Anda di halaman 1dari 149

BAB I

PPENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran
kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
Kewirausahaan atau entrepreneurship pertama kali
diperkenalkan pada abad 18 dengan tujuan utamanya
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui
inovasi dan kreativitas. Pengertian kewirausahaan
relatif berbeda-beda dengan titik berat perhatian atau
penekanan yang berbeda seperti penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan
kegiatan yang baru, eksplorasi berbagai peluang
(Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight,
1921) dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi (Say, 1803) seperti dikutip dari Sondari
(2009).
Secara sederhana kewirausahaan adalah proses
kreatifitas dan inovasi yang memiliki resiko tinggi
dalam menghasilkan nilai tambah bagi produk yang
bermanfaat untuk masyarakat dan mendatangkan
keuntungan bagi wirausaha. Kewirausahaan
merupakan bagian penting dalam pembangunan.
Kirzner (1973) membuat perbedaan yang jelas bahwa
wirausaha membuat keputusan-keputusan strategis,
sementara manajer mengerjakan dan menghasilkan
tugas-tugas yang lebih rutin. Wirausaha yang
memiliki kemampuan mengambil keputusan yang
superior akan dapat meningkatkan performansi usaha
seperti peningkatan profit dan pertumbuhan usaha
(Glancey, et al. 1998) dalam Sondari (2009).
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan
pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang
wirausahawan adalh seseorang yang terlibat dalam
kewirausahaan.
Apa yang membedakan seorang wirausahawan
dengan yang lain? Yang membedakan adalah
kemampuannya mengambil factor-faktor produksi
seperti lahan, tenaga kerja, dan modal, dan
menggunakannya untuk memproduksi barang atau
jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang
tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif
bisnis lainnya.
Wirausahawan berbeda dengan manajer. Seorang
manajer bisa menjalankan usah milik orang lain dan
mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang
wirausaha mempertaruhkan sumber dayanya sendiri
dan mengambil risiko pribadi demi keberhasilan atau
bahkan kegagalan dari usaha yang dijalaninya.
Manajer juga mengurusi koordinasi proses produksi
yang sudah berjalan. Sementar menurut Paul H.
wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang
terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan
dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai
muncul lagi untuk mengawali perubahan yang lain.
Salah satu perbedaan mencolok antara para
wirausahawan dengan para pekerja adalah
wirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan
bisnis (business cretion) sementara para pekerja
berpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini
sangat bersemangat bila diajak berbicara tentang
penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru.
Dibandingkan dengan negara-negara lain,
perkembangan kewirausahaan di Indonesia masih
sangat kurang yaitu dibawah 2%. Sebagai
pembanding, kewirausahaan di Amerika Serikat
tercatat mencapai 11 persen dari total penduduknya,
Singapura sebanyak 7 persen, dan Malaysia sebanyak
5 persen. Jadi, pengembangan SDM dengan
kompetisi semacam ini dari para generasi muda tepat
dan relevan untuk membibitkan para pelajar agar
menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer,di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang. Manusia membutuhkan
pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antara sekian
banyak cara untuk mendapatkan penghasilan yang
layak, ada beberapa yang memilih untuk membangun
sebuah usaha kecil atau berwirausaha.
Awal dalam berwirausaha atau alasan memulai
berwirausaha terkadang ada yang disengaja dan ada
yang tidak disengaja. Disengaja karena memang sejak
awal direncanakan untuk membangun suatu usaha
untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari, dan tidak
sengaja karena tidak merencanakan untuk membuat
bisnis tersebut namun memiliki peluang bagus untuk
bisnis tersebut. Salah satu bisnis yang diawali dengan
“ketidak sengajaan” dalam menemukan peluang
wirausaha adalah usaha yang berangkat dari hobi.
Tidak sedikit dari para wirausahawan yang
memulai bisnis karena berawal dari kesukaannya
terhadap sesuatu. Salah satunya adalah hobi kerajinan
tangan. Ketika seseorang dengan hobinya seneng
membuat sesuatu yang wow membuat orang suka
akan hal itu dan menarik perhatian setiap orang yang
melihatnya.
Kesuksesan seseorang berawal dari usaha. Usaha
yang dilakukan setiap orang memang berbeda-beda
namu terkadang usaha yang dilakukan orang sesuai
dengan hobi mereka. Dari hobi tersebut mereka
memilikin usaha yang membuat mereka senang dan
membuat mereka berpenghasilan. Terkadang hobi
yang mebuat seseorang menjadi kaya, karna hobi jadi
kaya karna hobi jadi sukses. Semua berangkat dari
hobi seseorang, dengan hobi membuat bucket bunga
akan menyenangkan hati dan membuat kita jadi lebih
bersemangat, dengan keunikan dan keindahan dari
karya karya kita sendiri sehingga membuat kepuasan
tersendiri didalan hati. Dari hbi tersebut membuat
orang senang akan karya karya yang telah kita buat.
Berawal dari hobil da berakhir dengan sebuah
kesuksesan yang membawa kita menuju kebahagiaan
abadi karna senang melakukan hobi tersebut
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan
nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
unggul.
Abad ke 21 ini dihadapkan pada tantangan besar.
Tantangan paling nyata adalah era globalisasi.
Globalisasi tersebut sudah menimbulkan dampak
ganda, di satu sisi membuka kesempatan kerja sama
yang seluas-luasnya antar negara, namun di sisi lain
ternyata membawa persaingan yang sangat ketat.
Oleh sebab itu, tantangan utama di masa kompentitif
pada semua sektor jasa dengan mengandalkan
kemampuan sumber daya manusia (SDM), teknologi
dan manajemen.
Wirausaha adalah pilihan tepat, yang kini mulai
banyak dilirik orang, mengapa harus
menggantungkan hidup pada orang lain? Sementara
kita memiliki kemampuan untuk mandiri dan
berhasil, bahkan memberikan peluang kerja bagi
orang lain. Peran entrepreneur dalam menentukan
kemajuan suatu bangsa/negara telah dibuktikan oleh
beberapa negara maju seperti amerika, jepang, plus
tetangga terdekat kita yaitu singapura dan malaysia.
Di amerika sampai saat ini sudah lebih dari 12 persen
penduduknya menjadi entrepreneur, dalam setiap 11
detik lahir entrepreneur baru dan Data menunjukkan
1 dari 12 orang Amerika terlibat langsung dalam
kegiatan entrepreneur. Itulah yang menjadikan
amerika sebagai negara adi kuasa dan super power.
Selanjutnya Jepang lebih dari 10 persen penduduknya
sebagai wirausaha dan lebih dari 240 perusahaan
jepang skala kecil, menengah dan besar bercokol
dibumi kita ini. Padahal jepang mempunyai luas
wilayah yang sangat kecil dan sumber daya alam
yang kurang mendukung (kurang subur) namun
dengan semangat dan jiwa entrepreneurshipnya
menjadikan jepang sebagai negara terkaya di Asia.
Dengan berwirausaha, tidak saja memungkinkan
kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang
kita inginkan, dengan membuka diri untuk
meningkatkan semangat juang dan motivasi, dengan
mengoptimalkan seluruh potensi, minat dan
kemampuan yang ada pada diri kita sendiri. Kita juga
akan mendapatkan kebebasan fikiran, perasaan dan
kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai
kegiatan yang kita sukai bersama murid dan keluarga.
Kompetensi umum yang dituntut setelah
mempelajari modul ini ialah anda diharapkan
memiliki wawasan luas, apresiasi yang mendalam
dan keterampilan dalam menganalisis nilai-nilai dan
proses dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan
dalam dunia bisnis dan menentukan pilihan terbaik
untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan dan
pengajaran.
Selain Singapura, contoh lain Negara maju adalah
Amerika Serikat. Negara ini begitu maju dikarenakan
system perekonomian Negara tersebut sangat
mendukung tumbuhnya lapisan ini. Entrepreneur
merupakan impian bagi sebagian besar dari penduduk
di sana, sebagian beranggapan menjadi wirausaha
adalah jalan menuju kekayaan.
Bagaimana dengan di Indonesia? Wacana
mengenai wirausaha sempat menggeliat pada tahun
90an dengan usungan program pemerintah yang
bernama Gerakan Nasional Memasyarakatkan
Kewirausahaan (GMNK). Setelah itu, pemerintah
mulai giat juga mendorong pertumbuhan
kewirausahaan khususnya melalui program- program
yang dibuat oleh kementrian Koperasi dan UKM.
Belakangan ini, pembahasan mengenai
kewirausahaan makin marak terutama karena banyak
wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk
berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun
mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa
diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino,
Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah
terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.
Namun, jumlah pengangguran di Indonesia masih
saja tetap tinggi. Sekitar enam ratus ribu lulusan
perguruan tinggi sejak tahun 2009- 2011 masih
menganggur. Ini bukti nyata bahwa perbandingan
antara pencari kerja dan pencipta lapangan pekerjaan
tidak berimbang. Bisa jadi pendidikan di Indoensia
telah melahirkan para lulusan dengan nilai terbaik
dan siap memasuki ke pasar kerja, namun kondisi
yang terjadi kenaikan jumlah lapangan kerja kalah
cepat dengan kenaikan jumlah lulusan.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah
enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan
oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis.
Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
means of production at certain prices in order to
combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep
entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para
ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan
saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang
diambil dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein
(1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Maka dari itu, dengan ditumbuh
kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan,
akan membangkitkan semangat masyarakat
Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa,
untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan
berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job
seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme
bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing
dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan
banyak mahasiswa yang termotivasi untuk
meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-
ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang
berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak
wirausahawan disuatu negara akan meningkatkan
daya saing negara tersebut ?, jawabanya saya kira
cukup jelas. Pertama, sebuah negara yang memiliki
wirausahawan banyak tentunya akan mendapatkan
penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas
kegiatan ekonomi yang mereka lakukan, coba
bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak
pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak
produktif, maka mereka setiap bulan memakan
anggaran negara untuk menggaji mereka, namun
sumbangsih mereka pada perekonimian nasional
sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat
konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin
banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi
mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada
sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para
pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga
yang kompetitif, dan tidak menghancurkan
pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan
usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam
negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar,
dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah
sehingga mampu menembus pangsa pasar global,
yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan
akan menambah devisa negara secara signifakan,
maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa
kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting
untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa
dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross
National Product), apabila semakin banyak uang
yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia,
karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan
berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang
nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP
yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada
(di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan
GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi
nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat dan secara umum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin
banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa
yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu
diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan
kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat
bermanfa’at bagi masyarakat luas.
Seorang wirausahawan mempunyai kepekaan
khusus terhadap peluang yang diciptakan melalui
terobosan inovasi untuk mendapatkan nilai tambah
(added value). Ia tidak pernah menunggu peluang
muncul, tetapi menciptakan adanya peluang dari
pengamatan jeli terhadap perubahan, yang dapat
diterapkan secara sistematis dalam tindakan nyata
berupa bentuk produk atau jasa yang dibutuhkan
orang banyak.
Seiring perkembangan pasar saat ini,usaha
pembuatan donat menarik untuk ditekuni,biasanya
donat terbuat dari bahan dasar tepung terigu.
Kebanyakan untuk memperoleh tepung terigu impor
terlebih dahulu. Padahal sumber daya Indonesia
sangat melimpah,misalnya kentang. Kentang ini
dapat dibuat sebagai bahan donat karena teksturnya
yang sangat lembut dan kandungan gizinya yang
baik.
Dalam dunia ekonomi, wacana kewirausahaan
adalah suatu bidang yang sangat berkaitan erat
dengan wacana ekonomi itu sendiri. Kewirausahaan
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda
antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-
beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon
(1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang
dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi
resiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon,
menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey
Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan
jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Dalam makalah ini nantinya akan membahas
tentang teori kewirausahaan dalam perspektif
ekonomi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata perkuliahan.
Salah satu makanan yang cukup banyak
dijual, sekaligus makanan ringan yang cukup
istimewa. Makanan itu bernama “Kue Kering”.
Untuk membuat makanan ini sangatlah sederhana dan
pembuatannya dilakukan secara higenis serta akan
dijual dengan harga yang dapat dijangkau semua
kalangan, tentunya hal ini akan bisa menarik minat
masyarakat. Kue Kering ini menyediakan beberapa
aneka rasa, kreasi, meskipun bentuknya mudah ditiru.
Biasanya Kue Kering ini dapat disajikan diacara
tertentu maupun acara-acara lainnya. Rasanya yang
akan membuat anda ketagihan dan bentuknya yang
selalu indah dipandang.
Kualitas Kue Kering akan lebih tahan lama
tanpa bahan pengawet apapun, yang memiliki rasa
lezat, enak, nikmat dan bentuk kreasinya yang selalu
memikat hati pelanggan. Adanya beberapa potensi
yang dibahas sebelumnya diatas, maka saya ingin
membuat makanan ringan, yaitu usaha makanan “Kue
Kering” untuk dikembangkan menjadi usaha yang
cukup besar sehingga masyarakat sekitar senantiasa
selalu mengingat makanan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Kewirausahaan
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa
periode:
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari
periode awal yang dimotori olehMarcopolo.
Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak
pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak
sebagai pemilik modal dan mereka mengambil
keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak
aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang
menggunakan modal tersebut untuk berdagang
antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka
menghadapi banyak resiko baik fisik maupun
sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh
sebesar 25%.
2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode
pertengahan, pada masa ini wirausahawan
dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur
proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan
dengan resiko namun mereka menggunakan
sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang
diberikan oleh pemerintah.
Tipe wirausahaawan yang menonjol antara
lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.
Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa/negara telah dibuktikan oleh
beberapa negara maju seperti amerika, jepang,
plus tetangga terdekat kita yaitu singapura dan
malaysia. Dari waktu ke waktu, hari ke hari,
minggu ke minggu selalu mencari peluang
untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia
selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti,
karena dengan berkreasi dan berinovasi semua
peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah
orang yang terampil memanfaatkan peluang
dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan
untuk meningkatkan kehidupannya. Istilah
wirausaha dan wiraswasta sering digunakan
secara bersamaan, walaupun memiliki substansi
yang agak berbeda.
Di amerika sampai saat ini sudah lebih dari
12 persen penduduknya menjadi entrepreneur,
dalam setiap 11 detik lahir entrepreneur baru dan
Data menunjukkan 1 dari 12 orang Amerika
terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur.
Itulah yang menjadikan amerika sebagai negara
adi kuasa dan super power. Selanjutnya Jepang
lebih dari 10 persen penduduknya sebagai
wirausaha dan lebih dari 240 perusahaan jepang
skala kecil, menengah dan besar bercokol dibumi
kita ini. Padahal jepang mempunyai luas wilayah
yang sangat kecil dan sumber daya alam yang
kurang mendukung (kurang subur) namun dengan
semangat dan jiwa entrepreneurshipnya
menjadikan jepang sebagai negara terkaya di Asia.
3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard
Cantillon, menegaskan bahwa seorang
wirausahawan adalah seorang pengambil resiko,
dengan melihat perilaku mereka yakni membeli
pada harga yang tetap namun menjual dengan
harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang
disebut dengan menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang
wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik
modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang
membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan
mewujudkan inovasinya. Pada masa itu
dibedakan antara pemilik modal dan
wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan
didefinisikan sebagai seseorang yang
mengorganisasikan dan mengatur perusahaan
untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 20
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada
wirausahawan di masa sekarang.
B. Konsep dan Pengertian Kewirausahaan
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih
terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap,
jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dalam kegiatan usahanya.
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha
selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Wirausaha adalah orang yang terampil
memanfaatkan peluang dalam mengembangkan
usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas
W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who
creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and
growth by identifying opportunities and asembling
the necessary resources to capitalze on those
opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang
yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan
untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang
wirausaha adalah orang-orang yang memiliki
karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat
kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain,
wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa
kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Rubah ukuran produk, tempat usaha atau proses
yang ada, dengan memperluas, memperbesar,
memperpanjang, mempertebal, menambah tingginya,
menambah fungsi atau sebaliknya mempersempit,
memperkecil, memperpendek, menipiskan,
memperingan, mengurangi fungsi atau
mempersingkat dan mengurangi langkah atau
menyederhanakannya. Cara ini dapat dilakukan
dalam berbagai bidang usaha baik oleh usaha kecil
dengan teknologi yang masih tradisional maupun
oleh usaha besar dengan teknologi yang canggih.
Contoh roti yang berukuran relatif besar dapat
dirubah menjadi roti dengan ukuran kecil yang
disebut roti unyil, baso kecil dirubah menjadi baso
besar yang disebut baso bola tennis.
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata
dasar wirausaha yang mendapat awalan ke- dan
akhiran -an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan
adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha.
Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti
kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial,
Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai
keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu
kegiatan bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah
enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan
oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis.
Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
means of production at certain prices in order to
combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep
entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para
ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan
saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang
diambil dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein
(1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan
mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan
manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba
untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar
seperti pengarahan dan pengawasan.
Seorang sosiolog bernama David McCleland
mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin
menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari
prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut
menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai
saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang
menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut
informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal
5 Maret 2012 jumlahnya telah melonjak tajam
menjadi maka tidaklah mengherankan apabila saat
ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh
dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki
prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%,
China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan
negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13%
penduduknya menjadi wirausahawan.
Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya
pengetahuan seputar kewirausahaan, akan
membangkitkan semangat masyarakat Indonesia
khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut
menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha,
tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking).
Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa
bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah
percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak
mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan
kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif
dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing
tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan
disuatu negara akan meningkatkan daya saing negara
tersebut ?, jawabanya saya kira cukup jelas. Pertama,
sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak
tentunya akan mendapatkan penghasilan yang besar
dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu
negara terlalu banyak pegawai negeri sipil yang
kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka
setiap bulan memakan anggaran negara untuk
menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada
perekonimian nasional sangat minim baik dari segi
pajak maupun tingkat konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin
banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi
mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada
sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para
pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga
yang kompetitif, dan tidak menghancurkan
pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan
usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam
negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar,
dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah
sehingga mampu menembus pangsa pasar global,
yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan
akan menambah devisa negara secara signifakan,
maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa
kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting
untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa
dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross
National Product), apabila semakin banyak uang
yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia,
karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan
berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang
nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP
yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada
(di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan
GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi
nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat dan secara umum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin
banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa
yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu
diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan
kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat
bermanfa’at bagi masyarakat luas.
Seorang wirausahawan mempunyai kepekaan
khusus terhadap peluang yang diciptakan melalui
terobosan inovasi untuk mendapatkan nilai tambah
(added value). Ia tidak pernah menunggu peluang
muncul, tetapi menciptakan adanya peluang dari
pengamatan jeli terhadap perubahan, yang dapat
diterapkan secara sistematis dalam tindakan nyata
berupa bentuk produk atau jasa yang dibutuhkan
orang banyak.
Menjadi karena mengalami. Hampir sama dengan
ilmu bela diri atau profesi ketrampilan lainnya,
wirausaha lebih tepat disebut sebagai seni wirausaha
karena selain ilmu memerlukan latihan yang banyak
untuk bisa menguasai kiatnya dengan tepat. Karena
itulah muncul anggapan bahwa “ilmu” wirausaha
diturunkan sebagai bakat, dipelajari sejak kecil dari
pengalaman yang dimulai sebagai magang. Pada hal
banyak juga yang ditimba dari pengalaman pernah
bekerja pada bidang aktivitas tertentu, kemudian
menemukan kiat-kiat sukses dan berani memulai
usaha sendiri.
Dari banyak kasus orang-orang yang menjadi
wirausaha, karena “keberaniannya” untuk mencoba
terjadi karena banyak alasan. Apakah itu karena
telah terbiasa dengan lingkungan usahanya dari
pengalaman keluarga, belajar atau “terpaksa”
menjadi wirausaha melalui perjuangan penuh
tantangan menghadapi seleksi alamiah. Apapun
alasannya, bila telah“menjadi” atau “melakukan”,
maka seseorang akan berusaha untuk terus belajar
dari pengalamannya untuk menjadi lebih baik.
Tumbuhan yang biasanya berukuran besar
dirubah menjadi bonsai yang berukuran kecil. Toko
berukuran kecil di rubah menjadi minimarket,
supermarket dan hypermarket atau sebaliknya toko
yang berukuran besar dirubah menjadi kios-kios
kecil atau bahkan gerobak-gerobak kecil. Demikian
juga berbagai produk yang berukuran besar seperti
alat musik, kendaraan, perabot rumah tangga dan
sebagainya dirubah menjadi produk kerajinan,
hiasan, asesoris atau mainan anak yang berupa
miniatur dari berbagai macam produk tersebut. Jadi
banyak sekali produk, proses dan berbagai aspek dari
usaha yang bisa dirubah-rubah ukurannya secara
kreatif akan dihasilkan sesuatu yang baru berbeda
dari yang sudah ada dan menarik bagi konsumen,
karena memberikan value yang lebih besar.
Meskipun fungsinya dapat saja berubah, misalnya
dari fungsinya sebagai alat memasak, alat musik atau
alat lainnya berubah fungsinya sebagai hiasan atau
mainan anak-anak. Tetapi tentu saja sepanjang
menguntungkan hal ini merupakan kreativitas dalam
bisnis yang dapat dikembangkan.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan
seolah-olah kewirausahaan identik dengan
kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha
(business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter
wirausaha semata, karena karakter wirausaha
kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan
wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek
pekerjaan, baik karyawan swasta maupun
pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-
upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya
untuk menemukan peluang (opportunity) dan
perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo,
1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul
apabila seseorang individu berani mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan
tindakan yang berhubungan dengan perolehan
peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana,
2001). Esensi dari kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut
Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat
diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Pengembangan teknologi baru (developing new
technology),
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new
knowledge),
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah
ada (improving existing products or services),
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
(finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources).
Walaupun di antara para ahli ada yang
lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter
wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang
berprofesi di luar wirausaha. Karakter
kewirausahaan ada pada setiap orang yang
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan
dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakikat
pentingnya kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro,
1997)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses
penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996).
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan
nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan keenam pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku
seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta,
berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya. Meredith dalam Suprojo
Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri
seseorang yang memiliki karakter wirausaha
sebagai orang yang (1) percaya diri, (2)
berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil
risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi
ke depan, dan (6) keorisinalan.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang
berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan.
Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi.
Lakukan evaluasi terhadap produk, proses,
dan berbagai aspek yang berhubungan dengan
usaha yang dilakukan. Pertanyakan dan periksa
apa yang baik, apa yang belum baik dari produk,
proses dan berbagai aspek usaha tersebut, dan
bagaimana jika dilakukan perubahan terhadap hal-
hal tersebut. Apakah akan menjadi lebih efisien
proses produksinya maupun kinerja produk yang
dihasilkannya, apakah kualitasnya akan menjadi
lebih baik, apakah fungsinya menjadi lebih
banyak, apakah desainnya akan menjadi lebih
menarik, apakah harganya akan menjadi lebih
bersaing, dan seterusnya. Intinya apakah
perubahan yang dilakukan akan menambah value.
Jika diperkirakan akan menambah value maka
perubahan tersebut dapat dikembangkan.
Banyak perusahaan baik perusahaan besar
maupun perusahaan kecil yang mengembangkan
produk, proses, dan aspek – aspek usaha lainnya
dengan cara ini. Bila kita perhatikan misalnya
pada industri mobil, dari tahun ke tahun, generasi
dari berbagai merek dan jenis mobil dikeluarkan.
Mobil generasi selanjutnya atau keluaran baru
dibedakan dari generasi atau keluaran tahun
sebelumnya dengan merubah penampilan
eksterior, seperti lampu depan, bumper, lampu
sen, kaca spion dan lain-lain. Atau merubah
penampilan interiornya seperti dashboard, jok,
dan sebagainya. Tentu saja perubahan dapat
dilakukan juga pada mesin atau suspensi, dan
berbagai bagian lainnya dari mobil. Jadi banyak
hal yang bisa dievaluasi dan dirubah untuk lebih
memberikan value bagi konsumen. Hal serupa
dapat juga dilakukan pada produk dan layanan
dari usaha kecil, seperti makanan, kerajinan,
mebel, pakaian, dan sebagainya.
Bagi bisnis dapat mengembangkan
gagasan kreatif dalam berbisnisnya dengan cara
atm (amati tiru dan modifikasi). Jadi lakukan
pengamatan terhadap usaha, fungsi-
fungsi/praktik-praktik bisnis, proses dan produk
yang ada, temukan peluang untuk dilakukan
modifikasi dari yang sudah ada tersebut. Tentu
saja modifikasi yang dilakukan harus menambah
nilai dari yang sudah ada, paling tidak menjadi
keunikan yang menjadi positioning yang dapat
menarik target pasar tertentu.
Transform your view point
Merubah pandangan terhadap fungsi dari suatu
produk dan layanan perusahaan adalah juga cara
kreatif untuk melakukan pengembangan produk.
Contoh: pandangan umum terhadap rumah makan
adalah tempat jualan makanan, sehingga orang
yang datang ke rumah makan adalah orang yang
lapar/yang mau makan. Pandangan terhadap
rumah makan bisa kita rubah dengan pandangan
yang lain, misalnya rumah makan bukan hanya
sekedar untuk makan, tetapi tempat untuk
bersantai, hiburan, lobi atau mengasuh anak.
Dengan pandangan tersebut maka rumah makan
di desain dan menyediakan produk dan layanan
untuk berbagai keperluan atau tujuan tersebut.
Sehingga pengunjung yang datang pun tidak
hanya untuk makan tetapi berbagai keperluan
yang lain, bahkan bisa jadi untuk segmen tertentu
makanannya sendiri menjadi tujuan yang kedua,
sedangkan tujuan yang pertamanya misalnya
untuk lobi atau sekedar santai.
Restauran mc donald, pernah populer
dengan seri mainan anaknya. Saat itu banyak
keluarga datang ke restauran mc donald yang
sebenarnya bukan semata-mata untuk menikmati
makanannya tetapi karena anak-anaknya ingin
mendapatkan mainan yang dianggap sebagai
hadiah bila membeli paket makanan tertentu.
Contoh paling ekstrim dalam merubah
pandangan ini dilakukan oleh joger bali.
Perusahaan kaos ini membuat kemasan, labeling
dan pesan-pesan promosi sangat berbeda, bahkan
berlawanan dengan pandangan orang yang ada.
Jika saat itu orang memandang kemasan suatu
produk itu mesti memberikan kemudahan untuk
membukanya, malah kaos joger mengemas
kaosnya dalam kaleng yang untuk membukanya
memerlukan alat pembuka kaleng. Sehingga
bukannya memudahkan tetapi justru menyulitkan
penggunanya. Kemudian di dalam pesan
promosinya, kaos jogger menyebutkan bahwa
kaos yang dijual adalah kaos yang jelek. Hal ini
tentunya sangat berlawanan dengan kebiasaan
promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan
yang selalu mengatakan bahwa produknya adalah
produk bermutu atau nomor satu. Tetapi ternyata
ide kreatif yang dikembangkan oleh joger bali
justru menjadi keunikan yang membedakannya
dari yang lain dan menjadi daya tarik pasar yang
efektif.
Merubah pandangan ini juga dilakukan
oleh tirto utomo dengan aqua dan sosrojoyo
dengan teh botol sosronya. Sebelum ada aqua dan
teh botol sosro orang berpandangan, bahwa air
putih dan air teh adalah produk inferior yang bisa
diusahakan sendiri oleh setiap orang di rumahnya
masing-masing, tanpa harus membeli dengan
harga yang relatif mahal yang saat
Awal diluncurkan bahkan lebih mahal dari
harga premium. Tetapi nyatanya seperti diketahui
usaha ini sukses luar biasa.
In another sequence
Merubah urutan proses produksi atau
layanan, adalah juga salah satu alternatif cara
kreatif untuk menemukan produk dan layanan
yang berbeda dan lebih baik dari produk dan
layanan yang sudah ada. Tidak jarang hanya
dengan merubah urutan tersebut ternyata proses
malah menjadi lebih efisien, hasilnya lebih
berkualitas dan akhirnya meningkatkan value dari
produk dan layanan perusahaan.
Visit other places
Banyak berkunjung ke berbagai tempat,
akan menambah pengetahuan dan wawasan
seseorang. Dalam berbagai hal, setiap tempat
memiliki keunikan atau perbedaan dengan tempat
lain. Perbedaan tersebut timbul karena perbedaan
budaya dan alam, yang kemudian menimbulkan
perbedaan dalam jenis atau cara pengolahan
makanan, pakaian, berbagai produk kerajinan, dan
lain-lain semua itu adalah sumber gagasan, yang
bila dikombinasikan atau dimodifikasi akan
menimbulkan produk baru, cara pembuatan yang
baru, cara pelayanan yang baru yang lebih baik
atau paling tidak memberikan pilihan lain yang
menarik bagi konsumen.
Incubate
Berbagai informasi, pengetahuan dan
pengalaman yang masuk atau dialami, endapkan
dan renungkanlah beberapa waktu sampai
akhirnya alam bawah sadar anda akan
menghubung-hubungkan berbagai informasi dan
pengalaman tersebut dan pada saatnya akan
muncul suatu gagasan produk, proses atau
berbagai hal berkaitan dengan usaha yang
menarik.
Trigger concepts
Kata-kata pemicu seperti motto atau
pepatah dapat juga menjadi motivasi dan selalu
mengingatkan bahwa anda kreatif. Lalu dengan
kreatifitas anda akan membuat usaha yang lebih
baik, anda akan mengembangkan suatu produk
baru, membuat suatu proses baru cara
memasarkan yang baru, dan sebagainya. Kata-
kata pemicu ini akan mendidik dan mendorong
alam bawah sadar anda sampai akhirnya anda
mencapai tujuan anda. Contoh perusahaan biskuit
mayora selalu mengatakan dalam setiap
iklannya:” satu lagi dari mayora”. Kata-kata ini
menjadi pemicu bahwa mayora akan selalu
berkreasi untuk menghasilkan produk yang baru.
Youth’s advantage

Hasil penelitian menunjukan bahwa masa


kecil adalah masa paling kreatif. Ingatlah masa-
masa kecil/masa-masa muda anda, banyak hal
mungkin yang anda lakukan yang sangat kreatif,
selanjutnya ambilah pengalaman-pengalaman
yang kreatif tersebut untuk mengembangkan
usaha anda.
Selain dengan cara di atas, kreativitas juga
dapat dikembangkan, melalui: pergaulan yang
luas, lingkungan yang kondusif, melakukan
pengembaraan, mengembangkan daya pikir
dengan membaca, menggemari kesenian,
menggeluti teknologi, berfikir ampuh,
membebaskan alam bawah sadar dan menyatu
dengan jiwa kreatif.
Inovasi
Innovasi dan unsur-unsurnya
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau
barang yang dianggap baru oleh seseorang. Setiap
ide atau gagasan pernah menjadi inovasi. Setiap
inovasi pasti berubah seiring dengan berlalunya
waktu. Jika sesuatu ide dianggap baru oleh
seseorang maka ia adalah inovasi (bagi orang itu).
“baru” dalam ide yang inovatif tidak berarti harus
baru sama sekali.
Inovasi adalah sebuah langkah yang lebih
dari sekedar ide kreatif. Sementara kreativitas
berkisar pada penghasilan ide-ide, inovasi
berkisar pada pelaksanaan dari ide-ide tersebut.
Dalam kenyataannya seorang inovator tidak perlu
selalu menjadi orang pertama yang mempunyai
ide. Seorang bisa saja kreatif tapi gagal untuk
berinovasi. Sebaliknya bisa saja terjadi inovasi
yang berhasil, tanpa melalui proses yang
sistematis pemikiran yang kreatif. Inovasi tidak
berhenti pada ide cemerlang, tidak pula tindakan
yang semata-mata berbeda dengan orang lain atau
berubah hanya sekedar berubah (change for the
sake of change). Inovasi yang sesungguhnya
adalah inovasi yang dipahami sebagai
pelaksanaan konsep secara menyeluruh mencakup
komponen dan segmennya.
Mengacu pada pendapat beth webster
dalam “ innovation: we know we need it but how
we do it”, inovasi adalah menemukan atau
mengubah materi pekerjaan atau cara
menyelesaikan pekerjaan secara lebih baik.
Dengan definisi ini maka inovasi mengandung
dua komponen: yaitu penemuan (invention) dan
pelaksanaan (implementation). Kompetensi itu
sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di
atas, bahwa seseorang wirausaha adalah
seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan
tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah
seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different) atau
kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan
kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin
dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai
usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu yang baru (creative), kemauan dan
kemampuan untuk mencari peluang (opportunity),
kemampuan dan keberanian untuk menanggung
risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk
mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
Sebelum memaparkan teori
kewirausahaan, terlebih dahulu saya mengulas
pengertian “teori”. Kita biasanya menggunakan
teori untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Fenomena yang akan dijelaskan disini adalah
kehadiran entrepreneurship yang mempunyai
kontribusi besar dalam pengembangan ekonomi.
Teori tersebut terdiri dari konsep dan konstruk.
Teori adalah “sekumpulan konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang saling berhubungan”
yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap
sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar
variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan
memprediksi fenomena. Mari kita lihat beberapa
teori yang menjelaskan dan memprediksi
fenomena mengenai kewirausahaan.
Secara teoriti, perusahaan sebagai sebuah
istilah teknologis, dimana manajemen (individu-
individu) hanya mengetahui biaya dan
penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan
kalkulasi matematis untuk menentukan nilai
optimal dari variabel keputusan. Hmmm, jadi
individu hanya bertindak sebagai “kalkulator
pasif” yang kontribusinya relatif kecil terhadap
perusahaan.
Jadi, dalam pendekatan teoritis tidak
cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Ada yang menyebutnya “There is
no space for an entrepreneur in neoclassical
theory”. Nah loh, jadi dimana letak teori
kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal
masih bermanfaat juga kok. Kan konsep
perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo
Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak
manajemen atau individu-individu. Dan individu
inilah yang nantinya berperan sebagai
entrepreneur atau intrapreneur, yang akan
dijelaskan pada teori-teori selanjutnya. Ada pula
yang mengkaji dari sisi teori keseimbangan
(equilibrium theory). Menurut teori ini, untuk
mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan
keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus
berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai
mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya
“berulang dengan cara yang sama”, yang disebut
“situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan
membawa perubahan. Artinya, orang-orang yang
statis atau bertindak seperti kebanyakan orang
tidak akan membawa perubahan. Schumpeter
berupaya melakukan investigasi terhadap
dinamika di balik perubahan ekonomi yang
diamatinya secara empiris. Singkat cerita,
akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-
nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi
yang membawa inovasi tersebut disebut
entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku
ekonomi yang akan membuat perubahan.
Masalah ekonomi sebetulnya mencakup
mobilisasi sosial dari pengetahuan yang
tersembunyi (belum diketahui umum) yang
terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari
kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Ada
dua konsep utama yang perlu kita perhatikan,
yaitu pengetahuan tersembunyi (orang lain belum
tahu), dan kewirausahaan. Intinya mobilisasi
sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui
tindakan entrepreneural.
Seorang entrepreneur akan mengarahkan
usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan
dengan demikian mereka mengetahui apa yang
mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan.
Jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu
mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru
(dimana orang banyak belum mengetahuinya).
Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut
dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan.
Bukankah dengan inovasi juga kita bisa
mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan
teknologi baru?
Penemuan pengetahuan tersembunyi
merupakan proses perubahan yang berkelanjutan.
Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari
pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan.
Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses
tersebut kadang mengalami sukses dan gagal.
Namunseorang entrepreneur selalu berusaha
memperbaiki kesalahannya. Jadi, jangan heran
kalau orang tua kita atau guru-guru kita selalu
mengatakan bahwa ”kegagalan itu adalah sukses
yang tertunda”, “Belajarlah dari kesalahan”, atau
“Hanya keledai lah yang terperosok dua kali” .
Kirzerian Entrepreneur, memakai
pandangannya “human action” dalam
menganalisis peranan entrepreneural. Sama
halnya dengan prinsip “the man behind the gun”,
mengandung makna yang sama dengan “knowing
where to look knowledge”. Dan dengan
memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah
seorang entrepreneur bisa menghasilkan
keuntungan.
Lakukan evaluasi terhadap produk, proses,
dan berbagai aspek yang berhubungan dengan
usaha yang dilakukan. Pertanyakan dan periksa
apa yang baik, apa yang belum baik dari produk,
proses dan berbagai aspek usaha tersebut, dan
bagaimana jika dilakukan perubahan terhadap hal-
hal tersebut. Apakah akan menjadi lebih efisien
proses produksinya maupun kinerja produk yang
dihasilkannya, apakah kualitasnya akan menjadi
lebih baik, apakah fungsinya menjadi lebih
banyak, apakah desainnya akan menjadi lebih
menarik, apakah harganya akan menjadi lebih
bersaing, dan seterusnya. Intinya apakah
perubahan yang dilakukan akan menambah value.
Jika diperkirakan akan menambah value maka
perubahan tersebut dapat dikembangkan.
Pengertian kewirausahaan adalah suatu proses dalam
melakukan atau menciptakan sesuatu yang baru
dengan cara kreatif dan penuh inovasi yang
memberikan manfaat bagi orang lain dan bernilai
tambah. Ada juga yang menjelaskan definisi
kewirausahaan adalah suatu sikap mental seseorang
yang memiliki kreativitas, aktif, bercipta daya untuk
membuat sesuatu yang unik dan baru dan dapat
bermanfaat bagi banyak orang. Kewirausahaan
memiliki proses yang dinamis untuk menciptakan
sesuatu yang disertai tenggang waktu, modal, sumber
daya dan juga risiko. Secara bahasa dalam Wikipedia,
arti kewirausahaan adalah suatu proses untuk
mengembangkan, mengindentifikasi, dan
mewujudkan visi dan misi dalam kehidupan. Kata
“Kewirausahaan” berasal dari kata wira dan usaha.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Wira berarti;
pejuang, berani dan berwatak agung, berbudi luhur.
Sedangkan kata Usaha berarti; bekerja, berbuat amal,
berbuat sesuatu.
Pengertian dan definisi wirausaha menurut para ahli.
Sebelumnya ada baiknya penulis bahas pengertian
dari wirausaha itu sendiri. Wirausaha atau
kewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri
sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan bathin, sumber
peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang
mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat
jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu
mengelola, menguasai, mengetahui dan
berpengalaman untuk memacu kreatifitas. Dan
berikut pengertian dan definisi kewirausahaan
menurut beberapa para ahli ;
1. Peter F Drucker kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create
the new and different) .
2. Arif F. Hadipranata wirausaha adalah sosok
pengambil risiko yang diperlukan untuk
mengatur dan mengelola bisnis serta menerima
keuntungan financial ataupun non uang.
3. Thomas W Zimmerer kewirausahaan adalah
penerapan kreativitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi
orang setiap hari.
4. Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha
adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan
menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukannya dalam dunia usaha.
5. Andrew J Dubrin wirausaha yaitu seseorang
yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha
yang inovatif (Entrepreneurship is a person who
founds and operates an innovative business).
6. Robbin&Coulter “Entrepreneurship is the
process whereby an individual or a group of
individuals uses organized efforts and means to
pursue opportunities to create value and grow
by fulfilling wants and need through innovation
and uniqueness, no matter what resources are
currently controlled”. Kewirausahaan adalah
proses dimana seorang individu atau kelompok
individu menggunakan upaya terorganisir dan
sarana untuk mencari peluang untuk
menciptakan nilai dan tumbuh dengan
memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui
inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber
daya yang saat ini dikendalikan.
7. Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan
didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-
employment). Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi resiko atau ketidakpastian. b.
8. Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan
adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat
produksi dan menemukan nilai dari
produksinya.
9. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba
untuk memprediksi dan menyikapi perubahan
pasar. Definisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian
pada dinamika pasar. Seorang worausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan
10. Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan
adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di
dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1)
memperkenalkan produk baru atau dengan
kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda
produksi baru, (3) membuka pasar yang baru
(new market), (4) Memperoleh sumber pasokan
baru dari bahan atau komponen baru, atau (5)
menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan
konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya
11. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan
mencakup indentifikasi peluang-peluang di
dalam system ekonomi. Kapasitas atau
kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
12. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya
belum diketahuisepenuhnya.
13. Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali
dan bertindak terhadap peluang pasar.
14. Entrepreneurship Center at Miami University of
Ohio Kewirausahaan sebagai proses
mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasila akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi resiko atau ketidakpastian.
15. Peter F. Drucker Kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung
maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang
yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya.
16. Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan
adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di
dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
a. memperkenalkan produk baru atau dengan
kualitas baru,
b. memperkenalkan metoda produksi baru,
c. membuka pasar yang baru (new market),
d. Memperoleh sumber pasokan baru dari
bahan atau komponen baru
e. Menjalankan organisasi baru pada suatu
industri.
17. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan
konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.
18. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan
mencakup indentifikasi peluangpeluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan
manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi
dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai


semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku
dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan serta menerapkan cara
kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang
melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan
kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang
dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan
usaha/kegiatan.

Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang


ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa
sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset
lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan
nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga
dilekatkan pada orang yang membawa perubahan,
inovasi, dan aturan baru.

Kewirausahaan dalam arti proses yang


dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah
proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai
sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu
yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung,
fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward
yang berupa keuangan dan kepuasan serta
kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut
terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yakni :

1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu


yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata namun juga audiens yang
akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan
waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar
fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha
ini maka akan mendukung proses kreasi yang
akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul.
Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi
berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko
sosial.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang
terpenting adalah independensi atau kebebasan
yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
Sedangkan reward berupa uang biasanya
dianggap sebagai suatu bentuk derajat
kesuksesan usahanya.
Kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar (Inpres No. 4 tahun
1995).
Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah
kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship,
yang dapat diartikan sebagai „the backbone of
economy‟, yaitu syaraf pusat perekonomian atau
sebagai „tailbone of economy‟, yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa (Wirakusumo, 1997).
Secara etimologi, kewirausahaan merupakan nilai
yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup
phase) atau suatu proses dalam mengerjakan suatu
yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda
(innovative).
Pengertian wirausaha menurut Tarmudji
(2006) adalah : Wirausaha bila ditinjau dari
etimologinya berasal dari kata “wira” dan “usaha”,
kata wira berarti “teladan” atau patut dicontoh,
sedangkan “usaha” berarti “Berkemauan keras”
memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat
diartikan sebagai berikut: “Seseorang yang 14
berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang
bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup”. Atau
lebih sederhana dirumuskan sebagai, “Seseorang
yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut
menjadi teladan hidup”. Untuk menjadi seorang
wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha
harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras
untuk mencapai tujuan usahanya.
Definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
seorang wirausaha harus mampu melihat adanya
peluang, menganalisa peluang dan mengambil
keputusan untuk mencapai keuntungan yang berguna
bagi dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya dan
kelanjutan usahanya sebelum peluang tersebut
dimanfaatkan oleh orang lain. Wirausaha yang
berhasil biasanya memacu sebuah mimpi dan
berusaha merealisasikannya karena adanya
kepercayaan yang tinggi akan kesuksesan yang dapat
diraih.

C. Karakteristik Kewirausahaan
Studi kewirauswahaan dibedakan 2 jenis
kajian, yaitu aliran ciri-ciri kepribadian dan aliran
kontigensi pikiran (contingency thingking). Aliran
cirri-ciri kepribadian (personality traits) seseorang
wirausahawan yang sukses dikaji tidak berdasarkan
konteks yang terjadi. Aliran kontigensi pikiran,
kewirausahaan terikat suasana perusahaan dan situasi
yang terjadi. Karakteristik yang umumnya dimiliki
seorang wirausahawan:
1. Inovatif.
Inovasi adalah kemampuan seorang
wirausahawan menemukan solusi. Orientasi
kewirausahaan erat kaitannya dengan
karakteristik personal. 5 karekteristik personal
menurut Lumpkin dan Dess: Motif berprestasi
banyak ditemukan pada seorang wirausahawan
dari pada pada seorang manajer.Motif
berprestasi terkait dengan sifat proaktif dan
kreatif inovatif. Ada lagi kebutuhan berafiliasi,
yaitu keinginan untuk dekat dengan yang lain
untuk memastikan dirinya diterima. Gaya
kewirausahaan dapat dikaitkan dengan
kebutuhan afiliasi. Kebalikan dari hubungan
afiliasi adalah keproaktifan. Keproaktifan
menghendaki orientasi ke masa depan,
sedangkan hubungan afiliasi lebih
memperhatikan status quo agar dapat menjaga
hubungan dengan yang lain. Lalu ada yang
namanya posisi control. Orang dengan posisi
control internal percaya bahwa mereka dapat
mengontrol segala hal yang terjadi dalam
kehidupannya, sedangkan yang eksternal
percaya bahwa segala peristiwa adalah
keberuntungan. Posisi control internal terkait
dengan keinginan menjadi wirausahawan dan
mempengaruhi kinerjanya. Menurut McClelland
(1961), orang yang mempunyai keinginan kuat
untuk mencapai sesuatu sering menekukan
jalannya menjadi seorang wirausahawan dan
berhasil. Yang berikutnya adalah keberanian
mengambil resiko, yaitu perspsi seseorang atas
kemungkinan memperolah keuntungan bila
rencananya sukses sebelum ia memikirkan
konsekuensinya bila gagal. Keberanian
mengambil resiko membedakan antara
wirausahawan, bukan wirausahawan dan
manajer. Lalu yang terakhir, toleran atas
ketidakpastian atau ambiguitas. Toleran atas
ketidakpastian berkaitan dengan kreatifitas
personal dan kemampuan menghasilkan lebih
banyak gagasan saat curah pendapat.
2. Berani mengambil resiko
Karakteristik seorang wirausahawan
lainnya adalah kemauan menanggung resiko.
Seorang wirausahawan dengan perhitungan
yang matang berani menanggung resiko jika
perhitungan yang salah.
3. Terobsesi oleh kesempatan Seorang
wirausahawan selalu mencari dan
memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk
menciptakan produk atau jasa yang baru atau
lebih baik dari yang sudah ada. Ksempatan
dapat muncul karena adanya produk baru seperti
munculnya telephone seluler, computer, dll.
4. Kreatif Berbagai factor teori kreatifitas dalam
pendekatan konvergensi (confluence approach)
menurut Baron dan Share adalah: Keterampilan
intelektual, kemampuan melihat masalah dengan
cara baru. Pengetahuan dasar yang luas dan
kaya. Cara berfikir yang tepat. Memiliki
kepribadian seperti berani mengambil resiko dan
toleran. Mempunyai motivasi intrinsic dan
berorientasi pada tugas. Lingkungan yang
menunjang kreatifitas.
5. Memiliki motif berprestasi orang yang mulai
berbisnis adalah mereka yang merasakan dan
mempunyai keyakinan diri yang kuat. Jika kita
akan menempatkan uang kita pada ririko
tertentu, kita harus mempunyai keyakinan kuat
bahwa kita akan berhasil. Jika mau
berwirausaha kita harus mempunyai kebutuhan
berprestasi “Need for Achivement” yang kuat.
Wirausahawan yang berhasil dicirikan oleh
dorongan atau motivasi (drive), kemampuan
berfikir, kompetensi hubungan manusia,
keterampilan teknis dan komunikasi.
6. Mampu mengerjakan tugas dengan lebih baik.
Wirausahawan harus memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk melaksanakan sebuah tugas
dengan lebih baik dari pada yang lainnya. Bakat
merupakan modal untuk mencapai suatu
keberhasilan, bakat juga merupakan
penyelesaian. Jika kita dapat memenuhi
pekerjaan secara penuh berarti kita berhasil
menyelesaikannya.
7. Kesabaran dan kesiapan Memulai usaha apapun
selalu beresiko gagal, kesulitan dana dan
lainnya. Agar berhasil diperlukan waktu,
kesabaran dan kesiapan dalam menghadapi
kendala-kendala yang datang menghadang.
8. Tidak menunggu semua ada Memulai usaha
tidak perlu menunggu semua ada. Yang harus
kita lakukan adalah memanfaatkan yang ada dan
melengkapi sambil berjalan. Yang paling
esensial untuk memulai bisnis adalah ide dan
gagasan dan bagaimana mewujudkannya.
9. Memiliki hubungan social yang baik Memulai
usaha seringkali perlu bantuan orang lain seperti
keluarga, teman, dan bank. Namun sebelum
mencari dukungan dari orang lain kita harus
mulai dari diri sendiri.
10. Menyukai apa yang kita lakukan. Modal utama
menjalani usaha adalah menyenangi usaha yang
kita lakukan. Tanpa minat kita akan mudah
menyerang ditengah jalan bila mengalami
berbagai persoalan.
11. Menguasai ilmu dalam bidang usaha yang
dilakukan. Yang dimaksud ilmu adalah segala
hal yang menyangkut usaha yang akan kita
lakukan. Dengan bermodalkan ilmu (skill) yang
memadai paling tidak usaha yang kita hadapi
tidak tersendat. Konsumen cenderung membeli
barang atau jasa ditempat yang bik
pengelolaannya atau penyajiannya baik.
12. Memiliki modal usaha Wirausahawan yang akan
membuka usaha juga memerlukan modal. Modal
dapat berupa modal sendiri atau kerja sama
dengan orang lain.selain itu, modal juga dapat
berupa hubungan baik dan kepercayaan.
13. Amanah dan jujur Terakhir wirausahawan harus
amanah, jujur, dan teliti. Seorang wirausahawan
harus harus menepati janji, tidak menipu
pelanggan, dan tetep memegang teguh
pendirian.
14. Mengenali kesempatan Salah satu upaya agar
kita mengenali kesempatan adalah mempunyai
akses atas informasi dan mampu
memanfaatkannya sebaik mungkin. Upaya kea
rah itu dapat dilakukan melalui pekerjaan yang
menyeruplai mereka dengan informasi.
15. Karakteristik Wirausahawan lainnya.
a. Dan Gaskell Seorang wirausahawan yang
berhasil juga mempunyai sifat mandiri,
memiliki minat dan pandangan, gagasan dan
temuan. Ia juga mempunyai inspirasi,
keterlibatan, keuletan, keinginan, kemapuan
menggerakkan orang lain, ulet dan
mempunyai cita-cita, idealisme dan
gagasan.
b. Casson dan Caird Sarjana lain mengatakan
bahwa seseorang wirausahawan mengetahui
bagaimana pasar bekerja, mengetahui
bagaimana menghasilkan suatubarang,
memiliki kemampuan pemasaran,
mengelola usaha,dan memiliki kemampuan
bekerjasama. (Casson,1982). Caird (1988)
menyebutkan wirausahaan lainnya yaitu
kemampuan mengidentifikasi kesempatan
bisnis, mengoreksi kesalahan secara efektif
dan mengendus kesempatan yang dapat
menghasilkan keuntungan.
c. Menurut M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer terdapat delapan karakteristik
kewirausahaan yang meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1) Rasa tanggung jawab (desire for
responbility), yaitu memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya, yaitu memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya.
2) Memiliki risiko yang moderat
(preference for moderate risk), yaitu
lebih memilih risiko yang moderat,
artinya selalu menghindari risiko, baik
yang terlalu rendah maupun terlalu
tinggi.
3) Percaya diri terhadap kemampuan
sendiri (confidence in their ability to
success), yaitu memiliki kepercayaan
diri atas kemampuan yang dimilikinya
untuk memperoleh kesuksesan.
4) Menghendaki umpan balik segera
(desire for immediate feedback), yaitu
selalu menghendaki adanya unsur
timbal balik dengan segera, ingin cepat
berhasil.
5) Semangat dan kerja keras (high level of
energy), yaitu memiliki semangat dan
kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang
lebih baik.
6) Berorientasi ke depan (future
orientation), yaitu berorientasi masa
depan dan memiliki perspektif dan
wawasan jauh ke depan.
7) Memiliki kemampuan berorganisasi
(skill at organization), yaitu memiliki
keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
8) Menghargai prestasi (value of
achievement over money), yaitu lebih
menghargai prestasi daripada uang.
d. Menurut By Grave, karakteristik
wirausahawan meliputi 10 D, sebagai
berikut :
1) Dream, yaitu seorang wirausaha
mempunyai visi keinginan terhadap
masa depan pribadi dan bisnisnya serta
mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan impiannya.
2) Decisiveness, yaitu seorang wirausaha
adalah orang yang tidak bekerja lambat.
Mereka membuat keputusan secara
cepat dengan penuh perhitungan.
3) Doers, yaitu seorang wirausaha dalam
membuat keputusan akan langsung
menindaklanjuti. Mereka melaksanakan
kegiatannya secepat mungkin dan tidak
menunda-nunda kesempatan yang baik
dalam bisnisnnya.
4) Determination, yaitu seorang wirausaha
melaksanakan kegiatannya dengan
penuh perhatian. Rasa tanggung
jawabnya tinggi dan tidak mau
menyerah, walaupun dihadapkan pada
halangan dan rintangan yang tidak
mungkin dapat diatasi.
5) Dedication, yaitu seorang wirausaha
dedikasi terhadap bisnisnya sangat
tinggi.
6) Devotion, yaitu mencintai pekerjaan
bisnisnya dan produk yang dihasilkan.
7) Details, yaitu seorang wirausaha sangat
memerhatikan faktor-faktor kritis
secara rinci.
8) Destiny, yaitu bertanggung jawab
terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapainya, bebas dan tidak mau
tergantung kepada orang lain.
9) Dollars, seorang wirausaha tidak
mengutamakan mencapai kekayaan,
motivasinya bukan karena uang.
10) Distribute, yaitu bersedia
mendistribusikan kepemilikan
bisnisnya kepada orang
kepercayaannya yaitu orang-orang yang
kritis dan mau diajak untuk mencapai
sukses dalam bidang bisnis.
e. Menurut Peggy A. Lambing & Charles R.
Kuehl dalam buku Entrepreneurship
(1999), kewirausahaan adalah suatu usaha
yang kreatif yang membangun suatu value
dari yang belum ada menjadi ada dan bisa
dinikmati oleh orang banyak. Katanya,
setiap wirausahawan (entrepreneur) yang
sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu :
1) Kemampuan (hubungan dengan IQ dan
skill)
a) Dalam membaca peluang
b) Dalam berinovasi
c) Dalam mengelola
d) Dalam menjual
2) Keberanian (hubungan dengan EQ dan
mental)
a) Dalam mengatassi ketakutannya
b) Dalam mengendalikan risiko
c) Untuk keluar dari zona
kenyamanan
3) Keteguhan hati (hubungan dengan
motivasi diri)
a) Persistence (ulet), pantang
menyerah
b) Determinasi (teguh akan
keyakinannya)
c) Kekuatan akan pikiran (power of
mind) bahwa Anda bisa
4) Kreativitas yang menelurkan sebuah
inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk
menemukan peluang berdasarkan
intuisi (hubungan dengan experiences).
Ciri-ciri yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
dasarnya karakteristik seorang wirausaha ialah
kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan
bahwa seorang wirausaha dapat dibentuk dan
dipelajari, bukan lahir dengan sendirinya.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan


Usaha
Jika ingin menjadi wirausaha yang sukses,
seseorang harus memiliki ide atau visi usaha yang
jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi
risiko. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi
risiko, langkah selanjutnya adalah membuat
perencanaan usaha, mengorganisasikan dan
menjalankannya. Selain bekerja keras, agar usaha
tersebut berhasil, wirausaha harus mampu
mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha
maupun pihak yang terkait dengan kepentingan
perusahaan.
Tahap pembangunan Kewirausahaan
Steinhoff dan Burgess adalah:
1. Bertanggung jawab atas kesuksesan/kegagalan
2. Membangun hubungan dengan pelanggan,
karyawan, suplier Bekerja keras
3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan
menjalankan usaha
4. Berani mengambil risiko waktu dan uang
5. Memiliki tujuan dan visi usaha SUKSES
Suryana (2009: 67) mengemukakan tiga
faktor penyebab keberhasilan seorang wirausaha,
antara lain:
1. Kemampuan dan kemauan.
Orang yang memiliki kemampuan tetapi
tidak memiliki kemauan dan orang yang
memiliki kemauan tetapi tidak memiliki
kemampuan, keduanya tidak akan menjadi
seorang wirausaha yang sukses. Misalnya
seseorang yang memiliki kemauan untuk
membuka toko tapi tidak memiliki kemampuan
untuk mengelolanya, maka lama kelamaan
tokonya akan tutup. Begitu juga dengan orang
yang memiliki kemampuan mengelola usaha
tetapi tidak memiliki kemauan untuk membuka
usaha, maka selamanya orang tersebut tidak
pernah memiliki usaha.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras.
Orang yang tidak memiliki tekad kuat
tetapi mau bekerja keras dan orang yang tidak
mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang
kuat, keduanya tidak akan menjadi
wirausahawan yang sukses.
3. Kesempatan dan peluang
Mengenal peluang yang ada dan
berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan seorang wirausaha. Selain
keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu
dibayangi kegagalan dalam berwirausaha,
karena kegagalan maupun keberhasilan
wirausaha tergantung pada kemampuan yang
dimiliki wirausaha tersebut dalam
memanfaatkan peluang yang ada.
Terdapat beberapa persyaratan untuk
mencapai keberhasilan wirausaha (Astamoen, 2005:
255), diantaranya:
1. Mandiri tetapi bisa bekerja sama dengan orang
lain dan mampu berinteraksi dengan prinsip
2. Mempunyai cita-cita, impian, visi, harapan,
ambisi tapi bukan ambisius, obsesi, tantangan
dianggap sebagai titik awal untuk mencapai
tujuan dalam meraih kesuksesan
3. Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan
keluarganya, tetapi juga bermanfaat bagi orang
lain dan lingkungan
4. Berusaha semaksimal mungkin untuk
menghilangkan sifat negatif ketika memandang
dan memperlakukan orang lain.
5. Selalu berpandangan dan bersikap positif
terhadap orang lain
6. Berpikir sebagai wirausaha yang sukses, karena
wirausaha yang sukses harus berpikir seperti
seorang wirausaha yang sukses dan bukan
berpikir selayaknya orang yang gagal.
7. Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai
pribadi yang unggul.
Bird dalam Sjabadhyni (2001: 271)
mengatakan bahwa faktor yang dapat dilihat untuk
menilai keberhasilan wirausaha adalah pengalaman
dalam pekerjaan, latar belakang pendidikan, usia,
jenis kelamin, latar belakang budaya, motivasi,
penerimaan risiko, serta nilai-nilai.
1. Pengalaman dalam Pekerjaan
Belajar dari pengalaman lebih bermanfaat
dari pada belajar dari buku, seminar atau
sekolah. Pengalaman yang dimiliki harus
diperhatikan oleh wirausaha terutama
pengalaman diperusahaan/ organisasi, baik
dalam pengalaman teknis, pelaksanaan,
pemasaran, pengalaman manajemen, dan
pengalaman 24 berwirausaha. Untuk memulai
usaha, risikonya sangat besar, terutama tanpa
pengalaman dan pengetahuan tentang
perusahaan/ organisasi tertentu. Penelitian yang
dilakukan oleh bird dalam Sjabadhyni (2001:
271) menyatakan banyak wirausaha gagal
karena tidak tepat dalam menentukan harga
penjualan, tidak terampil dalam menempatkan
karyawan, dan buruknya hubungan dengan
supplier. Penelitian Ronstandt (dalam
Sjabadhyni, 2001: 271) mengemukakan bahwa
kurangnya pengalaman berkorelasi dengan
kariernya yang singkat sebagai wirausaha.. Hal
ini dapat dijelaskan karena kurangnya sinergi
antara pengalaman masa lalu dengan usaha baru
yang sedang dikerjakan. Wirausaha dikatakan
sukses apabila dapat belajar dari pengalaman,
memanfaatkan sumber lain dan peluang yang
menunjang keberhasilan usahanya.
Keterampilan yang diperoleh tersebut nantinya
dapat meningkatkan motivasi menjalankan
usaha dan memperkecil risiko yang akan
ditemui dikemudian hari (Sjabadhyni, 2001: 271
2. Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan yang menunjang keberhasilan
wirausaha tidak harus diartikan pendidikan
formal dibangku sekolah. Pendidikan dapat
diperoleh dimana saja dalam kehidupan sosial
masyarakat (Astamoen, 2005: 161), diantaranya:
a. Pendidikan keterampilan dasar di rumah
dengan orang tua sebagai pendidik/guru
yang pertama dan utama.
b. Pendidikan formal di bangku sekolah dasar
hingga ke perguruan tinggi.
c. Pendidikan non formal, seperti kursus,
pelatihan, seminar, dan lain sebagainya.
d. Pendidikan di tempat kerja atau perusahaan
pada waktu magang, praktek kerja, kerja
paruh waktu, dan lain sebagainya. Robinett
dan Ronstadt dalam Sjabadhyni (2001: 272)
merasa cukup puas dengan pendidikan
formal para wirausaha yang mengantar
wirausaha menjadi sukses. Sementara itu,
hasil penelitian Hoard dan Rosko dalam
Sjabadhyni (2001: 272) menggambarkan
bahwa para wirausaha perlu pendidikan
tetapi tidak setinggi pendidikan para
manajer yang bekerja pada perusahaan.
Pelajaran perilaku kewirausahaan
menyangkut hal-hal seperti bagaimana
menghadapi situasi yang berpotensi,
keterampilan pribadi, belajar meningkatkan
kemandirian, belajar masalah pengendalian,
tanggap pada masalah, menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan yang
kompleks dan berorientasi pada konsumen
3. Usia
Usia seseorang untuk memulai usaha sulit
ditentukan karena rentangnya teralu jauh, ada
yang sudah memulai sejak masih dalam
pendidikan atau justru setelah pensiun dari
pekerjaannya. Bagaimanapun mengenai usia ini,
Bird (dalam Sjabadhyni, 2001:273) memberikan
beberapa pendapat antara lain: Pertama,
dipandang dari segi energi yang dimiliki
manusia, masa muda memiliki energi yang
paling tinggi, dorongan serta daya tahan fisik
kuat sehingga jika ingin menekuni bidang
wirausaha, ia harus memulai pada masa ini.
Kedua, wirausaha yang memulai pada usia tua
tidak memiliki rentang masa yang panjang
sebagai wirausaha sebagaimana orang yang
memulai di usia 26 muda. Mereka biasanya
lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman
yang mereka miliki
4. Jenis Kelamin
Dipandang dari segi jenis kelamin, Sexton
dan Bowman dalam Sjabadhyni (2001: 273)
menyatakan bahwa antara laki-laki dan
perempuan tidak ada perbedaannya tentang
kualitas kewirausahaannya. Perbedaan yang ada
hanya pada aspek dalam pemilihan usaha,
wanita lebih banyak memilih bidang usaha
eceran, pelayanan dan melakukan bisnis
dirumah. Wanita lebih berkonsentrasi pada
bisnis kecil, dalam arti volume penjualan dan
jumlah karyawan kecil. Perbedaan lainnya
adalah dalam perlakuan terhadap karyawan,
wanita lebih bersifat kekeluargaan pada pekerja
daripada pria. Sedangkan laki-laki cenderung
menyenangi pekerjaan yang berhubungan
dengan orang banyak atau pekerja lapangan,
lebih tegas dan keras pada karyawan.
5. Latar Belakang
Budaya Semua wirausaha dengan latar
belakang budaya dan ras yang berbagai macam
memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja
dibidang apapun yang diinginkan sesuai dengan
kualitas yang dimiliki individu tersebut (Bird
dalam Sjabadhyni, 2001: 273).
6. Motivasi Hasil kerja dipengaruhi oleh motivasi
yang dimiliki orang tersebut.
Dalam wirausaha, motivasi yang
terpenting adalah motif berprestasi. Clelland
dalam Sjabadhyni (2001: 273) mengemukakan
bahwa motif prestasi adalah suatu kebutuhan
yang ditampilkan dalam kecenderungan perilaku
secara stabil 27 mengarah pada usaha untuk
menyelesaikan tugas yang menantang dan
bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai standar
tinggi yang diharapkan. Kebutuhan yang
mendasari motif tersebut adalah keinginan untuk
belajar lebih baik dengan apa yang sudah
dilakukannya pada masa lampau atau
membandingkan dengan orang lain. Clelland
dalam Sjabadhyni (2001: 273) mengemukakan
suatu pendapat bahwa mereka yang memiliki
prestasi tinggi biasanya lebih inovatif,
keingintahuannya tinggi untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih lebih baik. Kondisi ini
menimbulkan banyak pertanyaan bagi wirausaha
mengenai prinsip ekonomi wirausaha tentang
cara mendapatkan hasil yang sama dengan
sedikit kerja atau memperoleh lebih banyak
dengan kerja yang sama, sehingga akan memacu
wirausaha untuk membuat strategi yang
terkadang tidak selalu berkonotasi positif.
7. Penerimaan Risiko
Sikap wirausaha yang selalu optimis dapat
memacu kreativitas dalam penyusunan strategi
usaha serta menanamkan kepercayaan dari orang
lain terhadap kompetensinya. Keyakinan yang
dimiliki wirausaha disebabkan faktor
pengendalian internal, bukan faktor dari luar
seperti nasib atau kebetulan pekerjaan yang
menyangkut masalah kewirausahaan yang
merupakan masalah kompleks berisiko, seperti
risiko finansial, kehilangan kesempatan untuk
bersosialisasi, kehilangan dukungan sosial, dan
emosional, risiko karier dalam bidang
profesinya dan menyangkut masalah
keorganisasiannya (Sjabadhyni, 2001: 273).
8. Nilai
Penelitian mengenai nilai instrumental
kewirausahaan menggambarkan bahwa nilai
yang melekat pada nilai kewirausahawan adalah
nilai exitemant, nilai independence, bebas
bertindak dan kreatif (Kao dalam Sjabadhyni,
2001: 273). Sedangkan nilai terminalnya adalah
kekayaan, kehidupan ekonomi yang terjamin
dan terkenal (Kao dalam Sjabadhyni, 2001:
274). Menjadi terkenal biasanya dihubungkan
dengan status dan kekuasaan yang ingin dicapai
wirausaha. Secara khusus Clelland
menggolongkan dua faktor yang menentukan
keberhasilan wirausaha, antara lain:
a. Faktor Internal, meliputi:
1) Motivasi Keberhasilan kerja
membutuhkan motif-motif untuk
mendorong atau memberi semangat
dalam pekerjaan. Motif itu meliputi
motif untuk kreatif dan inovatif yang
merupakan motivasi yang mendorong
individu mengeluarkan pemikiran
spontan dalam menghadapi suatu
perubahan dengan memberi alternatif
yang berbeda dari yang lain. Motif lain
yaitu motif untuk bekerja yang ada
pada individu agar mempunyai
semangat atau minat dalam memenuhi
kebutuhan serta menjalankan tugas
dalam pekerjaan.
2) Pengalaman atau pengetahuan
Kebutuhan akan pengalaman
merupakan pengetahuan yang harus
dicari sebanyak mungkin. Pengalaman
merupakan pengetahuan atau
keterampilan yang harus dikuasai atau
diketahui sebagai akibat dari perbuatan
yang telah dilakukan sebelumnya
selama jangka waktu tertentu.
Wirausaha yang berpengalaman lebih
jeli dalam melihat lebih banyak jalan
untuk membuka usaha baru.
3) Kepribadian Kepribadian yang rapuh
akan berdampak negatif terhadap
pekerjaan. Kepribadian yang baik yaitu
apabila wirausaha dapat bekerjasama
dengan baik serta dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya secara wajar
dan efektif.
b. Faktor Eksternal, meliputi:
1) Lingkungan keluarga Keadaan keluarga
dapat mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam memulai usaha.
Ketegangan dalam keluarga akan
menurunkan motivasi kerja dan
pekerjaan menjadi terganggu.
Lingkungan keluarga yang harmonis
dalam interaksinya akan menunjang
kesuksesan serta mengarahkan tenaga
untuk bekerja lebih efisien
2) Lingkungan tempat bekerja
Lingkungan tempat kerja mempunyai
pengaruh yang cukup penting dalam
