Disusun oleh :
Ni Dwi Damayanti
(21010018)
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat-Nya kita dapat menyesesaikan makalah ini, yang diajukan untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah“Konsep Dasar Keperawatan 1”. Kami mengucapkan banyak terimaksih kepada
pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini ,sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Makalah ini jauh dari kata sempurna , untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa mamfaat bagi kita semua yang
membacanya, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berfikir kita. Akhir kata kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
a. MasalahKesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan
kesehatan dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan
adanya pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif
dan ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat
akan menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya.
b. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat
secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka
lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan
beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya
kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan
semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa
memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki. Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) menganggap bahwa keberadaan Undang-Undang akan
memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan dan profesi perawat
c. Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok
masyarakat . dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur
semua anggota masyarakat
BAB 2
PEMBAHASAN
Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukun untuk mendapatkan
pelayanan yang aman dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang
dimunculkan oleh konsumen telah mengubah sistem pelayanan kesehatan.
Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk
mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan.
Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk meninjau praktik profesional dan
memberi pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian lebih juga diberikan pada
advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan semakin bersungguh-sungguh
untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan keluarganya bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukan.
KEWAJIBAN PERAWAT :
• Wajib memiliki : SIP, SIK, SIPP
• Menghormati hak pasien
• Merujuk kasus yang tidak dpt ditangani
• Menyimpan rahasia pasien sesuai dgn peraturan perundang-undangan
• Wajib memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan kewenangan
• Meminta persetujuan setiap tindakan yg akan dilakukan perawat sesuai dgn kondisi
pasien baik scr tertulis maupun lisan
• Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan SOP yg
berlaku
• Memakai standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan
praktik
• Meningkatkan pengetahuan berdasarkan IPTEK
• Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa sesuai dg kewenangan
• Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
• Mentaati semua peraturan perundang-undangan
• Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dgn anggota tim
kesehatan lainnya.
HAK-HAK PERAWAT
Hak perlindungan wanita.
Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
Hak mendapat upah yang layak.
Hak bekerja di lingkungan yang baik
Hak terhadap pengembangan profesional.
Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan.
2. Kelalaian
Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang dokter dikatakan lalai jika ia
bertindak tak acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya.
Akan tetapi,jika kelalaian itu telah mencapai suatu tingkat tertentu sehingga tidak
memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini akan membawa akibat hukum, apalagi jika
sampai merenggut nyawa, maka hal ini dapat digolongkan sebagai kelalaian berat (culpa
lata).
Kelalaian adalah kegagalan untuk bersikap hati - hati yang pada umumnya wajar
dilakukan oleh seseorang dengan hati - hati, dalam keadaan tersebut itu merupakan
suatu tindakan seseorang yang hati- hati dan wajar tidak akan melakukan didalam
keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa orang lain dengan hati - hati
yang wajar justru akan melakukan di dalam keadaan yang sama. Dari pengertian diatas
dapat diartikan bahwa kelalaian dapat bersifat ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang
hati - hati, acuh tak acuh, sembrono, tidak peduli terhadap kepentingan orang lain tetapi
akibat tindakan bukanlah tujuannya. Kelalaian bukan suatu pelanggaran hukum atau
kejahatan. Jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang
lain dan orang itu dapat menerimannya, namun jika kelalaian itu mengakibatkan
kerugian materi, mencelakakan atau bahkan merenggut nyawa orang lain ini
diklasifikasikan sebagai kelalaian berat, serius dan criminal.
1. PERTANGGUNGGUGATAN
Yaitu suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu.Contoh:Ketika
dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat kepada pasien tapi
ternyata obat yang diberikan itu salah, dan mengakibatkan penyakit pasien menjadi
tambah parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka, pihak keluarga pasien berhak
menggugat dokter atau perawat tersebut.
2. PERTANGGUNGJAWABAN
Yaitu suatu konsekuensi yang harus diterima seseorang atas perbuatannya.
Contoh:
Jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter dan pihak keluarga pasien
tidak terima karena kondisi pasien semakin parah maka, dokter akan bertanggung jawab
atas kesalahan atau kelalaiannya.
3.Nursing Advocacy
a. Pengertian Advokasi
1. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan
membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
2. Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan menengahi
bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian dari
kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan
sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan kesehatan (WHO, 2005)
3. Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri
(Gondow, 1983)
b. Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga pengertian,
yaitu:
1) Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada
tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak yang dimilikinya,
memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak
pasien dan mencegah pelanggaran hak pasien.
2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien
Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan tentang
perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk
membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi
keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau keputusan.
3) Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia yang
unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien
sesuai dengan kebutuhannya saat itu.
Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak
pasien dalam mengambil keputusan.Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien sebagai
makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan
keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan
lainnya.Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan
pilihannya.Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan
memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak
pasien dan bertindak atas nama pasien. (Dewi, 2008)
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong,
2007)
1) Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2) Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3) Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.
4) Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar profesi
kesehatan
5) Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain
Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik
agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki perawat,
adalah:
1) Bersikap asertif Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari
sudut pandang yang positif.Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung
berhadapan dengan pasien.
2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama
walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi
atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan
dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain Perawat tidak dapat bekerja
sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus
mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam
perawatan pasien.
5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti
melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau
pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas
Pengambilan keputusan adalah tugas terpenting dari semua tugas yang membentuk
fungsi kepemimpinan manajerial. Sebelum mengambil suatu keputusan, diperlukan informasi-
informasi pendukung, misalnya informasi mengenai laporan anggaran, laporan sensus pasien,
catatan medis, catatan personil pegawai, laporan jumlah waktu sakit pegawai, dan waktu libur.
pengambilan keputusan adalah proses kognitif yang tidak tergesa-gesa. Suatu rangkaian
tahapan yang dianalisis, diperlukan, dan dipadukan, hingga dihasilkanlah ketepatan serta
ketelitian dalam menyelesaikan masalah.
Sumber hukum
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan, hukum
peraturan, dan hukum umum.
Tipe Hukum
1. Hukum Pidana (criminal laws) mencegah terjadinya kejahatan dalam masyarakat
dan memberikan hukuman bagi pelaku tindakan kriminal. Contohnya antara lain
pembunuhan, pembunuhan tidak direncana, dan pencurian.
2. Hukum Perdata melindungi hak-hak pribadi individu dalam masyarakat dan
mendorong perlakuan yang adil dan pantas di antara individu.
Membuat rekam medis rekam medis klien adalah dokumen hukum dan dapat
digunakan dipengadilan sebagai barang bukti.
Laporan insiden adalah catatan instantsi mengenai kecelakaan atau kejadian luar
biasa. laporan insiden digunakan untuk memberikan semua fakta yang dibutuhkan
kepada personel instansi.
Penyedia Layanan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten.
Tersirat dalam peran ini adalah beberapa konsep hukum, yakni tanggung
wajib, standar asuhan, dan kewajiban kontrak.
Standar asuhan yang dilakukan atau tidak dilakukan perawat secara hukum
dibatasi oloeh undang-undang praktik perawat dan oleh peraturan tindakan
yang rasional dan bijaksana, yaitu tindakan yang dilakukan oleh tenaga
profesional yang rasional dan bijaksana, dengan latar belakang pendidikan
dan pengalaman yang sama pada situasi yang sama.
Kewajiban kontrak adalah tugas perawat yang harus dilakukan perawat, yaitu
tugas untuk memberikan asuhan, yang ditetapkan berdasarkan kontrak
tersurat dan tersirat.
Warga Negara
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap
indifidu yang berada di bawah sistem hukum. Hak-hak kewarganegaran
melindungi klien dari bahaya dan menjamin pemberian hak atas harta
pribadi mereka, hak atas pri)asi, kerahasian, dan hak-hak lain. Hak ini juga
berlaku bagi perawat.
Standar Pelayanan
Standar pelayanan (standard of care) merupakan pedoman legal bagi praktik
keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan keperawatan
yang dapat diterima. Standar tersebut mencerminkan nilai-nilai dan prioritas
profesi.
Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan indvidu terhadap pelaksanaan suatu
tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan
pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat
penolakan.
1. Pengertian malpraktek
Malpraktek didefinisikan merupakan “kelalaian dari seseorang dokter atau perawat
untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan
merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama”
Untuk malpraktek hukum dibagi dalam 3 kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar,
yakni Criminal malpractice, Civil malpractice dan Administratice malpractice.
1. Criminal malpractice
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice
manakala perbuatan tersebut merupakan kesengajaan,kelalaian, kecerobohan.
Criminal malpractice yang bersifat sengaja misalnya melakukan euthanasia (pasal
344 KUHP), melakukan aborsi tanpa indikasi medis (pasal 299 KUHP).
2. Civil malpractice !
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang
telah disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan
civil malpractice antara lain.
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya.
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak
sempurna.
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.
Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi
dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability.
Dengan prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat
atas kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga
kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya
3. Administrative malpractice
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala
tenaga perawatan tersebut telah melanggar hukum administrasi. ketentuan di
bidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk
menjalankan profesinya ( Surat Ijin Kerja, Surat Ijin Praktek), batas kewenangan
serta kewajiban tenaga perawatan. Apabila aturan tersebut dilanggar maka tenaga
kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi.
PERTANGGUNGJAWABAN
Pengertian pertanggung jawab “Responsibility” (Barbara kozier dalam Fundamental of nursing
1983:25)
Responsibility means : Reliability and thrustworthiness. This attribute indicates that the
professional nurse carries out required nursing activities conscientiously and that nurse’s
actions are honestly (Koziers, 1983:25)
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini
menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan
kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung
jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin
ilmunya.
Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak
yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan
kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi.
Menurut pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan
ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap sesuai standar. Misalnya
hukum mengatur apabila perawat melakukan kegiatan kriminalitas, memalsukan ijazah,
melakukan pungutan liar dsb. Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap menerima
hukuman (punishment) secara hukum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar hukum.
Responsibility Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan bebas untuk tidak
Mengelak serta memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrosfektif atau
prosfektif (Berten, 1993; 133)
Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama
adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan
hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan. Dalam sudut pandang Etik
pertanggung jawaban perawat terhadap Tuhannya terutama yang menyangkut hal-hal berikut
ini
1. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Allah?
2. Apakah perawat mendoakan klien selama dirawat dan memohon kepada Allah untuk
kesembuhannya?
3. Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit?
4. Apakah perawat menjelaskan mafaat doa untuk kesembuhannya?.
5. Apakah perawat memfasilitasi klien untuk beribadah selama di RS?
6. Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien?.
7. Apakah perawat mengantarkan klien dalam sakaratul maut menuju Khusnul khotimah?
Tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Tanggung jawab adalah
kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk sekalipun,
memberikan kompensasi atau informasi terhadap apa-apa yang sudah dilakukannya dalam
melaksanakan tugas.
Perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnya selama
melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinik atau masyarakat. Meskipun tidak
dalam rangka tugas atau tidak sedang meklaksanakan dinas, perawat dituntut untuk
bertangung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat. Perawat memiliki peran
dan fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji dengan sumpah perawat bahwa ia
akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya.
Contoh bentuk tanggung jawab perawat selama dinas mengenal kondisi kliennya, melakukan
operan, memberikan perawatan selama jam dinas, tanggung jawab dalam
mendokumentasikan, bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan klien, jumlah klien yang
sesuai dengan catatan dan pengawasannya, kadang-kadang ada klien pulang paksa atau pulang
tanpa pemberitahuan, bertanggung jawab bila ada klien tiba-tiba tensinya drop tanpa
sepengetahuan perawat. dsb.
Tanggung jawab perawat erat kaitanya dengan tugas-tugas perawat. Tugas perawat secara
umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat adalah memberikan
pelayanan perawatan (care) atau memberikan perawatan (caring). Tugas perawat bukan untuk
mengobati (cure). Dalam pelaksanaan tugas di lapangan adakalanya perawat melakukan tugas
dari profesi lain seperti dokter, farmasi, ahli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan
tugas perwat seperti pemberian obat maka tanggung jawab tersebut seringkali dikaitkan
dengan siapa yang memberikan tugas tersebut atau dengan siapa ia berkolaborasi. Dalam kasus
kesalahan pemberian obat maka perawat harus turut bertanggung-jawab, meskipun tanggung
jawab utama ada pada pemberi tugas atau atasan perawat, dalam istilah etika dikenal dengan
Respondeath Superior. Istilah tersebut merujuk pada tanggung jawab atasan terhadap perilaku
salah yang dibuat bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian. Sebelum
melakukan pendelegasian seorang pimpinan atau ketua tim yang ditunjuk misalnya dokter
harus melihat pendidikan, skill, loyalitas, pengalaman dan kompetensi perawat agar tidak
melakukan kesalahan dan bisa bertanggung jawab bila salah melaksanakan pendelegasian.
Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu memahami
tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia.
Berdasarkan konsep kebutuhan dasar tersebut, perawat memegang tanggung jawab dalam
memenuhi kebutuhan dasar klien. Perawat diharapkan memandang klien sebagai mahluk unik
yang komprehensif dalam memberikan perawatan. Komprehensif artinya dalam memenuhi
kebutuhan dasar klien, tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisiknya atau
psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi tanggung jawab perawat. sebagai contoh ketika
merawat klien fraktur perawat tidak hanya memenuhi kebutuhan istirahat, rasa nyaman dan
terhindar dari nyeri (sleep and comport need), tetapi memandang klien sebagai mahluk utuh
yang berdampak pada gangguan psikologisnya seperti cemas, takut, sedih, terasing sebagai
dampak dari fraktur, atau masalah-masalah sosial seperti (tidak bisa bekerja, rindu pada
keluarga, terpisah dari teman, sampai masalah spiritual seperti berburuk sangka pada Allah,
tidak mau berdoa dan perasaan berdosa).
Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut. Dalam pandangan
etika keperawatan perawat memilki tanggung jawab (responsibility) terhadap-tugas tugasnya
terutama keharusan memandang manusia sebagai mahluk yang utuh dan unik. Utuh artinya
memiliki kebutuhan dasar yang kompleks dan saling berkaitan antara kebutuhan satu dengan
lainnya, unik artinya setiap individu bersipat khas dan tidak bisa disamakan dengan individu
lainnya sehingga memerlukan pendekatan khusus kasus per kasus, karena klien memiliki
riwayat kelahiran, riwayat masa anak, pendidikan, hobby, pola asuh, lingkungan, pengalaman
traumatik, dan cita-cita yang berbeda. Kemampuan perawat memahami riwayat hidup klien
yang berbeda-beda dikenal dengan Ability to know Life span History dan kemampuan perawat
dalam memandang individu dalam rentang yang panjang dan berlainan dikenal dengan Holistic.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggung jawab perawat terhadap rekan
sejawat atau atasan. Diantaranya adalah sebagai berikut
Akontabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu
keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya. Perawat hendaknya
memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus
mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan
dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut
Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, sedangkan
sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab terhadap direktur, sebagai
profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team
kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai
contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan
kolaborasi dengan dokter, perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang
diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki
tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya mulai dari
mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini bisa diobservasi atau diukur
kinerjanya
Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah menyusun standar
yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara membandingkan apa-apa yang dikerjakan
perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya
apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak
tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dsb
Menurut Rosdahal, 1999 : 45-46, masalah isu etik dan moral yang sering terjadi dalam praktek
keperawatan professional meliputi: