Disusun Oleh :
MEIDA RATNA YUNIAR
NIM. P17320314061
ABSTRAK
Kepercayaan diri adalah suatu bentuk keyakinan individu terhadap kemampuan
dirinya sendiri. Kepercayaan diri tidak hanya penting untuk remaja normal saja
tetapi juga sangat penting bagi remaja berkebutuhan khusus, salah satunya
adalah remaja tunarungu. Kepercayaan diri pada anak tunarungu adalah mereka
yang kehilangan pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya yang
menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional sehingga tidak
memiliki keyakinan dalam melakukan sesuatu secara mandiri. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai tingkat kepercayaan
diri anak tunarungu usia remaja (11-20 tahun) di SLB Kota Bogor. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kepercayaan diri remaja
tunarungu di SLB Kota Bogor. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Cara
pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Sampling dengan
menggunakan kuesioner skala Kepercayaan Diri dan jumlah responden
sebanyak 38 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan remaja tunarungu yang
memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi sebanyak 20 orang (53%) dan remaja
tunarungu dengan tingkat kepercayaan diri rendah sebanyak 18 orang (47%).
Rekomendasi untuk institusi SLB Kota Bogor yaitu memberikan bimbingan
konseling berupa pelatihan dengan menggunakan teknik Assertive Training
dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri remaja tunarungu.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Gambaran Tingkat Kepercayaan Diri Anak
Tunarungu Usia Remaja (11-20 tahun) di SLB Kota Bogor “. Karya Tulis Ilmiah
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti tidak lepas dari berbagai
hambatan dan kesulitan. Namun, atas bimbingan, arahan serta bantuan dari
berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih
1. Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya yang tak
3. Ibu Ningning Sri Ningsih, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing Karya Tulis
iv
v
4. Kepala Sekolah, guru – guru dan siswa – siswi SLB-B Tunas Kasih 2 dan
5. Ayah dan ibuku tercinta ( Bapak Suparman dan Ibu Yuyun Yuningsih )
yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus, serta doa yang
terbaik untuk saya yang tiada hentinya dan seluruh keluargaku ( Kakak
dan Adikku tercinta Taufik Yusuf dan Muhammad Rifky Rizaldy ) yang
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu
perawat.
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ .i
A. Latar Belakang...................................................................................... . 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ . 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. . 5
1. Tujuan Umum .................................................................................. . 5
2. Tujuan Khusus ................................................................................. . 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ . 6
1. Peneliti ............................................................................................. . 6
2. Institusi Program Studi Keperawatan Bogor ................................... . 6
3. Institusi Penelitian ( SLB )............................................................... . 6
vi
vii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Populasi siswa dan siswi usia Remaja di SLB Kota Bogor ........... 38
tunarungu........................................................................................ 54
diri .................................................................................................. 55
kelamin ........................................................................................... 59
Pendidikan ...................................................................................... 60
tunarungu ....................................................................................... 61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Wong ( 2009 ) masa remaja terdiri atas tiga subfase
yang jelas yaitu masa remaja awal ( usia 11 samapai 14 tahun ), masa
identitas meliputi peran, tujuan pribadi dan keunikan, ciri khas diri. Bila
1
2
diri /Body Image,Ideal diri, Harga diri, Peran diri, Identitas diri.
konsep diri negatif cenderung rendah diri atau tidak kepercayaan diri. Hal
ini tidak hanya dihadapi oleh remaja normal saja, tetapi dialami juga oleh
remaja tunarungu.
dalam hal interaksi sosial, hambatan yang dialami dikarenakan masalah yang
mereka sulit untuk belajar tentang kata dan suara sehingga sulit pula untuk
dilaksanakan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah anak penyandang
yang berusia lebih dari 10 tahun sebanyak 1,58 %, sedangkan untuk provinsi
lebih kuat untuk melakukan usaha, yakin atas kemampuan dan kesuksesannya
sendiri tanpa tergantung dengan orang lain sehingga akan merasa tenang
dalam melakukan tindakan, dapat dengan bebas melakukan hal – hal yang
disukai dan berani bertanggung jawab atas resiko dari perbuatannya serta
semua pihak yang terkait memiliki rasa kepercayaan diri yang sesuai
kebutuhan. Tidak terlalu percaya diri karena dapat melahirkan sikap arogan,
dan juga tidak rendah diri karena akan menghambat pencapaian tujuan.
8.33% atau sekitar2 orang memiliki tingkat kepecayaan diri rendah dan
bahwa jika mereka di rumah mereka tidak memiliki teman dan mereka merasa
tidak percaya diri atau malu untuk keluar rumah bermain dengan temannya
yang normal.
dengan judul “ Gambaran tingkat kepercayaan diri anak tunarungu usia remaja
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti membuat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Remaja berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah
saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis ( Widyastuti dkk, 2009 ).
Menurut Wong ( 2009 ), masa remaja merupakan suatu periode transisi antara
masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa kematangan
fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat pada anak laki- laki untuk
mempersiapkan diri menjadi laki – laki dewasa dan pada anak perempuan untuk
mempersiapkan diri menjadi wanita.
adalah masa peralihan dari masa kanak – kanan ke masa dewasa yang berlangsung
berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan
7
8
sorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis, karena memeberi
waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola
Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahn perilaku
dan sikap juga berkembang.Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja,
yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini
Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dana
apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan
pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
Stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dapat
harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Hal ini akan membuat
masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit, karena peran orang tua yang
antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak diantara keluarga.
9
dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum melihat apa
dan berusaha memveri kesan seseorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan
dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, mislanya
sekolah
sendiri
pergaulan
a. Pertumbuhan Remaja
remaja.
b. Perkembangan Remaja
1) Perkembangan Psokososial
Menurut Erikson ( 1963 ) dalam kylie dan carman ( 2015 ), selama masa
2) Perkembangan Kognitif
dari kerangka kerja berpikir konkret menjadi kerangka kerja berpikir abstrak.
formal mereka atau dalam beberapa kasus sangat taat terhadap praktik
bahasa yang benar dan jenis kata. Kosakata dan keterampilan komunikasi terus
hubungan remaja dengan orangtua, konsep diri dan citra tubuh, pentingnya
1. Definisi
karena mereka sulit untuk belajar tentang kata dan suara sehingga/ sulit pula untuk
( Suharmini, 2009 ).
2. Penyebab Tunarungu
pada keluarga, malformasi anatomis kepala atau leher berat badan lahir rendah,
a. Faktor genetis, keturunan dari salah satu atau kedua orangtua hingga generasi
campak jerman dan bisa juga karena keracunan darah / toxemia yang diderita
c. Faktor infeksi saat kelahiran bayi, misalnya karena tertular penyakit herpes
3. Klasifikasi Tunarungu
a. Prelingual
Oleh karena terjadi semenjak lahir biasnaya tunarungu jenis ini diikuti dengan
b. Postlingual
dengan normal karena masih sempat menddengar kata-kata dan suara lain di
sekitarnya.
ketulian 71-90 dB. Seseorang yang mengalami tunarungu taraf berat ini,
hanya dapat merespons bunyi-bunyi dalam jarak yang sangat dekat dan
diperkeras.
4. Karakteristik Tunarungu
a. Intelegensi, tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi, rata – rata dan
rendah.
b. Bahasa dan bicara, kemampuan anak tunarungu berbeda dengan anak normal
pada umumnya, karena kemampuan bahasa dan bicara erat kaitannya dengan
kemampuan mendengar.
c. Emosi dan sosial, egosentris yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan
takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain,
5. Perkembangan Tunarungu
dengan baik. Dengan demikian pada anak tunarungu tidak terjadi proses peniruan
suara setelah masa meraban, proses peniruannya terbatas pada peniruan visual.
menyebabkan anak tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan
ini sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu dapat
Emosi anak tunarungu selalu bergolak disatu pihak karena kemiskina bahasanya
dan pihak lain karena pengaruh dari liuar yang diterimanya. Anak tunarungu bila
ditegur oleh orang yang tidak dikenalnya akan tampak resah dan gelisah.
individu dengan kelompok, dengan keluarga, dan dengan masyarakat yang lebih
luas. Perlakuan yang kurang wajar dari anggota keluarga atau masyarakat dapat
menimbulkan hal yang negatif seperti tidak percaya diri, rendah diri dan
interaksinya.
memahami orang lain, yang membuat anak tunaurngu mempunyai emosi yang
Salah satu karakter anak tunarungu diantaranya memiliki sifat kurang percaya
diri. Padahal salah satu kunci suksesnya pembelajaran manakala semua pihak yang
terkait memiliki rasa kepercayaan diri yang sesuai kebutuhan. Tidak terlalu percaya
diri karena dapat melahirkan sikap arogan, dan juga tidak rendah diri karena akan
Khusus anak tunarungu, kurang percaya diri yang dimiliknya dapat disebabkan
benar. Keadaan ini kurang menguntungkan dalam pencapaian tujuan pendidikan bagi
anak tunarungu. Oleh karena itu, anak tunarungu perlu dibantu untuk menumbuhkan
rasa percaya diri agar eksistensi mereka bisa disejajarkan dengan anak normal,
umumnya.
1. Definisi
20
Percaya diri berarti merasa positif tentang apa yang dilakukan dan tidak
mengkhawatirkan apa yang tidak bisa dilakukan. Memiliki kemauan untuk
belajar, kepercayaan diri adalah pelumas yang memperlancar roda hubungan
antara diri kita dengan kemampuan yang dimiliki yaitu bakat, keahlian dan potensi
serta cara memanfaatkannya ( Perry, 2006 ).
kemampuan dirinya sendiri, mampu untuk berfikir positif sehingga menjadi lebih
kuat untuk melakukan usaha, yakin atas kemampuan dan kesuksesannya sendiri
oleh dirirnya, selalu berfikir positif, tidak tergantung pada orang lain dan mampu
berprestasi.
Kepercayaan diri tidak timbul begitu saja, ada beberapa faktor yang
a. Faktor Internal
1) Konsep Diri
kelompok.
2) Kondisi Fisik
Secara fisik remaja tunsrungu ditandai dengan cara berjalan yang kaku dan
3) Usia
berjalannya waktu. Pada masa remaja kepercayaan diri begitu rapuh, karena
pada masa itu suatu penolakan atau kegagalan akan dirasakan sebagai suatu
yang sangat menyakitkan karena fisik pada masa puber dan adanya kritik dari
4) Jenis Kelamin
Perubahan yang terjadi pada masa remaja baik dalam perubahan fisik dan
psikologis biasanya lebih berpengaruh pada remaja putri karena remaja putri
lebih cepat matang daripada remaja putra. walaupun pengaruh perubahan fisik
sama kuat atau bahkan lebih kuat pada remaja putra namun ia mempunyai
kesempatan yang lebih banyak untuk menyesuaikan diri dari pada remaja
putri.
5) Harga Diri
b. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
22
pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu
2) Lingkungan
berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang
tinggi.
3) Prestasi
Lauster (2006) menjelaskan bahwa rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang
percaya diri dan kepercayaan diri ini akan terbentuk melalui proses belajar di dalam
interaksi sosial dengan lingkungan. Secara garis besar terbentuknya rasa percaya diri
dengam orang lain yang ada di lingkungannya, keadaan seperti ini akan
kepribadian yang baik dibutuhkan dukungan positif dan peran aktif orang tua serta
masyarakat.
kepercayaan diri yang rendah. Dalam proses pemahaman kelebihan yang dimiliki
anak tunarungu tentunya peran guru, orang tua, teman sebaya dan masyarakat
anak tunarungu.
kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa
segala kelebihan yang ada pada dirinya. Pengalaman kurang menyenangkan yang
memiliki percaya diri yang tinggi akan memiliki sifat antara lain :
b. Kepercayaan Diri Rendah, pada sisi lain anak yang memiliki percaya diri yang
a. Mencari bakat pada anak atau kelebihan – kelebihan yang dimiliki oleh anak.
lain sebagainya.
yang digunakan oleh Utami ( 2009 ). Adapun aspek-aspek yang diukur dalam
b. Optimis
c. Bertanggung jawab
e. Obyektif
Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas reliabilitas dengan hasil uji
reliabilitas didapatkan nilai alpha 0,835 sehingga dapat dikatakan reliabel. Skala
pernyataan nomor 3, 12, 16 dan 19 dan pernyataan favorable yang terdapat pada
pernyataan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, dan 20.
Sangat Setuju (SS), skor 2 jika responden Setuju (S), skor 3 jika responden Tidak
Setuju (TS), dan skor 4 jika responden Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan
26
untuk pernyataan favorable skor 4 jika responden Sangat Setuju (SS), 3 jika
responden Setuju (S), 2 jika responden Tidak Setuju (TS), dan skor 1 jika
D. Kerangka Teori
1. Konsep Diri
2. Kondisi Fisik
3. Jenis Kelamin
4. Usia
5. Harga Diri Gambaran
Tingkat
Kepercayaan Diri
Anak Tunarungu
Faktor Eksternal Usia Remaja
yang
Mempengaruhi
Kepercayaan Diri :
1. Pendidikan
2. Lingkungan
3. Prestasi
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
dengan tunawicara karena mereka sulit untuk belajar tentang kata dan
suara sehingga sulit pula untuk mengeluarkan kata dan suara. Kehilangan
31
32
menutup diri dari lingkungan masyarakat. Hal ini juga dapat menurunkan
kepercayaan diri pada anak tunarungu usia remaja yang dapat dijadikan
berkebutuhan khusus.
Tabel 3.1
Definis Operasional
Kuesioner Mengisi
b. Jenis Identitas anak 1= Nominal
A kuesioner yang
kelamin sesuai kondisi Data berisikan data Perempuan
Demografi demografi
biologisnya 2 = Laki –
sejak lahir. laki
oleh responden
3. TS (Tidak
Setuju )
4. STS ( Sangat
Tidak Setuju)
Untuk
pernyataann
unfavorable
diberi skor :
1 = SS (Sangat
Setuju )
2 = S (Setuju)
3 = TS (Tidak
Setuju )
4 = STS
(Sangat Tidak
Setuju)
Sedangkan
untuk
pernyataan
favorabel diberi
skor :
4= SS ( Sangat
Setuju )
3 = S (Setuju)
2 = TS (Tidak
Setuju )
1 = STS
(Sangat Tidak
Setuju)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
spenelitian. Setelah itu dicari tingkat kepercayaan diri dengan analisa dan
perhitungan statistik.
1. Waktu Penelitian
36
37
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Penyelesaian
2017.
Tabel 4.1
Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Pembuatan Proposal 2 Maret – 1 April 2017
2. Sidang Proposal 7 April 2017
3. Pengumpulan dan Pengolahan 25 – 29 April 2017
Data
5. Pengumpulan KTI 3 Juli 2017
6. Sidang KTI 7 Juli 2017
38
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
anak SLB B Tunas Kasih 2 dan SLB B Sejahtera yang berusia remaja,
2. Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebagian siswa dan
a) Jumlah Sampel
Skema 4.1
n= N
1 + N (d2 )
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
d2 : Tingkat kepercayaan atau ketepatan ( 0,1 2 ) / 10%
n= N
1 + N ( d2 )
n= 51
1 + 51 ( 0,1 ) 2
n= 51
1 + 0,51
n= 51
1, 51
n = 33, 77dan dibulatkan menjadi 34
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel yang didapatkan adalah
subyek terpilih yang drop out, loss to follow up, atau subjek yang tidak
taat. Bila dari awal telah ditetapkan bahwa subyek tersebut tidak akan
sianalisis, maka perlu dikatakan koreksi terhadap besar sampel besar yang
berikut :
n’ = n
(1–f)
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
n’ = 34
( 1 – 0,1 )
n’ = 34
0,9
n’ = 37,77 dibulatkan menjadi 38
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
1) Siswa dan siswi dalam keadaan sakit atau sedang tidak hadir
( Arikunto, 2010 ).
masing sekolah. Maka untuk menentukan jumlah yang diambil sample dari
berikut :
n = ( populasi kelas / jumlah populasi keseluruhan ) x jumlah sampel yang ditentukan
Keterangan :
berikut :
lalu peneliti mengocok nomor berapa saja yang keluar maka nama
E. Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
yaitu :
a. Kuesioner A
disediakan.
b. Kuesioner B
nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, dan 20. Skor
45
untuk setuju (S), 3 untuk tidak setuju (TS), dan 4 untuk sangat tidak
tidak setuju (STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk setuju (S), dan
c. Alat Tulis
pengumpulan data.
d. Komputer
responden terkumpul
data primer. Data primer pada penelitian ini adalah data yang langsung
diambil oleh peneliti dari hasil survey siswa/i tunarungu usia remaja di
SLB B Tunas Kasih 2 dan SLB Sejahtera Kota Bogor yang memenuhi
F. Prosedur Penelitian
b. Setelah mendapat izin dari pihak SLB – B Tunas Kasih 2 dan SLB
G. Pengolahan Data
Setiadi, 2013 ). Pada bagian ini data yang telah terkumpul diolah dan
1. Editing
jawaban.
2. Coding
kategori.
jenis kelamin diberi kode “1” untuk laki-laki dan kode “2” untuk
48
17 tahun diberi kode “2”, usia 18 – 20 tahun diberi kode “3”. Kode
untuk pendidikan SDLB diberi kode “1”, SMPLB diberi kode “2” dan
diri rendah yaitu “1” dan untuk kepercayaan tinggi yaitu “2”.
3. Entri
Pada tahap ini peneliti memproses semua jawaban yang telah diberi
distribusi frekuensi.
4. Cleaning
di entry, apakah ada kesalahan atau tidak ( Setiadi, 2013). Pada tahap
ini, peneliti mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada
kesalahan atau tidak. Apabila semua data dari setiap sumber data atau
49
5. Penyimpanan Data
H. Analisa data
I. Interpretasi Data
0% : Tidak satupun
1 % - 25 % : Sebagian kecil
50% : Setengahnya
100% : Seluruhnya
BAB V
dan tingkat kepercayaan diri remaja tunarungu usia remaja ( 11-20 tahun) di
SLB-B Kota Bogor. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi.
SLB Sejahtera Kota Bogor terletak di Jalan Gunung Batu No. 101 Loji
Kabupaten Bogor dan sejak tanggal 9 Juni 1981 sampai sekarang dikelola oleh
Sejahtera berdiri pada tanggal 07 Februari tahun 1997. SLB Sejahtera Kota
Bogor dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Dra. Leni Kusmiati.
tunarungu.
SLB-B Tunas Kasih 2 terletak di jalan Abdullah bin Nuh NO.16 Yasmin
pada tanggal 18 Juli tahun 1998, dibawah yayasan Tunas Kasih. SLB-B Tunas
Kasih 2 di pimpin oleh Kepala Sekolah yaitu Dede Supratman, S.Pd. Kegiatan
51
52
24 remaja tunarungu.
B. Hasil Penelitian
usia remaja di SLB Kota Bogor. Hasil penelitian ini diinterpretasikan dengan
1. Karakteristik Responden
a) Usia
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak Tunarungu di
SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
( n=38 )
No. Usia Jumlah (f) Presentase
1 Remaja Awal ( 11-14 tahun ) 13 34%
2 Remaja Tengah ( 15-17 tahun ) 17 45%
3 Remaja Akhir ( 18-20 tahun ) 8 21%
Total 38 100%
Sumber : Data Primer 2017
responden (45%) .
53
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Tunarungu di SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
( n=38 )
No. Jenis Kelamin Jumlah (f) Presentase
1 Laki-laki 19 50%
2 Perempuan 19 50%
Total 38 100%
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.2, dapat diketahui bahwa dari 38 responden
yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang sama
19 responden ( 50% ).
c. Klasifikasi Tunarungu
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Klasifikasi Tunarungu
pada Anak Tunarungu di SLB – B Kota Bogor Tahun 2017
( n= 38 )
No. Klasifikasi Tunarungu Jumlah (f) Presentase
1. Tunarungu Ringan 2 9%
2. Tunarungu Sedang 22 58%
3. Tunarungu Berat 9 24%
4. Tunarungu Sangat Berat 5 13%
Total 38 100%
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan data pada tabel 5.3, dapat diketahui bahwa dari 38 responden
sedang yaitu 22 responden ( 58% ), dan hanya sebagian kecil responden yang
d. Pendidikan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Anak
Tunarungu di SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
( n=38 )
(40%).
55
2. Kepercayaan Diri
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepercayaan
Diri Anak Tunarungu di SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
( n=38 )
C. Pembahasan
gambaran tingkat kepercayaan diri anak tunarungu usia remaja (11-20 tahun)
di SLB Kota Bogor yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.
(53%). Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utami (2009)
6 responden (25%) memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi. Hal yang sama
sifat kurang percaya diri. Kurang percaya diri yang dimiliki oleh anak
dirinya memiliki kekurangan yang tidak dimiliki oleh orang lain secara umum
kepercayaan diri pada remaja tunarungu yaitu jenis kelamin, usia, dan
waktu. Pada usia remaja kepercayaan diri begitu rapuh, karena pada usia
tersebut suatu penolakan atau kegagalan akan dirasakan sebagai suatu yang
sangat menyakitkan karena fisik pada masa puber dan adanya kritik dari
merupakan remaja tengah (15-17 tahun) dan lebih dari setengahnya dari
merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang terbagi dalam 3
rentang usia yaitu remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir. Pada remaja
sendiri yang tentunya pada saat menjalani proses tersebut kepercayaan diri
yang terbentuk pada diri remaja menjadi semakin tinggi (Kusmiran, 2012).
tingkat kepercayaan diri dapat dilihat dari kematangan usia, masa remaja
merupakan masa yang masih rapuh, remaja dengan usia yang matang lebih
58
mampu untuk menerima suatu kegagalan dengan lebih baik daripada remaja
dengan usia yang belum matang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri Anak Tunarungu
Berdasarkan Usia di SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
Selain usia, kepercayaan diri juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Hasil
lanjut bahwa jenis kelamin terkait dengan peran yang akan dibawakan,
sehingga laki-laki cenderung merasa lebih percaya diri karena sejak awal
diri pada remaja perempuan cenderung rendah, hal ini karena perempuan
dianggap lemah dan banyak peraturan yang harus dipatuhi, sehingga memiliki
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri Anak Tunarungu
Berdasarkan Jenis Kelamin di SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
Hasil dari tabel tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu
memperhatikan situasi dari sudut kenyataan. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut :
60
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri Anak Tunarungu
Berdasarkan Pendidikan di SLB-B Kota Bogor Tahun 2017
Jumlah 18 20 38
Selain usia, jenis kelamin dan pendidikan, tingkat ketulian yang diderita oleh
dikemukakan oleh Suranto (2006), kurang pendengaran anak tuna rungu akan
menyebabkan timbulnya rasa rendah diri atau kurang percaya diri ketika
harus berhadapan dengan orang lain atau anggota masyarakat yang lain.
