Anda di halaman 1dari 17

Makalah

REKOMBINASI DAN MUTASI


(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Genetika II yang diampu oleh Dra.
Aryati Abdul, M.Kes)

Oleh

Kelompok 4
Kelas B Pendidikan Biologi

Zulkifli (431417

Fadilah Ilham (431418058)

Irhamna Inaku (431418080)

Nurain Saleh (431418074)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Genetika II mengenai Rekombinasi dan
Mutasi.
Adapun makalah Genetika II mengenai Rekombinasi dan Mutasi, ini telah
diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik terhadap
makalah ini sehingga dapat memperbaiki makalah Genetika II.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Genetika II, ini kita
dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Gorontalo, 15 Maret 2020

Penyusun
Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rekombinasi ........................................................................ 3
2.2 Rekombinasi pada makhluk eukariotik ................................................. 3
2.3 Enzim-Enzim pada Proses Rekombinasi ............................................... 7
2.4 Jenis Mutasi ........................................................................................... 8
2.5 Pengertian Mutasi .................................................................................. 9
2.6 Penyebab Mutasi .................................................................................... 10
2.7 Proses Mutasi ......................................................................................... 11
2.8 Pembentukan Mutan .............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekombinasi genetika merupakan serangkaian proses seunting gahan
genetika ( biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh
penggabungan molekul DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya
terjadi selama meiosis sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang
berpasangan. Proses ini menyebakan keturunan suatu makhluk hidup memiliki
kombinasi gen yang berbeda dari orang tauanya dan dapat menghasilkan ael
kimerik yang baru. Mutasi adalah perubahan pada materi genetic pada suatu
makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak dan merupakan dasar dari sumber
variasi organism hidup yang bersifat terwariskan. Penyebab utama mutasi pada
kromososm antara lain adanya gangguan fisik dan kimia sehingga terjadi
kesalahan dalam pembelahan sel yang mengakibatkan struktur kromosom rusak
dan jumlah kromosom berubah dealam mengikuti prinsip-prinsip keturunan,
biasanya kira teranggapan bahwa keadaan bahan genetic adalah konstan.
Anggapan ini menyebabkan mudahnya mengikuti berbagai hokum keturuanan
tanpa mengingat adanya kemungkinan terjadinya perubahan selama satu
ekperimen berlangsung.pada umumnya jika terjadi perubahan genetic, dikatakan
ada mutasi. Untuk myudajnya, dapat dibedakan mutasi yang sitologis tampak di
dalam intisel sebagai perubahan kromosom, dan mutasi gen yang sitologis tidak
tampak namun mempunyai pengaruh pada fenotipe suatu organisme.
Rekombinasi genetik didefinisikan sebagai penggabungan gen dari satu atau lebih
sel ke sel target. Rekombinasi genetik juga merupakan penggabungan gen,
serangkaian gen atau bagian dari gen ke dalam kombinasi baru, baik secara
biologis atau melalui manipulasi laboratorium. Penyusunan kembali informasi
genetik dalam dan antara molekul materi genetik meliputi berbagai macam proses.
Rekombinasi genetik alami adalah proses pertukaran atau penyisipan
elemen genetik yang dapat terjadi antara untaian materi genetik yang berlainan
(interstrand), atau antara bagian-bagian gen yang terletak dalam satu untaian

1
materi genetik (intrastrand). Pada eukariot, rekombinasi biasanya terjadi selama
meiosis sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan.
Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki
kombinasi gen yang berbeda dari induknya, dan dapat menghasilkan alel kimerik
yang baru.
Rekombinasi genetik melalui manipulasi terdiri atas proses pemutusan rantai
materi genetik (biasanya DNA, namun juga bisa RNA), diikuti oleh
penggabungan dengan molekul DNA atau RNA lainnya. Proses penggabungan ini
menghasilkan DNA rekombinan. Proses menghasilkan DNA rekombinan disebut
DNA atau RNA rekombinasi. Proses selanjutnya adalah menyisipkan DNA/RNA
rekombinan ke sel target. Sel yang disisipi atau dimasuki gen dari luar disebut sel
kompeten. Sel ini dapat tumbuh dan berkembang biak secara alami.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dari Rekombinasi ?
2. Bagaimana rekombinasi pada makhluk hidup eukariotik ?
3. Apa saja enzim pada proses rekombinasi ?
4. Bagaimana pengertian dari mutasi ?
5. Apa sajakah jenis-jenis mutasi ?
6. Bagaimana Penyebab Mutasi ?
7. Bagaiamana Proses Mutasi ?
8. Bagaiamana Pembentukan Mutan ?
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan Pengertian dari Rekombinasi.
2. Dapat menjelaskan proses rekombinasi pada makhluk hidup
eukariotik.
3. Dapat menyebutkan serta menjelaskan enzim pada proses rekombinasi.
4. Dapat menjelaskan pengertian dari mutasi
5. Dapat menyebutkan serta menjelaskan jenis-jenis mutasi.
6. Dapat menjelaskan Penyebab Mutasi.
7. Dapat menjelaskan Proses Mutasi.
8. Dapat menjelaskan Pembentukan Mutan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rekombinasi
Peristiwa rekombinasi secara alami dapat terjadi yaitu pada peristiwa
meiosis I di mana terjadi pembentukan kiasmata. Rekombinasi secara alami
berdampak pada timbulnya variasi genetik antar individu dalam sebuah
populasi. Peristiwa rekombinasi juga dapat dilihat pada proses konjugasi
bakteri, di mana terjadi pertukaran materi genetik dengan bantuan jembatan
phili.
Manusia memanfaatkan keunikan sifat materi genetik ini untuk berbagai
keperluan, baik terkait kesehatan, pemenuhan kebutuhan pangan, hingga
pembuatan senjata pemusnah massal. Teknologi rekombinasi makin hari makin
berkembang. Teknologi rekombinasi DNA dimulai dengan ditemukannya
enzim pemotong dan penggabung untai DNA. Berbagai teknik rekombinasi
DNA juga dikembangkan, sehingga melahirkan satu sub bidang ilmu yang
dikenal dengan bioteknologi.
Salah satu teknologi rekombinasi DNA yang terkenal sejak lama adalah
kloning. Teknologi ini menungkinkan untuk menduplikasi (membuat salinan
yang sama persis) pada level molekul hingga organisme. Saat ini, teknologi
dalam bidang genetic engineering berdasar pada prinsip amplifikasi dengan
metode polymerase chain reaction (PCR). Berbagai metode PCR-based
dikembangkan untuk berbagai cabang ilmu biologi, baik sistematika,
mikrobiologi, bahkan ekologi.
2.2 Rekombinasi Pada Makhluk Eukariotik.
Pada masa kini rekombinasi melalui pindah silang yang petama kali di
kemukaan oleh T.H Morgan dan para peneliti selanjutnya. Di katakana bahwa
“pindah silang umumnya terjadi salama miosis oada makhluk hidup berkelamin
betina maupun jantan dan antara semua pasangan kromosom.
2.2.1 Pindang Silang Pada Miosis Makhluk Hidup Eukariotik
Peristiwa pindah silang terjadi Selma sinapsis dari kromosom-
kromosom homolog pada zygote dan pachiten dari profase 1 miosis.

3
Pindah silang yang dimaksud adalah pindah silang pada makhluk hidup
yang pembelahan reduksinya berlangsung selama miosis 1. Peristiwa
pindah silang terjadi snata keempat kromatid itu, tetapi yang terjadi antara
dua kromosom sesaudara. Pada individu jantan dalam banyak jenis dipetra
termsuk dalam marga Drosophila peristiwa pindah dilan tidak
trejadi.Pindah silang pada makhluk hidup eukarotik berlangsung Selama
tahap tertad pasca replikasi.
Perstiwa ini biasnya digunakan pada hewan N. crassa, dimna
memamng mempunyai mamfaat dan sifat yang diantranya:
(1) Misosis berlangsung setelah fusi kedua inti dari dua tipe kemlamin
yang menyebabkan terbentuknya satu inti diploid
(2) Ascospora-ascospora (haploid) hasil miosi tersesun secara linier di
dalam struktur tabung yang disebut ascus.
(3) Ascospora-ascospra haploid tumbuh dan berkemban menghasilkan
miselia multiseluler, yang seluruh selnya tetap haploid.
(4) Dapat tumbuh pada suatu medium buatan sederhana yang hanya
mengandun garam-garam organic.
(5) Perkembanng bikan kawin dan tak kawin dapat mempertahankan
genotip strain tertentu.
2.2.2 Pemetaan Kromosom
Pengkajian pindah sialng diungkapkan bawa factor-faktor gen tersusun
secara linier spanjang kromosom. Pertukuran bagian-bagian antara kromosom
homolog memang menyebabkan perubahan posisi fakor gen tertentu dari suatu
kromosom pasangan homolognya. Pada droso[hila pindah silang hanya terjadi
Selma miosis pada individu betina. Frekuensi tipe-tipe rekombinan sebesar
6.25% yang jauh dari frekuensi 50%, batasan besar frekuensi tipe-tipe
rekombinan yang menjamin berlangsungnya proses pilihan bebas.
Rekombinasi adalah jarak relative anatara dua factor (gen) pada suatu
kromosom, dalam arti bahwa posisi salah satu factor secara arbiter dipandang
sebagai posisi awal. Persilangan yang digunkan adalah minimal seca khusus
memperlihtakan dua tanda beda pada suatu kromosom, namun kedua factor

4
gen terletak paa kromsom yang sama. Cara perhitungan frekuensi rekombinan
dapat dilihat kembali pada :
1. Pemetaan kromsom yang memamfatkan sarana persilangan trihibridisasi
adalah melibatkan 3 faktor gen yang terpaut dalam kromoom. Dimana
urutan ketiga factor ini liner pada untaian kromosom. Selain itu tipe
rekombinasi tidak dapat terbentuk sendiri-sendiri sehinggan mempertergas
bahwa factor gen tersusun secara linier.
2. Inferensi genetic adalah apabila letak factor-faktor tidak terlalu jauh mana
frekuensi rekombinan dapat dipandan sebagai suatu perkiraan probalitas
bahawa suatu peristiwa rekombinan akan terjadi anatar factor. Niali
inferensi dapat dihitung dengan cara I = 1-c, dimana c adalah koefesien
koinsiden yang merupakan hasil bagi. Rentang niali inferensi antara 0-1
disebut interferensi positiif, untuk lebih dari 1 disebut pindah silang
tambahan.
2.2.3. Pemetaan Gen pada Neurospora crassa, Khamir, dan
Chlamydomonas reinhardii
Pemetaan gen atas dasar frekuensi pindah silang sebagaimana yang
diterapkan pada mahkluk hidup eukariotik diploid juga dapat diterapkan
pada yang sedang berada dalam siklus hidup haploid (Russel, 1992).
Dalam hal ini pemetaan gen seperti tersebut memang dapat diteapkan pada
Neurospora crassa, Khamir, dan Chlamydomonas reinhardii yang sedang
berada pada siklus hidup haploid, bahkan pelaksanaan pemetan itu lebih
sederhana. Secara teknis spora N crassa dan khamir dapat diinduksi untuk
tumbuh, sehingga individu haploid yang dihasilkan itu dpat di analisis.
demikian pula produk miosis yang bekemampuaan bergerak leluasa dalam
air, dapat dianalisis secara langsung.
2.2.4 Rekombinasi Somatik
Pada mamalia ditemukna lima kelas protein antibody atau
immunoglobin (Ig) yaitu Ig A, Ig D, Ig E, Ig G, dan Ig M. Masing-masing
kelomok antibody itu mempunyai rantai H (Heavy) yang berbeda yaitu
alpha, delta, epsilon, gamma serta lamda. Di lain pihak diketahui ada dua

5
tipe rantai L (light) yaitu K (kappa) serta lamda. Kedua tipe rantai itu
ditemukan pada seluruh kelas Ig, tetapi molekul antibody tertentu memiliki
dua rantai K yang identik ataupun rantai lamda yang identik (Russel,
1992).
Produksi molekul protein antibodi mencakup sintetis rantai polipeptida
yang konstan dan yang bervariasi pada tiap molekul. Diperkirakan bahwa
suatu individu mamalia dapat menghasilkan 10 6 – 108 antibodi yang
brbeda. Pada rekombinasi genetik terjadi penataan kembali molekul DNA,
yang meliputi penyambungan berbagai segmen gen membentuk suatu gen,
yang kemudian ditranskripsikan mnghasilkan suatu rantai Ig. Proses
rekombinasi genetik itu sudah berlangsung selama perkembangan sel B.
2.2.5 Rekombinasi Mitosis
Pada beberapa organisme pindah silang dapat terjadi selama mitosis,
contohnya pada persilangan strain Drosophilla yang memberikan keturunan
sebagian besar betina berfenotip wild-type. Pindah silang pada mitosis
terjadi pada suatu tahap yang serupa atau mirip dengan tahap tetrad meiosis.
Dalam hal ini dinyatakan bahwa (sangat jarang) sesudah tiap kromosom
mengalami replikasi, mendahului metaphase, du kromatid yang berasal dari
tiap kromosom induk jantan maupun betina berkumpul membentuk suatu
tertrad yang analog dengan bentukan tetrad meiosis, dan pada tahap itulah
pindah silang dapat terjadi.
2.5.6 Rekombinasi pada Organel
Rekombinasi tidak hanya terbatas pada gen-gen kromosom dalam inti,
tapi juga melibatkan gen sitoplasmik yang ada dalam organela-organela
semacam mitokondria dan sebagainya. Indikasi pertama tentang adanya
rekombinasi antara gen-gen sitoplasmik dilaporkan pada Clamydomonas
yang peka terhadap antibiotic neamin dan streptomisin dengan strain yang
resisten, hasil persilangannya berupa 1200 turunan dengan 20% diantaranya
merupakan tipe rekombinan padahal gen yang terkait terletak pada genom
kloroplas yang sirkuler.

