PROPOSAL
Oleh :
IDE ROCKY
NIM. 1376610007
i
ii
PROPOSAL
Persaratan Skripsi
ii
iii
PROPOSAL
Skripsi
17 maret 2017
iii
iv
DAFTAR ISI
iv
v
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
2
3
sehingga ditemukan santri yang mengalami diare, sakit perut, penyakit kulit
(scabies), dan pusing-pusing (Anonim, 2016).
Dari permasalahan kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
wilayah English Camp peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kemudian
menginformasikan dan memberikan arahan kepada santri untuk melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di wilayah English Camp Pondok
Pesantren Al Qodiri Jember.
3
4
4
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
6
7
Kata tarbiyah adalah kata Rabba yang berarti mengasuh, mendidik dan
memelihara. Secara esensial kata al tarbiyah mengandung dua makna, yaitu (1)
merupakan proses transformasi sesuatu sampai pada batas kesempurnaan
(kedewasaan) dan dilakukan secara bertahap. (2) merupakan proses aktualisasi
yang dilakukan secara bertahap dan berencana sampai batas kesempurnan (
kedewasaan ). Ketiga kata al ta’bid lebih terfokus kepada upaya pembentukan
pribadi muslim yang berakhlak mulia (Rofa‟ah, 2016).
Dari definisi di atas jadi peneliti menyimpulkan bahwa Pendidikan adalah
proses transformasi sesuatu pada seseorang dengan bimbingan seorang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia.
7
8
A. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan (UU No. 20, 2013).
1. Pendidikan anak usia dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan)
yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
selama 3 tahun. Pendidikan dasar merupakan Program Wajib Belajar.
3. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan
dasar, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun waktu tempuh
pendidikan.
4. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan
spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
B. Jalur Pendidikan
Menurut Pasal 1 ayat 7 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, yang dimaksud dengan jalur pendidikan adalah wahana yang
dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses
pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Wahana ini menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah kendaraan, alat angkut, atau sarana untuk
8
9
mencapai tujuan. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa jalur pendidikan adalah
alat atau sarana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan untuk
mencapai tujuan pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri
(Abdul Wahab, 2012).
1. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi.
2. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta
pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak
terdapat di setiap masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar
dan sebagainya.
3. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan
bertanggung jawab.
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
2.3.2 Perilaku
A. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan
respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir,
berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan
batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan
interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan
perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi.
Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku ke dalam tiga domain yaitu
pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah
knowledge, attitude, practice (http://repository.usu.ac.id/, 2017).
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
Specific behavior by
Environment
individuals or by
(condition of Living)
organization
Health
24
25
25
26
26
27
bahwa pondok pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri dan pendapat kedua
menyatakan bahwa sistem pendidikan model pondok pesantren adalah asli
Indonesia.1 Pendapat kedua pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga
pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai plosok
tanah air telah banyak memberikan peran dalam membentuk manusia Indonesia
yang religius. Lembaga tersebut telah melahirkan banyak ke pemimpinan bangsa
Indonesia di masa lalu, kini dan agaknya juga di masa datang. Lulusan pesantren
telah memberikan partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa (Ilham Arif,
2015).
Peran pesantren di masa lalu kelihatannya paling menonjol dalam hal
menggerakkan, memimpin dan melakukan perjuangan dalam rangka mengusir
penjajah. Di masa sekarang juga amat jelas ketika pemerintah mensosialisasikan
programnya dengan melalui pemimpin-pemimpin pesantren. Pada masa-masa
mendatang agaknya peran pesantren amat besar misalnya, arus globalisasi dan
industrialisasi telah menimbulkan depresi dan bimbangannya pemikiran serta
suramnya prespektif masa depan maka pesantren amat dibutuhkan untuk
menyeimbangkan akal dan hati Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam
yang memiliki akar (Ilham Arif, 2015).
Lembaga pesantren mempunyai andil besar dalam pergerakan arus
perubahan sosial Indonesia. Keberhasilannya sebagai sebuah institusi pendidikan
Islam menegaskan diri sebagai entitas yang ikut mencerdaskan bangsa.
Keberhasilan pesantren yang telah banyak melahirkan tokoh-tokoh agama,
pejuang serta pemimpin masyarakat, merupakan bukti bahwa pesantren berperan
banyak dalam membangun Indonesia. Perkembangan pesantren dari pesantren
salaf (bandongan dan sorogan) sampai pesantren modern yang sangat pesat
hingga saat ini tidaklah lepas dari adanya sistem pendidikan yang jelas dan
kurikulum yang terencana dengan baik.( Kharis Fadillah, 2015).
