Anda di halaman 1dari 4

Tatalaksana Katarak Non-Pembedahan

1. Terapi Penyebab Katarak


Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-obatan
yang bersifat kataraktogenik seperti kortikosteroid, fenotiasin, dan miotik
kuat, menghindari iradiasi (infra merah atau sinar X) dapat memperlambat
atau mencegah terjadinya proses kataraktogenesis. Selain itu penanganan
lebih awal dan adekuat pada penyakit mata seperti uveitis dapat mencegah
terjadinya katarak komplikata.
2. Memperlambat Progresivitas Katarak
Beberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium digunakan
pada katarak stadium dini untuk memperlambat progresivitasnya namun
sampai sekarang mekanisme kerjanya belum jelas. Selain itu juga
disebutkan peran vitamin E dan aspirin dalam memperlambat proses
kataraktogenesis.

Indikasi Pembedahan

1. Indikasi Visus
Merupakan indikasi yang paling sering. Indikasi ini berbeda pada
tiap individu tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak
terhadap aktivitas sehari-harinya.
2. Indikasi Medis
Pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada
lensa matanya namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak
seperti glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma), endoftalmitis
fakoanafilaktik dan kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau
ablasio retina.
3. Indikasi Kosmetik
Kadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak
untuk memperoleh pupil yang hitam.

Tatalaksana Katarak Dengan Pembedahan


1. Ekstraksi Katarak Intrakapsular (EKIK)
Pembedahan pada ekstraksi katarak intracapsular (EKIK) dilakukan
dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya. Metode ini
merupakan metode operasi yang paling populer sebelum penyempurnaan
operasi katarak ekstrakapsular. EKIK cenderung dipilih pada kondisi
katarak yang tidak stabil, menggembung, hipermatur, dan terluksasi.
Kontraindikasi mutlak untuk EKIK adalah katarak pada anak-anak dan
rupturkapsul akibat trauma. Sedangkan kontraindikasi relatifadalahjika
pasien merupakan penderita miopia tinggi, sindrom marfan, katarak
morgagni, dan vitreus masuk ke kamera okuli anterior. Pada EKIK
diperlukan penyembuhan luka yang lama, pemulihan penglihatan yang
lama, merupakan pencetus astigmatisma, serta dapat menimbulkan iris dan
vitreus inkarserata.
2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK)
Pada ektraksi katarak ekstrakapsuler (EKEK), insisi dibuat pada
limbus atau kornea perifer, bagian superior atau temporal. Dibuat pada
sebuah saluran pada kapsul anterior, dan nukleus serta korteks lensanya
diangkat. Kemudian lensa intraokuler ditempatkan pada kantung kapsular
yang sudah kosong, disangga oleh kapsul posterior yang utuh. Metode
operasi ini memiliki banyak keuntungan karena dilakukan dengan irisan
kecilsehingga menyebabkan trauma yang lebih kecil pada endotel kornea,
menimbulkan astigmatismayang lebih kecil daripada EKIK, dan
menimbulkan luka yang lebih stabil dan aman. Namun bedah katarak
ekstrakapsuler dengan implantasi lensa intraokuler mempunyai beberapa
kelemahan yaitu pencapaian tajam penglihatan optimal perlu waktu rerata
1-2 bulan dan terjadinya efek astigmatisma sehingga menimbulkan keluhan
yang signifikan.
3. Small Incision Cataract Surgery (SICS)
SICS dilakukan dengan membuat irisan membentuk terowongan
pada posisi superior 2 mm dari limbus. Insisi dapat dalam bentuk kurva
linier, lurus, frown, dan chevron. Namun insisi model frowndan chevron
adalah yang paling menguntungkan dilihat dari segi terjadinya
astigmatisma. Beberapa kriteria ideal untuk dilakukan SICS (Small Incision
Cataract Surgery) adalah padakondisi kornea dengan kejernihan baik,
ketebalan normal, endothelium sehat, kedalaman bilik mata depan cukup,
dilatasi pupil cukup, zonula utuh, tipe katarak kortikal, atau nuklear
sklerosisdengan derajat II dan III.
Bedah katarak dengan irisan kecil secara manual memberikan
keuntungan karena terjadinya kolaps bilik mata depan lebih sedikit,
mengurangi resiko komplikasi yang berkaitan dengan penggunaan benang,
luka cepat sembuh, stabilitas refraksi lebih baik (astigmatisma pacaoperasi
lebih kecil), kepuasan pasien lebih tinggi, perawatan pascaoperasi lebih
pendek. Pada teknik operasi ini dilakukan irisan yang kecil sehingga
terkadang hampir tidak membutuhkan jahitan pada luka insisi.
4. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi mulai diterapkan pada tahun 1970 dan sekarang
merupakan teknik ekstraksi katarak utama yang digunakan di negara
berkembang. Fakoemulsifikasi adalah operasi pemecahan nukleus katarak
dan aspirasi lensa menggunakan ujung yang mengeluarkan gelombang
ultrasonik yang dimasukkan melalui insisi kecil (sekitar 2,2-2,8 mm) pada
limbus, sehingga biasanya tidak membutuhkan penjahitan. Ukuran insisi
tersebut cukup digunakan untuk memasukkan lensa intraokuler (LIO) yang
dapat dilipat (foldable intraocular lens). Apabila menggunakan lensa okuler
yang kaku, maka dibutuhkan insisi yang sedikit lebih besar, yaitu 5mm.
Fakoemulsifikasi dapat dilakukan untuk mengektraksi katarak
stadium imatur dan matur. Sedangkan pada katarak hipermatur, dahulu tidak
disarankan untuk menggunakan teknik fakoemulsifikasi, akan tetapi seiring
teknologi fakoemulsifikasi yang membaik, semakin banyak operasi pada
katarak hipermatur yang dilakukan.
Fakoemulsifikasi diasosiasikan dengan rehabilitasi visual yang lebih
baik, inflamasi minimal, penyembuhan luka yang lebih cepat dengan derajat
distorsi kornea yang lebih sedikit, dan penurunan kebutuhan kapsulotomi
dibandingkan dengan EKEK. Teknik ini dapat mengontrol kamera okuli
anterior, menjaga tekanan positif vitreus, dan mencegah perdarahan koroid
karena sistem yang relatif tertutup. Pada fakoemulsifikasi, luka akibat
operasi lebih ringan sehingga penyembuhan luka juga berlangsung lebih
cepat, disamping perbaikan penglihatan juga lebih baik. Astigmatisma
pascaoperasi katarak bisa diabaikan.
Akan tetapi, fakoemulsifikasi dapat meningkatkan resiko pergeseran
material nukleus ke posterior melalui robekan kapsul posterior. Kejadian ini
membutuhkan penanganan berupa operasi vitreoretina yang cukup
kompleks.

Daftar Pustaka:

1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Ed.5. Jakarta: Badan penerbit
FKUI. 2017. hal 221-222.

Anda mungkin juga menyukai