Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

USIA 3-5 TAHUN DI RUANG ANAK

RSUD JENDRAL AHMAD YANI METRO

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 DIII TK II REG I:

1. BRILIAN RAMADHAN 1914401033


2. ZHOYA ANISA RAMADHANTI 1914401047
3. EVAMIA INDAH PARWATI 1914401030
4. NOPI SETIA NINGSIH 1914401007
5. JESTICA PUTRI PRATAMA 1914401011
6. FEBIOLA AMELIA SARI 1914401017
7. MEGA PUSPITA SARI ZEIN 1914401015
8. VIRA ANISA WATI 1914401014

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI D-III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA (3-5 TAHUN)” disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Anak di Ruang
Anak RSUD Metro.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan proposal
ini dimasa mendatang.Semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat
dan pembaca.

Metro, 11 Maret 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak.
b. Meningkatkan keterampilan anak.
c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu.
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak.

C. Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.

BAB II

TERAPI BERMAIN ANAK USIA 3-5 TAHUN


A. Konsep Terapi Bermain
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-
anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan
kesejahteraan mental dan sosial anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis
kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan
anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan
hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan
mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap
orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika
belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar
bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan. Bermain sebagai
terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi
melalui kesenangannya bermain

C. Tujuan Bermain
1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak.
2. Jenis kelamin anak.
3. Lingkungan yang tidak mendukung.
4. Status kesehatan anak.
5. Tahap perkembangan.

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain


1. Alat permainan.
2. Pengetahuan cara bermain.
3. Perlu energi ekstra.
4. Ruang untuk bermain.
5. Teman bermain.
6. Waktu yang cukup.

F. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isi permainan
a. Sosial Affective Play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, anak akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang
tuanya atau orang lain..
b. Sense of Pleasure Play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak. Misalnya, bermain dengan lilin dan origami.
c. Skill Play
Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik
kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil memegang benda-benda kecil,
anak akan terampil bermain sepeda.
d. Games atau Permainan
Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan
perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle.
e. Unoccupied Behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi,
sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau
obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan.
Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
f. Dramatic Play
Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru,
ayahnya atau ibunya.

2. Ditinjau dari karakter


a. Social anlooker play
Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada
inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.
b. Solitary play
Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian,
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang
berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi
dengan teman sepermainannya.
c. Paralel play
Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara
anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini
dilakukan pada usia toddler.
d. Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan
anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan
permainan tidak jelas. Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.
e. Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan
jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, membuat karya
seni dengan origami dan bermain lilin mainan.
BAB III

PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 3-5 TAHUN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)
a. Terapis memberi salam dan meningkatkan kontrak
yang telah disepakati
b. Terapis menjelaskan pokok bahasan yang akan
diberikan.
2. Kegiatan inti (30 menit)
a. Terapis menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.
b. Mengajak anak untuk bermain.
c. Memfasilitasi anak untuk bermain.
3. Penutup (15 menit)
a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah
mereka merasa senang dengan kegiatan ini.
b. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah
mereka merasa senang dengan kegiatan ini.

B. Tata Cara Bermain


1. Leader
Tugas :
a) Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis.
b) Menjelaskan tujuan terapi bermain.
c) Menjelaskan aturan terapi permainan.
d) Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain.

2. Co Leader
Tugas :
a) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan.
b) Menyampaikan jalannya kegiatan.
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.

3. Observer
Tugas :
a) Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan.
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan.

4. Fasilitator
Tugas :
a) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan.
b) Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan
baik.
c) Sebagai role model selama kegiatan.

C. Permainan
1. Menebak gambar
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Siapkan gambar ilustrasi seperti gambar hewan atau tumbuhan.
b. Tunjukkan gambar tersebut kepada klien
c. Tanyakan kepada klien untuk menebak gambar tersebut
d. Bimbing klien
e. Setelah selesai bermain menebak gambar berilah respon positif kepada klien

2. Menyusun puzzle
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara bermain :
a. Siapkan puzzle yang akan digunakan.
b. Lalu acak bagian-bagian puzzle
c. Arahkan klien untuk menyusun bagian puzzle
d. Setelah selesai bermain menyusun puzzle berilah respon positif kepada klien
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Hari, tanggal : Sabtu, 13 Maret 2021

Waktu : 10.00 WIB s/d selesai

Tempat : Ruang Anak RSUD Jendral Ahmad Yani Metro

E. Pengorganisasian

1. Leader : Brilian Ramadhan


2. Co. Leader : Zhoya Anisa Ramadhanti
3. Observer : a. Evamia Indah Parwati
b. Vira Anisa Wati
c. Mega Puspita Sari Zein
4. Fasilitator : a. Nopi Setia Ningsih
b. Jestica Putri Pratama
c. Febiola Amelia Sari

F. Sasaran

Anak usia 3-5 tahun sejumlah 3-5 orang anak

G. Media

1. Gambar Ilustrasi Hewan


2. Puzzle Bergambar

H. Metode

Demonstrasi atau peragaan

I. Kriteria Hasil

1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti gambar ilustrasi hewan dan puzzle
bergambar sudah tersedia.
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain.
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu.
d. Jumlah terapis 10 orang.

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur.
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan.
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir.

3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa senang dan puas.
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.

Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang


normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak
untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah
Sakit.

B. Saran

1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi
anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
NAMA PESERTA TERAPI BERMAIN

No Nama Peserta Umur

Anda mungkin juga menyukai