Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM STRUKTUR

PERKEMBANGAN TUMBUHAN
JARINGAN PENGANGKUT
LAPORAN KE-5

NAMA : ARDIANSYAH PUTRA


NPM : 208700001

Fakultas Sains Dan Teknologi


Program Studi Biologi
Universitas Medan Area
Medan
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Berdasarkan tahap perkembangannya jaringan penyusun tubuh tumbuhan
dapat dibedakanmenjadi beberapa macam, diantaranya adalah jaringan
pengangkut.Tumbuh-tumbuhan memerlukan kekuatan agar dapat melakukan
perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa jaringan pengangkut pada tumbuhan terbagi manjadi dua,yaitu xilem dan
floem. xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluhtapis adalah bagian-
bagian dari jaringan pengangkut yang terdapat padatumbuhan.Jaringan pengangkut
terbentuk dari sel-selyang kedudukan atauletaknya membentang menurut arah
pengangkutan.Kedudukan atau letak yang demikian tampak bagaikan untaian
ataurangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-pembuluh di dalam
organtumbuhan

B. TUJUAN

Melihat macam-macam tipe berkas pengangkut pada tumbuhandan unsur-unsur


berkas pengangkut.

C. METODE
Kegiatan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : selasa, 23 November 2021
Jam Pelaksanaan : Pukul 11.00-12.00 Wib
Prodi : Biologi
Tempat : Daring(online)
BAB II
DASAR TEORI
A. Jaringan pengangkut

Sistem pembuluh dari tumbuhan tingkat tinggi terdiri atas xilem yang fungsi
utamanya untuk pengangkutan air dan floem yang terutama untuk pengangkutan
fotosintesis

a. Xilem

Berperan penting dalam pengangkutan air dan unsur hara. Xilem disebut
jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa jaringan yaitu unsur trakea meliputi
pembuluh kayu (trakea) dan trakeid, jaringan parenkima dan serat. Pembuluh kayu
(trakea) ditemukan pada tumbuhan angiosperma, secara individual disebut unsur
pembuluh yang saling berhubungan di ujung-ujungnya membentuk saluran yang
panjang. Trakeid seperti halnya pembuluh kayu selnya akan mati sewaktu dewasa,
dan tersusun tumpang tindih. Trakeid tidak mempunyai plat perforasi seperti halnya
pada pembuluh kayu, tetapi memiliki noktah berdampingan yang saling berpasangan
sehingga transportasi air bisa tetap berlangsung. Trakeid pada umumnya terdapat
pada tumbuhan gimnospermae. Trakea dan trakeid memiliki dinding sekunder
dengan komponen utamanya adalah lignin.

b. Floem

Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh


tumbuhan, merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari unsur tapis sebagai
komponen utama, sel pengiring, jaringan parenkima dan serat. Unsur tapis
mempunyai dinding primer yang tipis (tidak memiliki dinding sekunder), tetap hidup
pada saat dewasa tetapi tidak memiliki inti. Unsur tapis dapat berupa pembuluh tapis
(pada angiosperma) atau sel tapis (pada gimnosperma). Unsur tapis didampingi oleh
sel pengiring yang bisa berjumlah satu atau dua buah, diantara keduanya
dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Nukleus dan ribosom sel-sel pengiring
dapat membentuk protein tertentu yang digunakan oleh pembuluh tapis yang telah
kehilangan nukleusnya, ribosom serta organel-organel lainnya selama proses
perkembangannya. Dinding-dinding ujung pembuluh tapis memiliki plat/lempeng
tapis yang mempunyai banyak plasmodesmata berukuran besar, tempat lewatnya
gula, senyawa lain serta beberapa ion mineral di antara pembuluh tapis yang
bersebelahan. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis.

Xilem dan floem di dalam organ tumbuhan berdekatan, bahkan membentuk suatu
ikatan pembuluh atau berkas pengangkut, tipe –tipe berkas pengangkut antara lain:

1. Tipe radial : letak berkas xilem dan berkas floem bergantian dan berdampingan
dan berada pada jari-jari tubuh yang berbeda.

2. Tipe kolateral ; dibedakan menjadi kolateral tertutup (apabila di antara xilem dan
floem tidak terdapat kambium) dan kolateral terbuka (apabila di antara xilem dan
floem terdapat kambium)

3. Tipe bikolateral; terdiri atas satu bagian xilem di tengah serta satu bagian floem
di sebelah luar dan satu bagian disebelah dalam. Antara xilem dan floem luar
terdapat kambium, dan antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim
penghubung.

4. Tipe kosentris; terdiri atas xilem yang dikelilingi floem atau sebaliknya. Apabila
xylem dikelilingi oleh floem disebut kosentris amfikribral. Apabila floem
dikelilingi oleh xylem disebut kosentris amfivasal

B. PROSES PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN

1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral

Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,
seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan
mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.

Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai


mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar.
selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem),
sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis
akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke
pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.

a. Pengangkutan Ekstravaskuler

Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di
antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.

1) Pengangkutan Apoplas

2) Pengangkutan Simplas

b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)

Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari
akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu  disusun oleh beberapa jenis sel,
namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini
adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler.
Struktur  jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun
jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel
trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air
dalam sel trakea xilem.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.

a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)

Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata )
yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun
kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya
dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke
seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar
menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses
penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri
merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yang herhubungan dengan proses
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari
daun, yaitu:

1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan


semakin tinggi.

2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari


yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.

3) Kelembaban udara

4) Kandungan air tanah.

Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di


antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan
ukuran stomata.

b. Kapilaritas Batang

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu
(xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.Dengan kata lain, pengangkutan
air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena
adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan
dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan
terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.

c. Tekanan Akar

Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam.
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem.
Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran
ion - ion ini keluar dari stele.

Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan
mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa
cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar
(roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu
keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda)
pada daun.

Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran
air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak
berkayu) dikotil.

3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis

Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan


translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau
organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya.
Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam
getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga
mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada
pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada
pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada
pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat
penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. ALAT
 Mikroskop
 Pisau silet
 Objek glass
 Cover glass
B. BAHAN
 Batang Hibiscus rosa-sinensis
 Batang muda dan akar Zea mays
 Batang Impatiens balsamina,
 Akar Allium cepa
 Akar muda Solanum torvum
 Akar Ficus benjamina
 Akar Cucurbita sp dan Akar Palaenopsis amabilis
C. PROSEDUR KERJA

1. Buatlah irisan melintang batang dari masing-masing tumbuhan.


2. Lakukan seperti preparat sebelumnya, jangan lupa penambahan larutan
Flouroglusinol HCL.
3. Perhatikan susunan anatominya,tipe berkas pengangkut dan tipe stele
masing-masing tumbuhan.
4. Perhatikan perbedaannya dengan tumbuhan dari batang muda dan tua
5. Buat irisan melintang akar dari masing-masing tumbuhan, perhatikan
susunan anatominya, lapisan/ jaringan penyusun,tipe berkas pengangkut
serta jumlah gugus xylem yang ada
6. Perhatikan pula penebalan endodermisnya , dengan penebalan bentuk
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1. Zea Mays
 Zea mays merupakan tumbuhan monokotil, maka struktur anatomi batangnya memiliki
struktur batang monokotil.

a. Pada preparat batang Zea mays terdapat epidermis yang letaknya ada padalapisan terluar
pada sel batang jagung, selain itu pada preparat Zea mays terdapat berkas pengangkut
yang terletak pada lapisan tengah-tengah dari preparat Zea mays, selanjutnya ialah pada
preparat tersebut juga terdapat korteks. Epidermis pada batang monokotil terdiri dari
selapissel, fungsi epidermis pada batang monokotil ialah untuk melindugi jaringan-
jarigan yang adadidalam, selain itu fungsi epidermis ialah untuk menjaga agar tumbuhan
tersebut tidakkehilangan air. Korteks batang Zea mays berukuran cukup luas, bagian
dalam korteks utamanyaterdiri dari parenkim dan beberapa lapis terdiri dari sklerenkim
(tepat di bawah epidermis).Sklerenkim juga terdapat pada sekeliling berkas pengangkut.
Sel sklerenkim memiliki fungsiuntuk mendukung batang dan melindungi berkas
pengangkut. Sel sklerenkim memiliki ukuranyang kecil, dan memiliki dinding sel yang
kuat dan tebal. Dinding sel dipenuhi dengan lignin,maka dari itu dinding sel memiliki
sifat kaku.Jaringan pengangkut terdiri dari dua jaringan yaitu xilem dan floem. Xilem
selalu berada lebihdalam daripada floem dan memiliki ukuran sel yang lebih lebar
dibandingkan dengan floem.Fungsi xilem adalah menyalurkan air dan mineral yang
terlarut dari akar ke bagian tubuh yangmelakukan fotosintesis. Sedangkan fungsi dari
floem adalah untuk menyalurkan makanan hasilfotosintesis dari bagian tanaman yang
melakukan fotosintesis ke bagian lain yang membutuhkansuplai makanan
b. Struktur akar Zea mays dari lapisan paling luar ke lapisan terdalam adalah: epidermis,
korteks,endodermis, floem, xilem, dan empulur. Struktur anatomi akar Zea mays adalah
dikotil, karena susunan jaringannya teratur.Endodermis pada akar Zea mays terdiri dari
satu lapis sel, yang tersusun secara padat. Pada jaringan epidermis dapat ditemukan
derivat epidermis berupa rambut akar, yang terutama terdapat pada zona diferensiasi.
Fungsi dari epidermis yaitu melindungi kerusakan mekanis pada jaringan lunak yang
berada di sebelah dalam jaringan epidermis dan mencegah penguapan airyang berlebihan
pada jaringan dalam.Di bawah epidermis terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa
lapis sel yang disebut jaringankorteks. Sel-sel yang menyusun jaringan korteks memiliki
ruang antar sel. Di dalam korteks akarZea mays membentuk serabut sklerenkim dari
berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat.Di sebelah dalam korteks terdapat
endodermis yang terdiri atas satu lapis sel dengan dindingtebal yang mengandung suberin
dan lignin. Endodermis berfungsi untuk mengatur pemasukan airke dalam jaringan
angkut (xilem).

c. Jaringan pengangkut:Xylem dan floem akar tersusun secara radial, dan ujuran sel xilem
lebih besar daripada selfloem.
2. Impatiens balsamina

Batang pacar air merupakan tanaman herba berbatang basah ( herbaceu), lunak,bulat,
bercabang, warna hijau kemerahan. Berdasarkan arah tumbuhnya, batang utama tumbuhan ini
tegak lurus(erectus) yaitu arah tumbuh batang utama beserta percabangannya tegak lurus ke
atas.Percabangan dari batang ini adalah percabangan monopodial yaitu batang utama selalu
tampak lebih jelas, karena lebih besar dan lebih panjang dari cabang -cabangnya. Pada
pengamatan melintang batang Impatiens balsamina ditemukan xylem, jaringan epidermis dan
floem.

3. Hibiscus rosa- sinensis

Pada pengamatan sayatan tipis batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dengan
perbesaran 10 x 10, dapat terlihat epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur.
Batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) ini termasuk batang dikotil dan mempunyai berkas
pembuluh tipe kolateral terbuka dan berkas pengangkutnya berada teratur di dalam lingkaran.
Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam
upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder.
Korteks adalah kawasan diantara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar, korteks btang
terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat kolenkim dan sklerenkim.
Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut tidak jelas karena sering tidak
ditemukan endodermis apalagi pada batang yang masih muda (Hidayat, 1995).

4. Akar Ficus Benjamina

Beringin (Ficus benjamina Linn.) adalah salah satu jenis pohon cepat tumbuh yang banyak
ditemukan di Indonesia. Pohon beringin tumbuh dengan akar gantung yang berkembang semakin
membesar dan kadang menyatu dengan batang utamanya, sehingga batang pohon beringin
berbentuk tidak beraturan dan kayunya kurang dimanfaatkan secara optimal.

5. Akar Cucurbita sp

Karakteristik morfologi Akar tanaman Curcubita sp memiliki akar tunggang (radix


primaria) susunan akarnya memanjang dan kuat pada satu titik.Akar tunggang tidak bercabang
dan jika ada cabang – cabangya, biasanya percabangannya terdiri dari akar – akar halus
berbentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan
fungsinya sebagai penyimpan atau penimbun zat makanan (cadangan) kemudian mempunyai
bentuk yang istimewa.

6. Akar Palaenopsis amabilis

Ekologi epifit dari Phalaenopsis amabilis menunjukkan adanya sesuatu yang khas yang ia
miliki pada akar yang berfungsi untuk menangkap substrat, menyerap air dan mineral. Akar
Phalaenopsis amabilis memiliki diameter yang kecil karena berhubungan dengan kemampuan
mendapatkan nutrisi dan air, nutrisi dan kandungan air yang terbatas menyebabkan akar
memiliki diameter kecil agar nutrisi langsung dapat diedarkan pada bagian tumbuhan lain.
Lapisan terluar dari akar terdapat lapisan velamen, banyak fungsi yang dikaitkan dengan jaringan
ini, seperti memperkuat akses untuk memperoleh mineral, mengurangi transpirasi, memantulkan
radiasi inframerah, perlindungan mekanik, dan sebagai tempat pertukaran gas dalam akar.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Komponen pada jaringan angkut xylem terdiri dari trakeid dan trakea yang
berfungsi sebagai penopang dan penghantar, serabut xylem yang berfungsi sebagai
jaringan mekanik, dan parenkim xylem yang berfungsi sebagai cadangan makanan.Tipe
berkas pengangkut pada tumbuhan terbagi atas: tipe kolateral, yang terbagi atas kolateral
terbuka dan kolateral tertutup, tipe bikolateral tertutup, tipe radial dan tipe konsentris
yang terbagi atas konsentris amphivasal dan konsentrisamphikibral.

DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Fisiologi Tumbuhan. Semarang : UNDIP Fakultas MIPA. Salisbury, F.B. Dan C.W. Ross. 1995.

Anda mungkin juga menyukai