Anda di halaman 1dari 12

MODUL PEMBELAJARAN SMA

KELAS XII GENETIKA HUKUM


MENDEL

Disusun oleh:
ATIKA EKA RACHMASARI
NIM 160341606084
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat saya sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa hingga saat ini saya diberikan kesempatan untuk dapat menulis sebuah modul ini, dan
hanya karna rahmat yang diberikan-Nya saya dapat merangkai modul ini hingga selesai .
Apapun yang saya sajikan semoga selalu bermanfaat bagi pembacanya.
Pada modul ini,saya membahas mengenai Genetika Mendel 1 dan Mendel 2. Dan
selesainya penulisan modul ini berkat bantuan dari beberapa pihak, oleh karna itu saya
sampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada rekan-rekan yang dengan
berkat dukungannya saya dapat menyelesaikan modul ini.
Saya sangat menyadari modul saya sangat banyak kekurangan baik isi materi maupun
teknik penulisan . Oleh sebab itu, kritik, dan saran, serta pendapat dari pembaca sangat saya
harapkan sebagai bekal pembenahan modulsaya selanjutnya.

Kupang, 25 Mei 2016

Penulis
KATA PENGANTAR…………………….………...………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………...…………..2
BAB I
I. PENDAHULUAN
Standar Kompetensi…………………...………….…..………………7
A. Kompetensi Dasar…………………....…………………………...7
B. Deskripsi……………………………..……….…………………..7
C. Tujuan Akhir…………………………...……...………………….7
II. PEMBELAJARAN
GENETIKA
A. Uraian Materi.…………………………...………………..
 Genetika…….......………………...........................
 Mendel 1…….......………………...........................
 Mendel 2…….......………………...........................
 Teori Pewarisan Sifat…….......……………….......
B. Rangkuman…………………………….….…..………….
III. EVALUASI
Latihan Soal……………………………………...…………..……….
Kunci Jawaban………………………………..….…………..……….
IV. PENUTUP
Daftar Pustaka ….………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN

A. Standar kompetensi
“Menerapkan prinsip pewarisan sifat berdasarkan hukum mendel.”

Kompetensi Dasar

“menyajikan hasil penerapan hukum mendel dalam perhitungan peluang dari persilangan
makhluk hiudp di bidang pertanian dan peternakan.”

B. Deskripsi

Modul ini membahas mengenai pewarisan sifat berdasarkan hukum mendel , dimana
peserta didik mampu memahami pewarisan sifat berdasarkan hukum mendel dan mampu
menerapkan pewarisan sifat berdasarkan hukum mendel.
C. Tujuan Akhir
1. Mengetahui Latar Belakang Teori Mendel.
2. Mengetahui Hukum Mendel I.
3. Mengetahui Hukum Mendel II
4. Mengetahui Teori Pewarisan Sifat.
5. Mengetahui Percobaan Mendel.
BAB II PEMBELAJARAN

A. Uraian Materi
1. Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara
di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil
persilangan ditanam dan di amati, mendel melakukannya selama 12 tahun.
Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :
1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
2. Melakukan penyerbukan sendiri
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang
4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
5. Mempunyai keturunan banyak

Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan


sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil
perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :
a) Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan, satu dari induk
jantan dan satu induk betina.
b) Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya
tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini
disebut alel.
c) Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominasi akan
menutup faktor resesif.
d) Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah
secara bebas.
e) Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.
2. Hukum Mendel 1
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada
pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel
anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat
beda).
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
a) Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu
nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di
sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misalnya R).
b) Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam
gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di bawah
ini).
c) Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu
terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

3. Hukum Mendel 2
Hukum Mendel 2 dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan
Secara Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan
gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat
yang lain yang bukan termasuk alelnya.
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan
dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan
warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan
biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat
berpasangan secara bebas maka hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning,
keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hukum Memdel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua
gen itu letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku
untuk persilangan monohibrid.
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan buncis dengan dua
sifat beda (dihibrida):
Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Keturunan
pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau.
Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315 tanaman bulat
kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika
diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput
hijau adalah mendekati 9:3:3:1.
P : BBKK (bulat, kuning) X bbkk (keriput, hijau)
F1 : BbKk (bulat, kuning)
F1XF1 : BbKk (bulat, kuning) X BbKk (bulat, kuning)
Gamet : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
Gamet-gamet ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel 2) sehingga F2 dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gamet BK Bk bK bk

BBKK BBKk BbKK BbKk


BK
1 2 3 4

BBKk BBkk BbKk Bbkk


Bk
5 6 7 8

BbKK BbKk bbKK bbKk


bK
9 10 11 12

BbKk Bbkk bbKk bbkk


bk
13 14 15 16

Keterangan:
bulat kuning :1,2,3,4,5,7,9,10,13
keriput kuning :11,12,15
bulat hijau :6,8,14
keriput hijau :16

Tanaman bulat kuning jumlah :9.


Tanaman bulat hijau jumlah :3.
Tanaman keriput kuning jumlah :3.
Tanaman keriput hijau pada jumlah :1.
Jadi, perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16 sedangkan lainnya
heterozigot.
Bastar konstan atau individu baru terdapat pada kotak nomor 6 dan 11. Bastar konstan adalah
keturunan homozigot yang memiliki sifat baru (berbeda dengan kedua induknya), sehingga
dalam persilangan antar sesamanya tidak memisah, konstan
4. Teori Pewarisan Sifat

Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari
induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan
genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang
pewarisan sifat adalah sebagai berikut :

1) Teori Embryo
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa
semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673)
peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan
membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama
dengan ovarium pada kelinci.
2) Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa
telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah terbentuk
sebelumnnya.
3) Teori Epigenesis Embriologi
Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada
kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan
embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4) Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa
sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ
yang diturunkan pada generasi berikutnya.
5) Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian
tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.
6) Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa
sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat.

B. Rangkuman

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan
Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel, Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukangamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak
berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
Gregor Johann Mendel, inilah tokoh yang lahir di Hyncice, Austria, yang berperan penting
dalam ilmu Biologi, khususnya tentang hereditas dan telah dikenal diseluruh dunia dengan
Hukum Mendel nya.
Hukum Mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip
penurunan sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang
belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas.
III. EVALUASI
 Soal

1. Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan berikut ini, kecuali?

a. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok


b. Melakukan penyerbukan sendiri
c. Mudah dilakukan penyerbukan silang
d. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
e. Mempunyai keturunan lebih sedikit

2. Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan
gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini
berlaku untuk persilangan …
a. Monohibrid
b. Dihibrid
c. Trihibrid
d. Semua benar
e. (a dan c ) benar

3. Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua
hewan berasal dari telur . Teori tersebut adalah …
a. Teori Epigenesis Embriologi
b. Teori Plasma Nutfah
c. Teori Telegani
d. Teori EmbryoTeori Preformasi
4. Apa yang dimaksud dengan persilangan Monohibrid Dominan penuh?
a. Persilangan satu individu dengan dua sifat beda menurunkan sifat dominan
apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
b. Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurunkan sifat dominan
apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
c. Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai
fenotipe diantara kedua induknya.
d. Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu.
e. Persilangan tiga individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu.

5. Gen-gen yang terapaut kromosom seks X dan baersifat resesif antara lain…
a. Buta warna
b. Buta warna dan Haemofilia
c. Muscular distropy dan haemofilia
e. Ichtyosis dan Buta warna
f. Muscular distropy dan Ichtyosis
6. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan yang
tepat berhubungan dengan gen letal dominan…
a. Terpaut padakromosom kelamin
b. Menyebabkan kematian postnatal
c. ,Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal

7. Dalam tubuh dan sel kelamin terdapatautosom dan kromosom seks. Pada ovum manusia
terdapat…

a. 22 autosom + X
b. 22 autosom + Y
c. 22 autosom + XX
d. 22 autosom + YY
e. 44 autosom + XX

8. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk). Berapa kemungkinan
dihasilkan gandum berfenotif putih?

a). 0 %
b. 12,5 %
c. 37,5 %
d. 25 %
e. 50 %

10. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Pernyataan
yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan…

a. Terpaut padakromosom kelamin


b. Menyebabkan kematian postnatal
c. Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal

 Kunci Jawaban
1.E
2.A
3.D
4.B
5.D
6.E
7.A
8.A
9.E
IV. PENUTUP

Daftar Pustaka
Darsyah, M. , 1990. Genetika. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Kimball, J. W. , 1994. Biologi Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Pratiwi, 1997. Biologi. Universitas Terbuka, Jakarta.

Prawirohartono, S. , 2003. Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.

Suryo, 2001. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai