Anda di halaman 1dari 69

MIOMA UTERI

A. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau
fibroid (Mansjoer, 2007).
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot
polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine
fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi
yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan
malpresentasi (Crum, 2003).
B.

KLASIFIKASI
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh.

Klasifikasinya sebagai berikut :


1.

Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar tumbuh
di antara lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah, yaitu miometrium.

2.

Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan uterus yang paling luar,
yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga peritonium. Jenis mioma ini bertangkai (pedunculated)
atau memiliki dasar lebar. Apabila terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat
menempel dalam rongga peritoneum disebut wandering/parasitic fibroid Ditemukan kedua
terbanyak.

3.

Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus paling dalam
sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau berdasarkan lebar. Dapat
tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks, yang disebut
mioma geburt (Chelmow, 2005)
C.

ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui

Peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri mempengarui


pertumbuhan tumor

Faktor predisposisi yang bersifat herediter, telah diidentifikasi kromosom yang membawa
145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Sebagian ahli
mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal.

Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause jarang
ditemukan sebelum menarke (Crum, 2005).

1.

Faktor Risiko terjadinya mioma uteri yaitu:


Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar 40%-50% pada
wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007). Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarke
(sebelum mendapatkan haid). Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan
sebesar 10% (Joedosaputro, 2005).

2.

Hormon endogen (Endogenous Hormonal)


Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada jaringan miometrium
normal. (Djuwantono, 2005)

3.

Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5
kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan
penderita mioma uteri. (Parker, 2007)

4.

Indeks Massa Tubuh (IMT)


Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. (Parker, 2007)

5.

Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi
menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri
(Parker, 2007).

6.

Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen dalam kehamilan
dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri
(Manuaba, 2003).
7.

Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan wanita
yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 1992).
D.

PATOFISIOLOGI
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut

diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat bervariasi. sangat sering
ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik. Tumot
subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila
tumbuh dengan sangat besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan berkembang
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan terjadi
infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat
dari myoma yang mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii.
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan
kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
Pathway Mioma Uteri

E.

TANDA DAN GEJALA


Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat mioma, besarnya tumor, perubahan

dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang mungkin timbul diantaranya:

Perdarahan abnormal, berupa hipermenore, menoragia dan metroragia. Faktor-faktor


yang menyebabkan perdarahan antara lain:

Terjadinya hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium karena pengaruh


ovarium

o Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasanya


o Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
o

Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya mioma di antara serabut
miometrium

Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang
disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri terutama saat menstruasi
Pembesaran perut bagian bawah
Uterus membesar merata
Infertilitas
Perdarahan setelah bersenggama
Dismenore
Abortus berulang
Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.
(Chelmow, 2005)
F. DIAGNOSIS
Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan dari:
1.

Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditemukan antara lain :

a.

Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama.

b.

Kadang-kadang disertai gangguan haid

c.

Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.

2.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a.

Pemeriksaan abdomen

Uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen


Teraba benjolan tidak teratur, tetap dan lunak
Ada nyeri lepas yang disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal
b.

Pemeriksaan pelvis

Adanya dilatasi serviks


Uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul
3.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis mioma uteri ,
sebagai berikut :

a.

Ultra Sonografi (USG), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium
dan keadaan adneksa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan Computerized
Tomografi Scanning (CT scan) ataupun Magnetic Resonance Image ( MRI), tetapi kedua
pemeriksaan itu lebih mahal.

b.

Foto Bulk Nier Oversidth (BNO), Intra Vena Pielografi (IVP) pemeriksaaan ini penting untuk
menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

c.

Histerografi dan histerokopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan
infertilitas.

d.

Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

e.

Laboratorium: hitung darah lengkap dan apusan darah, untuk menilai kadar hemoglobin dan
hematokrit serta jumlah leukosit.

f.

Tes kehamilan adalah untuk tes hormon Chorionic gonadotropin, karena bisa membantu dalam
mengevaluasi suatu pembesaran uterus, apakah oleh karena kehamilan atau oleh karena adanya
suatu mioma uteri yang dapat menyebabkan pembesaran uterus menyerupai kehamilan.

Mioma Uteri
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang harus dipikirkan dengan adanya mioma uteri adalah kehamilan,
neoplasma ovarium, adenomiosis, keganasan uterus.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas

Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi
pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut.
I.

PENATALAKSANAAN
1. Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor

Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi
atas :
a.

Penanganan konservatif
Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :

1)

Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

2)

Monitor keadaan Hb

3)

Pemberian zat besi

4)

Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma

b.

Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :

1)

Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia

2)

Nyeri pelvis yang hebat

3)

Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran kehamilan


12 minggu atau sebesar tinju dewasa)

4)

Gangguan buang air kecil (retensi urin)

5)

Pertumbuhan mioma setelah menopause

6)

Infertilitas

7)

Meningkatnya pertumbuhan mioma (Moore, 2001).


Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :

a.

Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan rahim/uterus (Rayburn,


2001). Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri secara umum.
Penatalaksanaan ini paling disarankan kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah
penyebab lain disingkirkan (Chelmow, 2005).
b.

Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian
(subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri (Prawirohardjo,
2001). Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada
penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada dua cara
histerektomi, yaitu :

1)

Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma intraligamenter, torsi dan
akan dilakukan ooforektomi

2)

Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12 minggu) atau
disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) untuk histerektomi
adalah sebagai berikut :

1)

Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan
oleh pasien.

2)

Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-gumpal atau
berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

3)

Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa tertekan
punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada vesika urinaria
mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).
2. Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan
observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.
Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan
letak janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik.
J.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Data biografi pasien


Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor pencetus, lamanya
keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi,
dan diagnosis medik.
Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi, imunisasi,
kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan dan alkohol
Riwayat kesehatan keluarga
Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan kanker servik,
pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke arah pengkajian obstretri dan
ginekologi, meliputi :
o Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan, lama persalinan, tempat
persalinan, masalah persalinan, masalah nifas serta laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat
ini
o Pemeriksaan genetalia
o Pemeriksaan payudara
o Riwayat operasi ginekologi
o Pemeriksaan pap smear
o Usia menarche
o Menopause
o Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
Kesehatan lingkungan/higiene
Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati, hubungan/komunikasi,
kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai dan kepercayaan dan tingkat perkembangan.
Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain
Terapi medis yang diberikan
Efek samping dan respon pasien terhadap terapi
Persepsi klien terhadap penyakitnya
K.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen injuri fisik
(jika dilakukan terapi pembedahan)
2. PK : Anemia
3. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep
diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial
5. Resiko

infeksi

dengan

faktor

resiko

ketidakadekuatan

pertahanan

sekunder;

ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur


invasi
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit;
keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi dengan informasi
yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan perkembangan
penyakit
8. Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal
9.

Retensi urin b.d penekanan yang keras pada uretra

L.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen injuri fisik (jika
dilakukan terapi pembedahan)
NOC : Kontrol Nyeri
Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama ..x 24 jam, diharapkan respon nyeri
pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :
Klien mampu mengenal faktor-faktor penyebab nyeri, beratnya ringannya nyeri, durasi nyeri,
frekuensi dan letak bagian tubuh yang nyeri
Klien mampu melakukan tindakan pertolongan non-analgetik, seperti napas dalam, relaksasi dan
distraksi
Klien melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan
Klien mampu mengontrol nyeri
Ekspresi wajah klien rileks
Klien melaporkan adanya penurunan tingkat nyeri dalam rentang sedang (skala nyeri: 4 sampai
6) hingga nyeri ringan (skala nyeri : 1 sampai 3)
Klien melaporkan dapat beristirahan dengan nyaman
Nadi klien dalam batas normal (80-100x/menit)
Tekanan darah klien dalam batas normal (120/80 mmHG)
Frekuensi pernafasan klien dalam batas normal (12 20 x/menit)
NIC
1. Manajemen Nyeri
- Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus
- observasi isyarat-isyarat verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan, meliputi ekspresi wajah,
pola tidur, nasfu makan, aktitas dan hubungan sosial.
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran. Pemberian analgetik harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar nama, benar obat,
benar dosis, benar cara, benar waktu pemberian, dan benar dokumentasi)
- Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
- Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri

Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan
Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga
Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided imagery, terapi musik,
dan distraksi)
Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien
Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat
Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga kesehatan jika tindakan tidak berhasil atau
terjadi keluhan lain
PK : Anemia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ......x 24 jam, perawat dapat meminimalkan
komplikasi anemia yang terjadi dengan kriteria hasil:
Konjungtiva merah muda
Capilary refille 2 detik
Mukosa mulut merah muda
Kadar Hb dbn (wanita dewasa: 12-14 g/dl), RBC dbn (wanita dewasa: 3,80-5,80 x 10 5/uL) dan
Hct dbn (wanita dewasa : 37,0-47,0%)
Kaji gejala-gejala anemia yang terjadi
Pantau tanda-tanda anemia yang terjadi
Monitor hasil pemeriksaan lab untuk pemeriksaan kadar Hb, RBC, Hct
Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang, terutama makanan tinggi
kalori dan tinggi protein.
Kolaborasi pemberian suplemen besi tambahan, vitamin dan mineral sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian transfusi darah sesuai kebutuhan
monitor efek samping dan respon pasien setelah dilakukan transfusi darah
Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep diri,
perubahan dalam status kesehatan, stres
NOC: Kontrol Cemas
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan pasien
dapat mengkontrol cemas dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Perawat memonitor tingkat kecemasan pasien
Klien mampu menurunkan penyebab-penyebab kecemasan
Perawat dan keluarga dapat menurunkan stimulus lingkungan ketika pasien cemas
Klien mampu mencari informasi tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan
kecemasan
Klien manpu menggunakan strategi koping yang efektif
Klien melaporkan kepada perawat penurunan kecemasan

Klien mampu menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas


Klien mampu mempertahankan hubungan social, dan konsentrasi
Klien melaporkan kepada perawat tidur cukup, tidak ada keluhan fisik akibat kecemasan, dan
tidak ada perilaku yang menunjukkan kecemasan
NIC
Menurunkan cemas:
Tenangkan pasien dan kaji tingkat kecemasan pasien
Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan perasaan yang mungkin muncul pada
saat melakukan tindakan
Berusaha memahami keadaan pasien (rasa empati)
Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan dengan komunikasi yang baik
Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya
Ciptakan hubungan saling percaya
Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan
Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas dan dengarkan dengan penuh
perhatian
Ajarkan pasien teknik relaksasi
Anjurkan pasien untuk meningkatkan ibadah dan berdoa
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang mengurangi kecemasan pasien

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
(status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial
NOC :
Status nutrisi : intake makanan dan minuman
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan status
nutrisi meliputi intake makanan dan minuman membaik dengan kriteria hasil sebagai berikut:
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah nutrisi yang sesuai dengan keadaan pasien

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, protein, karbohidrat, dan vitamin C
- Berikan diet yang mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi pasien
2. Monitoring nutrisi
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Berikan lingkungan yang nyaman dan bersih selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Kaji makanan kesukaan
- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
- Monitor variasi makanan yang dikonsumsi pasien
Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder; ketidakadekuatan
pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur invasi

NOC
Pengetahuan:Kontrol infeksi
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan pasien
dapat menjelaskan kembali cara mengkontrol infeksi dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Mampu menerangkan cara-cara penyebaran infeksi
Mampu menerangkan factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran
Mampu menjelaskan tanda-tanda dan gejala
Mampu menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi
NIC
Kontrol Infeksi
Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien
Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan
Batasi jumlah pengunjung
Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat
Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan
Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan pasien
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

Gunakan universal precautions


Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV
Lakukan teknik perawatan luka dengan memperhatikan prinsip septik dan aseptik
Anjurkan istirahat
Kolaborasi pemberian terapi antibiotik dengan memperhatikan prinsip pemberian obat 6 benar
(benar obat, benar nama, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian, dan benar
dokumentasi)
Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda, gejala dari infeksi dan cara pencegahan
infeksi
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit; keterbatasan
kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi dengan informasi yang diberikan ; dan
tidak familiar dengan sumber informasi
NOC
Pengetahuan : proses penyakit
Pengetahuan : prosedur perawatan
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan pasien
dapat menjelaskan kembali tentang proses penyakit dan prosedur perawatan dengan kriteria hasil
sebagai berikut:
- Pasien mengenal nama penyakit, proses penyakit, faktor penyebab atau faktor pencetus, tanda
dan gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah
komplikasi
- Pasien mengetahui prosedur perawatan, tujuan perawatan dan manfaat tindakan.

1.
-

2.
-

NIC
Pembelajaran : proses penyakit
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
Jelaskan nama penyakit, proses penyakit, faktor penyebab atau faktor pencetus, tanda dan
gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah
komplikas
Berikan informasi tentang kondisi perkembangan klien
Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas kesehatan
Pembelajaran : prosedur/perawatan
Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur/perawatan
Informasikan klien lama waktu pelaksanaan prosedur/perawatan
Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien tentang prosedur yang akan dilakukan
Jelaskan tujuan prosedur/perawatan
Instruksikan klien utnuk berpartisipasi selama prosedur/perawatan
Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah prosedur/perawatan

- Ajarkan tehnik koping seperti relaksasi untuk mengurangi efek dari prosedur yang dilakukan
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan perkembangan penyakit
NOC
Meningkatkan citra tubuh,
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama ... x 24 jam, diharapkan citra
tubuh atau gambaran tubuh pasien meningkat dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Pasien mengungkapkan penerimaan citra tubuh secara verbal maupuan non verbal
Pasien mampu mempertahankan kontak mata ketika berkomunikasi
Pasien mampu melakukan komunikasi terbuka
Pasien menunjukkan tingkat kepercayaan diri
NIC
Peningkatan citra tubuh
- Kaji penerimaan pasien tentang kondisinya saat ini
- Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan tubuh akibta penyakit
- Bantu klien untuk mendiskusikan fungsi tubuh yang terganggu
- Kaji perasaan klien ketika berinteraksi dengan orang lain
- Kaji persepsi klien dan keluarga tentang perubahan tubuh yang terjadi
- Kaji strategi mengatasi masalah (koping) yang digunakan
- Kaji apakah perubahan gambaran diri mempengaruhi hubungan sosial klien
- Bantu klien mengidentifikasi bagian tubuh lain yang bernilai positif
- Kaji dukungan sosial yang dimiliki klien
Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal
NOC
Buang Air Besar
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada pasien selama .x 24 jam, diharapkan pasien
tidak mengalamai gangguan dalam buang air besar, dengan kriteria hasil:
- Pasien kembali ke pola dan normal dari fungsi bowel
- Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab konstipasi

NIC : Manajemen Konstipasi


Monitor tanda dan gejala konstipasi
Monitor warna, konsistensi, jumlah dan waktu buang air besar
Konsultasikan dengan dokter tentang pemberian laksatif, enema dan pengobatan
Berikan cairan yang adekuat

Retensi urin b.d penekanan yang keras pada uretra


NOC
Inkontinensia urin
Setelah dilakukan asuhan keperawaran selama ...x24 jam, pasien tidak mengalami inkontinensia
urin, dengan kriteria hasil:
- Pasien mampu memprekdisikan pola eliminasi urin

- Pasien mampu memulai dan memghentikan aliran urin


- Tidak adanya tanda-tanda infeksi
-

NIC: Pemasangan Kateter


Menjelaskan prosedur dan rasional intervensi kateterisasi
Monitore intake dan output
Menjaga teknik aseptik dalam melakukan kateterisasi
Memelihara drainase urinari secara tertutup.

M. Discharge Planning
1.
Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.
2.

Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah obat, efek
samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.

3.

Jelaskan bahwa obat antibiotic harus dihabiskan.

4.

Jelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual

5.

Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur dan bijibijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan histerektomi.

6.

Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka pada luka post
histerektomi.

7.

Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada luka, panas
di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.

8.

Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada pasien

9.

Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang tidak wajar,
seperti perdarahan per vagina yang banyak, nyeri yang tidak tertahan dan keluhan seperti
sebelum pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.

10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat, seperti
mengangkat beban berat, naik turun tangga,dll.

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC
Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital Tract in Blueprints Obstetrics
& Gynecology. Boston : Blackwell Publishing,
Chelmow.D. 2005. GynecologicMyomectomy Http://www.emedicine.com/med/topic331 9.html.
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the Myometrium in Diagnostic
Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston : Elsevier Saunders
Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi. Farmacia. Vol III NO.
12. Juli 2004. Jakarta

Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology Illustrated. London : Churchill
Livingstone.
Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : EGC
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics and Gynaecology. London : Mosby
Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87. Department
of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine. California : American Society for
Reproductive Medicine

1. I.

Konsep Teori
1. A.

Pengertian

Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di
mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu
Kebidanan).
1. B.

Tujuan Antenatal Care


1. Bagaimana kita mengawasi dan mengontrol keadaan ibu hamil dan masa konsepsi
kehamilan aterm, sehingga apa yang terjadi dapat diketahui sendiri.
2. Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Agar pada saat persalinan dapat melahirkan dengan normal dan bayinya dalam
keadaan sehat.
4. C.

Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di
tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan
semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga
rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian
yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat
yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah

satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi
= fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba),
menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi
diperlukan waktu 6 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan
plasenta.
1)

Sel telur (ovum)

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.


2)

Sel mani (spermatozoa)

Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi
inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3)

Pembuahan (konsepsi = fertilitas)

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4)

Nidasi (implantasi )

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.


1. D.

Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung, dan juga
organ lainnya.
1)

Uterus

Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas
400 cc (pada kelamin cukup bulan).
Berat : dari 30 gr 1000 gr
Bentuk dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga perut
sampai hati.
Serviks : menjadi lunak yang disebut tanda boodell

2)

Indung telur (ovarium)

Ovulasi terhenti

Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya uri

3)

Vagina dan vulva

Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan

Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick,
heipervaskularisasi.

Perubahan pada organ dan sistem lainnya :


1)

Sistem sirkulasi darah


1. Volume darah

Volume daran da volume plasma meningkat


1. Protein darah
Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap meningkat sampai akhir
kehamilan
1. Hitung jenis dan Hb
Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
1. Nadi dan TD
TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
1. Jantung
Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir, EKG kadang
memperlihatkan deviasi aksis ke kiri
2)

Sistem pernapasan

Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran
rahim.

Kapasitas vital paru meningkat.


3)

Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada


Sistem pencernaan

Saliva meningkat, mual dan muntah

Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas

Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness)

4)

Tulang dan gigi

Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak

Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium
janin

5)

Kulit

Terjadi hiperpigmentasi pada :

Muka : cloasma gravida

Payudara : putting susu dan areola payudara

Perut : linea nigra

6)

Kelenjar endokrin

Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit

Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior

Kelenjar adrenal : tidak satu berpengaruh ( )

7)

Payudara

Payudara bertambah besar, tegang dan berat

Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli

Bayangan vena lebih membiru

Kaku dip eras keluar kolostrum berwarna kuning.

8)

Metabolisme

BMR meningkat 15 20% terutama trimester ketiga

Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara. Laktasi

Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.

Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.

BB bumil meningkat 6,5 16 kg disebabkan oleh

Janin, uri, air ketuban, uterus

Payudara, uri, darah, lemak, protein, retensi urine.

Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi

1. E.

Manifestasi Klinik
1. Tanda Presumtif

Supresi menstruasi

Nausea, vomiting, morning sickness.

Sering miksi

Mammae bengkak terasa penuh

Quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu)

Chadwicks ( + )

Pigmen pada kulit

1. Tanda Mungkin

Pembesaran abdomen

Tanda hegar

Ballotemen ( + )

Perubahan pada serviks

Braxton Hicks

Tes kehamilan

1. Tanda Pasti

Bunyi DJJ, Nadi 120 180

Pergerakan fetal

USG hasil

Ro ada skeletal

1. F.

Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah

ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas


1. Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
1. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
1. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
1. Titer rubella
> a : ad menunjukkan imunitas
1. Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
1. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal).

1. G.

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat 1 bulan.
2. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

Pemeriksaan Ibu Hamil


1. Anamnese
1. Anamnese identitas istri dan suami
2. Anamnese umum :

Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,perkawinan dan


sebagainya.

Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid terakhir
diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.

1. Pemeriksaan fisik
1. Tekhnik inspeksi
1)

Darah muka

Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada
wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
2)

Leher

Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah kelenjar gondok
membesar atau kelenjar limpa membengkak.
3)

Dada

Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae, keadaan putting susu, adakah
colostrums.
4)

Perut

Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut membesar ke samping), keadaan
pusat, pigmentasi linea alba, nampak ada gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae
gravidarum atau jaringan parut.
5)

Vulva

Keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour albus.


