Anda di halaman 1dari 22

ASPEK PROFESIONALISME DOKTER

 
dr. Novianto Adi Nugroho, SH. M.Sc.
Sp. FM

FORENSIK & MEDIKOLEGAL RSUD dr MOEWARDI / RS UNS / FK UNS


SUDAHKAH ANDA
PROFESIONAL?
PROFESIONALISME

“tindak tanduk yang merupakan ciri suatu


profesi.”

profesi merupakan suatu kelompok yang


memiliki kekuasaan tersendiri dan karena itu
mempunyai tanggung jawab khusus.

KUALITAS HUBUNGAN DOKTER YANG DIGAMBARKAN MELALUI


SEPERANGKAT PERILAKU
HUBUNGAN DOKTER SEBAGAI SEBUAH KELOMPOK
PROFESI DENGAN MASYARAKAT LUAS.
DOKTER

TERHORMAT BANYAK
UANG
MULIA

DEWA ATAU
MALAIKAT
CIRI PROFESIONALISME DOKTER
 kejujuran
 integritas
 kepedulian terhadap pasien (duty of care)
 menghormati pasien
 belas kasih (compassion) kepada pasien
 sopan santun kepada pasien
 pengabdian yang berkelanjutan untuk
mempertahankan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan teknis medis
KENYATAANNYA TIDAK SEMUA
DOKTER BERSIKAP
•mementingkan pertolongan kepada
ALTRUISME orang lain yang membutuhkan)

• mengharapkan imbalan dari pertolongan


MATERIALISTIS yang ia berikan, sehingga muncul
perbedaan perlakuan

Maka perlu adanya kajian tentang profesionalisme yang


harus dimiliki oleh seorang dokter agar dapat
menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik.
Prinsip-prinsip profesionalisme:(Arnold dan Stern, 2006):
Profesionalisme memiliki 4 prinsip utama dalam
pelaksanaannya, yaitu:

Excellence (keunggulan)

Accountability (akuntabilitas)

Altruism (altruisme)

Humanism (humanisme)
• Excellence (keunggulan)
Dokter senantiasa terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan.
• Accountability (akuntabilitas)
Dokter hendaknya dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang telah
dibuat, serta menerima konsekuensinya.
• Altruism (altruisme)
Dokter hendaknya mendahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan
pribadi. Komunikasi yang baik dengan pasien dan menghormati kebutuhan
pasien dari merupakan bagian dari aspek ini.
• Humanism (humanisme)
Humanisme merupakan rasa perikemanusiaan yang meliputi rasa hormat
(respect), rasa kasih (compassion), empati, serta kehormatan dan integritas
(honor and integrity).
KODEKI
Profesionalisme Menjadi Bagian Dalam Kodeki, Dimana Tercantum Pada
Pasal Delapan Kode Etik Kedokteran Indonesia (2012), Yaitu

“Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik


medisnya, memberikan pelayanan secara
berkompeten dengan kebebasan teknis dan
moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia”.
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

• KEWAJIBAN UMUM • KEWAJIBAN • KEWAJIBAN


– PASAL 1 TERHADAP PASIEN TERHADAP
– PASAL 2
– PASAL 10 SEJAWAT
– PASAL 3
– PASAL 11 – PASAL 14
– PASAL 4
– PASAL 15
– PASAL 5 – PASAL 12
– PASAL 6 – PASAL 13
– PASAL 7 • KEWAJIBAN
• A

TERHADAP DIRI
B
• C SENDIRI
• D – PASAL 16
– PASAL 8 – PASAL 17
– PASAL 9
TANGGUNG JAWAB PROFESI
DOKTER

~ Kepada diri sendiri (responsibility) dalam


rangka menjalankan kebebasan teknis
profesi berdasar kompetensi masing-masing
~ Kepada teman sejawat dan lingkungan kerja
(accountability)
~ Kepada klien/pasien sebagai pihak ketiga
(liability).
HUBUNGAN DOKTER – PASIEN

► Veracity (berbicara benar, jujur dan terbuka)


► Fidelity (loyalitas dan promise keeping)
► Privacy (menghormati hak privasi pasien)
► Confidentially (menjaga kerahasiaan pasien)

Hubungan yang unik


Berlangsung hubungan aktif-pasif
Di sisi lain ada tuntutan hubungan setara berdasar kepercayaan.
KEWAJIBAN PASIEN DALAM PELAYANAN
MEDIS

 memberikan informasi yang lengkap dan jujur


tentang masalah kesehatannya
 mematuhi nasehat dan petunjuk dokter
 mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan
 memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima

Pasal 53 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran
PROFESIONALISME DOKTER TERKAIT KODE
ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA (KODERSI)

• Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI),


merupakan kewajiban-kewajiban moral yang harus
ditaati oleh setiap rumah sakit (sebagai suatu
lembaga) dalam menjalankan tugas memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
Indonesia.
• Dalam KODERSI (2015) terdapat nilai - nilai
mengenai “Kewajiban Rumah Sakit Terhadap
Pasien”, antara lain terdapat pada pasal 15 s/d 25.
RUMAH SAKIT
• merupakan salah satu sarana bagi dokter untuk
menjalankan praktek profesinya. Dengan
demikian penting bagi dokter untuk memahami
aspek profesionalisme dokter terkait dengan
KODERSI.
• Aspek profesionalisme dokter dalam KODERSI
dapat dilihat dari kewajiban dokter terhadap
pasien, antara lain dokter WAJIB
MEMBERIKAN HAK
– mengutamakan keselamatan pasien
– memberikan informed consent sebelum memulai
TJONTOH KASUS

• Dokter praktek di rumah, pasiennya banyak hingga


antri karena terkenal obatnya manjur dan ramah, tapi
ketika memeriksa pasiennya kebiasaan dokter tersebut
memeriksa dengan celana pendek

APAKAH DOKTER TERSEBUT


PROFESIONAL ?
TJONTOH LAGI
• Seorang dokter banyak pasiennya karena dipercaya
mempunyai kekuatan supranatural, ketika dokter tersebut
memeriksa pasien. Dokter tersebut memberikan obat
sambil baca mantra dan menyuruh pasiennya untuk
minum obat memakai air yang ada dari lereng gunung
merapi

APAKAH DOKTER TERSEBUT


PROFESIONAL ?
TINDAKAN MEDIK
TIDAK BERTENTANGAN DENGAN HUKUM BILA MEMENUHI
SYARAT PROFESIONAL

mempunyai indikasi medis, untuk mencapai suatu


tujuan yang konkret

dilakukan menurut aturan-aturan yang berlaku di


dalam ilmu kedokteran

harus sudah mendapat persetujuan dulu dari pasien


KESIMPULAN
• Pemahaman tentang profesionalisme harus dimiliki oleh
seorang dokter agar dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik.

• Profesionalisme merupakan suatu penentu kualitas


hubungan dokter yang digambarkan melalui seperangkat
perilaku dan sangat bergantung dengan kepercayaan.

• Hubungan ini tidak terbatas pada dokter dan pasien sebagai


individu, tetapi juga hubungan dokter sebagai sebuah
kelompok profesi dengan masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
• Arnold, L., & Stern, D.T. (2006). What is Medical Professionalism? In Stern DT, ed. Measuring
Professionalism. New York NY: Oxford University Press Inc.
 
• Cruess R.L & Cruess S.R. (2009). The Cognitive Base of Professionalism. In: Cruess R.L.,
Cruess S.R., Steinert Y ed. Teaching Medical Professionalism. New York: Cambridge
University Press, 7-23.

• Cruess S.R & Cruess R.L. (2012). Teaching professionalism – Why, What and How. Facts
Views Vis Obgyn. 4(4): 259–265. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3987476/ pada tanggal 2 Maret 2016.

• Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)


(2015). Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI).
 
• Purwadianto, A., Soetedjo, Gunawan, S., Budiningsih, Y., Prawiroharjo, P., and Firmansyah, A.
(2012) Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai