0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
433 tayangan30 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Profil singkat Herry E. J. Pandaleke sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin di Manado.
2. Penjelasan mengenai arti profesi dan profesionalisme seorang dokter.
3. Tujuan pendidikan dokter untuk menghasilkan lulusan yang mampu melakukan profesi kedokteran secara profesional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Profil singkat Herry E. J. Pandaleke sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin di Manado.
2. Penjelasan mengenai arti profesi dan profesionalisme seorang dokter.
3. Tujuan pendidikan dokter untuk menghasilkan lulusan yang mampu melakukan profesi kedokteran secara profesional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Profil singkat Herry E. J. Pandaleke sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin di Manado.
2. Penjelasan mengenai arti profesi dan profesionalisme seorang dokter.
3. Tujuan pendidikan dokter untuk menghasilkan lulusan yang mampu melakukan profesi kedokteran secara profesional.
Nama : Herry Evianus John Pandaleke Tempat / tgl lhr : Kolonodale, 23 Mei 1953 Agama : Kristen Protestan Pangkat/Gol : Pembina Utama Madya / IV d Pekerjaan : Dosen FK UNSRAT / SpKK(K) RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Jabatan : Ketua Lembaga Pembinaan, Pengembangan Pembelajaran UNSRAT Rumah : Wale Nusantara B 51 Paniki Bawah, Mapanget Manado Sulut Hp : 081340545353 Isteri : dr. Joice Fauziah Martina Dien (klinik PNS Walikota Manado) Anak-anak : 1. Ritchie Habil Antonius, ST, MBA (MBA Finance) London Negara Bagian Ontario Kanada , Sri Adhi Hayadhi (Menantu), Cucu: Shillo Gregorius Evianus, 6 thn, Archie Zacharias, 3 thn, Mathew Ritchie, 2 thnk 2. dr. Thigita Aga (Dosen FK UNSRAT, Spesialisasi Ilmu kesehatan kulit dan Kelamin), dr. Harold Rumopa (Residen ObsGyn) menantu. 3. Dwayne Giovano, S.Ked (sementara coass) 4. Sahrandy Dien (Pelajar SMP Kelas 2) Dokter Umum FK UNSRAT Manado, lulus April 1982 Spesialis Kulit Kelamin FKUNAIR Surabaya, November 1990 Short Course in Pediatric Dermatology, the University Hospital Roterdam / Sophia Dijkzjist, Roterdam, Augustus-oktober 1991 The International Institute for Sustainable Development : Course on Pedagogy and Teaching improvement Research and Public Service, at Colorado State University, USA, Agustus Oktober 1996 Master of Science (MSc) Education and Training System Design, Faculty of Education, Twente University, Enschede, The Netherlands, sejak Agustus 1999 Juni 2000 Pengakuan Spesialis Kulit & Kelamin Konsultan ( SpKK(K), oleh Kolegium Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Agustus 2001 Penghargaan Fellowship Indonesian Society Dermato-Venerology (FINS-DV) oleh Pengurus PERDOSKI Pusat, Mei 2012. Penghargaan Fellowship Asian Academic Dermato-Venerology (FAADV) oleh Pengurus Asosiasi Asian Academic Dermato-Venerology, November 2012 Profesi dari kata profession berarti deklarasi secara terbuka, yaitu deklarasi, janji, atau sumpah yang khusuk. Profesi memiliki pengertian suatu kelompok individual dengan aturan disiplin tersendiri yang mempunyai kemampuan khusus dalam masyarakat yang didapat dari jenjang pendidikan ataupun pelatihan. Dalam kamus The advanced Leaners Dictionary Of Current English. Profesi artinya jabatan yang memerlukan suatu pendidikan tinggi dan latihan secara khusus. Suatu jabatan akan menentukan aktifitas aktifitas sebagai pelaksana tugas. Berarti bukan jabatannya yang menjabat predikat professional, tetapi keahliannya dalam melaksanakan pekerjaan. Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala memiliki 2 hal pokok: keahlian (kompetensi) yang layak sesuai dengan bidang tugasnya dan pendapatan yang layak pula sesuai kebutuhan hidupnya. Bahwa seorang dikatakan professional karena ia mempunyai standar kualitas dan ciri ciri tertentu. Ciri-ciri mendasar dari sebuah makna professional a.l: 1. Tingkat pendidikan spesialisasinya menuntut seseorang melaksanakan jabatan pekerjaan dengan penuh kapabilitas, kemandirian dalam mengambil keputusan (independent judgement), mahir dan terampil dalam mengerjakan tugasnya. 2. Motif dan tujuan utama seseorang memilih jabatan / pekerjaan itu adalah pengabdian kepada kemanusiaan, bukan imbalan kebendaan (bayaran) yang menjadi tujuan utama. 3. Terdapat kode etik jabatan yang secara sukarela diterima menjadi pedoman perilaku dan tindakan kelompok professional bersangkutan. Kode etik tersebut menjadi standar perilaku pekerjaannya. 4. Terdapat kesetiakawanan seprofesi, yang diwujudkan dengan saling menjalin kerja sama dan tolong menolong antara anggota dalam suatu komunitas tertentu. Kompetensi seorang dokter tidak hanya dinilai dari keterampilan klinis maupun pengetahuan semata tetapi juga membutuhkan perilaku yang baik. Hal ini karena dokter akan berhubungan dengan seorang pasien. Seorang dokter juga harus memiliki komitmen dan tanggung jawab. Dokter yang baik adalah seorang dokter yang memiliki kemampuan intelektual yang baik, memahami undang undang yang berlaku, komitmen terhadap pelayanan masyarakat, dan harus memiliki etika sehingga akan menghasilkan dokter dengan professional behavior. Profesionalisme behavior: Meletakkan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi atau dokter. Memiliki sikap rasa saling menghormati kepada: pasien dan keluarganya, teman sejawat, bidan, perawat, apoteker dan petugas kesehatan lainnya. Dokter secara professional bertanggung jawab secara : a. Moral yakni terhadap sang Pencipta (melalui sumpah dokter). b. Etik terhadap organisasi profesi dan masyarakat kedokteran, c. Disiplin terhadap council kedokteran Indonesia dan MKEKI (Majelis Kode Etik Kedokteran Indonesia) serta hukum kedokteran, pidana, perdata serta administrasi. Sebagai dokter yang professional, seharusnya: Melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang sesuai dengan peran dan fungsinya serta mengamalkannya pada kehidupan nyata Menambah ilmu sebab pasien juga dapat belajar melalui media cetak / media elektronik yang mudah diakses. Pendidikan dokter adalah pendidikan Akademik- profesional, merupakan satu kesatuan utuh, serta mempnyai landasan ilmu pengetahuan dan landasan profesional yang kokoh. Pada pelaksanaannya program pendidikan dokter sangat memperhatikan sekuensial pada proses pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Sesuaidengan sifatnya sebagai pendidikan akademik profesional, pada program pendidikan dokter terdapat masa penyesuaian profesional bagi peserta didik, yang menggunakan tatanan pelayanan kesehatan nyata, khususnya pelayanan medis. Tujuan pendidikan dokter ialah mendidik mahasiswa melalui proses belajar menyelesaikan suatu kurikulum sehingga mempunyai cukup pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistim pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila. 1. Melakukan profesi kedokteran mencakup hal2 sbb : a. Mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat Serta berusaha dan bekerja untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi program2 yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. b. Memecahkan masalah kesehatan penderita dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan klinik dan laboratorium serta observasi dan pencatatan yang baik untuk mengidentifikasi, mendiagnosa, melakukan tindakan medik, melakukan usaha pencegahan, meminta konsultasi, mengadakan usaha rehabilitasi masalah kesehatan penderita dengan berlandaskan etika kedokteran dan mengingat aspek jasmani, rohani dan sosio budayanya. c. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan keshatan. d. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan. e. Menyadari bahwa sistim pelayanan kesehatan yg baik adalah faktor penting dalam ekosistim yg dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. f. Mendidik dan mengikut sertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya. 2. Senantiasa meningkatkan, mengembangkan diri dalam ilmu kedokteran dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat. 3. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan utk menambah pendidikannya, memilih sumber sumber pendidikan yg serasi serta menilai kemajuan yg telah dicapai secara kritis. 4. Mengembangkan ilmu kesehatan, khususnya Ilmu Kedokteran dengan ikut serta dalam pendidikan dan penelitian, serta mencari penyelesaian masalah kesehatan penderita, masyarakat dan sistim pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan medis. 5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian dan sikap yg diperlukan utk kelangsungan profesinya seperti integritas, rasa tanggung jawab, dapat dipercaya serta menaruh perhatian dan penghargaan terhadap sesama manusia, sesuai dengan etika kedokteran. 6. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yg kreatif, produktif, dan bersikap terbuka, dapat menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan mengajak masyarakat ke arah sikap yg sama. Perlu penyesuaian orientasi pendidikan dokter dari pendidikan yang berbasis penguasaan disiplin ilmu, ke pendidikan yang berbasis kompetensi, sesuai dengan kompetensi yang diperlukan pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama. Sesuai paradigma sehat, pada UKM dan UKP strata pertama dibutuhkan pelayanan kesehatan memiliki karakteristik sbb: 1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistik. a.Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif b.memandang manusia sebagaimana manusia seutuhnya. 2.Pelayanan yang continue a.mempunyai rekam medis yg diisi dg cermat b.kerjasama dgn instalasi lain utk kepentingan pasien agar konsultasi dan rujukan lancar. 3. Pelayanan yg mengutamakan pencegahan a.Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin. b.Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya. c.Mencegah kecatatan. 4. Pelayanan yg koordinatif dan kolaboratif a. Kerjasama profesional dgn semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal. b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan. 5. Penanganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga. 6. Pelayanan yg mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal. a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas masyarakat, dan lingkungannya yg dapat mempengaruhi penyakitnya. b. Memanfaatkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya untuk membantu penyembuhan penyakitnya. 7. Pelayanan yg menjunjung tinggi etika dan hukum. 8. Pelayanan yg sadar biaya dan sadar mutu. 9. Pelayanan yg dapat diaudit dan dipertanggung jawabkan yg merupakan perwujudan dari adanya: a. Rekam medis yg lengkap dan akurat yg dapat dibaca org lain. b.Standar pelayanan medis. c. Pengadaan evidence based medicine utk pengambilan keputusan. d. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan dan kewenangan. e. Kesadaran utk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat dan pengembangan profesi berkelanjutan.