Anda di halaman 1dari 12

PENTINGNYA PERLINDUNGAN HAK ASASI ANAK JALANAN DALAM

BIDANG PENDIDIKAN

ESSAY

Dosen Pengampu :

Atika Candra Larasati, S.IP., M.Si.

Disusun Oleh :

Munawwarotul Khanifah

1862030

Biologi C

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN

Anak merupakan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang

dianggap sebagai harta kekayaan yang paling berharga, karena anak merupakan

penerus bangsa dimana kunci keadaan dunia pada masa depan tergantung ditangan

seorang anak. R.A Kosnoen mengatakan bahwa anak sebagai manusia muda, muda

dalam umur, muda dalam jiwa dan pengalaman hidup karena mudah terpengaruh

keadaan sekitarnya.1

Perlindungan anak merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah,

masyarakat, keluarga, orang tua. Perlindungan tersebut meliputi perlindungan

pendidikan, kesehatan, sosial, dll. Perlindungan terhadap anak harus dilakukan setara

atau sama derajatnya atau kedudukannya dengan perempuan atau laki-laki dewasa

karena pada dasarnya setiap orang memiliki kedudukan yang sama dalam ranah

hukum.

Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Artinya semua orang diperlakukan sama

didepan hukum. Persamaan dihadapan hukum itu sendiri juga merupakan salah satu

hak asasi manusia yang dilindungi oleh konstitusi. Oleh karena itu, setiap warga negara

selalu mendapat tempat yang sama dihadapan hukum. Artinya siapapun warga negara

yang tinggal dalam suatu negara diperlakukan satu sama lain baik dalam memperoleh

1
Prima Astari, 2015, Landasan Filosofis Tindakan Diskresi Kepolisian Terhadap Anak Yang Berhadapan
dengan Hukum, Jurnal Arena Hukum, Vol.8. No.1. hlm. 2.
hak sebagai warga negara maupun diberlakukan dihadapan hukum. Secara teoritis,

persamaan merupakan prinsip atau asas yang melekat pada hakikat manusia sebagai

ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.2.

Perlindungan terhadap anak merupakan hal yang sangat penting, begitu juga

perlindungan terhadap hak anak jalanan. Dimana mereka berhak mendapatkan tempat

tinggal yang layak, pengasuhan, pengajaran, pendidikan. Hal tersebut sangat penting

dilakukan untuk meminimalisir tingkat anak jalanan yang terdapat di Indonesia.

Makmur Saini mengatakan bahwa salah satu masalah sosial pelayanan hak anak

yang terkait dengan pelayanan publik adalah masalah penanggulangan anak jalanan

yang menjadi sorotan publik dan perlu mendapat perhatian pemerintah daerah untuk

menanggulanginya. Permasalahan sosial tersebut merupakan masalah publik yang

perlu mendesak untuk ditangani, melalui suatu pendekatan pelayanan yang transparan.

Munculnya permasalahan anak jalanan di kota-kota besar, seperti anak terlantar, anak

gelandangan, anak nakal, anak pengemis yang senang memanfaatkan fasilitas-fasilitas

umum untuk mendapatkan penghasilan disebabkan tidak adanya kebijakan sosial untuk

menanggulanginya. Bahkan, keberadaan mereka semakin menimbulkan masalah sosial

yang semakin rumit, gangguan ketertiban dan keamanan, mengancam kesehatan dan

kelangsungan hidup, memberi peluang untuk terjadinya tindak kriminal.3

2
Eka Sihombing, 2013, Mendorong Pembentukan Peraturan Daerah Tentang Batuan Hukum Di
Provinsi Sumatera Utara, Jurnal Rechts Vinding, Vol.2. No.1. hlm. 84.
3
Departemen Sosial Republik Indonesia, 1999, Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan
Sosial, Jakarta, hlm. 35.
Tidak ada yang memilih untuk menjadi anak jalanan. Semua orang tidak akan

memilih untuk menjadi anak jalanan. Secara psikologis anak jalanan merupakan anak

yang belum memiliki mental yang kokoh. Tetapi mereka sudah bergelut pada dunia

jalanan atau dunia luar yang tidak baik dalam pembentukan kepribadian anak tersebut.

Sampai saat ini kebijakan pemerintah di Indonesia dalam menanggulangi anak

jalanan masih belum efektif. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya anak

jalanan yang ada dipinggiran kota terutama kota-kota besar. Hal ini merupakan

tanggung jawab dan kewajiban pemerintah daerah untuk melaksanakan kebijakan

sosial yang sudah ditetapkan di Undang Undang Dasar Republik Indonesia. Selain itu

perlu diadakan rekontruksi hukum untuk mengetahui sampai dimana batas peran dan

kewajiban pemerintah untuk menegakkan kebijakan yang ada.

Populasi anak jalanan yang tinggi menyebabkan permasalahan bagi sekitarnya.

Contoh dari permasalahan tersebut yaitu masalah lalu lintas, ketertiban dan keamanan

perkotaan. Keadaan tersebut perlu mendapat perhatian, karena anak merupakan

generasi penerus yang perlu didik dan dibimbing agar dapat tumbuh dan berkembang

secara wajar. Selain itu, jika mereka tidak segera ditangani akan dapat mempengaruhi

kualitas dan daya saing bangsa pada waktu yang akan datang. Dengan demikian perlu

adanya pembinaan sejak dini yang memungkinkan mereka akan memperoleh perhatian

yang baik dan bukan menjadi anak-anak yang bermasalah dikemudian hari.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tampak bahwa yang memegang peran penting

dan tanggung jawab terhadap menegakkan perlindungan hak asasi anak jalanan adalah

negara yang dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah.

II. PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pendidikan Nasional

Pendidikan adalah suatu kegiatan resmi untuk mengembangkan potensi dalam diri,

serta perantara untuk membentuk kepribadian yang bermoral. Pendidikan adalah hal

terpenting bagi seseorang. Karena melalui pendidikan seseorang dapat dipandang

terhormat, memiliki bekal untuk masa depan serta dapat bertingkah laku yang baik

sesuai dengan norma yang berlaku.

Ketentuan pendidikan sebagaimana Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menjelaskan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara.4

Tujuan pendidikan itu untuk membentuk pribadi berkualitas yang mempunyai visi

kedepannya untuk menggapai cita-cita dan dapat beradaptasi di berbagai lingkungan.

jadi salah satu konsep pendidikan itu sendiri adalah membuat seseorang jadi lebih baik.

4
Andi M. Sofyan, 2017, Ketentuan Hukum Perlindungan Hak Anak Jalanan Bidang Pendidikan, Jurnal
Syari’ah dan Hukum Diktum, Vol. 15. No.2 hlm. 230.
Pendidikan dapat dimulai dari dalam kandungan, seperti seorang ibu yang membaca

dan mendengarkan musik untuk bayi yang didalam perut. Hal tersebut untuk

membekali sang bayi saat lahir nanti. Pendidikan merupakan hak semua orang tanpa

terkecuali. Baik perempuan, laki-laki, anak kecil hingga dewasa semua memiliki hak

untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Tujuan pendidikan nasionalitas harus sesuai dengan TAP MPRS No.

XXVI/MPRS/1996 tentang agama, pendidikan dan kebudayaan, sehingga dirumuskan

bahwa tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1989 juga ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan artian

bahwa manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki

budi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan

rohani, memiliki pribadi yang baik, mandiri, memiliki rasa tanggung jawab

kemasyarakatan, kebangsaan.5

Fungsi pendidikan untuk memberantas kebodohan dan menghilangkan segala

sumber penderitaan rakyat yaitu ketertinggalan. Menurut Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

5
Ibid
B. Hak dan Kewajiban Anak

1. Hak Anak

Di Indonesia banyak ditemukan kasus-kasus pelanggaran terhadap hak-hak anak.

Hal ini terjadi karena salah satunya masih banyak yang belum mengerti tentang hak

yang wajib diperoleh untuk anak. Kenyataanya anak-anak sebagaimana orang dewasa

memiliki hak yang wajib dipenuhi.

Dasar hukum pengaturan hak-hak anak dapat dilihat dalam pasal 4 sampai dengan

pasal 19 UUPA, dirumuskan sebagai berikut :6

a. Hak anak atas hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi secara

wajar.

b. Hak atas nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.

c. Hak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi.

d. Hak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh orang tua.

e. Hak untuk diasuh atau diangkat oleh orang tua asuh atau orang tua angkat.

f. Hak memperoleh pelayanan kesehatan.

g. Hak untuk memperoleh jaminan sosial.

h. Hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran.

i. Hak untuk memperoleh pendidikan luar biasa bagi anak.

j. Hak memperoleh pendidikan khusus bagi anak yang memiliki keunggulan.

k. Hak untuk menyatakan dan didengar pendapatnya.

l. Hak menerima, mencari dan memberikan informasi.


6
Gosita Arief, 1991, Masalah Perlindungan Anak, Liberty, Yogyakarta
m. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan sebaya,

bermain, berekreasi, dan berkreasi.

n. Bagi anak yang menyandang cacat, berhak untuk :

1. Memperoleh rehabilitasi.

2. Bantuan sosial.

3. Pemeliharaan tarah kesejahteraan sosial.

o. Anak yang dalam status pengasuhan, berhak untuk dilindungi dari :

1. Diskriminasi.

2. Eksploitasi (ekonomi dan seksual).

3. Penelantaran.

4. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan.

5. Ketidakadilan.

6. Perlakuan salah.

p. Hak untuk diasuh sendiri oleh orang tua sendiri.

q. Hak memperoleh perlindungan dari :

1. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik.

2. Pelibatan dalam sengketa bersenjata.

3. Pelibatan dalam kerusuhan sosial.

4. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan.

5. Perlibatan dalam peperangan.

r. Hak memperoleh perlindungan dari :

1. Penganiayaan.

2. Penyiksaan.
3. Penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.

s. Hak memperoleh kebebasan sesuai hukum.

t. Anak yang dirampas kemerdekaanya, berhak untuk :

1. Memperoleh perlakuan manusia.

2. Penempatan yang dipisah dari orang dewasa.

3. Memperoleh bantuan hukum.

4. Membela diri dan memperoleh keadilan di pengadilan yang objektif, tidak

memihak, dan dalam sidang tertutup untuk umum.

u. Anak korban atau pelaku kekerasan seksual ataupun anak-anak yang

berhadapan dengan hukum, berhak dirahasiakan identitasnya.

v. Hak memperoleh bantuan hukum, dan bantuan lainnya, baik korban atau pelaku

tindak pidana.

2. Kewajiban Anak

Didalam UU No. 23 Tahun 2000, bukan hanya mengatur tentang perlindungan

terhadap hak-hak anak tetapi juga mengatur mengenai kewajiban anak. Kewajiban

anak tertuang dalam pasal 19 UUPA yang meliputi :7

1. Menghormati orang tua.

2. Mencintai keluraga, masyarakat, dan menyayangi teman.

3. Mencintai tanah air, bangsa, dan negara.

4. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya.

5. Melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

7
Ibid.
C. Upaya Pemerintah Penanggulangan Anak Jalanan

Penanggulangan yang dilakukan pemerintah adalah dengan membuat kebijakan-

kebijakan, dimana program penanggulangan anak termasuk penanggulangan sosial,

pendidikan, peningkatan sumber daya manusia, pemerataan pendapatan dan

kesejahteraan.

Terdapat beberapa program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk

menanggulangi masalah anak jalanan, yakni :8

1. Menyelenggarakan program beasiswa.

2. Menyediakan lapangan pekerjaan sejenis magang.

3. Menyelenggarakan kelompok belajar usaha.

4. Program lain yang berdampak secara tidak langsung terhadap pengurangan

jumlah anak jalanan.

Untuk menanggulangi masalah anak jalanan di Indonesia, pihak departemen tenaga

kerja sebagai instansi teknis yang terkait langsung dengan masalah anak ini, telah

berusaha merumuskan dan melaksanakan program aksi untuk anak jalanan. Dengan

melihat pihak-pihak yang bersangkutan yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan

yang sesuai dengan konteks konvensi hak anak, yaitu :

1. Membentuk nasional hak anak (from a national commite)

2. Membuat tujuan dan saran-saran (sets goal and objectives)

8
Roswita Sitompul, 2004, Upaya Pemerintah salam Menanggulangi Anak Jalanan dan Anak Terlantar,
Jurnal Hukum Kaidah, Vol. 3. No. 3. hlm. 14
3. Membuat, memperbaiki, dan menyelaraskan peraturan hukum nasional yang

berdasarkan kepada konvensi hak anak (passes laws confermingto CRC)

4. Membawa atau mengusahakan beberapa program dan kegiatan menangani

implementasi hak anak (carier out program and activities)9

Sudah banyak program yang dibentuk dan diajalankan pemerintah terhadap

dalam mengurangi penyebaran anak jalanan di Indonesia. Selain itu, pemerintah

juga membuat rumah singgah, memerikan subsidi pendidikan, memberikan subsidi

kesehatan, memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial. Tetapi tidak semua

program dapat dijalankan dengan baik.

III. PENUTUP

Pendidikan merupakan hal yang sangat bagi semua kalangan. Tidak lebih lagi juga

untuk anak jalanan. Mereka juga membutuhkan pendidikan yang layak agar mereka

memiliki kualitas hidup yang baik. Oleh karena itu sangat diperlukan melindungi hak

asasi anak jalanan dalam bidang pendidikan. Pemerintah sudah melakukan upaya-

upaya dengan membuat kebijakan untuk pendidikan anak jalanan. Namun, tidak semua

kebijakan dapat dilakukan.

9
ibid
DAFTAR PUSTAKA

Arief, G. 1991. Masalah Perlindungan Anak. Yogyakarta: Liberty.

Astari, P. 2015. Landasan Filosofis Tindakan Diskresi Kepolisian Terhadap Anak

Yang Berhadapan dengan Hukum. Jurnal Arena Hukum. Vol.8. No.1.

Departemen Sosial Republik Indonesia. 1999. Kajian Permasalahan Sosial dan

Usaha Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Departemen Sosial Republik Indonesia.

Sihombing, E. 2013. Mendorong Pembentukan Peraturan Daerah Tentang Batuan

Hukum Di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Rechts Vinding. Vol.2. No.1.

Sitompul, R. 2004. Upaya Pemerintah salam Menanggulangi Anak Jalanan dan Anak

Terlantar. Jurnal Hukum Kaidah. Vol. 3. No. 3.

Sofyan, A. 2017. Ketentuan Hukum Perlindungan Hak Anak Jalanan Bidang

Pendidikan. Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum. Vol. 15. No.2.

Anda mungkin juga menyukai