Anda di halaman 1dari 49

DRAFT OSCE II

Tim Akademik Anantara 2015


Divisi OSCE Anantara
2015

Halo Teman-teman!
Draft OSCE ini akan membantu teman-teman pas ujian OSCE nanti, tapi kami juga berharap
draft ini bisa dipakai sampai kelak nanti kita menjadi teman sejawat, dokter 

Sekarang, kami ingin mengingatkan hal-hal wajib saat OSCE nanti, yaitu:

1. Percaya diri
2. Jas lab diusahakan bersih dan harum juga rapi
3. Potong kuku
4. Jam tangan detik kalau bisa
5. Pulpen/pensil paling tidak 2 buah
6. KTM
7. Alat komunikasi ditinggal

Yang penting banget adalah


8. Doa orang tua
9. Berdoa
10. Senyum dan sapa setiap pengujinya 

Semogaaa kita bisa menjadi dokter yang baik, aamiin! Sukses ya!

Table of Contents
1. Universal Precaution by MS
2. History Taking on Gynecology by IN
3. Writing the prescription by AS
4. History Taking on Obstetric by DM
5. Examination of obstetric patient (Leopold) by 2013
6. Partograph by AS
7. Normal labor procedure (stage 2) by IN
8. Normal labor procedure (stage 3) by DM
9. Breastfeeding by MS
10. Neonatal resuscitation by AS
11. Dermatovenerology examination by IN
12. Gestasional age assessment by IN

1
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 1: The Universal Precaution


No. Keterampilan yang dinilai Keterangan
Selamat Pagi/Siang/Sore Dok, saya X dengan NPM xxxx akan melakukan Universal Precaution
A Persiapan
1. Menyiapkan peralatan
‘’Sebelumnya, saya akan melakukan persiapan terlebih
dahulu, yaitu menyiapkan glove yang sesuai dengan
ukuran tangan saya dan juga menyiapkan masker’’
2. Memeriksa ketersediaan air, sabun cair, dan handuk
kering/tissue
“Selanjutnya, saya akan memeriksa ketersedian air dan
mengalir, sabun cair, dan handuk kering atau tisu”
3. Melepas aksesoris yang ada di tangan dan lengan (e.g.,
cincin, gelang, jam tangan), serta kuku jari terpotong
pendek
“Setelah itu, pastikan bahwa kita tidak memakai
aksesoris seperti cincin, gelang, jam tangan ataupun yang
lainnya. Serta kuku jari tidak panjang/sudah dipotong.
Jika menggunakan pakaian yang panjang,
dilipat/digulungkan terlebih dahulu.”
B Menggunakan Masker
4. Menentukan sisi masker bagian atas
‘’Saya akan melakukan cara menggunakan masker, yang
mana saya akan menentukan terlebih dahulu bagian
atasnya, yaitu yang terdapat kawat dan bisa ditekukan
sesuai bentuk hidung.’’
5. Menentukan sisi masker bagian depan
‘’Kemudian menentukan bagian luar serta dalam. Untuk
bagian luar biasanya yang berwarna (hijau/biru) dan juga
sedikit kasar. Sedangkan untuk bagian dalamnya yang
berwarna putih dan cukup halus. Bagian putih ini yang
menempel pada wajah.’’

6. Menentukan tipe masker yang digunakan


“Dalam menggunakan masker, pastikan masker tersebut
menutupi hidung, mulut, serta dagu. Terdapat dua jenis
masker, yaitu :
1. Masker yang dikaitkan ke telinga ( with ear loops)
2. Masker yang dikaitkan (with ties)”
C Mencuci tangan (Semua gerakan harus diucapkan)
7. Pertama, buka kran terlebih dahulu
8. Basahkan kedua tangan sampai dengan pergelangan
tangan
9. Ambil sabun sekitar 3-5 cc
10. Ratakan dari telapak tangan ke telapak tangan
11. Gosok punggung tangan kiri dan tangan kanan

2
Divisi OSCE Anantara
2015

12. Gosok sela-sela kedua jari


13. Bersihkan kedua jari dengan posisi mengunci
14 Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
15 Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
dan secara bergantian
16 Cuci hingga bersih dan tidak ada sabun lagi pada tangan
17 Keringkan dengan handuk atau tisu, lalu dengan
handuk/tisu tersebut tutup keran air
18 Setelah itu cuci handuk tersebut/ buang tisunya
D Menggunakan sarung tangan
19 Ambil sarung tangan dan pasangkan pada tangan
20 Jangan memegang bagian tubuh selama melakukan
pemeriksaan/pekerjaan di laboratorium
E Removal Personal Protection
21 Buka sarung tangan tanpa menyentuh kulit (teknik glove
to glove) dan buang sarung tangan tersebut
22 Buka sarung tangan yang tersisa tanpa menyentuh
permukaan sarung tangannya (teknik hand to hand) dan
membuangnya
23 Buka masker dan buang

For futher information


http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_Hyangiene_Why_How_and_When_Brochure.pdf

3
Divisi OSCE Anantara
2015

4
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 2: History Taking on Gynecology


Practice makes perfect. An expert was once a beginner too 
No. Keterampilan yang Dinilai Keterangan
MEMULAI SESI: MEMBANGUN HUBUNGAN AWAL
1 Sapa pasien, perkenalkan diri
“Selamat siang. Silakan duduk. Perkenalkan, nama saya X,
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang
sedang bertugas di klinik pada siang ini.”
2 Menunjukkan rasa hormat dan perhatian, menghadirkan Jangan melihat atau
kenyamanan fisik untuk pasien menyibukkan diri dengan
“Apakah ibu sudah merasa nyaman? Rileks saja ya, Bu.” hal lainnya
3 Memperoleh nama pasien
“Saya izin sambil menulis ya, Bu. Dengan ibu siapa?”
Mengidentifikasi alasan pasien untuk konsultasi
4 Identifikasi masalah pasien. Pertanyaan terbuka yang sesuai
“Baik Ibu, ada yang bisa saya bantu?”
5 Mendengarkan jawaban pasien tanpa interupsi atau
mengarahkan respon pasien
6 Konfirmasi daftar & screening untuk pemeriksaan
7 Menegosiasi agenda, pertimbangkan perspektif dokter & pasien
“Baik ibu, untuk beberapa menit ke depan saya akan mengajukan
pertanyaan terkait keluhan yang ibu sampaikan. Ibu tidak usah
khawatir karena saya akan menjaga kerahasiaan informasi yang
ibu berikan. Apakah ibu setuju?”
MENGUMPULKAN INFORMASI
MENGEKSPLORASI MASALAH PASIEN
8 Mendorong pasien untuk menceritakan masalahnya dari kapan,
pertama kali muncul dalam bahasa pasien
“Sejak kapan/sudah berapa lama?, dll”
9 Menggunakan teknik pertanyaan terbuka dan tertutup. terbuka lalu tertutup
10 Mendengarkan dengan penuh perhatian, menghargai pasien
untuk menyatakan semua keluhannya tanpa interupsi,
membiarkan pasien berpikir sejenak sebelum menjawab,
memberikan kesempatan kembali setelah terhenti.
11 Gunakan bahasa verbal dan non verbal (body language, logat,
ekspresi wajah) dengan sesuai
12 Berikan respon pasien secara verbal dan non-verbal e.g., semangat, diam,
pengulangan,
penafsiran/parafrase

5
Divisi OSCE Anantara
2015

13 Mengklarifikasi pernyataan pasien yang kurang jelas atau


membutuhkan pengerasan
14 Meringkas secara berkala untuk memverifikasi pemahaman
sendiri tentang apa yang telah dikatakan pasien
15 Arahkan pasien untuk memperbaiki interpretasi atau Pertanyaan harus ringkas,
memberikan informasi lebih lanjut. mudah dipahami, hindari
“….. benar seperti itu, Bu?” atau “Ada yang ingin ditambahkan jargon medis
(terkait keluhan)?”
16 Menyusun tanggal dan urutan acara
KETERAMPILAN TAMBAHAN UNTUK MEMAHAMI PERSPEKTIF PASIEN
17 Menentukan secara aktif dan tepat mengeksplorasi
Pendapat, Perhatian, Ekspektasi, Efek pada pasien
18 Mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya “Bagaimana rasanya bu?”
MENYEDIAKAN STRUKTUR KONSULTASI
MEMBUAT KUMPULAN YANG JELAS
19 Meringkas pada akhir baris tertentu dari pernyataan; untuk mengonfirmasi
mengarahkan pasien untuk memperbaiki interpretasi pemahaman dan
“….. benar seperti itu, Bu?” memastikan tidak ada
data penting yang tidak
terjawab
20 Progress dari satu sesi ke yang lain menggunakan sign posting,
pernyataan transisi, termasuk pemikiran untuk bagian
berikutnya
“Baik, selanjutnya saya akan menanyakan tentang…”
MENGIKUTI ARUS
21 Struktur wawancara dalam urutan yang logis
22 Mengikuti waktu dan penetapan wawancara pada tugas
MENANYAKAN HAL SEBAGAI BERIKUT
23 Riwayat perkawinan
“Apakah ibu sudah menikah? Ini pernikahan yang ke berapa ya
bu?” “Maaf ibu, suami kerja sebagai apa ya? Tapi suami sering
berada di rumah ya?”
24 Menarche
“Ibu kapan haid pertama kali?”
“Apakah ibu sudah menopause? (min. 1 tahun tidak haid)
25 Siklus menstruasi, HPHT, lamanya
“Haidnya teratur atau tidak, Bu? Biasanya berapa lama? Apakah
ada gumpalan? Terakhir haidnya bersih kapan?”
26 Paritas dan jumah anak yang hidup, melahirkan/aborsi terakhir Abortus = <20 mgg
“Apakah pernah hamil? Apakah ibu pernah mengalami = <500gr
keguguran? Sudah punya putra berapa, Ibu? Kapan melahirkan
anaknya? Dimana? Dibantu oleh siapa? Bagaimana

6
Divisi OSCE Anantara
2015

melahirkannya, apakah normal atau caesar? Berapa usia putra


ibu yang paling kecil/bungsu?”
27 Riwayat tentang kehamilan ektopik atau operasi
“Selain operasi persalinan, apakah ibu juga pernah dioperasi?”
28 Riwayat tentang menstruasi-berkenaan sakit
“Selama haid, sakit tidak pada saat ibu menstruasi, dari pertama
haid sampai sekarang?”
29 Vaginal discharge Faktor memperberat &
“Keputihan ibu sebanyak apa? Berwarna apa Bu? Apakah memperingan sakit (e.g.,
berbau? Gatal atau panas pada waktu tertentu? Apakah di saat kerja dll)
keputihannya ada darah, Bu?” ACC = Amount, Colour,
Consistency
30 Riwayat tentang infeksi saluran kencing, sexual transmitted Bisa langsung
disease, atau penyakit inflamasi pelvis menanyakan infeksi rahim
“Sebulan atau dua bulan lalu, pernah tidak buang air kecilnya atau vagina
terasa sakit?
“Apakah terasa sakit di organ intim ibu?”
“Apakah ada perubahan warna (misal kemerahan) pada organ
intim ibu? Apakah ada rasa gatal?”
31 Hubungan seksual Aman misalnya memakai
“Maaf ibu sebelumnya, saya akan bertanya lebih privasi lagi tapi kondom, KB seperti IUD
saya perlu menanyakannya agar diagnosisnya dapat ditegakkan.
(Poin no. 41) Apakah ibu melakukan hubungan seksual secara
aman hanya dengan suami ibu? Alat yang digunakan apa? Sudah
sejak kapan? Apakah saat berhubungan dengan suami, ibu
merasa sakit?”
Jika tidak menikah: Pernah melakukan hubungan seks dengan
siapa saja? Dan apakah melakukannya secara aman?”
32 Keluhan lain termasuk pendarahan, atau pembesaran abdomen,
merasakan adanya massa pada bagian abdominal
“Apakah di luar siklus menstruasi normal ibu, pernah ada darah FYI. Post-coital bleeding
yang keluar, Bu?” (PCB)  khas kanker
“Ibu, ada tidak benjolan di daerah perut?” serviks
MEMBANGUN HUBUNGAN-MEMFASILITASI KEBUTUHAN PASIEN
MENGGUNAKAN PERILAKU NON-VERBAL YANG TEPAT
33 Menunjukkan perilaku non-verbal yang tepat
 Kontak mata
 Ekspresi wajah
 Postur, posisi, gesture, dan gerakan lain
 Isyarat vocal (kecepatan, volume, nada, pitch)
34 Jika sedang membaca, menulis catatan atau menggunakan
komputer, tidak mengganggu dialog atau hubungan

7
Divisi OSCE Anantara
2015

35 Menunjukkan kepercayaan
LAPORAN
36 Menerima hak pandangan dan perasaan pasien; tidak
menghakimi
37 Menggunakan empati, untuk mengkomunikasikan pemahaman
dan pengertian perasaan dan situasi pasien; mengakui
pandangan dan perasaan pasien terus terang
38 Memberikan dukungan, mengungkapkan keprihatinan, e.g., Oh.. pasti tidak
pengertian dan kemauan untuk membantu; mengakui upaya nyaman ya, Bu? / Saya
mengatasi dan perawatan diri yang tepat; menawarkan kerja akan membantu ibu
sama sebaik mungkin / dll
39 Peka pada topik yang memalukan atau mengganggu dan rasa e.g., Maaf, Bu…..
sakit fisik, termasuk yang berhubungan dengan pemeriksaan fisik
MELIBATKAN PASIEN
40 Berbagi pemikiran dengan pasien untuk mendorong keterlibatan
pasien
41 Menjelaskan alasan untuk pertanyaan atau bagian dari e.g., agar diagnosisnya
pemeriksaan fisik yang bisa menjadi non-secure dapat ditegakkan, agar
dapat memberikan terapi
yang tepat
42 Jika pemeriksaan fisik, menjelaskan proses, meminta izin Prosesnya?
“Ibu, saya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut dari
keterangan yang ibu sampaikan. Saya memohon izin sebagai
dokter saya perlu melakukan pemeriksaan fisik sehingga saya
bisa menyimpulkan penyakit ibu sehingga saya bisa memberikan
terapi yang optimal.”
MENUTUP SESI: PENJELASAN DAN PERENCANAAN AWAL
43 Beri penjelasan pada waktu yang tepat Tidak terlalu dini memberi
saran, info, opini
44 Berikan informasi awal apapun secara jelas, terorganisasi dengan Hindari jargon medis
baik, tanpa membebani pasien
45 Kontrak pada pasien mengenai langkah berikutnya untuk pasien
dan dokter
46 Periksa pemahaman pasien dan penerimaan penjelasan dan
rencana; memastikan kekhawatiran bahwa telah ditangani
“Saya akan berusaha sebaik mungkin, jadi ibu jangan khawatir.” GIMANA????
47 Meringkas sesi secara singkat
“Baik, Ibu, saya akan menyimpulkan. Jadi Ibu datang dengan
keluhan……. Apakah ada yang terlewat?”
Rekaman di Skill Lab: https://www.youtube.com/watch?v=YfF_Csmy5dk

8
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 3: Writing The Prescription


No. Keterampilan yang Dinilai Keterangan
Persiapan Selamat pagi, dok. Perkenalkan nama saya
Anantara. Sekarang saya akan mempraktikkan
cara menulis resep obat yang baik dan benar
1 Menjelaskan obat yang akan diberikan
dan tujuan
2 Menjelaskan aturan pengonsumsian obat
3 Informasi Prescriber
Nama (dokter/klinik) Anantara, dr.
Nomor lisensi/SIP 130110150...
Alamat (dan nomor telepon) Klinik FK Unpad, Bale Padjadjaran Jatinangor
Diberi garis tebal
4 Tempat dan Waktu (Peresepan) Jatinangor, 5 Januari 2016
*ditulis bawah garis tebal bagian kanan
5 R/ (Superkripsi) *harus ada pada setiap menulis resep obat
recipe : ambil; you (take) yang satu dengan yang lainnya
6 Inskripsi
Nama obat (generik/merk)  Untuk penggunaan infus, sertakan alat-alat
sbb:
1. infusion set (1 buah)
2. disposible syringe (1 buah, jika ada
pengenceran maka menjadi 2 buah)
3. IV Cathether 22 G
4. Bahan pencair (aquadest)
 Untuk penggunaan injection: Disposable
syringe 3 cc, 5 cc
*jangan sampai salah menulis nama obat
Kekuatan obat 100mg/mL (tidak boleh diubah)
Form (dosage form) inj. i.v (injection intravena) / inj. i.m
(intramuscular) / inj. s.c (subkutan) / inf (infus)
Sediaan spesifik (volume & tipe container) 20mL. amp
 amp : ampoule (tabung yang dibuka
dengan memecahkan bagian atasnya,
biasanya volume disesuaikan dengan dosis
pasien, karena tabung ini sekali pakai)
 vial (tabung yang tutupnya berupa karet,
Vial dan ampoule
sehingga pengambilan cairan dapat
dilakukan berulang kali)
 fls : flash (botol / infus)

9
Divisi OSCE Anantara
2015

Numero: numero No.


*harus angka romawi dan di atasnya diberi
garis
7 Direction
Signa / ∫
Signa : tandai; tulis di label
Frekuensi pengonsumsian 3.d.d : 3 de die (3x sehari)
i.m.m : in mano medicina (berikanlah ke
tangan dokter)
Dose form inj. s.c (jika di bagian atas sudah ditulis, tidak
perlu menuliskannya lagi di bawah) *kalau oral
tidak perlu ditulis ORAL
Dosis *Dosis yang diberikan untuk pasien
Waktu pengonsumsian ½ h.a.c : ½ hora ante conenam (30 mnt
sebelum makan)
prn (sesuai kebutuhan)
*lebih waktu ditulis angka waktunya seperti di
atas
Petunjuk tambahan (jika diperlukan)
8 Close line dan paraf *setiap menulis 1 resep obat ditutup dengan
garis dan paraf, lalu lanjutkan dengan resep
obat baru di bawahnya
9 Informasi pasien
Nama, umur, berat badan (opsional), dan  Nama : Ny / Tn / Nn (hamil / laktasi / alergi)
alamat  Umur : ...
 Berat badan : ... (untuk pasien bayi/anak-
anak agar dapat menentukan dosis)
 Alamat : ...
NOTE:

1. Tulisan yang dipakai yang dapat dibaca dan menggunakan pulpen (agar farmasi tidak salah
penafsiran)
2. Jika ada kesalahan dalam penulisan maka bagian yang salah di coret, tambahkan paraf,
kemudian perbaiki kesalahan tulisan di sampingnya
3. Berikan tanda tangan di sebelahnya jika obatnya termasuk golongan narkotika
4. Apabila dalam sebuah kertas ada bagian yang kosong maka buatlah garis gelombang ke bawah
agar oknum iseng tidak dapat menambah atau mengurangi obat yang akan Dasdasjdajdaskda
Dasdasjdaj

diresepkan Dasdasjdajdaskdasddjakdkasdkasjdask
dakda

5. Khusus OKSITOSIN, walau dimasukkan ke infusan, tetap ditulis ‘inj.’ Cc: dr. Dasdasjdajdaskdasddjakdkasdkasjdask
dakds

Truli dasjdajdaskdasddjakdkasdkasjdaskdak
daDasdasjdajdaskdasddjakdkasdkasjda

6. Kalau untuk 1 pasien dapat banyak obat, HARUS tetap dalam 1 kertas resep.
Tuliskan ‘verte’ (di balik kertasnya)  Verte

10
Divisi OSCE Anantara
2015

TABEL SINGKATAN DALAM RESEP

No. SINGKATAN ARTI LATIN


1 a.c Sebelum makan Ante coenam
2 p.c Sesudah makan Post coenam
3 ad.lib Sesuka hati Ad libitum
4 alt.die Dua hari sekali Alternus die
5 alt.h Dua jam sekali Alternus horis
6 a.m Pagi Ante meridiem
7 aq Air Aqua
8 d.t.d Sesuai dosis yang diberikan Da tales doses
9 div Bagi Divide
10 eq.pts Sama rata Equalis partis
11 gtt Tetes Gutta
12 h Jam Hora
13 h.s Waktu tidur Hora somni
14 mane Pagi hari Mane
15 mixt Campur Mixtura
16 nocte Malam hari Nocte
17 o.d Tiap hari Omni die
18 o.m Di pagi hari Omni mane
19 o.n Di malam hari Omni nocte
20 p.m Sore hari Post meridiem
21 q.q.h / q.4.h Setiap 4 jam Quaque quarta/4 hora
22 q.d / QD Setiap hari Quaque die
23 q.o.d / QOD Setiap 2 hari Quaque altera die
24 q.q.h Setiap 4 jam Quarta quaque hora
25 q.s Jumlah secukupnya Quantum sufficiat
26 stat. Segera Statim
27 ut dict / u.d Sesuai petunjuk Ut dictum

Contoh Kasus:

Mrs. Mei 22 – year old – The diagnosis is post partum bleeding. The treatment inject Oxytocin
10 IU i.m. The doctor need oxytocin 10 IU and disposable syringe.

Patient adress: Jl. Setra 35, Jatinangor

The drug available

 Efkatocin consist of oxytocin 10 IU/mL. amp 1mL


 Farkotocin consist of 100 IIU/mL, amp 10 mL

11
Divisi OSCE Anantara
2015

 Disposible syringe : 3 cc, 5 cc.

1 Menjelaskan obat yang akan diberikan dan Ibu Mei berusia 22 tahun akan diberikan
tujuan oxytocin melalui suntikan muscular karena
diagnosisnya mengalami post partum
bleeding

2 Menjelaskan aturan pengonsumsian obat Pemberian obat ini dilakukan dengan cara
menyuntikkan cairan dengan disposable
syringe melalui muscular

Nama : Anantara, dr.


SIP : 130110150...
Alamat : Klinik FK Unpad, Bale Padjadjaran Jatinangor

Jatinangor, 5 Januari 2016

R/ Efkatocin, 10 IU/mL, inj. i.m (ga usah ditulis: 1mL). amp No. I
∫ i.m.m
@
R/ Disposible syringe 3 cc No. I
∫ i.m.m
@
R/ [Nama obat], [Kekuatan], [Dosage form] [Sediaan volume.tipe] [Jumlah]
∫ [Frekuensi], [Dosis], [Waktu]
@

Nama : Ny. Mei (hamil)


Usia : 22 th
Berat badan: 60 kg (opsional ditulis/tidak)
Alamat : Jl. Setra 35 Jatinangor

12
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 4: History Taking in Obstetric

No Keterampilan yang dinilai Keterangan


I PERSIAPAN
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri. Tunjukkan rasa hormat dan
“Selamat siang. Silakan duduk. Perkenalkan, nama saya X, menghargai pasien. Pastikan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang ia nyaman.
sedang bertugas di klinik pada siang ini.”
2. Memastikan data pasien
- Nama
- Usia Usia reproduktif optimal:
- Pekerjaan 20-35 thn (di luar ini ↑risiko
Kaitannya kehamilan dengan kegiatan/aktivitas harian saat hamil & melahirkan)
- Status perkawinan
- Agama
Kaitannya kehamilan dan kepercayaan serta kebiasaan.
- Alamat
II MENGUMPULKAN INFORMASI
3 Identifikasi masalah pasien. Gunakan pertanyaan terbuka
yang sesuai dan santun.
Berikut daftar keluhan yang umum diutarakan dalam proses
kehamilan normal :
1. Masa awal kehamilan (Trimester 1)
a) Mual
b) Muntah Hiperemesis biasanya hanya
c) Anorexia (gangguan nafsu makan/tidak mau sampai 3 bulan
makan)
d) Sering buang air kecil.  karena uterus membesar
e) Rasa tidak nyaman pada pelvis. & menekan bladder
2. Trimester 2
a) Mulai terasa gerakan janin
b) Kontraksi Edema:
3. Masa akhir kehamilan (Trimester 3) Tanyain bengkak kaki (gpp)
a) Gerakan janin tapi kalo ditambah edema di:
b) Kontraksi + punggung tangan
c) Sering buang air kecil + mata
d) Edema bisa jadi indikasi kenaikan
e) Masalah terkait pembesaran uterus berat badan menuju
preeklampsia
4. Tentukan status kehamilan pasien (G…P...A..)

13
Divisi OSCE Anantara
2015

5 Analisa siklus menstruasi pasien dan HPHT Biasanya kehamilan normal


“Sekarang saya akan bertanya seputar siklus menstruasi ibu, selama ±40 minggu.
yaitu untuk mengetahui perkiraaan umur janin dan tanggal
persalinan ibu. Apakah ibu bersedia?
Bagaimana haid-nya bu, teratur/tidak?
Kapan hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu? [dalam tanggal]
Berapa hari haid-nya? [lama haid]
Oh, berarti hari terakhir haid ibu tanggal .... ya? [konfirmasi]
Baik bu, saya izin menghitung dulu ya bu.”

Tentukan umur kehamilan dan perkiraan waktu persalinan.


 Memperkirakan GA dengan rumus Naegele = Gestational Age
A. Cara 1 : Tanggal pemeriksaan - HPHT
B. Cara 2 : Menggunakan data tentang kapan pertama
kali terasa pergerakan bayi (quickening)
Nullipara = 18-20 minggu kehamilan
Multipara = 16-18 minggu kehamilan = Rumus McDonald
C. Menggunakan pemeriksaan tinggi fundus. Tinggi fundus (cm)
7 = GA (bulan)
2
Misal=
30 cm 𝟔𝟎
7 = 𝟕
bulan
2
60 1
7
bulan x 43 = 37 minggu

Warna hijau = rumusnya

= Estimation Delivery Date /


 Memperkirakan EDD dengan rumus Naegele Expected Date of
(untuk siklus normal 28 hari) Confinement
- Dari hari pertama haid terakhir/HPHT
- Tanggal+7, Bulan-3, Tahun+1 (Jika HPHT jatuh pada Ingat, satu bulan
bulan April-Desember) hitungannya 30 hari
- Tanggal+7, Bulan+9 (Jika HPHT jatuh pada bulan
Pastikan kehamilan 9 bulan!
Januari-Maret)
7 Riwayat obstetric pasien. Gunakan pertanyaan terbuka.
Info yang harus didapatkan adalah :
a) Sudah berapa kali melahirkan?
b) Berapa kali kelahiran normal? Berapa kali kelahiran
premature?

14
Divisi OSCE Anantara
2015

c) Berapa kali kelahiran tersebut dengan CS (Caesar)?


Mengapa diputuskan untuk Caesar?
d) Pernahkan keguguran dan kuretasi? Berapa kali?
e) Apakah ada komplikasi pada kehamilan dan atau proses
persalinan sebelumnya?
f) Pernah melahirkan dengan bantuan forsep/vacuum?
g) Dari semua anak yang dilahirkan, berapa yang hidup? FYI:
h) Apakah punya riwayat penyakit keluarga? Pengaruh progesteron bisa
i) Pernah terinfeksi suatu penyakit? menghambat peristaltik usus
j) Pernah mengalami operasi? & menyebabkan kesulitan
k) Pola makan, kebiasaan BAK dan BAB-nya bagaimana? untuk buang air besar (BAB)
8 Buat kesimpulan tentang hasil HT. Komunikasikan ke pasien
tentang ringkasan dari pemeriksaan.

FYI
 Alasan meningkatnya frekuensi BAK pada
trimester 1 : uterus membesar di daerah pelvis
trimester 3 : bagian terendah dari janin mulai menekan bladder
 Kalau bokong (pada breech delivery) sudah lahir, bayi dapat hidup jika pertolongan dari petugas
kesehatan bisa <8menit karena sudah bisa bernapas & tidak terlilit tali pusatnya.
 Umur hamil dapat ditentukan dengan:
a. Rumus Naegele
b. Gerakan pertama fetus/Quickening
c. Palpasi abdomen
- Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusar dibagi menjadi 4 bagian begitu pula antara pusar sampai
prosesus xifoideus dibagi menjadi 4 bagian. TFU pada umur kehamilan 40 minggu (bulan
ke-10) kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
- Rumus Mc Donald (di atas)
d. Perkiraan tinggi fundus uteri (TFU)
e. Ultrasonografi
- Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12 minggu
- Mengukur jarak kepala-bokong (CRL) pada kehamilan 7-14 minggu
- Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan >12 minggu
 Hamil >24 minggu  Usia kehamilan = ukuran cm fundal height
Tapi tidak berlaku lagi setelah kehamilan berusia >3….

15
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 5: Examination of Obstetric Patient (≥20w)


1. Sapa pasiennya kemudian persiapkan untuk informed consent
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Tujuan dan ekspektasi dari prosedur
Katakan juga “Ibu, mungkin nanti akan ada sedikit tidak nyaman, tapi ibu jangan
khawatir, prosedur ini tidak akan menyakiti bayi ibu ”
Pastikan pasien mengerti dengan poin-poin yang dijelaskan di atas
“Ibu, apakah sudah mengerti? Atau barangkali ada yang ingin ditanyakan? Jika sudah,
saya akan langsung melaksanakan prosedurnya ya, Bu.”
2. Persiapan
a. Pasien
“Ibu apakah sudah buang air kecil? Jika belum, silakan buang air kecil dulu ya, Bu”
b. Persilakan pasien untuk berbaring pada meja pemeriksaan. Persiapan diri
(pemeriksa/dokter)
Cuci tangan. (Persiapkan air, sabun, dan handuk kering)
c. Alat
Measuring tape
Monoaural stetoscope
d. Prior obstetric examination
Katakan: “History taking dan pemeriksaan umum yang lain telah dilakukan.”
Fundal height measurement
3. Persiapan:
Measuring tape
o Dokter berdiri di sebelah kanan pasien (sesuaikan jika kidal). Lalu katakan:
“Ibu maaf, bajunya tolong dibuka ya (tapi tidak usah dibuka semua)
bagian sekitar perutnya saja”
o Sebelum pemeriksaan, pastikan axis uterusnya terletak pada bagian
midline (reposisi dulu jika tidak di midline). Agak diurut perutnya,
tujuannya agar lemak abdominal nya tidak mengganggu pemeriksaan.
(Diurut ke atas sampai xyphoid processus)
4. Temukan bagian fundusnya, lalu tandai dengan bagian radial jari telunjuk
5. Tempelkan measuring tape pada bagian midline fundus yang sudah ditandai
6. Rentangkan measuring tape nya dari fundus sampai ke simfisis pubis dan lakukan sebaliknya

16
Divisi OSCE Anantara
2015

7. Baca hasil pengukuran dalam satuan senti meter (cm). Dan angka yang dilihat adalah tinggi
fundus. Ulangi pembacaan pengukurannya setidaknya sampai 2x, lalu rata-ratakan. Sebutkan
hasil pengukurannya!

Leopold examination

8. Leopold I
Posisi pemeriksa menghadap ke pasien
Letakkan ujung jari-jari dari pemeriksa di atas fundus dan dengan ditekan lembut
coba untuk mempalpasi bagian tubuh bayi dengan perlahan-lahan menggerakkan jari-
jari tangan menyusuri permukaan perut pasien
Identifikasi bagian tubuh bayi yang terdapat di fundus. Jika :
o Large, nodular mass , soft, assymetric→ Breech
o Hard, round, and is more mobile and ballotable → Head
9. Leopold II
Telapak tangan terus meraba ke bagian sisi lateral uterus, agak ditekan lagi dengan
lembut. Jika:

17
Divisi OSCE Anantara
2015

o hard long flat area → Punggung bayi (di dunia, kebanyakan adanya di kiri)
o numerous small (berukuran kecil dan banyak), irregular, mobile parts →
Extremitas
10. Leopold III
Palpasi area di atas simfisis dengan menggenggam (tangan membentuk huruf C)
Ini merupakan bagian yang disebut “presentasi bayi”. Contoh jika menemukan tanda-
tanda kepala
Maka sebutkan pada penguji “bayi dengan presentasi kepala”
Jika bagian bawah bayi sudah tidak movable maka lanjutkan pengukuran leopold IV
(kata dr. Iin)
11. Leopold IV (for ≥36 weeks GA) u/memeriksa apakah sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP)
Pemeriksa mengahadap ke kaki pasien
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah uterus, lalu agak ditekan ke arah
axis dari pelvic inlet.
Palpasi bagian dinding uterus lalu tentukan sudutnya
o Divergen = ˄ , Konvergen = ∇ (belum masuk PAP)

Auscultation

12. Dengan monaural stethoscope. Dengan tangan kiri, ambil dan letakkan conus base (yang mirip
corong) pada bagian tubuh yang diperkirakan punggung bayi
13. Telinga ditempelkan pada bagian “phone” dan dengar FHR (bandingkan dengan nadi ibu,
pegang dengan tangan kiri)
14. Jika bagian perut untuk meletakkan monauralnya agak tebal, maka cari permukaan sekitar
punggung bayi pada perut ibu yang lebih tipis, yaitu 3 cm di bawah umbilikus.
15. Dengar dan hitung FHR setiap 5 detik, lakukan 3x dengan interval 5 detik – bukan langsung 15
detik ya (dengarkan dalam waktu 1 menit untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas)
16. Jumlahkan hasilnya, lalu dikalikan 4 (regular)
e.g. : 1st interval: 10; 2nd interval: 13; 3rd interval: 12
Total 15” = 35  x4 = 140 BPM (N = 120 – 160 BPM)
17. Catat perbedaan dalam penghitungan 5 detik, digunakan untuk memonitor ritme irregular
18. Simpan semua alat pada tempat asalnya
19. Beri tahukan pada pasien prosedurnya telah selesai. “ibu silakan bajunya sudah boleh
diturunkan, ibu boleh duduk.”
20. Buat kesimpulan
“Ibu X dengan status G…P…A…., Gravida 34-35* minggu, letak sungsang/kepala/lintang,
dengan/tanpa riwayat C-section”
*selalu dalam bentuk interval, karena usianya dalam minggu + hari, jadi tidak tepat X minggu,
ada lebihan harinya (cc: dr. Astri, 2016)

Video latihan OSCE 2013: https://www.youtube.com/watch?v=mQn4srTx-RM

18
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 6: Partograph
No Keterampilan yang dinilai Keterangan
I PENGENALAN
1 Menjelaskan prosedur & tujuan atau ekspektasi dari hasil
pemeriksaan
“Selamat pagi bu, jadi saya akan mengisi data-data penting yang
berhubungan dengan proses melahirkan ibu seperti pembukaan
ibu, berapa kali merasakan kontraksi, dan beberapa pemeriksaan
fisik yang akan ditulis pada kertas ini (tunjuk kertas partograf).
Kegiatan ini bertujuan agar proses melahirkan ibu lebih mudah
dikontrol untuk melakukan tindakan selanjutnya.”
2 Menjelaskan kemungkinan mengalami pengalaman kurang
nyaman selama prosedur dan terkadang takut, tetapi hal ini tidak
berbahaya baginya dan bayinya
“Mungkin ibu bisa merasakan tidak nyaman pada kegiatan ini, tapi
ibu tidak perlu khawatir karena kegiatan ini tidak membahayakan
janin maupun ibu.”
3 Membuat pasien mengerti (prosedur dan tujuannya)
“Apakah ibu sudah mengerti dengan penjelasan saya?”
4 Setelah dia mengerti tentang prosedurnya, tanyakan persetujuan
secara verbal, jika pasien setuju
“Apakah ibu setuju jika saya melakukan kegiatan tersebut?”
5 ALAT UNTUK PEMERIKSAAN
“Alat yang digunakan dalam kegiatan partograf ini adalah sebagai
berikut
a) Meja pemeriksaan & selimut
b) Doptone atau monaural
c) Tensimeter dan stetoskop
d) Jam/stopwatch
e) Lembar Partograf
f) Pulpen
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DOKTER
a) Sabun dan air
b) Handuk bersih dan kering
c) Gloves steril”
6 Membuka area tubuh yang akan diperiksa
“Bu, silakan ibu membuka celana dalam ibu?”
7 Berbaring di meja pemeriksaan
“Ibu silakan berbaring di meja pemeriksaan”
8 Mencuci Tangan
“Saya akan melakukan cuci tangan dengan 6 langkah cuci tangan”
II PEMERIKSAAN FISIK UMUM
9 Pemeriksaan umum (kondisi maternal)
a. Vital Sign (tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, Tekanan darah panah
suhu) atas: sistole, bawah:
diastole;

19
Divisi OSCE Anantara
2015

Nadi dengan titik-titik,


lalu menghubung-
kannya dengan garis

III PEMERIKSAAN FISIK SPESIFIK


10 a. Detak jantung janin (DJJ/FHR/BJA) Molase jadi indikator
b. Kontraksi uterus penting tentang
c. Turunnya kepala janin seberapa jauh kepala
d. Warna dan jumlah cairan janin dapat
e. Dilatasi cervix menyesuaikan diri
f. Molase (moulding of the skull: penyusupan kepala) dengan bagian atas
g. Urin : volume, protein, aseton panggul ibu
h. Obat dan cairan
i. Aturan oxytocin

DJJ  kerjain terakhir NV: 120-160x/menit


- Dicatat pada bagian atas partograf setiap ½ jam sekali
- Mendengarkannya pada saat setelah kontraksi yang paling
kuat Diisi dengan titik-titik
pada setiap ½ jam sekali,
lalu menghubungkan-
nya dengan garis

Diisi sesuai lamanya


Kontraksi uterus kontraksi dalam 10
1. Mengamati frekuensi & durasinya menit tersebut sesuai
2. Menghitung lamanya kontraksi dan banyaknya kontraksi dengan ketentuan di
setiap 10 menit partograf-nya, lalu
membuatnya sesuai
kontraksi yang
dirasakan ibu

11 1. Penurunan kepala janin Turunnya kepala janin di


Palpasi abdomen dalam palpasi kepala perlimaan tulis dengan tanda O di
setiap waktu penguku-
ran, misal: jika
penurunan kepala 3/5
makan diberi tanda O

20
Divisi OSCE Anantara
2015

pada (sesuai waktu: 3);


(x,y)

12

13 Dilatasi serviks
Meraba vagina : dilatasi 1 – 10 cm
14 Penyusupan kepala Pengisian di
Penyusupan tulang tengkorak janin partografnya di bawah
Meningkatnya penyusupan ketinggian kepala pada pelvis grafik DJJ (poin no. 10)
merupakan tanda yang jelas disproporsi sefalo-pelvis

Kata kunci:
O = tulang tengkorak terpisah dan sutura dapat teraba dengan
mudah
+ = tulang bersentuhan satu sama lain

21
Divisi OSCE Anantara
2015

++ = tulang overlapping
+++ = tulang overlapping berlebihan (pertanda harus c-section)

17 Menilai membran dan cairan untuk menilai kondisi janin


Tanda:
o U = masih Utuh (belum pecah) Jika membran pecah
o J = sudah pecah & air ketuban Jernih (tidak berwarna) tidak perlu diisi P, hanya
o M = sudah pecah & air ketuban bercampur Meconium cukup melihat kondisi
(biasanya berwarna hijau, sampai hijau kental) dari air ketuban saja.
o D = sudah pecah & air ketuban bercampur Darah
o K = sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi, Kering

Tips buat OSCE


1. Tuliskan jam yang ada di kertas soal pada partograf di grafik yg di bawah dilatasi serviks
2. Agar fokus, temukan & lingkari pembukaan pertama (yg ada tulisan 4 cm) di kertas soal. Ga usah
ribet-ribet bacain ceritanya dulu, lama.
3. Cari pembukaan lain (yg ada tulisan X cm), lingkari! Temukan juga stasion & ketubannya
4. Selesaikan 1 per 1. Misal, mau nadi ya nadi terus, urine ya urine terus
(*) Cuma bisa diisi −⁄− atau 2⁄3. Kenapa 2⁄3 kalau kita melakukan episiotomi? Karena, dahulu itu
adalah harapan praktisi kesehatan. Dengan 2 cm episiotomi dan 3 buah jahitan.
Notes: 2500𝑔𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑦𝑖 (𝑔𝑟) 49 𝑐𝑚

EF
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑐𝑚)

500𝑔𝑟 Ditulis di grafik


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎 (𝑔𝑟)
22 𝑥 21 𝑥 2 𝑐𝑚 Pembukaan
𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑡)
Serviks. Tulis
−⁄−* 2⁄ yang besaaarrr
3
Lahir normal Forcep Pulpennya
2500𝑔𝑟
warna merah
49 𝑐𝑚 ya (kalo ga ada,

EV
2500𝑔𝑟
49 𝑐𝑚 ya sudahlah…)

500𝑔𝑟 500𝑔𝑟
22 𝑥 21 𝑥 2 𝑐𝑚 22 𝑥 21 𝑥 2 𝑐𝑚

2⁄ −⁄−
3
Vacuum
Section

22
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 7: Normal Labor Procedure (Stage 2)


No. Keterampilan yang Dinilai Keterangan
I MENGETAHUI INDIKASI DAN TANDA STAGE 2
1 Mendengar & melihat tanda-tanda stage 2 of labor
a. Ibu menerima dorongan untuk mendorong
b. Ibu merasakan ↑ tekanan pada rektum & vagina
c. Perineum menonjol
d. Vulva & sphincter ani terbuka
II MENYIAPKAN BANTUAN LABOR
2 Pastikan kelengkapan alat, bahan, & pengobatan penting untuk
menolong labor & menangani komplikasi ibu & bayi
a. Handuk/linen bersih 3 buah
b. Pakaian kering & bersih Bengkok
c. Fetoskop/monaural
d. Sphyangmomanometer (tensi meter)
e. Apron *Amnihook
f. Larutan klorin 0,5% pada wadah bersih
g. Tempat sampah
h. Tempat plasenta
i. ‘Kidney’ basin a.k.a bengkok
j. Vakuum mukus Gunting episiotomi
Peralatan labor:
a. Surgical clamp 2 buah (+ umbilical clamp)
b. Kocher clamp untuk amniotomy 1 buah* (di ruang skills
yang tersedia adalah Amnihook)
c. Gunting episiotomi/Perineorrhaphy
d. Gunting umbilical cord Gunting umbilical cord
e. Sarung tangan 2 buah
f. Spuit 3 mL (syringe)
Ampul
g. Ampul oksitosin 2 buah
h. Ampul methyl-ergometrin 1 buah
Beberkan kain di atas perut ibu & pengganjal bahu & resusitasi
infant.
Siapkan 10 unit oksitosin (1 ampul) & disposable syringe yang Umbilical Clamp
steril di parturition set.
3 Pakai apron, goggle, & boots
4 Cuci tangan (7 langkah universal precaution), lepaskan dulu
segala aksesoris tangan
5 Pakai sarung tangan operasi I Pada tangan yang dipakai
untuk pemeriksaan
internal
23
Divisi OSCE Anantara
2015

6 Isi oksitosin ke suntikan menggunakan tangan yang memakai Pastikan tidak ada
sarung tangan kontaminasi di suntikan
III PASTIKAN CERVIX TERDILASI SEMPURNA & KONDISI JANIN BAIK
7 Bersihkan vulva & perineum pakai kapas / kasa yang dibasahi
(usap dari anterior ke posterior)
 Jika ada feses di sana, usap anterior ke posterior juga
 Buang kapas ke wadah yang tersedia
 Ganti sarung tangan yang terkontaminasi (dekontaminasi,
buang, & rendam di larutan klorin 0,5%)
8 Lakukan bimanual examination (internal examination) untuk
memastikan pembukaan sudah sempurna.
Ketika membran janin belum rupture & pembukaan
sempurna, lakukan amniotomi.
9 Dekontaminasi sarung tangan
Merendam tangan yang memakai sarung tangan ke larutan
klorin 0,5%  lepaskan  rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit  cuci tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10 Cek DJJ setelah kontraksi saat uterus relaks. Untuk memastikan DJJ
 Lakukan prosedur yang sesuai jika DJJ abnormal dalam batas normal (120-
 Catat hasil pemeriksaan, DJJ, semua hasil penilaian, & 160x/menit)
penanganan lain pada partograf.
IV MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGANYA MEMBANTU MENGARAHKAN PROSES MENDORONG
11 Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah sempurna & kondisi janin
baik. Posisikan ia pada posisi nyaman sesuai keinginannya
“Saya akan melakukan persiapan terhadap ibu dan keluarganya”
“Silakan ibu posisinya senyaman mungkin. Jika ibu mulai mulas
maka ibu posisinya ½ duduk ya dan ibu harus mulai mengedan.
Apabila ibu tidak mulas, silakan ibu istirahat saja dan ibu boleh
minum.”
12 Minta keluarga dalam menyiapkan posisi mendorong Kalau ada dorongan &
“Bapak, ketika ibu mulai mulas maka bapa bantu ibu untuk duduk kontraksi kuat, bantu ibu
dengan posisi ½ duduk dan memberikan minum ya, Pak” posisi ½ duduk/posisi lain
yang diinginkan dia
sehingga ia nyaman
13 Lakukan pengarahan mendorong ketika ibu menerima desakan Dukung & beranikan ibu
kuat untuk mendorong saat mendorong. Perbaiki
 Bimbing untuk mendorong dengan benar & efektif dorongannya jika tidak
“Ibu jangan ngeden dulu sebelum mules bu. Harus benar
barengan. Ambil napasnya bareng-bareng sama instruksi
saya bu.” (dr. Dodi, 2016)
 Sarankan ibu untuk istirahat di antara kontraksi

24
Divisi OSCE Anantara
2015

 Nilai DJJ saat kontraksi uterus selesai


 Segera rujuk bayi jika belum/tidak akan lahir setelah
dorongan selama 2 jam (primigravida) atau 1 jam
(multigravida)
 Beri cukup minum
14 “Jika ibu tidak ada rasa dorongan dalam 60 menit, saya akan
menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, atau posisikan diri
senyaman mungkin”
V. PERSIAPAN MEMBANTU PERSALINAN (LABOR)
15 “Jika kepala janin sudah membuka diameter vulva 5-6 cm,
letakkan 2 handuk bersih, untuk mengeringkan bayi, pada perut
ibu”
16 “Saya akan meletakkan 1 kain bersih yang dilipat 1/3, di bawah
bokong ibu”
17 “Lalu, membuka penutup parturition set & memeriksa
kelengkapan alat dan bahan”
18 Memakai sarung tangan operasi pada kedua tangan
VI MENOLONG PERSALINAN
MELAHIRKAN KEPALA
19 Jika kepala bayi sudah terlihat 5-6 cm dari lubang vulva, lindungi
perineum dengan tangan kanan ditutupi dengan kain kering
bersih (yang disiapkan di no. 16). Tangan kiri di atas untuk
menahan kepala bayi. Anjurkan ibu untuk mendorong dengan
pelan atau bernapas dengan cepat.

20 Usap muka, mulut, dan hidung bayi dengan lembut pakai kain
atau kasa bersih. Lalu bersihkan. Gunakan mucus vacuum pada
bagian hidung dan mulut

21 Periksa apakah tali pusat terlillit. Jika ya, langsung lanjutkan


kelahiran (delivery)
 Jika tali pusat melilit longgar lehernya, lepaskan melalui
bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit erat lehernya, klem tali pusat di dua
tempat dan potong antara dua klem
22 Tunggu hingga kepala bayi melakukan rotasi eksternal
MELAHIRKAN BAHU
23 Jika kepala sudah terlihat, tahan biparietal dengan kedua tangan Jangan tarik bayi pada
kita. Anjurkan ibu untuk mendorong saat kontraksi. ketiaknya  bisa
 Gerak kan kepala perlahan ke bawah dan distal sampai bahu sebabkan gangguan saraf
anterior muncul di bawah arkus pubis.
 Gerak kan ke atas dan distal untuk melahirkan bahu posterior

25
Divisi OSCE Anantara
2015

MELAHIRKAN BADAN & EKSTREMITAS


24 Tangan penolong sekarang pindah ke kepala & bahu. Tangan atas Ini apaan?
penolong menyusuri & memegang lengan atas & sikut bayi
25 Pegang kepala, leher dan punggung dengan 1 tangan dan tangan
satunya menyusuri dari punggung, bokong, sampai kaki. Pegang
pergelangan kaki bayi (letakkan jari telunjuk di antara 2 kaki bayi,
pegang kedua pergelangan kaki dengan ibu jari & jari lain)
VII PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
26 Nilai bayinya
27 Keringkan badan bayi. Dari muka, kepala, dan
Handuk basah diganti. bagian tubuh lain kecuali
Balikkan bayi dan sentuhkan ke kulit ibunya. tangan tanpa
membersihkan vernix
(substansi putih lengket &
creamy yang ada pada
kulit bayi baru lahir, cari
sendiri fungsinya ya~)
28 Periksa ulang uterus (memastikan kehamilannya tunggal)
29 Meminta izin untuk menyuntikkan oksitosin
“Ibu saya akan memberikan suntikan oxytocin di bagian paha
atas ibu, tujuannya untuk mengembalikan kontraksi uterus ibu”
30 Dalam 1 menit setelah melahirkan, suntikkan oksitosin 10 unit Lakukan aspirasi sebelum
IM pada 1/3 distal-lateral paha atas menyuntik
31 2 menit setelah melahirkan,
 Urut tali pusat (ke arah ibu) 3 cm dari pusar bayi dan letakkan
umbilical clamp
 Clamp lagi dengan arterial clamp pada 2cm distal dari clamp
pertama
32 Memotong tali pusat
Dengan 1 tangan, pegang tali pusat yang sudah di-clamp
(lindungi perut bayi), & potong tali pusat antara 2 clamp
33 Kembalikan bayi pada ibunya agar kontak kulit-dengan-kulit. Posisikan kepala bayi di
Letakkan bayi pada perut/dada ibu antara payudara ibu
dengan posisi lebih bawah
dari puting
34 Selimuti ibu & bayinya dengan selimut hangat & pakaikan topi
penghangat pada kepala bayi
35 Buka glove dan kemudian cuci tangan.
Video latihan OSCE 2013: https://www.youtube.com/watch?v=xPTNDVkKrao
https://www.youtube.com/watch?v=ReReYbplnG8

26
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 8: Normal Labor Procedure (stage 3)


No. ACTIVITY Note
A PERSIAPAN
1. Pindahkan clamp yang terpasang di tali pusat mendekati Jangan langsung dilepas dan
vulva, sekitar 5-10 cm dari vulva. dipindahkan, tetapi jepit tali
pusat dengan telunjuk dan
ibu jari, lalu diurut
mendekati vulva, sambil
tetap dijepit dan ditahan,
pindahkan clamp. Ini
berfungsi agar darah tidak
menyembur keluar
2. Letakkan satu tangan di atas handuk/kain yang berada di - Menurut tutor skills
perut ibu. Tujuannya untuk mendeteksi kontraksi di simfisis kemarin, bisa juga
bagian atas. Tangan satunya digunakan untuk tangan yang berada di
merenggangkan tali pusat. perut ibu digerakkan
secara melingkar seperti
memijat ringan,
tujuannya untuk
merangsang kontraksi
uterus.
- Tangan yang
merenggangkan
umbilical cord HANYA
merenggangkan. Jadi
tidak menarik tali pusar,
renggangkan saja.
3. Ketika uterus berkontraksi, renggangkan tali pusat. Tangan - Dorso cranial =
yang di perut menekan secara dorso-cranial untuk mencegah mendorong uterus ke
terjadi uterine inversion. arah bawah dan miring.
Jika tali pusat yang keluar memanjang maka pindahkan lagi - Jika tidak terjadi
clamp 5-10 cm dari vulva seperti pada poin 1. kontraksi, minta pasien
atau keluarganya untuk
memberikan stimulasi
pada nipple.

27
Divisi OSCE Anantara
2015

4. Berikan tekanan dorsocranial sehingga plasenta terlepas dari - Jika setelah 15 menit
uterus, lalu tarik tali pusar perlahan ke bawah lalu ke atas belum terpisah
mengikuti axis dari jalan lahir. Tetap berikan tekanan plasentanya maka
dorsocranial. berikan oksitosin.
- Pasang kateter jika
kandung kemih sudah
penuh.
- Siap-siap untuk merujuk
5. Ketika plasenta sudah terlihat di dinding introitus, angkat Hal ini bertujuan agar
plasenta menggunakan dua tangan dan putar perlahan agar amniotic membrane dapat
amniotic membrane terpilin (twisted). Jika sudah maka tarik lepas dengan sempurna.
keluar plasenta dan amniotic membranenya
6. Segera setelah kelahiran plasenta, lakukan gerakan melingkar
pada perut pasien untuk merangsang kontraksi uterus.
7. Cek kelengkapan kotiledon plasenta dan bagian amniotic “Plasenta pasien lengkap
membrane. Jika tidak lengkap maka gunakan hand glove yang dok, dan amniotic
steril untuk mengeksplorasi uterus, gunakan jari atau clamp membranenya juga lengkap
untuk mengambil sisa-sisa plasenta/amniotic membrane. dan intact”
8. Evaluasi kemungkinan ada luka/sobekan pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan jika lukanya menimbulkan
pendarahan.
9. Post-partum procedures :
a. Pastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada vaginal
bleeding
b. Bersihkan tangan helper menggunakan 0.5 chlorine
solution dan keringkan dengan kain bersih.
c. Pasang umbilical clamp 1 cm dari umbilicus bayi.
d. Lepaskan surgical clamp dan rendam di 0.5 chlorine
solution.
e. Selimuti badan bayi dengan kain yang bersih dan
kering.
f. Dukung ibu untuk segera memberikan ASI.
10. Monitor kontraksi untuk mencegah pendarahan
postpartum:
- 2-3 kali pada 15 menit pertama
- 15 menit sekali untuk jam pertama (menit 15-60 setelah
kelahiran)
- 20-30 menit sekali pada jam kedua setelah kelahiran
(menit 60-120)
Jika uterus tidak bekontraksi secara normal maka lakukan
uterine caring.

28
Divisi OSCE Anantara
2015

Ajari sang ibu/keluarganya untuk melakukan pijatan


(massage) untuk merangsang kontraksi uterus.
11. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
a. Cek PR dan kandung kemih setiap 15 menit sekali pada
jam pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua.
b. Cek suhu tubuh ibu setiap 1 jam sekali untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran.
c. Lakukan penanganan yang sesuai jika ditemukan hal yang
abnormal.
12. Hygiene and safety
a. Letakkan seluruh peralatan di larutan klorin 0.5% untuk
mendekontaminasi, cuci dan bilas setelah
didekontaminasi.
b. Bahan-bahan lainnya dibuang ke tempat yang seharusnya
c. Bersihkan ibu dengan air matang, bersihkan bekas cairan
amnion, mukus, dan darah. Bantu ibu untuk memakai
pakaian yang bersih dan kering.
d. Pastikan ibu berada dalam posisi yang nyaman, bantu
dalam proses menyusui dan anjurkan untuk makan dan
minum.
e. Dekontaminasi area persalinan dengan larutan klorin 0.5.
f. Rendam surgical glove di larutan klorin selama 10 menit.
g. Cuci tangan dengan 7 langkah
13. Selesaikan menulis partograf
“Selanjutnya saya akan menuliskan hasil pemeriksaan dalam
lembar partograf”
Video latihan OSCE 2013: https://www.youtube.com/watch?v=FezgQ_ZKpWU

29
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 9: Breastfeeding Counseling


No. Keterampilan yang Dinilai Keterangan
Selamat Pagi/Siang/Sore Dok, saya X dengan NPM xxxx akan melakukan Breastfeeding Counseling
I GREETING
1 Sapa ibu, kenalkan diri, & tanya nama ibu juga anaknya
‘’Selamat Pagi Bu, saya xxxx mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran yang sedang berjaga di klinik ini.
Dengan ibu siapa? Nama bayi nya siapa bu?’’
II PENGUMPULAN INFORMASI
2 Menanyakan komunikasi non-verbal (tanyakan kabarnya,
tanyakan proses menyusuinya dengan pertanyaan terbuka)
“Bagaimana kabarnya, Bu?
Apakah ibu mengikuti ASI eksklusif?
Bagaimana proses menyusuinya? Lancarkah? Atau ada
hambatan?”

(Pokoknya ngomong basa-basinya ibunya. Harus menunjukan Contoh :


bahwa kita interest, empati, dan menghindari penggunaan kata “Wah ibu hebat sekali
seolah-seolah menyalahkan, menjudge, dan kita harus memuji sudah melakukan ASI
apa yang telah dilakukan ibu dan bayinya sekarang ) eksklusif selama 2 bulan”
3 Tanyakan apakah ibunya mau dibantu/tidak
‘’Saya akan mencoba untuk memberikan contoh cara menyusui
yang baik dan benar. Apakah ibu bersedia jika saya memberi
contoh, Bu? ‘’
III MEMBERIKAN PERTOLONGAN PRAKTIS DENGAN PENJELASAN YANG BENAR
Posisi Tubuh
4 Ibu: Posisinya nyaman
“Baik Bu, saya akan memberi contoh melalui mannequin.”
“Pertama posisi ibu harus relax dan nyaman ya, Bu”
5 Posisi bayi
“Selanjutnya untuk posisi bayi
Pertama, kepala dan badan bayi harus sejajar Jangan kepala aja yang
dimiringin
Kedua, Wajah bayi harus menghadap payudara ibu, dan
mengarahkan puting ibu ke arah hidung bayi.

Ketiga, badan ibu harus dekat dan memegang erat badan bayi

Dan keempat, jika bayi baru lahir, ibu harus memegang


bokongnya, bukan hanya kepala dan bahu.”

30
Divisi OSCE Anantara
2015

Menopang Payudara Ibu


6 Letakkan 4 jari di bawah payudara, ibu jari di atas areola

Bagaimana Merangsang Rooting Reflex (bayi berusaha menemukan sumber rangsangan


ketika ditempelkan sesuatu e.g., putting sehingga ia ingin menyusu)
7 ‘’Selanjutnya arahkan puting payudara ke hidung bayi, sampai
bayi menghadap ke payudara. Bayi akan refleks membuka
mulutnya dan puting akan masuk ke dalam mulut.”
Penempelan/Attachment
8 Posisi yang benar yaitu
- Ketika areola ibu bagian atas lebih terlihat dibanding
yang bawah karena tertutupi mulut bayi.
- Mulut bayi terbuka lebar
- Bibir bawah bayi membuka keluar
- Dagu bayi menempel pada payudara ibu

Memberi informasi relevan (Gunakan bahasa sederhana)


9 “Apakah ibu sudah mengetahui manfaat dari menyusui ini?’’
(Kalau ibunya ga ngomong, jelasin aja yaa )
a. Nutrisi yang baik bagi bayi
b. Memberikan ikatan batin untuk ibu dan anak
c. Sebagai alat kontrasepsi alami Menjadi kontrasepsi alami
‘’Selain itu apakah ibu mengetahui dampak susu formula jika karena saat menyusui
diberikan pada bayi ibu?’’ rutin, estrogen ↑
(Kalau ibunya ga ngomong, jelasin aja yaa )
a. Dapat menganggu saluran pencernaan karena sulit
dicerna Dampak lain:
b. Meningkatkan risiko infeksi yang berasal dari susu Meningkatkan kejadian
formula yang tercemar karies gigi
c. Mungkin bisa alergi Karena banyak gulanya,
bayi rentan jadi obesitas
Rekomendasikan menyusui
“Saya harap ibu dapat melakukan pemberian ASI eksklusif ini
selama 6 bulan secara intensif. Jika ibu mempuyai kegiatan atau

31
Divisi OSCE Anantara
2015

sibuk sehingga tidak dapat menyusui, ibu dapat menampung ASI


dalam wadah khusus dan disimpan di dalam kulkas. Sehingga
bisa menjadi stock ASI ketika ibu sedang tidak di rumah.”

Jelaskan cara memerah ASI* (when it is useful, stimulate *Sumber Depkes RI, 2010
oxytocin reflex and the technique )
- Cuci tangan
- Siapkan cangkir bersih
- Condongkan badan ke depan dan sangga payudara
dengan tangan
- Ibu jari pada batas atas areola. Telunjuk pada batas
bawah areola.
- Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa
menggeser letak kedua jari tadi.
- Pijat daerah di antara kedua jari tadi ke arah depan Jangan menekan, memijat
sehingga akan memerah dan mengeluarkan ASI atau menarik puting susu
karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan akan
menyebabkan rasa sakit

FYI:
 Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi
istirahat.
 Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
 Bukan ukuran yg memengaruhi produksi ASI, tetapi: kelenjar laktiferus, hormonal baik, keadaan
psikis ibu baik (tidak stres), dsb
For further information
http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/pdfs/bc_participants_manual.pdf?ua=1

32
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 10: Neonatal Resuscitation

Posisikan
semi-ekstensi

, reposition

OSCE tidak sampai sini

Video Latihan OSCE 2013: https://www.youtube.com/watch?time_continue=7&v=Ot9SFr7OFRg

33
Divisi OSCE Anantara
2015

Contoh Kasus:
G5P4A0 seorang ibu berumur 45 tahun mengalami hipertensi dalam kehamilan sampai eclampsi
sehingga harus dilakukan c-section.
Maka yang harus kita pikirkan adalah gambaran keadaan bayi yang akan lahir. Kita harus berwaspada
terhadap bayi yang lahir c-section dan premature.

Mempersiapkan Alat dan Bahan


1. Nyalakan infant warmer
2. Sediakan alat berdasarkan kategori:
A. Airways : Kain 3 buah (kain-1 untuk menyangga bahu bayi, kain-2 diletakkan di atasnya,
kain-3 untuk mengeringkan bayi),
Alat pengisap lendir/suction kateter,
Laringoskop yang terdiri dari tangkai dan blade [kita pasang, lalu memastikan
lampu menyala dengan baik]
B. Breathing : Sungkup yang sesuai ukuran bayi,
Balon yang mengembang sendiri dengan reservoir, dan
Pulse oxymetry
C. Circulation : Epinefrin 1:10.000
[epinefrin di Indonesia adanya 1:1.000 karena seharusnya 1:10.000, maka
harus buat larutan menggunakan syringe 1 cc. Masukkan epinferin 0,1 cc
lalu diencerkan dengan aquabides, NaCl, atau dextrose 5%, ringer lactate
sebanyak 0,9 cc dosis 0,1 cc/kg]
3. Stetoskop (langsung pakai/gantungkan di leher)
*posisi kita di kepala bayi & menghadap kaki bayi

Memakai Handgloves
1. Mencuci tangan dengan sabun dan
mengeringkannya dengan handuk
2. Mengambil glove dan meletakannya di atas meja
3. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang ujung glove kanan yang dilipat
4. Memasukkan tangan kanan dengan perlahan
lalu melipatnya hingga ke lengan
5. Mengambil glove dengan menyelipkan jari
kanan di bagian dalam yang dilipat
6. Memasukkan tangan kiri ke dalam glove dan
kencangkan dengan menarik bagian yang dilipat
ke atas
*jika disediakan handgloves

34
Divisi OSCE Anantara
2015

Bayi lahir, kita menanyakan ke Penguji

1. Cukup bulan, dok? (bayi premature lebih memerlukan upaya resusitasi)


2. Bernapas atau menangis? (perhatikan dada bayi, jika tidak ada usaha napas  perlu intervensi,
megap-megap  perlu intervensi)
3. Tonus otot? (tonus otot yang baik, yaitu fleksi dan bergerak aktif)
Jika bayi ditemukan mekonium pada cairan ketuban maka dilakukan TATALAKSANA MEKONIUM (ada di
slide yg ditayangkan saat pengarahan di skills lab)

Terdapat Mekonium
*Bayi bugar, bila:
Ya
- usaha napas baik
Bayi bugar?* - tonus otot baik
Tidak
- FJ > 100 bpm
Ya Tidak

Lakukan pengisapan mulut dan


trakea*

MEMULAI RESUSITASI SEPERTI BIASA

*Ada mekonium di trakea & kondisi baiknya tidak bugar, masukkan suction catheter untuk menghisap mekonium
dari trakea sampai mulut. Setelah selesai baru lanjut langkah biasa

Step 1  6 Langkah Awal dilakukan ≤30 detik


1. Hangatkan bayi, letakan di bawah infant warmer
2. Posisikan semi-ekstensi dengan meletakkan bahu bayi di atas bantal
3. Bersihkan jalan nafas menggunakan pengisap lender (dimulai dari mulut lalu lubang hidung)
4. Mengeringkan bayi
5. Sambil merangsang taktil (massage) dari kepala-dada-kaki-bayi menghadap ke kanan-punggung
(kain 3 buang)
6. (karena bayi posisinya berubah setelah dibersihkan) Reposisi bayi semi-ekstensi kembali

Tanya Progress Bayi


(pastikan sambil memakai stetoskop)
1. Heart Heart, dok? (diafragma stetoskop pada thorax bayi) hanya 6 detik, hasilnya x10!
2. Bernafas atau menangis? (lihat wajah dan dada bayi)
3. Efektif? (ditandai dada mengembang: agar masuk MR SOPA maka penguji harus menjawab
tidak efektif)

35
Divisi OSCE Anantara
2015

Step 2
Karena 60<HR<100 bpm, maka saya akan melakukan VTP
1. Sebelumnya saya akan memasang pulse oxymetry pada bagian lengan kanan bayi
2. Pasang sungkup pada balon yang mengembang sendiri
3. Pastikan sungkup sesuai dengan bayi dimana sungkup akan menutupi pangka hidung l, mulut
sampai pangkal dagu (hanya memakai oksigen ruangan 21%)
4. (tangan kanan pegang pompa alat VTP, tangan kiri. Jari-jari tangan kiri posisinya ‘C&E’)
5. LAKUKAN VTP 5X (remas 1/3 – 2/3 bagian)
1..lepas…lepas 2..lepas…lepas 3..lepas…lepas 4..lepas…lepas 5..lepas…lepas
Tanya Progress Bayi (pastikan memakai stetoskop)
1. Heart Heart, dok? (diafragma stetoskop pada thorax bayi)
2. Bernapas atau menangis? (lihat wajah dan dada bayi)
3. Saturasi? (lihat pulse oxymetry)
4. Efektif? (ditandai dada mengembang: agar masuk MR SOPA maka penguji harus menjawab
tidak efektif)
*Agar masuk MR SOPA maka penguji harus menjawab 60<HR<100 bpm

Corrective Steps Actions

M Mask adjusment Pastikan masker menutup rapat pada wajah


(S) Sungkup Melekat rapat

kombinasi posisi “C & E”


C = telunjuk + ibu jari
melingkari sungkup.
Menekan sungkup ke
wajah pasien
E = 3 jari di bawah
mandibula
Mengarahkan rahang
bawah ke depan &
extending the head up
toward the mask
R Reposition airway Posisi semi-ekstensi/“sniffing” position (bahu diganjal)
(R) Reposisi Jalan Napas

36
Divisi OSCE Anantara
2015

LAKUKAN VTP 5X
TANYA PROGRESS BAYI

1..lepas…lepas 2..lepas…lepas 3..lepas…lepas 4..lepas…lepas 5..lepas…lepas


Tanya Progress Bayi
(pastikan sambil memakai stetoskop)
1. Heart Heart, dok? (diafragma stetoskop pada thorax bayi) hanya 6 detik
2. Bernafas atau menangis? (lihat wajah dan dada bayi)
3. Saturasi? (lihat pulse oxymetry)
4. Efektif? (ditandai dada mengembang)
*jika penguji bilang EFEKTIF, lakukan VTP selama 30 detik
Jika belum maka lanjut tahap berikutnya
S Suction mouth and nose Cek sekresi: suction/sedot jika ada
(I) Isap Mulut dan Hidung
O Open mouth Ventilasi dengan mulut bayi terbuka sedikit dan angkat rahang
(B) Buka mulut ke depan
Lakukan TANYA PROGRESS BAYI
P Pressure increase
Secara bertahap tingkatkan tekanan setiap beberapa napas,
(T) Tekanan dinaikkan
sampai ada suara napas bilateral dan gerakan dada terlihat
setiap napas.
Lakukan TANYA PROGRESS BAYI
Airway tidak mungkin dilakukan intubasi karena bukan kompetensi dokter umum, sehingga bayi
dirujuk dengan melakukan VTP sepanjang perjalanan
A Airway alternative Pertimbangkan intubasi endotrakeal atau laryngeal mask
(A) Alternarif Jalan Napas airway

Rencana Manajemen setelah Resusitasi

1. Menggmbarkan kondisi dan rencana yang akan dilakukan pada neonatus


2. Memastikan bahwa keluarga mengerti semua informasi mengenai kondisi neonatus,
diagnosis, rencana yang akan dilakukan setelahnya, dan komplikasi
3. Ketika bayi baru lahir lalu perlu memindahkan bayi ke tempat dengan pemantauan ketat,
maka harus memberitahu keluarga dimana fasilitas peringkat yang lebih tinggi terletak
dengan sistem rujukan
4. Menghentikan resusitasi

Karena HR telah >100 bpm maka bayi akan menjalani perawatan post-resuscitation, dengan:

 Menjaga kehangatan bayi


 Membersihkan jalan napas jika dibutuhkan
 Mengeringkan bayi
 Evaluasi terus-menerus

37
Divisi OSCE Anantara
2015

CATATAN:
1. Jika HR<100 bpm maka kita harus melakukan VTP
2. Jika HR<60 bpm maka kita akan melakukan kompresi dada (akan tetapi kompresi dada tidak
dapat dilakukan jika MR SOPA belum selesai, intinya MR SOPA dulu selesai. Kalau tiba-tiba HR
<60 bpm baru kompresi dada)
3. Jika HR<60 bpm untuk kedua kalinya (setelah kompresi dada) maka kita akan melakukan
penyuntikan epinefrin pada vena umbilical sambil mengompresi dada
4. Cara kompresi dada (1..2..3.. kompresi lalu VTP) begitu seterusnya selama 45s-60s lalu cek
progress
5. Intinya kembali lagi ke algoritma Newborn Resuscitation
6. Agar aman preductal SpO2 80-85%
*mungkin tidak dilakukan dalam OSCE

DOKUMENTASI

Bulb Syringe Laringoskop Pulse Oxymetry

Suction Katheter Suction Katheter Infant warmer

38
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 11: Dermatovenereology Examination


No. Keterampilan yang Dinilai Keterangan
I MENILAI KLIEN
1 Berikan penjelasan tentang tujuan (& prosedur) pemeriksaan Jelaskan prosedur jika
“Baik ibu dari hasil anamnesis, saya akan melakukan diminta penguji
pemeriksaan fisik dengan cara memasukan alat yang berbentuk
seperti cocor bebek ke dalam alat kelamin ibu. Apakah ibu
setuju?”
2 Minta pasien untuk BAK sebelum pemeriksaan
“Sebelumnya apakah Ibu telah buang air kecil? (Jika belum)
Silakan ibu buang air kecil terlebih dahulu, kemudian ibu melepas
celana dalam ibu dan memakai sarung yang telah disediakan.
Setelah itu ibu berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi kaki
mengangkang (seperti akan melahirkan/litotomi).”
3 “Saya akan mempersiapkan kelengkapan alat serta menyediakan KOH dan NaCl diteteskan
4 object glass: 1 untuk gram N. gonorrhoeae, 1 untuk kultur N. 1 tetes pada slide yang
gonorrhoeae, 1 untuk Clue Cell untuk BV, 1 NaCl untuk sesuai
Trichomoniasis vaginalis. Juga media transpor untuk Chlamydia
sp.. Sediakan 2 cover slip.“
4 Cuci tangan, keringkan, gunakan handscoon
“Setelah itu, hidupkan lampu, dan cuci tangan dengan 6 langkah
cuci tangan yang baik”
INGUINAL & PUBIS: Pemeriksa posisinya berdiri
5 Selangkangan: Inspeksi & palpasi untuk mengecek limfadenopati Jika ada:
(benjolan klj. Limfa) Jumlah
Ukuran
Konsistensi
Mobilitas
Tenderness (nyeri tekan)
6 Inspeksi kulit pubis dari berbagai lesi. Pada rambut pubis:
Apakah ada kutu atau telur kutu?
VULVA & URETRA: Pemeriksa posisinya duduk
7 Labia majora & minora: Inspeksi lesi* (eritema, edema, papula, Sebutin 7 lesi nya
fisura, erosi, ulser, vesikel) sekarang. Seterusnya
pada pemeriksaan
lainnya, minimal sebutin
2 jenis lesi aja, tidak usah
semuanya.
Papula = Molluscum
contagiosum

39
Divisi OSCE Anantara
2015

8 Labia minora: Pisahkan lihat adanya sekret**/discharge dari ** JWK = Jumlah, warna,
introitus konsistensi
9 Uretra & periuretra (Skene’s gland): Inspeksi lesi* dan sekret. * eritema, edema,
Jika tidak ada sekret, lakukan milking (diurut dari pangkal ke papula, fisura, erosi,
ujung) untuk melihat ada/ tidaknya sekret** sambil mem- ulser, vesikel
palpasi Skene’s gland. Normalnya tidak ada pembesaran Jika ada pembesaran
kelenjar. Skene’s gland  infeksi
10 Kelenjar Bartholin: Palpasi dengan telunjuk masuk vulva ke arah Arah jam 7  tangan
jam 7 dan 5, jempol diletakkan di tepi luar. Jika ada pembesaran, kanan, arah jam 5 
labia disibak untuk melihat ada/tidaknya pus. tangan kiri
VAGINA & CERVIX: Pemeriksa posisinya (masih) duduk
11  Lubrikasi spekulum supaya ibu tidak kesakitan
 Bersihkan introitus vagina dengan kasa steril (& moist)
 Minta izin ke ibunya agar tidak kaget
“Ibu saya masukkin ya, ibunya tarik napas”
 Telunjuk kiri menekan introitus ke bawah agar lubang
membesar Pegang spekulum
 Masukkan spekulum 30o pastikan benar, screw
 Rotasikan secara horizontal, lepas tangan kiri. Masukkan masih longgar
lebih dalam
 Buka spekulum hati-hati. Setelah serviks sempurna terlihat,
screw difiksasi
12 Dinding vagina: Inspeksi adanya lesi* dan sekret**.
13 Ostium eksternal serviks: Bersihkan mukus menggunakan forcep Untuk memastikan
dan kasa. sumber sekretnya dari
serviks (bukan dari
vagina).
14 Eksoserviks: inspeksi lesi* dan sekret**
PENGAMBILAN SPESIMEN: Pemeriksa posisinya (masih) duduk
15 Neisseria gonorrhoeae  2x swab Cek penyakit: Cervicitis
 Masukkan swab berkapas sekitar 2 cm ke kanal serviks. gonorrhoeae
Rotasikan swab 5-10 detik agar eksudat menyerap  Apus /
Smear secara tipis pada object glass untuk pewarnaan gram
 Swabnya dibuang
 Prosedur sama  Masukkan pada medium transpor untuk
kultur  Patahkan ±1/8 ujung swabnya, tutup mediumnya
 Swabnya dibuang
16 Chlamydia trachomatis Tergolong Cervicitis non-
Masukkan swab berkapas sekitar 2 cm ke kanal serviks. Rotasikan gonorrhoeae
swab 10 detik, agak ditekan karena akan mengambil sel epitel 
Taruh di medium transpor, tutup mediumnya  Swab dibuang

40
Divisi OSCE Anantara
2015

17 Clue cell Cek penyakit: Bacterial


Masukkan swab berkapas ke introitus vagina  Swab dinding Vaginosis (BV)
vagina  Apus pada object glass untuk pemeriksaan pewarnaan
gram – Swab buang
18 Candida sp. Cek penyakit: Candidiasis
Masukkan swab berkapas ke dinding vagina  Ambil sampelnya vulvovaginalis
 Apus pada slide yang telah ada KOH nya  Tutup slide dengan
cover slip
19 Trichomonas vaginalis FYI Trichomoniasis:
Masukkan swab berkapas ke fornix posterior vagina  Apus Diperiksa harus terakhir,
pada object glass yang telah ada NaCl nya  Tutup slide dengan karena mau melihat
cover slip motilitas Trichomonas
nya
Khas: “Strawberry” cervix
Sekret: berbuih (frothy),
kuning, homogen
MENENTUKAN pH CAIRAN VAGINA
20 Kertas pH dipegang dengan forcep. Masukan ke 1 sisi lateral JANGAN kena serviks!!
fornix dinding vagina  Bandingkan dengan indikator pH NV pH= 3,5 – 4,5
WHIFF TEST/AMINE TEST
21  Kendorkan screw
 Posisi tangan kanan memegang spekulum seperti
memasukan, jari telunjuk menekan introitus ke bawah
 Putar 30o, ketika mau keluar, spekulum baru ditutup, jangan
pas di dalam karena rentan menjepit dinding vagina
 Teteskan KOH di ‘lidah’ (dalam) spekulum  Baui
 Bau amis  Tes positif  BV
 Spekulum taro di tempat yang ada larutan dekontaminan (Cl)
PEMERIKSAAN BIMANUAL: Pemeriksa posisinya berdiri
22  Lubrikasi telunjuk dan jari tengah tangan kanan Jika sakit merupakan
 “Bu, saya akan memasukkan tangan saya ya” tanda radang panggul
 Tangan kiri menekan suprapubis (sekitar 90o), tangan kanan
menjepit serviks  goyangkan kanan dan kiri
 Tanya ibu: “Bu, sakit tidak?” Normalnya tidak sakit.
 Bersihkan vulva 1x dengan kasa dari atas ke bawah

PERIANAL: Pemeriksa posisinya duduk


23 Bokong daerah perianal: Pisahkan. Inspeksi lesi* dan sekret**. FYI: Prosedur yang bisa
“Jika ada sekret, saya akan melakukan pengambilan spesimen dilakukan bisa seperti
seperti yang telah saya lakukan tadi.” pemeriksaan
Bersihkan perianal gonorrhoeae, Candida,
Trichomonas, dkk
41
Divisi OSCE Anantara
2015

PENUTUPAN
24  “Ibu, pemeriksaannya telah selesai. Silakan memakai pakaian
dalamnya kembali dan menunggu di luar sembari saya
melakukan pemeriskaan mikroskopis.”
 Buka sarung tangan, buang
 Cuci tangan 6 langkah
 Matikan lampu
 Catat hasil di medical record dan isi formulir laboratorium

42
Divisi OSCE Anantara
2015

Module 12: Gestational Age Assessment


 Seperti biasa, sapa penguji seramah mungkin 
 Pemeriksa di sebelah kanan bayi.
 Perhatikan gambar posisi tangan pemeriksa yang ada di draft ini!
 Karena kita praktiknya lewat mannequin, (jika tidak ada di soal) tanyakanlah hasil setiap aspek
neuromuscular & physical maturity kepada penguji.
 Jangan lupa, catat score penilaian pada kertas yang telah disediakan di ruangan.
 Ini cukup banyak aspek yang subjektif gais, jadi PD banget aja sama pemahaman kamu (tapi tetep
harus rasional).
No. Riwayat
1 HPHT
2 Pre-natal care (USG)
“Selanjutnya saya akan menghitung usia kehamilan bayi dengan melihat kematangan neuromuscular
& fisiknya. Salah satu tujuannya yaitu agar hasilnya dapat menjadi guideline terapi bagi bayinya.”
Neuromuscular
No.
maturity
1 Posture Goal Menilai tonus otot tubuh keseluruhan
Cara Bayi telentang dan perhatikan tangan serta kakinya

Prinsip Mature  makin FLEXI


2 Square Goal Seberapa jauh tangan bayi dapat flexi ke lengan.
Window Cara Tekan bagian punggung tangan bayi hingga flexi ke arah lengan bawah.
Ukur sudut antara hypothenar eminence dan anterior dari forearm.
Hentikan penekukkan kalau sudah ada tahanan dari pergelangan tangan
bayi.

Prinsip Mature  ∠ makin KECIL

43
Divisi OSCE Anantara
2015

3 Arm Goal Menilai kematangan tonus fleksor pasif dari otot bisep dengan menilai
recoil sudut tangan yang kembali lagi ke keadaan flexi.
Cara Bayi telentang. 1 tangan di bawah siku bayi. Fleksikan 5 detik dan
kemudian ekstensikan dengan menarik jari-jari bayinya beberapa detik
dan kemudian lepaskan. Hitung sudutnya.

Prinsip Mature  ∠ makin KECIL


4 Popliteal Goal Menilai kematangan tonus fleksor pasif di sekitar sendi lutut
angle Cara Bayi telentang. Paha ditekukkan pada perut bayi dengan lutut tertekuk
sepenuhnya. Setelahnya, pemeriksa memegang kaki di ujung dengan
satu tangan, sementara tangan lain menopang sisi paha. Sehingga tidak
memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat
mengganggu fungsinya. Lalu kaki diekstensi sampai ada
tahanan/resistensi. Lihat sudut yang terbentuk.

Prinsip Mature  ∠ makin KECIL


5 Scarf Goal Menilai kematangan tonus fleksor pasif di sekitar shoulder girdle
sign Cara Bayi telentang. Posisikan kepalanya di midline. Topang tangan bayi
melewati atas dada dengan 1 tangan. Jempol 1 tangan lainnya
diletakkan di bawah siku bayi. Dorong perlahan sikunya sampai ada
resistensi. Tentukan posisi siku berhenti (akibat resistensi dari si bayi).
Jika di:
Leher -1 Xyphoid process  2
Contralateral axillary line  0 Ipsilateral nipple line  3
Contralateral nipple line  1 Ipsilateral axillary line  4

44
Divisi OSCE Anantara
2015

Prinsip Mature  ∠ makin KECIL atau tangan TIDAK bisa melewati dada
6 Heel to Goal Menilai tonus fleksor pasif di sekitar pelvic girdle
ear Cara Bayi telentang, topang paha bayi bagian lateralnya dengan 1 telapak
tangan & 1 tangan lainnya memegang sisi kaki bayi dan menariknya
mendekati telinga yang ipsilateral (tanpa dipaksa).
Tentukan posisi tumit berhenti (akibat resistensi dari si bayi). Jika di:
Telinga  -1 Garis puting  2
Hidung  0 Umbilikus  3
Dagu  1 Lipatan paha/femoral crease  4

Prinsip Mature  makin JAUH dari telinga.

No Physical Maturity
1 Skin Cara Melihat dan meraba kulit bayi

Prinsip Mature  Makin keras, pembuluh darah tidak terlihat, dan kulit
semakin tebal.
2 Lanugo Cara Miringkan bayi sedikit dengan telapak tangan menyangga bagian dada
dan telapak tangan kiri meraba punggung. Lanugo biasa diamati di
punggung bayi.

45
Divisi OSCE Anantara
2015

Prinsip Immature (tidak ada lanugo), premature (banyak lanugo), mature


(lanugo HAMPIR HILANG semua)
3 Plantar Cara Melihat garis-garis yang ada di telapak kaki.
creases

Prinsip Mature  makin BANYAK garis-garisnya.


4 Breast Cara Melihat bagian puting, areola, dan bud (jaringan payudara yang
menonjol)
Catat ukuran areola dan ada atau tidaknya stippling. Palpasi jaringan
payudara di bawah kulit dengan memegangnya antara ibu jari dan
telunjuk (posisi mencubit), memperkirakan diameter dalam milimeter.

Prinsip Mature  areola makin besar dan jelas, puting, dan bud semakin
menonjol.
5 Eye/ear Cara Palpasi ketebalan kartilago
Lipat pinnae ke depan ke arah wajah, lalu lepaskan. Catat kecepatan
kembalinya pinnae

46
Divisi OSCE Anantara
2015

Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika
dilepas. Pada bayi tersebut, pemeriksa mencatat keadaan
perkembangan kelopak mata sebagai indikator tambahan pematangan
janin.
Cara Ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, pisahkan kedua
(mata) kelopaknya perlahan-lahan. Bayi sangat immature kelopak matanya
menyatu erat  (-2). Kalau membuka setelah kita pisahin kelopaknya
 (-1)

(-2)
Prinsip Telinga: Mature  kartilago makin keras. Ketika ditekuk dan dilepaskan
maka akan lekas kembali.
Mata : Mature  membuka
6 Genital ♂ Kedua testis biasanya teraba in the upper to lower inguinal canals pada
Cara akhir minggu ke-33-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum menebal
dan lebih dalam dan lebih banyak rugae.

Prinsip Mature  makin BANYAK rugae dan testis turun


♀ Jangan terlalu abduksi atau aduksi. Bisa jadi salah hasil (e.g., terlalu
Cara menonjol/datar). Melihat bagian labia majora dan minora.

47
Divisi OSCE Anantara
2015

Prinsip Mature  Labia majora menutupi labia minora dan klitoris.


“Selanjutnya saya akan menghitung usia kehamilannya dengan menjumlahkan score neuromuscular
+ physical maturity”

Informasi Tambahan
 Neuromuscular maturity berguna untuk mengecek tonus otot pasif (gerakan yang disebabkan
oleh kita).
 Penampilan kulit (e.g., kering, peeling, cracking, dehydration, parchment, & leathery) bisa
dipercepat prosesnya oleh mekonium yang dikeluarkan janin ke cairan amnion pada saat term
dan post-term.
 Lanugo : thinning biasanya mulai dari punggung bagian bawah dulu baru ke area lumbo-sacral
(bagian atas). Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo  mungkin disebabkan: trait keluarga
atau nasional dan hormonal tertentu, metabolisme, dan pengaruh gizi. Contoh: pada ibu yang
DM maka lanugo nya bisa sampai pinnae.
 Plantar crease: Lipatan biasanya mulai muncul di 1/3 telapak kaki bagian atas dulu.
 Breast : bud (tonjolan) tergantung pada status gizi janinnya.
 Genital ♂ : “Pendulous” dapat menyentuh kasur ketika bayi berbaring supinasi
 Genital ♀ : ukuran labia majora tergantung status gizi janinnya.
 GP paling tidak sudah bisa mendiagnosis hingga bentuknya seperti:
Pre-term, 34 minggu, SGA
Term LGA
Post-term AGA
Lubchenco Curve (dilakukan setelah antropometri)

LGA (Large GA)


AGA (Appropriate for GA)
SGA (Small GA)

Rekaman di Skills Lab 2013: https://www.youtube.com/watch?v=mUtTRE-vc3I


Sumber : Modul SL FK UP 2016 & ballardscore.com

48

Anda mungkin juga menyukai