menjalankan usaha. Lingkungan ini
dapat digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu
a) Situasi kerja secara fisik Seorang
wirausaha harus dapat menciptakan
pekerjaannya dalam situasi apapun
melalui bakat dan keterampilan
yang dimilikinya. Namun yang
utama bagi seorang wirausaha
adalah dapat mencari peluang atau
mengambil inisiatif agar usahanya
bisa maju.
b) Hubungan dengan mitra kerja
Hubungan dengan teman sejawat
atau teman kerja yang menjadi
mitra usaha dapat dijadikan
pertimbangan untuk mewujudkan
harapan dan untuk memotivasi
dalam menyelesaikan
permasalahan usaha dengan baik
dan bijaksana.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan
bahwa terdapat dua faktor yang menentukan
keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam
berwirausaha yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor Internal, meliputi:
a. Motivasi. Motivasi akan membantu
seseorang untuk memberi semangat kerja.
Motivasi tersebut diantaranya keinginan
untuk menjadi kreatif, inovatif, serta
semangat atau minat dalam memenuhi
kebutuhan serta menjalankan tugas dalam
pekerjaan.
b. Pengalaman. atau pengetahuan Ketika
seseorang bekerja pastinya membutuhkan
pegetahuan lebih mengenai pekerjaan yang
akan dilakukannya. Sedangkan pengalaman
muncul setelah individu tersebut mencari
tahu mengenai pekerjaan yang dia kerjakan
sebanyak mungkin. Wirausaha yang
berpengalaman jeli melihat banyak jalan
untuk mengembangkan potensi usahanya.
c. Kepribadian. Kepribadian yang rapuh akan
berdampak negatif terhadap pekerjaan.
Pribadi yang berhasil yaitu apabila
seseorang dapat berhubungan baik dan
dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara wajar dan efektif.
2. Faktor Eksternal, meliputi:
a. Lingkungan keluarga Keadaan keluarga
dapat mempengaruhi keberhasilan usaha
seseorang. Ketegangan dalam kehidupan
keluarga akan menurunkan produktivitas
kerja seseorang. Lingkungan keluarga yang
harmonis dalam interaksinya akan
mambantu memotivasi kesuksesan dan
meningkatkan produktivitas kerja.
b. Lingkungan tempat bekerja Lingkungan
tempat dimana seseorang menjalani
usahanya mempunyai pengaruh yang cukup
penting dalam menjalankan usaha.
Lingkungan ini dapat digolongkan menjadi
dua bagian, yaitu: (1) Situasi kerja secara
fisik Seorang wirausaha dapat menciptakan
pekerjaannya dalam situasi apapun melalui
bakat dan keterampilan yang dimiliki
terutama dalam mencari peluang atau
mengambil inisiatif agar usahanya bisa
maju. (2) Hubungan dengan mitra kerja
Menjaga hubungan baik dengan teman kerja
yang merupakan mitra akan mempermudah
dalam mendukung atau memotivasi untuk
dapat menyelesaikan konflik dengan baik
merupakan sesuatu yang mendasar dalam
pekerjaan.
E. Kiat-kiat Keberhasilan Berwirausaha
1. Kunci sukses dalam usaha home industry
Ada sepuluh kunci sukses menjalani usaha,
yaitu:
a. Pusatkan diri pada apa yang kita inginkan.
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling
penting. Kita tidak mau gagal dalam
berwirausaha, kekuranganpelanggan atau
hasil kerja yang tidak memuaskan.
b. Atasi frustasi. Banyak wirausahawan kecil
yang memulai usahanya dengan harapan
dapat mengangkat taraf hidupnya. Memang
betul, namun dapat pula menyebabkan
masalah. Kuncilah adalah hadapi semua
masalah dan cari solusinya daripada
menganggapnya sebagai tantangan atau
ajakan untuk tumbuh.
c. Atasi kebosanan. Hadapilah rasa bosan
dengan positif. Sebagian besar
wirausahawan memiliki sifat visioner yang
secara konstan muncul dengan gagasan-
gagasan yang brilian dan orang yang
memiliki kemampuan yang luar biasa untuk
berpikir kreatif.
d. Setiap mengambil keputusan inagatlah
selalu “Bagaimana keputusan itu memberi
nilai tambah bagi kehidupan atau usaha
kita?” nilai tambah merupakan bahan dasar
yang dapat memberikan kesuksesan
keuangan dan memastikan bahwa usaha
yang kita jalankan menawarkan sesuatu
yang setiap orang mencarinya.
e. Buatlah setiap keputusan berwirausaha
dengan didasari pertanyaan “Bagaimana hal
ini akan memberi nilai tambah kepada
pelanggan wirausaha atau pada kehidupan
kita?”
f. Ciptakan identitas usaha berdasarkan hasil
akhir yang kita tetapkan dari pada
berdasarkan kondisi kita saat ini. Tidak
jarang kita menetapkan tujuan yang tinggi.
Tetapi tak jarang menemui kesulitan
memahami bagaimana kita mencapainya.
g. Jauhkan pikiran-pikiran sempit dalam diri
kita seperti takut ditolak, penghargaan diri
(self esteem) yang rendah, dan kurang focus
sebab hal-hal tersebut akan membesar
manakala kita bekerja sendiri tanpa seorang
atasan yang mengawasi kita.
h. Kembangkan pikiran yang memberdayakan
dalam diri kita. Kita dapat menjauhkan diri
dari pikiranpikiran sempit dalam diri kita.
Namun, bila tidak menggantikannya dengan
pikiran-pikiran yang memberdayakan, kita
akan kembali kepikiran-pikiran lama.
i. Ciptakan sumber penghasilan yang
beragam. Jangan menyimpan sumber daya
kita dalam satu usaha saja, “don‟t keep all
their eggs in one basket.” Jika kita seorang
pelatih, pertimbangkan untuk mebuat buku
kerja dan produk yang berkaitan dengan
penghasilan kita.
j. Mintalah bantuan dan nasihat dari mentor
dan pelatih. Jika kita ingin membuka bisnis
foto kopi, bertanyalah dulu seluk beluk
bisnis itu pada orang yang telah lama
malang melintang dan berhasil dalam bisnis
tersebut.
2. Kunci sukses berwirausaha menurut Robert
Warlow
Menurut Robert Warlow, dalam small
Business Success, kiat bisnis yang paling utama
adalah loyalitas pelanggan. Yang harus kita
capai bukan hanya pelanggan yang harus merasa
puas, tetapi pelanggan yang loyal.
Ada beberapa strategi untuk mengubah
pelanggan yang puas menjadi pelanggan yang
loyal :
a. Biarkan mereka memutuskan bagaimana
berbisnis dengannya. Jika barang atau jasa
yang kita berikan dapat ditawarkan dengan
berbagai pilihan, biarkan pelanggan kita
memilihnya, apakah bertemu secara
langsung, melalui telepon, SMS< website,
atau secara onlaine.
b. Bangunlah sebuah hubungan dengan
pelanggan kita. Pahamilah dengan sipa kita
berurusan dan apa yang mereka butuhkan.
c. Selalu memperlakukan pelanggan kita
laksana teman yang sanagt berharga.
Berikan yang terbaik kepada mereka seperti
apa yang akan kita berikan kepada teman
atau keluarga kita.
d. Jika pelanggan kita mempunyai masalah,
selesaikanlah secepatnya. Berkomunikasilah
dengan mereka. Usahakan mereka
mengetahui bagaimana kita akan menangani
masalah tersebut dan kapan kita akan
menghubungi lagi mereka.
e. Selalu berusaha bertindak secara kesatria
dan professional baik pada awal atau akhir
hubungan dengan pelanggan kita. 6. Jika
hubungan kita dengan pelanggan kurang
baik, lakukan apapun yang dapat dilakukan
untuk mempertahankannya
f. Walaupun mempunyai pendapat yang
berbeda, bekerja keraslah untuk tetap jujur
dan positif. Pesannya adalah sederhana,
yaitu pelanggan mengerti bahwa kita salah,
mereka paham bahwa kita lupa, sibuk dan
mungkin juga produk dan layanan kita
kurang sempurna.
g. Ciptakan layananyang loyal. Kita tidak
mungkin menciptakan pelanggan yang loyal
jika karyawan kita sendiri tidak loyal atas
pekerjaannya. Pelanggan akan dibayaar jika
mereka melhat wajah yang ramah
h. Temukan keluhan. Umumnya pelanggan
harus didorong untuk menyampaikan
keluhannya. Banyak pelanggan yang tetap
diam atas pelayanan yang jelek yang kita
berikan, namun jika menemukan yang lebih
baik, mereka akan meninggalkan kita.
i. Perlihatkan adanya minat. Perlihatkan pada
pelanggan bahwa kita tertarik akan
pandangan mereka. Lakukan survey berkala
untuk mengungkapkan respon mereka atas
layanan yang kita berikan. Setelah itu,
lakukan tindakan perbaikan atas apa yang
ditemukan.
j. Perlihatkan bahwa kita dapat melakukan
bisnis dengan baik. Pelanggan menyukai
wirausaha yang dapat melayani permintaan
yang sulit sekalipun. Latihlah karyawan
untuk mengatakan “Maaf, tapi….” Atau
“Ini kebijakan perusahaan.”
k. Peliharalah pelanggan potensial kita. Bisa
jadi keuntungan yang kita peroleh hanya
berasal dari 20% pelanggan kita. Temukan
siapa yang 20% itu dan pertahankanlah
mereka mati-matian.
3. Kunci sukses Berwirausaha Menurut Jan B.
King Jan B. King menawarkan sejumlah
factor kunci sukses bagi wirausahawan yang
beberapa diantaranya adalah :
a. Kita hanya menjual sebuah produk atau jasa
hanaya biloa menguntungkan.
b. Terus kurangi biaya operasional.
c. Kembangkan produk barang atau jasa baru
sambil mempertahankan kualitas produk
yang ada.
d. Ciptakan dan pelihara tingkat kepuasan
konsumen pada tingkat paling tinggi.
4. Kunci Sukses berwirausaha menurut Prijaksono
Prijaksono
Menurut Prijaksono Prijaksono dalam
tulisannya menyatakan bahwa untuk sukses
berwirausaha kita harus memiliki keberanian
untuk mengambil langkah pertama dan
senantiasa focus kepada impian kita.
Untuk berubah menjadi seorang wirausahawan
yang sukses, ada sepuluh kebiasaan yang perlu
kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
yaitu:
a. Temukan tujuan hidup kita dan
bermimpilah sepanjang waktu
b. Jangan berhenti berinovasi.
c. Belajar sepanjang hayat.
d. Akumulasiakn asset kita
e. Gunakan strategi yang tepat
f. Kembangkan tim kerja kita
g. Sistematisasikan wirausaha kita.
h. Bangun jejaring kerjasama dan aliansi.
i. Jadilah investor cerdas.
j. Beramal dan mengucap syukur.
5. Kunci sukses berwirausaha menurut Liraz Liraz
Menurut Liraz Liraz (2001) menyebutkan
mengajukan empat langkah mencapai sukses,
yakni perencanaan yang tepat, persiapan yang
matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak
mudah untuk menyerah, menggunakan falsafah
untuk menggapai sukses menjadi tips berikut :
a. Ikuti perkembangan jaman. Bergabungkah
dalam organisasi yang berkaitan dengan
bisnis kita.
b. Buat rencana keuanagan. Catat semua
pemasukan dan pengeluaran setiap harinya.
Buat jangka panjang dan jangka pendek.
c. Perkirakan aliran uang tunai kita harus bisa
memperkirakan aliran uang tunai, paling
tidak untuk tiga bukan kedepan.
d. Bentuk dewan penasehat atau cari tenaga
ahli, untuk memberi ide, saran atau keritik
terhadap kita dan produk yang akan
ditawarkan.
e. Jaga keseimbanagn antara kerja, santai, dan
keluarga. Tak perlu „ngoyo‟, karena jika
begitu hasilnya tidak akan maksimal.
f. Kembangkan jaringan (networking). Tak
ada salahnya berkenalan dan bergaul
dengan orang-orang yang berhubungan atau
bisa mendukung bisnis kita.
g. Disiplin/motivasi. Aspek terberat dalam
dalam usaha adalah disiplin untuk bekerja
secara teratur
h. Selalu waspada dan siap. Rajin melakukan
evaluasi pasar, produk dan sistem
pemasaran
i. Cintai pekerjaan. Miliki sense of belonging
pada pekerjaan dn produk yang dihasilkan.
j. Jangan mudah menyerah. Jika ingin cepat
berhasil, segeralah bangkit dan belajar dari
kegagalan.
6. Kunci sukses berwirausaha Menurut Roworth
Roworth
Menurut Roworth Roworth (2003)
menyebutkan ada tujuh kunci untuk membuka
kesuksesan dalam berwirausaha, yaitu:
a. Memikul tanggung jawab karena
kesuksesan tidak datang dengan
sendirinya.orang sukses menikmati
keberhasilan tapi juga memikul kegagalan.
b. Kita harus mengetahui apa yang kita tuju.
Tanpa tujuan yang jelas wirausahawn sering
menemukan usaha yang digelutinya tidak
menyenangkan.
c. Sosialisasikan wirausaha kita kepada orang
lain. Orang harus mengetahui keunikan
produk atau layanan kita.
d. Jika kita melakukan wirausaha kita dengan
sebaik-baiknya, para pelanggan kita akan
kembali kepada kita bersama teman-
temannya.
e. Latihlah orang agar mampu bekerja dengan
lebih baik dari kita. Kita perlu membagi
beban kerja kita dengan mempekerjakan
orang lain.
f. Peliharalah kinerja kita. Banyak pemilik
usaha yang khawatir bagaimana
menyelesaikan pekerjaan yang harus
dilakukan, namun mereka tidak mengukur
hasilnya.
g. Rayakan kemenangan kita. Regenerasi
sumber daya fisik dan emosi kita akan tiba.

F. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam


kewirausahaan
Berikut ini adalah hal-hal yang harus
diperhatikan sebelum memulai bisnis menurut
beberapa sumber seperti komunikasi bisnis.
Komunikasi bisnis melibatkan pertukaran informasi
yang terus-menerus. Ini merupakan sebuah proses
terus-menerus. Lebih banyak bisnis diperluas, lebih
besar tekanannya pada bisnis tersebut untuk
menemukan cara komunikasi yang lebih efektif –
bersama para pekerja dan dengan dunia di luar.
Dengan demikian, bisnis dan komunikasi berjalan
bergandengan tangan.

Tanpa komunikasi bisnis yang efektif,


seorang wirausaha tidak dapat melaksanakan fungsi-
fungsi dasar dari manajemen secara efisien.
Komunikasi ini merupakan darah kehidupan dari
sebuah organisasi.

Untuk komunikasi yang baik di dalam bisnis,


kita harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Setiap komunikasi di dalam bisnis, apakah itu


tertulis atau lisan, harus disusun secara logis,
misalnya ia harus memiliki permulaan yang
baik, pokok (isi) yang baik, dan akhir yang
efektif. Sebagai surat bisnis atau pidato bisnis,
komunikasi harus dimulai dengan cara
sedemikian rupa sehingga pendengar menjadi
sangat tertarik dan memberikan perhatian
kepada pesan tersebut. Isi dari komunikasi harus
menyampaikan pesan inti komunikasi.
Komunikasi harus berakhir dengan cara
sedemikian rupa sehingga pendengar
mengetahui apa yang diharapkan dari
komunikasi tersebut dan mereka mendapatkan
pemahaman dari pesan yang disampaikan
tersebut.
2. Cara komunikasi yang benar harus digunakan –
cara yang memperhitungkan waktu acuan dan
kendala-kendala biaya. Pilihan saluran
komunikasi yang tepat juga bergantung pada
banyaknya formalitas yang diperlukan dan
kecepatan umpan balik yang dibutuhkan.
3. Komunikasi harus jelas dan ringkas.
Penggunaan kata-kata yang tidak jelas harus
dihindari. Pilihan kata-kata harus sedemikian
rupa sehingga dapat mengatasi perbedaan-
perbedaan budaya.
4. Komunikasi bisnis harus mempengaruhi dan
persuasif.
5. Komunikasi harus sopan. Perilaku sopan dan
penuh perhatian merupakan inti dari komunikasi
bisnis.
6. Bahasa tubuh yang positif harus digunakan.
Sebagai contoh, selama pertemuan dan
wawancara, sering mempertahankan kontak
mata, memberikan senyuman yang
menyenangkan, membuat semuanya merasa
senang, dsb.
7. Umpan balik adalah komponen integral dari
komunikasi. Tanpa umpan balik, akan menjadi
tidak mungkin untuk mengetahui apakah
penerima pesan telah memahami pesan yang
disampaikan dalam istilah-istilah yang sama
seperti yang dimaksud.
8. Mencoba menggunakan lebih banyak “Anda”
daripada “Saya”. Pendengar atau penerima
pesan harus diberi arti penting.
9. Menjadi pendengar yang aktif. Kualitas
komunikasi bertambah baik jika seseorang
menjadi pendengar yang baik. Seseorang harus
mendengarkan secara positif, harus berpikiran
terbuka dan penuh perhatian.
10. Fakta-fakta harus tidak menjadi parsial, fakta-
fakta harus lengkap. Penerima pesan dapat
menjadi bingung atau dapat mengambil tindakan
yang salah jika fakta-fakta tidak lengkap.
11. Fakta-fakta harus baru dan tidak ketinggalan
jaman.

Di samping pokok-pokok dari proses


komunikasi ini seseorang juga harus mau mengatasi
rintangan-rintangan yang dapat mempengaruhi
proses komunikasi. Dalam memulai usaha
(wirausaha) yang sebaiknya diperhatikan dalam
memulai suatu usaha:

1. Teliti kemana hasil produk anda hendak dijual.


Untuk mengetahui siapa sebetulnya
pembeli produk/jasa yang anda jual sangat
penting, karena justru inilah titik penting
untuk menentukan anda mau berbisnis di bidang
apa? Siapakah pasarnya, seberapa lebar pasar
tersebut, dan bagaimana persaingannya.Bila
persaingan ketat, apakah masih ada celah pasar
yang bisa dimasuki. Seperti apakah kemampuan
atau daya beli konsumen anda, apakah
mereka menginginkan kualitas prima, atau barang
yang fungsional, dan berapa kira-kira harga yang
bisa menembus pasar.
2. Mulai dari yang kecil
Awali dari yang sederhana, dari sini anda
belajar memahami bisnis anda, kendala produksi
(dari sejak pembelian bahan baku s/d barang
siap dijual), kontinuitas kualitas hasil produksi.
Anda juga belajar memahami bagaimana
mengelola karyawan, serta kesulitan lainnya. Jika
dimulai dari kecil, anda masih bisa memonitor
semuanya sendiri, sehingga tahu persis apa yang
terjadi, dan bagaimana mengatasi
permasalahannya.
3. Kualitas karyawan yang mendukung anda
Anda harus memilih karyawan
untuk mendukung aktifitas usaha anda. Dalam
bisnis apapun, faktor Sumber Daya Manusia
sangat penting, dan menentukan keberhasilan
usaha. Kriteria pemilihan karyawan, pelatihan
yang terus menerus (bisa dilakukan sambil usaha
berjalan), hubungan atasan bawahan yang
menyenangkan, akan membuat karyawan loyal
pada anda. Dari usaha skala kecil, anda bisa
belajar bagaimana mengelola karyawan untuk
mendukung usaha yang anda jalankan.
4. Pisahkan harta pribadi dan harta
Perusahaan Sejak awal buat administrasi
secara terpisah, sehingga anda bisa menilai
apakah usaha anda menguntungkan apa tidak.
Pemisahan harta dan administrasi keuangan ini
juga berguna, jika suatu ketika usaha anda
menurun, anda tak kehilangan rumah tinggal
anda. Buat evaluasi bulanan, untuk mengetahui
perkembangan usaha anda,bagaimana prospeknya
ke depan.
5. Yang paling mudah apabila usaha sesuai hobi
Jika bisnis anda sesuai hobi, anda
akan menjalankan nya dengan senang hati,
seperti anda melakukan hobi anda. Dan harus
diakui, memulai usaha membutuhkan stamina
yang kuat, dan semangat pantang menyerah.
6. Sebaiknya tak menggunakan dana pihak Ketiga di
awal bisnis
Jika pada awal bisnis menggunakan dana
pihak ketiga, maka anda akan dibebani bunga
dan kewajiban mengangsur pokok. Padahal
anda masih belajar berbisnis dan belum ada
jaminan bahwa usaha anda menguntungkan.
Pihak ketiga akan memberi anda bunga tinggi,
karena risiko bisnis yang masih awal memang
berisiko tinggi.
7. Bagaimana jika modal awal kurang?
Anda bisa mengajak partner usaha,
sehingga tidak perlu membayar angsuran pokok
dan bunga. Pilih partner usaha yang anda kenal
betul sifatnya. Pemilihan karakter ini harus
dilakukan secara cermat, karena bukan hal yang
baru, jika pada awalnya anda dan partner adalah
teman akrab sesama mahasiswa, setelah berbisnis
bisa saja terjadi ketidak sesuaian yang
sering menimbulkan masalah hukum. Oleh karena
itu, jika anda berbisnis bersama orang lain,
maka buat aturan main yang jelas dan secara legal
(buat akte pendirian notariil, serta Anggaran
Dasar usaha). Jangan karena teman baik, anda
menjadi lupa membuat rambu-rambu. Begitu
mulai berbisnis, berarti anda sudah siap jika
sewaktu- waktu terjadi perkara, yang dapat
berakibat hukum.
8. Anda harus siap bekerja 24 jam non stop
Punya bisnis sendiri, membuat anda bebas
untuk berkreasi, namun anda juga harus
mempunyai stamina yang kuat, dan selalu
berpikir untuk melakukan inovasi-inovasi demi
kemajuan usaha anda.

Sumber lain mengatakan bahwa hal-hal yang


harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam


produk/jasa anda.
Kebanyakan orang tidak sadar, ketika
memulai berbisnis, terjebak di dalam fenomena
banting harga. Padahal, ada kalanya, harga
bukan segalanya. Anda harus bisa mencari celah
dan ceruk pasar yang unik. Anda harus
menentukan posisi anda di dalam peta
persaingan usaha. Jika anda menilai terlalu
tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang
anda tawarkan itu tidak punya keunggulan yang
sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka
orang akan berpaling kepada usaha sejenis
dengan harga dan kualitas yang jauh lebih baik.

2. Jaga kredibilitas dan brand image.


Seringkali kita ketika memulai berusaha,
melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan
pandangan orang terhadap produk/jasa kita.
Padahal, ini yang paling penting dalam
berbisnis. Mengulur-ulur pembayaran kepada
supplier atau peminjam modal, adalah tindakan
yang sangat fatal dan berakibat kepada
munculnya nama anda di dalam daftar hitam
jaringan bisnis usaha yang anda tekuni.

3. Berhemat dalam operasional secara terencana


serta sisihkan uang untuk modal kerja dan
penambahan investasi alat-alat produksi/jasa.
Banyak orang yang jika sudah untung
besar dan berada di atas, melupakan faktor
persiapan akan hal tak terduga maupun
merencanakan pengembangan usaha. Padahal
namanya bisnis adalah sama dengan hidup,
harus selalu bertahan dan berjuang. Banyak
pengusaha dan pengrajin kita, ketika sudah
kebanjiran order dan menerima banyak uang,
malah mendahulukan membeli mobil mewah
ataupun mobil sport. Hal ini tidak salah, namun
akan lebih baik jika keuntungan itu disisihkan
untuk laba ditahan dan penambahan modal
kerja. Dengan demikian usaha bisa lebih
berkembang, dan mendapatkan kepercayaan dan
pinjaman modal dari bank menjadi lebih mudah.
Karena anda dipercaya oleh pihak bank mampu
mengelola perusahaan secara profesional.
Sebaiknya untuk keperluan sehari-hari, pemilik
perusahaan mencadangkan alokasi dana
secukupnya saja untuk biaya hidup dan
keperluan pribadi dalam bentuk gaji tetap
komisaris/pemilik

4. Pilih bidang usaha yang anda minati dan


memiliki hasrat dan pengetahuan di dalamnya.
Tidak mudah memang, terutama jika kita
sudah lama dan terbiasa berada dalam zona
aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh
instink kita untuk berkreasi maupun mengasah
minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan
uang. Jika anda telah menentukan minat, maka
segeralah asah pengetahuan dan perbanyak
bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha
yang hendak anda tekuni. Kadang-kadang hal-
hal yang kita rasakan kuasai, ternyata setelah
berada di lapangan berbeda drastis dengan yang
kita pikirkan.

5. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan


pertemanan.
Seringkali tawaran-tawaran peluang
bisnis dan dukungan pengembangan bisnis
datang dari rekan-rekan di dalam jaringan
tersebut. Namun anda tetap harus hati-hati,
karena tidak pernah ada yang namanya makan
siang gratis, siapapun itu, anda harus tetap
berhati-hati dan mempersiapkan akan datangnya
hal-hal yang tidak terduga. Karena yang
namanya uang tidak mengenal tuan. Bisa saja
hari ini anda adalah big boss, namun esok lusa
anda menjadi pengangguran karena didepak oleh
karyawan sendiri yang bekerja sama dengan
partner bisnis anda atau bahkan investor anda.

G. Manfaat Kewirausahaan

Kegiatan kewirausahaan dapat membantu


perekonomian menjadi lebih baik. Masyarakat yang
menekuni bidang wirausaha seperti ini akan
menciptakan banyak peluang kerja sehingga
menyerap banyak tenaga kerja. Sebagai contoh, pada
sebuah acara tayangan televisi kita lihat ada seorang
pembuat kerajinan tangan dari bahan fiber glass.
Awalnya ia hanya mempekerjakan empat orang
karyawan, tetapi seiiring perkembangan usahanya,
jumlah karyawannya menjadi 20 orang. Dari contoh
nyata ini dapat kita lihat bagaimana kewirausahaan
menciptakan dan menyerap tenaga kerja.
Hal lain adalah peran kewirausahaan yang
sangat besar tidak hanya pada masyarakat pada
umumnya. Pemerintah, lembaga non profit, dan
LSM, serta perusahaan swasta juga memerlukan
kewirausahaan, atau disebut sebagai
intrapreneurship, yaitu entrepreneurship yang ada
dalam organisasi, misalnya mustika ratu dan grup
jawa pos.

Kewirausahaan memiliki empat manfaat


sosial; memperkuat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi,
produk dan jasa baru, serta mengubah dan
meremajakan pasar.

1. Pertumbuhan Ekonomi. Dengan kewirausahaan,


dapat menciptakan lowongan pekerjaan baru
bagi masyarakat. Contohnya dalam bidang
elektronika yang berdiri kurang dari 5 tahun
akan lebih menciptakan pekerjaan daripada
perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 20
tahun. Dengan meningkatnya penciptaan
pekuang atau lapangan pekerjaan baru akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara.

2. Produktivitas. Yaitu kemampuan untuk


menghasilkan lebih banyak barang dan jasa
dengan tenaga kerja dan input lain yang lebih
sedikit. Fungsi wirausaha adalah menjalankan
aset organisasi untuk mendesain, menguji dan
menghasilkan produk baru.

3. Teknologi, Produk dan Jasa baru.


Kewirausahaan memainkan peran penting dalam
memajukan perubahan teknologi, produk dan
jasa inovatif. Contoh usaha inovatif yang
dihasilkan dari kewirausahaan misalnya:
penemuan radio FM, penisilin, mesin fotocopy,
bolpen dan lain-lain. Kewirausahaan juga
menciptakan revolusi industri pada abad
kedelapan belas, yaitu industri penenunan kain
dari kapas di Inggris yang awalnya diimpor dari
India. Karena kapasitas mesin terbatas, maka
kuantitas kain yang dihasilkan tidak maksimal.
Proses yang panjang dari penenunan kain
tersebut pada akhirnya menciptakan suatu mesin
pintal yang meningkatkan kapasitas produksi.

