PPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai
manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran
kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
Kewirausahaan atau entrepreneurship pertama kali
diperkenalkan pada abad 18 dengan tujuan utamanya
pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui
inovasi dan kreativitas. Pengertian kewirausahaan
relatif berbeda-beda dengan titik berat perhatian atau
penekanan yang berbeda seperti penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan
kegiatan yang baru, eksplorasi berbagai peluang
(Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight,
1921) dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi (Say, 1803) seperti dikutip dari Sondari
(2009).
Secara sederhana kewirausahaan adalah proses
kreatifitas dan inovasi yang memiliki resiko tinggi
dalam menghasilkan nilai tambah bagi produk yang
bermanfaat untuk masyarakat dan mendatangkan
keuntungan bagi wirausaha. Kewirausahaan
merupakan bagian penting dalam pembangunan.
Kirzner (1973) membuat perbedaan yang jelas bahwa
wirausaha membuat keputusan-keputusan strategis,
sementara manajer mengerjakan dan menghasilkan
tugas-tugas yang lebih rutin. Wirausaha yang
memiliki kemampuan mengambil keputusan yang
superior akan dapat meningkatkan performansi usaha
seperti peningkatan profit dan pertumbuhan usaha
(Glancey, et al. 1998) dalam Sondari (2009).
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan
pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang
wirausahawan adalh seseorang yang terlibat dalam
kewirausahaan.
Apa yang membedakan seorang wirausahawan
dengan yang lain? Yang membedakan adalah
kemampuannya mengambil factor-faktor produksi
seperti lahan, tenaga kerja, dan modal, dan
menggunakannya untuk memproduksi barang atau
jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang
tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif
bisnis lainnya.
Wirausahawan berbeda dengan manajer. Seorang
manajer bisa menjalankan usah milik orang lain dan
mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang
wirausaha mempertaruhkan sumber dayanya sendiri
dan mengambil risiko pribadi demi keberhasilan atau
bahkan kegagalan dari usaha yang dijalaninya.
Manajer juga mengurusi koordinasi proses produksi
yang sudah berjalan. Sementar menurut Paul H.
wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang
terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan
dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai
muncul lagi untuk mengawali perubahan yang lain.
Salah satu perbedaan mencolok antara para
wirausahawan dengan para pekerja adalah
wirausahawan selalu berpikir untuk menciptakan
bisnis (business cretion) sementara para pekerja
berpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini
sangat bersemangat bila diajak berbicara tentang
penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru.
Dibandingkan dengan negara-negara lain,
perkembangan kewirausahaan di Indonesia masih
sangat kurang yaitu dibawah 2%. Sebagai
pembanding, kewirausahaan di Amerika Serikat
tercatat mencapai 11 persen dari total penduduknya,
Singapura sebanyak 7 persen, dan Malaysia sebanyak
5 persen. Jadi, pengembangan SDM dengan
kompetisi semacam ini dari para generasi muda tepat
dan relevan untuk membibitkan para pelajar agar
menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa
visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer,di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang. Manusia membutuhkan
pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antara sekian
banyak cara untuk mendapatkan penghasilan yang
layak, ada beberapa yang memilih untuk membangun
sebuah usaha kecil atau berwirausaha.
Awal dalam berwirausaha atau alasan memulai
berwirausaha terkadang ada yang disengaja dan ada
yang tidak disengaja. Disengaja karena memang sejak
awal direncanakan untuk membangun suatu usaha
untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari, dan tidak
sengaja karena tidak merencanakan untuk membuat
bisnis tersebut namun memiliki peluang bagus untuk
bisnis tersebut. Salah satu bisnis yang diawali dengan
“ketidak sengajaan” dalam menemukan peluang
wirausaha adalah usaha yang berangkat dari hobi.
Tidak sedikit dari para wirausahawan yang
memulai bisnis karena berawal dari kesukaannya
terhadap sesuatu. Salah satunya adalah hobi kerajinan
tangan. Ketika seseorang dengan hobinya seneng
membuat sesuatu yang wow membuat orang suka
akan hal itu dan menarik perhatian setiap orang yang
melihatnya.
Kesuksesan seseorang berawal dari usaha. Usaha
yang dilakukan setiap orang memang berbeda-beda
namu terkadang usaha yang dilakukan orang sesuai
dengan hobi mereka. Dari hobi tersebut mereka
memilikin usaha yang membuat mereka senang dan
membuat mereka berpenghasilan. Terkadang hobi
yang mebuat seseorang menjadi kaya, karna hobi jadi
kaya karna hobi jadi sukses. Semua berangkat dari
hobi seseorang, dengan hobi membuat bucket bunga
akan menyenangkan hati dan membuat kita jadi lebih
bersemangat, dengan keunikan dan keindahan dari
karya karya kita sendiri sehingga membuat kepuasan
tersendiri didalan hati. Dari hbi tersebut membuat
orang senang akan karya karya yang telah kita buat.
Berawal dari hobil da berakhir dengan sebuah
kesuksesan yang membawa kita menuju kebahagiaan
abadi karna senang melakukan hobi tersebut
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan
nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
unggul.
Abad ke 21 ini dihadapkan pada tantangan besar.
Tantangan paling nyata adalah era globalisasi.
Globalisasi tersebut sudah menimbulkan dampak
ganda, di satu sisi membuka kesempatan kerja sama
yang seluas-luasnya antar negara, namun di sisi lain
ternyata membawa persaingan yang sangat ketat.
Oleh sebab itu, tantangan utama di masa kompentitif
pada semua sektor jasa dengan mengandalkan
kemampuan sumber daya manusia (SDM), teknologi
dan manajemen.
Wirausaha adalah pilihan tepat, yang kini mulai
banyak dilirik orang, mengapa harus
menggantungkan hidup pada orang lain? Sementara
kita memiliki kemampuan untuk mandiri dan
berhasil, bahkan memberikan peluang kerja bagi
orang lain. Peran entrepreneur dalam menentukan
kemajuan suatu bangsa/negara telah dibuktikan oleh
beberapa negara maju seperti amerika, jepang, plus
tetangga terdekat kita yaitu singapura dan malaysia.
Di amerika sampai saat ini sudah lebih dari 12 persen
penduduknya menjadi entrepreneur, dalam setiap 11
detik lahir entrepreneur baru dan Data menunjukkan
1 dari 12 orang Amerika terlibat langsung dalam
kegiatan entrepreneur. Itulah yang menjadikan
amerika sebagai negara adi kuasa dan super power.
Selanjutnya Jepang lebih dari 10 persen penduduknya
sebagai wirausaha dan lebih dari 240 perusahaan
jepang skala kecil, menengah dan besar bercokol
dibumi kita ini. Padahal jepang mempunyai luas
wilayah yang sangat kecil dan sumber daya alam
yang kurang mendukung (kurang subur) namun
dengan semangat dan jiwa entrepreneurshipnya
menjadikan jepang sebagai negara terkaya di Asia.
Dengan berwirausaha, tidak saja memungkinkan
kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang
kita inginkan, dengan membuka diri untuk
meningkatkan semangat juang dan motivasi, dengan
mengoptimalkan seluruh potensi, minat dan
kemampuan yang ada pada diri kita sendiri. Kita juga
akan mendapatkan kebebasan fikiran, perasaan dan
kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai
kegiatan yang kita sukai bersama murid dan keluarga.
Kompetensi umum yang dituntut setelah
mempelajari modul ini ialah anda diharapkan
memiliki wawasan luas, apresiasi yang mendalam
dan keterampilan dalam menganalisis nilai-nilai dan
proses dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan
dalam dunia bisnis dan menentukan pilihan terbaik
untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan dan
pengajaran.
Selain Singapura, contoh lain Negara maju adalah
Amerika Serikat. Negara ini begitu maju dikarenakan
system perekonomian Negara tersebut sangat
mendukung tumbuhnya lapisan ini. Entrepreneur
merupakan impian bagi sebagian besar dari penduduk
di sana, sebagian beranggapan menjadi wirausaha
adalah jalan menuju kekayaan.
Bagaimana dengan di Indonesia? Wacana
mengenai wirausaha sempat menggeliat pada tahun
90an dengan usungan program pemerintah yang
bernama Gerakan Nasional Memasyarakatkan
Kewirausahaan (GMNK). Setelah itu, pemerintah
mulai giat juga mendorong pertumbuhan
kewirausahaan khususnya melalui program- program
yang dibuat oleh kementrian Koperasi dan UKM.
Belakangan ini, pembahasan mengenai
kewirausahaan makin marak terutama karena banyak
wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk
berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun
mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa
diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino,
Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah
terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.
Namun, jumlah pengangguran di Indonesia masih
saja tetap tinggi. Sekitar enam ratus ribu lulusan
perguruan tinggi sejak tahun 2009- 2011 masih
menganggur. Ini bukti nyata bahwa perbandingan
antara pencari kerja dan pencipta lapangan pekerjaan
tidak berimbang. Bisa jadi pendidikan di Indoensia
telah melahirkan para lulusan dengan nilai terbaik
dan siap memasuki ke pasar kerja, namun kondisi
yang terjadi kenaikan jumlah lapangan kerja kalah
cepat dengan kenaikan jumlah lulusan.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah
enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan
oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis.
Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
means of production at certain prices in order to
combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep
entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para
ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan
saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang
diambil dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein
(1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Maka dari itu, dengan ditumbuh
kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan,
akan membangkitkan semangat masyarakat
Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa,
untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan
berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job
seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme
bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing
dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan
banyak mahasiswa yang termotivasi untuk
meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-
ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang
berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak
wirausahawan disuatu negara akan meningkatkan
daya saing negara tersebut ?, jawabanya saya kira
cukup jelas. Pertama, sebuah negara yang memiliki
wirausahawan banyak tentunya akan mendapatkan
penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas
kegiatan ekonomi yang mereka lakukan, coba
bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak
pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak
produktif, maka mereka setiap bulan memakan
anggaran negara untuk menggaji mereka, namun
sumbangsih mereka pada perekonimian nasional
sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat
konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin
banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi
mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada
sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para
pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga
yang kompetitif, dan tidak menghancurkan
pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan
usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam
negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar,
dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah
sehingga mampu menembus pangsa pasar global,
yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan
akan menambah devisa negara secara signifakan,
maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa
kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting
untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa
dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross
National Product), apabila semakin banyak uang
yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia,
karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan
berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang
nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP
yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada
(di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan
GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi
nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat dan secara umum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin
banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa
yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu
diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan
kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat
bermanfa’at bagi masyarakat luas.
Seorang wirausahawan mempunyai kepekaan
khusus terhadap peluang yang diciptakan melalui
terobosan inovasi untuk mendapatkan nilai tambah
(added value). Ia tidak pernah menunggu peluang
muncul, tetapi menciptakan adanya peluang dari
pengamatan jeli terhadap perubahan, yang dapat
diterapkan secara sistematis dalam tindakan nyata
berupa bentuk produk atau jasa yang dibutuhkan
orang banyak.
Seiring perkembangan pasar saat ini,usaha
pembuatan donat menarik untuk ditekuni,biasanya
donat terbuat dari bahan dasar tepung terigu.
Kebanyakan untuk memperoleh tepung terigu impor
terlebih dahulu. Padahal sumber daya Indonesia
sangat melimpah,misalnya kentang. Kentang ini
dapat dibuat sebagai bahan donat karena teksturnya
yang sangat lembut dan kandungan gizinya yang
baik.
Dalam dunia ekonomi, wacana kewirausahaan
adalah suatu bidang yang sangat berkaitan erat
dengan wacana ekonomi itu sendiri. Kewirausahaan
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda
antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-
beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon
(1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang
dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi
resiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan Cantillon,
menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey
Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup
kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan
jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Dalam makalah ini nantinya akan membahas
tentang teori kewirausahaan dalam perspektif
ekonomi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata perkuliahan.
Salah satu makanan yang cukup banyak
dijual, sekaligus makanan ringan yang cukup
istimewa. Makanan itu bernama “Kue Kering”.
Untuk membuat makanan ini sangatlah sederhana dan
pembuatannya dilakukan secara higenis serta akan
dijual dengan harga yang dapat dijangkau semua
kalangan, tentunya hal ini akan bisa menarik minat
masyarakat. Kue Kering ini menyediakan beberapa
aneka rasa, kreasi, meskipun bentuknya mudah ditiru.
Biasanya Kue Kering ini dapat disajikan diacara
tertentu maupun acara-acara lainnya. Rasanya yang
akan membuat anda ketagihan dan bentuknya yang
selalu indah dipandang.
Kualitas Kue Kering akan lebih tahan lama
tanpa bahan pengawet apapun, yang memiliki rasa
lezat, enak, nikmat dan bentuk kreasinya yang selalu
memikat hati pelanggan. Adanya beberapa potensi
yang dibahas sebelumnya diatas, maka saya ingin
membuat makanan ringan, yaitu usaha makanan “Kue
Kering” untuk dikembangkan menjadi usaha yang
cukup besar sehingga masyarakat sekitar senantiasa
selalu mengingat makanan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Kewirausahaan
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa
periode:
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari
periode awal yang dimotori olehMarcopolo.
Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak
pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak
sebagai pemilik modal dan mereka mengambil
keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak
aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang
menggunakan modal tersebut untuk berdagang
antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka
menghadapi banyak resiko baik fisik maupun
sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh
sebesar 25%.
2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode
pertengahan, pada masa ini wirausahawan
dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur
proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan
dengan resiko namun mereka menggunakan
sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang
diberikan oleh pemerintah.
Tipe wirausahaawan yang menonjol antara
lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.
Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa/negara telah dibuktikan oleh
beberapa negara maju seperti amerika, jepang,
plus tetangga terdekat kita yaitu singapura dan
malaysia. Dari waktu ke waktu, hari ke hari,
minggu ke minggu selalu mencari peluang
untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia
selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti,
karena dengan berkreasi dan berinovasi semua
peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah
orang yang terampil memanfaatkan peluang
dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan
untuk meningkatkan kehidupannya. Istilah
wirausaha dan wiraswasta sering digunakan
secara bersamaan, walaupun memiliki substansi
yang agak berbeda.
Di amerika sampai saat ini sudah lebih dari
12 persen penduduknya menjadi entrepreneur,
dalam setiap 11 detik lahir entrepreneur baru dan
Data menunjukkan 1 dari 12 orang Amerika
terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur.
Itulah yang menjadikan amerika sebagai negara
adi kuasa dan super power. Selanjutnya Jepang
lebih dari 10 persen penduduknya sebagai
wirausaha dan lebih dari 240 perusahaan jepang
skala kecil, menengah dan besar bercokol dibumi
kita ini. Padahal jepang mempunyai luas wilayah
yang sangat kecil dan sumber daya alam yang
kurang mendukung (kurang subur) namun dengan
semangat dan jiwa entrepreneurshipnya
menjadikan jepang sebagai negara terkaya di Asia.
3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard
Cantillon, menegaskan bahwa seorang
wirausahawan adalah seorang pengambil resiko,
dengan melihat perilaku mereka yakni membeli
pada harga yang tetap namun menjual dengan
harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang
disebut dengan menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang
wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik
modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang
membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan
mewujudkan inovasinya. Pada masa itu
dibedakan antara pemilik modal dan
wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan
didefinisikan sebagai seseorang yang
mengorganisasikan dan mengatur perusahaan
untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 20
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada
wirausahawan di masa sekarang.
B. Konsep dan Pengertian Kewirausahaan
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih
terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap,
jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan
sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dalam kegiatan usahanya.
Seseorang yang memiliki karakter wirausaha
selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Wirausaha adalah orang yang terampil
memanfaatkan peluang dalam mengembangkan
usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas
W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who
creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and
growth by identifying opportunities and asembling
the necessary resources to capitalze on those
opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang
yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan
untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang
wirausaha adalah orang-orang yang memiliki
karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat
kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain,
wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa
kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Rubah ukuran produk, tempat usaha atau proses
yang ada, dengan memperluas, memperbesar,
memperpanjang, mempertebal, menambah tingginya,
menambah fungsi atau sebaliknya mempersempit,
memperkecil, memperpendek, menipiskan,
memperingan, mengurangi fungsi atau
mempersingkat dan mengurangi langkah atau
menyederhanakannya. Cara ini dapat dilakukan
dalam berbagai bidang usaha baik oleh usaha kecil
dengan teknologi yang masih tradisional maupun
oleh usaha besar dengan teknologi yang canggih.
Contoh roti yang berukuran relatif besar dapat
dirubah menjadi roti dengan ukuran kecil yang
disebut roti unyil, baso kecil dirubah menjadi baso
besar yang disebut baso bola tennis.
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata
dasar wirausaha yang mendapat awalan ke- dan
akhiran -an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan
adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha.
Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti
kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial,
Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai
keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu
kegiatan bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah
enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan
oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis.
Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys
means of production at certain prices in order to
combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep
entrepreneur sebagai pemimpin. Secara umum
banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para
ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan
saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang
diambil dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein
(1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan
pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan
mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan
manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba
untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar
seperti pengarahan dan pengawasan.
