, dialog/belajar dengan wirausahawan sukses, pengamatan
langsung di lapangan, dan mencoba berusaha
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
sekolah/madrasah,
5. Memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa, dan
6. Menjadi teladan bagi guru dan siswa di sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi
kewirausahaan
7. Pengelolaan dan Supervisi Manajerial.

Laporan OJT-1 9 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN

Identifikasi masalah adalah langkah yang sangat penting dalam proses penelitian. Menemukan dan
mengidentifikasi masalah yang tepat sangat penting dalam proses untuk meneliti dan menyelesaikan
masalah belajar Artinya bahwa desain pembelajaran dan lain-lain yang terkait ujung-ujungnya adalah
agar semuanya untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisifasi berbagai
kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tujuan pembelajaran. Guru dapat membuka
solusi yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah dui dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Ada tiga tahapan yang perlu dilakukan untuk mengidentifikasi suatu masalah.

1. Menemukan dan masalah yang ada (Problem)


2. Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root cause)
3. Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan (Problem Statement) yang menjelaskan permasalahan
yang sudah diidentifikasi
A. Faktor Internal
Masalah internal belajar berasal dari dua dimensi yakni dimensi yakni dimensi siswa dan dimensi
guru. Masalah-masalah belajar dapat dikaji dengan tahapan, yaitu sebelum belajar dan sesudah
belajar.
 Dimensi Siswa
 Nn Sebelum kegiatan belajar, terkait dengan karakteristik siswa yaitu minat, kecakapan dan
pengalaman.
 Selama proses belaja,r berkaitan dengan masalah sikap terhadap belajar, motivasi konsentrasi,
pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali pesan yang telah disimpan dan
unjuk hasil belajar.
 Sesudah belajar, penerapan atau ketrampilan yang sudah diperoleh dari proses belajar
sebelumnya
 Dimensi Guru
 Sebelum kegiatan belajar, terkait dengan pengorganisasian belajar
 Selama proses belajar, berkaitan dengan masalah bahan belajar dan sumber belajar
 Sesudah belajar, berkaitan dengan sistem evaluasi hasil belajar
 Karakteristik siswa dalam mengikuti pembelajaran :
 Karakteristik siswa, masalah internal siswa

Laporan OJT-1 10 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


 Masalah siswa sebelum belajar yaitu minat, indikator yang tampak pada ketersediaan siswa
dalam mencatat, siswa dalam mempersiapkan buku, alat tulis yang diperlukan, siswa
cenderung mengabaikan kesiapannya untuk belajar.
 Masalah pengalaman, aspeknya : pelajaran yang pernah dipelajari sebelumnya, pengalaman
yang terkait dengan pelajaran.
 Sikap terhadap belajar
 Sikap adalah kecendrungan seseorang untuk berbuat, karena perbuatan merupakan
implementasi nyata sikap
 Ada satu pandangan umum, bahwa sesorang menyenangi sesuatu, maka ia akan mau
menerima dan pada gilirannya bersedia melakukan.
 Dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam proses belajar mengajar dipengaruhi ketika guru
memul;ai kegiatan proses belajar dengan siswa memperhatikan.

Masalah Internal MAN KOTIM


A. Guru B. Siswa
Administrasi guru kurang
1. Kurangnya minat belajar bagi siswa
lengkap
Penggunaan IT bagi guru yang Siswa kurang memahami materi melalui
2
sudah sepuh masih rendah daring terutama materi eksakt
Guru mengajar tidak linier
dengan mapel yang di ampuh Orang tua belum sepenuhnya mendukung
3
karena tidak memiliki guru yang program sekolah
sesuai dengan kompetensinya

B. Faktor Eksternal Belajar

1. Faktor Guru : dengan perkembangan teknologi, budaya guru di tuntut :


Dengan adanya perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan, maka guru dituntut memiliki
ketrampilan untuk memilih topik, aktifitas, dan strategi pembelajaran yang berorientasi
menyampaikan informasi tapi juga agar membuat siswa belajar secara bebas.
Terjadinya cara pandang masyarakat terhadap pendidikan yang berimplikasi pada upaya-upaya
pengembangan pada pendekatan siswa.
Faktor perkembangan TIK yang memberikan informasi yang sangat cepat dan mudah didapat.
2..Lingkungan Sosial : sekolah merupakan lingkungan atau sistem sosial dalam skala
kecil yang mempunyai pengaruh positif dan negatif.

3.Sarana dan Prasarana

Laporan OJT-1 11 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


BAB III
PERUMUSAN IDE/GAGASAN INOVASI

Pengertian Inovasi adalah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan yang lain atau
berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana.
( Fuad Ihsan, 2003;191 ).  inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam
proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang
mendukung untuktercapainya tujuan pembelajaran.
Inovasi pembelajaran merupakan sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen
yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik
kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung.
Konsep dasar inovasi pendidikan adalah :
1. Pembaharuan, penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. (Zaltman dan Duncan (1973:
7)
2. Inovasi adalah ide, produk, kejadian, atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok
orang atau unit adopsi yang lain, baik hasil invensi maupun hasil discovery. ( Ibrahim, 1998: 1; Hanafi,
1986: 26; Rogers, 1983: 11).
3. Perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi (Idris,Lisma Jamal,1992: 71).
Tujuan Inovasi bisa dilakukan melalui dua tahap yaitu :
A. Tahap demi Tahap
1. Mengejarketertinggalanyang dihasilkanoleh kemajuan ilmudan teknologi sehingga semakin
lama pendidikan di Indonesia semakinberjalansejajardengankemajuan tersebut;
2. 2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di Madrasah dan luar Madrasah bagi setiap
warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia MI, MTs, MA dan UIN/STAIN.
B. Jangka Panjang
1. Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
2. Untukmemecahkanmasalahpendidikandan menyongsongarahperkembangandunia
kependidikanyang lebihmemberikan harapan kemajuan lebih pesat.
Masalah Internal MAN Solusi/gagasan/Inovasi
KOTIM
A.Guru
1 Administrasi kurang Perlu diadakan supervisi secara berkala agar administrasi
. lengkap guru bisa diperhatikan
Penggunaan IT bagi guru Perlu mengadakan whorkshop multimedia pembelajaran di
2 yang sudah sepuh masih madrasah dan mewajibkan semua guru mengikuti agar
rendah semua guru mampu mengajar melalui daring
Guru mengajar tidak linier 1. Perlu mengusulkan permintaan guru mapel yang belum
dengan mapel yang di ada ke Kanwil setempat
3
ampuh karena tidak 2. Menerima guru honor sementara untuk mengisi guru
memiliki guru yang sesuai mapel yang kosong melalui seleksi oleh pihak sekolah
Laporan OJT-1 12 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021
kompetensi
dengan kompetensinya
B.Siswa
Perlu mengadakan lomba literasi dan pojok baca antar kelas
Kurangnya minat belajar untuk merangsang minat baca siswa. Dengan penilaian
1
bagi siswa selama sebulan sehingga diharapkan budaya membaca jadi
kebiasaan.
Siswa kurang memahami Guru dituntut memberi penjelasan melalui vidio tutorial
2 materi melalui daring sehingga siswa bisa mengulang-ulang menyimak vidio
terutama materi eksakt tersebut
- Pihak sekolah perlu membangun komunikasi dengan orang
tua dengan melibatkan orang tua pada kegiatan tertentu di
Orang tua belum
madrasah
3 sepenuhnya mendukung
- Perlu mengundang orang tua secara berkala mengevaluasi
program sekolah
proses pembelajaran di madrasah terutama pada saat
penerimaan raport persemester.

Masalah dalam inovasi pendidikan adalah : 1. Kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar,
Penanganannya: Dengan menciptakan sistem pendidikan yang mampu menampung anakdidik sebanyak
mungking di berbagai daerah; 2.Kualitas; Kurangnyadana, kurangnya jumlah guru, dan kurangnya
fasilitas pendidikan memengaruhi merosotnya mutu Pendidikan 3. Relevansi; Kurang
sesuainyamateripendidikandenganmenyusunkurikulum baru; 4.Efisiensi dan keefektifan;
pendidikanharusdiusahakanagar memperolehhasilyang baikdengan dana dan waktuyang sedikit.

Laporan OJT-1 13 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


BAB IV
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

INSTRUMEN AKPK CALON KEPALA SEKOLAH

DIMENSI KEPRIBADIAN
TINGKAT PENILAIAN BUKTI PRAKTIK
CONTOH KEMUNGKINAN
NO KOMPETENSI YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN
CALONKEPALA
SEKOLAH
Perkataan baik saya A. Tidak pernah Perkataan yang saya
1
selaras dengan B. Hampir tidak sampaikan sebagian besar
tindakan yang saya pernah ditiru oleh siswa dan guru
lakukan. C. Terkadang
D....Sering
2 Cara saya dalam berbicara, A. Tidak pernah Dalam melaksanakan
bersikap, dan berperilaku B. Hampir tidak pernah
tugas sebagai wakamad
diteladani oleh warga C. Terkadang
D. Sering kesiswaan ada beberapa
sekolah dan masyarakat.
E. perkataan saya yang ditiru
pengurus Osim.
3 Saya melaksanakan tugas- A. Tidak pernah Dalam melaksanakan
tugas saya dengan B. Hampir tidak
pernah tugas saya membuat RPP,
perencanaan yang matang melaksanakan KBM,
C. Terkadang
dan evaluasi berkelanjutan.
D. Sering mengadakan penilaian,
E. remedial dan pengayaan.
Saya mampu mengen- A. Tidak pernah
4 Saya berusaha bahwa
dalikan diri dalam B. Hampir tidak pernah
menghadapi masalah- C. Terkadang masalah pasti ada cara
masalah terkait peker-jaan D.....Sering penyelesainnya.perkataan
saya dengan baik. saya juga ditiru oleh
5 A. Tidak pernah teman guru.
Saya aktif meningkatkan
pengetahuan dan B. Hampir tidak kalau saya sudah jadi
keterampilan dalam pernah kepala sekolah saya akan
C. Terkadang
melaksanakan tugas-tugas aktif meningkatkan
D. Sering
kepala sekolah, melalui pengetahuan dan
berbagai kegiatan pengem- ketrampilan dalam
bangan diri. melaksanakan tugas-tugas
6 A. Tidak pernah kepala sekolah
Saya berbagi penge-tahuan
dan pengalaman kepada B. Hampir tidak
pernah Saya sering berbagi
teman-teman sejawat pengetahuan dan
C. Terkadang
berkaitan dengan tugas saya pengalaman kepada teman
D....Sering
sehari-hari
sejawat yang masih yunior
berkaitan dengan tugas
mengajar.

Laporan OJT-1 14 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


7 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya sering mengarahkan
dalam mengarahkan dan A. Sedikit guru-guru untuk
mengerakkan rekan meningkatkan kwalitasnya
B. Cukup banyak
sejawat C. Sangat banyak melanjutkan pendidikan
untuk meningkatkan kualitas S2 dan aktif mengikuti
MGMP
pembelajaran di sekolah

Laporan OJT-1 15 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


DIMENSI MANAJERIAL
TINGKAT BUKTI PRAKTIK
NO CONTOH KEMUNGKINAN PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI SEKOLAH
1 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham Satu tahun terakhir
Rencana Kerja Jangka B. Kurang paham saya dilibatkan
Menengah (RKJM) dan C. Cukup Paham sebagai Tim
Rencana Kegiatan Anggaran D. Sangat paham penyusun RKJM dan
Sekolah (RKAS) RKAM
Selama 21 tahun
2 Saya memahami cara A. Tidak paham
menjadi guru. Saya
mengidentifikasi dan menye- B. Kurang paham berusaha menjalankan
lesaikan masalah yang terkait C. Cukup Paham Tugas dan tanggung
dengan kompetensi, dan tupoksi D...Sangat paham jawab sebagai guru.
guru. Saya pernah menjadi
3 Saya memahami cara A. Tidak paham Tim Supervisi di
Madrasah kami. Pernah
mengidentifikasi dan B. Kurang paham
membimbing teman
menyelesaikan masalah C....Cukup Paham sejawat dalam
Yang terkait dengan kompetensi, penyusunan RPP
kualifikasi dan tupoksi tenaga C. Sangat paham
kependidikan di sekolah (tenaga
administrasi, perpustakaan,
laboratorium, dan guru
konselor).
4 Saya memahami cara A. Tidak paham Kurang lebih 10 tahun
mengidentifikasi masalah B. Kurang paham lalu pernah jadi
wakamad sapras.
yang terkait dengan C. Cukup Paham menjabat selama empat
Standar pelayanan minimal atau tahun
standar nasional pendidikan D. Sangat paham
mengenai sarana dan prasarana
sekolah/ madrasah.

5 Tidak paham Selama menjadi


Saya memahami penyu-sunan A.
wakamad Sapras saya
rencana peman-faatan sarana
B.
Kurang paham sering menyusun
prasarana sesuai standar
C.
Cukup Paham rencana pemamfaatan
pelayanan minimal.
D.
Sangat paham sarana

6 Saya memahami cara A. Tidak paham Sejak tahun 2012 –


B. Kurang paham sekarang, tupoksi
mengidentifikasi perma- wakamad kesiswaan
salahan yang terkait dengan C. Cukup Paham yang menangani PPDB
D...Sangat paham setiap tahun
perencanaan dan pene-rimaan
peserta didik baru

Laporan OJT-1 16 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


BUKTI PRAKTIK
NO CONTOH KEMUNGKINAN TINGKAT PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN KOMPETENSI CALONKEPALA
SEKOLAH
7 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya selaku wakamad
mengidentifikasi B. Kurang paham kesiswaan dan pembina
permasalahan C. Cukup Paham Pramuka di Madrasah
yang terkait dengan D. .Sangat paham sangat memahami
pembinaan dan masalah pembinaan dan
pengembanga pengembangan peserta
didik.
kapasitas peserta didik
8 A. Tidak ada Pernah jadi ketua
Saya memiliki pengalaman
B. Sedikit PPDB sekaligus
dalam menyelesaikan masa-lah
menjadi tupoksi saya
yang terkait dengan C. Cukup banyak sebagai wakamad
pengelolaan peserta didik D...Sangat banyak kesiswaan
9 Saya terlibat aktif dalam A. Tidak ada
Saya pernah terlibat
penyusunan dan analisa B. Sedikit
penyusunan dokumen
dokumen I KTSP. C. Cukup banyak
satu di Madrasah saat
D. Sangat banyak
Akreditasi madrasah.
10 Saya mampu menganalisis A. Tidak mampu
B. Kurang mampu Saya menganalisis
silabus dan RPP dengan baik.
C. Cukup mampu RPP dan Silabus
setiap awal semester
D...Sangat mampu
11 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya sering
mengidentifikasi sumber- B. Kurang paham mengelola kegiatan
sumber, alokasi, dan mekanisme C. Cukup Paham madrasah dan
pertanggung- jawaban keuangan D. Sangat paham membuat laporan
pertanggungjawaban
sekolah/
keuangan madrasah
madrasah.
12 Saya memahami cara A. Tidak paham Saat ini belum tau.
mengidentifikasi permasalahan B. Kurang paham Insya Allah setelah
yang terkait C. Cukup Paham jadi kepala madrasah
dengan ketatausahaan D. Sangat paham berusaha memahami
sekolah/madrasah. semuanya.
13 Saya menggunakan media A.
Tidak pernah
Saya pernah
teknologi, informasi dan B.
Kadang-kadang
mengikuti Diklat
komunikasi (TIK) untuk C.
Sering
D...Selalu Multimedia
meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik di pembelajaran yang
kelas dilaksanakan oleh
Balai Diklat
14 Saya memahami A. Tidak paham Saya sering menjadi
monitoring, evaluasi dan B. Kurang paham Tim Supervisi di
pelaporan program C. Cukup Paham madrasah
sekolah/madrasah sesuai D. Sangat paham
dengan standar

Laporan OJT-1 17 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


DIMENSI KEWIRAUSAHAAN
TINGKAT BUKTI PRAKTIK
CONTOH KEMUNGKINAN
NO PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENS
I SEKOLAH
Saya memahami program- A. Tidak paham Saya sering mengadakan
1
program inovatif yang bisa B. Kurang paham lomba inovatif di ulang
meningkatkan keefektifan C. Cukup Paham tahun madrasah
sekolah dengan baik. D. Sangat paham

2 Saya memiliki penga-laman A. Tidak ada Saya sering membuat


dalam mening-katkan B. Sedikit berita tentang
kaingintahuan warga sekolah peningkatan dan
C. Cukup banyak ketrampilan yang ada di
dalam pengetahuan dan D. Sangat banyak madrasah.
ketrampilan melalui kerja keras
dan semangat pantang
menyerah.
3 Saya mampu mem-buat A. Tidak mampu Saya selaku wakamad
alternatif peme-cahan masalah B. Kurang mampu kesiswaan selalu
yang relevan dan tepat, C. Cukup mampu bekerjasama dengan BK
sehingga menghasil-kan kinerja D. Sangat mampu dan orang tua siswa
dalam penyelesaian
yang efektif dan efisien.
masalah.

4 Saya memiliki rasa optimis, A. Tidak pernah Saya selaku Wakamad


pantang menyerah, dan berpikir B. Kadang-kadang Kesiswaan bersama
alternatif terbaik C. Sering wakamad yang lain selalu
D. Selalu memotivasi guru dan
untuk mencapai keberhasilan di
siswa untuk terus
sekolah
berprestasi.

5 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya sering menjadi


dalam menyusun rencana B. Sedikit ketua panitia pelaksana
pengelolaan kegiatan C. Cukup banyak
kegiatan di madrasah
produksi dan jasa di D. Sangat banyak
sekolah
dengan baik.

Laporan OJT-1 18 Diklat Calon Kepala Madrasah Angkatan II 2021


DIMENSI SUPERVISI

TINGKAT PENILAIAN BUKTI PRAKTIK


CONTOH KEMUNGKINAN
NO KOMPETENSI YG DILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN
CALON KEPALA
SEKOLAH
1 Saya memahami perencanaan A. Tidak paham
Saya sering menjadi
program supervisi akademik B. Kurang paham
Tim supervisi
yang disesuaikan dengan C. Cukup Paham teman sejawat
kebutuhan guru yang akan D. Sangat paham
disupervisi.
2 Saya memahami teknik- A. Tidak paham Saya sering memberi
teknik dalam melakukan B. Kurang paham bantuan secara
supervisi akademik. C. Cukup Paham individual kepada
D. Sangat paham teman sejawat
3 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada
Saya mengadakan
dalam melakukan supervisi B. Sedikit
supervisi dengan
akademik terhadap guru C. Cukup banyak rekan sejawat dengan
dengan teknik yang tepat. D. Sangat banyak memberikan teknik
dalam PBM

4 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saat saya mengadakan


dalam mengkaji masalah yang B. Sedikit supervisi kepada rekan
terkait dengan supervisi C....Cukup banyak sejawat. Masih ada yang
akademik C. Sangat banya belum sesuai dengan
RPP atau silabus.

5 Saya memahami cara A. Tidak paham Setelah selesai supervisi


memberikan umpan balik hasil B. Kurang paham saya selalu
supervisi kepada para C. Cukup Paham menyampaikan hal-hal
D. Sangat paham yang masih kurang
guru secara konstruktif.
kepada guru yang di
supervisi.

6 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham


program tindak B. Kurang paham Saya selalu membantu
lanjut supervisi di sekolah C. Cukup Paham guru untuk
dengan baik.
meningkatkan
Sangat paham kwalitasnya menjadi
guru profesional

19
DEMINSI SOSIAL
BUKTI PRAKTIK
TINGKAT
CONTOH KEMUNGKINAN YANGDILAKUKAN
NO PENILAIAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI
SEKOLAH
1 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham Saya sering
program kerja sama dengan pihak B. Kurang paham mengadakan
lain, baik perseorangan maupun kerjasama dengan
institusi dengan baik, untuk C. Cukup Paham DLH dalam rangka
mendukung pelaksana-an D. Sangat paham mendukung
kegiatan pendidikan di sekolah. adiwiyata di
madrasah
2 Saya memiliki pengalaman A.
Tidak ada Saya selaku
dalam melakukan kerja sama B.
Sedikit wakamad sering
dengan perseorangan dan C.
Cukup banyak bekerjasama dengan
institusi lain, baik institusi D.
Sangat Banyak pihak PTN untuk
pemerintah atau swasta untuk memberi sosialisasi
mendukung penyelenggaraan kepada siswa kelas
pendidikan di sekolah dimana XII di madrasah.
saya bertugas.
3 Saya memahami cara A.
Tidak paham Saya selalu
melakukan evaluasi dan B.
Kurang paham mengevaluasi
perbaikan terhadap kegiatan kerjasama
C.
Cukup Paham dengan PTN terkait
Program dan kegiatan kerjasama D.
Sangat paham
dengan perseorangan dan dengan kurangnya
institusi pemerintah atau swasta minat siswa masuk
PTN/PTS
4 Saya terlibat aktif menjadi A.
Tidak pernah -Pengurus Pramuka
pengurus organisasi sosial
B.
Hampir Kab. 2003-sekarang
tidak
kemasyarakatan di lingkungan pernah -Pengurus BKPRMI
tempat tinggal saya C.
Kadang- 2012-sekarang
kadang
D...Sering
5 Saya memiliki pengalaman A.
Tidak ada Saya sering
dalam menggalang bantuan mengumpulkan dana
B.
Sedikit
dari semua warga sekolah sosial setiap ada
C.
Cukup banyak warga yang tertimpa
tempat saya bertugas untuk
D..Sangat banyak musibah kepada
meringankan penderitaan warga
masyarakat yang sedang guru, siswa di
tertimpa bencana/musibah atau madrasah.kemudian
mengalami kesulitan ekonomi saya salurkan kepada
warga yang
membutuhkan

Sampit, 19 Pebruari 2021

Calon Kepala Madrasah

JUSMAN, S.Ag., M.Pd.


NIP .197003102000031006

20
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN (AKPK)
BAGI CALON KEPALA MADRASAH
TAHUN 2021

NAMA : JUSMAN, S.Ag., M.Pd.

INSTANS : MAN KOTAWARINGIN TIMUR

KABUPATEN : KOTAWARINGIN
TIMUR

PROVINSI : KALIMANTAN TENGAH


NUPTK : 6642748651200002

KEMENTERIAN AGAMA
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

2021

21
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil kajian dan pelaksanaan on the job Training 1 (OJT-1) yang
penulis laksanakan, maka dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendidikan dan Latihan yang dikaksanakan oleh badan litbang dan pusdiklat tenaga teknis
pendidikan dan keagamaan sangat memberi motivasi, pengetahuan dan pengalaman yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan madrasah khusunya
madrasah tempat bekerja masing-masing peserta.
2. Kegiatan praktek mandiri pada OJT-1 dapat meningkatkan kompetensi akademik yang
mencakup Pendalaman Materi ( Kepemimpinan pembelajaran, Supervisi guru dan tenaga
kependidikan, Manajerial dan Kewirausaan ), Identifikasi masalah Pembelajaran,Perumusan
ide/gagasan inovasi dan AKPK.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil kajian dan pelaksanaan on the job learning (OJL),
maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru kedepannya
terus ditingkatkan agar dapat membantu guru-guru memecahakan persoalan-persoalan
yang dihadapi sehari-hari sesuai dengan tupoksinya sebagai guru profesional.
Untuk membantu guru meningkatkan kepampuannya dalam menyusun perencaanaan
dan pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, di madrasah
2. harus melaksanakan supervisi akademik minimal tiga kali dalam satu semester.
Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala madrasah harus menganalisis
dan menelaah perangkat pembelajaran yang dibuatnya agar dapat terus menghasilkan
perangkat bembelajaran yang sesuai dengan standar proses yang berlaku.

22
DAFTAR PUSTAKA
Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1982,

Andriani, D. 2008. Peran Kepala Sekolah Dalam Upaya Mewujudkan Perubahan Sekolah.
(Online), (http://media. neliti.com/media/publications/114328-ID-peran-kepala-sekolah-dalam-
upaya-mewujud.pdf), diakses pada 24 Juni 2018
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelolaan Adminstrasi Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

23
LAMPIRAN FOTO-FOTO PRAKTEK MANDIRI DI MAN KOTAWARINGIN TIMUR
DIKLAT OJT-1 CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II TAHUN 2021
1. Supervisi guru Al Qur’an Hadis ( Hj. Umu Lathifah, S.Ag ) Melalui Zoom Meeting di Ruang Guru

2. Identifikasi masalah Kepemimpinan dengan Kepala MAN Kotim ( M. Rusidi, S.Ag., M.Pd.I )

24
3. Identifikasi masalah dengan Waka Kurikulum MAN Kotim ( Noor Syaifullah, S.Ag.M.Pd.I)

4. Identifikasi Masalah dengan Waka Sarana dan Prasarana ( Ridwanto. S.Pd.)

25
5. Identifikasi Masalah dengan Kaur TU ( Tenaga Tendik ) ( Hj. Yuli Purwanti, S.Ag.)

6. Identifikasi masalah Keuangan pada Bendahara MAN Kotim ( Herliani, S.Pd )

26

Anda mungkin juga menyukai