4. Perubahan Pasar. Dengan globalisasi akan


menciptakan pasar baru yang sebelumnya tidak
mendapat perhatian dari pengusaha lain.
Contohnya pasar komputer yang awalnya
dikuasai oleh IBM mendapat pesaing dari
microsoft serta Apple computer.

H. Etika wirausaha

Etika berasal dari bahasa


perancis Etiquette yang berarti kartu undangan, pada
saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para
tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam
kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan
untuk menghadiri acara seperti waktu acara dan
pakaian yang harus dikenakan.

Adapun arti luas etika adalah tata cara


berhubungan dengan manusia lain. Etika sering
disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau
perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku
perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau
kebiasaan yang berlaku di masyarakat, karena
norma-norma atau kebiasaan masyarakat disetiap
daerah negara berbeda-beda.

Di dalam etika berwirausaha perlu ada


ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, yaitu:

1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus


mengikuti norma yang berlaku dalam suatu
negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha
harus selalu apik, sopan, terutama dalam
menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan
dan sesuai dengan tempat dan waktu yang
berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga
mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata
karma, tidak menyinggung atau mencela orang
lain.
5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat
menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-
gerik yang dapat mencurigakan.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak
dan jiwa setiap pengusa adalah sebagai berikut:

1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap
jujur baik dalam berbicara maupun bertindak.
Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap
apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha
tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen
atau mitra kerjanya.

2. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab
terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam
bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai
pihak harus segera diselesaikan. Tanggung
jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban,
tetapi juga kepada seluruh karyawannya,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu
menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran,
pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja
seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha
juga harus konsisten terhadap apa yang telah
dibuat dan disepakati sebelumnya.

4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin
dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran
atau pelaporan kegiatan usahanya.

5. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan
menaati hokum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun
pemerintah. Pelanggaran terhadap hokum dan
peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal
dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi
beban moral bagi penguasaha apabila tidak
diselesaikan.

6. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup
membantu berbagai pihak yang memerlukan
bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat
ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai
cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi banyak orang.

7. Komitmen dan menghormati


Pengusaha harus komitmen dengan apa
yang mereka jalankan dan menghargai
komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha
yang menjunjung tinggi komitmen terhadap apa
yang telah diucapkan atau disepakati akan
dihargai oleh berbagai pihak.

8. Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu
berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin.
Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan
dari waktu kewaktu. Prestasi yang berhasil
dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu,
pengusaha juga harus tahan mental dan tidak
mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya.

Selain itu Tujuan etika harus sejalan dengan


tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan etika yang
selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:

1. Untuk persahabatan dan pergaulan


Etika dapat meningkatkan keakraban
dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak
lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan
berubah menjadi persahabatan dan menambah
luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan,
dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan
akan menjadi lebih mudah dan lancer.

2. Menyenangkan orang lain


Sikap menyenangkan orang lain
merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, maka hormatilah orang
lain. Menyenangkan orang berarti membuat
orang menjadi suka dan puas terhadap
pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan
merasa senang dan puas atas pelayanan yang
diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.

3. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki
karakter tersendiri. Kadang-kadang calon
pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi
pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk membujuk calon pelanggan,
salah satunya dengan cara melalui etika yang
ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.

4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan
planggan jauh lebih sulit daripada mencari
pelanggan, dan ada juga yang beranggapan
bahwa mempertahankan pelanggan lebih mudah
karena merka sudah merakan produk atau
layanan yang diberikan.
5. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik
harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Dengan etika
ciptakan hubungan dalam suasana akrab dan
lebih baik.

Sikap dan tingkah laku menunjukan


kepribadian karyawan suatu perusahaan, dan
diberikan kepada seluruh pelanggan tanpa pandang
bulu. Ada beberapa sikap dan perilaku yang harus
dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan,
yaitu:

1. Jujur dalam bertindak dan bersikap


Sikap jujur merupakan modal utama
seorang karyawan dalam melayani pelanggan.
Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap,
maupun bertindak. Kejujuran inilah yang akan
menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas
layanan yang diberikan.
2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntuk untuk rajin
dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam
melayani pelanggan dan tidak boleh malas
dalam bekerja.
3. Selalu murah senyum
Dalam menghadapi tamu/pelanggan,
seorang karyawan harus selalu murah senyum,
jangan sekali-kali bersikap murung atau
cemberut. Dengan senyum kita mampu
meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai
produk atau perusahaan kita.
4. Lemah-lembut dan ramah-tamah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat
melayani pelanggan atau tamu hendaknya
dengan suara lemah lembut dan sikap yang
tamah tamah. Ini dapat menarik minat tamu dan
membuat pelanggan betah berhubungan dengan
perusahaan.
5. Sopan santu dan hormat
Dalam memberikan pelayanan keapda
pelanggan hendanya selalu bersikap sopan dan
hormat. Dengan demikian pelanggan juga akan
menghormati pelayanan yang diberikan
karyawan tersebut.
6. Selalu ceria dan padai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukan
karyawan dapat memecahkan kekakuan yang
ada, sedangkan sikap pandai bergaul juga akan
menyebabkan pelanggan merasa cepat akrab dan
merasa seperti teman lama sehingga segala
sesuatu berjalan lancer.
7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawan
harus dapat memberikan pengertian dan mau
mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu
dapat diselesaikan dan selalu ada jala keluarnya
dengan cara yang fleksibel. Karyawan
diharapkan suka menolong pelanggan yang
mengalami kesulitan sampai menemui jalan
keluarnya.
8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawan
harus serius dan sungguh-sungguh, tabah dalam
menghadapi pelanggan yang sulit
berkomunikasi atau yang suka ngeyel. Dan juga
harus mampu bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya samapi pelanggan merasa puas
terhadap pelayanan yang diberikan.
9. Rasa memiliki persahaan yang tinggi
Rasa kepemilikan ini akan memotivasi
karyawan untuk melayani pelanggan, disamping
itu karyawan juga harus memiliki jiwa
pengabdian, loyal, dan setia terhadap
perusahaan.
BAB III
PELAKSANAAN

A. Deskripsi Usaha
 Nama Usaha : Kue Pluntir
 Jenis Usaha : Makanan
 Bentuk Usaha : Bergerak dalam bidang
perdagangan yang
bentuk kegiatan usahanya
dilakukan secara
perorangan
 Tempat Usaha : Toko online .

B. Visi dan Misi Usaha


 Visi
1. Terwujudnya hidup yang mandiri.
2. Mewujudkan wirausaha yang unggul,
kreatif dan kompetitif
3. Mencetak sebuah wirausaha yang
professional.
4. Akan berusaha membuat kue ilat sapi yang
digemari disegala kalangan.
 Misi
1. Pengembangan kreatif dini.
2. Menenemkan jiwa wirausaha sejak dini.
3. Mewujudkan kehidupan yang mandiri.
4. Selalu bereksperimen membuat kue yang
diminati disemua kalangan.

C. Proses Pembuatan Kue Pluntir


1. Alat dan Bahan
 250 gram tepung terigu
 60 gram gula pasir
 1 btr telur
 50 gram margarin
 1/2 sdt garam
 1/4 sdt soda kue
 65 ml santan kental (kara kecil)
2. Langkah-langkah Pembuatan
 Campur semua bahan kecuali santan aduk
rata
 Tuang santan sedikit demi sedikit

 Uleni hingga kalis


 Ambil sedikit adonan gilas dgn roll sampai
agak tipis

 Potong2 dgn lebar 6 mm panjang 7-8 cm


atau sesuai selera

 Lalu plintir pelan2 sambil agak ditarik..


ujung kanan diplintir kearah depan, ujung
kiri diplintir ke arah belakang
 Lalu tekuk tengahnya dan plintir lg hingga
menyerupai tambang

 Satukan ujungny supaya plintirannya tidak


terlepas
 Lakukan sampai adonan habis

 Goreng dengan minyak banyak dan api kecil


supaya matangnya merata goreng sampai
kecoklatan angkat dan tiriskan
 Setelah itu dilakukan proses pengemasan
D. Strategi Pemasaran
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Strategi pemasaran ialah
panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil
pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam
mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran.
(Peggy Lambing dan Charles L. Kuehi dalam
Suryana, 2001: 98). Menurut Husein (2005: 134-
135), dalam bidang pemasaran, manajemen
pemasaran dikelompokkan dalam 4 (empat) aspek
yang sering dikenal dengan marketing mix atau
bauran pemasaran. Dalam pembuatan strategi bauran
pemasaran ada cukup banyak yang perlu
diperhatikan adalah aspek-aspek tersebut sebagai
berikut:
1. Aspek Produk
Aspek internal bank yang melibatkan
hampir semua kegiatan bank adalah aspek
produk dan pengembangannya. Produk bank
merupakan hasil kegiatan operasional bank dan
berkaitan erat dengan pengelolaan portofolio
bank.
2. Aspek Promosi
Di dalam manajemen pemasaran,
kebijakan promosi biasanya dipecah menjadi 4
(empat) cara, yaitu: Periklanan (Advertising),
Kehumasan (Public Relation), Promosi
Penjualan (Sales Promotion), Penjualan
Perseorang (Personal Selling). Untuk kebijakan
Periklanan (Advertising) dapat dilakukan dengan
pemasangan iklan di media massa. Untuk
kebijakan Kehumasan (Public Relation) dapat
ditempuh antara lain dengan menyediakan
brosur, memberikan penjelasan atau keterangan
dan mengambil peran sebagai sponsor. Untuk
kebijakan Promosi Penjualan (Sales Promotion)
dapat dilaksanakan dengan fee atau
menghilangkan biaya-biaya tertentu. Untuk
kebijakan Penjualan Perseorangan (Personal
Selling) biasanya dilakukan terhadap nasabah
nasabah utama.
3. Aspek Place
Penentuan letak kantor sangat berkaitan
dengan strategi penyampaian produk (Delivery
Strategy). Dengan perkembangan teknologi
yang semakin maju, system penyampaian
produk dan jasa bank pun turut berkembang.
Aspek place masih ditentukan oleh pembagian
wilayah, dimana wilayah akan dibagi atas
wilayah primer (jumlah nasabah banyak),
sekunder (jumlah nasabah cukup) dan tambahan
(jumlah nasabah sedikit).
4. Aspek Price
Penentuan harga suatu produk bank
memiliki beberapa tujuan, yaitu memaksimalkan
laba, meningkatkan pangsa pasar, mencapai
kepemimpinan dalam kualitas produk dan
memelihara kapasitas. Penentuan harga dapat
dilakukan dalam bentuk-bentuk penentuan
bunga, fee, diskon, biaya-biaya administrasi
lainnya.
E. Strategi di Bidang Produksi
Untuk bisa melakukan produksi suatu barang
memerlukan tenaga kerja manusia didalamnya,
Sumber Daya Alam (SDA), modal dalam segala
bentuk serta kecakapan dan keterampilan yang
dimiliki (skill). Jadi semua unsur yang menopang
usaha penciptaan nilai atau usaha untuk
memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-
faktor produksi seperti baru saja dikemukakan diatas.
Faktor-faktor produksi tersebut terdiri dari:

1. Tanah (land) atau Sumber Daya Alam (natural


source).
2. Tenaga kerja manusia (labour) atau Sumber
Daya Manusia (human resource).
3. Modal (capital).
4. Kecakapan tata laksana (managerial skill).
Semua usaha serta daya kemampuan yang
dapat menunjang produksi disebut dengan istilah
produktif. Sehubungan dengan hal tersebut maka ke-
4 (empat) factor produksi diatas dapat pula disebut
dengan sumber-sumber produktif yang dimiliki.
Namun demikian, sekalipun semua usaha dan
kemampuan yang dapat menampung proses disebut
sebagai produktif, tetapi tidaklah semua yang
produktif memiliki kapasitas produktif yang sama.
Cara yang dapat dipakai untuk melihat besarnya
kapasitas produktif sesuatu sumber produktif tertentu
adalah dengan melihat produktifitas.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelohan kue Pluntir melalui beberapa proses
yaitu proses pengulenan, pemluntiran, penggorengan,
pengemasan dan pemasaran.Pemasaran kue pluntir
menjadi dua jalur,yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Kegiatan pemasaran secara langsung
berarti menjual produk langsung kepada konsumen,
tanpa melalui jasa perantara.Sedangkan kegiatan
pemasaran secara langsung yaitu produk
tidak langsung dijual kepada konsumen, melainkan
melalui jalur pengecer terlebih dahulu. Pengaruh
ekonomis yang ditimbulkan adalah pengolahan ubi
menjadi donat ubimemiliki keuntungan yang lebih
tinggi dari pada pengolahan yang pada umumnya
dilakukan.
B. Saran
Perbaharui dan perbaiki kualitas dari kue
Pluntir buatan yang saya buat.Untuk mengetahui
kualitas rasa dari kue Pluntir, saya dapat membagi
sampel kepada teman atau saudara tedekat untuk
memperoleh reaksi mereka terhadap produk saya.
Setelah itu saya perbaiki agar sesuai dengan
keinginan mereka.

Perlu dipikirkan juga outlet penjualan,


apakah saya berencana membuka toko atau
bekerjasama dengan pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://cookpad.com/id/resep/5930217-kue-
tambangplintiranuntir2
https://inforesepmasakansederhana.com/petunjuk-
lengkap-cara-membuat-kue-tambang-renyah-
krispi/
https://kuepraktis.yaho-mart.com/resep-pluntiran-
kue-plintir-kue-tambang-sederhana-renyah/

Anda mungkin juga menyukai