6)

Anggota gerak bawah

Adakah ascites, oedema, luka, cykatrik pada lipat paha


1. Tekhnik palpasi
1)

Maksud periksa palpasi adalah :

Untuk menentukan besarnya rahim (tuanya kehamilan)

Untuk menentukan letaknya anak dalam rahim

2)

Macam-macam palpasi ada tiga macam yaitu :

a.)

Palpasi menurut Leopold, terdiri atas 4 bagian

Leopold I

Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha


Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
Rahim dibawah ke tengah
Tinggi fundus uteri ditentukan
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan
kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan
tangan lain di atas simfisis

Leopold II

Kedua tangan pindah ke samping

Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan


Tentukan letak punggung anak
Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagianbagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus

Leopold III

Dipergunakan satu tangan saja


Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan
tegak di tengah perut.

Leopold IV

Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.


Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa
masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas
panggul)
Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu
atas panggul)
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa masuknya bagian yang bawah
ke dalam rongga panggul.
Biasanya sambil melakukan palpasi, sekaligus diperhatikan tentang :

Konsistensi uterus

Gerakan janin

Kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van bandl.

Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, tinggi fundus uteri.


Besar uterus

Tinggi fundus uteri

Bln/mgg
1/

Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)

2/

Telur bebek

Di belakang simfisis

3/12

Telur angsa

1 2 jari di atas simpisis

4/16

Kepala bayi

Pertengahan simpisis pusat

5/20

Kepala dewasa

2 3 jari di bawah pusat

6/24

Kepala dewasa

Kira-kira setinggi pusat

7/28

Kepala dewasa

2 3 jari di atas pusat

8/32

Kepala dewasa

Pertengahan pusat processus xypoideus

9/36

Kepala dewasa

3 jari di bawah perut atau sampai setinggi


px

10/40

Kepala dewasa

sama dengan kehamilan 3 bulan namun


melebar ke samping

Beda kehamilan 8 bulan dan 10 bulan


8 bulan
Membesar ke atas

10 bulan
Membesar dan melebar

Cocokkan dengan HT

Cocokkan dengan HT

Pusat menonjol

Pusat menonjol

Kepala janin sudah turun

Kepala janin sudah turun

Epigastrium kejang

Epigastrium lemas

Jadi tinggi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke-10, setelah bulan ke-9 tinggi fundus
uteri turun lagi pada primigravida karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul.
Cara lain untuk menentukan hanya kehamilan danberat badan janin dalam kandungan.
1)

Dihitung dengan tanggal haid terakhir

2)

Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling life (quickening).

3)

Mur sprelgelberg dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis di peroleh.

22 28 minggu

24 26 cm diatas simfisis

28 minggu

26,7 dm diatas simfisis

30 minggu

29,5 30 cm diatas simfisis

32 minggu

29,5 30 cm diatas simfisis

34 minggu

31 cm diatas simfisis

36 minggu

32 cm di atas simfisis

38 minggu

33 cm di atas simfisis

40 minggu

37,7 cm di atas simfisis

4)
Mac Donald : modifikasi spiegelberg, jarak fundus sampai simpisis dalam cm dibagi 3,5
merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.

5) Ahlfeld : ukuran kepala-bokong : 0,5 panjang anak sebenarnya bila diukur jarak kepala
bokong janin adalah/30 cm,maka tua kehamilan adalah 8 bulan
6)

Rumus Johnson-Tausah BB : (MD Q) x 155

BB : berat badan : MD = jarak simpisis fundus uteri


a.)

Palpasi menurut Boedin

Dilakukan pada bagian II :

Pemeriksa menghadap klien dan berdiri di sebelah kanan klien.

Satu tangan diletakkan diatas fundus uteri dan mendorong ke bawah (agar punggung
lebih membungkuk dan mendekati dinding uterus).

Tangan yang lain meraba perbedaan rasa antara sebelah kanan dan kiri.

Bila perbedaan tahanan lebih keras dan jelas, keras dan memanjang itulah punggung
anak.

a.)

Palpasi menurut Ahpeld

Dilakukan pada bagian II :

Posisi yaitu pemeriksa menghadap klien dan berdidi sebelah kanan klien

Pinggir tangan kiri tegak ditengah-tengah perut, kira-kira di daerah pusar dan menekan ke
bawah (arah punggung ibu).

Dengan demikian anak akan terdorong ke samping hingga punggung lebih jelas.

Bedakan rasa tahanan seperti di atas.

1. Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop
Biasanya dipergunakan stetoskop monokuler atau dengan daptone. Dengan stetoskop dapat di
dengar bermacam-macam bunyi berasal dari :
1)

Anak/janin

a.)

Bunyi jantung anak, dapat didengar pada akhir bulan ke-v

Yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung anak :


Dari adanya bunyi jantung anak : tanda pasti kehamilan dan anak hidup.
Dari tempat bunyi jantung anak terdengar : persentasi anak, posisi anak (kedudukan
punggung), sikap anak dan adanya anak kembar.
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka presentasinya kepala, kaku
terdengar kiri kanan sehingga atau di atas pusat maka presentasinya bokong (letak sungsang).
Sifat bunyi jantung anak : kita mengetahui keadaan anak, anak yang dalam keadaan sehat bunyi
jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120 140/menit.
b.) Bising tali pusat : sifatnya meniup karena tali pusat tertekan, dengan mengubah sikap ibu
sering bising ini hilang.
c.)

Gerakan anak : bersifat pukulan dari dalam rahim

2)

Ibu

a.) Bising rahim : bersifat bising dan frekuensinya sam adengan denyut nadi ibu, ini disebut
ateria uterine.
b.) Bunyi aorta : frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedakan dengan bunyi
jantung anak maka nadi ibu harus dipegang.
c.)

Bising usus : sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus ibu
1. Perkusi

Dilakukan pada refleks lutut, refleks lutut ( ) pada hypovitaminose B1 dan penyakit saraf.
1. Penampilan umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :
1. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
2. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan
3. Untuk membantu menetapkan diagnosis
Dilakukan pada

1. Ibu yang pertama kali datang periksa


2. Ibu yang akan melahirkan dan belum pernah memeriksakan diri.
Macam-macam pemeriksaan
1. Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
2. Adakah anemia, cyanosis, ikterus dan dyspnoe
3. Keadaaan jantung dan keadaan paru
4. Adakah oedema
5. Tekanan darah
6. Berat badan
7. Pemeriksaan laboratorium
8. Pemeriksaan semua sistem : dilakukan dengan anamnese
9. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
2. Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan yang lalu
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada
primipara
Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :
1. Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23 26 cm.

1. Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran normal : 26 29 cm
1. Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii kanan dan kiri, ukuran
normal : 10,5 11 cm.
1. Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas tulang lumbal lima).
1. Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior kanan ke pertengahan
trochanter mayor kiri, kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke
atas sympisis, ukur normal : 80 90 cm.
Pertumbuhan janin
0 4 minggu
pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai berdenyut, jari mulai
keluar/nampak.
4 8 minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai tampak tapi jenis kelamin
belum ada, janin bergerak (USG).
8 12 minggu
mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi fetal lancar, mulai
mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas, beberapa refleks primitive mulai.
12 16 minggu
berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum hidung dan palatum menyatu.
16 20 minggu
quecning ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat terlihat, selaput kulit.
20 24 minggu

sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah keriput.
24 28 minggu
kelangsungan hidup dapat lahir pergerakan kelompak mata respon pernapasan.
28 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di muka, kulit mulai putih dan
keriput kurang.
32 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala panjang, kuku sampai ujung
jari, tulang rawan, telinga, rambut.
38 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat
1. II.

Konsep Dasar Keperawatan


1. A.

Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas atau istirahat

Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 12 minggu), kembali pada tingkat pra
kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 15 cm. murmur
sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
1. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
1. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis,
peningkatan berat jenis, hemoroid
1. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan
BB 2 4 kg trimester pertama.
1. Nyeri/ketidaknyamanan

Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah 28
minggu, nyeri punggung.
1. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat meningkat
relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
1. Keamanan
Suhu 98 99,6 F (36,1 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 12
minggu) atau fetoskop ( 17 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20
minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 20 minggu, ballottement ada pada
bukan keempat dan kelima.
1. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada, peningkatan
progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi :
kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
1. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan bervariasi
tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi
dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
1. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat
pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
1. B.

Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada
konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan
tujuan hidup, kurang informasi.

Tujuan :
Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan

R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan
pilihan / intervensi.
1. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi
dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga
mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
1. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan
biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan
kromosom.
1. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak
mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan
batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2
tahun sebelum kehamilan
1. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
1. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi
untuk makanannya.

R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan
psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan
nutrisi.
1. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal
masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin
dengan BBLR.
1. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
1. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan
cairan.
Tujuan :
Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan
penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
1. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis,
kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
1. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
1. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap
hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.

1. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum
bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
1. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan :
Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
1. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun
kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
1. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi,
rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan
ibu/janin.
1. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas
latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas
tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
1. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ;
postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan
menggunakan posisi semi fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik
meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen
untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai
penurunan uterus gravid.
1. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan :
Intervensi :

1. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga.


R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran
uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
1. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet
untuk mempertahankan status isotonik
1. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium
dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan
kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
1. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema
berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
1. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
1. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan :
Pola tidur teratur.
Intervensi :
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan
pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur
malam dan tidur siang lebih dini.
1. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu
untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas
tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin
dapat mempersulit tidur.

1. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi
fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga
membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun,
membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
1. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 2 jam dan dapatkan 8 jam
tidur per malam.
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua
memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan
lain.
1. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan :
Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
1. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
1. Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea
khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam
kandungannya.
1. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
1. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/
ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang
menyuplai ekstremitas bawah.

1. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi


aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II
maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester
akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin
meningkat.
1. Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
Tujuan :
Kelebihan volume cairan teratasi.
Intervensi :
1. Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang
potensial patologis.
1. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema,
masukan atau haluaran cairan.
R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak
terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan
frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
1. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam
meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium
berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan
dehidrasi).
1. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi harus
dapat diatasi dengan tindakan sederhana.
1. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan :
Klien dapat toleransi terhadap aktivitas.

Intervensi :
1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga,
komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
1. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
1. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa
oksigen.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2, EGC, Jakarta.

Saifuddin, A.B., 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, Jakarta.

Wilkinson, J.M., 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan Kriteria
Hasil NOC, EGC, Jakarta.

LAPORAN PENDAHULUAN

A.KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir
(HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum.
(Helen Varney, 2007 ; 492)

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus,
pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

(Manuaba, 2010 ; 84)


Kehamilan normal adalah dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan kehamilan 280 hari ( 40
minggu ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

(Sarwono, 2007; 84)


2. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering
adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 300 juta hanya 300 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona
radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom
dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai dengan 16
sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari
sel sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel
dalam. Berangsur angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas
dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa
c.

masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding uterus
pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior.

Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 3 hari setelah
ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan sampai
dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan utama yaitu
ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam bentuk
rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut masa
c.

Minggu ke-12

organogenesis/ masa pembentukan organ.


Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
: Panjang tubuh kira kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi secara penuh, tractus
renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat

ditentukan jenis kelaminnya.


Minggu ke 16 : Panjang badan
16 cm, berat 10 gram, kulit sangat transparan sehingga vaso darah

terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.
Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah nyata, telinga pada tempatnya,
kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X
kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat
ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 17 ml

Minggu ke 24

urine dikeluarkan setiap 24 jam.


: Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix kaseosa meningkat. Fetus akan

Minggu ke 28

menyepak dalam merespon rangsangan.


: Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih

Minggu ke 32

banyak deposit lemak subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
: Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan disana, testis

Minggu ke 36

terus turun.
: Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki
laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar
batas pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat
lebih dipusat abdomen.

Minggu ke 40

: Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini merupakan keuntungan
dan memudahkan fetus melalui jalan lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan
fetus mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
(Marjati,dkk, 2010; 39)

4. Tanda dan Gejala Kehamilan


1. Tanda presumtif kehamilan
Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di
ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan
dan tafsiran persalinan.
Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron dan
estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan
mual muntah.
Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan
menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16
minggu.
Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan
garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan
muncul lagi.
Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus
yang membesar keluar rongga panggul.
Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen.
Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
- Pipi
: - Cloasma gravidarum

- Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi yang


berlebihan pada kulit.
- Perut
: - Striae livide
- Striae albican
- Linea alba makin menghitam
- Payyudara
: - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Terutama
bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis erta payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.
Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
Tanda Goodel
Pelunakan serviks
Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan
serviks.
Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat

dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.


Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi

ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang

dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.


Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel
selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan

diekskresi pada urine ibu.


3. Tanda Pasti (Positive Sign)
Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat

dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.


Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf ( misalnya
doppler)

Bagian bagian janin


Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba
dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010:72-75)

5. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil


a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini dikarenakan
hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
o Elastisitas vagina bertambah
o Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
o Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya berwarna kebirubiruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput elestis di
f.

bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.


Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu biasanya

membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada kehamilan 3
minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran
rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih
dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
(Sarwono,2007:94-100)
6. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh maka akan
segera muncul berbagai ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah ,

keletihan dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti
berikut ini.
1. Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3. Hasrat melakukan seks berbeda beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat libidonya, tetapi
ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan
4.

menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi bercampur dengan

keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga.


b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi,
serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu
besar sehingga belum terlalu dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya
dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini
pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai
seseorang diluar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan
dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu
tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua
hal yang mengingatkan ibu akan lahir sewaktu waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu
merasa khawatir atau takut kalu kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan
rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga duga
apakah bayi mereka laki laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai
memilih nama unutk bayi mereka.
(Marjati dkk, 2010 ; 68 - 69)
7. Ketidaknyamanan Umum selama Kehamilan
a. Nausea

Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah di pagi hari. Penyebab
morning sickness masih belum diketahui secara pasti, perubahan hormon selama kehamilan,
kadar gula darah yang rendah (mungkin disebabkan oleh tidak makan sehingga mengakibatkan
siklus yang tidak berujung pangkal), lambung yang terlalu penuh, peristaltik yang lambat dan
faktor faktor emosi yang lain.puncak nausea dan muntah pada wanita hamil adalah pada usia

kandungan 11 minggu dan menghilang antara umur kehamilan 14 22 minggu.


Cara meringankan: - Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
- Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari
- Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk menghindari stimulasi refleks gag.
- Istirahat
- Gunakan obat obatan
nda bahaya
: hiperemesis gravidarum, kehilangan berat badan, tanda tanda kurang gizi
b. Peningkatan Frekuensi berkemih (TM I dan TM III)
Frekuensi kemih meningkat pada trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus
uterus sehingga membuat isthmus menjadi lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada
uterus yang membesar akibat adanya tekananlangsung pada uterus yang membesar. Frekuensi
kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami wanita primigravida setelah lightening
terjadi efek lightaning yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan: - Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kencing
- Banyak minum di siang hari
- Kurangi minum di malam hari.
Tanda tanda bahaya : dysuria, oliguria, asymtomatic bacteriuria
c.

Sakit punggung Atas dan Bawah


Karena tekanan terhadap akar syaraf sehingga kejang otot, ukuran payudara yang semakin
bertambah atau keletihan. Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar.
Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal, gunakan mekanisme tubuh yang

baik untuk mengangkat benda.


d. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat pernapasan
untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan aktivitas
metabolis yang terjadi selama kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi

akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran
uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm

selama kehamilan.
Cara penanganan :
Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman pernafasannya saat

sedang mengalami hiperventilasi


Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas kepalanya secara berkala dan

e.

mengambil nafas dalam


Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat sedang berdiri.
Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstrimitas
bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada
vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada

pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.


Cara penanganan :
- Hindari menggunakan pakaian ketat
- Elevasi kaki secara teratur setiap hari
- Posisi menghadap kesamping saat berbaring
- Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan vena-vena panggul
f. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga

trimester III.
Penyebab :
Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah

progesteron.
Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan

disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus


Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus

yang membesar
Cara penanganan :
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu penuh
Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi lambung untuk
-

menjalankan fungsinya
Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan sekresi asam lambung

yang dibutuhkan untuk pencernaan.


- Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
g. Konstipasi

Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus besar ketika

terjadi peningkatan progesteron


Cara penanganan :
Asupan cairan yang adekuat
Istirahat cukup
Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik
Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur tubuh yang bai, mekanisme

tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur
h. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembulu darah panggul sehingga
mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan

menuju ekstrimitas bawah.


Cara penanganan :
Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya )
Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan mekanisme tubuh yang

baik guna meningkatkan sirkulasi darah


- Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
- Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
i. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu
terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran lengan

yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari


Cara penanganan :
Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
Berbaring rileks
(Helen Varney, 2007 : 536-543 )

8. Kebutuhan Ibu Hamil


a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil
1. Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak 20%. Hal ini
disebabkan karena selam kehamilan pembesaran uterus dapat menekan diafragma sehingga
tinggi diafragma bergeser 4cm dan kapassitas total (paru-paru berkurang 5%).
2. Kebutuhan nutrisi

Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan seimbang yang harus di
konsumsi ibu selama masa kehamilannya meliputi karbohidrat, protein, (60gr/hari),
lemak,vitamin, dan mineral.
3. Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perwatan gigi dan mulut
,perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4. Kebutuhan eliminasi
o Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan trimester III karena adannya
penekanan kandung kemih oleh uterus.
o Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaaksasi otot polos dan kompresi usus
bawah oleh uterus yang membesar pada kehamilan dan serta karena adannya aksihormonal yang
dapat mengurangi gerakan peristaltik usus.
5. Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan trimester III sedagkan
pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6. Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad resiko cidera bagi ibu/ janin.
Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan
melonjak,meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7. Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari dan 8-11 jan pada
malam hari.
8. Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu,
misalnya tetanus neonatorum.
9. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan fisik / fisiologis, persiapan
psikologis, persiapan keuangan, persiapan tempat melahirkan, persiapan transportasi dan
persiapan barang-barang kebutuhan ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
1. Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untukmempererat ikatan keluarga. Sebaiknya
keluarga menjalin komunikasi yangbaik, dengan itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri
dan menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa ketergantungan atau
butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
2. Support dari Tenaga Kesehatan

Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu hamil, membantu
mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan mengenal serta menghindari kemunglinan
komplikasi. Selain itu petugas kesehan juga berperan dalam membantu untuk mempersiapkan
untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan kesehatan yang optimal.
3. Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk membantu menyelesaikan
ketakutan dan kehawatiran yang dialami para calon orang tua.
4. Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini bertujuan untuk memudahkan
anak sebelumnyaq beradaptasi dan menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana
lingkungan mereka yang baru.
(Bobak,2004 : 279-289)
9. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk emastikan seorang
wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan ini terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul serta pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui tanda tanda sebagi berikut ini.
a. Terhentinya menstruasi/amenore
b. Mual dan muntah
c. Tingling (dilep), tegang, berbenjol benjol, pembesaran payudara, dan pelebaran puting susu.
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Kelelahan
f. Perubahan warna pada payudara
g. Menonjolnya kelenjar Montgomery
h. Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
i. Pengeluaran kolostrum dari puting susu
j. Salivasi berlebihan
k. Tanda chadwick
l. Quickening biasanya UK 16 18 mg.
m. Pigmentasi kulit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengeluaran kolostrum
b. Perubahan warna pada payudara
c. Pembesaran pada abdomen
d. Teraba garis janin
e. Ballotement
f. Gerakan janin
g. Bunyi jantung janin
3. Pemeriksaan Pelvis

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4.
a.
b.
c.

Pembesaran uterus
Perubahan bentuk uterus
Tanda piskacek
Tanda hegar
Tanda goodell
Teraba kontraksi baxton hicks
Tanda chadwick
Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
Tes kehamilan positif
USG tampak keberadaan janin
Tampak rangkan jani pada rontgen (x-ray film)
B. KONSEP ANTENATAL CARE (ANC)
1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010; 110)
2. Tujuan ANC
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
3. Kebijakan program
a. Standart minimal asuhan antenatal (7T)
- Timbang berat badan
- Ukur tekanan darah
- Ukur tinggi fundus uteri
- Imunisasi TT
- Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai usia kehamilan 20
minggu)
- Test terhadap PMS
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan , yang terdistribusi
dalam 3 trimester, yaitu sbb:
- 1 kali pada trimester I
- 1 kali pada trimester II
- 2 kali pada trimester III
c. Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan
Trimester

Waktu
Sebelum

Informasi Penting
Membangun hubungan saling percaya antara

petugas kesehatan dengan ibu hamil


Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemis kekurangan zat

Pertama

minggu ke 14

besi, penggunaan praktik tradisional yang

merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan

kesiapan untuk menghadapi komplikasi


Mendorong perilakuk yang sehat (giat, latihan
dan kebersihan, dsb)
Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan

Trimester

Sebelum

kedua

minggu ke 28

Trimester

Antara minggu

ketiga

28 36

Trimester
ketiga

khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu


tentang gejala gejala preeklapmsia, pantau
TD, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria)
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah sakit.
(Marjati dkk, 2010 ;9-13)

4. Penapisan Ibu Hamil


Ibu hamil dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KKR) skor 2 hijau
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko
Kemungkinan besar: persalinan normal,tetap waspada komplikasi persalinan Ibu dan Bayi baru
lahir Hidup Sehat.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapar menyebabkan komplikasi
persalinan. Dampak kematian / kesakitan / kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor 12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau janinnya yang dapat
menyebabkan
- lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
- lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi

SKOR POEDJI ROCHJATI


I
Kelompo
k
Faktor
Resiko

II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
a.
b.
c.
10
11
a.
b.
c.
d.
e.
f.
12
13
14
15
16
17
18
19
20

III
Masalah/Faktor Resiko
Skor Awal Ibu Hamil

IV
TRIBULAN

SKOR
2
I

Terlalu Muda Hamil I < 16


tahun
Terlalu Tua Hamil I >35 tahun
Terlalu Lambat Hamil I, kawin
> 4 tahun
Terlalu lama hamil lagi (>10
tahun)
Terlalu cepat hamil lagi (< 2
tahun)
Terlalu banyak anak, 4 atau
lebih
Terlalu tua umur > 35 tahun
Terlalu pendek < 145 cm
Pernah gagal hamil
Pernah melahirkan dengan
Tarikan tang/vakum
Uri dirogoh
Diberi Infus/tranfusi
Pernah Sectio caesarea
Penyakit pada ibu hamil
Kurang darah
Malaria
TBC paru
Payah jantung
Kencing manis
PMS
Bengkak pada muka/tungkai dan
tekanan darah tinggi
Hamil kembar 2 atau lebih
Hamil kembar air (hydramnion)
Bayi mati dalam kandungan
Kehamilan lebih bulan
Letak sungsang
Letak lintang
Pendarahan dalam kehamilan ini
Preeklampsi berat/ kejang kejang

4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
8
8
8

II

III.1

III.2

(Buku KIA, 2009)

C. KONSEP MANAJEMEN IBU HAMIL


I.

Pengkajian Data.
Tanggal....................Jam.........Tempat........
A. Data Subyektif
1. Biodata.

a suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan (marjati dkk,2010;87)

ma

idikan

rjaan

at

hasilan

: kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun)(Ari S,2009:99)
: Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan asuhan saat hamil dan bersalin
: Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan konseling sesuai pendidikannya. Tingkat
pendidikan ibu hamil juga sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104)
: Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105)
: Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya tentang kehamilan serta untuk
kunjungan rumah jika diperlukan. (marjati,dkk:2010:87)
: Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu waktu ibu dirujuk. Juga sangat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)
2. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan ulang ataupun ada
keluhan.(Ari S,2009;167)
3. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil adalah sering
buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit
(TM II dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum
rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit punggung
(II dan III)
(Ari S, 2009; 123 - 127)
4. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat
dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.

Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan selanjutnya embolisme
paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan dapat
menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama seperti DM, jantung
memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara
lain:
-

Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam kandungan,
persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.

TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan kondisi ibu hamil,
tenaga bahkan ASI juga berkuran. Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum

Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur/ lahir mati

Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature, hydraamnion, kelainan
bawaan,BBL besar, kematian janin dalam kandungan.

HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu mudah terinfeksi.
(Salmah,2006;134))

5. Riwayat kesehatan Keluarga.


Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC, jantung, DM, Asma akan
berpotensi menurun kepada ibu dan akan berdampak pada kehamilan. (Unpad, 1983;155)
6. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
-

Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti hyperemesis, perdarahan
pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan bengkak bengkak ditangan dan wajah.

Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan ditolong oleh siapa.
Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini
mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika
insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk
dikeluarkan pervaginam.

Nifas

Adakah panas, perdarahan, kejang kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan emosi ibu harus
diperhatikan
(Wheeler,2004; 37)
7. Riwayat haid.
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan, meliputi hal hal
seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya sekitar 12 16 tahun) (Ari
S,2009;157), lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau
lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu penetapan tanggal
perkiraan kelahiran) (Wheeler, 2004; 36), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan dapat
menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang
banyak)(Ari S, 2009;157)
8. Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan berapa lama
menikah. (Marjati dkk, 2010;126). Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak
diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari S,2009;101)
9. Riwayat kehamilan sekarang.
Trimester I

: berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan, ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.

Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi,
serta KIE yang didapat. Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat. (marjati dkk,2010; 81)
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang dikonsumsi,
serta KIE yang didapat.
(Marjati dkk, 2010;126)
10. Riwayat KB.
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB jenis apa, sudah
berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.,
11. Pola kebiasaan sehari-hari.
a.

Pola Nutrisi.

Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir membutuhkan 30 40
gram), zat besi rata rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari
3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe,
satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah. (Ari S,2009; 63)
b. Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk menjaga kondisi
kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang + 1-2 jam/hari
c.

Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi usus bawah oleh
uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan
yaitu sering kencing.

d. Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan berat karena
dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya trimester I dan II membuuhkan
bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam
beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan
dan abortus.
e.
Trimester I

Pola seksual
: Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus

Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan
persalinan prematur.(Bobak,2004;135)
12. Riwayat Psikososial
Faktor faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi tentang hamil,
apakah

kehamilannya

direncanakan/diinginkan.

Bagaimana

dukungan

keluarga.

(Bobak,2004;135) adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya akan mempercepat
proses adaptasi ibu dalam menerima perannya (Ari S,1009;173)
13. Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal awal kehamilan, kemudian meningkat pada trimester kedua
karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tubuhnya. (Helen Varney,2006;37)

B. Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.

: Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara keseluruhan (Ari
S,2009;174)
Kesadaran

: Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174)

: tekanan darah pada orang normal rata rata 120/80 mmHg dengan diastole maksimal 140
mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu hamil tekanan darah
menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 10 mmHg
sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen Varney,2007;499)
Nadi

: N= 70x/menit, ibu hamil 80 90x/menit. (Ari S,2009:61)


: Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh hamil > 37,5 C dikatakan demam,

hu

berarti ada infeksi dalam kehamilan.


RR

: Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)


Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama
kehamilan berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 25
% dari biasanya (manuaba,1998:109)

: ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69)
:

<

dari

145 cm.(resiko

meragukan,

berhubungan

dengan

kesempitan

panggul)

(manuaba,1998;134)
Lila

: > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.

2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi.
Rambut
Muka

: bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak

: Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum sebagai tanda kehamilan.
Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.

Mata

: Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis

Hidung

: Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.

Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan
vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.

Leher

: Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak

Dada

: bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae tanda kehamilan,


puting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum

Genetalia

: bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.

Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi
jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96)
b. Palpasi.
Tujuan: - untuk mengetahui umur kehamilan
- Untuk mengetahui bagian bagian janin
- Untuk mengetahui letak janin
- Janin tunggal atau tidak
- Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
- Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
- Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala
Leher

: adakah benjolan abnormal

: Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada saat persalinan
terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung.
Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran prematur, lahir
mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit
misal TBC, radang akut dikepala

Dada

: Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan menghambat laktasi.
Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu.

Abdomen

: Leopold I
fundus uteri.

: Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di

Pengukuran tinggi fundus uteri

Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba

12 minggu TFU 1 2 jari diatas symphisis

16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat

20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat

24 minggu TFU setinggi pusat

28 minggu TFU 3 jari diatas pusat

32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus

36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus

40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus


Tanda kepala : keras, bundar, melenting
Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
Leopold II

Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan menentukan

letak kepala pada ketak lintang


Leopold III :

Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah sudah

masuk PAP atau belum.


Leopold IV

Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,

Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus.

c.

Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak
Anak hidup atau mati
Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak tunggal/ kembar
yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.

Dada

Abdomen

: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC yang dapat memperberat
kehamilan.
: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.

d. Perkusi.

lek patella

:Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1


(Marjati dkk, 2010; 12-13)
3. Pemeriksaan Penunjang.
a.

Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa darah
untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab

Nilai Normal

Nilai Tidak Normal

Diagnosis

Hemoglobin

10,5-14,0

<10,5

Terkait
Anemia

Protein Urin

Terlacak/negatif

Glukosa dalam urin

Bening/negatif
Warna hijau

Kuning,

VDRL/RPR
Faktor rhesus
Golongan Darah
HIV
Rubella

Negatif
Rh +
A B O AB
Negatif

coklat
Positif
Rh+
Positif

Syphilis
Rh sensitization
Ketidakcocokan ABO
AIDS
Anomali pada janin

Positif

jika ibu terinfeksi


Anemia akibat cacing

Feses untuk ova/telur Negatif

Protein urine
orange, Diabetes

cacing dan parasit


b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka janin
belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi kondisi

Diperlukan tanda pasti hamil

Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi

Mencari sebab dari hidraamnion

Untuk menentukan kelainan anak

c.

Pemeriksaan USG
Kegunaannya:

Masalah

Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan

Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal

Mengetahui posisi plasenta

Mengetahui adanya IUFD

Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)

II.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah.


: G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa ibu dan janin baik dengan
kehamilan normal

: ibu mengatakn ini kehamilan ke....Usia kehamilan....HPHT....

: kesadaran

: composmentis/letargis/koma

TD

: 90/60-120/80 mmHg

Nadi

: 60-96x/menit

RR

: 12-20x/menit

Suhu

: 36,5 37,5 C

TB

: ...

BB hamil

: ...

TP

: ...

LILA

: cm

Leopold I

: ...

Leopold II

: ...

Leopold III

: ...

Leopold IV

: ...

Masalah
1. Keputihan
Ds: ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih dari alat kelamin sangat banyak
Do: - Pada pemeriksaan genitalia tampak keputihan yang banyak
- Celana dalam ibu basah karena keputihan tersebut
2. Konstipasi (sembelit)
Ds: ibu mengatakan sulit BAB

Do: pada palpasi teraba skibala

rvensi

ujuan

: G....P....Uk ... minggu, Tunggal, hidup, letkep, intrauterine, keadaa ibu dan janin baik dengan
kehamilan normal
: - Kehamilan berjalan normal tanpa komplikasi
- Keadaa nibu dan janin baik
: kesadaran

: baik

TD

: 90/60-120/80 mmHg

Nadi

: 80-90x/menit

RR

: 16-24x/menit

Suhu

: 36,5 37,5 C

Lila

: ...

TFU

: Sesuai usia kehamilan

DJJ

: 120 160x/menit
Intevensi.

1. Beri informasi pada ibu tentang kondisi ibu dan janin


R: mengidentifikasi kebutuhan atau masalah ibu hamil tentang kondisinya dan janin sehingga
lebih kooperatif dalam menerima asuhan
2. Berikan konseling tentang perubahan fisiologis pada trimester II
R : adanya respon positif dari ibu terhadap perubahan perubahan yang terjadi dapat
mengurangi kecemasan dan dapat beradaptasi dengan perubahan perubahan yang terjadi.
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang
R : sebagai sumber tenaga, pembangun, pengatur, dan pelindung tubuh yang sangat penting bagi
kesehatan ibu dan janin
4. Jelaskan pada ibu tentang tanda tanda bahaya pada trimester II seperti perdarahan, sakit kepala
yang hebat dan nyeri abdomen yang akut
R: dengan mengetahui tanda tanda bahaya, maka ibu dapat mencari pertolongan segera jika hal
itu terjadi
5. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara

R: perawatan payudara membantu dalam masa laktasi, seta puting susu menonjol
6. Beritahu ibu untuk periksa kehamilan secara teratur
R: sebagai upaya dini untuk mendeteksi adanya kelainan kelainan kehamilan
Masalah
1. Keputihan
Tujuan : ibu tidak merasa terganggu dengan adanya keputihan ini
KH

: keputihan berkurang dan kembalinya rasa nyaman

Intervensi:
1.Jelaskan pada ibu bahwa keputihan adalah hal yang fisiologis dan sering terjadi pada ibu hamil
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat mengurangi
kecemasan pada ibu
2.Anjurkan ibu untuk sering mansi, minimal 2 x sehari
R: dengan sering mandi, kebersihan genitalia ibu tetap terjaga
3.Anjurkan ibu untuk menggunakan celana dalam dari bahan katun
R: penggunaan celana dalam dari bahan katun akan menyerap keringat sehingga daerah genitalia
tak lembab
4.Sarankan ibu untuk sering mengganti celana dalam
R: penggunaan celana dalam dengan adanya cairan dari alat kelamin terlalu lama, sebagau
tempat berkembangnya bakteri
2. Konstipasi
Tujuan : Ibu dapat mengatasi konstipasi
KH

: Tidak mengalami konstipasi

Intervensi
1.Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu mengalami konstipasi
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat mengurangi
kecemasan ibu
2.Anjurkan ibu untuk mengonsumsimakanan tinggi serat dengan menu seimbang
R: makanan yang tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat sehingga mempermudah
penegaluaran feses
3.Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi dan menambah konsumsi air
minum menjadi 2liter / hari (8-10 gelas/ hari)

R: minum air hangat akan merangsang peristaltik usus sehingga dapat merangsang pengosongan
kolon lebih cepat. Mengkonsumsi air yang cukup dapat mencegah timbulnya reabsorbsi yang
berlebihan. (Ari S,2009; 123-127)
IV.

Implementasi.
Implementasi mengacu intervensi.

V.

Evaluasi.

Evaluasi mengacu pada implementasiDAFTAR PUSTAKA


Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, dan
Praktik.Jakarta:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Salmah,dkk.2006.AsuhanKebidanan Antenatal.Jakarta:EGC
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika
Unpad I.1983.Obstetri fisiologiI.Bandung:Eleman
Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai