Riwayat Keluarga:
Keluhan yang sama pada anggota keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik
KEADAAN UMUM
Kepala : Normochepal
Sklera : ikterik - / -
Turgor baik
STATUS NEUROLOGIKUS
A. Pemeriksaan Umum
Kepala : Normocephal
Laseque : -/-
Kernig : -/-
C. Koordinasi :
E. Sistem Sensorik :
- Eksteroseptif : Tidak dilakukan
- Proprioseptif : Tidak dilakukan
F. Refleks :
Fisiologis : Biceps : ++/++ Triceps : ++/++
Radialis : ++/++ Patella : ++/++
Achilles : ++/++
Abdomen
- Epigastrium : ++/++
- Paragastrium : ++/++
- Hipogastrium : ++/++
♦N V : Motorik :
Trismus : 1 cm
Sensorik : Tidak dilakukan
Refleks kornea : Tidak dilakukan
♦N VII : *Motorik
Parese : Tidak ada
Gerakan involunter : Tidak ada
*Sensorik
Rasa kecap (2/3 bagian depan lidah): Tidak dilakukan
*Lakrimasi : Tidak dilakukan
♦N VIII : Pendengaran : Tidak dilakukan
Keseimbangan : Tidak dilakukan
♦N IX/X : Suara/bicara : Disartria
Menelan : Tidak dilakukan
♦N XI : Angkat bahu: Tidak dilakukan
Menengok kanan kiri : Tidak dilakukan
♦NXII : Lidah: tidak ada deviasi
Tanda-tanda tetanus
Trismus +
Disfagia -
Opistotonus -
Rhisus sardonicus –
Perut papan -
Kejang rangsang -
Kejang spontan -
Rantai
Aktivitas patologis
Ringan
Rantai Berat
Penyakit CNS
Status epileptikus
Hemorrhage suatu tumor
Differential Diagnosis (Cont’)
Kelainan Psychiatric
Hysteria
Kelaianan Muskuloskeletal
Trauma
Grading Tetanus
Kriteria Pattel Joag
Kriteria 1 : rahang kaku, spasme terbatas, disfagia dan kekakuan otot
tulang belakang
Kriteria 2 : spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya
Kriteria 3 : inkubasi antara 7 hari atau kurang
Kriteria 4 : waktu onset adalah 48 jam atau kurang
Kriteria 5 : kenaikan suhu rektal sampai 100oF atau aksila 99oF (37,6oC)
Dari kriteria tersebut dibuat tingkatan derajat sebagai berikut :
Derajat 1 : kasus ringan minimal 1 kriteria K1 atau K2, mortalitas 0%
Derajat 2 : kasus sedang, minimal 2 kriteria (K1+K2) biasanya inkubasi
lebih dari 7 hari, onset lebih dari 2 hari, mortalitas 10%
Derajat 3 : kasus berat, adanya minimal 3 kriteria, biasanya inkubasi
kurang dari 7 hari, onset kurang dari 2 hari, mortalitas 32%
Derajat 4 : kasus sangat berat, minimal 4 kriteria, mortalitas 60%
Derajat 5 : bila terdapat 5 kriteria, termasuk tetanus neonatorum dan
tetanus puerpurium, mortalitas 84%
Masa inkubasi – waktu yang diperlukan bagi kuman C. tetani dari mulai
terjadinya luka hingga menimbulkan gejala klinis yang pertama (7-14
hari)
◦ Dewasa Peniciline 1,2 juta unit/hari, setiap 6 jam selama 10 hari, IM.
◦ Anak Peniciline 50.000 Unit/KgBB/12 jam secara IM, selama 7-10 hari.
◦ Bila tersedia Peniciline IV, dapat digunakan dengan dosis 200.000 unit
/kgBB/24 jam, dibagi 6 dosis selama 10 hari.
◦ Bila sensitif terhadap peniciline, obat dapat diganti dengan preparat lain
seperti :
◦ Tetrasiklin 30-40 mg/kgBB/ 24 jam, dalam 4 dosisi, max 2 gram/hari.
◦ Eritromisin 50 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis, selama 10 hari.
◦ Metronidazol loading dose 15 mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam.
2. Antitoksin
Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG)
◦ 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM IV, mengandung "anti
complementary aggregates of globulin “ yang dapat mencetuskan reaksi
allergi yang serius.