Anda di halaman 1dari 82

BAKTERIOLOGI I

Oleh :
Fera Sartika, SKM.,M.Si
Sejarah Bakteri
PENGERTIAN BAKTERIOLOGI
 Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok organisme yang tidak memiliki membran insti sel.
Bakteri termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik) dan hidup bebas. Logi berasal dari kata
logos yang artinya ilmu pengetahuan.

 Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri.

 Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan


klasifikasi bakteri, struktur anatomi sel bakteri, cara kerja sel
bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri
terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya.
 Jadi Bakteriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
bakteri dan pemeriksaanya.
 Bakteri merupakan sel prokariotik, nukleus (inti) terdiri dari
DNA yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suau
membran (tidak mempunyai membran inti sel)
 Berukuran lebih kecil dari sel eukariotik
 Bakteri sebagai mikroorganisme yg memiliki kemampuan
adaptasi hidup diberbagai habitat (kosmopolitan)
 Bakteri ada yang menyebabkan infeksi dan penyakit, dan ada
juga yg bermanfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri.
 Bakteri berkembang biak dengan membelah diri
 Bersifat parasit, hidup bebas
 Ukuran sel bakteri sekitar 0,4-2,0 μm
 Membran sel
sebagai selaput yg dilindungi olh dinding
sel sebelahnya. Tersusun atas lemak dan
protein, bersifat semipermeable, berfungsi
untuk mengatur keluar masuknya zat ke
dalam sel.

 Sitoplasma
Merupakan tempat berlangsungnya reaksi
metabolik.

 Nucleoid (DNA)
Untuk mengontrol sintesis protein dan
pembawaan sifat.
 Flagella (Cambuk Besar)
Berfungsi utk bergerak, flagel melekat pada membran luar di
dinding sel.
Ribosom
Tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis
protein.
UKURAN BAKTERI

 Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-rata


berdiameter 1,25 mikrometer (μm). (mikrometer =
1/1000000 meter).
 Bakteri yang terkecil adalah Dialister pneumosintes dengan
panjang tubuh 0,15 – 0,30 μm
 Sedangkan bakteri terbesar adalah Spirillum voluntans,
panjang tubuh 13 – 15 μm.
 Ukuran bakteri adalah mikroskopis, artinya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop.
BENTUK BAKTERI

Ada 3 macam bentuk bakteri sebagai berikut :

a. Bentuk batang (basil)


b. Bentuk bulat (kokus)
c. Bentuk spiral
Bentuk2 Bakteri Basil(Batang)
Bakteri bentuk batang dikenal sebagai
basil (berasal dari kata bacillus yang
berarti batang). Bentuk ini dapat
dibedakan mjd :

 Monobasil,yaitu bakteri yang hanya


berbentuk satu batang tunggal. Contoh:
Salmonella typhosa penyebab penyakit
tipus, Escherichiacoli bakteri yang terdapat
pada usus dan Lactobacillus.

 Diplobasil yaitu bakteri berbentuk basil


yang bergandengan dua-dua

 Streptobasil yaitu bakteri berbentuk


basil yang bergandengan memanjang
berbetuk rantai, misal Bacillus anthracis
penyebab penyakit antraks, Streptpbacillus
moniliformis, Azotobacter, bakteri pengikat
nitrogen.
Bentuk2 Bakteri Kokus (Bulat)

Bakteri bentuk bulat (bola) atau kokus


dpt dibedakan mjd:

 Monokokus yaitu bakteri berbentuk


bola tunggal, misal Monococcus gonorhoe
penyebab penyakit kencing nanah.

 Diplokokus yaitu bakteri berbentuk


bola bergandengan dua-dua, misal
Diplococcus pneumoniae penyebab
penyakit pneumonia (radang, paru-
paru).
 Streptokokus
yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkelompok memanjang berbentuk
rantai, misal Streptococcus lactis,
Streptococcus pyogenes penyebab sakit
tenggorokan dan Streptococcus
thermophilis untuk pembuatan yoghurt
(susu asam).

 Stafilokokus
yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkoloni seperti buah anggur, misal
Stafilokokus aureus, penyebab penyakit
radang paru-paru.
• Sarcina
Bergerombol membentuk kubus
Bentuk Spirilia
Ada tiga macam bakteri bantuk spiral yaitu:

 Spiral, yaitu golongan bakteri yang


bentuknya seperti spiral, misalnya
Spirillum.

 Vibrio atau bentuk koma yang dianggap


sebagai bentuk spiral tak sempurna
misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit
kolera.

 Spiroseta yaitu golongan bakteri


berbentuk spiral yang dapat bergerak
misal: Spirochaeta palida, penyebab penyakit
sifilis.
Pewarnaan gram pada bakteri Gram
positif (B.Anthracis)

Mikrobiologi (kls E) Semester Genap 2011/2012


16 (DEDES A,S.Pt.,MP) 11/4/2019
Gram negatif
(E.Coli)

Mikrobiologi (kls E) Semester Genap 2011/2012


17 (DEDES A,S.Pt.,MP) 11/4/2019
MACAM-MACAM BAKTERI
 Berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam
proses respirasi, bakteri dikelompokan sebagai berikut:

1. Bakteri aerob
yaitu bakteri yang menggunakan oksigen bebas
dalam proses respirasinya.
Misal: Nitrosococcus, Nitrosomonas dan
Nitrobacter.
NITROSOCOCCUS
2. Bakteri anaerob
yaitu bakteri yang tidak menggunakan oksigen
bebas dalam proses respirasinya.
Misal: Streptococcus lactis

STREPTOCOCCUS LACTIS
 Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dikelompokkan menjadi:

1. Bakteri aerob obligat


yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana mengandung
oksigen.
Misal: Nitrobacter dan Hydrogenomonas.
Nitrobacter
2. Bakteri anaerob obligat
yaitu bakteri yang hanya dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen.
Misal: Clostridium tetani.

Clostridium tetani

3. Bakteri anaerob fakulatif


yaitu bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen.
Misal: Escherichia coli, Salmonella thypose dan
Shigella.

Escherichia coli
 Berdasarkan cara memperoleh
makanannya, bakteri dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu :
1. Bakteri heterotrof
2. Bakteri autotrof
1. Bakteri Heterotrof
 Bakteri ini hidup dengan memperoleh makanan berupa zat organik
dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik
yang dibutuhkannya.

a. Bakteri Heterotrof yg bersifat saprofit


 Bakteri yang mendapatkan zat organik dari sampah, kotoran, bangkai
dan juga sisa makanan.

 Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat


anorganik, yaitu CO2, H2O, energi dan mineral.
 Di dalam lingkungan bekteri Lanjutan....
pembusuk ini berfungsi sebagai
pengurai dan penyedia nutrisi bagi
tumbuhan.
 Sedangkan dalam usus manusia
terdapat juga bakteri yang hidup
secara saprofit (menguraikan serat-
serat pada makanan) dan
menguntungkan adalah bakteri
Escherichia coli.

Escherichia coli
 Keterangan:
1. Selaput lendir
2. Dinding sel
3. Ribosom
4. Daerah inti
5. Flagellum
6. Sitoplasma
b. Bakteri Heterotrof yg bersifat parasit
Bakteri ini merugikan baik pada manusia, hewan maupun
tumbuhan. Bakteri ini menyebabkan sakit (patogen). Beberapa
contoh bakteri yang patogen di antaranya:

No. Bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Vibrio comma Penyakit kolera


2. Treponema palidum Sifilis
3. Salmonella thyposa Tifus
4. Pasteurella pestis Pes/sampar
5. Neisseria gonorhoe Kencing nanah
6. Mycobacterium tuberculose TBC
7. Bordetella pertusis Batuk rejan
8. Cytophoga colimnaris Parasit pada ikan
9. Salmonella pollurum Berak kapur pada ayam
10 Xanthomono citri Kanker pohon jeruk
2. Bakteri Autotrof

 Bakteri Autotrof adalah bakteri


yang dapat menyusun zat makanan
sendiri dari zat anorganik yang ada.
 Dari sumber energi yang
digunakannya, bakteri autotrof
(auto = sendiri, trophein =
makanan) dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu: bakteri
fotoautotrof dan bakteri
kemoautotrof
a. Bakteri fotoautrotof
yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi
untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik
melalui proses fotosintesis. Contoh : bakteri hijau,
bakteri ungu.

b. Bakteri kemoautrotof
yaitu bakteri yang menggunakan energi kimia yang
diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia
dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang
sederhana dengan melepaskan hidrogen.
Contoh : Nitrosomonas, Nitrosococcus,
Nitrobacter , Rhizobium (terdapat pd bintil-
bintil akar tanaman kacang-kacangan)

Nitrosomonas
BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT PADA MANUSIA
No. Bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Vibrio comma Penyakit kolera


2. Treponema palidum Sifilis
3. Salmonella thyposa Tifus
4. Pasteurella pestis Pes/sampar
5. Neisseria gonorhoe Kencing nanah
6. Mycobacterium tuberculose TBC
7. Bordetella pertusis Batuk rejan
8. Staphylococcus saprophyticus Infeksi saluran kencing pd wanita
9. Neisseria meningitidis Meningitis
10. Yersinia pestis Black Plaque (penyakit usus)
11. Clostridium tetani Tetanus
12. Mycobacterium leprae Lepra
13. Leptospira interrogans Leptospirosis
Gambar Beberapa Contoh
Bakteri Penyebab Penyakit pada
Manusia

Bakteri TBC
Bakteri Sifilis
PERGERAKAN BAKTERI

 Bakteri dapat bergerak dengan menggunakan


flagel.

 Flagel merupakan bulu-bulu cambuk yang


dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan
letaknya berbeda-beda tergantung kepada
spesiesnya.
Berdasarkan letak dan jumlah flagel yang dimiliki maka
bakteri dibedakan menjadi:

 Monotrik:
yaitu bakteri yang memiliki
sebuah flagel pada satu
ujungnya.
 Lopotrik :
yaitu bakteri yang pada satu
ujungnya memiliki lebih
dari satu flagel.
 Amfitrik :
yaitu bakteri yang pada
kedua ujungnya hanya
terdapat satu buah flagel.
 Peritrik :
yaitu bakteri yang
memiliki flagel pada
seluruh permukaan
tubuhnya.
Berdasarkan Ada Tidaknya Flagel Dan Letak Flagel

No Nama Jumlh Flagel Letak Flagel Gambar Contoh

1 Atrich bakteri tidak berflagel - Escherichia coli

2 Monotrich mempunyai satu Pada salah satu Vibrio cholera


ujungnya.

3 Lopotrich lebih dari satu flagel pada salah satu Rhodospirillum rubrum
ujungnya.

4 Ampitrich satu atau lebih flagel pada kedua Pseudomonas aeruginosa


ujungnya.

5 Peritrich banyak flagel pada seluruh Salmonella typhosa


permukaan
tubuhnya.
Terimakasih
FISIOLOGI BAKTERI
1. Pertumbuhan
 Bakteri, seperti halnya semua mahluk hidup, membutuhkan
makanan untuk dapat bermetabolisme dan untuk dapat
melakukan pembelahan sel, dan tumbuh secara optimal
dilingkungan yang menyediakan kebutuhan-kebutuhannya.
Secara kimiawi,
 Bakteri terbentuk oleh unsur-unsur polisakarida, protein,
lipid, asam nukleat dan peptidoglikan, yang keseluruhannya
harus dibentuk untuk mencapai pertumbuhan yang baik.
Kebutuhan Nutrisi
Oksigen dan Hidrogen
 Oksigen dan Hidrogen didapat dari air; dengan demikian air
sangat diperlukan untuk pertumbuhan bakteri. Kadar oksigen
yang tepat sangat dibutuhkan untuk keseimbangan pertumbuhan.
 Pertumbuhan bakteri aerob misalnya, sangat ditentukan oleh
ketersediaan Oksigen, sementara Oksigen dengan kadar rendah
dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang anaerob
Karbon
Karbon diperoleh bakteri dengan dua cara yaitu :
 Bakteri autotroph, bakteri yang hidup bebas dan tidak bersifat
parasite, menggunakan Karbondioksida sebagai sumber karbon-nya
 Bakteri heterotroph, yang merupakan bakteri parasite,
menggunakan substansi organic kompleks, seperti sukrosa sebagai
sumber karbondiokasida dan sumber energinya.
Ion-ion Anorganik.
 Nitrogen, Sulfur, Fosfat, Magnesium, Kalium dan sejumlah trace
elemen diperlukan untuk pertumbuhan bakteri

Nutrien Organik
 Nutrien organik sangat diperlukan dalam jumlah yang berbeda-
beda, tergantung spesies bakteri.
 Karbohidrat digunakan sebagai sumber energy dan sebagai bahan
awal untuk proses biosintesis beberapa substansi.
 Asam amino sangat penting untuk pertumbuhan beberapa bakteri
 Vitamin, purin dan Pyrimidin dalam jumlah sedikit diperlukan
untuk pertumbuhan bakteri
Reproduksi Bakteri
 Bakteri melakukan reproduksi melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, dimana sel induk membelah menjadi dua sel
dan seterusnya
 Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan bakteri mengikuti
pertumbuhan logaritme, yaitu satu bakteri akan menghasilkan 16
bakteri dalam 4 generasi
 Rata-rata waktu pembelahan bakteri bisa sangat bervariasi
(misalnya: 20 menit untuk Eschericia coli, 24 jam untuk
Mycobacterium tuberculosis), makin pendek waktu pembelahan,
makin cepat laju multiplikasinya. Faktor lain
 yang mempengaruhi waktu pembelahan antara lain: jumlah
nutrient, suhu dan pH lingkungan.
Siklus Pertumbuhan Bakteri
 Siklus pertumbuhan bakteri mengalami 4 fase yaitu :
1. Fase Lag: dapat berlangsung selama 5 menit sampai beberapa jam
karena bakteri tidak akan segera membelah diri tetapi mengalami
periode adaptasi, dengan sejumlah aktivitas metabolic
2. Fase Log (Logaritme, eksponensial): pada saat ini terjadi
pembelahan sel yang amat cepat, yang ditentukan oleh kondisi
lingkungan.
3. Fase Stasioner : fase ini dialami ketika jumlah nutrisi menurun
dengan cepat atau terbentuknya produk-produk racun yang
dapat menyebabkan pertumbuhan melambat hingga jumlah sel
baru yang dihasilkan seimbang dengan jumlah sel yang mati.
Pada saat ini bakteri mencapai kepadatan sel maksimal.
4. Fase Penurunan atau Fase kematian : yang ditandai dengan
menurunnya jumlah bakteri hidup.
Regulasi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh nutrisi di
lingkungannya. Meskipun demikian, kondisi-kondisi intrasel dan
ekstraselnya dapat memodifikasi laju pertumbuhannya.
Faktor-faktor intraseluler meliputi :
 Produk akhir yang menghambat tumbuh : enzim pertama pada
jalur metabolic dihambat oleh produk akhir dari jalur tersebut
 Penekanan oleh katabolit : sintesa enzim dihambat oleh
produk-produk katabolit
Faktor-faktor ekstrasel yang memodifikasi pertumbuhan bakteri
adalah :
1. Suhu: suhu optimal dibutuhkan untuk kerja enzim bakteri yang
efektif, meskipun bakteri dapat tumbuh pada rentang suhu yang
sangat lebar.
Berdasarkan kemampuan tumbuh pada suhu lingkungan, bakteri
dapat diklasifikasikan sebagai :
 Bakteri Mesofil, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik pada suhu
25 º – 40 º C. Termasuk dalam golongan ini adalah bakteri-
bakteri yang penting secara medis (yang tumbuh baik pada
temperatur badan)
 Bakteri Thermofil, bakteri yang dapat tumbuh baik pada suhu 55 º
– 80 º C (Thermus aquaticus misalnya, tumbuh pada daerah
bersuhu tinggi, dan enzimnya seperti Taq-polimerase, adalah enzim
yang tahan panas).
 Bakteri Psikrofil, yang tumbuh pada suhu dibawah 20 º C

