A. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau
fibroid (Mansjoer, 2007).
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot
polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine
fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi
yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan
malpresentasi (Crum, 2003).
B.
KLASIFIKASI
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh.
Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar tumbuh
di antara lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah, yaitu miometrium.
2.
Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan uterus yang paling luar,
yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga peritonium. Jenis mioma ini bertangkai (pedunculated)
atau memiliki dasar lebar. Apabila terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat
menempel dalam rongga peritoneum disebut wandering/parasitic fibroid Ditemukan kedua
terbanyak.
3.
Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus paling dalam
sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau berdasarkan lebar. Dapat
tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks, yang disebut
mioma geburt (Chelmow, 2005)
C.
ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui
Faktor predisposisi yang bersifat herediter, telah diidentifikasi kromosom yang membawa
145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Sebagian ahli
mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal.
Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause jarang
ditemukan sebelum menarke (Crum, 2005).
1.
2.
3.
Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5
kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri. (Parker, 2007)
4.
5.
Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi
menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri
(Parker, 2007).
6.
Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen dalam kehamilan
dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri
(Manuaba, 2003).
7.
Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan wanita
yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 1992).
D.
PATOFISIOLOGI
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat bervariasi. sangat sering
ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik. Tumot
subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila
tumbuh dengan sangat besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan berkembang
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan terjadi
infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat
dari myoma yang mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii.
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan
kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
Pathway Mioma Uteri
E.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya mioma di antara serabut
miometrium
Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang
disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri terutama saat menstruasi
Pembesaran perut bagian bawah
Uterus membesar merata
Infertilitas
Perdarahan setelah bersenggama
Dismenore
Abortus berulang
Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.
(Chelmow, 2005)
F. DIAGNOSIS
Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan dari:
1.
Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditemukan antara lain :
a.
b.
c.
2.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan pelvis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis mioma uteri ,
sebagai berikut :
a.
Ultra Sonografi (USG), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium
dan keadaan adneksa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan Computerized
Tomografi Scanning (CT scan) ataupun Magnetic Resonance Image ( MRI), tetapi kedua
pemeriksaan itu lebih mahal.
b.
Foto Bulk Nier Oversidth (BNO), Intra Vena Pielografi (IVP) pemeriksaaan ini penting untuk
menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
c.
Histerografi dan histerokopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.
d.
e.
Laboratorium: hitung darah lengkap dan apusan darah, untuk menilai kadar hemoglobin dan
hematokrit serta jumlah leukosit.
f.
Tes kehamilan adalah untuk tes hormon Chorionic gonadotropin, karena bisa membantu dalam
mengevaluasi suatu pembesaran uterus, apakah oleh karena kehamilan atau oleh karena adanya
suatu mioma uteri yang dapat menyebabkan pembesaran uterus menyerupai kehamilan.
Mioma Uteri
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang harus dipikirkan dengan adanya mioma uteri adalah kehamilan,
neoplasma ovarium, adenomiosis, keganasan uterus.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi
pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut.
I.
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi
atas :
a.
Penanganan konservatif
Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :
1)
2)
Monitor keadaan Hb
3)
4)
b.
Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Infertilitas
7)
a.
Miomektomi
Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian
(subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri (Prawirohardjo,
2001). Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada
penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada dua cara
histerektomi, yaitu :
1)
Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma intraligamenter, torsi dan
akan dilakukan ooforektomi
2)
Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12 minggu) atau
disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) untuk histerektomi
adalah sebagai berikut :
1)
Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan
oleh pasien.
2)
Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-gumpal atau
berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
3)
Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa tertekan
punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada vesika urinaria
mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).
2. Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan
observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.
Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan
letak janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik.
J.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen injuri fisik
(jika dilakukan terapi pembedahan)
2. PK : Anemia
3. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep
diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial
5. Resiko
infeksi
dengan
faktor
resiko
ketidakadekuatan
pertahanan
sekunder;
L.
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen injuri fisik (jika
dilakukan terapi pembedahan)
NOC : Kontrol Nyeri
Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama ..x 24 jam, diharapkan respon nyeri
pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :
Klien mampu mengenal faktor-faktor penyebab nyeri, beratnya ringannya nyeri, durasi nyeri,
frekuensi dan letak bagian tubuh yang nyeri
Klien mampu melakukan tindakan pertolongan non-analgetik, seperti napas dalam, relaksasi dan
distraksi
Klien melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan
Klien mampu mengontrol nyeri
Ekspresi wajah klien rileks
Klien melaporkan adanya penurunan tingkat nyeri dalam rentang sedang (skala nyeri: 4 sampai
6) hingga nyeri ringan (skala nyeri : 1 sampai 3)
Klien melaporkan dapat beristirahan dengan nyaman
Nadi klien dalam batas normal (80-100x/menit)
Tekanan darah klien dalam batas normal (120/80 mmHG)
Frekuensi pernafasan klien dalam batas normal (12 20 x/menit)
NIC
1. Manajemen Nyeri
- Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus
- observasi isyarat-isyarat verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan, meliputi ekspresi wajah,
pola tidur, nasfu makan, aktitas dan hubungan sosial.
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran. Pemberian analgetik harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar nama, benar obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu pemberian, dan benar dokumentasi)
- Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
- Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri
Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan
Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik,
dan distraksi)
Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat
Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga kesehatan jika tindakan tidak berhasil atau
terjadi keluhan lain
PK : Anemia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ......x 24 jam, perawat dapat meminimalkan
komplikasi anemia yang terjadi dengan kriteria hasil:
Konjungtiva merah muda
Capilary refille 2 detik
Mukosa mulut merah muda
Kadar Hb dbn (wanita dewasa: 12-14 g/dl), RBC dbn (wanita dewasa: 3,80-5,80 x 10 5/uL) dan
Hct dbn (wanita dewasa : 37,0-47,0%)
Kaji gejala-gejala anemia yang terjadi
Pantau tanda-tanda anemia yang terjadi
Monitor hasil pemeriksaan lab untuk pemeriksaan kadar Hb, RBC, Hct
Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang, terutama makanan tinggi
kalori dan tinggi protein.
Kolaborasi pemberian suplemen besi tambahan, vitamin dan mineral sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian transfusi darah sesuai kebutuhan
monitor efek samping dan respon pasien setelah dilakukan transfusi darah
Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep diri,
perubahan dalam status kesehatan, stres
NOC: Kontrol Cemas
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan pasien
dapat mengkontrol cemas dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Perawat memonitor tingkat kecemasan pasien
Klien mampu menurunkan penyebab-penyebab kecemasan
Perawat dan keluarga dapat menurunkan stimulus lingkungan ketika pasien cemas
Klien mampu mencari informasi tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan
kecemasan
Klien manpu menggunakan strategi koping yang efektif
Klien melaporkan kepada perawat penurunan kecemasan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
(status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial
NOC :
Status nutrisi : intake makanan dan minuman
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan status
nutrisi meliputi intake makanan dan minuman membaik dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah nutrisi yang sesuai dengan keadaan pasien
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, protein, karbohidrat, dan vitamin C
- Berikan diet yang mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi pasien
2. Monitoring nutrisi
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Berikan lingkungan yang nyaman dan bersih selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Kaji makanan kesukaan
- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
- Monitor variasi makanan yang dikonsumsi pasien
Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder; ketidakadekuatan
pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur invasi
NOC
Pengetahuan:Kontrol infeksi
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan pasien
dapat menjelaskan kembali cara mengkontrol infeksi dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Mampu menerangkan cara-cara penyebaran infeksi
Mampu menerangkan factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran
Mampu menjelaskan tanda-tanda dan gejala
Mampu menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi
NIC
Kontrol Infeksi
Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien
Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan
Batasi jumlah pengunjung
Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat
Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan
Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan pasien
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
1.
-
2.
-
NIC
Pembelajaran : proses penyakit
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
Jelaskan nama penyakit, proses penyakit, faktor penyebab atau faktor pencetus, tanda dan
gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah
komplikas
Berikan informasi tentang kondisi perkembangan klien
Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas kesehatan
Pembelajaran : prosedur/perawatan
Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur/perawatan
Informasikan klien lama waktu pelaksanaan prosedur/perawatan
Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien tentang prosedur yang akan dilakukan
Jelaskan tujuan prosedur/perawatan
Instruksikan klien utnuk berpartisipasi selama prosedur/perawatan
Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah prosedur/perawatan
- Ajarkan tehnik koping seperti relaksasi untuk mengurangi efek dari prosedur yang dilakukan
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan perkembangan penyakit
NOC
Meningkatkan citra tubuh,
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan citra
tubuh atau gambaran tubuh pasien meningkat dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Pasien mengungkapkan penerimaan citra tubuh secara verbal maupuan non verbal
Pasien mampu mempertahankan kontak mata ketika berkomunikasi
Pasien mampu melakukan komunikasi terbuka
Pasien menunjukkan tingkat kepercayaan diri
NIC
Peningkatan citra tubuh
- Kaji penerimaan pasien tentang kondisinya saat ini
- Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan tubuh akibta penyakit
- Bantu klien untuk mendiskusikan fungsi tubuh yang terganggu
- Kaji perasaan klien ketika berinteraksi dengan orang lain
- Kaji persepsi klien dan keluarga tentang perubahan tubuh yang terjadi
- Kaji strategi mengatasi masalah (koping) yang digunakan
- Kaji apakah perubahan gambaran diri mempengaruhi hubungan sosial klien
- Bantu klien mengidentifikasi bagian tubuh lain yang bernilai positif
- Kaji dukungan sosial yang dimiliki klien
Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal
NOC
Buang Air Besar
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada pasien selama .x 24 jam, diharapkan pasien
tidak mengalamai gangguan dalam buang air besar, dengan kriteria hasil:
- Pasien kembali ke pola dan normal dari fungsi bowel
- Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab konstipasi
M. Discharge Planning
1.
Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.
2.
Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah obat, efek
samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.
3.
4.
5.
Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur dan bijibijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan histerektomi.
6.
Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka pada luka post
histerektomi.
7.
Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada luka, panas
di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.
8.
Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada pasien
9.
Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang tidak wajar,
seperti perdarahan per vagina yang banyak, nyeri yang tidak tertahan dan keluhan seperti
sebelum pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.
10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat, seperti
mengangkat beban berat, naik turun tangga,dll.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC
Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital Tract in Blueprints Obstetrics
& Gynecology. Boston : Blackwell Publishing,
Chelmow.D. 2005. GynecologicMyomectomy Http://www.emedicine.com/med/topic331 9.html.
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the Myometrium in Diagnostic
Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston : Elsevier Saunders
Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi. Farmacia. Vol III NO.
12. Juli 2004. Jakarta
Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology Illustrated. London : Churchill
Livingstone.
Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : EGC
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics and Gynaecology. London : Mosby
Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87. Department
of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine. California : American Society for
Reproductive Medicine
1. I.
Konsep Teori
1. A.
Pengertian
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di
mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu
Kebidanan).
1. B.
Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di
tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan
semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian
yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat
yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi
= fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba),
menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu 6 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan
plasenta.
1)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi
inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4)
Nidasi (implantasi )
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung, dan juga
organ lainnya.
1)
Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas
400 cc (pada kelamin cukup bulan).
Berat : dari 30 gr 1000 gr
Bentuk dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga perut
sampai hati.
Serviks : menjadi lunak yang disebut tanda boodell
2)
Ovulasi terhenti
3)
Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick,
heipervaskularisasi.
Sistem pernapasan
Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran
rahim.
3)
4)
Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium
janin
5)
Kulit
6)
Kelenjar endokrin
7)
Payudara
8)
Metabolisme
1. E.
Manifestasi Klinik
1. Tanda Presumtif
Supresi menstruasi
Sering miksi
Chadwicks ( + )
1. Tanda Mungkin
Pembesaran abdomen
Tanda hegar
Ballotemen ( + )
Braxton Hicks
Tes kehamilan
1. Tanda Pasti
Pergerakan fetal
USG hasil
Ro ada skeletal
1. F.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah
1. G.
Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid terakhir
diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.
1. Pemeriksaan fisik
1. Tekhnik inspeksi
1)
Darah muka
Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada
wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
2)
Leher
Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah kelenjar gondok
membesar atau kelenjar limpa membengkak.
3)
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae, keadaan putting susu, adakah
colostrums.
4)
Perut
Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut membesar ke samping), keadaan
pusat, pigmentasi linea alba, nampak ada gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae
gravidarum atau jaringan parut.
5)
Vulva
2)
a.)
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Konsistensi uterus
Gerakan janin
Bln/mgg
1/
2/
Telur bebek
Di belakang simfisis
3/12
Telur angsa
4/16
Kepala bayi
5/20
Kepala dewasa
6/24
Kepala dewasa
7/28
Kepala dewasa
8/32
Kepala dewasa
9/36
Kepala dewasa
10/40
Kepala dewasa
10 bulan
Membesar dan melebar
Cocokkan dengan HT
Cocokkan dengan HT
Pusat menonjol
Pusat menonjol
Epigastrium kejang
Epigastrium lemas
Jadi tinggi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke-10, setelah bulan ke-9 tinggi fundus
uteri turun lagi pada primigravida karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul.
Cara lain untuk menentukan hanya kehamilan danberat badan janin dalam kandungan.
1)
2)
Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling life (quickening).
3)
Mur sprelgelberg dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis di peroleh.
22 28 minggu
24 26 cm diatas simfisis
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
31 cm diatas simfisis
36 minggu
32 cm di atas simfisis
38 minggu
33 cm di atas simfisis
40 minggu
4)
Mac Donald : modifikasi spiegelberg, jarak fundus sampai simpisis dalam cm dibagi 3,5
merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.
5) Ahlfeld : ukuran kepala-bokong : 0,5 panjang anak sebenarnya bila diukur jarak kepala
bokong janin adalah/30 cm,maka tua kehamilan adalah 8 bulan
6)
Satu tangan diletakkan diatas fundus uteri dan mendorong ke bawah (agar punggung
lebih membungkuk dan mendekati dinding uterus).
Tangan yang lain meraba perbedaan rasa antara sebelah kanan dan kiri.
Bila perbedaan tahanan lebih keras dan jelas, keras dan memanjang itulah punggung
anak.
a.)
Posisi yaitu pemeriksa menghadap klien dan berdidi sebelah kanan klien
Pinggir tangan kiri tegak ditengah-tengah perut, kira-kira di daerah pusar dan menekan ke
bawah (arah punggung ibu).
Dengan demikian anak akan terdorong ke samping hingga punggung lebih jelas.
1. Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop
Biasanya dipergunakan stetoskop monokuler atau dengan daptone. Dengan stetoskop dapat di
dengar bermacam-macam bunyi berasal dari :
1)
Anak/janin
a.)
2)
Ibu
a.) Bising rahim : bersifat bising dan frekuensinya sam adengan denyut nadi ibu, ini disebut
ateria uterine.
b.) Bunyi aorta : frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedakan dengan bunyi
jantung anak maka nadi ibu harus dipegang.
c.)
Bising usus : sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus ibu
1. Perkusi
Dilakukan pada refleks lutut, refleks lutut ( ) pada hypovitaminose B1 dan penyakit saraf.
1. Penampilan umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :
1. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
2. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan
3. Untuk membantu menetapkan diagnosis
Dilakukan pada
1. Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran normal : 26 29 cm
1. Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii kanan dan kiri, ukuran
normal : 10,5 11 cm.
1. Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas tulang lumbal lima).
1. Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior kanan ke pertengahan
trochanter mayor kiri, kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke
atas sympisis, ukur normal : 80 90 cm.
Pertumbuhan janin
0 4 minggu
pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai berdenyut, jari mulai
keluar/nampak.
