Anda di halaman 1dari 15

FIRTULA GENETALIA

Disusun Oleh:
Yeni Agusta
(2720200049)
 
Pengertian Fistula Genitalia
Fistula adalah suatu ostium abnormal, berliku-liku antara dua organ berongga
internal atau antara organ berongga internal dan dengan tubuh bagian luar.
Nama fistula menandakan kedua area yang berhubungan secara abnormal
(Suzanne C. Smeltzer. 2001). Fistula merupakan saluran yang berasal dari rongga
atau tabung normal kepermukaan tubuh  atau ke rongga lain,

Genitalia ialah organ reproduksi (Kamus Keperawatan Lengkap). Fistula


vagina adalah suatu kondisi medis yang parah di mana suatu fistula
(lubang) berkembang antara rektum dan vagina atau antara kandung
kemih dan vagina setelah parah atau gagal melahirkan,
Etiologi Fistula
1. Sebab obstetrik
Terjadinya penekanan jalan lahir oleh kepala bayi dalam waktu lama, seperti pada
partus lama iskemia kemudian nekrosis lambat, atau akibat terjepit oleh alat pada
persalinan buatan.

Sebab ginekologik
a) Proses keganasan/carsinoma terutama carsinoma cervix, radiasi/penyinaran,
trauma operasi atau kelainan kongenital.
b) Histerektomi totalis.
c) Lokasi terbanyak pada apeks vagina ukuran 1-2 mm Terjadi akibat terjepit oleh
klem atau terikat oleh jahitan.
Sebab trauma
terjadi karena trauma (abortus kriminalis
Penyebab distal yang dapat menyebabkan perkembangan isu-isu
kepedulian fistula obstetri
1. kemiskinan,
2. kurangnya pendidikan
3. pernikahan dini dan melahirkan,
4. peran dan status perempuan di negara berkembang,
5. praktek-praktek tradisional yang berbahaya dan kekerasan seksual.
 
Klasifikasi Fistula
1. Fistula enterocutaneous
2. Fistula enterovesicular (vesikovaginal dan uretrovaginal)
3. Fistula rektovaginalis
4. Fistula enterocolic
5. Fistula multiple
 
Manifestasi Klinis Fistula Genitalia

Gejala tergantung pada kekhususan defek. Pus atau feses dapat bocor secara konstan
dari lubang kutaneus. Gejala ini mungkin pasase flatus atau feses dari vagina atau
kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapat
menyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel
1. dari pembedahan. Biasanya karena terjadi kurangnya ke sterilan alat atau
kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka kuman akan
masuk kedalam  peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum
sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses),

2. Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita


jaringan (perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka akan
terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan 
sehingga akan menjadi sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh

3. terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan


maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan berkurang
sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar (yang bisa
menyebabkan edema), jika tidak di tangani secara cepat maka cairan akan
merembes kedalam rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.
Tanda dan Gejala Fistula Genitalia
Gangguan yang dihasilkan biasanya mencakup :

1. Inkontinensia urine
2. Infeksi parah dan ulserasi pada saluran vagina
3. Sering terjadi kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan
4. Wanita merasa tidak nyaman
5. Haid terganggu, amenorrhoe sekunder
6. Kulit sekitar anus tebal
7. Infeksi pada jalan lahir
8. Pada pemeriksaan spekulum terlihat dinding vesika menonjol keluar
9. Flatus dari vagina, keluar cairan dari rectum.
Pencegahan Fistula Genitalia
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :

1. Pemeriksaan secara rutin ke perawatan kandungan


2. Dukungan dari profesional perawatan kesehatan terlatih selama
kehamilan,
3. Menyediakan akses ke keluarga berencana
4. Mempromosikan praktek jarak antar kelahiran
5. Mendukung perempuan dalam bidang pendidikan
6. Menunda pernikahan dini.
 
Komplikasi Fistula Genitalia
1. Infeksi
2. Gangguan fungsi reproduksi
3. Gangguan dalam berkemih
4. Gangguan dalam defekasi
5. Ruptur/ perforasi organ yang terkait

Pemeriksaan Penunjang Fistula Genitalia


1. Darah lengkap
2. CT
3. BT
4. Golongan darah
5. Urium creatiumi
6. Protein
7. Albumin
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut bd pancernaan fisik


2. Ansientas bd ancaman perubahan status kesehatan
3. Resiko infeksi bd efek prisedur infeksi
No. Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SKLI)
Diagno

1. Nyeri akut b.d pencernaan fisik Intervensi utama : Menejemen nyeri


(massa dan konpresi bimanual) Tindakan
setelah diberikan asupan Obsetvasi
keperawatan selama 3 x 24 Jam 1. Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
diharapkan tingkat nyeri menurun intensitas nyeri
Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menutun 3. Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri
2. Meringis menutun 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
3. Sikap protektif menurun 5. Monitor efek samping pengunaan analginetik
4. Gelisah menutu Terapeutik
5. Kesulitan tidur menurun 6. Berikan teknik nonformakologi untuk mengurangi rasa nyeri
6. Frekuensi nadi menutun 60.100 (mis, TENS, hypnosis, akupurature, kompres
per menit hangat/dingin, terapi bermain)
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis, susu ruangan, pencahayaan, kebisingan )
Edukasi
1.Jelaskan penyebab, priode dan pemicu nyeri
2.Jelakan strategi meredahkan nyeri
3.Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4.Anjurkan mengunakan analgetik secara tepat
5.Anjurkan teknik nonfamokologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian analgenetik, jika perlu
No. Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SKLI)
Diagno
2. ansietas b.d ancaman perubahan Intervensi utama: reduksi Anxietas
ststus kesehatan. Tindakan :
setelah diberikan asupan Observasi :
keperawatan selama 3 x 24 Jam 1. Identifikasi saat tingkat Anxietas berubah
diharapkan tingkat intensitas (mis, kondisi, waktu, stresosr)
menurun 2. Identifikasi kemampuan mengambil
Kriteria hasil : keputusan
1. Verbalisasi kebinggungan 3. Monitor Anxietas (verbal dan non verbal)
2. Verbalisasi hawatir akibat Terapeutik
kondisi yang dihadapi menutun 4. ciptakan suasana terapeutik untuk
3. Perilaku gelisah menurun menumbuhkan kepercayaan
4. Perilaku tegang menutun 5. Temani pasien untuk mengurangi
5. Konsentrasi membaik kecemasan, jika memungkinkan
6. Pola tidur membaik 6. Pahami situasi yang membuat Anxietas
7. Dengarkan dengan penuh perhatian
8. Gunakan pendekatan dengan tenang dan
penuh keyakinan
9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memungkinkan kecemasan
10. Diskusi perencanaan realisasi tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
11. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
memungkinkan dialami
12. Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan dan pronognosis
13. Anjurkan keluarga tetap bersama pasien,
jika memungkinkan
No. Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SKLI)
Diagno

3. Resiko infeksi b.d efek prosedur Interveksi utama : penjegahan infeksi


infeksi Tindakan :
Setelah diberikan asuhan Observasi
keperawatan selama 3x24 Jam 1. Monitor tanda dan kejala infeksi local
diharapka tingkat infeksi menurun dan sistemik
Teraputik
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
4. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
5. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
6. Anjurkan menigkatkan asupan nutrisi
7. Anjurkan menigkatkan asupan cairan
Kesimpulan
Pelayanan asuhan keperawatan pada ibu post fistuloraphy atas
indikasi fistula vesiko vaginalis harus sesuai dengan instruksi dokter.
Asuhan yang diberikan kepada ibu tersebut, seperti mengontrol
keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital, menganjurkan ibu untuk bed
rest total dan banyak minum air putih sesuai yang diinstruksikan
dokter, menganjurkan ibu untuk makan yang cukup dan mengingatkan
ibu untuk rutin minum obat yang diresepkan dokter.

Anda mungkin juga menyukai