2. pH :konsentrasi ion Hidrogen pada lingkungannya seharusnya


antara pH 7,2-7,4 ( misalnya pH fisiologis) untuk pertumbuhan
bakteri yang optimal. Meskipun demikian, beberapa bakteri (
misalnya Lactobacillus sp) dapat mempengaruhi lingkungan
ekologisnya, misalnya menyebabkan proses karies gigi dimana pH
dapat diturunkan sampai 5,0.
Media pertumbuhan bakteri
 Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh
suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada
media tersebut
 Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak
jenisnya dan dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan
bentuk, komposisi/susunannya
1) Media Padat
2) Media semi padat
3) Media cair
Media yang sering digunakan secara
umum dalam mikrobiologi
Lactose broth
 digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya
(pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri.
 Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
 Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba
yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi
laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan
kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
koloninya tidak berwarna.
Nutrient Agar
 Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak
beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji air biasa, uji air
limbah, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni.
Plate Count Agar (PCA)
 Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis
mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein
enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B
kompleks.
Potato Dextrose Agar (PDA)
digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi ragi dan
kapang. dll
FLORA NORMAL
 Flora normal : kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat.
 Umumnya dari jenis bakteri.
 Dapat menyebabkan penyakit bila ditempatkan pada tempat
yang tidak semestinya atau ada faktor predisposisi
Interaksi Host - Bakteri
DITENTUKAN OLEH KESEIMBANGAN

VIRULENSI BAKTERI

DAYA TAHAN TUBUH


Interaksi Host dan Mikroba
 Sehari-hari kita:
 menelan ribuan mikroorganisme pada makanan yang kita makan
 menghirup ratusan ribu mikroorganisme di udara yang kita hirup
 memiliki mikroorganisme menempel pada kita kemanapun kita pergi
 Sebagian besar tidak memiliki efek buruk pada kita
 Kita dilindungi secara “bersahabat" oleh flora residen
(menetap) yang ditemukan di seluruh tubuh kita
 Interaksi ini disebut simbiosis, yang berarti hidup bersama
 Mutualisme
 Komensalisme
 Parasitisme (
Mutualisme
 Kedua belah pihak mendapat keuntungan
 E. coli mensintesis vitamin K dalam usus
 Dengan imbal balik usus besar memberikan nutrisi yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya

E. coli
Komensalisme

 Salah satu diuntungkan dan yang lain tidak berpengaruh


terhadap hubungan tipe ini
 Banyak mikroorganisme sebagai flora normal seperti pada mata,
telinga, dan genitalia eksterna
Parasitisme
 Satu organisme mendapat keuntungan
dengan mengorbankan pihak lainnya
 Semua yang patogen adalah parasit ( merugikan)
 flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi
tertentu.
ex:
-Streptococcus viridans dapat menyebabkan penyakit :Subacute
bacterial endocarditis.
-Bacteroides sp yang normal terdapat di kolon dapat
menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma.
Asal Mula Mikrobiota Manusia
 Sampai waktu akan dilahirkan, janin tidak mengandung
mikroorganisme.
 janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme
ketika lewat sepanjang saluran lahir melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan
 Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan
yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme
tertentu.
Berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya
dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
I. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/ indigenous)
 yaitu mikroorganisme tertentu yang biasanya ditemukan
pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu.
 Keberadaan nya selalu tetap, jika ada perubahan akan
kembali seperti semula. ---merupakan organisme komensal.
 Ada yang bersifat mutualisme.: mendapatkan makanan dari
sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan
tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora
normal
2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
 mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang
berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun
waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
 Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak
tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak
menimbulkan penyakit .
 Flora sementara biasanya sedikit.
 Jika flora residen berubah, maka mikroba ini akan
melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
 Flora yang menetap diselaput lendir dan kulit dapat
mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen ( bacterial
interference) dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri
melalui :
1. kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel
penjamu,
2. kompetisi untuk zat makanan,
3. penghambatan oleh produk metabolik atau racun,
4. penghambatan oleh zat antibiotik atau
bakteriosin (bacteriocins).
 Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh
manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya
kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan
telinga.
 Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
Mikroflora normal pada
kulit,hidung,telinga,konjungtiva
 Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu
bersaing dengan mikroflora normal yang ada untuk
mendapatkan tempat kolonisasi serta nutrien untuk tumbuh
dan berkembang.
 ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan
terletak pada stratum korneum ( laipisan terluar epidermis
yg terutama terdidiri dari sel mati yg tdk memiliki inti).
 Jumlah mikroorganisme kulit dapat berkurang dengan
desinfektan, namun flora secara cepat muncul kembali dari
kelenjar sebasea dan keringat
 Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada
kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai
tempat-tempat tertentu seperti katup jantung buatan
dan sendi prostetik (sendi buatan).
 Staphylococcus aureus, dapat berkolonisasi transien di kulit,
tapi dapat menetap pada rongga hidung ( nasopharyng)
 Oropharyng dihuni sejumlah besar S. aureus dan S.
epidermidis dan Strep α-hemolitik ( Streptococcus viridans).
 Flora liang telinga luar = flora kulit
 Liang telinga tengah dan dalam biasanya steril
 Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan
oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Intestinal flora
 usus besar mengandung populasi mikroba yang terbanyak.
Diperkirakan jumlah mikroorganisme di dalam spesimen
tinja adalah ± 1012-13 organisme per gram
 meliputi bakteri anaerob : Bacteroides sp, Clostridium sp
dan Lactobacillus. Dan anerob fakultatif ( E.coli)
Flora normal usus
Flora normal Tr Genito urinarius
 Pada orang sehat, ginjal, ureter dan kandung kemih bebas dari
mikroorganisme, namun bakteri pada umumnya dijumpai pada
uretra bagian bawah pria maupun wanita.
 Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin
merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada
kulit dan uretra.
 Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai
penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam
urine melebihi 105 sel/ml.
 Pria yang tidak di sirkumsisi sering dijumpai kuman Mycobacterium
smegmatis
 Vagina: Lactobacillus sp dan bakteri Doderlaein
 Penghuni utama vagina dewasa adalah lactobacilus yang toleran
terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium
vagina, dan menghasilkan asam.
 Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebabkan oleh kegiatan
indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig
ataupun setelah menopause .
 pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Normal Vaginal Gram Stain

77
Natural Flora Location:
Log10 cfu/gm or cm2
NORMAL FLORA: Mouth & Upper Respiratory Tract

Enterobacteriaceae:
(E.coli, Proteus vulgaris, Klebsiella
pneumoniae, Enterobacter
cloacae, Serratia marcescens)
Bacteroides fragilis, etc
Clostridium perfringens, etc
Fusobacterium species
Peptostreptococcus species
Enterococcus species

Gastrointestinal Tract
NORMAL FLORA: Mouth & Upper Respiratory Tract

Streptococcus salivarius
Streptococcus mitis
Staphylococcus epidermidis
Haemophilus species
Moraxella species
Peptostreptococcus species
Fusobacterium species
Eikenella corrodens
Sterile Body Sites
Central Nervous
system (CNS)

Internal Abdominal
Cavity & all Lungs
internal organs

Bladder
NORMAL FLORA: Mouth & Upper Respiratory Tract

Lactobacillus species
Prevotella species
Peptostreptococcus anaerobius
Porphyromonas melaninogenicus
Yeast (e.g. Candida species)
Gastrointestinal Tract

Genital Tract Bacterial vaginosus:


imbalance in vaginal microbiome
NORMAL FLORA: Mouth & Upper Respiratory Tract

Skin Staphylococcus epidermidis


Diphtheroids: Corynebacterium species
Micrococcus species
Propionibacterium species

Gastrointestinal Tract

Genital Tract

Anda mungkin juga menyukai