Anda di halaman 1dari 32

LECTURE 1

Pendahuluan blok Etik dan Humaniora.

➔ Profesionalisme berasal dari akar kata “profesi” . Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008), profesionalisme adalah “tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi.” Sedangkan profesi merupakan suatu kelompok yang memiliki kekuasaan
tersendiri dan karena itu mempunyai tanggung jawab khusus.
➔ Profesi, profesional, dan profesionalisme memiliki pengertian yang umum dan
dapat digunakan untuk profesi lain. Karena hal tersebut, maka istilah “profesionalisme
kedokteran (medical professionalism)” telah dikembangkan dan digunakan agar memiliki
pengertian yang spesifik dalam praktik kedokteran (Cruess S.R. & Cruess R.L., 2009)

Profesionalisme sebagai Kontrak Sosial


➔ Terdapat dalam Standar Kompetensi Kedokteran Indonesia Th.2012

➔ Pada bagian preambul Physician Charter (Brennan, et al, 2002) dinyatakan bahwa
profesionalisme merupakan dasar kontrak sosial. Dokter dituntut untuk menempatkan
kepentingan pasien di atas kepentingan sendiri, menetapkan dan mempertahankan
standar kompetensi dan integritas, serta menyediakan pemecahan masalah kesehatan
masyarakat. Hal yang sangat penting bagi kontrak ini adalah kepercayaan/TRUST
(Brennan, et al, 2002; Cruess S.R. & Cruess R.L., 2009).

LECTURE 2
Medical Professionalism

What is the real meaning of job?


• Tidak semua kegiatan adalah pekerjaan
• Makan, jalan-jalan, hubungan intim = kesibukan bukan pekerjaan
• Pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan, membutuhkan fitur khusus
• Terapkan dengan kesenangan (tetapi bukan permainan)
• Tapi karena kita ingin sungguh-sungguh mencapai hasil Atau sebagai benda, hasil
kerja, tenaga dan sebagainya sebagai pengabdian kepada masyarakat, termasuk
dirinya sendiri.
• Menggunakan energi fisik dan/atau spiritual
• Bekerja sebagai pernyataan diri
• Pikiran seseorang tidak dapat diketahui sebelum dia bertindak.
• Sebelum kita bertindak, kita tidak tahu apakah dia seorang musisi atau ahli matematika
sebelum dia menghasilkan musik atau memecahkan masalah sains.
• Potensi menjadi kenyataan.
• Mengekspresikan dirinya, = pemahaman diri secara individu dan sosial.
• Cintai pekerjaan – cintai hasilnya --cintai dirimu sendiri
• Tidak merasa aneh atau merasa ditolak dalam tugasmu
Profesi adalah sebuah pekerjaan berkomitmen kuat untuk kesejahteraan orang lain dengan
standar moral yang tinggi dan otonomi tingkat tinggi. Kolektivitas individu yang
mempraktekan okupasi. Penguasaan body of knowledge dan keterampilan khusus yang
berasal dari pendidikan dan pelatihan khusus.
What is Profesional?
• Seseorang yang termasuk dalam kelompok (profesi) yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap khusus yang diperoleh setelah lama belajar dan digunakan
untuk kepentingan anggota masyarakat lainnya.
10 Professional Responsibility
1. Komitmen terhadap kompetensi professional
2. Komitmen untuk jujur dengan pasien
3. Komitmen terhadap kerahasiaan pasien
4. Komitmen untuk mempertahankan hubungan yang sesuai/sepadan dengan pasien
5. Komitmen untuk meningkatkan kualitas perawatan
6. Komitmen untuk meningkatkan akses perawatan
7. Komitmen untuk distribusi yang adil dari sumber daya yang terbatas
8. Komitmen pada pengetahuan ilmiah
9. Komitmen untuk menjaga kepercayaan dengan mengelola konflik kepentingan
10. Komitmen untuk tanggung jawab profesional
Professionalism includes
1. Perilaku profesional: Penguasaan tubuh pengetahuan dan keterampilan khusus
(KOMPETENSI)
2. Perilaku profesional: Integritas, Welas Asih, Altruisme, Peningkatan berkelanjutan,
Keunggulan,
3. Collegiatness : Bekerja dalam kemitraan dengan anggota tim yang lebih luas
(ETIKA)
4. Melaksanakan tugas dengan kesehatan Jasmani & Jiwa yang baik, Disiplin
penerapan ilmu dan pelayanan kesehatan, Komunikasi, informasi dan pendidikan
(DISIPLINE)
IF you ignore -> neglect -> professional misconduct -> patients will leave you, they will not
come again, and healing effort failed.
Patients Complaints
Dokter tidak menyediakan waktu yang cukup untuk pasien 51%
Dokter tidak ramah 42%
Dokter tidak menjawab pertanyaan dengan jujur dan lengkap 40%
Dokter kurang berpengetahuan dan kurang kompeten 37%
Dokter tidak memperlakukan pasien dengan hormat 27%
Dokter tidak selalu tersedia di tempat saat dibutuhkan 27%
SLOGAN “Trust me im a doctor” ????
Challenges to Professionalism
• Meningkatnya populasi dokter
• Spesialis dan superspesialis (variasi spesialis)
• Teknologi tinggi praktik medis (termasuk kloning/sel induk/fertilisasi ekstrauterin)
• Komersialisme/bisnis medis
• Meningkatnya kebutuhan layanan yang berkualitas (konsumerisme)
• Profesionalisme versus otonomi pasien
How to deal with challenges
• Standar pendidikan, Kode Etik, Regulasi diri, Lisensi, Pedoman praktik klinis,
Pendidikan kedokteran berkelanjutan, Kontrol hukum, Komunikasi.
The important of welfare in professionalism
• Menjawab pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,
• Antisipasi ketidakpastian dalam praktik medis
• Perlunya pelayanan yang komprehensif dan berkualitas
• Peran kesejahteraan
• Menjamin kerjasama dokter dan tenaga kesehatan lainnya (perawat, apoteker,
fisioterapis, teknisi lab, pekerja sosial)
• Saling memelihara layanan profesional (standar perilaku dan prosedur yang tinggi)
menurut KODEKISecara tidak langsung membangun kehormatan dan kepercayaan
pasien/masyarakat
Colleague in medical practice
• Referring patients
• In cooperation with colleague
• Working in teams
• Lead the team
• Set up a surgeon
• Obey the task
• Delegation of authority
What will you do if your colleague did Abaikan standar, Masalah tentang perilaku dan
prosedur, Tidak etis, Tidak ramah, Tidak sesuai, Menipu, Tidak aman, Ceroboh / lalai, Tidak
kompeten, Tidak sesuai SOP, Menyakiti?
1. Basic Approach = Perluas wawasan, Algoritma acara, Selalu menjaga objektivitas,
Hindari penilaian premature, Bantuan dengan wajar, Menumbuhkan rasa hormat,
simpati dan empati, Bijaksana: “mengatasi masalah kesalahan rekan kerja, jangan
anggap (pura-pura) diri kita yang paling suci…?”
2. It’s not easy -> Malu / enggan karena teman, Dianggap menyerang reputasi,
Membuat perasaan tidak nyaman / terhina, Dianggap motif yang tidak tepat
(cemburu/iri hati), Konsekuensi pelaporan: tidak diajak bicara/bermusuhan
3. Even though… Melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh rekan kerja adalah
tugas professional, Dokter memiliki kewajiban untuk menjaga nama baik dari
profesinya, Karena dokter paling menyadari ketidakmampuan, kelalaian atau
kesalahan rekan-rekannya.
4. Steps
i. dekati kolega tersebut dan katakan bahwa menurut Anda tindakannya tidak aman
dan tidak etis.
II. diskusikan dengan atasan Anda dan/atau atasan rekan kerja Anda dan serahkan
keputusannya kepada orang tersebut
III. laporkan ke komisi disiplin
Component of Professionalism
1.Body of Knowledge (Keilmuan)
2. Ethical Conduct (Etika Profesi)
3. Collegiatness (Kesejawatan)
4. Altruism (Kepentingan banyak orang)
5. Patient Safety (Keselamatan pasien)

The First and foremost is patient’s safety

LECTURE 3
Patient’s Right and Autonomy

What is human rights?


Hak seorang manusia yang melekat dari lahir sebagai anugrah dari Tuhan, mutlak,
universal, objektif, konsisten, tidak dapat dicabut dan tidak dapat dibagikan. Tujuannya
adalah untuk untuk memenuhi dasar kebutuhan manusia serta kemerdekaan atau
kebebasan keadilan dan perdamaian dunia.
Human’s right berhubungan dengan private, politics, economy, law, social, culture, health,
etc.

Rights
Hak pasien mencakup masalah hukum dan etika dalam hubungan penyedia-pasien:
– hak privasi
– hak atas perawatan medis yang berkualitas tanpa prasangka
– hak untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang perawatan dan pilihan
pengobatan
– hak untuk menolak pengobatan
The purpose
• untuk memastikan perlakuan etis bagi orang yang menerima layanan medis atau
perawatan kesehatan profesional lainnya
• kemampuan seseorang untuk menuntut penyedia rencana kesehatan;
• akses ke perawatan darurat dan khusus,
• pengujian diagnostik,
• resep obat tanpa prasangka;
• kerahasiaan dan perlindungan informasi medis pasien;
• kesinambungan perawatan.
The basic right include the right to
• berpartisipasi dalam pengembangan dan implementasi dalam rencana perawatan
• diperlakukan dengan hormat dan bermartabat
• diinformasikan tentang kondisi, pilihan pengobatan, dan kemungkinan hasil serta efek
samping pengobatan
• menolak pengobatan sesuai dengan hukum, dan menerima informasi tentang
konsekuensi penolakan
• kualitas pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi karena ras, keyakinan, jenis kelamin,
agama, asal kebangsaan, atau sumber pembayaran
• privasi dan kerahasiaan, yang mencakup akses ke catatan medis berdasarkan
permintaan
• keamanan pribadi
• mengetahui identitas orang yang merawat pasien, serta hubungan antara profesional
dan lembaga yang terlibat dalam perawatan
• informed consent untuk semua prosedur
• informasi, termasuk rekam medis oleh pasien atau perwakilan resmi pasien dan biaya
rumah sakit, kecuali untuk Medicaid dan bantuan umum
• konsultasi dan komunikasi
• mengeluh atau memuji tanpa takut akan pembalasan atau kompromi terhadap akses
atau kualitas perawatan
Informed Consent (PSP/PTM)
Informasi tentang (Diberikan secara lisan, tertulis, dan isyarat)
Diagnose, Tatacara tindakan, Tujuan tindakan medis, Risiko dan komplikasi, Alternatif lain
dan risikonya, dan prognosis.
Hak pasien (Deklarasi Lisabon 1991)
• Hak memilih dokter
• Hak dirawat dokter yang “bebas”
• Hak menerima/menolak pengobatan setelah menerima informasi
• Hak atas kerahasiaan
• Hak mati secara bermartabat
• Hak mendapatkan dukungan moral/spiritual
Hak pasien (UU Kesehatan)
• Hak atas informasi
• Hak atas second opinion
• Hak memberi persetujuan pengobatan/tindakan medis
• Hak atas kerahasiaan
• Hak pelayanan kesehatan
The Doctor-Patient Relationship
1. hubungan ini tidak hanya profesional tetapi juga manusia
2. itu menentukan martabat masing-masing
3. berkembang dengan harapan bisa menyembuhkan dan disembuhkan
4. itu membutuhkan empati, kepercayaan, kasih sayang dan kepekaan
5. ia tidak setara dalam istilah profesional tetapi tidak dalam istilah manusia
The brutal medical experiments
(1) orang-orang dipaksa menjadi subyek dalam pelajaran yang sangat berbahaya yang
bertentangan dengan keinginan mereka;
(2) hampir semua subjek mengalami penderitaan yang luar biasa, mutilasi, dan rasa sakit
yang tak terlukiskan; dan
(3) eksperimen sering kali sengaja dirancang untuk berakhir dengan akibat yang fatal bagi
korbannya
(4) percobaan mengakibatkan kematian, cacat, atau cacat permanen
Seharusnya seorang dokter tidak melakukan eksperimen brutal yang mengancam banyak
jiwa. Maka dari itu, ada yang namanya basic calue in medical practice yang terdiri atas
Respect for autonomy, beneficence, non maleficence, dan justice.
a. Autonomy
dari heteronomy -> autonomy. Autonomy adalah hak pasien untuk membuat
keputusan tentang perawatan medis mereka tanpa penyedia layanan kesehatan
mereka mencoba memengaruhi keputusan tersebut. Otonomi pasien memungkinkan
penyedia layanan kesehatan untuk mendidik pasien tetapi tidak memungkinkan
penyedia layanan kesehatan membuat keputusan untuk pasien. Otonomi adalah
"aturan pribadi dari diri sendiri yang bebas dari gangguan pengendalian oleh orang
lain dan dari batasan pribadi yang mencegah pilihan yang bermakna". Individu
otonom bertindak dengan sengaja, dengan pemahaman, dan tanpa mengendalikan
pengaruh.
• Otonomi = kapasitas untuk berpikir, memutuskan dan bertindak atas dasar
pemikiran dan keputusan tersebut secara bebas dan mandiri
• Bebas dari campur tangan orang lain
• Kebebasan ini dilindungi oleh hukum
• Hak hukum untuk menolak pengobatan apapun (bahkan menyelamatkan
nyawa) / melakukan yang terbaik untuk pasien
• Konflik antara prinsip menghormati otonomi pasien dan prinsip kebaikan
• Kritik terhadap paternalisme medis
• Pengembangan pengobatan yang "berpusat pada pasien"
• Meningkatkan standar dalam memberikan informasi kepada pasien
• Pengembangan informed consent
b. Clinical Applications
• Penghormatan terhadap otonomi adalah salah satu pedoman dasar etika
klinis.
• Otonomi dalam kedokteran tidak hanya memungkinkan pasien membuat
keputusan sendiri.
• Dokter memiliki kewajiban untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk
pilihan otonom pada orang lain.
• Bagi seorang dokter, menghormati otonomi termasuk menghormati hak
individu untuk menentukan nasib sendiri serta menciptakan kondisi yang
diperlukan untuk pilihan otonom.
• Orang-orang datang ke dokter untuk mendapatkan panduan dalam membuat
pilihan karena mereka tidak memiliki latar belakang atau informasi yang
diperlukan untuk membuat pilihan berdasarkan informasi.
• Dokter mendidik pasien agar mereka memahami situasinya secara memadai.
• Dokter menenangkan emosi dan mengatasi ketakutan yang mengganggu
kemampuan pasien untuk membuat keputusan.
• Mereka menasihati pasien ketika pilihan mereka tampaknya mengganggu
kesehatan dan kesejahteraan
• Penghormatan terhadap otonomi juga mencakup:
–kerahasiaan,
–mencari persetujuan untuk perawatan dan prosedur medis,
–mengungkapkan informasi tentang kondisi medis mereka kepada pasien,
–dan menjaga privasi.
c. The analysis of autonomy
• Evaluasi -> Kehidupan seperti apa yang kita pikir harus kita jalani / kita
anggap terbaik untuk kita
• Evaluasi harus rasional, berdasarkan pemahaman yang benar tentang
fakta-fakta yang relevan
• Tanpa membuat kesalahan logika yang relevan
• Mampu membayangkan seperti apa keadaan yang relevan nantinya
• Menghormati otonomi seseorang tidak selalu sama dengan menghargai
pilihannya
• Keinginan yang lebih tinggi dalam hierarki harus dihormati
Recommendations for Enhancing Patient Autonomy
Bagikan keahlian medis Anda sepenuhnya sambil mendengarkan dengan cermat perspektif
pasien.
• Rekomendasi harus mempertimbangkan fakta klinis dan pengalaman pribadi
• Fokus pertama pada tujuan umum, bukan pilihan teknis
• Ketidaksepakatan harus memulai proses pertukaran timbal balik
• Pilihan akhir adalah milik pasien yang mendapat informasi lengkap

LECTURE 4
Etika dalam Penelitian Kesehatan
• ETIKA PENELITIAN 🡪 Persoalan norma (standar) yang harus digunakan sebagai
pedoman dan sekaligus nilai-nilai luhur 🡪 boleh/tdk boleh; Benar/salah

• Secara teoritis peneliti :

– Etika deontologi 🡪 yang benar

– Etika konsekuensi 🡪 yang membawa kebaikan bagi banyak orang.

• Tanggung jawab peneliti bidang psikologi 🡪 mengasah kemampuan 🡪 memahami


perasaan, pemikiran, & perilaku dgn berbagai cara 🡪 keuntungan kemanusiaaan.

• Peneliti bertanggung jawab secara legal 🡪 segala hal yang terjadi pada subjek.

Pengenalan

Terdapat perubahan fundamental dalam kehidupan manusia. Perubahan peran IPTEK ->
Konsep baru knowledge based development -> Knowledge base health system -> IPTEK
menentukan penyusunan kebijakan dan implementasi pembangunan kesehatan.

Penelitian kesehatan (Biomedical Research) secara umum meliputi farmasetika, alkes,


radio-imaging, epidemiologi, ilmu sosial dan perilaku, teknologi kloning dan stem cells. Yang
akhirnya menghasilkan konsep dan menyebabkan pergeseran paradigma.

PK di Indonesia merupakan bagian integral PK internasional (Publikasi, kerjasama, dll) PK


harus menghormati privacy, dignity atau martabat, human care atau manusia (trdpt pd Btr 11
& 12 Deklarasi helsinki) In Vitro -> In vivo (hewan coba dan manusia) ELSI Ethical, Legal, &
Social Implication. Ethical clearance disyaratkan oleh setiap lembaga penelitian, majalan
ilmiah, sponsor, pemerintah.

Landasan Hukum

Etik menghargai martabat manusia dan hak asasinya sebagai sesama ciptaan. Hak asasi
manusia sebagai pribadi, sumber jnformasi, persetujuan secara sadar dan bebas, ada
outsider reviewer.

International Guidelines and Principles of Research Ethics

1. Nuremberg Code (1947)

Put emphasize on protection of the integrity of the research participant and on their
voluntary consent

2. Universal Declaration of Human Right (United Nations, 1948)

Artifle 7 of the international convenant on cicil and political right (1966) states : No
one shall be subjected without his or her free consent to medical experimentation

3. The declaration of Helsinki (1964)


4. Operational Guideline for Ethics Committees that Review Biomedical Research
(WHO, 2000)
5. International Ethics Guideline for Biomedical Research Involving Human Subject
(CIOMS, 2002)
6. Bioethics Communities of Work Procedures and Policies (UNESCO, Guide no. 2,
2005)

Etika Penelitian pada Manusia

3 prinsip umum yaitu menghormati harkat martabat manusia (respect for person), berbuat
baik (beneficence) & tdk merugikan (non maleficence), dan keadilan (justice). Prinsip
tambahan = Utamakan kepentingan subjek atau masyarakat, menghormati integritas subjek,
menghentikan penelitian apabila bahaya lebih besar daripada manfaat, publikasi scr akurat

Vulnerable group seperti wanita hamil, menyusui, anak anak, penderita kelainan jiwa,
narapidana dgn kebebasan dicabut scr hukum, mahasiswa tentara (dependent)

Tanggung Jawab Penyelanggaraan Penelitian -> Principle Investigator melaksanakan


penelitian sesuai protokol yg disetujui KE, menjamin subjek, lapor, di audit. Sponsor atau
penyumbang dana penelitian, institusi tempat penelitian, KE merupakan rambu rambu etik
dan ilmiah.

Aspek tercantum dalam persetujuan setelah penjelasan (PSP) / Informed Consent

1. Informasi dgn kata kata yang mudah dimengerti org awam. Berisikan latar belakang
penelitian, berapa lama dan berapa subjek yang diperlukan, perlakuan thdp subjek,
tujuan penelitian, dan prosedur penelitian.
2. Ketidaknyamanan atau resiko yang mungkin terjadi, keuntungan yg diharapkan,
alternatif tindakan, penjelasan kompensasi atau asuransi, penjelasan terjaminnya
rahasia subjek, nama jelas dan alamat penanggung jawab medis, partisipasi harus
bersifat sukarela.

Etika Penelitian pada Hewan

Penderitaan hewan coba untuk kebaikan manusia perlu dijamin kesejahteraan dan
diperlakukan secara manusia. Prinsip 3r Reduction, Refinement, Replacement harus
menjadi penggunaan hewan coba.
Perlindungan Hewan 🡪 peraturan ukuran kandang, makanan, peralatan tidur, tempat
pembuangan, minuman, pembiusan dan aspek lain.
Tujuan : membuat standar 🡪 hewan percobaan merasa nyaman dan kondisi selamat.
Aspek 3 R dalam eksperimen dg menggunakan binatang:
Replacement 🡪penggantian binatang hidup dg alternatif lain (In vitro, less sentient animal,
tidak gunakan hewan scr absolut)
Reduction 🡪 pengurangan penderitaan hewan --. Sedikit binatang / menghindari
pengulangan penelitian yg sama (jumlah hewan coba dikurangi)
Refinement 🡪perbaiki prosedur penelitian agar lebih ringkas / cepat 🡪 eksperimen less
stresfull (menggunakan metode yg mengurangi nyeri dan penderitaan)
Etika
1. Konsep dan disiplin apa yang baik dan buruk dan apa yang merupakan tugas dan
kewajiban moral.Prinsip menerima perilaku yang mengatur individu atau kelompok.
2. Disiplin akademik dan studi tentang masalah moral dan etika.
Praktek yang tidak dapat diterima atau menyimpang dari etika: Penipuan, plagiatisme,
pencurian data, lawbreaking, penyimpangan dari kode etik yang telah disepakati, kekeliruan,
penyalahgunaan dana atau kepercayaan publik, partisipasi dalam praktek-praktek yang
membahayakan

Fakta yang paling penting yang harus kita ingat tentang penelitian adalah hubungan
implisit antara kejujuran dalam pelaksanaan penelitian dan validitas data penelitian.
Jika aplikasi teori dan teknologi harus berlaku dan berfungsi, maka suatu hal penting
bahwa temuan peneliti didasarkan pada kejujuran.

Prinsip-prinsip ETIKA
1. Seorang peneliti bertanggung jawab mengevaluasi penelitiannya untuk tetap
mengikuti prinsip etika penelitian
2. Seorang peneliti harus menimbang antara resiko yang akan dialami dengan hasil
penelitian yg diperoleh
3. Tanggung jawab terakhir pengambilan keputusan dilakukannya penelitian
sepenuhnya berada ditangan seorang peneliti meskipun dia sudah mendapatkan
banyak saran dari berbagai sumber
Penyebab pelanggaran Etika
a. ketidaktahuan peneliti bahwa dia sudah melanggar etika penelitian
b. peneliti mengabaikan etika penelitian yang tlh diketahui -> menganggap apa yg
dilakukannya sah
c. adanya tekanan secara internal dan eksternal
Plagiat
• Pelaporan hasil penelitian 🡪 jujur dan akurat
• Peneliti plagiat 🡪 peneliti yang mengakui ide orang lain, kalimat / tulisan sebagai hasil
pemikirannya 🡪 pencantuman sumber dari pemikiran

Lecture 5
Informed Consent and Confidentiality

Trilogy of Medical Secrecy (Rahasia Kedokteran)


• Informed Consent

• Medical Record

• Medical Secrecy
Autonomy and Confidentiality
Elements of Informed Consent ( Beauchamp and ChiAldress)
• Threshold Elements=Competency,Voluntariness (uninfluenced)
• Information Elements=Disclosure,Recommendation,Understanding
• Consent Elements=decision,Authorization (agreement)
ContextualEmergency
• Emergency
• Threaten public health
• Waiver Rights
• Clinical privilege
• Incompetence person
• Loss of memory
• Mental retardation
• Terminal state
• Etc.
Permenkes No 585/Menkes/Per/IX/1989
• Informed consent = persetujuan tindakan medik (PTM)An agree to (consent) or
agreement statement in which given by the patient willingly and rationally upon
received an adequate information from the doctor and also understood it
• An agreement from concerned patient or the patient’s family on the explanation of
medical procedures intended for diagnostic or therapy which will be proceed to
the patient concerned(Permenkes No 585/Menkes/Per/IX/1989)
Informasi pada informed consent berisi tipe prosedur kesehatan, tujuan, resiko, kekurangan
dan kelebihanya, alternatif lain, konsekuensi jika menolak prosedur. Informasi harus jelas,
dengan kata yang mudah dipahami, dpt dimengerti pasien, sesuai dengan strata sosial
pasien. Forms atau tipe informed consent :
a. Expressed via oral and written
b. Implied, tacit, presumed consent berdasarkan kondisi normal dan kondisi emergency
Oral -> prosedur medis tanpa resiko tinggi
Written -> prosedur medis dengan resiko tinggi
Normal -> physical examination, laboratory, deliveries, wound treatment, goverment
programs
Emergency -> life saving, limb saving
Yang menerima informasi jika pasien sendiri dinamakan DIRECT CONSENT. Jika keluarga
atau wali disebut PROXY CONSENT dikarenakan pasien dlm keadaan tidak sadar, dibawah
umur, menderita penyakit mental, waiver rights.
a. Waiver rights = pasien menyerahkan seluruh keputusan pada dokter untuk
mengambil tindakan yang terbaik untuknya
b. Blanket consent = surat pernyataan umum dari pasien saat masuk RS yang
menyatakan persetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan padanya
c. Proforma consent = form yang ditandatangani pasien saat akan operasi tanpa
memberikan informasi sebelumnya (bukan informed consent dan tidak punya value
legal)
d. Surgical procedures = di berikan melalui dokter yang akan mengoperasi, ditulis juga,
jika pasien menolak akan menandatangani informed refusal. Operasi yang tertunda
tidak diperbolehkan kecuali kondisi yang ditemukan tidak dapat didiagnosis dengan
tepat sebelum operasi, operasi lanjutan masih terletak di area sayatan lokal. Jika
anda berlatih dengan baik akan menghasilkan operasi yang baik pula.
e. Emergency = tidak membutuhkan informed consent karena seorang dokter harus
berusaha mengupayakan keselamatan pasien dan tidak ada waktu untuk
menghubungi keluarga. Operasi dilakukan sampai limit life saving and limb saving
f. Invalid IC = karena adanya tekanan hingga terpaksa, diterima oleh unprivileged
person, ghost surgery, tidak sepenuhnya sadar.
g. Doctrines = therapeutic privilege doctrine, volenti non fit injuria doctrine (assumption
of risk, he who willingly undertakes a risk can’t afterwards a complain example living
organ donor)
h. IC needed for = clinical autopsy, transplantation, biomedical research involving
human as subject
Confidentiality
-> hak semua individu untuk dirahasiakan informasi pribadinya. Principlesnya adalah privacy
(freedom) dan respect to someone’s wishes. All information about the condition of the
patient through out his/her treatment for illness or during the period of improving health
well-being. Anamnesis, physical examination, diagnostic examination, diagnosis, therapy or
even prognosis.
Fundamental of Confidentiality
Dasar Hukum
• Peraturan Pemerintah no.10 tahun 1966
• UU Pradok No.29 tahun 2004, Pasal 48(1)
• UU Pradok No.29 tahun 2004, Pasal 51 huruf c
• Pasal 322(1) KUHAP
• UU Pradok No.29 tahun 2004, Pasal 79 huruf c
Disclose of medical confidentiality
1. Consent by patient
2. Without consent
• Pasal 170 KUHAP, Pasal 133 KUHAP, Dasar penghapus pidana (special articals), Pasal
48 KUHP, Pasal 49 KUHP, Pasal 50 KUHP, Pasal 51 KUHP, UU Pradok No.29 tahun
2004 Pasal 47 (2)
• Under state request
• Overmach
• Noodtoestand
• Command
• Law and justice Balancing public interest consept

Lecture 6
Medico Legal Aspect of Medical Certification and Medical Record
Profesi Dokter mempunyai Tanggung jawab :
• Tanggung Jawab Moral
• Berhubungan dengan Etika dan Moral
• Tanggung Jawab Hukum
• Menegakkan Supremasi Hukum
• Obligasi : Balancing Public Interest concept
• Tanggung jawab karena hubungan
• Hubungan Dokter – Pasien
• Hubungan Dokter – Dokter
Surat Keterangan Medis
Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter berdasarkan fakta Medis tentang status
kesehatan seseorang. Berdasarkan kepentingan :
• Kepentingan kesehatan
• Kepentingan bukan kesehatan (Hukum/ medico legal)
Yang meminta : Pasien, Pihak ketiga, Pihak berwewenang (Hukum)
Physical evidence
• Data medis, Tanggung jawab profesi
• Implicit reasoning :
• Ilmu Medis
• Komitmen teori
• Tujuan medis
• Milik pasien 🡪 Confidentiality, medical secrecy
• Informed consent
• Professional witness
Opinion Evidence
• Expert witness (ekspertise)
• Interpretasi dari bukti fisik (data medis)
• Menjelaskan hubungan sebab dan akibat (kausalitas)
• Kepentingan kesehatan : kausalitas medis
• Kepentingan bukan kesehatan : kausalitas Mediko Legal
• Explicit reasoning :
• Pemikiran kritis (Critical thinking)
• Reasoning berdasarkan kepentingan :
• Kepentingan kesehatan : Medical reasoning
• Kepentingan bukan kesehatan : Medical reasoning dan legal reasoning
(Legal Proof)
Pasal 7 KODEKI :
Seorang dokter wajib hanya memberikan Surat Keterangan dan Pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya
• berdasarkan FAKTA MEDIS
• Tanggung jawab profesi
Keyakinan Kebenaran hasil pemeriksaan medis berdasarkan :
• Keilmuan
• Pengalaman klinis
• Perhitungan epidemiologic
• Pemahaman kemanusiaan (IMPLISIT REASONING)
Surat Keterangan Medis dibuat dengan: Jujur, Patut, Teliti, Hati-hati, Berdasarkan SUMPAH
JABATAN dan perundang-undangan, Bebas dari komflik kepentingan ( Complicit of Interest )
UU No 29 TH 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat Rekam
Medis
Pasal 46 ayat(1)
Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter,
dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik
pasien
Pasal 47 ayat(1)
Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan
Pasal 47 ayat (2)
Setiap tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan wajib
membuat rekam medis penerima pelayanan kesehatan
Pasal 70 ayat (1)
Rekam medis penerima pelayanan kesehatan harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya
oleh tenaga kesehatan dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
Pasal 70 ayat (4)

Pasal 79 UU Pradok No.29 tahun 2004 :


• Pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
• Denda paling banyak Rp 50.000.000,00 ( Lima Puluh Juta Rupiah )
PMK No 24 tahun 2022
Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis yang dibuat dengan menggunakan sistem
elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggara Rekam Medis
Pasal 1 angka 2 PMK No 24 Th 2022
Prinsip Keamanan data dan informasi :
1. KERAHASIAAN Hak akses
2. INTEGRITAS Keakuratan data dan informasi
3. KETERSEDIAAN Data dan informasi dapat diakses
Pembukaan isi rekam medis pasien
a. disetujui
● Kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan penyembuhan
● Permintaan pasien sendiri
● Keperluan administrasi, pembayaran asuransi atau jaminan pembiayaan
kesehatan
● Permintaan disampaikan kepada pimpinan fasyankes
● Bila pasien tidak cakap, persetujuan boleh oleh keluarga
● Untuk keperluan administrasi, pembayaran asuransi atau jaminan pembiayaan
kesehatan secara tertulis dan atau sistem informasi elektronik
b. tanpa persetujuan pasien
● Permintaan aparat penegak hukum
● Penegakan Etik dan disiplin
● Audit medis
● Penanganan kejadian luar biasa/wabah
● Pendidikan dan penelitian
● Perlindungan ancaman kesehatan individu lain atau masyarakat

● TIDAK MEMBUKA IDENTITAS PASIEN

Lecture 7
Aspek Hukum dalam Praktek Kedokteran

A. Hukum kesehatan adalah semua peraturan yang mengatur tentang pelayanan


kesehatan, baik yang khusus maupun yang umum. Maksud dan Tujuan Hukum
Kesehatan adalah untuk memberikan Perlindungan dan Kepastian hukum. Contoh
hukum kesehatan :
● Umum (Lex Generalis) Berhubungan dengan bidang spesialisasi Hukum
Contoh :
Hukum perdata, pidana atau administrasi yang dapat diterapkan dalam
pelayanan kesehatan.
● Khusus (Lex Specialis)
Ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan
Contoh :
– UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
– UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
– UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
– Permenkes No. 755 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik
– Dll
Cakupan Hukum Kesehatan ;
• Hukum Kedokteran
• Hukum Keperawatan
• Hukum Farmasi Klinik
• Hukum Rumah Sakit
• Hukum Kesehatan Masyarakat
• Hukum kesehatan Lingkungan
• Dll
B. Hukum Kedokteran
• Dalam Arti Luas
Semua ketentuan di bidang medis yang berkaitan dengan pelayanan medis, baik dari
dokter, perawat, bidan, dan laboratorium
• Dalam Arti Sempit
Bagian dari Medical Law yang meliputi ketentuan hukum yang hanya meliputi bidang
profesi dokter saja (Hukum Kesehatan Perorangan)
Cakupan Hukum Kedokteran: Malpraktik Medis, Hubungan dokter-pasien, Rekam
Medis dan Rahasia Kedokteran, Informed Consent, Euthanasia, Dll

C. Aspek Hukum dalam Praktik Kedokteran


Hukum dalam wujud praktis “peraturan” adalah untuk mengatur dan atau
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Praktik Kedokteran adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan *(
*(Pasal 1 angka 1 UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Merupakan penerapan hukum dalam Pradok yang menimbulkan tanggung jawab
hukum, terdiri dari :
1. Hukum Administratif
★ Melaksanakan perintah Undang-undang
Dokter /Drg dalam melaksanakan praktik wajib memiliki izin* Pasal 36 UU no.29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
★ Tentang “Perizinan”
Izin menjalankan praktik memiliki dua makna, yaitu:
•Izin dalam arti pemberian kewenangan secara formil (formeele bevoegdheid)
SIP
•Izin dalam arti pemberian kewenangan secara materiil (materieele bevoegdheid)
STR
★ Legalitas melakukan praktik kedokteran
Telah memenuhi syarat :
1.Lulus uji kompetensi oleh organisasi profesi (Sertifikat Kompetensi)
2.Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) oleh KKI dan berlaku selama 5 tahun
serta dapat diperpanjang melalui uji kompetensi lagi
3.SIP oleh Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten
Bagaimana bila praktik tanpa SIP/STR?
1. Praktik tanpa STR/SIP (denda 100 juta) *
2. Mempekerjakan dokter tanpa SIP (denda 300 juta)**
3. Segala produknya menjadi batal demi hukum, bila terjadi malpraktek, maka wajib
mengganti kerugian karena pelanggaran hukum (secara materiil dan immateriil)***

* Pasal 75 (1) dan 76 UUPK


** Pasal 80 (10) UUPK
* ** Pasal 1365 KUHPERDATA
3. Dokter dianggap tidak berwenang dan tidak memiliki kompetensi (membahayakan
masyarakat), apabila tindakan dokter mengakibatkan pasien luka berat* atau
meninggal,** maka dianggap melakukan kelalaian.

* Pasal 360 KUHP


** Pasal 359 KUHP

2. Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah : himpunan peraturan perundang-undangan yang isinya tentang
peristiwa pidana atau perbuatan yang dilarang, apabila dilanggar akan dikenai sangsi
pidana *(
*( Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Indonesia Terpadu
• Dokter melanggar pasal dalam KUHP dan UU lain.
• Syarat utama tindakan pidana:
1. Mens rhea : niat buruk, kesengajaan
2. Actus rheus : perbuatan pidana (positive act and negative act), kecerobohan,
kelalaian
• Contoh
1. Kecerobohan ; tindakan tanpa IC
2. Kelalaian yang menimbulkan kematian (Pasal 359 KUHP)
3. Hukum Perdata
Hubungan hukum antara dokter dengan pasien tidak diatur secara khusus dalam KUH
Perdata. Pada dasarnya Hubungan hukum antara dokter-pasien adalah upaya
maksimal untuk penyembuhan pasien yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati
(met zorg en inspanning) Kontrak Terapeutik
Terdapat dua bentuk kontrak terapeutik :
1. Inspaning Verbintenis = Sepakat atas usaha yang maksimal
2. Resultaat Verbintenis = Sepakat atas hasil
• Pelanggaran kontrak tersebut dapat menimbulkan tuntutan perdata (ganti rugi)
Malpraktik Medis??
Kontrak Terapeutik meliputi ;
• Subyektif = Anamnesis
• Obyektif = Pemeriksaaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• Assement = Diagnosis
• Planning = Terapi Tindakan Medis KIE
Pintu masuk tuntutan hukum pasien/keluarga !!
Perbuatan Pidana dalam Pradok
A. Kesengajaan (Intentional)
• Aborsi Ilegal
• Melakukan Euthanasia
• Membuka rahasia kedokteran tanpa hak
• Menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak benar (Keterangan Palsu)
• Dll
B. Kecerobohan (Recklessness) :
• Tindakan medis yang tidak lege artis
• Tindakan medis tanpa informed consent
C. Tindakan Kurang hati-hati (Negligence) :
• Salah amputasi
• Misdiagnosis yang menyebabkan late treatment sehingga pasien menderita cacat
atau meninggal dunia
Konsekuensi Tindak Pidana
• Sesuai prosedur dalam KUHAP
• Melalui proses peradilan Pidana :
- Lidik/Sidik Penyidik Polisi
- Penuntutan JPU
- Persidangan Hakim
- Eksekusi Jaksa
• Sanksi : hukuman pidana dan atau denda
• Tanggung jawab : bersifat individu, tidak dapat diwakilkan

Lecture 8
Empati

Kemampuan dasar seseorang yaitu panca indra, pikiran, dan insting. Karena
berkembangnya perasaan yang ditimbulkan oleh pikiran dan kemampuan untuk merasakan,
kita semua pada dasarnya juga memerlukan/membutuhkan :
• Perasaan diterima oleh orang lain (ACCEPTANCE)
• Diperhatikan/Dipahami/Dimengerti oleh orang lain (UNDERSTANDING)
• Dicintai (LOVE)
Empati adalah kemampuan untuk mengerti dan membagi perasaan orang lain terhadap
sesuatu, seperti apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang tersebut seolah-olah dirinya
adalah diri kita sendiri. Hal yang demikian ini sangat berhubungan dengan kesungguhan dan
ketulusan. WUJUD EKSPRESI EMPATI :
• Pada dasarnya sangat sulit untuk mengidentifikasikan sesuatu bentuk perilaku itu
apakah tergolong Empati atau tidak, namun biasanya akan terekspresikan sbb:
• Masuk dalam situasi-kondisi orang lain, merasakan seakan-akan situsi tersebut
sebagai milik diri sendiri
• Menyampaikan kesanggupan dan apresiasi kita terhadap keadaan (perasaan) orang
lain
• Sensitif terhadap perasaan orang lain, sehingga jarang menyakiti hati orang lain.
Orang yang empati biasanya juga Tidak Agresif, Senang terlibat dalam aksi sosial, Siap
bersedia berbagi rasa dengan orang lain atau menolong orang lain.
Tahap perkembangan empati :
• 0-1 tahun = Global empati (melihat bayi menangis sampai ikut menangis)
• 1-2 tahun = Empati egosentrik (menawarkan mainannya ke orang lain/ teman yg
sedah sedih)
• 6 tahun = Empatik kognitif (usia ini memungkinkan seorang anak sudah memahami
kapan harus mendekati atau menjauhi ketika temannya sedang sedih)
• 10-12 tahun = empatik Abstrak (mengembangkan emosinya tidak hanya kepada
orang yang dikenalnya saja, tetapi terhadap orang yang belum dikenal sebelumnya)
Pada hakekatnya anak-anak sudah memiliki empati masing-masing pada dirinya secara
naluriah, sedangkan perkembangan selanjutnya tergantung seberapa besar orang tua atau
orang yang paling dekat dengan anaknya mampu memberikan stimulus atau rangsangan
terhadap perkembangan empati tersebut.
Peran Empati
• Sikap empati ikut menentukan dalam penilaian moral dan dillema moral
• Empati adalah akar moralitas
• Empati bisa membawa /menuntun seseorang untuk mengikuti prinsip moral tertentu
• Empati mendasari penilaian moral dan aksi
• Tingkatan empati mempengaruhi dalam keputusan moral seseorang
LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN EMPATI
Introspeksi mencoba mengerti terhadap perasaan sendiri
• Mencoba mengingat-ingat pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan
perasaan-perasaan yang ditimbulkan oleh pikiran
• Mencoba mengingat-ingat bentuk perilaku yang muncul akibat dari ekspresi dari
perasaan-perasaan tersebut
• Mencoba sensitif terhadap bentuk perilaku dari orang lain yang mirip dengan perilaku
yang kita miliki itu
• Mencoba memilahkan refleksi emosi, pikiran dan perasaan diri sendiri ddari subjek
yang menjadi objek empati nya
• Mencoba menginterpretasikan bentuk perilaku empati dan membandingkan dengan
pengalaman orang lain tentang pemahamannya terhadap perilaku-perilaku empati
yang mirip
• Mendiskusikan pemahaman tersebut dengan orang lain sejelas-jelasnya dengan
meng-harapkan adanya umpan balik yang khusus

Empati mutlak diperlukan sebagai dasar untuk adanya penerimaan tanpa syarat (apa
adanya) Seseorang yang berprofesi sebagai dokter, seharusnya bisa menerima seorang
pasien apa adanya. Tidak membeda-bedakan, kaya-miskin, suku, ras dan agama.

Lecture 9
Awareness to Diversity in Medical Practice

Ethical choices, both minor & major, confront us everyday in the provision of health care for
person with diverse values living in pluralistic and multicultural society.
In the face of such diversity, where can we find moral action guides when there is confusion
or conflict about what ought to be done? Such guidelines would need to be broadly
acceptable among the religious and the nonreligious and for person across many different
cultures.(McCormick)

Disease implies an entity that we can isolate and eliminate : in many cases, diseases are
merely collections of symptoms and clinical findings assembled for the convenience of the
medical profession and the patient.
Illness exists independently of identifiable specific symptoms and signs. And includes the
patient’s sensations and feelings, disabilities, discomforts attitudes, and the effects of the
symptoms on activities and relationships.

●‘Health’ means different things to different people. Health is a very complex concept and
examines different ways of viewing health
● In particular, the lay view ( of patient ) may be quite different from the medical view ( of
doctors ) and this is a potential source of much confusion in the consultation
● It is unrealistic to expect a patient to come with a well thought-out definition of health or a
typed summary of her own health beliefs. As professionals, though, we must be aware of
some of the implications of the complexities and differences
● Definitions of health depend on individual’s health beliefs and concept of what is normal, in
itself a very complex field.
Health is the absence of disease. Health is a state of complete physical, mental, and social
well-being (WHO Definition). Health designates a process of adaptation to changing
environments to growing up and ageing, to healing when damaged, to suffering and to the
peaceful expectation of death. Health embraces the future and therefore includes anguish
and the inner resources to live with it (Ivan Illich)
UNDANG-UNDANG KESEHATAN RI ( NO. 36 TH. 2009 )
KESEHATAN ADALAH KEADAAN SEJAHTERA DARI BADAN, JIWA & SOSIAL YG
MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL & EKONOMIS

Lecture 10
Communicating with Patients from Different Cultural Backgrounds
Culture is a system of shared beliefs, values, customs, behaviors, and artifact that the
members of a society use to cope with their world and with one another, and that are
transmitted from generation to generation through learning.
This definition includes not only patterns of behavior but also patterns of thought (shared
meanings that the members of a society attach to various phenomena, natural and
intellectual, including religion and ideologies), artifact (tools, pottery, houses, machines,
works of art), and the culturally transmitted skill and techniques used to make the artifacts.

In every medical encounter you need to understand the patient's culture in

order to begin to communicate effectively in some aspects.


Issue consist of Naming:
• Find out the patient's full name.
• Ask if they have a surname different from the one usually used.
• The names of other family members may be different, so do not use the husband's
surname to refer to the wife, and vice versa.
• Address people by their surnames unless a familiarity with the patient has been
established. In some cultures, elders may expect to be addressed formally as a sign of
respect.
Significant others:
• Ask who are the significant people who have accompanied the patient to the hospital.
• Find out if they wish to accompany the patient during the medical interview.
Example:
In the case study, A husband felt it was his duty, as head of the household, to be with
his wife in order to explain her problem to the doctor and be directly informed about
her condition.
• How many people can join the patient during the medical interview?
Religion
• Ask if the patient has a religion and if they practice it.
• Ask if the patient wishes to worship whilst in hospital.
• Where appropriate, explore the patient's religious views that may have a bearing on
blood transfusions, abortions, etc.
Food and diet:
• Are there dietary rules that the patient wishes to follow?
For example, a Muslim patient will not eat pork as it is considered impure.
• Is the patient vegetarian or vegan?
• Do patients have a preference about the manner in which food is served?
For example, some patients will not eat food offered with the left hand -because only
the right hand is considered to be pure and clean.
• Can relatives bring in food for the patient?
Advice on cross-cultural communication with patients
• Do not impose your own values on the patient
• Learn about the cultural background of your patients, particularly if they constitute a large
group in your community
• Learn which cultural differences might affect treatment
• Show the patient that you respect the differences between you and the patient
• Find out if there are similarities in ideas and expectations and build on them whenever
possible
• Be open-minded about cultural practices unfamiliar to you
• Accommodate cultural ideas in the treatment without compromising the quality of care
provided for the patient
• Explain that you will try to give the best medical care possible, but that you are not an
expert on their culture
Do's and Don't's in cross-cultural communication
Do’s
1. Use open questions
2. Explore the racial and cultural background only if necessary
3. Be honest about anything that may be unclear to you
4. Show respect for cultural differences
Don’t’s
1. Pretend to understand cultural patterns you are unclear about
2. Be judgmental about cultural patterns
3. Make assumptions about how the patient's cultural patterns might relate to the onset
of illness or to the outcome of treatment
4. Assume that cultural issues are unimportant if they don't appear in the initial interview,
for they may become pertinent at any stage of the medical encounter
The use of interpreters
• To make sure the relatives understand the nature of the illness and the treatment
planned.
• Interpreter from the patient's own culture can identify crucial issues and give comfort
and support.
• Possibility of bias when communication is dependent on a third party.
• Meanings can be changed in the process of translation.
• Interpreters are often lay people and are not usually familiar with medical
terminology
• An interpreter's presence may embarrass the patient when the problem is
perceived as a taboo subject (e.g. a sexual problem)
• An interpreter might reinterpret the patient's ideas, or abbreviate responses. This
can annoy doctors.
Key Points
• It is important to allow the patient to explain their cultural background, values,
beliefs and expectations when these may be relevant to the consultation.
• Heightened awareness of cultural issues can help you to make a more accurate
assessment of the patient's behavior, to improve the therapeutic relationship and
to enhance treatment.
• The doctor needs to accept other people's cultural and racial ideas as different,
but equally important
• Important issues can be overlooked if either the doctor or the patient fear
misunderstanding and rejection of cultural values.
• The patient may be part of a particular culture, but they will have adopted some
aspects of it and rejected others.
• Matching patient and doctor according to race or culture is not always helpful.

Lecture 11
ICD and Related Health Problem

Lecture 12
Rekam Medis Kedokteran Gigi

Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran


Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Isi Rekam Medis :
a. Identitas Pasien
b. Hasil pemeriksaan fisik pasien
c. Diagnosis/masalah
d. Pengobatan yang dilakukan pasien
e. Tindakan dan pelayanan lain
Dokumen Rekam Medis
a. Foto rontgen
b. Hasil laboratorium
c. Hasil pemeriksaan lain yang dibutuhkan
Jenis rekam medis ada 2 yaitu Konvensional atau tradisional atau tertulis dan rekam medis
elektronik.
Manfaat Rekam Medis
★ Pengobatan Pasien
★ Peningkatan Kualitas Pelayanan
★ Pendidikan dan Penelitian
★ Pembiayaan
★ Statistik Kesehatan
★ Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
ASPEK HUKUM, DISIPLIN, ETIK DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS
a. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti
b. Kerahasiaan Rekam Medis
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana : rahasia kedokteran (isi rekam medis)
baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis.
c. Sanksi Hukum
Pasal 79 UU Praktik Kedokteran : setiap dokter atau dokter gigi yg dg sengaja tidak
membuat rekam medis dapat dipidana dn pidana kurungan paling lama 1(satu) tahun
atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
d. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No.16/KKI/PER/VIII/2006 : Tata Cara
Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP
a. Pemberian peringatan tertulis.
b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi / surat izin praktik.
c. Kewajiban mengikuti pendidikan / pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi.
e. Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat
dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG)
Komponen Penting Rekam Medis
Identitas pasien, anamnesa, riwayat perawatan gigi sebelumnya, alergi, penyakit lain yang
diderita, Dental Chart / Dentagram, DMF / def, Pemeriksaan Klinis, Pemeriksaan Penunjang,
Diagnosa, Rencana Perawatan.

Lecture 13
How to Become a Professional Dentist
Professional Ethical Attitudes:
Work according to standards, allow informed decision, ensure patient safety, respect
patient’s rights.
Criteria:
- To performed according to expertise and skill
- To preserve high moral standard
- To maintain professional ethics
- Aware of the law applies
STANDARDS FOR DENTAL PROFFESIONALS

⦿ Putting patients first and acting to protect them

⦿ Respecting patient’s dignity and choice

⦿ Protecting the confidentiality of patient’s information

⦿ Cooperating with other member of the dental team and other healthcare colleagues
in the interests of patients

⦿ Maintaining your professional knowledge and competence

⦿ Being trustworthy
THINGS THAT SHOULD BE NOTICED IN DENTAL PROFESSIONAL
1. Communication
● Good communication with patients is aided by :
● Not talking down to patients
● Allowing patients to state their problem, listening and allowing to ask question
● Keeping details notes of all communications with patients
● Treating patients as you would wish to be treated yourself
● Avoiding the use of dental jargon-explaining things clearly or draw a diagram and
always ask patients if they have understood
2. Informed Consent
3 Essential components to valid consent :
1. Competence
A competence adult has a fundamental right to give or withhold, consent to
examination, investigation or treatment
2. Voluntariness
Consent must be freely
3. Information and knowledge KIE
⦿ Why you think a proposed treatment is necessary

⦿ The risk and benefit of the proposed treatment

⦿ What might happen if the treatment is not carried out

⦿ Other form of treatment, their risk and benefits

⦿ An estimate should be given of the fee given

3. Treatment
● Checklist :
● Have you checked the medical story ?
● Do you know what you are going to do ?
● Is it the correct treatment on the correct tooth ?
● Does the patient understand and consent to what is to be done ?
● Does the patient know how the treatment is to be done ?
● If appropriate, has the patient been warned of potential post-op problem ?
4. Infection Control
● Blood and body fluids must be regarded as infective material
● Check working area is properly prepared
● Lay out appropriate equipment
● Put on face mask and protective glasses
● Hand washing and gloving
● Don’t open drawers or touch surfaces or other equipment that have been
sterilized/infected
● Dispose of needles and sharps and contaminated clinical wasted in specified
receptacles
5. Record / Documentation
Any record which contain information relating to the physical or mental health
or condition of an individual and has been made by or behalf of a medical
professional in connection with the treatment of that individual. Standard in
record keeping
● Legible, up to date and contemporaneous
● Should be include an accurate and up to date medical history
● Should never be erased, overwritten or inked out
● Should be available for patients to see
● Should ensure radiographs are of good diagnostic, value, accurately labeled
and mounted properly
1. Identification data 7. Treatment Plan

2. Medical history 8. Informed Consent

3. Dental history 9. Progress Note

4. Clinical examination 10. Exit Note

5. Radiograph examination 11. Prescription

6. Diagnosis 12. Billing

6. Confidentiality
● The dentist/patient relationship is founded on trust
● Do not discuss patients or their treatment in place where you might be overhead
● Generally, you should not disclose information about a patient to third party without
patient’s permission, preferably in writing
Some Exception : Consent – if patient request / agrees you may disclose information,
Statutory duty and public interest, Information to relatives or careers – when in the
patient’s best interest, A court order
7. Handling Complaint
● Respecting the patient’s right to complain
● Check list
● Setting the framework
● The process for handling complain
Make sure your complaints procedure :
- Somewhere patients can see it
- Easy for patients to use
- Allows you to deal with complaint quickly
- Allow you to investigate complaints in a full and fair way
- Respect patient confidentiality
- Clearly written without complicated language
- Provides clearly explained outcomes for the patient
- Passes information to improve service back to your practice management

BE AWARE !
IT’S NOW YOUR RESPONSIBILITY TO PROFESSIONALLY, LEGALLY AND
ETHICALLY, JUSTIFY AND REFLECT ON YOUR ACTION
Lecture 14
Career Choices in Dentistry

• Sekolah lagi?? = mencari spesialis atau S2


• Dokter gigi-swasta?
• Dokter gigi-dosen?
• Dokter gigi-peneliti?
• Dokter gigi-puskesmas? HIDUP ADALAH PILIHAN
• Dokter gigi-TNI/POLRI?
• Dokter gigi-Pengusaha?
• Dokter gigi-pemain sinetron?
• Dokter gigi-presenter?
• Dokter gigi-Ibu rumah tangga?
• Dokter gigi selebgram/influencer

Lecture 15
Bioetika

Moralitas adalah sifat unik yang membedakan manusia dengan binatang.


– Dipengaruhi beberapa faktor budaya, seperti sejarah, tradisi, pendidikan, kepercayaan,
agama, dan lain-lain (NILAI).
Etika adalah disiplin ilmu yang menganalisis dimensi manusia yang sangat kompleks.
Ruang Lingkup :
• Nilai (Value)
– Identifikasi unik dari suatu budaya,
– Mendahului etika,
– Konflik nilai analisis intelektual mll etika.
• Kewajiban (Duty)
– Nilai yang selalu disesuaikan dengan situasi
tertentu,
– Disosialisasikan dengan baik di masyarakat.

Bioetika adalah Konsep relatif baru, diperkenalkan Van Rensselaer Potter pada 1970.
• Jembatan antara fakta and nilai: – Bios (life and sciences fakta) WHAT IS
– Ethos (moral = tanggung jawab and nilai) SHOULD DO
• Berkembang akibat kurangnya perhatian terhadap nilai di tengah-tengah pesatnya
perkembangan IPTEK.

Bioetika sebagai Etika Global


• “Bottom-Up” bukan “Up-Bottom”,
• Prinsip “Universalitas”
• Berbeda dengan Kantian (hanya manusia)
• ‘Globalisasi’:
– Generasi penerus,
– Organisme hidup lainnya,
– Alam, dan Lingkungan
Prinsip-Prinsip Bioetika
(UDBHR,2005)
I. Martabat manusia dan HAM
II. Manfaat dan mudarat
III. Otonomi dan tanggung jawab individu
IV. Izin persetujuan
V. Orang yang tidak mampu memberikan persetujuan
VI. Menghormati kerentanan dan integritas manusia
VII. Privasi dan kerahasiaan
VIII. Persamaan, keadilan dan kesetaraan
IX. Non-diskriminasi dan non- stigmatisasi
X. Menghormati keragaman budaya dan pluralisme
XI. Solidaritas dan kerjasama
XII. Tanggung jawab sosial dan kesehatan
XIII. Saling berbagi manfaat
XIV. Melindungi generasi yang akan datang
XV. Perlindungan terhadap lingkungan, biosfer, dan keanekaragaman hayati
Tujuan Bioetika
• Melatih orang dalam mengelola konflik moral untuk membuat keputusan bijak
Meningkatkan kualitas pelayanan.
• Untuk mencapai tujuan ini, Bioetika menggunakan pendekatan musyawarah mufakat.
Jenis Komite Etik
• Policy Making and Advisory Committees (PMAs)
• Health-Professional Association (HPA) Bioethics Committees
• Health Care Ethics Committees (HECs)
• Research Ethics Committees (RECs)
Komite Etik
• Bioetika Klinis
• Terdiri dari: Tenaga kedokteran, Perawat, Pekerja sosial, dan Anggota masyarakat.
• Tidak memberikan sanksi atau memaksa disiplin
• Namun, mempromosikan keputusan-keputusan bijak dan kemungkinan tindakan yang
terbaik.
Etika vs Disiplin vs Hukum
Persamaan: Melindungi kepentingan individu dan sosial
Etika Disiplin Hukum
Norma Standar Profesi Yurisprudensi

Baik atau Buruk Benar atau Salah Benar atau Salah

Sukarela Memaksa Memaksa

Tidak Pasti Pasti Pasti

Personal Accountability Liability (Pihak Ketiga)


Responsibility
(Kolega, Pasien)
MKEK MKDKI PENGADILAN
Kesimpulan
• Bioetika telah berkembang dalam beberapa dekade terakhir, diprakarsai etika kedokteran
dan etika penelitian hingga ilmu kehidupan secara umum, dimensi sosial dan politik dari
pelayanan kesehatan, serta tantangan globalisasi dan keanekaragaman budaya
• Selama IPTEK terus berkembang, isu-isu etis akan bertambah kompleks.
• Penerapan prinsip-prinsip bioetika dalam penelitian, pelayanan, dan kebijakan kesehatan
akan melindungi peserta penelitian sekaligus menjaga keamanan pasien serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Lecture 16
Prinsip-prinsip Etika Biomedis
Memahami Istilah
• Prinsip (umum) – Respect for autonomy, beneficence,
non maleficence, justice.
• Aturan (konteks tertentu dan terbatas)
– Substansi, Kewenangan, Prosedur.
• Hak dan Kewajiban Prima Facie
– Menimbang & Menyeimbangkan.
• Virtue / Kebajikan
– Agen / Karakter moral.

Prinsip Dasar
a. Respect for Autonomy
• Autos (diri) & Nomos (aturan). Menghargai keputusan pasien.
• Tindakan yang otonomus: Niat. Paham. Sukarela: bebas dari bujuk rayu, paksaan, dan
manipulasi.
• Kewajiban negatif dan positif.
• Substansi
– Berterus terang.
– Menghormati privasi orang lain.
– Melindungi kerahasiaan informasi.
– Mendapatkan persetujuan tindakan kedokteran.
– Ketika diminta, membantu untuk membuat keputusan.
• Kewenangan
– Kewenangan wali untuk memutuskan.
• Prosedural
– Prosedur persetujuan tindakan kedokteran.
b. Beneficence
• Pernyataan tentang kewajiban moral untuk BERTINDAK bagi kebaikan orang lain.
• Mencegah kejahatan atau bahaya.
• Menyingkirkan kejahatan atau bahaya.
• Mempromosikan kebajikan.
• Bertindak dgn membantu
• Utilitas menyeimbangkan manfaat, risiko, dan biaya.
c. Non-maleficence
• Kewajiban untuk tidak membahayakan orang lain (Primum Non Nocere).
• Tidak melakukan kejahatan / merugikan.
– Jangan membunuh.
– Jangan menyakiti dan membuat orang menderita.
– Jangan membuat orang menjadi tidak berdaya.
– Jangan menyerang orang lain.
– Jangan mengganggu kebahagiaan orang lain.
d. Justice
• Keadilan dan kesetaraan/kelayakan
• Adil, setara, dan kewajaran dalam mendistribusikan manfaat dan beban yang
ditentukan oleh norma-norma yang membentuk keadilan sosial
• Formal: setara harus diperlakukan setara, ketidaksetaraan harus diperlakukan tidak
setara
• Materiil: mendistribusikan sumber daya penting yang terbatas, termasuk layanan
kesehatan, berdasarkan prinsip kebutuhan.

Prinsip Turunan
• Veracity
– Pemberian informasi yang komprehensif, akurat, dan objektif, serta cara profesional
mendorong pemahaman pasien. Dalam hal ini, kejujuran terkait erat dengan penghormatan
terhadap otonomi
• Privacy
– Perpanjangan dari kerahasiaan, tetapi perlindungan privasi semakin terkait dengan
pemrosesan data pribadi. Jadi, penelitian kesehatan harus dilakukan sesuai dengan
pertimbangan yang cermat untuk perlindungan data, seperti: penggunaan dan penyimpanan
data pribadi yang bertanggung jawab.
• Confidentiality
– Informasi yang diterima dan yang berkaitan dengan peserta harus diperlakukan dengan
penuh kerahasiaan. Ini berarti bahwa data harus digunakan semata-mata untuk tujuan
penelitian tertentu harus mendapatkan persetujuan dari pasien. Pribadi pasien informasi
harus diamankan di semua tahap proses penelitian dan langkah-langkah harus diambil
untuk mereka tidak sengaja diungkapkan.
• Fidelity
– Setia, Prinsip ini mewakili hubungan kepercayaan yang harus dibangun antara peneliti
dan peserta. Peserta pada dasarnya mempercayakan diri kepada peneliti yang memiliki
kekuatan kewajiban moral untuk melindungi mereka selama proses penelitian.

Kesimpulan
• Prinsip-prinsip etika biomedis adalah respect for autonomy, beneficence, non-
maleficence, dan justice.
• Seringkali terjadi konflik di antara keempat prinsip dan di dalam prinsip itu sendiri.
• Sehingga spesifikasi dan pengimbangan perlu dilakukan untuk memilih kewajiban prima
facie yang diterima khalayak umum berdasarkan argumentasi yang koheren.

Lecture 17
Drug Development

Obat adalah racun dalam dosis kecil. Jika dosisnya berlebihan, obat yang sangan manjur
pun akan berubah menjadi racun. (William Withering 1789)
Drug / medicine adalah suatu bahan atau agen yang dapat digunakan untuk hal berikut.
•Diagnosis : Barium sulfate
•Pencegahan penyakit : Vaccine
•Pengobatan/ treatment : propranolol
•Rehabilitasi : methadon
•Mencegah kehamilan : Family planing pil
How is the medicine discovered?
• Chance : obat tradisional
• Research : Anti hipertensi
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari sumber obat.
• TUMBUH TUMBUHAN
Morphine, Codeine, (Papaver Somniferum)
Digitalis (Digitalis Purpurea)
Quinine (Cinchona tree)
Marihuana / ganja
• LIVING ORGANISM
Insulin (dari babi)
GH (dari Glandula Pituiary)
• CHEMICAL SYNTHESIS)
From plants to modern Chemistry
Salix alba --- Salisilic acid Digitalis lanata—Digoxin
Coffee – Caffeine Belladona (“beautiful lady”)
Ma Huang –ephedrine circulatory stimulant Poppy juice (Opium: morphine)
Rangkaian Penelitian Kandidat Obat
1. Penelitian Invitro (di luar kehidupan)
Sifat fisik dan khemis kandidat obat, Kandungan, Ingredient aktifnya apa, Lipid soluble
atau water soluble
2. Penelitian Invivo Pada Hewan coba(bagaimana dampak pada hewan)
★ Dosis Efektif (ED50)effective dose)(dosis yang dpat menyembuhkan 50% efektif dosis yang
kita berikan)
★ Dosis toksik / letal (LD50(lethal dose)(dosis yang dapat membunuh)
★ Indek terapi (IT)(LD50/ED50)
★ Minimum toxis concentration(konsentrasi toksik suatu obat)
★ Minimum effective concentration
★ Therapeutic window / rentangan nilai terapi
★ Toksik akut dan toksik kronis
Invivo pada Manusia
◆ Penelitian Pre Marketing
➔ Menentukan khasiat obat (Eficacy)
➔ Menentukan dosis efektif (ED50)
➔ Menentukan efek samping / efek toksik
➔ Memerlukan Informed Consent, Ethical Clearance / laik etik, ijin
regulator (BPOM)
WHY?
➔ To establish that the drug has a useful action in humans
➔ To define any toxocity at therapeutic doses in humans
➔ To establish the nature of common unwanted efffect
◆ Give informed consent to participate, approval trial from ethics
commitees and regulatory agencies
➔ Penelitian Post Marketing
➔ Obat sudah siap diedarkan atas seijin BPOM
➔ Tetap dipantau (post marketing surveilance)
➔ Tetap dievaluasi ( Eficacy, Quality, Safety)
➔ MESO (Monitoring Efek Samping Obat) tetap dilaksanakan sepanjang
obat itu beredar dipasaran
3. Clinical Trial pada manusia(manusia sebagai objek penelitian)
Aim for clinical trial
Lecture 18
Drug Regulation, Promotion, and Management

Obat paten merupakan obat yang dipasarkan pertama kali oleh produsen yang menemukan
senyawa atau zat aktif obat tersebut melalui proses riset. Dimana industri itu punya hak
paten untuk melakukan riset dan penemuan obat baru. Sehingga, obat paten sebenarnya
hanya ada satu merek contohnya seperti Amoxil yang merupakan obat antibiotik hasil
penemuan Beecham.
Obat generik adalah obat yang apabila nama patennya habis masa berlakunya, maka
perusahaan farmasi lain dapat memasarkan obat tersebut. Dalam hal ini obat tidak diberi
nama paten lagi, melainkan dipasarkan dengan nama generiknya, yaitu nama umum yang
ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Contoh : paracetamol, amoxcilin,
Klorfeniramin, Maleat, Isosorbid Dinitrat.
Obat Bermerek merupakan suatu obat generik yang diberi nama oleh perusahaan yang
membuat obat tersebut. Misalnya adalah Panadol, dimana panadol ini merupakan obat
bermerek dari obat generik parasetamol.

Lecture 19
Solidaritas dan Kerja Sama

● Saling hormat adalah saling menyapa saling menghormati atau saling menghargai
agar bisa mendapat perlakuan yang sama
● Solidaritas adalah merasakan satu rasa (perasaan senasib) oleh seseorang karena
adanya rasa percaya dan setia kawan
● Mendukung yang lemah dan rentan dalam praktek kedokteran gigi -> fasilitas untuk
orang difabel di tempat praktek
● Komitmen terhadap tujuan atau kebaikan bersama contoh tugas kelompok
Komitmennya ini adalah kita saling membagi tugas secara rata untuk kebaikan
bersama. Ujian -> belajar agar bisa menjawab (tdk boleh menghalalkan segala cara
deontology) krn proses tsb tidak baik → merugikan din sendiri dan teman (tdk
berkembang)
● Kebersamaan adalah ikatan persaudaran saling mengingatkan bkn hanya atas dasar
profesionalisme mahasiswa / profesi. kompak dlm artian baik!
● Saling pengertian adalah diarahkan pd simpati dan empatí
● Tanggung jawab bersama → Sebagai tenaga kesehatan kita harus bertanggung
jawab untuk melayani pasien baik yg lemah atau rentan agar seluruh masyarakat the
sehat. menyediakan akses informasi, edukasi, fasilitas. Pemerintah menanggung
yaitu BPJS

Solidaritas instrumental (pribadi/tradisional) -> golden rules (Jika ingin dihargai maka hargai
lah org lain seperti kita ingin dihargai
Solidaritas moral (kepentingan kelompok/modern) -> tdk mengharapkan timbal balik

Hubungan Solidaritas, Otonomi, & Keadilan


• Solidaritas melampaui keadilan
• Keadilan adalah kewajiban antar individu
• Solidaritas berdasarkan pada kepentingan bersama yang membatasi kebebasan individu
• Solidaritas tidak selalu merupakan kewajiban hukum
• Solidaritas tidak selalu membatasi otonomi

Ancaman Solidaritas (1)


• Globalisasi, pendekatan anonim, hubungan antar manusia meregang
• Meningkatnya permintaan untuk pengobatan mahal akibat populasi usia tua yang
meningkat, pilihan yang bertambah banyak
• Sikap pasien yang berubah-ubah dan lebih menuntut akibat masyarakat yang semakin
bersifat individualistis penekanan terhadap otonomi
• Pergeseran tanggung jawab keuangan yg lebih pribadi dan meningkatnya ideologi pasar
bebas
• Erosi masyarakat setempat dan meluasnya hub keluarga

Kerjasama Internasional
• Hubungan saling berbagi manfaat dari ilmu pengetahuan dan penelitian
• Model Perjanjian:
– Opsi yang adil dan merata untuk subyek penelitian
– Biopiracy/berbagi manfaat materi genetika secara adil
– Hak paten dan kekayaan intelektual TRIPs WTO
– Akses yang adil atas modalitas dx/ dan tx/ baru
– Saling memperkuat kapasitas penelitian kesehatan
• Isu Etis: bujukan yang tidak baik untuk berpartisipasi dalam penelitian t.u “Dunia Ketiga”

Lecture 20
Protecting Future Generations

Why we should care about the future?


Many countries are rapidly developing. At the same time, economic growth has
consequences such as increasing inequity or environmental degradation. Economic growth
is often based on natural resources (such as oil or wood) that are diminished, destroyed or
consumed. If present trends continue, the world will be more crowded, more polluted, less
stable ecologically and more vulnerable to disruption. In this context, the notion of
‘sustainable development’ or ‘development without destruction’ has been introduced.

Three factors are responsible for the contemporary sensibility towards future generations:
i technology has altered the nature of human activity which is now impacting on not only the
lives of people living now but of those who will live in the future;
ii present-day reality is interdependent and interrelated; for example, environmental disasters
in one region will affect other regions and other generations;
iii the increasing awareness of the finitude and fragility of our existence and ‘our
one and only Earth’, as the UN Secretary General said in 1998.
The concept of moral responsibilities towards future generations is also related to the
concept of intergenerational justice
It implies that the activities of present generations are limited by the obligation to take into
account and safeguard the development and needs of future generations. Traditionally,
justice has been defined as ‘giving to everyone his or her due’. By promoting obligations to
future generations as a matter of justice, a new discourse of intergenerational justice has
been introduced.

How do we represent the future in present decision-making?


• Even if we agree that moral concern for future generations is necessary, what kind of
obligations do we have to people who do not yet exist or who might even not ever exist?
• We do not know what will be the needs of future generations since their identity is de-
pendent or contingent on many factors. Future generations can, by definition, not have any
claims upon us because they are not present to make them.

One principle that is often used in this context is the Precautionary Principle
Where a threat to health or the environment is serious and imminent, we cannot afford to
wait for a high degree of proof before acting to prevent damage. If we wait too long,
especially the interests of future generations will be irreversibly damaged

Anda mungkin juga menyukai