Nim : 201211731
Prodi : S1 keperawatan
Hal-Hal Yang Harus dilakukan seorang perawat dalam menjalankan Profesinya dengan
Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kode etik profesi. Salah
satu elemen dalam profesionalisme adalah integritas. Integritas dimaknai sebagai sifat
keutuhan dari diri sendiri untuk mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara
tebuka, terbuka dengan teman sejawat, profesi lain, serta dengan pasien dan keluarga. Dalam
dan berprestasi. Integritas akan menjaga suatu unit pelayanan menciptakan jasa pelayanan
yang berkualitas melalui kreativitas dan terobosan- terobosan pada proses pelayanan yang
Perawat merupakan tenaga kesehatan paling depan, terdekat dengan pasien dan
keluarganya. Perawat mempunyai peran penting sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
serta berperan menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam terus menerus. Perawat
sangat menentukan terhadap sasaran keselamatan pasien. Salah satu sasaran keselamatan
pasien adalah mengurangi resiko pasien jatuh. Dalam mengurangi resiko pasien jatuh sangat
dibutuhkan sosok perawat yang berintegritas. Integritas sangat berpotensi akan mutu resiko
pasien jatuh mulai dari asesmen resiko jatuh pada saat pasien masuk, pendokumentasian
kontinue kondisi pasien, asesmen ulang jika terjadi perubahan kondisi pasien, dan sampai
Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang lebih terkenal dengan istilah Patient Safety
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman.
dan pengelolan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden,
kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Pasien yang dirawat di rumah sakit mempunyai hak untuk mendapatkan asuhan pasien
yang aman melalui suatu sistem yang dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan (KTD). Kesadaran akan hal tersebutlah yang mendasari pelaksanaan program
patient safety. Upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan pada pasien yang
dirawat perlu ditumbuh kembangkan kepemimpinan dan budaya rumah sakit terutama medis
atau perawat yang mencakup keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan.
Pelayanan perawat atau tenaga medis kepada pasien di rumah sakit sudah
kesehatan rumah sakit dalam hal ini terdapat berbagai pasien dengan berbagai keadaan dan
berbagai macam kasus penyakit. Tiap-tiap pasien adalah suatu pribadi yang unik dengan
berbagai kelainan dan kekhasan masing-masing. Dalam hal kasus penyakit terdapat juga
berbagai macam kondisi pasien yang akan berpengaruh terhadap cara pemberian pelayanan
dan perawatan yang diberikan karena kondisi pasien yang sarat risiko. Akan tetapi beberapa
kejadian di rumah sakit kadang tidak diperhatikan, seperti halnya pasien jatuh pada saat
salah satu indikator berjalan tidaknya pelaksanaan program ini. Banyak upaya yang telah
dilakukan oleh rumah sakit atau tenaga medis atau perawat dalam mengurangi atau
mencegah kejadian pasien jatuh. Pencegahan pasien jatuh adalah masalah yang kompleks,
pencegahan kecelakaan.
upaya penanggulangan kejadian pasien jatuh di rumah sakit mendapatkan hperhatian khusus.
sebagian besar cedera pada pasien rawat inap terjadi karena jatu. Pada konteks ini rumah sakit
harus melakukan evaluasi risiko pasien terhadap jatuh dan segera bertindak untuk mengurangi
perlu dilakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara berkala
mengenai risiko pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal
pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua risiko yang telah
diidentifikasikan tersebut. Pengkajian risiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak pasien
Tim Patient Safety atau Tim Keselamatan Pasien yang dibentuk oleh rumah sakit
harus menetapkan instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi Humpty Dumpty pada
pasien anak-anak, Morse Fall Scale (MFS) pada pasien dewasa dan skor Sydney pada pasien
lansia. Dengan menghitung instrumen pengidentifikasian dapat ditentukan risiko jatuh dari
pasien tersebut dan manajemen pencegahan jatuh yang perlu dilakukan sesuai dengan
standar prosedur operasional pencegahan jatuh yang telah ada dan berlaku di seluruh unit di
rumah sakit, ruang rawat inap khususnya. Namun, sejauh manakah kepatuhan perawat dalam
melaksanakan identifikasi risiko jatuh pada pasien sebagai bentuk komitmen perawat dalam
.Kejujuran adalah ciri orang yang memiliki integritas. Bagi mereka kebenaran itu sangat
sederhana, yaitu hanya butuh selalu sesuai dengan kenyataan, sesuai dengan fakta dan realita
pasien jatuh. Perawat yang bertanggung jawab adalah jawaban atas sebuah ujian integritas.
Moralitas seorang profesional berhubungan dengan hal- hal yang benar dan salah.
Perawat bertindak dengan moralitas artinya tindakan kita seusuai dengan nilai- nilai,
kepercayaan dan prinsip- prinsip yang benar dalam profesi keperawatan. Moralitas
membutuhkan sebuah komitmen untuk melakukan hal- hal yang benar, bertindak sesuai
suara hati dan menyuarakannya, merupakan perilaku yang sesuai nilai- nilai moralitas.
Integritas berasal dari kata menyeluruh artinya perawat yang berintegritas akan
melakukan hal- hal yang benar secara menyeluruh, menepati janji serta komitmen
melaksanakan perkataan merupakan nilai- nilai dari moralitas dan etika. Perkataan atau
pernyataan yang sesuai dengan perbuatan merupakan indikator utama integritas. Perkataan
atau pernyataan tersebut dapat diketahui, didengarkan dan disaksikan orang lain, baik itu
rekan sejawat perawat, profesi lainnya ataupun oleh pasien dan keluarga.
Perawat tidak akan berbicara kepada pasien dan keluarga tentang hal- hal yang hanya
bersifat menyenangkan pasien dan keluarga dan tidak sesuai dengan keadaan pasien
sesungguhnya. Hal ini tertuang dalam penjelasan mengenai hasil penilaian resiko jatuh yang
dan konsekuen atas tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan kriteria pasien yang telah
dinilai.
Perawat harus bertanggung jawab atas hasil yang disampaikan kepada pasien atau
keluarga tentang penilaian resiko pasien jatuh yang telah dilaksanakan sesuai lingkup
tanggung jawab profesi perawat. Tanggung jawab profesional perawat terkait dengan tugas,
peran, sasaran, kinerja, tindakan, keputusan penilaian klinis resiko jatuh atas pasien yang
sesuai dengan Contuining Profesional Development (CPD) agar selalu dapat memberikan
pelayanan terbaik.