DOSEN PEMBIMBING
dr Florence Felicia, SpMK
DISUSUN OLEH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Genetika dan Metabolisme Bakteri” ini dapat terselesaikan. Pembahasan ini
bertujuan untuk mengertahuitentang bagaimana genetika bakteri dapat berpindah
dari satu sel ke sel lainnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin
dalam makalah pembahasan ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu
penulis mohon maaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah pembahasan ini dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun terdapat beberapa tujuan dari pengambilan materi genetika bakteri ini,
antara lain adalah:
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor genetika bakteri.
Mendapat banyak pengetahuan tentang bagaimana genetika bakteri dapat
berpindah dari satu sel ke sel lainnya.
1.4 Manfaat
Mengetahui genetika dari mikroorganisme serta kompoen penyusunnya
Dapat memanfaatkan genetika dari mikroorganisme yang mempunyai sifat
unggul.
17
BAB II
PEMBAHASAN
B. Genetika Bakteri
Adadua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari
pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel
induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut
sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam
deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar
kromosom (ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam
populasi bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke
generasi berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan
sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang2-3% dari
berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang
fibriler yang menempati sebgian besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi
dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1
mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer
dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida
pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua
rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara
purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan
17
disebut sebagai struktur double helix. Ikatan hidrogen ini hanya dapat menhubungkan
Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin
(2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya pasangan
basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan
demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun
rantai DNA yang komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam
pembelahan sel, molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang
komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari satu
generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi
genetik yang di miliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap
sehigga sel anaknya mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi
kesetabilan genetik dalam suatu populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom
biasanya terdiri dari 5 juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau sekwens asam
amino tertentu. Dari akan terbentuk stuktur protein. Protein ini kemudian menjadi
enzim-enzim, komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang secara
keseluruhan menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan
sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1.Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu
rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada.
Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang
komplementer denagan salah satu rantai double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan di transfer kepada transfer kepada
transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa
mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya tiga
buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk
suatu asam amino.
3 mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dandisinilah
rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu
sekwen asam amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.
DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang
terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang
17
berbeda. Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua
arah. Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model
untuk mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua
pita terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi
kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar
antara satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam
satu sel bakteri, dan mutas yang menyebabkan control bebas dari relikasi plasmida
bahkan bias menghasilkan tirun yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimuli pada locus ori dan membuuhkan interaksi
dengan beberapa protein. Dalam Ecoli, replikasi kromosom berakhir pada suatu tempat
yang disebut “ter“. Dua kromosom anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian sel,
sehingga tiap-tiap keturunan memiliki satu DNA anak. Hal ini dapat disempurnakan
dengan bantuan topoisomerase atau melakukan pengkombinasian. Proses serupa yang
mengacu pada replikasi DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus, replikasinya adalah
tidak terarah.
Replikasi DNA
Sintesis perbanyakan bahan genetik seperti DNA, dilakukan melalui proses yang
disebut replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang mencirikan
proses kehidupan. Melalui suatu replikasi, senyawa kimia dapat membentuk dirinya
untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip dengan dirinya. Replikasi hanya terjadi
pada asam nukleat, DNA atau RNA. Molekul asam nukleat yang mampu bereplikasi
disebut replikon. Tidak ditemukan senyawa lain yang sintesisnya dilakukan melalui
replikasi.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-menerus
melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA sangatlah
teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Penggandaan tersebut
memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu pembentukan ikatan antara
nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses replikasi DNA dapat pula
dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi berantai polimerase (PCR). Dengan
demikian, setiap sel yang melakukan mitosis akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki
DNA lengkap sama persis dengan yang dimiliki induknya.
17
Biosintesis Nukleotida
Sebelum rantai polinukleotida DNA dapat disintesis oleh bakteri atau organisme lain, harus
tersedia sekumpulan nukleotida seluler. Pada bakteri tertentu, nukleotida harus disuplai dalam
medium dalam bentuk jadi. Pada bakteri lain dapat mensintesis nukleotida dari nutrien yang
sederhana, seperti glukosa, ammonium sulfat, dan mineral. Berdasarkan struktur DNA heliks
ganda (double helix), timbul tiga hipotesis mengenai pola replikasi DNA. Ketiga hipotesis
tersebut adalah:
1.Semikonservatif
Menurut hipotesis replikasi secara semi-konsevatif, setiap utas DNA menjadi cetakan bagi
pembentukan utas baru, sehingga pada akhir proses replikasi akan ditemukan dua utas ganda
yang masing-masing mengandung satu utas baru dan satu utas lama.
2.Konservatif
Menurut hipotesis replikasi secara konservatif, rantai polinukleotida induk tidak berpisah dan
dua utas dari dua utas ganda DNA secara bersama-sama membentuk dua utas ganda baru,
sehingga akan dihasilkan dua utas ganda baru dan dua utas ganda lama.
3.Dispersif
Menurut hipotesis replikasi secara dispersif, rantai polinukleotida induk putus-putus
kemudian memisah dan akhirnya membentuk rangkaian baru yang terdiri dari campuran antara
potongan dari pasangan nukleotida lama dan potongan dari polinukleotida yang baru disintesis.
dua untai polinukleotida serta per pasangan antiparalel antara basa-basanya akan
mendukung proses replikasi, yaitu setiap untaian akan menjadi model bagi
pembentukan untai pasangannya. Bukti bahwa untai ganda menjadi syarat dalam
replikasi dapat dilihat pada DNA virus yang sedang bereplikasi. Virus mempunyai
genom bervariasi, baik beruntai ganda maupun tunggal, tetapi pada saat bereplikasi
virus selalu berada dalam keadaan untai ganda.
c. Replikasi DNA mengikuti pola hipotesis semikonservatif
Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, Watson dan Crick mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang
disebut pola semikonservatif. Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew
Maselson dan Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah menggunakan
teknik radio isotop, sentrifugasi, dan spektrofotometer. Dengan pola
semikonservatif ini akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan dalam
replikasi satu utasan DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu struktur DNA
yang baru akan sama dengan struktur DNA sebelumnya.
d. Sintesis DNA mempunyai arah pertumbuhan 5’ - 3’
Molekul nukleotida dalam keadaan bebas akan terbentuk nukleotida
tripospat. Dalam proses sintesis DNA, dua nukleotida digabungkan satu dengan
yang lainnya dengan cara merangkaikan karbon gula kelima (C5) yang
mengandung fosfat dari satu nukleotida kepada karbon gula ketiga (C3) yang
mengandung –OH dari nukleotida lain dan membentuk ikatan 5’-3’ fosfodieter.
e. Replikasi berjalan secara bertahap
Dalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda menjadi
untai tunggal dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai baru dengan
menggunakan untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs awal replikasi,
enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks ganda menjadi dua untaian
tunggal. Dalam proses ini akan terbentuk struktur huruf Y, titik persimpangannya
disebut titik tumbuh. Replikasi bergerak berurutan dari titik tumbuh, baik pada satu
arah (replikasi satu arah) atau dua arah (replikasi dua arah). Situs awal dan titik
tumbuh terikat pada membran sel dan dari sinilah kedua utasan diduplikasi.
Masing-masing utasan mempunyai urutan basa pada utasan-utasan DNA yang
mula-mula.
f. Sintesis DNA bersifat tidak sinambung
Utasan-utasannya direplikasi dalam bentuk segmen-segmen kecil yang disebut
fragmen Okazaki, dengan arah 5’ ke 3’. Fragmen-fragmen ini kemudian
digabungkan menjadi satu oleh enzim DNA ligase.
17
C. Perpindahan Gen
1. Perpindahan gen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bakteri dengan
mengirimkan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke sel resipien. Kegiatan
perpindahan gen ini ada tiga yakni :
1.Transformasi
2.Konjugasi
3.Transduksi
1.Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928. Dia
mempelajari transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang
berbeda. S. pneumoniae dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas dasar perbedaan
kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1 menghasilkan kapsul yang berbeda dengan tipe 2,
dan seterusnya.
Transformasi ialah proses pemindahan DNA bebas sel yang mengandung sejumlah
informasi genetik (DNA) dari satu sel ke sel lainnya. DNA tersebut diperoleh dari sel
donor melalui lisis sel alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen
DNA dari sel donor tertangkap oleh sel resipien, maka terjadilah rekombinasi.
Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteriadalah :
a. Sarana penting dalam rekayasa genetika.
b. Memetakan kromosom bakteri.
c. Bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.
2 Konjugasi
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari sel donor ke
sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel. Konjugasi bakteri pertama kali
ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun 1946. Mereka menggabungkan dua galur
mutan Escherichia coli yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor
tumbuh esensiil dan memberinya kesempatan untuk kawin.
17
3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah
bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage menginfeksi bakteri, fage
memasukkan DNA-nya ke dalam bakteri tersebut. DNA fage ini kemudian bereplikasi di dalam
sel bakteri atau berintegrasi dengan kromosom bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi.
Jadi, transduksi adalah proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh
bakteriofage lalu oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi
ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage
dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage baru, DNA fage
tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya. Selanjutnya,
bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan memasukkan DNA-nya yang
mengandung sebagian dari DNA bakteri inang sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya
memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan
DNA dari bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan
DNA dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya. Ada dua tipe transduksi, yaitu:
1. Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi saat profage telah
terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang mengalami transduksi terbatas
adalah yang berdekatan dengan profage yang terintegrasi.
2. Transduksi umum
Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom bakteri atau
plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus menghidrolisis kromosom
bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA. Setiap bagian dari kromosom bakteri tersebut
dapat digabungkan dengan kepala fage selama perakitan fage. Fage yang telah berisi DNA sel
bakteri dapat menginfeksi sel lain dan mentransfer gen bakteri di dalam sel resipien DNA
bakteri dan bergabung dengan rekombinasi homolog menggantikan gen dalam sel resipien.
Transduksi ini terjadi pada bakteri gram positif dan gram negatif.
D.DNA Rekombinan
DNA rekombinan adalah sebuah teknik membuat susunan DNA baru dengan cara menyisipkan
potongan DNA asing ke dalam DNA organisme sehingga menghasilkan molekul DNA
rekombinan yang aktif. Dan pada saat organism tersebut membelah diri molekul DNA
rekombinan tersebut ikut bereplikasi. Sebenarnya pada tahun 1973 telah muncul dan
dikembangkan teknik untuk mengisolasi dan menggabungkan potongan-potongan DNA yang
tak sama sehingga dapat dihasilkan molekul DNA rekombinan yang aktif. Teknik ini
memungkinkan adanya isolasi, manipulasi, dan produksi dalam jumlah besar ruas DNA apa saja
yang diinginkan dari tipe sel apa saja. Pada pokoknya sel-sel bakteri semacam itu telah
17
menerima gen asing dan merupakan organisme baru. Sifat serta kemampuannya bias sangat
berbeda dari inang maupun donornya.
Proses rekombinasi DNA diawali dengan enzim endonuklease restriksi yang memotong
susunan DNA. Potongan DNA tersebut biasanya mengandung beberapa gen dari kromosom tipe
apapun. Tumbuhan, hewan, bakteri ataupun virus. Potongan-potongan ini mempunyai ujung
yang lengket atau kohesif yang akan dengan mudah digabungkan secara perpasangan basa pada
daerah-daerah berutasan tunggal dengan utasan-utasan DNA lain. Dengan cara ini, fragmen-
fragmen yang diperoleh dari kromosom sel apapun atau virion dapat disambungkan ke plasmid
atau genom fage dengan bantuan enzim lain, seperti polinukleotide ligase. Intinya sel-sel bakteri
seperti itu telah menerima gen asing dan merupakan organisme batu yang sifatnya dapat amat
berbeda dengan inang maupun donornya. Sehingga saat mereka memperbayak diri, komponen
DNA tersebut ikut juga tereplikasi.
Perangkat yang dibutuhkan :
• Enzim endonuklease restriksi : Untuk memotong DNA dengan sangat spesifik sehingga
sekuennya disebut molindrom (MOM). Dapat memotong DNA dari sistem biologi apapun
apabila mempunyai sekuens yang sama.
• Enzim ligase : Enzim yang menggabungkan potongan DNA, beberapa diantaranya dapat
menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang berbeda.
• Plasmid : sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA, dan juga untuk
mengubah sifat bakteri.
• Pustaka genom : untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah diklonkan.
F. Ekspresi Gen
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Ekspresi Gen juga
dapat diartikan bagaimana sel mengatur untuk memperlihatkan ciri-ciri mahluk hidup
tersebut berdasarkan gen-gen yang di miliki. Ekspresi gen ini berkaitan dengan sintesis
protein, yaitu proses transkripsi dan translasi. DNA akan mengkode informasi genetik
sesuai kebutuhannya. Pada prokariotik, seperti bakteri akan mengekspresi gen secara
selektif. Sebagai contoh terkait dengan ketersedian bahan makanan di lingkungannya,
bakteri akan mengaktifkan (switch on) dan menonaktifkan (switch off) gen yang
mengkode enzim yang berperan dalam mencerna makanan. Sedangkan pada eukariotik,
mekanisme ekspresi gen dikontrol oleh sistem yang lebih kompleks.
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organism oleh gen. Sifat
fenotipe makhluk hidup merupakan sifat hasil ekspresi gen yang terlihat. Contoh
fenotipe adalah berbagai keaneragaman anjing yang memiliki jenis bulu, ukuran, warna
yang berbeda. Pada bayi anjing yang baru dilahirkan, tampak anjing memiliki ciri-ciri
yang sama antara satu dengan yang lain, tetapi seiring pertumbuhan dan
perkembangannya ciri-ciri yang tampak sudah menunjukkan perbedaannya. Hal inilah
yang disebut dengan ekspresi gen. Anjing-anjing tersebut memiliki kemiripan yang
besar pada susunan DNAnya, tetapi ciri-ciri yang tampak berbeda (seiring
pertumbuhannya) tersebut disebabkan adanya ekspresi gen yang mengaktifkan atau
menonaktifkan gen-gen tertentu.
17
H. Metabolisme Bakteri
Metabolisme adalah semua reaksi yang terjadi dalam organism hidup untuk
memperoleh dan menggunakan energy, sehingga organisme dapat melaksanakn
berbagai fungsi hidup.
Metabolisme terdiri dari dua proses yang berlawanan yang terjadi secara
simultan. Reaksi tersebut adalah :
2.1.1 Sintesis protoplasma dan penggunaan energi yang di sebut
sebagaiAnabolisme.
Bakteri memperoleh energi melalui proses oksidasi-reduksi.
Oksidasi adalah proses pelepasan electron sedangkan reduksi adalah
proses penangkapan electron. Karena electron tidak dapat berada dalam
17
Berdasarkan tipe pada reduktan dan pigmen fotosintesisnya, bakteri ini dibagi menjadi 3
:
1) Chlorobiceae
Disebut juga dengan green-sulfur bacteria. Bakteri ini juga menggunakan
hydrogen dan beberapa senyawa mengandung sulfat sebagai reduktannya.
a. CO2 + 2H2………………….. CH2O + H2O
b. CO2 + 2H2S………………… CH2O + H2O + 2S
c. CO2 + 2S + 5H2O................... 3CH2O + 2H2SO4
d. 2CO2 + Na2S2O3 + 3H2O….. 2CH2O + Na2SO4
2) Chromaticeae
Pada prinsipnya sama dengan chromaticeae tetapi pigmen yang
dimilikinya tidak hijau melainkan merah-jingga disebut dengan purple-
sulfur-bacteria.
3) Rhodosspirillaceae
Bakteri ini menggunakan hydrogen dan berbagai senyawa organic sebagi
reduktan. Contoh : Rhodospirillum, Rhodopseudomonas.
CO2 + 2CH3CHOHCOOH………… CH2O + H2O + 2CH3COCOOH
Hanya dapat berlangsung dalam keadaan anaerob. Akan
tetapi ada beberapa anggota Rhodosspirillaceae mampu
melakukan pertambahan non-fotosintetik dengan adanya
oksigen apabila media mengandung cukup nutrisi untuk
tumbuh.
Chemotrofik atau Autotrofik Organisme
CO2 digunakan sebagai sumber karbon.
Diperlukan energi dan NADPH untuk mengubah CO2
menjadi material sel.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Simpulan
DNA adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali, biasanya terdiri dari
dua utas, saling membelit membentuk heliks ganda (double helix). Setiap utas terdiri
dari nukleotida-nukleotida yang tergabung membentuk rantai polinukleotida.
Untuk memperbanyak dirinya, DNA melakukan suatu proses yang disebut
replikasi. Replikasi dapat dikatakan merupakan reaksi kimia yang memungkinkan
senyawa kimia dapat membentuk dirinya untuk menghasilkan senyawa baru yang mirip
dengan dirinya. Replikasi DNA mengikuti pola semi konservatif yang sintesisnya
dimulai dari titik ori dan arah pertumbuhannya ialah 5’ - 3’
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri melalui tiga cara, yaitu : konjugasi,
transformasi, dan transduksi. Konjugasi merupakan proses perpindahan gen bakteri
melalui kontak antar selnya. Transformasi merupakan proses perpindahan gen bakteri
melalui sel bebas. Transduksi merupakan proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke
bakteri lain dengan bantuan bakteriofage.
DNA rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi atau
penyusunan kembali. Proses ini diawali oleh terpotongnya struktur DNA oleh enzim
restriksi endonuklease kemudian potongan DNA tersebut disisipkan pada DNA resipien
dan digabungkan kembali oleh enzim ligase. Struktur DNA yang baru ini akan ikut
bereplikasi apabila organism pembawanya berkembangbiak. Meskipun banyak
kontroversi teknologi baru ini, teknologi ini cukup mendatangkan manfaat bagi
kehidupan umat manusia.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20