6
2.3 Enzim-Enzim Pada Proses Rekombinasi
2.3.1 Enzim-enzim yang di Kode Gen rec A, rec B, dan rec C
Protein reca merupakan suatu enzim yang berperan pada rekombinasi
umum (lazim) maupun perbaikan DNA. Protein-protein reca memiliki fungsi
antara lain: Berikatan pada molekul DNA unting ganda maupun unting
tunggal; Menggunakan energi yang diperoleh dari hidrolisis ATP, untuk
membuka DNA unting ganda, sehingga memungkinkan terjadinya
perpasangan dengan suatu DNA unting tunggal. Hal ini memungkinkan
terjadinya sinapsis molekul DNA yang memiliki urutan-urutan pasangan
nukleotida yang mirip; Mengkatalisasi suatu transfer unting berikutnya
sehingga terbentuklah suatu jembatan silang (struktur Holiday) yang
selanjutnya diikuti dengan migrasi jembatan silang tadi; Memegang peran
utama pada perbaikan DNA. Protein reca memiliki suatu aktivitas proteolitik
yang memotong sekurang-kurangnya dua macam molekul repressor. Ke dua
represor itu adalah repressor profag lamda dan suatu produk dari gen lex A.
Represor kedua ini mengatur tingkat ekspresi gen reca maupun sejumlah gen
yang terlibat pada mekanisme perbaikan DNA serta fungsi survival yang
disebut sebagai fungsi SOS.
Menurut Watson (1987), jika enzim recA dan recB tidak ada, maka hasil
rekombinan berkurang hingga ratusan kali lebih sedikit. Dikatakan pula
bahwa kompleks ke dua enzim itu (recBC) mempunyai berat molekul sekitar
300.000 dalton, serta memiliki aktivitas membuka DNA maupun aktivitas
nuklease. Kombinasi ke dua aktivitas itu memunculkan DNA unting tunggal
yang mempunyai suatu ujung bebas dan kondisi inilah yang mendorong
enzim recA mulai melaksanakan reaksi perpasangan. Enzim recBC mulai
melakukan pembukaan lilitan hanya pada DNA yang mengandung/memiliki
suatu ujung dupleks yang bebas.
Disamping recA, recB dan recC ada juga beberapa gen lain yang
produknya dibutuhkan untuk terjadinya rekombinasi yang efisien, sekalipun
fungsi khususnya belum diketahui. Misalnya enzim nuklease yang bereran
pada proses rekombinasi homoloh. Enzim nuklease memotong sambungan

7
Holiday sehingga memisahkan molekul DNA rekombinan. Berkenaan dengan
fungsi enzim nuklease, dinyatakan bahwa enzim recBC diduga juga
melaksanakan fungsi enzim tersebut. Contoh protein pada sintesis DNA
antara lain protein SSB yang membantu fungsi protein enzim recA.
2.3. 2 Enzim Pada Insersi λ ke dalam Genom E. coli yang Terjadi Melalui
Rekombinasi
Fag λ mengkode enzim integrase yang berperan pada saat insersi
DNA fag ke dalam genom E.coli. Insersi tersebut terjadi melalui
rekombinasi pada tapak-tapak spesifik di ke dua genom DNA dan hasil
insersi melalui rekombinasi itu adalah terbentuknya satu molekul sirkuler
baru yang lebih besar.
Selain enzim integrase, insersi genom fag λ ke dalam genom E.coli
juga membutuhkan protein IHF (Integration Host Factor) serta ion-ion
magnesium. Tapak-tapak yang menjadi tempat berlangsungnya
rekombinasi dalam rangka insersi itu adalah attP (pada genom fag λ) dan
attB (pada genom E.coli). Enzim integrase juga dapat berperan sebagai
suatu enzim topoisomerase. Enzim topoisomerase ini membuat suatu
pemutusan dalam posisi menyamping.
Enzim integrase membutuhkan suatu homologi urut-urutan pada
daerah inti meskipun belum diketahui bagaimana enzim integrase
mendeteksi homologi ini antara unting-unting ganda sebelum dipotong dan
dibuka. Selain itu, ketika suatu profag λ diinduksi untuk tumbuh, maka
keadaannya yang terintegrasi akan beralih dan peristiwa itu disebut eksisi,
DNA fag maupun bakteri terlepas dan bebas satu sama lain. Profag λ
memulai eksisi dengan cara mengekspresikan suatu protein yang disebut
eksionase.
2.4 Pengertian Mutasi
Mutasi merupakan perubahan urutan basa nukleotika pada DNA maupun
kromosom. Tahun 1901, Hugo De Vries memperkenalkan isilah “mutasi” yang
didefinisikan sebagai perubahan informasi pada gen. Selanjutnya, H.J. Muller
melihat bahwa peristiwa mutasi spontan dapat dipicu dari paparan sinar

8
rontgen pada Drosophilla. Penelitian tentang mutasi terus berkembang, terkait
jenis mutasi hingga teknik-teknik untuk menganalisis terjadinya mutasi.
2.5 Jenis Mutasi
1. Mutasi Kromosom (Gross Mutation)
Mutasi kromosom merupakan perubahan urutan sekuens gen karena
terjadi perubahan pada level kromosom. Mutasi kromosom berdampak
pada berubahnya struktur dan/atau jumlah kromosom dalam individu.
Perubahan struktur kromosom dapat terjadi melalui proses delesi, inversi,
duplikasi, dan translokasi.
Perubahan jumlah kromosom dalam makhluk hidup dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Euploidi
Euploidi merupakan mutasi kromosom yang menyebabkan
perubahan set kromosom dalam tubuh individu. Individu normal adalah
individu diploid (2n). Manusia normal memiliki 46 kromosom (2n=46).
Perubahan jumlah set kromosom menyebabkan munculnya individu
monoploid (n), triploid (3n), tetraploid (4n), dan seterusnya.
Peristiwa euploidi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
(1) autopoliploidi, di mana proses poliploidisasinya dilakukan
spontan.
(2) allopoliploidi, yang memerlukan induksi dalam proses
poliplodisasinya.
b. Aneuploidi
Aneuploidi merupakan mutasi kromosom yang menyebabkan
perubahan jumlah kromosom dalam tubuh individu. Individu normal
adalah individu diploid (2n). Manusia normal memiliki 46 kromosom
(2n=46). Perubahan jumlah kromosom menyebabkan munculnya
individu nullisomi (2n-2), monosomi (2n-1), trisomi (2n+1), tetrasomi
(2n+2), dan seterusnya.

9
2. Mutasi Gen (Point Mutation)
Mutasi gen merupakan perubahan urutan sekuens gen karena terjadi
perubahan pada level DNA. Mutasi DNA dapat terjadi melalui proses
transisi, transversi, delesi, insersi, dan duplikasi. Mutasi gen dapat
berdampak pada terjadinya silent mutation (mutasi yang tidak
menyebabkan perubahan asam amino), nonsense mutation (mutasi yang
menyebabkan terbentuknya kodon STOP) dan missense mutation (mutasi
yang menyebabkan perubahan protein).
Mutasi gen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pergantian Basa Nitrogen (Substitution Mutation)
Mutasi pergantian basa nitrogen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) Transisi, apabila basa nitrogen berganti dengan dengan basa
nitrogen satu golongan (purin berganti dengan purin, pirimidin
berganti dengan pirimidin), dan
(2) Transversi, apabila basa nitrogen berganti dengan dengan basa
nitrogen berbeda golongan (purin berganti dengan pirimidin,
atau sebaliknya).
b. Perubahan Jumlah Basa Nitrogen (Frameshift Mutation)
Mutasi gen yang berdampak pada perubahan jumlah basa nitrogen
dapat terjadi melalui proses delesi (pengurangan), insersi
(penyisipan), dan duplikasi (penggandaan) DNA.
2.6 Penyebab Mutasi
Makhluk hidup akan selalu berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang selalu berubah-ubah karena alam tidak selalu konstan. Mutasi
terjadi karena adanya perubahan lingkungan yang luar biasa. Sesungguhnya
mutasi itu dimaksudkan untuk menghadapi perubahan alam yang sewaktu-
waktu akan timbul. Kalau perubahan itu sudah terjadi, maka sifat yang
bermutasi tersebut kemungkinan akan lebih mudah beradaptasi daripada sifat
yang asli. Bagi makhluk yang tidak dapat menyesuaikan diri, maka mereka
secara perlahan akan menyusut selanjutnya akan punah. Untuk bertahan hidup

10
dan menjaga kelestarian spesies itu di alam, maka makhluk hidup harus selalu
mengikuti perubahan sesuai.
2.7 Proses Mutasi
a. Menurut tipe sel atau macam sel yang mengalami mutasi
1. Mutasi somatis yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel tubuh atau sel
soma. Mutasi somatis kurang mempunyai arti genetis.
2. Mutasi germina yaitu mutasi yang ter jadi pada sel kelamin (gamet)
sehingga dapat diturunkan.
b. Menurut sifat genetiknya
1. Mutasi dominan, terlihat pengaruhnya dalam keadaan heterozigot
2. Mutasi resesif, pada orqanisme diploid tidak akan (diketahui selama
dalam keadaan heterozigot, kccuali resesif pautan seks. Namun pada
organism haploid (monoploid) seperti virus dan bakteri, pengaruh
mutasi dominan dan juga resesif dapat dilihat pada fenotipe virus dan
bakteri terscbut.
c. Menurut arah mutasinya
1. Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi dari fenotipe normal
meniadi abnormal.
2. Mutasi balik atau back mutat ions, yaitu perist iwa mutasi yang dapat
mengembalikan dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.
d. Menurut kejadiannya
1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak
diketahu. Mutasi ini terjadi di alam secara spontan (alami), secara
kebetulan dan jarang terjadi. Contoh mutagen alam adalah sinar kosmis,
radio aktif alam, dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan
manusia. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja
diusahakan oleh manusia dengan zat kimia, sinar x, radiasi. dan
sebagaimanya maka sering disebut juga mutasi induksi.
3. Mutasi buatan dengan sinar x dipelopori olel, Herman Yoseph Muller
(murid Morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945).

11
Muller berpendapat bahwa mutasi pada sel soma tidak mengalami
perubahan, sedangkan mutasi pada sel-sel generatif atau gamet
kebanyakan letal dan membawa kematian sebelum atau segera sesudah
lahir. selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X
Mutagen Zat Kimia atau
2.8 Pembentukan Mutan
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi
disebut mutan. Aspek praktis dari pembentukan mutan, sebagai berikut :
1. Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi
terhadap antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat
penting dalam pengobatan penyakit.
2. Dapat diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu
produk akhir dalam jumlah besar. Hal ini penting dalam industri.
3. Memungkinkan persyaratan untuk pemeliharaan biakan murni spesies
mikroba yang khas tercegah dari mutasi
4. Mutan-mutan yang mengalami kerusakan/terhambatnya proses-proses
enzimatis yang berbeda dapat dimanfaatkan untuk mempelajari lebih jauh
proses biokimia, seluk-beluk jalur metabolism atau jalur biosintesis.
5. Salah satu mutagen yang banyak dimanfaatkan manusia dalam berbagai
keperluan adalah radiasi.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rekombinasi diartikan sebagai peristiwa pembentukan suatu asosiasi baru
dari molekul-molekul DNA atau Kromosom. Sumber lain menyatakan bahwa
rekombinasi adalah proses yang berakibat terbentuknya kombinasi-kombinasi
gen yang baru pada kromosom. Antara rekombinasi dan mutasi sebernya tidak
ada hubungan, terkecuali bahwa keduaa peristiwa itu sama-ssama
menimbulkan perubahan genetic dan beberpa oeristiwa peristiwa itu sam-sama
menimbulkan perubahan matei genetic fenotip yang laszimnya merupakan
dampak mutasi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Priyambodo. 2011 Sintesis, Rekombinasi, dan Mutasi DNA. Bandar Lampung
Volume 2 No 3.
Ayala, F. J. 1984. Modern Genetic. Menlo Park California : The
Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc.
Russel, P.j. 1992 Genetic. Harper Collins Publisher. Third Edition. New York.
P.574

Anda mungkin juga menyukai