Secara historis yang cukup kuat sehingga menduduki posisi relatif sentral
dalam dunia keilmuan. Dalam masyarakatnya Pesantren sebagai sub kultur lahir
dan berkembang seiring dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat global,
asketisme ( faham kesufian) yang digunakan pesantren sebagai pilihan ideal bagi
27
28
masyarakat yang dilanda krisis kehidupan sehingga pesantren sebagai unit budaya
yang terpisah dari perkembangan waktu, menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Peranan seperti ini yang dikatakan Abdurrahman Wahid : “Sebagai
ciri utama pesantren sebuah sub kultur” (Ilham Arif, 2015).
28
29
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
29
30
30
31
BAB 4
METODE PENELITIAN
31
32
Kerangka Kerja
Judul
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di wilayah English Camp putra Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember.
Populasi
Pengurus Daerah, Teacher, Kepala kamar dan santri di Wilayah English
Camp Pondok Pesantren Al Qodiri Jember yang berjumlah 64 orang
Sampling
Menggunakan Total Sampling
Sampel
Pengurus daerah, Teacher, Kepala kamar dan santri di Wilayah English Camp
Pondok Pesantren Al Qodiri Jember yang berjumlah 64 orang
Pengumpulan Data
Lembar Observasi , lember Kuesioner dan Lembar Observasi
Pengolahan Data
Editing, coding,Entery, Scoring, tabulasi
Analisa Data
Menggunakan korelasi Kendall’s Tau
Kesimpulan
H0 : diterima jika p value > α, dengan tingkat signifikan α = 0,05
H1 : diterima jika p value ≤ α, dengan tingkat signifikan α = 0,05
32
33
Tabel 4.1 Tabel strata sampel Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Wilayah English Camp Putra Pondok
Pesantren Al Qodiri
Pengurus
Tingkat Pendidikan Jumlah Teachers Santri
Daerah
Tingkat MTs 23 1 - 22
sederajat
Tingkat MA 37 8 4 25
sederajat
Tingkat Perguruan 4 2 2 -
tinggi
Total 64 11 6 47
4.2.2 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling merupakan cara – cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar sesuai dengan
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2013).
33
34
4.2.3 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian yang didapat melalui sampling (Nursalam, 2013).
34
35
35
36
36
37
Pada tabel di atas menunjukan bahwa jumlah butir soal yang valid sebanyak 49
soal.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,809 44
Data diatas menunjukan Cronbach's Alpha sebesar 0,809 lebih besar dari
taraf r tabel yaitu 0,444 artinya instrumen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) memiliki reliabilitas yang tinggi.
37
38
38
39
N
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor
o
1 Independen Pendidikan formal pada 1. pendidikan rendah Lembar Ordinal Tinggi =
Tingkat di wilayah English (tamat Sekolah Dasar Observasi tamat
Pendidikan Camp Putra Pondok sederajat), Madrasah
Pesantren Al-Qodiri 2. tingkat pendidikan Aliah (MA)
Jember yaitu tamat menengah (tamat sederajat
Sekolah Dasar (SD) Madrasah Tsanawiyah Sedang =
sederajat sebagai tingkat sederajat), tamat
pendidikan rendah, 3. Tingkat pendidikan Madrasah
tamat Madrasah tinggi (tamat Tsanawiyah
Tsanawiyah (MTs) Madrasah Aliah (MTs)
sederajat sebagai tingkat sederajat) sederajat
pendidikan sedang, dan Rendah =
tamat Madrasah Aliah tamat
(MA) sederajat sebagai Sekolah
tingkat pendidikan Dasar (SD)
tinggi. sederajat
2 Dependent Perilaku Hidup Bersih 1. Penggunaan air bersih Kuesioner Ordinal Jawaban
Perilaku dan Sehat (PHBS) di 2. Penggunaan pakaian dan Selalu = 4
Hidup tatanan pondok bersih Lembar Sering = 3
Bersih dan pesantren adalah 3. Kuku yang bersih dan Observasi Kadang-
Sehat sekumpulan perilaku pendek kadang = 2
kesehatan yang di 4. Penggunaan jamban Tidak
praktian seseorang yang bersih Pernah = 1
secara mandiri di 5. Menggunakan garam
berbagai tatanan Pondok beryodium Penilaian :
Pesantren untuk 6. Memeriksa kesehatan Baik = 76-
39
40
40
41
3. Informed Consent
Peneliti mengajukan surat persetujuan menjadi responden kepada
responden.
4. Responden menandatangani surat persetujuan menjadi responden.
5. Mengobservasi tingkat pendidikan responden.
6. Peneliti memiliki lembar kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
7. Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner dan
membantu apabila ada ketidak pahaman terhadap isi pertanyaan
8. Kuesioner yang sudah di isi kemudian dilakukan penghitungaan untuk
mengidentifikasi semua pertanyaan yang sudah dijawab
9. Memberikan lembar observasi kepada kepala kamar untuk membantu
mengobservasi responden (santri/anak kamar)
10. Memberikan lembar observasi kepada pengurus wilayah untuk
membantu mengobservasi responden (kepala kamar)
11. Peneliti mengobservasi responden (pengurus wilayah dan teacher)
12. Editing semua kuesioner yang telah diisi
(b) Klasifikasi dan jumlah petugas yang akan terlibat dalam proses
pengumpulan data.
Klasifikasi jumlah petugas dalam penelitian ini adalah 3 orang. Dengan 1
orang yang menjelaskan tujuan dan teknik pengerjaan kuesioner dan 2
orang lainnya sebagai fasilitator.
(c) Jadwal waktu pengumpulan data
Pengumpulan data akan dilakukan pada hari itu juga yaitu pada tanggal
maret 2017.
(d) Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian.
Oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Dalam proses
pengolahan data terdapat langkah – langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
1. Pemeriksaan data (editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
41
42
42
43
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, maka peneliti tidak perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, cuckup menuliskan kode.
3. Confidentialy
Menjelaskan masalah – masalah responden yang harus dirahasiakan dalam
penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil
penelitian.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
44
45
http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/9e98107ccae6fe5c98e66
d8a092dd481.pdf di akses pada tanggal 8 februari 2017
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38761/4/Chapter%20II.pdf di
akses pada tanggal 8 februari 2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia di akses pada tanggal 12
februari 2017
Ikhwanuddin dalam Andi, Muhammad Alwi dkk. Pengaruh PHBS dengan
Pengetahuan PHBS pada Remaja di Pondok Pesantren Ulil Albab Desa
Prian Kabupaten Lombok Timur. Jurnal.
http://stikesyarsimataram.ac.id/sys-
content/uploads/file/naskah%20jurnal%20pen%20phbs%20agst2014-
jan%202015.pdf di akses pada tanggal 2 januari 2017
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta
Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Cetakan Keempat Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta.
Jakarta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Selemba Medika.
Jakarta Selatan.
Pradono, Julianty dan Ning Sulistyowati, 2013. Hubungan Antara Tingkat
Pendidikan, Pengetahuan tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup
Sehat Dengan Status Kesehatan. Jurnal. Di terbitkan pada tahun 2013.
Badan Pusat Statistik. Jakarta Pusat
Rofa‟ah, 2016. Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam Perspektif Islam. Deeppublish. Yogyakarta.
45
46
Rinandanto, Anang. 2015. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Di Sd Negeri Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjasjurusan
Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta
Notoatmodjo, S dalam Ningsi dkk. 2017. Pengetahuan Dan Perilaku Kesehatan
Masyarakat Lindu Terkait Kejadian Schistosomiasis. Jurnal.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8e10d3b109f622b3404e5292f81e143b.
pdf - di akses pada tanggal 9 feb 2017
Santoso, Alexander Budi, 2012. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua
Dengan Minat Siswa Dalam Bermusik Di SmpN 5 Depok Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa Dan
Seni Universitas Negeri. Yogyakarta
Setyorini, yuyun. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan
Kader Tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ) Dengan
Kelengkapan Pengisian Form PHBS Di Puskesmas Sambi II Kabuaten
Boyolali. Jurnal. Tidak Di Terbitkan. Program Studi Kesehatan
Masyarakatfakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Simanungkalit, pratiwi. 2011. Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar
Kecamatan Pancurbatu. Jurnal. Tidak di terbitkan. Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Sriyono. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pemahaman Masyarakat
Tentang Ikan Berformalin Terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal di
terbitkan pada tahun 2015. No. 1979-276X. Fakultas Teknik, Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indraprasta PGRI. Jakarta.
Sriyono, 2015 Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pemahaman Masyarakat
Tentang Ikan Berformalin Terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal. ISSN:
1979-276X. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI
Jakarta
46
47
Tim Stikes Bhakti Al Qodiri. 2016. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir. Tidak
diterbitkan. STIKes Bhakti Al Qodiri. Jember
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf di
akses pada tanggal 12 Februari 2017
Umi, 2007. Riset Menejemen Sumber Daya Manusia. Pustaka Media
Wahab, Abdul. 2012. Pengertian & Contoh Pendidikan Formal, Nonformal dan
Informal. http://www.gurupantura.com/2015/05/pendidikan-formal-
nonformal-informal.html di akses pada tanggal 12 februari 2017
Wildad, Zahrul. 2014. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan
Kejadian Scabies Di Pesantren Darul Hikmah Al-Hasan Kecamatan
Tanggul Kabupaten Jember. Skripsi. Prodi S1 Keperawatan STIKES
Hafsyahawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
47