Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRASEKOLAH

Dosen Pembimbing :
Suryati B, S.Kp, MKM
Disusun oleh :
Kelas 2A

KELAS 2A DIII Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta I
Jl. Wijayakusuma Raya No. 47-48, Cilandak – Jakarta Selatan 12430
Telp : 75909605 Fax. 75909638
a.
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR UNTUK ANAK USIA PRASEKOLAH

Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia dibawah lima tahun.
Bermain bagi anak akan mengembangkan berbagai kemampuan, seperti kemampuan motorik
dimana anak cepat untuk bergerak, berlari dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya.
Anak merupakan individu yang unik seperti halnya orang dewasa, anak–anak juga dapat sakit
dengan resiko yang lebih besar serta membutuhkan hospitalisasi untuk mendiagnosa dan
mengobati penyakitnya (Adriana, 2011). Pada masa ini, anak memerlukan kasih sayang yang
lebih dari orang tua dan lingkungannya, dan memerlukan stimulasi untuk menimbulkan rasa
aman dan percaya dirinya.
Menurut Rahmawati dan Murniasih (2007) hampir empat juta anak dalam satu tahun
mengalami hospitalisasi. Hospitalisasi dapat menimbulkan reaksi pada anak yang berdampak
pada perawatan anak di rumah sakit, yaitu reaksi dalam bentuk kecemasan ringan sampai
dengan berat yang akan mempengaruhi proses penyembuhan anak selama perawatan di rumah
sakit. Rata – rata anak mendapatkan perawatan selama enam hari dan waktu yang dibutuhkan
untuk merawat penderita anak–anak 20% - 45% lebih banyak dari pada waktu untuk merawat
orang dewasa.
Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi bermain.
Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang
mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada (Katinawati, 2011). Bermain
merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar
pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak
usia dini (Suryanti, 2011). Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau
pengobatan terhadap anak yang dikenal dengan sebutan Terapi Bermain (Tedjasaputra, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pravitasari (2012) dengan judul
“perbedaan tingkat kecemasan anak usia prasekolah sebelum dan sesudah program mewarnai”
hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikannya terapi mewarnai tingkat kecemasan anak
lebih tinggi dari pada tingkat kecemasan sesudah diberikan terapi mewarnai tingkat kecemasan
sebelum diberikan intervensi menunjukan 55% mengalami kecemasan berat dan 40% berada
pada tingkat kecemasan sedang, 5% berada pada tingkat kecemasan panik. Kecemasan
responden setelah melakukan program mewarnai yaitu 12 responden (60%) mengalami
kecemasan ringan dan 8 responden (40%) mengalami kecemasan sedang.
b. Tujuan Bermain
Adapun tujuan dari kegiatan bermain ini, yaitu :
1. Menurunkan kecemasan pada anak
2. Anak dapat mengenali warna
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
4. Mengembangkan kepercayaan diri
5. Mengembangkan kreativitas
6. Meningkatkan konsentrasi
7. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang lain
8. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
9. Mengembangkan kemampuan berbahasa
c. Bentuk Kegiatan
Kegiatan Terapi Bermain yang akan dilakukan berupa mewarnai gambar dan bernyanyi
KONSEP TERAPI BERMAIN
1. Pengertian

Secara teoritis play therapy atau terapi bermain adalah sebuah proses terapeutik yang
menggunakan permainan sebagai media terapi agar mudah melihat eskpresi alami seorang
anak yang tidak bisa diungkapkannya dalam bahasa verbal karena permainan merupakan
pintu masuk ke dalam dunia anak-anak (Hatiningsih, 2013).

2. Kategori Bermain
Kategori Bermain (Sumber Hurlock, 1997 hal:320)
a. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah
dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat. Anak-
anak kurang melakukan kegiatan bermain secara aktif ketika mendekati masa remaja
dan mempunyai tanggung jawab lebih besar di rumah dan di sekolah serta kurang
bertenaga karena pertumbuhan pesat dan pertumbuhan tubuh
b. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif atau “hiburan” kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Pemain menghabiskan sedikit energy. Anak yang menikmati temannya bermain,
menendang hewan atau orang ditelevisi, menonton adegan lucu atau membaca buku
adalah bermain tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir
seimbang dengan anak yang menghabiskan sejumlah besar tenaganya di tempat
olahraga atau tempat bermain.

Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif atau pasif. Proporsi waktu yang
dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada
kesehatan dan kesenangan yang diperoleh dari masing-masing kategori. Meskipun
umumnya permainan aktif lebih menonjol pada awal anak-anak dan permainan hiburan
ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu tidak selalu benar. Sebagai contoh, anak
kecil yang lebih menyukai menonton televisi dari pada bermain aktif karena mereka belum
beajat permainan yang disukai teman sebanyanya, dan akibatnya mereka tidak diterima
sebagai anggota kelompok teman sebanyanya. (Hurlock, 1997.hal:320)
3. Variasi Bermain
Anak memerlukan alat permainan yang bervariasi sehingga bila bosan permainan yang
satu, dia dapat memilih permainan yang lainnya.
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif dan pasif,
yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan didapat dari orang lain.
1. Bermain aktif
a. Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruktif (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya menyusun balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama
Misalnya main sandiwara boneka, dan dokter-dokteran dengan temannya.
d. Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengarkan.
Bermain pasif ini adalah ideal apabila anak sudah lelah bermain dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh bermain pasif adalah
sebagai berikut.
a. Melihat gambar-gambar dibuku/majalah.
b. Mendengarkan cerita atau musik.
c. Menonton televisi, dan lain-lain.
4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Aktivitas Bermain
Soetjiningsih dalam Nursalam, Rekawati, dan Utami 2005 mengatakan bahwa ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar aktivitas bermain bisa menjadi stimulasi yang efektif,
antara lain :
1. Energi ekstra atau tambahan
Bermain memerlukan energi yang cukup, sehingga anak memerlukan nutrisi yang
memadai, asupan yang kurang menurunkan gairah anak, anak yang sehat memerlukan
aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif, untuk
menghindari rasa bosan atau jenuh. Pada anak sakit, keinginan bermain umunya
menurun karena energi yang digunakan untuk mengatasi penyakitnya. Aktivitas
bermain anak sakit adalah bermain pasif.
2. Waktu
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulasi yang diberikan
dapat optimal. Selain itu anak akan mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mengenal alat-alat permainannya.
3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan umur dan taraf
perkembangan anak.
4. Ruangan untuk bermain
Aktivitas bermain bisa dilakukan dimana saja. Bila memungkinkan disediakan ruangan
atau tempat khusus untuk bermain, dimana ruangan tersebut menjadi tempat untuk
menyimpan mainan. Syarat ruang bermain yaitu menarik dan menyenangkan, bersih,
aman, dan nyaman bagi anak.
5. Pengetahuan cara bermain
Anak belajar dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau diberitahu oleh
orang tuanya. Cara yang terakhir adalah yang terbaik karena anak lebih terarah dan
lebih berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat-alat permainan tersebut.
6. Teman bermain
Dalam bermaian anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan hubungan
dan sekaligus memberi kesempatan pada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan
yang dialami anaknya. Bermain dengan teman diperlukan untuk mengembangkan
sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami perbedaan.
5. Keuntungan Bermain
a. Membuang ekstra energi
b. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh
c. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan
d. Anak belajar mengontrol diri
e. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna bagi hidupnya
f. Meningkatkan daya kreatifitas
g. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda disekitarnya
h. Cara mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan
i. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya
j. Kesempatan mengikuti aturan
k. Kesempatan mengelola emosi, saat pihaknya menang atau kalah
l. Sarana mengembangkan kemampuan intelektualnya
6. Alat Edukatif Bermain
APE adalah permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan, sekaligus alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-
aspek perkembangan anak usia dini. Menurut Suryadi (2007), bahwa manfaat mainan
edukatif sebagai berikut :
a. Melatih kemampuan motorik : Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat
menjumput mainan, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya,
sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerakkan mainannya,
melempar, mengangkat dan sebagainya
b. Melatih konsentrasi : Mainan edukatif dirangsang untuk menggali kemampuan
anak, termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun puzzel
katakanlah anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di
depannya, ia tidak berlari-larian atau melakukan aktifitas fisik lain sehingga
konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa saja hasilnya tidak
memuaskan.
c. Mengembangkan konsep sebab akibat : Contohnya dengan memasukkan benda
kecil ke dalam benda yang besar, anak akan memahami bahwa benda yang lebih
kecil bisa dimuat ke dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih
besar tidak bisa masuk ke dalam benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman
konsep sebab akibat yang sangat dasar.
d. Melatih bahasa dan wawasan : Permainan edukatif sangat baik bila diikuti dengan
penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni
meningkatkan kemampuan bahasa juga keluasan wawasan.
e. Mengenalkan warna dan bentuk : Dari mainan edukatif, anak dapat mengenal
ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segi empat, bulat,
dengan berbagai warna, biru, merah, hijau dan lainnya.
7. Permainan Anak Usia 3-5 Tahun
a. Mewarnai Gambar dan Bernyanyi
Persiapan
1) Kertas bergambar
2) Pensil warna/krayon/spidol warna
3) Meja dan kursi
Cara Bermain
1) Ajak anak untuk mewarnai gambar
2) Anak-anak duduk mengelilingi meja/duduk di kursi yang berisi meja membentuk
lingkaran
3) Pemandu memperkenalkan diri pada anak-anak
4) Minta anak untuk memperkenalkan diri satu persatu
5) Berikan kertas dengan gambar yang sama untuk semua anak dan peralatan
mewarnai pada anak
6) Minta anak untuk mewarnai gambar dan menuliskan namanya, berikan batasan
waktu
7) Selesai mewarnai gambar, pajang semua gambar yang telah diwarnai di depan meja
di hadapan anak-anak
8) Setelah selesai mewarnai, ajak anak untuk bernyanyi dan bertepuk tangan
9) Berikan pujian untuk semua anak
Manfaat
1) Mengembangkan imajinasi
2) Meningkatkan kreativitas
3) Meningkatkan rasa percaya diri
8. Tema Bermain
Tema : “Mewarnai Gambar”
9. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah anak usia prasekolah (3-5 tahun)
10. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan akan dilaksanakan pada:
11. Terapi Bermain
Terlampir
12. Kepanitiaan
Terlampir
13. Susunan Acara
Terlampir
14. Penutup
Demikianlah proposal terapi bermain ini kami buat. Semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan dapat memberikan pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan
berikutnya. Sekiranya kegiatan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Keperawatan. Kami
siap menampung kritik dan saran demi kemajuan bersama. Terima kasih juga kami
sampaikan atas semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan terapi bermain ini.
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR UNTUK ANAK USIA PRASEKOLAH

1. Deskripsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menggambar adalah membuat gambar dimana
gambar itu sendiri berupa tiruan (seperti barang, orang, hewan, tumbuhan dan sebagainya)
yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya. Menurut
Olivia (2013: 14) mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreativitas, dimana anak
diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola
gambar, sehingga terciptalah sebuah keasi seni. Dengan mewarnai dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada anak dengan warna yang di hasilkan, menurunkan tingkat
kecemasan anak selama perawatan dengan mengajak mereka bermain menggunakan alat
permainan yang tepat. Sementara gambar merupakan sebuah media yang dapat merangsang
otak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai pcrmainan penyembuh "therapeutic play").
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan keterampilan motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia pra sekolah, karena menggunakan
media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
3. Kriteria Pelaksanaan Terapi Bermain Mewarnai
Dilakukan pada anak usia prasekolah agar dapat mengenali warna, melatih konsentrasi dan
imajinasi, meningkatkan kreativitas serta rasa percaya diri
4. Tujuan
a) Umum :
Setelah dilakukan program terapi bermain pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) selama
kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat bermain sambil belajar serta
berkomunikasi dengan teman sebaya mengenai kreativitas dan mengasah kemampuan
motorik anak.
b) Khusus
Bagi anak :
1) Dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan
2) Dapat melatih untuk bersosialisasi terutama ke teman sebaya
3) Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak
4) Menurunkan perasaan hospitalisasi
5) Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap koping stress karena hospitalisasi dan
penyakitnya
6) Meningkatkan konsentrasi
7) Meningkatkan kemampuan berkompetensi secara sehat
8) Memberikan rasa percaya diri dan meningkatkan harga diri anak
9) Melanjutkan perkembangan keterampilan motorik halus

Bagi mahasiswa keperawatan:

1) Membangun trust antara perawatan dengan pasien anak


2) Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak sekolah
3) Mampu mengenal karakter tiap anak
5. Sasaran
a. Anak usia pra sekolah (3-5 Tahun)
b. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yanf dapat menghalangi
proses terapi bermain
c. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
d. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
Lampiran 1
SUSUNAN KEPANITIAAN TERAPI BERMAIN

Leader : Aji Muminun


Co-Leader : Alika Rahmatuzia Albani
Operator : Nida Dwi Rahmadianti
Observer :
1. Faradilah Shafa
2. Mira Maryana
3. Safitri Devi
4. Tarissa Fikah Lorenzia
5. Tia Ramadhanti
6. Chelsea Sifa Tri Atmaja
7. Salamah Widia
Fasilitator :
1. Almi Munani
2. Ellyza Filzah Zildahani
3. Siti Rachma Almaidah
4. Tania Sri Ramadayanti
5. Tsabita Aqilah
Sie. Acara :
1. Alivia Azzahra Salabilla
2. Destika Anggita Yuniar
3. Faradiba Salsabila Rahman
4. Ibni Syardha Sabillah
5. Marlina Ashfariani
6. Vebrinna Nur Rizkvianty Putri
7. Isna Nur Ramadani
Sie. Humas :
1. Aprillia Cipta Rani
2. Dira Ayu Apriliana
3. Indah Kurnia Rachmawati
4. Fadia Nur Firdaus
5. Gita Royani
6. Muhammad Bagas Nafis
Sie. Konsumsi :
1. Amanda Mutiara Syafira
2. Imas Rahma Fitriana
3. Febriyanti Nurcahya Lestari
4. Syifa Aini Salam
5. Suci Rahmadia Kamila

Sie. Dokumentasi :
1. Annisa Shafinaz Azzahra
2. Nurunnisa
Sie. Perlengkapan :
1. Anisa Rosa
2. Wika Amalia Putri
3. Yulia Fadillah
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA TERAPI BERMAIN

1. Jenis permainan : Mewarnai gambar


2. Jenis kelamin : Laki-laki & Perempuan
3. Usia : 3 – 5 tahun
4. Waktu permainan : ± 30 menit
5. Tempat permainan : Poltekkes Jakarta 1
6. Alat yang digunakan : Kertas bergambar, pensil warna
7. Tujuan :
a. Meningkatkan hubungan perawat – klien.
b. Meningkatkan kreativitas pada anak.
c. Sosialisasi dengan teman sebaya / orang lain.
d. Melatih perkembangan motorik pada anak.
7. Strategi permainan :

KEGIATAN BERMAIN

Kegiatan
No Tahapan Waktu
Perawat Klien
1. Fase Pra-Interaksi 5 menit a. Mempersiapkan diri
b. Mempersiapkan
media & alat yang akan
digunakan
c. Mempersiapkan
tempat untuk bermain
d. Mempersiapkan klien

2. Fase Orientasi 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab


b. Memperkenalkan diri salam
c. Kontrak waktu b. Menyimak
d. Menyampaikan tujuan c. Menyepakati
bermain d. Menyimak
e. Meyampaikan e. Menyimak
permainan yang akan
dilakukan f. Menjawab
pertanyaan
3. Fase Kerja 15 a. Menyampaikan cara a. Menyimak
me permainan yaitu
mewarnai gambar
b. Membimbing klien
dalam mewarnai gambar
4. Fase Terminasi 5 menit a. Menyimpulkan manfaat a. Menyimak
dari aktivitas bermain
anak
b. Memberi evaluasi b. Menjawab
secara lisan
c. Memberi rencana c. Menyimak
tindak lanjut
d. Memberi reward d. Klien merasa
kepeda klien senang

a) Sebelum bermain berikan contoh dahulu kepada anak.


b) Buat anak duduk membentuk sebuah lingkaran.
c) Fasilitator memberikan kertas bergambar yang telah disediakan pada masing-
masing anak, kemudian leader membimbing anak untuk mewarnainya.
d) Selama jalannya permainan semua fasilitator wajib membimbing masing-masing
anak untuk mewarnai gambar
e) Setelah leader selesai membimbing anak mewarnai gambar, semua fasilitator
mengecek semua kertas gambar yang telah diwarnai anak.
f) Setelah fasilitator mengecek semua kertas gambar, ajak anak untuk bernyanyi dan
bertepuk tangan bersama-sama
g) Berikan reward positif pada semua anak yang telah menyelesaikan tugas untuk
mewarnai gambarnya.
8. Evaluasi
1) Kaji respon anak secara verbal maupun non verbal dalam kemampuan anak mengikuti
permainan selama permainan berlangsung
2) Pantau keadaan anak selama bermain
3) Kaji tercapainya tujuan bermain

Lampiran 4
SUSUNAN PERLENGKAPAN TERAPI BERMAIN
No Nama Alat Jumlah
1 Speaker 2 buah
2 Mic 2 buah
3 Infocus 1 buah
4 Layar Infocus 1 buah
5 Kamera 1 buah
6 P3K 1 pack
7 Trash bag 1 pack
8 Map 2 buah
9 Kabel roll 3 buah
10 Baterai Mic 2 buah
11 Alat Menggambar dan Mewarnai 5 buah

Anda mungkin juga menyukai