Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM FISIOLOGI HEWAN

LAPORAN KE- VII


SISTEM INDERA KETERKAITAN
INDERA PEMBAU DAN PENGECAP

NAMA : ARDIANSYAH PUTRA


NPM : 208700001
Fakultas Sains Dan Teknologi
Progam Studi Biologi
Universitas Medan Area
Medan
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Denyut

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui pentingnya pengaruh bau terhadap kesan pengecapan

C. METODE

Kegiatan dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Selasa, 07 Desember 2021

Waktu : Pukul. 13.00-15.00 wib

Tempat : Online/Daring

BAB II
DASAR TEORI

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Setiap waktu manusia pasti tidak pernah
berhenti untuk bergerak, ketika tidur sajapun jantung masih tetap berdenyut, memompa darah
keseluruh tubuh untuk selalu menyalurkan nutrisi. Aktivitas tiap orang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Tiap orang mempunyai intensitas bergerak/beraktivitas sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya masing-masing (Gayuh 2014: 1).
Aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi
darah, sirkulasi dalam periode waktu tertentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milliliter
per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milliliter per detik atau setiap
satuan aliran lainnya. Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam
keadaan istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung karena
merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya (Slamet 2000:
135).
Tekanan Sistolik adalah tekanan darah yang terukur saat jantung berdetak atau
memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan Tekanan Diastolik adalah tekanan darah yang
terukur saat jantung istirahat diantara diastolik. Auskultasi, adalah sebuah istilah kedokteran, di
mana seorang dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien. Biasanya jantung, paru, dan
usus dapat diauskultasi untuk mendapatkan informasi fungsinya. Palpasi ialah metode
pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau letak sesuatu (dari bagian tubuh
di mana penguji ialah praktisi kesehatan) dengan cara meraba dan menekan
(Pratiwi 2007: 45).
Kecepatan aliran darah yang melewati sebagian besar jaringan dikendalikan oleh respon
dari kebutuhan jaringan terhadap zat makanan. Jantung dan sirkulasi selanjutnya dikendalikan
untuk memenuhi curah jantung dan tekanan arteri yang sesuai agar aliran darah yang mengalir di
jaringan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan (Mila 2014: 2).
Fungsi kapiler adalah untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormone, dan
bahan-bahan lainnya antara darah dan cairan interstisal. Untuk dapat melakukan peran ini,
dinding kapiler bersifat sangat tipis dan memiliki banyak pori-pori kapiler yang kecil, yang
permeable terhadap air dan zat bermolekul kecil lainnya. Venula mengumpulkam darah dari
kapiler dan secara bertahap bergabung menjadi vena yang semakin besar (Pratiwi 2007: 46).
Setiap orang bisa mengukur denyut jantungnya sendiri tanpa perlu menggunakan
stetoskop. Untuk mengukur denyut jantung di rumah bisa dengan cara memeriksa denyut nadi.
Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga jari pada sisi leher.
Saat merasakan denyut nadi, lihatlah jam untuk menghitung jumlah denyut selama 15 detik.
Hasil yang didapatkan dikalikan empat, maka didapatkan jumlah denyut jantung Anda per menit
(Gayuh 2014: 2).
Vena dalam tubuh dibagi dua yaitu yang dibawah kulit (super ficial) dan vena dalam
(profunda), vena profunda terletak diantara otot dan organ dalam, sedangkan vena super fisialis
ada didekat permukaan kulit. Tenaga untuk mendorong darah yang berada di vena berasal dari :
tekanan hidrostatik dari jantung yang masih tersisa, tekanan yang berasal dari otot yan
berkontraksi karena sebagian vena berada diantara otot dan daya hisap rongga toraks saat
inspirasi, serta daya hisap jantung saat sistol (Judha 2011: 90).
Perubahan denyut nadi sering dipakai sebagai dasar untuk physical fitness test, dimana
perubahan-perubahan yang sedikit atau tanpa perubahan menunjukkan baiknya pengaturan
sistem sirkulasi, sedang penurunan atau peningkatan yang mencolok merupakan pertanda
buruknya penyesuaian sistemini, misalnya pada olahragawan tidak terjadi peningkatan yang
signifikan pada denyut jantung (Slamet 2000: 135).
Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan
waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolah raga). Variasi dalam
detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. Denyut jantung
seseorang juga dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik dapat
meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya berlebihan dapat menimbulkan
bahaya (Judha 2011: 89).
Untuk mendapatkan nilai denyut jantung maksimal dilakukan dengan cara mengurangi
angka 220 dengan usia. Misal usianya 40 tahun, maka jumlah maksimalnya adalah 180 bpm.
Dengan melakukan tes sederhana tersebut, seseorang bisa mengetahui apakah denyut jantunya
normal atau tidak. Hal ini juga berguna sebagai diagnosis awal (Mila 2014: 1).
BAB III

PROSEDUR KERJA

A. ALAT DAN BAHAN


 Cutter
 Kertas labal
 Piring
 Garpu
B. BAHAN
 Pepaya
 Jeruk
 Belimbing
 Salak
C. LANGKAH KERJA
 Langkah Kerja Pertama

a. Tutup mata praktikan/probandus dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.


b. Lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue.
c. Berikan sekerat bahan uji kepada praktikum dan diminta untuk merasakanya dan
kemudian menebaknya, catat hasilnya
d. Lanjutkan dengan bahan uji ke 2, ke 3 dan ke 4. Catat hasilnya.
 Langkah Kerja Kedua
a. Tutup mata praktikan/probandus dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan.
b. Lidah dibersihkan dengan tisu atau berkumur dengan air putih
c. Berikan sekerat bahan uji kepada praktikum dan diminta untuk merasakanya dan
kemudian menebaknya, catat hasilnya
d. Lanjutkan dengan bahan uji ke 2, ke 3 dan ke 4. Catat hasilnya.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Kepekan kerja indera pembau dan pengecap


Nama
sampel Mata ditutup Mata dan hidung ditutup
buah Ulangan Ulangan
1 2 3 1 2 3
Pepaya √ √ √ √ √ √
Jeruk √ √ √ √ √ √
Belimbin √ √ √ √ √ √
g
Salak √ √ √ √ √ √
Pembahasan

Secara fungsional antara indera pembau dan indera pengecap memiliki keterkaitan yang

erat dimana keduanya merupakan sistem penginderaan kimia (chemoreseptor). Proses yang

kompleks dari membau dan mengecap dimulai ketika molekul-molekul dilepaskan oleh substansi

disekitar kita yang menstimulus sel saraf khusus dihidung, mulut, dan tenggorokan. Sel-sel ini

menalurkan pesan ke otak dimana bau dan rasa khusus diidentifikasi. bekerjanya indera pembau

dan indera pengecap tergantung pada reseptor yang biasanya distimulasi oleh zat

kimia(chemoreseptor) selain sistem yang sama-sama diaktifkan oleh rangsang kimia.

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, ketidakmampuan praktikan pertama dalam

menebak buah yang diujikan baik dalam kondisi mata dan hidung terbuka ataupun tertutup dapat

disebabkan oleh beberapa hal, diantarana adalah buah yang digunakan sudah terlalu lama

dibiarkan pada ruang terbuka sehingga zat kimia yang terlarut dalam buah tersebut berkurang,

akibatnya indera pengecap pada praktikan susah dimendeteksi rasa pada buah tersebut.

Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam

rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. keadaan ini

akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut

terganggu, sehingga uap makann dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan

makanan seakan-akan kehilangan rasanya.

Pengaruh bau sangat menentukan terhadap kesan pengecapan. jika rangsang bau

dihalangi dengan menutup mata dan ke dua lubang hidung, maka tiga zat makanan yang berbeda

akan mempunai rasa yang hampir sama. ini dikarenakan tidak tersampaikannya rangsangan bau

ke reseptor olfaktori ketika hidung tertutup.hal lain yang menunjukkan hubungan diantara
keduanya adalah bahwa indera peniuman merupakan reseptor awal sebelum indera pengecap

memutuskan untuk menerima atau tidak menerima suatu makanan, sehingga dengan hidung

terbuka praktikan dapat lebih pekat merasakan stimulus yang diberikan. “Sense” berupa kimia,

mekanisme hemosensor yang lain memberikan kontribusi terhadap indera pembau dan pengecap.

Dalam sistem ini, ribuan saraf bebas bermuara diatas permukaan dari mata, hidung, mulut, dan

tenggorongan untuk mengidentifikasi sensasi seperti sengatan amonia, dinginnya menthol.

Sehingga antara indera pembau dan pengecap memiliki keterkaitan yang erat, terutama dalam

menanggapi stimulus berupa zat kimia. indera pembau dapat menerima rangsangan zat kimianya

yang terlarut dalam udara, sedangkan indera pengecap menerima rangsangan zat kimia yang

terlarut dalam air ataupun zat pelarut lainna.

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Indra pembau dan indra pengecap mempunyai hubungan yang sangat kuat, mereka

saling berkaitan dan saling membutuhkan. Jika hidung dihambat proses penciumannya, maka

otomatis indra pengecap (lidah) pun juga tidak dapat merasakan apa rasa dari bahan makanan

yang dirasakan tersebut. Jika kita dalam keadaan sehat, kita bisa jelas merasakan rasa manis,

asam, asin, maupun pahit pada lidah kita. Namun, jika dalam keadaan sakit dan hidung tersumbat

atau pilek, maka makanan yang kita rasakan akan terasa hambar.
DAFTAR PUSTAKA
http://riichaacha.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktikkum-faal-pembauan.html? m=1

http://fajaradhi99.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-indera-pengecap-danpembau.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai