DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 DIII TK II REG I:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA (3-5 TAHUN)” disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Anak di Ruang
Anak RSUD Metro.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan proposal
ini dimasa mendatang.Semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat
dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
BAB II
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan
anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan. Bermain sebagai
terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi
melalui kesenangannya bermain
C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
F. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, anak akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang
tuanya atau orang lain..
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak. Misalnya, bermain dengan lilin dan origami.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik
kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil memegang benda-benda kecil,
anak akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi,
sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau
obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan.
Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru,
ayahnya atau ibunya.
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)
a. Terapis memberi salam dan meningkatkan kontrak
yang telah disepakati
b. Terapis menjelaskan pokok bahasan yang akan
diberikan.
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Terapis menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Memfasilitasi anak untuk bermain.
3. Penutup (15 menit)
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah
mereka merasa senang dengan kegiatan ini.
b. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah
mereka merasa senang dengan kegiatan ini.
2. Co Leader
Tugas :
a) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan.
b) Menyampaikan jalannya kegiatan.
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.
3. Observer
Tugas :
a) Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan.
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.
4. Fasilitator
Tugas :
a) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan.
b) Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan
baik.
c) Sebagai role model selama kegiatan.
C. Permainan
1. Menebak gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Siapkan gambar ilustrasi seperti gambar hewan atau tumbuhan.
b. Tunjukkan gambar tersebut kepada klien
c. Tanyakan kepada klien untuk menebak gambar tersebut
d. Bimbing klien
e. Setelah selesai bermain menebak gambar berilah respon positif kepada klien
2. Menyusun puzzle
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Siapkan puzzle yang akan digunakan.
b. Lalu acak bagian-bagian puzzle
c. Arahkan klien untuk menyusun bagian puzzle
d. Setelah selesai bermain menyusun puzzle berilah respon positif kepada klien
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
E. Pengorganisasian
F. Sasaran
G. Media
H. Metode
I. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti gambar ilustrasi hewan dan puzzle
bergambar sudah tersedia.
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain.
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu.
d. Jumlah terapis 10 orang.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur.
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan.
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
NAMA PESERTA TERAPI BERMAIN