Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Multi-Source Feedback (MSF) Dalam Penilaian Perilaku

Profesional Mahasiswa Kedokteran

Amelia Dwi Fitri

Bagian Ilmu Pendidikan KedokteranFakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Jambi


Email : dwifitri.amelia@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang : Profesionalisme merupakan salah satu factor penting yang harus dimiliki oleh
seorang dokter. Organisasi profesi di Amerika Serikat seperti the American Board of Internal
Medicine (ABIM) telah menetapkan beberapa aspek yang termasuk dalam profesionalisme seperti
altruisme, empati, saling menghormati, integritas, etika dan moral, tanggung jawab, dan komiten
untuk belajar sepanjang hayat. General Medical Council (GMC) di Inggris menetapkan tujuh aspek
profesionalisme yang harus dimiliki oleh dokter, Di Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
telah menetapkan bahwa salah satu area kompetensi dokter adalah aspek Etika, Moral, Medikolegal
dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien. Oleh karenaitu, dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang saat ini diterapkan oleh sebagian besar Fakultas Kedokteran di Indonesia,
aspek profesionalisme harus menjadi perhatian baik dalam proses pembelajaran maupun dalam
system penilaian. Metode penilaian terhadap perilaku professional sebaiknya tidak hanya dilakukan di
akhir proses pembelajaran saja namun harus berkelanjutan dalam seluruh proses pembelajaran yang
dijalani mahasiswa kedokteran.
Tujuan : pemaparan secara komprehensif mengenai Multi-Source Feedback (MSF) atau 3600
evaluation sebagai metode penilaian yang dapat diterapkan untuk menilai aspek profesionalisme
dalam pendidikan dokter.
Metode :studi literature mengenai MSF meliputi tujuan penggunaan, prosedur, kekuatan, kelemahan
dan keterbatasan, validitas dan reliabilitas serta kredibilitas penilai
Kesimpulan : MSF merupakan salah satu metode penilaian yang valid dan reliable dalam menilai
perilaku professional mahasiswa kedokteran, namun dalam penerapannya ada banyak factor yang
harus dipertimbangkan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

PENDAHULUAN Medicine (ABIM) telah menetapkan beberapa


aspek yang termasuk dalam profesionalisme
Profesionalisme merupakan salah
seperti altruisme, empati, saling menghormati,
satu faktor penting yang harus dimiliki oleh
integritas, etika dan moral, tanggung jawab,
seorang dokter. Organisasi profesi di Amerika
dan komiten untukbelajarsepanjang hayat.1
Serikat seperti the American Board of Internal
General Medical Council (GMC) di Inggris
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

menetapkan tujuh aspek profesionalisme yang


Oleh karena itu, dalam Kurikulum
harus dimiliki oleh dokter, yaitu: melaksanakan
Berbasis Kompetensi (KBK) yang saat ini
praktek kedokteran sesuai standar dengan
diterapkan oleh sebagian besar Fakultas
tetap memperhatikan keterbatasan yang
Kedokteran di Indonesia, aspek
dimiliki, memastikan pasien terhindar dari
profesionalisme harus menjadi perhatian baik
risiko yang merugikan; mempertahankan
dalam proses pembelajaran maupun dalam
praktek kedokteran agar senantiasa sesuai
sistem penilaian. Metode penilaian terhadap
dengan perkembangan zaman, memelihara
perilaku profesional sebaiknya tidak hanya
keterampilan mereka; membangun dan
dilakukan di akhir proses pembelajaran saja
memelihara hubungan saling menghormati
namun harus berkelanjutan dalam seluruh
dengan pasien; bekerja secara efektif dengan
proses pembelajaran yangdijalanimahasiswa
teman sejawat, menunjukkan kemampuan
kedokteran.2
dalam memimpin dan manajemen perubahan;
membangun keterampilan, perilaku dan Ada beberapa metode penilaian yang
praktek kedokteran sesuai kompetensi; jujur dapat diterapkan untuk menilai aspek
dan tidak menempatkan kondisi kesehatannya profesionalisme, antara lain direct observation
menjadi risiko bagi pasiendan orang lain.1 of clinical behaviour, "physicianship" forms,
Di Indonesia, Konsil Kedokteran videotape of clinical encounter dan Multi-
Indonesia (KKI) telah menetapkan bahwa Source Feedback (MSF)atau3600 evaluation.3
salah satu area kompetensi dokter adalah SaatiniMSFmerupakan salah satu metode
aspek Etika, Moral, Medikolegal dan yang dianggap sesuai untuk menilai
Profesionalisme serta Keselamatan Pasien. perilakuprofesionalmahasiswakedokteran.4
Seorang dokter harus memiliki sikap metodeinimerupakan instrumen yang valid dan
profesional dalam dirinya dengan reliabel dalam menilai perilaku
5,6,7
menunjukkan sikap yang sesuai dengan kode professional.
etik dokter, menjaga kerahasiaan pasien,
Multi-Source Feedback (MSF) sebagai
menunjukkan kepercayaan dan saling
sistem penilaian perilaku profesional
menghormati dalam hubungan dokter pasien,
menunjukkan sikap empati. Seorang dokter Multi-Source Feedback (MSF)atau
juga harus memiliki sikap profesional dalam yang lebih dikenal dengan 3600-degree
bekerja sama seperti menghormati setiap feedback pada awalnya dikembangkan
orang tanpa membedakan status sosial, sebagai sistem penilaian pada para pelaku
mampu bekerjasama dengan berbagai profesi bisnis untuk meningkatkan performans
kesehatan, memberi tanggapan yang karyawan mereka, terutama para pimpinan.
konstruktif terhadap masukan dari orang lain Penilaian ini dilakukan sebagai respon
dan seorang dokter juga harus mampu terhadap meningkatnya daya saing di
melakukan praktik kedokteran dalam lingkungan bisnis tersebut.
masyarakatmultikultural di Indonesia,
Multi-Source Feedback (MSF)
menghargai perbedaan karakter individu, gaya
merupakan instrumen penilaian terhadap
hidup, danbudaya daripasiendan sejawat.2
perilaku atau performans individu yang

3
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

disertai pemberian umpan balik (feedback)


orang yang terdiri dari dosen pembimbing
oleh beberapa orang yang berinteraksi dan
klinik, residen, perawat dan profesi keshatan
melakukan observasiterhadapindividu
lainnya. Penilaian dilakukan dengan
tersebut.4,6,8Metodeinimerupakan suatu
menggunakan kuesioner terstruktur yang
metode evaluasi observasional yang
menilai lima kompetensi yang telah ditetapkan
komprehensif dan dapat memberikan
oleh General medical Council (GMC)
triangulasi data dari banyak pihak.3
yaitukemampuandalampelayananklinik,kemam

Dalam dunia kedokteran, ada banyak puan dalam mempertahankan praktek

area kompetensi yang dapat dinilai dengan kedokteran yang baik, kemampuan dalam

menggunakan MSFini, antara lain kemampuan pengajaran dan pelatihan, penilaian dan

komunikasi dengan pasien, kemampuan hubungan baik dengan pasien dan teman

kolaborasi dan komunikasi dengan teman sejawat. Mahasiswa juga melakukan self-

sejawat serta profesionalisme.Dalam MSF, assessment dengan menggunakan kuesioner

penilaian dilakukan oleh beberapa orang yang yang sama, hasil penilaian kemudian

melakukan observasi langsung terhadap dikumpulkan dan masing-masing mahasiswa

seorang mahasiswa antara lain oleh teman mendapatkan laporan hasil merekadalam

sekelas, tutor, instruktur keterampilan klinik, bentuk grafik perbandingan antara hasil yang

perawat, staf administrasi, pasien dan juga telah mereka capai dengan standar yang

oleh mahasiswa itu sendiri.8,9 ditetapkan, mereka kemudian masing- masing


mendapatkan feedback naratif dan dapat
Penggunaan MSF mengkonsultasikan hasilnya kepada dosen
pembimbing klinik untuk mendapatkan
MSF dapat digunakan sebagai
masukan tentang tindakan yaang
formative assessment dan juga summative
dapatdilakukanuntuk perbaikan.9
assessment . Berdasarkan level mahasiswa
yang diobservasi, MSF dapat digunakan pada PROSEDUR
mahasiswa kedokteran pada fase preklinik
ataupun pada rotasi klinik dan dapat juga Penilaian dengan MSF biasanya

digunakan padapendidikandokterspesialis. 8,10 menggunakan kuesioner. Kuesioner yang

Program pendidikan dokter spesialis di dibuat bervariasi dalam hal tujuan yang ingin

Amerika Serikat dan Inggris telah dicapai, jumlah orang yang akan memberi

menggunakan MSF sebagai penilaian, isi dari kuesioner, dan mekanisme

salahmetodeevaluasiresiden. Di Belanda dan pemberianfeebackpadamahasiswa.8

Amerika Serikat, MSF juga digunakan untuk


Idealnya, MSF digunakan untuk
mengevaluasi mahasiswa
mengumpulkan informasi dari orang- orang
kedokteranpadarotasiklinik.8
terpilih yang memiliki kredibilitas untuk menilai

Penggunaan MSF sebagai formative proses pembelajaran, antara lain orang yang

assessment telah diterapkan di fakultas lebih "superior" dalam bidang keahlian yang

kedokteran di Inggris pada rotasi klinik tahun dinilai, orang- orang yang sejajar atau berada

pertama kedua. Penilai terdiri dari delapan dalam posisi yang sama dan melakukan
kegiatan yang sama, diluar bidang keahlian
3
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

yang ikut terlibat dalam kegiatan yang


Pendidikan residen ilmu kebidanan &
dilakukan. Bila diterapkan pada mahasiswa
kandungan di Inggris menggunakan MSF
kedokteran pada rotasi klinik, maka penilai
sebagai salah satu metode penilaian terhadap
yang cocok adalah dosen pembimbing klinik
performans residen, empat domain yang dinilai
atau dokter yang bertugas dalam suatu
dalam kuesioner yaitu hubungan dengan
bagian, teman sesama mahasiswa kedokteran
teman sejawat, hubungan dengan pasien,
yang menjalani rotasi bersama- sama, tim
kemampuan dlam mengumpulkan informasi
yang terlibat dalam praktek kesehatan di
dan manajemen waktu/ ketekunan. Penilaian
rumah sakit seperti perawat, bidan, atau staf
diberikan dalam four point-scale yaitu :
administrasi dan pasien yang
berinteraksidenganmahasiswa.8 1. perlu perhatian khusus (need
serious attention)
Selain itu, MSF dapat juga melibatkan
2. Beberapa kekurangan, perlu
mahasiswa yang dinilai, sehingga MSF dapat
perbaikan (some deficiency,
menjadi bagian dari self assessment
progress needed)
mahasiswa. dengan cara ini dapat terlihat
3. Baik- baik saja, tidak ada masalah
perbandingan antara penilaian oleh orang lain
(fine, no problem)
dan penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa
4. Luar biasa (outstanding. Well
itu sendiri. Hal ini akan membantu melatih
done)
proses refleksi mahasiswa untuk melihat
kekurangan mereka, kesulitan yang dihadapi Keempat skala tersebut kemudian dibagi lagi
dan bagaimana tindakan selanjutnya menjadi dua kategori besar yaitu kurang
untukmengatasihaltersebut.8 memuaskan (skala 1 & 2) dan memuaskan
(skala 3 & 4). Kuesioner ini juga dilengkapi
Tidak ada pedoman khusus mengenai
dengan pernyataan terbuka tentang kekuatan
isi kuesioner yang akan digunakan sebagai
dan kelemahan spesifik yang dimiliki oleh
instrumen MSF, item-item dalam kuesioner
masing- masingindividu yang dinilai.4,10
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai,
Isi kuesioner untuk masing- masing penilai pun Penelitian yang dilakukanOvereemat
bisa dibuat berbeda satu sama lain . Hal ini almenunjukkanbahwadengan penambahan
disesuaikan dengan kondisi yang paling constructive feedback dalam bentuk komentar
mungkin dapat diamati dengan baik oleh naratif, mahasiswa yang dinilai akan
masing- masing penilai. Kuesioner yang diisi mendapatkan penjelasan yang lebih spesifik
oleh pasien lebih diarahkan pada kemampuan tentang hasil penilaian mereka dan bisa
komunikasi mahasiswa, sementara kuesioner mendapat masukan tentang hal- hal yang
untuk staff administrasi atau perawat lebih harus dilakukan untuk memperbaiki dan
mengarahkan pada kemampuan kolaborasi. Isi meningkatkan performans mereka.
kuesioner bisa berupa pernyataan tertutup ConstructiveFeedback yang diberikan akan
yang menggunakan check list, likert scale lebih diperhatikan oleh mahasiswa dibanding
atau point-scale dan pernyataan terbuka untuk nilainumerik yang diberikan.8,11
memberikan feedback.8

3
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

Setelah kuesioner selesai dibuat dan


banyakpenilai lebih terpercaya jika
penilai telah ditetapkan, maka prosedur
dibandingkan dengan penilaian yang hanya
selanjutnya adalah menetapkan waktu
dilakukan oleh satu orang, pada MSFpenilaian
obseravasi dan waktu pengumpulan
dari beberapa orang digabungkan menjadi
kuesioner, setelah itu kuesioner dapat
satu penilaian terhadap satu orang. Selain itu,
dibagikan dan proses penilaian MSF dapat
dalam MSF penilaian dilakukan setelah para
dilakukan. Di akhir proses penilaian, kuesioner
penilai melakukan observasi selama periode
tersebut dikumpulkan dan masing-masing
tertentu, hal ini mengurangi subjektivitas pada
penilaian digabungkan menjadi satu
penilaian yang hanya dilakukan berdasarkan
kesimpulan untuk komponen penilaian perilaku
pengamatan satu waktu saja dan
profesional.
meningkatkan validitas MSF sebagai

Kekuatan, kelemahan dan keterbatasan instrumen penilaian terhadap

MSF perilakuprofesionalmahasiswakedokteran.4,10
Apabila MSF ini dilakukan dengan
Kekuatan pemberian feedback yang efektif, maka dapat
meningkatkan kemampuan refleksi
Apabila diterapkan dengan metode
mahasiswa.Korthagenetalmengembangkansu
yang baik dan tujuan yang sesuai, MSF
atu model perkembangan sikap profesional,
terbukti dapat meningkatkan
yaitu ALACT modelseperti tampak pada
kualitaskerjasamadalamkelompok,meningkatk
gambar 1. Model ini dapat digunakan untuk
ankemampuankomunikasidan
membantu menstimulasi refleksi mahasiswa
rasa.4,10MSFsebagaisuatumetode
dari pengalaman yang merekaalami.8
penilaianperilaku yang dilakukan oleh
Gambar 1. The ALACT model (Korthagen et al., 2001 cit Driessen et al., 2011)

1.
Action

2.
5. looking back on action
trial

4. 3.
creating alternative methode of action aspect
awarenes s of essensial

3
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

Penggunaan MSFdisertai dengan pemberian penilai dan banyak pertimbangan dalam


feedback yang efektif dapat meningkatkan pemilihan penilai. Evaluasi yang harus
meningkatkan kemampuan refleksi dilaksanakan juga tidak memiliki pedoman
mahasiswa. kemampuan refleksi yang baik khusus karena masing- masing institusi
sendiri dapat meningkatkan self direced memilikikekhasanmasing- masing.3
learning, melatih critical thinking dan
Hasil penilaian yang didapat melalui
profesionalisme mahasiswa.MSFdapat
MSF dianggap dapat benar- benar
memberikan informasi kepada mahasiswa
mencerminkan keadaan dan kemampuan dari
tentang performans mereka dan menimbulkan
mahasiswa sesuai dengan dimensi yang
kesadaran terhadap kekuatan dan kelemahan
dinilai. Faktor yang mendasarinya antara lain
mereka (tahap 2 dan 3 dariALACT model).8
bahwa dalam MSF penilaian dilakukan oleh
Kekuatan lain adalah MSF tidak banyak orang dan penilaian dilakukan
memerlukan pre-identification of material berdasarkan hasil observasi langsung oleh
(clinical cases) dan waktu tertentu untuk penilai. Namun hal ini masih memerlukan
melakukan penilaian, berbeda dengan penelitian lebih lanjut, penelitian yang
penilaian dalam performans test lain seperti dilakukan oleh Mount & Scullen menunjukkan
DOPS atau mini-CEX yang memerlukan adanya "hallo effect" atau "rater leniency"
perencanaan dalam hal kasus klinis yang dalam metode MSF ini, masing- masing penilai
9
akandinilaiatauwaktupenilaian. memiliki persepsi yang berbeda tentang aspek
yang paling penting dalam item penilaian,
Penilaian dengan menggunakan MSF
sehingga mereka memfokuskan penilaian
sebagai formative assessment pada
pada satu aspek tersebut dan cenderung
mahasiswa kedokteran fase preklinik dapat
mengabaikan ataumentoleransiaspek lain.8
membantu mengarahkan proses pembelajaran
dan perilaku mahasiswa ke arah yang positif. Faktor lain yang dapat menjadi
Melalui MSF, mahasiswa dapat mengetahui kelemahan dalam MSF adalah adanya faktor
kekurangan mereka dan berusaha melakukan emosional baik dari penilai maupun dari
perubahan ke arah yang lebih baik, mereka mahasiswa. biasanya masalah ini muncul
lebih termotivasi untuk mengatur diri mereka ketika ada penilaian yang sangat buruk
misalnya dalam manajemen waktu, interaksi (largely negative feedback), adanya
dengan teman, tutor, instruktur klinik dan perbedaan mencolok antara penilaian yang
1
jugapadapasiensimulasi. dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan
penilaian oleh orang lain, feedback yang
Kelemahan dan keterbatasan
diberikan lebih mengarah pada karakter
Metode penilaian dengan MSF personal dibanding perilaku profesional
memerlukan banyak waktu dan banyak ataufeedback yang menghakimi.8
sumber daya manusia, metode ini juga
Rees & Sheperd (2005) melakukan
memerlukan adanya pelatihan pada para
penelitian persepsi mahasiswa tentang

4
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

penerapan MSF sebagai metode penilaian


Dalam hal predictive validity, belum
perilaku profesional mahasiswa kedokteran
ada penelitian yang menunjukkan bahwa
fase preklinik, beberapa mahasiswa ternyata
mahasiswa yang mendapat penilaian baik
mengganggap MSFdapat memberikan efek
dalam MSF, juga memilki performans yang
negatif pada perilaku mahasiswa, dengan
baik dalam melakukan praktek kedokteran di
adanya penilaian MSF ada mahasiswa merasa
masyarakat menyatakan bahwa performans
kenyamanan dalam proses belajar mengajar
dokter lebih dipengaruhi oleh faktor kognitif
menjadi terganggu karena mereka merasa
dibandingkanfaktor non kognitif.4,10
diawasi sepanjang waktu, mahasiswa menjadi
Reliabilitas dari MSF tergantung pada
kaku dan berpikir berulang kali untuk bercanda
instrumen/ kuesioner yang digunakan dan
dengan teman sekelas atau satu kelompok
jumlahsertakarakteristikpenilai.Reliabilitas
karena khawatir perilaku tersebut dianggap
instrument assessment difokuskan pada
kurang pantas dilakukan dan mengurangi
internal konsistensi dan stabilitas (inter-rater
penilaian terhadap mereka. Selain itu ada juga
reliability, intra-rater reliability, generalisability).
mahasiswa yang "bermain peran", mencoba
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
menjadi orang lain dengan perilaku seideal
secara umum instrumen yang digunakan
mungkin dan sangat berbeda dengan perilaku
dalam MSF memiliki internal konsistensi
mereka di luar lingkungan fakultas, timbul
dengan Cronbach alpha yang bervariasiantara
persaingan diantara mahasiswa untuk
0,83- 0.98. Batas ambang yang diterima untuk
mendapatkan nilai yang baik dalam
high-stakes assessment adalah 0,8. Bila
penilaianperilakuprofesionalmereka.1
digunakan sebagai formative assessment,

Kualitas penilaian dengan MSF maka nilai 0,7 masih dianggap sesuai. Untuk
mencapai angka ini, ada beberapa faktor yang
Validitas dan reliabilitas menentukan, antara lain jumlah orang dalam
satu grup yang melakukan penilaian, semakin
Instrumen yang digunakan dalam MSF
banyak dosen pembimbing klinik, perawat,
harus diuji untuk memastikan bahwa
pasien atau anggota kelompok
instrumen tersebutreliabeldan valid.12 Content
yang melakukan penilaian, maka hasil
validitydari MSF dapat dibangun dengan
yang didapatmakinreliabel.8,9
memetakan item-item dalam kuesioner
menggunakan kerangka teori yang sudah ada Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
bagi standar pendidikan dokter. Sementara salah satu kelemahan dalam MSF adalah
untuk construct validity, hasil penelitian adanya rater erroratau rater bias ataurater
menyatakan bahwa dengan kemampuan leniancy. Oleh karena itu penentuan jumlah
instrumen MSF untuk membedakan antara penilai merupakan faktor yang harus
berbagai keahlian dan pengalaman,mampu dipertimbangkan. Butterfield &mazzaferri
membedakan antara dokter atau mahasiswa memperkirakan bahwa lima atau enam penilai
yang memiliki perilaku atau performans yang dapat memberikan data yang representatif
buruk, maka MSF memilikiconstruct validity.8 untuk setiap individu. Apabila penilaian
melibatkan perawat dalam suatu rotasi klinik,
maka jumlah yang dianggap dapat dipercaya

4
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

untuk mendapatkan hasil yang representatif


Selain itu, untuk menghindari "hallo
adalah 10-15 orang perawat.Secara umum,
effect" atau "rater leniency", seperti telah
untuk penerapan pada rotasi klinik, maka
dijelaskan sebelumnya, salah satu solusi yang
jumlah minimum penilai yang diperlukan
dapat dilakukan untuk memastikan kredibilitas
adalah 8-12 anggota kelompok atau tim
penilai adalah dengan melakukan pelatihan
kesehatan yang terlibatdan 15-25pasien.4,8,10
pada para penilai yang terlibat dalam

Joshi et al.,(2004) melakukan MSF.Melalui pelatihan, para penilai dapat

penelitiantentangrealibilitaspenilaiandenganM membuat suatu konsensus atau kesepakatan

SF pada kemampuan interpersonal dan mengenai item-item dalam penilaian,

kemampuan komunikasi residen ilmu sehingga mereka memiliki persepsi yang sama

kebidanan dan kandungan di terhadap berbagai aspek yang ada dalam

fakultas kedokteran Universitas Drexel, penilaian, mampu menggunakan checklist

Philadelphia dan hasil penelitiannya atau ratingscales secara akurat dan

menunjukkan bahwa instrument MSF konsisten. Para penilai juga harus mengetahui

yang digunakan dapat dipercaya tentang bagaimana cara memberikan umpan

(reliable) dalam menilai kemampuan balik yang membangun (constructive feeback)

interpersonal dankemampuankomunikasi.6 karena salah satu komponen penting dalam


MSF adalah kualitas feedback yang
Penelitian terhadap validitas dan diberikanpadamahasiswa. 8

reliabilitas instrument MSF juga dilakukan


oleh Allerup et al., (2007) pada penilaian Faktor lain yang mempengaruhi

residen ilmu penyakit dalam di Fakultas kredibilitas MSF adalah kerahasiaan. Penilaian

kedokteran Universitas Southern Denmark dan MSF sebaiknya dilakukan tanpa

hasilnya menunjukkan bahwa MSF merupakan mencantumkan nama penilai dan hasil

metode yang reliabel dan valid untuk menilai penilaian dijaga kerahasiaannya dan hanya

profesionalisme residen, hasil penilaian dapat boleh diketahui oleh mahasiswa yang
8
membedakan antara dosen yang memiliki bersangkutandandosenpembimbing.
7
performans yang baik dan buruk.
KESIMPULAN
Kredibilitas penilai
Salah satu manfaat dari MSF adalah MSF merupakan salah satu metode
adanya constructive feedback yang mereka yang valid dan reliabel dalam menilai perilaku
terima dari orang-orang yang melakukan profesional mahasiswa kedokteran, namun
penilaian tentang performans mereka. Untuk dalam penerapannya ada banyak faktor yang
memastikan bahwa para penilai yang terpilih harus dipertimbangkan agar tujuan
memiliki kredibilitas dalam melakukan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
penilaian terhadap perilaku mahasiswa dalam
Driessen et al., (2011)
kurun waktu tertentu, maka mahasiswa
mengemukakan beberapa faktor yang dapat
sebaiknya juga dilibatkan dalam pemilihan
mempengaruhi keefektifan MSF, setiap faktor
penilai, meskipun ada aspek counter-intuitive,
memerlukan solusi yang berbeda seperti
namun bukti menunjukkan hal ini tidak
tampakdalamtabel 1.8
akanmengganggu proses penilaian.8
4
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

Tabel 1. Factors promoting the succes of MSF(Driessen et al., 2011)

Faktor Rekomendasi
Implementasi Prosedur feedback bersifat anonim, hanya diketahui oleh
mahasiswa dan dosen pembimbing (klinik atau preklinik)
Pastikan semua pihak yang terlibat mengetahui tentang prosedur
MSF dan kerahasiaannya
Pastikan ketersediaan waktu dan sumber daya
Materi dalam MSF Masukkan komponen komentar naratif dalam kuesioner
Berikan mahasiswa umpan balik terhadap hasil MSF dalam
bentuk data statistik dan komentar naratiftentang hasil mereka
Kredibilitas & Berikan informasi yang jelas kepada para penilai tentang kriteria
spesifisitas MSF penilaian dan cara pemberian feedback
Beri kesempatan pada mahasiswa untuk ikut terlibat dalam
memilih penilai yang mereka anggap termasuk dalam pihak-pihak
yang memang telah melakukan observasi terhadap performans
mereka
Pengawasan Berikan mahasiswa pembimbingan oleh dosen atau supervisor
klinik
Pastikan bahwa pembimbing memiliki kemampuan untuk
memfasilitasi refleksi dan membantu pencapaian tujuan belajae,
sensitif terhadap masalah yang melibatkan emosi
Tindak lanjut Fokus pada tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan MSF
Formulasikan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk
proses perbaikan dan pengembangan

Wood et al., (2006) mengemukakan 10 tips 4. Usahakan item yang digunakan dalam
yang dapat dilakukakan agar penilaian dengan kuesioner tidak terlalu banyak
MSF bisa menjadi lebih efektif yaitu: 5. Usahakan agar skala penilaian yang
digunakan sederhana dan sesuai
1. Ciptakan kultur yang mendukung
dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Tentukan tujuan pembelajaran dengan
6. Gunakan 10 orang penilai
jelas
7. Bandingkan hasil penilaian dengan
3. Deskripsikan denga jelas perilaku
self assessment
yang diinginkan

4
'M', )olume 3, *omor +, Mei ,0+-, .al Amelia /wi.0enerapan Multi-source...

8. Lakukan pelatihan pada mereka yang 10. Satukan berbagai masukan untuk
akan memberikan feedback pengembangan 4,10

9. Libatkan mahasiswa dalam


perencanaan dan pelaksanaan
pnilaian

DAFTAR PUSTAKA

1. Rees C, shepherd M. 2005. The acceptability of 360-degree judgemnt as a method of assessing


undergraduate medical students' professional behaviours. medical Education; 39: 49-57
2. KonsilKedokteran Indonesia. 2006.StandarKompetensiDokter Indonesia. Jakarta
3. McGaghie W.C, Butter J, Kaye M, 2009. Observational Assessment, in: Downing S.M, Yudkowsky R.
Assessment in Health Professional Education,New York: Routledge Taylor & Francis Group. p 185-215
4. Wood l, Hassel A, Whitehouse A, Bullock A, Wall d. 2006. A literature review of multi-source feedback
systems within and without health services, leading to 10 tipsfor their successful design.Medical
Teacher; Vol 28, No. 7,: 185-191
5. Swanwick T, Chana N. 2007. Workplace-based assessment for general practice training. In Jackson N,
Jamieson A, Khan A. Assessment in medical Education and training, a practical guide, New York:
Radcliffe Publishing, p 74-85
6. Joshi R, Ling F.W, Jaeer J. 2004. Assessment of 360-degree instrument to evaluate resident's
Competency in Interpersonal and Communication Skills. Academic Medicine ; vol 79, No 5: 458-463
7. Allerup P, Aspergen K, Ejlersen E, Jorgensen G, Moller A.M, Moller M.K, Pedersen K.K, Rasmusssen
O.B, Rohold A, Sorensen B. 2007. Use of 360-degree assessment of residents in internal medicine in a
Danish setting: a feasibility study. Medical Teacher; 29: 166-170
8. Driessen E, Overeem K, Tartwijk J.V, 2009. Learning from practice: mentoring, feedback, and
portofolios, in: Dornan T, Mann K, Scherpbier A, Spencer J. Medical Education theory and practice,
Edinburg: Churchill Livingstone Elsevier Ltd. p 211-21
9. Davis M.H, Ponnamperuma G.G, Wall D, 2009. Workplace-based assessment. In Dent J.A, Harden
R.M. A Practical Guide for medical teachers, Edinburg: Churchill Livingstone Elsevier Ltd. p 345-48
10. Wood l, Wall D, Bullock A, Hassell A, Whitehouse A, Campbell I. 2006. "team observation': a six-year
study of the development and use of multi-source feedback (360-degree assessment) in obstetrics and
gynaecology training in the UK. Medical Teacher; vol 28, No 7: 177-184
11. Burford B, illing J, Kergon C, Morrow G, Livingston M. 2010. Use perception of multi-source feedback
tools for junior doctors. medical Education; 44: 165-176
12. Lockyer J. 2003. Multisource Feedback in the Assessment of Physician Competencies. Journal of
Continuing education in the Health Professions. ; vol 23: 4-12

Anda mungkin juga menyukai