DOSEN PENGAMPUH:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8A
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Hipertensi Pada
Kehamilan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan Hipertensi Pada
Kehamilan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Terlebih dahulu, kami mengucapkan
terima kasih kepada mam Asma Wati, S. St., M.Kep selaku Dosen Keperawatan Maternitas
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. DEFINISI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN.......................................................3
B. KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN...............................................4
C. KONSEKUENSI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN............................................5
D. KLASIFIKASI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN...............................................5
E. PENGOBATAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN.............................................9
F. PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN...........................................13
BAB II......................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN......................................................................................................16
B. Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
Mengacu pada latar belakang di atas. Agar makalah ini terarah maka penulis
memberikan rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini untuk mengenal dan mengetahui tentang hipertensi
pada kehamilan
1
3. Untuk mengetahui konsekuensi hipertensi pada kehamilan
4. Mengetahui klasifikasi hipertensi pada kehamilan
5. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi pada kehamilan
6. Untuk mengetahui cara mencegah hipertensi pada kehamilan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berlebih dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan
berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.
Odema Pretribal yang ringan sering terjadi pada kehamilan biasa,
sehingga tidak berarti untuk penentuan Diagnosis Pre-Eklamsi. Kenaikan BB
½ kg setiap minggu masih normal tetapi kalau kenaikan BB I kg atau lebih
setiap minggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap
timbulnya preeklamsia. Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam urin yang
melebihi 0,3 g/lt dalam urin 24 jam atau pada pemeriksaan menunjukan 1 atau
2+ atau 1 gr/lt yang dikeluarkan dengan jarak waktu 6 jam. Proteinuria timbul
lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus
dianggap yang cukup serius
4
1. Jangka Pendek
Ibu : eklampsia, hemoragik, isemik stroke, kerusakan hati (HELL sindrom, gagal
hati, disfungsi ginjal, persalinan cesar, persalinan dini, dan abruptio plasenta.
Janin : kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan pertumbuhan janin,
sindrom pernapasan, kematian janin.
2. Jangka Panjang
Wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki risiko kembali mengalami
hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan komplikasi
kardiovaskular, penyakit ginjal dan timbulnya kanker.
Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg. Dibagi menjadi
ringan- sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg). Pada
semua wanita hamil, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dalam posisi duduk,
karena posisi telentang dapat mengakibatkan tekanan darah lebih rendah daripada
yang dicatat dalam posisi duduk. Diagnosis hipertensi pada kehamilan membutuhkan
pengukuran tekanan darah dua kali terjadi hipertensi setidaknya dalam 6 jam. Pada
kehamilan, curah jantung meningkat sebesar 40%, dengan sebagian besar peningkatan
karena peningkatan stroke volume. Denyut jantung meningkat 10x/menit selama
trimester ketiga. Pada trimester kedua, resistensi vaskular sistemik menurun, dan
penurunan ini dikaitkan dengan penurunan tekanan darah. Hipertensi pada kehamilan
dapat digolongkan menjadi: 1) pre-eklampsia/ eklampsia, 2) hipertensi kronis pada
kehamilan, 3) hipertensi kronis disertai pre-eklampsia, dan 4) hipertensi gestational
1. Pre-eklampsia dan Eklampsia
5
(BMI), peningkatan tekanan darah, dan proteinuria. Selain itu, beberapa faktor
yang terkait termasuk keterpaparan sperma yang terbatas, primipaternitas,
kehamilan setelah inseminasi donor / sumbangan oosit / embrio telah ditemukan
memainkan peran penting pada kejadian pre-eklampsia/eklampsia.
6
pada 3,6-9% kehamilan. Hipertensi kronis pada kehamilan adalah hipertensi (≥
140/90 mmHg) yang telah ada sebelum kehamilan. Dapat juga didiagnosis
sebelum minggu ke-20 kehamilan. Ataupun yang terdiagnosis untuk pertama
kalinya selama kehamilan dan berlanjut ke periode post-partum. Peningkatan
tekanan darah pada hipertensi kronis terjadi sebelum minggu ke-20 kehamilan,
dapat bertahan lama sampai lebih dari 12 minggu pasca persalinan. Hipertensi,
obesitas dan usia merupakan faktor risiko hipertensi kronis.
7
c. Menjaga tekanan darah kurang dari 150/100 mmHg saat kehamilan
4. Hipertensi gestasional
8
a. Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi tidak
diperbolehkan melakukan persalinan sebelum 37 minggu kehamilan.
b. Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi
setelah minggu ke-37 melakukan konsultasi mengenai hari persalinan.
c. Persalinan dapat dilakukan setelah kartikosteroids selesai.
Hipertensi pada kehamilan harus dikelola dengan baik agar dapat menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas ibu / janin, yaitu dengan menghindarkan ibu dari
risiko peningkatan tekanan darah, mencegah perkembangan penyakit, dan mencegah
timbulnya kejang dan pertimbangan terminasi kehamilan jika ibu atau janin dalam
keadaan bahaya. Kelahiran bayi adalah pengobatan yang pasti, tetapi perlu
mempertimbangkan kesehatan ibu, janin, usia kehamilan. Pre-eklampsia berat
membutuhkan kontrol dan pemantauan tekanan darah secara teratur. Pada kondisi
kritis dokter anestesi dapat dilibatkan.
Labetalol adalah obat yang paling aman. Diuretik dan CCB (nifedipine)
mungkin aman tetapi data minimal dan tidak digunakan sebagai firstline drug.
Menurut ACC/AHA 2017 dan ESC/ESH 2018 obat antihipertensi pada kehamilan
yang direkomendasikan hanya labetalol, methyldopa dan nifedipine, sedangkan yang
dilarang adalah ACE inhibitor, ARB dan direct renin inhibitors (Aliskiren). Ada satu
studi meta regresi di Kanada dengan 45 RCT melibatkan 3773 wanita hamil, obat
antihipertensi yang digunakan adalah methyldopa, acebutolol, atenolol, labetalol,
metoprolol, oxprenolol, pindolol, propranolol, bendroflumethiazide, chlorothiazide,
hydrochlorothiazide, ketanserin, hydralazine, isradipine, nicardipine, nifedipine,
verapamil, clonidine.
9
kasus-kasus tertentu disarankan pada tekanan darah sistolik ≥ 150 atau diastolik ≥ 95
mmHg. Pada tekanan darah sistolik ≥ 170 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg pada
wanita hamil dianggap emergensi dan diperlukan rawat inap di rumah sakit. Pada
hipertensi krisis dengan kehamilan obat yang direkomendasikan labetalol IV,
nicardipine IV, magnesium. Pada pre-eklampsia yang disertai odema paru obat yang
direkomendasikan nitroglycerin infus. Pengobatan hipertensi secara umum digunakan
obat- obat oral antihipertensi sebagai firstline dan secondline. Obat antihipertensi
firstline adalah golongan thiazide / thiazide-type diuretics, ACE inhibitors, ARB,
CCBs (dihydropyridines dan non- dihydropyridines). Adapun obat antihipertensi
secondline adalah golongan Diuretics—loop, Diuretics—potassium sparing, Diuretics
—aldosterone antagonists, Beta blockers—cardioselective, Beta blockers—
cardioselective and vasodilatory, Beta blockers—noncardioselective, Beta blockers—
intrinsic sympathomimetic activity, Beta blockers—combined alpha- and beta-
receptor, Direct renin inhibitor, Alpha- 1 blockers, Central alpha1- agonist and other
centrally acting drugs, Direct vasodilators
1. Labetalol
10
terutama pada wanita hamil dan menyusui. Atenolol tersedia di Formularium
Nasional dalam bentuk tablet 50 mg diberikan 1 kali sehari. Sedangkan metoprolol
tersedia di Formularium Nasional sebagai metoprolol tartat dalam bentuk injeksi 1
mg/mL dan diindikasikan untuk emergency anaesthesia, krisis hipertiroid.
2. Methyldopa
3. Nifedipine
11
sistematik review dan meta-regression analysis tentang masalah keamanan
penggunaan CCB pada kehamilan disimpulkan bahwa penggunaan studi RCT saja
tidak cukup untuk menilai kejadian yang tidak diinginkan. Penggunaan nifedipine
>60 mg meningkatkan risiko kejadian tidak diinginkan yang berkaitan dengan
peningkatan kesakitan seperti tachycardia dan hipotensi
4. Clonidine
5. Diuretik
12
pada kehamilan dengan dosis kecil 12,5-25 mg/hari agar efek samping minimal.
Triamterene dan amirolide dikatakan tidak teratogenik. Spirolactone tidak
direkomendasikan
6. Hydralazine
1. Pencegahan Pre-eklampsia
Tidak ada tes yang akurat untuk memprediksi perkembangan semua kasus
pre- eklampsia baik trimester pertama atau kedua. Namun, kombinasi dari faktor
risiko ibu, tekanan darah, placental growth factor dan pemeriksaan doppler arteri
uteri dapat membantu memprediksi akan terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil
dengan hipertensi. Aspirin 150 mg/hari dapat untuk mencegah kejadian pre-
eklampsia pada pre-term (sebelum 37 minggu kehamilan).
wanita dengan faktor-faktor risiko klinis yang kuat untuk pre- eklampsia
(yaitu, sebelum pre-eklampsia, hipertensi kronis, diabetes pra-kehamilan, BMI
ibu > 30 kg/m2 , sindrom antifosfolipid) harus diobati, idealnya sebelum16
minggu tetapi boleh sebelum 20 minggu, dengan aspirin dosis rendah (75–162
mg/hari). Wanita yang dianggap berisiko lebih tinggi untuk pre-eklampsia seperti
di atas harus menerima kalsium tambahan (1,2-2,5 g/hari) jika asupan mereka
cenderung rendah . Heparin dengan berat molekul rendah tidak diindikasikan
untuk mencegah pre-eklamsia, bahkan dengan riwayat pre-eklampsia onset dini.
13
Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa adanya
proteinuria. Kelahiran dapat berjalan normal walaupun tekanan darahnya tinggi.
Penyebabnya belum jelas, tetapi merupakan indikasi terbentuknya hipertensi
kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan dilakukan tindakan pencegahan
14
risiko kardiovaskular. Terapi non farmakologi sendiri dapat untuk mencegah
hipertensi, termasuk orang dewasa yang ada peningkatan tekanan darahnya, dan
untuk menajemen hipertensi ringan pada dewasa
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ganguan hipertensi yang menjadi penyulit dalam kehamilan sering dijumpai dan
termasuk salah satu diantara 3 trias yang mematikan bersama dengan perdarahan dan
infeksi yang banyak menimbulkan mortalitas dan morbiditas ibu karena kehamilan.
Menurut the National Center for Health Statistics pada tahun 1998 penyakit ini
ditemukan pada 146.320 wanita,atau 3,7 % diantara semua kehamilan yang berakhir
dengan kelahiran hidup Berg dkk.(1996)melaporkan bahwa hampir 18 % diantara 1450
kematian di Amerika Serikat dari tahun 1987 sampai 1990 terjadi akibat penyulit
hipertensi dalam kehamilan (Cuninghem,2006).
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. (Sumber: SANFORD,MD tahun
2006).
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalh ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai
kelainan uterus.
16
DAFTAR PUSTAKA
17