4 8 minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin
belum ada, janin bergerak (USG).
8 12 minggu
mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai
mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
12 16 minggu
berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum menyatu.
16 20 minggu
quecning ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit.
20 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah keriput.
24 28 minggu
kelangsungan hidup dapat lahir pergerakan kelompak mata respon pernapasan.
28 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di muka, kulit mulai putih dan
keriput kurang.
32 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala panjang, kuku sampai ujung
jari, tulang rawan, telinga, rambut.
38 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat
1. II.
Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 12 minggu), kembali pada tingkat pra
kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 15 cm. murmur
sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
1. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
1. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis,
peningkatan berat jenis, hemoroid
1. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan
BB 2 4 kg trimester pertama.
1. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah 28
minggu, nyeri punggung.
1. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat meningkat
relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
1. Keamanan
Suhu 98 99,6 F (36,1 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 12
minggu) atau fetoskop ( 17 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20
minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 20 minggu, ballottement ada pada
bukan keempat dan kelima.
1. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada, peningkatan
progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi :
kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
1. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan bervariasi
tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi
dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
1. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat
pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
1. B.
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada
konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan
tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan :
Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan
pilihan / intervensi.
1. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi
dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga
mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
1. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan
biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan
kromosom.
1. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak
mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan
batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2
tahun sebelum kehamilan
1. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
1. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi
untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan
psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan
nutrisi.
1. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal
masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin
dengan BBLR.
1. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
1. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan
cairan.
Tujuan :
Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan
penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
1. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis,
kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
1. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
1. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap
hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.
1. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum
bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
1. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan :
Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
1. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun
kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
1. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi,
rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan
ibu/janin.
1. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas
latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas
tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
1. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ;
postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan
menggunakan posisi semi fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik
meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen
untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai
penurunan uterus gravid.
1. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan :
Intervensi :
1. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi
fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga
membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun,
membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
1. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 2 jam dan dapatkan 8 jam
tidur per malam.
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua
memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan
lain.
1. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan :
Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
1. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
1. Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea
khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam
kandungannya.
1. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
1. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/
ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang
menyuplai ekstremitas bawah.
Intervensi :
1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga,
komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
1. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
1. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa
oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, EGC, Jakarta.
Mansjoer, A. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2, EGC, Jakarta.
Saifuddin, A.B., 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, Jakarta.
Wilkinson, J.M., 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan Kriteria
Hasil NOC, EGC, Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
A.KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir
(HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum.
(Helen Varney, 2007 ; 492)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding uterus
pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior.
Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 3 hari setelah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai
dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu
ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam bentuk
rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut masa
c.
Minggu ke-12
terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.
Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah nyata, telinga pada tempatnya,
kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X
kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat
ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 17 ml
Minggu ke 24
Minggu ke 28
Minggu ke 32
banyak deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
: Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan disana, testis
Minggu ke 36
terus turun.
: Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki
laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar
batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat
lebih dipusat abdomen.
Minggu ke 40
: Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan
dan memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan
fetus mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
(Marjati,dkk, 2010; 39)
ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang
membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada kehamilan 3
minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran
rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
(Sarwono,2007:94-100)
6. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh maka akan
segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah ,
keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti
berikut ini.
1. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3. Hasrat melakukan seks berbeda beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat libidonya, tetapi
ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan
4.
menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi bercampur dengan
Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari. Penyebab
morning sickness masih belum diketahui secara pasti, perubahan hormon selama kehamilan,
kadar gula darah yang rendah (mungkin disebabkan oleh tidak makan sehingga mengakibatkan
siklus yang tidak berujung pangkal), lambung yang terlalu penuh, peristaltik yang lambat dan
faktor faktor emosi yang lain.puncak nausea dan muntah pada wanita hamil adalah pada usia
akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran
uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm
selama kehamilan.
Cara penanganan :
Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman pernafasannya saat
e.
trimester III.
Penyebab :
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah
progesteron.
Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan
yang membesar
Cara penanganan :
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu penuh
Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi lambung untuk
-
menjalankan fungsinya
Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi asam lambung
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus besar ketika
tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur
h. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembulu darah panggul sehingga
mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan seimbang yang harus di
konsumsi ibu selama masa kehamilannya meliputi karbohidrat, protein, (60gr/hari),
lemak,vitamin, dan mineral.
3. Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perwatan gigi dan mulut
,perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4. Kebutuhan eliminasi
o Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan trimester III karena adannya
penekanan kandung kemih oleh uterus.
o Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaaksasi otot polos dan kompresi usus
bawah oleh uterus yang membesar pada kehamilan dan serta karena adannya aksihormonal yang
dapat mengurangi gerakan peristaltik usus.
5. Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan trimester III sedagkan
pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6. Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad resiko cidera bagi ibu/ janin.
Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan
melonjak,meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7. Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari dan 8-11 jan pada
malam hari.
8. Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu,
misalnya tetanus neonatorum.
9. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan fisik / fisiologis, persiapan
psikologis, persiapan keuangan, persiapan tempat melahirkan, persiapan transportasi dan
persiapan barang-barang kebutuhan ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
1. Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untukmempererat ikatan keluarga. Sebaiknya
keluarga menjalin komunikasi yangbaik, dengan itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri
dan menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa ketergantungan atau
butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
2. Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu hamil, membantu
mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan mengenal serta menghindari kemunglinan
komplikasi. Selain itu petugas kesehan juga berperan dalam membantu untuk mempersiapkan
untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan kesehatan yang optimal.
3. Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk membantu menyelesaikan
ketakutan dan kehawatiran yang dialami para calon orang tua.
4. Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini bertujuan untuk memudahkan
anak sebelumnyaq beradaptasi dan menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana
lingkungan mereka yang baru.
(Bobak,2004 : 279-289)
9. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk emastikan seorang
wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan ini terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul serta pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui tanda tanda sebagi berikut ini.
a. Terhentinya menstruasi/amenore
b. Mual dan muntah
c. Tingling (dilep), tegang, berbenjol benjol, pembesaran payudara, dan pelebaran puting susu.
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Kelelahan
f. Perubahan warna pada payudara
g. Menonjolnya kelenjar Montgomery
h. Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
i. Pengeluaran kolostrum dari puting susu
j. Salivasi berlebihan
k. Tanda chadwick
l. Quickening biasanya UK 16 18 mg.
m. Pigmentasi kulit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengeluaran kolostrum
b. Perubahan warna pada payudara
c. Pembesaran pada abdomen
d. Teraba garis janin
e. Ballotement
f. Gerakan janin
g. Bunyi jantung janin
3. Pemeriksaan Pelvis
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4.
a.
b.
c.
Pembesaran uterus
Perubahan bentuk uterus
Tanda piskacek
Tanda hegar
Tanda goodell
Teraba kontraksi baxton hicks
Tanda chadwick
Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
Tes kehamilan positif
USG tampak keberadaan janin
Tampak rangkan jani pada rontgen (x-ray film)
B. KONSEP ANTENATAL CARE (ANC)
1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010; 110)
2. Tujuan ANC
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
3. Kebijakan program
a. Standart minimal asuhan antenatal (7T)
- Timbang berat badan
- Ukur tekanan darah
- Ukur tinggi fundus uteri
- Imunisasi TT
- Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai usia kehamilan 20
minggu)
- Test terhadap PMS
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan , yang terdistribusi
dalam 3 trimester, yaitu sbb:
- 1 kali pada trimester I
- 1 kali pada trimester II
- 2 kali pada trimester III
c. Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan
Trimester
Waktu
Sebelum
Informasi Penting
Membangun hubungan saling percaya antara
Pertama
minggu ke 14
merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
Trimester
Sebelum
kedua
minggu ke 28
Trimester
Antara minggu
ketiga
28 36
Trimester
ketiga
II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
a.
b.
c.
10
11
a.
b.
c.
d.
e.
f.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
III
Masalah/Faktor Resiko
Skor Awal Ibu Hamil
IV
TRIBULAN
SKOR
2
I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
8
8
8
II
III.1
III.2
Pengkajian Data.
Tanggal....................Jam.........Tempat........
A. Data Subyektif
1. Biodata.
a suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan (marjati dkk,2010;87)
ma
idikan
rjaan
at
hasilan
: kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S,2009:99)
: Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan saat hamil dan bersalin
: Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai pendidikannya. Tingkat
pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104)
: Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105)
: Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang kehamilan serta untuk
kunjungan rumah jika diperlukan. (marjati,dkk:2010:87)
: Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu waktu ibu dirujuk. Juga sangat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)
2. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan ulang ataupun ada
keluhan.(Ari S,2009;167)
3. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil adalah sering
buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit
(TM II dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum
rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit punggung
(II dan III)
(Ari S, 2009; 123 - 127)
4. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat
dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan selanjutnya embolisme
paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan dapat
menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung
memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara
lain:
-
Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam kandungan,
persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.
TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan kondisi ibu hamil,
tenaga bahkan ASI juga berkuran. Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum
Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur/ lahir mati
Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature, hydraamnion, kelainan
bawaan,BBL besar, kematian janin dalam kandungan.
HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu mudah terinfeksi.
(Salmah,2006;134))
Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan
pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan bengkak bengkak ditangan dan wajah.
Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan ditolong oleh siapa.
Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini
mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika
insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk
dikeluarkan pervaginam.
Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus
diperhatikan
(Wheeler,2004; 37)
7. Riwayat haid.
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan, meliputi hal hal
seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya sekitar 12 16 tahun) (Ari
S,2009;157), lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau
lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu penetapan tanggal
perkiraan kelahiran) (Wheeler, 2004; 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan dapat
menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang
banyak)(Ari S, 2009;157)
8. Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan berapa lama
menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak
diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari S,2009;101)
9. Riwayat kehamilan sekarang.
Trimester I
: berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan, ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi,
serta KIE yang didapat. Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat. (marjati dkk,2010; 81)
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi,
serta KIE yang didapat.
(Marjati dkk, 2010;126)
10. Riwayat KB.
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB jenis apa, sudah
berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.,
11. Pola kebiasaan sehari-hari.
a.
Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir membutuhkan 30 40
gram), zat besi rata rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari
3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe,
satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah. (Ari S,2009; 63)
b. Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk menjaga kondisi
kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang + 1-2 jam/hari
c.
Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi usus bawah oleh
uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan
yaitu sering kencing.
d. Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan berat karena
dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya trimester I dan II membuuhkan
bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam
beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan
dan abortus.
e.
Trimester I
Pola seksual
: Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus
Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan
persalinan prematur.(Bobak,2004;135)
12. Riwayat Psikososial
Faktor faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi tentang hamil,
apakah
kehamilannya
direncanakan/diinginkan.
Bagaimana
dukungan
keluarga.
(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya akan mempercepat
proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Ari S,1009;173)
13. Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal awal kehamilan, kemudian meningkat pada trimester kedua
karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya. (Helen Varney,2006;37)
B. Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.
: Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara keseluruhan (Ari
S,2009;174)
Kesadaran
: tekanan darah pada orang normal rata rata 120/80 mmHg dengan diastole maksimal 140
mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu hamil tekanan darah
menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 10 mmHg
sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen Varney,2007;499)
Nadi
hu
: ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69)
:
<
dari
145 cm.(resiko
meragukan,
berhubungan
dengan
kesempitan
panggul)
(manuaba,1998;134)
Lila
: > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi.
Rambut
Muka
: Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum sebagai tanda kehamilan.
Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
Mata
: Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
Hidung
Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan
vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
Leher
: Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
Dada
Genetalia
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi
jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)
b. Palpasi.
Tujuan: - untuk mengetahui umur kehamilan
- Untuk mengetahui bagian bagian janin
- Untuk mengetahui letak janin
- Janin tunggal atau tidak
- Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
- Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
- Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala
Leher
: Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada saat persalinan
terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran prematur, lahir
mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit
misal TBC, radang akut dikepala
Dada
: Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan menghambat laktasi.
Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu.
Abdomen
: Leopold I
fundus uteri.
: Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c.
Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak
Anak hidup atau mati
Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak tunggal/ kembar
yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
Dada
Abdomen
: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC yang dapat memperberat
kehamilan.
: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d. Perkusi.
lek patella
Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa darah
untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab
Nilai Normal
Diagnosis
Hemoglobin
10,5-14,0
<10,5
Terkait
Anemia
Protein Urin
Terlacak/negatif
Bening/negatif
Warna hijau
Kuning,
VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan Darah
HIV
Rubella
Negatif
Rh +
A B O AB
Negatif
coklat
Positif
Rh+
Positif
Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan ABO
AIDS
Anomali pada janin
Positif
Protein urine
orange, Diabetes
c.
Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Masalah
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)
II.
: kesadaran
: composmentis/letargis/koma
TD
: 90/60-120/80 mmHg
Nadi
: 60-96x/menit
RR
: 12-20x/menit
Suhu
: 36,5 37,5 C
TB
: ...
BB hamil
: ...
TP
: ...
LILA
: cm
Leopold I
: ...
Leopold II
: ...
Leopold III
: ...
Leopold IV
: ...
Masalah
1. Keputihan
Ds: ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih dari alat kelamin sangat banyak
Do: - Pada pemeriksaan genitalia tampak keputihan yang banyak
- Celana dalam ibu basah karena keputihan tersebut
2. Konstipasi (sembelit)
Ds: ibu mengatakan sulit BAB
rvensi
ujuan
: G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa ibu dan janin baik dengan
kehamilan normal
: - Kehamilan berjalan normal tanpa komplikasi
- Keadaa nibu dan janin baik
: kesadaran
: baik
TD
: 90/60-120/80 mmHg
Nadi
: 80-90x/menit
RR
: 16-24x/menit
Suhu
: 36,5 37,5 C
Lila
: ...
TFU
DJJ
: 120 160x/menit
Intevensi.
R: perawatan payudara membantu dalam masa laktasi, seta puting susu menonjol
6. Beritahu ibu untuk periksa kehamilan secara teratur
R: sebagai upaya dini untuk mendeteksi adanya kelainan kelainan kehamilan
Masalah
1. Keputihan
Tujuan : ibu tidak merasa terganggu dengan adanya keputihan ini
KH
Intervensi:
1.Jelaskan pada ibu bahwa keputihan adalah hal yang fisiologis dan sering terjadi pada ibu hamil
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat mengurangi
kecemasan pada ibu
2.Anjurkan ibu untuk sering mansi, minimal 2 x sehari
R: dengan sering mandi, kebersihan genitalia ibu tetap terjaga
3.Anjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam dari bahan katun
R: penggunaan celana dalam dari bahan katun akan menyerap keringat sehingga daerah genitalia
tak lembab
4.Sarankan ibu untuk sering mengganti celana dalam
R: penggunaan celana dalam dengan adanya cairan dari alat kelamin terlalu lama, sebagau
tempat berkembangnya bakteri
2. Konstipasi
Tujuan : Ibu dapat mengatasi konstipasi
KH
Intervensi
1.Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu mengalami konstipasi
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat mengurangi
kecemasan ibu
2.Anjurkan ibu untuk mengonsumsimakanan tinggi serat dengan menu seimbang
R: makanan yang tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat sehingga mempermudah
penegaluaran feses
3.Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi dan menambah konsumsi air
minum menjadi 2liter / hari (8-10 gelas/ hari)
R: minum air hangat akan merangsang peristaltik usus sehingga dapat merangsang pengosongan
kolon lebih cepat. Mengkonsumsi air yang cukup dapat mencegah timbulnya reabsorbsi yang
berlebihan. (Ari S,2009; 123-127)
IV.
Implementasi.
Implementasi mengacu intervensi.
V.
Evaluasi.