Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

SITTI ZAMZAM 9/18/19 SMAN 6 WAJO


A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasa-lahan dalam
berinter-aksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


KD Pengetahuan KD Keterampilan
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan sifat 4.5 Menyajikan hasil penerapan hukum Mendel
makhluk hidup berdasarkan hukum dalam perhitungan peluang dari persilangan
Mendel makhluk hidup di bidang pertanian dan
peternakan
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.5.7 Mendeskripsikan 4 contoh 4.5.1 Melakukan pengamatan terhadap objek
penyimpangan semu hukum Mendel di lingkungan sekitar berkaitan dengan
akibat adanya interaksi antaralel peristiwa penyimpangan semu hukum
Mendel.
Menganalisis rasio fenotipe hasil
3.5.8 penyilangan dari peristiwa 4.5.2 Melaporkan secara tertulis hasil
penyimpangan semu hukum Mendel pengamatan objek di lingkungan sekitar
akibat interaksi antar alel (kodominan) berkaitan dengan penyimpangan semu
hukum Mendel akibat interaksi antaralel
Menganalisis rasio fenotipe hasil
penyilangan dari peristiwa
3.5.9 penyimpangan semu hukum Mendel
akibat interaksi antar alel ( tidak
sempurna/intermediet).

Menganalisis rasio fenotipe hasil


3.5.10 penyilangan dari peristiwa
penyimpangan semu hukum Mendel
akibat interaksi antar alel (alel ganda).

3.5.11 Menganalisis rasio fenotipe hasil


penyilangan dari peristiwa
penyimpangan semu hukum Mendel
akibat interaksi antar alel (alel letal).

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning dan pendekatan
saintifik yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan
penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Selama dan setelah mengikuti
proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan 4 penyimpangan semu hukum Mendel akibat interaksi antar alel dengan
benar
2. Menentukan rasio fenotip dari peristiwa kodominan dengan benar
3. Menentukan rasio fenotip dari peristiwa dominansi tidak sempurna
4. Menentukan rasio penotif dari peristiwa alel ganda dengan benar
5. Menentukan rasio penotif dari peristiwa alel letal dengan benar
Pola-pola Hereditas

Hereditas merupakan istilah yang menunjukkan pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya.
Sifat diturunkan melalui gen yang ada di dalam inti sel. Berdasarkan Walter Stanborough
Sutton, pola-pola hereditas terbentuk karena hal-hal berikut.

1. Identitas setiap gen di dalam kromosom selalu tetap karena gen merupakan karakteristik
yang diturunkan.
2. Saat pembelahan meiosis, akan terjadi pemisahan kromosom dari kedua induk. Lalu,
kromosom tersebut akan bersatu dengan kromosom nonhomolog.
3. Jumlah kromosom yang ada di dalam ovum maupun sperma adalah sama, yaitu setengah
dari jumlah kromosom induk (haploid).
4. Individu hasil peleburan antara ovum dan sperma bersifat diploid karena mengandung
dua perangkat kromosom dari induk.

Jenis-jenis Penyimpangan Hukum Mendel

Sebelumnya, Mendel mampu merumuskan perbandingan keturunan hasil persilangan


monohibrid (satu sifat beda) dan dihibrid (dua sifat beda), yaitu sebagai berikut.

1. Filial 2 (F2) monohibrid memiliki perbandingan fenotipe 3 : 1.


2. Filial 2 (F2) dihibrid memiliki perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.

Nah, dari perbandingan itu ternyata muncul suatu permasalahan yang kemudian
melatarbelakangi tercetusnya penyimpangan Hukum Mendel. Kira-kira apa itu?

Kenyataan di dunia penelitian menunjukkan bahwa tidak semua hasil persilangan, baik
monohibrid maupun dihibrid, memenuhi perbandingan yang dirumuskan Mendel. Beberapa
penelitian masih mengacu pada hasil perbandingan Mendel, tetapi ada juga hasil persilangan
yang jauh dari perbandingan Mendel.

Untuk hasil persilangan yang masih mengacu pada perbandingan Mendel disebut sebagai
penyimpangan semu Hukum Mendel, sedangkan hasil persilangan yang jauh berbeda dengan
hasil perbandingan Mendel disebut penyimpangan Hukum Mendel. Tapi, keduanya tetap
termasuk dalam penyimpangan Hukum Mendel. Lalu, apa saja yang termasuk penyimpangan
semu Hukum Mendel?

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

1. Kodominan

Merupakan ekspresi dua alel secara bersamaan yang kemudian menghasilkan fenotipe berbeda.
Alel-alel kodominan ditulis dengan huruf kapital dengan tambahan huruf lain di atasnya. Contoh
kodominan adalah alel yang mengatur golongan darah MN dan warna bulu pada sapi.
Jenis golongan darah system MN

Genotif Jenis Gamet Fenotif(golongan darah)L


LMLN LM dan LN MN
LMLM LM M
LNLN LN N

Adapun contoh persilangannya ditunjukkan oleh tabel berikut.

Shorthorn jantan rambut merah disilangkan dengan sapi betina rambut putih. Jika seluruh F1
berambut roan, bagaimanakah perbandingan fenotipe F2-nya? Keterangan: warna merah = CR,
warna putih = CW

Pembahasan:

https://id.pinterest.com/pin/122934264799689988/
2. Dominansi tidak sempurna

Merupakan alel dominan yang tidak bisa menutup ekspresi alel resesif secara sempurna. Hal ini
mengakibatkan munculnya fenotipe campuran, contohnya persilangan antara bunga Mirabilis
jalapa merah dan Mirabilis jalapa putih. Adapun contoh persilangannya ditunjukkan oleh tabel
berikut.

Persilangan antara bunga Mirabilis jalapa merah dan Mirabilis jalapa putih menghasilkan F1
yang semuanya merah muda. Jika F1 disilangkan dengan sesamanya, perbandingan fenotipe
F2-nya adalah…

Pembahasan:

https://www.myseedneeds.com/products/rose-four-o-clock?variant=37595545608
3. Alel ganda

Alel ganda merupakan gen yang memiliki alel lebih dari dua. Berikut ini contoh persilangan
pada alel ganda.

Seorang wanita bergolongan darah A heterozigot menikah dengan pria bergolongan darah B
heterozigot. Jika golongan darah A dan B ditentukan oleh gen IA dan IB, maka kemungkinan
anak mereka adalah…

Pembahasan:

4. Alel letal

Alel letal merupakan suatu kondisi di mana keberadaan alel homozigot dapat menyebabkan
kematian. Alel letal dibagi menjadi tiga, yaitu alel letal dominan, alel letal resesif, dan alel
subletal.

a. Alel letal dominan


Individu dengan alel dominan yang bergenotif homozigot akan letal(mati sebelum lahir),
sedangkan yang bergenotif heterozigot akan mengalami sub letal. Contoh kasus letal dominan
antaralain ayam redep, tikus kuning, kucing berekor pendek, achondroplasia(kerdil),
brakidactili( jari tangan pendek)

Gen letal dominan teramati pertama kali pada tikus yang berbulu kuning. Ketika tikus berbulu
kuning heterozigot (Kk) dikawinkan dengan tikus berbulu kuning heterozigot (Kk), akan
diperoleh keturunan tikus berbulu kuning dan tikus berbulu hitam dengan rasio fenotip tikus
kuning : tikus hitam = 2 : 1. Padahal berdasarkan hukum mendel I tentang persilangan
monohybrid (satu sifat beda) akan menghasilkan perbandingan fenotip 3 : 1. Mengapa
perbandingan yang muncul dari perkawinan tikus tadi menghasilkan rasio 2 : 1?

Ternyata setelah diteliti lebih lanjut, anak-anak hasil perkawinan tikus kuning tersebut tidak
ada yang memiliki genotip homozigot dominan. Anak tikus dengan genotip KK akan mati
dalam kandungan karena akan membentuk protein tertentu yang bersifat mematikan.
Peristiwa tersebut adalah contoh gen dominan homozigot yang akan membuat embrio mati
ketika masih dalam kandungan. Perhatikanlah bagan di bawah ini.

Pada tanaman jagung, gen A menyebabkan pembentukan klorofil. Sementara itu, alelnya
gen a menghalangi pembentukan klorofil sehingga bersifat letal dalam keadaan homozigot.
Jika tanaman jagung bergenotipe Aa disilangkan dengan sesamanya, berapa persen
keturunan yang hidup?

Pembahasan:

Contoh gen letal dominan lain terdapat pada penyakit Huntington. Kelainan ini
menyebabkan seseorang tidak dapat mengontrol pergerakan tubuh dan emosi, kehilangan
kemampuan berpikir serta dapat menyebabkan kematian.Penyakit ini disebabkan oleh gen
dominan H yang dalam keadaan heterozigot (Hh) telah dapat menyebabkan munculnya
penyakit huntington. Kelainan ini akan muncul ketika seseorang telah berumur 30-an atau
40-an, dan penderita sangat rentan mengalami kematian.

Contoh lainnya adalah pada penyakit achondroplasia, atau kelainan yang menyebabkan
seseorang bertubuh kerdil. Penyakit ini disebabkan oleh gen dominan D yang menyebabkan
pertumbuhan tulang tidak normal sehingga tidak tumbuh tinggi seperti orang normal. Gen
yang muncul dalam keadaan heterozigot (Dd) akan menyebabkan kekerdilan. Namun
apabila gen ini muncul dalam keadaan homozigot (DD) dapat menyebabkan kematian.

b. Gen letal resesif


Gen letal resesif akan menyebabkan kematian hanya bila muncul dalam keadaan homozigot.
Contoh gen letal resesif adalah pada tumbuhan albino yang tidak mampu menghasilkan
klorofil. Tumbuhan yang tidak menghasilkan klorofil akan segera mati ketika masih embrio
atau beberapa saat setelah berkecambah. Tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil tidak
dapat melangsungkan fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan energi.

Perhatikanlah bagan di bawah ini.

Contoh gen letal resesif lain terdapat pada penyakit cystic fibrosis. Penyakit ini diakibatkan
oleh gen resesif yang baru akan memunculkan kelainan ketika muncul dalam keadaan
homozigot. Penyakit ini menyebabkan penimbunan lendir pada jaringan sehingga
menimbulkan gangguan penyerapan nutrisi, bronkhitis, dan infeksi bakteri. Apabila tidak
teratur mendapat perawatan medis, penderita cystic fibrosis akan meninggal sebelum
berumur 5 tahun.
https://id.pinterest.com/pin/99149629266471492/?nic=1

Eritrosit normal dan eritrosit pada anemia sel sabit

Contoh lainnya adalah anemia sel sabit yang menyebabkan eritrosit (sel darah merah)
berbentuk tidak normal. Eritrosit normal memiliki bentuk bikonkaf, sedangkan pada
kelainan ini eritrsit akan berbentuk seperti bulan sabit. Bentuk yang tidak normal ini dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sehingga aliran darah terganggu. Kematian
dapat terjadi bila muncul penyumbatan di organ-organ penting seperti otak dan jantung.
Penyakit ini disebabkan oleh gen resesif yang muncul dalam keadaan homozigot.

c. Alel subletal
Alel sub letal adalah alel homozigot dominan atau homozigot reseif yang menyebabkan
kematian individu pada usia anak-anak hingga dewasa. Contoh subletal homozigot dominan
adalah talasemia, sedangkan contoh subletal homozigot reseif adalah hemophilia contoh
persilangannya adalah sebagai berikut:

P1: XhY x XHXh


Hemophilia Carier
G: Xh,Y Xh, Y
F1: XHXh (wanita normal carier)
XhXh (wanita hemophilia, letal)
XHY (laki-laki normal)
XhY (laki laki hemophilia)
DAFTAR PUSTAKA

Biologi kelas xll , Irnaningtyas, Erlangga, 2015. Jakarta


Biologi kelas xll, Pratiwi dkk, Erlangga, 2018.Jakarta.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/penyimpangan-hukum-mendel-kelas-12/
https://biologigonz.blogspot.com/2015/11/latihan-soal-pewarisan-sifat-kelas-xii.html
https://pengertianahli.id/2015/03/pengertian-alel.html

Contoh soal

1. Berikut yang termasuk pemyimpangan semu hukum Mendel akibat adanya interaksi antaralel
adalah … .
A. kodominan, dominansi tidak penuh, alel letal, atavisme
B. kodominan, dominansi tidak penuh, atavisme, epistasis-hipostasis
C. kodominan, dominansi tidak penuh,alel letal, alel ganda
D. kodominan, epistasis, kriptomeri, komplementer
E. hipostasis, epistasis, kriptomeri, komplementer

2. Pada peristiwa dominansi tidak sempurna, tanaman Mirabilis jalava berbunga merah
disilangkan dengan tanaman berbunga warna merah muda. Persilangan tersebut akan
menghasilkan keturunan dengan rasio penotif … .
A. 100% merah
B. 100% putih
C. 50% merah dan 50% merah muda
D. 25% putih dan 75% merah
E. 25% merah, 50% merah muda, 25% putih

3. Perkawinan antara ayam creeper jantan dengan ayam creeper betina menghasilkan 40 telur.
Setelah di erami, ternyata sebagian telur gagal menetas.Anak ayam yang berpenotif creeper
adalah … .
A. 5
B. 10
C. 15
D. 20
E. 30
4. Perkawinan antara waninta yang bergolongan darah AB dengan laki laki bergolongan darah
O akan menghasilkan keturunan yang bergolongan darah … .
A. AB dan O
B. A dan B
C. A dan AB
D. B dan AB
E. A, B, AB dan O

5. Kelinci betina normal dengan genotif WWch dikawinkan dengan kelinci jantan Himalaya
dengan genotif Whw.

Rasio fenotip F1 nya adalah … .

A. normal : chincila = 1:1


B. normal : cincilla = 2:1
C. normal : himalaya = 1:1
D. normal : chinchilla = 3: 1
E. chincilla : Himalaya =1:1

jawaban:

1. C
2. C
3. D
4. B
5. D

Anda mungkin juga menyukai