Anda di halaman 1dari 65

1

 Dokter merupakan profesi yang masih dianggap sebagai


profesi yang terhormat dan mulia, masyarakat menganggap
bahwa seorang dokter adalah orang yang paripurna, yang
mampu menyelesaikan segala hal dan segala masalah yang
diderita pasien, masyarakat juga menganggap bahwa dokter
adalah profesi yang sangat menguntungkan, dan mampu
memperoleh banyak uang dalam waktu yang singkat.

 Berdasarkan fakta-fakta tersebut, sebagian besar orang tua


berbondong-bondong untuk memasukkan putra putrinya ke
fakultas kedokteran, dan rela mengeluarkan uang ratusan juta
rupiah, untuk menjadikan anaknya sebagai seorang dokter.

2
 Kenyataannya tidak semua dokter bersikap altruisme,
yang mementingkan pertolongan kepada orang yang
membutuhkan, tanpa memikirkan imbalan dan tanda jasa
dari pertolongan tersebut.

 Antara para dokter yang dianggap terhormat tersebut,


terdapat dokter yang materialistis, yang menitikberatkan
pada imbalan daripada pertolongan yang ia berikan,
sehingga muncul perbedaan perlakuan terhadap pasien yang
kaya dan pasien yang miskin.

 Sebagian dokter rela melakukan segala cara agar


memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya, tanpa
memperhatikan nilai halal dan haram, serta benar dan
salah menurut agama dan hukum kedokteran yang berlaku
dan yang telah ditetapkan.
3
SEMENTARA ITU :
Pencapaian kesehatan optimal adalah
hak asasi manusia, merupakan salah
satu unsur kesejahteraan umum yang
menjamin terwujudnya pembangunan
kesehatan dengan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang.
Untuk mencapai hal tersebut perlu
diciptakan berbagai upaya kesehatan
masyarakat.

4
 Dokter sebagai salah satu komponen
utama pemberi pelayanan kesehatan
masyarakat mempunyai peran yang
sangat penting, terkait secara langsung
dengan proses pelayanan kesehatan dan
mutu pelayanan yang diberikan.
 Pengetahuan, Ilmu, keterampilan, sikap
dan perilaku sebagai kompetensi yang
didapat selama Pendidikan, merupakan
landasan utama bagi dokter agar dapat
melakukan tindakan kedokteran, dalam
upaya pelayanan kesehatan.
 Pendidikan kedokteran pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan mutu
kesehatan bagi seluruh masyarakat. 5
Sikap profesional

Sifat ini sangat penting bagi seorang yg berprofesi


sebagai dokter. Dasar profesionalisme kedokteran
antara lain adalah:
A. Memenuhi kompetensi kedokteran
Seorang dokter harus memiliki dan memenuhi
kompetensi yang telah ditetapkan. Bagi seorang dokter,
kompetensi inilah yang akan menjadi modal utama
dalam meraih profesionalisme dalam profesinya

6
B. Mempunyai keterampilan berkomunikasi

Kompetensi, keterampilan, dan  keahlian yg dimiliki


seseorang tidak akan bisa menjadikan dirinya sebagai
dokter professional, karena ada faktor pendukung lain
yang harus dipenuhi, yaitu keterampilan dalam
berkomunikasi.
Banyak kasus malpraktik tejadi bukan karena
kelalaian atau kesengajaan dokter, tetapi karena
kurangnya komunikasi yg baik dan efektif antara dokter
dan pasiennya. Keterampilan berkomunikasi yang baik
dan efektif sangat berpengaruh terhadap
profesionalisme seseorang. 7
C. Memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang etika

 Hal lain yang tak kalah penting dalam menentukan


profesionalisme seseorang adalah mewujudkan
etika profesinya.
 Nilai profesionalisme seseorang dapat dilihat dari
seberapa patuh terhadap kode etik profesinya.
Profesinalisme seorang dokter juga dipengaruhi
oleh etika atau kode etik yang terlah ditetapkan.

8
Profesionalisme dokter
Meliputi beberapa hal antara lain:
A. Mencapai kesuksesan dan keberhasilan prima,
Sikap profesionalisme seorang dokter ditandai dengan
keahlian yang prima, melebihi standar kompetensi
yang telah ditentukan dan ditetapkan. Sikap ini dapat
dimiliki oleh seorang dokter apabila ia menguasai
kompetensi klinik dan terus mempelajari dan
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran secara
berkesinambungan.

9
B. Berperikemanusiaan
Sikap bersungguh-sungguh dan perhatian kepada
pasien, dan memperlakukan pasien sebagai
manusia seutuhnya. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya rasa empati, dan penuh kasih pada pasien,
dapat dilihat dari pemberian nilai-nilai spiritual
kepada pasien, yg berpengaruh pada kesembuhan
pasien.

10
C. Bertanggung jawab
Dokter yang profesional adalah dokter yang: mampu
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah
ia ambil dan ia lakukan.
Dalam melakukan Tindakan, selalu menggunakan
prosedur yang sesuai dalam pengobatan yang telah
ditetapkan.

D. Mementingkan kepentingan orang lain


Seorang dokter harus mampu mendahulukan
kepentingan pasien daripada kepentingan
dirinya sendiri, juga tujuan utama adalah mengobati
orang sakit bukan memperoleh imbalan dari hal
tersebut, sehingga imbalan bukan menjadi patokan bagi
pelayanan yang ia lakukan. 11
Untuk kepentingan itu, pemerintah telah
menerbitkan peraturan tentang Standar Nasional
Pendidikan dan Standar Pendidikan Profesi
Dokter, dengan tujuan untuk menekankan sifat
profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang
dokter, agar dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik.

12
Standar nasional pendidikan

 Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal


bagi sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Standar nasional pendidikan adalah acuan minimal
yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
 Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan
( PP 19/2005 )

13
Landasan Hukum Pendidikan Dokter
 Dalam ketentuan umum Undang-Undang RI No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, disebutkan bahwa standar nasional
pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan yang berlaku di wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Agar lulusan pendidikan dokter di seluruh


Indonesia, mempunyai mutu yang setara maka
perlu ditetapkan standar nasional pendidikan profesi
dokter.

14
Profesi Kedokteran
 Profesi Kedokteran adalah suatu pekerjaan
kedokteran yg dilaksanakan berdasarkan suatu
keilmuan dan kompetensi,

 Profesi Kedokteran diperoleh melalui


pendidikan yang berjenjang, serta kode
etik yang bersifat melayani masyarakat
sesuai UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran

15
Pendidikan Profesi Dokter
 Standar Pendidikan Profesi Dokter adalah standar
minimal yg harus dipenuhi oleh institusi
pendidikan kedokteran dalam menyelengga-
rakan pendidikan dokter.
 Pendidikan kedokteran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan
nasional.
 Penguasaan keilmuan, keterampilan, dan perilaku
lulusan dokter menjadi salah satu penentu utama
kualitas pelayanan asuhan medis pada masyarakat.

16
 Pentingnya penjaminan mutu pendidikan
kedokteran harus disadari oleh segenap pemangku
kepentingan terkait sebagai upaya untuk menjawab
kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia,
 Pendidikan Dokter adalah pendidikan yang
diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang
memiliki kompetensi dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan primer dan merupakan
pendidikan kedokteran dasar, sebagai pendidikan
universitas,
 Pendidikan kedokteran dasar terdiri atas 2 tahap,
yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi
dokter.
17
Menurut pasal 26, UU RI No. 29 tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran

1.Standar pendidikan profesi kedokteran


disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

2.Standar pendidikan profesi kedokteran :


a.Untuk pendidikan profesi dokter disusun oleh
asosiasi institusi pendidikan kedokteran
b.Untuk pendidikan profesi dokter spesialis
disusun oleh kolegium kedokteran
18
3. Asosiasi institusi pendidikan kedokteran
dalam menyusun standar pendidikan
berkoordinasi dengan organisasi profesi,
kolegium, asosiasi rumah sakit pendidikan,
Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Kesehatan.

4. Kolegium kedokteran dalam menyusun


standar pendidikan profesi berkoordinasi
dengan organisasi profesi, asosiasi institusi
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi,
asosiasi rumah sakit pendidikan, Departemen
Pendidikan Nasional dan Departemen 19
Standar Pendidikan Profesi Dokter ini terdiri atas
sembilan area, yaitu :
1.Visi, Misi dan Tujuan
2.Program Pendidikan
3.Penilaian Hasil Belajar
4.Mahasiswa
5.Staf Akademik
6.Sumber Daya Pendidikan
7.Evaluasi Program Pendidikan
8.Penyelenggara Program dan Administrasi Pendidikan
9.Pembaruan Berkesinambungan 

20
Standar dari masing-masing komponen pendidikan
tersebut harus selalu ditingkatkan secara berencana
dan berkala mengikuti:
Perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi
kedokteran,
(medical science and technology),
Perkembangan ilmu dan teknologi pendidikan
kedokteran,
(medical education and technology),
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. (public health needs and demands).
21
Sertifikat Kompetensi

UU RI No. 29 tahun 2004


tentang
Praktek Kedokteran

Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan


terhadap kemampuan seorang dokter untuk
menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia
setelah lulus uji kompetensi

22
Dengan makin berkembangnya kesadaran
masyarakat akan hak mereka dan kewajiban
profesi kedokteran, tindakan-tindakan yang
merupakan pelanggaran etik kedokteran semakin
mudah tampak.

Bahkan tindakan-tindakan yg sebenarnya tidak


termasuk pelanggaran etik dengan mudahnya
dianggap sebagai pelanggaran etik, bahkan
dinyatakan sebagai malpraktek, sehingga
menimbulkan kesan bertambahnya kasus-kasus
pelanggaran etik kedokteran.
23
Konsil Kedokteran Indonesia sebagai regulator profesi
kedokteran yang dilahirkan sesuai amanat Undang-
Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran antara lain memiliki tugas dan
kewenangan mengesahkan Standar Pendidikan Profesi
dan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

Buku Standar Pendidikan Profesi dan Standar Kompetensi


Dokter merupakan penguatan dan pengembangan, sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran serta sebagai upaya menjawab kebutuhan
masyarakat terhadap penjaminan mutu pendidikan
kedokteran sebagai bagian terawal dari tercapainya patient
safety dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
24
Menurut pasal 3, UU RI No. 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, pengaturan praktek
kedokteran bertujuan untuk :

1.Memberikan perlindungan kepada pasien;

2.Mempertahankan dan meningkatkan mutu


pelayanan medis yang diberikan oleh dokter;

3.Memberikan kepastian hukum kepada


masyarakat, dokter.

25
Kompetensi terdiri atas:

a.kompetensi utama,
b.kompetensi pendukung,
c.kompetensi lain yang bersifat khusus dan
terkait dengan kompetensi utama
(SK Mendiknas 045/U/2002).
26
Elemen-elemen kompetensi terdiri atas:
a.Landasan kepribadian.
b.Penguasaan ilmu dan keterampilan.
c.Kemampuan berkarya.
d.Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut
tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai.
e.Pemahaman kaidah berkehidupan berma-
syarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam
berkarya.

27
Skematis, Susunan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia

28
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
TENTANG STANDAR KOMPETENSI
DOKTER INDONESIA
Pasal 1
1.Standar Kompetensi Dokter Indonesia
merupakan bagian dari Standar Pendidikan Profesi
Dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia.
2.Standar Kompetensi Dokter Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia ini.
29
Pasal 2
Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan profesi dokter, dalam mengembangkan
kurikulum harus menerapkan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 ayat (2).

Pasal 3
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Keputusan
Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 21A/KKI/KEP/
IX/2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi
Dokter, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
30
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

 Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)


merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan
bukan merupakan standar kewenangan dokter
layanan primer.
 SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah
digunakan sebagai acuan untuk pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
31
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
INDONESIA
 SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji
kompetensi dokter yang bersifat nasional.
 SKDI memerlukan revisi secara berkala, mengingat
perkembangan yang ada terkait sinergisme sistem
pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter,
perkembangan yang terjadi di masyarakat serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
32
Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia dilengkapi


dengan:
Daftar Pokok Bahasan,
Daftar Masalah,
Daftar Penyakit,
Daftar Keterampilan Klinis

Fungsi utama keempat daftar tersebut sebagai acuan


bagi institusi pendidikan kedokteran dalam
mengembangkan kurikulum institusional.
33
KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
Kompetensi Dokter Indonesia dibangun dengan:

Pondasi :
1.Profesionalitas yg luhur, KOMPETENSI
2.Mawas diri dan pengembangan
diri,

PENGELOLAAN INFORMASI

PENGELOLAAN MASALAH
KETRAMPILAN KLINIS
3.Komunikasi efektif.

LANDASAN ILMU
KEDOKTERAN

KESEHATAN
Ditunjang oleh pilar:
1.Pengelolaan informasi,
2.Landasan ilmiah ilmu
kedokteran,
3.Keterampilan klinis,
4.Pengelolaan masalah kesehatan. KOMUNIKASI EFEKTIF
MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI
PROFESIONALITAS YANG LUHUR
34
fONDASI
Area Profesionalitas yang Luhur:
1.Berke -Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
2.Bermoral, beretika dan disiplin
3.Sadar dan taat hukum
4.Berwawasan sosial budaya
5.Berperilaku profesional

Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri


6.Menerapkan mawas diri
7.Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
8.Mengembangkan pengetahuan

Area Komunikasi Efektif


9.Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
10.Berkomunikasi dengan mitra kerja
11.Berkomunikasi dengan masyarakat
35
EMPAT PILAR
Area Pengelolaan Informasi
12.Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
13.Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif
kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak
terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan

Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran


14.Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran
Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola
masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif

Area Keterampilan Klinis


15.Melakukan prosedur diagnosis
16.Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan
komprehensif
36
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
17.Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga
dan masyarakat
18.Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya
masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
19.Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat
20.Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
21.Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan
berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan
22.Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan
kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-
masing di Indonesia

37
A. Penjabaran Profesionalitas yang Luhur

1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang
profesional sesuai dengan nilai dan prinsip ke-
Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum,
dan sosial budaya.

38
2. Lulusan Dokter Mampu
a. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)
 Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam
praktek kedokteran
 Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktek
kedokteran merupakan upaya maksimal
b. Bermoral, beretika, dan berdisiplin
 Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai
moral yang luhur dalam praktek kedokteran
 Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran
dan kode etik kedokteran Indonesia
 Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik
yang terjadi pada pelayanan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat
 Bersikap disiplin dalam menjalankan praktek
kedokteran dan bermasyarakat

39
c. Sadar dan taat hukum
 Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan
kedokteran dan memberikan saran cara pemecahannya
 Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan
ketertiban masyarakat
 Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang
berlaku
 Membantu penegakkan hukum serta keadilan
d.Berwawasan sosial budaya
 Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang
dilayani
 Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh
agama, usia, gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-
ekonomi dalam menjalankan praktek kedokteran dan
bermasyarakat
 Menghargai dan melindungi kelompok rentan
 Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif
yang berkembang di masyarakat multikultur.
40
e. Berperilaku profesional
 Menunjukkan karakter sebagai dokter yang
profesional
 Bersikap dan berbudaya menolong
 Mengutamakan keselamatan pasien
 Mampu bekerja sama intra- dan interprofesional
dalam tim pelayanan kesehatan demi keselamatan
pasien
 Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan.

41
B. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan praktek kedokteran dengan
menyadari keterbatasan, mengatasi masalah personal,
mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan
peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan
serta mengembangkan pengetahuan demi
keselamatan pasien.

42
2. Lulusan Dokter Mampu
a. Menerapkan mawas diri
 Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik,
psikis, sosial dan budaya diri sendiri
 Tanggap terhadap tantangan profesi
 Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk
kepada yang lebih mampu
 Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak
lain untuk pengembangan diri
b. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
 Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi
kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahan
 Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi
c. Mengembangkan pengetahuan baru
 Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat serta
mendiseminasikan hasilnya
43
C.Komunikasi Efektif
1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal
dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota
keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2. Lulusan Dokter Mampu
a. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
 Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan
nonverbal
 Berempati secara verbal dan nonverbal
 Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun
dan dapat dimengerti
 Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan
kesehatan secara holistik dan komprehensif
44
 Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan
(termasuk berita buruk, informed consent) dan
melakukan konseling dengan cara yang santun,baik
dan benar
 Menunjukkan kepekaan terhadap aspek
biopsikososiokultural dan spiritual pasien dan
keluarga
b. Berkomunikasi dengan mitra kerja
 Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang
baik dan benar
 Membangun komunikasi interprofesional dalam
pelayanan kesehatan
 Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan
kepada penegak hukum, perusahaan asuransi
kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika
diperlukan
 Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif 45
c. Berkomunikasi dengan masyarakat
 Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya
bersama-sama
 Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat.

46
Pengelolaan Informasi
1.Kompetensi Inti
Lulusan Dokter Mampu memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktek
kedokteran.
2.Lulusan Dokter Mampu
a. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan
informasi kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi
kesehatan untuk dapat belajar sepanjang hayat

47
b. Mendiseminasikan informasi dan
pengetahuan secara efektif kepada profesi
kesehatan lain, pasien, masyarakat dan
pihak terkait untuk peningkatan mutu
pelayanan kesehatan
 Memanfaatkan keterampilan pengelolaan
informasi untuk diseminasi informasi dalam
bidang kesehatan.

48
Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
1.Kompetensi Inti
Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan
landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir
untuk mendapat hasil yang optimum.
2.Lulusan Dokter Mampu:
a.Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran
Klinik, dan ilmu Kesehatan Masy./Kedokt. Pencegahan/
Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif.
b.Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora,
ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang berhubungan
dengan prevensi masalah kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat

49
d. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu
Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran
Komunitas untuk menentukan prioritas masalah kesehatan
pada individu, keluarga, dan masyarakat
e. Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang
rasional untuk menegakkan diagnosis
f. Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan
penatalaksanaan masalah kesehatan berdasarkan etiologi,
patogenesis, dan patofisiologi,
g. Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman
prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/
Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas

50
h. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu
Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran
Komunitas yang berhubungan dengan rehabilitasi medik dan
sosial pada individu, keluarga dan masyarakat
i. Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu
Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran
Komunitas yang berhubungan dengan kepentingan hukum
dan peradilan
j. Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti
ilmiah kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam
pelayanan kesehatan untuk mengambil keputusan
51
Keterampilan Klinis
1.Kompetensi Inti
Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan
masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip
keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan
keselamatan orang lain.
2.Lulusan Dokter Mampu
a.Melakukan prosedur diagnosis
Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan
hetero-anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus
sesuai dengan masalah pasien
Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang
dasar dan mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya
yang rasional
52
b. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif.
 Melakukan edukasi dan konseling
 Melaksanakan promosi kesehatan
 Melakukan tindakan medis preventif
 Melakukan tindakan medis kuratif
 Melakukan tindakan medis rehabilitatif
 Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat
membahayakan diri sendiri dan orang lain
 Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis
dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien
 Melakukan tindakan medis dengan pendekatan
medikolegal terhadap masalah kesehatan/kecederaan
yang berhubungan dengan hukum

53
Pengelolaan Masalah Kesehatan
1.Kompetensi Inti
Mampu mengelola masalah kesehatan individu,
keluarga maupun masyarakat secara komprehensif,
holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam
konteks pelayanan kesehatan primer.

54
2. Lulusan Dokter Mampu
a. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu,
keluarga dan masyarakat
 Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola
pikir, sikap dan perilaku, serta modifikasi gaya
hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai
kelompok umur, agama, masyarakat, jenis
kelamin, etnis, dan budaya
 Merencanakan dan melaksanakan pendidikan
kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat,

55
b. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini
terjadinya masalah kesehatan pada individu,
keluarga dan masyarakat

 Melakukan pencegahan timbulnya masalah


kesehatan
 Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko
penyakit laten untuk mencegah dan
memperlambat timbulnya penyakit
 Melakukan pencegahan untuk memper-lambat
progresi dan timbulnya komplikasi penyakit
dan atau kecacatan

56
c. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat
 Menginterpretasi data klinis dan
merumuskannya menjadi diagnosis
 Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam
rangka mengidentifikasi masalah kesehatan
keluarga
 Menginterpretasi data kesehatan masyara-kat
dalam rangka mengidentifikasi dan merumuskan
diagnosis komunitas
 Memilih dan menerapkan strategi
penatalaksanaan yang paling sesuai berdasarkan
prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti

57
 Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan
bertanggung jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan
dan Daftar Penyakit) dengan memperhatikan
prinsip keselamatan pasien
 Mengkonsultasikan dan/atau merujuk sesuai
dengan standar pelayanan medis yang berlaku
(lihat Daftar Penyakit)
 Membuat instruksi medis tertulis secara jelas,
lengkap, tepat, dan dapat dibaca
 Membuat surat keterangan medis seperti surat
keterangan sakit, sehat, kematian, laporan
kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta
keterangan medis lain sesuai kewenangannya
termasuk visum et repertum dan identifikasi
jenasah

58
 Menulis resep obat secara bijak dan rasional
(indikasi/obat/dosis/frekuensi/cara pemberi-
an yang benar, sesuai dengan kondisi
pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.
 Mengidentifikasi berbagai indikator
keberhasilan pengobatan, memonitor
perkembangan penatalaksanaan, memper-
baiki, dan mengubah terapi dengan benar
 Menentukan prognosis masalah kesehatan
pada individu, keluarga, dan masyarakat

59
 Melakukan rehabilitasi medik dasar dan
rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan
masyarakat
 Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi &
pelayanan kedokteran secara komprehensif,
holistik, dan berkesinambungan dalam
mengelola masalah kesehatan
 Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah
dan bencana mulai dari identifikasi masalah
hingga rehabilitasi komunitas

60
d. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan
masyarakat dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan
 Memberdayakan dan berkolaborasi dengan
masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah kesehatan actual yang terjadi serta
mengatasinya bersama-sama
 Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain
dalam rangka pemberdayaan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan

61
e. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien
dan berkesinambungan dalam penyelesaian
masalah kesehatan
 Mengelola sumber daya manusia, keuangan,
sarana, dan prasarana secara efektif dan
efisien
 Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam
pelayanan kesehatan primer dengan
pendekatan kedokteran keluarga
 Menerapkan manajemen kesehatan dan
institusi layanan kesehatan

62
f. Mengakses dan menganalisis serta
menerapkan kebijakan kesehatan spesifik
yang merupakan prioritas daerah masing-
masing di Indonesia
Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan
dapat memengaruhi program kesehatan
masyarakat dari aspek fiskal, administrasi,
hukum, etika, sosial, dan politik.

63
Standar Kompetensi Dokter Indonesia dilengkapi
dengan:

a)Daftar Pokok Bahasan,


b)Daftar Masalah,
c)Daftar Penyakit,
d)Daftar Keterampilan Klinis.

Fungsi utama keempat daftar tersebut adalah


sebagai acuan bagi institusi pendidikan
kedokteran dalam mengembangkan kurikulum
institusional.

64
sekian

Selamat belajar
65

Anda mungkin juga menyukai