Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

ASKEP HEPATITIS

DOSEN PEMBIMBING : ULVI MARIATI , S.Kp.,M.Kes


DISUSUN OLEH :KELOMPOK 8
 ENDANG ( 201211730 )
 MESTIKA ( 201211732 )
 RIFA HIDAYATI
 HANIA AULIA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERCUBKTI JAYA PADANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah yang Maha Esa telah memberikan Rahmat serta karunia - Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan tepat waktu dengan judul makalah kami “ HEPATITIS “ .

Kami sadar,bahwa dalam makalah ini masih jauh darin kata sempurna.oleh karna itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca juga kami para penulis.akhir kata,kami mohon apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.

PADANG, 22 MARET 2022

PENYUSUN
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi klinik
D. Patofisiologi
E. Tanda dan gejala
F. Farmakologi hepatitis
G. Terapi diet hepatitis
H. Penatalaksaan hepatitis
I. Asuhan keperawatan pada pasien hepatitis
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPILAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok
terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HDV), Virus Hepatitis
B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis
yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia.
Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya
dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar
60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari
penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering
dikaitkan dengan angka morbiditas dengan kerugian ekonomi yang besar.

2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi Hepatitis ?
b. Apa Etiologi Hepatitis ?
c. Manifestasi Hepatitis ?
d. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?
e. Bagaimana Pathway Hepatitis ?
f. Bagaimana Farmakologi Hepatitis ?
g. Bagaimana Terapi Diet Hepatitis ?
h. Bagaimana Penatalaksanaan Hepatitis ?
i. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Definisi Hepatitis
b. Untuk mengetahui Etiologi Hepatitis
c. Untuk mengetahui Manifestasi Hepatitis
d. Untuk mengetahui Patofisiologi Hepatitis
e. Untuk mengetahui Pathway Hepatitis
f. Untuk mengetahui Farmakologi Hepatitis
g. Untuk mengetahui Terapi Diet Hepatitis
h. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Hepatitis
i. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi
toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Patofisiologi untuk
keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas
(Smeltzer, 2001)
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi
(Asuhan keperawatan pada Anak, 2002;131)

B. Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insiden yang muncul tersering
adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
1. Hepatits virus dapat dibagi kedalam hepatitis;
a. Hepatitis A (HAV)
b. Hepatitis B (HBV)
c. Hepatitis C (HCV)
d. Hepatitis D (HDV)
e. Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tersebut merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus DNA
2. Hepatitis non virus yaitu;
a. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sinosis
b. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
c. Bahan beracun (Hepatotoksik)
d. Akibat penyakit lain (Reavtive Hepatitis)

J. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan
stadium. Adapun manifestasi dari masing-masing stadium adalah sebagai berikut;
a. Fase Inkubasi
b. Merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnya gejala atau iktrus
c. Fase prodromal (pra ikterik)
d. Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan gejala timbulnya ikterus
e. Fase ikterus
f. Muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersama dengan munculnya gejala
g. Fase konvalesen (penyembuhan)

K. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.
Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Golongan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nokrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang
menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,
sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang
memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual
dan nyeri di ulu hati.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat. Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka
bilirubin dapat diekskresi kedalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.
L. Tanda dan Gejala
1. Masa tunas
- Virus A ; 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
- Virus B ; 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
- Virus non A dan non B ; 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun
(pertama kali timbul), nausea, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti the pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada
kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan,
rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya rasa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali,
namum lemas dan lekas capai.

M. Farmakologi Hepatitis
Hepatitis semua jenis peradangan pada hati (liver) penyebabnya infeksi virus (paling banyak), senyawa kimia, alkohol,
obat-obatan (termasuk obat tradisional) virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E. penularan virus hepatitis A dan E melalui
saluran, sedangkan virus hepatitis B, C, dan D menular melalui jalur parenteral. Hepatitis virus akut disebabkan virus hepatitis
kronis jika penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan, biasanya penyebabnya virus hepatitis B, C, dan D. hepatitis kronis dapat
berisiko menjadi chirrosis hepatic dan kanker hati. Gejala klinis (kulit & sklera berwarna kekuningan) urin berwarna gelap,
lemas berlebihan, mual muntah, dan nyeri perut.

N. Terapi Diet Hepatitis


- Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan bertahap, yaitu 40-45 kkal/hr
- Lemak cukup yaitu 20-25% dari keb total. Bila terjadi steatorea digunakan MCT
- Protein tinggi yaitu 1,25-1,5 gr/kgBB agar terjadi anabolisme protein. Pada hepatitis fulminan bila terjadi nekrosis dan
gejala enselopati serta peningkatan amoniak darah, protein harus dibatasi sebanyak 30-40 gr/hr
- Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat dapat mempercepat proses pengeluaran amoniak
melalui feses-> dapat menimbulkan rasa kembung
- Vitamin dan mineral diberikan sesuai tingkat defisiensi. Bila perlu suplemen vit B komplek, C, K dan mineralseng dan
zat besi bila ada anemia
- Cairan cukup, kecuali bila ada kontraindikasi.

O. Penatalaksanaan Hepatitis
a. Penderita yang menunjukan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan
b. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna
c. Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obatan, karena sebagian besar obat akan dimetabolisme di hati dan
meningkatkan SGPT
d. Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit
e. Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan penderita. Bila hasil pemeriksaan
enzim tetap tinggi maka penderita di rujuk untuk menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik
f. Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-orang yang mengandung resiko
terinfeksi
g. Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

P. Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis


1. Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama, Usia; bisa terjadi pada semua usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas
2. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada

2. Pemeriksaan fisik
1. Review of sistem (ROS)
a. Keadaan umum ; kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan, konjungtiva anemis, suhu badan
38,5c
b. Sistem respirasi ; frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak
ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor
c. Sistem kardiovaskuler ; TD 110/70mmHg, tidak ada edema, tidak ada pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung
tambahan
d. Sistem urogenital ; urine berwarna gelap
e. Sistem muskuloskeletal ; kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi
f. Abdomen ;
- Inspeksi ; abdomen ada benjolan
- Auskultasi ; bising usus (+) pada benjolan
- Palpasi ; pada hepar teraba keras
- Perkusi ; hypertimpani

2. Pengkajian fungsional Gordon


a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa
ke pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola nutrisi metabolik
Makan ; tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan mual muntah
Minum ; minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c. Pola eliminasi
BAK ; urine warna gelap, encer seperti the
BAB ; diare feses warna tanah liat
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atas tempat tidur, lelah,
malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuan dasarnya
e. Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan
puritus
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaannya dan merasa harus segera berobat
g. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan
memilih untuk istirahat
h. Pola reproduksi / seksual
Pola hidup / perilaku meningkatkan risiko terpejan
i. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
j. Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan

3. Pemeriksaan penunjang
- ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
- Darah lengkap
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan
- Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada
- Diferensia darah lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal
- Feses
Warna tanah liat
- Albumin serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disentesis oleh hati dan karena kadarnya menurun
pada berbagai gangguan hati
- Gula darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati)
- Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
- HbsAG
Dapat positif (tipe b) atau negatif tipe A
- Masa protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.

4. Pathways keperawatan
5. INTERVENSI

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
1 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi tingkat MANAJEMEN ENERGI
berhubungan dengan keletihan menurun dengan kriteria hasil  Obsevasi
kelemahan : 1. Indentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
1. Verbalisasi kepulihan energi tenaga mengakibatkan kelelahan
meningkat 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Kemampuan melakukan aktivitas 3. Monitor pola dan jam tidur
rutin meningkat 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
3. Verbalisasi lelah menurun melakukan aktivitas
4. Lesu menurun
 Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
( mis. Cahaya,suara,kunjungan )
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menangkan
4. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan

 Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejalah kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

 Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
2 Hipetermia berhubungan Setelah dilakukan intervensi maka Manajemen hipertermia
dengan dehidrasi termoregulasi membaik dengan kriteria  Observasi
hasil : 1. Indentifikasi penyebab hipertermia ( mis. Dehidrasi,
1. Menggigil menurun terpapar lingkungan panas, )
2. Suhu tubuh membaik 2. Monitor suhu tubuh
3. Suhu kulit membaik 3. Monitor kadar eletrolit
4. Tekanan darah membaik 4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia

 Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis ( keringat berlebih )
6. Lakukan pendinginan eksternal ( mis. Selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,leher, dada,
abdomen aksila )
7. Hindari pemberian antipiretik atau apirin
8. Berikan oksigen,jika perlu
 Edukasi
1. Anjurkan tirah baring

 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi
toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Patofisiologi untuk
keperawatan, 2000;145)
a. Hepatits virus dapat dibagi kedalam hepatitis;
f. Hepatitis A (HAV)
g. Hepatitis B (HBV)
h. Hepatitis C (HCV)
i. Hepatitis D (HDV)
j. Hepatitis E (HEV)
b. Hepatitis non virus yaitu;
e. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sinosis
f. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
g. Bahan beracun (Hepatotoksik)
h. Akibat penyakit lain (Reavtive Hepatitis)

B. SARAN
Meningkatnya kualitas beljar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat mebuat makalah dengan
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2012. Peran Gizi dalam siklus Kehidupan.


Kencana Prenada Media Grop. Jakarta.

Aleya & Khairun N. 2015. Korelasi Pemeriksaan Laboratorium SGOT/SGPT


dengan Kadar Bilirubin pada Pasien Hepatitis C di Ruang Penyakit Dalam
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada Bulan Januari -
Desember 2014. JournalMajority Volume 4 No 9. Lampung : Universitas
Lampung.

Buku SDKI,SLKI,SIKI

Anda mungkin juga menyukai