Anda di halaman 1dari 0

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein. Diabetes Mellitus dapat mengenai semua organ
tubuh dan dapat menimbulkan berbagai macam keluhan. Diabetes Mellitus
dapat timbul perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya
perubahan yang terjadi seperti minum menjadi lebih banyak, buang air lebih
sering ataupun berat badan menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung
lama tanpa diperhatikan.(Waspadji, Sarwono, 1996)
Gangguan metabolisme karbohidrat yang terjadi pada Diabetes Mellitus
akibat dari terganggunya hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Defisiensi insulin menyebabkan hanya sebagian kecil glukosa yang dapat
diubah menjadi glikogen. Glukosa yang berasal dari makanan sebagian besar
tetap berada dalam darah, kadar glukosa darah yang meningkat
(hiperglikemia) mendorong pembuangan kelebihan glukosa tersebut keluar
melalui urin. Sebagian besar glukosa tidak diambil oleh tubuh dan dibuang
melalui urin sehingga menyebabkan terambilnya lemak dan protein untuk
dijadikan sumber energi. Penggunaaan lemak sebagai sumber energi akan
menyebabkan terbentuknya benda keton (Hembing, 2000)
Pemeriksaan keton urin sangat diperlukan pada penderita Diabetes
Mellitus, karena untuk mengetahui keadaan metabolik tubuh. Adanya benda
1
2
keton didalam urin menunjukkan ketoasidosis. Apabila pada penderita
Diabetes Mellitus hasil pemeriksaan keton urinnya adalah positif (+), maka
penderita Diabetes Mellitus dapat mengalami koma dan kematian.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya benda-benda keton
dalam urin menggunakan Metode Rothera, yang prinsipnya adalah reaksi
antara nitroprussida dan asam aceto-acetat atau aceton yang menyusun suatu
zat berwarna ungu. Aceton merupakan zat yang terpenting diantara benda-
benda keton yang bersifat mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus
segar. Sedangkan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya
glukosa dalam urin adalah Tes Reduksi Benedict, yang prinsipnya yaitu reaksi
oksidasi cupro menjadi cupri oleh glukosa, dan reagen yang digunakan adalah
Reagen Benedict, karena reagen ini mengandung garam cupri.
Pada umumnya penderita Diabetes Mellitus mengalami poliuria (banyak
kencing), polidipsia (banyak minum), dan polipagia (banyak makan), adapula
pasien yang mengalami kesemutan, gatal-gatal, pandangan mata kabur, luka
yang tidak sembuh-sembuh dan badan lemas.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat diambil adalah
apakah ada hubungan antara glukosa urin dengan keton urin pada penderita
diabetes mellitus.

3
C. Tujuan Penelitian
Umum : Untuk mengetahui hubungan glukosa urin yang diperiksa dengan
menggunakan metode Benedict dengan keton urin pada penderita
diabetes mellitus yang dirawat inap di RSU Kardinah Kota Tegal.
Khusus:
1. Memeriksa glukosa urin dengan metode Benedict pada penderita diabetes
mellitus yang dirawat inap di RSU Kardinah Kota Tegal.
2. Memeriksa keton urin dengan dengan menggunakan metode Rothera pada
penderita diabetes mellitus yang dirawat inap di RSU Kardinah Kota Tegal.
3. Untuk mengetahui hubungan glukosa urin metode benedict dengan keton
urin metode Rothera pada penderita diabetes mellitus yang dirawat inap di
RSU Kardinah Kota Tegal.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pemeriksaan laboratorium yang
berhubungan dengan diabetes mellitus.
b. Meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan Urinalisa khususnya
pemeriksaan glukosa urin dan keton urin pada penderita diabetes
mellitus.
2. Bagi Tenaga Laboratorium
Menambah pengetahuan khususnya penderita tentang pemeriksaan
glukosa urin dan keton urin.

Anda mungkin juga menyukai