A. PENGERTIAN
12345Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal
dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul,
yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut
fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini
merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering,
disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas,
abortus spontan, persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003).
B. KLASIFIKASI
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka
tumbuh. Klasifikasinya sebagai berikut :
1. Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan.
Sebagian besar tumbuh di antara lapisan uterus yang paling tebal dan
paling tengah, yaitu miometrium.
2. Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan
uterus yang paling luar, yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga
peritonium. Jenis mioma ini bertangkai (pedunculated) atau memiliki dasar
lebar. Apabila terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat
menempel dalam rongga peritoneum disebut wandering/parasitic fibroid
Ditemukan kedua terbanyak.
3. Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus
paling dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat
bertangkai atau berdasarkan lebar. Dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,
kemudian dilahirkan melalui saluran serviks, yang disebut mioma geburt
(Chelmow, 2005)
C. ETIOLOGI
membawa
145
gen
yang
diperkirakan
berpengaruh
pada
panggul.
(Chelmow, 2005).
F. DIAGNOSIS
Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan dari:
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditemukan antara lain :
a. Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama.
b. Kadang-kadang disertai gangguan haid
c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pemeriksaan abdomen
1) Uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen
2) Teraba benjolan tidak teratur, tetap dan lunak
3) Ada nyeri lepas yang disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal
b. Pemeriksaan pelvis
1) Adanya dilatasi serviks
2) Uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis mioma uteri , sebagai berikut :
Vena
Pielografi (IVP)
a. Penanganan konservatif
Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6
bulan.
2) Monitor keadaan Hb
3) Pemberian zat besi
4) Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma
b. Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri
adalah :
1)
anemia
2)
Nyeri pelvis yang hebat
3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena
mioma berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa)
4) Gangguan buang air kecil (retensi urin)
5) Pertumbuhan mioma setelah menopause
6) Infertilitas
7) Meningkatnya pertumbuhan mioma
(Moore, 2001).
Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :
1) Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan
rahim/uterus (Rayburn, 2001). Miomektomi lebih sering di lakukan
pada penderita mioma uteri secara umum. Penatalaksanaan ini paling
disarankan kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah
penyebab lain disingkirkan (Chelmow, 2005).
2) Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang
dilakukan
untuk
lamanya
keluhan,
timbulnya
keluhan,
faktor
yang
2. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan
kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke
arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :
a. Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan,
lama persalinan, tempat persalinan, masalah persalinan, masalah nifas
serta laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat ini
b. Pemeriksaan genetalia
c. Pemeriksaan payudara
d. Riwayat operasi ginekologi
e. Pemeriksaan pap smear
f. Usia menarche
g. Menopause
h. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
i. Kesehatan lingkungan/higiene
3. Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai
4.
5.
6.
7.
konsep
diri
berhubungan
dengan
kekawatiran
tentang
K. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Gangguan
(nyeri)
rasa
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Ra
nyaman Klien dapat mengontrol1. Observasi adanya nyeri dan Me
kep
dengan kerusakan jaringan mampu mengidentifikasi cara2. Ajarkan dan catat tipe nyeri Me
otot dan system saraf akibat mengurangi
penyempitan
kanalis mengungkapkan
keinginan nyeri
dia
Me
dan
klie
klie
Kolaborasi
pemberian
analgesik.
Gangguan eliminasi urine Pola
(retensio)
dengan
eliminasi
berhubungan kembali
penekanan
urine
normal
Me
retensi
urine, kemih,
observasi
sensorik
motorik.
elim
/ untuk
mengurangi
adanya dir
dan
rasa
atau nyeri.
klien
untuk Me
merangsang
miksi
dengan uri
pemberian
air
hangat,
konsep
diri Konsep
diri
klien
berhubungan
kekawatiran
tentang criteria
hasil
yang
menerima histerektomi
bisa
dan
dilakukan me
anjurkan
anak,
perubahan
dalam bersedia
untuk
dilakukan perasaannya
tentang
pembedahan
klien
mengungkapkan
untuk
perasaannya Ide
mengenai
tindakan kel
lingkungan
Me
atau
untuk
membicarakan
keluhan-keluhannya.
Me
dan
per
dir
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC
Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital
Tract in Blueprints
Obstetrics
&
Gynecology. Boston
Blackwell
Publishing,
Http://www.emedicine.com/med/topic331 9.html.
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the
Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston :
Elsevier Saunders
Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau
Miomektomi. Farmacia. Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta
Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology
Illustrated. London : Churchill Livingstone.
Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB,
Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke-2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004.
Fibroids in Obstetrics