Semakin berat tunarungu yang diderita oleh seseorang maka akan semakin
lingkungan sekitarnya, selain itu hal tersebut juga dapat berdampak pada
kejiwaan anak itu sendiri seperti anak menjadi merasa rendah diri/tidak
percaya diri. Mengenai hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut :
61
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Diri Anak Tunarungu
Berdasarkan Klasifikasi Tunarungu di SLB-B Kota Bogor
Tahun 2017
sangat berat.
Namun, pada hasil tersebut terdapat hasil yang mencolok yaitu pada
diri tinggi yaitu sebanyak 4 responden (80%). Hal tersebut tidak sejalan
tingkat kepercayaan diri tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang
sebelumnya telah dibahas. Hal tersebut terbukti bahwa 3 dari 4 remaja dengan
tunarungu berat adalah remaja akhir yang saat ini merupakan siswa SMALB
berusia remaja tengah dan akhir yang tentunya pada usia tersebut remaja telah
matang yang membuat dirinya memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
sosial.
Peneliti berpendapat kepercayaan diri yang rendah terjadi karena selain usia
yang belum matang, jenis kelamin yang berbeda, dan pendidikan yang masih
kepercayaan diri dalam dirinya, yaitu paham akan diri sendiri, yakin dapat
bertindak sesuai dengan keadaan yang benar, dan terbuka dengan orang lain.
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang dijawab responden dalam kuesioner,
A. Simpulan
63
64
(61%).
B. Rekomendasi
bermanfaat bagi peneliti dan pembaca. Maka dari itu, peneliti mengajukan
berikut :
1. Peneliti Selanjutnya
kepercayaan diri.
Diharapkan data dari hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi bagi
Kylie dan Carman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Volume 1 Edisi
2. Jakarta : EGC
65
67
Sumiati. et,al. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta : TIM
Utami, Ratna Tri. (2009). Hubungan Antara Dukungan Orang Tua Dengan
Kepercayaan Diri Pada Remaja Tunarungu di SLB-B YPPALB Kota
Malang. (http://lib.unnes.ac.id/211/1/6165.pdf diakses pada tanggal 09
Maret, 2017 pukul 17.55 WIB )
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
NIM : P17320314061
No. HP : 085711974998
berpartisipasi dalam penelitian ini, akan menjadi responden untuk pengumpulan data.
Adapun data-data yang akan peneliti gali, yaitu : identitas responden dan hasil dari
kuesioner. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi
Peneliti berjanji akan menjunjung tinggi hak-hak responden dengan cara menjaga
kerahasiaan dari data yang diperoleh, baik dalam proses pengumpulan, pengolahan,
Peneliti
( )
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah diberi penjelasan tentang penelitian ini secara lisan dan tertulis, saya
mengerti tujuan dari penelitian ini untuk diketahuinya tingkat kepercayaan diri
anak tunarungu usia remaja ( 11 – 20 tahun ). Dengan ini sayayang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
No. Hp :
Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan, dan
kerahasiaan ini dijamin. Semua berkas yang mencantumkan identitas subyek
penelitian hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak
digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti saja yang tahu kerahasiaan data ini.
Demikian secarasukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Peneliti Responden
KUESIONER A
Petunjuk Pengisian :
Kode Responden :
Tanggal :
Nama Anak ( inisial ) :
A. Data Demografis
Berilah tanda checklist ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai jawaban
1. Berapa usia adik sekarang ?
11 tahun 16 tahun
12 tahun 17 tahun
13 tahun 18 tahun
14 tahun 19 tahun
15 tahun 20 tahun
3. Klasifikasi Tunarungu
Tunarungu Ringan
Tunarungu Sedang
Tunarungu Berat
Tunarungu Sangat Berat
Lampiran 4
KUESIONER B
Dalam mengisi pertanyaan dalam kuesioner ini, responden hanya memilih satu jawaban
yang dianggap sesuai dengan pernyataan yang ada. Pilihlah jawaban dengan cara mengisi
Keterangan :
No Klasifikasi Pendidikan
Nama Usia Jenis Kelamin
Responden Tunarungu responden
1 An. Nit 16 2 2 SMP
2 An. M 15 1 2 SMP
3 An. U 14 1 2 SMP
4 An. R 16 2 2 SMP
5 An. Mu 17 1 2 SMP
6 An. Ra 14 1 2 SMP
7 An. S 15 2 2 SMP
8 An. MS 15 1 2 SMP
9 An. A 18 1 3 SMA
10 An. O 19 1 3 SMA
11 An. E 14 2 1 SD
12 An. B 15 2 2 SD
13 An. N 13 2 2 SD
14 An. J 11 1 2 SD
15 An. Az 12 2 2 SD
16 An. Au 12 2 2 SD
17 An. Ri 15 1 3 SMP
18 An. D 16 1 4 SMP
19 An. Sa 19 1 4 SMA
20 An. MA 17 1 4 SMA
21 An. St 17 1 4 SMA
22 An. Mi 13 1 3 SMP
23 An. Be 16 1 2 SMA
24 An. MR 15 1 3 SMP
25 An. Ay 18 2 3 SMA
26 An. Riz 15 1 3 SMP
27 An. Sar 18 2 3 SMA
28 An. Ran 18 2 3 SMA
29 An. T 20 2 2 SD
30 An. V 12 2 2 SD
31 An. Ad 17 2 2 SD
32 An. MF 16 1 4 SMP
33 An. F 16 2 2 SMP
34 An. MAr 12 1 1 SD
35 An. P 12 2 2 SD
36 An. Na 11 2 2 SD
37 An. K 13 2 2 SD
38 An. Nan 19 2 2 SMA
GAMBARAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI REMAJA ANAK TUNARUNGU USIA REMAJA (11-20 TAHUN)
No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 SKOR KETERANGAN
1 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
2 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 63 Kepercayaan Diri Rendah
5 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
6 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 60 Kepercayaan Diri Rendah
7 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 65 Kepercayaan Diri Tinggi
8 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
9 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 72 Kepercayaan Diri Tinggi
10 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 73 Kepercayaan Diri Tinggi
11 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 2 2 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
12 3 4 1 4 2 3 3 4 4 3 2 1 3 4 1 2 4 2 1 4 55 Kepercayaan Diri Rendah
13 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 2 3 2 2 4 2 1 4 58 Kepercayaan Diri Rendah
14 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 2 63 Kepercayaan Diri Rendah
15 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 2 4 4 3 2 4 3 1 4 60 Kepercayaan Diri Rendah
16 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 2 1 4 63 Kepercayaan Diri Rendah
17 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 1 2 4 3 2 2 3 1 2 55 Kepercayaan Diri Rendah
18 4 3 1 2 4 3 4 4 4 3 2 1 3 4 4 2 1 4 2 3 58 Kepercayaan Diri Rendah
19 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 65 Kepercayaan Diri Tinggi
20 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 67 Kepercayaan Diri Tinggi
21 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 67 Kepercayaan Diri Tinggi
22 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 67 Kepercayaan Diri Tinggi
23 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 65 Kepercayaan Diri Tinggi
24 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 64 Kepercayaan Diri Tinggi
25 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 62 Kepercayaan Diri Rendah
26 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 58 Kepercayaan Diri Rendah
27 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 72 Kepercayaan Diri Tinggi
28 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 61 Kepercayaan Diri Rendah
29 4 3 3 1 3 3 3 3 2 1 4 2 2 3 1 2 4 2 4 3 53 Kepercayaan Diri Rendah
30 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 70 Kepercayaan Diri Tinggi
31 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 69 Kepercayaan Diri Tinggi
32 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 70 Kepercayaan Diri Tinggi
33 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 63 Kepercayaan Diri Rendah
34 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 52 Kepercayaan Diri Rendah
35 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 53 Kepercayaan Diri Rendah
36 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 52 Kepercayaan Diri Rendah
37 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 55 Kepercayaan Diri Rendah
38 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 Kepercayaan Diri Tinggi
Mean= 62.58
Median= 64