TRANSKULTURAL
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan
Disusun oleh :
Jl. Limo Raya No. 1, Limo, Sawangan, Limo, Kota Depok, Jawa Barat 16514
2020
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Asuhan Keperawatan
Vokasional pada Kasus Keperawatan Transkultural”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama
dalam penyusunan makalah ini agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kasus Transkultural Nursing
2.2 Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Intervensi Keperawatan
2.2.4 Implementasi Keperawatan
2.2.5 Evaluasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Klien nama Ny. W, 30 tahun, Islam, SMP, petani, suku jawa, diagnosis medis abortus.
Klien hamil 12 minggu, klien sangat mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh
mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan untuk
kuretase. Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di
sana. Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada
sihir dan hal-hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus
merupakan perbuatan dosa. Setelah di diagnosis abortus, klien tidak menerima dan
merencanakan akan berobat ke dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunnya melanggar
pantangan dalam menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah
pihak laki-laki, pola pengambilan keputusan dipihak laki-laki. Pantangan makanan jatung
pisang, gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau
pohon yang tinggi. Aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri. Ada
tabungan yang sudah dipersiapakan oleh keluarga untuk persalinan ini.
2
laki-laki yang istrinnya hamil dilarang memanjat pohon kelapa atau pohon
tinggi.
c. Klien dan keluarga percaya bahwa banyak anak banyak rejeki dan percaya
bahwa abortus perbuataan dosa sehingga klien merencanakan akan berobat
kedukun. Klien masih mempercayai adanya hal-hal mistik, seperti tidak
boleh memakan jantung pisang , gurita dan air kelapa sedangkan suaminya
pantang untuk memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan (kinship and social factors)
a. Nama lengkap : Ny. W
b. Nama panggilan : Ny. W
c. Umur : 30 tahun
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Status : Sudah menikah
f. Tipe keluarga : Intim (tinggal sekeluarga tanpa ada keluarga lain)
g. Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : Ada pada pihak laki-laki
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
a. Makanan pantangan yaitu jatung pisang, gurita dan air kelapa
b. Persepsi sehat sakit berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, yaitu :
1) Pasien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan
melahirkan disana
2) Pasien mengeluh mengalami perdarahan selama 3 hari dan juga mulas-
mulas, pasien dianjurkan kuratase
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan yang Berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan RS, yaitu :
a. Alasan mereka datang ke RS
Karena pasien mengeluh nyeri dibagian perut dan mules-mules mengalami
perdarahan
b. Kebijakan yang didapat di RS
Klien disuruh melakukan kuretase karena pasien di diagnose abortus
6. Faktor Ekonomi (economical factors)
a. Pekerjaan
Klien bekerja sebagai petani
b. Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien
c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin
2
7. Faktor Pendidikan (educational factors)
a. Pasien hanya pendidikan akhirnya SMP
b. Setelah di diagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan
berobat ke dukun. Kemampuan klien masih minim karena masih percaya hal-hal
gaib daripada medis.
DATA FOKUS
DS DO
- Klien mengatakan bahwa klien lebih - Pendidikan klien SMP
memilih untuk berobat kembali ke
dukun setelah disarankan untuk
kuretase dan menganggap itu adalah
perbuatan dosa
- Klien mendapat informasi tentang
kehamilan dari mertuanya.
- Klien percaya ibunya melanggar
pantangan dalam sesaji.
- Hubungan kekerabatan yang lebih
dominan adalah laki-laki.
- Aturan dan kebijakan lebih diatur
oleh pemuka agama dan para santri
- Makanan pantangan untuk perempuan
adalah jantung pisang, gurita dan air
kelapa.
- Klien percaya dengan sihir dan hal-
hal gaib.
- Pasien tidak percaya dan tidak
menerima diagnosa dari dokter
- Klien mempunyai pantangan makan
jantung pisang, gurita dan air kelapa
ANALISA DATA
2
No Data Masalah Etiologi
1. DS : Ketidakpatuhan Sistem nilai yang diyakini
Klien mengatakan bahwa dalam pengobatan
klien lebih memilih untuk Kategori : Perilaku
berobat kembali ke dukun Subkategori :
setelah disarankan untuk Penyuluhan dan
kuretase dan menganggap Pembelajaran
itu adalah perbuatan dosa Kode Diagnosis :
DO : - D.0114
Halaman : 252
(SDKI, 2016)
2. DS : Hambatan Ketidaksesuaian sosiokultural
Klien mendapat interaksi social
informasi tentang (D.7 , K.3 , K.D
kehamilan dari 00052 NANDA,
mertuanya. 2018)
Klien percaya
ibunya melanggar
pantangan dalam
sesaji.
Hubungan
kekerabatan yang
lebih dominan
adalah laki-laki.
Aturan dan
kebijakan lebih
diatur oleh pemuka
agama dan para
santri
2
Makanan pantangan
untuk perempuan
adalah jantung
pisang, gurita dan air
kelapa.
DO :
3. DS : Defisien Kepercayaan dan sistem nilai yang
Klien percaya pengetahuan dianut klien tentang aborsi.
dengan sihir dan hal- (D.5 , K.4 . K.D
hal gaib. 00126 NANDA,
Pasien tidak percaya 2018)
dan tidak menerima
diagnosa dari dokter
Klien mempunyai
pantangan makan
jantung pisang,
gurita dan air kelapa
DO :
Pendidikan klien SMP
2
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Diagnosa Tanggal Paraf &
No ditemukan
Keperawatan teratasi Nama Jelas
Halaman : 252
(SDKI, 2016)
2. Hambatan 7/12/2020 2020
interaksi sosial b.d. ketidaksesuaian
sosiokultur (D.7 , K.3 , K.D 00052
NANDA, 2018)
Kelompok 5
3. Defisien pengetahuan b.d. 7/12/2020 2020
kepercayaan dan sistem nilai yang
2
2.2.3 Intervensi Keperawatan
2
persepsi yang yang baru mengalami
mendukung abortus. Seperti
kesehatan klien. misalnya :
Air kelapa bagus
untuk klien yang
mengalami
kekurangan cairan
setelah mengalami
perdarahan
Gurita mengandung
protein dan sangat
baik dikonsumsi
untuk menambah
energi klien pasca
abortus.
Jantung pisang
3 Defisien Setelah diberikan askep - Kita sebagai perawat
pengetahuan selama 1x24 jam hendaknya
berhubungan dengan diharapkan klien melakukan
kepercayaan dan mengetahui dan mengerti pendekatan secara
system nilai yang jenis makanan yang negosiasi,
dianut klien tentang dapat meningkatan - Membantu klien
aborsi kondisi kesehatannya. memilih serta
menyarankan hal-hal
yang dapat
mendukung
meningkatkan derajat
kesehatan klien.
Sebagai contoh klien
mempunyai
pantangan untuk
2
mengkonsumsi air
kelapa dimana air
kelapa itu sangat baik
bagi klien yang baru
mengalami abortus
dan kehilangan cairan
- Menyarankan klien
untuk lebih banyak
minum air putih dan
cairan isotonik
lainnya, gurita kita
bisa ganti dengan
makanan berprotein
lainnya seperti telur
ikan, tahu dll.
Sedangkan jantung
pisang kita bisa ganti
dengan buah apel,
jeruk dll.
2
Hari/ No diagnosa Jam, tindakan keperawatan & hasil Paraf &
tanggal nama jelas
1 09.30
Senin,7
- Memberikan penjelasan dan pengertian bahwa
Desember
2020 abortus ini harus segera dilakukan jika tidak
dilakukan akan membahayakan dan merugikan
kesehatan dari klien sendiri. Kelompok
5
Hasil : pasien beranggapan bahwa abortus
merupakan perbuatan dosa
15.00
- Memberikan penjelasan ulang mengenai
kuretase yang harus dilakukan
Hasil : pasien bersedia melakukan kuretase
sesuai anjuran tenaga kesehatan
2 09.00
- Meyakinkan dan menyarankan klien untuk
memakan makanan yang dianjurkan dan baik
untuk kesehatan sesuai dengan masalah
Kelompok
kesehatan yang sedang dialami yaitu 5
mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan air
kelapa karena sebenarnya makanan tersebut
memberikan banyak manfaat
Hasil : pasien masih enggan memakan
makanan tersebut dengan cukup, terdapat
perbedaan pendapat.
13.00
- Perawat memberikan dukungan pasien untuk
2
makan dan memberikan pengertian kepada
klien tentang makanan yang dilarang dalam
budayanya tersebut.
Hasil : mulai terjalin hubungan saling
menghargai pendapat
3 11.00
- Berkolaborasi dalam pemberian makanan
untuk klien bersama tim ahli gizi
Kelompok
Hasil : pemberian makanan dan minuman yang
5
sudah didiskusikan
12.30
- mengantarkan makan siang pada klien dan
berikan support pasien untuk makan makanan
yang diberikan.
Hasil : pasien memakan makanan yang
diberikan
Selasa, 08 1 08.00
Desember
- Menegaskan kepada klien bahwa tindakan
2020
kuretase yang dianjurkan tidak membahayakan,
namun sebaliknya jika tidak dilakukan dapat
berisiko untuk klien
Hasil : klien menyetujui anjuran kuretase dan
percaya tindakan tersebut baik untuk dirinya
2 08.00
- Meyakinkan dan menyarankan klien untuk
memakan makanan yang dianjurkan dan baik
untuk kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang sedang dialami yaitu
mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan air
2
kelapa karena sebenarnya makanan tersebut
memberikan banyak manfaat
Hasil : pasien bersedia memakan makanan
yang diberikan sampai habis dan percaya
bahwa makanna tersebut baik
13.00
- Perawat memberikan dukungan pasien untuk
makan dan memberikan pengertian kepada
klien tentang makanan yang dilarang dalam
budayanya tersebut.
Hasil : Klien makan tanpa rasa keberatan
2.2.5 Evaluasi
No Hari/ Evaluasi hasil Paraf &
diagnosa tanggal (SOAP) nama
jam jelas
1 Senin, S:
01/02/2020 O :
13:00 A:
P:
Kelompok
2 Senin, S:
01/02/2020 O :
13:30 A:
P:
Kelompok
3 Selasa, S:
02/02/2020 O :
13:00 A:
P:
Kelompok
2
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan transcultural harus ada dalam pelakukan penanganan terhadap
pasien agar terciptanya bina hubungan salimg percaya sehingga asuhan dapat dilakukan dan
berakhir dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan.
3.2. Saran
1. Perawat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
2. Perawat mengajarkan terapi nyeri non farmakologis
3. Perawat semakin dapat menerapkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan prosedur
yang berlaku
2
DAFTAR PUSTAKA