Seorang sosiolog bernama David McCleland
mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin
menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari
prosetase keseluruhan penduduk di negara tersebut
menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai
saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang
menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, menurut
informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal
5 Maret 2012 jumlahnya telah melonjak tajam
menjadi maka tidaklah mengherankan apabila saat
ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh
dari negeara tetangga yaitu Singapura yang memiliki
prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%,
China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan
negara adidaya Amerika Serikat yang hampir 13%
penduduknya menjadi wirausahawan.
Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya
pengetahuan seputar kewirausahaan, akan
membangkitkan semangat masyarakat Indonesia
khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut
menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha,
tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking).
Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa
bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah
percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak
mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan
kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif
dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing
tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan
disuatu negara akan meningkatkan daya saing negara
tersebut ?, jawabanya saya kira cukup jelas. Pertama,
sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak
tentunya akan mendapatkan penghasilan yang besar
dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu
negara terlalu banyak pegawai negeri sipil yang
kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka
setiap bulan memakan anggaran negara untuk
menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada
perekonimian nasional sangat minim baik dari segi
pajak maupun tingkat konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin
banyak penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi
mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada
sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para
pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga
yang kompetitif, dan tidak menghancurkan
pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan
usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam
negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar,
dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah
sehingga mampu menembus pangsa pasar global,
yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan
akan menambah devisa negara secara signifakan,
maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa
kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting
untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa
dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross
National Product), apabila semakin banyak uang
yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia,
karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan
berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji yang
nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP
yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada
(di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan
GNP ini akan semakin memperkuat ekonomi
nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan
anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat dan secara umum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin
banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa
yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu
diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan
kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat
bermanfa’at bagi masyarakat luas.
Seorang wirausahawan mempunyai kepekaan
khusus terhadap peluang yang diciptakan melalui
terobosan inovasi untuk mendapatkan nilai tambah
(added value). Ia tidak pernah menunggu peluang
muncul, tetapi menciptakan adanya peluang dari
pengamatan jeli terhadap perubahan, yang dapat
diterapkan secara sistematis dalam tindakan nyata
berupa bentuk produk atau jasa yang dibutuhkan
orang banyak.
Menjadi karena mengalami. Hampir sama dengan
ilmu bela diri atau profesi ketrampilan lainnya,
wirausaha lebih tepat disebut sebagai seni wirausaha
karena selain ilmu memerlukan latihan yang banyak
untuk bisa menguasai kiatnya dengan tepat. Karena
itulah muncul anggapan bahwa “ilmu” wirausaha
diturunkan sebagai bakat, dipelajari sejak kecil dari
pengalaman yang dimulai sebagai magang. Pada hal
banyak juga yang ditimba dari pengalaman pernah
bekerja pada bidang aktivitas tertentu, kemudian
menemukan kiat-kiat sukses dan berani memulai
usaha sendiri.
Dari banyak kasus orang-orang yang menjadi
wirausaha, karena “keberaniannya” untuk mencoba
terjadi karena banyak alasan. Apakah itu karena
telah terbiasa dengan lingkungan usahanya dari
pengalaman keluarga, belajar atau “terpaksa”
menjadi wirausaha melalui perjuangan penuh
tantangan menghadapi seleksi alamiah. Apapun
alasannya, bila telah“menjadi” atau “melakukan”,
maka seseorang akan berusaha untuk terus belajar
dari pengalamannya untuk menjadi lebih baik.
Tumbuhan yang biasanya berukuran besar
dirubah menjadi bonsai yang berukuran kecil. Toko
berukuran kecil di rubah menjadi minimarket,
supermarket dan hypermarket atau sebaliknya toko
yang berukuran besar dirubah menjadi kios-kios
kecil atau bahkan gerobak-gerobak kecil. Demikian
juga berbagai produk yang berukuran besar seperti
alat musik, kendaraan, perabot rumah tangga dan
sebagainya dirubah menjadi produk kerajinan,
hiasan, asesoris atau mainan anak yang berupa
miniatur dari berbagai macam produk tersebut. Jadi
banyak sekali produk, proses dan berbagai aspek dari
usaha yang bisa dirubah-rubah ukurannya secara
kreatif akan dihasilkan sesuatu yang baru berbeda
dari yang sudah ada dan menarik bagi konsumen,
karena memberikan value yang lebih besar.
Meskipun fungsinya dapat saja berubah, misalnya
dari fungsinya sebagai alat memasak, alat musik atau
alat lainnya berubah fungsinya sebagai hiasan atau
mainan anak-anak. Tetapi tentu saja sepanjang
menguntungkan hal ini merupakan kreativitas dalam
bisnis yang dapat dikembangkan.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan
seolah-olah kewirausahaan identik dengan
kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha
(business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter
wirausaha semata, karena karakter wirausaha
kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan
wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek
pekerjaan, baik karyawan swasta maupun
pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-
upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya
untuk menemukan peluang (opportunity) dan
perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo,
1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul
apabila seseorang individu berani mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan
tindakan yang berhubungan dengan perolehan
peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana,
2001). Esensi dari kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut
Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat
diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Pengembangan teknologi baru (developing new
technology),
2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new
knowledge),
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah
ada (improving existing products or services),
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
(finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources).
Walaupun di antara para ahli ada yang
lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter
wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang
berprofesi di luar wirausaha. Karakter
kewirausahaan ada pada setiap orang yang
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan
dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakikat
pentingnya kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro,
1997)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan
berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses
penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996).
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan
nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan keenam pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku
seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta,
berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya. Meredith dalam Suprojo
Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri
seseorang yang memiliki karakter wirausaha
sebagai orang yang (1) percaya diri, (2)
berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil
risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi
ke depan, dan (6) keorisinalan.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang
berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan.
Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi.
Lakukan evaluasi terhadap produk, proses,
dan berbagai aspek yang berhubungan dengan
usaha yang dilakukan. Pertanyakan dan periksa
apa yang baik, apa yang belum baik dari produk,
proses dan berbagai aspek usaha tersebut, dan
bagaimana jika dilakukan perubahan terhadap hal-
hal tersebut. Apakah akan menjadi lebih efisien
proses produksinya maupun kinerja produk yang
dihasilkannya, apakah kualitasnya akan menjadi
lebih baik, apakah fungsinya menjadi lebih
banyak, apakah desainnya akan menjadi lebih
menarik, apakah harganya akan menjadi lebih
bersaing, dan seterusnya. Intinya apakah
perubahan yang dilakukan akan menambah value.
Jika diperkirakan akan menambah value maka
perubahan tersebut dapat dikembangkan.
Banyak perusahaan baik perusahaan besar
maupun perusahaan kecil yang mengembangkan
produk, proses, dan aspek – aspek usaha lainnya
dengan cara ini. Bila kita perhatikan misalnya
pada industri mobil, dari tahun ke tahun, generasi
dari berbagai merek dan jenis mobil dikeluarkan.
Mobil generasi selanjutnya atau keluaran baru
dibedakan dari generasi atau keluaran tahun
sebelumnya dengan merubah penampilan
eksterior, seperti lampu depan, bumper, lampu
sen, kaca spion dan lain-lain. Atau merubah
penampilan interiornya seperti dashboard, jok,
dan sebagainya. Tentu saja perubahan dapat
dilakukan juga pada mesin atau suspensi, dan
berbagai bagian lainnya dari mobil. Jadi banyak
hal yang bisa dievaluasi dan dirubah untuk lebih
memberikan value bagi konsumen. Hal serupa
dapat juga dilakukan pada produk dan layanan
dari usaha kecil, seperti makanan, kerajinan,
mebel, pakaian, dan sebagainya.
Bagi bisnis dapat mengembangkan
gagasan kreatif dalam berbisnisnya dengan cara
atm (amati tiru dan modifikasi). Jadi lakukan
pengamatan terhadap usaha, fungsi-
fungsi/praktik-praktik bisnis, proses dan produk
yang ada, temukan peluang untuk dilakukan
modifikasi dari yang sudah ada tersebut. Tentu
saja modifikasi yang dilakukan harus menambah
nilai dari yang sudah ada, paling tidak menjadi
keunikan yang menjadi positioning yang dapat
menarik target pasar tertentu.
Transform your view point
Merubah pandangan terhadap fungsi dari suatu
produk dan layanan perusahaan adalah juga cara
kreatif untuk melakukan pengembangan produk.
Contoh: pandangan umum terhadap rumah makan
adalah tempat jualan makanan, sehingga orang
yang datang ke rumah makan adalah orang yang
lapar/yang mau makan. Pandangan terhadap
rumah makan bisa kita rubah dengan pandangan
yang lain, misalnya rumah makan bukan hanya
sekedar untuk makan, tetapi tempat untuk
bersantai, hiburan, lobi atau mengasuh anak.
Dengan pandangan tersebut maka rumah makan
di desain dan menyediakan produk dan layanan
untuk berbagai keperluan atau tujuan tersebut.
Sehingga pengunjung yang datang pun tidak
hanya untuk makan tetapi berbagai keperluan
yang lain, bahkan bisa jadi untuk segmen tertentu
makanannya sendiri menjadi tujuan yang kedua,
sedangkan tujuan yang pertamanya misalnya
untuk lobi atau sekedar santai.
Restauran mc donald, pernah populer
dengan seri mainan anaknya. Saat itu banyak
keluarga datang ke restauran mc donald yang
sebenarnya bukan semata-mata untuk menikmati
makanannya tetapi karena anak-anaknya ingin
mendapatkan mainan yang dianggap sebagai
hadiah bila membeli paket makanan tertentu.
Contoh paling ekstrim dalam merubah
pandangan ini dilakukan oleh joger bali.
Perusahaan kaos ini membuat kemasan, labeling
dan pesan-pesan promosi sangat berbeda, bahkan
berlawanan dengan pandangan orang yang ada.
Jika saat itu orang memandang kemasan suatu
produk itu mesti memberikan kemudahan untuk
membukanya, malah kaos joger mengemas
kaosnya dalam kaleng yang untuk membukanya
memerlukan alat pembuka kaleng. Sehingga
bukannya memudahkan tetapi justru menyulitkan
penggunanya. Kemudian di dalam pesan
promosinya, kaos jogger menyebutkan bahwa
kaos yang dijual adalah kaos yang jelek. Hal ini
tentunya sangat berlawanan dengan kebiasaan
promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan
yang selalu mengatakan bahwa produknya adalah
produk bermutu atau nomor satu. Tetapi ternyata
ide kreatif yang dikembangkan oleh joger bali
justru menjadi keunikan yang membedakannya
dari yang lain dan menjadi daya tarik pasar yang
efektif.
Merubah pandangan ini juga dilakukan
oleh tirto utomo dengan aqua dan sosrojoyo
dengan teh botol sosronya. Sebelum ada aqua dan
teh botol sosro orang berpandangan, bahwa air
putih dan air teh adalah produk inferior yang bisa
diusahakan sendiri oleh setiap orang di rumahnya
masing-masing, tanpa harus membeli dengan
harga yang relatif mahal yang saat
Awal diluncurkan bahkan lebih mahal dari
harga premium. Tetapi nyatanya seperti diketahui
usaha ini sukses luar biasa.
In another sequence
Merubah urutan proses produksi atau
layanan, adalah juga salah satu alternatif cara
kreatif untuk menemukan produk dan layanan
yang berbeda dan lebih baik dari produk dan
layanan yang sudah ada. Tidak jarang hanya
dengan merubah urutan tersebut ternyata proses
malah menjadi lebih efisien, hasilnya lebih
berkualitas dan akhirnya meningkatkan value dari
produk dan layanan perusahaan.
Visit other places
Banyak berkunjung ke berbagai tempat,
akan menambah pengetahuan dan wawasan
seseorang. Dalam berbagai hal, setiap tempat
memiliki keunikan atau perbedaan dengan tempat
lain. Perbedaan tersebut timbul karena perbedaan
budaya dan alam, yang kemudian menimbulkan
perbedaan dalam jenis atau cara pengolahan
makanan, pakaian, berbagai produk kerajinan, dan
lain-lain semua itu adalah sumber gagasan, yang
bila dikombinasikan atau dimodifikasi akan
menimbulkan produk baru, cara pembuatan yang
baru, cara pelayanan yang baru yang lebih baik
atau paling tidak memberikan pilihan lain yang
menarik bagi konsumen.
Incubate
Berbagai informasi, pengetahuan dan
pengalaman yang masuk atau dialami, endapkan
dan renungkanlah beberapa waktu sampai
akhirnya alam bawah sadar anda akan
menghubung-hubungkan berbagai informasi dan
pengalaman tersebut dan pada saatnya akan
muncul suatu gagasan produk, proses atau
berbagai hal berkaitan dengan usaha yang
menarik.
Trigger concepts
Kata-kata pemicu seperti motto atau
pepatah dapat juga menjadi motivasi dan selalu
mengingatkan bahwa anda kreatif. Lalu dengan
kreatifitas anda akan membuat usaha yang lebih
baik, anda akan mengembangkan suatu produk
baru, membuat suatu proses baru cara
memasarkan yang baru, dan sebagainya. Kata-
kata pemicu ini akan mendidik dan mendorong
alam bawah sadar anda sampai akhirnya anda
mencapai tujuan anda. Contoh perusahaan biskuit
mayora selalu mengatakan dalam setiap
iklannya:” satu lagi dari mayora”. Kata-kata ini
menjadi pemicu bahwa mayora akan selalu
berkreasi untuk menghasilkan produk yang baru.
Youth’s advantage
C. Karakteristik Kewirausahaan
Studi kewirauswahaan dibedakan 2 jenis
kajian, yaitu aliran ciri-ciri kepribadian dan aliran
kontigensi pikiran (contingency thingking). Aliran
cirri-ciri kepribadian (personality traits) seseorang
wirausahawan yang sukses dikaji tidak berdasarkan
konteks yang terjadi. Aliran kontigensi pikiran,
kewirausahaan terikat suasana perusahaan dan situasi
yang terjadi. Karakteristik yang umumnya dimiliki
seorang wirausahawan:
1. Inovatif.
Inovasi adalah kemampuan seorang
wirausahawan menemukan solusi. Orientasi
kewirausahaan erat kaitannya dengan
karakteristik personal. 5 karekteristik personal
menurut Lumpkin dan Dess: Motif berprestasi
banyak ditemukan pada seorang wirausahawan
dari pada pada seorang manajer.Motif
berprestasi terkait dengan sifat proaktif dan
kreatif inovatif. Ada lagi kebutuhan berafiliasi,
yaitu keinginan untuk dekat dengan yang lain
untuk memastikan dirinya diterima. Gaya
kewirausahaan dapat dikaitkan dengan
kebutuhan afiliasi. Kebalikan dari hubungan
afiliasi adalah keproaktifan. Keproaktifan
menghendaki orientasi ke masa depan,
sedangkan hubungan afiliasi lebih
memperhatikan status quo agar dapat menjaga
hubungan dengan yang lain. Lalu ada yang
namanya posisi control. Orang dengan posisi
control internal percaya bahwa mereka dapat
mengontrol segala hal yang terjadi dalam
kehidupannya, sedangkan yang eksternal
percaya bahwa segala peristiwa adalah
keberuntungan. Posisi control internal terkait
dengan keinginan menjadi wirausahawan dan
mempengaruhi kinerjanya. Menurut McClelland
(1961), orang yang mempunyai keinginan kuat
untuk mencapai sesuatu sering menekukan
jalannya menjadi seorang wirausahawan dan
berhasil. Yang berikutnya adalah keberanian
mengambil resiko, yaitu perspsi seseorang atas
kemungkinan memperolah keuntungan bila
rencananya sukses sebelum ia memikirkan
konsekuensinya bila gagal. Keberanian
mengambil resiko membedakan antara
wirausahawan, bukan wirausahawan dan
manajer. Lalu yang terakhir, toleran atas
ketidakpastian atau ambiguitas. Toleran atas
ketidakpastian berkaitan dengan kreatifitas
personal dan kemampuan menghasilkan lebih
banyak gagasan saat curah pendapat.
2. Berani mengambil resiko
Karakteristik seorang wirausahawan
lainnya adalah kemauan menanggung resiko.
Seorang wirausahawan dengan perhitungan
yang matang berani menanggung resiko jika
perhitungan yang salah.
3. Terobsesi oleh kesempatan Seorang
wirausahawan selalu mencari dan
memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk
menciptakan produk atau jasa yang baru atau
lebih baik dari yang sudah ada. Ksempatan
dapat muncul karena adanya produk baru seperti
munculnya telephone seluler, computer, dll.
4. Kreatif Berbagai factor teori kreatifitas dalam
pendekatan konvergensi (confluence approach)
menurut Baron dan Share adalah: Keterampilan
intelektual, kemampuan melihat masalah dengan
cara baru. Pengetahuan dasar yang luas dan
kaya. Cara berfikir yang tepat. Memiliki
kepribadian seperti berani mengambil resiko dan
toleran. Mempunyai motivasi intrinsic dan
berorientasi pada tugas. Lingkungan yang
menunjang kreatifitas.
5. Memiliki motif berprestasi orang yang mulai
berbisnis adalah mereka yang merasakan dan
mempunyai keyakinan diri yang kuat. Jika kita
akan menempatkan uang kita pada ririko
tertentu, kita harus mempunyai keyakinan kuat
bahwa kita akan berhasil. Jika mau
berwirausaha kita harus mempunyai kebutuhan
berprestasi “Need for Achivement” yang kuat.
Wirausahawan yang berhasil dicirikan oleh
dorongan atau motivasi (drive), kemampuan
berfikir, kompetensi hubungan manusia,
keterampilan teknis dan komunikasi.
6. Mampu mengerjakan tugas dengan lebih baik.
Wirausahawan harus memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk melaksanakan sebuah tugas
dengan lebih baik dari pada yang lainnya. Bakat
merupakan modal untuk mencapai suatu
keberhasilan, bakat juga merupakan
penyelesaian. Jika kita dapat memenuhi
pekerjaan secara penuh berarti kita berhasil
menyelesaikannya.
7. Kesabaran dan kesiapan Memulai usaha apapun
selalu beresiko gagal, kesulitan dana dan
lainnya. Agar berhasil diperlukan waktu,
kesabaran dan kesiapan dalam menghadapi
kendala-kendala yang datang menghadang.
8. Tidak menunggu semua ada Memulai usaha
tidak perlu menunggu semua ada. Yang harus
kita lakukan adalah memanfaatkan yang ada dan
melengkapi sambil berjalan. Yang paling
esensial untuk memulai bisnis adalah ide dan
gagasan dan bagaimana mewujudkannya.
9. Memiliki hubungan social yang baik Memulai
usaha seringkali perlu bantuan orang lain seperti
keluarga, teman, dan bank. Namun sebelum
mencari dukungan dari orang lain kita harus
mulai dari diri sendiri.
10. Menyukai apa yang kita lakukan. Modal utama
menjalani usaha adalah menyenangi usaha yang
kita lakukan. Tanpa minat kita akan mudah
menyerang ditengah jalan bila mengalami
berbagai persoalan.
11. Menguasai ilmu dalam bidang usaha yang
dilakukan. Yang dimaksud ilmu adalah segala
hal yang menyangkut usaha yang akan kita
lakukan. Dengan bermodalkan ilmu (skill) yang
memadai paling tidak usaha yang kita hadapi
tidak tersendat. Konsumen cenderung membeli
barang atau jasa ditempat yang bik
pengelolaannya atau penyajiannya baik.
12. Memiliki modal usaha Wirausahawan yang akan
membuka usaha juga memerlukan modal. Modal
dapat berupa modal sendiri atau kerja sama
dengan orang lain.selain itu, modal juga dapat
berupa hubungan baik dan kepercayaan.
13. Amanah dan jujur Terakhir wirausahawan harus
amanah, jujur, dan teliti. Seorang wirausahawan
harus harus menepati janji, tidak menipu
pelanggan, dan tetep memegang teguh
pendirian.
14. Mengenali kesempatan Salah satu upaya agar
kita mengenali kesempatan adalah mempunyai
akses atas informasi dan mampu
memanfaatkannya sebaik mungkin. Upaya kea
rah itu dapat dilakukan melalui pekerjaan yang
menyeruplai mereka dengan informasi.
15. Karakteristik Wirausahawan lainnya.
a. Dan Gaskell Seorang wirausahawan yang
berhasil juga mempunyai sifat mandiri,
memiliki minat dan pandangan, gagasan dan
temuan. Ia juga mempunyai inspirasi,
keterlibatan, keuletan, keinginan, kemapuan
menggerakkan orang lain, ulet dan
mempunyai cita-cita, idealisme dan
gagasan.
b. Casson dan Caird Sarjana lain mengatakan
bahwa seseorang wirausahawan mengetahui
bagaimana pasar bekerja, mengetahui
bagaimana menghasilkan suatubarang,
memiliki kemampuan pemasaran,
mengelola usaha,dan memiliki kemampuan
bekerjasama. (Casson,1982). Caird (1988)
menyebutkan wirausahaan lainnya yaitu
kemampuan mengidentifikasi kesempatan
bisnis, mengoreksi kesalahan secara efektif
dan mengendus kesempatan yang dapat
menghasilkan keuntungan.
c. Menurut M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer terdapat delapan karakteristik
kewirausahaan yang meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1) Rasa tanggung jawab (desire for
responbility), yaitu memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya, yaitu memiliki rasa
tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya.
2) Memiliki risiko yang moderat
(preference for moderate risk), yaitu
lebih memilih risiko yang moderat,
artinya selalu menghindari risiko, baik
yang terlalu rendah maupun terlalu
tinggi.
3) Percaya diri terhadap kemampuan
sendiri (confidence in their ability to
success), yaitu memiliki kepercayaan
diri atas kemampuan yang dimilikinya
untuk memperoleh kesuksesan.
4) Menghendaki umpan balik segera
(desire for immediate feedback), yaitu
selalu menghendaki adanya unsur
timbal balik dengan segera, ingin cepat
berhasil.
5) Semangat dan kerja keras (high level of
energy), yaitu memiliki semangat dan
kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang
lebih baik.
6) Berorientasi ke depan (future
orientation), yaitu berorientasi masa
depan dan memiliki perspektif dan
wawasan jauh ke depan.
7) Memiliki kemampuan berorganisasi
(skill at organization), yaitu memiliki
keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
8) Menghargai prestasi (value of
achievement over money), yaitu lebih
menghargai prestasi daripada uang.
d. Menurut By Grave, karakteristik
wirausahawan meliputi 10 D, sebagai
berikut :
1) Dream, yaitu seorang wirausaha
mempunyai visi keinginan terhadap
masa depan pribadi dan bisnisnya serta
mempunyai kemampuan untuk
mewujudkan impiannya.
2) Decisiveness, yaitu seorang wirausaha
adalah orang yang tidak bekerja lambat.
Mereka membuat keputusan secara
cepat dengan penuh perhitungan.
3) Doers, yaitu seorang wirausaha dalam
membuat keputusan akan langsung
menindaklanjuti. Mereka melaksanakan
kegiatannya secepat mungkin dan tidak
menunda-nunda kesempatan yang baik
dalam bisnisnnya.
4) Determination, yaitu seorang wirausaha
melaksanakan kegiatannya dengan
penuh perhatian. Rasa tanggung
jawabnya tinggi dan tidak mau
menyerah, walaupun dihadapkan pada
halangan dan rintangan yang tidak
mungkin dapat diatasi.
5) Dedication, yaitu seorang wirausaha
dedikasi terhadap bisnisnya sangat
tinggi.
6) Devotion, yaitu mencintai pekerjaan
bisnisnya dan produk yang dihasilkan.
7) Details, yaitu seorang wirausaha sangat
memerhatikan faktor-faktor kritis
secara rinci.
8) Destiny, yaitu bertanggung jawab
terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapainya, bebas dan tidak mau
tergantung kepada orang lain.
9) Dollars, seorang wirausaha tidak
mengutamakan mencapai kekayaan,
motivasinya bukan karena uang.
10) Distribute, yaitu bersedia
mendistribusikan kepemilikan
bisnisnya kepada orang
kepercayaannya yaitu orang-orang yang
kritis dan mau diajak untuk mencapai
sukses dalam bidang bisnis.
e. Menurut Peggy A. Lambing & Charles R.
Kuehl dalam buku Entrepreneurship
(1999), kewirausahaan adalah suatu usaha
yang kreatif yang membangun suatu value
dari yang belum ada menjadi ada dan bisa
dinikmati oleh orang banyak. Katanya,
setiap wirausahawan (entrepreneur) yang
sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu :
1) Kemampuan (hubungan dengan IQ dan
skill)
a) Dalam membaca peluang
b) Dalam berinovasi
c) Dalam mengelola
d) Dalam menjual
2) Keberanian (hubungan dengan EQ dan
mental)
a) Dalam mengatassi ketakutannya
b) Dalam mengendalikan risiko
c) Untuk keluar dari zona
kenyamanan
3) Keteguhan hati (hubungan dengan
motivasi diri)
a) Persistence (ulet), pantang
menyerah
b) Determinasi (teguh akan
keyakinannya)
c) Kekuatan akan pikiran (power of
mind) bahwa Anda bisa
4) Kreativitas yang menelurkan sebuah
inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk
menemukan peluang berdasarkan
intuisi (hubungan dengan experiences).
Ciri-ciri yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
dasarnya karakteristik seorang wirausaha ialah
kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan
bahwa seorang wirausaha dapat dibentuk dan
dipelajari, bukan lahir dengan sendirinya.
G. Manfaat Kewirausahaan
H. Etika wirausaha
1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap
jujur baik dalam berbicara maupun bertindak.
Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap
apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha
tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen
atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab
terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam
bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai
pihak harus segera diselesaikan. Tanggung
jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban,
tetapi juga kepada seluruh karyawannya,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu
menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran,
pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja
seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha
juga harus konsisten terhadap apa yang telah
dibuat dan disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin
dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran
atau pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan
menaati hokum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun
pemerintah. Pelanggaran terhadap hokum dan
peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal
dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi
beban moral bagi penguasaha apabila tidak
diselesaikan.
6. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup
membantu berbagai pihak yang memerlukan
bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat
ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai
cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi banyak orang.
8. Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu
berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin.
Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan
dari waktu kewaktu. Prestasi yang berhasil
dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu,
pengusaha juga harus tahan mental dan tidak
mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya.
3. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki
karakter tersendiri. Kadang-kadang calon
pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi
pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk membujuk calon pelanggan,
salah satunya dengan cara melalui etika yang
ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan
planggan jauh lebih sulit daripada mencari
pelanggan, dan ada juga yang beranggapan
bahwa mempertahankan pelanggan lebih mudah
karena merka sudah merakan produk atau
layanan yang diberikan.
5. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik
harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Dengan etika
ciptakan hubungan dalam suasana akrab dan
lebih baik.
A. Deskripsi Usaha
Nama Usaha : Kue Pluntir
Jenis Usaha : Makanan
Bentuk Usaha : Bergerak dalam bidang
perdagangan yang
bentuk kegiatan usahanya
dilakukan secara
perorangan
Tempat Usaha : Toko online .
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelohan kue Pluntir melalui beberapa proses
yaitu proses pengulenan, pemluntiran, penggorengan,
pengemasan dan pemasaran.Pemasaran kue pluntir
menjadi dua jalur,yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Kegiatan pemasaran secara langsung
berarti menjual produk langsung kepada konsumen,
tanpa melalui jasa perantara.Sedangkan kegiatan
pemasaran secara langsung yaitu produk
tidak langsung dijual kepada konsumen, melainkan
melalui jalur pengecer terlebih dahulu. Pengaruh
ekonomis yang ditimbulkan adalah pengolahan ubi
menjadi donat ubimemiliki keuntungan yang lebih
tinggi dari pada pengolahan yang pada umumnya
dilakukan.
B. Saran
Perbaharui dan perbaiki kualitas dari kue
Pluntir buatan yang saya buat.Untuk mengetahui
kualitas rasa dari kue Pluntir, saya dapat membagi
sampel kepada teman atau saudara tedekat untuk
memperoleh reaksi mereka terhadap produk saya.
Setelah itu saya perbaiki agar sesuai dengan
keinginan mereka.
https://cookpad.com/id/resep/5930217-kue-
tambangplintiranuntir2
https://inforesepmasakansederhana.com/petunjuk-
lengkap-cara-membuat-kue-tambang-renyah-
krispi/
https://kuepraktis.yaho-mart.com/resep-pluntiran-
kue-plintir-kue-tambang-sederhana-renyah/