ACOUNTIBILITY
DEFINISI PROFESIONALISME
- Menunjukkan tanggung jawab penuh
“professionalism is a philosophy, a behavioral terhadap pelayanan kesehatan bagi
disposition, and a skill set that results from one pasien
of the fundamental relationships in human - Kerjasama dan transparansi dalam
interaction”. menejemen pada sistem terpadu
- Leadership atau kepemimpinan dokter
“professionalism is habitual and judicious of
communication, cognitive, technical skills, ALTRUISM
clinical reasoning, emotions, values and
reflection in daily practice for benefit of the - Mengutamakan pasien
individu and community”. - Menghormati keinginan pasien
- pengungkapan kesalahan medis kepada
Berdasar pengertian tersebut di atas, pasien, dan rumah sakit, serta sistem
profesionalisme merupakan filosofi dan perawatan medis
kebiasaan yang mengandung nilai-nilai,
perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang HUMANISM
perlu diterapkan dalam pelayanan klinis sehari-
hari untuk kepentingan pasien dan masyarakat. - komitmen dokter untuk layanan, yang
Profesionalisme mengandung ranah kognitif, sangat relevan bagi mereka yang
psikomotor dan afektif atau professional membutuhkan
behavior. - mengurangi kesenjangan kesehatan dalam
sistem mereka sendiri
PROFESIONAL BEHAVIOR - Respect (menghormati) orang lain dalam
hal kerjasama dengan sejawat maupun
V- “professional behavior in medicine is the tenaga profesional kesehatan lainnya
manner in which a medical doctor with his or - Integritas dalam pelayanan dan kepatuhan
her expertise, response the problem in his or terhadap hukum
PROFESIONALISME BEHAVIOR IN ISU ISU PROFESIONALISME
TRADITIONAL VIEW
o Seiring dengan perkembangan dan
1. Menundukan kepentingan mereka sendiri perubahan teknologi, pelayanan
pada kepentingan orang lain. kesehatan, Undang-undang dan
2. Menjunjung tinggi standar etika dan moral. regulasinyanya, lingkup praktek, landscape
3. Menanggapi kebutuhan masyarakat pelayanan kesehatan juga mengalami
(memanfaatkan konsep kontrak sosial) perubahan
4. Menunjukan nilai-nilai (mis. Kasih saying, o Para dokter juga menemui tantangan yang
altruisme, integritas dan kepercayaan). terus meningkat terhadap tanggung jawab
5. Menjalankan akuntabilitas (untuk diri mereka kepada pasien dan masyarakat
sendiri dan sejawat) o Relevansi nilai-nilai dan perilaku
6. Menunjukan komitemen berkelanjutan profesional?
terhadap keunggulan.
7. Menunjukan komitmen terhadap
pengetahuan (misalnya memajukan PROFESIONALISME : THE CORE OF
pengetahuan dan ketrampilan) MEDICAL PRACTICE
8. Menangani tingkat kompleksitas dan
ketidakpastian yang tinggi) o Profesionalisme adalah inti dari kontrak
9. Mereflesikan Tindakan dan keputusan kedokteran dengan masyarakat. Ini
mereka. mengasumsikan bahwa dokter akan
menempatkan kepentingan pasien di atas
PRINSIP PROFESIONALISME kepentingan mereka sendiri, bahkan ketika
hal ini sulit.
o Keutamaan kesejahteraan pasien: Prinsip o termasuk pertama-tama
ini berfokus pada altruisme, kepercayaan, mempertimbangkan kesejahteraan pasien,
dan minat pasien. Piagam tersebut mengungkapkan dan menyelesaikan
menyatakan: “Tidak ada kompromi dengan konflik kepentingan, dan memberi tahu
Kekuatan Mar-ket, tekanan sosial, dan pasien ketika nilai-nilai pribadi seseorang
urgensi administratif. akan memengaruhi rekomendasi atau
o Otonomi pasien. Prinsip ini prosedur praktik medis apa pun yang
menghubungkan kejujuran pasien dan dibutuhkan atau diinginkan pasien.
kebutuhan untuk mengedukasi dan o Profesionalisme dokter membutuhkan
memberdayakan pasien untuk membuat pemantapan dan pemeliharaan standar
keputusan medis yang tepat. kompetensi bahkan ketika sumber daya
o Keadilan sosial. Prinsip ini membahas terbatas. Itu juga berarti bertindak dengan
kontrak sosial dokter dan keadilan integritas, diwujudkan melalui nilai-nilai
distributif — yaitu, dengan kejujuran dan kepercayaan; melalui
mempertimbangkan sumber daya yang tindakan seperti komunikasi dan advokasi
tersedia dan kebutuhan semua pasien saat yang jelas yg berorientasi pada
merawat pasien. kesejahteraan pasien dan keadilan social
o Saat ini pasien dan masyarakat berharap
bahwa regulasi mandiri dalam praktik
TANGGUNGJAWAB PROFESIONAL YANG kedokteran berjalan seiring dengan proses
DITENTUKAN OLEH PIAGAM CHARTER perizinan yang ketat, efektif, dan
transparan yang menempatkan
o Komitmen terhadap kompetensi profesional
keselamatan dan kualitas sebagai intinya.
o Komitmen untuk jujur dengan pasien Sehingga antara hak otonomi dokter dapat
o Komitmen terhadap kerahasiaan pasien diperoleh secara berkelanjutan tetapi
o Komitmen untuk menjaga hubungan yang kewajiban ini tetap ada meskipun tuntutan
sesuai dengan pasien meningkat dan sumber daya klinis
o Komitmen untuk meningkatkan kualitas menurun,
perawatan o Kendala keuangan dan lainnya
o Komitmen untuk meningkatkan akses ke mengancam nilai-nilai profesional dan etika
perawatan kedokteran, memaksa dokter bersaing
o Komitmen untuk mendistribusikan sumber untuk mendapatkan sumber daya
daya yang terbatas secara adil perawatan kesehatan yang semakin
o Komitmen pada pengetahuan ilmiah berkurang.
o Komitmen untuk menjaga kepercayaan o Praktisi saat ini cenderung berlatih di
dengan mengelola konflik kepentingan lingkungan yang ditentukan oleh formula
o Komitmen terhadap tanggung jawab pendanaan, throughput, dan indikator
profesional kinerja lainnya yang mungkin termasuk
atau tidak termasuk kebutuhan pasien di mereka atas hasil yang merugikan dan
dalamnya. berbagi pelajaran dengan mereka. Dokter
o Harapan dan tuntutan pasien yang juga harus tanggap terhadap profesinya.
meningkat memberikan tekanan tambahan Misalnya, ketika dihadapkan pada
pada dokter dan institusi tempat mereka tindakan hukum atau keluhan institusi,
berpraktik. Selain itu, kemajuan teknologi mereka tetap terbuka untuk mendapatkan
mendukung dan menantang elemen- ganti rugi atau tindak lanjut yang sesuai
elemen dari sistem pemberian layanan untuk membuat perawatan kesehatan
kesehatan. lebih aman.
3. Keterlibatan. Keterlibatan dengan pasien,
keluarga, kolega, penyedia layanan
PERUBAHAN EKSPEKTASI kesehatan lain, dan administrator
didasarkan pada rasa hormat. Dokter
o Bagi dokter yang berpraktik di lingkungan berkomitmen untuk bekerja dalam
yang kompleks ini, tantangannya adalah kemitraan dengan pasien dan
mempertahankan komitmen profesional keluarganya dalam semua aspek
mereka sambil memenuhi ekspektasi yang perawatan. Ini termasuk mempromosikan
berubah dari pasien mereka - ekspektasi budaya yang berpusat pada pasien, dan
yang pasti dipengaruhi oleh standar berperilaku profesional dengan pasien,
layanan di sektor lain dan oleh informasi dokter lain, dan administrator.
kesehatan yang tersedia dari berbagai 4. Integritas. Dengan kesejahteraan pasien
sumber. Sebagai konsumen layanan sebagai prinsip utama perawatan, dokter
kesehatan, pasien mencari akses tepat bertindak dengan integritas. Ini termasuk
waktu ke perawatan medis yang menghormati dan mendukung rekan kerja
berkualitas dan aman. Harapan mereka dan bekerja sama untuk memaksimalkan
juga meluas ke komunikasi yang cepat dan perawatan pasien. Sebagai bagian dari
tindak lanjut. proses ini, dokter diharapkan
o Unsur penting profesionalisme adalah berpartisipasi dalam proses regulasi yang
perilaku yang sesuai dengan pasien, dipimpin sendiri atau profesional,
kolega, penyedia, dan administrator. termasuk meminta pertanggungjawaban
Konsekuensi: kesulitan medico-legal satu sama lain atas tindakan mereka.
(misalnya keluhan perguruan tinggi,
investigasi rumah sakit, keluhan Hak Asasi
Manusia) jika perilaku mereka PADA INTINYA
menyebabkan gangguan yang tidak
semestinya pada pasien, kolega, atau o Menyadari kewajiban yang melekat dalam
institusi tempat mereka berpraktik. profesinya, dokter harus terus bertindak
o Upaya untuk memodernisasi konsep lebih dulu untuk kepentingan pasien dan
profesionalisme dalam pengobatan masyarakat.
diperparah dengan pergeseran dari model o Di luar kewajiban utama mereka kepada
praktik mandiri tradisional ke model di pasien, dokter juga dipanggil untuk
mana penyampaian asuhan semakin mewujudkan nilai dan perilaku yang selaras
terintegrasi (terkait kewenangan). dengan profesinya.
o Meningkatkan Profesionalisme: refleksi diri,
harus dilatih dari waktu ke waktu
PERSPEKTIF MEDICO-LEGAL