Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN VOKASIONAL PADA KASUS KEPERAWATAN

TRANSKULTURAL

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan

Dosen Pengampu : Ns. Chandra Tri Wahyudi, S.Kep., M.Kes.

Disusun oleh :

Marshella Putri Ananda – 1910701004

Usnul Divana Suleman – 1910701009

Hani Hanifah – 1910701013

Taqqiyah Dhiya Zhafirah – 1910701021

Roosmalinda Rezki Amalia – 1910701035

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

Jl. Limo Raya No. 1, Limo, Sawangan, Limo, Kota Depok, Jawa Barat 16514

Telp. (021) 75332884, website: www.upnvj.ac.id

2020

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Asuhan Keperawatan
Vokasional pada Kasus Keperawatan Transkultural”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama
dalam penyusunan makalah ini agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Bogor,7 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kasus Transkultural Nursing
2.2 Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Intervensi Keperawatan
2.2.4 Implementasi Keperawatan
2.2.5 Evaluasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan transkultural merupakan area baru yang akhir-akhir ini sedang
ditekankan pentingnya budaya terhadap pelayanan keperawatan. Aplikasi teori dalam
keperawatan transkultural mengharapkan adanya kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan budaya. Perbedaan budaya memberikan pengaruh dalam pemberian asuhan
keperawatan yang menuntut pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan dengan
menghargai nilai budaya individu. Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki
pengetahuan dan praktik yang berdasarkan budaya secara konsep maupun dalam praktik
keperawatan.
Menurut Leininger (2002) Transkultural keperawatan adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Harmoko dan Riyadi, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengkajian pada kasus transkultural nursing
2. Diagnosa kasus transkultural nursing
3. Perecanaan kasus transkultural nursing
4. Tindakan kasus transkultural nursing
5. Evaluasi kasus transkultural nursing

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui tahapan asuhan keperawatan transcultural yang sesuai dengan panduan


pelaksanaan keperawatan, menambah ilmu dan melatih penulisan asuhan keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kasus Transkultural Nursing

Klien nama Ny. W, 30 tahun, Islam, SMP, petani, suku jawa, diagnosis medis abortus.
Klien hamil 12 minggu, klien sangat mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh
mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan untuk
kuretase. Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di
sana. Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada
sihir dan hal-hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus
merupakan perbuatan dosa. Setelah di diagnosis abortus, klien tidak menerima dan
merencanakan akan berobat ke dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunnya melanggar
pantangan dalam menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah
pihak laki-laki, pola pengambilan keputusan dipihak laki-laki. Pantangan makanan jatung
pisang, gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau
pohon yang tinggi. Aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri. Ada
tabungan yang sudah dipersiapakan oleh keluarga untuk persalinan ini.

2.2 Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing

2.2.1 Pengkajian Keperawatan

1. Faktor Teknologi (tecnological factors)


Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan
disana, Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua, Klien mengeluh
mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien biasa berobat
kedukun, Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib
2. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors).
a. Agama yang dianut yaitu agama islam
b. Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan menurut
aturan yang dibuat oleh pemuka agama dan para santri bahwa bagi para

2
laki-laki yang istrinnya hamil dilarang memanjat pohon kelapa atau pohon
tinggi.
c. Klien dan keluarga percaya bahwa banyak anak banyak rejeki dan percaya
bahwa abortus perbuataan dosa sehingga klien merencanakan akan berobat
kedukun. Klien masih mempercayai adanya hal-hal mistik, seperti tidak
boleh memakan jantung pisang , gurita dan air kelapa sedangkan suaminya
pantang untuk memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan (kinship and social factors)
a. Nama lengkap : Ny. W
b. Nama panggilan : Ny. W
c. Umur : 30 tahun
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Status : Sudah menikah
f. Tipe keluarga : Intim (tinggal sekeluarga tanpa ada keluarga lain)
g. Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : Ada pada pihak laki-laki
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
a. Makanan pantangan yaitu jatung pisang, gurita dan air kelapa
b. Persepsi sehat sakit berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, yaitu :
1) Pasien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan
melahirkan disana
2) Pasien mengeluh mengalami perdarahan selama 3 hari dan juga mulas-
mulas, pasien dianjurkan kuratase
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan yang Berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan RS, yaitu :
a. Alasan mereka datang ke RS
Karena pasien mengeluh nyeri dibagian perut dan mules-mules mengalami
perdarahan
b. Kebijakan yang didapat di RS
Klien disuruh melakukan kuretase karena pasien di diagnose abortus
6. Faktor Ekonomi (economical factors)
a. Pekerjaan
Klien bekerja sebagai petani
b. Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien
c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin

2
7. Faktor Pendidikan (educational factors)
a. Pasien hanya pendidikan akhirnya SMP
b. Setelah di diagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan
berobat ke dukun. Kemampuan klien masih minim karena masih percaya hal-hal
gaib daripada medis.

DATA FOKUS

DS DO
- Klien mengatakan bahwa klien lebih - Pendidikan klien SMP
memilih untuk berobat kembali ke
dukun setelah disarankan untuk
kuretase dan menganggap itu adalah
perbuatan dosa
- Klien mendapat informasi tentang
kehamilan dari mertuanya.
- Klien percaya ibunya melanggar
pantangan dalam sesaji.
- Hubungan kekerabatan yang lebih
dominan adalah laki-laki.
- Aturan dan kebijakan lebih diatur
oleh pemuka agama dan para santri
- Makanan pantangan untuk perempuan
adalah jantung pisang, gurita dan air
kelapa.
- Klien percaya dengan sihir dan hal-
hal gaib.
- Pasien tidak percaya dan tidak
menerima diagnosa dari dokter
- Klien mempunyai pantangan makan
jantung pisang, gurita dan air kelapa

ANALISA DATA

2
No Data Masalah Etiologi
1. DS : Ketidakpatuhan Sistem nilai yang diyakini
Klien mengatakan bahwa dalam pengobatan
klien lebih memilih untuk Kategori : Perilaku
berobat kembali ke dukun Subkategori :
setelah disarankan untuk Penyuluhan dan
kuretase dan menganggap Pembelajaran
itu adalah perbuatan dosa Kode Diagnosis :
DO : - D.0114
Halaman : 252
(SDKI, 2016)

2. DS : Hambatan Ketidaksesuaian sosiokultural 
 Klien mendapat interaksi social
informasi tentang (D.7 , K.3 , K.D
kehamilan dari 00052 NANDA,
mertuanya. 2018)
 Klien percaya
ibunya melanggar
pantangan dalam
sesaji.
 Hubungan
kekerabatan yang
lebih dominan
adalah laki-laki.
 Aturan dan
kebijakan lebih
diatur oleh pemuka
agama dan para
santri

2
 Makanan pantangan
untuk perempuan
adalah jantung
pisang, gurita dan air
kelapa.
DO :
3. DS : Defisien Kepercayaan dan sistem nilai yang 
 Klien percaya pengetahuan dianut klien tentang aborsi.
dengan sihir dan hal- (D.5 , K.4 . K.D
hal gaib. 00126 NANDA,
 Pasien tidak percaya 2018)
dan tidak menerima
diagnosa dari dokter
 Klien mempunyai
pantangan makan
jantung pisang,
gurita dan air kelapa
DO :
Pendidikan klien SMP

2
2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Tanggal
Diagnosa Tanggal Paraf &
No ditemukan
Keperawatan teratasi Nama Jelas

1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan 7/12/2020 2020


b.d sistem nilai yang diyakini
Kategori : Perilaku

Subkategori : Penyuluhan dan


Pembelajaran

Kode Diagnosis : D.0114 Kelompok 5

Halaman : 252

(SDKI, 2016)
2. Hambatan 7/12/2020 2020
interaksi sosial b.d. ketidaksesuaian 
sosiokultur (D.7 , K.3 , K.D 00052
NANDA, 2018)
Kelompok 5
3. Defisien pengetahuan b.d. 7/12/2020 2020
kepercayaan dan sistem nilai yang 

dianut klien tentang aborsi (D.5 ,


K.4 . K.D 00126 NANDA, 2018) Kelompok 5

2
2.2.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Rencana Kegiatan


1 Ketidak patuhan Setelah diberikan askep - Sebaiknya kita
dalam pengobatan selama 2x24 jam melakukan
berhubungan dengan diharapkan klien mau pendekaran dengan
system nilai yang patuh dalam mengikuti cara restrukturisasi.
diyakini pengobatan, dengan KH: - Memberikan
 Klien bersedia penjelasan dan
untuk dilakukan pengertian bahwa
kuretase abortus ini harus
 Klien menerima segera dilakukan jika
didiagnosa tidak dilakukan akan
abortus oleh membahayakan dan
dokter merugikan kesehatan
dari klien sendiri.
2 Hambatan interaksi Setelah diberikan askep - Sebaiknya kita
social berhubungan selama 2x24 jam sebagai perawat
dengan diharapkan klien tidak melakukan
ketidaksesuaian mengalami gangguan pendekatan kepada
sosiokultural interaksi sosial. Dengan klien secara
KH : restrukturisasi, karena
 Klien dan klien dan keluarganya
keluarga tidak mempunyai sebuah
mengalami pantangan makanan
kesalahpahaman seperti tidak boleh
dalam hal mengkonsumsi
kepercayaan jantung pisang, gurita
 Klien dan dan air kelapa dimana
keluarganya dapat pantangan tersebut
memahami sebenarnya bagus
perbedaan untuk kesehatan klien

2
persepsi yang yang baru mengalami
mendukung abortus. Seperti
kesehatan klien. misalnya :
 Air kelapa bagus
untuk klien yang
mengalami
kekurangan cairan
setelah mengalami
perdarahan
 Gurita mengandung
protein dan sangat
baik dikonsumsi
untuk menambah
energi klien pasca
abortus.
 Jantung pisang
3 Defisien Setelah diberikan askep - Kita sebagai perawat
pengetahuan selama 1x24 jam hendaknya
berhubungan dengan diharapkan klien melakukan
kepercayaan dan mengetahui dan mengerti pendekatan secara
system nilai yang jenis makanan yang negosiasi,
dianut klien tentang dapat meningkatan - Membantu klien
aborsi kondisi kesehatannya. memilih serta
menyarankan hal-hal
yang dapat
mendukung
meningkatkan derajat
kesehatan klien.
Sebagai contoh klien
mempunyai
pantangan untuk

2
mengkonsumsi air
kelapa dimana air
kelapa itu sangat baik
bagi klien yang baru
mengalami abortus
dan kehilangan cairan
- Menyarankan klien
untuk lebih banyak
minum air putih dan
cairan isotonik
lainnya, gurita kita
bisa ganti dengan
makanan berprotein
lainnya seperti telur
ikan, tahu dll.
Sedangkan jantung
pisang kita bisa ganti
dengan buah apel,
jeruk dll.

2.2.4 Implementasi Keperawatan

2
Hari/ No diagnosa Jam, tindakan keperawatan & hasil Paraf &
tanggal nama jelas
1 09.30
Senin,7
- Memberikan penjelasan dan pengertian bahwa
Desember
2020 abortus ini harus segera dilakukan jika tidak
dilakukan akan membahayakan dan merugikan
kesehatan dari klien sendiri. Kelompok
5
Hasil : pasien beranggapan bahwa abortus
merupakan perbuatan dosa

- Melakukan pendekatan dengan cara


restrukturisasi.

15.00
- Memberikan penjelasan ulang mengenai
kuretase yang harus dilakukan
Hasil : pasien bersedia melakukan kuretase
sesuai anjuran tenaga kesehatan
2 09.00
- Meyakinkan dan menyarankan klien untuk
memakan makanan yang dianjurkan dan baik
untuk kesehatan sesuai dengan masalah
Kelompok
kesehatan yang sedang dialami yaitu 5
mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan air
kelapa karena sebenarnya makanan tersebut
memberikan banyak manfaat
Hasil : pasien masih enggan memakan
makanan tersebut dengan cukup, terdapat
perbedaan pendapat.

13.00
- Perawat memberikan dukungan pasien untuk

2
makan dan memberikan pengertian kepada
klien tentang makanan yang dilarang dalam
budayanya tersebut.
Hasil : mulai terjalin hubungan saling
menghargai pendapat
3 11.00
- Berkolaborasi dalam pemberian makanan
untuk klien bersama tim ahli gizi
Kelompok
Hasil : pemberian makanan dan minuman yang
5
sudah didiskusikan

12.30
- mengantarkan makan siang pada klien dan
berikan support pasien untuk makan makanan
yang diberikan.
Hasil : pasien memakan makanan yang
diberikan
Selasa, 08 1 08.00
Desember
- Menegaskan kepada klien bahwa tindakan
2020
kuretase yang dianjurkan tidak membahayakan,
namun sebaliknya jika tidak dilakukan dapat
berisiko untuk klien
Hasil : klien menyetujui anjuran kuretase dan
percaya tindakan tersebut baik untuk dirinya

2 08.00
- Meyakinkan dan menyarankan klien untuk
memakan makanan yang dianjurkan dan baik
untuk kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang sedang dialami yaitu
mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan air

2
kelapa karena sebenarnya makanan tersebut
memberikan banyak manfaat
Hasil : pasien bersedia memakan makanan
yang diberikan sampai habis dan percaya
bahwa makanna tersebut baik

13.00
- Perawat memberikan dukungan pasien untuk
makan dan memberikan pengertian kepada
klien tentang makanan yang dilarang dalam
budayanya tersebut.
Hasil : Klien makan tanpa rasa keberatan

2.2.5 Evaluasi
No Hari/ Evaluasi hasil Paraf &
diagnosa tanggal (SOAP) nama
jam jelas
1 Senin, S:
01/02/2020 O :
13:00 A:
P:
Kelompok
2 Senin, S:
01/02/2020 O :
13:30 A:
P:
Kelompok
3 Selasa, S:
02/02/2020 O :
13:00 A:
P:
Kelompok

2
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan transcultural harus ada dalam pelakukan penanganan terhadap
pasien agar terciptanya bina hubungan salimg percaya sehingga asuhan dapat dilakukan dan
berakhir dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan.

3.2. Saran
1. Perawat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
2. Perawat mengajarkan terapi nyeri non farmakologis
3. Perawat semakin dapat menerapkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan prosedur
yang berlaku

2
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai