Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOTEKNOLOGI FARMASI

“ASAM NUKLEAT & PROTEIN”

DI SUSUN OLEH:
NAMA : RISHA AMANDA LABALO

NIM : D1B121172

KELAS : D/2021

DOSEN PENGAMPUH: Apt. Nasrawati Basir, M. Si.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari makalah ini adalah "Asam Nukleat dan Protein”

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen mata kuliah Bioteknologi Farmasi yang telah memberikan

tugas terhadap saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya juga masih jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang

baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan

kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya

harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak

lain yang berkepentingan pada umumnya.

Makassar, 14 Maret 2024

Risha Amanda Labalo


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................

C. Tujuan Masalah..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Perbedaan Antara Asam Nukleat dan Protein................................

B. Perbedaan Transkripsi dan Translasi..............................................

C. Perbedaan Transkripsi dan Translasi pada Prokariotik dan

Eukariotik............................................................................................

D. Penjabaran Transkripsi dan Translasi pada Biologi Molekuler. . .

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bioteknologi dapat dikatakan juga sebagai penggunaan atau pengubahan

sel-sel atau senyawa/molekul biologi untuk aplikasi khusus. Aspek dari

bioteknologi yang menangani proses-proses yang melibatkan mikroorganisme

disebut bioteknologi mikroba. Secara umum bioteknologi adalah cabang ilmu

yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan

lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses

produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi berasal dari kata

latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan), dan logos (ilmu).

Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip

ilmiah dan rekayasa terhadap hormon, proses biologis untuk meningkatkan

potensiorganisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan

manusia. Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan

rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya

bagi kepentingan manusia. (Rompegading, 2023)

Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada

biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti

biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,

matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu

terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi

barang dan jasa. (Rompegading, 2023)


Adapun secara ilmiah bioteknologi dapat didefinisikan sebagai

pendekatan ilmiah interdisiplin ilmu untuk mendayagunakan

mikroorganisme, tanaman, dan hewan dalam rangka menghasilkan produk

yang dapat berupa senyawa kimia. Bahkan dengan menghasilkan individu-

individu dengan peta genetika baru dengan sifat unggul. Sifat-sifat unggul

yang dimaksud adalah produktivitasnya tinggi, mampu hidup dalam kondisi

lingkungan yang ekstrem, dan tahan penyakit. Namun demikian,

berkembangnya bioteknologi harus diimbangi dengan pelindungan dan

pelestarian yang sesuai. (Rompegading, 2023)

Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai

berikut : (Rompegading, 2023)

1. "Bio" memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi:

organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel

tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen subselulernya (enzim).

2. "Tekno" memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu

segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk

rancang bangun suatu bioreaktor. Cakupan teknik di sini sangat luas

antara lain teknik industri dan kimia.

3. "Logi" memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang

mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika, dan sebagainya. Ditinjau

dari sudut pandang biologi (biosains), maka bioteknologi merupakan

penerapan (applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan

genetika. Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai


bidang (disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorang

pun yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi.

Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain

adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut: (Rompegading,

2023)

1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti: beras,

anggur, susu, dan sebagainya;

2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi: proses penguraian

atau penyusunan oleh agen hayati;

3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti: alkohol,

enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan antara Asam Nukleat dan Protein?

2. Apa perbedaan antara Transkripsi dan Translasi?

3. Apa yang membedakan Transkripsi dan Translasi pada Prokariotik dan

Eukariotik?

4. Jelaskan bagaimana Penjabaran Transkripsi dan Translasi pada Biologi

Molekuler!

C. Tujuan Masalah

1. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan antara Asam Nukleat dan

Protein

2. Mahasiswa mampu membedakan antara Transkripsi dan Translasi


3. Mahasiswa mampu membedakan Transkripsi dan Translasi pada

Prokariotik dan Eukariotik

4. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana Penjabaran Transkripsi dan

Translasi pada Biologi Molekuler


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbedaan antara Asam Nukleat dan Protein

1. Asam Nukleat

Asam nukleat adalah molekul polimer yang terbentuk dari tiga

komponen dasar, yaitu pentosa (gula dengan lima atom karbon), fosfat,

dan senyawa organik basa nitrogen. Jenis basa nitrogennya adalah purin

atau pirimidin, sedangkan komponen gulanya dapat mengalami dehidrasi

dan kehilangan gugus oksigen (deoksi), sehingga asam nukleat terdapat

dalam bentuk RNA (ribonukleat) dan DNA (deoksiribonukleat).

Kombinasi antara basa nitrogen adenin (adenine, A), timin (thymine, T),

guanin (guanine, G), dan sitosin (cytocine, C) dengan gugus gula dan

fosfat menghasilkan struktur asam nukleat. Keempat huruf (A-T-G-C) ini

merupakan alfabet dasar penyusun untai RNA dan DNA, yang kemudian

diturunkan menjadi protein dalam proses translasi. (Suhartono, dkk. 2022)

Asam nukleat bersama-sama dengan protein, lipid, dan karbohidrat

merupakan biomolekul penyusun kehidupan. Namun, berbeda dengan

ketiga biomolekul lain yang berfungsi secara langsung dalam fisiologi sel,

DNA berfungsi sebagai cetak biru dalam sistem sel hidup, yaitu

penyimpan dan pembawa informasi genetik. Beberapa RNA dapat

berfungsi langsung, yaitu sebagai katalisator yang disebut ribozim. Kedua

molekul ini digunakan oleh sel untuk tumbuh, berkembang biak, dan

menjalankan fungsi normal melalui proses penggandaan molekul yang


kemudian didistribusikan saat terjadi pembelahan sel. Setiap molekul

RNA dan DNA yang ada di dalam sel baru menjadi cetakan untuk

pembentukan protein yang mampu menyintesis biomolekul lain (lipid,

karbohidrat, pati, asam organik, dan asam lemak). (Suhartono, dkk. 2022)

2. Protein

Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang

utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia

Belanda, Geraldus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein

adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. (Sumbono, 2016)

Protein merupakan polimer yang panjang dari gabungan asam-asam

amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur

kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 55%, hidrogen 7%,

oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor.

(Sumbono, 2016)

Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam

amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino ini saling

berhubunghubungan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida

(CONH). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam

asam amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino. (Sumbono,

2016)

B. Perbedaan Transkripsi dan Translasi

Secara umum perbedaan antara Transkripsi dan Translasi adalah

Transkripsi merupakan proses perubahan DNA doble helix menjadi RNA


single helix yang nantinya di lanjutkan dengan proses translasi. Translasi

merupakan proses penerjemahan dari mRNA menjadi rantai asam amino yang

kemudian terjadi penyempurnaan struktur menjadi asam amino. (Mushlih,

2019)

Translasi merupakan proses penerjemahan mRNA menjadi rantai asam

amino. Organel yang bertugas untuk melakukan translasi adalah Ribosom.

Didalam proses translasi melibatkan banyak unit diantaranya tRNA, tRNA,

sub unit ribosom, protein protein yang membantu dari proses penempelan,

pemanjangan maupun pelepasan pada proses pembuatan rantai polipeptida.

(Mushlih, 2019)

C. Perbedaan Transkripsi dan Translasi Pada Prokariotik dan Eukariotik

1. Transkripsi

a. Transkripsi Pada Prokariotik

Pada bakteri, semua molekul RNA (mRNA, r RNA, dan t RNA)

disintesis oleh enzim yang sama, yaitu RNA polymerase. Holoenzim

RNA polymerase terdiri dari lima rantai polipeptida yang berbeda; β,

β’, α, ω, dan σ. Setiap gen yang akan ditranskripsi memiliki daerah

yang mengawalinya yang disebut promoter. Kompleks RNA

polymerase akan berikatan dengan promoter untuk memulai

transkripsi. Sub unit singma (σ) terlibat proses inisiasi, sub unit

tersebut mengenali dan berikatan dengan dua sekuen DNA yang

berbeda didaerah promoter: yang pertama pada 10 bp upstream, yang

disebut kotak Pribnow, dan yang kedua ke arah downsteam, sekuen


yang paling umum ditemui pada kotak Pribnow pada berbagai gen

adalah TTGACA. Rantai-rantai RNA biasanya dimulai oleh 5’

adenosine trifosfat (pppA), atau guanine trifosfat (pppG). Setelah

transkripsi dimulai, factor zigma melepaskan diri dari enzim inti dan

nantinya akan berasosiasi kembali dengan enzim inti yang sama

ataupun yang lain agar enzim itu bisa melekat ke promoter.

(Mushlih, 2019)

Saat pemanjangan molekul RNA, ribonuklease trifosfat dari

basa-basa A, U, G dan C berpasangan dengan basa-basa

komplementer pada untai sense DNA, kemudian digabungkan

dengan ikatan 3’-5’ fofodiester oleh RNA polymerase. Dengan

demikian, molekul RNA tumbuh dari ujung 5’-nya ke ujung 3’ (5’-

3’). Ulir ganda DNA membuka didepan DNA polymerase yang

bergerak maju untuk memaparkan semakin banyak bagian untai

sense guna memanjangkan rantai RNA. Setelah enzim tersebut telah

melalui suatu daerah tertentu, DNA di daerah itu kembali ke bentuk

ulir gandanya. (Mushlih, 2019)

RNA polymerase pada bakteri menghentikan transkripsi rantai

RNA pada sekuen DNA yang disebut dengan terminator, dan

melepaskan diri dari DNA. Agar bisa berfungsi secara benar,

sejumlah terminator memerlukan sebuah protein aksesoris yang

disebut dengan factor rho (ρ). Terminator-terminator tidak

tergantung ρ memiliki simetri diad dalam DNA ulir ganda, terpusat


kira-kira 15-20 nukletida sebelum ujung RNA. Transkrip RNA

bersimetri diad melipat balik untuk membentuk struktur “jepit

rambut” (hair pin), yaitu kira-kira diakhiri oleh urasil. Karena hybrid

RNA-DNA yang terdiri atas poliribo-U dan polideoksiribo-A

sangatlah tidak setabil, rantai RNA biasanya dilepaskan dengan

cepat dari dupleks DNA. Terminator tergantung protein ρ yang tidak

memiliki daerah poli A tersebut. Diduga apabila struktur hairpin

yang lemah sekalipun menyebabkan RNA polymerase berhenti

sejenak, membiarkan factor ρ melekat ke terminator dan

menyebabkan disasoiasi antara RNA dan RNA polymerase.

(Mushlih, 2019)

Pada bakteri, satu transkrip tunggal RNA seringkali

mengandung daerah-daerah pengkode bagi gen-gen ganda. Tipe

RNA tersebut disebut dengan polisistronik atau poligenik. Satu gen

tunggal dapat ditranskripsikan secara bersamaan oleh beberapa

molekul RNA polimerase, dan RNA yang dihasilkan akan terlepas

pada setiap polimerase, kejadian tersebut akan meningkatkan jumlah

mRNA yang ditranskripsi dari gen target, yang membantu sebuah sel

untuk memproduksi protein dalam jumlah yang besar. Pada bakteri,

transkripsi berlanjut melalui suatu sekuens terminator pada DNA,

terminator yang ditranskripsikan (suatu gen RNA) berfungsi sebagai

sinyal terminasi, menyebabkan polimerase melepaskan diri dari


DNA dan melepaskan transkrip, yang dapat digunakan langsung

sebagai mRNA. (Mushlih, 2019)

b. Transkripsi pada Eukariotik

Apabila gen-gen bakteri yang berkerabat seringkali

mengelompok dalam operon, sehingga menghasilkan mRNA

Polisistronik maka pada eucariota hanya memiliki mRNA

monosistronik dan gen-gennya tidak terkoordinasi menjadi

operonoperon. Banyak gen yang mengalami pengulangan dan

memiliki salinan yang identik (misalnya gen-gen rRNA dan tRNA)

mengelompok pada kromosom-kromosom yang spesifik. (Mushlih,

2019)

Transkripsi pada mikroorganisme eukariot mempunyai beberapa

perbedaan apabila dibandingkan dengan transkripsi pada bakteri.

Ada tiga jenis utama RNA polimerase yang berperan (pada bakteri

hanya satu), yaitu RNA polymerase II yang bertanggung jawab

terhadap sintesis mRNA, sedangkan RNA polimerase I dan III

masing-masing bertanggung jawab terhadap sintesis rRNA dan

tRNA. Sintesis dan pemprosesan rRNA terjadi dalam satu atau lebih

daerah-daerah terspesialisasi pada nukleolus. Daerah-daerah

promotor untuk pol I, terletak ke arah upstream dari start

transcription point. Inisiasi sintesis RNA sangatlah spesifik pada tiap

spesies. Satu atau lebih protein (protein tersebut sangat penting bagi
proses transkripsi) mengenali promotor-promotor hanya pada rDNA

pada spesies yang sama. (Mushlih, 2019)

RNA polimerase II (pol II) merupakan agregrat yang besar,

memiliki ukuran sekurang kurangnya 500.000 dalton dan memiliki

sekurang-kurangnya 10 atau lebih sub unit. Inisiasi RNA Polimerase

II di mulai pada suatu titik yang disebut sebagai promotor, berjalan

ke arah downstram 5’ → 3’, sedangkan rentangan DNA yang akan di

transkripsi disebut transcription unit, Ketika RNA polimerase

bergerak disepanjang DNA, enzim tersebut terus membuka puntiran

helix ganda, mengekspose sekitar 10-20 base DNA dalam satu

perpasangan dengan nukleotida RNA. RNA polimerase

menambahkan nukleotida ke ujung 3’ RNA yang sedang terbentuk

sambil terus menyusuri heliks ganda. Molekul RNA baru akan

melepaskan diri dari cetakan DNA-nya Setelah gelombang sintesis

RNA berlanjut dan heliks ganda DNA akan kembali, transkripsi

berlangsung 40 nukleotide/ detik pada eukariota. (Mushlih, 2019)

RNA pol II. Membutuhkan beberapa transcription factor untuk

mengenali promotor. Promotor ini berbeda dengan protein pada

bakteri. Tiga dari yang paling umum ditemui adalah TATA box

(terletak sekitar 30 pasangan basa upstream dari titik awal), GC dan

CAAT box (terletak antara 50 sampai 100 pasang basa upstream

situs start). Contoh yang sering ditemui adalah Transkripsi umum

Faktor TFIID memainkan peran penting dalam inisiasi transkripsi di


eucaryotes. Kompleks multiprotein berisi TATA-binding protein

(TBP). TBP telah memperlihatkan perlekatan pada DNA, sehingga

membuat DNA lebih mudah diakses oleh faktor transkripsi yang

lainnya. Berbagai faktor transkripsi umum lainnya, faktor promotor

spesifik, dan elemen promotor telah ditemukan dalam sel eukariot

yang berbeda. Setiap gen eukariotik tampaknya diatur secara

berbeda, dan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk

memahami sepenuhnya regulasi transkripsi gen eukariotik.

Penggabungan antara kompleks faktor transkripsi dan RNA

polymerase II yang terikat di promoter disebut kompleks inisiasi

transkripsi (transcription initiation complex). (Mushlih, 2019)

Mekanisme transkripsi pada eukariota berbeda dengan bakteri.

Pada eukariota, RNA polimerase II mentranskripsikan sekuen pada

DNA yang disebut poliadenilasi, yang mengkodekan suatu sinyal

poliadenilasi (AAUAA) pada pre-mRNA, kemudian pada suatu titik

sekitar 10-35 nukleotida yang mengarah ke downstream dari sinyal

poliadenilasi protein-protein berasosiasi dengan transkrip RNA yang

sedang tumbuh memotong bagian itu hingga terlepas dari

polimerase, dan pre-mRNA dilepaskan. Akan tetapi polimerase akan

terus mentranskripsikan DNA sebanyak ratusan nukleotida setelah

tempat pre-mRNA dilepaskan. (Mushlih, 2019)

Struktur gen pada eukarita mengandung ekson (sekuen yang

diekspresikan), yang akan ditemukan pada molekul mRNA dan akan


ditranslasikan menjadi protein, dan intron. Strukture yang di

transkripsi akan tetapi tidak di translasi. Intron akan di buang meri

mRNA yang prosesnya disebut RNA splising. Pengenalan titik

potong dilakukan oleh small nuclear ribonucleoprotein (snRNP),

yang terletak pada nukleus sel dan tersusun atas molekul-molekul

RNA dan protein, RNA didalamnya disebut small nucleus RNA

(snRNA), Dan memiliki panjang 60-300 nukleotide. Rangkaian ini

akan berasosiasi dengan protein besar lain sehingga membentuk

spliceosome yang ukurannya hampir setara dengan ribosom. snRNPs

mengenali dan mengikat simpangan antara ekson-intron. simpangan

antara ekson-intron mempunyi sekuen GU pada ujung intron dan

sekuen AG pada ujung 3’, sehingga dapat dipisahkan secara akurat.

(Mushlih, 2019)

Tidak seperti mRNA pada bakteri, eukariota terbentuk dari post-

transcriptional modification yang memiliki struktur DNA yang

sangat panjang yaitu sekitar 5.000-50.000 nukleotida, yang sering

disebut sebagai pre-mRNA. Pre-mRNA kemudian disintesis dengan

penambahan cap pada ujung 5’, biasanya merupakan bentukan 7-

methylguanosine, yang diletakkan pada gugus 5’-hydroxil dengan

penghubung triphosphate. Setelah proses sintesis selesai, premRNA

dimodifikasi dengan dengan penambahan ekor poly-A pada ujung ke

3’, yaitu sekitar 200 bp., dalam beberapa litarut penjumlahan

berkisat antara 50-250 nukleotida. Tudung 5’ dan ekor poli-A


memiliki beberapa fungsi penting. Pertama, keduanya tampak

memfasilitasi ekspor mRNA matang dari nukleous. Kedua,

membantu melindungi mRNA dari degradasi oleh enzim-enzim

hidrolitik. Ketiga, keduanya membantu ribosom untuk melekat ke

ujung 5’ mRNA setelah mRNA mencapai sitoplasma. Pada wilayah

upstream sebelum start codon menuju daerah 5’- cup dan dan daerah

downstream menuju ekor poly A merupakan daerah Unstranslated

region (UTR). UTR merupakan daerah yang tidak di translasi namun

memiliki fungsi lain, misalnya pengikatan ribosom. Pengurangan

struktur pre- mRNA menjadi mRNA dapat mengemas gen menjadi

jauh lebih pendek dari struktur asalnya. Sebagai contoh 27.000 pre-

mRNA menjadi 1200 mRNA saja (Mushlih, 2019)

Pada beberapa organisme, penyambungan RNA dapat terjadi

tanpa adanya protein atau bahkan molekul-molekul RNA tambahan.

RNA intron dapat berfungsi sebagai ribozim dan mengkatalisis

pemotongan dirinya sendiri, contohnya terjadi pada Tetrahymena,

penemuan ribozim membuat gagasan bahwa protein tidak selalu

manjadi katalis biologi. Beberapa alasan mengapa RNA ini dapat

berfungsi sebagai enzim, pertama, karena RNA merupakan untaian

tunggal. kedua, RNA mengandung gugus-gugus fungsional yang

mungkin berpartisipasi dalam katalisis, ketiga, kemampuan RNA

yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul asam nukleat lainnya

baik berupa RNA atau DNA. Adakalanya ekson tersplising pada


daerah ekson yang berbeda, akibatnya pada satu DNA template akan

dapat menghasilkan protein yang lebih dari satu, peristiwa semacam

ini sering disebut alternative RNA splicing. Kejadian ini juga

memperkuat dugaan adannya kemungkinan domain yang berbeda

pada pada satu jenis produk transkripsi, dan menjadi alasan mengapa

manusia memiliki struktur yang kompleks dari pada Drosophyla

padahal gen-gen yang dimiliki tidak sampai dua kali lebih banyak

(Mushlih, 2019)

RNA polimerase III bertanggung jawab tidak hanya atas sintesis

semua tRNA, melainkan juga RNA ribosomal 5S dan RNA kecil

lainnya yang panjangnya biasanya kurang dari 300 nukleotida.

Sekuen-sekuen dalam gen-gen tRNA di perlukan bagi transkripsi

bagi pol III. Daerah-daerah kontrol internal (terletak didalam gen itu

sendiri) juga mengarahkan terminasi transkripsi oleh pol III. Dengan

demikian daerah yang sama dapat berfungsi dalam biosintesis

(dalam gen) maupun struktural (dalam produk RNA). (Mushlih,

2019)
Gambar Perbedaan Transkripsi pada Prokariotik dan Eukariotik.

(Mushlih, 2019)

2. Translasi

Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada

molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu

polipeptida atau protein. RNA yang ditranslasi adalah mRNA, sedangkan

tRNA dan rRNA tidak ditranslasi. Molekul rRNA molekul penyusun

ribosom yaitu organel tempat berlangsungnya sintetis protein sedangkan

tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi

rantai polipeptida (Yuliana & Mochammad, 2019)

Proses translasi pada sel prokariotik dan sel eukariotik dapat

dijelaskan seperti berikut: (Yuliana & Mochammad, 2019)

a. Waktu dan Tempat

Pada sel prokariotik, proses translasi terjadi sebelum transkripsi

selesai sempurna. Sedangkan pada sel euka- riotik, proses translasi

terjadi setelah transkripsi selesai (tidak terjadi secara bersamaan).

b. Proses Inisiasi

Sel prokariotik, RNA polimerase menempel langsung pada DNA di

promoter tanpa ada ikatan dengan protein

D. Penjabaran Transkripsi dan Translasi pada Biologi Molekuler


Dalam biologi Molekuler terdapar 3 perbedaan umum antara Transkripsi

dan Translasi: (Yuwono, 2005)

1. Transkripsi terjadi didalam inti sel, Translasi terjadi didalam Sitoplasma

Transkripsi adalah proses mengubah kode genetik DNA ke dalam

kode RNA melalui pembelahan DNA di inti sel dan penggunaan RNA

Polimerase. Proses ini terjadi di inti sel dan melibatkan dua helai DNA

yang dimasukkan ke dalam enzim RNA Polimerase.

Di sisi lain, translasi juga terjadi di sitoplasma dengan mengubah

informasi RNA menjadi protein. Setelah RNA yang sudah diubah

dipindahkan ke sitoplasma, mencari ribosom sebagai enzim pembaca

yang mentransformasi informasi RNA menjadi protein.

Ribosom menggunakan kode genetik RNA yang berbeda. Protein

yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam sel untuk mengatur

proses metabolik setelah ribosom selesai membaca informasi.

2. Transkripsi menghasilkan Molekul RNA, sedangkan Translasi

menciptakan Molekul Protein

Transkripsi melibatkan pembentukan molekul RNA sebagai salinan

dari informasi genetik di DNA. Dalam proses ini, enzim DNA

polimerase membaca dan mereplikasi bagian-bagian tertentu dari DNA

untuk menciptakan RNA.

Translasi melibatkan pemanfaatan informasi genetik dalam mRNA

untuk membentuk rantai protein. Dalam proses ini, ribosom berperan


sebagai kompleks biologis yang menyatukan asam amino untuk

membentuk rantai protein.

Ribosom membaca informasi genetik dalam mRNA dan

memanfaatkannya untuk menentukan urutan asam amino. Setelah selesai,

ribosom menghasilkan rantai protein yang memiliki keunikan tersendiri.

3. Transkripsi melibatkan sintesis RNA, Translasi mengubah informasi

Genetik RNA

Transkripsi melibatkan sintesis RNA dari informasi genetik DNA,

diatur oleh enzim RNA polimerase. Enzim ini mengkopi kepingan-

kepingan DNA yang disebut inti, yang mengandung informasi genetik

tentang sifat dan karakteristik organisme. Setelah transkripsi, sel

menggunakan RNA yang dihasilkan untuk melakukan translasi.

Translasi mengubah informasi genetik dari RNA menjadi protein.

Proses ini diatur oleh enzim RNA polimerase, yang mengonversi

informasi genetik RNA menjadi rantai polipeptida yang disebut protein.

Protein ini mengatur karakteristik dan sifat organisme. Transkripsi

dan translasi bekerja bersama-sama untuk mengontrol ekspresi.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Transkripsi dan translasi adalah dua proses kunci dalam ekspresi genetik

yang terjadi dalam sel.

2. Transkripsi adalah proses di mana informasi genetik dalam molekul DNA

disalin menjadi molekul RNA.

3. Translasi adalah proses di mana molekul RNA diinterpretasikan menjadi

urutan asam amino yang membentuk protein.

4. Transkripsi terjadi di dalam inti sel, sementara translasi terjadi di ribosom

dalam sitoplasma.

5. RNA polimerase memainkan peran penting dalam transkripsi dengan

membaca dan mensintesis molekul RNA, sedangkan ribosom membaca

urutan nukleotida dalam mRNA dan menyusun asam amino menjadi

rantai polipeptida dalam translasi.

6. Proses transkripsi dan translasi memiliki peran yang vital dalam

pewarisan dan ekspresi sifat-sifat genetik.


7. Pemahaman yang mendalam tentang transkripsi dan translasi penting

dalam berbagai bidang seperti bioteknologi, kesehatan, dan ilmu hayati

secara umum.

Dengan demikian, transkripsi dan translasi adalah proses esensial dalam

penguraian dan implementasi informasi genetik yang menjadi dasar bagi

berbagai aspek kehidupan dan penelitian ilmiah.

B. Saran

Saran saya yaitu perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang

mekanisme dari translasi dan transkripsi termasuk pemahaman yang lebih

baik tentang proses inisiasi, elongasi, dan terminasi, serta pengaruhnya

terhadap sintesis protein.


DAFTAR PUSTAKA

Mushlih, Miftahul. 2019. Biologi Molekuler I “Aplikasi Dasar di Dunia

Kesehatan. Umsida Press: Sidoarjo

Rompegading, Andi Badli. 2023. Bioteknologi (Teori dan Praktik). Insan

Cendekia Mandiri: Solok

Suhartono, M. T., dkk. 2022. Biokimia Asam Nukleat. PT. Kanisius: Yogyakarta

Sumbono, Aung. 2016. Protein Seri Biokimia Pangan Dasar. Penerbit

Deepublish: Yogyakarta

Yuliana, Anna & Mochamad F. 2019. Teori Dasar dan Implementasi

Perkembangan Biologi Sel dan Molekuler. CV Jakad Media Publishing:

Surabaya

Yuwono, Tribowo. 2005. Biologi Molekuler. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai