Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MODEL DNA GIZI DAN

BIOMOLEKULER

OLEH :

TRISA HALIMATUSYADIA LAMUDJIDI

K021211085

KELOMPOK 7 (Tujuh)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikun Model DNA Gizi dan Biomolekuler. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan dan teladan hidup kita, Nabi
Besar Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga, para sahabat
serta pengikut beliau.
Tak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan penulis ilmu dan pengetahuan sehingga penulis dapat mengerjakan
laporan praktikum ini dengan baik. Kepada asisten dosen, teman-teman, serta
semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada
laporan praktikum ini, baik materi ataupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga bisa menyelesaikan dengan baik.
Penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan laporan-laporan praktikum penulis yang selanjutnya.

Makassar, 10 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 2

D. Manfaat Praktikum ....................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4

A. Deoxyribonucleic acid (DNA) ..................................................................... 4

B. Struktur DNA ............................................................................................... 5

C. Replikasi DNA ............................................................................................. 7

BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 10

A. Peserta Praktikum ...................................................................................... 10

B. Tempat dan Waktu Praktikum ................................................................... 10

C. Alat dan Bahan ........................................................................................... 10

D. Prosedur Kerja............................................................................................ 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 14

A. Hasil ........................................................................................................... 14

B. Pembahasan ................................................................................................ 14

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 16

A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

B. Saran........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Model replikasi DNA....................................................................9


Gambar 3. 1 Pelubang kertas............................................................................. 10
Gambar 3. 2 Pisau ............................................................................................... 10
Gambar 3. 3 Penggaris ....................................................................................... 11
Gambar 3. 4 Pulpen ............................................................................................ 11
Gambar 3. 5 Gunting .......................................................................................... 11
Gambar 3. 6 Sedotan (Merah, Hijua, Biru, Kuning) ....................................... 11
Gambar 3. 7 Double tip ...................................................................................... 11
Gambar 3. 8 Gabus ............................................................................................. 12
Gambar 3. 9 Kertas Foam .................................................................................. 12
Gambar 3. 10 Clay .............................................................................................. 12
Gambar 3. 11 Tusuk sate .................................................................................... 12
Gambar 4. 1 Gambar hasil model DNA……………………………………….14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan bagian dari substansi pangan dan bagian dari
substansi tubuh manusia. Sementara pangan dan manusia adalah bagian
kecil dari alam semesta. Istilah gizi atau nutrition, berasal dari bahasa latin
"nutr" yang berarti "to nurture", yaitu memberi makan dengan baik.
Sebutan nutrition mulai dikenal di Inggris pada awal abad ke-19;
sebelumnya, istilah yang digunakan adalah "diet". Istilah nutrition mulai
populer di Inggris setelah publikasi berjudul Nutriology di London pada
tahun 1812. Dalam tulisan tersebut diungkap pentingnya makan aneka
ragam makanan dari hewani dan nabati termasuk buah dan sayur untuk
hidup sehat. Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab, yaitu
"ghiza" yang dalam dialek Mesir dibaca ghizi, artinya makanan yang
menyehatkan. Dalam kamus Poerwo Darminto yang terbit tahun 1950 dan
kamus Echols dan Shadily yang diterbitkan oleh Cornell University tahun
1961, kata gizi digunakan sebagai terjemahan bahasa Inggris nutritive
element atau nutrient (Hardiansyah & Supariasa, 2017).
Biologi molekuler merupakans alah satu bidang inovasi ilmiah dan
teknis yang paling cepat berkembang, dan memiliki efek mendalam
pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari (Suryanti dkk, 2019). Biologi
Molekuler adalah ilmu yang mempelajari sel maupunorganel yang ada di
dalam sel serta fungsinya sampai ke aras molekul penyusunnya.
Biologi molekuler adalah ilmu multidisiplin karena mencakup biologi
sel, biokimia, dan genetika (Wasdili dkk, 2020). Biologi Molekuler
adalah satu cabang biologi yang mengkaji tentang bidang molekuler (Bare
& Sari, 2021).
Gizi Molekuler merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang
interaksi antara zat gizi dan berbagai molekuler intraseluler dan
ekstraseluler. Cabang ilmu ini merupakan salah satu bidang yang
berkembang pesat dalm ilmu gizi. penelitian gizi molekuler mampu

1
mengungkapkan bagaimana gizi dapat mempengaruhi proses fundamental
seperti apoptosis, perbaikan DNA, serta proliferasi sel. Gizi molekuler
muncul sebagai bidang baru dalam ilmu zat gizi bersamaan dengaan
kemajuan dunia biologi molekuler yang dengaan lebih nyata mampu
menjelaskan respons organisne terhadap zat gizi pada tingkat molekuler,
diantaranya ekspresi gen, sinyal tranduksi dan juga modifikasi protein.
Interaksi antara gen dengan zat gizi adalah paradigma interaksi antara
genom dan lingkungan. Setiap proses zat gizi dalam sel bergantung pada
interaksi sejumlah besar protein yang dikodekan oleh molekul mRNA
yang diekspresikan dalam gen tertentu. Perubahan tingkat mRNA dan
pada gilirannya tingkat protein yang sesuai (meskipun kedua variabel tidak
selalu berhubungan secara paralel) adalah parameter penting dalam
mengendalikan aliran zat gizi atau metabolit melalui jalur biokimia. Jadi,
gizi molekuler membantu menjawab pertanyaan mendasar tentang
hubungan keterkaitan antara diet dengan kesehatan atau penyakit yang
diakibatkan pada tingkat paling mendasar, yaitu molekuler (Widyanto dkk,
2021).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan DNA?
2. Apa fungsi DNA?
3. Bagaimana struktur DNA?
4. Bagaimana cara membuat replika DNA?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui apa itu DNA.
2. Untuk mengetahui apa fungsi DNA.
3. Untuk mengetahui bagaimana struktur DNA.
4. Untuk mengetahui cara membuat replika DNA.

2
D. Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat mengetahui apa itu DNA.
2. Praktikan dapat mengetahui apa fungsi DNA.
3. Praktikan dapat mengetahui bagaimana struktur DNA.
4. Praktikan dapat mengetahui cara membuat replika DNA.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deoxyribonucleic acid (DNA)
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan polinukleotida untai
ganda yang memiliki karakteristik komponen penyusun antara lain
gula deoksiribosa, gugus fosfat dan basa nitrogen (adenin, guanin,
timin dan sitosin). Untai DNA tersusun dari rangkaian nukleotida yang
terhubung melalui ikatan fosfodiester yang terbentuk diantara gula
pentosa dan gugus fosfat. Sedangkan, untai ganda DNA terhubung
melalui ikatan hidrogen yang terbentuk diantara pasangan basa
nitrogen. Pasangan basa nitrogen pada DNA meliputi adenin dan timin
(dua ikatan hidrogen) serta guanin dan sitosin (tiga ikatan hidrogen).
Satu putaran lengkap untai DNA terdiri dari sepuluh bp (base pairs /
pasangan basa) sepanjang 34Å atau setara dengan 3,4 nm (Nur’aini
dkk, 2019). DNA adalah substansi genetik yang disusun oleh ribose
DNA tidak terlibat dalam pewarisan sifat manusia, yang terlibat
hanyalah protein (Suhermiati, 2015). Untai ganda DNA, memiliki
orientasi antiparalel yaitu terdiri dari untaiujung 5’ ke ujung 3’ (5’→
3’) dan untai ujung 3’ ke ujung 5’ (3’→ 5) yang berpasangan (Nur’aini
dkk, 2019).
Sejarah riset DNA diawali oleh Friedrich Miescher, seorang
biologis dari Swiss, pada tahun 1868 melakukan studi kimia yang
pertama kali terhadap inti sel. Pada studi tersebut inti sel didapat dari
sampel nanah dari pembalut luka pascabedah. Miescher mendeteksi
substansi ber-fosfat pada sampel tersebut, kemudian diberi nama
nuklein. Disimpulkan bahwa nuklein tersusun atas bagian asam yang
hari ini dikenal dengan nama DNA, dan bagian berbasis protein yang
sekarang dikenal sebagai protein histon, yakni kelompok protein yang
berperan dalam pengemasan DNA. Selanjutnya, Miescher menemukan
substansi yang sama dalam kepala sperma salmon. Walaupun ketika
itu berhasil dipisahkan fraksi asam nukleat serta dipelajari

4
karakteristiknya, namun struktur kovalen DNA belum dapat diungkap
sampai akhir 1940-an (Baktir, 2017). Tahun 2016 menandai ulang
tahun ke-63 dari karakterisasi DNA bersejarah oleh James Watson dan
Francis Crick, melalui sebuah artikel di jurnal Nature tanggal 25 April
1953, yang mengungkap struktur DNA (Watson dan Crick, 1953).
Penemuan tersebut adalah puncak dari satu dekade penelitian intensif
sebelumnya oleh Oswald T. Avery, Colin MacLeod, dan demonstrasi
Maclyn McCarty yang membuktikan bahwa DNA sebagai molekul
pembawa sifat, bukan protein seperti yang diduga sebelumnya.
DNA diibaratkan sebagai otak yang dapat mengatur segala proses
di dalam tubuh. Selain itu, DNA juga memiliki peran penting dalam
pewarisan sifat. Fungsi utama DNA adalah membawa materi genetik
dari satu generasi ke generasi berikutnya. DNA juga berperan sebagai
senyawa polinukleotida yang membawa sifat-sifat keturunan yang khas
pada kromosom (Rosana, 2019). DNA sebagai pembawa informasi
genetik yang dimiliki semua makhluk hidup ini terdapat di dalam sel
khusunya di dalam inti sel. DNA dapat diperoleh dari suatu makhluk
hidup dengan suatu proses ekstraksi, sehingga memudahkan untuk
mengidentifikasi DNA yang disebut proses isolasi DNA (Langga dkk,
2012). Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan
DNA dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prisnsip
utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis),
ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa
dan protein, serta pemurnian DNA (Harahap, 2017).
B. Struktur DNA
DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas
polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap,
membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan. Setiap
nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu; (1) gula 5 karbon (2
deoksiribosa), (2) basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu
adenin (Adenin = A) dan guanin (guanini = G), serta golongan

5
pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T), dan (3)
gugus fosfat Basa pada molekul DNA membawa informasi genetik,
sedangkan gula dan gugus fosfat mempunyai peranan struktural. Gula
dalam deoksiribonukleotida merupakan deoksiribosa. Awalan deoksi
menunjukkan bahwa gula ini kekurangan satu atom oksigen yang ada
pada ribosa, senyawa induknya. Basa nitrogen merupakan derivat
purin dan pirimidin. Purin dalam DNA adalah adenin (A) dan Guanin
(G), serta pirimidinnya adalah timin (T) dan sitosin (C). Sebuah
nukleosida terdiri dari basa dan purin atau pirimidin yang berikatan
dengan gula. Keempat unit nukletida dalam DNA disebut
deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksitimidin, dan deoksitidin. Dalam
sebuah deoksiribonukleosida, N-9 dalam purin atau N-1 dalam
pirimidin terikat pada C-1 deoksiribosa (Rosana & Sumardi, 2019).
Tulang punggung DNA, yang bersifat tetap di sepanjang molekul,
terdiri dari deoksiribosa yang berikatan dengan gugus-gugus fosfat.
Khususnya 3'-hidroksil pada bagian gula sebuah deoksiribonukleotida
disambungkan pada 5’-hidroksil gula yang berdekatan melalui
jembatan fosfodiester. Bagian yang bervariasi pada DNA adalah urutan
keempat macam basa (A, G, C dan T). Unit-unit nukleotida tersebut
dinamakan dioksidenilat, deoksiguanilat, deoksisitidilat, dan
deoksitimidilat. Watson & Crick melakukan analisis gambaran difraksi
sinar-X serat-serat DNA yang dibuat oleh Rosalind Franklin dan
Maurice Wilkins dan menetapkan satu model struktural yang pada
dasarnya terbukti benar. Ciri-ciri penting model DNA mereka adalah:
1. Dua rantai heliks polinukleotida melingkar mengelilingi satu
sumbu. Kedua rantai memiliki arah yang berlawanan.
2. Basa purin dan pirimidin terdapat di bagian dalam heliks,
sedangkan unit-unit fosfat dan deoksiribosa terdapat di bagian luar.
Bidang-bidang basa tegak lurus terhadap sumbu heliks. Bidang-
bidang gula hampir tegak lurus terhadap bidang basa.

6
3. Diameter heliks adalah 20 A. Jarak antara basa yang bersebelahan
ialah 3,4 A pada poros heliks dengan sudut rotasi sebesar 36°.
dengan demikian, putaran heliks berulang setelah 10 residu pada
setiap rantai, yaitu pada interval 3,4 A.
4. Kedua rantai saling berhubungan melalui ikatan hidrogen antara
pasangan-pasangan basa. Adenin selalu berpasangan dengan timin;
guanin selalu berpasangan dengan sitosin.
5. Urutan basa sepanjang rantai polinukleotida tidak dibatasi dengan
cara apapun. Urutan yang tepat basa-basa itu mengandung
informasi genetik (Rosana & Sumardi, 2019).
Aspek yang paling penting pada DNA heliks ganda adalah
pasangan basa yang spesifik. Watson dan Crick menyimpulkan bahwa
adenin harus berpasangan dengan timin, dan guanin dengan sitosisn,
karena faktor-faktor sterik ikatan hidrogen. Atom-atom hidrogen
dalam basa purin dan pirimidin mempunyai posisi yang sudah
tertentu. Adenin tidak dapat berpasangan dengan sitosin karena akan
terdapat dua hidrogen di dekat salah satu tempat pengikatan dan tidak
ada hidrogen di tempat yang lainnya. Demikian pula guanin tidak
berpasangan dengan timin. Sebaliknya adenin membentuk dua ikatan
hidrogen dengan timin, sedangkan guanin membentuk tiga ikatan
hidrogen dengan sitosin. Daya tarik antara kedua pasangan basa paling
kuat pada orientasi dan jarak ikatan hidrogen ini (Rosana & Sumardi,
2019).
C. Replikasi DNA
Replikasi DNA adalah suatu proses perbanyakan bahan genetik
atau DNA. Sering juga disebut penggandaan DNA. Setiap mahluk
hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pada
prrinsipnya memperbanyak jumlah sel di dalam tubuh mahkluk hidup
tersebut. Setiap sel di perbanyak maka harus melalui proses
pembelahan sel yang di mulai dengan jalan menyalin dan
memperbanyak bahan genetik atau DNA. Tujuan repikasi DNA ini

7
adalah untuk menyimpan informasi genetik dan membuat salinannya
yang akan di turunkan ke generasi berikutnya (Zulfarina & Mahadi,
2019).
Pada replikasi DNA, kedua untai heliks ganda membuka dan
berpisah sewaktu rantai baru disintesis. Setiap untai induk berperan
sebagai suatu cetakan untuk pembentukan untai komplemen baru. Jadi
replikasi DNA bersifat semikonservatif setiap molekul keturunan
menerima satu untai dari molekul DNA induknya. Replikasi DNA
merupakan proses yang kompleks dengan melibatkan banyak protein,
termasuk juga berbagai DNA polimerase. Prekursor yang diaktitkan
dalam sintesis DNA adalah empat deoksiribonukleosida 5'-trifosfat.
Untai baru disintesis dalam arah 5' → 3' oleh serangan nukleofilik
dengan ujung 3'-hidroksil untai primer pada atom fosfor paling dalam
dari deoksiribonukleosida trifosfat yang masuk. Yang paling penting
DNA polimerase mengkatalisis pembentukan ikatan fosfodiester hanya
jika basa pada nukleotida yang masuk merupakan komplemen dari
basa pada untai cetakan. Dengan kata lain, DNA polimerase
merupakan enzim yang diarahkan oleh cetakan (Rosana & Sumardi,
2019). Metode replikasi DNA dapat terjadi sebagai berikut:
1. Semi Konservatif
Pita double helix dari molekul DNA yang lama membuka dengan
perantaraan enzim helikase kemudian di samping pita yang lama
membentuk pita DNA baru. Ini sesuai dengan pendapat Watson
dan Crick didukung oleh Meselson dan Stahl.
2. Konservatif
Molekul DNA pita lama tetap tidak berubah, dimana double helix
tidak membuka, terbentuk melokul DNA yang terdiri dari dua pita
baru. Molekul DNA anak tidak mengandung bagian dari molekul
DNA induk.

8
3. Diversif
Molekul DNA pita lama putus menjadi beberapa bagian dan dari
potongan-potongan pita tersebut dibentuk DNA baru.

Gambar 2. 1 Metode replikasi DNA

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Peserta Praktikum
Adapun praktikan yang melakukan praktikum model DNA adalah
Caroline Kezia Phitoyo, Alifqa Nurul Azzahra, Aulia Mudmainna, Andi
Samiha Syam, Jihan Salsabila Balqis, Sri Mulyani Jubir, Isnawati Adib,
Nur Zakiyah Qhalby, Fitrah Maharani Juardi, Ismi Amalia dan Trisa
Halimatusyadia Lamudjidi.
B. Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum model DNA dilakukan di kediaman praktikan kec.
Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada hari Selasa, 29
November 2022 pukul 17.00 WITA.
C. Alat dan Bahan
a. Alat

Gambar 3. 1 Pelubang kertas Gambar 3. 2 Pisau

10
Gambar 3. 3 Penggaris Gambar 3. 4 Pulpen

Gambar 3. 5 Gunting

b. Bahan

Gambar 3. 6 Sedotan (Merah, Gambar 3. 7 Double tip


Hijua, Biru, Kuning)

11
Gambar 3. 8 Gabus Gambar 3. 9 Kertas Foam

Gambar 3. 10 Clay Gambar 3. 11 Tusuk sate

D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyusun konsep replika model DNA yang akan dibuat.
3. Menentukan warna asam amino yang diinginkan, sedotan biru untuk
menandakan sitosisn, sedotan kuning untuk adenin, sedotan hijau
untuk guanin, sedotan merah untuk timin, kertas foam hitam sebagai
heliks, dan clay kuning sebagai gula pentosa.
4. Dalam merangkai replikasi DNA, kami memotong sedotan hingga
menjadi setengah lalu direkatkan dengan selotip, sesuai dengan
pasangan warnanya.

12
5. Ketika sedotan tersebut sudah terangkai sesuai pasangan warnanya,
lubangi tengahnya dengan pelubang kertas agar dapat disambungkan
dengan penyangga replikasi DNA nantinya.
6. Setelah itu kami menggunting kertas foam seukuran penggaris yang
akan digunakan sebagai rantai heliks.
7. Untuk gula pentosa terbuat dari clay berwarna kuning yang dibentuk
bulat kecil.
8. Kami memilih 2 buah sedotan yang didalamnya diisi dengan tusuk
sate, kemudian kedua sedotan tersebut diselotip. Tujuannya agar
nantinya kedua sedotan tersebut sebagai penyangga replikasi DNA.
9. Setelah semuanya siap, sedotan yang sudah dirangkai dihubungkan
dengan penyangga melalui bagian tengah sedotan yang sudah
dilubangi
10. Kemudian hubungkan kertas foam yang sudah dilubangi dengan
sedotan yang sudah terpasang di penyangga replikasi DNA.
11. Terakhir, clay yang sudah dibentuk bulat dipasang ke ujung sedotan.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar berikut merupakan hasil dari praktikum model DNA yang
telah dilakukan oleh kelompok 7:

Gambar 4. 1 Gambar hasil model DNA

B. Pembahasan
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) adalah suatu susunan atau polimer
asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat di dalam
kromosom mahkluk hidup. DNA juga merupakan makro molekul yang
berperan sangat penting dalam mewarisi sifat-sifat morfologi, anatomi,
fisiologi maupun sifat (psikologi) dari individu suatu makhluk hidup.
Struktur DNA pertama kali di temukan oleh James Watson dan Francis
Crik pada tahun 1953 memanfaatkan gambar foto sinar-X yang dibuat oleh
Wilkins dan Rosalind Franklin. Mereka membuat model struktur DNA
dengan bentuk “untaian ganda” atau Double helix. Untaian ganda DNA
tersusun oleh dua rantai polinukleotida yang berpilin. Unit terkecil
pembentuk asam nukleat disebut “nukleotida”. Nukleotida ini terdiri dari
tiga unsur molekul sederhana:
1. Basa nitrogen yaitu merupakan senyawa organik heterosiklik dengan
dua atau lebih atom nitrogen pada cincin kerangkanya. Disebut basa

14
sebab pasangan elektron bebas pada atom nitrogen dapat bertindak
sebagai basa lewis.
2. Gula pentosa (gula beratom karbon lima). Pada DNA adalah
deoksiribosa.
3. Asam fosfat H-PO, seperti yang akan ditunjukkan, akan membentuk
ester dengan gugus – OH dari gula, sehingga antar nukleotida terjadi
ikatan (Zulfarina & Mahadi, 2019).
Kedua rantai tersebut memiliki arah yang berlawanan. Rantai pertama
mempunyai arah dari ujung 5’ – 3’ sedangkan rantai ke dua mempunyai
arah dari ujung 3’ – 5’. Ujung 5’ maksudnya ujung 5’-P (5 fosfat) dan
ujung 3’ yaitu 3’OH (3 Hidroksida). Kedua rantai tersebut berikatan
dengan hidrogen antara basa Adenin (A) dengan Timin (T) dan Guanin
(G) dengan Sitosin (S). Ikatan A-T diikat dengan dua hidrogen sedangkan
G-S dengan ikatan tiga hidrogen. Kandungan GS berkisar 60% sedangkan
AT berkisar 40% pada mahkluk hidup. Nukleotida dibentuk dengan
menkondensasikan basa nitrogen dengan gula pentosa. kerangka gula
deoksiribosa dan fosfat yang menyusun DNA terletak di bagian luar,
sedangkan basa purin dan pirimidin terletak di bagian dalam untaian.
Basa-basa purin dan pirimidin terletak pada yang sama dan tegak lurus
tehadap rantai untaian DNA. Diameter untaian DNA adalah 20À
(amstrong) dengan jarak antara pasangan basa adalah 3,4À. Setiap putaran
untaian memiliki 10 pasangan basa (Zulfarina & Mahadi, 2019).

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari praktikum model DNA yang telah dilakukan, didapatkan hasil
yaitu DNA merupakan molekul yang memuat seluruh instruksi genetik
yang dibutuhkan oleh semua organisme dalam seluruh siklus hidupnya.
Informasi genetik yang terdapat dalam DNA diturunkan oleh orang tua
atau induk ke generasi berikutnya melalui reproduksi. Struktur DNA
berbentuk double helix dengan komponen yaitu gula deoksiribosa, gugus
fosfat dan basa nitrogen. Informasi genetik dalam DNA didefinisikan oleh
urutan basis individu, yaitu pirimidin sitosin dan timin serta purin, guanin
dan adenine. Selanjutnya pada replikasi DNA yaitu proses penggandaan
rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan
sel. Prokariota bersambung melaksanakan replikasi DNA. Pada eukariota,
masa terjadinya replikasi DNA sangatlah diatur, yaitu pada fase S siklus
sel, sebelum mitosis atau meiosis I. Ada beberapa metode replikasi DNA
yang dapat terjadi yaitu konservatif, semikonservatif dan dispersive.
B. Saran
Sebaiknya laboratorium menyediakan fasilitas yang digunakan dalam
praktikum. Laboratorium yang digunakan praktikan sebaiknya mencakup
sarana dan prasarana laboratorium. Sebaiknya asisten memberikan
kejelasan dan informasi yang mutlak dalam aturan penulisan laporan agar
tidak menghambat proses pengerjaan laporan praktikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baktir, A. 2016. DNA Struktur dan Fungsi. Surabaya: Airlangga University Press
Bare, Y., & Sari, D. R. T. 2021. Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa (Lkm)
Berbasis Inkuiri Pada Materi Interaksi Molekuler. Jurnal program studi
pendidikan biologi 11(1)., p. 19-26
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/bioeduin/article/view/12077/5369
[diakses tanggal 06 November]
Harahap, A. S. 2017. Uji Kualitas Dan Kuantitas Dna Beberapa Populasi Pohon
Kapur Sumatera. Journal of animal science and agronomy panca budi
2(2)., p. 1-6
https://journal.pancabudi.ac.id/index.php/jasapadi/article/view/96/80
[diakses tanggal 5 desember]
Hardiansyah., & Dewa, N, S. 2016. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Langga, I. F., Restu, M., & Kuswinanti, T. 2012. Optimalisasi Suhu Dan Lama
Inkubasi Dalam Ekstraksi Dna Tanaman Bitti (Vitex Cofassus
Reinw)Serta Analisis Keragaman Genetik Dengan Teknik Rapd-Pcr.
Jurnal sains & teknologi 12(3)., p. 265-276
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/0b939e0181da0eccc16cd29267c1545a.
pdf [diakses tanggal 5 desember]
Nur’aini, S., Mukaromah, A. S., & Muhlisoh, S. 2019. Pengenalan
Deoxyribonucleic Acic (DNA) Dengan Marker-Based Augmented Reality.
Walisongo journal of information technology 1(2)., p. 91-100
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/jit/article/view/4531 [diakses
tanggal 5 desember]
Rosana, D., & Sumardi, Y. 2019. Biofisika. Tangerang Selatana: Penerbit
Universitas Terbuka

Suhermiati, I. 2015. Nalisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Pokok Sintesis


Protein Ditinjau Dari Hasil Belajar Biologi Siswa. Berkala ilmiah

17
pendidikan biologi 4(3)., p. 985-990
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu/article/view/13429/12328
[diakses tanggal 5 desember]
Suryanti, E., Fitriani, A., Redjeki, S., & Riandi. 2019. Identifikasi Kesulitan
Mahasiswa Dalam Pembelajaran Biologi Molekuler Berstrategi
Modified Free Inquiry. Perspektif pendidikan dan keguruan 10(2)., p. 37-
47 https://journal.uir.ac.id/index.php/Perspektif/article/view/3990/2070
[diakses tanggal 06 November]
Wasdili, F. A. Q., Romlah, S., & Novilla, A. 2020. Seminar nasional pengabdian
FipMAS (1)., P. 394-398 http://semadif.flipmas-
legowo.org/index.php/semadif/article/view/43/61 [diakses tanggal 06
November]
Zulfarina., & Mahadi, I. 2019. Buku Ajar Bioteknologi. Pekanbaru: UR Press

18

Anda mungkin juga menyukai