Anda di halaman 1dari 18

SIKAP DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN YANG SUKSES

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4B

Cindy Meilanie Tambunan 032017062

Megawati Tambunan 032017059

Intan Kasih Butar-Butar 032017076

Felisita Hutajulu 032017095

Niko Simamora 032017085

HotRetta Sinaga 032017100

Indah Gaung S. Sibagariang 032017108

Rejeki Pengabdian Harefa 032017114

Rani Harianja 032016081

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca untuk mengetahui “Sikap dan Perilaku Kewirausahaan yang Sukses”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 29 Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................3

BAB 1.........................................................................................................................4

1.1 Pendahuluan.........................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................5

BAB 2.........................................................................................................................6

2.1 Sikap Perilaku Kerja Prestatif..............................................................................6

2.2 Semangat Wirausaha............................................................................................7

2.3 Kepemimpinan.....................................................................................................8

2.4 Kompetensi dan Komintmen................................................................................10

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................17

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakakang

Konsep entrepreneur itu sendiri sebenarnya mulai diperkenalkan pada abad kedelapan

belas (abad ke-18) di Prancis ketika seorang ahli ekonominya yang bernama Richard

Cantillon mengaitkan antara beban risiko yang harus ditanggung oleh pemerintah dengan

para pengusaha di dalam menjalankan roda ekonomi. Pada periode yang sama, di Inggris

sedang terjadi pula revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Pada sat itu

mereka merupakan pemeran kunci revolusi terutama apabila dikaitkan dengan

keberaniannya dalam pengambilan risiko dan transformasi sumber daya (Kirzner 1979).

Pada saat itu juga, telah banyak para ahli ekonomi yang mencoba merumuskan pengertian

yang terkandung pada istilah entrepreneur ini. Sampai dengan tahun 1950-an telah terdapat

sejumlah definisi dan referensi entrepreneur serta kebanyakan merupakan buah pikiran

yang disumbangkan oleh para ahli ekonomi. Sebagai contoh, Cantillon (1725), Jean

Baptiste Say (1803) ahli ekonomi Prancis yang termasyur pada saat itu, Josep Schumpeter

(1934) ahli ekonomi yang genius pada abad ke-20. Mereka semua telah menulis tentang

entrepreneurship dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi. Pada dekade

berikutnya, telah dilakukan pula sejumlah upaya untuk melukiskan dan mendefinisikan

tentang apa sebenarnya entrepreneurship ini.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui sikap perilaku kerja prestatif

b. Untuk mengetahui semangat wirausaha

4
c. Untuk mengetahui kepemimpinan

d. Untuk mengetahui kompetensi dan komintmen

5
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Sikap Perilaku Kerja Prestatif

Sikap seorang wirausahawan adalah:

1. Sikap selalu berpikir positif dalam menghadapi segala hal (positive thinking).

2. Respons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan,

tekanan, tentangan, cobaan, dan kesulitan.

3. Sikap yang berorientasi jauh ke depan, berpikiran maju, bersifat prestatif dan tidak

mudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu (think for the future, not the past), ia

tidak mau hanyut oleh hal-hal yang bersifat sejarah dan kenyamanan sesaat.

4. Sikap tidak gentar saat melihat pesaing (competitor), namun justru berpendapat:

“Bersyukurlah bahwa kita aada pesaing karena berkat pesaing kita terus berpikir

untuk berkembang dan berusaha agar tetap bertahan (survive). Pesainglah yang

membantu membesarkan usaha kita, tanpa pesaing bisanis kita akan ‘ stagnan ’ atau

tidak mengalami perubahan. Bravo... Pesaing...! Thanks. – Ir. Hendro.

5. Sikap yang selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila ingin

maju.

6. Sikap yang ingin memberi yang terbaik buat orang lain sehingga sikap ini sangat

baik untuk semua orang.

7. Sikap yang penuh semangat dan berjuang keras (pantang menyerah) sehingga

menimbulkan dampak yang baik untuk dunia sekelilingnya. Kesuksesan itu

‘menular’ ke lingkungan karena ada motivasi di dalamnya. Kemiskinan pikiran juga

6
berdampak buruk bagi lingkungan karena bisa membuat mereka ‘demotivasi’. Jadi,

bergaullah dengan orang-orang sukses agar Anda bisa bersikap yang sama.

8. Punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, dan semangat yang kuat untuk

meraih impiannya.

Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla(1986) pola tingkah laku

kewirausahaan di atas tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai

berikut:

1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri,

kepercayaan diri, keberanian menghadapi risiko, memiliki dorongan, dan

kemauan kuat.

2.2 Semangat Wirausaha

Semangat dan gairah merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan secara lebih detail.

Tampaknya sama namun intinya berbeda. Mari kita menguraikan apa itu semangat dan apa

itu gairah.

a. Semangat: Energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan

hasrat untuk mencapainya, yaitu adalanya unsur manfaat dan tujuan.

b. Gairah: Energi yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada

unsur kecintaan, kesukaan, dan hobi di dalamnya (love). Jadi, bukan semata-mata

karena manfaat dan tujuannya saja.

Sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan

apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya.

7
Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha. Kita

juga butuh dinamo stater atau pematik agar sumber energi itu bisa ‘menyala’ (bersemangat

dan bergairah) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan karir sebagai wirausaha

yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu

bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat orang itu

sukses dan kaya maka ia ingin menjadi seperti orang itu (ingat: bisnis bias dicopy

hasilnya untuk menjadi seperti dirimu tetapi tidak bisa mengcopy seluruhnya)

b. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan

kewirausahaan.

c. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan (survive) dan hidup.

d. Semangat bisa muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.

e. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi: tidak ingin miskin

selamanya

f. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas

untuk semangat menjadi wirausahawan.

g. Memang cita-cita sejak kecil menjadi wirausahawan.

h. Kenyamanan dan financial freedom-nya.

2.3 Kepemimpinan

Sebuah pertanyaan “Apa kunci penting yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa

berprestasi dan sukses di masa mendatang?” Jawabannya ialah sebelum Anda bisa

8
mewujudkan langkah pertama dan mengambil resiko dari langkah pertama dan mengambil

resiko dari langkah berikutnya, Anda membutuhkan suatu kemampuan untuk memengaruhi

pikiran Anda agar mau mengikutinya. Itulah yang disebut “kepemimpinan diri” (Self-

leadership).

Banyak orang mempunyai kemampuan memimpin dirinya sendiri tapi tidak berani

mengambil keputusan apapun. Sewaktu kita berusia di bawah 7 tahun, kita tidak merasa

takut untuk belajar berjalan dan belajar melangkah kemanapun demi mencapai tujuan kita.

Jadi, mengapa sekarang diri kita tidak berani mengambil keputusan dan melangkah menjadi

seorang wirausahawan? Jawabannya adalah kemampuan memimpin Anda (leadership)

belum diberdayakan lagi. Mari kita memberdayakan cita-cita kita dengan memengaruhi diri

kita.

Kepemimpinan mengandung 4 faktor kemampuan utama yang perlu dibangun, dibentuk,

dan diberdayakan dengan baik, yaitu:

1. Kemampuan motivasi dan menjadi contoh bagi yang lain.

2. Kemampuan memimpin, memengaruhi, mendistribusikan kekuasaan, dan

meberdayakan anggotanya.

3. Membangun tim dan kerja sama kelompoknya.

4. Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi untuk mengatasi konflik.

Ada beberapa kebiasaan mendasar dan tingkah laku seorang pemimpin yang istimewa

dan dianggap mampu dan baik. Kebiasaan-kebiasaan itu bisa dicerminkan dalam beberapa

kelompok, yaitu:

9
1. Kebiasaan menantang proses

a. Mencari kesempatan untuk mencapai karir yang lebih baik dan tampil untuk

berprestasi.

b. Berani mencoba sesuatu yang orang lain tidak berani lakukan dan mengambil

resikonya.

2. Kebiasaan untuk memeberikan inspirasi visi bersama

a. Menggambarkan masa depan (visioner)

b. Suka membantu orang lain

3. Kebiasaan mengutamakan orang lain untuk bertindak

a. Mempererat kerja sama

b. Memperkuat tim agar solid

4. Kebiasaan membuat model pemecahan masalah

a. Memberi contoh terlebih dahulu

b. Merencanakan kesuksesan kecil bagi orang lain

5. Kebiasaan memberi semangat dan motivasi

a. Mengakui, memuji, dan menghargai konstribusi iindividu

b. Merayakan prestasi kerja

2.4 Kompetensi dan Komitmen

Faktor utama membangun sebuah komitmen diri dalam membangun kesuksesan adalah

kompetensi. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualitas

individu yang meliputi sikap, pola kerja, pola pikir, semangat inovasi serta tingkah laku

10
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaaan. Jadi, seseorang wirausahawan juga

harus memiliki keterampilan-keterampilan lain untuk menunjang kompetensi di bidang

bisnis yang meliputi:

1. Keterampilan manajerial (managerial skill)

Digunakan untuk merencakan, melaksanakan dan mengorganisir suatu pekerjaan

agar dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

2. Keterampilan konseptual (conceptual skill)

Keterampilan dalam merancang suatu rancana, menyusun konsep, dan visi serta

misi agar punya arah yang jelas.

3. Keterampilan mengelola sumber daya manusia (human skill)

Keterampilan memahami orang lain, berempati berkomunikasi, memotivasi,

memberi contoh, dan menjadi teladan bagi orang lain serta berelasi dengan

pelanggan secara baik.

4. Keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (decision

making skill)

Dalam proses menuju kesuksesan, seseorang tidak luput dari masalah. Oleh karena

itu, kompetensi wirausaha salah satunya adalah mengambil keputusan yang tepat.

5. Keterampilan mengelola waktu (time management skill)

Sudah pasti waktu bekerja kita sangat terbatas dan hanya ada 12 jam saja. Sisanya

adalah untuk kepentingan lainnya. Untuk itu, dalam mewujudkan rencana kerja

yang begitu padat, kita harus pandai-pandai mengelola waktu agar optimal dalam

arti efisien dan efektif.

11
6. Keterampilan teknis (tecknical skill)

Dalam jenis bisnis, pasti ada keterampilan teknis yang diperlukan sebagai

keterampilan intinya (specialist skill). Contoh:

a. Usaha restoran -keterampilan memasak

b. Usaha konveksi - keterampilan mendesain dan menjahit

c. Usaha distribusi - keterampilan menjual dan memasak

d. Usaha servis computer - keterampilan mengenai computer dll

Keterampilan teknis ini sangat penting sebagai keterampilan inti dalam membangun

kemampuan kewirausahaan. Keterampilan inti ini disebut specialist skill dari the Business

Team Skill. Memiliki pengetahuan, keterampilan, semangat wirausaha, motivasi, visi dan

mimpi tidaklah cukup bila tidak diikuti sebuah factor penting lainnya, yaitu selalu

berkomitmen terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Maka;

Kompetensi + Komitmen = Kemampuan Intelektual Entrepenreur

Kemampuan intelektual entrepreneur adalah tingkat pengetahuan yang tinggi yang

dimiliki seseorang dalam usahanya untuk meraih kesuksesan. Oleh karena itu, kompertensi

tanpa komitmen tidak akan ada artinya karena tidak bias melakukan pekerjaan dengan

tuntas dan berkualitas.

Ada beberapa jenis komitmen yang berbeda dalam berwirausaha , komitmen-

komitmen itu adalah :

1. Komitmen terhadap diri sendiri ( individual commitment)

12
Hal yang terpenting dalam membangun semangat wirausaha dan tetap focus pada

tujuan adalah tetaplah berpegang pada komitmen diri sendiri , yaitu komitmen

untuk:

a. Mewujudkan cita-cita atau mimpi

b. Keluar dari kemiskinan

c. Ingin hidup lebih baik dri yang sekarang

d. Tidak mau menjadi orang yang biasa-biasa saja

e. Bisa memberi nafkah bagi orang yang anda cintai dan orang lain

f. Maju , hidup makmur, dan kaya

Untuk itu komitmen terhadap diri sendiri adalah pondasi bagi komitmen-komitmen

yang lain.

2. Komitmen kepada keluarga ( family commitment)

Sesuatu yang penting saat kita berkeluarga nanti adalah tidak mau membuat hidup

keluarga menjadi susah dan mengalami kesulitan, sehingga berkomitmen kepada

keluarga adalah lapisan kedua agar komitmen terhadap diri sendiri semakin kuat ,

tebal, dan teguh.

3. Komitmen pada visi bisnis (business commitmend)

Komitmen terhadap visi bisnis adalah komitmen perwujudan atau pendamping dari

komitmen individu agar komitmen individu dan komitmen keluarga bias

diwujudkan dalam kegiatan bisnis. Jadi, komitmen terhadap visi bisnis adalah

strategi untuk merelisasikan individu, yaitu mimpinya.

4. Komitmen pada orang yang mempercayai (trust building commitment)

13
Banyak bisnis dan usaha berjatuhan dan rontok sebelum 3 tahun pertama usia

usahanya. Hal ini terjadi karena tidak memiliki komitmen kepada orang yang telah

percaya, mengikuti, dan bergabung di dalam unit bisnisnya. Misalkan komitmen

kepada:

a. Investor yang telah mempercayainya

b. Partner bisnis atau pegangan saham lainnya

c. Seluruh staf, karyawan, dan manajemen-manajemennya

d. Mitra usaha

e. Bank sebagai pemberi pinjaman

f. Supplier yang memasok barangnya untuk mendukung bisnis.

5. Komitmen kepada orang menghidupkan bisnisnya, yaitu konsumen

(commitment to customers)

Komitmen ini adalah ujung tombak dari seluruh komitmen yang ada bila anda ingin

bisnis tetap berjalan dengan baik dan terus tumbuh. Tanpa komitmen ini, bisnis

anda sulit berkembang dan mungkin tinggal beberapa waktu lagi, karena yang

menghidupi bisnis anda adalah pelanggan (customer) anda. Komitmen kepada

konsumen atau pelanggan adalah komitmen terhadap mutu produk. Konsumenlah

yang “menggaji” Anda, membuat bisnis anda tetap ada, dan menumbuhkan usaha

andan jadi, wajarlah bila “Customer is not just the king but the wise king.”

6. Komitmen terhadap lingkungan (environment commitment)

Sebagai wirausahawan yang bijaksana, kita pasti tidak mau merusak dan

mencemarkan lingkungan. Kita tidak ingin menciptakan polusi dimana-mana. Tetap

berkomitmen yang baik terhadap kelestarian alam dan ingin selalu menjaga

14
lingkungan tetap asri adalah komitmen dari kewirausahaan yang sukses dan

disegani. Ingat banyak bisnis yang hancur karena telah menghancurkan lingkungan

dan berurusan dengan pemerintah serta lingkungan yang tidak mendukung.

7. Komitmen terhadap etika bisnis (ethic Commitment)

Banyak usaha yang terus didukung oleh masyarakat sekitar dan seluruh aspek

soisalnya karena sang wirausahawan mempunyai komitmen terhadap masyarakat

dan lingkungan social dengan cara:

a. Ikut mendukung program-program yang dibuat masyarakat sekitar

b. Ikut menjaga kebersihan

c. Ikut berpartisipasi dalam program pengentasan kemiskinan atau pengurangan

tingkat pengangguran bagi masyarakat sekitar

d. Mensukseskan program RT / RW / kelurahan / kecamatan dalam acara-acara

memperingati hari besar, seperti hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, dll.

8. Komitmen terhadap etika bisnis (ethic Commitment)

Tidak sedikit orang dalam berwirausaha tidak memerhatikan etika, kesopanan, dan

moral. Mereka cenderung “semau gue” yang penting jalan terus yang penting

menggunakan segala cara (sekalipun cara yang kotor). Untuk mmewujudkan ambisi

bisnisnya dengan menghilangkan komitmen terhadap dirinya, keluarga, social,

lingkungan dan para pelanggannya. Misalnya, melakukan kecurangan dengan

penipuan, pengurangan mutu produk, penggelapan, penjualan obat terlarang, dan

hal hal yang bersifat asusila. Komitmen terhadap etika kerja yang baik yang

menjunjung tinggi moral yang baik akan di dukung oleh banyak pihak termasuk

pesaing anda!

15
9. Komitmen kepada sang Maha Pencipta (commitment for God)

Suatu hal yang tidak bisa di pungkiri lagi bahwa keberuntungan juga datang dari

yang di atas, yaitu tuhan yang maha esa. Tanpa sang pencipta bisnis tidak diberi

karunia dan ridho! Hidup hanya sekali. Maka, jadikan komitmen ini sebagai

pelindung terakhir dari komitmen-komitmen anda sebagai seorang wirausahawan

agar jalan usaha semakin diberkahi dan diberi rejeki yang banyak.

16
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan

apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya.

Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha. Kita

juga butuh dinamo stater atau pematik agar sumber energi itu bisa ‘menyala’ (bersemangat

dan bergairah) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan karir sebagai wirausaha

yang sukses dan cerdas.

17
DAFTAR PUSTAKA

*Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. 1 Antara News, 4 April 2013. (2013). April.
Dhamayantie, E. (2017). PENGUATAN KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI
KEWIRAUSAHAAN UNTUK. March. https://doi.org/10.24843/MATRIK
Esthirahayu, D. P., L, S. E., Haerani, R., & R, N. P. (2012). KONSEP DASAR
KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas
matakuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi yang dibina oleh Bapak Yuniadi
Mayowan , S . sos ., MAB Oleh MALANG September 2012. September.
Febrinda, I., & Salim, A. (2013). “ Sikap dan Perilaku Wirausahawan Sukses .”
Gunawan, A. S., & Cahayani, A. (2019). Tinjauan peran kepemimpinan wirausaha dengan
fokus eksternal pada wirausahawan pelaku bisnis kuliner di jakarta. 39–48.
Hendarwan, D., & Darma, U. B. (2018). Menumbuhkan Jiwa , Perilaku dan Nilai
Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kemandirian Bisnis. 17(2), 59–68.
Jenderal, D., Dan, G., Kependidikan, T., Pendidikan, K., & Kebudayaan, D. A. N. (n.d.).
GURU PEMBELAJAR.
Kewirausahaan, K. D. (n.d.). Konsep-konsep Dasar Kewirausahaan/ Entrepreneurship. 1–
53.
Pendahuluan, A. (n.d.). KONSEP KEWIRAUSAHAAN. 1–51.
Wirausahawan, P. (n.d.). Sikap dan Perilku Wirausahawan. 6551–6586.

18

Anda mungkin juga menyukai