Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN PRE-EKLAMSIA

Oleh:

Nama : Nipelina Soll

Nim : A022819020

Prodi : D-3 Kebidanaan

PRODI KEBIDANAAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES )

JAYAPURA - PAPUA

2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Essa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah ini puji Tuhan tepat pada waktunya. yang berjudul “
IBU DENGAN KEHAMILAN PRE-EKLAMSIA ” menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi Kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga tuhan
menyertai kita senantiasa segala usaha kita, amin .

Sentani 10 gustus 2020

Penulis:

Nipelina Soll

i
Abstrak

AKI merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan millennium. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang
penyebab kematian maternal pada tahun 2012 dan 2013 adalah preeclampsia.
Jelaskan pengertian preeklamsia. Sebutkan macam-macam preeklamsia.Jelaskan
etiologi preeklamsia. Sebutkan apa saja tanda dan gejala dari Pre-Eklampsia.
Menjelaskan cara mencukupi gizi pada kehamilan preeklamsia. Jelaskan
komponen dalam gizi menu makan yang akan dibuat. Jelaskan angka kecukupan
gizi. Pesan gizi. Cara memasak dan. Penyajian. Pre-eklampsia dalam kehamilan
adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20
minggu (akhir trisemester kedua sampai trisemester ketiga) atau bisa lebih awal
terjadi. Klasifikasi Pre Eklamsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk,
kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim. Penurunan perfusi hati
menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan hemoragik sub-kapsular
menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran
atas. Ruptur hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari
preeklamsia. Pre-eklampsia ringan Tanda dan gejala : Kenaikan tekanan darah
sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole 90 mmHg sampai
kurang dari 110 mmHg. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan
urin (air seni). Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah
atau tangan. Pre-eklampsia Berat tanda dan gejala Pre eklampsia berat adalah
suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi
160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat : Tekanan darah sistolik
160 mmHg.Tekanan darah diastolik 110 mmHg. Peningkatan kadar enzim hati
dan atau ikterus (kuning). Trombosit < 100.000/mm. Oliguria (jumlah air seni <
400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L). Nyeri ulu hati.
Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat. Perdarahan di
retina (bagian mata). Edema (penimbunan cairan) pada paru. Koma Komplikasi
yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):Pada ibu pre
Eklamsia Solusio plasenta Perdarahan subkapsula hepar. Kelainan pembekuan
darah.

ii
Abstract

MMR is one of the targets that have been determined in the Millennium
Development Goals. The Annual Report of the Padang City Health Office, the
cause of maternal death in 2012 and 2013 was preeclampsia. Explain the
meaning of preeclampsia. State the types of preeclampsia. Explain the etiology of
preeclampsia. State what are the signs and symptoms of pre-eclampsia. Explain
how to get adequate nutrition in preeclampsia pregnancy. Describe the
nutritional components of the diet that will be made. Explain the nutritional
adequacy rate. Nutritional messages. How to cook and. Presentation. Pre-
eclampsia in pregnancy is when there is a blood pressure of 140/90 mmHg after
20 weeks of gestation (the end of the second trimester to the third trimester) or it
can occur earlier. Classification of Pre-Eclampsia. These factors include, poor
nutrition, obesity and disruption of blood flow to the uterus. Decreased liver
perfusion leads to impaired liver function, hepatic edema and sub-capsular
hemorrhagic causes pregnant women to experience epigastric pain or pain in the
upper quadrants. Liver rupture is rare, but a serious complication of
preeclampsia. Mild pre-eclampsia Signs and symptoms: Increase in systolic blood
pressure by 140 mmHg to less than 160 mmHg; diastole 90 mmHg to less than
110 mmHg. Proteinuria: getting protein in the urine (urine). Edema (fluid build-
up) in the calves, stomach, back, face or hands. Pre-eclampsia Severe signs and
symptoms Severe pre-eclampsia is a pregnancy complication characterized by the
onset of high blood pressure of 160/110 mmHg or more with proteinuria and / or
edema at 20 weeks of gestation or more. Signs and symptoms of severe pre-
eclampsia: systolic blood pressure 160 mmHg, diastolic blood pressure 110
mmHg. Increased levels of liver enzymes and / or jaundice (yellow). Platelets
<100,000 / mm. Oliguria (amount of urine <400 ml / 24 hours) 6. Proteinuria
(protein in urine> 3 g / L). Heartburn. Impaired vision or severe frontal
headache. Bleeding in the retina (part of the eye). Edema (fluid build-up) in the
lungs. Coma Complications that occur in preeclampsia include (Mitayani, 2009):
In women with pre-eclampsia Solusio placenta Bleeding of the liver subcapsules.
Blood clotting disorders.

iii
Daftar Isi

Cover Sampuln
Depan…………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar…………………………………………………………….. ii

Abstrak…………………………………………………………………….. iii

Abstract…………………………………………………………………….. iv

Daftar Isi …………………………………………………………………… v

1 I Pendahuluan………………………………………………….…... 1

1.1. Latar Belakang…………………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………………… 2

1.3. Tujuan……………………………………………………………... 2

2. Pembahasan …………………………………………………………………….
…… 3
Defenisi Pre-Eklamsia…………………………………………………. 3

2.1. Klasifikasi Pre-Eklamsia………………………………………….. 4

2.1.2. Etiologi Pre-Eklamsia…………………………………………… 4

2.1.3. Patofisiologi Pre-Eklamsia………………………………………. 5

2.1.4. Tanda Dan Gejala Pre-Eklamsia………………………………… 6

2.1.5. Komplikasi Pre-Eklamsia……………………………………….. 7

2.2.1. Penatalaksanaan………………………………………………… 8

2.2.2. (lima) 5 pemenuhan gizi yang dipenuhi ibu dengan

kehamilan pre-eklamsia……………………………………………… 10

2.2.3. Pemeriksaan Penunjang………………………………………… 22

iv
3. Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Lambang
Daftar Gambar
Daftar Pustaka

v
MAKALAH
IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN PRE – EKLAMSIA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. AKI merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5,
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Terdapat dua kategori
kematian ibu yaitu disebabkan oleh penyebab langsung obstetri yaitu kematian
yang diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinannya, dan kematian yang
disebabkan oleh penyebab tidak langsung yaitu kematian yang terjadi pada ibu
hamil yang disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan atau
persalinannya.
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
sekitar 359/100.000 kelahiran hidup angka ini meningkat dibandingkan dengan
tahun 2007 yaitu sekitar 228/100.000 kelahiran hidup. Trias utama kematian ibu
adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2014, hampir 30% kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2010 disebabkan oleh HDK. Penyakit hipertensi dalam kehamilan
merupakan kelainan vaskular yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam
kehamilan atau pada masa nifas. Data Laporan Kematian Ibu di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat kasus kematian ibu di Sumatera Barat pada tahun 2012
adalah 99 kasus, tahun 2013 adalah 90 kasus, sedangkan pada tahun 2014 adalah
116 kasus. Meningkat dari tahun sebelumnya. Kota Padang merupakan daerah
yang memiliki kematian ibu tertinggi yaitu 16 kasus pada tahun 2013 dan 2014.
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang penyebab kematian
maternal pada tahun 2012 dan 2013 adalah preeklampsia-eklampsia, perdarahan,

1
2

ibu secara langsung di kota Padang masih sama. Preeklampsia merupakan


penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan
proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah
minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika
timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan
ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan
berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada
sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-
kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder
terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin
terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal
diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan
adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan
1.1. Rumusan Masalah
 Jelaskan pengertian preeklamsia
 Sebutkan macam-macam preeklamsia
 Jelaskan etiologi preeklamsia
 Sebutkan apa saja tanda dan gejala dari Pre-Eklampsia
 Menjelaskan cara mencukupi gizi pada kehamilan preeklamsia

1.2. Tujuan

 Mengetahui Klasifikasi Pre-Eklampsia


 Untuk mengetahui etiologi preeklamsia
 Untuk mengetahui macam-macam preeklamsia
 Mengetahui tanda dan gejala preeklamsia
 Jelaskan komponen dalam gizi menu makan yang akan dibuat
 Jelaskan angka kecukupan gizi
 Pesan gizi
 Cara memasak dan
3

 Penyajian
BAB II

Pembahasan
2. Defenisi

Pre Eklampsia

Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang
bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita
hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan
tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir trisemester kedua sampai trisemester
ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Pre-eklampsia adalah salah satu kasus
gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini
terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak
pada ibu dan bayi.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-
eklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi
(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi
berlanjut selama kehamilan).
Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi
dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena
eklampsia juga sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan
koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “halilintar“ karena
gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat
dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang
mengancam nyawa dari kehamilan ditandai dengan munculnya kejang tonik -
klonik, biasanya pada pasien yang telah menderita
4

preeklampsia. (Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebut


gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005.
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau
masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat kelainan saraf )
dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia.
(Ong Tjandra & John 2008 ).

2.1. Klasifikasi Pre Eklamsia


1. Pre Eklamsia dibagi menjadi 2 golongan,yaitu :
Pre Eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih..
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1
kg atau lebih per minggu.
c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+
pada urin kateter atau midstream
2. Pre Eklamsi berat, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut:
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigas-
trium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis.

2.1.2. Etiologi Pre-Eklamsia

Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa
penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya
preeklampsia. Faktor faktor tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan
gangguan aliran darah ke rahim.
1. Pre-Eklampsia
5

Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi


pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas
pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus
arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi intravaskulaer. Walaupun vasospasmus
mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi vasospasmusini
yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.Sebab pre
eklamasi belum diketahui :
a. Vasospasmus menyebabkan :
 Hypertensi
 Pada otak (sakit kepala, kejang)
 Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
 Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
 Pada hati (icterus)
 Pada retina (amourose)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia
yaitu:
 Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion, dan molahidatidosa
 Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
 Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
 Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
c. Factor Perdisposisi Preeklamsi
 Molahidatidosa
 Diabetes mellitus
 Kehamilan ganda
 Hidrocepalus
 Obesitas
 Umur yang lebih dari 35 tahun
6

2.1.3. Patofisiologi Pre-Eklamsia


Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler
terhadap angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan
vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter
pembuluh darah kesemua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati
dan otak menurun sampai 40-60%. Gangguan plasenta menimbulkan
degenerasipada plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus.
Aktivitas uterus dan sensitifitas terhadap oksitosin meningkat (Maryunani &
Yulianingsih, 2010). Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan
menimbulkan perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam urat
menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotik plasma menurun, cairan keluar
dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah
dan edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia berat
terjadi penurunan volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan cepat
(Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar
dan hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri
epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi, tetapi
merupakan komplikasi yang hebat dari preeklamsia, enzim-enzim hati seperti
SGOT dan SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke
retina menimbulkan symtom visual skotama dan pandangan kabur. Patologi yang
sama menimbulkan edema serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas
susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan
kejang serta perubahan efek). Edema paru dihubungkan dengan edema umum
yang berat, kompliksai ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri
(Maryunani & Yulianingsih, 2010).

2.2.4. Tanda Dan Gejala Pre-Eklamsia


Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan
darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah :
 Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan
dalam tubuh
7

 Nyeri perut
 Sakit kepala yang berat
 Perubahan pada reflex
 Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali
 Ada darah pada air kencing
 Pusing
 Mual dan muntah yang berlebihan
 Udem
 Hipertensi
 Proteinuria
a. Pre-eklampsia ringan Tanda dan gejala :
1) Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;
diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
2) Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
3) Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
b. Pre-eklampsia Berat tanda dan gejala
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-
eklampsia berat :
1) Tekanan darah sistolik 160 mmHg
2) Tekanan darah diastolik 110 mmHg
3) Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4) Trombosit < 100.000/mm3
5) Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air
seni > 3 g / L)
6) Nyeri ulu hati
7) Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
8) Perdarahan di retina (bagian mata)
9) Edema (penimbunan cairan) pada paru
10) Koma
8

2.1.5. Komplikasi Pre-Eklamsia


Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
a. Pada ibu
1) Eklamsia
2) Solusio plasenta
3) Perdarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah
5) HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet
count)
6) Ablasio retina
7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

2.2.1. Penatalaksanaan

. Penatalaksanaan pre-eklampsia
a. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda
sedini mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup
supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap
kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau ada faktor-faktor peredisposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, dan
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, karbohidrat, tinggi protein dan
menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
b. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
1) Untuk mencegah terjadinya PE
2) Hendaknya janin lahir hidup
9

3) Trauma pada janin seminimal mungkin


Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada
saat yang optimal yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, tetapi sudah cukup
matur untuk hidup diluar uterus. Setelah persalinan berakhir jarang terjadi
eklampsia dan janin yang sudah cukup matur lebih baik hidup diluar kandungan
daripada dalam uterus. Waktu optimal tersebut tidak selalu dapat dicapai pada
penanganan preeklampsia, terutama bila janin masih sangat prematur. Dalam hal
ini diusahakan dengan tindakan medis untuk dapat menunggu selama mungkin,
agar janin lebih matur. Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan:
a) Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan
preeclampsia
b) Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak
perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-
100 mmHg
c) Pemberian luminal 1 sampai 2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
d) Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari
e) Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti
hipertensi: metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari), atau
nifedipin 3-8 x 5 –10 mg / hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau
pindolol 1-3 x 5 mg / hari 9 maks. 30 mg / hari
f) Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
g) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1
minggu
h) Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat
jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut,
atau pasien menunjukkan preeklampsia berat.
i) Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia
berat.
j) Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.
10

k) Pengakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, kecuali


ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta,
eklampsia atau indikasi terminasi kehamilan lainnya.
l) Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau
dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.
c. Penatalaksanaan Pre-eklamsi berat :
1) Per-eklamsi berat kehamilan kurang 37 minggu:
2) Janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan
pemeriksaan shake dan rasio L/S maka penanganannya adalah sebagai berikut:
a) Berkan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul
dengan injeksi tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra
dindikasi)
b) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesium dapat
diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan
(kecuali jika ada kontraindikasi)
c) Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin monitor, penimbangan
berat badan seperti pre-eklamsi ringan sambil mengawasi timbul lagi
gejala.
d) Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi
kehamilan: induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.

2. Pre-eklamsi berat kehamilan 37 minggu ke atas:


a. Penderita di rawat inap
b. Istirahat mutlak dan di tempatkan dalam kamar isolasi
c. Berikan diit rendah garam dan tinggi protein
d. Berikan suntikan sulfas magnesium 8 gr IM (4 gr bokong kanan dan 4 gr
bokong kiri)
e. Suntikan dapat di ulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam
f. Syarat pemberian Mg So4 adalah: reflek patela (+), diurese 100cc dalam 4
jam yang lalu, respirasi 16 permenit dan harus tersedia antidotumnya:
kalsium lukonas 10% ampul 10cc.
11

g. Infus detroksa 5 % dan ringer laktat Obat antihipertensif: injeksi katapres 1


ampul IM dan selanjutnya diberikan tablet katapres 3x½ tablet sehari
3. Prinsip penanganan pre-eklampsia:
a. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
b. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
c. Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan
janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
d. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau
ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
2.2.2. (Lima) 5 Pemenuhan Gizi Yang Dipenuhi Ibu Dengan Kehamilan Pre-
Eklamsia

1. Sebutkan dan jelaskan komponen dalam gizi menu makanan yang yang akan
dibuat

Preeklamsia merupakan komplikasi pada kehamilan dengan tanda berupa


tekanan darah yang tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine.
Preeklamsia umumnya terjadi setelah usia kehamilan di atas 20 minggu,
kehamilan ganda, usia Ibu hamil dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun, hingga
ibu hamil dengan riwayat penyakit diabetes, ginjal, ataupun hipertensi.
Preeklamsia yang tak diatasi dengan tepat akan berkembang menjadi eklamsia
yang dapat membahayakan ibu dan janin. Alih-alih menanggung risiko, alangkah
baiknya untuk mencegah preeklamsia sejak dini, bahkan ketika masih program
kehamilan. Salah satu caranya yakni

mengkonsumsi makanan berikut ini, seperti lansiran dari laman Webmd,


Healthline, dan Babylist.

1. Mengkonsumsi makanan tinggi antioksidan


12

Gambar 2.1

Contohnya seperti nasi merah, bayam, brokoli, wortel, kentang, dan kacang
kedelai, beragam jenis ikan yakni sarden, salmon, tuna, dan kembung, bahkan
mengonsumsi cokelat secara rutin. Makanan tersebut akan menekan peluang
terjadinya preeklamsia.

2. Mengonsumsi makanan tinggi kalium

Makanan tinggi kalium akan mencegah peningkatan tekanan darah yang


signifikan saat kehamilan. Beberapa contohnya yakni pisang, aprikot, alpukat,
delima, air kelapa, tomat, hingga kacang buncis putih.

3. Mengonsumsi suplemen tertentu


13

Risiko preeklamsia dapat ditekan melalui asupan multivitamin ataupun suplemen


tertentu. Misalnya, kalsium, asam folat, vitamin B6, vitamin C, vitamin D, dan
vitamin E. Kendati demikian, takarannya tentu harus dikonsultasikan dengan
dokter terlebih dahulu.

4. Membatasi asupan protein per saji

Kadar protein harus dikontrol dengan baik sebab Preeklamsia memang akan
meningkatkan kadar protein di urine. Oleh sebab itu, batasilah asupan protein
tersebut menjadi 15%-20% saja dari total asupan makanan per saji secara
keseluruhan.

5. Menghindari konsumsi makanan berpengawet


14

Makanan berpengawet, apalagi yang digoreng, bahkan bergula tinggi, akan


memicu munculnya preeklamsia saat kehamilan. Contoh makanannya yakni
makanan cepat saji alias fast food, hingga beberapa varian olahan dessert.

Itulah beberapa upaya yang dapat Ibu hamil lakukan untuk mencegah terjadinya
Preeklamsia pada masa kehamilan. Untuk lebih tepatnya, selalu konsultasikan
dengan dokter, ya!

2. Angka Kecukupan Gizi

Untuk melengkapi mengenai nutrisi gizi ini, saat ini kita akan mengulas tentang
angka kecukupan gizi ibu hamil yang takkalah pentingnya dengan keterangan
yang di posting sebelumnya. Seorang Ibu selama proses kehamilan akan
mengalami perubahan fisik yang cukup kelihatan drastis. Kehamilan
menyebabkan berat badan naik dan laju metabolisme tubuh juga meningkat.
Karena itu, ibu hamil memerlukan gizi yang lebih banyak, baik untuk Ibu sendiri
maupun janin. Asupan makanan yang mengandung nutrisi gizi tinggi dan
seimbang.

Dengan semakin berubahnya komposisi dan metabolisme tubuh ibu selama proses
kehamilan, seiring dengan membesarnya janin. Pada trimester pertama, terjadi
pembentukan organ-organ vital pada janin. Pada trimester kedua, janin dalam
kandungan akan mengalami pertumbuhan sangat pesat. Perlu Ibu ketahui bahwa
jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa asupan gizi sudah
cukup seimbang. Kualitas makanan juga berperan penting dalam menentukan
asupan gizi seimbang ini. Dengan melengkapi gizi secara lengkap dan berkualitas
15

juga seimbang, diharapkan akan memberikan efek jangka panjang yang positif
bagi perkembangan janin sejak dari dalam kandungan maupun setelah proses
persalinan nanti.

3. Pesan Gizi

- Syukuri dan nikmati anekaragaman makanan


- Banyak makan sayuran dan buah-buahan
- Biasakan konsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
- Biasakan mengkonsumsi aneka ragaman makanan pokok
- Batasi konsumsi manis, asin dan berlemak
- Biasakan sarapan
- Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
- Biasakan membaca label pada kemasan pangan
- Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
- Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

1. syukuri dan nikmati anekaragaman makanan


Mutu gizi dan kelengkapan zat Gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis
pangan yang dikonsumsi, semakin beragam semakain bisa memenuhi kebutuhan
gizi. Oleh karena itu konsumsi keaneragaan pangan merupakan salah satu anjuran
penting dalam mewujudkan gizi seimbang, yakni mengkonsumsi lima kelompok
pangan setiap hari atau setiap kali makan yaitu ; makanan pokok, lauk, sayur,
buah dan minuman.
Rasa syukur dalam menikmati makanan dan tidak tergesa-gesa membuat makanan
mudah dikunyah, dicerna dan serap oleh tubuh secara lebih baik.

2. Banyak makan sayuran dan buah-buahan


Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan serat pangan
yang berperan dalam mengatur metabolisme dan fungsi organ.
Konsumsi sayur dan buah yang tinggi dapat menjaga nilai normal tekanan darah,
kadar gula, dan kolesterol, juga merupakan resiko sulit buang air besar,
kegemukan dan berperan mencegah penyakit tidak menular. Konsumsi sayur dan
16

buah yang cukup menjadi salah satu indikator nsederhana tercapainya gizi
seimbang.

3. Biasakan konsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi


Lauk pauk merupakan sumber protein yang berperan terutama dalam
proses pertumbuhan dan generasi sel. Lauk-pauk terderi dari lauk hewani dan
nabati, sumber protein hewani dan nabati. Meskipun keduanya sama-sama
menyediakan protein, tetapi masing-masing kelompok pangan tersebut
mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Pangan hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap namun juga
mengandung tinggi kolesterol.
Pangan nabati mempunyai keunggulan proporsi lemak tidak jenuh lebih banyak.
Juga mengandung isollavin, antioksidan dan ati kolesterol. Namunkualitas proein
nabati lebih rendah dibanding protein hewani.
Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu protein, lauk hewani dan nabati perlu
di konsumsi bersama.

4. Biasakan konsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi


Lauk pauk merupakan sumber protein yang berperan terutama dalam
proses pertumbuhan dan generasi sel. Lauk-pauk terderi dari lauk hewani dan
nabati, sumber protein hewani dan nabati. Meskipun keduanya sama-sama
menyediakan protein, tetapi masing-masing kelompok pangan tersebut
mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Pangan hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap namun juga
mengandung tinggi kolesterol.
Pangan nabati mempunyai keunggulan proporsi lemak tidak jenuh lebih banyak.
Juga mengandung isollavin, antioksidan dan ati kolesterol. Namunkualitas proein
nabati lebih rendah dibanding protein hewani.
Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu protein, lauk hewani dan nabati perlu
di konsumsi bersama.

5. Biasakan mengkonsumsi aneka ragaman makanan pokok


17

Makanan pokok adalah pangan utama sumber karbonhidrat yang telah


menjadi bagian dari budaya makan bangsa indonesia, contohnya beras, jagung,
singkong, ubi, talas, garut, sorgum, sagu.
Disamping mengandung karbohidrat, bahan makanan pokok biasanya
mengandung vitamin B1, B2 dan beberapa mineral.
5. Batasi konsumsi manis, asin dan berlemak
Gula, garam, dan lemak berhubungan dengan resiko penyakit degeneratif,
seperti: diabetes mellitus, hipertensi, penyakit pembuluh darah dan jantung.
Oleh karena itubatasi konsumsinya, yakni: Gula maks 50gr/hari, garam 1 sdt/hari,
lemak maks 5sdm.
6. Biasakan sarapan
Sarapan pagi menyediakan tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk
berfikir, bekerja dan melakukan aktifitas fisik secara optimal setelah bangun pagi.
Membiasakan sarapan berari membiasakan disiplin bangu pagi dan beraktifitas
pagi serta tercegah dari makanan berlebihan dikala makan kudapan atau makan
siang. Oleh karena itu sarapan merupakan perilaku penting dalam mewujudkan
gizi seimbang.
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
7. Air merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
banyak untuk hidup sehat.
Air diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Berbagai faktor yang mempengaruhi kebutuhan air adalah tahapan pertumbuhan,
laju metabolisme, aktifitas fisik, laju pernafasan, suhu tubuh, jenis dan jumlah
padatan yang dikeluarkan ginjal, pola konsumsi pangan, dan lingkungan
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal
kadaluarsa dan keterangan penting lain yang tercantum pada kemasan.
Semua informasi yang rinci membantu konsumen untuk mengetahui kandungan
makanan tersebut, sehingga konsumen mengetahui bahaya atau resiko saat
mengkonsumsinya.
18

9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir


Pentingnya cuci tangan secara baik dan benar agar tejaga kebersihan dan
bebas dari bakteri/ kuman pencemar, serta mencegah penyebaran penyakit.
Kapan saat tepat cuci tangan: sebelum dan sesudah makan atau memegang
makanan, sesudah BAB, sesudah menceboki anak, sesudah memegang binatang
dan sesudah berkebun, sebelum memberikan ASI pada Bayi.
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Aktifitas Fisik adalah olah gerak tubuh yang memerlukan tenaga atau
energi. pengeluaran energi dari aktifitas fisik merupakan faktor penyeimbang
asupan kalori dari makan sehai-hari. Keduanya akan dapat mempertahankan berat
badan ideal dan kebugaran.

4. Cara memasak

Merebus untuk membuat makanan cepat matang

Merebus adalah salah satu cara mengolah makanan yang aman untuk ibu hamil.
(Foto: Pixabay)

Merebus adalah cara yang sering digunakan, terutama jika kamu hanya
punya waktu singkat untuk memasak, karena makanan lebih cepat matang. Untuk
merebus daging, kamu perlu memotong daging menjadi beberapa bagian agar
tingkat kematangan meratanya. Rebuslah hingga daging berubah warna menjadi
kecokelatan dan pastikan daging matang sempurna.
19

Saat merebus sayuran, kamu bisa menggunakan metode blanching agar


vitaminnya tidak hilang. Caranya, tunggulah hingga air mendidih, baru kemudian
masukkan sayuran. Untuk mendapatkan rasa sayuran yang renyah, tidak perlu
menunggu lama, angkat dan sayuran siap dinikmati.

. Memanggang agar menjaga kandungan nutrisi

Memanggang adalah salah satu cara mengolah makanan yang aman untuk ibu
hamil. (Foto: Pexels)

Asparagus, labu, kacang panjang, hingga daging ayam pun lezat, jika
diolah dengan cara memanggang. Kamu bisa menggunakan oven atau kompor
untuk memanggang.Yang harus diperhatikan, potong makanan sama besar agar
tingkat kematangan merata. Prinsipnya, semakin cepat matang, kandungan nutrisi
dalam makanan tetap terjaga. Pastikan juga kamu memakai wadah yang tepat
sesuai jenis masakan. Agar matangnya tetap merata, tidak perlu menggunakan
suhu terlalu tinggi ketika memanggang. Untuk daging misalnya, kamu bisa
memanggangnya dengan suhu 220 derajat Celcius selama 50-60 menit.

.
20

Menumis untuk menambah asupan lemak baik

Menumis adalah salah satu cara mengolah makanan yang aman untuk ibu hamil.
(Foto: Pexels)

Memasak dengan menumis memang digemari. Siapa yang bisa menolak


makan tumis brokoli, tumis tuna pedas, atau tumis sapi lada hitam? Untuk ibu
hamil yang harus diperhatikan adalah pakai sedikit minyak saat menumis. Kamu
bisa memilih minyak dengan kandungan lemak baik, seperti minyak kanola,
minyak biji bunga matahari, dan minyak zaitun.Selain itu, potong bahan makanan
dalam ukuran dan bentuk yang sama. Soalnya, cara ini akan membantu seluruh
bahan makanan matang secara merata dalam waktu yang sama. Sementara jika
kamu memotongnya terlalu kecil, makanan berisiko mengalami gosong di bagian
dalamnya.

Mengukus untuk mengunci zat gizi


21

Mengukus adalah salah satu cara mengolah makanan yang aman untuk ibu hamil.
(Foto: Pixabay)

Ini adalah cara memasak sayuran yang paling baik karena keutuhan
vitaminnya terjaga, terutama vitamin yang larut air, seperti vitaman B dan C.
Metode ini mematangkan makanan dengan uap panas. Metode mengukus dibagi
menjadi dua. Pertama, kamu bisa langsung menaruh makanan pada saringan
kukusan atau pada pinggan tanpa tutup. Kedua, meletakkan makanan pada
pinggan dan menutup pinggan saat mengukus. Metode ini juga dikenal dengan
mengetim.

Bedanya dari mengukus dengan metode pertama adalah makanan tidak


bersentuhan langsung dengan uap dari bawah saringan. Uap panas dari makanan
tetap di dalam pinggan dan mematangkan makanan itu, sehingga makanan terasa
lebih lezat karena bumbu-bumbu masakan meresap sempurna.
22

Menggoreng bisa tanpa minyak agar lebih sehat

Menggoreng adalah salah satu cara mengolah makanan yang aman untuk ibu
hamil. (Foto: Pexels)

Ibu hamil boleh mengonsumsi makanan yang digoreng? Boleh, asalkan


kamu mengonsumsi dalam jumlah sewajarnya. Jika ngidam makanan yang
digoreng, lebih baik menggoreng saja sendiri, sehingga hasilnya lebih sehat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggoreng. Misalnya, gunakan
minyak yang belum pernah digunakan dan tidak menggoreng ulang makanan agar
tidak menumpuk kolesterol jahat. Jika memungkinkan, kamu bisa menggunakan
air fryer,

yaitu alat menggoreng tanpa minyak. Kamu bisa menikmati kentang atau ubi
goreng tanpa rasa bersalah. Meski proses matangnya lebih lama, tapi metode ini
jauh lebih sehat bagi ibu hamil.

5. Penyajian

Sajian/penyajian adalah hidangan(makanan dan lauk pauk),yang sudah


disediakan pada suatu tempat unuk dimakan.
Contoh gambar penyajian
23

2.2.3. Pemeriksaan Penunjang

1. Pre Eklampsia
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
 Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr% )
 Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
 Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
b. Urinalisis Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
24

 Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )


 LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
 Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
 Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml)
 Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat (N= <31 u/l )
 Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
e. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
2) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
2. Eklampsia
 Urine: Protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.
 Darah: Trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirub
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan
protein urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam
trisemster ke-3 kehamilan. Preeklampsia juga merupakan penyulit kehamilan yang
akut dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi pada masa ante, intra
dan post partum. Pre eklamsi merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana
hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki
tekanan darah normal. Preeklampsia adalah suatu penyakit vasospastik, yang
melibatkan banyak system yang ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan
proteinuria (Bobak, 2004).

B. SARAN
- Diharapkan kepadamahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang
penyakit pre-eklampsia
- Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting dan
diharapkan kepada mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit
tersebut beserta asuhan keperawatannya.
- Dalam penyusunan makalah kami menyadari bahwa makalah ini sangatlah
kurang dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik

24
25

DAFTAR PUSTAKA
(aminah, 2017)
(30 juli 2018 Magdalena, 2018)
(firefox, p. 2020)

Anda mungkin juga menyukai