Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERBEDAAN VISKOSITAS PLASMA SEL-SEL YANG SEDANG


MEMBENTANG

DISUSUN OLEH:

NAMA : ELPRIDA BR PURBA

NIM : 4171141014

KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B 2017

KELOMPOK : VII (ENAM)

TGL. PELAKSANAAN : 05 MARET 2020

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970
________________________________________________________________________

JUDUL PERCOBAAN : PERBEDAAN VISKOSITAS PLASMA SEL-SEL


YANG SEDANG MEMBENTANG

I. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui factor yang mempengaruhi pembentangan sel
2. Mengetahui pengaruh dilakukannya perendaman pada larutan KNO3
3. Membandingkan keadaan sel umbi Allium ascalonicum pda percobaan KNO3 dengan
konsentrasi yang berbeda
4. Membandingkan keadaan sel umbi Allium ascalonicum pada perlakuan KNO3 dan air
5. Mengetahui alasan mengapa menggunakan sel Allium ascalonicums dalam percobaan ini

II. TINJAUAN TEORITIS :

Viskositas atau disebut juga viskoelastik merupakan perubahan bentuk sel akibat
pengaruh viskositas atau tingkat kekentalan suatu matriks dalam plasma sel. Perubahan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai macam seperti tekanan osmosis (Dartius. 1991)

Setiap sel dalam jaringan tanaman akan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang mengakibatkan dinding sel mengalami proses pembentangan. Regulasi
pembentangan dinding sel bertujuan untuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan seperti cahaya,
temperatur, dan kadar air. Pembentangan sel ada dua macam yakni isotropik dan anisotropik.
Pembentangan secara isotropik terjadi ketika dinding sel mengalami pembentangan mengikuti
sumbu pertumbuhan yang menghasilkan pola pembentangan yang seragam. Sementara
pembentangan anisotropik didasarkan atas hipotesis Paul Green yang man proses pembentangan
disebabkan oleh adanya tekanan turgor dan viskositas (viskoelastik) serta adanya pengaruh
mikrofibril pada dinding sel (Guritno, B. 1995)

Dalam proses pembentangan, dinding sel mengalami reorientasi mikrofibril yang di mediasi oleh
protein seperti expansin. Pada sel yang sedang mengalami pertumbuhan, komponen selulosa
mikrofibril merupakan bagian dari matriks yang berupa komponen viskositas. Kita sel
mengalami pembentangan, maka mikrofibril akan mengalami penguraian sehingga proses
pembentangan menjadi lebih maksimal (Lakitan, 2012).

Setiap sel dalam jaringan tanaman akan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang mengakibatkan dinding sel mengalam proses pembentangan. Regulasi
pembentangan dinding sel bertujuan untuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan seperti
cahaya, temperatur, dan kadar air. Pembentangan sel ada dua macam yakni isotropik dan
anisotropik. Pembentangan secara isotropik terjadi ketika dinding sel mengalami
pembentangan mengikuti sumbu pertumbuhan yang menghasilkan pola pembentangan yang
seragam. Sementara pembentangan anisotropik didasarkan atas hipotesis Paul Green yang man
proses pembentangan disebabkan oleh adanya tekanan turgor dan viskositas (viskoelastik)
serta adanya pengaruh mikrofibril pada dinding sel (Campbell, 2010). 
Dalam proses pembentangan, dinding sel mengalami reorientasi mikrofibril yang di
mediasi oleh protein seperti expansin. Pada sel yang sedang mengalami pertumbuhan,
komponen selulosa mikrofibril merupakan bagian dari matriks yang berupa komponen
viskositas. Kita sel mengalami pembentangan, maka mikrofibril akan mengalami penguraian
sehingga proses pembentangan menjadi lebih maksimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentangan sel selain proses pembelahan juga terdapat faktor-faktor lain seperti pH, kadar
air, dan tekanan osmosis (Cosgrove, 1997)
Tekanan osmosis dalam sel juga dapat mempengaruhi kadar air dalam sel yang
berpengaruh terhadap proses pembentangan. Dehidrasi akibat perbedaan tekanan osmosis
dalam sel akibat juga dapat mempengaruhi viskositas plasma dalam sel. Viskositas atau disebut
juga viskoelastik merupakan perubahan bentuk sel akibat pengaruh viskositas atau tingkat
kekentalan suatu matriks dalam plasma sel. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai
macam seperti tekanan osmosis (Meyer, 1959). 

III. ALAT DAN BAHAN :

A ALAT

NO NAMA ALAT KUANTITAS


1. Mikroskop 1 Buah
2. Pisau 2 Buah
3. Objec glass 3 Buah
4. Tabung reaksi 3 Buah
5. Cawan petri 3 Buah

B. BAHAN

NO NAMA BAHAN KUANTITAS


1. Umbi lapisan bawang Secukupnya
2. Larutan KNO3 Secukupnya
3. Aquades Secukupnya
IV. PROSEDUR KERJA

Memisahkan tiap Membuat 4 irisan meletakkan di


lapisan umbi tipis tiap masing- objek glass per
bawang (3 lapis) masing lapisan lapisan

Viskositas
Membuat larutan Menetesi tiap
KNO3 masing- larutan ke dalam
masing 0,1%, masing-masing
0,2%, 0,3% dan preparat secara
aquades teratur

V. HASIL PERCOBAAN

Hasil

No. Jenis Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3


larutan
1. Aquades

Sel besar, rapat dan Sel lebih kecil, tidak Sel kecil dan tidak
tidak ada ruang beraturandan sedikit beraturan dan
antar sel ruang antar sel terdapat ruang antar
Dinding sel tipis Dinding sel lebih sel
tebal Dinding sel lebih
tebal lagi

2. KNO3 0,1%

Sel berukuran paling Sel berukuran kecil Sel berukuran kecil


kecil dan tidak ada dan terdapat sedikit dan terdapat sedikit
ruang antar sel ruang antar sel ruang antar sel
Dinding sel tebal Dinding sel tebal
Dinding sel tebal

3. KNO3 0,2%
Sel berukuran paling Sel berukuran kecil
kecil dan tidak ada dan terdapat sedikit
ruang antar sel ruang antar sel
Dinding sel tebal Dinding sel tebal

4. KNO3 0,3%

Sel berukuran paling Sel berukuran kecil


kecil dan tidak ada dan terdapat sedikit
ruang antar sel ruang antar sel
Dinding sel tebal Dinding sel tebal

B. PEMBAHASAN

Viskositas atau disebut juga viskoelastik merupakan perubahan bentuk sel akibat pengaruh
viskositas atau tingkat kekentalan suatu matriks dalam plasma sel. Perubahan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai macam seperti tekanan osmosis. Sel yang mengalami dehidrasi atau
disebut juga sel yang terplasmolisis. Dalam keadan tersebut, tingkat viskositas plasma sel
mengalami penurunan yang dapat menyebabkan membran plasma sel terpisah dari dinding sel
dan volume protoplasma mengalami penurunan.

Plasmolisis terjadi pada saat sel mengalami kontak dengan larutan yang konsentrasinya lebih
rendah daripada di dalam sel(Munns, 2002). Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentangan sel selain proses pembelahan juga terdapat faktor-faktor lain seperti pH, kadar air,
dan tekanan osmosis.

Larutan yang berkonsentrasi rendah (hipertonik) akan mengakibatkan larutan mengalami


plasmolisiss. Karena air yang berada di dalam sel (terutama vakuola) akan keluar dari dalam sel.
Pada konsi tersebut isi vakuola berkurang, turgor sel turun, isi protoplasma mengecil, sedangkan
ruang antara dinding sel dengan membran plasma terisi larutan dari luar. Dan hal sebaliknya
akan terjadi pada sel yang berada pada larutan hipertonis, viskositas akan meningkat.
Pada praktikum kali ini digunakan Allium cepa sebagai objek karena sel bawang memiliki
pigmen warna sehingga proses dapat di amati dengan jelas perubahan yang terjadi pada tiap-tiap
sel yang di berikan perlakuan yang berbeda. Seperti yang telah di bahas sebelumnya, bahwa
bagian sel yang berperan dalam hal ini ialah, dinding sel, membran plasma, vakuola serta cairan
protoplasma.

JAWABAN DAN PERTANYAAN :

1. Bagaimana perbandingan ketebalan umbi bawang dari luar ke dalam?


Jawaban
Pembentangan sel tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi dinding sel pada masing-
masing sel, sel yang berada di dalam umbi bawang tentunya mempunyai tingkat
pembentangan sel yang tidak sama dengan sel yang ada di bagian luar dari umbi bawang.
Larutan KNO3 yang diberikan mengalami plasmolysis yang lebih tinggi dpada bagian
dalam umbi bawang, hal ini disebabkan karena umbi bagian dalam belum menhhalami
pembentangan yang sempurna sehinnga tingkat ketebalan dindinf sel kurang mengalami
penebalan yang baik pula, sehingga ketika diberikan larutan hipertonik, maka lapisan
umbi dalam akan kehilangan cairan yang lebih banyak dibandingkan bagian umbi terluar.
Sehingga dapat dikatakan sel umbi bawang terluar memiliki ketebalan yang lebih besar
dibandingkan dengan sel umbi bawang dalam.
2. Bagiamanakah perbandingan keadaan sel umbi bawang sebelum dan sesudah diberi
perlakuakan KNO3 ?
Jawaban
Tentunya keadaan sel umbi bawang sebelum dan sesudah diberikan perlakuan memiliki
perbedaan. Dimana pada sebelum diberikan perlakuan kondisi sel memiliki ikan turgoe
yang kuat, sel mengalami pembentangan yang sempurna dan adanya ikan hidostatis yang
kuat. Berbeda dengan setelah diberikan perlakuan, sel akan mengalami plasmolysis yang
menyebabkan berpisahnya antara dinding sek dengan membrane plasma. Kemudian,
terjadinya pengurunfan kadar air dalam vakuola sehingga larutan di luar sel dapat masuk
3. Bagimanakah perbandingan keadaan sel umbi bawang pada perlakuan KNO3 dengan
konsentrasi yang berbeda ?
Jawaban
Perlakuan KNO3 dengan konsentrasi yang berbeda tentunya memiki perbedaan yaitu
semakin tinggi konsentrasi larutan yang diberikan maka tingkat viskositasnya akan
semakin berkurang hal ini disebabkan karena adanya pengurangan kadar air dalam
vakuola sehingga terjadi pemisahakan anatra dindingg sel dengan membran plasma
4. Jelaskan hasil analisis anda dalam laporan prkatikum?
Jawaban
Berdasarkan hasil analisis saya, bahwasannya konsentrasi larutan mempengaruhi
viskositas dari suatu sel, dan juga adanya perbedaan keadaan sel pada lapisan luar dan
dalam umbi bawang. Pembentangan sel juga terbentuk sempurna pada lapisan terluar dari
umbi bawang. Diberikannya larutan hipertonik bertujuan untuk melihat proses terjadinya
plasmolysis. Sehingga dapat diamati pada sel bagian mana yang mengalami tingkat
viskositas tertinggi. Dan diperoleh bahwa pada lapisan 1 dengan konsentrasi 0,1 M
meiliki tingkat viskositas tertinggi .

KESIMPULAN

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentangan sel selain proses pembelahan juga


terdapat faktor-faktor lain seperti pH, kadar air, dan tekanan osmosis. Tekanan
osmosis dalam sel juga dapat mempengaruhi kadar air dalam sel yang berpengaruh
terhadap proses pembentangan. Dehidrasi akibat perbedaan tekanan osmosis dalam
sel akibat juga dapat mempengaruhi viskositas plasma dalam sel.
2. Pengaruh dilakukannya perendaman pada larutan KNO3 adalah akan mengakibatkan
larutan mengalami plasmolisis. Karena air yang berada didalam sel (terutama vakuola)
akan keluar dari dalam sel. Sehingga isi vakuola berkurang, turgor sel turun, isi
protoplasma mengecil sedangkan ruang antara dinding sel dengan membran plasma
terisi larutan dari luar.
3. Keadaan sel umbi Allium ascalonicum pada perlakukan KNO3 dengan konsentrasi yang
berbeda tentunya memiliki perbedaan, yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan yang
diberikan maka tingkat viskositasnya akan semakin berkurang hal ini disebabkan
karena adanya pengurangan kadar air dalam vakuola sehingga terjadi pemisahan
antara dinding sel dengan membran plasma.
4. Perbandingan keadaaan sel umbi Allium ascalonicum pada perlakukan KNO3 dan air,
dapat kita lihat bahwasannya keadaan sel pada KNO 3 lebih besar dibandingkan sel
yang ada pada air. Kemudian tingkat turgor pada sel lebih kuat terjadi pada sel yang
direndam pada air dibandingkan pada KNO 3. Serta pembentangan terjadi lebih
sempurna pada sel yang direndam pada air dibandingkan pada larutan KNO3.
5. Allium ascalonicum digunakan sebagai objek karena sel bawang memiliki pigmen
warna sehingga proses dapat di amati dengan jelas perubahan yang terjadi pada tiap-
tiap sel yang di berikan perlakuan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. A and Reece. 2010. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Cosgrove. 1997. Relaxation in a High-Stress Environment. The Molecular Bases of


Extensible Cell Walls and Cell Enlargement. Plant Cell. Vol. 9, hal: 1031-1041

Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.

Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press.


Yogyakarta

Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar - dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta: Rajawali press

Meyer, B. S, Anderson. 1959. Plant Physiology. New York: Van Norhtrand Company.

MEDAN, 12 MARET 2020

ASISTEN LABORATORIUM PRAKTIKAN

( ) ( ELPRIDA BR PURBA )

NIM. NIM. 4171141014

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai