Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR DAN FUNGSI GEN

“ GENETIKA MENDEL DAN STRUKTUR GEN “


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Biologi Dasar
Dosen pembimbing: Nawafila Februyani, M. Si

NAMA KELOMPOK :
1. Fitrya faiq rosyidah (1120200176)
2. Ilsa salsabil (1120200177)
3. Imelia wulan sari (1120200178)
4. Imroatul azizah (1120200179)
5. Izzatul khasanah (1120200180)

KELAS A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah Biologi dasar tentang “STRUKTUR DAN FUNGSI GEN”
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan, khususnya
kepada :
1. Ibu Nawafila Februyani, M. Si selaku dosen pembimbing kami pada mata kuliah
Biologi dasar.
2. Teman-teman anggota kelompok.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun kreatifitas demi mencapai kesempurnaan
makalah berikutnya.
Sekian kami sampaikan terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin.

Bojonegoro, 18 November
2020

Penyusun

16 | P a g e
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN1
 A. Latar Belakang 01
 B. Rumusan Masalah 01
 C. Tujuan Penulisan 01
BAB II PEMBAHASAN2
 A. Pengertian hukum mendel2
 B. Percobaanmonohibrid dan hukum mendel I 3
 C. Percobaan dihibrid dan hukum mendel II4
 D.Pengertian Genetika5
 E. DNA dan RNA5
 F.Peran DNA dan RNA dalam sintesis protein ……………………….. 6
 G. Reproduksi materi genetik…………………………..7
BAB III PENUTUP ……………………………………………… 9
 A. Simpulan …………………………………………………… 9
 B. Saran …………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 9

16 | P a g e
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Genetika adalah bidang sains yang mempelajari pewarisansifatdan variasiyang
diwariskan.Teori pewarisan sifat ataubiasa disebut hukum heraditas
pertamakalidicetuskanoleh Gregor JohannMendel. Ia berpendapat bahwa sifat – sifat
dapat ditunkan dari generasikegenerasi melalui faktor penentu.Mendel menemukan
prinsip dasar tentang pewarisan sifat dengan cara membiakan ercis kebun dalam
percobaan yang dirancang secara hati –hati.Mendel mengembangkan teori
pewarisan sifatnya beberapa dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan
mikroskop dan nilai penting kromosom dipahami,Sejak itu teori Mendel belum diakui
dan baru diakui saat ia sudah meninggal seiring dengan perkembangan jaman.

1.2 RumusanMasalah
a. Apa yang dimaksud dengan genetika?
b. Apa itu DNA dan RNA?
c. Apa saja reproduksi materi genetik?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Mengetahui pengertian genetika.
b. Mengetahui DNA dan RNA
c. Mengetahui reproduksi genetik

16 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN

A.Hukum Mendel
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell, seorang
biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell
melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri
(Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang
ercis dengan alasan:
 memiliki pasangan sifat yang menyolok
 bisa melakukan penyerbukan sendiri
 segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
 mampu menghasilkan banyak keturunan, dan
 mudah disilangkan.

Dari percobaan ini,mendel menemukan prinsip-prinsip dasar ilmu pewarisan


sifat. Atas jasanya tersebut, Mendel dikukuhkan sebagai Bapak genetika.
Dalam percobaan mendel terdapat istilah genotipe dan fenotipe. Genotipe
adalah Sifat tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen dalam individu. Genotipe
disimbolkan dengan sebuah huruf, yang biasanya merupakan huruf pertama yaitu
suatu sifat yang dominan. Simbol genotipe untuk sifat dominan ditulis dengan huruf
besar. Simbol genotipe untuk sifat resesif ditulis dengan huruf kecil. Oleh karena,

Individu yang bersifat diploid, genotipnya dinyataka dengan dua huruf. Contoh, R
merupakan gen penentu warna merah. R dari kata rubra artinya merah, sehingga
genotipe untuk warna merah ditulis RR. Sementara itu, r merupakan gen penentu

16 | P a g e
warna putih (gen resesif akibat dominansi gen R). sementara itu, fenotipe merupakan
Sifat keturunan yang dapat diamati. Sebagai contoh, Tanaman kacang ercis berbiji
bulat dan berbiji keriput.

1. Hukum Mendel I
Pada percobaan monohibrid untuk tujuh sifat yang diamati pada tanaman
kapri, Mendel memperoleh hasil pada seluruh tanaman F1, hanya ciri sifat dari
salah satu tetuanya yang muncul, sedangkan ciri sifat dari tetua yang lain tidak
muncul. Sifat yang muncul pada F1, misalnya biji bundar disebut sifat dominan.
Sedangkan, sifat yang tidak muncul, misalnya biji keriput disebut sifat resesif. Pada
generasi F2, ciri-ciri yang dipunyai kedua tetua muncul kembali, misalnya biji
bundar dan biji keriput. Dari percobaan Mendel untuk seluruh sifat yang diamati
pada F2, terdapat perbandingan yang mendekati 3 : 1, antara ciri dominan dan
resesif.
Dari percobaan tersebut, Mendel menyimpulkan bahwa pada saat
pembentukan gamet, terjadi pemisahan bebas pasangan gen-gen yang dikandung
oleh induk (parental) sehingga setiap gamet memperoleh satu gen dari alelnya.
Misalnya, induk Bb (F1) menghasilkan gamet B dan b. Hal ini dikenal sebagai
Hukum Segregasi atau Hukum Mendel I. Kemudian, terjadi perkawinan antara
induk jantan dan betina. Hal ini menyebabkan gamet B dan b bergabung secara
acak. Sehingga, dihasilkan F2 dengan perbandingan fenotif 3 : 1. Untuk lebih
memahami hukum Mendel I, mari cermati percobaan monohibrid berikut ini.
Contoh :

Dik : Kapri biji bulat (B = Bulat ) dikawinkan dengan kapri biji keriput (b = keriput).
Dit : Tentukan F1 dan F2

Jawab :

P : BB x bb
Gamet :B b
F1 : Bb (bulat)
P2 : Bb x Bb
Gamet : B, b B, b
F2 : BB Bb Bb bb
( Bulat) (Bulat ) (Bulat) ( keriput)
Ratio fenotipe : 3 : 1
Ratio genotipe: 1 : 2 : 1

Keterangan :
BB = homozigot dominan
Bb = heterozigot
Bb = homozigot resesif

16 | P a g e
Mendel menyimpulkan bahwa pada pembentukan gamet, pasangan-
pasangan gen sealel saling berpisah. Pemisahan gen ini terjadi selama proses
meiosis berlangsung. Jadi, dalam setiap gamet hanya terdapat satu set kromosom.
Kesimpulan tersebut dikenal sebagai hukum 1 Mendel / hukum Pemisahan Gen
Sealel / hukum Segregasi Gen.

2. Hukum Mendel II
Percobaan Mendel yang melibatkan dua sifat sekaligus disebut
percobaan dihibrid. Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi bebas
dengan pasangan alel lokus lainnya, dan akan berpadu secara bebas dengan
alel dari lokus lainnya. Hukum perpaduan bebas ini dirumuskan dari hasil
observasi terhadap penyebaran fenotip F2 persilangan dihibrid. Pada F2,
Mendel memperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1.
Misalnya, persilangan dengan dua sifat beda antara biji bundar kuning
dengan keriput hijau. Pada F1 diperoleh biji bundar kuning. Hal ini terjadi,
karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas. Artinya, biji bundar
dominan terhadap keriput, dan kuning dominan terhadap hijau. Persilangan
antara F1 menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan fenotip antara
bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.

16 | P a g e
Contoh :

16 | P a g e
Mendel menyimpulkan bahwa setiap gen dapat berpasangan secara
bebas dengan gen lain. Kesimpulan ini dikenal dengan hukum II Mendel / hukum
Asortasi / hukum Berpasangan Secara Bebas.

3. Macam-macam Perkawinan dalam Hukum Mendel


a. Perkawinan Resiprok
Perkawinan respirok adalah perkawinan kebalikan dari semula
dilakukan. Perkawinan resiprok membuktikan bahwa Induk jantan dan
induk betina mempunyai kesempatan yang sama dalam pewarisan sifat.

Berdasarkan skema tersebut, Semua tanaman keturunan F1 hijau.


Sementara itu,keturunan F2 memiliki perbandingan fenotipe 3 : 1.

b. Perkawinan Balik ( Back Cross)


Perkawinan back cross merupakan Perkawinan antara individu
F1 dengan salah satu induknya.

c. Uji Silang ( Test Cross )


Test cross adalah Perkawinan individu F1 dengan induknya yang bersifat
homozigot resesif. Test cross Bertujuan untuk mengetahui suatu
individu bersifat homozigot atau heterozigot. Apabila hasil uji silang
menunjukkan beberapa fenotipe keturunan, individu yang diuji bersifat

heterozigot. Apabila hasil uji silang menunnjukan fenotipe yang sama,


individu yang diuji bersifat homozigot.

Contoh 1 :
Tikus hitam disilangkan dengan induk tikus putih
menghasilkan keturunan 50% tikus hitam dan 50% tikus putih,

16 | P a g e
bersifat heterozigot atau homozigotkah genotipe tikus hitam
tersebut ?
? >< hh
(hitam) (putih)
Gamet : H h
F : Hh = 50% hitam
hh = 50% putih
Jadi, tikus hitam tersebut heterozigot

Contoh 2 :

Tikus hitam disilangkan dengan induk tikus putih homozigot.


Keturunannya 100% titam. Bagimana genotipe tikus hitam tersebut,
termasuk homozigot atau heterozigot?
? >< hh
(hitam) (putih)
Gamet : H h
F : Hh = 100% hitam
Jadi, tikus hitam tersebut homozigot

4. Hereditas Menurut Mendel


Hereditas dan Hukum Mendel – Hereditas adalah penurunan sifat dari
induk kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar
individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti
aturan tertentu. Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola
hereditas.
Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima
kebenarannya dikemukakan oleh Gregor Mendel pada 1865. Teori ini diajukan
berdasarkan penelitian persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum
sativum). Hasil percobaannya, ditulis dalam makalah yang berjudul Experiment
in Plant Hybridization. Dalam makalah tersebut, Mendel mengemukakan
beberapa hipotesis mengenai pewarisan material genetik dari tetua kepada
anaknya, di antaranya adalah Hukum Segregasi dan Hukum Perpaduan Bebas.
Hukum Segregasi atau Hukum Mendel I menyatakan bahwa dalam
pembentukan sel gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas.
Sedangkan, Hukum Perpaduan Bebas atau Hukum Mendel II menyatakan
bahwa alel dari lokus satu akan berpadu secara bebas dengan alel-alel dari
lokus lainnya.
Orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang pewarisan sifat
adalah Gregor Mendel. Dia menyilangkan kacang kapri (pisum sativum) dengan
memperhatikan satu sifat beda yang mencolok, seperti kapri berbunga merah

16 | P a g e
disilangkan dengan kapri berbunga putih, kapri berbiji bulat disilangkan dengan
kapri berbiji keriput. Berdasarkan penelitian ini, Mendel merumuskan Hukum
Mendel I dan Mendel II. Mari cermati uraian berikut ini
Dari percobaan ini,mendel menemukan prinsip-prinsip dasar ilmu
pewarisan sifat. Atas jasanya tersebut, Mendel dikukuhkan sebagai Bapak
genetika.
Dalam percobaan mendel terdapat istilah genotipe dan fenotipe.
Genotipe adalah Sifat tidak tampak yang ditentukan oleh pasangan gen dalam
individu. Genotipe disimbolkan dengan sebuah huruf, yang biasanya
merupakan huruf pertama yaitu suatu sifat yang dominan. Simbol genotipe
untuk sifat dominan ditulis dengan huruf besar. Simbol genotipe untuk sifat
resesif ditulis dengan huruf kecil. Oleh karena, Individu yang bersifat diploid,

genotipnya dinyataka dengan dua huruf. Contoh, R merupakan gen penentu


warna merah. R dari kata rubra artinya merah, sehingga genotipe untuk warna
merah ditulis RR. Sementara itu, r merupakan gen penentu warna putih (gen
resesif akibat dominansi gen R). sementara itu, fenotipe merupakan Sifat
keturunan yang dapat diamati. Sebagai contoh, Tanaman kacang ercis berbiji
bulat dan berbiji keriput.

B.STRUKTUR GEN
1. Pengertian Gen
Gen merupakan bagian dari kromosom atau juga salah satu kesatuan
kimia (DNA) dalam kromosom merupakan dalam lokus yang mengendalikan
ciri-ciri genetis dari suatu makhluk hidup. Gen tersebut diturunkan atau juga
diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya, yakni dengan melalui
suatu proses reproduksi. Pemakaian gen dalam percakapan sehari-hari
(contohnya “gen cerdasan” atau “gen warna rambut”) yang dimaksudkan
untuk alel: pilihan variasi yang ada oleh suatu gen. Wwalaupun alel bisa
serupa, orang lebih sering memakai istilah alel sebagai ekspresi gen secara
fenotitik berbeda.

2. Sejarah Gen
Gregor Mandel telah berspekulasi terhadap adanya suatu bahan yang
terkait dengan suatu karakter atau sifat didalam tubuh suatu individu yang
bisa diwariskan dari satu generasi ke kenerasi selanjutnya. Ia menyebtnya
‘faktor’. Oleh Hugo de Vries, konsep yang sama ia namakan pengen (pan-

16 | P a g e
gen) pada buku yang ia karang Intracellular Pangenesis (terbit 1889). Belum
membaca tulisan model, de Vries mendefinisikan pangen sebagai “partikel
terkecil yang mewakili satu penciri terwariskan”. Wilhelm Johannsen lalu
menyingkat sebagai gen dua puluh tahun kemudian.

Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukan bahwa gen terletak di


kromosom. Dan selanjutnya, terjadi sebuah ‘perlombaan’ seru untuk
menemukan subtansi yang merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang
kemudian terjatuh pada penelitian yang terlibat dalam subjek ini.

Pada saat itu DNA telah ditemukan serta diketahui hana berada pada
kromosom (1869), namun orang belum menyadari bahwa DNA terkait
dengan gen. Lewat penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus
(1943), dan Alfred Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus
bakteriofag T2, setelah orang mengetahui bahwa DNA merupakan bahan
genetik.

Pada tahun 1940an, George Beadle dan Edward Tatum melakukan


sebuah percobaan dengan Neurospora crassa. Dari sebuah percobaan itu,
Beadle dan tatum bisa menarik hipotesis bahwa gen mengkode enzim, serta
mereka menympulkan bahwa suatu gen menyentesis satu enzim (one gene-
one enzyme theory).

Setelah beberapa puluh tahun, ditemukan bahwa gen mengkode


protein yang tidak hanya berfungsi sebagai enzim saja, serta sejumlah
protein tersusun dari dua atau lebih polipeptida. Dengan adanya sebuah
penemuan-penemuan itu, pendapat Beadle dan Tatum, one gene-one
enzyme theory, telah dimodifikasi menjadi teori satu gen-satu polipeptida
(one gene-one polypetide theory)

3. Struktur Gen
Dikemukakan oleh Fred (2005) bahwa struktur gen tersebut tersusun dari:
a. Daerah Pengkode
Daerah pengkode merupakan ekson dan intron yang mengkode
RNA atau juga protein. Intron (intervening sequences) sendiri adalah
sekuens yg tidak mengkode asam amino sedangkan untuk ekson itu
merupakan bagian yang akan dikode menjadi asam amino.
b. Promotor
Promotor sendiri merupakan sebuah adalah DNA spesifik yang
berperan didalam mengendalaikan transkripsi gen struktural serta
terletak di daerah upstream (hulu) dari bagian struktural gen. Promotor

16 | P a g e
tersebut berfungsi sebagai tempat awal pelekatan enzim RNA
polimerase yang dikemudiannya itu akan melakukan transkripsi pada
bagian structural.
c. Operator
Operator sendiri adalah urutan nukelotida yang terletak di
antara promotor serta bagian struktural dan juga merupakan tempat
pelekatan protein represor (penekan atau juga penghambat ekspresi
gen). Apabial ada represor yang melekat di operator maka RNA
polimerase tersebut tidak bisa jalan trus ekspresi gen tidak dapat
berlangsung.Selain dari adanya supresor juga terdapat enhancer.
Supresor tersebut digunakan untuk dapat menghambat sedangkan
enhancer sendiri digunakan untuk meningkatkan proses transkripsi
dengan cara meningkatkan jumlah RNA polimerase. Namun letaknya itu
tidak pada lokasi yang spesifik seperti misalnya operator, ada yang jauh
di upstream atau juga bahkan downstream dari titik awal transkripsi.
d. Terminator
Terminator ini dicirikan dengan struktur jepit rambut atau hairpin serta
lengkungan yang kaya akan urutan GC yang terbentuk pada molekul
RNA hasil transkripsi.

DNA RNA PROTEIN


TRANSKRIPSI TRANSLASI

REPLIKASI REPLIKASI

4. Perbedaan Struktur gen pada Prokariotik dan Eukariotik


Pada dasarnya struktur gen pada prokariotik serta juga eukariotik sama
yakni tersusun dari bagian pengkode, promotor, operator, terminor.
Perbedaannya itu terletak pada bagian pengkode. Bagian pengkode pada
prokariotik itu terdapat bagian intron yang tidak bisa diekspresikan
sehingga semuanya ekson, kecuali pada Archaebacteria serta bakteriofag
terdapat yang memiliki intron. Sedangkan untuk bagian pengkode pada
eukariotik tersebut terdiri dari ekson dan juga intron (Fred, 2005).
a. Struktur Gen Prokariotik
Pada prokariot, secara umum gen tersusun atas promoter, bagian
struktural, dan terminator.

16 | P a g e
 Promoter
Prometer adalah urutan DNA spesifik yang berperan dalam
mengendalikan transkripsi gen struktural disaerah upstream
(hulu) dari bagian strukrual gen. Fungsi prometer adalah sebagai
tempat awal pelekatan enzim RNA polimerase yang nantinya
melakukan transkripsi pada bagian struktural. Pada prokariot
bagian penting promotornya disebut sebgai pribnow box pada
urutan nukelotida-10 sampai -35. Biasanya berupa TATA box.
Pribnow box merupakan daerah tempat pembukaan helix DNA
umtuk membentuk kompleks promotor terbuka. Jadi, diTATA box
itulah DNA dipisahkan dan dilluar TATA box helix DNA tetap
berkaitan.

 Operator
Operator merupakan urutan nukelotida yang terletak
di antara promotor dan bagian struktural dan merupakan
tempat pelekatan protein represor (penekan atau
penghambat ekspresi gen). Jika ada represor yang melekat
dioperator, maka RNA polimerase kearah ekspresi gen tidak
bisa berlangsung.

16 | P a g e
Pada gambat diatas, operator disimbolkan dengan warna
ungu yang berada diantara promotor (merah) dan
structural gen (hijau). Selain adanya supresor, terdapat
pula enhancer. Kerja supresor untuk menghambat,
sedangkan enhancer menigkatkan transkripsi dengan
meningkatkan jumlah RNA polimerase. Namun, letaknya
tidak pada lokasi yang spesifik seperti operator, ada yang
jauh di upstream atau bahkan downsteam dari titik awal
transkripsi.
 Coding Region ( Bagian Struktural)
Gen struktural merupakan bagian yang mengkode urutan
nukleotida RNA. Transkripsi dimulai dari sekuens inisiasi
transkrip (ATG) sampai kodon stop (TTA/TGA/TAG). Pada
prokariot tidak ada sekuens intrin (yang tidak dapat
diekpresikan) sehingga semuanya berupa ekson. Namun,
kadang pada archaebacteria dan bakteriofag ada yang
memilii intron.
 Terminator
Dicirikan dengan struktur jepit rambut/hairpin dan
lengkungan yang kaya akan ururtan GC yang terbentuk pada
molekul RNA hasil transkripsi.

Pada organisme prokariot diketahui ada tiga kelompok utama organisasi gen, yaitu

1. Gen independen, adalah gen yang ekspresinya tidak tergantung pada


ekspresi gen lain sehingga gen tersebut tidak akan diekspresikan terus
menerus (disebut sebagai ekpresi konstitutif) selama selnya msih tumbuh.
2. Unit transkripsi, adalah sekelompok gen yang secara fisik terletak
berdekatan dan diekspresikan bersama-sama karena produk ekspresi gen-
gen tersebut diperlukan dalam suatu rangkaian proses fisiologi yang sama.
Contoh unit transkripsi adalah gen yang mengkode rRNA dan tRNA.
3. Kelompok gen, adalah beberapa gen yang secara fissik terletak pada lokus
yang berdekatan dan produk ekspresi gen-gen tersebut diperlukan dalam
rangkaian proses fisiologi yang sama. Meskipun masing-masing gen
tersebut dikendalikan secara inependen, misalnya kelompok gen yang
berperan dalam proses penambatan nitrogen pada bakteri Rhizobium sp.
4. Operon adalah kelompok gen struktural yang terletak berdekatan dan
ekspresinya dikendalikan oleh suatu promoter yang sama. Masing-masing

16 | P a g e
bagian strutural tersebut mengkode protein yang berbeda tetapi protein-
protein terbsebut diperlukan untuk proses metabolisme yang sama. Operon
merupakan salah satu ciri khas organisasi gen pada prokariot. Sistem
operon tidak ditemukan didalam organisasi gen pada eukariot. Dengan
adanya sistem operon, maka rRNA hasil transkripsi gen prokariot bersifat
polisistronik karena satu molekul mRNA mengkode lebih dari satu protein.

16 | P a g e
b. Struktur Gen Eukariot
Struktur gen eukariot secara umum hampir sama dengan prokariot,
yaitu memiliki promotor, bagian struktural, dan terminator.
Perbedaan antara keduanya hanya pada bagian strukturalnya, yang
mana terdapat intron dan ekson. Perbedaan utama antara
organisasi gen pada prokariot dengan eukariot adalah bahwa bagian
struktural gen prkariot (bakteri) tidak mengandung intron.

Intron adalah sekuen nukleotida yang tidak akan ditemukan


“terjemahannya” didalam rangkaian asam asmino protein yang
dikode oleh suatu gen. Intron akan ditenaskripsi kemudian
mengalami pemotongan sehingga tidak akan mengalami translasi.
Sekuens nukleotida yang akan diterjemahkan disebut sebgai ekson.
Pada genom eubakteri, diketahui tidak ada intron, tetapi pada
genom arkhabaktero tertentu diketahui terdapat intron.

Gen pada organisme eukariot dapat dikelompokkan menjadi 3


kelas,yaitu :
1. Gen kelas I, yaitu gen-gen yang mengkode pembentukkan rRNA
5,8s, rRNA 18s, dan rRNA 28s,. Ketiga molekul rRNA tersebut
digunakan dalam pembentukan ribosom.
2. Gen kelas II, yaitu gen-gen yang mengkode sintesis semua
molekul protein. Gen-gen tersebut terlebih dahulu akan disalin
menjadi molekul rRNA. Selanjutnya mRNA akan ditranslasi
menjadi rangkaian asama amino yang menyusun suatu protein.
3. Gen kelas III, yaitu gen-gen yang mengkode [embentukkan
molekul tRNA dan rRNA 5s. Molekul tRNA digunakan untuk
membawa asam amino yang akan disambungkan menjadi
molekul protein dlam proses translasi.

16 | P a g e
BAB III

PENUTUP
1. Simpulan
diwariskan.Teori pewarisan sifat ataubiasa disebut hukum heraditas
pertamakalidicetuskanoleh Gregor Johann Mendel.Didalam genetika terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu kromosom, DNA,dan RNA. Genetika saling berkaitan
satu sama lainnya.

2. Saran
Dari makalah ini, kami sebagai penyusun menyarankan agar kita hendaknya
berhati-hati dalam belajar. Untuk mecari materi pembelajaran genetika yang baik
dan benar, kita juga harus mengetahui aturan-aturan Bahasa yang baku yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

https://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/

https://ochirosyida.wordpress.com/2016/03/01/genetika-mendel/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gen/

https://pendidikan.co.id/pengertian-gen-fungsi-struktur-perbedaan-dan-sifatnya/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gen/#ftoc-heading-3

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pendidikan-indonesia/
bioteknologi/summaries/struktur-gen-prokariot-dan-eukariot/7269776/view

Buku LKS PR Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam kelas XII
SMA/MA Intan Pariwara

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai